Tes Kelelahan

43
Catatan : 1.Laporan ini di baca dulu untuk menentukan metode mana yang akan dipakai untuk menentukan tes kebugaran. Bisa memilih paket A ( tes Foster dan Calson), paket B(tes Kesemaptaan ABRI), atau paket C (TKJI). 2. Kelas X-3 dibagi menjadi 5 kelompok. a.2 kelompok laki-laki (masing-masing 7 orang) Untuk bertanggung jawab dalam pengumpulan data tes. Tes dilakukan oleh 2 kelompok ini, boleh terpisah boleh bersamaan. Semua anggota kelompok wajib menjalani tes. b. 3 kelompok perempuan (7, 7, dan 8 orang) Untuk bertanggung jawab dalam : Pembuatan angket Analisis data Pembuatan Pendahuluan dan Penutup chiell

Transcript of Tes Kelelahan

Catatan :1. Laporan ini di baca dulu untuk menentukan metode mana yang

akan dipakai untuk menentukan tes kebugaran. Bisa memilih paket A ( tes Foster dan Calson), paket B(tes Kesemaptaan ABRI), atau paket C (TKJI).

2. Kelas X-3 dibagi menjadi 5 kelompok.a. 2 kelompok laki-laki (masing-masing 7 orang)

Untuk bertanggung jawab dalam pengumpulan data tes.Tes dilakukan oleh 2 kelompok ini, boleh terpisah boleh bersamaan. Semua anggota kelompok wajib menjalani tes.

b. 3 kelompok perempuan (7, 7, dan 8 orang)Untuk bertanggung jawab dalam : Pembuatan angket Analisis data Pembuatan Pendahuluan dan Penutup

chiell

LAPORAN INDIVIDU

Laporan Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tes Pengukuran dan Evaluasi Yang Diampu oleh Bambang Priyonoadi, M.Kes

Oleh:

Bramuaji Cahya 05603141006

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAANFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTADESEMBER 2008

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Tes, Pengukuran, dan Evaluasi

Tes adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh data. Suatu

tes dapat dikatakan baik apabila memenuhi beberapa syarat, antara lain: 1)

Valid yaitu mengukur apa yang harus diukur sesuai dengan tujuan (ketepatan

dalam pengukuran), misalnya alat ukur untuk tinggi badan menggunakan

stadiometer. Poin ini dapat diketahui dari tingkat validitasnya. Validitas

adalah derajat ketepatan dalam pengukuran yang diwujudkan dalam bentuk

angka, kisaran angkanya ± 1. Validitas sama dengan mengkorelasikan atau

menghubungkan dua variabel (gejala yang terjadi di lapangan) atau lebih,

contohnya panjang lengan dengan hasil lemparan. 2) Reliabel yaitu keajegan

didalam pengukuran, diukur berulang-ulang mendapatkan hasil yang sama

(ketetapan). Kisaran angkanya lebih besar, mendekati 1 yaitu 0,9 karena yang

dikorelasikan sama. Maksudnya menghubungkan variabel yang sama, misal

panjang lengan, jadi yang dikorelasikan adalah panjang lengan antara

probandus 1,2,3 dan seterusnya. 3) Objektif yaitu memberikan penilaian apa

adanya tidak dipengaruhi variabel manapun (jumlahnya lebih dari tiga). 4)

Ada Pedoman Pelaksanaan artinya suatu tes tersebut harus mempunyai

tujuan, alat-alat yang digunakan, pelaksanaan atau langkah-langkah yang

akan dilalui dalam mengikuti suatu tes, serta mempunyai norma bagi umur

dan tingkat tertentu dalam penilaian. 5) Ekonomis artinya alat-alat yang

digunakan murah dan mudah didapat.

3

Pengukuran adalah proses menggunakan alat tersebut untuk

mendapatkan data. Pengukuran dimaksudkan menentukan sifat, kemampuan,

dan watak seseorang atau kelompok. Nilai atau hasil pengukuran itu sendiri

tidak berarti, dan baru berarti setelah dinilai dan diinterpretasikan data yang

ada. Evaluasi adalah pemberian pertimbangan, makna, penilaian setelah data

itu diambil. Pengukuran menentukan status, sedangkan proses evaluasi

menentukan arti tentang status itu.

(Referensi: Bambang Priyono Adi, M.Kes dalam Tes Pengukuran dan Evaluasi, 2008)

B. Kebugaran Jasmani

Yang dimaksud dengan kebugaran jasmani adalah melakukan aktifitas

fisik tanpa mengalami kelalahan yang berarti serta masih mampu melakukan

aktivitas lainnya. Kebugaran jasmani ada dua yaitu yang berhubungan dengan

kesehatan meliputi:

1. Daya tahan paru jantung, yakni kemampuan paru

jantung mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam jangka waktu lama.

2. Daya tahan otot adalah kemampuan otot melakukan

serangkaian kerja dalam waktu yang lama.

3. Kelentukan adalah kemampuan persendian bergerak

secara leluasa.

4. komposisi tubuh adalah perbandingan berat tubuh

berupa lemak dengan berat tanpa lemak ang dinyatakan dalam persentase

lemak tubuh.

Yang berhungan dengan ketrampilan yaitu kecepatan, power,

kelincahan, koordinasi, waktu reaksi, kecepatan, daya tahan otot,

keseimbangan

(Referensi: Bambang Priyono Adi, M.Kes dalam Tes Pengukuran dan Evaluasi, 2008)

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. TES KEBUGARAN JASMANI BERHUBUNGAN DENGAN

KESEHATAN

1. Tes Kelelahan dari Foster

Tes dari Foster ini bertujuan untuk menentukan atau bagaimana

keadaan jantung setelah melakukan latihan ringan. Apabila dalam bentuk

latihan ringan frekuensi jantung tambah dengansepanjang kondisi anak

tersebut tidak baik.

Alat-alat : stopwatch, pensil dan kertas blanko

Pelaksanaan :

Langkah I: Dalam sikap berdiri denyut nadi diambil selama 30 detik.

Kalau tidak tenang (nervous) diambil dalam waktu yang lebih lama lagi.

Jumlah dalam waktu 1 menit dihitung sebagai dalam table 3.

Langkah 2: lari ditempat selama 30 detik dengan 180 derajat step per

menit (30 detik dengan 90 step). Setelah lari terus mengambil sikap

berdiri seenaknya; lalu D.P diambil dengan segerasetelah 5 detik atau 15

detik sampai pengetes bisa mengambil lebih baik. Jumlah dalam 1 menit

dihitung sebagai B.

Langkah 3: setelah anak coba berdiri dengan enak selama 45 detik D.P

diambil lagi dan jumlah per menit catat sebagai C.

Langkah 4: untuk menentukan hasilnya dapat dilihat dalam table 3. 15

adalah nilai maksimal yang mungkin dapat dicapai.

5

Tabel III

Table Poster Untuk Efisiensi Jasmani

AD.P sebelum

Test

Perbedaan D. P Sebelum dan segera setelah test (B-A)

Perbedaan D.P sebelum dan setelah test (C-A) 45 detik

Nilai Perbedaan Nilai Perbedaan Nilai100- kurang 0101-105 -1106-110 -2 0 - 20 15111-115 -3 21 - 30 13 5 -1116-120 -4 31 - 40 11 6 - 10 -2121-125 -5 41 - 50 9 11 - 15 -3126-130 -6 51 - 60 7 16 - 20 -4131-135 -7 61 - 70 5 21 - 25 -5

(Referensi: Buku Moeslim, Tes Dan Pengukuran Jilid I)

Contoh : Seorang anak dalam sikap berdiri D. P. 76 dilihat pada A dapat

nilai 0. Denyut Pulse segera setelah melakukan latihan ringan 106,

sehingga perbedaannya adalah 106 - 76 = 30; untuk ini memperoleh nilai

13 (B-A). Setelah berdiri selama 45 detik denyut Pulse menjadio 86,

sehingga C-A = 10; dalam tabel memperoleh nilai -2. Jadi tingkat efisiensi

jasmaninya adalah 0+13+(-2)=11.

Kriteria penilaian

Table Klasifikasi Tes Foster

Interval Kategori(-3) – (-1) Kurang

0 -3 Cukup 4 - 7 Baik 8 - 11 Baik sekali12 -15 Sempurna

6

Contoh Hasil Tes Foster

Nama : Bramuaji Cahya

Umur : 21

DN awal : 74

Step : 72

DN 15 dtk : 132

DN 45 dtk : 90

Perhitungan : 3

Kriteria : Cukup

Analisis : dalam tes foster testee tergolong cukup, tetapi langkah

belum mencapai 90/ detik. Penurunan denyut nadi setelah melakukan latihan

dan istirahat, ternyata mendekati DN awal, sehingga dalam perhitungan semua

kelompok yang mengikuti tes, testee Bramuaji Cahya dinyatakan berkategori

cukup. Dibandingkan dengan perhitungan masing-masing anggota dalam

kelompoknya, testee Bramuaji Cahya paling baik karena anggota yang lain

berkategori kurang.

7

2. Tes Kelelahan dari Calson

A. Tujuan :

Tes kurva kelelahan Carlson adalah bertujuan untuk menguji tekanan

terberat pada tiap-tiap individu. Carlson merasa tes fisik yang baik

banyak persyaratannya untuk menampakkan kondisi fisiknya yang

dialaminya.

B. Cara Pelaksanaan :

Kurva kelelahan secara umum dalam fisiologis, yang mana

kemampuan fisik titik tidak mampu lagi digunakan pada pertengahan

latihan. Pelaksanaanya yaitu peserta harus berlari secepat mungkin

selama 10 detik dalam tiap sessi (babak) dengan diselingi waktu

istirahat selama 10 detik. Peserta melakukan sebanyak 10 sesi

(babak) dengan 10 detik tiap sessinya dan mengambil denyut nadi

untuk 10 detik kemudian dikalikan 6, dan mencatat denyut nadi:

1. Sebelum latihan, peserta duduk pada lantai atau tanah.

2. 10 detik setelah latihan.

3. 2 menit setelah latihan

4. 4 menit setelah latihan

5. 6 menit setelah latihan.

Dalam melaksanakan lari, harus diperhatikan menaikkan kaki dan

menurunkan kaki secukupnya pada lantai secepat mungkin dia dapat

melakukannya selama 10 detik. Subjek hanya menghitung jumlah

dari menapaknya kaki kanan pada lantai, dan mencatat tiap-tiap sessi

(babak) latihan. Kemudian jumlah seluruhnya dari tiap-tiap sessi

dijumlahkan untuk mengetahui hasil akhirnya.

C. Alat: stop watch, bolpoin, dan buku catatan

8

D. Penilaian

Penilaian dari tes ini meliputi jumlah dari kedua nilai yaitu: dari

menapaknya kaki kanan pada lantai selama tiap-tiap 10 sessi (babak)

latihan, dan denyut nadi yang dinyatakan pada pembahasan diatas.

Kelelahan disebabkan menurunnya jumlah tiap-tiap sessi jika peserta

telah melakukannya dengan seluruh tenaga. Jika tiap sessi sedikit

menunjukkan melemahnya repetisi dari data sessi sebelumnya, ada

kesalahan tiap sessi sekarang atau kurang penerapan pada peserta.

(Referensi: Buku Moeslim, Tes Dan Pengukuran Jilid I)

Contoh Hasil Pengukuran Tes Kelelahan dari Calson :

Nama : Bramuaji Cahya

Denyut Nadi Awal` : 76 per menit

Setelah Latihan

NO JUMLAH LANGKAH DENYUT NADI1 20 1142 24 1443 27 1564 28 1625 26 1686 27 1747 27 1808 25 1809 27 18010 30 192

Keterangan: Istirahat 2 menit 20 x 6 = 1204 menit 19 x 6 = 1146 menit 13 x 6 = 78

9

Grafik Column Hasil Pengukuran Denyut Nadi Setelah Melakukan Tes Carlson

Analisis : pada inning ke 7 masuk ke 8 teste mulai kelelahan. Dapat dilihat dari

jumlah langkah yang menurun tetapi denyut nadi masih tetap tinggi. Tetapi pada

inning 10 langkah meningkat namun disertai denyut nadi yang sangat tinggi.ada

kesalahan karena tiap sesi menunjukkan jumlah repetisi atau langkah yang naik

turun. Ini berarti testee tidak melakukan tes dengan seluruh tenaga.

E. Keuntungan

Diantara keuntungan dari tes kurva kelelahan Carlson adalah:

1. Tes dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan

yang minimum.

2. Dengan jumlah yang besar, subjek dapat menguji hanya dalam

waktu 10 menit.

3. Merupakan alat tes yang baik dalam metode evaluasi.

4. Merupakan sebuah latihan pengkondisian.

5. Sebagian besar teste dapat dites dalam waktu sepuluh menit.

Indeks Presentase dari kondisi table evaluasi Carlson

10

1. Lingkari angka evaluasi yang terdekat dari jumlah kalinya kaki kanan

yang menyentuh lantai untuk kesepuluh Inning.

2. lingkari angka evaluasi yang terdekat dari jumlah kelima penghitungan

denyut nadi dalam tabel.

3. Jumlahkan kedua angka evaluasi dan cari jumlah angka evaluasi tersebut

dalam table evaluasi indeks kondisi

Tabel Evaluasi Jumlah Kalinya Kaki Kanan Menyentuh Lantai Sepuluh Inning dan Jumlah

Denyut Nadi untuk 5 Penghitungan

Jumlah Langkah

10 Inning

Angka Evaluasi Jumlah Denyut

Nadi 5 kali

Pengambilan

Angka

Evaluasi

Kuranng dari 140 14 Kurang dari 350 1

140 – 170 13 350 – 375 2

171 – 200 12 376 – 400 3

201 – 230 11 401 – 425 4

231 – 260 10 426 – 450 5

261 – 290 9 451 – 475 6

291 – 320 8 476 – 500 7

321 – 350 7 501 – 525 8

351 – 380 6 526 – 550 9

381 – 410 5 551 – 575 10

411 – 440 4 576 – 600 11

441 – 470 3 601 – 625 12

471 – 500 2 626 – 650 13

Lebih dari 500 1 Lebih dari 650 14

Tabel Evaluasi Indeks Kondisi

11

Jumlah Evaluasi

Dalam Persen

(%)

Kategori Jumlah Evaluasi Dalam

Persen (%)

Kategori

2

3

4

5

97

95

93

91

Baik Sekali

16 69 Perlu

Aktivitas17 67

18 65

19 63

6

7

8

9

10

89

87

85

83

81

Baik

20 61

Pertanyaan!

Perlu

Diselidiki

21 59

22 57

23 55

24 53

11

12

13

14

79

77

75

73

Cukup

25 51

Jelek! Perlu

Pemeriksaan

Dokter

26 49

27 47

28 45

15 71 Sedang/Rata-rata

12

B. TES KESEMAPTAAN ABRI

Macam, Susunan dan Kegunaan Tes

Tes Kesamaptaan Jasmani ABRI merupakan suatu Battery Tes yang terdiri

dari:

a. Battery Tes ke-I disebut “Tes Samapta A” adalah tes lari 12 menit (aerobic

dari Cooper)

b. Battery Tes ke-II disebut “Tes Samapta B” yang terdiri dari:

1. Pull Up maksimal 1 menit

2. Squat Jump maksimal 1 menit

3. Push Up maksimal 1 menit

4. Sit Up maksimal 1 menit

5. Shuttle Run maksimal 1 menit

c. Komponen- komponen Kesamaptaan Jasmani yang diukur

1) Daya Tahan (Endurance)

2) Kekuatan (Strength)

3) Kecepatan (Speed)

4) Kelincahan (Agility)

5) Koordinasi (Coordination)

d. Kegunaan tiap-tiap macam kegiatan Tes:

1) Tes lari 12 menit

Ditujukan untuk mengukur daya tahan (endurence)

a) Daya tahan otot (muscular endurence)

b) Daya tahan kerja jantung, peredaran darah, dan pernafasan

(Cardio – Respiratory Endurance).

2) Tes Samapta B

a) Pull Up : ditempuh untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot

lengan.

b) Squat Jump : ditempuh untuk mengukur kekuatan dan daya tahan

otot kaki serta keseimbangan dan koordinasi.

c) Push Up : ditempuh untuk mengukur kekuatan dan daya tahan

otot lengan

13

d) Sit Up : ditempuh untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot

perut

e) Shuttle Run : (6X10 meter) ditujukan untuk mengukur

kelincahan, koordinasi, kecepatan, ketepatan, dan cara mengubah

arah.

3) Interval waktu

Setelah Tes A dilakukan, Testee diberi waktu istirahat selama 10

sampai15 menit baru boleh melakukan Tes B. interval waktu tiap item

pada Tes B adalah 5 sampai 10 menit tiap orang.

Petunjuk Tehnik Tes:

1. Lari lapangan 12 menit

Alat : Stop Watch, alat tulis, formulir, peluit, kapur, lintasan lari 400 m

Pelaksanaan : teesti siap dibelakang garis start dengan sikap berdiri.

Setelah ada aba-aba dari starter, lari secepat mungkin selama 12 menit.

Pada saat 12 menit habis, peluit ditiup dan semua teesti harus berhenti

ditempat. Penghitung keliling mendekati teesti dan mencatat jumlah jarak

yang ditempuh oleh teesti.

Penilaian : yang dinilai adalah jarak yang ditempuh oleh teesti.

2. Pull-Up

Alat : Stop Watch, palang besi yang diletakkan setinggi 2,5 m.

Pelaksanaan : teesti menggantung dengan sikap tapak tangan

menghadap kemuka ibu jari dibawah palang. Teesti mengangkat badan

keatas sehingga dagu melewati palang dan terletak diatasnya, tidak boleh

dengan cara sentakan.

Penilaian : yang dinilai adalah banyaknya mengangkat yang syah

3. Push-Up

Alat : Stop Watch, alat-alat tulis

Pelaksanaan : teesti tiarap kedua tangan dibawah bahu, kedua

lengan dibengkokkan disamping badan. Kedua kaki lurus kebelakang

dengan ujung-ujung jari terletak pada lantai sehingga kaki tegak lurus

14

dengan tumit. Jarak kaki selebar bahu. Testi meluruskan kedua

lengannya sehingga badan terangkat keatas, punggung harus agar terus

menerus segaris dengan kepala dan kedua kaki. Turunkan badan dengan

membengkokkan lengan sehingga dada menyentuh lantai.

Penilaian : yang dicatat dan dinilai adalah jumlah gerakan yang benar

4. Sit-Up

Alat : Stop Watch, alat-alat tulis

Pelaksanaan : teesti berbaring terlentang dengan kedua kaki lurus

terbuka ± 40 cm, kedua tangan diletakkan dibelakang kepala dengan jari-

jari berpegangan dan yang lain membantu memegangi kaki. Gerakannya

yatu teesti bangun dan menyentuhsiku kiri pada lutut kanan, terlentang

lagi sperti sikap semula. Bangun dan menyentuhkan siku kanan pada

lutut kiri dan seterusnya.

Penilaian : yang dinilai adlah banyaknya melakukan.

5. Shuttle-Run

Alat : lapangan, tonggak atau cone, kapur tanda batas, stop watch, alat

tulis, peluit.

Pelaksanaan : teesti mengambil sikap start berdiri dibelakang

garis start disebelah kanan tonggak atau cone. Setelah dengar bunyi

peluit atau aba-aba “Ya” teesti mulai lari menuju tonggak yang

didepannya hingga melalui tonggak tersebut, berbalik kembali. Pada tiap

melalui tonggak, tonggak pertama selalu berada disebelah kiri dan juga

pada waktu meninggalkan tonggak, tonggak kedua selalu berada

disebelah kanan. Dengan patokan lari tersebut membentuk angka

delapan, jaraknya 10 m. jumlah jarak yang ditempuh adalah 60 m yang

berarti melakukan 3 gerakan bolak-balik.

Penilaian : prestasi diambil dalam waktu detik.

(Referensi: Staf Personil, Pembinaan Manusia Dan Pendidikan Hankam. (1975). Buku Petunjuk Lapangan Dan Buku Petunjuk Tehnik Latihan Binjas Abri Untuk Satuan Lapangan Abri. Cetakan Kedua hal 139-151)

15

Kriteria penilaianTable Klasifikasi Tes Military

Interval Kategori386 – 438 Sempurna333 – 385 Baik sekali280 – 332 Baik 227 – 279 Cukup174 – 226 Kurang

Tabel kriteria ini dibuat berdasarkan nilai terendah dan tertinggi peserta tes, karena dalam buku sumber belum mencantumkan criteria penilaian dan hanya mencantumkan nilai T.

Hasil Military Tes

Nama : Bramuaji Cahya

Umur : 21

Lari 12 mnt : 2000 (29)

Pull Ups 1 mnt : 1 (14)

Push Ups 1 mnt : 23 (58)

Sit Ups 1 mnt : 30 (76)

Shuttle Run 6X10 mtr : 18’16 (73)

T Score total : 250 kategori : ( cukup)

Analisis : Teste dalam keseluruhan tes dari semua kelompok yang

mengikuti tes dinyatakan cukup, namun hasil yang sangat buruk pada

salah atu item tes yaitu pull up. Ini karena daya tahan otot lengan yang

rendah yang disebabkan kurangnya latihan pa otot-otot tangan. Jika

dibandingkan dengan anggota dalam kelompoknya berkategori kurang.

16

C. TKJI

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA ( TKJI )

Tes kesegaran jasmani Indonesia dibedakan antara putera dan puteri

Untuk putera terdiri dari :

1. Lari cepat 60 meter,

2. Gantung angkat tubuh 60 detik,

3. Baring duduk atau Sit – up 60 detik,

4. Loncat tegak, dan

5. Lari 1200 meter.

Untuk puteri terdiri dari :

1. Lari cepat 60 meter,

2. Gantung siku tekuk,

3. Baring duduk atau Sit – Up 60 detik,

4. Loncat tegak,

5. Lari 1000 meter.

Kegunaan tes

TKJI dipergunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran

jasmani.

Alat dan fasilitas

1. Lintasan lari ( lapangan yang datar dan tidak licin ),

2. Stopwatch, bendera start, formulir tes, peluit, alat tulis, penghapus

3. Papan berskala untuk loncat tegak, serbuk kapur

Ketentuan pelaksanaan

1. TKJI ini merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes

harus dilaksanakan secara berurutan dan tidak terputus-putus.

2. Urutan pelaksanaan tes sebagai berikut :

Pertama : Lari cepat 60 meter

Kedua : - Gantung ankat tubuh untuk putera

- Gantung siku tekuk untuk puteri

Ketiga : Baring duduk atau Sit – Up 60 detik

Keempat : Loncat tegak

17

Kelima : - Lari 1200 meter untuk putera

- Lari 1000 meter untuk puteri

PETUNJUK PELAKSANAAN TES

1. Lari 60 meter

a. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

b. Alat dan fasilitas terdiri dari :

1. Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin,

2. Bendera start, peluit, stop watch, dan alat tulis

c. Petugas tes : petugas keberangkatan dan pengukur waktu merangkap

pencatat hasil

d. Pelaksanaan

1) Sikap permulaan : Peserta tes berdiri di belakang garis start.

2) Gerakan

a) Pada aba-aba “SIAP” peserta tes mengambil sikap start berdiri,

siap untuk lari,

b) Pada aba-aba “ YA” peserta tes lari secepat mungkin

menuju garis finish, menempuh jarak 60 meter.

3) Lari masih bisa diulang apabila :

a. Pelari mencuri start,

b. Pelari tidak melewati garis finish, dan

c. Pelari terganggu dengan pelari yang lain.

4) Pengukuran waktu

Pengukuran waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat

sampai pelari tepat melewati garis finish.

e. Pencatat hasil

a) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk

menempuh jarak 60 meter, dalam satuan waktu detik.

b) Waktu dicatat satu angka di belakang koma.

18

2. Tes Gantung Angkat Tubuh Untuk Putera, Dan Tes Gantung Siku

Tekuk Untuk Puteri

a. Tes gantung angkat tubuh 60 detik, untuk putera

1. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan

ketahanan otot lengan dan otot bahu.

2. Petugas tes : Pengamat waktu, Penghitung gerakan dan merangkap

pencatat hasil

3. Pelaksanaan

1. Sikap permulaan

Peserta berdiri dibalakang palang tunggal. Kedua lengan

berpegangan poada palang tunggal selebar bahu. Pegangan

telapak tangan menghadap kearah letak kepala.

2. Gerakan

1. Mengangkat tubuh dengan membengkokkan kedua lengan,

sehingga dagu menyentuh atau berada diatas palang

tunggal, kemudian kembali ke sikap permulaan. Gerakan

ini dihitung saku kali.

2. Selama melakukan gerakan, mulai dari kepala sampai ujung

kaki tetap lurus.

3. Gerakan ini dilakukan secara berulang-ulang, tanpa

istirahat sebanyak mungkin selama 60 detik.

3. Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila :

a) Pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan

mengayun,

b) Pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh

palang tunggal, dan

c) Pada waktu kembali kesikap permulaan kedua lengan tidak

lurus.

4. Pencatatan hasil

a. Gerakan yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan

dengan sempurna

19

b. Gerakan yang dicatat adalah jumlah ( frekuensi ) angkatan

yang dapat dilakukan dengan sikap sempurna tanpa istirahat

selama 60 detik.

c. Peserta yang tidak dapat melakukan tes angkat tubuh ini,

walaupun telah berusaha diberi nilai Nol ( 0 ).

b. Tes gantung siku tekuk untuk puteri

1. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan

otot lengan dan otot bahu.

2. Pelaksanaan : Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit diatas

kepala peserta

a. Sikap permulaan : Peserta berdiri dibawah palang tunggal kedua

tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu, pegangan

telapak tangan mengahadap kebelakang.

b. Gerakan : Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat

keatas sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada

diatas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama

mungkin.

3. Baring Duduk Atau Sit – Up 60 Detik

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.

b. Alat dan fasilitas tediri dari :

1) Lantai atau lapangan yang datar,

2) Stopwatch,

3) Alat tulis,

4) Alas / tikar / matras jika diperlukan.

c. Petugas tes terdiri dari : Pengamat waktu, Penghitung gerakan

merangkap pencatat hasil

d. Pelaksanaan

1. Sikap permulaan

20

a) Berbaring terlentang dilantai atau rumput, kedua lutut ditekuk

dengan sudut lebih kurang 90 derajat, kedua tangan jari-jarinya

berselang selip diletakkan dibelakan kepala atas.

b) Petugas / peserta lain memegang atau menekan kedua

pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat.

2. Gerakan

a) Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap

duduk sehingga kedua sikunya menyentuh kedua paha kemudian

kembali kesikap permulaan,

b) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang secara cepat tanpa

istirahat, selam 60 detik.

Catatan :

1) Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas sehingga jari-

jarinya tidak terjalin lagi,

2) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha dan

3) Mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh.

e. Pencatatan hasil

1) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring

duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selam 60 detik

2) Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, diberi

nilai Nol ( 0 )

4. Loncat Tegak

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak atau tenag eksplosif

b. Alat dan fasilitas terdiri dari :

1) Papan berskala Cm, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm, dipasang

pada dinding yang rata-rata atau tiang.

2) Jarak antara lantai dan angka Nol ( 0 ) pada skala yaitu 150 cm

3) Serbuk kapur, penghapus papan tulis, alat tulis

c. Petugas tes : Pengamat dan pencatat hasil

d. Pelaksanaan

21

1. Sikap permulaan

a) Terlebih dahulu ujung jaru tangan peserta diolesi dengan serbuk

kapur.

b) Peserta berdiritegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala

berada disamping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang

dekat dinding diangkat lurus keatas, telapak tangan ditempelkan

pada papan berskalal sehingga meninggalkan bekas raihan

jarinya .

2. Gerakan

a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan

kedua lengan diayun kebelakang. Kemudian peserta meloncat

setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan ujung jari

sehinggga menimbulkan bekas.

b) Lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirahat atau diselingi

oleh peserta yang lain.

e. Pencatatan hasil

1) Raihan tegak dicatat,

2) Ketiga raihan tegak loncat dicatat,

3) Raihan loncatan tertinggi dikurangi raihan tegak.

5. Lari 1200 Meter Untuk Putera Dan 1000 Meter Untuk Puteri

a. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung,

peredaran darah dan pernapasan.

b. Alat dan fasilitas terdiri dari :

1) Lintasan lari 1200 meter untuk Putera dan 1000 meteruntuk Putri,

2) Stopwatch, bendera start, peluit, dan alat tulis

c. Petugas tes terdiri dari atas :

Petugas keberangkatan, Pengukur waktu, Pencatat hasil

d. Pelaksanaan

1. Sikap permulaan : Peserta berdiri dibelakang garis start.

2. Gerakan

22

a) Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri,

siap untuk lari.

b) Pada aba-aba “YA” peserta lari menuju garis finish, menempuh

jarak 1200 meter untuk putera dan 1000 meter untuk puteri.

Catatan :

1) Lari diulang bila mana ada pelari yang mencuri start.

2) Lari diulang bila mana pelari tidak melewati garis finish.

e. Pencatatan hasil

1) Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera diangkat sampai

pelari tepat melintasi garis finis.

2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk

menempuh jarak 1200 meter untuk putera dan 1000 meter untuk

puteri. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.

Tabel NilaiTES KESEGARAN JASMANI INDONESIA

Untuk putera

Nilai Lari 60 meter

Gantung angkat tubuh

Baring duduk

60 detik

Loncat tegak

Lari 1200 meter

Nilai

5 S.d – 7,2” 19 Keatas

41 Keatas

73 Keatas

s.d – 3’14”

5

4 7.3” – 8,3”

14 – 18 30 – 40 60 – 72 3’15” – 4’25”

4

3 8,4” – 9,6”

9 – 13 21 – 29 50 – 59 4’26” – 5’12”

3

2 9,7” – 11,0”

5 – 8 10 – 20 39 – 49 5’13” – 6’33”

2

1 11,1” dst 0 - 4 0 – 9 38 dst 6’34” dst 1

23

Tabel NilaiTES KESEGARAN JASMANI INDONESIA

Untuk puteri

Nilai Lari 60 meter

Gantung siku

tekuk

Baring duduk

60 detik

Loncat tegak

Lari 1000 meter

Nilai

5 S.d – 8,4” 41” keatas

28 Keatas

50 Keatas

S.d – 3’53”

5

4 8,5” – 9,8”

22” – 40” 20 – 28 39 – 49 3’53” – 4’56”

4

3 9,9” – 11.4”

10” – 21” 10 – 19 31 – 38 4’57” – 5’58”

3

2 11,5” – 13,4”

3” – 9” 3 – 9 23 – 30 5’59” – 7’23”

2

1 13,5” dst 0” – 2” 0 – 2 22 dst 7’24” dst 1

A. Table norma

NORMA TES KESEGARAN JASMANI INDONESIAUntuk Putera dan puteri

No Jumlah nilai Klasifikasi1. 22 – 25 Baik sekali ( BS )2. 18 – 21 Baik ( B )3. 14 – 17 Sedang ( S )4. 10 – 13 Kurang ( K )5. 5 – 9 Kurang sekali ( KS )

24

Contoh Hasil Tes TKJI

Nama : Bramuaji Cahya

Umur : 21

Lari 60 meter : 09’52” (3)

Gantung Angkat Tubuh : 1 (1)

Sit Up : 22 (3)

Lari 1200 meter : 7’39 (1)

Loncat tegak : (2)

- Awalan : 227 cm

- Loncatan I : 267 cm

- Lomcatan II : 265 cm

- Loncatan III : 268 cm

Nilai total : 10

Kategori : Kurang

Analisis: Teste Bramuaji Cahya secara keseluruhan dari semua kelompok

yang mengikuti tes termasuk kurang. Karena pencapaian nilai pada tes

gantung angkat tubuh dan lari 1200 meter sangat rendah. Hasil ini disebabkan

teste saat mengikuti tes TKJI baru senbuh dari sakit. Selain itu juga daya

tahan otot lengannya memang kurang bagus. Jika dibandingkan dengan

anggota dalam kelompoknya teste juga berkategori kurang.

25

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil tes yang dilakukan saat mengikuti kuliah

Tes Pengukuran dan Evaluasi, banyak sekali nahasiswa yang nilai tesnya

apabila dikonversikan terhadap norma yang ada ini kurang bagus. Ini bisa

disebabkan oleh banyak factor baik dari dalam diri individu sendiri

ataupun dari luar, missalnya ketidak seriusan saat melakukan tes, tingkat

kebugaran jasmani rendah, pengetahuan tentang tes sangat minim.

B. Saran

Saran yang bisa penyusun sampaikan adalah alat atau sarana dijaga

kulitasnya serta lebih memfasilitasi mahasiswa dalam mencari sumber jika

kesulitan mencari di perpus.

26

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. Moeslim. Tes dan Pengukuran Jilid I.

Iskandar Z. Adisapoetra. (1999). Panduan Teknis Tes & Latihan Kesegaran

Jasmani Untuk Anak Sekolah. Jakarta

Staf Personil, Pembinaan Manusia Dan Pendidikan Hankam. (1975). Buku

Petunjuk Lapangan Dan Buku Petunjuk Tehnik Latihan Binjas Abri Untuk

Satuan Lapangan Abri. Cetakan Kedua..Jakarta: Departemen Pertahanan

Keamanan.

Tim Lab Fisiologi. (2006) Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia. Yogyakarta. Laboratorium Fisiologi FIK UNY

The Nelson Hand Reaction Test: Buku kesehatan, tes pengukuran dan evaluasi halaman 88.

The Nelson Foot Reaction Test: Buku kesehatan, tes pengukuran dan evaluasi halaman 88.

www.google.com/bompa book Johnson B.L. & Nelson J.K. Practical Measurements for Evaluation in PE 4th Ed. 1986

27