LANSIA.docx

download LANSIA.docx

of 22

Transcript of LANSIA.docx

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengerian MenuaMenua = menjadi tua = aging adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diriataumengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.Constantinides, 1994Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua.Proses menua merupakan proses yang terus menerus atau berkelanjutan secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup. Jadi, proses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup.2.2 Teori PenuaanProses menua bersifat individual:1.Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.2.Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda.3.Tidak ada suatu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.Teori BiologisTingkat Perubahan

GenetikaGen yang diwariskan dan dampak lingkungan

Dipakai dan rusak (wear and tear)Kerusakan oleh radikal bebas

LingkunganMeningkatnya pajanan terhadap hal-hal yang berbahaya

ImunitasIntegritas system tubuh untuk melawan kembali

NeuroendokrinKelebihan atau kurangnya produksi hormone

Teori PsikologisTingkat proses

KepribadianIntrovert lawan ekstrovert

Tugas perkembanganMaturasi sepanjang rentang kehidupan

Disengagement(pemutusan)Antisipasi menarik diri

AktivitasMembantu mengembangkan usaha

KontinuitasPengembangan indivudualitas

Ketidakseimbangan sistemKompensasi melalui pengorganisasian diri sendiri

1.Teori BiologisKarakteristik biologi penuaan:a.Peningkatan usia harapan hidup, tetapi mortalitas tidak dapat dihindari.b.Penuaan dapat ditemukan didalam sel, molekul, jaringan, dan masa tulang.c.Perusakan bersifat progresifdan tidak tertandingi serta mempengaruhi semua sistem hidup.d.Diperlukan waktu yang panjang untuk kembali dari periode serangan, kelelahan, dan strese.Peningkatan kerentanan terhdap infeksi, kanker, dan penyakit lain yang berhubungan dengan pertambahan usiaTeoribiologis dibagi ke dalamlimateori,di antaranya:a.TEORI GENETIKAMenurut teori genetika penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan.Teori genetika terdiri daria)Teorideoksiribonukleat (DNA)b)Teori ketepatan dan kesalahan mutasic)Teori GlikogenTeori ini bisa menyebabkan krosling atau molekul DNA yang bersilangan sehingga proses reflikasi ditingkat sel menjadi tidak sesuai dan menyebabkan sistem dan organ tubuhtidak sesuai.b.TEORIWEAR AND TEARMengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan akhirnya malfungsi organ tubuh. Produk sampah metabolisme misalnya radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan ketika akumulasi terjadi. Radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh sistem enzim pelindung pada kondisi normal. Tingkat kecepatan produksi radikal bebas b.d penentuan waktu rentang hidup

c.RIWAYAT LINGKUNGANMenurut teori ini,faktor-faktor di dalam lingkunangan (misalnya karsinogen dalam industri,cahaya matahari,trauma,dan infeksi)dapat membawa perubahan dalam proses penuaan.Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat panuaan,dampak dari lingkungan,lebih merupakan dampak sekunder dan bukan merupakan faktor utama dalam penuaan.Perawat dapat mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang dampak dari aspek ini terhadap penuaan dengan cara mendidik semua kelompok umur tentang hubungan antara faktor lingkungan dan penuaan yang dipercepat.d.TEORI IMUNITASTeori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun yang berhubungan dengan penuaan.Ketika orang bertambah tua,pertahanan mereka terhadap organismasing mengalami penurunan,sehingga mereka lebih rentan untuk menderita berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya fungsi sistem imun,terjadilah peningkatan dalam respon autoimun tubuh.Teori autoimun adalah sistem imun yang menghasilkan antibody hilang kemampuannya untuk membedakan antaraselfdannon selfatauforeign proteins.(Shock,2003)e.TEORI NEUROENDOKRINPenuaan terjadi oleh karena adanya suatu perlambatan dalam sekresi hormon tertentu yang mempunyai suatu dampak pada reaksi yang diatur oleh sistem saraf. Hal ini lebih jelas ditunjukkan dalam kelenjar hipofisis, tiroid, adrenal, dan reproduksi.2.Teori PsikososiologisTeori psikososial memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku yang menyertai peningkatan usia,sebagai lawandari implikasi biologi pada kerusakan anatomis. Masing-masingindividu,muda,setengah baya,atau tua adalah unik dan memiliki pengalamanmelalui serangkaian kejadian dalam kehidupandan melalui banyak peristiwa.Selama 40 tahun terakhir beberapa teori telah berupaya untuk mengambarkan bagaimana prilaku dan sikap pada awal tahap kehidupan dapat mempengaruhi reaksimanusia sepanjang tahap akhir hidupnya.Pekerjaan ini disebut proses penuaan yang sukses.Teori Psikososiologis terdiri dari lima teori, diantaranya:a.TEORI KEPRIBADIANKepribadian manusia adalah suatu prtumbuhan yang subur dalam tahun-tahun akhir kehidupannya dan telah merangsang penelitian yang pantas dipertimbangkan. Teori kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia. Jung mengembangkan suatu teori pengembangan kepribadian orang dewasa yang memandang kepribadian sebagai ekstrovert atau introvert. Iaberteori bahwa kesembangan antara kedua hal tersebut adalah penting bagi kesehatan.Didalam konsep interioritas dariJung,separuh kehidupan manusia berikutnya digambarkan dengan memiliki tujuan sendiri.b.TEORI TUGAS PERKEMBANGANTugas perkembangan ialah aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang pada tahap-tahap spesifik dalam kehidupannyauntuk mencapai penuaan yang sukses. Erickson menguraikan tugas utama lansia adalah mampu melihat kehidupan seseorang sebagai kehidupan yang dijalani dengan integritas. Pada kondisi tidak adanya pencapaian perasaan bahwa iatelah menikmati kehidupan yang baik, maka lansia tersebut beresiko untuk disebutkan dengan rasa penyesalan atau putus asa.c.TEORI DISENGAGEMENTTeori disengagementadalah proses penarikan diri oleh lansia dari peran bermasyarakat dan tanggung jawabnya. Proses penarikan diri ini dapat diprediksi sistematis tidak dapat dihindari dan penting untuk fungsi yang tepat dari masyarakat yang sedangtumbuh.d.TEORI AKTIVITASTeori aktivitas penuaan, yang berpendapat bahwa jalan menuju penuaan yang sukses adalah dengan cara tetap aktif. Havighurst yang pertama menulis tentang pentingnya tetap aktif secara sosial sebagai alat untuk oenyusuaian yang sehat untuk lansia pada tahun 1952.Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif memengaruhi kepuasan hidup. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan pentingnya aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah kehidupan dan pemeliharaan kesehatan sepanjang masa kehidupan manusia.e.TEORI KONTINUITASTeori kontinuitas adalah suatu kelanjutan dari kedua teori sebelumnya dan mencoba untuk menjelaskan dampak kepribadian pada kebutuhan untuk tetap aktif atau memisahkan diri agar mencapai kebahagian dan terpenuhinya kebutuhan di usia tua. Teori ini menekankan pada kemampuan koping individu sebelumnya dan kepribadian sebagai dasar untuk memprediksi bagaimana seseorang akan dapat menyusuaikan diri terhadap perubahan akibatpenuaan.2.3 Perubahan Fisiologis pada PenuaanPerubahanTerkaitUsia (Nutrisi)Kebutuhan protein, vitamin dan mineral biasanya tidak berubahKebutuhan energi kemungkinan menurun sekitar 200 kal / hari karena penurunan aktivitasKehilangan kalsium dan nitrogen (pada pasien yang tidak dapat ambulasiPenurunan absorpsi kalsium dan vitamin B1 dan B2 akibat penurunan sekresi pepsin dan asam hidrokloratPenurunan aliran salivasi dan penurunan indera perasa (dapat menurunkan selera makan)Penurunan mortilitas usus dan peristaltik usus besarGigi hancur akibat pengikisan enamel gigiPenurunan kekuatan menggigitPenurunan reflekmenelanKeterbatasan mobilitas (mempengaruhi kemampuan memperoleh atau menyiapkan makanan)KulitGaris-garis di wajah akibat kehilangan lemak subkutan, penipisan dermal, penurunan kolagen dan elastin, dan penurunan penggantian sel sebanyak 50%Lambatnya penyembuhan luka akibat penurunan laju penggantin selPenurunan elastisitas kulitBintik-bintik hitam pada kulit akibat penumpukan melanosit terlokalisasiMembran mukosa kering dan penurunan keluaran kelenjar keringatKesulitan mengatur suhu tubh arena penurunan ukuran, jumlah, dan fungsi kelenjar keringat serta kehilangan lemak subkutanRambutPenurunan pigmen yang menyebabkan rambut berwarna abu-abu atau putihPenipisan seiring dengan penurunan jumlah melanositRambut pubis rontok akibat perubahan hormonalRambut wajah meningkat pada wanita dan menurun pada priaMata dan PenglihatanKelopak mata kendur dan berkerut akibat penurunan elastisitas, dengan mata tampak jauh kedalam disoket mataKonjungtiva menipis dan kuning kemungkinan pinguekulus / bantalan lemakPenurunan produksi air mata akibat kehilangan jaringan lemak dalam aparatul lakrimalKornea rata dan kehilangan kilauanPemudaran atau pigmentasi yang tidak teratur pada irisPupilmengecil, yang membutuhkan pencahayaan 3x lebih terang agar dapat melihat lebih jelas: penurunan penglihatan malam dan persepsi kedalamanPenipisan dan kekakuan sklera; penguningan akibat deposit lemakDegenerasi vitreous, yang memperlihatkan kekeruhan dan mengapungnya debrisPelebaran lensa; kehilangan transparansi dan elastisitas, yang mengurangi akomodasiGangguan penglihtan warna akibat prburukan sel kerucut retinaPenurunan reabsorpsi cairan intraokular, yang menyebabkan glukomaTelinga danPendengaranAtropi organ korti dan saraf auditorius (presbikusis sensoris)Ketidakmampuan membedakan konsunan bernada tinggiPerubahan struktural degeneratif dalam keseluruhan sistem pendengaranSistemPernapasanPembesaran hidung akibat pertumbuhan kartilago yang terus menerusAtropi umum tonsilDeviasi trakea akibat perubahan di tulang belakang yang menuaPeningkatan diameter dada antero posterior sebagai akibat perubahan metabolimne kalsium dan kalsifikasi kartilago igaKekakuan paru: penurunan jumlh dan ukuran alveolusKifosisDegenerasi atau atropi otot pernapasanPanurunan kapasatitas divisiPenurunan kakuatan otot inspirasi dan ekspirasi.Penurunan kapasitas vitalDegenerasi jringan paru,yang menyebabkan penurunan kemampuan recoil elastis paru dan penngkatan kapasitas residualVentilasi buruk pada area basalPenurunansaturasi O25%SistemKardiovaskulerUkuran jantung agak mengecilKehilangan kakuatan kontraktil dan efisiensi jangtungPenurunan curah jantung sekitar 30% sampai 35% pada usia 70 tahunPenebalan katup jantungPeningkatan ketebalan didding ventrikel kiri sekitar 20% antar usia 30 dan 80 tahunInsfiltrasi jaringan fibrosa pada nodus sinoatria intermodal,yang menyebabkan fibrilasi dan fluteratriumDi latasi dan peregangan venaSistemPencernaanPenurunan elastisitas mukosaPenurunan GI,yang menganggu digesti dean absorpsiPenurunan motilitan,dinding usus dan tonus spingter anal dan kekuatan dinding abdomenPerubahanhati :penurunan berat badan kapasitas regenerative dan aliran darahPenurunan enzim hati yang terlibat dalam oksidasi dan reduksi yang menyebabkan metabolism obat dan detoksifikasi zat kurang efisienSistem PerkemihanPenurunan laju filtrasi glomelurusPenurunan aliran darah ginjal sekitar 53% sekunder akibat penurunan curah jantungPenurunan ukuran dan jumlah nefron yang berfungsiPenurunan ukuran dan kapasitas kandung kemihPenurunan ukuran ginjalPelemahan otot kandung kemih yang menyebabkan pengosongan yang tidak sempurna dan retensi urine kronisSistem ReproduksiPriaPenurunan produksi testoteron, yang mengakibatkan penurunan libido serta atrofi dan pelunakan testisPenurunan produksi sperma sekitar 48%-69% antara usia 60-80 tahunPembesaran kelenjar prostat, dengan penurunan sekresiPenurunan volume dan fiskositas cairan semenReaksi psikologis lebih lambat dan lemah selama senggama dengan pemanjangan periode refraktoriSistemReproduksiWanitaPenurunan kadar estrogen dan progesterone (sekitar usa 50 thun)karena :Berhentinya ovulasi :atrofi,penebalan,dan penurunan ovariumRontoknya rambut pubik dan labia mayora datarPenyesuaian jaringan vulva,terbatasnya introitus,dan hilangnya elastisitas jaringanAtrofi vagina:lapisan mukosa tipis dan kering ; lingkunan Ph vagina lebih basahPenyusutan uterusAtrofi servik, kegagalan menghasilkan mucus untuk melumasi penebalan endometrium dan mio metriumPayu dara menggantung : atrofi kelenjar, jaringan penyokong, dan lemakPutting rata dan penurunan ukuranSistemSyarafPerubahan degenerative pada syaraf-syaraf pusat dan system syaraf periferTransmisi syaraf lebih lambatPenurunan jumlah sel-sel otak sekitar 1% pwrtahun setelah usia 50 tahunHipotalamus kurang efektif dalam menfatur suhu tubuhHilangnya neuron dalam kortek selebral sebanyak 20%reflek kornea lebih lambatPeningkatan ambang batas nyeriPenurunan tidur tahap 3 dan 4, yang menyebabkan sering terjaga tidur REM juga berkurangSistem imunPenurunan mulainya maturitas seksual dan berlanjut seiring dengan usiaKehilangan kemampuan membedakan diri dan bukan diriKehilangan kemampuan mengenali dan menghancurkan sel-sel mutan ,yang meningkatkan insiden kangkerPenurunan respon antibody yang mengakibatkan kerentanan terhadap infeksi yang sangat besarAtrofi tonsilar dan limfadenopatiUkuran kelenjar getah bening dan limpa agak mengecilSistemMusculoskeletalPeningkatan jaringan adifosaPenurunan masa tubuh yang tidak berlemak dan kandungan mineral tubuhPenurunan tinggi akibat penurunan kelengkungan tulang belakang dan penyempitan ruang interfetebraPenurunan pembentukan kolagen dan masa ototPenurunan viskositas cairan synovial, lebih banyak membrane synovial yang vibrotikSistemEndokrinPenurunan kemampuan menoleransi stressKonsentrasi glukosa darah meningkat dan tetap naik lebih lama di bandingkan orang yang lebih mudaPenurunan kadar estrogen dan peningkatan kadar follikel stimulating hormone selama menopaus, yang menyebabkan thrombosis dan osteoforosisPenurunan produksi progesteronePenurunan kadar aldoteron serum sebanyak 50%Penurunan laju sekresi kortisol sebanyak 25%2.4Sepuluh langkah yang dapat diusahakan agar proses penuaan dapat dikurangi yaitu;1)Mengurangi kadar homosisteinTingginya kadar homosistein akan berpengaruh kepada berbagai penyakit degeneratif sel termasuk serangan jantung dan stroke. Periksakan secara rutin kadar homosistein di dalam darah dan bila telah meningkat gunakan suplemen vitamin B kompleks secara tepat.2)Mengatur pola makanAturlah pola makan dan zat gizi yang diperlukan tubuh, khususnya protein. Untuk lebih efektifnya, kurangkanlah kalori yang diperlukan sehingga 2/3 bagian supaya berat tubuh senantiasa tampak ideal dan normal. Penurunan berat badan dapat diawali dengan pengaturan metabolit yang diperlukan sehingga kecepatan metabolisme tetap terkendali.3)Berolah raga secara teraturAktivitas fisik yang teratur dapat mencegah atau mengurangi tekanan darah tinggi, penumpukan metabolit, obesitas, serangan jantung bahkan osteoporosis.4)Dapatkan persediaan antioksidan yang optimalDiet makanan yang mengandung antioksidan tinggi seperti terdapat dalam sayuran dan buah-buahan segar dapat mengurangi serangan radikal bebas di dalam sel. Akumulasi radikal bebas inilah yang dapat merusak struktur dan fungsi biomolekul sehingga pada gilirannya akan mengganggu aktivitas selular yang ada. Namun diingatkan, ada kemungkinan jika mengkonsumsi antioksidan secara berlebihan justeru akan menjadi pro-oksidan, sehingga apa yang diharapkan malah dapat merugikan5)Terpenuhinya kebutuhan vitamin C sebanyak 1000 mg per-hari.Asam askorbat (vitamin C) merupakan salah satu antioksidan yang diperlukan tubuh guna menghambat pertumbuhan radikal bebas. Selain itu vitamin C juga sebagai molekul yang menjaga keseimbangan redoks homeostasis sel serta pendamping radikal vitamin E keadaan vitamin E semula. Buah-buahan seperti jambu biji, mangga dan jeruk diyakini kaya akan vitamin C.6)Tersediannya suplemen koenzim Q10 (CoQ10, ubikuinon).Nutrien ini berfungsi untuk menjaga serangan jantung. Tingginya ketersediaan CoQ10 disertai menurunnya kadar homosistein dapat menjaga dari kemungkinan serangan jantung yang akut.7)Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teraturGuna membantu analisis dokter, lakukanlah pemeriksaan kadar homosistein darah, hormon testosteron, estrogen, CoQ10 dan HGH. Lakukan pula konsumsi vitamin alami guna menjaga beberapa ketidakseimbangan parameter yang disebutkan tadi.8)Suplementasi dengan Human Growth Hormon (HGH)Injeksi hormon pertumbuhan yang dilakukan atas izin dan pengawasan dokter dapat membantu dalam pemulihan berbagai aspek penuaan yang bakal terjadi, seperti pemulihan dan penguatan otot, mengurangi pengerutan kulit serta mengurangi rasa sakit dan peradangan.9)Detoksifikasi secara periodikGuna menjaga proses penawar racun tubuh (detoksifikasi) secara teratur, maka lakukanlah detoksifikasi pada darah dan hati sekurangnya 4x dalam setahun.10)Jangan cemas dan bergembiralahKecemasan yang selalu menghinggapi hidup kita akan dapat menyebabkan rasa sedih, putus asa bahkan sering merasa tidak berarti. Ketahuilah bahwa kegembiraan senantiasa memberikan semangat baru dalam setiap aktivitas yang dikerjakan. Ekspresi genetik di dalam sel akan sangat dipengaruhi pula oleh kemampuan kita untuk beraktivitas dan suasana happy yang selalu diciptakan sendiri. 2.5 Farmakokinetik Pada LansiaPada usia lanjut perubahan terjadi pada saluran cerna yang diduga mengubah absorbsi obat, misalnya meningkatnya pH lambung, menurunnya aliran darah ke usus akibat penurunan curah jantung dan perubahan waktu pengosongan lambung dan gerak saluran cerna. Oleh karena itu, kecepatan dan tingkat absorbsi obat tidak berubah pada usia lanjut, kecuali pada beberapa obat seperti fenotain, barbiturat, dan prozasin (Bustami, 2001).Pada distribusi obat terdapat hubungan antara penyebaran obat dalam cairan tubuh dan ikatannya dengan protein plasma (biasanya dengan albumin, tetapi pada beberapa obat dengan protein lain seperti asam alfa 1 protein), dengan sel darah merah dan jaringan tubuh termasuk organ target. Pada usia lanjut terdapat penurunan yang berarti pada massa tubuh tanpa lemak dan cairan tubuh total, penambahan lemak tubuh dan penurunan albumin plasma. Penurunan albumin sedikit sekali terjadi pada lansia yang sehat dapat lebih menjadi berarti bila terjadi pada lansia yang sakit, bergizi buruk atau sangat lemah. Selain itu juga dapat menyebabkan meningkatnya fraksi obat bebas dan aktif pada beberapa obat dan kadang-kadang membuat efek obat lebih nyata tetapi eliminasi lebih cepat.Munculnya efek obat sangat ditentukan oleh kecapatan penyerapan dan cara penyebarannya. Durasi (lama berlangsungnya efek) lebih banyak dipengaruhi oleh kecepatan ekskresi obat terutama oleh penguraian di hati yang biasanya membuat obat menjadi lebih larut dalam air dan menjadi metabolit yang kurang aktif atau dengan ekskresimetabolitnya oleh ginjal. Sejumlah obat sangat mudah diekskresi oleh hati, antara lain melalui ambilan (uptake) oleh reseptor dihati dan melalui metabolisme sehingga bersihannya tergantung pada kecepatan pengiriman ke hati oleh darah. Pada usia lanjut, penurunan aliran darah ke hati dan juga kemungkinan pengurangan ekskresi obat yang tinggi terjadi pada labetolol, lidokain, dan propanolol.Efek usia pada ginjal berpengaruh besar pada ekskresi beberapa obat. Umumnya obat diekskresi melalui filtrasi glomerolus yang sederhana dan kecepatan ekskresinya berkaitan dengan kecepatan filtrasi glomerolus (oleh karena itu berhubungan juga dengan bersihan kreatinin). Misalnya digoksin dan antibiotik golongan aminoglikosida. Pada usia lanjut, fungsi ginjal berkurang, begitu juga dengan aliran darah ke ginjal sehingga kecepatan filtrasi glomerolus berkurang sekitar 30 % dibandingkan pada orang yang lebih muda. Akan tetapi, kisarannya cukup lebar dan banyak lansia yang fungsi glomerolusnya tetap normal. Fungsi tubulus juga memburuk akibat bertambahnya usia dan obat semacam penicilin dan litium, yang secara aktif disekresi oleh tubulus ginjal, mengalami penurunan faali glomerolus dan tubulus (Bustami, 2001).

2.6 INTERAKSI FARMAKOKINETIK

1. Fungsi GinjalPerubahan paling berarti saat memasuki usia lanjut ialah berkurangnya fungsi ginjal dan menurunnya creatinine clearance, walaupun tidak terdapat penyakit ginjal atau kadar kreatininnya normal. Hal ini menyebabkan ekskresi obat sering berkurang, sehingga memperpanjang intensitas kerjanya. Obat yang mempunyai half-life panjang perlu diberi dalam dosis lebih kecil bila efek sampingnya berbahaya. Dua obat yang sering diberikan kepada lansia ialah glibenklamid dan digoksin. Glibenklamid, obat diabetes dengan masa kerja panjang (tergantung besarnya dosis) misalnya, perlu diberikan dengan dosis terbagi yang lebih kecil ketimbang dosis tunggal besar yang dianjurkan produsen. Digoksin juga mempunyai waktu-paruh panjang dan merupakan obat lansia yang menimbulkan efek samping terbanyak di Jerman karena dokter Jerman memakainya berlebihan, walaupun sekarang digoksin sudah digantikan dengan furosemid untuk mengobati payah jantung sebagai first-line drug (Darmansjah, 1994).Karena kreatinin tidak bisa dipakai sebagai kriteria fungsi ginjal, maka harus digunakan nilai creatinine-clearance untuk memperkirakan dosis obat yang renal-toxic, misalnya aminoglikoside seperti gentamisin. Penyakit akut seperti infark miokard dan pielonefritis akut juga sering menyebabkan penurunan fungsi ginjal dan ekskresi obat.Dosis yang lebih kecil diberikan bila terjadi penurunan fungsi ginjal, khususnya bila memberi obat yang mempunyai batas keamanan yang sempit. Alopurinol dan petidin, dua obat yang sering digunakan pada lansia dapat memproduksi metabolit aktif, sehingga kedua obat ini juga perlu diberi dalam dosis lebih kecil pada lansia.

2.Fungsi HatiHati memiliki kapasitas yang lebih besar daripada ginjal, sehingga penurunan fungsinya tidak begitu berpengaruh. Ini tentu terjadi hingga suatu batas. Batas ini lebih sulit ditentukan karena peninggian nilai ALT tidak seperti penurunan creatinine-clearance. ALT tidak mencerminkan fungsi tetapi lebih merupakan marker kerusakan sel hati dan karena kapasitas hati sangat besar, kerusakan sebagian sel dapat diambil alih oleh sel-sel hati yang sehat. ALT juga tidak bisa dipakai sebagai parameter kapan perlu membatasi obat tertentu. Hanya anjuran umum bisa diberlakukan bila ALT melebihi 2-3 kali nilai normal sebaiknya mengganti obat dengan yang tidak dimetabolisme oleh hati. Misalnya pemakaian methylprednisolon, prednison dimetabolisme menjadi prednisolon oleh hati. Hal ini tidak begitu perlu untuk dilakukan bila dosis prednison normal atau bila hati berfungsi normal. Kejenuhan metabolisme oleh hati bisa terjadi bila diperlukan bantuan hati untuk metabolisme dengan obat-obat tertentu.First-pass effect dan pengikatan obat oleh protein (protein-binding) berpengaruh penting secara farmakokinetik. Obat yang diberikan oral diserap oleh usus dan sebagian terbesar akan melalui Vena porta dan langsung masuk ke hati sebelum memasuki sirkulasi umum. Hati akan melakukan metabolisme obat yang disebut first-pass effect dan mekanisme ini dapat mengurangi kadar plasma hingga 30% atau lebih. Kadar yang kemudian ditemukan dalam plasma merupakan bioavailability suatu produk yang dinyatakan dalam prosentase dari dosis yang ditelan. Obat yang diberikan secara intra-vena tidak akan melalui hati dahulu tapi langsung masuk dalam sirkulasi umum. Karena itu untuk obat-obat tertentu yang mengalami first-pass effect dosis IV sering jauh lebih kecil daripada dosis oral.Protein-binding juga dapat menimbulkan efek samping serius. Obat yang diikat banyak oleh protein dapat digeser oleh obat lain yang berkompetisi untuk ikatan dengan protein seperti aspirin, sehingga kadar aktif obat pertama meninggi sekali dalam darah dan menimbulkan efek samping. Warfarin, misalnya, diikat oleh protein (albumin) sebanyak 99% dan hanya 1% merupakan bagian yang bebas dan aktif. Proses redistribusi menyebabkan 1% ini dipertahankan selama obat bekerja. Bila kemudian diberi aspirin yang 80-90% diikat oleh protein, aspirin menggeser ikatan warfarin kepada protein sehingga kadar warfarin-bebas naik mendadak, yang akhirnya menimbulkan efek samping perdarahan spontan. Aspirin sebagai antiplatelet juga akan menambah intensitas perdarahan. Hal ini juga dapat terjadi pada aspirin yang mempunyai waktu-paruh plasma hanya 15 menit. Sebagian besar mungkin tidak berpengaruh secara klinis, tetapi untuk obat yang batas keamanannya sempit dapat membahayakan penderita (Boestami, 2001)

2.7 FARMAKODINAMIK Farmakodinamik adalah pengaruh obat terhadap tubuh. Respon seluler pada lansia secara keseluruhan akan menurun. Penurunan ini sangat menonjol pada respon homeostatik yang berlangsung secara fisiologis. Pada umumnya obat-obat yang cara kerjanya merangsang proses biokimia selular, intensitas pengaruhnya akan menurun misalnya agonis untuk terapi asma bronkial diperlukan dosis yang lebih besar, padahal jika dosisnya besar maka efek sampingnya akan besar juga sehingga index terapi obat menurun. Sedangkan obat-obat yang kerjanya menghambat proses biokimia seluler, pengaruhnya akan terlihat bila mekanisme regulasi homeostatis melemah (Boedi, 2006)2.8 INTERAKSI FARMAKODINAMIK

Interkasi farmakodinamik pada usia lanjut dapat menyebabkan respons reseptor obat dan target organ berubah, sehingga sensitivitas terhadap efek obat menjadi lain. Ini menyebabkan kadang dosis harus disesuaikan dan sering harus dikurangi. Misalnya opiod dan benzodiazepin menimbulkan efek yang sangat nyata terhadap susunan saraf pusat. Benzodiazepin dalam dosis normal dapat menimbulkan rasa ngantuk dan tidur berkepanjangan. Antihistamin sedatif seperti klorfeniramin (CTM) juga perlu diberi dalam dosis lebih kecil (tablet 4 mg memang terlalu besar) pada lansia.Mekanisme terhadap baroreseptor biasanya kurang sempurna pada usia lanjut, sehingga obat antihipertensi seperti prazosin, suatu1 adrenergic blocker, dapat menimbulkan hipotensi ortostatik; antihipertensi lain, diuretik furosemide dan antidepresan trisiklik dapat juga menyebabkannya (Darmansjah, 1994)

BAB IIIPENUTUP

KesimpulanProses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup. Poses penuaan berkaitan dengan peningkatan jumlah cross lingkages antar molekul, peningkatan radikal bebas, mitokondria menjadi kurang efisien, menurunnya fungsi membran dan peningkatan autoimun.Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik. Teori-teori biologik sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan mendukung berbagai definisi mengenai proses menua.Dan pendekatan multidisiplin mengenai teori penuaan, perawat harus memiliki kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan menerapkannya secara total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik, mentalatauemosional dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian pendekatan eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat merencanakan suatu asuhan keperawatan berkualitas pada klien lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Stanley,Mickey.Beare,Patricia Gauntlett.2007.Buku ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2.Jakarta: EGC.Stockslager,Jaime L.Schaeffer,Liz.2008.Asuhan Keperawatan Geriatrik Edisi 2.Jakarta:EGC.Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC.Bustami,Z.S. 2001. Obat Untuk Kaum Lansia. Edisi kedua. Penerbit ITB. BandungLANSIAPage 2