Lap AKHIR-HPPS-HR-YUL- 10 Nov2014 -...
Transcript of Lap AKHIR-HPPS-HR-YUL- 10 Nov2014 -...
2
3
RINGKASAN Salah satu permasalahan yang ada di Indonesia bahkan dunia adalah bahwa dunia
sedang menghadapi krisis Energi di mana cadangan energi fosil yang ada sekarang tidak akan mencukupi lagi, bahkan dalam dua puluh tahun ke depan, cadangan tersebut akan habis, sehingga pada saat ini Negara kita berada dalam krisis energi. Sementara itu, dalam masa krisis energi ini, masyarakat bahkan pemerintah masih menunjukkan sikap boros energi. Hal ini dapat dilihat dari gedung-gedung yang didirikan belum memperhitungkan efektifitas penggunaan penerangan ruangan sehingga pada siang hari masih membutuhkan penerangan yang membutuhkan banyak energi. Hal ini juga terlihat pada ruang kuliah yang sering ditinggalkan mahasiswa dalam keadaan penerangan dan proyektor masih dalam keadaan hidup.
Permasalahan tersebut menggambarkan bahwa, sikap boros energi juga ditunjukan oleh mahasiswa yang merupakan salah satu komponen dari masyarakat, padahal mahasiswa ini dianggap sebagai bagian dari masyarakat yang mempunyai intelektual tinggi. Sebagai ciri kaum intelektual adalah peduli dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan juga penggunaan energi, artinya, mahasiswa mempunyai karakter yang hemat energi. Oleh sebab itu, perlu dibangkitkan suatu karakter hemat energi dari setiap masyarakat melalui contoh (tut wuri handayani) yang ditunjukkan oleh mahasiswa agar permasalahan krisis energi di Indonesia dapat dibantu menguranginya melalui pendidikan fisika di universitas-universitas dan sekolah-sekolah.
Permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Fisika PPs UNP saat ini, salah satunya, adalah adanya ketidaksingkronan antara materi perkuliahan fisika yang bersifat lanjut di Program Studi Magister Pendidikan Fisika PPs UNP dengan materi pelajaran fisika yang bersifat dasar di sekolah tempat dimana mahasiswa atau guru mengajar. Ketidaksingkronan tersebut membuat mahasiswa merasa dan menganggap bahwa materi perkuliahan kurang bermanfaat bagi mereka karena kurang menunjang tugas-tugas pokok mereka di sekolah. Hal ini juga disebabkan belum ada bahkan belum pernah diteliti model pengintegrasian materi perkuliahan fisika yang bersifat lanjut kedalam materi pembelajaran fisika yang bersifat dasar, padahal, mereka akan turun ke masyarakat dan dapat menyebarkan karakter hemat energi dari sekolah. Artinya, Mahasiswa memiliki potensi untuk memberikan sikap dan karakter hemat energi kepada masyarakat.
Salah satu matakuliah wajib di Program Studi Magister Pendidikan Fisika PPs UNP adalah Materi dan Energi (2 SKS). Kehadiran matakuliah ini adalah salah satu bentuk kepedulian dan tanggung jawab UNP terhadap permasalahan Indonesia yang sedang krisis energi. Visi matakuliah tersebut adalah mewujudkan mahasiswa yang berkarakter hemat energi. Meskipun sudah banyak materi fisika yang mendeskripsikan jenis-jenis energi, namun hukum-hukum fisika yang mendasari semua proses hemat energi belum terungkapkan.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu perkuliahan serta menjembatani kesenjangan antara materi perkuliahan yang bersifat lanjut di Program Studi Magister Pendidikan Fisika PPs UNP dengan materi pembelajaran fisika yang bersifat dasar di SMA. Tujuan khusus penelitian pada Tahun Pertama: 1. Mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA menggunakan strategi problem solving dengan mengintegrasikan materi energi mikrohidro ke dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai; 2. Mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA menggunakan strategi inovatif problem solving dengan mengintegrasikan materi energi panas bumi ke dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai; 3. Mengembangkan perangkat
4
pembelajaran fisika SMA menggunakan model creative problems solving dengan mengintegrasikan materi energi angin ke dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai; 4. Mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA mengunakan strategi creative problem solving dengan mengintegrasikan materi energi biomassa ke dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai; 5. Melihat pengaruh modul pembelajaran fisika SMA menggunakan strategi inovatif dan model PDEODE dengan menintegrasikan materi energi radiasi matahari ke dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai.
Tujuan khusus penelitian pada Tahun Kedua, 1. Mengindentifikasi hukum-hukum fisika yang mendasari semua proses energi baru dan terbarukan seperti: mikro hidro, geothermal, angin, biomassa dan radiasi matahari 2. Mengembangkan perangkat perkuliahan fisika materi dan energi dengan kriteria valid, praktis dan efektif. Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan untuk menghasilkan produk tertentu. Model pengembangan yang digunakan terdiri dari dua model yaitu: 1) model 4-D yaitu define, design, develop dan disseminate, 2) McKenny yaitu: Preliminary, Prototype, Assesment
Untuk mencapai tujuan penelitian maka stategi yang digunakan adalah membagi penelitian ini menjadi 5 sub penelitian. Penelitian Tahun pertama adalah pengembangan perangkat perkuliahan Fisika berbasis creative problems solving, penelusuran hukum-hukum fisika yang mendasari semua proses energi serta mengetahui karakteristik fisika semua proses mikro hidro, geothermal, angin, biomassa dan radioasi matahari. Penelitian pada tahun pertama dipimpin oleh peneliti utama Dr. Hamdi, M.Si. sebagai pengampu matakuliah dan dibantu oleh anggota peneliti dan peneliti pendamping, 4 peneliti pembantu mahasiswa S2 dan 1 peneliti pembantu mahasiswa S1.
Pada tahun kedua, akan dilakukan pengembangan mengindentifikasi hukum-hukum fisika yang mendasari semua proses energi baru dan terbarukan seperti: mikro hidro, geothermal, angin, biomassa dan radiasi matahari, dipimpin oleh Dr. Hamdi, M.Si., sub penelitian kedua adalah dan mengembangkan perangkat perkuliahan fisika materi dan energi dengan kriteria valid, praktis dan efektif dan terintegrasi karakter hemat energi dipimpin oleh Dr. Yulkifli, M.Si., sedangkan Dr. H. Ahmad Fauzi, M.Si., akan memimpin pengembangan perangkat pembelajaran fisika menggunakan strategi creative problems solving. Masing-masing penanggung jawab sub penelitian akan didampingi oleh 1 tenaga pembantu peneliti mahasiswa S2 dan 1 tenaga pembantu peneliti mahasiswa S1.
Luaran penelitian adalah didapatkan 4 buah proposal penelitian (Widya, Septa Arnas, Indah Chyntia Dewi, dan Rio Wiharza) dan 1 buah skripsi (Wiwi Lania) pada tahun pertama, 1 buah perangkat perkuliahan materi dan energi berbasis creative problems solving dengan kriteria (minimal) valid, praktis dan efektif dan 5 buah buah perangkat pembelajaran fisika SMA yang inovatif berbasis berbasis creative problems solving dengan kriteria valid, praktis dan efektif pada tahun ketiga. Hasil-hasil penelitian akan dipublikasikan pada (1) Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika ISSN: 2252-3014, Penerbit Program Studi Magister Pendidikan Fisika Program Pascasarjan Universitas Negeri Padang (belum terintegrasi) dan (2) Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia ISSN 1693-1246, Penerbit Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang, terakreditasi berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No.81/Dikti/Kep/2011. Publikasi artikel di: (1) prosiding SEMIRATA 2014 di IPB dengan judul ”Pengintegrasian Karakter Hemat Energi ke dalam Materi Fisika SMA menggunakan Concept Fitting Technique”, (2) prosiding SEMNAS MIPA UNP 2014 di UNP dengan judul ”Integrasi Energi Terbarukan Dan Karakter Hemat Energi Dalam Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Model Creartive Problem Solving Dengan Pendekatan Open-Ended Berdasarkan Analisis Kebutuhan”. Selanjutnya, draft artikel yang akan di publikasikan di Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia (JPFI) dengan
5
judul “ Pengintegrasian Materi Energi Radiasi Matahari ke Dalam Materi Kalor dan Listrik”. Hasil-hasil penelitian juga akan disebarluaskan kepada guru-guru fisika di sekolah, komunitas ilmuan dan masyarakat dalam bentuk diskusi aktual, seminar, workshop, lokakarya dan sosialisasi dalam rangka mewujudkan visi masyarakat yang berkarakter hemat energi. Kata-kata kunci: mata kuliah materi dan energi, mata pelajaran fisika SMA, perangkat perkuliahan, perangkat pembelajaran, strategi creative problems solving,
6
DAFTAR ISI Hal.
HALAMAN PENGESAHAN RINGKASAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
2 3 5 8 9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang B. Tujuan khusus C. Urgensi (keutamaan) penelitian
10 10 13 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. State of the art dari bidang yang diteliti
1. Kondisi terkini Program Studi Magister Pend. Fisika PPs UNP 2. Matakuliah Materi dan Energi 3. Energi dan Krisis Energi
3.1 Energi 3.2 Krisis Energi
4. Energi Terbarukan 4.1 Energi Mikrohidro 4.2 Energi Angin 4.3 Energi Panas Bumi 4.4 Energi Biomassa 4.5 Energi Radiasi Matahari
5. Pembelajaran Fisika menurut Kurikulum 2013 6. Pembelajaran Fisika yang Kreatif dan Inovatif 7. Model Pembelajaran Creative Problem Solving 8. Pendidikan Karakter Indonesia 9. Karakter Hemat Energi 10. Pengintegrasian Karakter hemat Energi Ke Dalam
Pembelajaran Fisika
B Rencana Penelitian yang akan dilaksanakan
16 16 16 21 24 24 24 25 26 27 28 28 29 30 32 34 38 39 42
44
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan penelitian B. Manfaat Penelitian
45 45 47
BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Rancangan Pengembangan
1. Teknik Pengembangan 2. Prosedur Pengintegrasian
C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen 1. Jenis Data 2. Instrumen Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
50 50 50 50 50 57 57 57 58
7
1. Analisis Data Validitas 2. Analisis Data Reliabilitas 3. Analisis Data Praktikalitas
58 59 59
BAB V HASIL YANG DICAPAI A. Bentuk Pengintegrasian Karakter hemat Energi Ke Dalam
Pembelajaran Fisika B. Buku Ajar C. Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Terintegrasi Materi dan
Energi D. Prosiding
62 62
65 71
108 BAB VI TAHAPAN SELANJUTNYA
A. Tahapan Pengintegrasian B. Tahapan Validasi C. Tujuan Penelitian Tahun Kedua D. Luaran Penelitian Tahun Kedua E. Strategi Pencapaian Tahun Kedua
110 110 110 111 112 112
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran
113 113 114
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
115 122
8
DAFTAR TABEL
Hal. Tabel 1 Sebaran Mata Kuliah S2 pada Program Studi Magister Pendidikan
Fisika PPs UNP 12
Tabel 2 Daftar Nama Dosen Tetap Program Studi Magister Pendidikan Fisika
19
Tabel 3 Silabus Mata Kuliah Materi dan Energi 22
Tabel 4 Sintak Creative Problem Solving versi Alex Osborn 34
Tabel 5 Penjabaran Indikator Sikap Ilmiah 39
Tabel 6 Penjabaran Indikator Karakter hemat Energi 40
Tabel 7 Kategori validitas perangkat pembelajaran 62
Tabel 8 Kategori Praktikalitas Perangkat Pembelajaran 64
Tabel 9 Hasil analisis terhadap materi fisika, energi terbarukan dan karakter hemat
energi.
97
9
DAFTAR GAMBAR
Hal. Gambar 1 Diagram Latar belakang Penelitian 12
Gambar 2 Mengintegrasikan karakter hemat energi ke dalam konsep-konsep fisika menggunakan Concepts Fitting Technique
44
Gambar 3 Fishbone Diagram Untuk Penelitian Karakter Hemat Energi 44
Gambar 4 Teknik Penintegrasian menggunakan Concept Fitting Technique 51
Gambar 5 Diagram Langkah-langkah penelitian 61
10
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang ada di Indonesia bahkan dunia adalah bahwa dunia
sedang menghadapi krisis Energi dimana cadangan energi fosil yang ada sekarang tidak
akan mencukupi lagi, bahkan dalam dua puluh tahun ke depan, cadangan tersebut akan
habis, sehingga pada saat ini negara kita berada dalam krisis energi. Sementara itu, dalam
masa krisis energi ini, masyarakat bahkan pemerintah masih menunjukkan sikap boros
energi. Hal ini dapat dilihat dari gedung-gedung yang didirikan belum memperhitungkan
efektifitas penggunaan penerangan ruangan sehingga pada siang hari masih membutuhkan
penerangan yang membutuhkan banyak energi. Hal ini juga terlihat pada ruang kuliah yang
sering ditinggalkan mahasiswa dalam keadaan penerangan dan proyektor masih dalam
keadaan hidup.
Permasalahan tersebut menggambarkan bahwa, sikap boros energi juga ditunjukan
oleh mahasiswa yang merupakan salah satu komponen dari masyarakat, padahal
mahasiswa ini dianggap sebagai bagian dari masyarakat yang mempunyai intelektual
tinggi. Sebagai ciri kaum intelektual adalah peduli dan mempunyai rasa tanggung jawab
terhadap lingkungan dan juga penggunaan energi, artinya, mahasiswa mempunyai karakter
yang hemat energi. Oleh sebab itu, perlu dibangkitkan suatu karakter hemat energi dari
setiap masyarakat melalui contoh yang ditunjukkan oleh mahasiswa agar permasalahan
krisis energi di Indonesia dapat dikurangi melalui pendidikan fisika di universitas-
universitas dan sekolah-sekolah.
Permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan
Fisika PPs UNP saat ini, salah satunya adalah adanya ketidaksingkronan antara materi
perkuliahan fisika yang bersifat lanjut di Program Studi Magister Pendidikan Fisika PPs
UNP dengan materi pelajaran fisika yang bersifat dasar di sekolah tempat dimana
mahasiswa atau guru mengajar. Ketidaksingkronan tersebut membuat mahasiswa merasa
dan menganggap bahwa materi perkuliahan kurang bermanfaat bagi mereka karena kurang
menunjang tugas-tugas pokok mereka di sekolah. Hal ini juga disebabkan belum ada
bahkan belum pernah diteliti model pengintegrasian materi perkuliahan fisika yang bersifat
lanjut kedalam materi pembelajaran fisika yang bersifat dasar, padahal mereka akan turun
ke masyarakat dan dapat menyebarkan karakter hemat energi dari pembelajaran sekolah.
11
Artinya, mahasiswa memiliki potensi untuk memberikan sikap dan karakter hemat energi
kepada masyarakat.
Salah satu matakuliah wajib di Program Studi Magister Pendidikan Fisika PPs UNP
adalah Materi dan Energi (2SKS). Kehadiran matakuliah ini adalah salah satu bentuk
kepedulian dan tanggung jawab UNP terhadap permasalahan Indonesia yang sedang krisis
energi. Visi matakuliah tersebut adalah mewujudkan mahasiswa yang berkarakter hemat
energi. Meskipun sudah banyak materi fisika yang mendeskripsikan jenis-jenis energi,
namun hukum-hukum fisika yang mendasari semua proses hemat energi belum
terungkapkan.
Pada sisi lain, penguasan kompetensi dasar siswa SMA pada materi-materi tertentu
dalam mata pelajaran fisika di Sumatera Barat masih kurang. Hal ini terungkap
berdasarkan hasil penenelitan pemetaan dan peningkatan mutu pendidikan dari Fauzi, dkk.,
(2011). Penguasaan kompetensi mata pelajaran fisika sebagai mata pelajaran sasaran ujian
nasional tingkat SMA khususnya di Kota Bukit Tinggi dan Kabupaten Agam adalah masih
rendah (KKM<60%), salah satunya adalah menjelaskan hubungan usaha dengan perubahan
energi dalam kehidupan sehari-hari dan besaran-besaran yang terkait.
Jika dicermati secara lebih mendalam kompetensi yang tidak dikuasai peserta didik
seperti yang disebutkan di atas maka terlihat bahwa kompetensi tersebut sebenarnya
merupakan hukum-hukum fisika yang mendasari proses energi seperti mikro hidro,
geothermal, angin, biomassa dan radiasi matahari. Ini berarti pengingtegrasian materi
perkuliahan materi dan energi ke dalam perangkat pembelajaran fisika SMA khususnya
pada kompetensi bermasalah akan memberi perluang terhadap penguatan materi fisika
SMA dengan konsep-konsep baru yang berkaitan dengan energi baru dan terbarukan.
Bagaimana model pengintegrasian materi energi ke dalam pengembangan perangkat fisika
SMA yang inovatif sampai saat ini belum pernah diteliti. Di Indonesia, hibah tim penelitian
pascasarjana ini adalah yang pertama yang mengintegrasian materi energi ke dalam
pengembangan perangkat pembelajaran fisika SMA yang inovatif sebagai upaya
pendidikan karakter hemat energi. Diagram fishbone latar belakang penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 1.
12
Gambar 1. Digram latar belakang penelitian
13
B. Tujuan Khusus
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu perkuliahan serta
menjembatani kesenjangan antara materi perkuliahan yang bersifat lanjut di Program Studi
Magister Pendidikan Fisika PPs UNP dengan materi pembelajaran fisika yang bersifat
dasar di SMA.
Tujuan khusus penelitian pada Tahun Pertama:
1. Mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA menggunakan strategi
problems solving dengan mengintegrasikan materi energi mikrohidro ke dalam
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai;
2. Mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA menggunakan strategi
creative problems solving dengan mengintegrasikan materi energi angin ke dalam
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai;
3. Mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA menggunakan strategi
creative problems solving dengan mengintegrasikan materi energi panas bumi ke
dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai;
4. Mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA mengunakan strategi
creative problems solving dengan mengintegrasikan materi energi biomassa ke
dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai;
5. Melihat pengaruh modul pembelajaran fisika SMA mengunakan strategi inovatif
dan model PDEODE dengan mengintegrasikan materi energi radiasi matahari ke
dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sesuai;
Tujuan khusus penelitian pada Tahun Kedua
1. Mengindentifikasi hukum-hukum fisika yang mendasari semua proses energi baru
dan terbarukan seperti: mikrohidro, geothermal, angin, biomassa dan radiasi
matahari;
2. Mengembangkan perangkat perkuliahan fisika materi dan energi dengan kriteria
valid, praktis dan efektif.
Untuk mencapai tujuan penelitian maka strategi yang digunakan adalah membagi
penelitian ini menjadi 5 sub penelitian. Penelitian Tahun pertama adalah pengembangan
perangkat perkuliahan Fisika berbasis creative problems solving, penelusuran hukum-
hukum fisika yang mendasari semua proses energi serta mengetahui karakteristik fisika
semua proses mikro hidro, geothermal, angin, biomassa dan radiasi matahari. Penelitian
pada tahun pertama dipimpin oleh peneliti utama Dr. Hamdi, M.Si. sebagai pengampu
14
matakuliah dan dibantu oleh anggota peneliti dan peneliti pendamping, 4 peneliti pembantu
mahasiswa S2 dan 1 peneliti pembantu mahasiswa S1.
Pada tahun kedua, akan dilakukan pengembangan untuk mengindentifikasi hukum-
hukum fisika yang mendasari semua proses energi baru dan terbarukan seperti: mikro
hidro, geothermal, angin, biomassa dan radiasi matahari, dipimpin oleh Dr. Hamdi, M.Si.,
sub penelitian kedua adalah mengembangkan perangkat perkuliahan fisika materi dan
energi dengan kriteria valid, praktis dan efektif dan terintegrasi karakter hemat energi
dipimpin oleh Dr. Yulkifli, M.Si., Sedangkan Dr. H. Ahmad Fauzi, M.Si., akan memimpin
pengembangan perangkat pembelajaran fisika menggunakan strategi creative problems
solving. Masing-masing penanggung jawab sub penelitian akan didampingi oleh 1 tenaga
pembantu peneliti mahasiswa S2 dan 1 tenaga pembantu peneliti mahasiswa S1.
Luaran penelitian adalah didapatkan 4 buah proposal penelitian (Widya, Septa
Arnas, Indah Chyntia Dewi, dan Rio Wiharza) dan 1 buah skripsi (Wiwi Lania) pada tahun
pertama, 1 buah perangkat perkuliahan materi dan energi berbasis creative problems
solving dengan kriteria (minimal) valid, praktis dan efektif dan 5 buah buah perangkat
pembelajaran fisika SMA yang inovatif berbasis berbasis creative problems solving dengan
kriteria valid, praktis dan efektif pada tahun ketiga. Hasil-hasil penelitian akan
dipublikasikan pada (1) Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika ISSN: 2252-3014, Penerbit
Program Studi Magister Pendidikan Fisika Program Pascasarjan Universitas Negeri Padang
(belum terintegrasi) dan (2) Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia ISSN 1693-1246, Penerbit
Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang, terakreditasi berdasarkan Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi No.81/Dikti/Kep/2011. Publikasi artikel di prosiding
SEMIRATA 2014 di IPB dengan judul ”Pengintegrasian Karakter Hemat Energi ke dalam
Materi Fisika SMA menggunakan Concept Fitting Technique. Selanjutnya, draft artikel
yang akan di publikasikan di Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia (JPFI) dengan judul “
Pengintegrasian Materi Energi Radiasi Matahari ke Dalam Materi Kalor dan Listrik”.
Hasil-hasil penelitian juga akan disebarluaskan kepada guru-guru fisika di sekolah,
komunitas ilmuan dan masyarakat dalam bentuk diskusi aktual, seminar, workshop,
lokakarya dan sosialisasi dalam rangka mewujudkan visi masyarakat yang berkarakter
hemat energi.
15
C. Urgensi (Keutamaan) Penelitian
Ada beberapa alasan pentingnya penelitian ini dilakukan:
1. Karakter boros energi yang berkembang di masyarakat sudah memperihatinkan;
2. Tuntutan dari Dirjen Dikti agar mahasiswa program studi magister dan program
studi sarjana dapat mempublikasi tesis dan skripsi mereka di Jurnal Nasional online
sehingga mahasiswa S2 dan S1 perlu dilibatkan dalam penelitian;
3. Ketidaksingkronan materi perkuliahan fisika yang bersifat lanjut di Program Studi
Magister Pendidikan Fisika PPs UNP dengan materi pembelajaran fisika yang
bersifat dasar di SMA;
4. Tuntutan agar setiap guru dan calon guru mengembangkan perangkat pembelajaran
fisika SMA yang bersifat PAIKEM;
5. Tuntutan dari pendidikan berkarakter hemat energi sebagai salah satu bentuk upaya
menanggulangi krisis energi;
Kontribusi dari penelitian ini di dalam bidang IPTEKS adalah didapatkan model baru
pengintegrasian materi energy baru dan terbarukan yang bersifat lanjut di Program Studi
Magister Pendidkan Fisika PPs UNP dengan materi fisika yang bersifat dasar di SMA
menggunakan model-model inovatif berbasis creative problems solving. Realisasi
kontribusi pada pengembangan IPTEKS diperlihatkan oleh lahirnya beberapa topik
penelitian baru, pengembangan model perkuliahan fisika di perguruan tinggi,
pengembangan model pembelajaran Fisika di SMA, pengembangan perangkat perkuliahan
di perguruan tinggi, pengembangan perangkat pembelajaran fisika di SMA yang siap
disajikan pada prosiding dan jurnal nasional baik oleh dosen, mahasiwa S2 maupun
mahasiswa S1. Hasil-hasil penelitian dapat pula disebar luaskan kepada guru-guru fisika di
sekolah, komunitas ilmuan dan masyarakat dalam bentuk diskusi aktual, seminar,
workshop, lokakarya dan sosialisasi dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
berkarakter hemat energi.
16
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. State of the art dari bidang yang diteliti
1. Kondisi terkini Program Studi Magister Pendidikan Fisika PPs UNP
Pendirian Program Studi Magister Pendidikan Fisika di PPS UNP tidak terlepas dari
adanya tuntutan terhadap seorang pendidik yang professional yang tidak hanya menguasai
ilmu tetapi juga metode pembelajaran. Undang-Undang Sisdiknas (UU No. 20 Tahun
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 40 ayat 2a) mensyaratkan seorang pendidik
yang profesional tidak hanya menguasai bidang ilmu dan bahan ajar, tetapi juga menguasai
metode pembelajaran yang tepat, mampu memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan
yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan. Pendidik yang profesional
juga harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang hakekat manusia dan masyarakat.
Hakikat ini melandasi pola pikir dan pola kerja pendidik dan loyalitasnya kepada profesi
pendidikan. Untuk menjadi profesional seorang pendidik dituntut untuk memiliki lima hal:
(1) mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya, (2) menguasai secara
mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa,
(3) bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi, (4)
mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya,
(5) seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya
(Supriadi 1998). Namun banyak permasalahan pendidikan di bidang pendidikan fisika
yang belum dapat terpecahkan seperti guru atau dosen kurang menguasai metode mengajar
yang tepat, kurang kreatif dan kurang menguasai konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar
fisika dan IPA. Oleh karena itu seyogianyalah seorang guru dan dosen fisika yang
berkualifikasi S1 meningkatkan penguasaan metode, materi dan pembelajaran fisika,
sehingga dapat membawa siswanya menyenangi pelajaran fisika. Realitas di lapangan
menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran fisika belum sesuai dengan karakteristik
bidang studi fisika itu sendiri. Pada masa mendatang tenaga kependidikan yang kurang
profesional akan ketinggalan dan tidak dibutuhkan lagi oleh masyarakat penggunanya. Para
tenaga ahli yang memiliki kemampuan akademik yang profesional yang berkualifikasi S2
akan banyak diperlukan masyarakat. Untuk mendukung kompetensi akademik yang
profesional tersebut maka pendalaman materi fisika dan pembelajarannya disamping
metode pembelajaran perlu dilakukan lebih lanjut di tingkat magister agar pendidikan
fisika memberikan hasil yang optimal.
17
Dalam rangka memenuhi tuntutan profesionalisme pendidik yang harus sesuai
dengan bidang keahliannya, maka Pascasarjana UNP bertekat untuk mengakomodasi
perkembangan terbaru tersebut dengan mengusulkan peningkatan status konsentrasi
magister pendidikan fisika menjadi Program Studi Magister Pendidikan Fisika sejak tahun
2010. Progam Studi Magister Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Padang
bertujuan menjadi pusat pendidikan yang terkemuka di wilayah Barat dalam menyiapkan
tenaga ahli Pendidikan Fisika melalui penelitian, pengembangan dan penyebarluasan teori-
teori dan prinsip-prinsip ilmu fisika dan pembelajaran fisika, sebagai wahana untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang memiliki literasi sains dan
teknologi. Progam Studi Magister Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri
Padang ini akan menjadi pelopor dalam pembaharuan pendidikan Fisika. Lulusan Progam
Studi Magister Pendidikan Fisika di Sumatera Barat, Pascasarjana Universitas Negeri
Padang diharapkan mempunyai kemampuan akademik maupun profesional dalam ilmu
Pendidikan Fisika, menjadi guru bina dan selalu berusaha mengembangkan ilmu melalui
penelitian dan pengembangan sesuai dengan bidang studinya.
Visi Program Studi Magister Pendidikan Fisika adalah menjadikan Progam
Magister pendidikan fisika ini sebagai program unggulan dalam pengembangan
pendidikan Fisika dan menghasilkan Magister Pendidikan Fisika yang kemampuan
akademik tinggi, profesional, cendikia dan agamais”. Visi Program Studi Magister
Pendidikan Fisika yang dirumuskan tahun 2008 ternyata sejalan dengan visi PPs UNP yang
dirumuskan tahun 2012 yaitu menjadi pusat keunggulan yang menghasilkan magister
dan doktor dalam bidang ilmu, teknologi, dan seni yang dilandasi iman dan takwa.
Berdasarkan visi, maka misi Program Studi Magister Pendidikan Fisika adalah
sebagai berikut:
a. Mampu meningkatkan kemampuan pedagogik dalam bidang pendidikan fisika.
b. Membentuk manusia seutuhnya (beriman, bertaqwa, berilmu) dan Magister
pendidikan Fisika sebagai calon pendidik yang memiliki komitmen tinggi terhadap
profesi kependidikan Fisika.
c. Melaksanakan pendidikan dan pembelajaran fisika yang berkualitas agar lulusan
dapat merencanakan, melaksanakan, menilai dan mengevaluasi pembelajaran fisika
dengan profesional.
18
d. Mengembangkan laboratorium sehingga dapat menunjang kegiatan eksperimen dan
penelitian pendidikan, mengembangkan berbagai multi media serta model
pembelajaran fisika.
e. Melaksanakan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dalam bentuk kerja sama
dengan sekolah dalam peningkatan kualitas pembelajaran fisika di Sekolah.
f. Mampu meningkatkan kemampuan sosial ditengah masyarakat.
g. Melahirkan lulusan magister yang cendikia dan agamais
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, maka kurikulum Program Studi Magister
Pendidikan Fisika PPs UNP dirancang untuk menghasilkan lulusan Program studi
magister pendidikan fisika, Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang diharapkan
memiliki kemampuan sebagai perencana, pengembang, pemikir, dan praktisi yang
memiliki: (a) wawasan yang luas dan kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan dengan
segala aspeknya; (b) penguasaan yang mendalam dalam bidang ilmu yang menjadi
keahliannya; (c) kemampuan meneliti, mengembangkan, merencanakan, dan mengelola
pendidikan serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan
dan bidang-bidang lainnya.
Tujuan dan arah program magister pendidikan fisika diarahkan pada hasil lulusan
yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. mempunvai kemampuan mengembangkan dan memutakhirkan ilmu pendidikan
fisika dengan cara menguasai dan memahami, pendekatan, metode, kaidah ilmiah
pembelajaran fisika disertai ketrampilan penerapannya;
b. mempunyai keinampuan rnemecahkan permasalahan di bidang pendidikan fisika
melalui kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah:
c. mempunyai kemampuan mengembangkan kinerja profesionalnya yangditunjukkan
dengan ketajaman analisis permasalahan, keserbacakupan tinjauan, kepaduan
pemecahan masalah atau profesi yang serupa;
Kompetensi Utama lulusan adalah (1) mampu menguasai konsep-konsep dasar yang
mantap dalam bidang pendidikan fisika, (2) mampu meningkatkan pelayanan profesi
pendidikan fisika melalui penelitian dan pengembangan, (3) Mampu mengembangkan diri
dan berperan serta dalam memecahkan masalah pendidikan fisika di masyarakat, (4)
mampu meningkatkan kemampuan profesional di bidang pendidikan fisika dan (5) mampu
mengembangkan kreativitas yang inovatif dalam bidang pendidikan fisika. Sedangkan
kompetensi pendukung dari Lulusan Progam Studi Magister Pendidikan Fisika,
19
Pascasarjana Universitas Negeri Padang diharapkan menampilkan diri sebagai pribadi yang
memiliki integritas yang tinggi, terbuka dan tanggap terhadap kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta perkembangan masyarakat, mampu mengembangkan ilmu khususnya
disiplin ilmu pendidikan Fisika dan secara terus menerus memotivasi diri sebagai pendidik
yang profesional.
Kurikulum Progam Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas Negeri
Padang disusun atas dasar (1) pengembangan kurikulum pendidikan sarjana (S1)
Pendidikan Fisika, (2) Sarana dan prasarana (staf pengajar, laboratorium, kondisi daerah),
dan (3) kebutuhan lapangan (kurikulum sekolah menengah dan lapangan kerja). Kurikulum
ini juga sudah dibahas dua kali oleh tim penyusun proposal di PPs UNP tanggal 18 April
2008 dan 28 Mei 2008. Atas dasar pertimbangan-pertimbangan maka disusun sebaran mata
kuliah S2 pada Program Studi Magister Pendidikan Fisika PPsUNP, seperti terlihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Sebaran Mata Kuliah S2 pada Program Studi Magister Pendidikan Fisika PPs UNP
No Kode dan Matakuliah SKS Semester
1 2 3 4 I Matakuliah Umum (7) 502 Filsafat ilmu Fisika 2 √ 503 Metode penelitian 3 √ 505 Statistik 2 √ II Matakuliah Dasar Keahlian (7) 507 Landasan Ilmu Pendidikan 3 √ III Matakuliah Dasar Keahlian I (6) 713 Strategi Pembelajaran Fisika 3 √ 714 Evaluasi Pembelajaran Fisika 3 √ IV Matakuliah Keahlian II (20) A. Wajib (16) 801 Mekanika Kuantum 2 √ 802 Mekanika Klasik 2 √ 803 Mekanika Statistik 3 √ 804 Elektrodinamika 3 √ 805 Materi dan Energi 2 √ 806 Biofisika 2 √ 807 Materi dan energi 2 √ B Pilihan * (4) 810 Instrumentasi dan Pengukuran Fisika 2 √ 811 Media Pembelajaran Fisika berbasis TIK 2 √ 813 Pengelolaan laboratorium Fisika 2 √ 814 Fisika dalam kehidupan sehari-hari 2 √ V Matakuliah Keahlian III** (4)
20
No Kode dan Matakuliah SKS Semester
1 2 3 4 625 Desain Pembelajaran Fisika 2 √ 604 Pengembangan Kurikulum Fisika 2 √ VI Tesis (8) 698 Seminar Proposal Tesis 1 √ 699 Seminar Hasil Penelitian 1 √ 700 Tesis 6 √
Jumlah seluruh SKS 44 15 12 10 7
48** 15 14**
12**
7
*) dipilih 2 SKS di semester 2 dan 2 SKS di semester 3 **) wajib bagi mahasiswa yang berasal dari non-kependidikan Sedangkan daftar nama-nama dosen pengampu matakuliah dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Daftar Nama Dosen Tetap Program Studi Magister Pendidikan Fisika No.
Nama Dosen
Gol Pendidikan Bidang Keahlian
Mengampu Mata Kuliah S2
1. Prof. Dr. Festiyed, M.S.
IV c S1 S2 S3
IKIP Padang ITB Bdg UNP Pdg
Pend. Fisika Fisika Pendidikan
Filsafat ilmu, Metodologi penelitian, dan evaluasi pembelajaran fisika
2. Dr. Hamdi, M.Si.
III d S1 S2 S3
IKIP Padang ITB Bdg ITB Bdg
Pend. Fisika Fisika Fisika
Mekanika Kuantum, Materi dan Energi, Statistik
3. Dr. H. Ahmad Fauzi, M.Si.
III c S1 S2 S3
IKIP Padang ITB Bdg ITB Bdg
Pend. Fisika Fisika Fisika
Materi energi, Mekanika statistik, Materi dan energi
4. Dr. Hj. Ratnawulan, M.Si.
III c S1 S2 S3
IKIP Padang ITB Bdg ITB Bdg
Pend. Fisika Fisika Fisika
Mekanika klasik, Elektrodinamika, dan Biofisika
5. Dr. Usmeldi, M.Pd
S1 S2 S3
IKIP Padang UPI Bdg UPI Bdg
Pend. Fisika Pend. Fisika Pend. Fisika
Pengelolaan laboratorium fisika, desain pembelajaran dan pengembangan kurikulum
6. Dr. Yulkifli, S.Pd., M.Si.
IIIc S1 S2 S3
IKIP Padang ITB Bdg ITB Bdg
Pend. Fisika Fisika Fisika
Instrumentasi dan pengukuran
Berdasarkan sebaran matakuliah pada Tabel 2 dan dosen pengampu matakuliah pada Tabel
3 terlihat bahwa matakuliah 805 Materi dan Energi merupakan matakuliah keahlian
bersifat wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Fisika
21
PPs UNP dengan dosen pengampu Dr. Hamdi, M.Si (Ketua Peneliti) dan Dr. Yulkifli, M.Si
(anggota peneliti).
2. Matakuliah Materi dan Energi
Matakuliah Materi dan Energi (2 SKS) pada Program Studi Magister Pendidikan
Fisika PPs UNP disusun atas dasar Peraturan Presiden RI No 5 tahun 2006 tentang
kebijakan energi. Dalam Pasal 2 ayat 1 dinyatakan bahwa Kebijakan energi nasional
bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan keamanan pasokan energi
dalam negeri (wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia) salah satunya adalah
Sumatera Barat. Artinya, pemerintah mengajak seluruh lapisan masyarakat ikut berperan
aktif dalam mengamankan pasokan energi sehingga tidak terjadi kondisi krisis energi yang
akan merugikan masyarakat semua, dimana krisis energi adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu keberlangsungan kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam maupun faktor manusia. Oleh karena
itu, Sumatera Barat sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia bertanggung
juga jawab menjamin ketersediaan energi bagi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia demi keberlangsungan hidup masyarakatnya.
Mengingat Indonesia kaya akan sumber energi selain energi fosil berupa baru dan
terbarukan, maka dalam Peraturan Presiden RI No 5 tahun 2006 Pasal 2 ayat 2 point 2
nomor 6 dan Peraturan Menteri ESDM No 10 tahun 2012, dinyatakan bahwa untuk
kedepannya dapat dicarikan suatu sumber energi baru yang terbarukan. Ini beraarti, bahwa
selain dicarikan sumber energi baru terbarukan, juga dibangun karakter masyarakat
Sumatera Barat maupun Indonesia yang hemat energi sehingga, melalui jalur pendidikan,
Program Studi Magister Pendidikan Fisika PPs UNP harus memupuk, dan
menumbuhkembangkan karakter hemat energi bagi mahasiswanya yang akan
menyebarkan karakater tersebut bila mahasiswa bertugas nantinya di tengah-tengah
mayarakat.
Untuk mewujudkan karakter hemat energi tersebut, maka Program Studi Magister
Pendidikan Fisika PPs UNP menyikapinya dengan cara menyusun suatu matakuliah
Materi dan Energi (2 SKS). Silabus matakuliah, mengacu kepada PPRI No.5 tahun 2006
dan Peraturan Menteri ESDM No 10 tahun 2012, yang menitik beratkan kepada energi
yang baru dan terbarukan. Disamping itu, Rujukan yang digunakan untuk menyusun
matakuliah ini adalah (1) UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, (2)
22
Peraturan menteri pendidikan nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi, (3)
Peraturan menteri pendidikan nasional republik Indonesia nomor 41 tahun 2007 tentang
standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, dan (4) Sumber-sumber lain
yang relevan seperti, (a) Skinner, B. J. and Porter, S. C., (1987), Physical Geology, John
Wiley & Son., (b) Kupchella, C. E. and Hyland, M. C., (1989), Environmental Science,
Allyn and Bacon, (c) Sterheim, M. M. and Kane, J. W. (1991), General Physics, John
Wiley & Son. (d) Hawkes, J. and Latimer, I., (1995), Lasers: Theory and practice, Prentice
Hall. (e) Russo, S. and Silver, M., (2000), Introductory Chemistry, New York., dan (f)
Berbagai sumber dari Internet
Kedudukan Matakuliah Materi dan Energi merupakan matakuliah keahlian bagi
mahasiswa S2 Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Sinopsis matakuliah ditekankan kepada pembahasan tentang konsep materi dan perubahan
materi serta energi yang menyertai perubahan materi tersebut. Pembahasan diawali dengan
pangertian materi dan energi, energi serta sumber-sumber energi dalam kehidupan
manusia. Mata kuliah ini memberikan pengetahuan tentang materi (partikel-partikel) dari
yang berukuran sangat kecil (mikroskopik) sampai ke yang berukuran sangat besar
(makroskopik) serta potensi energi yang dapat dihasilkan akibat aktivitas materi tersebut.
Kompetensi Awal yang dibutuhkan adalah telah pernah mempelajari materi Fisika Dasar,
Kimia Dasar dan Biologi Dasar di tingkat sarjana. Bagi mahasiswa yang belum pernah
mempelajari materi Fisika Dasar, Kimia Dasar dan Biologi Dasar, sebaiknya pelajari
terlebih dahulu dan belajarlah lebih keras agar tidak mendapatkan kesulitan dalam
mempelajari Materi dan Energi. Mata Kuliah ini bertujuan untuk memberi wawasan
menyeluruh kepada mahasiswa tentang keterkaitan antara materi dan energi serta
keterlibatan energi yang menyertai perubahan aktivitas materi atau perubahan energi akibat
aktivitas materi. Kemudian, matakuliah ini juga memupuk karakter hemat energi dalam
kehidupan sehari dan dapat menularkannya kepada masayakat sekitarnya, sehingga setelah
mengikuti matakuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki karakter kuat dalam melaukan
hemat energi.
Metode/Aktivitas perkuliahan adalah Kuliah (K), Presentasi (P), Diskusi (D), Tugas
(T). Sedangkan prasyarat matakuliah adalah mahasiswa telah mengambil matakuliah fisika
dasar di Program Sarjana dengan Kompetensi yang dinilai adalah Ranah Kognitif melalui
ujian tertulis, Ujian Akhir Semester (UAS) bobot 30 %, Ujian Tengah Semester (UTS)
23
30 %, Tugas/Latihan, Quiz 40 %. Syarat Kehadiran untuk dapat mengikuti ujian akhir
semester minimal 80 %
Silabus matakuliah Materi dan Energi dapat dilihat pada Tabel 3.
Uraian Materi Mg # Topik Sub Topik Referensi 1 Pendahuluan • Energi, Materi dan Mineral: Unsur,
Senyawa dan ion-ion, struktur, mineral, komposisi dan sifat-sifat
Ref 1.
2 Energi dalam kehidupan manusia
1. Sejarah tentang energi 2. Kategori utama penggunaan energy 3. Sumber-sumber Energi
Ref 2.
3 Jenis-jenis Energi
1. Energi dalam Fisika (Usaha, Energi Kinetik, Energi potensial listrik, Usaha dan energi untuk gerak rotasi)
2. Energi dalam Kimia 3. Energi dalam Biologi
Ref 3.
4 Perubahan Energi
Prinsip-prinsip perubahan energi Ref 2.
5 Aspek Termodinamika pada Perubahan Materi
1. Hukum I Termodinamika 2. Hukum II Termodinamika
Ref 3.
6 Energi sekerang dana masa depan
1. Bio-Diesel 2. Bio-Thermal 3. Bio Oil 4. Pure Palm Oil
Berbagai Sumber termasuk Internet
8 Ujian Tengah Semester (UTS) 9-15 5. Bahan Bakar Padat dan Gas dari
biomassa 6. Panas Bumi (Geothermal) 7. Mikro -hidro 8. Angin 9. Surya (Fotovoltaik) 10. Surya (Thermal) 11. Arus laut 12. Gelombang 13. Hidrogen/Full cell 14. Nuklir 15. Batubara 16. Gas Bumi 17. Minyak Bumi
Berbagai Sumber termasuk Internet
16 Ujian Akhir Semester (UAS)
24
3. Energi dan Krisis Energi
3.1. Energi
Berdasarkan fisika, energi adalah tenaga atau gaya untuk melakukan sesuatu. Dalam
pengertian sehari-hari energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan
suatu pekerjaan (elearning gunadharma). Menurut Undang-Undang No. 30 tahun 2007
(Presiden RI, 2007) energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa
panas, cahaya, mekanika, kimia, dan elektromagnetika. Sedangkan menurut Peraturan
Presiden Republik Indonesia No. 5 tahun 2006 (pasal 1), tentang kebijakan energi nasional,
dinyatakan bahwa energi adalah daya yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai
proses kegiatan meliputi listrik, mekanik dan panas.
Dengan demikian, energi adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan
suatu pekerjaan, sehingga energi mempunyai peranan penting dalam kehidupan
masyarakat meliputi pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan untuk
pembangunan berkelanjutan serta merupakan pendukung bagi kegiatan ekonomi nasional.
3.2. Krisis Energi
Pada saat ini kondisi energi nasional mengalami masa transisi dari
monopolisentralisasi ke arah terbuka-desentralisasi. Tantangan globalisasi dan reformasi
telah membentuk restrukturisasi sektor energi agar dapat meningkatkan efisiensi dan
transparansi. Penggunaan energi nasional meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi dan pertambahan penduduk. Kebutuhan energi rata-rata Indonesia meningkat 7
% pertahun (Kementerian ESDM, 2009).
Krisis energi adalah kekurangan dalam persediaan sumber daya energi ke ekonomi.
Krisis ini biasanya menunjuk ke kekurangan minyak bumi, listrik, atau sumber daya alam
lainnya. Krisis ini memiliki akibat pada ekonomi, dengan banyak resesi disebabkan oleh
krisis energi dalam beberapa bentuk (Wikipedia.)
Menurut UU No 30 Tahun 2007 Bagian Ketiga Pasal 6 menerangkan bahwa :
1. Krisis energi merupakan kondisi kekurangan energi.
2. Darurat energi merupakan kondisi terganggunya pasokan energi akibat terputusnya
sarana dari prasarana energi.
3. Dalam hal krisis energi dan darurat energi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) mengakibatkan terganggunya fungsi pemerintahan, kehidupan sosial
masyarakat, dan/atau kegiatan perekononian, Pemerintah wajib rnelaksanakan
tindakan penanggulangan yang diperlukan.
25
Untuk itu diperlukan suatu kebijakan nasional jangka panjang di bidang energi yang
dapat menjawab beberapa tantangan utama yang tengah dihadapi masyarakat Indonesia
dalam mewujudkan penyediaan energi yang berkelanjutan (energy sustainability).
Penyediaan energi berkelanjutan meliputi antara lain: memperluas akses kepada kecukupan
pasokan energi, andal dan terjangkau dengan memperhatikan seluruh sarana/prasarana
yang diperlukan (energy security) dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Untuk itu
perlu dibuat suatu studi perencanaan energi jangka panjang yang dapat memberikan
kepastian jaminan pasokan energi yang berkelanjutan.
Kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan energi nasional dapat
disebut sebagai “Doomsday Scenario” yaitu keterpurukan di bidang penyediaan energi
yang akan berdampak besar pada kehidupan sosial, politik, ekonomi dan lingkungan di
Indonesia. Studi perencanaan energi yang dilakukan pada tahun 2003/2004 terdiri atas
empat tahap perhitungan yaitu mengembangkan sebuah skenario yang realistik, membuat
proyeksi kebutuhan (demand), membuat rencana pengembangan pembangkit listrik,
membuat kesetimbangan energi yang mempertemukan kebutuhan dan pasokan (supply)
berdasar prinsip market equilibrium. Studi ini memperkirakan pertumbuhan penduduk
rerata 1,4% per tahun atau dari 212 juta tahun 2002 menjadi 273 juta pada tahun 2020.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi diasumsikan rerata sekitar 6% pertahun. Harga minyak
bumi diasumsikan 25 US$/barrel di awal studi dan meningkat menjadi 28 $/barrel, harga
batubara 24 US$/ton dan meningkat menjadi 27 US$/ton, harga gas adalah 2.2
US$/MMBTU (FOB) dengan peningkatan sesuai harga minyak dan dengan discount rate
10%. Dalam perkembangannya, pada tahun 2005 asumsi-asumsi yang digunakan dalam
studi ini telah mengalami banyak perubahan terutama asumsi mengenai harga energi. Pada
tahun 2005 harga minyak dunia rata-rata sebesar 53 US$/barel, harga-harga energi fosil
biasanya menyesuaikan dengan harga minyak bumi. Dengan kondisi seperti ini,
permasalahan energi di Indonesia menjadi semakin berat.(Kemenristek, 2006)
4. Energi Terbarukan
Sumber energi adalah sesuatu yang dapat menghasilkan energi, baik secara langsung
maupun melalui proses konversi atau transformasi. Sumber daya energi adalah sumber
daya. alam yang dapat dimanfaatkan, baik sebagai sumber energi maupun sebagai energi.
Sumber energi baru adalah sumber energi yang dapat dihasilkan oleh teknologi baru baik
yang berasal dari sumber energi terbarukan maupun sumber energi tak terbarukan, antara
26
lain nuklir, hidrogen, gas metana batu bara (coal bed methane), batu bara tercairkan
(liquefied coal), dan batu bara tergaskan (gasified coal).(UU No 30 tahun 2007 Bab 1 pasal
1).
Energi baru adalah energi yang berasal dari sumber energi baru. Sumber energi
terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang
berkelanjutan jika dikelala dengan baik, antara lain panas bumi, angin, bioenergi, sinar
matahari, aiiran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan, laut (UU No 30
tahun 2007 Bab 1 pasal 1).
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 tahun 2006 pasal (2) ayat
(2) bagian b No 5 dan 6 dinyatakan bahwa terwujudnya energi (printer) mix yang optimal
pada tahun 2025, yaitu peranan masing-masing jenis energi terhadap konsumsi energi
nasional meliputi : Panas bumi menjadi lebih dari 5% (lima persen) dan energi baru dan
energi terbarukan lainnya, khususnya biomassa, nuklir, tenaga air, tenaga surya, dan tenaga
angin menjadi lebih dari 5% (lima persen).
Kebijakan Energi Nasional yang dituangkan dalam bentuk Perpres No. 5 tahun 2006,
yang pada prinsipnya, salah satu isinya menekankan pada kegiatan penelitian,
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada sektor energi baru dan
terbarukan, serta melibatkan industri nasional dalam rangka peningkatan kemampuan
nasional (Kemenristek, 2006).
a. Energi Mikrohidro
Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil
dan hidro yang berarti air. Jadi, mikrohidro merupakan energy yang dihasilkan dari air
yang memiliki kapasitas kecil. Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama
yaitu air (sebagai sumber energy), turbin dan generator. Prinsip dasar mikrohidro adalah
pemanfaatan energi potensial yang dipengaruhi oleh ketinggian aliran air. Semakin tinggi
jatuhan air, semakin besar energi potensial yang dapat digunakan untuk membangkitkat
tenaga listrik. Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar,
misalnya dengan ketinggian air 2.5 meter dapat dihasilkan listrik 400 watt.
Prinsip dasar mikrohidro adalah memanfaatkan energi potensial yang dimiliki oleh
aliran air pada jarak ketinggian tertentu dari tempat instalasi pembangkit listrik. Sebuah
skema mikrohidro memerlukan dua hal yaitu, debit air dan ketinggian jatuh untuk
menghasilkan energi. Secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut : air yang
dijatuhkan pada ketinggian tertentu diarahkan untuk memutar turbin, turbin akan
27
menggerakkan generator yang akan menghasilkan listrik. Hal ini adalah sebuah sistem
konversi energi dari bentuk ketinggian dan aliran (energi potensial) ke dalam bentuk energi
mekanik dan energi listrik.
Energi potensial adalah energi yang dihasilkan benda yang dijatuhkan dari ketinggian
tertentu, secara matematis dapat ditulis :
Ep = m g h
Dimana : Ep = energy potensial (Joule)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = tinggi (m)
Sedangkan besar daya yang dihasilkan oleh air yang dialirkan pada ketinggian
tertentu dapat dinyatakan dalam persamaan :
P = ρQgh
Dimana : P = daya yang dihasilkan (watt)
ρ = massa jenis air (kg/m3)
Q = debit air (m3)
G = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = ketinggian (m)
b. Energi Angin
Salah satu energi terbarukan yang berkembang pesat di dunia saat ini adalah energi
angin. Energi angin merupakan energi terbarukan yang sangat fleksibel. Pemanfaatan
energi angin ini, dapat mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Selain itu,
pemanfaatan energi angin dapat dilakukan di mana-mana, baik di daerah landai maupun
dataran tinggi, bahkan dapat di terapkan di laut, berbeda halnya dengan energi air.
Walaupun pemanfaatan energi angin dapat dilakukan di mana saja, daerah-daerah yang
memiliki potensi energi angin yang tinggi tetap perlu diidentifikasi agar pemanfaatan
energi angin ini lebih kompetitif dibandingkan dengan energi alternatif lainnya.
menerangkan angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di
permukaan bumi ini. Angin akan bergerak dari suatu daerah yang memiliki tekanan tinggi
ke daerah yang memiliki tekanan yang lebih rendah. Angin yang bertiup di permukaan
bumi ini terjadi akibat adanya perbedaan penerimaan radiasi surya, sehingga
mengakibatkan perbedaan suhu udara. Adanya perbedaaan suhu tersebut meyebabkan
perbedaan tekanan, akhirnya menimbulkan gerakan udara.
28
c. Energi Panas Bumi
Energi panas bumi (geothermal energy) dapat ditemui dibanyak tempat dimuka bumi
ini. Namun daerah panasbumi yang memiliki temperatur tinggi sehingga dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tidak tersedia dibanyak tempat. Untuk mengetahui
lebih jauh tentang daerah-daerah panasbumi yang memiliki temperatur tinggi, kita akan
mengacu pada teori tektonik lempeng. Teori ini menjelaskan tentang pergerakan lempeng
bumi (crust) yang sudah dipercaya kebenarannya oleh para ilmuwan kebumian (Suharno,
2013)
d. Energi Biomassa
Dalam buku Asian Biomass, dijelaskan bahwa secara umum biomassa merupakan
bahan yang dapat diperoleh dari tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung dan
dimanfaatkan sebagai energi atau bahan dalam jumlah yang besar. Biomassa disebut juga
sebagai fitomassa dan seringkali diterjemahkan sebagai bioresource atau sumberdaya yang
diperoleh dari hayati. Di sisi lain Prestyo (2013) menjelaskan arti dari biomassa adalah
tumubuhan atau bagian-bagiannya yaitu bunga, biji, daun, ranting, batang akar, termasuk
tanaman yang dihasilakn oleh kegiatan pertanian, perkebunan, dan hutan tanaman.
Menurut Lukito, (2013) “biomassa adalah jumlah total berat kering bahan-bahan organic
hidup yang terdapat di atas dan juga di bawah permukaan tanah dan dinyatakan dalam ton
per unit area. Menurut Hermawati (2010) biomassa adalah segala material biologis yang
berasal dari tanaman atau hewan yang bisa digunakan untuk memproduksi panas dan
atau/tenaga, bahan bakar termasuk bahan bakar transportasi, atau sebagai pengganti produk
dan material berbasis fosil. Sedangkan dalam elearning IPB dijelaskan bahwa biomassa
bahan organic yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik merupakan produk maupun
buangan. Dalam kamus Bahasa Inggris Oxford, istilah “biomass” pertama kali muncul di
literature pada tahun 1934. Di dalam Journal of Marine Biology Association, ilmuwan
Rusia bernama Bogorov menggunakan istilah biomass sebagai tatanama. Biomassa
merupakan sumber daya terbarui dan energi yang diperoleh dari biomassa yang disebut
energi terbarukan. Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan mengenai
pengertian biomassa yaitu segala material yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang
bisa menghasilkan energi atau panas.
Dalam buku Asian Biomass juga dijelaskan klasifikasi biomassa: biomassa secara
spesifik merujuk pada limbah pertanian seperti jerami, sekam, padi, limbah perhutanan
seperti serbuk gergaji, MSW, tinja kotoran hewan, sampah dapur, lumpur kubangan dan
29
sebagainya. Dalam kategori jenis tanaman, yang termasuk biomassa adalah kayu putih,
poplar hybrid, kelapa sawit, tebu, rumput, rumput laut dan lain-lain. Seiring dengan
perkembangan teknologi, biomassa tidak hanya mencakup berbagai jenis tanaman
pertanian, seperti kayu, tumbuhan perairan, pertanian konvensional yang lain, kehutanan,
sumber daya perikanan tetapi juga mencakup lumpur pulp, lindi hitam, sisa fermentasi
alcohol, limbah industry organic, sampah kota seperti sampah dapur dan limbah kertas,
serta lumpur limbah.
e. Energi Radiasi Matahari
Energi radiasi matahari adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas
surya (matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain. Teknik
pemanfaatan energi surya mulai muncul pada tahun 1839, ditemukan oleh A.C. Becquerel.
Becquerel menggunakan kristal silikon untuk mengkonversi radiasi matahari, namun
sampai tahun 1955 metode itu belum banyak dikembangkan. Selama kurun waktu lebih
dari satu abad, sumber energi yang banyak digunakan adalah minyak bumi dan batu bara.
Upaya pengembangan kembali cara memanfaatkan energi surya baru muncul lagi pada
tahun 1958.
Energi dari matahari tiba dibumi adalah dalam bentuk radiasi elektromagnetik yang
mirip dengan gelombang radio tetapi mempunyai kisaran frekwensi yang berbeda. Energi
dari matahari tersebut dikenal di Indonesia sebagai energi surya. Energi surya diukur
dengan satuan energi per waktu per luas area atau dapat ditulis Watt/m2 dan dikatakan
sebagai pancaran (irradiance) (NRC, 2005). Rata-rata nilai dari pancaran surya (solar
irradiance) di luar atmosfir bumi adalah 1353 W/m2 (Barlow, R. et all, 1993) dan angka
tersebut setara dengan daya alat pengering rambut (hair dryer) untuk setiap meter persegi
(NRC, 2005). Tetapi karena melalui atmosfir, banyak energi yang terserap oleh molekul-
molekul debu, molekul-molekul uap air dsb. Maka total energi yang sampai pada
permukaan horisontal di bumi maksimum sekitar 1000 W/m2 dan nilai tersebut disebut
sebagai pamcaran global (global irradiance). Global irradiance terdiri dari dua komponen,
yaitu: radiasi yang langsung memancar dari matahari dan radiasi hamburan (diffuse
radiation) dari angkasa. Global radiasi bervariasi karena beberapa faktor, antara lain :
perubahan sudut penyinaran surya, panjang lintasasn sinar yang dilalui diatmosfir,
pergantian musim dan posisi garis lintang.
Energi surya yang diterima dalam satu hari (solar insolation atau solar irradiation)
dapat bervariasi mulai dari 0.55 kWh/m2 (2 MJ/m2) pada daerah dingin sampai 5.55
30
kWh/m2 (20 MJ/m2) pada daerah tropis (Kenna, J. and Bill Gillet, 1985). Pada cuaca cerah,
energi hamburan sinar matahari mungkin hanya 15 – 20 % dari global irradiance,
sebaliknya pada hari cuaca berawan akan mencapai 100 %. Energi surya memiliki densitas
yang tipis sehingga memerlukan areal yang luas untuk mengumpulkannya. Ada banyak
cara pemanfaatan energi surya secara efektif. Aplikasi dari penggunaan energi surya dapat
dikelompokkan ke dalam ada tiga kategori yang utama: pemanasan/pendinginan,
menghasilkan listrik, dan proses kimia. Aplikasi yang umum dan populer adalah untuk
memanaskan air dan ruangan. Secara garis besar, pemanfaatan energi surya dibagi menjadi
dua metode, yaitu : (1) pemanfaatan langsung panas radiasi matahari dan (2) pembangkit
daya listrik melalui sel photovoltaic.
Indonesia yang berada dalam wilayah khatulistiwa mempunyai potensi energi surya
yang cukup besar sepanjang tahunnya. Energi surya sangat berpotensi untuk dimanfaatkan
secara langsung sebagai sumber energi alternatif. Pemanfaatan energi surya ini dapat
dilakukan secara termal maupun melalui energi listrik. Pemanfaatan secara termal dapat
dilakukan secara langsung dengan membiarkan objek pada radiasi matahari, atau
menggunakan peralatan yang mencakup kolektor dan konsentrator surya.
5. Pembelajaran Fisika Menurut Kurikulum 2013
Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mempelajari gejala, peristiwa atau fenomena alam, serta mengungkap segala rahasia dan
hukum semesta. Mata pelajaran fisika bertujuan agar peserta didik memiliki beberapa
kemampuan. Kemampuan tersebut dijelaskan dalam Depdiknas (2008), sebagai berikut:
“(1)Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; (2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain; (3) Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis;(4)Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif. (5)Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.”
31
Hal ini menjelaskan bahwa mata pelajaran fisika bertujuan untuk membentuk
kemampuan peserta didik secara holistik mencakup aspek pengetahuan yaitu penguasaan
terhadap konsep dan prinsip fisika sebagai sebuah produk pengetahuan, aspek keterampilan
yaitu bagaimana peserta didik dapat mengembangkan keterampilan proses sains (metode
ilmiah), yang kemudian dengan pengetahuan dan keterampilan tersebut diharapkan akan
membentuk sikap sosial maupun sikap spritualnya.
Di sisi lain, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan
peserta didik dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif
dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Sanjaya (2008) menyebutkan
“Pembelajaran merupakan proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan
segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang ada pada diri siswa seperti : minat,
bakat dan kemampuan awal yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada
di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar.”
Dari pengertian fisika dan pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan di atas,
disimpulkan bahwa pembelajaran fisika merupakan proses interaksi antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar dalam mempelajari fenomena alam yang bertujuan
menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik baik pengetahuan akan konsep dan
prinsip fisika, keterampilan dalam melakukan metode ilmiah maupun sikap spritual dan
sikap ilmiah.
Kemudian, Suparno (2007) menjelaskan lebih lanjut bahwa “fisika adalah
pengetahuan fisis, maka untuk mempelajari fisika dan membentuk pengetahuan tentang
fisika, diperlukan kontak langsung dengan hal yang ingin diketahui.” Pendapat ini
menyatakan bahwa untuk mempelajari fisika seperti halnya konsep dan prinsip tentang
termodinamika , maka siswa perlu diajak melihat langsung fenomena terkait konsep dan
prinsip tersebut, misalnya fenomena munculnya sumber air panas yang mungkin sering
dilihat oleh peserta didik, yang dijadikan sebagai salah satu sumber belajar. Dengan siswa
diajak memahami fenomena nyata fisika secara konstekstual maka pembelajaran fisika
akan terasa lebih bermakna bagi peserta didik.
Sesuai dengan karakteristik fisika sebagai bagian dari natural science, pembelajaran
fisika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja
ilmiah. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013. Dimana,
pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses
pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan
32
keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu
pembelajaran yang mendorong peserta didik lebih mampu dalam mengamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.
Selanjutnya, berdasarkan Permendikbud No. 81 A tahun 2013 kegiatan pembelajaran
yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data,
mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan dapat diimplementasikan dalam
pembelajaran fisika sebagai berikut :
“(1)Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. (3)Kegiatan mencoba/ mengumpulkan data bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. (4)Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga peserta didik melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik (5)Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.”
Dengan demikian, disimpulkan bahwa pembelajaran fisika menurut kurikulum 2013
adalah proses interaksi antara pendidik, peserta didik dan sumber belajar melalui suatu
lingkungan belajar yang dirancang dengan pendekatan ilmiah melalui kegiatan mengamati,
menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan terhadap gejala, peristiwa atau
fenomena alam yang ada, yang akhirnya dapat membentuk kompetensi peserta didik dalam
ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
6. Pembelajaran Fisika yang Kreatif dan Inovatif
Menurut Syaiful (2010:374) Pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang mampu
menciptakan peserta didik lebih aktif, berani menyampaikan pendapat dan berargumen,
menyampaikan masalah atau solusinya serta memberdayakan semua potensi yang tersedia.
Sehingga pembelajaran fisika yang kreatif dapat memunculkan peserta didik yang aktif,
33
mampu mencari dan memecahkan masalah yang ada di lingkungan dengan
mendayagunakan potensi daerahnya.
Adapun hal ini sejalan dengan tujuan dalam pembelajaran kreatif menurut Syaiful
(2010:374) yakni sebagai berikut:
1. Menciptakan suasana yang harmonis dan hangat diantara siswa dan guru.
2. Mendorong siswa untuk berani bertanya, menyampaikan pendapat dan
mempertahankan argumentasinya.
3. Mendorong siswa untuk mampu memberdayakan segala sumber daya yang
tersedia, baik di dalam maupun di luar kelas.
Pembelajaran Inovatif merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengemukakan ide-ide/gagasan-gagasan baru untuk perbaikan
atau pengembangan kegiatan pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Melalui model pembelajaran inovatif, peserta didik harus terbebas dari perasaan bosan,
malas, ketakutan akan kegagalan atau perasaan tertekan dikarenakan tenggat waktu tugas,
dll (Syaiful, 2010:373). Pembelajaran fisika yang inovatif akan memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk melakukan pengembangan dalam kegiatan pembelajaran maupun
terhadap materi pengayaan yang diberikan.
Pembelajaran fisika dapat dikatakan kreatif dan inovatif apabila memenuhi kriteria-
kriteria tertentu. Pembelajaran kreatif dan inovatif dilandasi strategi yang berprinsip pada:
1. Berpusat pada peserta didik.
2. Mengembangkan kreativitas peserta didik.
3. Suasana yang menarik, menyenangkan, dan bermakna.
4. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
5. Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan makna.
6. Belajar melalui berbuat, peserta didik aktif berbuat.
7. Menekankan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan.
8. Pembelajaran dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya.
9. Menggunakan pembelajaran tuntas di sekolah.
Dari penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan pembelajaran fisika
yang kreatif dan inovatif dibutuhkan suatu strategi/model yang mampu menerapkan
prinsip-prinsip tersebut.
34
7. Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Menurut Mitchell dan Kowalik (1999) creative problem solving berasal dari kata
creative, problem, dan solving. Creative artinya banyak ide baru dan unik dalam
mengkreasi solusi serta mempunyai nilai dan relevan; problem artinya suatu situasi
yang memberikan tantangan, kesempatan, yang saling berkaitan; sementara solving,
artinya merencanakan suatu cara untuk menjawab atau menemukan jawaban dari suatu
problem. Isaksen dkk (1995:54) menyatakan CPS merupakan kerangka kerja metodologi
yang didesain untuk membantu memecahkan masalah dengan menggunakan kreatifitas
dalam mencapai tujuan dan meningkatkan kecakapan berfikir. Model pembelajaran
Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan kreatifitas berfikir.
Secara harfiah, CPS dapat diartikan sebagai kemampuan dalam merencanakan suatu
cara/ide yang baru dan unik guna menjawab sebuah problem yang sedang dihadapi.
Creative Problem Solving dapat melatih siswa untuk memiliki :
a. Kemampuan membaca atau memahami yang dibaca dan menyeleksi informasi
yang relevan
b. Kemampuan menganalisa situasi sosial
c. Kemampuan melahirkan banyak ide-ide kreatif
d. Kemampuan berpikir dengan kreatif melahirkan ide yang berbeda
e. Kemampuan untuk mengevaluasi kriteria yang diberikan
f. Kemampuan menggunakan berpikir kreatif pada berbagai situasi
g. Kemampuan merencanakan kegiatan yang relevan untuk mencapai tujuan
Kelebihan dari model pembelajaran Creative Problem Solving adalah sebagai
berikut.
a. Pengajaran berpusat pada siswa (student centered). Salah satu prinsip psikologi
belajar menyatakan bahwa makin besar dan makin sering keterlibatan pembelajar
dalam kegiatan makin besar baginya untuk mengalami proses belajar.
b. Pengajaran ini dapat membentuk self concept (konsep diri) sehingga terbuka
terhadap pengalaman-pengalaman baru, lebih kreatif, berkeinginan untuk selalu
mengambil kesempatan yang ada dan pada umumnya memiliki mental yang sehat.
c. Tingkat pengharapan bertambah, yaitu ada kepercayaan diri serta ide tertentu
bagaimana ia dapat menyelesaikan suatu tugas dengan caranya sendiri.
35
Sesuai dengan perkembangannya Creative Problem Solving terdiri dari bermacam
tipe, berikut akan dijelaskan tipe CPS yang digunakan sesuai sub penelitian yang
dilakukan:
1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Fisika SMA Berbasis
Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan Pendekatan Science
Environment Technology And Society (SETS) Pada Materi Fluida Dinamis
Terintegrasi Energi Angin.
Versi Alex Osborn dan Sidney Parnes
Tabel 4: Sintaks CPS Versi Alex OSborn
No. Tahapan (sintak) 1. Explore the challenge Objective finding Mencari dan menemukan sasaran yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan informasi tentang situasi termasuk tantangan, permasalahan, serta peluang.
Fact finding Mencari dan menemukan fakta serta menyelidiki semua informasi untuk meningkatkan pemahaman tentang sasaran yang ingin diidentifikasi.
Problem finding Pencarian dan perumusan masalah untuk melokalisasi masalah yang sebenarnya sehingga dibutuhkan solusi dalam masalah tersebut. Fakta yang sebenarnya memungkinkan ini dan dapat memberikan data-data pendukung.
2 Generate Ideas Idea finding Mencari semua solusi untuk setiap masalah sehingga
menghasilkan sejumlah ide-ide yang dapat diajukan ke tahap berikutnya. Ide-ide akan bermunculan dan jangan terlebih dahulu mengeliminasi solusi-solusi yang mungkin sebelum solusi-solusi ini terlebih dahulu didiskusikan.
No. Tahapan (sintak) 3 Prepare for action Solution finding Mencari dan menemukan penyelesaian, menampilkan
kriteria yang dapat dipikirkan kemudian memilih yang terbaik diantaranya.
Acceptance finding Menerapkan solusi yang dipilih menjadi langkah-langkah tindakan yang potensial.
2. Tujuan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Berkarakter Hemat
Energi Berbasis Model Creative Problem Solving (CPS) Dengan Pendekatan Konflik
Kognitif Pada Materi Termodinamika Terintegrasi Energi Panas Bumi.
Creative Problem Solving (CPS) Versi Vidal (2010):
1) Menemukan Fakta (Fact Finding)
36
Dalam tahapan ini kita memperoleh gambaran yang lebih terperinci dan
jelas tentang keadaan saat ini. Untuk itu kita ajukan pertanyaan-pertanyaan
faktual, yaitu pertanyaan yang menanyakan fakta-fakta yang berhubungan
dengan apa yang terjadi sekarang dan atau pada masa lalu.
2) Menemukan Masalah (Problem Finding)
Pada tahap ini disusun sebanyak mungkin pertanyaan kreatif sehubungan
dengan masalah yang dihadapi. Masalah atau pertanyaan kreatif yang
dirumuskan berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan dalam tahap
menemukan fakta. Pertanyaan kreatif berorientasi kemasa depan dan
memancing banyak alternatif jawaban.
3) Menemukan Gagasan (Idea Finding)
Pada tahap ini adalah ingin mendapatkan sebanyak mungkin alternatif
jawaban untuk memecahkan masalah. Untuk itu, kita memproduksi sebanyak
mungkin gagasan dengan menggunakan teknik-teknik kreatif seperti sumbang
saran, penulisan gagasan, hubungan yang dipaksakan, yang digunakan pula
untuk mendapatkan gagasan-gagasan atau jawaban-jawaban yang dapat
memecahkan masalah yang telah kita pilih.
4) Menemukan Jawaban (Solution Finding)
Untuk dapat menilai lebih halus mengenai gagasan yang telah diperoleh
pada tahap tiga, maka dalam tahap ini disusun tolak ukur kriteria atau
persyaratan semua hal yang dapat digunakan sebagai tolak ukur atau kriteria
harus dicatat. Tolak ukur dapat ditemukan dengan mengantisipasi semua
kemungkinan dan akibat yang akan timbul jika jawaban terhadap masalah
dilaksanakan.
5) Menemukan Penerimaan (Acceptance Finding)
Pada tahap ini dibuatkan juga rencana terperinci untuk mengumumkan
gagasan-gasan yang telah didapatkan. Jika jawaban terhadap masalah
melibatkan orang lain maka orang itu perlu kita jelaskan kebaikan dari gagasan,
sehingga ia dapat menerimanya dan dapat membantu kita.
3. Tujuan mengembangkan perangkat pembelajaran Fisika SMA Berbasis CPS Pada
Materi Fluida Dinamis Diintegrasikan Energi Microhydro Menggunakan Strategi
PQ4R
CPS menurut Pepkin (2000):
37
a. Klarifikasi masalah, meliputi penjelasan mengenai masalah yang diajukan
kepada siswa, agar siswa memahami penyelesaian seperti apa yang diharapkan
b. Pengungkapan Pendapat. Pada tahap ini siswa diberi kebebasan untuk
mengungkapkan pendapat tentang bagaimana macam pendekatan penyelesaian
masalah. Dari setiap ide yang diungkapkan, siswa mampu untuk memberikan
alasan.
c. Evaluasi dan Pemilihan. Pada tahap evaluasi dan pemilihan ini, setiap kelompok
mendiskusikan pendapat-pendapat atau pendekatan mana yang cocok untuk
menyelesaikan masalah.
d. Implementasi (penguatan). Pada tahap ini siswa menentukan pendekatan mana
yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah, kemudian menerapkanya
sampai menemukan penyelesaian dari masalah tersebut. Selain itu, pada tahapan
implementasi, siswa diberi permasalahan baru agar dapat memperkuat
pengetahuan yang telah diperolehnya.
4. Tujuan Mengembangkan Perangkat Pembelajarn Fisika SMA Berkarakter Hemat
Energi Berbasis Model Pembelajaran CPS (Creative Problem Solving) Dengan
Pendekatan Open-Ended Pada Konsep Usaha Dan Energi Terintegrasi Energi
Biomassa
CPS Versi Treffinger:
1. Understanding the Challenge: menyangkut pemahaman terkait permasalahan dan
tantangan yang dihadapi, mengklarifikasi, merumuskan dan memfokuskan pikiran
untuk menyusun kerangka pemecahan masalah. Pada tahap ini terdiri dari tiga
bagian diantaranya:
a. Constructing opportunities yaitu mengidentifikasi permasalahan dan
mengkonstruksi tujuan yang akan dicapai.
b. Exploring data meliputi kegiatan mengumpulkan informasi secara luas dari
berbagai sumber terkait permasalahan yang dihadapi.
c. Framing problems yakninya memfokuskan kerangka permasalahan menjadi
lebih spesifik untuk mengarahkan kepada pengembangan ide - ide pemecahan
masalah.
2. Generating Ideas: pada tahapan ini merupakan komponen utama dari CPS yang
mengandung pengembangan ide-ide baru yang lebih bervariasi terkait
permasalahan yang akan diselesaikan.
38
3. Preparing for action: persiapan aksi mencakup kegiatan mengeksplorasi cara-cara
yang tepat dalam penyelesaian masalah dan menyiapkan langkah-langkah strategis
sebagai opsi pemecahan masalah. Tahap ini terdiri dari:
a. Developing solution yaitu mengembangkan strategi untuk menganalisis serta
mentransfomasi kemungkinan solusi permasalahan.
b. Building Acceptance yakninya mempertimbangkan cara-cara yang mendukung
kemungkinan pemecahan masalah kepada cara-cara yang lebih spesifik dan
efektif.
4. Planning your approach: memandu dan meyakinkan arah yang akan dituju
sehingga dapat memonitor, memanage, dan memodifikasi aktivitas dalam
pemecahan masalah. Tahap ini terdiri dari:
a. Designing process membantu dalam menentukan metode yang paling tepat
untuk diaplikasikan dalam pemecahan masalah.
b. Appraising tasks memberikan evaluasi terhadap proses yang dilakukan untuk
mengetahui ketercapaian tujuan yang diharapkan
8. Pendidikan Karakter Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU
Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari
hasil internalisasi sebaga kebijakan (virtus) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan
untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertndak (Balitbang, 2010). Interaksi seseorang
dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena
itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter
individu seseorang (Kemendiknas, 2010).
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
39
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Namun kenyataannya kondisi riil Pembangunan jati diri bangsa
semakin memudar, yang disebabkan antara lain:
a. kurangnya keteladanan
b. pemberitaan media cetak & elektronik yang tidak mendidik
c. pendidikan belum banyak memberi kontribusi optimal dalam pembentukan
karakter peserta didik (Kemendiknas 2010)
Perilaku siswa bukan hanya ditentukan oleh pendidikan yang diterima dari sekolah,
tetapi pendidikan di keluarga dan masyarakat sangat memegang peran yang penting. Oleh
karenanya pendidikan di setiap jenjang harus diselenggarakan secara terprogram dan
sistematis mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan nasional, dengan
mengintegrasikan muatan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, untuk menghasilkan
insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif.
Pendidikan karakter menurut Lickona mengandung tiga unsur pokok, yaitu
mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), dan
melakukan kebaikan (doing the good) (Lickona, 2012). Pendidikan karakter tidak sekedar
mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah kepada anak, tetapi lebih dari itu
pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang yang baik sehingga
peserta didik paham, mampu merasakan, dan mau melakukan yang baik. Pendidikan
karakter ini membawa misi yang sama dengan pendidikan akhlak atau pendidikan moral.
9. Karakter Hemat Energi
Kita harus bersyukur bahwa negara kita dikaruniai dengan berbagai jenis sumber
energi, meskipun tidak banyak dibandingkan dengan cadangan dunia. Namun apabila
diperhatikan bahwa jumlah penduduk Indonesia juga cukup banyak, maka cadangan per-
kapita ternyata tidak cukup besar. Oleh karena itu kita harus cermat dalam mengelola
sumber energi tersebut.
Pengembangan kurikulum 2013 difokuskan pada pembentukan kompetensi dan
karakter siswa berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan
siswa sebagai wujud pemahaman konsep yang dipelajarinya secara konstekstual. Dengan
demikian, kurikulum 2013 diharapkan mampu membentuk karakter dan kompetensi siswa
melalui proses pembelajaran yang dilakukan sehingga tujuan pendidikan nasional dapat
dicapai. Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan
40
melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan
pendidikan masing-masing.
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan
pendidikan telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya,
dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin,
(5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10)
Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13)
Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli
Lingkungan, (17) Peduli Sosial, (18) Tanggung Jawab (Pusat Kurikulum, 2009).
Pengintegrasian karakter hemat energi ke dalam materi pembelajaran fisika juga
menuntut adanya penanaman sikap ilmiah untuk lebih mendukung pelaksanaan pendidikan
karakter di Indonesia, sikap imiah dalam pembelajaran sains sering dikaitkan dengan sikap
terhadap sains. adapun sikap ilmiah yang akan dikembangkan dapat dijabarkan seperti
tabel berikut :
Tabel 5 : Penjabaran Indikator Sikap Ilmiah Dimensi Indikator
Sikap ingin tahu • Antusias mencarijawaban. • Perhatian pada obyek yang diamati. • Antusias pada proses Sains. • Menanyakan setiap langkah kegiatan.
Sikap respek. Terhadap data/fakta
• Obyektif/jujur • Tidak memanipulasi data. • Tidak purbasangka. • Mengambil keputusan sesuai fakta. • Tidak mencampur fakta dengan pendapat.
Sikap berpikir kritis
• Meragukan temuan teman. • Menanyakan setiap perubahan/hal baru. • Mengulangi kegiatan yang dilakukan. • Tidak mengabaikan data meskipun kecil.
Sikap penemuan dan kreativitas
• Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi.
• Menunjukkan laporan berbeda dengan ternan kelas.
• Merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta.
• Menggunakan alat tidak seperti biasanya • Menyarankan percobaan-percobaan baru. • Menguraikan konklusi baru basil pengamatan
Sikap ketekunan • Melanjutkan meneliti sesudah "kebaruannya" hilang.
• Mengulangi percobaan meskipun berakibat
41
Dimensi Indikator kegagalan.
• Melengkapi satu kegiatan meskipun teman. • Kelasnya selesai lebih awal.
Sikap peka terhadap lingkungan sekitar
• Perhatian terhadap peristiwa sekitar. • Partisipasi pada kegiatan sosial. • Menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
(Anwar, 2009) Berdasarkan penjabaran 18 pilar karakter bangsa yang dikembangkan kurikulum dan
penjabaran sikap ilmiah diatas maka dapat diidentifikasi beberapa karakter dan sikap yang
dapat mencerminkan karakter hemat energi seperti kreatif, teliti,toleransi, dan hemat.
Karakter inilah yang diharapkan ada dalam diri siswa setelah mempelajari konsep fisika
terintegrasi energi terbarukan.
Sesuai dengan materi dan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan maka dapat
diambil salah
Tabel 6. Penjabaran Indikator Karakter Hemat Energi
No Indikator dan descriptor
Sub Indikator Materi Sub Indikator Pembelajaran
1 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
• Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara mendapatkan energi terbarukan .
• Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif dalam menemukan energi terbarukan.
• Mengajukan pemikiran-pemikirannya mengenai suatu pokok bahasan.
• Bertanya mengenai penerapan suatu hukum/teori/prinsip dari materi yang sedang dipelajari ke kehidupan sehari-hari.
2 Teliti Tindakan yang menunjukkan sikap teratur, tertib, dan cermat dalam melakukan sesuatu
• Teratur dalam pemanfaatan energi terbarukan
• Cermat dalam menggunakan energi terbarukan
• Tertib dalam pemanfaatan energi terbarukan
• Bekerja secara teratur, rinci dan tertib selama pembelajaran berlangsung.
• Cermat dalam melakukan perhitungan selama pembelajaran
42
No Indikator dan descriptor
Sub Indikator Materi Sub Indikator Pembelajaran
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
• Menggunakan energi terbarukan sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan orang lain.
• Menghargai teman yang berbeda pendapat.
• Berteman tanpa membedakan asal, bahasa, suku, ras dan tradisinya.
• Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat saat belajar dan diskusi.
4 Hemat Tindakan yang menggambarkan sikap hati-hati, tidak boros dan cermat dalam memanfaatkan suatu hal
• Tidak boros dalam pemanfaatan energi terbarukan
• Hati – hati dalam pemanfaatan energi terbarukan
• Tidak boros dalam pemakainan energi
• Hati-hati dalam menggunakan setiap benda yang berhubungan dengan energi
Berdasarkan hasil pengintegrasian materi yang dilakukan maka didapatkan beberapa
karakter yang muncul yaitu kreatif, teliti, toleransi, dan hemat. Karakter inilah yang
diharapkan ada dalam diri siswa setelah menggunakan perangkat pembelajaran fisika
berkarakter hemat energi berbasis model Creative Problem Solving dan pendekatan konflik
kognitif terintegrasi energi panas bumi sehingga permasalahan krisis energi dapat teratasi
dengan perilaku hemat energi.
10. Pengintegrasian karakter Hemat Energi ke dalam Pembelajaran Fisika
Dalam Fisika, energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha, namun .
berdasarkan Perpres No 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional dinyatakan bahwa
energi adalah daya yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan
meliputi listrik, mekanik dan panas. Energi yang selama ini digunakan adalah energi fosil
yang bersifat tidak dapat diperbaharui. Jika energi ini habis maka dapat menyebabkan
43
krisis energi dimana terjadi suatu kondisi kekurangan energi yang mengakibatkan
terganggunya fungsi pemerintahan, kehidupan sosial masyarakat, dan/atau kegiatan
perekonomian. Oleh sebab itu, upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan
penghematan terhadap energi dan mencari energi alternatif baru dan ramah lingkungan
sesuai dengan potensi yang ada di daerah.
Selain melakukan penghematan dan mencari energi alternatif baru, pemerintah
perlu bekerjasama dengan satuan pendidikan dengan melakukan pengintegrasian karakter
hemat energi ke dalam kurikulum di sekolah, salah satunya adalah mata pelajaran Fisika.
Sesuai dengan pendidikan karakter secara umum, pengembangan karakter hemat energi
bertujuan untuk membentuk watak ataupun kemampuan siswa untuk memberikan
keputusan baik atau buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan sikap hemat energi
dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati, sehingga terbentuk akhlak yang baik.
Hal ini sesuai dengan prinsip pengembangan kurikulum 2013 dimana kurikulum
hendaknya dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, potensi maupun kebutuhan
daerah masing-masing sehingga terbentuk karakter hemat energi dalam diri siswa dan
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengintegrasian karakter hemat energi ke dalam materi fisika memerlukan tiga
komponen yaitu materi fisika, materi tentang energi alternatif atau terbarukan dan karakter
hemat energi. Berdasarkan materi fisika didapatkan konsep-konsep dasar tentang energi
secara umum yang berguna untuk memahami energi itu sendiri. Sedangkan, dari materi
energi terbarukan diketahui aplikasi ilmu fisika dalam bidang energi yang siap menjadi
jembatan antara materi fisika dengan karakter hemat energi. Kemudian, karakter hemat
energi diturunkan dari 18 karakter bangsa dan sikap ilmiah. Dari karakter hemat energi
didapatkan suatu sikap yang akan dikembangkan melalui materi dan pembelajaran fisika.
Dari ketiga komponen tersebut didapatkan konsep-konsep yang relefan untuk
diintegrasikan dengan cara mencocokkan masing-masing konsep yang relefan tersebut
(concepts fitting technique).
Concepts fitting technique (CFT) merupakan suatu teknik yang dikembangkan
sendiri yang memungkinkan setiap unsur atau konsep yang relevan (fisika, energi
terbarukan dan karakter hemat energi) dihubungkan satu sama lain sehingga dari
pencocokan ketiga konsep tersebut didapatkan suatu karakter hemat energi. Adapun
tahapan CFT adalah 1) analisis materi fisika yang akan mendapatkan integrasi dan
menurunkan konsep-konsep, 2) analisis materi energi terbarukan dan menurunkan konsep-
konsep, 3) analisis karakter hemat energi. Karakter hemat
bangsa dan karakter atau sikap ilmiah. 4) Melahirkan materi fisika yang terintegrasi
karakter hemat energi dengan cara mencocokkan konsep
hemat energi ini dibangkitkan melalui pembelajaran f
Gambar 2. Mengintegrasikan karakter hemat energi ke dalam konsepConcepts Fitting Technique
B. Rencana Penelitian yang
Rencana penelitian yang akan dilakukan tiga tahun kedepan secara lebih rinci dapat
dilihat pada diagram fishbone
Gambar 3. Fishbone diagram untuk penelitian karakter hemat energi
44
konsep, 3) analisis karakter hemat energi. Karakter hemat energi diturunkan dari karakter
bangsa dan karakter atau sikap ilmiah. 4) Melahirkan materi fisika yang terintegrasi
karakter hemat energi dengan cara mencocokkan konsep-konsep yang relevan. 5) Karakter
hemat energi ini dibangkitkan melalui pembelajaran fisika (Hamdi, 2014).
rasikan karakter hemat energi ke dalam konsep-konsep fisika menggunakanConcepts Fitting Technique
n yang akan dilaksanakan
itian yang akan dilakukan tiga tahun kedepan secara lebih rinci dapat
ishbone seperti diperlihatkan pada Gambar 2.
. Fishbone diagram untuk penelitian karakter hemat energi
2013
energi diturunkan dari karakter
bangsa dan karakter atau sikap ilmiah. 4) Melahirkan materi fisika yang terintegrasi
konsep yang relevan. 5) Karakter
isika (Hamdi, 2014).
konsep fisika menggunakan
itian yang akan dilakukan tiga tahun kedepan secara lebih rinci dapat
. Fishbone diagram untuk penelitian karakter hemat energi
45
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu perkuliahan serta
menjembatani kesenjangan materi perkuliahan fisika yang bersifat lanjut di Program Studi
Magister Pendidikan Fisika PPs UNP dengan materi pembelajaran fisika yang bersifat
dasar di SMA. Secara lebih rinci tujuan pengembangan perangkat pembelajaran fisika
SMA yang inovatif berbasis riset terintegrasi materi energi terbarukan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Tujuan Mengembangkan Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Fisika
SMA Berbasis Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan
Pendekatan Science Environment Technology And Society (SETS) Pada Materi
Fluida Dinamis Terintegrasi Energi Angin.
a. Untuk mendapatkan perangkat pembelajaran Fisika SMA berbasis model Creative
Problem Solving (CPS) dengan pendekatan Science Environment Technology And
Society (SETS) pada materi fluida dinamis terintegrasi energi angin yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013.
b. Untuk mendapatkan hasil rancangan perangkat pembelajaran Fisika SMA berbasis
model Creative Problem Solving (CPS) dengan pendekatan Science Environment
Technology And Society (SETS) pada materi fluida dinamis terintegrasi energi
angin.
c. Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran Fisika SMA berbasis model
Creative Problem Solving (CPS) dengan pendekatan Science Environment
Technology And Society (SETS) pada materi fluida dinamis terintegrasi energi
angin yang valid, praktis, dan efektif.
2. Tujuan Mengembangkan Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Berkarakter
Hemat Energi Berbasis Model Creative Problem Solving (CPS) Dengan
Pendekatan Konflik Kognitif Pada Materi Termodinamika Terintegrasi Energi
Panas Bumi.
a. Mendefinisikan perangkat pembelajaran fisika SMA berkarakter hemat energi
berbasis model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan pendekatan
Konflik Kognitif pada materi termodinamika terintegrasi energi panas bumi.
46
b. Merancang perangkat pembelajaran fisika SMA berkarakter hemat energi berbasis
model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan pendekatan Konflik
Kognitif pada materi termodinamika terintegrasi energi panas bumi.
c. Mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA berkarakter hemat energi
berbasis model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan pendekatan
Konflik Kognitif pada materi termodinamika terintegrasi energi panas bumi dengan
kriteria vailid, praktis, dan efektif.
3. Tujuan mengembangkan perangkat pembelajaran Fisika SMA Berbasis CPS
Pada Materi Fluida Dinamis Diintegrasikan Energi Microhydro Menggunakan
Strategi PQ4R
a. Mendefenisikan perangkat pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran
Creative Problem Solving (CPS) dengan strategi PQ4R pada materi fluida dinamis
terintegrasi energi microhydro di kelas XI SMAN 1 Air Pura
b. Merancang perangkat pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran
Creative Problem Solving (CPS) dengan strategi PQ4R pada materi fluida dinamis
terintegrasi energi microhydro di kelas XI SMAN 1 Air Pura
c. Menghasilkan perangkat pembelajaran fisika SMA menggunakan model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan strategi PQ4R pada fluida
dinamis terintegrasi energi microhydro di kelas XI SMAN 1 Air Pura dengan
kriteria valid
d. Menghasilkan perangkat pembelajaran fisika SMA menggunakan model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan strategi PQ4R pada materi
fluida dinamis terintegrasi energi microhydro di kelas XI SMAN 1 Air Pura dengan
kriteria praktis
e. Menghasilkan perangkat pembelajaran fisika SMA menggunakan model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan strategi PQ4R pada materi
fluida dinamis terintegrasi energi microhydro di kelas XI SMAN 1 Air Pura dengan
kriteria efektif
4. Tujuan Mengembangkan Perangkat Pembelajarn Fisika SMA Berkarakter Hemat Energi Berbasis Model Pembelajaran CPS (Creative Problem Solving)
47
Dengan Pendekatan Open-Ended Pada Konsep Usaha Dan Energi Terintegrasi Energi Biomassa
a. Mendefinisikan perangkat pembelajaran fisika berbasis model Pembelajaran
Creative Problem Solving (CPS) dengan pendekatan Open-ended pada materi
usaha dan energi berkarakter hemat energi terintegrasi energi biomassa.
b. Merancang perangkat pembelajaran fisika berbasis model Pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS) dengan pendekatan Open-ended pada materi usaha dan
energi berkarakter hemat energi terintegrasi energi biomassa.
c. Mengembangkan perangkat pembelajaran fisika berbasis model Pembelajaran
Creative Problem Solving (CPS) dengan pendekatan Open-ended pada materi
usaha dan energi berkarakter hemat energi terintegrasi energi biomassa dengan
kriteria vailid, praktis, dan efektif.
5. Tujuan Melihat Pengaruh Modul pada Materi Kalor dan Listrik Terintegrsi
Materi Energi Radiasi Matahari Dalam Model PDEODE Terhadap hasil Belajar
Siswa Kels X MAN 2 padang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modul pada materi kalor dan
listrik terintegrasi materi energi radiasi matahari dalam model pembelajaran PDEODE
terhadap hsil belajar siswa kelas X MAN 2 Padang
B. Manfaat Penelitian
Manfaat pengembangan perangkat pembelajaran yang terintegrasi materi dan
energi memberikan manfaat baik bagi siswa, guru, peneliti, sekolah, dinas pendidikan,
program pascasarjana, pemerintah dan masyarakat. Secara lebih rinci, manfaat perangkat
pembelajaran fisika sesuai jenis-jenis energi terbarukan adalah sebagai berikut :
1. Manfaat mengembangkan Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Fisika
SMA Berbasis Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan
Pendekatan Science Environment Technology And Society (SETS) Pada Materi
Fluida Dinamis Terintegrasi Energi Angin.
a. Bagi siswa, untuk dapat menanamkan pembelajaran yang tidak hanya
mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif saja tetapi juga menumbuhkan
dalam dirinya karakter hemat energi.
48
b. Bagi guru, guru mata pelajaran khususnya guru fisika akan menjadi bahan acuan
untuk pengembangan perangkat di dalam kelas dan selalu berkompetensi untuk
meningkatkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan aplikatif siswa dalam
memecahkan masalah.
c. Bagi dunia pendidikan, Sebagai sumber referensi pengintegrasian materi hemat
energi pada mata pelajaran fisika SMA.
d. Bahan referensi penelitian selanjutnya yang relevan.
2. Manfaat mengembangkan Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Berkarakter
Hemat Energi Berbasis Model Creative Problem Solving (CPS) Dengan
Pendekatan Konflik Kognitif Pada Materi Termodinamika Terintegrasi Energi
Panas Bumi.
a. Bagi siswa, untuk dapat menanamkan pembelajaran yang tidak hanya
mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif saja tetapi juga menumbuhkan
dalam dirinya karakter hemat energi.
b. Bagi guru, guru mata pelajaran khususnya guru fisika akan menjadi bahan acuan
untuk pengembangan perangkat di dalam kelas dan selalu berkompetensi untuk
meningkatkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan aplikatif siswa dalam
memecahkan masalah.
c. Bagi dunia pendidikan, Sebagai sumber referensi pengintegrasian materi hemat
energi pada mata pelajaran fisika SMA.
d. Bahan referensi penelitian selanjutnya yang relevan.
3. Manfaat mengembangkan perangkat pembelajaran Fisika SMA Berbasis CPS
Pada Materi Fluida Dinamis Diintegrasikan Energi Microhydro Menggunakan
Strategi PQ4R
a. Bagi siswa, untuk dapat menanamkan pembelajaran yang tidak hanya
mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif saja tetapi juga menumbuhkan
dalam dirinya karakter hemat energi.
b. Bagi guru, guru mata pelajaran khususnya guru fisika akan menjadi bahan acuan
untuk pengembangan perangkat di dalam kelas dan selalu berkompetensi untuk
meningkatkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan aplikatif siswa dalam
memecahkan masalah.
c. Bagi dunia pendidikan, Sebagai sumber referensi pengintegrasian materi hemat
energi pada mata pelajaran fisika SMA.
49
d. Bahan referensi penelitian selanjutnya yang relevan.
4. Manfaat Mengembangkan Perangkat Pembelajarn Fisika SMA Berkarakter
Hemat Energi Berbasis Model Pembelajaran CPS (Creative Problem Solving)
Dengan Pendekatan Open-Ended Pada Konsep Usaha Dan Energi Terintegrasi
Energi Biomassa
a. Siswa, menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara intelektual,
fisik, mental, maupun emosional sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan
menumbuhkan karakter hemat energi.
b. Guru yang mengalami kesulitan dalam menghadapi permasalahan-permasalahan
dalam pembelajaran, dapat menciptakan pembelajaran yang lebih inovatif, kreatif,
efisien, menarik, dan terintegrasi untuk meningkatkan kompetensi dan karakter
hemat energi pada siswa.
c. Sekolah yang belum memiliki perangkat pembelajaran fisika berkarakter hemat
energi terintegrasi energi biomassa, dapat memiliki perangkat pembelajaran fisika
terintegrasi energi biomassa menggunakan model pembelajaran CPS (Creative
Problem Solving ) dengan pendekatan open-ended..
d. Pembaca yang sebelumnya belum memahami dengan baik penelitian
pengembangan, dapat menambah pengetahuannya dan dapat menjadikannya
sebagai acuan dalam melakukan pengembangan perangkat pembelajaran fisika.
5. Tujuan Mengembangkan Modul pada Materi Kalor dan Listrik Terintegrsi
Materi Energi Radiasi Matahari Dalam Model PDEODE Terhadap hasil Belajar
Siswa Kels X MAN 2 padang.
a. Bagi siswa, untuk dapat menanamkan pembelajaran yang tidak hanya
mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif saja tetapi juga menumbuhkan
dalam dirinya karakter hemat energi.
b. Bagi guru, guru mata pelajaran khususnya guru fisika akan menjadi bahan acuan
untuk pengembangan perangkat di dalam kelas dan selalu berkompetensi untuk
meningkatkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan aplikatif siswa dalam
memecahkan masalah.
c. Bagi dunia pendidikan, Sebagai sumber referensi pengintegrasian materi hemat
energi pada mata pelajaran fisika SMA.
d. Bahan referensi penelitian selanjutnya yang relevan.
50
BAB IV. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development)
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu (Sugiono, 2008: 407). Ada dua jenis
produk yang dihasilkan dalam penelitian, pertama, 1 set perangkat perkuliahan Materi dan
energi (Silabus, SAP, Bahan Ajar, LKM), dan 5 set perangkat pembelajaran fisika SMA
yang inovatif terintegrasi materi mikrohidro, panas bumi, angin, biomassa dan radiasi
matahari (silabus, RPP, Bahan Ajar, LKS).
B. Rancangan Pengembangan
1. Teknik Pengembangan
Teknik pengembangan didasari oleh dua model pengembngan yaitu the 4-D models
(define, design, develop dan disseminate) yang dikembanglan oleh Thiagarajan (1978) dan
model pengembangan yang dikembangkan oleh McKenny (preliminary, prototyping, dan
assessment). Selanjutnya model pengembangan ini disebut dengan concept fitting
technique berdasarkan gambar 2 pada tinjauan pustaka. Dalam teknik ini akan mengikuti 3
tahap yaitu integrating, prototyping,
2. Prosedur Pengintegrasian
Penelitian pertama dimulai menyusun dan memodifikasi perangkat perkuliahan
materi dan energi seperti Silabus, SAP, Bahan Ajar dan LKM. Penelitian kedua menyusun
perangkat pembelajaran fisika SMA, yaitu Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
bahan ajar dalam bentuk Handout/Modul dan LKS yang terintegrasi materi energi
geothermal, mikrohidro, angin, biomassa dan radiasi matahari. Adapun langkah-langkah
yang digunakan untuk pengembangan perangkat perkuliahan dan perangkat pembelajaran
dapat dilihat pada Gambar 3.
51
Model pengintegrasian menggunakan ceoncept fitting technique:
Evaluation
Analisis
Tidak
Ya
Tidak
Gambar 4: Teknik Pengintegrasian Menggunakan concept fitting technique
Integrating Front End Analisis: Analisis kurikulum, siswa, konsep, dan potensi daerah
Penetapan komponen integrasi • Konsep fisika • Energi terbarukan • Karakter hemat
energi
Integrasi
Prototyping Stage
Tidak
Ya
Prototype 1 Self Evaluation
Kesingkronan, konsep-konsep integrasi, kelengkapan struktur perangkat dan sekuens ( urutan)
Prototype 2 Expert Review
Valid? Revisi
Uji Lapangan
Praktis Revisi
Asessment Revisi
Perangkat Pembelajaran yang Valid, Praktis dan Efektif
52
a. Integrating
1. Front-End Analysis
a) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum bertujuan untuk memantau tingkat pencapaian tujuan
pendidikan sesuai standar nasional. Kurikulum yang digunakan pada penelitian
ini adalah kurikulum 2013. Analisis dilakukan terhadap KI dan KD yang
didasarkan pada Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang kerangka Dasar dan
struktur Kurikulum SMA/MA. Selanjutnya, untuk melihat keterkaitan SKL, KI
dan KD digunakan Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang SKL. KI dan KD
yang telah dipilih selanjutnya dijabarkan dalam bentuk indikator pencapaian
kompetensi. indikator pencapaian kompetensi perlu dijabarkan untuk
mengembangkan RPP untuk merumuskan kegiatan pembelajaran dan bentuk
penilaian untuk mengukur capaian kompetensi. Selanjutnya, analisis juga
dilakukan terhadap standar proses yang tercantum dalam Permendikbud No. 65
Tahun 2013. Standar proses berguna sebagai acuan untuk perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran.
b) Analisis Peserta Didik
Analisis kemampuan awal siswa merupakan kegiatan mengidentifikasi
siswa darisegi kebutuhan dan karakteristik untuk menetapkan spesifikasi dan
kualifikasi perubahan perilaku (tujuan dan materi) (Us dan Harmi, 2011: 58 ).
Tujuan analisis siswa pada penelitian ini adalah untuk memudahkan guru dalam
melakukan proses belajar dan menyimpulkan tentang hasil belajar yang cocok
dengan keadaan siswa.
Alat analisis siswa ini dapat menggunakan AUM (Alat Ungkap Masalah).
AUM (Alat Ungkap Masalah) adalah sebuah instrument standar yang
dikembangkan oleh prayitno ,dkk dan dapat digunakan dalam rangka memahami
dan memperkirakan (bukan memastikan) masalah-masalah yang dihadapi siswa.
Prayitno (1997: 3) menyatakan, “Untuk mengungkapkan masalah-masalah
belajar siswa dan mahasiswa secara menyeluruh, telah dikembangkan dua jenis
alat ungkap masalah yaitu alat untuk mengungkapkan masalah-masalah umum
yang dikenal dengan AUM Umum dan mengungkapkan masalah belajar lebih
khusus dinamakan AUM PTSDL”.
53
Berdasarkan pendapat Prayitno diatas, diambil kesimpulan bahwa dalam
menghadapi masalah belajar salah satunya dapat menggunakan AUM PTSDL.
Prayitno (1997: 4) menjelaskan bahwa komposisi AUM PTSDL adalah
memperhatikan ruang lingkup dan kondisi kehidupan siswa pada umumnya,
maka AUM PTSDL meliputi jumlah item yang memuat berbagai masalah yang
mungkin dialami oleh siswa yang semuanya dikelompokkan pada lima bidang,
antara lain:
1) Prasyarat penguasaan materi (P)
Rendahnya penguasaan materi atau daya serap siswa dalam proses
belajar mengajar seringkali bukan disebabkan karena kemampuan dasar atau
kecerdasan siswa yang rendah tetapi juga disebabkan secara langsung terkait
dengan materi pembelajaran itu sendiri, artinya mereka tidak menguasai
materi-materi tertentu yang menjadi syarat untuk menguasai materi
selanjutnya.
2) Keterampilan belajar (T)
Seorang siswa harus dapat menguasai seperangkat keterampilan
belajar agar siswa tersebut dapat sukses dalam menjalani pembelajaran di
sekolah dengan menguasai materi yang telah dipelajari. Keterampilan
belajar itu diantaranya: (a) mengatur pelajaran dengan efektif, (b) membaca
dan mengingat dengan efektif, (c) mengatur waktu belajar secara efektif, (d)
mengakui pelajaran di kelas secara efektif, (e) menggunakan kepustakaan
dan sumber- sumber belajar dengan efektif, (f) menulis karya tulis dengan
baik dan efektif, (g) mempersiapkan diri untuk ujian dengan efektif.
3) Sarana dan Prasarana (S)
Ketersediaan sarana belajar merupakan salah satu aspek penting
dalam menunjang kesuksesan siswa dan bagaimana keadaan siswa dalam
proses belajar mengajar di kelas sehingga dapat mencapai hasil belajar yang
optimal. Siswa seharusnya memiliki sarana dan prasarana yang cukup dan
memadai sehingga siswa dapat memanfaatkan sarana tersebut untuk
kegiatan belajar. Sarana yang dimaksudkan adalah perlengkapan dan
peralatan yang dapat digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar dikelas
maupun diluar kelas. Menurut Prayitno (1997: 15) menjelaskan bahwa
sarana belajar yang diharapkan tersedia dan dimanfaat secara baik oleh
54
siswa dalam kegiatan belajar meliputi: (a) dana, (b) perlengkapan, (c) buku-
buku sumber, (d) buku dan alat tulis, (e) alat-alat praktek, (f) ruang belajar
di rumah beserta perlengkapannya.
4) Diri pribadi (D)
Penguasaan materi yang telah diberikan guru tidak akan terkuasai
dengan baik jika kondisi diri pribadi siswa baik secara psikis maupun fisik
mengalami hambatan. Kondisi diri siswa akan mempengaruhi bagaimana
menerima materi pelajaran dalam proses belajar mengajar. Keadaan pribadi
yang dimaksud adalah seperti yang diungkapkan oleh Prayitno (1997: 16)
yaitu: (a) kondisi kesehatan fisik pada umumnya, (b) minat, bakat dan
kemampuan, (c) rasa percaya diri, kemauan dan semangat, (d) persepsi dan
keyakinan pentingnya kesuksesan belajar, dan (e) aspirasi terhadap
pendidikan.
5) Lingkungan Sosio Emosional (L)
Kondisi lingkungan sosio-emosional mempengaruhi siswa dalam
proses belajar. Proses belajar siswa di kelas tidak terlepas dari pengaruh-
pengaruh di sekitar siswa. Lingkungan sosio emosional dari siswa yang
dapat mengganggu kelancaran belajar siswa meliputi: (a) hubungan dengan
siswa dan sesama siswa, (b) hubungan dan perlakuan anggota keluarga, (c)
suasana lingkungan belajar (di rumah dan di sekolah), (d) pergaulan dengan
teman-teman di luar sekolah, (e) kondisi geografis tempat tinggal dan
sekolah.
c) Analisis Materi
Analisis materi bertujuan untuk mengetahui konsep materi yang berkaitan
dengan tuntutan kurikulum sehingga digunakan suatu strategi pembelajaran yang
cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bentuk analisis pengintegrasiannya
menggunakan Consept Fitting Technique,yaitu mencocokkan antara konsep
fisika dengan konsep hemat energi (Hamdi, 2014).
d) Analisis Kebutuhan (potensi daerah)
Analisis kebutuhan bertujuan untuk memunculkan masalah dasar yang
dibutuhkan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Analisis kebutuhan
telah peneliti lakukan pada saat mendeskripsikan latar belakang masalah. Satu
hal sangat diperhatikan dan menjadi dasar pertimbangan menganalisis potensi
55
daerah adalah kurikulum SMA yang harus memperhatikan karakteristik daerah
setempat yang sesuai dengan amanat UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
Analisis potensi daerah mencakup rona fisik dan dan rona sosial ekonomi.
Rona fisik daerah mencakup lokasi wilayah baik relatif maupun absolute, luasan
wilayah, bentuk lahan, kondisi topografi, kondisi lereng, kondisi tanah, kondisi
iklim, kondisi hidrologi, kondisi geologi, penggunaan lahan, dan kondisi fisik
lainnya. Selain rona fisik daerah, juga terdapat kondisi sosial ekonomi wilayah.
Hal ini karena potensi wilayah secara utuh merupakan perpaduan antara rona
fisik dan rona sosial ekonomi dari suatu wilayah. Setelah mengetahui rona fisik
dan rona sosial ekonomi suatu daerah, maka kita dapat menganalisis suatu
daerah dan potensinya dengan menggunakan analisis SWOT suatu daerah, yaitu
dengan melihat kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang
(opportunity), dan ancaman (threaths) suatu daerah.
Schuler (1986) menjelaskan bahwa analisa SWOT adalah sebuah bentuk
analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran).
Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang
kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Jadi dapat
disimpulkan bahwa analisa SWOT adalah sebuah alat analisa yang ditujukan
untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin
akan dihadapi dalam hal ini oleh suatu daerah. Analisa SWOT ini terbagi atas
empat komponen dasar yaitu:
1) S (Strength) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
analisis kebutuhan (potensi daerah).
2) W (Weakness) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kelemahan dari dari analisis kebutuhan (potensi daerah).
3) O (Opportunity) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
peluang di luar analisis kebutuhan (potensi daerah) dan memberikan
peluang berkembang dari analisis kebutuhan (potensi daerah).
4) T (Threat) adalah situasi yang merupakan ancaman dari analisis
kebutuhan (potensi daerah) yang datang dari luar dan dapat mengancam
eksistensi daerah di masa depan.
2. Kelengkapan komponen integrasi:
56
Pada tahap ini hal yang perlu dilakukan adalah konsep fisika, energi terbarukan
dan karakter hemat energi.
3. Integrasi
Pada tahap ini dilakukan pentegrasian materi energi terbarukan ke dalam materi
fisika dalam membentuk karakter hemat energi.
b. Prototyping Stage
1) Prototyping 1
Setelah perangkat pembelajaran dirancang, maka dilanjutkan dengan melakukan
prototype 1, yaitu melakukan self evaluation. Hal yang perlu diperhatikan pada tahap self
evaluation adalah kesinkronan, konsep integrasi, kelangkapan struktur dan urutan dari
perangkat yang dikembangkan
Berdasarkan hasil validasi tersebut akan dilakukan analisis, kemudian berdasarkan hasil
analisis akan dilakukan revisi.
2) Prototyping 2,
Setelah dilakukan revisi pada prototype 1 maka dilanjutkan kelangkah selanjutnya,
yaitu prototype 2. Hal yang perlu dilakukan pada tahap prototype 2 mengkonsultasikan dan
mendiskusikan perangkat pembelajaran yang telah dirancang kepada pakar fisika (Expert
Review). Adapun komponen yang akan dinilai atai divalidasi oleh para ahli adalah
kelayakan isi, kelayakan konstruksi, layout dan bahasa yang digunakan dalam perangkat
pembelajaran yang dikembangkan
c. Evaluation
1) Uji Lapangan
Setelah dilakukan revisi berdasarkan masukan dari ahli maka perlu dilakukan uji
lapangan (field test). Uji lapangan dilakukan pada kondisi yang mirip dengan kondisi yang
sebenarnya. Evaluasi orang per orang, evaluasi kelompok kecil dan uji lapangan dilakukan
untuk melihat tingkat praktikalitas produk yang telah dirancang. Praktikalitas suatu produk
adalah tingkat keterpakaian suatu produk tersebut oleh pengguna. Produk dikatakan
mempunyai nilai praktikalitas yang tinggi jika praktis dan mudah digunakan. Perangkat
pembelajaran dikatakan praktis jika pengguna tidak kesulitan memahami materi yang
disajikan, mudah memeriksanya serta lengkapmdengan petunjuk yang jelas. Jika hasilnya
57
belum praktis, dilakukan perbaikan lagi terhadap perangkat pembelajaran yang
dikembangkan sehingga diperoleh perangkat pembelajaran fisika yang valid dan praktis.
2) Assesment Stage
Pada tahap assessment, akan diuji efektifitas produk yang dihasilkan. Efektifitas
produk artinya ukuran yang menyatakan ada atau tidaknya efek atau pengaruh dari produk
yang dikembangkan terhadap pengguna. Aspek efektifitas yang diamati dalam proses
pembelajaran yang menggunakan perangkat pembelajaran fisika menggunakan model
pembelajaran Creative Problem Solving yang berkarakter hemat energi ini adalah aktivitas
dan hasil belajar siswa. Pada tahap ini dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah
perangkat pembelajaran yang dirancang efektif untuk mmbentuk arakter hemat energi
dalam diri siswa.
C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
1. Jenis Data
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer. Ada empat
kelompok data yang diambil, data pertama berupa hasil validasi Silabus, SAP, Bahan Ajar
dan LKM yang diberikan oleh validator, data kedua adalah data praktikalitas dan
efektivitas perkuliahan pada saat uji coba di ruang kuliah, data ketiga berupa hasil validasi
Silabus, RPP, Bahan Ajar dan LKS yang diberikan oleh validator dan data keempat adalah
data praktikalitas dan efektivitas pembelajaran pada saat uji coba di sekolah. Data yang
diambil pada saat uji coba adalah (1) hasil observasi keterlaksanaan SAP atau RPP dari
observer, (2) hasil respon dosen terhadap perangkat perkuliahan dan respon guru terhadap
perangkat pembelajaran, dan (3) respon mahasiwa terhadap perangkat perkuliahan dan
respon siswa terhadap perangkat pembelajaran setelah dilakukan ujicoba.
2. Instrumen Pengumpul Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Lembar validasi, yang terdiri dari lembar validasi SAP, lembar validasi LKM,
dan lembar validasi alat evaluasi untuk pengembangan perangkat perkuliahan,
lembar validasi RPP, lembar validasi LKS, dan lembar validasi alat evaluasi
untuk perangkat pembelajaran. Data-data yang diperoleh digunakan untuk
mengetahui tingkat validitas perangkat yang dikembangkan.
b) Lembar observasi, terdiri dari lembar observasi keterlaksanaan SAP,
keterlaksanaan RPP, lembar observasi aktivitas peserta didik, dan lembar
58
observasi hasil belajar. Data-data yang diperoleh akan digunakan untuk melihat
tingkat praktikalitas perangkat yang dikembangkan.
c) Angket, terdiri dari angket respon mahasiswa, respon dosen, respon siswa dan
respon guru terhadap perangkat yang dikembangkan. Data yang diperoleh akan
dipergunakan untuk melihat tingkat praktikalitas perangkat yang
dikembangkan.
d) Lembar tes hasil belajar, data yang diperoleh digunakan untuk melihat
praktikalitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Sebelum digunakan, setiap instrumen dikonsultasikan kepada pembimbing agar
memperoleh data yang valid. Sugiyono (2010:348) mengatakan bahwa menggunakan
intrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil
penelitian akan valid dan reliabel.
D.Teknik Analisis Data
Analisis data hasil penelitian dilakukan untuk mengetahui validitas dan praktikalitas
perangkat yang telah dibuat. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik
deskriptif untuk mendapatkan nilai rata-rata dan persentase. Teknik analisis data hasil
penelitian berikut ini.
1. Analisis Data Validitas
Data yang dikumpulkan peneliti adalah data primer yang diambil dari hasil
validasi oleh validator, data dari pelaksanaan ujicoba terbatas. Data ini dianalisis dengan
analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan tingkat validitas perangkat pada materi kuliah
Materi dan energi dan materi fisika SMA yang terintegrasi dengan karakter hemat
energi. Data kelayakan perangkat ini berupa skala likert. Penskoran masing-masing
skala likert 1-5 menggunakan dengan ketentuan, nilai 5 = sangat sesuai (SS), nilai 4 =
Sesuai (S), nilai 3 = Netral (N), nilai 2 = Tidak Sesuai (TS), Nilai 1 = Sangat Tidak
Sesuai (STS).
Dari seluruh item yang diberikan, kemudian ditabulasi dan dicari persentasenya
dengan rumus:
������������� = �� �������� ���ℎ��� ������� × 100
Berdasarkan nilai validitas, ditetapkan kriteria kevalidan seperti pada Tabel 5.
Tabel 7. Kategori validitas perangkat pembelajaran
59
% Kategori
0 – 20 21 – 40 41 – 60 61 – 80 81 - 100
Tidak valid Kurang valid Cukup valid
Valid Sangat valid
(Dimodifikasi dari Riduan, 2009: 89)
2. Analisis data reliabilitas
Dyah Astriani (2006) mengatakan bahwa reliabilitas instrumen pengamatan dapat
dihitung dengan teknik interobserver agreement. Menurut teknik ini dua pengamat
menggunakan intrumen yang sama untuk mengamati variable yang sama, kemudian
hasil pengamatan dihitung menggunakan rumus:
�� ���������� ����� = �1 − �� �! " × 100%
dimana A adalah nilai aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat memberikan
frekuensi tinggi, dan B adalah nilai aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat
memberikan frekuensi rendah. Suatu instrumen digolongkan baik jika memiliki
realibilitas diatas 75%.
3. Analisis data praktikalitas
Analisis data praktikalitas diperoleh dari lembar observasi keterpakaian perangkat,
angket respon dosen, angket respon mahasiswa, angket respon guru, dan angket respon
siswa terhadap perangkat yang dikembangkan.
a. Analisis data keterlaksanaan dan keterpakaian perangkat berdasarkan atas hasil
lembar observasi. Analisis menggunakan penilaian deskriptif dengan ketentuan
sebagai berikut:
1.00 - 1.99 = tidak baik 2.00 - 2.99 = cukup baik 3.00 – 3.49 = baik 3.00 – 3.49 = baik 3.50 – 4.00 = sangat baik
Ketentuan diatas dikonversikan dalam bentuk rubrik sebagai berikut :Tidak
baik, tidak dilakukan sama sekali (1.00 - 1.99), Cukup baik, dilakukan tapi
tidak selesai (2.00 - 2.99), Baik, dilakukan tapi kurang tepat (3.00 - 3.49),
Sangat baik, dilakukan dengantepat dan sistematis (3.50 - 4.00)
(Dyah, Astriani, 2006:50)
60
b. Analisis data respon dosen, respon mahasiswa, respon guru dan respon siswa
terhadap perangkat yang dikembangkan berdasarkan angket respon dosen,
respon mahasiwa, respon guru dan respon siswa. Data yang diperoleh
dideskripsikan dengan teknik analisis frekuensi data dengan rumus:
������ ���������� = $%&'()*+,-./0(1*'&2*3$%&'+-%$(+4+ × 100
Berdasarkan nilai praktikalitas, ditetapkan kriteria praktikalitas seperti pada Tabel 6.
Tabel 8. Kategori Praktikalitas Perangkat Pembelajaran
% Kategori 0 – 20 21 – 40 41 – 60 61 – 80 81 – 100
Tidak praktis Kurang praktis Cukup praktis
Praktis Sangat praktis
(Dimodifikasi dari Riduan, 2009: 89) Secara lebih rinci, langkah-langkah penelitian setiap tahun dapat dilihat pada diagram
flishbone seperti diperlihatkan pada Gambar 6
61
Gambar 5. Digram langkah-langkah penelitian
62
BAB V
HASIL YANG DICAPAI
A. Bentuk Pengintegrasian Karakter hemat Energi Ke Dalam Pembelajaran Fisika
Analisis terhadap materi fisika dilakukan pada Kompetensi Inti ke 3 dimana setelah
mempelajari fisika, setiap siswa dapat memahami, menerapkan, dan menjelaskan
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah. Contohnya, analisis materi dilakukan terhadap
Kompetensi Dasar (KD) khususnya KD 3.9 yang isinya Mendeskripsikan hukum-hukum
termodinamika dan penerapannya dalam teknologi.
Kemudian analisis dilakukan terhadap Energi terbarukan dimana energi yang
berasal dari "proses alam yang berkelanjutan", seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air
proses biologi, dan panas bumi. Dari energi terbarukan ini, yang paling dekat bahasannya
dengan materi thermodinamika adalah energi panas bumi. Selanjutnya analisis terhadap
karakter bangsa dan sikap ilmiah didapatkan karakter hemat energi kreatif, teliti, hemat dan
toleransi. Semua karakter ini akan dijabarkan secara terperisnci. Hasil selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 9. Hasil analisis terhadap materi fisika, energi terbarukan dan karakter hemat energi.
Indikator pembelajaran
Materi Termodinamika Integrasi Materi Energi Panas
Bumi Karakter Hemat
Energi Mendeskripsikan konsep usaha, kalor dan energi dalam berdasarkan tinjauan termodinamika.
� Kalor didefinisikan sebagai perpindahan energi yang disebabkan oleh perbedaan suhu.
� Usaha merupakan perubahan energi melalui cara-cara mekanis yang tidak disebabkan oleh perubahan suhu
� Perubahan energi dalam pada sistem yang tertutup merupakan selisih kalor yang diterima dengan usaha yang dilakukan oleh sistem ∆U= Q – W atau Q = ∆U + W
dengan ∆U = perubahan energi dalam (
Konsep usaha ,kalor dan energi dalam pada pemanfaatan energi panas bumi sama dengan konsep pada termodinamika, yang mebedakannya adalah pada besaran -besaran yang dipakai Usaha :
W = m (h1 – h2) dimana, W adalah kerja atau daya turbin (kW), m adalah massa (kg s-1), h1 adalah entalpi uap yang masuk ke turbin (kJ kg-
1), dan h2 adalah entalpi uap yang keluar dari turbin (kJ kg-1). Kalor : Q = (Qb) + (Qf) Q b = A Ht (l - ) σb cb T Qf = A Ht Sa σa ua + A Ht
Kreatif � Mencari informasi
terbaru melalui sumber bacaan lain tentang konsep usaha, kalor dan energi dalam pada anergi terbarukan (Energi panas bumi)
� Melakukan pengamatan di lingkungan setempat terhadap pemanfaatan konsep usaha, kalor dan energi dalam.
63
Indikator pembelajaran
Materi Termodinamika Integrasi Materi Energi Panas
Bumi Karakter Hemat
Energi J)
Q = kalor yang diterima ( J) W = usaha ( J)
Su σu Uu Dimana : porositas ( dalam %), dan densitas batuan (σb dalam kg m-3) A adalah luas reservoar (km2), dan Ht adalah ketebalan reservoar (km) Sa adalah saturasi air (%), Su adalah saturasi uap (%), (σa) adalah densitas air (kg m-3), dan (σu) adalah densitas uap (kg m-3). Energi Dalam : ∆H dapat diartikan laju kalor yang terkandung dalam sistem reservoir panas bumi, Hv = ha qma + hu qmu
dirnana: Hv adalah total laju aliran panas (kJ s-1 atau kW), ha adalah entalpi air (kJ kg-1), hu adalah entalpi uap (kJ kg-1), qma adalah laju alir massa air (kg s-1), qmu adalah laju alir massa uap (kg s-1).
Teliti : � Cermat dalam
menggunakan tanda positif dan negatif untuk Q dan W
Menganalisis proses-proses gas ideal dalam grafik P-V
Mengelompokkan secara mendetail proses-proses gas ideal dalam grafik P-V yaitu :
- Proses Isobarik - Proses Isokhorik - Proses Isotermal - Proses adiabatis
Mengelompokkan secara mendetail proses-proses gas ideal dalam grafik P-V yaitu :
- Proses Isobarik - Proses adiabatis
Teliti � Bekerja secara
teratur, rinci dan tertib dalam menggunakan aturan setiap proses gas ideal
� Cermat dalam membedakan setiap proses gas ideal
� Selalu mengecek ulang segala pekerjaan yang telah dilakukan berkaitan dengan penggambaran grafik proses gas ideal
Kreatif :
Terus berupaya sendiri menggambar grafik setiap proses gas
Mendeskripsikan hukum I Termodinamika
Hukum I Termodinamika: “Pada saat gas dalam ruang tertutup diberi kalor maka kalor tersebut akan dimanfaatkan untuk melakukan usaha dan
Hukum ini berlaku tidak hanya pada sistem saja tetapi juga pada lingkungan. Dalam bentuk dasar, dapat ditulis sebagai, Perubahan energi sistem + perubahan energi lingkungan = 0
Teliti : Cermat dalam setiap aturan yang berlaku pada hukum I termodinamika
64
Indikator pembelajaran
Materi Termodinamika Integrasi Materi Energi Panas
Bumi Karakter Hemat
Energi merubah energi dalamnya.”
sistem yang memiliki energi-dalam U1 tidak menerima kalor tetapi menerima usaha dari lingkungan sehingga suhu naik dan energi-dalam naik pula menjadi U2,maka sistem mengalami perubahan energi dalam sistem memenuhi persamaan: ∆U= Q – W
Perubahan energi lingkungan = ± Q ± W Perubahanenergi sistem = ∆U + ∆Ek + ∆ Ep ∆U + ∆Ek + ∆Ep = Q – W Persamaan di atas berlaku untuk perubahan yang terjadi pada sistem tertutup, Sistem tertutup adalah sistem yang menjalankan proses dimana tidak ada perubahan energi potensial dan kinetik, sehingga persamaan nya dapat ditulis menjadi, ∆U = Q – W Hukum Pertama Termodinamika perlu penjabaran yang lebih umum. Keadaan tetap berarti bahwa kondisi pada semua titik dalam peralatan tetap terhadap waktu. Sehingga menjadi, ∆H + 1/2 ∆V2 + g ∆ z = Q – W
Menerapkan hukum I Termodinamika dalam beberapa proses termodinamika
Memahami beberapa siklus yang terdapat pada proses termodinamika
Memahami beberapa siklus yang terdapat pada proses pemanfaatan energi panas bumi
Teliti : Tertib dalam menggambarkan setiap siklus. Hemat : Menggunakan energi yang muncul dari efisiensi siklus secara cermat Toleransi : Melihat adanya kerjasama antar setiap proses pada siklus energi terbarukan
Dari bagian awal Tabel 1 dapat dilihat bahwa terdapat pasangan antara materi
thermodinamika, energiy geothermal dan karakter hemat energi. Pada materi
thermodinamika kalor didefinisikan sebagai perpindahan energi yang disebabkan oleh
perbedaan suhu. Pengertian kalor pada materi geothermal adalah persis sama dengan
pengertian kalor pada thermodinamika. Dengan demikian, konsep usaha ,kalor dan energi
pada energi panas bumi juga sama dengan konsep pada termodinamika, yang
membedakannya hanyalah pada simbol-simbol yang dipakai. Dari konsep thermodinamika
dan geothermal tersebut dapat dikembangkan karakter kreatif dimana sebelumnya karakter
65
kreatif diturunkan dari karakter bangsa dan sikap ilmiah. Seorang yang mempunyai sikap
hemat energi akan mempunyai jiwa dan sikap yang kreatif. Mereka akan selalu mencari
informasi terbaru melalui sumber bacaan lain tentang konsep usaha, kalor dan energi dalam
pada energi terbarukan seperti energi panas bumi ini. Kemudian sikap kreatif ini
dibangkitkan terus pada konsep-kosep yang lain seperti pada proses isobarik dan lain-lain.
B. Buku Ajar
Tujuan khusus penelitian pada Tahun Pertama yaitu adalah (1) Mengindentifikasi
hukum-hukum fisika yang mendasari pada energi seperti energi angin, energi panas
bumi, energi mikrohidro, energi biomassa dan energi radiasi matahari, (2) Mengetahui
karakteristik fisika pada setiap energi terbarukan energi angin, energi panas bumi, energi
mikrohidro, energi biomassa dan energi radiasi matahari (3) Mengembangkan perangkat
perkuliahan fisika materi dan energi berbasis riset diwujudkan melalui sebuh buku yang
diberi judul ENERGI TERBARUKAN.
Pengembangan buku ini mengikuti 2 model pengembangan yaitu “4-D Model”
dengan 4 tahap pengembangan yaitu tahap pendefenisian (define), tahap perancangan
(design), tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (desiminate) dan model Mc
Kenny yang terdiri dari tiga tahapan yaitu preliminary, Prototyping Stage, dan Assesment
stage. Pada tahun pertama sedang dirancang Draf Buku Materi Dan Energi melalui
pendefinisian dan perancangan sedangkan tahap pengembangan akan dilaksanakan pada
Tahun kedua dan Tahap Penyebaran akan dilaksanakan pada Tahun Ketiga. Sub isi buku
Materi Dan Energi tersebut akan dipaparkan dibawah ini.
1. Energi Angin
Dalam elearning Gunadarama dijelaskan “energi angin merupakan energi
alternative yang mempunyai prospek bagus, karena merupakan sumber energi yang bersih
dan terbarukan. Menurut Budiastra (2009) “angin adalah suatu bentukan energi surya
yangterjadi ketika matahari memanaskan udara yang kemudian menyebabkan udaranya
naik dan membentuk suatu vacuum turun membentuk angin. Menurut Daryono (2004)
ENERGI angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya pemompaan air
untuk irigasi, pembangkit listrik, pengering atau pencacahhasil panen, aerasi tambak
ikan/udang, pendingin ikan pada perahu-perahu nelayan dan lain-lain. Selain itu,
pemanfaatan energi angin dapat dilakukan di mana-mana, baik di daerah landai maupun
dataran tinggi, bahkan dapat di terapkan di laut, berbeda halnya dengan energi air
66
Salah satu energi terbarukan yang berkembang pesat di dunia saat ini adalah energi
angin. Energi angin merupakan energi terbarukan yang sangat fleksibel. Pemanfaatan
energi angin ini, dapat mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Selain itu,
pemanfaatan energi angin dapat dilakukan di mana-mana, baik di daerah landai maupun
dataran tinggi, bahkan dapat di terapkan di laut, berbeda halnya dengan energi air.
Walaupun pemanfaatan energi angin dapat dilakukan di mana saja, daerah-daerah yang
memiliki potensi energi angin yang tinggi tetap perlu diidentifikasi agar pemanfaatan
energi angin ini lebih kompetitif dibandingkan dengan energi alternatif lainnya.
2. Energi Panas Bumi
Energi panas bumi, adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah
permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya. Energi panas bumi telah
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di Italy sejak tahun 1913 dan di New Zealand sejak
tahun 1958. Pemanfaatan energi panas bumi untuk sektor non‐listrik (direct use) telah
berlangsung di Iceland sekitar 70 tahun. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta
meningkatnya harga minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979, telah memacu
negara‐negara lain, termasuk Amerika Serikat, untuk mengurangi ketergantungan mereka
pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Saat ini energi panas bumi
telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 Negara, termasuk Indonesia. Disamping
itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor non‐listrik di 72 negara, antara lain
untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah kaca, pengeringan hasil
produk pertanian, pemanasan tanah, pengeringan kayu, kertas dll.
Keunggulan lain dari geothermal energi adalah dalam faktor kapasitasnya (capacity
factor), yaitu perbandingan antara beban rata‐rata yang dibangkitkan oleh pembangkit
dalam suatu perioda (average load generated in period) dengan beban maksimum yang
dapat dibangkitkan oleh PLTP tersebut (maximum load). Faktor kapasitas dari pembangkit
listrik panas bumi rata‐rata 95%, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan faktor
kapasitas dari pembangkit listrik yang menggunakan batubara, yang besarnya hanya
60‐70% ((U.S Department of Energy). Energi panas bumi dapat diklasifikasikan
berdasarkan sumber panasnya menjadi lima bagian: (1) energi magma (magma energy), (2)
energi panas batuan kering (hot dry rock energy), (3) energi bumi (earth energy), (4)
energi tekanan bumi (geopresure energy), dan (5) energi hidrotermal (hydrothermal
energy).
67
Dari kelima sumber energi tersebut, akhirnya yang paling berkembang dan produktif
adalah sumber energi hidrotermal (hydrothermal energy). Karena sumber energi panas
bumi, yang lain belum begitu ekonomis dan tidak banyak dieksploitasi, sehingga pada
umunya yang dikenal sebagai energi panas bumi adalah energi hidrotermal. Padahal energi
panas bumi hidrotermal hanyalah salah satu dari beberapa jenis energi panasbumi tersebut.
Sumatera Barat sebagai salah satu provinsi yang memiliki potensi energi panas bumi,
penting halnya adanya kajian lebih lanjut tentang potensi yang dimiliki tersebut sehingga
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat terutama untuk mengatasi krisis energi.
Dengan adanya pemanfaatan energi panas bumi sebagai upaya mengatasi krisis energi,
maka diharapkan pemborosan energi yang marak terjadi saat ini dpt diatasi dengan baik
(Suharno. 2009)
3. Energi Mikrohidro
Microhydro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata micro yang berarti kecil
dan hydro yang berarti air. “energi microhydro merupakan energi yang dihasilkan dari air
yang memiliki kapasitas kecil”. Secara teknis, microhydro memiliki tiga komponen utama
yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator. Prinsip dasar microhydro adalah
pemanfaatan energi potensial yang dipengaruhi oleh ketinggian aliran air. Semakin tinggi
jatuhan air, semakin besar energi potensial yang dapat digunakan untuk membangkitkat
tenaga listrik. Microhydro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar,
misalnya dengan ketinggian air 2,5 meter dapat dihasilkan listrik 400 watt. Menurut
Haryanto (2013) pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah pembangkit listrik yang
memiliki daya kurang daro 10 kW per unit. Menurut Susatyo (2009) “Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah suatu sistem pembangkit listrik yang dapat
mengubah potensi air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik,
dengan menggunakan turbin air dan generato
Prinsip dasar microhydro adalah memanfaatkan energi potensial yang dimiliki oleh
aliran air pada jarak ketinggian tertentu dari tempat instalasi pembangkit listrik. Sebuah
skema microhydro memerlukan dua hal yaitu, debit air dan ketinggian jatuh untuk
menghasilkan energi. Secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut : air yang mengalir
di sungai dibendung kemudian diteruskan ke suatu pipa. Air pada pipa dibuat sedemian
rupa sehingga memiliki ketinggian untuk selanjutnya dialirkan dan diarahkan untuk
memutar turbin, turbin akan menggerakkan generator yang akan menghasilkan listrik. Hal
68
ini adalah sebuah sistem konversi energi dari bentuk ketinggian dan aliran (energi
potensial) ke dalam bentuk energi mekanik dan energi listrik.
4. Energi Biomassa
Dalam buku Asian Biomass, dijelaskan bahwa secara umum biomassa merupakan
bahan yang dapat diperoleh dari tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung dan
dimanfaatkan sebagai energi atau bahan dalam jumlah yang besar. Biomassa disebut juga
sebagai fitomassa dan seringkali diterjemahkan sebagai bioresource atau sumberdaya yang
diperoleh dari hayati. Di sisi lain Prasetyo (2013) menjelaskan arti dari biomassa adalah
tumubuhan atau bagian-bagiannya yaitu bunga, biji, daun, ranting, batang akar, termasuk
tanaman yang dihasilakn oleh kegiatan pertanian, perkebunan, dan hutan tanaman.
Menurut Lukito, (2013) “biomassa adalah jumlah total berat kering bahan-bahan organic
hidup yang terdapat di atas dan juga di bawah permukaan tanah dan dinyatakan dalam ton
per unit area. Biomassa adalah segala material biologis yang berasal dari tanaman atau
hewan yang bisa digunakan untuk memproduksi panas dan atau/tenaga, bahan bakar
termasuk bahan bakar transportasi, atau sebagai pengganti produk dan material berbasis
fosil. Sedangkan dalam elearning IPB dijelaskan bahwa biomassa bahan organic yang
dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik merupakan produk maupun buangan. Dalam
kamus Bahasa Inggris Oxford, istilah “biomass” pertama kali muncul di literature pada
tahun 1934. Di dalam Journal of Marine Biology Association, ilmuwan Rusia bernama
Bogorov menggunakan istilah biomass sebagaio tatnama. Biomassa merupakan sumber
daya terbarui dan energi yang diperoleh dari biomassa yang disebut energi terbarukan. Dari
beberpa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan mengenai perngertian biomassa yaitu
segala material yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang bisa menghasilkan energi
atau panas.
Dalam buku Asian Biomass juga dijelaskan klasifikasi biomassa: biomassa secara
spesifik merujuk pada limbah pertanian seperti jerami, sekam, padi, limbah perhutanan
seperti serbuk gergaji, MSW, tinja kotoran hewan, sampah dapur, lumpur kubangan dan
sebagainya. Dalam kategori jenis tanaman, yang termasuk biomassa adalah kayu putih,
poplar hybrid, kelapa sawit, tebu, rumput, rumput laut dan lain-lain. Seiring dengan
perkembangan teknologi, biomassa tidak hanya mencakup berbagai jenis tanaman
pertanian, seperti kayu, tumbuhan perairan, pertanian konvensional yang lain, kehutanan,
sumber daya perikanan tetapi juga mencakup lumpur pulp, lindi hitam, sisa fermentasi
69
alcohol, limbah industry organik, sampah kota seperti sampah dapur dan limbah kertas,
serta lumpur limbah.
Menurut Siswanto (2010) salah satu cara pengolahan biomassa yaitu melalui proses
Gasifikasi. Gasifikasi biomassa untuk menghasilkan energi melibatkan pemanasan
biomassa dalam lingkungan beroksigen rendah untuk menghasilkan gas berkalori
sedang atau rendah. Biogas ini kemudian digunakan sebagai bahan bakar dalam unit
pembangkit listrik combined cycle yang terdiri atas turbin gas di siklus atas dan turbin uap
di siklus bawah. Gasifikasi dilakukan dengan cara memanaskan biomasa dengan oksigen
yang terbatas untuk memproduksi gas Low Heating Value.
Energi yang terkandung pada biomassa :
Energi Biomassa (Joule) = (1-m)*(RPR*P)*k
dengan :
m :% kadar air, merupakan jumlah kadar air yang terkandung dalam residu
RPR :konstanta residu dari limbah biomassa ( % )
P :jumlah produksi biomassa (kg)
K :Nilai kalor, jumlah kalor yang tersimpan ( MJ/kg)
Sedangkan, untuk mengetahui daya yang dapat dihasilkan dari energi tersebut
adalah dengan menggunakan persamaan :
P = E/t
dengan : P : daya (joule/s, watt)
E : energi (joule)
t : waktu ( second, detik)
Menurut Asian Biomass Handbook “untuk menghasilkan listrik dari biomass, energi
dari biomassa diubah menjadi energi kinetic untuk menggerakkan dynamo dan sebagai
akibatnya energi listrik diperoleh”. Metode utama untuk mengubah energi biomassa
menjadi energi kinetic adalah sebagai berikut: 1) uap yang berasal dari panas pembakaran
biomassa dan turbin uap diputar, 2) gas mudah terbakar yang berasal dari pirolisis atau
degradasi mikro biomassa dan mesin gas atau turbin gas diputar menggunakan gas.
5. Energi Radiasi Matahari
Energi radiasi matahari adalah energi yang berasal dari matahari dan didapat
dengan mengubah energi panas matahari melalui peralatan tertentu untuk menjadi sumber
daya dalam bentuk lain yang dapat dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan energi.
Energi matahari merujuk pada radiasi energi dalam bentuk panas dan cahaya yang
70
dipancarkan matahari. Dalam kehidupan sehari-hari energi radiasi matahari sebenarnya
sudah dirasakan manfaatnya, antara lain: menjemur pakaian, menjemur kopi, pembuatan
garam, dan sebagainya. Energi radiasi matahari merupakan salah satu bentuk energi
terbarukan yang ketersediaannya tak terbatas di alam.
Secara sederhana, energi terbarukan didefinisikan sebagai energi yang dapat
diperoleh ulang (terbarukan) seperti sinar matahari dan angin. Sumber energi terbarukan
adalah sumber energi ramah lingkungan yang tidak mencemari lingkungan dan tidak
memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global seperti pada
sumber-sumber tradisional lain. Ini adalah alasan utama mengapa energi terbarukan sangat
terkait dengan masalah lingkungan dan ekologi di mata banyak orang. Banyak orang
biasanya menunjuk energi terbarukan sebagai antitesis untuk bahan bakar fosil. Bahan
bakar fosil memiliki tradisi penggunaan yang panjang, sementara sektor energi terbarukan
baru saja mulai berkembang dan ini adalah alasan utama mengapa energi terbarukan masih
sulit bersaing dengan bahan bakar fosil.
Energi terbarukan masih perlu meningkatkan daya saing, karena sumber energi yang
terbarukan masih membutuhkan subsidi untuk tetap kompetitif dengan bahan bakar fosil
dalam hal biaya (meskipun harus juga disebutkan bahwa perkembangan teknologi pada
energi terbarukan terus menurunkan harganya dan hanya masalah waktu energi terbarukan
akan memiliki harga yang kompetiti tanpa subsidi dibandingkan bahan bakar tradisional.)
Selain dalam hal biaya, energi terbarukan juga perlu meningkatkan efisiensinya. Sebagai
contoh, panel surya rata-rata memiliki efisiensi sekitar 15% yang berarti banyak energi
akan terbuang dan ditransfer menjadi panas, bukan menjadi bentuk lain energi yang
bermanfaat untuk digunakan. Namun, ada banyak penelitian yang sedang berlangsung
dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi teknologi energi terbarukan, beberapa darinya
benar-benar menjanjikan, meskipun belum terlihat solusi energi terbarukan yang sangat
efisien dan bernilai komersial tinggi.
Pemanfaatan Radiasi matahari dalam hidup dan kehidupan sangat luas. Bila
berbicara mutu,maka itu berbicara mengenai Spektral radiasi matahari. Bila spektral radiasi
matahari buruk intensitas radiasi matahari berkurang dipermukaan bumi, mutu
kehidupan di bumi dipastikanturun.Pada radiasi matahari yang dimanfaatkan adalah energi
panas, sedangkan cahaya tampak adalah penerangan. Pemanfaatan radiasi matahari dan
cahaya tampak yang sangat dekat denganhidup dan kehidupan adalah pada sistem
bangunan (Danugondho dan Aldy).Diantara sekian banyak kemanfaatan energi panas
71
radiasi matahari baik berupa radiasi langsung normal danhorizontal, radiasi baur, pantul
maupun global, yang paling dekat disekitar lingkungan tinggaldiantaranya: pengeringan,
penguapan dan penghematan energi pada bangunan.
C. Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Terintegrasi Materi dan Energi
1. Energi Angin
Mahasiswa S2 Pendidikan Fisika yang terlibat mengembangkan perangkat
pembelajaran terintegrasi energi angin adalah Indah Chyntia Dewi NIM/TM.1204200/2012
dengan tim pembimbing Dr. Hamdi, M.Si (Ketua Peneliti) dan Dr. H Ahmad Fauzi, M.Si
(Pembantu Peneliti). Pada saat ini mahasiswa tersebut telah melaksanakan seminar
proposal tesis, dan telah melaksanakan pengembangan perangkat. Diperkirakan mahasiswa
yang bersangkutan dapat menyelesaikan studi pada akhir tahun 2014. Adapun tahap-tahap
pengembangan perangkat yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Tahap Pendefinisian (Define)
1) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dilakukan terhadap Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD). Pada analisis ini dikaji KI dan KD yang berkaitan
dengan bencana angin topan. Berdasarkan analisis KI dan KD maka materi
yang sesuai dengan energi angin adalah materi Fluida Dinamis, dengan alokasi
waktu 3 x 4 JP, dengan kompetensi inti:
a) Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam
jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan
pengukurannya.
b) Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan ,
melaporkan, dan berdiskusi
c) Menerapkan prinsip fluida dinamik dalam teknologi
d) Memodifikasi ide/gagasan proyek sederhana yang menerapkan prinsip
dinamika fluida
Fluida dinamis adalah materi pembelajaran Fisika kelas XI semester genap
di sekolah menengah atas (SMA). Materi ini harus dipelajari dalam rangka
72
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan kompetensi
inti dan kompetensi dasar. Kompetensi dasar materi ini ada lima, yaitu:
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan
dan komplksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan
yang menciptakannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif;
jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi
3.7 Mendeskripsikan prinsip pada fluida dinamik dan penerapannya
dalam teknologi
4.5 Mnyelesaikan permasalahan dengan menerapkan prinsip
dinamika fluida
4.6 Membuat proyek sederhana yang menerapkan prinsip dinamika
fluida
Berdasarkan KD tersebut, materi fluida dinamis tidak hanya sebatas
pengetahuan, tetapi lebih lanjut materi ini dapat digunakan untuk menganalisa dan
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari seperti krisis energi.
Alokasi waktu yang disediakan adalah 3 x 4 JP.
Hasil analisis KI dan KD dijadikan dasar untuk menentukan konsep-
konsep utama dari materi fluida dinamis yang akan dijadikan sebagai isi dari
bahan ajar terintegrasi bencana angin topan. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan terhadap KI dan KD dalam silabus, maka KI dan KD tersebut
dijabarkan menjadi indikator dan ditentukan tujuan pembelajarannya dan
dituliskan dalam RPP dan modul pembelajaran.
2) Analisis Peserta Didik
Analisis siswa merupakan telaah karakteristik siswa yang meliputi
perkembangan kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan dan sosial budaya
siswa. Analisis inilah yang akan dijadikan kerangka acuan dalam menyusun
materi pembelajaran.
Uji coba perangkat pembalajaran yang dikembangkan direncanakan pada
siswa kelas XI IPA di SMA Don Bosco Padang dimana peserta didik telah
73
berada pada tahap operasional formal. Menurut Sanjaya (2006:43), pada tahap
formal peserta didik sudah sistematik dan meliputi proses-proses yang komplek.
Anak pada usia ini sudah mampu memprediksi berbagai macam kemungkinan.
Mereka sudah mulai mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapkan.
3) Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep utama yang akan
diajarkan dan menyusunnya secara sistematis serta mengaitkan satu konsep
dengan konsep lain yang relevan. Analisis konsep ditujukan untuk
mengidentifikasi, merinci dan menyususnnya secara sistematis konsep-konsep
utama dari materi fluida dinamis yang diperlukan untuk menyusun perangkat
pembelajaran menggunakan model CPS dengan pendekatan SETS. Hasil
analisis diperoleh konsep-konsep fisika energi angin pada materi fluida
dinamis yaitu tekanan, massa jenis, kecepatan, dan jarak. Konsep-konsep inilah
yang dijadikan sebagai pedoman untuk mengintegrasikan materi fluida dengan
energi angin dan deskripsinya.
4) Analisis Potensi Daerah
Analisis potensi daerah bertujuan untuk memunculkan masalah dasar yang
dibutuhkan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Satu hal yang sangat
diperhatikan dan menjadi dasar pertimbangan untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran adalah kurikulum dan potensi daerah. Sebagaimana dijelaskan
dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional 20 Tahun 2003 bahwa
kurikulum pada jenjang dan jenis pendidikan menengah, dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan
peserta didik.
b. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini dilakukan perancangan terhadap perangkat pembelajaran,
berupa silabus, RPP, hndout, LKS, dan penilaian pada materi fluida dinamis
terintegrasi karakter hemat energi menggunakan model pembelajaran CPS
dengan pendekatan SETS berdasarkan hasil analisis pada tahap define.
Perangkat pembelajaran ini dirancang dengan merujuk pada kurikulum yang
berlaku. Adapun ciri-ciri khusus dari perangkat pembelajaran dengan Model
Pembelajaran CPS berbasis Pendekatan SETS yang dikembangkan adalah:
1. Silabus
74
Silabus yang dikembangkan berbasis model CPS dengan pendekatan SETS
terintegrasi energi angin. Pengembangan silabus mengacu pada Standar
Proses dengan memunculkan nilai-nilai karakter hemat energi yang
diharapkan dapat tumbuh pada saat pembelajaran berlangsung pada materi
fluida dinamis. Silabus dikembangkan menggunakan microsoft word 2007
dengan jenis font Times News Roman ukuran 12 spasi 1.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP yang dikembangkan sesuai dengan pembelajaran yang tertera pada
silabus, berbasis model CPS dengan pendekatan SETS terintegrasi energi
angin. RPP dikembangkan dengan menggunakan microsoft word 2007
dengan jenis font Times News Roman ukuran 12 spasi 1,5.
3. Handout
Handout disesuaikan dengan KI dan KD yang telah ditentukan dalam
kurikulum 2013. Uraian materi dibuat mengikuti langkah-langkah model
CPS dengan pendekatan SETS. Handout dikembangkan dengan
menggunakan microsoft word 2007 dengan jenis font Times News Roman ,
comic sans MS dan Algerian ukuran 12 spasi 1,5
4. Lembar Kerja Siswa
LKS merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
siswa dapat berupa tugas teoritis atau tugas praktis. LKS yang
dikembangkan sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang tertera pada RPP
berbasis model CPS dengan pendekatan SETS. LKS dikembangkan dengan
menggunakan microsoft word 2007 dengan jenis font Times News Roman ,
comic sans MS dan Calibri ukuran 12 spasi 1,5
5. Penilaian
Penilaan dikembangkan dalam kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Penilaian dilengkapi dengan lembar penilaian dan pedoman
penilaian pada masing-masing kompetensi. Penilaian dikembangkan dengan
menggunakan microsoft word 2007 dengan jenis font Times News Roman
ukuran 12 spasi 1.
c. Tahap Pengembangan (Develop)
Saat ini perangkat pembelajaran masih dalam tahap uji validsi dari pakar
75
d. Tahap Penyebaran (Desimination)
Tahap penyebaran akan dilakukan pada tahap selanjutnya
2. Energi Panas Bumi
Mahasiswa S2 Pendidikan Fisika yang terlibat mengembangkan perangkat
pembelajaran terintegrasi energi panas bumi adalah Septa Arnas NIM/TM.1204185/2012
dengan tim pembimbing Dr. H Ahmad Fauzi, M.Si (Pembantu peneliti) dan Dr. Hamdi,
M.Si (Anggota Peneliti). Pada saat ini mahasiswa tersebut telah melaksanakan seminar
proposal tesis, dan telah melaksanakan pengembangan perangkat. Diperkirakan mahasiswa
yang bersangkutan dapat menyelesaikan studi pada akhir tahun 2014. Adapun tahap-tahap
pengembangan perangkat yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Preliminary (Analisis Pendahuluan)
1) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum bertujuan untuk memantau tingkat pencapaian tujuan
pendidikan sesuai standar nasional. Kurikulum yang digunakan pada penelitian
ini adalah kurikulum 2013. Analisis dilakukan terhadap KI dan KD yang
didasarkan pada Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang kerangka Dasar dan
struktur Kurikulum SMA/MA. Selanjutnya, untuk melihat keterkaitan SKL, KI
dan KD digunakan Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang SKL. KI dan KD
yang telah dipilih selanjutnya dijabarkan dalam bentuk indikator pencapaian
kompetensi. Indikator pencapaian kompetensi perlu dijabarkan untuk
mengembangkan RPP untuk merumuskan kegiatan pembelajaran dan bentuk
penilaian untuk mengukur capaian kompetensi. Selanjutnya, analisis juga
dilakukan terhadap standar proses yang tercantum dalam Permendikbud No. 65
Tahun 2013. Standar proses berguna sebagai acuan untuk perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran.
Dari hasil analisis SK, KI, dan KD yang dilakukan maka didapatkan hasil
sebagai berikut :
Muatan kurikulum 2013 kelas XII SMA-MA kelompok peminatan matematika
dan ilmu-ilmu alam materi sumber energi terbarukan dengan kompetensi inti
(KI):
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
76
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif,
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Adapun Kompetensi Dasar (KD) sumber energi terbarukan adalah :
KD 1.1 : Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam
jagad raya melaluipengamatan fenomena alam fisis dan
pengukurannya
KD 2.1 : Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif;
jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
percobaan , melaporkan, dan berdiskusi
KD 3.13 : Memahami keterbatasan sumberdaya energi dan dampaknya bagi
kehidupan
KD 4.13 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah keterbatasan sumber
daya energi, energi alternatif, dan dampaknya bagi kehidupan
77
Pelaksanaan KI dan KD tersebut dialokasikan sebanyak 8 JP (8 x 45 menit)
dengan muatan materi sumber energi terbarukan yang terintegrasi dengan
muatan karakter hemat energi. Khusus untuk energi panas bumi yang
terintegrasi materi termodinamika dialokasikan waktunya sebanyak 4 JP (4 x 45
menit)
2) Analisis Peserta Didik
Analisis peserta didik atau siswa sangat penting dilakukan untuk dijadikan
kerangka acuan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang
merupakan telaah karakteristik siswa. Karakteristik siswa yang dimaksud
meliputi latar belakang pengetahuan siswa, bahasa yang digunakan, motivasi
terhadap mata pelajaran Fisika, kemampuan akademik, psikomotor dan
keterampilan sosial.
Uji coba perangkat yang dikembangkan dilaksanakan di SMAN 1
lengayang kelas XII yang berada pada usia 16-17 tahun dan berada pada tahap
operasional formal (Sanjaya, 2006) dengan jumlah 25 orang siswa. Pada tahap
formal siswa sudah sistematik dan meliputi proses-proses yang komplek.
Operasionalnya tidak saja terbatas pada hal konkret, akan tetapi pada
operasional lainnya. Anak pada usia ini sudah mampu memprediksi berbagai
macam kemungkinan. Mereka sudah dapat membedakan mana yang terjadi
serta dapat menyusun hipotesis.
3) Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep utama yang akan
diajarkan dan menyusunnya secara sistematis serta mengkaitkan satu konsep
dengan konsep yang lain yang relevan. Analisis konsep ditujukan untuk
mengidentifikasi, merinci dan menyusunnya secara sistematis konsep-konsep
utama dari materi sumber energi terbarukan yaitu energi panas bumi diperlukan
untuk menyusun setiap halaman perangkat pembelajaran menggunakan model
CPS (Creative Problem Solving) dengan pendekatan konflik kognitif yang
selanjutnya akan dijadikan sebagai isi dari bahan ajar, LKS dan RPP yang akan
dikembangkan.
4) Analisis Potensi Daerah
Analisis kebutuhan bertujuan untuk memunculkan masalah dasar yang
dibutuhkan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Analisis kebutuhan
78
telah peneliti lakukan pada saat mendeskripsikan latar belakang masalah. Satu
hal sangat diperhatikan dan menjadi dasar pertimbangan menganalisis potensi
daerah adalah kurikulum SMA yang harus memperhatikan karakteristik daerah
setempat yang sesuai dengan amanat UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
Analisis potensi daerah mencakup rona fisik dan dan rona sosial
ekonomi. Rona fisik daerah mencakup lokasi wilayah baik relatif maupun
absolute, luasan wilayah, bentuk lahan, kondisi topografi, kondisi lereng,
kondisi tanah, kondisi iklim, kondisi hidrologi, kondisi geologi, penggunaan
lahan, dan kondisi fisik lainnya. Selain rona fisik daerah, juga terdapat kondisi
sosial ekonomi wilayah. Hal ini karena potensi wilayah secara utuh
merupakan perpaduan antara rona fisik dan rona sosial ekonomi dari suatu
wilayah. Setelah mengetahui rona fisik dan rona sosial ekonomi suatu daerah,
maka kita dapat menganalisis suatu daerah dan potensinya dengan
menggunakan analisis SWOT suatu daerah, yaitu dengan melihat kekuatan
(strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman
(threaths) suatu daerah.
Schuler (1986) menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah sebuah
bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi
gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor
masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-
masing. Jadi dapat disimpulkan bahwa analisa SWOT adalah sebuah alat
analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang
dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi dalam hal ini oleh suatu daerah.
Analisa SWOT ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu:
1) S (Strength) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan
dari analisis kebutuhan (potensi daerah).
2) W (Weakness) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kelemahan dari dari analisis kebutuhan (potensi daerah).
3) O (Opportunity) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
peluang di luar analisis kebutuhan (potensi daerah) dan
memberikan peluang berkembang dari analisis kebutuhan (potensi
daerah).
79
4) T (Threat) adalah situasi yang merupakan ancaman dari analisis
kebutuhan (potensi daerah) yang datang dari luar dan dapat
mengancam eksistensi daerah di masa depan.
b. Prototyping Stage
Berdasarkan hasil pada tahap preliminary, disusun rancangan
pengembangan adalah perangkat pembelajaran fisika menggunakan model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan pendekatan Konflik
Kognitif berkarakter hemat energi yang meliputi silabus, RPP, handout, LKS
dan penilaian. Dalam mendesain produk harus memperhatikan 3 karakteristik
yaitu content (isi), support (bahasa dan keterbacaan), dan interface(tampilan).
Adapun karakteristik dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah :
a) Silabus dikembangkan berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan
kompetensi Dasar (KD) kurikulum 2013 sesuai Permendikbud No. 69
tahun 2013. Silabus yang dikembangkan memuat identitas mata
pelajaran KI, KD, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar. Kegiatan pembelajaran dalam silabus
dikembangkan sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran
Creative Problem Solving dengan pendekatan konflik kognitif serta
mengintegrasikan materi energi panas bumi kedalam materi
termodinamika. Perancangan silabus menggunakan Microsof Word
2007 dengan jenis font Times News Roman ukuran 11 spasi 1.
b) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dikembangkan berdasarkan
silabus dan ditulis sesuai dengan format pada lampiran Permendikbud
No 81 A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum. RPP yang
dikembangkan memuat identitas mata pelajaran, materi pokok, alokasi
waktu, KI, KD, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, media, alat, sumber belajar, langkah kegiatan
pembelajaran, dan penilaian. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
yang dirancang mengarah pada langkah pembelajaran Creative Problem
Solving dengan pendekatan konflik kognitif. Perancangan RPP
menggunakan Microsof Word 2007 dengan jenis font Times News
Roman ukuran 12 spasi 1,5.
80
c) Handout terdiri dari judul, materi pokok, KI, KD, indikator, tujuan
pembelajaran dan uraian materi serta penilaian. Agar Handout terlihat
lebih menarik digunakan ilustrasi berupa gamba, pesan pesan yang
disesuaikan dengan materi pembelajaran materi pokok yang
dikembangkan adalah materi termodinamika terintegrasi energi panas
bumi. Perancangan handout menggunakan Microsof Word 2007 dengan
jenis font Comic Sans MS ukuran 11 spasi 1,15
d) LKS yang dikembangkan adalah LKS non eksperimen. LKS yang
didesain dengan mengarahkan pada Pembelajaran Creative Problem
Solving dengan pendekatan konflik kognitif yaitu kegiatan yang
dilakukan peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengembangkan
penalaran, kreativitas, inovasi berdasarkan kemampuan pemahaman dari
peserta didik itu sendiri dan bisa mengaitkan dengan kehidupan sehari-
hari. LKS yang dibuat memuat KI, KD, indikator, tujuan, rangkuman
materi, pertanyaan yang dibuat dalam LKS dikaitkan dengan komponen
pembelajaran Creative Problem Solving dengan pendekatan konflik
kognitif, dan kesimpulan. Perancangan LKPD menggunakan Microsof
Word 2007 dengan jenis font Times News Roman ukuran 12 spasi 1,5.
Spesifikasi LKS terdiri atas :
e) Penulisan LKS menggunakan bahasa sesederhana mungkin dan
komunikatif sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik.
1) Isi LKS disesuaikan dengan KI, KD, indikator dan tujuan.
2) LKS dilengkapi dengan materi dari konsep yang akan dibahas.
3) Prosedur penyelesaian terdiri dari penyelesaian sesuai dengan
model pembelajaran Creative Problem Solving dengan dengan
pendekatan konflik kognitif .
4) Pertanyaan dan diskusi.
5) Dalam melakukan setiap kegiatan yang sesuai tuntutan LKS,
peserta didik bekerja dalam satu kelompok.
f) Penilaian dikembangkan dengan berpedoman pada Permendikbud
No. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan. Penilaian
dikembangkan untuk mengukur kompetensi pengetahuan, sikap,
keterampilan, karakter dan aktivitas peserta didik. Penilaian
81
pengetahuan dikembangkan dalam bentuk soal-soal tes. penilaian
sikap dinilai dalam bentuk skala penilaian yang terdiri dari skala
penilaian sikap dan sosial. Penilaian karakter juga diamati saat
proses pembelajaran berlangsung. Karakter yang akan dinilai adalah
karakter kreatif, teliti, toleransi, dan hemat, dimana masing-masing
nilai karakter tersebut memiliki indikator masing-masing. Untuk
penilaian aktivitas, aspek pengamatan yang diamati adalah pada
tahap model pembelajaran Creative Problem Solving dengan
pendekatan konflik kognitif. Penilaian ini bertujuan untuk melihat
efektivitas perangkat pembelajaran fisika yang dikembangkan.
Perancangan penilaian menggunakan Microsof Word 2007 dengan
jenis font Times News Roman ukuran 12 spasi 1,5.
Prototyping stage terdiri atas beberapa prototype, yaitu sebagai berikut :
1) Prototype 1 (validitas perangkat Pembelajaran)
Setelah perangkat pembelajaran dirancang, maka dilanjutkan dengan
melakukan prototype 1, yaitu menentukan tingkat validitas perangkat
pembelajaran. Aspek yang akan dinilai meliputi validitas isi dan
konstruk.validitas isi artinya kesesuain antara produk yang dihasilkan
dengan silabus mata pelajaran. Sedangkan validitas konstruk artinya
kesesuaian komponen-komponen perangkat fisika menggunakan model
pembelajaran Creative Problem Solving dengan pendekatan Konflik
Kognitif yang berkarakter hemat energi dengan indikator-indikator
yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil validasi tersebut akan dilakukan analisis. Apabila
hasil analisis menyatakan bahwa perangkat pembelajaran ini belum
valid, maka dilakukan revisi sehingga diperoleh perangkat pembelajaran
yang valid. Pada prototype 1 ada beberapa hal yang dilakukan, yaitu
sebagai berikut:
a) Melakukan self evaluation , yaitu dengan merevisi sendiri perangkat
pembelajaran yang telah dirancang.
b) Mengkonsultasikan dan mendiskusikan perangkat pembelajaran
yang telah dirancang kepada pakar fisika.
82
Berdasarkan hasil validasi tersebut akan dilakukan analisis,
kemudian berdasarkan hasil analisis akan dilakukan revisi.
2) Prototype 2,
Setelah dilakukan revisi pada prototype 1 maka dilanjutkan
kelangkah selanjutnya, yaitu prototype 2. Ada beberapa hal yang dilakukan
pada prototype 2., yaitu sebagai berikut :
1) Melakukan evaluasi per orang (one to one evaluation), yaitu dengan
meminta siswa memberikan komentarnya terhadap perangkat
pembelajararan yang telah dirancang.
2) Melakukan evaluasi kelompok kecil dengan mempraktekkan perangkat
pembelajaran yang telah dirancang pada sekelompok siswa yang terdiri
dari 8-12 orang.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, akan dilakukan revisi terhadap
perangkat pembelajaran.
3) Prototype 3
Setelah dilakukan revisi berdasarkan masukan pada evaluasi orang
per orang dan evaluasi kelompok kecil, maka akan dilakukan uji lapangan
(field test). Uji lapangan dilakukan pada kondisi yang mirip dengan kondisi
yang sebenarnya.
Evaluasi orang per orang, evaluasi kelompok kecil dan uji lapangan
dilakukan untuk melihat tingkat praktikalitas produk yang telah dirancang.
Praktikalitas suatu produk adalah tingkat keterpakaian suatu produk tersebut
oleh pengguna. Produk dikatakan mempunyai nilai praktikalitas yang tinggi
jika praktis dan mudah digunakan. Perangkat pembelajaran dikatakan
praktis jika pengguna tidak kesulitan memahami materi yang disajikan,
mudah memeriksanya serta lengkapmdengan petunjuk yang jelas. Jika
hasilnya belum praktis, dilakukan perbaikan lagi terhadap perangkat
pembelajaran yang dikembangkan sehingga diperoleh perangkat
pembelajaran fisika yang valid dan praktis.
c. Assesment Stage
Pada tahap assessment, akan diuji efektifitas produk yang dihasilkan.
Efektifitas produk artinya ukuran yang menyatakan ada atau tidaknya efek atau
pengaruh dari produk yang dikembangkan terhadap pengguna. Aspek efektifitas
83
yang diamati dalam proses pembelajaran yang menggunakan perangkat
pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran Creative Problem
Solving dengan pendekatan Konflik Kognitif yang berkarakter hemat energi ini
adalah aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada tahap ini dilakukan evaluasi untuk
mengetahui apakah perangkat pembelajaran yang dirancang efektif untuk
membentuk arakter hemat energi dalam diri siswa.
3. Energi Mikrohidro
Mahasiswa S2 Pendidikan Fisika yang terlibat mengembangkan perangkat
pembelajaran terintegrasi mikrohidro adalah Rio Wiharza NIM. 1204227/2012 dengan tim
pembimbing Dr. Hamdi, M. Si, (Ketua Peneliti) dan Dr. H. Ahmad Fauzi, M. Si (Anggota
Peneliti).
a. Tahap Pendefenisian (Define)
1) Analisis kurikulum
Muatan kurikulum 2013 kelas XI SMA/MA kelompok peminatan
matematika dan ilmu pengetahuan alam materi fluida dinamis. Fluida dinamis
merupakan materi pembelajaran mata pelajaran fisika jurusan IPA kelas XI
semester II di Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA).
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
84
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Adapun kompetensi dasar untuk konsep fluida dinamis:
KD 1.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KD 1.2 ; Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik benda titik dan
benda tegar, fluida, gas dan gejala gelombang
KD 2.1 : Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif;
jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas seharihari sebagai
wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
KD 2.2 : Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan.
KD 3.7 : Menerapkan prinsip fluida dinamik dalam teknologi
KD 4.7 : Memodifikasi ide/gagasan proyek sederhana yang menerapkan prinsip
dinamika fluida
2) Analisis Siswa
Analisis siswa merupakan telaah karakteristik siswa yang meliputi
perkembangan kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan dan sosial budaya
siswa. Analisis inilah yang akan dijadikan kerangka acuan dalam menyusun materi
pembelajaran. Analisis siswa dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik
siswa, antara lain: (1) tingkat kemampuan atau perkembangan intelektualnya, (2)
keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang sudah dimiliki dan dapat
dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Hasil analisis
inilah yang akan dijadikan kerangka acuan dalam menyusun materi pembelajaran di
dalam perangkat yang sesuai dengan pendekatan yang dipakai. Adapun manfaat
analisis karakteristik siswa adalah:
85
a) Guru dapat memperoleh tentang kemampuan awal siswa sebagai landasan
dalam memberikan materi baru dan lanjutan.
b) Guru dapat mengatahui tentang luas dan jenis pengalaman belajar siswa, hal ini
berpengaruh terhadap daya serap siswa terhadap materi baru yang akan
disampaikan.
c) Guru dapat mengetahui latar belakang sosial dan keluarga siswa sehingga guru
dapat menjadikan bahan serta metode lebih serasi dan efisien.
d) Guru dapat mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan dan aspirasi
dan kebutuhan siswa.
e) Mengetahui tingkat penguasaan yang telah di peroleh siswa sebelumnya.
Alat analisis siswa ini dapat menggunakan AUM (Alat Ungkap Masalah).
AUM (Alat Ungkap Masalah) adalah sebuah instrumen standar yang dikembangkan
oleh Prayitno,dkk dan dapat digunakan dalam rangka memahami dan
memperkirakan (bukan memastikan) masalah-masalah yang dihadapi siswa.
Prayitno (1997: 3) menyatakan, “Untuk mengungkapkan masalah-masalah belajar
siswa dan mahasiswa secara menyeluruh, telah dikembangkan dua jenis alat ungkap
masalah yaitu alat untuk mengungkapkan masalah-masalah umum yang dikenal
dengan AUM Umum dan mengungkapkan masalah belajar lebih khusus dinamakan
AUM PTSDL”. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam menghadapi masalah
pembelajaran salah satunya dapat menggunakan AUM PTSDL.
3) Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep utama yang akan
diajarkan dan menyusunnya secara sistematis serta mengaitkan satu konsep dengan
konsep lain yang relevan. Analisis konsep ditujukan untuk mengidentifikasi,
merinci dan menyususnnya secara sistematis konsep-konsep utama dari materi
fluida dinamis yang diperlukan untuk menyusun perangkat pembelajaran
menggunakan model CPS dengan strategi PQ4R. Feist (2010: 331) menjelaskan
bahwa sebelum mentransformasikan materi pembelajaran kepada peserta didik,
terlebih dahulu perlu dilakukan analisis materi pembelajaran. Adapun hal-hal yang
mesti dilakukan dalam menganalisis materi pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam SK dan KD. Aspek
tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek pada SK dan KD
memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.
86
2) Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran. Materi yang akan diajarkan
perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian kompetensinya dapat
diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang
akan diajarkan, guru akan mendapatkan ketepatan dalam metode
pembelajarannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan
strategi, metode, media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda.
3) Berorientasi pada kebutuhan peserta didik. Artinya, konsep hierarki
kebutuhan yang diungkapkan Maslow beranggapan bahwa kebutuhan-
kebutuhan di level rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup
terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di level lebih
tinggi menjadi hal yang memotivasi.
4) Berorientasi pada perkembangan peserta didik.
5) Masalah absolescence yang menyangkut validitas dan signifikansi isi
kurikulum. Absolescence menjadi persoalan dalam kaitan pesatnya
perkembangan IPTEK. Absolescence tersebut dapat terjadi pada fakta,
konsep dasar, dan teori-teori di mana fakta diorganisasi dan diinterpretasi.
Akan tetapi, persoalan absolescence sesungguhnya banyak dijumpai dalam
acquired knowledges.
6) Materi mesti konsisten. Jika KD yang harus dikuasai peserta didik ada 3
macam, maka materi yang harus diajarkan juga meliputi 3 macam atau
lebih.
Analisis materi juga memberikan gambaran umum tentang metode dan
pendekatan yang sesuai digunakan untuk mempelajari materi. Analisis materi
merupakan identifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan
menyusunnya secara sistematis serta mengkaitkan satu konsep dengan konsep lain
yang relevan. Analisis ini ditujukan untuk mengidentifikasi, merinci, dan menyusun
secara sistematis konsep-konsep utama yang diperlukan untuk menyusun setiap
halaman perangkat pembelajaran. Konsep pelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah fluida dinamis pada kelas XI semester genap 2013/2014 yang
sesuai dengan Kurikulum 2013. Setiap materi dikaitkan dengan langkah
pembelajaran model CPS dan Strategi PQ4R yang akan dikembangkan.
87
4) Analisis Potensi Daerah
Analisis potensi daerah bertujuan untuk memunculkan masalah dasar yang
dibutuhkan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa kurikulum pada
jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah dan peserta didik. Analisis potensi daerah mencakup rona fisik dan
dan rona sosial ekonomi. Rona fisik daerah mencakup lokasi wilayah baik relatif
maupun absolut, luasan wilayah, bentuk lahan, kondisi topografi, kondisi lereng,
kondisi hidrologi, kondisi geologi, dan kondisi fisik lainnya. Selain rona fisik
daerah, juga terdapat kondisi sosial ekonomi wilayah. Hal ini karena potensi
wilayah secara utuh merupakan perpaduan antara rona fisik dan rona sosial
ekonomi dari suatu wilayah. Setelah mengetahui rona fisik dan rona sosial ekonomi
suatu daerah, maka kita dapat menganalisis suatu daerah dan potensinya dengan
menggunakan analisis SWOT, dengan melihat kekuatan (Strength), kelemahan
(Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threaths) suatu daerah.
b. Tahap Perancangan (Design)
Tahap perancangan terdiri dari dua tahap yaitu: perancangan prototype
perangkat pembelajaran dan penyusunan instrumen yang diperlukan dalam
penelitian ini. Konsep pengembangan perangkat pembelajaran yang akan
dirancang harus mengikuti hal-hal sebagai berikut, (1) kesesuaian materi dengan
kurikulum, (2) pemilihan sumber belajar, (3) penentuan urutan proses
pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran Creative Problem Solving
(CPS) dengan strategi PQ4R, (4) kesesuaian perangkat pembelajaran dan alokasi
waktu yang yang tersedia, (5) tata bahasa yang digunakan, (6) cara penyajian
materi dan aspek lain yang penting dan mempengaruhi dalam pengembangan
perangkat pembelajaran model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
dengan strategi PQ4R. Perangkat yang dirancang terdiri atas Silabus, RPP, LKS.
a) Silabus dirancang dengan berpedoman pada Peraturan Mentri Nomor 41.
Kop silabus berisikan identitas mata pelajaran yang meliputi: satuan
pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran
atau tema pelajaran, dan jumlah pertemuan. Selanjutnya, matriks silabus
terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
88
alokasi waktu, dan sumber belajar. Untuk kegiatan pembelajaran
didasarkan pada langkah-langkah model pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS) dengan strategi PQ4R
b) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang peneliti rancang
menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
dengan strategi PQ4R. Siswa melakukan pembelajaran dengan panduan
LKS untuk menjelaskan permasalahan yang dihadapi, sehingga siswa dapat
menemukan konsep dari pembelajaran tersebut sebagai jawaban
permasalahan yang diberikan dari materi fluida dinamis.
c) Lembar Kerja Siswa (LKS) dirancang dengan model Pembelajaran
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan strategi PQ4R.
Permasalahan fluida dinamis terintegrasi energi microhydro yang
diberikan, mengajak siswa berpikir kreatif mengembangkan wawasan dan
pemikiranya memahami konsep yang dipelajari. Pertanyaan yang
diberikan dalam LKS dapat memberikan kebebasan pada siswa dalam
menjelaskan proses penyelidikan yang dilakukan. Penyusunan instrumen
terdiri dari; (1) Lembar validasi draf awal (penilaian instrumen validasi
RPP, Bahan Ajar, LKS, angket respon siswa dan angket respon guru), (2)
lembar validasi pengembangan RPP; (3) lembar validasi Bahan Ajar; (4)
lembar validasi LKS; (5) lembar validasi angket kepraktisan yang
dirancang guru; (6) lembar validasi angket kepraktisan respon siswa; (7)
lembar catatan observasi terhadap guru, lembar instrument ini divalidasi
oleh pakar evaluasi dan pakar bahasa. Rencana peneliti validator dilakukan
2 orang dosen dan 1 orang guru.
d) Penilaian dirancang disesuaikan dengan indikator-indikator pembelajaran
yang ada pada silabus. Berdasarkan indikator materi fluida dinamis, teknik
penilaian yang digunakan yaitu teknik tes tertulis dan penilaian kinerja.
Teknik penilaian tes tertulis digunakan untuk mengukur aspek kognitif,
teknik penilaian kinerja digunakan untuk mengukur aspek psikomotor dan
afektif.
89
e) Tahap Pengembangan (Develop):
Dalam proses pengembangan
f) Tahap Penyebaran (Desimination)
Direncanakan pada tahun kedua
4. Energi Biomassa
Mahasiswa S2 Pendidikan Fisika yang terlibat mengembangkan perangkat
pembelajaran terintegrasi biomassa adalah Widya, NIM/TM 13014175/2013 dengan tim
pembimbing Dr. Hamdi, M. Si, (Ketua Peneliti) dan Dr. H. Ahmad Fauzi, M. Si
(Pembantu Peneliti).
a. Tahap Pendefenisian (Define)
1) Analisis kurikulum
No Pertanyaan Jawaban
Tujuan Pembelajaran 1 Apa standar kelulusan dari
seorang siswa yang mempelajari fisika?
Dimensi sikap: Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Dimensi pengetahuan: Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Dimensi keterampilan: Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri
2 Apa Kompetensi Inti (KI) pada pembelajaran fisika (khususnya kelas XI)?
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
90
No Pertanyaan Jawaban
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
3 Apa Kompetensi Dasar (KD) pada pembelajaran fisika (khususnya kelas XI)?
1.1: Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya. 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik gerak pada benda titik dan benda tegar, fenomena fluida, dan fenomena gas. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. 3.3 Menganalisis konsep energi, usaha, hubungan usaha dan perubahan energi,
91
No Pertanyaan Jawaban
dan hukum kekekalan energi untuk menyelesaikan permasalahan gerak dalam kejadian sehari-hari. 4.3 Memecahkan masalah dengan menggunakan metode ilmiah terkait dengan konsep gaya, dan kekekalan energi
Isi 4 Berapa jumlah pertemuan
untuk materi usaha dan energi?
Alokasi waktu untuk materi usaha dan energi sebanyak 16 jam pelajaran. Di sekolah tempat penulis akan melakukan penelitian, melaksanakan pembelajaran fisika menggunakan waktu 2 jam pelajaran untuk 1 kali pertemuan, sehingga jumlah pertemuan untuk materi usaha dan energi adalah sebanyak 8 kali pertemuan.
5 Apa saja konsep yang akan dipelajari pada materi usaha dan energi?
Konsep yang akan dipelajari pada materi usaha dan energi adalah konsep usaha, energi, energi potensial, energi kinetik, hubungan usaha dan energi, serta hukum kekekalan energi mekanik.
6 Apa saja perangkat pembelajaran yang harus dikembangkan untuk melaksanakan pembelajaran untuk materi usaha dan energi
• Proses pembelajaran meliputi; tahapan perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian.
• Pada tahap perencanaan perangkat pembelajaran yang harus disiapkan adalah silabus dan rencana pelaksaan pembelajaran (RPP).
• Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, perangkat pembelajaran yang digunakan adalah bahan ajar berupa LKS dan Handout.
• Pada tahap penilaian, perangkat pembelajaran yang digunakan adalah instrument penilaian untuk beberapa jenis penilaian.
7 Apa dasar melakukan pengembangan perangkat pembelajaran pada kurikulum 2013
Permendikbud No 65 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah. Dalam permendikbud tersebut dijelaskan bahwa pada tahap perencanaan pembelajaran guru perlu melakukan penyusunan RPP, penyiapan sumber belajar (bahan ajar meliputi LKS dan handout), dan perangkat penilaian pembelajaran.
Komponen Metode Pembelajaran
92
No Pertanyaan Jawaban
8 Model pembelajaran apa yang cocok digunakan untuk pembelajaran materi usaha dan energi?
Kompetensi dari materi usaha dan energi meminta siswa mampu menganalisis besaran-besaran fisika yang berhubungan dengan materi usaha dan energi, serta meminta siswa mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan usaha dan energi. Sehingga model pembelajaran yang cocok digunakan dalam pembelajaran materi usaha dan energi adalah problem solving, dimana siswa diminta untuk melakukan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran.
9 Model pembelajaran apa yang bisa digunakan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah?
Untuk meningkatkan kerativitas siswa dalam memecahkan masalah, guru dapat menerapkan model pembelajaran creative problem solving. Menurut Sudiran (2012) model CPS adalah suatu model pembelajaran yang dapat membangkitkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif sehingga dapat menyelesaikan masalah secara keratif.
10 Model pembelajaran apa yang sesuai dengan penerapan kurikulum 2013?
Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkakan mutu pendidikan dan menghasilkan lulusan yang kreatif dan mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran tersebut hendaklah model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan siswa diminta untuk menyelesaikan permasalah yang diberikan, dan salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah model pembelajaran creative problem solving.
Komponen Penilaian 13 Apa saja bentuk penilaian
pada kurikulum 2013 Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah (Permendikbud No. 66 th 2013 ttg Standar Penilaian)
93
No Pertanyaan Jawaban
14 Apa saja bentuk penilaian yang tepat dalam mengukur kemampuan siswa khususnya pada materi usaha dan energi
• Untuk kompetensi sikap: observasi yang dilakukan secara berkesinambungan.
• Untuk kompetensi pengetahuan: melakukan tes, dimana bentuk tes yang akan digunakan adalah tes uraian.
• Untuk mengukur keterampilan siswa: menggunakan lembar penilaian portofolio, meminta siswa untuk membuat makalah yang berhubungan dengan usaha dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
2) Analisis Peserta Didik
Jumlah siswa yang mengisi angket ini sebanyak 38. Sebagian siswa lahir pada tahun
1998 dan sekarang berumur sekitar 16 tahun.
No Indikator Hasil Analisis 1 Persyaratan Penguasaan Materi
(P) a. Siswa mengulangi kembali
materi yang telah dipelajari.
b. Siswa mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
a. Sekitar 39,5 % siswa jarang mengulang materi pelajaran yang telah dipelajari di rumah
b. Sebanyak 50 % siswa jarang mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
2 Keterampilan Belajar (T) a. Siswa tampil dalam kegiatan
belajar di kelas dan atau di luar kelas dengan rasa percaya diri yang tinggi untuk menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru.
b. Minat siswa dalam membaca buku fisika.
c. Buku-buku fisika di sekolah menggunakan bahasa yang kompleks dan sulit dipahami.
d. Sewaktu proses pembelajaran berlangsung, siswa mengalami
a. 11 orang dari 38 orang siswa (29
%) jarang tampil dalam kegiatan belajar di kelas.
b. 9 orang siswa (24 %) kurang berminat membaca buku fisika
c. Menurut beberapa orang siswa (9 orang siswa) buku yang digunakan di sekolah menggunakan bahasa yang kompleks dan sulit dipahami.
d. 16 orang siswa (42 %) mengalami kesulitan dalam menjawab
94
kesulitan dalam menjawab pertanyaan dan/atau menanggapi permasalahan fisika
e. Buku-buku paket fisika sekolah membantu siswa untuk memahami konsep.
pertanyaan atau menanggapi permasalahan fisika
e. Menurut 6 orang siswa buku-buku fisika yang digunakan kurang membantu mereka dalam memahami konsep
3 Diri Pribadi (D) a. Siswa memiliki minat yang
tinggi untuk pelajaran fisika. b. Siswa senang jika pelajaran
fisika dikaitkan dengan fenomena alam sehari-hari.
c. Siswa suka menghafal hukum-
hukum, definisi-definisi, rumus-rumus dalam pelajaran fisika.
d. Disamping belajar sendiri untuk mendalami materi pelajaran ataupun mempersiapkan ulangan/ujian siswa senang belajar bersama.
e. Saya lebih senang bekerja sendiri saat praktikum.
a. Sebanyak 34 orang (89 %) dari
siswa berminat dalam pembelajaran fisika
b. Sebanyak 37 orang dari jumlah siswa keseluruhan menyukai pembelajaran yang dikaitkan dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
c. Sebanyak 12 orang atau 32 % dari jumlah siswa kurang suka untuk menghafal hukum-hukum, defenisi, rumus dalam pembelajaran fisika.
d. Ada beberapa orang yang jarang mengulang pelajaran saat mepersiapkan diri untuk mengikuti ujian atau ulangan
e. 10 orang siswa suka bekerja sendiri saat melakukan praktikum.
4 Lingkungan Sosio-Emosional (L) a. Siswa lebih senang belajar
bersama dengan teman dalam kelompok dari pada belajar sendiri.
b. Siswa lebih sering diam ketika diskusi dan membiarkan teman mereka yang mengerjakan tugas diskusi.
c. Siswa mendiskusikan catatan
dan materi pelajaran dengan teman sekelas.
a. Sebanyak 34 orang siswa suka
belajar dalam kelompok dari pada belajar sendiri.
b. Hampir seluruh siswa tidak setuju kalau mereka lebih sering diam dan membiarkan teman sekelompok yang mangerjakan. Artinya, hampir seluruh siswa menyukai pembelajaran dalam kelompok dan berpartisipasi aktif.
c. Sebanyak 7 orang siswa jarang mendiskusikan materi pembelajaran mereka dengan teman sekelas.
95
d. Siswa merasa guru-guru cukup mengerti minat dan bakat mereka.
e. Pergaulan yang baik dengan teman-teman dan/atau guru-guru meningkatkan semangat belajar.
d. Menurut 17 orang siswa, guru kurang memahami minat dan bakat mereka
e. Menurut seluruh siswa pergaulan yang baik dengan teman-teman dan/atau guru-guru meningkatkan semangat belajar.
96
3) Analisis Konsep
KD (Sikap Spritual)
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan komplekstias alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik benda titik dan benda tegar, fluida, gas dan gejala gelombang.
KD 2.1(Sikap Sosial)
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas seharihari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan
dan berdiskusi
KD 3.3 (Pengetahuan) Menganalisis konsep energi, usaha, hubungan usaha dan perubahan energi, dan hukum kekekalan energi untuk
menyelesaikan permasalahan gerak
KD 4.3(Keterampilan) Memecahkan masalah dengan menggunakan metode ilmiah terkait dengan konsep gaya, dan kekekalan energi
Materi Jabaran Materi Tingkatan Kemampuan
Indikator Tujuan Pembelajaran
C1 C2 C3 C4 C5 Fakta • Semua benda yang bergerak
memiliki energi kinetik. • Buah kelapa yang diam berada di
atas pohonnya memiliki energi, yaitu energi potensial
• Energi biomassa dapat dirubah menjadi energi mekanik dan energi listrik
√ √
√
Sikap Spritual: Menyadari bahwa semua bentuk energi adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa Sikap Sosial: Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan perlaku
1. Siswa menyadari bahwa energi adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
2. Siswa menyadari bahwa manusia tidak dapat menciptakan dan memusnahkan energi tersebut,
3. Siswa mampu menunjukkan perilaku terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan dan hemat energi
97
Materi Jabaran Materi Tingkatan Kemampuan
Indikator Tujuan Pembelajaran
ilmiah yaitu terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan
Konsep Usaha √ √ Memahami konsep usaha 1. Siswa mampu menjelaskan konsep usaha dalam konteks fisika
2. Siswa mampu menyebutkan satuan dan dimensi dari usaha
Energi Potensial √ √ Memahami konsep energi potensial
1. Siswa mampu menjelaskan konsep energi potensial
2. Siswa mampu menyebutkan satuan dan dimensi dari energi potensial
Energi Kinetik √ √ Memahami konsep energi energi kinetik
1. Siswa mampu menjelaskan konsep dari energi kinetik
2. Siswa mampu menyebutkan satuan dan dimensi dari energi kinetik
Energi Biomassa √ √ Memahami energi yang tersimpan pada biomassa
1. Siswa mampu menjelaskan konsep energi biomassa
2. Siswa mampu menyebutkan beberapa sumber energi biomassa
3. Siswa mampu menjelaskan cara pengolahan energi biomassa
Daya √ √ Memahami konsep daya 1. Siswa mampu menjelaskan konsep daya
2. Siswa mampu menyebutkan satuan dan dimensi dari daya
Prinsip Usaha √ √ Mengaplikasikan konsep usaha untuk menyelesaikan
1. Siswa mampu merumusakan persamaan dasar dari usaha
98
Materi Jabaran Materi Tingkatan Kemampuan
Indikator Tujuan Pembelajaran
W = F.s
W = Fx.s = F cos 6. S Dimana W = Usaha, F = Gaya, s = perpindahan, 6= sudut yang dibentuk oleh gaya dan perpindahan
permasalahan gerak 2. Siswa mampu menghitung besar usaha yang dilakukan/diterima oleh sebuah benda pada berbagai keadaaan.
3. Siswa mampu mengevaluasi fenomena fisika yang berhubungan dengan usaha
Energi potensial: Ep = m g h m = massa (kg) g = percepatan gravitasi (m/s2) h = kedudukan benda (m)
√ √ Mengaplikasikan konsep energi potensial
1. Siswa mampu merumusakan persamaan dari energi potensial
2. Siswa mampu menghitung besar enegri potensial yang tersimpan pada sebuah benda
3. Siswa mampu mengevaluasi fenomena yang berhubungan dengan energi potensial
Energi kinetik 7% = 8
9�:9 m = massa (kg) v = kecepatan (m/s)
√ √ Mengaplikasikan konsep energi kinetik untuk menyelesaikan permasalahan gerak
1. Siswa mampu merumusakan persamaan dari energi kinetik
2. Siswa mampu menghitung besar energi kinetik pada sebuah benda
3. Siswa mampu mengevaluasi fenomena yang berhubungan dengan energi kinetik
Energi biomassa Energi = (1-m)*(RPR*P)*k dengan : m : % kadar air, merupakan jumlah kadar air yang terkandung dalam residu
√ √ Mengaplikasikan konsep energi biomassa untuk menghitung energi yang tersimpan pada sebuah benda
1. Siswa mampu menghitung besar energi yang tersimpan pada sumber biomassa
Materi Jabaran Materi
RPR :konstanta residu dari limbah biomassa ( % ) P :jumlah produksi biomassa (kg) K :Nilai kalor, jumlah kalor yang tersimpan ( MJ/kg)
Hubungan usaha dan energi : • Hubungan energi kinetik dengan
usaha
; = 89�<:99 − :89=
• Hubungan usaha energi potensial
; = ∆7� = ��<ℎ9 − ℎ8=
Hukum kekekalan energi
• Konversi energi • Hukum kekekalan energi mekanik
99
Tingkatan Kemampuan
Indikator
RPR :konstanta residu dari limbah
P :jumlah produksi biomassa
:Nilai kalor, jumlah kalor yang
Hubungan energi kinetik dengan
Hubungan usaha energi
√ Menganalisis hubungan usaha dengan energi
Hukum kekekalan energi mekanik
√
√
Siswa mampu menganalisis hukum kekekalan energi pada berbagai keadaan
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menganalisis hubungan usaha dengan energi kinetik
2. Siswa mampu menganalisis hubungan usaha dengan perubahan energi potensial
1. Siswa mampu menjelaskan prinsip perubahan energi
2. Siswa mampu menjelaskan konsep efisisensi
100
Materi Jabaran Materi Tingkatan Kemampuan
Indikator Tujuan Pembelajaran
3. Siswa mampu menyelesaikan berbagai permasalahan gerak yang berhubungan dengan hukum kekekalan energi mekanik
Daya P = W/t W= usaha / perubahan energi t = waktu
√ √ Mengaplikasikan konsep daya pada berbagai permasalahan
1. Siswa mampu menghitung daya pada berbagai permasalahan gerak
2. Siswa mampu menghitung daya pada beberapa sumber biomassa
Prosedur Melakukan pemecahan masalah yang terkait dengan usaha dan energi
√ Mampu memecahakan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsep usaha dan energi
Siswa mampu memecahakan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsep usaha
101
4) Analisis Potensi Daerah
Kisi-Kisi Analisis SWOT Kekuatan 1. Peraturan pemerintah tentang energi dan penanganan krisis energi 2. Peraturan pemerintah tentang pengolahan biomassa dan pengolahan sampah Kelemahan 1. Perilaku masyarakat yang boros energi 2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang sumber energi terbarukan/alternatif 3. Kurangnya sosialisasi pemerintah menghemat energi dan energi alternatif Peluang 1. Peluang pengembangan energi terbarukan (khususnya energi biomassa) di Sumatera
Barat dan kota Padang 2. Peluang integrasi materi energi terbarukan ke dalam pembelajaran fisika di sekolah Ancaman 1. Cadangan sumber energi yang berasal dari fosil semakin menipis
Kekuatan (Strength) (S) Kelemahan (Weakness) (W)
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 150 tahun 2000 tentang pengendalian kerusakan tanah untuk produksi biomassa.
b. Undang–Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
c. Peraturan daerah Provinsi Sumatera Barat nomor 13 tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah provinsi Sumatera Barat tahun 2012 – 2032 (berisi tentang pengolahan sampah di Sumatera Barat).
d. Peraturan daerah Kota Padang nomor tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah kota padang tahun 2010 – 2030 (berisi tentang pengolahan sampah)
a. Perilaku masyarakat yang boros energi masih menjadi masalah yang paling utama dalam menangani krisis energi. Tingkat ketergantungam masyarakat terhadap energi khususnya energi listrik dan fosil semakin tinggi seiring dengan perkembangan teknologi.
b. Masyarakat memiliki pengetahuan yang kurang tentang energi alternatif atau energi terbarukan. Sebagian besar kebutuhan energi masyarakat di Indonesia masih bergantung pada energi fosil, seperti yang disajikan dalam grafik berikut:
Sistem penyediaan dan pemanfaatan energi nasional sangat bergantung pada bahan bakar fosil (95,21%).
c. Untuk mengatasi krisis energi tersebut, sebenarnya pemerintah telah mengeluarkan peraturan melalui undang-undang nomor 30
102
tahun 2007 tentang energi, tapi sosialisasi yang dilakukan pemerintah masih kurang. Masih banyak masyarakat yang tidak memahami tentang energi alternatif. Iklan di media massa juga belum terlalu membawa dampak bagi perubahan perilaku masyarakat.
Peluang (Opportunities) (O) Ancaman (Threat) (T)
a. Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) memiliki sumber potensi energi biomassa yang cukup besar untuk pembangkit listrik, terutama yang berasal dari limbah atau hasil sampingan pertanian dan perkebunan serta limbah peternakan (Padangmedia). Potensi energi biomassa di Sumbar antara lain bersumber dari, kelapa sawit (3.960,24 kilo ton), kelapa (75,33 kilo ton), padi (1.982,49 kilo ton), tebu (17,67 kilo ton), kopi (24,65 kilo ton), ubi kayu (125,96 kilo ton) dan jagung (211,91 kilo ton). Sumber dari kelapa sawit berupa tandan kosong dengan RPR 0,23, kadar air 55 persen dan jumlah residu 910,86 kilo ton, sabut sawit dengan RPR 0,11, kadar air 40 persen dan jumlah residu 435,63 kilo ton dan cangkang dengan RPR 0,06, kadar air 10 persen dan jumlah residu 237,61 kilo ton.
b. Kota Padang termasuk salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki produksi sampah yang tinggi setiap harinya. Pada situs padangmedia dituliskan produksi sampah di kota Padang mencapai 600 ton setiap harinya. Untuk menaggulangi masalah sampah, salah satu langkah yang dapat dilakukan dengan mengubah sampah melalui proses biofisika kimiawi menjadi energi, antara lain membuat briket dari sampah, melalui proses thermal (insinerasi, pyrolisis, gasifikasi), serta produksi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnnya bahwa pemanfaatan energi nasional masih bergantung pada sumber energi fosil yaitu sebanyak 95,21% dari keseluruhan penggunaan energi masih bergantung pada energi fosil terutama minyak bumi. Kebutuhan akan energi semakin meningkat yaitu sebesar 7% setiap tahunnya, sedangkan ketersediaan minyak bumi di Indonesia semakin terbatas, diperkirakan hanya untuk 12 tahun ke depan (Balitbang 2012)
103
metana melalui biotreatmen (Wati Hermawati, PAPPIPTEK-LIPI).
c. Untuk mensosialisasikan energi terbarukan sesuai yang disampaikan pemerintah pada UU No 30 tahun 2007 tentang energi salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah sosialisasi di satuan pendidikan. Sosialisasi di sekolah dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan energi terbarukan khususnya biomassa ke dalam materi pembelajaran. Salah satu materi yang cocok untuk mengintegrasikan energi biomassa adalah materi usaha dan energi yang dipelajari di semester 1 kelas XI.
b. Tahap Perancangan (Design)
Tahap perancangan ada dua tahap yaitu: perancangan prototype perangkat
pembelajaran dan penyusunan instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini. Konsep
pengembangan perangkat pembelajaran yang akan dirancang harus mengikuti hal-hal
sebagai berikut, (1) kesesuaian materi dengan kurikulum, (2) pemilihan sumber belajar, (3)
penentuan urutan proses pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS) dengan pendekatan open-ended, (4) kesesuaian perangkat
pembelajaran dan alokasi waktu yang yang tersedia, (5) tata bahasa yang digunakan, (6)
cara penyajian materi dan aspek lain yang penting dan mempengaruhi dalam
pengembangan perangkat pembelajaran model pembelajaran Creative Problem Solving
(CPS) dengan pendekatan open-ended. Perangkat yang dirancang terdiri atas Silabus,
RPP, LKS dan Handout.
1) Silabus dikembangkan berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan kompetensi Dasar (KD)
kurikulum 2013 sesuai Permendikbud No. 69 tahun 2013. Silabus yang dikembangkan
memuat identitas mata pelajaran KI, KD, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Kegiatan pembelajaran dalam silabus
dikembangkan sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS) dengan dengan pendekatan Open-ended pada materi usaha dan energi
berkarakter hemat energi terintegrasi energi biomassa. Perancangan silabus
menggunakan Microsof Word 2007 dengan jenis font Times News Roman ukuran 11
spasi 1.
104
2) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dikembangkan berdasarkan silabus dan
ditulis sesuai dengan format pada lampiran Permendikbud No 81 A tahun 2013
tentang implementasi kurikulum. RPP yang dikembangkan memuat identitas mata
pelajaran, materi pokok, alokasi waktu, KI, KD, indikator, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, media, alat, sumber belajar, langkah kegiatan
pembelajaran, dan penilaian. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dirancang
mengarah pada langkah pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan
pendekatan open-ended. Perancangan RPP menggunakan Microsof Word 2007 dengan
jenis font Times News Roman ukuran 12 spasi 1,5.
3) Handout terdiri dari judul, materi pokok, KI, KD, indikator, tujuan pembelajaran dan
uraian materi serta penilaian. Agar Handout terlihat lebih menarik digunakan ilustrasi
berupa gambar, pesan pesan yang disesuaikan dengan materi pembelajaran materi
pokok yang dikembangkan adalah materi usaha dan energi terintegrasi energi
biomassa.
4) LKS yang dikembangkan adalah LKS non eksperimen. LKS yang didesain dengan
mengarahkan pada Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan pendekatan
open-ended yaitu kegiatan yang dilakukan siswa, sehingga siswa dapat
mengembangkan penalaran, kreativitas, inovasi berdasarkan kemampuan pemahaman
dari peserta didik itu sendiri dan bisa mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. LKS
yang dibuat memuat KI, KD, indikator, tujuan, rangkuman materi, pertanyaan yang
dibuat dalam LKS dikaitkan dengan komponen pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS) dengan pendekatan open-ended, dan kesimpulan. Perancangan LKS
menggunakan Microsof Word 2007 dengan jenis font Times News Roman ukuran 12
spasi 1,5. Spesifikasi LKS terdiri atas :
a) Penulisan LKS menggunakan bahasa sesederhana mungkin dan komunikatif
sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik.
b) Isi LKS disesuaikan dengan KI, KD, indikator dan tujuan.
c) LKS dilengkapi dengan materi dari konsep yang akan dibahas.
d) Prosedur penyelesaian terdiri dari penyelesaian sesuai dengan model pembelajaran
Creative Problem Solving (CPS) dengan dengan pendekatan open-ended.
e) Pertanyaan dan diskusi.
f) Dalam melakukan setiap kegiatan yang sesuai tuntutan LKS, peserta didik bekerja
dalam satu kelompok.
105
5) Penilaian dikembangkan dengan berpedoman pada Permendikbud No. 66 tahun 2013
tentang standar penilaian pendidikan. Penilaian dikembangkan untuk mengukur
kompetensi sikap dan pengetahuan. Kompetensi sikap dinilai dalam bentuk skala
penilaian yang terdiri dari skala penilaian sikap dan social. Penilaian pengetahuan
dikembangkan dalam bentuk soal-soal tes. Pada penelitian ini menggunakan
pendekatan open-ended yang menuntut kemampuan siswa dalam mencari variasi
pemecahan.
c. Tahap Pengembangan (Develop)
Pada tahap pengembangan dilakukan uji ahli (validasi) untuk mengetahui validitas
dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan.Validasi isi silabus terdiri dari dua bagian
yaitu: komponen isi silabus dan kelayakan isi silabus. Untuk bagian komponen silabus,
seluruh komponen silabus sudah ada dalam silabus yang telah dikembangkan. Hasil
validasi untuk kelayakan isi silabus adalah 85,41, sehingga kelayakan isi silabus berada
pada kategori sangat valid. Validasi konstruksi terdiri dari 7 pernyataan yang meliputi
kegiatan pembelajaran, penialaian, karakter sumber belajar dan format penulisan. Hasil
validasi konstruksi dari silabus yang telah dikembangkan adalah 89,28, sehingga validasi
konstruksi dari silabus yang dikembangkan berada pada kategori sangat valid. Validasi
bahasa terdiri dari tiga pernyataan meliputi: penggunaan bahasa yang baik dan benar, tidak
bermakna ganda dan menggunkan ejaan yang telah disempurnakan. Hasil validasi bahasa
adalah 83,33, sehingga validitas bahasa pada silabus berada pada kategori sangat valid.
Berdasarkan hasil validasi konstruksi, bahasa dan kelayakan isi maka valitas silabus yang
dikembangkan berada pada kategori sangat valid dengan skor sebesar 86,01.
Validasi isi RPP dibagi dalam dua bagian yaitu; komponen RPP dan kelayakan isi
RPP. Hasil validasi komponen isi RPP berada pada kategori sangat valid karena seluruh
komponen RPP sudah ada dalam RPP yang dikembangkan. Bagian kelayakan isi RPP
terdiri 19 pernyataan meliputi: perumusan indikator, tujuan pembelajaran, pemilihan
materi, metode, kegiatan pembelajaran yang dikembangkan, penilaian hasil belajar, dan
sumber belajar. Hasil validasi pada bagian kelayakan isi RPP adalah 86,46, sehingga
validitas kelayakan isi RPP yang dikembangkan berada pada kategori sangat valid.
Validasi konstruksi terdiri dari 19 pernyataan yang meliputi: susunan langkah
pembelajaran, cara memotivasi siswa, pengorganisasian siswa, kegiatan pembelajaran
logis, prosedur penilaian, karakter hemat energi. Hasil validasi konstruksi RPP adalah
76,75, sehingga validitas konstruksi dari RPP yang dikembangkan berada pada kategori
106
valid. Validasi bahasa pada RPP yang dikembangkan terdiri dari 3 pernyataan yaitu
penggunaan bahasa yang baik dan benar, tidak bermakna ganda dan menggunakan ejaan
yang telah disempurnakan. Hasil validasi bahasa dari RPP yang dikembangkan adalah
91,67, sehingga validitas bahasa pada RPP berada pada kategori sangat valid. Berdasarkan
hasil validasi konstruksi, bahasa dan kelayakan isi maka validias RPP yang dikembangkan
berada pada kategori sangat valid dengan skor sebesar 84,95.
Validasi handout terdiri dari validasi isi, validasi konstruksi dan validasi bahasa.
Validasi kelayakan isi terdiri dari 9 pernyataan yang meliputi: topik sudah sesuai dengan
KD, fakta sesuai dengan topik, teori, konsep tidak bermakna ganda, kesesuaian materi
dengan KI dan KD, contoh soal uraian materi relevan dan contoh soal dapat membantu
siswa dalam memahami materi. Hasil validasi kelayakan isi dari handout yang
dikembangkan adalah 82,41, sehingga validitas kelayakan isi handout berada pada kategori
sangat valid. Validasi kelayakan konstruksi terdiri dari 11 pernyataan meliuti: halaman
pendahuluan naskah, halaman penutup, uraian materi, konsistensi, keseimbangan ilustrasi,
warna, font, tata letak, desai sederhana, gambar. Hasil validasi untuk kelayakan konstruksi
handout adalah 82,58 dengan kategori sangat valid. Validasi bahasa yang digunakan
meliputi empat komponen yaitu: bahasa yang digunakan, informasi jelas, ejaan, dan
konsistensi dalam menggunakan istilah. Hasil validasi komponen bahasa adalah 86,90
dengan kategori sangat valid. Berdasarkan hasil validitas kelayakan isis, kontruksi dan
komponen bahasa dari handout yang dikembangkan maka dapat diambil kesimpulan
bahwa handout yang dikembangkan berada pada kategori sangat valid dengan skor rata-
rata 83,96.
Validasi LKS dibagi menjadi tiga bagian yaitu: validasi kelayakan isi, kelayakan
konstruksi dan komponen bahasa. Validasi kelayakan isi terdiri dari 9 pernyataan yang
terdiri dari: topik, informasi, kegiatan dikaitkan dengan dunia nyata, langkah diskusi,
pembelajaran ilmiah, sesuai dengan model CPS dengan pendekatan open-ended,
pengintegrasian biomassa, daftar pertanyaan berhubungan dengan materi yang disajikan,
membuat kesimpulan. Hasil validasi kelayakan isi dari LKS yabg dikembangkan adalah
81,48 yang berada pada kategori sangat valid. Validasi kelayakan konstruksi terdiri dari 7
pernyataan yang meliputi: sistematis, konsisten., terurut, warna, font, tata letak, desain
tampilan sederhana. Hasil validasi kelayakan konstruksi adalah 82,14 dengan kategori
sangat valid. Validasi komponen bahasa pada LKS terdiri dari 4 pernyataan yaitu: bahasa
yang digunakan, informasi ejaan, konsistensi dalam menggunakan istilah. Hasil validasi
107
komponen bahasa adalah 86,90 berada pada kategori sangat valid. Berdasarkan hasil
validitas kelayakan isi, kontruksi dan komponen bahasa dari LKS yang dikembangkan
maka dapat diambil kesimpulan bahwa LKS yang dikembangkan berada pada kategori
sangat valid dengan skor rata-rata 83,51.
Validasi perangkat penilaian untuk pengetahuan terdiri dari 10 pernyataan yang
meliputi: petunjuk pengerjaan soal, sesuai dengan indikator, soal pengintegrasian
biomassa, sesuai dengan tujuan pembelajaran, bahasa, sesuai dengan waktu, terurut, sesuai
dengan kisi-kisi, mengacu pada taksnomi Bloom, mencantumkan kunci jawaban. Hasil
validasi perangkat penilaian pengetahuan adalah 81,48 berada pada kategori sangat valid.
Validasi perangkat penilaian sikap terdiri 7 pernyataan meliputi: mudah dipahami, dapat
dikerjakan, sederhana, kaidah penulisan yang benar, jelas dan terukur, sesuai dengan
indikator, karakter hemat energi. Hasil validasi untuk perangkat penalian ranah sikap
adalah 80,27 berada pada kategor sangat valid. Validasi perangkat penialai keterampilan
terdiri dari 10 pernyataan meliputi: sesuai dengan KI, kebutuhan siswa, konsep yang
dipelajari, menunjang keterlaksanaan dalam pembelajaran, dapat diukur, kesesuain dengan
model CPS, sesuai dengan kaidah penulisan, sesuai dengan idnikator, memudahkan
penilaian. Hasil validasi perangkat penilaian ranah keterampilan adalah 85,83 berada pada
kategori sangat valid.
d. Tahap Penyebaran (Desimination)
Dilakukan setelah tahap pengembangan selesai dilakukan
5. Energi Radiasi Matahari
Mahasiswa Pendidikan Fisika yang terlibat mengembangkan perangkat
pembelajaran terintegrasi radiasi matahari adalah Wiwi Lania, NIM/TM 18412/2010
dengan tim pembimbing Dr. Hamdi, M. Si, (Ketua Peneliti) dan Dr. H. Ahmad Fauzi, M.
Si (Pembantu Peneliti). Perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti adalah
modul, RPP, Silabus dan penilaian. Peneliti ini merupakan peneliti pembantu untuk
menguji coba perangkat pembeljaraan yang berkarakter hemat energi.
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Menentukan jadwal dan tempat penelitian.
2) Menentukan populasi.
3) Menentukan kelas eksperimen dan kontrol.
4) Mempersiapkan model pembelajaran PDEODE.
108
5) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
6) Mempersiapkan bahan ajar berupa modul terintegrasi materi energi radiasi
matahari sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.
7) Mempersiapkan lembar observasi untuk ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
8) Menyusun pertanyaan-pertanyaan untuk evaluasi selama proses pembelajaran.
9) Mempersiapkan instrumen-instrumen penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan kelas sampel dibagi atas kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pembelajaran yang akan dilakukan adalah sama,
yakni Model Pembelajaran PDEODE (Predict – Discuss – Explain – Observe –
Discuss - Explain). Perlakuan yang akan membedakan kedua kelas sampel ini
adalah modul terintegrasi materi energi radiasi matahari, dimana modul terintegrasi
materi energi radiasi matahari akan diberikan pada kelas eksperimen.
D. Prosiding
Pengintegrasian materi kuliah materi dan energi ke dalam pengembangan perangkat
pembelajaran fisika yang inovatif dan kreatif melalui strategi Creative Problem Solving
Sebagai Upaya Pendidikan Karakter Hemat Energi ini telah diseminarkan melalui,
(1) SEMIRATA tanggal 8-10 mei 2014 di Bogor. Makalah yang dimasukkan
kedalam prosiding tersebut berjudul “Pengintegrasian Karakter Hemat Energi Ke
Dalam Materi Fisika SMA Menggunakan Concepts Fitting Technique ”.
Dengan menggunakan concepts fitting technique memungkinkan dilakukannya
pengintegrasian karakter hemat energi ke dalam materi thermodinamika yang
terintegrasi energi panas bumi. Agar karakter hemat energi bertahan pada diri
siswa, maka perlu usaha terus menerus pembangkitan karakter hemat energi dari
setiap masyarakat melalui contoh (tut wuri handayani) yang ditunjukkan oleh
kaum intelektual (siswa). Dengan demikian, melalui pendidikan fisika di
universitas-universitas dan sekolah-sekolah permasalahan krisis energi di
Indonesia diharapkan dapat dikurangi. Pengintegrasian karakter hemat energi
dapat dilakukan secara terus dengan mengidentifikasi hukum-hukum fisika yang
mendasari semua proses energi baru dan terbarukan seperti: mikro hidro,
geothermal, surya, angin dan gelombang laut.
109
(2) prosiding SEMNAS MIPA UNP 2014 di UNP dengan judul ”Integrasi Energi
Terbarukan Dan Karakter Hemat Energi Dalam Perangkat Pembelajaran Fisika
Berbasis Model Creartive Problem Solving Dengan Pendekatan Open-Ended
Berdasarkan Analisis Kebutuhan”
Dari analisis kebutuhan ini didapatkan didapatkan perangkat pembelajaran
mengikuti model creative problem solving dengan pendekatan open-ended.
Perangkat ini digunakan untuki mencapai tujuan pembelajaran berupa
kemampuan memecahkan masalah. Pengintegrasian biomassa ke dalam materi
usaha dan energi perlu dilakukan untuk membentuk karakter hemat energi dan
mengatasi krisis energi. Dalam pembelajaran, metode yang digunakan adalah
metode diskusi yang daidapatkan berdasarkan dari analisis karakter siswa.
Karakter hemat energy yang dikembangkan dalam perangkat pembelajaran
disesuaikan dengan hasil analisis materi dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
110
BAB VI. TAHAPAN SELANJUTNYA
A. Tahapan Pengintegrasian
Sesuai dengan proposal, tujuan khusus dari penelitian ini pada tahun pertama
adalah,
(1) mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA yang inovatif dan kreatif
menggunakan model Creative problem Solving (CPS) dengan pendekatan SETS
dengan mengintegrasikan materi energi angin ke dalam kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang sesuai,
(2) mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA yang inovatif dan kreatif
menggunakan model Creative problem Solving (CPS) dengan pendekatan konflik
kognitif dengan mengintegrasikan materi energi panas bumi ke dalam kompetensi
inti dan kompetensi dasar yang sesuai,
(3) mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA yang inovatif dan kreatif
menggunakan model Creative problem Solving (CPS) dengan strategi PQ4R
dengan mengintegrasikan materi energi mikrohidro ke dalam kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang sesuai,
(4) mengembangkan perangkat pembelajaran fisika SMA yang inovatif dan kreatif
menggunakan model Creative problem Solving (CPS) dengan pendekatan open-
ended dengan mengintegrasikan materi energi biomassa ke dalam kompetensi inti
dan kompetensi dasar yang sesuai.
Penelitian pada tahun pertama ini masih pada tahap pengintegrasian materi energi-
energi terbarukan-karakter hemat energi dalam suatu perangkat pembelajaran fisika SMA
berupa Silabus, RPP, LKS, Modul, Handout, dan penilaian.
B. Tahapan Validasi
Pada tahun kedua penelitian ini akan difokuskan pada tahap validasi dari:
1. concepts fitting technique, yaitu teknik untuk mengintegrasikan konsep
fisika-energi terbarukan-karakter hemat energi,
2. buku sumber matakuliah materi dan energi yaitu Energi Terbarukan,
3. perangkat perkuliahan dan perangkat pembelajaran,
sedangkan pada tahun ketiga akan difokuskan pada tahap penyebaran dari perangkat
perkuliahan dan perangkat pembelajaran.
111
Analisis terhadap saran dan lembaran validasi dari reviewer digunakan sebagai
landasan penyempurnaan atau revisi dari draf awal produk. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan buku ajar yang valid.Tahap validasi dimulai dengan analisis pendahuluan dan
penilaian pakar yang dilakukan oleh tim reviewer, dan praktisi yang diambil dari dosen
yang mengajar di Perguruan tinggi.
Validasi yang dilakukan oleh pakar (reviewer) di bidang Fisika, bertujuan untuk
mendapatkan masukan terhadap keseluruhan isi materi yang terdapat dalam rancangan
buku ajar materi dan energi. Kriteria dari validasi pakar (reviewer) dilihat dari kesesuaian
materi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah ditetapkan. Kemudian
validasi pakar (reviewer) pada aspek desain pembelajaran, bertujuan untuk mendapatkan
penilaian, saran, ataupun komentar mengenai kesesuaian model dan bentuk rancangan dari
buku ajar materi dan energi yang dikembangkan, kemudian dilanjutkan dengan validasi
bahasa yang digunakan, bertujuan untuk mendapatkan penilaian, komentar dan saran dari
penggunaan Bahasa Indonesia dalam rancangan buku ajar yang dibuat.
Validasi yang dilakukan oleh praktisi (dosen) bertujuan untuk mendapatkan
penilaian, komentar dan saran mengenai pemahaman praktisi terhadap buku ajar yang
dikembangkan. Dari hasil validasi tersebut selanjutnya dilakukan analisis. Jika analisis
yang dilakukan belum valid maka dilakukan revisi setelah itu dilakukan uji coba terbatas
pada subjek penelitiannya.
C. Tujuan penelitian tahun ke-2
Tujuan khusus dari penelitian ini pada tahun kedua adalah,
(1) menghasilkan perangkat pembelajaran fisika SMA yang inovatif dan kreatif
menggunakan model Creative problem Solving (CPS) dengan pendekatan SETS
dengan mengintegrasikan materi energi angin ke dalam kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang sesuai dengan kriteria valid,
(2) menghasilkan perangkat pembelajaran fisika SMA yang inovatif dan kreatif
menggunakan model Creative problem Solving (CPS) dengan pendekatan konflik
kognitif dengan mengintegrasikan materi energi panas bumi ke dalam kompetensi
inti dan kompetensi dasar yang sesuai dengan kriteria valid,
(3) menghasilkan perangkat pembelajaran fisika SMA yang inovatif dan kreatif
menggunakan model Creative problem Solving (CPS) dengan strategi PQ4R
112
dengan mengintegrasikan materi energi mikrohidro ke dalam kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang sesuai dengan kriteria valid,
(4) menghasilkan perangkat pembelajaran fisika SMA yang inovatif dan kreatif
menggunakan model Creative problem Solving (CPS) dengan pendekatan open-
ended dengan mengintegrasikan materi energi biomassa ke dalam kompetensi inti
dan kompetensi dasar yang sesuai dengan kriteria valid,
(5) menghasilkan buku sumber Energi Terbarukan dengan kriteria valid,
(6) menghasilkan teknik pengintegrasian konsep fisika-energi terbarukan-karakter
hemat energi dengan kriteria valid.
D. Luaran Penelitian tahun ke-2
Setelah didapatkan perangkat pembelajaran yang valid maka akan dicapai luaran
dari penelitian pada tahun ke-2 ini berupa,
1. Artikel pada Jurnal Internasional tentang teknik pengintegrasian konsep fisika-
energi terbarukan-karakter hemat energi,
2. Artikel pada Jurnal Nasional terakreditasi
3. Draf HAKI
4. Draf Patent
E. Strategi pencapaian tujuan tahun ke-2,
Peneliti Dr. Hamdi, M.Si. (HR) bersama Anggota Peneliti Dr. Yulkifli, M.Si.
(YUL) akan dibantu oleh Peneliti Pendamping Dr. Ahmad Fauzi, M.Si. (AF) dan Peneliti
Pembantu 4 orang mhs S2 (yang lain), dan 1 orang mhs S1 (yang lain) dengan tugas.
i. Penulisan jurnal nasional dan internasional, pemvalidasian concepts fitting
technique, draft HAKI dan draft Patent (HR),
ii. Mengindentifikasi hukum-hukum fisika yang mendasari semua proses energi baru
dan terbarukan seperti: mikro hidro, geothermal, surya, angin dan gelombang laut
(AF),
iii. Menghasilkan perangkat perkuliahan fisika materi dan energi dengan kriteria valid,
praktis dan efektif dan terintegrasi karakter hemat energy menggunakan strategi
creative problems solving (YUL),
113
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Identifikasi hukum-hukum fisika yang mendasari semua sumber energi terbarukan
seperti energi angin, energi panas bumi, energi mikrohidro, energi biomassa, dan
energi radiasi matahari.
2. Karakteristik fisika semua sumber energi terbarukan seperti energi angin, energi
panas bumi, energi mikrohidro, energi biomassa, dan energi radiasi matahari telah
dipaparkan secara rinci dalam buku buku sumber materi dan energi dengan judul
ENERGI TERBARUKAN,
3. Desain perangkat perkuliahan seperti peracangan SILABUS dan penulisan buku
ajar materi dan energi dengan judul Energi Terbarukan telah berhasil dilakukan
tetapi pengembangannya belum dilakukan sehingga pengembangan perangkat
perkuliahan dengan kriteria valid, praktis dan efektif belum berhasil diperoleh;
4. Desain perangkat pembelajaran Fisika SMA berbasis model pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS) dengan Pendekatan Science Environment Technology And
Society (SETS) pada materi fluida dinamis terintegrasi energi angin telah berhasil
dilakukan namun uji validitas, uji praktikalitas dan uji efektivitas belum dilakukan.
5. Desain perangkat pembelajaran Fisika SMA berbasis model pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS) dengan Pendekatan Konflik Kognitif Pada Materi Energi
Panas Bumi Terintegrasi Termodinamika telah berhasil dilakukan namun uji
validitas, uji praktikalitas dan uji efektivitas belum dilakukan.
6. Desain perangkat pembelajaran Fisika SMA berbasis model pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS) pada materi Fluida Dinamis diintegrasikan energi
Microhydro dengan strategi PQ4R telah berhasil dilakukan namun uji validitas, uji
praktikalitas dan uji efektivitas belum dilakukan.
7. Desain perangkat pembelajaran Fisika SMA berbasis model pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS) dengan pendekatan Open-Ended Pada Konsep Usaha Dan
Energi Terintegrasi Energi Biomassa sedang dalam tahap perancangan. Validasi
perangkat pembelajaran Fisika SMA berbasis model pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS) dengan pendekatan Open-Ended Pada Konsep Usaha Dan
Energi Terintegrasi Energi Biomassa berada pada kategori sangat valid.
114
8. Desain modul pada materi kalor dan listrik terintegrsi materi energi radiasi matahari
dalam model PDEODE terhadap hasil belajar siswa kels X MAN 2 padang telah
dilakukan dan didapatkan pengaruh yang berarti dalam penggunaannya.
B. Saran
Saran dalam penelitian ini adalah :
1. Agar dilakukan uji validitas, uji praktikalitas dan uji efektivitas terhadap buku
sumber materi dan energi dengan judul energi terbarukan supaya layak digunakan
dalam perkuliahan,
2. Agar dilakukan uji validitas, uji praktikalitas dan uji efektivitas terhadap
perangkat pembelajaran fisika SMA terintegrasi bencana : energi angin, energi
panas bumi dan energi microhydro agar layak digunakan dalam pembelajaran
3. Agar dilakukan pengembangan perangkat pembelajaranfisika SMA yang
terintegrasi energi biomassa dan energi terbarukan lainnya
4. Agar dilakukan penggantian tim peneliti pada tahun 2015 karena ada anggota tim
peneliti yang mengusulkan proposal penelitian dalam SKIM yang sama pada
tahun 2015.
115
DAFTAR PUSTAKA Afrizon, Renol. 2012. “Peningkatan Perilaku Berkarakter dan Keterampilan Berpikir Kritis
Di Kelas IX MTsN Model Padang Menggunakan Model Problem Based Instruction”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP.
Anjar, Susatyo , Ridwan Arief Subekti.2009. implementasi Teknologi Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro Kapasitas 30 kW di desa Cibunar Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Jurnal (Prosiding). Serpong
Anwar, Herson. 2009. Penilaian Sikap llmiah Dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pelangi
Ilmu. volume 2 No.5, Mel 2009. Asian Handbook. 1993. Biomass Of Energi. Washington: Island Press
Budiastra, dkk. 2009. Pemanfaatan Energi Angin sebagai Energi Alterntaif Pembangkit Listrik di Nusa Penida Bali. Jurnal Bumi Lestari Vol. 9 No. 2. Universitas Udayana.
Daryanto, Y. 2007. Kajian Potensi angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu. BALAI
PPTAGG: Yogyakarta Depdiknas. 2008. Pengembangan dan Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Desmalinda. 2011. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berorientasi Inkuiri
Terpimpin Materi Induksi Magnetik dan Induksi Elektromagnetik untuk SMA Kelas XII IPA”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP.
Dyah, Asriany. 2006. “Implementasi Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran Biologi dengan
setting Pembelajaran Kooperatif di MAN Surabaya”. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Fatni Mufit dan Ratnawulan, 2011, Pengembangan perangkat pembelajaran Fisika Modern
menggunakan pendekatan inkuiri-induktif berbantuan perangkat lunak cs chem 3D versi 5.0, Laporan Penelitian Hibah Bersaing DP2M Ditjen Dikti, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang.
Hidayat, Syamsir. 2012. “Pengaruh Pemberian Asesmen Esai Terhadap Kompetensi Siswa
Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Ekspositori Dan Inkuiri Di Kelas Xi IA SMA N 1 Kecamatan Suliki Kabupaten Lima Puluh Kota”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP.
Hamdi. 2014. Pengintegrasian Karakter Hemat Energi ke Dalam Materi Fisika SMA
menggunakan Consepts Fitting Technique. Diseminarkan pada SEMIRATA IPB Bogor, 9-10 Mei 2014.
116
Haryanto, Agus. 2013. Kinerja Teknis Dan Biaya Pembangkit Listrik Mikrohidro [Technical And Cost Performance Of Microhydro Powerplant]. Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No. 1: 51 – 58.
Hermawati, Wati. 2014. Peran Biomassa dalam Memenuhi Kebutuhan Energi di tingkat
rumah tangga, kasus: isnovasi biomassa “waste to energy”
Hidayat, Syamsir. 2012. “Pengaruh Pemberian Asesmen Esai Terhadap Kompetensi Siswa
Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Ekspositori Dan Inkuiri Di Kelas Xi IA SMA N 1 Kecamatan Suliki Kabupaten Lima Puluh Kota”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP.
Isaksen,Scott G. 1995. “On the Conceptual Foundations of Creative Problem Solving”.
Foundations of Creative Problem solving, 1(4) Kemdikbud. 2013. Permendikbud 65 tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan
dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud. 2013. Permendikbud 66 tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud. 2013. Permendikbud 81 A tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kurikulum SMA-MA. Jakarta: BSNP Kemendiknas. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia. (2006). Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025.
Kemendiknas, Balitbang,(2010), Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa. Jakarta. Kim et al. 2006. Students’ Cognitive Conflict And Conceptual Change In A Physics By
Inquiry Class. Department of Physics, The Ohio State University, 191W. USA. Laswardi. 2008. “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Pemahaman
Konsep, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Aktivitas Belajar Mahasiswa Program Studi Tadris Matematika STAIN Kerinci”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP.
Lukito Martin. 2013. Estimasi biomassa dan karbon tanaman jati umur 5 Tahun (kasus
kawasan hutan tanaman jati unggul nusantara (jun) desa krowe, kecamatan lembeyan kabupaten magetan). Journal Agri-tek Volume 14 Nomor 1 Maret 2013
117
Meilaty, Silvia. 2011. “Perbedaan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Memecahkan Masalah Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bukittinggi Dalam Pembelajaran Dengan Pendekatan Inkuiri dan Konvensional”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP.
Mitchell, William E dan . Kowalik, Thomas F. 1999. Creative Problem Solving.
Genigraphics Inc.
Nur, Mohamad. 2011. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: UNESA. Nursanty, Ida. 2011. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Problem
Based Learning pada Materi Listrik Dinamis di SMAN 3 Bukittinggi”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP.
Osborn, Alex F. 1963. Applied Imagination. New York: Charles Scribner’s Sons. This
book is continually mentioned in the Creative Problem Solving literature as one of the first books written on the topic.
Pepkin,Karen.2000. Creative Problem Solving in Math . www.artofproblemsolving.com. Peraturan Menteri ESDM No tahun 2012 tentang Energi Terbarukan Permendiknas Nomor 41 tahun 2006 tentang Standar Isi Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pusat Kurikulum. 2009. Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa:
Pedoman Sekolah. Prasetyo. Heru. 2013. Aplikasi SIG. dalam penilaian satus kerusakan tanah untuk produksi
biomassa di kabupaten Tuban, jawa Timur. Journal-PAL. Volume 4 No. 1
Presiden republik Indonesia instruksi presiden republik Indonesia nomor 13 tahun 2011 Tentang penghematan energi dan air.
Presiden R.I., (2007), Undang-Undang No. 30 tahun 2007 Tentang Energi. Peraturan Presiden R.I No. 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan nasional. Jakarta:
Kemendiknas. Prayitno, dkk. 2011. Buku Panduan Penulisan Tesis dan Disertasi. Padang: Program
Pascasarjana UNP.
Pristiadi Utomo. 2010. Bahan Ajar Fisika. Jakarta. Rahayu, Fitriza Budi. 2011. “Pengembangan Asesmen Kinerja Berbasis Inkuiri pada
Materi Listrik Dinamis Kelas X SMA”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP.
118
Ratnawulan . 2009. “Implementasi Metode Induktif Berbasis Riset Komputasi Melalui
Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa Menggunakan dalam Mata Kuliah Fisika Modern di Jurusan Fisika FMIPA UNP”. Laporan Hibah Pengajaran. Padang: Program Hibah Kompetisi A2 Jurusan Fisika FMIPA UNP.
Riduan. 2009. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Muda.
Bandung: Alfabeta Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Schuler. 1986. Analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, kesempatan, ancaman). Tools for
Policy Impact: A Handbook for Researchers
Siswanto, Slaeh. 2010. Analisis Keekonomian. Faklutas Teknik: Universitas Indonesia.
Suci, Ni Made. 2008. “Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Undiksha”. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 2(1), 2008.
Sudarman. 2007. “Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah ”. Jurnal Pendidikan Inovatif, Volume 2 Nomor 2, Maret 2007.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suhaidi, Z. 2011. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbahasa Inggris
Berbasis Problem Based Learning pada Materi Usaha dan Energi Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Padang”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP.
Suharno. 2013. Pemanfaatan Hasil-hasil Riset Panas Bumi Untuk Memperkaya Materi
Pembelajaran Fisika. Diseminarkan pada Seminar Nasional Pembelajaran Fisika UNP Padang, 2 November 2013.
Suparno, Paul. 2007. Metodologi pembelajaran Fisika. Malang : Jurusan Fisika. Syahrul. 2008. Prospek pemanfaatan energi angin sebagai energi alternatif di Daerah
pedesaan. Journal media elektrik vol 3 no 2. Tjeerd Plomp.2007. An Introduction to Educational Design Research. Proceedings of the
seminar conducted at the East China Normal University, Shanghai (PR China), November 23-26, 2007.
119
Treffingger. 2003. Creative Problem Solving (CPS Versi 6.1TM) . Centre for creative learning, inc and Creative Problem Solving,inc. orchard Park NY.
Thomas Lickona.2012. Mendidik Untuk Membentuk Karakter (educating for character).
Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Us,Kasful Anwar dan Harmi,Hendra. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP.
Bandung: Alfabeta. Vidal, Rene Victor Valqui. 2010. Creative Problem Solving: An applied University
Course. Informatics and Mathematical Modeling Technical University of Denmark. Pescuisa Operacional, v.30, n.2,p.405-426.
Yenti, Sri Refni. 2011. “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Listrik Dinamis
Siswa Kelas X3 SMA Negeri 1 Sijunjung Berbantuan K-W-L Chart melalui Pendekatan Inkuiri”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP.
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/...energi/bab6_energi_angin.pdf bab6 guna darma
120
LAMPIRAN
121
Lampiran 1 Buku Sumber MATERI dan ENERGI
Karena keterbatasan dalam mengunggah maka proposal penelitan ini tidak dilampirkan
122
Lampiran 2
Instrumen Penelaahan Kualitas Buku Sumber Materi dan Energi I. Petunjuk Pengisian Instrumen Penelaahan
Instrumen ini digunakan oleh Penelaah untuk menelaah kualitas Buku Sumber Materi dan Energi (BSME) yang telah ditulis. 1. Baca dengan cermat BSME yang menjadi tanggung jawab Anda Bab per Bab
(satu per satu) sampai selesai seluruhnya, lalu gunakan Instrumen Penelaahan ini untuk merekam hasil telaah Anda.
2. Identitas BSME yang Anda telaah: Kode/Nama Matakuliah : PF807 / Materi dan energi Nama Penelaah/Instansi :............................................/.....................................
3. Mulailah kegiatan penelaahan dari Tinjauan Matakuliah kemudian lanjutkan Bab1, Bab 2, dan seterusnya sampai selesai seluruh Bab dalam BSME yang Anda telaah.
II. Tinjauan Matakuliah
Berikut ini berbagai kriteria Tinjauan Matakuliah dari setiap BSME. Cermati setiap kriteria berikan tanda (√= di bawah kolom Tingkat Pemenuhan Kriteria. Tuliskan juga komentar/penjelasan yang terkait dengan pemenuhan kriteria dan bagian yang perlu direvisi.
No. Kriteria
Tingkat Pemenuhan
Kriteria
Komentar/penjelasan bagian yang perlu direvisi
untuk kriteria ini 1 2 3 4
1. Kesesuian materi BSME dengan Rancangan Matakuliah (RMK)
2. Kelengkapan dan kejelasan Tinjauan Matakuliah dalam BSME ditinjau dari aspek:
a. Deskripsi Matakuliah
b. Relevansi Matakuliah
c. Tujuan Umum Matakuliah
d. Peta Kompetensi
123
Bab 1 2 3 4 5 6 7 (lingkari)
e. Daftar Judul Bab dan Judul Sub Bab
f. Petunjuk Cara Mempelajari BSME
Keterangan: 1= tidak terpenuhi 2= sebagian kecil terpenuhi 3= sebagian besar terpenuhi 4= seluruhnya terpenuhi
III. Penelaahan Setiap Bab Berikut ini berbagai kriteria modul dalam BSME dari mata kuliah ini. Cermati setiap kriteria, kemudian berikan tanda (√= di bawah kolom Tingkat Pemenuhan Kriteria. Isikan juga komentar/penjelasan yng terkait dengan pemenuhan kriteria dan bagian yang perlu direvisi. Judul Bab : Nama Penelaah/Instansi :
No. Kriteria
Tingkat Pemenuhan Kriteria
Komentar/penjelasan bagian yang perlu direvisi
untuk kriteria ini 1 2 3 4
1. Materi yang disajikan dalam bab ini valid
2. Materi yang disajikan dalam bab ini tidak ada yang salah konsep
3.
Keluasan materi bab ini sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai mahasiswa
4.
Kedalaman materi bab ini sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai mahasiswa
5.
Materi bab ini mutakhir, sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi
6. Materi bab ini sesuai dengan konsep dan teori
124
No. Kriteria
Tingkat Pemenuhan Kriteria
Komentar/penjelasan bagian yang perlu direvisi
untuk kriteria ini 1 2 3 4
yang standar untuk matakuliah tersebut (seperti yang diberikan dalam perguruan tinggi tatap muka yang berkualitas baik)
7.
Materi bab ini selaras dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat Indonesia
8.
Keluasan materi dalam bab ini sesuai untuk program studi yang menggunakannya
9.
Kedalaman materi dalam bab ini sesuai untuk program studi yang menggunakannya
10.
Konsep dan teori yang diuraikan dalam bab ini utuh, sesuai dengan bidang ilmu
11.
Penyajian materi bab ini runtut, sistematik dan logis sehingga memudahkan untuk dipahami, ilustrasi, contoh dan non contoh yang digunakan dalam bab ini:
a. Membantu pamahaman konsep
b. Relevansi dengan materi
c. Jelas
d. Menarik
12. Tes formatif sesuai untuk mengukur ketercapaian kompetensi yang ada
125
No. Kriteria
Tingkat Pemenuhan Kriteria
Komentar/penjelasan bagian yang perlu direvisi
untuk kriteria ini 1 2 3 4
dalam tujuan instruksional modul ini
13. Ketepatan kunci jawaban tes formatif
14.
Daftar pustaka yang dicantumkan pada bab ini: a. Relevan dengan
substansi bab
b. Mutakhir
Keterangan: 1= tidak terpenuhi 2= sebagian kecil terpenuhi 3= sebagian besar terpenuhi 4= seluruhnya terpenuhi Komentar tentang kelemahan dan saran perbaikan per bab (gunakan kertas lain bila perlu).
..........................., ................................... Mengetahui, Penelaah, Ketua Program Studi
................................................. ................................................ NIP. NIP.
Identitas BSME yang Anda telaah Kode/Nama Matakuliah : PF807/ Materi dan Energi Nama Penelaah/Instansi : ............................................../...........................................
Formulir Isian Kesan Umum Setelah Anda Menelaah Seluruh Bab dalam BSME Ini
126
I. Berikut ini berbagai aspek dalam BSME matakuliah ini. Cermati setiap aspek, kemudian berikan tanda (√= di bawah kolom keunggulan jika Anda anggap aspek ini merupakan keunggulan, atau di bawah kolom kelemahan, jika Anda anggap aspek tersebut sebagai kelemahan.
No. Aspek BSME
Beri Tanda Centang (√=
Keunggulan Kelemahan
1. Kebenaran subtansi/materi/isinya
2. Sistematika (keurutan) penyajiannya
3. Kekomunikatifan bahasanya
4. Keindahan dan kepraktisan formatnya
5. Desain grafisnya
6. Kualitas fisik kertas dan penjilidannya
7. Manfaat bagi penggunanya (mahasiswa,
tutor, dll)
8. Lain-lain (tuliskan)
II. Bila Anda diharapkan memberi nilai secara umum, berapakah nilai BSME matakuliah ini?
Nilai BSME Matakuliah
(sekarang)
Tanda Centang
(√= Alasan yang mendukung penilaian
Anda*
≥ 80 Baik
65-79 Sedang
50-64 Kurang
≤ 49 Buruk
127
*Uraikan/beri komentar sesuai tanda centang yang telah Anda berikan. A. Keunggulan BSME ini adalah:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..............................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..............................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
.............................................. B. Kelemahan BSME ini adalah:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..............................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..............................................
III. Konsep-konsep esensial yang Anda pandang perlu ditambahkan pada BSME ini adalah: No. Tambahan Konsep Esensial
1
2
128
3
4
5
6
7
8
9
10
IV. Konsep-konsep esensial yang Anda perlu dihilangkan pada BSME ini adalah:
No. Konsep Esensial yang Perlu Dihilangkan
1
2
3
4
5
V. Dengan kualitas seperti tersebut di atas, apakah Anda bersedia menggunakan Buku
Sumber Materi dan Energi ini sebagai salah satu referensi bagi mahasiswa dalam matakuliah yang Anda ajarkan di Universitas Anda? ...........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
129
.........................................................................................................................................
.............................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.............................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.............................................
130
Lampiran 3
PENGINTEGRASIAN KARAKTER HEMAT ENERGI KE DALAM MATERI FISIKA SMA MENGGUNAKAN CONCEPTS FITTING TECHNIQUE
ENERGY SAVING CHARACTERS INTEGRATED TO PHYSICS BY USING
CONCEPTS FITTING TECHNIQUE
Hamdi Rifai, Ahmad Fauzi, Yulkifli Amir
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang Jl. Prof. DR. HAMKA, Padang 25131, Indonesia
ABSTRACT
Not only the world but also Indonesia is experiencing an energy crisis where fossil energy reserves is going down in next twenty years. Beside that, the general public, intelects and government is showing the wastefull energy attitude in daily live such as many the building using lighting un-effectively where its still require electricity during the day; the rich people use their higher CC cars while driving around the city; many students leave the lecture room it lighting and projectors switching on. Therefore, it is wider propability to develop energy-saving characters in Indonesian society. Through the learning of physics, energy saving character will raise potentially by integrating the energy-saving character to the concepts of physics. For integrating energy-saving character to the physics concepts, we have been using concepts fitting technique whereby physics concepts outlined matched with energy characters. This technique derived from concepts such as fluid physics, wave and others are associated with the character of the discipline, tolerance and environmental care. Furthermore, each character is generated through physics learning in the classroom and through learning materials. Keywords: energy crisis, physics concepts, energy saving characters, concepts
fitting technique
ABSTRAK
Indonesia bahkan dunia saat ini sedang mengalami krisis Energi dimana cadangan energi fosil yang ada sekarang akan habis dalam dua puluh tahun ke depan. Sementara itu, baik masyarakat awam dan intelek bahkan pemerintah masih menunjukkan sikap boros energi dimana gedung-gedung yang didirikan belum memperhitungkan efektifitas penggunaan penerangan ruangan sehingga pada siang hari masih membutuhkan energi listrik; orang-orang kaya menggunakan mobil ber-CC besar padahal hanya di dalam kota; mahasiswa sering meninggalkan ruang kuliah dalam keadaan penerangan dan proyektor masih dalam keadaan hidup. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan sikap atau karakter hemat energi pada masyarakat Indonesia. Melalui pembelajaran fisika, karakter hemat energi ini berpotensi untuk dibangkitkan dengan terlebih dahulu mengintegrasikan karakter hemat energi tersebut ke dalam konsep-konsep fisika. Pengintegrasian karakter hemat energi ke dalam
131
konsep-konsep fisika dilakukan menggunakan concepts fitting technique dimana konsep-konsep fisika yang dijabarkan dicocokkan dengan karakter hemat energi hasil penjabaran. Dari teknik ini didapat konsep-konsep fisika seperti pada fluida, gelombang dan lain-lain yang berhubungan dengan karakter disiplin, tenggang rasa dan peduli lingkungan. Selanjutnya setiap karakter hemat energi ini dibangkitkan melalui pembelajaran fisika di kelas maupun melalui perangkat pembelajaran. Kata Kunci. Krisis energi, konsep-konsep fisika, karakter hemat energy, concepts fitting technique. Katakunci: kata utama yang berkaitan dengan permasalahan (maksimum 5 kata/frase).
132
Lampiran 4 Proposal Penelitian a. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Fisika SMA
Berbasis Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan Pendekatan Science Environment Technology And Society (SETS) Pada Materi Fluida Dinamis Terintegrasi Energi Angin Karena keterbatasan dalam mengunggah maka proposal penelitan ini tidak dilampirkan
b. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Berkarakter Hemat Energi Berbasis Model Creative Problem Solving (CPS) Dengan Pendekatan Konflik Kognitif Pada Materi Termodinamika Terintegrasi Energi Panas Bumi. Karena keterbatasan dalam mengunggah maka proposal penelitan ini tidak dilampirkan
a. Pengembangan perangkat pembelajaran Fisika SMA Berbasis CPS Pada Materi Fluida Dinamis Diintegrasikan Energi Microhydro Menggunakan Strategi PQ4R Karena keterbatasan dalam mengunggah maka proposal penelitan ini tidak dilampirkan
b. Pengembangan Perangkat Pembelajarn Fisika SMA Berkarakter Hemat Energi
Berbasis Model Pembelajaran CPS (Creative Problem Solving) Dengan Pendekatan Open-Ended Pada Konsep Usaha Dan Energi Terintegrasi Energi Biomassa Karena keterbatasan dalam mengunggah maka proposal penelitan ini tidak dilampirkan
c. Pengaruh Modul pada Materi Kalor dan Listrik Terintegrsi Materi Energi Radiasi Matahari Dalam Model PDEODE Terhadap hasil Belajar Siswa Kels X MAN 2 padang Karena keterbatasan dalam mengunggah maka proposal penelitan ini tidak dilampirkan
133
Lampiran 5 Perangkat Pembelajaran a. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Fisika SMA
Berbasis Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan Pendekatan Science Environment Technology And Society (SETS) Pada Materi Fluida Dinamis Terintegrasi Energi Angin
SILABUS Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Kelas / Semester : XI IPA / 2 (Dua) Kompetensi Inti KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI. 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian
134
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi
3.7 Menerapkan prinsip fluida dinamik dalam teknologi
4.7 Memodifikasi ide/gagasan proyek sederhana yang menerapkan prinsip dinamika fluida
Fluida Dinamik
• Fluida ideal • Azas
kontinuitas • Azas Bernouli • Penerapan Azas
Kontinuitas dan Bernouli dalam Kehidupan (seperti pada energi Angin)
• Daya Generator
Mengamati
• Menyimak informasi dari berbagai sumber tentang azas kontinuitas dan azas Bernouli serta aplikasi dalam kehidupan melalui berbagai sumber.
• Mengamati proses terjadinya energi angin
Mempertanyakan
• Mempertanyakan penerapan prinsip fluida dinamik dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari
• Mempertanyakan tentang energi angin dan proses terjadinya
• Menanyakan hukum Bernoulli sebagai salah satu hukum yang mendasari energi angin
Mengeksplorasi
• Mendiskusikan kaitan antara kecepatan aliran dengan luas penampang menurut azas Kontinuitas, serta hubungan antara kecepatan aliran dengan tekanan fluida menurut Azas Bernoulli
• Merancang dan membuat tiruan aplikasi Azas Bernoulli (alat venturi, kebocoran air, sayap pesawat, atau turbin angin) secara berkelompok
• Eksplorasi pemecahan masalah terkait penerapan azas kontinuitas dan azas Bernouli
• Melakukan diskusi kelompok tentang proses terjadinya energi angin
Mengomunikasikan • Membuat laporan dan
mempresentasikan hasil produk
Tugas Menyelesaikan masalah fluida dengan menerapkan azas kontinuitas dan azas Bernouli dalam kehidupan sehari-hari seperti pada energi angin
Observasi Ceklist lembar pengamatan kegiatan diskusi dan presentasi kelompok
Portofolio Bahan presentasi kelompok
Laporan tertulis tentang energi angin dan parameter fisika energi angin
Tes Tes tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda asas kontinuitas dan asas Bernoulli serta penerapannya pada energi angin
135
tiruan aplikasi Azas Bernoulli (alat venturi, kebocoran air, atau sayap pesawat, serta energi angin)
• Mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang proses terjadinya energi angin
• Menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan supaya tidak terjadi krisis enegi untuk menumbuhkan karakter hemat energi
Mengetahui, Kepala SMA Don Bosco Padang Dra. Poppy Fransiska NIK.
Padang, Guru Mata Pelajaran Fisika Indah Chyntia Dewi, S.Pd NIM. 1204200
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. IDENTITAS
SATUAN PENDIDIKAN : SMA Don Bosco Padang
MATA PELAJARAN : FISIKA
KELAS / SEMESTER : XI / Genap
MATERI : Fluida Dinamis
PEMINATAN : M – IPA
ALOKASI WAKTU : 3 JP (pertemuan ke-1)
KOMPETENSI INTI :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
KOMPETENSI DASAR :
1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi.
3.7. Mendeskripsikan prinsip pada fluida dinamik dan penerapannya dalam
teknologi.
4.5. Menyelesaikan permasalahan dengan menerapkan prinsip dinamika fluida.
INDIKATOR :
1. Sikap
a. Sikap Spiritual
Bertawakal kepada Allah SWT agar terhindar dari krisis energi.
b. Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku kreatif, aktif, inovatif, aplikatif, dan rasa ingin tahu
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
memecahkan masalah.
2. Pengetahuan
a. Produk
1) Menjelaskan pengertian energi angin
2) Menganalisis karakteristik daerah untuk potensi energi angin
3) Menjelaskan penyebab terjadinya angin
4) Menjelaskan parameter-parameter fisika energi angin
b. Proses
Melakukan diskusi pemecahan masalah tentang materi Fluida Dinamis
terintegrasi energi angin menggunakan model CPS dengan pendekatan SETS,
meliputi:
Fase 1: Objective finding
Fase 2: Fact finding
Fase 3: Problem finding
Fase 4: Idea finding
Fase 5: Solution finding
Fase 6: Acceptance finding
3. Keterampilan
Mampu membuat laporan diskusi kelompok tentang energi angin (melalui proses
eksplorasi) dan mempresentasikannya di depan kelas.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Sikap
a. Sikap Spiritual
Peserta didik bertawakal kepada Allah SWT agar terhindar dari krisis energi.
b. Sikap Sosial
Peserta didik mampu menunjukkan perilaku kreatif, aktif, inovatif, aplikatif,
dan rasa ingin tahu dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam memecahkan masalah.
2. Pengetahuan
a. Produk
1) Peserta didik mampu menjelaskan pengertian energi angin
2) Peserta didik mampu menganalisis karakteristik daerah untuk potensi
energi angin
3) Peserta didik mampu menjelaskan penyebab terjadinya angin
4) Peserta didik mampu menjelaskan parameter-parameter fisika energi
angin dengan baik
b. Proses
Peserta didik melakukan diskusi pemecahan masalah tentang materi Fluida
Dinamis terintegrasi energi angin menggunakan model CPS dengan
pendekatanSETS, meliputi:
Fase 1: Objective finding
Fase 2: Fact finding
Fase 3: Problem finding
Fase 4: Idea finding
Fase 5: Solution finding
Fase 6: Acceptance finding
3. Keterampilan
Peserta didik mampu membuat laporan diskusi kelompok tentang energi angin
(melalui proses eksplorasi) dan mempresentasikannya di depan kelas.
B. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta 1. Penggunaan energi yang berlebihan dapat menyebabkan krisis energi. 2. Terjadinya angin darat dan angin laut dapat digunakan sebagai pembangkit listrik
tenaga angin. Konsep • Aliran Laminer • Aliran Turbulen • Tekanan • Kecepatan • Luas Penampang Prinsip 1. Garis alir adalah lintasan yang ditempuh oleh suatu partikel dalam fluida yang
mengalir. Ada 2 jenis alir fluida, yaitu aliran laminer dan aliran turbulen.
2. Azas Kontinuitas Fluida yang mengalir melalui sebuah pipa dengan luas penampang A dan kecepatan aliran fluida v, maka banyaknya fluida (volum) yang mengalir melalui penampang tersebut tiap satuan waktu disebut sebagai debit, yang dilambangkan dengan Q, yang besarnya:
Q =R
)
persamaan kontinuitas �8:8 = �9:9 3. Azas Bernoulli
“Dimana kecepatan fluida tinggi, tekanan rendah dan dimana kecepatan fluida rendah, tekanan tinggi” Persamaan Bernoulli
�8 + T � ℎ8 + 8
9T:8
9 = �9 + T � ℎ9 + 8
9T:9
9)
Dalam pipa mendatar ℎ8 = ℎ9
�8 + 1
2T:8
9 = �9 + 1
2T:9
9
�8 − �9 =1
2T<:9
9 − :89=
�- − �V =1
2T<:(
9 − :*9=
Prosedur Siswa melakukan eksplorasi melalui studi literatur untuk membuat laporan diskusi
kelompok dan menyelesaikan permasalahan dalam Handout dan LKS.
C. METODE PEMBELAJARAN
1. Model Creative Problem Solving
2. Pendekatan SETS
D. ALAT / MEDIA / BAHAN
1. Handout
2. LKS
3. Internet
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-langkah
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Kemampuan Harapan
Pendahuluan (10 menit)
1. Guru membimbing siswa untuk mempersiapkan diri dan berdoa.
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan meminta siswa untuk menyiapakan perlengkapan buku siswa.
3. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran.
Apersepsi
Sebelumnya, kamu telah belajar tentang fluida statis, masih ingatkah kamu hukum-hukum apa saja yang mendasari fluida statis?
Motivasi Mengapa akhir-akhir ini sering terjadi pemadaman listrik secara bergantian, minyak tanah dan solar sangat sulit didapatkan? Menurutmu, mengapa demikian? Untuk itu mari kita pelajari materi berikut!
1. Siswa mempersiapkan diri untuk belajar dan berdoa sesuai keyakinan masing-masing.
2. Siswa menjawab panggilan kehadirannya dan siswa menyiapakan perlengkapan buku.
3. Siswa memperhatikan indikator dan tujuan yang disampaikan.
Siswa menjawab pertanyaan guru tentang fluida statis yang telah dipelajari sebelumnya. Siswa memperhatikan dan termotivasi dalam mempelajari materi yang akan dipelajari.
Langkah-langkah
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Kemampuan Harapan
Inti (110 menit)
Fase 1: Objective finding
(Invitasi)
Fase 2: Fact finding
(Eksplorasi)
1. Guru membagi kelompok masing-masing yang terdiri dari 3-4 orang siswa dan bersifat permanen.
2. Guru membagikan handout dan LKS yang berisikan materi fluida dinamis terintegrasi energi angin.
3. Guru menjelaskan pengertian fluida dinamis dan jenis-jenis aliran fluida.
4. Guru mengajukan masalah-masalah krisis energi.
5. Guru mempresentasikan beberapa permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan agar siswa bisa mengkaitkannya pada materi yang akan dipelajari.
6. Guru meminta siswa untuk mencatat point-point penting yang dilihatnya dari presentasi tersebut.
7. Guru menjawab pertanyaan siswa tentang hal-hal yang belum dipahami berkaitan dengan permasalahan yang diajukan.
8. Guru meminta siswa mengidentifikasi penyebab dari masalah yang diberikan tersebut.
9. Guru meminta siswa menganalisis informasi yang didapatkannya.
1. Siswa duduk berdasarkan kelompok masing-masing yang terdiri dari 3-4 orang yang dibentuk guru dan bersifat permanen.
2. Siswa membaca handout dan LKS yang telah didapatkannya.
3. Siswa memperhatikan penampilan guru dengan baik.
4. Siswa mencatat poin-poin penting dan mendiskusikannya.
5. Siswa mulai menggambarkan keadaan dari masalah-masalah krisis energi yang diberikan oleh guru.
6. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami berkaitan dengan permasalahan yang diajukan.
7. Siswa mengidentifikasi penyebab dari masalah yang diberikan tersebut.
8. Siswa menganalisis informasi yang didapatkannya.
Karakter:
1. Disiplin
2. Rasa ingin tau
Langkah-langkah
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Kemampuan Harapan
Fase 3: Problem finding
(Eksplorasi)
Fase 4: Idea finding
(Eksplorasi)
10. Guru mengarahkan siswa terhadap potensi-potensi yang ada di Lingkungan sekitar.
11. Guru berkeliling mencermati siswa bekerja dan menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
12. Guru meminta siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menghimpun berbagai konsep fluida dinamis sebagai strategi pemecahan yang berguna untuk pemecahan masalah.
13. Guru mengarahkan siswa dalam melakukan praktikum.
14. Guru memperhatikan siswa dalam mengungkapkan gagasan tentang menyelesaikan masalah tersebut.
15. Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis.
16. Guru berkeliling mencermati siswa bekerja menyusun laporan hasil diskusi, dan memberi bantuan, bila diperlukan.
9. Siswa mendengarkan penjelasan guru terhadap potensi-potensi yang ada di Lingkungan sekitar.
10. Siswa bekerja dalam kelompok dan menanyakan kepada guru hal-hal yang belum dipahami.
11. Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menghimpun berbagai konsep fluida dinamis sebagai strategi pemecahan yang berguna untuk pemecahan masalah.
12. Siswa melakukan praktikum berdasarkan petunjuk LKS dan arahan dari guru.
13. Setiap siswa mengungkapkan gagasan tentang menyelesaikan masalah tersebut.
14. Siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis.
15. Siswa bekerja menyusun laporan hasil diskusi.
Karakter:
1. Logis
2. Kreatif
Langkah-langkah
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Kemampuan Harapan
Fase 5: Solution finding
(Mengusulkan Penjelasan dan Solusi)
Fase 6: Acceptance finding
(Mengambil Tindakan)
17. Guru meminta setiap kelompok memberikan solusi yang dianggap tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
18. Guru meminta kelompok yang bersedia atau dipilih secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas tentang tindakan yang diusulkannya
19. Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok penyaji untuk memberikan penjelasan tambahan dengan baik.
20. Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok penyaji dengan sopan.
21. Guru mengambil suatu tindakan yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara meluruskan konsep-konsep yang belum tepat dan memberikan penghargaan pada konsep-konsep yang telah benar.
22. Guru memberikan pengarahan kepada siswa, agar dapat menerapkan informasi dan pengetahuan sains dan teknologi yang di dapatkan dalam kehidupan sehari-hari.
16. Siswa memberikan solusi yang dianggap tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut dalam kelomponya masing-masing.
17. Siswa yang kelompoknya bersedia atau terpilih akan mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas tentang tindakan yang diusulkannya.
18. Siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok penyaji dengan sopan.
19. Siswa mendengarkan dan mencatat penjelasan guru tentang tindakan yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
20. Siswa dapat menerapkannya dalam bentuk karakter diri sendiri dan aksi sosial.
Karakter:
1. Aplikatif
2. Hemat
Langkah-langkah
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Kemampuan Harapan
23. Guru meminta siswa secara individu mengerjakan latihan soal di LKS untuk pemantapan materi dan guru memberikan point bagi siswa yang mampu mengerjakannya.
21. Siswa secara individu mengerjakan latihan soal di LKS untuk pemantapan materi dan guru memberikan point bagi siswa yang mampu mengerjakannya.
Penutup (15 menit) 1. Guru meminta siswa
dapat menyimpulkan tentang krisis energi dan energi angin.
2. Guru meminta siswa dapat menyimpulkan tentang terjadinya energi angin dan parameter-parameter fisika energi angin secara umum.
3. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik.
4. Guru memberi stimulus kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya menggunakan handout.
5. Guru bersama siswa menutup pelajaran dengan berdo’a dan salam.
1. Siswa dapat menyimpulkan tentang krisis energi dan energi angin.
2. Siswa dapat menyimpulkan tentang terjadinya energi angin dan parameter-parameter fisika energi angin secara umum.
3. Kelompok yang terbaik mendapatkan point dari guru.
4. Siswa mendengarkan perintah guru mempelajari materi berikutnya menggunakan handout.
5. Siswa menutup pelajaran dengan berdo’a dan menjawab salam.
F. Alokasi Waktu
Beban Belajar Waktu Bentuk Kegiatan/Tugas Tatap Muka (TM) 3 x 45’ Sesuai dengan kegiatan pembelajaran Penugasan Terstruktur (PT)
20’ Soal-soal latihan dan evaluasi
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT)
100’ Membuat tugas makalah tentang penyebab terjadinya krisis energi di dunia dan solusi tiap-tiap masalah tersebut.
G. PENILAIAN
1. Kompetensi Pengetahuan
Contoh Instrumen:
1) Jelaskan pengertian angin menggunakan bahasa ananda sendiri!
2) Jelaskan proses terjadinya energi angin!
3) Sebutkanlah parameter-parameter fisika energi angin!
Petunjuk Penskoran
1) Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di
permukaan bumi.
2) Proses terjadinya energi angin, angin bergerak dari tempat bertekanan udara
tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara
yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi,
tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya
mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi
lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik
kembali. Pada daerah yang tekanan udaranya rendah, kecepatan udaranya
besar. Sebaliknya di daerah yang tekanan udaranya tinggi, kecepatan udaranya
rendah. Hal ini sesuai dengan prinsip Bernoulli yang menyatakan bahwa
dimana kecepatan fluida tinggi, tekanan rendah dan dimana kecepatan fluida
rendah, tekanan tinggi. Udara yang bergerak inilah yang merupakan energi
yang dapat diperbaharui, yang dapat digunakan untuk memutar turbin dan
akhirnya dapat menghasilkan listrik.
3) Parameter-parameter energi angin topan adalah Aliran Laminer, Aliran
Turbulen, kecepatan, tekanan, dan luas penampang.
2. Kompetensi Sikap (Spiritual dan sosial)
3. Kompetensi Keterampilan
H. SUMBER / REFERENSI
1. Undang-undang Republik Indonesia No 30 tahun 2007 Tentang Krisis Energi dan
Penghematan Energi.
2. Handout Fluida Dinamis terintegrasi Energi Angin
3. LKS Fluida Dinamis Terintegrasi Energi Angin
Mengetahui Padang, 2014
Kepala SMA Don Bosco Padang Guru Mata Pelajaran
Dra. Poppy Fransiska Indah Chyntia Dewi, S.Pd NIK. NIM. 1204200/2012
HANDOUT MATA PELAJARAN FISIKA SMA
FLUIDA DINAMIS TERINTEGRASI ENERGI ANGIN
KOMPETENSI INTI:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR :
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi.
3.7 Mendeskripsikan prinsip pada fluida dinamik dan penerapannya dalam teknologi.
4.5 Menyelesaikan permasalahan dengan menerapkan prinsip dinamika fluida
INDIKATOR PEMBELAJARAN
1) Sikap a) Sikap Spiritual
Bertawakal kepada Allah SWT agar terhindar dari krisis energi. b) Sikap Sosial
Menunjukkan perilaku kreatif, aktif, inovatif, aplikatif, dan rasa ingin tahu dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam memecahkan masalah.
2) Pengetahuan a) Produk
1) Menjelaskan pengertian energi angin 2) Menganalisis karakteristik daerah untuk potensi energi angin 3) Menjelaskan penyebab terjadinya angin 4) Menjelaskan parameter-parameter fisika energi angin
b) Proses Melakukan diskusi pemecahan masalah tentang materi Fluida Dinamis terintegrasi energi angin menggunakan model CPS dengan pendekatan SETS, meliputi: Fase 1: Klarifikasi masalah Fase 2: Pengungkapan masalah Fase 3: Evaluasi dan seleksi Fase 4: Implementasi
3) Keterampilan Mampu membuat laporan diskusi kelompok tentang energi angin (melalui proses eksplorasi) dan mempresentasikannya di depan kelas
TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Sikap a) Sikap Spiritual
Peserta didik bertawakal kepada Allah SWT agar terhindar dari krisis energi.
b) Sikap Sosial Peserta didik mampu menunjukkan perilaku kreatif, aktif, inovatif, aplikatif, dan rasa ingin tahu dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam memecahkan masalah.
2) Pengetahuan a) Produk
1) Peserta didik mampu menjelaskan pengertian energi angin 2) Peserta didik mampu menganalisis karakteristik daerah untuk
potensi energi angin 3) Peserta didik mampu menjelaskan penyebab terjadinya angin 4) Peserta didik mampu menjelaskan parameter-parameter fisika
energi angin dengan baik
b) Proses Peserta didik melakukan diskusi pemecahan masalah tentang materi Fluida Dinamis terintegrasi energi angin menggunakan model CPS dengan pendekatan SETS, meliputi: Fase 1: Klarifikasi masalah Fase 2: Pengungkapan masalah Fase 3: Evaluasi dan seleksi Fase 4: Implementasi
3) Keterampilan Peserta didik mampu membuat laporan diskusi kelompok tentang energi angin (melalui proses eksplorasi) dan mempresentasikannya di depan kelas
FLUIDA DINAMIS TERINTEGRASI ENERGI ANGIN
b. (Sumber:
pustakafisika.wordpress.com)
a. (Sumber: ipa-smk.blogspot.com)
c. (Sumber: www.wawasan-plusplus.blogspot.com)
Sebelum belajar, marilah terlebih dahulu kita berdoa menurut
kepercayaan kita masing-masing. Semoga apa yang kita pelajari dapat
kita terima dengan mudah dan berguna di dunia dan akhirat.
Menggantungkan harapan kepada Sang Pencipta dengan berdoa, ternyata mampu memberikan manfaat besar bagi tubuh dan otak seseorang.
Gambar 1. (a) angin darat dan angin laut, (b) pesawat terbangl, dan (c) Pembangkit Listrik
Tenaga Angin di Eropa.
a. Pemadaman listrik b. Kekurangan bahan bakar
Gambar 2. Dampak dari krisis energi (sumber: m.okezone.com)
Krisis energi merupakan kondisi kekurangan energi karena terganggunya pasokan
energi akibat terputusnya sarana dari prasarana energi. Pada saat ini kondisi energi nasional
mengalami krisis energi yang disebabkan oleh kurangnya kepedulian manusia terhadap
lingkungan. Apa yang terjadi kalau hal ini dibiarkan begitu saja? Apa yang harus kita
lakukan untuk mengurangi terjadinya krisis energi? Pernahkah terfikirkan oleh anda untuk
menciptakan energi alternatif dengan melihat potensi di daerah kita ini?
Untuk wilayah pesisir pantai, energi alternatif
apa yang cocok? Tahukah anda bahwa energi
angin sangat terkait dengan konsep fluida
dinamis yang akan kita pelajari? Bagaimanakah
karakterisitik fluida dinamis dan energi angin?
Untuk memahaminya, marilah kita pelajari
materi berikut ini.
Rasa Ingin Tahu
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan fenomena terkait fluida dinamis. Ketika melihat fenomena seperti di atas,bagaimana anda memahami konsep fisisnya?
Penasaran? Marilah kita pelajari materi berikut ini.
Klarifikasi Masalah
Gambar 3. Wind turbine (Sumber: teknergi.wordpress.com)
Fluida yang mengalir disebut fluida dinamis. Jika yang diamati zat cair disebut
hidrodinamika, sedangkan gas disebut aerodinamika.
1. Garis Alir
Garis alir adalah lintasan yang ditempuh oleh suatu partikel dalam fluida yang mengalir. Kecepatan-kecepatan partikel fluida di tiap titik garis alir searah dengan garis singgungnya, maka garis alir tidak pernah berpotongan disebut juga dengan aliran laminer. Ketika melebihi suatu kelajuan tertentu, aliran fluida menjadi aliran turbulen ditandai adanya aliran berputar. Seperti pada Gambar 4. Contoh aliran laminer adalah angin, sedangkan aliran turbulen adalah ombak laut, tsunami, badai dan lain-lain.
2. Klasifikasi Angin
Pada saat diam, udara merupakan fluida statis, sementara saat bergerak udara adalah fluida dinamis. Fluida disebut bergerak atau mengalir jika fluida itu bergerak terus terhadap sekitarnya. Fluida yang mengalir yang akan dipelajari diasumsikan sebagai fluida ideal, yaitu fluida yang tak termampatkan (incompressible), tidak kental, dan memiliki aliran tunak. Fluida mengalir tak termampatkan jika fluida yang mengalir tidak mengalami perubahan volume atau massa jenis ketika fluida tersebut ditekan. Sebagai contoh, gerak relatif udara terhadap pesawat terbang yang melaju dengan kelajuan jauh lebih kecil dari kelajuan bunyi di udara (340 m/s) dapat dianggap sebagai aliran fluida yang tak termampatkan.
FLUIDA DINAMIS
Pengungkapan Masalah
Gambar 4. Aliran laminer dan turbulen
(sumber:ariffara215.blogspot.com)
Gambar 5. Angin (sumber:
majalengkabersama.blogspot.com)
Klasifikasi angin berdasarkan alirannya:1. Angin lokal (angin laut, angin gunung, angin darat)2. Angin planetari (angin barat dan angin timur)Garis lairannya termasuk aliran
3. Asas Kontinuitas
Pengamatan:
1. Pada saat Anda akan menyemprotkan air dengan menggunakan selang, cobalah ujung selang dipencet, maka air yang keluar akan menempuh lintasan yang cukup jauh. Sebaliknya ketika selang dikair akan berkurang. Daripenampang pipa mempengaruhi laju
2. Pernahkan kalian berarung jeperhatikan ketika orang berperahu diketika sungai menyempit.
Dari dua fenomena alam tersebut kita amati bahwa ketika melewati pipa lebar danakan coba menjelaskan lebih eksak hubungan tempat lain.
Gambar 6. Fluida yang Mengalir pada
Karena alirannya lunak (penampang A1 harus sama dengan massa yang masuk penampangpersamannya menjadi
Massa jenis fluida adalah konstan ( A1 = luas penampang 1 (mv1 = kecepatan 1 (m/s) A2 = luas penampang 1 (mv2 = kecepatan 1 (m/s)
Klasifikasi angin berdasarkan alirannya: Angin lokal (angin laut, angin gunung, angin darat) Angin planetari (angin barat dan angin timur)
Garis lairannya termasuk aliran Laminer.
Pada saat Anda akan menyemprotkan air dengan menggunakan selang, cobalah ujung selang dipencet, maka air yang keluar akan menempuh lintasan yang cukup jauh. Sebaliknya ketika selang dikembalikan seperti semula maka jarak pancaran air akan berkurang. Dari Fenomena fisika tersebut, kita peroleh bahwapenampang pipa mempengaruhi laju aliran fluida. Pernahkan kalian berarung jeram, atau naik perahu di sungai? Kalau kita
ketika orang berperahu di sungai akan merasakan arus bertambah deras ketika sungai menyempit.
Dari dua fenomena alam tersebut kita amati bahwa kecepatan fluida berkurang ketika melewati pipa lebar dan bertambah ketika melewati pipa sempit. Sekarang kita akan coba menjelaskan lebih eksak hubungan kecepatan fluida di suatu tempat dengan
yang Mengalir pada Pipa (sumber:herirustamaji.wordpress.com
Karena alirannya lunak (steady) dan massa konstan, maka massa yang masuk 1 harus sama dengan massa yang masuk penampang
21 mm =
222111 vAvA ρρ =
Massa jenis fluida adalah konstan ( 21 ρρ = ), sehingga menjadi:
= luas penampang 1 (m2)
= luas penampang 1 (m2)
2211 vAvA =
Pada saat Anda akan menyemprotkan air dengan menggunakan selang, cobalah ujung selang dipencet, maka air yang keluar akan menempuh lintasan yang cukup
embalikan seperti semula maka jarak pancaran Fenomena fisika tersebut, kita peroleh bahwa luas
ram, atau naik perahu di sungai? Kalau kita sungai akan merasakan arus bertambah deras
kecepatan fluida berkurang bertambah ketika melewati pipa sempit. Sekarang kita
kecepatan fluida di suatu tempat dengan
herirustamaji.wordpress.com)
) dan massa konstan, maka massa yang masuk A2. Oleh karena itu
Persamaan tersebut dikenal sebagai Persamaan Kontinuitas.
4. Perbandingan Kecepatan Fluida Dengaan Luas dan Diameter Penampang
Persamaan Kontinuitas dapat diubah ke bentuk
2211 vAvA =
Umumnya, diameter pipa dapat kita anggap berbentuk lingkaran dengan luas
22
4
1drA ππ == , dimana r adalah jari-jari pipa dan d adalah diameter pipa, maka
dapat diperoleh persamaan
5. Debit Fluida
Laju aliran air dalam luas penampang dinamakan dengan istilah debit (Q). Q = jumlah
volume fluida yang mengalir lewat suatu penampang tiap detik). Secara matematis
persaman debit dapat ditulis
Q = debit (m3/s) V = volume (m3) t = waktu (s)
6. Asas Bernoulli
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa tekanan dari fluida yang bergerak seperti udara berkurang ketika fluida tersebut bergerak lebih cepat. Asas Bernoulli berbunyi pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida paling besar adalah pada bagian yang kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecil adalah pada bagian yang kelajuan alirnya paling besar.
Gambar 7. Fluida yang mengalir dari titik 1
ke titik 2 (Sumber:yusufhaidaralismasa.blogspot.com)
Avt
VQ ==
1
2
2
1
A
A
v
v =
Pada fluida, hasil kali antara kelajuan fluida dan luas penampang selalu
konstan
Pada fluida, debit fluida di titik mana saja selalu konstan
Kelajuan aliran fluida berbanding terbalik dengan luas penampang yang
dilaluinya
2
1
2
2
1
2
2
1
=
=
d
d
r
r
v
v
Kelajuan aliran fluida berbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari
penampang atau diameter penampang
22
2212
11 2
1
2
1ghvPghvP ρρρρ ++=++
Persamaan Bernoulli
a. Dua kasus persamaan Bernoulli
1) Untuk fluida tak bergerak (fluida statis)
Kecepatan v1 = v2 = 0, sehingga persamaannya menjadi
2211 00 ghPghP ρρ ++=++
2) Untuk fluida bergerak (fluida dinamis)
Dalam pipa mendatar tidak terdapat perbedaan ketinggian diantara bagian fluida. Berarti ketinggian h1 = h2 dan persamaannya menjadi
222
211 2
1
2
1vPvP ρρ +=+
b. Teorema Torricelli
Kelajuan fluida menyembur keluar dari lubang pada jarak h di bawah permukaan atas fluida dalam tangki sama seperti kelajuan yang akan diperoleh sebuah benda yang jatuh bebas dari ketinggian h. Persamaan ini disebut Teorema Torricelli.
Gambar 8. Contoh Hukum Bernoulli
(Sumber: tauriesna.blogspot.com) 7. Daya Total Energi Angin
Gambar 9. Daerah hembusan angin
�)&)-2 = 7� = 12�:9
Dimana � = T�:
�)&)-2 = 12 <T�:=:9
( )1221 hhgPP −=− ρ
( )21
2221 2
1vvPP −=− ρ
ghv 22 =
3
2
1AvPtotal ρ=
8. Hubungan Persamaan Bernoulli dengan kecepatan energi angin
Proses terjadinya angin, angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke
bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah
memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara
turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang
bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di
atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Pada daerah yang tekanan
udaranya rendah, kecepatan udaranya besar. Sebaliknya di daerah yang tekanan
udaranya tinggi, kecepatan udaranya rendah. Hal ini sesuai dengan prinsip Bernoulli
yang menyatakan bahwa dimana kecepatan fluida tinggi, tekanan rendah dan dimana
kecepatan fluida rendah, tekanan tinggi. Udara yang bergerak inilah yang merupakan
energi yang dapat diperbaharui, yang dapat digunakan untuk memutar turbin dan
akhirnya dapat menghasilkan listrik.
Besarnya kecepatan udara agar menghasilkan energi angin dapat ditentukan
menggunakan persamaan Bernoulli:
�8 + T�ℎ8 +12 T:89 = �9 + T�ℎ9 +12 T:99 Diasumsikan ketinggian yang sama, tekanan dan kecepatan angin masuk sudu
masing – masing �( dan:(, sedangkan tekanan dan kecepatan angin keluar sudu
adalah �* dan :*, dimana kecepatan keluar sudu lebih kecil dari kecepatan masuk sudu
karena energi kinetik angin telah diserap sudu.
Persamaan energi untuk daerah masuk i dan a adalah:
�( +12 T:(9 = �- +12 T:-9 Dengan cara yang sama daerah keluar b – e adalah:
�V +12 T:V9 = �* +12 T:*9 Kemudian dengan menggabungkan persamaan (2) dan (3) diperoleh:
�- − �V = W�( + T:(9 − :-92 X − W�* + T :*
9 − :V92 X
Dengan mengasumsikan Va = V
b = V (karena tebal sudu relatif kecil dibanding
jarak total) dan pe =
pi maka persamaan (2.3) diatas dapat disederhanakan menjadi:
Siswa mengerjakan LKS 1, yaitu melakukan praktikum dan diskusi kelompok tentang fluida dinamis dengan energi angin kemudian dilanjutkan presentasi hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas.
Evaluasi dan seleksi
Implementasi
Sebuah pipa horizontal yang luas penampangnya 10 cm2 disambung dengan pipa horizontal lain yang luas penampangnya 50 cm2. Kelajuan air dalam pipa kecil adalah 6 m/s dan tekanan air disana 200 kPa.
a) Berapa kelajuan air dalam pipa besar? b) Berapa tekanan air dalam pipa besar? c) Berapa debit air yang melalui pipa besar? d) Berapa liter air yang melalui pipa besar dalam 1 menit?
Diketahui: A1 = 10 cm2 v1 = 6 m/s P1 = 200 kPa = 2 x 105 Pa A2 = 50 cm2 Ditanya : a). v2 = ? c). Q2 = ?
b). P2 = ? d). Vol dalam t = 1 menit = ? Jawab : a). A1 v1 = A2 v2
10 x 6 = 50 v2
v2 = 1,2 m/s
b). ( )21
2221 2
1vvPP −=− ρ
(2x105) – P2 = ½ 1000 (1,22 – 62) P2 = 217.280 Pa
c). Q2 = A2 v2 = (50x10-4) (1,2) = 6x10-3 m3/s
d) t
VQ =
V = Q t = (6x10-3) (1x60) = 0,36 m3 = 360 L
Contoh Soal
( )22
2
1eiba vvPP −=− ρ
Gambar 10. Angin Darat dan Angin Laut (sumber: detektif-fisika-doni.blogspot.com) Proses terjadinya angin darat dan angin laut disebabkan oleh beda sifat fisis antara
permukaan darat dan laut (BMKG, 2013). Yaitu perbedaan sifat antara daratan dan lautan dalam menyerap dan melepaskan energi panas matahari. Angin laut terjadi ketika pada pagi hingga menjelang sore hari, daratan menyerap energi panas lebih cepat dari lautan sehingga suhu udara di darat lebih panas daripada di laut. Akibatnya udara panas di daratan akan naik dan digantikan udara dingin dari lautan. Maka terjadilah aliran udara dari laut ke darat. Angin darat terjadi ketika pada malam hari energi panas yang diserap permukaan bumi sepanjang hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan (udara dingin). Sementara itu di lautan energi panas sedang dalam proses dilepaskan ke udara.
1. Coba anda analisis konsep garis alir dan azas Kontinuitas sesuai dengan kretivitas dan pemahaman saudara!
2. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan peristiwa Bernoulli. Coba anda analisis peristiwa tersebut!
3. Analisis proses terjadinya angin kemudian sebutkan macam-macam angin yang bisa dijadikan energi angin.
4. Air PAM memasuki rumah melalui sebuah pipa berdiameter 2 cm pada tekanan 4 atm. Pipa menuju ke kamar mandi lantai kedua pada ketinggian 5 m dengan diameter pipa 1 cm. Jika kelajuan aliran air pada pipa masukan adalah 3 m/s, hitunglah kelajuan, debit, dan tekanan air dalam bak mandi!
5. Coba anda analisis kecepatan angin di daerahmu, apakah bisa digunakan sebagai energi angin!
6. Analisislah aplikasi konsep bernoulli dalam energi angin!
Ayo Uji Pemahaman Anda
FENOMENA ALAM
Gerakan konvektif tersebut menyebabkan udara dingin dari daratan bergerak menggantikan udara yang naik di lautan sehingga terjadi aliran udara dari darat ke laut.
Gambar 11. Daniel Bernoulli
(sumber:en.wikipedia.org)
Lahir pada tahun 1700 dari sebuah keluarga yang
memiliki sejarah panjang sebagai ahli matematika. Ketika
lahir ayahnya menjadi ketua jurusan matematika di
universitas Gruningen, Belanda. Ayahnya memiliki pengaruh
yang kuat dalam perkembangan Daniel Bornoulli bahkan
memutuskan bahwa jalan Daniel Bernoulli adalah menjadi
pedagang bukan ahli matematika seperti dirinya.
Ternyata justru dalam dunia kedokteran lah Daniell
Benoulli menemukan ketenarannya. Berbekal keahliannya
dalam matematika Daniel Bernoulli menemukan cara
mengukur tekanan darah disitulah awal mula teori
hidrodinamika yang terkenal itu dimulai.
Sampai dengan tiga tahun kemudian Daniel Bernoulli
berusaha lebih menyempurnakan teorinya dan pada akhirnya
menerbitkan sebuah buku berjudul "Hydrodynamica, by
Daniel Bernoulli, Son of Johann" dalam judul buku tersebut
Daniel Bernoulli berusaha rendah hati dan menyebut dirinya
sebagai anak dari Johann Bernoulli sebagai sebuah
penghormatan. Namun setahun kemudian ayahnya
menerbitkan juga sebuah buku dengan judul Hydraulics yang
memiliki kesamaan isi dengan buku anaknya dan bahkan
berbau plagiat.
Sejak kejadian tersebut sepertinya Daniel Bertoulli
kecewa sekali dan kehilangan minatnya pada dunia
matematika. Pada akhirnya dia sejak itu dia mendedikasian
dirinya untuk melayani masyakarat dan menjadi dokter
umum. Daniel Bernoulli meninggal dunia pada tahun 1782 di
usia ke-82.
TOKOH Daniel Bernoulli
(1700-1782)
Peduli
Apakah yang mesti kita lakukan terhadap krisi energi yang kita alami saat ini? Apakah hanya diam bisa menyelesaikan masalah?
Dari hal tersebut dapat kita ambil hikmahnya yaitu kita harus peduli terhadap masalah yang terjadi di Lingkungan sekitar, karena manusia dan
alam saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Akkar, Sinan.2011. Introduction to Earthquake Engineering. Ankara
Aydın,Fatih dan Mücahit Coskun.2010. “Observation of the students’ ‘earthquake’
perceptions by means of phenomenographic analysis”. International Journal of the
Physical Sciences, 5(8):1324-1330
Brikowski.2009. GEOS 3310 Lecture Notes:Earthquakes. Prentice Hall.
Graduate School of Engineering. Viscoelastic dumper. University of Technology, Sydney,
PO Box 123, Broadw..
Joko Sumarsono. 2008. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas.
Karyono dkk. 2008. Fisika untuk SMA/MA Kelas X.I Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Kanamori, H dan Emiily E Brodsky. 2004. The Physics of Earthquakes. Institut of Physics
Publishing university of California. Los Angeles USA
Maer, Bisatya W.2008.“Respon pendopo joglo yogyakarta terhadap getaran Gempa bumi”.
Dimensi teknik arsitektur, 36 (1) : 1 – 9
Mohorovicic, Andrija.2009.” Effects of earthquakes on buildings”. Geofizika,. 26 (1)
Nelson, Stephan. 2006. Causes and Measurements. Tulane University
Pratiwi, Henny dkk. 2006. Studi tentang kerusakan infrastruktur keairan Akibat gempa
tektonik di kabupaten klaten. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil: FT Universitas Islam
Sultan Agung
Purwanto dan Fendi. 2007. Fisika SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira Depdiknas.
Rusilowati dkk.2012.“Mitigasi bencana alam berbasisPembelajaran bervisi science
environment Technology and society”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 8
(2012): 51-60
Ruwanto, Bambang. 2006. Asas-asas Fisika. Jakarta. Yudhistira.
Setya Nurachmandani. 2009. Fisika 1 untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas.
Siswanto dan Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta. Pusat Perbukuan Depdiknas.
Sri Handayani dan Ari Damari. 2009. Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas.
Suparmo dan Tri Widodo. 2009. Panduan BelajarFisika untuk SMA dan MA Kelas XI.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Supiyanto. 2006. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta.
Samali, B. 2007. “Use of viscoelastic dampers in reducing wind and earthquake
induced motion of building structures”. NSW.Australia.
Wang Hui, dkk. 2004. “Stress and strain fields of active tectonic blocks in The china
mainland deduced by seismological methods”. Chinese Journal Of Geophysics, 47
(6)
Zoback, Mary Lou.2006. “The 1906 earthquake and a century of progress in
understanding earthquakes and their hazards”. GSA Today 16 (4/5): 1130-1604
Lampiran 6 Instrumen Validasi Perangkat
LEMBAR PENILAIAN INSTRUMEN VALIDASI SILABUS
Lembar penilaian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang
instrumen validitas silabus yang akan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian
dalam pengujian validitas silabus materi sumber energi terbarukan berbasis model Creative
Problem Solving dengan pendekatan pendekatan Konflik Kognitif
PETUNJUK PENGISIAN
1. Melalui lembar penilaian ini Bapak/Ibu dimintai pendapatnya tentang lembar validasi yang
telah dibuat untuk mengumpulkan data penelitian.
2. Pendapat yang Bapak/Ibu berikan pada setiap butir pernyataan yang terdapat dalam lembar
penilaian instrumen validasi ini akan digunakan sebagai masukan untuk menyempurnakan
pembuatan lembar validasi yang akan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
3. Mohon berikan pendapat Bapak/Ibu dengan memberikan tanda centang (√), pada salah satu
kolom angka 1, 2, 3, atau 4 pada skala sebagai berikut:
Skor Kategori Persentase Ketercapaian Indikator
1 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 – 25
2 Tidak Setuju (TS) 26 – 50
4 Setuju (S) 51 – 75
5 Sangat Setuju (SS) 76 – 100
4. Identitas Bapak/Ibu mohon diisi dengan lengkap
Nama Validator :________________________
Jurusan/Spesialisasi : ________________________
No Aspek yang Dinilai Skor
1 2 3 4 STS TS S SS
1 Petunjuk pengisian ditulis dengan bahasa yang jelas.
2 Pernyataan-pernyataan yang dibuat pada lembar validasi silabus :
a.Sesuai dengan indikator penilaian.
No Aspek yang Dinilai Skor
1 2 3 4 STS TS S SS
b.Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3
Format lembar penilaian yang dibuat pada lembar validasi silabus :
a. Sederhana dan mudah dipahami. b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
JUMLAH Saran: _________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
________
KEPUTUSAN Petunjuk: Silahkan Bapak/Ibu berikan tanda centang (√) pada kolom A, B atau C. Huruf A, B atau C mempunyai arti sebagai berikut: A = valid tanpa revisi B = valid setelah direvisi C = tidak valid
A B C
Padang, Juli 2014 Validator
LEMBAR PENILAIAN INSTRUMEN VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Lembar penilaian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang
instrumen validitas yang akan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dalam
pengujian validitas RPP materi sumber energi terbarukan berbasis model Creative Problem
Solving dengan pendekatan pendekatan Konflik Kognitif.
PETUNJUK PENGISIAN
5. Melalui lembar penilaian ini Bapak/Ibu dimintai pendapatnya tentang lembar validasi yang
telah dibuat untuk mengumpukan data penelitian.
6. Pendapat yang Bapak/Ibu berikan pada setiap butir pernyataan yang terdapat dalam lembar
penilaian instrumen validasi ini akan digunakan sebagai masukan untuk menyempurnakan
pembuatan lembar validasi yang akan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
7. Mohon berikan pendapat Bapak/Ibu dengan memberikan tanda centang (√), pada salah satu
kolom angka 1, 2, 3, atau 4 pada skala sebagai berikut:
Skor Kategori Persentase Ketercapaian Indikator
1 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 – 25
2 Tidak Setuju (TS) 26 – 50
3 Setuju (S) 51 – 75
4 Sangat Setuju (SS) 76 – 100
8. Identitas Bapak/Ibu mohon diisi dengan lengkap
Nama Validator : ________________________
Jurusan/Spesialisasi : ________________________
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4 STS TS S SS
1 Petunjuk pengisian ditulis dalam bahasa yang jelas.
2
Pernyataan-pernyataan yang dibuat pada lembar validasi RPP: a. Sesuai dengan indikator penilaian. b. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. c. Sesuai dengan kaidah EYD bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3 Lembar validasi RPP. menggunakan format penilaian yang
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4 STS TS S SS
sederhana dan mudah dipahami.
Saran: _________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
________
KEPUTUSAN Petunjuk: Silahkan Bapak/Ibu berikan tanda centang (√) pada kolom A, B atau C. Huruf A, B atau C mempunyai arti sebagai berikut: A = valid tanpa revisi B = valid setelah direvisi C = tidak valid
A B C
Padang, Juli 2014 Validator (_________________)