LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf ·...

63
LAKIP Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2012 Badan Karantina Pertanian 2013

Transcript of LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf ·...

Page 1: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

LAKIPPusat Karantina Hewan

dan Keamanan Hayati HewaniTA 2012

Badan Karantina Pertanian2013

Page 2: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja i

KATA PENGANTAR

Penerapan Sistem Akuntabnilitas Kinerja Instansi Pemeintah (SAKIP) mengacu

pada ketetapan MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang

bersih dan bebas dari korupsi dan nepotisme; Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun

1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah; Keputusan Kepala LAN RI Nomor

239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah terdapat siklus

Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, EvaluasiKinerja dan kembali lagi ke Perencanaan Kinerja tahun berikutnya. Dalam

Perencanaan Kinerja keberadaan dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) unit

kerja sangat penting sebagai acuan kinerja. Renstra diturunkan setiap tahunnya

dalam bentuk Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan dirangkum dalam suatu bentuk

Penetapan Kinerja (PK). Dalam Pengukuran Kinerja sudah harus ditetapkan

indikator-indikator kinerja yang tepat (SMART = Specific, Measurable, Attainable,

Relevan, Time bound, Trackable).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan bagian dari

siklus SAKIP yaitu Pelaporan Kinerja untuk menginformasikan pencapaian sasaran,

informasi kinerja yang telah diperjajikan, kemajuan pencapaian target jangka

menengah, evaluasi dan analisis capaian kinerja, pembandingan data kinerja,

informasi keuangan yang terkait pencapaian kinerja, permasalahan/hambatan yang

dihadapi dalam rangka pencapaian kinerja.

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dinilai dengan memperhatikan beberapa

dokumen yang menjadi acuan kinerja organisasi yaitu Rencana Strategis, Rencana

Kinerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK), dan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP).

Page 3: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja ii

Berdasarkan Permentan Nomor: 49/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Indikator

Kinerja Utama Di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, bahwa

Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani (Pusat KHKehani) memiliki

Sasaran berupa Kebijakan Teknis yang Efektif dalam Operasional Pencegahan

Masuk, Menyebar dan Keluarnya HPHK, Pangan Hewani yang Tidak Aman serta

Media Lain yang Mengancam Kelestarian Sumberdaya Hayati Hewani dan

Kesehatan Pangan Hewani. Pencapaian sasaran tersebut dilakukan dengan

menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang telah ditandatangani dan ditetapkan dalam

kontrak kinerja antara Kepala Pusat KHKehani dengan Kepala Badan Karantina

Pertanian dalam bentuk Penetapan Kinerja (PK). Keberhasilan Pusat KHKehani

dalam mencapai PK sesuai indikator kinerja yang telah ditetapkan menunjukkan

performa kinerja dari seluruh jajaran Pusat KHKehani. Adapun Indikator Kinerja

Utama Pusat KHKehani adalah Kebijakan teknis operasional karantina hewandan keamanan hayati hewani yang dihasilkan /disempurnakan dan dapatberimplementasi

Melalui LAKIP ini kami berharap pihak terkait dapat mengetahui dan atau menilai

kinerja Pusat KHKehani dan menjadi media pertanggungjawaban kinerja serta

digunakan sebagai bahan evaluasi untuk peningkatan kinerja di tahun yang akan

datang.

Jakarta, Januari 2013

Kepala Pusat Karantina Hewan

dan Keamanan Hayati Hewani

SujarwantoNIP. 1960.0301.1989.02.1.001

Page 4: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... I

DAFTAR ISI....................................................................................................... Iii

IKHTISAR EKSEKUTIF .................................................................................... Iv

I. PENDAHULUAN......................................................................................... 1

1. Organisasi dan Tata Kerja....................................................................... 1

2. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas.................................................... 1

3. Tugas dan Fungsi................................................................................... 3

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA.......................................... 9

1. Visi dan Misi............................................................................................ 9

2. Tujuan dan Sasaran Strategis................................................................. 9

3. Penetapan Kinerja Tahun 2012............................................................... 12

III. AKUNTABILITAS KINERJA......................................................................... 16

1. Pengukuran Kinerja................................................................................. 16

2. Analisis Akuntabilitas Kinerja................................................................... 18

3. Matrik Pengukuran Kinerja.……………………………………………........ 45

4. Perbandingan Kinerja Tahunan2011,2012 dan Tindak Lanjut Tahun

2013 ……................................................................................................. 50

IV PENUTUP.................................................................................................... 52

Page 5: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja iv

IKHTISAR EKSEKUTIF

Puji syukur Kehadirat Allah SWT atas berkah dan karunia-Nya sehingga Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Karantina Hewan dan

Keamanan Hayati Hewani (Pusat KHKehani), Badan Karantina Pertanian TA. 2012

selesai disusun. Laporan akuntabilitas kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang

berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran

strategis instansi.

Pusat KHKehani memiliki Tugas dan Fungsi (Tusi) yaitu Melaksanakanpenyusunan kebijakan teknis perkarantinaan hewan dan pengawasankeamanan hayati hewani. Sebagai upaya untuk menjalankan tugas tersebut,

Pusat KHKehani menjalnakan fungsi yaitu:

a. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan,

serta evaluasi di bidang perkarantinaan hewan hidup;

b. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan,

serta evaluasi di bidang perkarantinaan produk hewan;

c. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan,

serta evaluasi di bidang pengawasan invasive alien species, agensia hayati,

produk rekayasa genetika, benda lain dan media pembawa lain impor, ekspor

serta antar area.

Berdasarkan Rencana Strategis Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

Hewani 2010-2014 dan Permentan Permentan Nomor:

49/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Indikator Kinerja Utama Di Lingkungan

Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, Pusat KHKehani telah menetapkan

sasaran pada tahun 2012 yaitu : ‘Kebijakan teknis yang efektif dalamoperasional pencegahan masuk, menyebar dan keluarnya HPHK, panganhewani yang tidak aman serta media lain yang mengancam kelestariansumberdaya hayati hewani dan kesehatan pangan hewani’. Selanjutnya telah

dilakukan kontrak kinerja antara Kepala Pusat KHKehani dengan Kepala Badan

Karantina Pertanian dengan Indikator Kinerja dalam mencapai sasaran tersebut

Page 6: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja v

adalah Kebijakan teknis operasional karantina hewan dan keamanan hayatihewani yang dihasilkan /disempurnakan dan dapat berimplementasi.Penetapan Kinerja Pusat KHKehani tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Page 7: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja i

Tabel 1. Kebijakan teknis operasional karantina hewan yang telah dihasilkan/ disempurnakan pada tahun 2012 dan dinilai

dapat berimplementasi.

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Kegiatan Capaian Out Put

Kebijakan teknis yang

efektif dalam

operasional pencegahan

masuk, menyebar dan

keluarnya HPHK,

pangan hewani yang

tidak aman serta media

lain yang mengancam

kelestarian sumberdaya

hayati hewani dan

kesehatan pangan

hewani

Kebijakan teknis

operasional

karantina hewan

dan keamanan

hayati hewani

yang

dihasilkan/dise

mpurnakan dan

dapat

berimplementasi

6 Kebijakan Teknis Operasional

dengan Kualitas Baik:

1. Pedoman Biosafety

Laboratorium;

2. Pedoman Pengawasan

Tindakan Karantina di Negara

Asal;

6 Kegiatan:

1. 100%

2. 100%

Kualitas dari 6

Kebijakan yang

dihasilkan:

1. Keputusan

KaBarantan Nomor:

997/KPTS/OT.210/

L/7/2012 (100%)

2. Nota Dinas kepada

Setban Tgl 30

November 2012

(75%)

Page 8: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja ii

3. Pedoman Persyaratan dan Tata

Cara Pelaksanaan Tindakan

Karantina terhadap Produk

Hewan MBM, Daging, Kulit

Industri, Susu dan Telur;

4. Penyempurnaan Pedoman

Persyaratan dan Tata Cara

Pelaksanaan Tindakan

Karantina Terhadap Media

Pembawa Sarang Burung

Walet;

3. 100%

4. 100%

3. Nota Dinas kepada

Setban Tgl 28

November 2012

(75%)

4. Nota Dinas kepada

Setban Tgl 29

Desember 2012

(75%)

Page 9: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja iii

5. Pengawasan dan Tindakan

Karantina Terhadap Pemasukan

dan Pengeluaran Bahan

Patogen dan/atau Obat Hewan

6. Tindakan Karantina terhadap

Pemasukan dan Pengeluaran

Pakan dan/atau Bahan Pakan

5. 100%

6. 100%

5. Nota Dinas kepada

Setban Tgl 2 Juli

2012; Notifikasi ke

WTO dengan

nomor notifikasi

G/SPS/N/IND/57,

Tanggal 19

Nopember 2012

(75%)

6. Nota Dinas kepada

Setban Tgl 30

Oktober 2012

(75%)

Page 10: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja i

Keberhasilan dan ketidakberhasilan pencapaian target PK ditentukandengan persentase yang telah ditetapkan dengan klasifikasi sebagaiberikut:

A. SANGAT BAIK : 96-100%B. BAIK : 76-95%C. CUKUP : 61-75%D. KURANG BAIK : ≤ 60%

Berdasarkan tabel 1, capaian target Pusat KHKehani dapat dihitung

sebagai berikut:

Rata-rata nilai realisasi kegiatan: 100%

Rata-rata nilai capain out put: 79,2%

Rerata capaian target: 89,6%

Setelah dilakukan perhitungan, capaian target PK Pusat KHKehani adalah

89,6% sehingga masuk dalam klasifikasi BAIK.

Beberapa hal yang menjadi hambatan dalam mencapai target yang telah

ditetapkan dengan mengacu pada indikator dapat dirangkum sebagai

berikut:

1. Keputusan Menteri Nomor: 617/Kpts/HK.060/12/2003 tentang

Pedoman Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan di Lingkungan

Departemen Pertanian belum terimplementasikan dengan baik,

sehingga mengakibatkan keberagaman struktur anggaran

pelaksanaan kegiatan penyusunan kebijakan. Hal tersebut

berpengaruh pada capaian target kinerja karena dalam beberapa

kegiatan terdapat tahapan yang kurang sehingga capaiannya tidak

optimal.

2. Terdapat beberapa permasalahan operasional kebijakan yang

diangkat ke ranah hukum dan cukup menyita waktu dan pemikiran,

sehingga berpengaruh terhadap capaian target kinerja.

3. Tim penyusun pada Pusat KHKehani berasal dari pejabat fungsional

Medik Veteriner Karantina Hewan. Mengingat banyaknya jumlah

Page 11: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani| Laporan Akuntabilitas Kinerja ii

rancangan kebijakan yang disusun, dalam pelaksanaan tahapan

kegiatannya terjadi kekurangan tim penyusun sehingga

kekurangannya diatasi dengan melibatkan petugas dari Unit Pelaksana

Teknis Karantina Pertanian sebagai tim penyusun. Hal tersebut

mengakibatkan capain target kinerja menjadi kurnag optimal karena

tim penyusun menjadi tidak fokus untuk memprioritaskan rancangan

kebijakan apa yang harus diselesaikan.

4. Out put kebijakan dalam bentuk Rancangan Peraturan/Keputusan

Menteri Pertanian cenderung membutuhkan tahapan yang sangat

panjang, terutama pada saat Notifikasi ke World Trade Organization

(WTO) dengan waktu notifikasi 60 hari. Pada perkembangannya,

terdapat rancangan yang diperpanjang masa notifikasinya menjadi 90

hari berdasarkan permintaan dari Negara Amerika Serikat.

5. Kegiatan Pusat KHKehani yang bukan menjadi PK juga membutuhkan

penyelesaian dalam rentang waktu yang sama dengan pencapaian

target PK, hal ini cukup berpengaruh terhadap capaian target PK.

6. Terdapat kegiatan PK yang belum selesai dasar hukumnya dalam

bentuk Peraturan/Keputusan Menteri, sehingga PK dalam bentuk

Keputusan Kepala Badan menjadi terhambat penetapannya.

Page 12: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 1

BAB IPENDAHULUAN

1. Organisasi dan Tata KerjaPusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani (Pusat KH Kehani)

dipimpin oleh Kepala Pusat dengan tingkat Jabatan Eselon 2A yang

bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Karantina Pertanian.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Kepala Pusat KH Kehani selama

tahun 2012 dibantu oleh Bidang Karantina Hewan Hidup; Bidang

Karantina Produk Hewan; Bidang Keamanan Hayati Hewani; dan

Kelompok Jabatan Fungsional.

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat KH Kehani

2. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugasa) Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan nepotisme

(lembaran negara tahun 1999 Nomor 75 Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3851);

b) Undang-undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan;

Page 13: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 2

c) Undang-undang Nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan;

d) Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2000 tentang Karantina

Hewan;

e) Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementrian Pertanian.

Pusat KH Kehani memiiliki total jumlah pegawai sebanyak 41 orang.

Distribusi pegawai sesuai struktur organisasi sebagaimana tercantum

pada Tabel2.

Berdasarkan analisis beban operasional saat ini Pusat KH Kehani belum

memiliki tingkat kesesuaian yang memadai antara jumlah distribusi dan

kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap kebutuhan organisasi

sesuai tugas dan fungsi. Idealnya pada setiap Sub Bidang pada Pusat KH

Kehani terdiri masing-masing minimal 3 orang Dokter Hewan, sehingga

dalam 1 Bidang terdapat minimal 6 orang Dokter Hewan. Kondisi pada

saat ini, pada Bidang Karantina Hewan Hidup jumlah Dokter Hewan selain

pejabat eselon 4 hanya ada 3 orang, adapun pada Bidang Karantina

Produk Hewan jumlah Dokter Hewan selain pejabat eselon 4 hanya ada 1

orang. Jumlah Dokter Hewan yang memadai kebutuhan minimal adalah

Bidang Keamanan Hayati Hewani yaitu terdapat 5 orang. Beberapa hal

tersebut turut dipengaruhi oleh permasalahan mendasar dibidang SDM

antara lain adalah:

1. Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam penyediaan pegawai

baru;

2. Sistem rekruitmen dan penempatan pegawai belum memperhatikan

spesifikasi kebutuhan SDM karantina hewan;

3. Nilai-nilai Budaya Kerja belum terimplementasi dengan baik.

Page 14: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 3

Tabel 2. Distribusi SDM Berdasarkan Organisasi Unit Kerja

NO. UNIT ORGANISASIJUMLAH(Orang)

1. PUSAT KHKEHANI 11.1. Bidang Karantina Hewan Hidup 121.2. Bidang Karantina Produk Hewan 91.3. Bidang Keamanan Hayati Hewani 101.4 Kelompok Jabatan Fungsional 9

Jumlah 41

3. Tugas dan FungsiBerdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsí, Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Negara Republik Indonesia jo. Peraturan Presiden R.I Nomor

10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian

Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Presiden R.I Nomor 15 Tahun 2005 serta Peraturan Menteri Pertanian No.

61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, menyatakan bahwa

tugas Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani adalah

Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis perkarantinaan hewandan pengawasan keamanan hayati hewani.Struktur organisasi Pusat

KH Kehani sebagaimana tercantum pada Gambar 1.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementrian Pertanian menyatakan bahwa Kedudukan, Tugas Pokok dan

Fungsi Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani adalah

sebagai berikut:

a. Tugasa) Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis perkarantinaan hewan

dan pengawasan keamanan hayati hewani;

b) Bidang Karantina Hewan Hidup mempunyai tugas melaksanakan

Page 15: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 4

penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan

pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan hewan hidup;

c) Bidang Karantina Produk Hewan mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis,

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan perkarantinaan produk

hewan;

d) Bidang Keamanan Hayati Hewani mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan

pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan invasive alien

species, agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan

media pembawa lain impor, ekspor serta antar area;

e) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan

kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

b. FungsiDalam melaksanakan tugas Pusat Karantina Hewan dan Keamanan

Hayati Hewani menyelenggarakan fungsi:

a) penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan

pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan hewan hidup;

b) penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan

pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan produk

hewan; dan

c) penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan

pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan invasive alien

species, agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan

media pembawa lain impor, ekspor serta antar area.

Dalam melaksanakan tugas, Bidang Karantina Hewan Hidup

menyelenggarakan fungsi:

a) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis,

dan pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan dan

Page 16: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 5

laboratorium, serta analisis risiko hama penyakit hewan karantina

hewan hidup impor; dan

b) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis,

dan pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan serta analisis

risiko hama penyakit hewan karantina hewan ekspor dan antar area.

Dalam melaksanakan tugas, Bidang Karantina Produk Hewan

menyelenggarakan fungsi :

a) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis

dan evaluasi pelaksanaan perkarantinaan, serta analisis risiko hama

penyakit hewan karantina produk hewan impor; dan

b) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis

dan evaluasi pelaksanaan perkarantinaan, serta analisis risiko hama

penyakit hewan karantina produk hewan ekspor dan antar area.

Dalam melaksanakan tugas, Bidang Keamanan Hayati Hewani

menyelenggarakan fungsi:

a) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis,

dan pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan invasive alien

species, agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan

media pembawa lain impor; dan

b) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis,

dan pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan invasive alien

species, agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan

media pembawa lain ekspor dan antar area.

Page 17: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 6

Implementasi operasional kebijakan yang telah dihasilkan Pusat,

berdasarkan Permentan No. 22/Permentan/OT.140/4/2008 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja UPT Karantina Pertanian ditetapkan Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian dilaksanakan oleh UPTKP

yang terdiri dari:

1. Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian;

2. Balai Besar Karantina Pertanian, (5 UPT);

3. Balai Karantina Pertanian Kelas I (15 UPT);

4. Balai Karantina Pertanian Kelas II (11 UPT);

5. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I (14 UPT), dan

6. Stasiun Karantina Pertanian Kelas II, (5 UPT).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

49/Permentan/OT.140/8/2012 tentang Indikator Kinerja Utama di

Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014, Pusat KH Kehani

memiliki Sasaran dan Indikator Kinerja Utama sebagai berikut:

a) Sasaran yaitu Kebijakan teknis yang efektif dalam operasional

pencegahan masuk, menyebar dan keluarnya HPHK, Pangan Hewani

yang tidak aman serta media lain yang mengancam kelestarian

sumberdaya hayati hewani dan kesehatan pangan hewani;

b) Indikator Kinerja Utama yaitu Kebijakan teknis operasional karantina

hewan dan keamanan hayati hewani yang dihasilkan/disempurnakan

dan dapat berimplementasi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntablitas Kinerja Instansi

Pemerintah, bahwa dokumen Penetapan Kinerja (PK) merupakan suatu

dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara

atasan dan bawahan untukmewujudkan target kinerja tertentu

berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Dalam

menyusun dokumen PK, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: a.

Page 18: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 7

Kontrak kinerja antara Presiden dengan Menteri; b. Dokumen

perencanaan jangka menengah; c. Dokumen perencanaan kinerja

tahunan; d. Dokumen penganggaran dan atau pelaksanaan anggaran.

Adapun LAKIP adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung

jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis

instansi. Instansi yang wajib menyusun laporan akuntabilitas kinerja

adalah: a). Kementerian/Lembaga; b). Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota; c). Unit Organisasi Eselon I pada

Kementerian/Lembaga; d). Satuan Kerja Perangkat Daerah; dan e). Unit

kerja mandiri yaitu unit kerja yang mengelola anggaran tersendiri dan/atau

unit yang ditentukan oleh pimpinan instansi masing-masing.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berisi uraian

pencapaian sasaran strategis sebagaimana yang ditetapkan dalam

dokumen PK dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut

sekurang-kurangnya menyajikan informasi mengenai: a). pencapaian

tujuan dan sasaran organisasi; b). realisasi pencapaian indikator kinerja

utama organisasi; c). penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja;

dan d). pembandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun

berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan.

Fokus pelaporan kinerja di dalam LAKIP adalah: (1).

Kementerian/Lembaga /Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota melaporkan

pencapaian tujuan/sasaran strategis yang bersifat hasil (outcome); (2).

Unit kerja organisasi eselon I pada Kementerian/Lembaga dan Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melaporkan pencapaian tujuan/sasaran

strategis yang bersifat hasil (outcome)dan atau keluaran (output)penting;

(3). Unit kerja mandiri lainnya melaporkan pencapaian sasaran strategis

yang bersifat keluaran (output)penting dan atau keluaran (output)lainnya.

Dengan demikian, mengingat Pusat Karantina Hewan dan Keamanan

Hayati Hewani (Pusat KH Kehani) diangap sebagai suatu Unit Kerja

Mandiri, maka fokus yang dilaporkan adalah pencapaian sasaran strategis

Page 19: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 8

yang bersidat keluaran (output) penting dan atau keluaran (output)

lainnya.

Melalui penyusunan LAKIP Pusat KH Kehani yang sesuai dengan

pedoman, diharapkan dapat diperoleh manfaat yaitu sebagai: a). Bahan

evaluasi akuntabilitas kinerja Pusat KH Kehani bagi pihak yang

membutuhkan; b). Penyempurnaan dokumen perencanaan Pusat KH

Kehani untuk periode yang akan datang; c). Penyempurnaan pelaksanaan

program dan kegiatan Pusat KH Kehani yang akan datang; d).

Penyempurnaan berbagai kebijakan Pusat KH Kehani yang diperlukan.

Page 20: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 9

BAB IIPERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

1. Visi dan MisiPusat KH Kehani memiliki visi dan misi yaitu sebagai berikut:

Visi“Menjadi Pusat Teknis yang Tangguh dan Terpercaya’

dalam Penyusunan Kebijakan Perlindungan Kelestarian

Sumberdaya Alam Hayati Hewani,Lingkungan dan

Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan

Hewani”

MisiDengan mempertimbangkan tugas Pokok dan Fungsi, Prioritas Nasional

dan Kebijakan Kementerian Pertanian, dan Kebijakan Barantan, serta

untuk menjabarkan visi, maka Pusat KH Kehani mempunyai misi yaitu:

1. Mewujudkan kebijakan perlindungan kelestarian sumberdaya

alam hayati hewan dari serangan hama dan penyakit hewan

karantina (HPHK);

2. Mewujudkan kebijakan keamanan pangan hewani;

3. Mewujudkan kebijakan fasilitasi perdagangan dalam rangka

mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas

hewan dan produk hewan;

4. Meningkatkan Citra dan Kualitas Layanan Publik.

2. Tujuan dan Sasaran Strategisa. TujuanVisi dan Misi memiliki sifat yang relatif sulit diukur secara langsung, oleh

karena itu perlu diturunkan/diderivasi menjadi tujuan dan sasaran

strategis. Tujuan merupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai

oleh Pusat KH Kehani dalam kurun 5 tahun kedepan. Pusat KH

Page 21: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 10

Kehanimemiliki Tupoksi melaksanakanpenyusunan kebijakan teknisperkarantinaan hewan dan pengawasan keamanan hayati hewani,dengan demikian, hasil yang diharapkan adalah tingkat efektifitas

penyelenggaraannya.Oleh karena itu, Pusat KH Kehani menetapkan

tujuan utama sebagai berikut:

1. Melaksanakan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyusunan

kebijakan perkarantinaan hewan dan pengawasan keamanan hayati

hewani.

Mengingat penyusunan kebijakan perkarantinaan hewan dan

pengawasan keamanan hayati akan berpengaruh terhadap pelayanan

kepada publik dan merupakan salah satu instansi yang menggunakan

sumberdaya Pemerintah termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN), maka perlu menetapkan tujuan yang berkaitan dengan

prinsip pelayanan publik dan penyelenggaraan kepemerintahan,

sehingga tujuan berikutnya adalah:

2. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya dan Implementasi Prinsip Tata

Pemerintahan yang Baik

Untuk dapat mengukur keberhasilan visi dan misi maka tujuan harus

memiliki indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan tujuan diukur

dari:

a. Tingkat kepatuhan dan kepuasan aparatur dan pengguna jasa

karantina, terhadap kebijakan karantina hewan dan pengawasan

keamanan hayati hewani;

b. Tingkat efektifitas pengendalian ancaman risiko yang berhubungan

dengan masuk dan menyebarnya HPHK, serta bahan pangan

hewani yang tidak sesuai dengan standar keamanan pangan

nasional;

Page 22: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 11

c. Tingkat efektifitas dukungan ekspor terhadap komoditas hewan dan

produk hewan serta produk tertentu yang dipersyaratkan.

b. Sasaran StrategisSasaran strategis merupakan penjabaran dari tujuan dengan arah yang

lebih terukur. Sasaran Strategis Pusat KH Kehani menterjemahkan

pencapaian misi sehingga berorientasi pada proses internal utama yang

berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi yang ditetapkan berdasarkan

peraturan perundangan, dan berkontribusi langsung pada pencapaian

tujuan utama. Pusat KH Kehani menetapkan sasaran strategis berupa

“Peningkatan Kualitas Kebijakan Karantina Hewan dan Pengawasan

Keamanan Hayati Hewani”.

Pencapaian Sasaran Strategis tersebut dijabarkan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 3. Rencana tindak jangka menengah Pusat KH Kehani 2010-2014

NOPROGRAM/K

EGIATANPRIORITAS

SASARAN INDIKATORTARGET

ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATANPRIORITAS(Milyar Rp)

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

12.

1

Peningkatan

Sitem

Karantina

Hewan dan

Keamanan

Hayati Hewani

(Prioritas

Bidang)

Peningkatan

Kualitas

kebijakan

karantina

Hewan dan

Pengawasan

Keamanan

Hayati

Hewani.

Kebijakan

karantina

hewan dan

pengawasan

keamanan

hayati hewani

yang efektif

3 6 6 6 6 4.71 8.00 9.60 11.52 13.82

Jenis-jenis kegiatan anggaran yang diselenggarakan pada tahun 2012

selanjutnya mengacu pada Renstra Pusat KH Kehani.

Page 23: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 12

3. Penetapan Kinerja Tahun 2012Dalam rangka merealisasikan Renstra Pusat KH Kehani, telah dijabarkan

dalam bentuk Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2012 sebagai berikut:

Tabel4. Rencana Kinerja Tahunan 2012

No. Rencana Kegiatan TargetRealisasi

RencanaAnggaran

(Rp)Peningkatan Sistem KarantinaHewan dan Keamanan HayatiHewani

1. Rumusan Kebijakan, Rekomendasi

dan Evaluasi di Bidang

Perkarantinaan Hewan dan

Keamanan Hayati Hewani

17 Dokumen 7.540.472.000

1) Penyusunan Pedoman Biosafety

Laboratorium;

2) Penyusunan Pedoman

Pengawasan TKH di Negara

Asal;

3) Penyusunan Analisis Risiko

Media Pembawa HPHK berupa

Hewan;

4) Penyusunan Analisis Risiko

Media Pembawa HPHK berupa

Produk Hewan;

5) Pedoman Persyaratan dan Tata

Cara Pelaksanaan Tindakan

Karantina terhadap Media

Pembawa Produk Hewan MBM,

Daging, Kulit Industri, Susu dan

Telur;

84.024.000

181.172.000

38.012.000

476.628.000

368.858.000

Page 24: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 13

6) Penyusunan Kebijakan Tindakan

Karantina terhadap Media

Pembawa Anthrax;

7) Penyusunan Pedoman

Pemantauan HPHK dan Uji

Coba;

8) Penyusunan Status dan Situasi

HPHK di Wilayah RI;

9) Review Peraturan tentang

Pengawasan dan Tindakan

Karantina thd Bahan Patogen,

Sediaan Biologik, serta Obat

Hewan golongan Farmasetik dan

Premix;

10) Kegiatan Penyusunan Kajian

Akademis tentang Keamanan

Pakan, Bahan Baku Pakan,

dan Insecta (Vektor);

11) Penyusunan Juklak

Pengawasan PRG;

12) Penyusunan dan

Penyempurnaan Pedoman

Pengawasan IAS;

13) Penyusunan Sistem Karantina

Hewan dan Kajian Pulau

Karantina;

14) Pedoman Persyaratan dan

Penetapan IKH;

15) Penyempurnaan Pedoman

Persyaratan dan Tata Cara

Pelaksanaan Tindakan

Karantina Terhadap Media

268.814.000

763.912.000

1.218.360.000

487.010.000

537.010.000

173.530.000

570.590.000

1.600.000.000

67.562.000

256.340.000

Page 25: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 14

Pembawa Sarang Burung

Walet;

16) Review Laboratorium Karantina

Hewan;

17) Penyusunan juklak/juknis

terhadap HPR.

387.608.000

61.042.000

Selanjutnya dengan mengacu RKT dan anggaran yang telah ditetapkan,

Pusat KH Kehani telah menentukan Penetapan Kinerja (PK) tahun 2012

dengan menetapkan 6 target capaian kebijakan sebagai berikut:

1. Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina di Negara Asal;

2. Pedoman Biosafety Laboratorium;

3. Pedoman Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan Tindakan Karantina

terhadap MBM, Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur;

4. Penyempurnaan Pedoman Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan

Tindakan Karantina Terhadap Media Pembawa Sarang Burung Walet;

5. Pengawasan dan Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan

Pengeluaran Bahan Patogen dan/atau Obat Hewan;

6. Tindakan Karantina terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pakan

dan/atau Bahan Pakan.

Jumlah anggaran yang diperlukan untuk mencapai Penetapan Kinerja

tersebut adalah Rp. 1.914.254.000,-

Keberhasilan dalam mencapai keenam target PK yang telah ditetapkan,

selanjutnya diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dengan

menggunakan rumus perhitungan yang telah disepakati di Badan

Karantina Pertanian. Pusat KH Kehani merupakan Unit Kerja Eselon II,

dengan demikian pelaporan terhadap capaian Penetapan Kinerja

mengacu pada Pasal 17 ayat (3) Peraturan Menteri Pendayagunan

Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2000 yaitu bahwa substansi yang

Page 26: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 15

dilaporkan adalah pencapaian sasaran strategis yang bersifat keluaran(output) pentingdan atau keluaran (output) lainnya.

Page 27: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 16

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

1. PENGUKURAN KINERJAPengukuran kinerja pada Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

Hewani Tahun 2012 dilakukan dengan cara membandingkan antara target

Penetapan Kinerja (PK) dengan capaian kinerja serta

memperhitungkannya dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan.

Keberhasilan dan ketidakberhasilan pencapaian target PK ditentukan

dengan persentase yang telah ditetapkan dengan klasifikasi sebagai

berikut:

A. SANGAT BAIK : 96-100%

B. BAIK : 76-95%

C. CUKUP : 61-75%

D. KURANG BAIK : ≤ 60%

Capaian target Pusat KH Kehani selanjutnya dinilai dengan menghitung

nilai rerata capaian target dan mencocokkan dengan klasifikasi

persentase kualitas kebijakan yang telah disepakati.

Page 28: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 17

Penetapan Kinerja Pusat KH KehaniTahun 2012 adalah sebagai berikut:

PENETAPAN KINERJABADAN KARANTINA PERTANIAN 2012

Unit Organisasi Eselon II : Pusat Karantina Hewan dan KeamananHayati Hewani

Tahun Anggaran : 2012

Tabel 5. Penetapan Kinerja Pusat Karantina Hewan dan Keamanan

Hayati Hewani

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Kebijakan teknis yang

efektif dalam operasional

pencegahan masuk,

menyebar dan keluarnya

HPHK, Pangan hewani

yang tidak aman serta

media lain yang

mengancam kelestarian

sumberdaya hayati hewani

dan kesehatan pangan

hewani.

Kebijakan teknis operasional karantina

hewan dan keamanan hayati hewani

yang dihasilkan/disempurnakan dan

dapat berimplementasi

6

Kebijakan

dengan

Kualitas

BAIK

Jumlah Anggaran Total:

Peningkatan Sistem Karantina Hewan dan Keamanan Hayati HewaniRp 10.909.772.000,-

Page 29: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 18

Dari total anggaran Pusat KH Kehani sebesar Rp. 10.909.772.000,selanjutnya terjadi penghematan anggaran sehingga total anggarannya

menjadi Rp. 10.697.252.000.

Dalam menentukan keberhasilan capaian PK, sesuai dengan Peraturan

Menteri Pertanian Nomor: 49/Permentan/OT.140/8/2012 digunakan

Indikator Kinerja Utama Pusat KH Kehani yang digunakan yaitu

“Kebijakan teknis operasional karantina hewan dan keamanan hayati

hewani yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi”.

2. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJAAnalisis akuntabilitas kinerja dilakukan dengan memberikan bobot kualitas

terhadap capaian yang telah dihasilkan oleh Pusat KH Kehani. Penilaian

bobot kualitas mengacu pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6. Klasifikasi kualitas capaian

No. Bobot Nilai Keterangan1. 100% Kebijakan telah ditetapkan dengan

terbitnya Surat Keputusan.

2. 75% Kebijakan belum ditetapkan dan

sudah disampaikan kepada

Sekretariat Badan Karantina

Pertanian melalui Nota Dinas agar

dapat diproses lebih lanjut.

3. 50% Kebijakan belum ditetapkan, naskah

belum terselesaikan, dan belum

disampaikan kepada Sekretariat

Badan Karantina Pertanian melalui

Nota Dinas.

Setelah dilakukan pembobotan selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai

dengan rumus.

Page 30: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 19

Analisis terhadap capaian PK Pusat KH Kehani diuraikan sebagai berikut:

1) Pedoman Biosafety LaboratoriumLaboratorium karantina hewan yang kompeten dan terakreditasi sangat

diperlukan dalam menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi

perkarantinaan hewan saat ini dan yang akan datang. Sarana, prasarana

dan sumber daya laboratorium harus memenuhi syarat dalam

melaksanakan kegiatan pengujian sehingga hasil diperoleh dalam waktu

singkat dengan hasil validasi dan akurasi tinggi. Disamping itu

keselamatan kerja petugas yang bekerja di laboratorium mikrobiologi juga

perlu mendapatkan perhatian dan prioritas.Kebijakan ini disusun dengan

pertimbangan bahwa keselamatan hayati (Biosafety) dalam bekerjadi

Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis (Biosafety in Microbiological and

Biomedical Laboratory/BMBL)telahmenjadi tuntutan. PedomanBMBL

diarahkan pada penanganan bahan mikrobiologi khususnya yang terkait

dengan agen infeksius berbahaya yangdapat ditangani secara aman di

dalam ruangan ataucontainment. Selama ini penyelenggaraan

laboratorium karantina hewan lingkup Badan Karantina Pertanian belum

memiliki acuan yang mengikat dalam bentuk pedoman, sehingga hal

tersebut dapat mengakibatkan terjadinya keberagaman persepsi dan

aktivitas dalam penyelenggaraan laboratorium khususnya terhadap aspek

keselamatan.

Pencapaian PK berupa Pedoman Biosafety Laboratorium dilaksanakan

dalam 2 tahapan kegiatan yaitu: 1) Kegiatan Penyusunan Pedoman

Biosafety Laboratorium, dan 2) Kegiatan Pembahasan Pedoman Biosafety

Laboratorium. Rapat persiapan dilaksanakan 1 (satu) kali sebelum

kegiatan penyusunan dilakukan. Rapat persiapan dilaksanakan dengan

pertemuan tim penyusun untuk menginventarisir hal-hal yang perlu

dibahas didalam draft pedoman, mengumpulkan dan menyiapkan bahan-

bahan materi sebagai bahan penyusunan draft awal.

Page 31: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 20

Setelah rapat persiapan, tahap tahap pertama adalah kegiatan

penyusunan pedoman dengan out put berupa draft awal kebijakan.

Selanjutnya pada tahap kedua dilakukan kegiatan pembahasan pedoman

dengan out put berupa draft akhir kebijakan.

Hasil kegiatan berupa draft Pedoman Biosafety Laboratorium selanjutnya

ditindaklanjuti dengan penyampaian kepada Sekretariat Badan Karantina

Pertanian untuk diproses penetapannya. Selanjutnya draft tersebut telah

disetujui oleh Kepala Badan Karantina Pertanian dengan diterbitkannya

Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian

Nomor:997/KPTS/OT.210/L/7/2012 tentang Pedoman Biosafety

Laboratorium.

Kegiatan penyusunan dan pembahasan Pedoman Biosafety Laboratorium

dengan keluaran berupa Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian

telah selesai dilaksanakan, dengan demikian PK dari kegiatan ini telah

berhasil dicapai dengan bobot kualitas 100%.

Evaluasi Pencapaian Kinerja

Pelaksanaan kegiatan penyusunan dan pembahasan Pedoman Biosafety

Laboratorium dinilai tidak menemui kendala yang berarti dan output yang

diharapkan telah berhasil dicapai.

Analisis Pencapaian KinerjaAkuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan

dalam PK. Indikator kinerja untuk PK tahun 2012 adalah “Kebijakan teknis

operasional karantina hewan dan keamanan hayati hewani yang

dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi”.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Kebijakan Teknis

Operasional Karantina Hewan yang dihasilkan tersebut dinilai dapat

berimplementasi dalam operasional pelayanan dan pengawasan. Sebagai

Page 32: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 21

upaya untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan

dan/atau pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi

permasalahanyang sedang dihadapi dan kebutuhan operasional yang

perlu diterbtkan pedomannya. Dalam setiap tahapan pelaksanaan

kegiatan menghadirkan narasumber yang kompeten yaitu: 1) Dr. Drh. RM.

Abdul Adjid; 2) Dr. Drh. Diah Iskandriati; 3) Dr. Drh. M. Haryadi Wibowo,

MP; 4) Dr. Drh. Indrawati Sendow; dan 5) Dr. Drh. Fajar Sumping, serta

melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal beberapa UPTKP

yaitu Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP), Balai Besar

Karantina Pertanian (BBKP) Tanjung Priok, dan Balai Uji Terap Teknik

dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP). Narasumber, peserta

dan/atau tim penyusun dinilai sudah merupakan representasi

UPTKP/laboratorium veteriner yang mempunyai keterkaitan dengan

kebijakan yang akan dihasilkan. Dengan demikian, seluruh peserta

dan/atau tim penyusun telah membahas dan menyepakati kebijakan yang

dihasilkan sehingga Pedoman Biosafety Laboratorium dinilai dapat

berimplementasi.

Pedoman Biosafety Laboratorium juga telah diapresiasikan kepada

UPTKP dengan peserta sejumlah 60 orang baik dari UPTKP maupun dari

Pusat KH Kehani. Anggaran yang dipergunakan untuk pelaksanaan

kegiatan apresiasi pedoman tersebut adalah Rp. 368.970.000.

Total anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan

penyusunan dan pembahasan Pedoman Biosafety Laboratorium adalah

sebesarRp. 84.024.000dan realisasi penyerapan anggarannya adalah

Rp.72.799.500 atau 86,62%.

2). Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina Hewan di Negara AsalKebijakan ini disusun dengan pertimbangan bahwa tindakan karantina

dalam rangka pelaksanaan pencegahan masuk dan tersebarnya hama

dan penyakit hewan tersebut dapat dilakukan di Negara atau area asal

Page 33: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 22

(pre-border), ditempat-tempat pemasukan/pengeluaran (border) dan

paska masuk (post border) sebagaimana yang diamanahkan dalam

peraturan perundang-undangan dibidang karantina hewan.Kondisi saat

ini, fokus pelaksanaan pengawasan dan tindakan karantina masih

terbatas dilakukan pada tempat-tempat pemasukan/pengeluaran baik di

areal pelabuhan maupun didalam instalasi karantina hewan. Sementara

untuk kegiatan pre-border sama sekali belum dilakukan, padahal upaya

pencegahan masuknya HPHK dari luar negeri akan lebih efektif apabila

pengawasan dan tindakan karantina dapat dilakukan di Negara asal.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka dianggap penting untuk

dilakukan penyusunan draft Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina di

Negara Asal.

Pencapaian PK berupa Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina di

Negara Asal dilaksanakan dalam 2 tahapan kegiatan yaitu: 1) Kegiatan

Pembahasan Bahan Kajian, dan 2) Kegiatan Workshop Penyusunan

Rancangan Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina Hewan di Negara

Asal. Rapat persiapan dilaksanakan 1 (satu) kali sebelum kegiatan

penyusunan dilakukan. Rapat persiapan dilaksanakan dengan pertemuan

tim penyusun untuk menginventarisir hal-hal yang perlu dibahas didalam

draft pedoman, mengumpulkan dan menyiapkan bahan-bahan materi

sebagai bahan penyusunan draft awal.

Setelah rapat persiapan, tahap pertama adalah kegiatan pembahasan

bahan kajian dengan out put berupa draft awal kebijakan. Selanjutnya

pada tahap kedua dilakukan kegiatan workshop dengan out put berupa

draft akhir kebijakan.

Hasil kegiatan berupa draft Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina

Hewan di Negara Asal selanjutnya ditindaklanjuti dengan penyampaian

kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian untuk diproses

penetapannya melalui

Page 34: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 23

Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Tanggal 30

November 2012. Selanjutnya draft tersebut belum dapat ditetapkan

karena belum ada Peraturan Menteri sebagai menjadi payung hukum

yang lebih tinggi. Dengan demikian diperlukan penyesuaian legal drafting

secara lebih teliti agar penetapan pedoman dalam bentuk Keputusan

Kepala Badan tersebut tidak bertentangan dengan kaidah penyusunan

peraturan perundangan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri

Nomor: 617/Kpts/HK.060/12/2003 tentang Pedoman Penyusunan

Peraturan Perundang-Undangan di Lingkungan Departemen Pertanian.

Kegiatan pembahasan dan workshop terhadap Pedoman Pengawasan

Tindakan Karantina di Negara Asal dengan keluaran berupa Keputusan

Kepala Badan Karantina Pertanian telah selesai dilaksanakan namun

belum ditetapkan, dengan demikian PK dari kegiatan ini telah dicapai

dengan bobot kualitas 75%.

Evaluasi Pencapaian KinerjaPelaksanaan kegiatan Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina di

Negara Asal terhambat oleh belum adanya payung hukum yang lebih

tinggi dalam bentuk Peraturan/Keputusan Menteri. Sehubungan dengan

hal tersebut dalam setiap penyusunan kebijakan ke depan, perlu dicermati

kaidah penyusunan peraturan perundangan dengan mengacu pada

Keputusan Menteri Nomor: 617/Kpts/HK.060/12/2003 tentang Pedoman

Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan di Lingkungan Departemen

Pertanian.

Analisis Pencapaian KinerjaAkuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan

dalam PK. Indikator kinerja untuk PK tahun 2012 adalah “Kebijakan teknis

operasional karantina hewan dan keamanan hayati hewani yang

dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi”.

Page 35: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 24

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Kebijakan Teknis

Operasional Karantina Hewan yang dihasilkan tersebut dinilai dapat

berimplementasi dalam operasional pelayanan dan pengawasan. Sebagai

upaya untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan

dan/atau pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi

permasalahan yang sedang dihadapi dan kebutuhan operasional yang

perlu diterbtkan pedomannya. Dalam setiap tahapan pelaksanaan

kegiatan menghadirkan Narasumber yang kompeten yaitu: 1) drh. Kurnia

Achjadi, M.Si; 2) Ir. Esti Anelia; dan drh. Muchtar A. Baraniah, serta

melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal beberapa UPTKP

yaitu BBKP Tanjung Priok, BBUSKP, BKP Kelas Kupang, BKP Kelas I

Pekanbaru, BKP Kelas II Tanjung Pinang, SKP Kelas I Parepare, dan

SKP Kelas I Cilacap. Peserta dari luar yaitu pengguna jasa antara lain

adalah dari Direktorat Perbibitan dan Asosiasi Pengusaha Feedloter

Indonesia (APFINDO). Peserta dan/atau tim penyusun dinilai sudah

merupakan representasi UPTKP yang mempunyai keterkaitan dengan

kebijakan yang akan dihasilkan. Dengan demikian, seluruh peserta

dan/atau tim penyusun telah membahas dan menyepakati substansi

kebijakan yang dihasilkan sehingga Pedoman Pengawasan Tindakan

Karantina di Negara Asal dinilai dapat berimplementasi.

Total anggaran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan

penyusunan dan pembahasan Pedoman Pengawasan Tindakan Karantina

di Negara Asal adalah sebesar Rp. 181.172.000 dan realisasi penyerapan

anggarannya adalah Rp. 163.586.700 atau Rp.90,26%.

3). Pedoman Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan TindakanKarantina terhadap Produk Hewan MBM, Daging, Kulit Industri,Susu dan Telur;

Penetapan Kinerja terhadap Rumusan Penyusunan Pedoman

Persyaratan dan Tatacara Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan

Page 36: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 25

terhadap MBM, Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur selanjutnya

ditindaklanjuti dengan kegiatan Penyusunan Pedoman dengan tahapan

pelaksanaan yaitu: a. Persiapan; b. Pengumpulan Bahan; c. Pembahasan

Penyempurnaan. Masing-masing tahapan kegiatan tersebut telah

menghasilkan out put sesuai penekanannya, dan hasil akhir berupa

Rancangan Pedoman Persyaratan dan Tatacara Pelaksanaan Tindakan

Karantina Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur.

Pencapaian Sasarana. Kegiatan PersiapanKegiatan Persiapan Penyusunan Pedoman Persyaratan dan Tatacara

Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit

Industri, Susu dan Telurdilakukan dengan melibatkan tim penyusun dan

struktural dalam Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani,

dalam menentukan arah dan kebijakan yang akan diambil dan dituangkan

dalam pedoman yang sedang disusun. Hal yang dilakukan adalah

penentuan dan pembagian tugas untuk setiap tim penyusun dan juga

panitia.

b. Kegiatan Pengumpulan BahanKegiatan Pengumpulan Bahan dilaksanakan dengan melibatkan tim dan

seluruh struktural Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani

guna mendapatkan bahan dalam rangka penyusunan pedoman. Kegiatan

pengumpulan ini dilaksanakan menggunakan teknik mendapatkan

masukan dari Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, dengan

mendapatkan masukan berupa tindakan karantina hewan yang selama ini

telah dilaksanakan di lapangan dengan menggunakan kuesioner terhadap

pelaksanaan tindakan karantina yang dilakukan oleh masing-masing Unit

Pelaksana Teknis Karantina Pertanian. Tim penyusun juga melakukan

pengumpulan bahan yang terdapat dalam literatur dan sumber-sumber

lain yang mendukung baik berupa kajian ilmiah maupun dalam segi

peraturan perundangan.

Page 37: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 26

c. Kegiatan Pembahasan PenyempurnaanKegiatan Pembahasan Penyempurnaan Pedoman Persyaratan dan

Tatacara Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan terhadap MBM,

Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur dilaksanakan dengan melibatkan

Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani dengan Unit

Pelaksana Teknis Karantina Pertanian beserta Narasumber dari Komisi

Ahli Karantina Hewan yaitu Prof. DR. Drh. Bambang Pontjo dan DR. Drh.

Hadri Latif, M.Sc. Pembahasan konsep pedoman ini menggunakan

metoda pemaparan dan diskusi. Pemaparan konsep dilaksanakan oleh

tim penyusun sesuai dengan pembagian tugas yang telah dilakukan,

dengan diperkaya dari hasil pelaksanaan pengumpulan bahan di Unit

Pelaksana Teknis Karantina Pertanian antara lain: BBKP Belawan, BKP I

Semarang, BBKP Surabaya, BBKP Makassar, BKP I Pontianak, untuk

dapat dirumuskan dalam sebuah konsep yang lebih matang. Diskusi

dilaksanakan guna mendapatkan masukan dari Perguruan Tinggi, Bagian

Hukum dan Humas Sekretariat Badan Karantina Pertanian, dan Komisi

Ahli Karantina Hewan. Masukan yang didapatkan dari diskusi tersebut

dapat digunakan untuk menyempurnakan konsep kajian yang ada.

Kajian yang telah dibahas pada tahap ini kemudian ditransformasikan

dalam bentuk konsep peraturan dengan ruang lingkup berupa:

Persyaratan Karantina Hewan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran

MBM, Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur; Tatacara Tindakan Karantina

Hewan terhadap Pemasukan dan atau Pengeluaran MBM, Daging, Kulit

Industri, Susu dan Telur; serta Ketentuan Pelarangan dan Pungutan Jasa

Karantina.

Setelah kegiatan selesai, naskah/konsep peraturan ini disampaikan oleh

Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani kepada Sekretariat

Badan Karantina Pertanian cq. Bagian Hukum dan Humas, melalui Nota

Dinas Kepala Pusat Karantina Hewan dan Kemanan Hayati

HewaniTanggal 28 November 2012 untuk diproses lebih lanjut.

Page 38: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 27

Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan Penyusunan

Pedoman Persyaratan dan Tatacara Pelaksanaan Tindakan Karantina

Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur, dengan

hasil akhir berupa Naskah RancanganPedoman Persyaratan dan

Tatacara Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan terhadap MBM,

Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur yang telah disampaikan kepada

Sekretariat Badan Karantina Pertanian, maka Rumusan Pedoman ini akan

ditindaklanjuti oleh Bagian Hukum dan Humas Barantan untuk diproses

lebih lanjut.

Evaluasi Pencapaian KinerjaSeluruh tahapan kegiatan telah dilaksanakan, namun dalam tiap

kelanjutan pelaksanaan dari tahap satu ke tahap berikutnya tidak

dilakukan secara langsung, namun diseling dengan kegiatan-kegiatan

lainnya. Hal tersebut dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap intensitas

dan kontinuitas pembahasan dari tiap tahapan kegiatan. Ke depan,

diharapkan agar setiap tahapan dari seluruh rangkaian kegiatan

disamping dilakukan secara berurutan dan langsung tanpa disela oleh

kegiatan lainnya.

Pelaksanaan setiap tahapan dari seluruh rangkaian kegiatanPenyusunan

Pedoman Persyaratan dan Tatacara Pelaksanaan Tindakan Karantina

Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit Industri, Susu dan

Telurdilaksanakan dengan melibatkan pihak-pihak terkait, dalam rangka

melakukan harmonisasi dalam pembuatan peraturan sehingga tidak

terjadi tumpang tindih dalam pengaturan. Hal ini akan memberikan sinergi

dalam implementasi peraturan ini kelak.

Analisis Pencapaian KinerjaAkuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan

dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja untuk Penetapan Kinerja tahun

2012 adalah “Kebijakan teknis operasional karantina hewan dan

Page 39: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 28

keamanan hayati hewani yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat

berimplementasi”.

Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani telah menetapkan

Pedoman Persyaratan dan Tatacara Pelaksanaan Tindakan Karantina

Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur sebagai

salah satu dari 6 (enam) Penetapan Kinerja. Sesuai dengan indikator yang

telah ditetapkan, Kebijakan Teknis Operasional Karantina Hewan telah

berhasil dicapai salah satunya melalui pelaksanaan seluruh rangkaian

pelaksanaan kegiatan Penyusunan Pedoman Persyaratan dan Tatacara

Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit

Industri, Susu dan Telur yang telah menghasilkan Rancangan Peraturan

Menteri Pertanian Persyaratan dan Tatacara Pelaksanaan Tindakan

Karantina Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit Industri, Susu dan Telur.

Rancangan tersebut telah disampaikan kepada Sekretariat Badan

Karantina Pertanian untuk ditindaklanjuti proses penetapannya melalui

Nota Dinas Kapus Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Kebijakan Teknis

Operasional Karantina Hewan yang dihasilkan dapat berimplementasi

dalam operasional pelayanan dan pengawasan. Sebagai upaya untuk

mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau

pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi

permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan

kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang terdiri dari

pejabat fungsional Pusat Karantina Hewan dan Kemanan Hayati Hewani

yang mempunyai kompetensi dalam membuat konsep kebijakan yang

akan dihasilkan. Seluruh peserta dan/atau tim penyusun telah membahas

dan menyepakati kebijakan yang dihasilkan. Sehingga Rancangan

Peraturan Menteri Pertanian tentang Persyaratan dan Tatacara

Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit

Page 40: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 29

Industri, Susu dan Telur dinilai dapat berimplementasi dalam operasional

tindakan karantina di UPTKP.

Total anggaran yang digunakan untuk melaksanakan dan/atau

mendukung kegiatan Penyusunan Pedoman Persyaratan dan Tatacara

Pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan terhadap MBM, Daging, Kulit

Industri, Susu dan Telur adalah sebesar Rp. 368.858.000 dan realisasi

penyerapan anggarannya adalah Rp. 310.136.900 atau 84,08%.

4). Penyempurnaan Pedoman Persyaratan dan Tata CaraPelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap Media PembawaSarang Burung Walet;

Kegiatan Penyempurnaan Pedoman Persyaratan dan Tata Cara

Pelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap Media Pembawa Sarang

Burung Walet memiliki 3 tahapan yaitu: a. Penyusunan penyempurnaan

pedoman, b. finalisasi penyempurnaan pedoman, dan c. perjalanan dinas

untuk melakukan verifikasi pemenuhan persyaratan

Pencapaian Sasarana. Penyusunan penyempurnaan pedomanKegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan tim penyusun yang terdiri

dari pejabat fungsional pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

Hewani, narasumber dari Komisi Ahli Karantina Hewan, dengan bentuk

berupa pemaparan dari tim penyusun kemudian dilakukan diskusi untuk

mendapatkan masukan dan tambahan terhadap konsep yang sedang

dibahas.

b. Finalisasi penyempurnaan pedomanKegiatan ini dilaksanakan berupa pemaparan kerangka pikir

penyempurnaan rancangan pedoman persyaratan dan tatacara

pelaksanaan tindakan karantina terhadap media pembawa sarang burung

Page 41: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 30

walet oleh tim penyusun dihadapan narsumber dari komisi ahli Karantina

Hewan, pejabat Struktural Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

Hewani, serta beberapa peserta dari BBUSKP, BKP I Balikpapan, BBKP

Soekarno Hatta, BBKP Surabaya, BKP Semarang, BKP II Medan, dan

asosiasi peternak pedagang sarang walet Indonesia guna mendapatkan

masukan dan informasi dalam penyempurnaan pedoman tersebut.

c. Perjalanan verifikasi persyaratanDilakukan perjalanan dinas guna memverifikasi kelengkapan prasyaratan

pemenuhan ekspor ke Cina. Hal ini dilaksanakan sekaligus menghadiri

workshop yang dilaksanakan oleh pihak Cina yang dilaksanakan oleh

instansi yang bertanggung jawab dalam peredaran sarang burung walet di

Cina. Pihak Cina juga menyampaikan kesanggupan dalam hal fasilitasi

terhadap harmonisasi peraturan impor sarang burung walet ke Cina. Hal

ini dapat dijadikan masukan sebagai bahan pengayaan dalam Pedoman

Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap

Media Pembawa Sarang Burung Walet ini.

Hasil kegiatan berupa Rancangan Pedoman Persyaratan dan Tata Cara

Pelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap Media Pembawa Sarang

Burung Walet selanjutnya ditindaklanjuti dengan penyampaian kepada

Sekretariat Badan Karantina Pertanian untuk diproses penetapannya

melalui Nota Dinas Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

Hewani Tanggal 28 Desember 2012.

Evaluasi Pencapaian KinerjaPelaksanaan kegiatan Penyempurnaan Pedoman Persyaratan dan Tata

Cara Pelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap Media Pembawa Sarang

Burung Walet, dan hasil akhir berupa Naskah Rancangan Peraturan

Menteri tentang Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan Tindakan

Karantina Terhadap Media Pembawa Sarang Burung Waletdinilai tidak

ada kendala yang berarti namun perlu dijadikan perhatian bahwa dalam

Page 42: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 31

proses penetapan menjadi peraturan menteri melibatkan instansi yang

berkaitan dalam pembentukan peraturan menteri seperti Biro Hukum dan

Informasi Publik Kementerian Pertanian. Sehingga diharapkan tidak

terdapat kendala dalam pembahasan lebih lanjut.

Analisis Pencapaian KinerjaAkuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan

dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja untuk Penetapan Kinerja tahun

2012 adalah “Kebijakan teknis operasional karantina hewan dan

keamanan hayati hewani yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat

berimplementasi”.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Rumusan Kebijakan teknis

operasional karantina hewan dan keamanan hayati hewani yang

dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi sebagai upaya

untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan dan/atau

pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi

permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan

kegiatan melibatkan tim penyusun dan narasumber yang mempunyai

keterkaitan dengan kebijakan yang akan dihasilkan. Dengan demikian,

seluruh peserta dan/atau tim penyusun telah membahas dan menyepakati

kebijakan yang dihasilkan sehingga Naskah Rancangan Peraturan

Menteri tentang Persyaratan dan Tata Cara Pelaksanaan Tindakan

Karantina Terhadap Media Pembawa Sarang Burung Waletdinilai dapat

berimplementasi dalam operasional tindakan karantina di UPTKP.

Total anggaran yang digunakan untuk melaksanakan dan/atau

mendukung kegiatanPenyempurnaan Pedoman Persyaratan dan Tata

Cara Pelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap Media Pembawa Sarang

Burung Walet adalah sebesar Rp 256.340.000 dan realisasi penyerapan

anggarannya adalah Rp.181.905.050,- atau sebesar 70,96%.

Page 43: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 32

5). Pengawasan dan Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan danPengeluaran Bahan Patogen dan/atau Obat Hewan;

Penyusunan Review Peraturan tentang pengawasan dan tindakan

karantina terhadap bahan patogen dan/atau obat hewan golongan

sediaan biologik dimaksudkan untuk menjamin bahan patogen dan obat

hewan yang dilalu lintaskan aman, legal, sesuai dengan identitas dan

peruntukkannya, sehingga risiko masuknya HPHK dapat diminimalisir.

Saat ini dalam melakukan pengawasan terhadap bahan patogen dan obat

hewan, Badan Karantina Pertanian merujuk pada Permentan No.

62/Permentan/OT/140/12/ 2006 tentang Pengawasan dan Tindakan

Karantina terhadap Bahan Patogen dan/atau Obat Hewan golongan

Sediaan Biologik, namun sesuai dengan judulnya, Permentan ini hanya

mengatur bahan patogen dan obat hewan golongan sediaan biologik.

Namun demikian kondisi saat ini banyak terdapat lalu lintas obat hewan

terutama obat hewan golongan farmasetik, premix, obat alami dan

lainnya. Disamping itu dengan adanya kemajuan bioteknologi, juga telah

dihasilkan produk-produk obat hewan kategori produk rekayasa genetika

Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 tahun 1973 tentang Pembuatan,

Peredaran, Persediaan Dan Pemakaian Vaksin, Sera Dan Bahan-Bahan

Diagnostika Biologis Untuk Hewan, hanya mengatur sebagian obat hewan

yaitu berupa golongan sediaan biologik. PP ini kemudian disempurnakan

melalui Peraturan Pemerintah No.78 tahun 1992 tentang obat hewan yang

memperluas pengertian obat hewan meliputi sediaan biologik, farmasetik

dan premix dan sediaan alami.

Hal ini diperkuat Dengan disahkannya peraturan baru yaitu Undang-

Undang No. 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan,

Pasal 54 mengamanatkan bahwa pemasukan obat hewan untuk

diedarkan harus memenuhi peraturan perundangan d bidang karantina,

juga mengadopsi pengertian obat hewan sesuai dengan PP ini. Adapun

pengaturan mengenai pengeluaran bahan patogen dan obat hewan belum

Page 44: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 33

tercantum dalam Permentan No. 62/2006 oleh pengawasan yang

dilakukan Badan Karantina Pertanian akan dapat memberikan jaminan

keamanan obat hewan yang akan diekspor ke luar negeri, sehingga

diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan negara pengimpor dan

meningkatkan nilai ekspor obat hewan Indonesia ke manca negara.

Pencapaian Penetapan Kinerja dengan output berupa Pengawasan dan

Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan

Patogen dan/atau obat Hewan dilakukan melalui rangkaian kegiatan yaitu

: Persiapan Penyusunan, Pembahasan Rancangan, Penyelenggaraan

Workshop, Pembahasan Hasil Penyelenggaraan Workshop dan

Penyempurnaan Rancangan.

Pencapaian Sasarand. Rapat Persiapan PenyusunanRapat persiapan penyusunan dihadiri oleh 17 peserta yaitu lingkup Pusat

Karantian Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Kepala BBKP Tj. Priok,

dan Kabid Karantina Hewan BBKP Soekarno Hatta.

Rapat ini merupakan rapat persiapan penyusunan dalam rangka kegiatan

review Permentan no 62 tahun 2006 tentang pengawasan dan tindakan

karantina terhadap pemasukan bahan patogen dan/atau obat hewan

golongan sediaan biologik, Rapat persiapan penyusunan dilaksanakan 3

(tiga) kali dalam rangka pemantapan kerangka pikir dan substansi yang

akan diatur dalam konsep kajian peraturan yang disusun oleh tim

penyususn yang telah ditetapkan dalam keputusan Kepala Pusat

Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani

b.Rapat Pembahasan RancanganRapat pembahasan hari pertama Review Permentan no. 62 tahun 2006

tentang bahan patogen dan/atau obat hewan golongan sediaan biologik

dihadiri oleh 26 orang peserta yang berasal dari tim penyusun, ASOHI,

Page 45: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 34

Dirkeswan, Stake holder (PT. Kimia Farma (Persero), Dirkeswan,

BBPOM, BPMSOH, FKH-IPB, Stake holder serta Unit Pelaksana Teknis

Karantina Pertanian (UPT KP). Dasar peraturan yang perlu dipahami yaitu

pengertian mengenai media pembawa yang tergolong benda lain. Media

pembawa benda lain dalam dalam UU nomor 16 tahun 1992 tentang

Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan pada pasal 1 angka (6)

menyatakan bahwa Media pembawa hama dari penyakit hewan karantina,

hama dari penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu,

tumbuhan karantina adalah hewan, bahan asal hewan, hasil bahan atas

hewan, ikan, tumbuhan dan bagian-bagiannya dan/atau benda lain yang

dapat membawa hama dari penyakit hewan karantina, hama dari penyakit

ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina.

Sedangkan dalam penjelasannya dikatakan bahwa termasuk pengertian

benda lain diantaranya bahan patogenik, bahan biologik, makanan ikan,

bahan pembuat makanan ternak dan/ atau ikan, sarana pengendalian

hayati, biakan organisme, tanah, kompos atau media pertumbuhan

tumbuhan lainnya, dan vektor. Sedangkan Peraturan pemerintah nomor

82 tahun 2000 tentang Karantina Hewan pada pasal 1 angka (5)

menerangkan bahwa Benda lain adalah media pembawa yang bukan

tergolong hewan, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan yang

mempunyai potensi penyebaran penyakit hama dan penyakit hewan

karantina.

Dengan demikian, perlu adanya pemahaman mendalam mengenai media

pembawa mana saja yang termasuk dalam golongan benda lain agar tidak

terjadi kesimpang siuran dengan golongan bahan asal hewan (BAH) dan

hasil bahan asal hewan (HBAH). Hal ini karena darah, serum dan lain-lain

merupakan media yang berasal dari hewan, namun untuk keperluan

pengujian.

Dalam hal ini juga dibahas mengenai persyaratan karantina, tindakan

karantina jasa tindakan karantina pada bahan patogen dan obat hewan,

Page 46: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 35

Selain itu, dibahas mengenai ketentuan dengan tujuan khusus seperti

pameran, perlombaan, kepentingan nasional dan lain-lain.

c. Penyelenggaraan WorkshopKegiatan Workshop dihadiri oleh 75 orang peserta dengan melibatkan tim

penyusun, Stake holder, Dirkeswan, ASOHI, BPMSOH, dan peserta dari

UPTKP yang melalulintaskan bahan patogen dan/atau obat hewan

golongan sediaan biologik serta narasumber berasal dari pakar obat

hewan IPB, BPMSOH, Ditkeswan dan ASOHI.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membahas dan mengkaji

rancangan permentan tentang Pengawasan dan Tindakan Karantina

Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Patogen dan/atau Obat

Hewan.

d.Pembahasan Hasil Penyelenggaraan WorkshopRapat ini merupakan rapat yang membahas hasil workshop dalam rangka

untuk perbaikan rancangan permentan yang telah disusun sebelumnya

dengan menambahkan masukan dan diskusi dari peserta pada saat

penyelenggaraan workshop.

e. Penyempurnaan Rancangan.

Rapat kegiatan penyempurnaan rancangan dalam rangka review

peraturan tentang pengawasan dan tindakan karantina terhadap bahan

patogen, sediaan biologik serta obat hewan dihadiri oleh 25 orang tim

penyusun dari UPTKP: BBKP Tanjung Priok dan BBKP Soekarno Hatta,

dan BBUS-KP. Selain itu juga dihadiri oleh Kepala Bagian Obat Hewan

Direktorat Jenderal Peternakan, Balai Besar Penelitian Veteriner, Badan

Pengawas Obat dan Makanan dan perwakilan dari Asosiasi Obat Hewan

Indonesia (ASOHI). Hadir sebagai narasumber yaitu Suharyanto, SH

Kepala Biro Hukum dan Informasi Publik, Kementrian Pertanian dan Dr.

drh. Enuh Raharjo Djusa, Kepala Balai Besar Pengujian Mutu dan

Page 47: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 36

Sertifikasi Obat Hewan. Dalam rapat pembahasan ini dibahas draft pasal

demi pasal, baik bahasa maupun substansi teknis terkait pengaturan,

mulai dari maksud dan tujuan, kegiatan pengawasan, persyaratan

karantina, tindakan karantina, sampai dengan pelaporan.

Untuk melengkapi bahan dalam penyempurnaan review Peraturan

tentang Pengawasan dan Tindakan Karantina terhadap bahan patogen

dan/atau obat hewan golongan sediaan biologik melaksanakan perjalanan

dalam rangka Pemantauan dan Evaluasi beberapa UPTKP yang banyak

terdapat lalu lintas bahan patogen dan obat hewan yaitu: BBKP Soekarno

Hatta, BBKP Surabaya, BKP Kls I Semarang, BKP Kelas I Manado,SKP

Kelas I Bandung, BKP Kelas II Yogyakarta, BKP Kelas II Cilegon.

Setelah penyempurnaan rancangan dilaksanakan yang memperoleh hasil

Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengawasan dan Tindakan

Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Patogen

dan/atau Obat Hewan. Rancangan tersebut selanjutnya disampaikan oleh

Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani kepada

Sekretaris Badan Karantina Pertanian, melalui Nota Dinas Kepala Pusat

Karantina Pertanian tanggal 2 Juli 2012untuk diproses lebih lanjut

penetapannya.

Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengawasan dan Tindakan

Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Patogen

dan/atau Obat Hewan telah disampaikan dari Sekretaris Badan Karantina

Pertanian Kepada Kepala Pusat KKIP perihal Notifikasi rancangan

Permentan Bidang Karantoina Hewan Tanggal 11Oktober 2012 dan telahdinotifikasi dengan nomor : G/SPS/N/IND/57, Tanggal 19 November2012.

Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan Review

Peraturan tentang pengawasan dan tindakan karantina terhadapbahan

Page 48: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 37

patogen dan/atau obat hewan golongan sediaan biologik dan hasil akhir

berupa Naskah Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengawasandan Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan PengeluaranBahan Patogen dan/atau Obat Hewanyang telah disampaikan kepada

Sekretariat Badan Karantina Pertanian, maka review peraturan tentang

pengawasan dan tindakan karantina terhadap bahan patogen dan/atau

obat hewan golongan sediaan biologiktelah berhasil dicapai.

Evaluasi Pencapaian KinerjaPelaksanaan kegiatan review peraturan tentang pengawasan dan

tindakan karantina terhadap bahan patogen dan/atau obat hewan

golongan sediaan biologik, dan hasil akhir berupa Naskah RancanganPeraturan Menteri tentang Pengawasan dan Tindakan KarantinaTerhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Patogen dan/atauObat Hewan dinilain tidak menemukan kendala yang berarti dan output

yang diharapkan dapat dihasilkan. Setelah dilakukan notifikasi selama 60

hari, Pemerintah Amerika Serikat meminta agar masa notifikasi dapat

diperpanjang. Selanjutnya permintaan tersebut dipenuhi dan masa

notifikasi diperpanjang 30 hari sehingga pada bulan Februari 2013 masa

notifikasi berakhir.

Analisis Pencapaian KinerjaAkuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan

dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja untuk Penetapan Kinerja tahun

2012 adalah “Kebijakan teknis operasional karantina hewan dan

keamanan hayati hewani yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat

berimplementasi”.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Kebijakan teknis

operasional karantina hewan dan keamanan hayati hewani yang

dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi, maka sebagai

upaya untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan

Page 49: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 38

dan/atau pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi

permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan

kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal

beberapa UPTKP. Peserta dan/atau tim penyusun dinilai sudah

merupakan representasi UPTKP yang mempunyai keterkaitan dengan

kebijakan yang akan dihasilkan. Dengan demikian, seluruh peserta

dan/atau tim penyusun telah membahas dan menyepakati kebijakan yang

dihasilkan. Dengan demikian, seluruh peserta dan/atau tim penyusun

telah membahas dan/atau menyepakati konsep yang dihasilkan sehingga

Naskah Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengawasan dan

Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan

Patogen dan/atau Obat Hewan dinilai dapat berimplementasi dalam

operasional tindakan karantina di UPTKP.

Total anggaran yang digunakan untuk melaksanakan dan/atau

mendukung kegiatan Naskah Rancangan Peraturan Menteri tentang

Pengawasan dan Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan

Pengeluaran Bahan Patogen dan/atau Obat Hewan adalah

Rp. 486.850.000 dan realisasi penyerapan anggarannya adalah

Rp.382.430.300 atau 78,55%.

6). Tindakan Karantina terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pakandan/atau Bahan Pakan

Penyusunan Kajian Akademis tentang Keamanan Pakan, Bahan Baku

Pakan dimaksudkan untuk menjamin agar pakan dan bahan baku pakan

yang dimasukkan dan dikeluarkan ke dalam dan dari wilayah Republik

Indonesia aman, dan bebas dari penyakit hewan serta cemaran

berbahaya yang dapat menular melalui pakan dan bahan pakan.

Pakan merupakan faktor terpenting untuk menunjang budidaya ternak

terutama pengaruhnya pada peningkatan berat badan dan performa

ternak yang diinginkan. Dalam upanya mensukseskan program

Page 50: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 39

swasembada daging maka ketersediaan pakan ternak yang cukup dan

aman sangat dibutuhkan. Peningkatan populasi, produksi daging, susu

dan telur sebagai hasil ternak sangat tergantung dari penyediaan pakan

yang baik dan berkualitas. Pakan yang dibuat untuk konsumsi ternak juga

harus memperhatikan aspek keamanan pangan. Aspek kesehatan hewan

dan keamanan pakan perlu diperhatikan karena pada kondisi sekarang

banyak ditemukan penyakit hewan yang dapat ditularkan oleh pakan.

Penyakit BSE (Bovine Spongioform Encephalopaty) misalnya adalah

penyakit yang ditimbulkan akibat sapi mengonsumsi pakan berasal dari

campuran tepung daging tulang (MBM), tepung ikan dan tepung darah.

Sehingga penetapan standar pakan yang baik dan tidak berbahaya bagi

kesehatan ternak harus ditaati dan menjadi acuan penyusunan formulasi

ransum ternak. Selain berasal dari hewan, bahan baku pakan dapat

berasal dari tumbuhan misalnya bungkil jagung, sawit, maupun kacang

tanah. Bahan baku ini bila diolah atau disimpan dalam kondisi lembab

dapat menyebabkan tumbuhnya jamur yang akan memproduksi toksin

yang dapat membahayakan kesehatan ternak dan pada akhirnya akan

membahayakan manusia yang mengkonsumsinya, misalnya Aflatoksin,

Okratoksin dan zearalenon.

Penggunaan senyawa kimia, biologi pada pakan tidak boleh

membahayakan kesehatan ternak dan konsumen produk ternak.

Penggunaan hormon atau antibiotika yang berbahaya sebagai feed

additivejuga harus dilarang karena dapat menjadi residu pada bahan

pangan hasil ternak,misalnya avoparsin, vancomycin, spiramycin dan

virginiamycin. Dengan mempertimbangkan hal tersebut perlu dibuat

peraturan untuk mengawasi pemasukan dan pengeluaran pakan yang

mencakup aspek keamanan pakan, kesehatan ternak, dan keamanan

pangan.

Pencapaian Penetapan Kinerja dengan output berupa Pengawasan dan

Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan

Page 51: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 40

Pakan dan/atau Bahan Pakan dilakukan melalui rangkaian kegiatan yaitu

: Persiapan Penyusunan, Pembahasan Rancangan, Penyelenggaraan

Workshop, Pembahasan Hasil Penyelenggaraan Workshop dan

Penyempurnaan Rancangan.

Pencapaian Sasarana. Persiapan PenyusunanRapat ini merupakan rapat persiapan penyusunan dalam rangka kegiatan

Penyusunan Kajian Akademis Tentang Keamanan Pakan, Bahan Baku

Pakan, Rapat persiapan penyusunan dilaksanakan 3 (tiga) kali dalam

rangka pemantapan kerangka pikir dan substansi yang akan diatur dalam

konsep kajian peraturan yang disusun oleh 13 tim penyusun yang yang

terdiri dari UPT karantina, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan

Hewan, Balai Besar Penelitian Veteriner dan pejabat fungsional lingkup

Badan karantina Pertanian yang telah ditetapkan dalam keputusan Kepala

Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani.

b. Pembahasan RancanganRapat pembahasan rancangan dan dihadiri oleh 18 orang tim penyusun

dari UPT karantina terutama yang memiliki lalu lintas pakan yaitu: BBKP

Tanjung Priok, BBKP Belawan, BBKP Surabaya, BKP Semarang,BKP

Cilegon, BBKP Soekarno Hatta, dan BBUS-KP. Selain itu juga dihadiri

oleh penelili dari Balai Besar Penelitian Veteriner, dan Balai Penelitian

Ternak. Hadir sebagai narasumber yaitu Dr. Ir. Heri Ahmad Sukria, MSc,

Dosen Fakultas Peternakan IPB dan Ir. Juraida, Kepala Balai Besar

Pengujian Mutu Pakan Ternak.

Dalam pengaturan draft permentan tentang pakan ini yang perlu

diperhatikan adalah objekyang akan diatur, yaitu pakan dan bahan pakan.

Keduanya merupakan media pembawa hama penyakit karantina. Dilihat

dari jenisnya maka dapat dikategorikan sebagai hewan, bahan asal hewan

dan hasil bahan asal hewan. Ada pula yang berupa bahan asal tumbuhan.

Page 52: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 41

Dari jenis-jenis pakan ini perlu dikaji lebih lanjut berdasarkan tingkat

risikonya, dimana ada yang bersifat risiko rendah, sedang dan tinggi.

Untuk tiap kategori risiko ini tentu saja perlu dibedakan persyaratan

antara lain: persyaratan negara asal, persyaratan tindakan karantina di

negara asal, dan persyaratan pemasukan ke Indonesia. Yang semuanya

akan menentukan bagaimana tindakan karantina yang akan dilakukan di

tempat pemasukan/pengeluaran.

Ketentuan khusus, yaitu pengaturan untuk pemasukan dan pengeluaran

selain untuk kepentingan perdagangan antara lain untuk keperluan

sendiri, keperluan penelitian, dan pengiriman melalui pos.

c. Penyelenggaraan WorkshopKegiatan Workshop dihadiri oleh 75 peserta dengan melibatkan tim

penyusun, dari UPTKP terutama yang memiliki lalu lintas pakan yaitu:

BBKP Tanjung Priok, BBKP Belawan, BBKP Surabaya, BKP

Semarang,BKP Cilegon, BBKP Soekarno Hatta, dan BBUS-KP. Selain itu

juga dihadiri olehStake holder,penelili dari Balai Besar Penelitian

Veteriner, dan Balai Penelitian Ternak. Hadir sebagai narasumber yaitu

Dr. Ir. Heri Ahmad Sukria, MSc, Dosen Fakultas Peternakan IPB dan Ir.

Juraida, Kepala Balai Besar Pengujian Mutu Pakan Ternak dan dari

Direktorat Pakan Ternak

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membahas dan mengkaji draf

rancangan permentan tentang Pengawasan dan Tindakan Karantina

Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pakan dan/atau Bahan Baku

Pakan.

d.Pembahasan Hasil Penyelenggaraan WorkshopRapat ini merupakan rapat yang membahas hasil workshop dalam rangka

untuk perbaikan draf rancangan permentan yang telah disusun

Page 53: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 42

sebelumnya dengan menambahkan masukan dan diskusi dari peserta

pada saat penyelenggaraan workshop.

e. Penyempurnaan Rancangan.

Rapat kegiatan penyempurnaan rancangan dalam rangka Penyusunan

Kajian Akademis Tentang Keamanan Pakan, Bahan Baku Pakan dihadiri

oleh 27 orang peserta dengan melibatkan tim penyusun, dari UPTKP

terutama yang memiliki lalu lintas pakan yaitu: BBKP Tanjung Priok, BBKP

Belawan, BBKP Surabaya, BKP Semarang,BKP Cilegon, BBKP Soekarno

Hatta, dan BBUS-KP. Selain itu juga dihadiri olehStake holder,penelili dari

Balai Besar Penelitian Veteriner, dan Balai Penelitian Ternak. Hadir

sebagai narasumber yaitu Dr. Ir. Heri Ahmad Sukria, MSc, Dosen Fakultas

Peternakan IPB dan Ir. Juraida, Kepala Balai Besar Pengujian Mutu

Pakan Ternak dan dari Direktorat Pakan Ternak

Untuk melengkapi bahan dalam penyempurnaan penyusunan Kajian

Akademis Tentang Keamanan Pakan, Bahan Baku Pakan melaksanakan

perjalanan dalam rangka Pemantauan dan Evaluasi beberapa UPTKP

yang banyak terdapat lalu lintas pakan dan bahan pakan yaitu: BBKP

Soekarno-Hatta, BKP Kelas I Cilegon, BBKP Surabaya, BKP Kelas II

Tanjung Pinang, BKP Kelas I Semarang,BKP Kelas I Pekanbaru,BBKP

Belawan,BKP Kelas I Palembang,SKP Kelas I Bandung, BKP Kelas II

Palu.

Setelah penyempurnaan rancangan dilaksanakan yang memperoleh hasil

Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengawasan dan Tindakan

Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pakan dan/atau Bahan

Baku Bahan. Rancangan tersebut selanjutnya disampaikan oleh Kepala

Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani kepada Sekretaris

Badan Karantina Pertanian, melalui Nota Dinas Kepala Pusat Karantina

Pertanian tanggal 30 Oktober 2012 untuk diproses lebih lanjut

penetapannya.

Page 54: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 43

Dengan telah dilaksanakannya seluruh tahapan kegiatan Penyusunan

Kajian Akademis Tentang Keamanan Pakan, Bahan Baku Pakan, dan

hasil akhir berupa Naskah Rancangan Peraturan Menteri tentangPengawasan dan Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan danPengeluaran Pakan dan/atau Bahan Pakan,yang telah disampaikan

kepada Sekretariat Badan Karantina Pertanian, maka Kajian Akademis

tentang Keamanan Pakan, telah berhasil dicapai.

Evaluasi Pencapaian KinerjaSetelah pelaksanaan kegiatan Penyusunan Kajian Akademis Tentang

Keamanan Pakan, Bahan Baku Pakan, dan hasil akhir berupa Naskah

Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengawasan dan Tindakan

Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pakan dan/atau Bahan

Pakan mendapat kendala setelah dibahas di Biro Hukum dan Informasi

Publik karena dianggap substansi yang akan diatur oleh Badan Karantina

Pertanian sama dengan yang diatur di konsep Peraturan Menteri tentang

Syarat dan Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Pakan konsep

dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, sehingga

disarankan konsep yang ada dari Badan Karantina Pertanian digabungkan

dengan konsep Permentan yang ada di Direktorat Jenderal Peternakan

dalam Bab tersendiri.

Analisis Pencapaian KinerjaAkuntabilitas kinerja diukur berdasarkan indikator yang telah ditetapkan

dalam Penetapan Kinerja. Indikator kinerja untuk Penetapan Kinerja tahun

2012 adalah “Kebijakan teknis operasional karantina hewan dan

keamanan hayati hewani yang dihasilkan/disempurnakan dan dapat

berimplementasi”.

Mengacu pada indikator yang telah ditetapkan, Kebijakan teknis

operasional karantina hewan dan keamanan hayati hewani yang

Page 55: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 44

dihasilkan/disempurnakan dan dapat berimplementasi, maka sebagai

upaya untuk mencapai kriteria dapat berimplementasi, pengumpulan

dan/atau pembahasan bahan kajian senantiasa mengupayakan solusi

permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam setiap tahapan pelaksanaan

kegiatan melibatkan peserta dan/atau tim penyusun yang berasal

beberapa UPTKP. Peserta dan/atau tim penyusun dinilai sudah

merupakan representasi UPTKP yang mempunyai keterkaitan dengan

kebijakan yang akan dihasilkan. Dengan demikian, seluruh peserta

dan/atau tim penyusun telah membahas dan menyepakati kebijakan yang

dihasilkan. Dengan demikian, seluruh peserta dan/atau tim penyusun

telah membahas dan/atau menyepakati konsep yang dihasilkan sehingga

Naskah Rancangan Peraturan Menteri tentang Pengawasan dan

Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pakan

dan/atau Bahan Pakandinilai dapat berimplementasi dalam operasional

tindakan karantina di UPTKP.

Total anggaran yang digunakan untuk melaksanakan dan/atau

mendukung kegiatan Naskah Rancangan Peraturan Menteri tentang

Pengawasan dan Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan dan

Pengeluaran Pakan dan/atau Bahan Pakan adalah Rp. 537.010.000 dan

realisasi penyerapan anggarannya adalah Rp. 465.821.050 atau 86,74%.

Page 56: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 45

3. MATRIK PENGUKURAN KINERJAPusat KH Kehani telah menghasilkan 6 (enam) kebijakan yang menjadi target PK tahun 2012 sebagai berikut:

Tabel 7. Kebijakan teknis operasional karantina hewan yang telah dihasilkan/disempurnakan pada tahun 2012 dan dinilai

dapat berimplementasi.

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Kegiatan Capaian Out Put

Kebijakan teknis yang

efektif dalam

operasional pencegahan

masuk, menyebar dan

keluarnya HPHK,

pangan hewani yang

tidak aman serta media

lain yang mengancam

kelestarian sumberdaya

hayati hewani dan

kesehatan pangan

hewani

Kebijakan teknis

operasional

karantina hewan

dan keamanan

hayati hewani

yang

dihasilkan/dise

mpurnakan dan

dapat

berimplementasi

6 Kebijakan Teknis Operasional

dengan Kualitas Baik:

1. Pedoman Biosafety

Laboratorium;

2. Pedoman Pengawasan

Tindakan Karantina di Negara

Asal;

6 Kegiatan:

1. 100%

2. 100%

Kualitas dari 6

Kebijakan yang

dihasilkan:

1. Keputusan

KaBarantan Nomor:

997/KPTS/OT.210/

L/7/2012 (100%)

2. Nota Dinas kepada

Setban Tgl 30

November 2012

(75%)

Page 57: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 46

3. Pedoman Persyaratan dan Tata

Cara Pelaksanaan Tindakan

Karantina terhadap Produk

Hewan MBM, Daging, Kulit

Industri, Susu dan Telur;

4. Penyempurnaan Pedoman

Persyaratan dan Tata Cara

Pelaksanaan Tindakan

Karantina Terhadap Media

Pembawa Sarang Burung

Walet;

3. 100%

4. 100%

3. Nota Dinas kepada

Setban Tgl 28

November 2012

(75%)

4. Nota Dinas kepada

Setban Tgl 28

Desember 2012

(75%)

Page 58: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 47

5. Pengawasan dan Tindakan

Karantina Terhadap Pemasukan

dan Pengeluaran Bahan

Patogen dan/atau Obat Hewan

6. Tindakan Karantina terhadap

Pemasukan dan Pengeluaran

Pakan dan/atau Bahan Pakan

5. 100%

6. 100%

5. Nota Dinas kepada

Setban Tgl 2 Juli

2012; Notifikasi ke

WTO dengan

nomor notifikasi

G/SPS/N/IND/57,

Tanggal 19

Nopember

2012(75%)

6. Nota Dinas kepada

Setban Tgl 30

Oktober 2012

(75%)

Page 59: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 48

Berdasarkan tabel 7, capaian target Pusat KH Kehani dapat dihitung

sebagai berikut:

Rata-rata nilai realisasi kegiatan: 100%

Rata-rata nilai capain out put: 79,2%

Rerata capaian target: 89,6%

Setelah dilakukan perhitungan, capaian target PK Pusat KH Kehani

memperoleh nilai 89,6% sehingga masuk dalam klasifikasi BAIK.

Berdasarkan UU No 10 Tahun 2004 yang telah diubah menjadi UU No 12

Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang

mana pada Pasal 5 huruf d bahwa dalam membentuk peraturan

perundang-undangan harus dilakukan berdasarkan pada azas peraturan

perundang-undangan yang baik, salah satunya adalah dapatdilaksanakan, yang artinya bahwa harus memperhitungkan efektifitas

peraturan perundangan tersebut di dalam masyarakat baik secara

filosofis, sosiologis maupun yuridis. Dengan demikian Pusat KH Kehani

dalam menghasilkan 6 (enam) Kebijakan tersebut dinilai dapatberimplementasi dalam operasional pelayanan dan pengawasan karena:

a. Dalam pengumpulan dan/atau pembahasan bahan telah

memperhatikan permasalahan teknis operasional yang sedang

dihadapi;

b. Setiap tahapan pembahasannya telah melibatkan UPTKP dan/atau

stakeholders terkait;

c. Telah mengacu pada Renstra dan kebijakan Pimpinan;

Total jumlah anggaran kegiatan Penetapan Kinerja tahun 2012 adalah

Rp. 1.914.254.000dengan realisasi sebesar Rp. 1.576.660.050 atau82,36%.

Page 60: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 49

Adapun total jumlah anggaran seluruh kegiatan Pusat KH Kehaniadalah

Rp. 10.697.252.000dengan realisasi Rp. 8.645.470.436 atau 80,82%.

Page 61: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 50

4. PERBANDINGAN KINERJA TAHUNAN 2011, 2012, DAN TINDAKLANJUT PADA TAHUN 2013

Pada tahun 2011, terdapat 6 kebijakan sebagai target PK dan seluruhnya

telah diselesaikaan Pusat KH Kehani. Dari keenam target PK tersebut, 3

diantaranya telah ditetapkan dalam bentuk Surat Keputusan. Adapun

pada tahun 2012, juga terdapat 6 kebijakan sebagai target PK yang

seluruhnya telah diselesaikan, dan dari keenam target PK tersebut, 1

diantaranya ditetapkan dalam bentuk Surat Keputusan. Setelah

membandingkan capaian kinerja tahun 2011 dan tahun 2012 dapat

dinyatakan bahwa capaian kinerja tahun 2011 cenderung lebih baik

daripada capaian kinerja pada tahun 2012. Hal tersebut dapat diakibatkan

oleh beberapa hal diantaranya terdapat beberapa permasalahan

operasional kebijakan karantina hewan di UPTKP yang diselesaikan

secara hukum yang cukup menyita waktu dan pemikiran, sehingga

penyelesaian PK dan kegiatan lainnya menjadi kurang optimal.

Penetapan kinerja tahun 2012 yang telah dicapai selanjutnya

ditindaklanjuti pada tahun 2013 dengan PK dan kegiatan sebagai berikut:

1) Pedoman Biosafety Laboratorium telah diapresiasikan pada tahun

2012 sehingga pada tahun 2013 ditindaklanjuti dengan melakukan

monitoring dan evaluasi.

2) Sebagai penguat Pedoman Pengawasan TIndakan Karantina di

Negara Asal, maka disusun Kebijakan Tindakan Karantina Hewan di

Luar Tempat Pemasukan dan di Luar Tempat Pengeluaran.

3) Setelah pada tahun 2012 dilakukan penyusunan kebijakan terhadap

BAH dan HBAH non konsumsi dan pada susu dan produk susu, pada

tahun 2013 penyusunan kebijakan diarahkan kepada BAH dan HBAH

konsumi lainnya.

4) Pada tahun 2012, kebijakan Pengawasan dan Tindakan Karantina

Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Patogen dan/atau Obat

Hewan yang penetapannya dilakukan oleh Menteri, telah diselesaikan,

Page 62: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 51

sehingga pada tahun 2013 ditindaklanjuti dengan melakukan

penyusunan terhadap Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan dan

Tindakan Karantina terhadap Bahan Patogen dan Obat Hewan, yang

ditetapkan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian.

5) Setelah kebijakan tindakan karantina terhadap pakan dan/atau bahan

baku pakan disusun pada tahun 2012, untuk tahun 2013 dilanjutkan

dengan melakukan penyusunan kebijakan Pengawasan dan Tata Cara

Pengawasan Media Pembawa Lain.

Page 63: LAKIP - Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/Lakip KH 2013 Full.pdf · Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (L AKIP) Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati

2012

Pusat KH Kehani | Laporan Akuntabilitas Kinerja 52

BAB IVPENUTUP

Berdasarkan uraian mengenai target, indikator kinerja utama dan analisis

capaian kinerja Pusat KH Kehani Tahun 2012, dapat disimpulkan bahwa

seluruh PK yang terdiri dari 6 (enam) Kebijakan yang dapat

berimplementasi telah dicapai dengan nilai 89,6% sehingga masuk dalam

klasifikasi BAIK. Dalam upaya pencapaian tersebut, hambatan utama

yang dihadapi adalah mengenai keberagaman struktur anggaran dan

tahapan kegiatan dalam kegiatan penyusunan kebijakan. Sehubungan

dengan hal tersebut, kedepan diharapkan perencanaan untuk kegiatan

penyusunan kebijakan operasional mengikuti ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor:

617/Kpts/HK.060/12/2003 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan

Perundang-Undangan di Lingkungan Departemen Pertaniansehingga

struktur anggaran dan tahapan kegiatan penyusunan kebijakan

operasional dapat memadai dan seragam.