kULIAH Endokrin Baru Maret 13
-
Upload
fina-ina-hamidah -
Category
Documents
-
view
129 -
download
3
description
Transcript of kULIAH Endokrin Baru Maret 13
KULIAH ENDOKRIN
Rahmini Shabariah
Fak Kedokteran Univ Muhammadyah Jakarta
TUJUAN PEMBELAJARAN
TIU •Menyebutkan ruang lingkup endokrin anak •Pertumbuhan linier•Mengetahui dan mendiagnosis Penyakit endokrin yang sering pada anak
TUJUAN PEMBELAJARAN
TIK •Mengenal gambaran klinik penyakit kelainan genetik/ kromosom : Syndrome Turner, Klinefelter, Gonadal xy_dysgenesis, Marfan dll •Dapat membuat diagnosis klinis penyakit Syndrome Down
TIK•Membuat diagnosis klinis dan tata laksana pendahuluan Penyakit IDDM dan komplikasi•Membuat diagnosis klinis dan tata laksana pendahuluan kelainan korteks adrenal •Membuat diagnosis klinis dan tata laksana pendahuluan kelainan hipertiroid dan hipotiroid
PERTUMBUHAN LINIER
Dr Hj Rahmini Shabariah SpA
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UMJ
PERTUMBUHAN LINIER NORMAL Proses bertumbuhnya individu
yang ditandai bertambah panjangnya tulang-tulang panjang.
Sejak masa konsepsi sampai menutupnya lempeng epifisis tulang panjang
Faktor yang mempengaruhi :1. Proses pertumbuhan intrauterin2. Faktor endokrin : GH. Tiroid , Insulin , IGFs3. Faktor lingkungan : nutrisi, emosi, kesehatan
Alat bantu pengukuran pertumbuhan linier4. Stadiometer/infantometer5. Kurva pertumbuhan linier6. Kurva percepatan pertumbuhan /velocity
o Kematangan biologik : Perkembangan biologik /somatik yg telah mencapai pola tertentu sesuai tahap tahapannya, Parameter : erupsi gigi dan bone age.
o Usia kronologis : tanggal /data lahiro Usia biologik : usia sesuai
maturasi mental dan maturasi fisik
Mid Parental high (MPH) : perkiraan tinggi akhir seorang anak yg dapat dicapai dari pengukuran TB ayah dan TB ibu dibagi dua
MPH = (TB ayah + TB ibu): 2
Potensi tingi genetik (PTG) : prediksi tinggi akhir anak sesuai potensi genetik berdasarkan data TB orangtua nya dg asumsi anak tumbuh optimal
An pr = (TB ayah-13cm)+TB ibu ± 8,5 cm 2
An lk = (TB ibu +13cm)+TB ibu ± 8,5 cm 2
PENGUKURAN PERTUMBUHAN Potensi Tinggi Genetik Tinggi Berdiri untuk anak usia 2-3 tahun Tinggi Duduk untuk menilai proporsi Rentang lengan melihat adanya
disproporsi pertumbuhan Panjang ekstremitas bawah , ratio atas :
bawah pada bayi = 1,6/1,8, untuk usia 8 tahun =1/1, dewasa laki-laki 0,92/1 , wanita 0,95/1
GANGGUAN PERTUMBUHAN
LINIER
HIPOTALAMUS Releasing homone : GnRH, LRH, TRH,
AcTRH Inhibiting hormone : GnIH , LIH, TIH Vasopresin = arginine vasopressin, ADH Oksitosin
HIPOFISIS
LOBUS ANTERIOR1. Tirotropin/TSH2. Kortikotropin/ACTH3. Growth hormone/GH4. Gonadotropin/FSH dan LH5. Gonadotropin ICSH6. Prolaktin7. ß lipoprotein
LOBUS MEDIUS DAN POSTERIOR Lobus Medius melanotropin/ MSH
Lobus Posterior Vasopresin/ADH/AVP Oksitosin
PROSES PERTUMBUHAN ANAK Periode pembuahan sd neonatal :
dipengaruhi maternal dan status gizi Periode awal setelah usia 1 tahun :
dipengaruhi GH dan IGF-1 Periode pubertas : kerjasama hormon
pertumbuhan akan menghasilkan growth spurt
PERAWAKAN PENDEK
DEFINISI Perawakan pendek/ short stature Tinggi badan yang berada di bawah
persentil 3 atau di bawah 2 simpang baku pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut.
EPIDEMIOLOGI Vimpan dkk: anak <-2SD di Scotland
Selatan perawakan pendek akibat kelainan organik 24%, familial dan keterlambatan tumbuh konstitusional 41%, KMK 7,5%, defisiensi GH 8% dan tidak diketahui 19%
KLASIFIKASI Normal A. Perawakan pendek familial genetikB. Lambat tumbuh konstitusional dan
perawakan pendek familial
1. PERAWAKAN PENDEK FAMILIAL1. Pertumbuhan selalu dibawah p.32. Kecepatan pertumbuhan normal 3. Umur tulang sesuai umur kronologis 4. Riwayat keluarga pendek terutama salah
satu 5. atau kedua orang tua pendek 6. Tinggi akhir dibawah p.3 tetapi masih dalam 7. range potensi tinggi genetik (-1 SD dan -
3SD)8. Onset pubertas normal
2. LAMBAT TUMBUH KONSTITUSIONAL CONSTITUTIONAL DELAY OF GROWTH PUBERTY
1. Perlambatan pertumbuhan linier pada 3 th pertama 2. Pertumbuhan linier N atau hampir N pada
prepubertas 3. Tinggi badan berkisar -1 SD-3 SD4. Kecepatan tumbuh sesuai umur5. Maturasi seksual terlambat 6. Usia tulang terlambat 2 tahun dg usia kronologis7. Tinggi badan akhir akan mencapai batas normal
PERAWAKAN PENDEK PATOLOGIS Penyebab serius Tidak tumbuh dengan normal Laju pertumbuhan <4,5 cm/thn setelah
umurnya 6 th lebih Maturasi tulang sangat terlambat, dibawah
tinggi yang diharapkan Biasanya terganggu dalam perkembangan
seksual
ETIOLOGIA. Malnutrisi (hipokalori, malabsorpsi, Celliac
disease)B. Endokrin (hipotiroid, defisiensi GH , Pubertas
prekoks, Penyakit Cushing , DM, DI )C. Kerusakan kromosom (Sindr. Turner, Sindr.
Down, Sindr Seckel, Sindr Cornelia de Lange) D. IUGR kecepatan tumbuh normalE. Gangguan perkembangan tulang
(akondroplasia, osteogenesis imperfecta)
PENDEKATAN DIAGNOSISKriteria awal :1. TB < 2 SD dari tinggi rata-rata
populasi2. Kecepatan tumbuh pada atau di
bawah persentil -25 ( < 4 cm / tahun pada anak usia 4-10 tahun)
3. Prakiraan tinggi dewasa di bawah mid parental height
4. Umur tulang terlambat
PENDEKATAN DIAGNOSIS
Kecepatan tumbuh
Normal
Variasi normal
Kurang
Patologis
Proporsional
BB/TB (-) ggn
Endokrin
BB/TB (+) Malnutrisi,
Sakit kronis , iugr
Disproporsional
U/L ratio & Arm span Displasia Tulang
PERAWAKAN TINGGI
DEFINISI TB terletak diatas persentil 97 / diatas +
2SD grafik pertumbuhan linier yg berlaku pada populasi ybs
Gejala klinik: TB > P97 Kecepatan pertumbuhan > 4
cm/tahun Adanya kelainan status pubertas
PEMERIKSAAN PENUNJANG Anamnesis riw keluarga,
pemeriksaan fisis, antropometri, kematangan seksual, pemeriksaan umur tulang, pemeriksaan hormon pertum buhan , pemeriksaan seks hormon,
ETIOLOGI1. Kelainan Endokrin : kelebihan GH,
gangguan perkembangan seksual (pubertas prekok, virilisasi, feminisasi, hypogonadism)
2. Kelainan non endokrin : Cerebral Gigantism (Sindrom Soto’s), Sindrom Klinefelter, XYY males, Sindrom Marfans
3. Variasi normal
SOTO’S SINDROME Sindrom klinis akibat kadar GH
meningkat, postur tubuh dismorfik, kelainan neurologik yg tidak progresif
Etiologi : idiopatik, disfungsi hipotalamus, diturunkan secara dominan
Gejala klinis : gigantisme, pertumbuhan cepat masa kanak-kanak, dahi menonjol, high arched palate, hypetelorism, long head, pointed chin, RM, advanced bone age,
SOTO’S SINDROME Impaired fine motor control, neonatal
iritability, feeding problem Diagnosis berdasarkan klinis dan
laboratorium
SINDROM KLINEFELTER Kelainan kromosom pada laki-laki
ditemukan 2 atau lebih kromosom X (47, XXY, Mosaic karyotipes, 48 XXXY atau 49 XXXXY) testis tidak berkembang, produksi testosteron rendah
Gejala klinis : jarang tampak pada masa prepuberitas, tampak lebih tinggi bentuk tubuh tidak proporsional , low upper/lower segment ratio)
SINDROM KLINEFELTER Kurus Genital abnormal, pallus kecil,
hipospadia, kriptorkismus, sebelum pubertas testis normal setelah pubertas testis disproporsional
RM GinekomastiaTata laksana : pemberian hormon
testosteron dan bedah rekonstruksi
XYY MALES Ekstra kromosom Y merupakan faktor
predisposisi untuk postur tinggi Jarang Gejala klinis : postur tinggi, berjerawat,
hipospadia, kriptorkismus, radioulnar synostosis, RM
SINDROM MARFAN Kelainan autosom dominan Jarang ditemukan, mutasi genetik
ditemukan 25-35% penderita Mutasi gen fibrilin pada kromosom 15 Gejala klinis : Skeletal : tall stature, long, thin
ekstremities, long fingers, skoliosis, pectus deformity
SINDROM MARFAN Ocular : Flat cornea, dislocated lens,
Myopia, retinal detachment Cardiovascular : diffuse aortic
aneurysm, mitral regurgitasiDiagnosis : klinis , ECGTata laksana : tidak spesifik
HIPOTIROIDISME
Dr. Rahmini Shabariah SpA
DEFINISI Defisiensi hormon tiroid.
T4 = tiroksin T3 = triiodo tironin
KLASIFIKASI I. HIPOTIROIDISME KONGENITAL
( KRETINISME hipotiroidisme kongenital di daerah
endemikII. HIPOTIRODISME DIDAPAT (ACQUIRED)
ETIOLOGI
1.H Primer - Tiroid 2.H Sekunder - Hipofisis 3.H Tersier - Hipotalamus
Epidemiologi
1. H ENDEMIK (GAKI )2. H SPORADIK
ETIOLOGI Penyebab Hipotiroid Kongenital
1.Disgenesis /Atireosis : aplasi, hipoplasi, Maldescent – Kelenjar ektopik 2.Dyshormogenesis 3.Obat-obatan (KJ, Goitrogen) 4.Defisiensi Iodium 5.Thyroid HormonE Unresponsiveness 6.Defisisensi TSH
Penyebab Hipotiroid didapat (Acquired) 1.Operasi 2.Auto immune Disease- Tiroidits Limfositik Kronik (HASHIMOTO) 3.Infeksi 4.Obat-obatan 5.Defisiensi Iodium
HIPOTIROID KONGENITALANGKA KEJADIAN ABU HANIFAH : KUANTAN 0,15% PER 50.000
PENDUDUK PFISTER (1933) : 32 KRETIN DI BATAK DUSUN SIMON (1933) : 17 KRETIN PADA SUKU ALAS, 57
KRETINOID, 11 KASUS RAGU-RAGU DARI 12.000 PENDUDUK
EERLAND (1932 ) : 126 KRETIN DI KEDIRI Angka kejadian 1 : 3000-5000 bayi Laki laki : perempuan = 1 : 2,5
FUNGSI T3 DAN T4
o PROSES METABOLIK TUBUH, LEBIH2 PEMAKAIAN O2
o MERANGSANG SINTESIS PROTEINo MEMPENGARUHI METAB KH, LEMAK,
VITAMINo MENGOLAH KAROTEN MENJADI VIT. Ao BERSAMA GH , UNTUK PERTUMBUHAN
BADAN
GEJALA KLINIS MASA BAYI
IKTERUS FISIOLOGIS LEBIH LAMA, KURANG MAU MINUM dan TERSEDAK, AKTIFITAS KURANG, LIDAH BESAR, KESUKARAN PADA PERNAPASAN, JARANG MENANGIS, BANYAK TIDUR, SEMBAB, OBSTIPASI, ABDOMEN BESAR, HERNIA UMBILIKALIS, SUHU TUBUH RENDAH, NADI LAMBAT, KULIT KERING DAN DINGIN, ANEMIA.
GEJALA KLINIS SESUDAH MASA BAYI UMUR 3 – 6 BULAN : RETARDASI MENTAL DAN FISIK SESUDAH MASA BAYI : PENDEK, ANGGOTA GERAK PENDEK, KEPALA KELIHATAN BESAR, UUB TERBUKA, HIPERTELORISME ( JARAK MATA BESAR), MULUT TERBUKA, LIDAH BESAR DAN LEBAR, GIGI TERLAMBAT TUMBUH, TANGAN LEBAR DAN JARI PENDEK, KULIT KERING, KERATONEMIA, MIKSEDEMA, HIPOTONIK, SUARA PARAU, TIDAK DAPAT BERBICARA.
WAJAH HIPOTIROID
INDEKS NEONATAL HIPOTIROID(QUEBEC)
GEJALA SKOR
1. MASALAH PEMBERIAN MAKANAN 1
2. KONSTIPASI 1
3. TIDAK AKTIF 1
4. HIPOTONI 1
5. HERNIA UMBILIKALIS 1
6. LIDAH BESAR 1
7. BERCAK PADA KULIT 1
8. KULIT KERING 1,5
9. UBUN-UBUN KECIL TERBUKA 1,5
10. MUKA EDEMA YANG KHAS 3
Total 13
Tersangka hipotiroid 8-10
Apgar Skor pada Hipotiroid GEJALA SKOR
1. Hernia umbilikalis 2
2. Tidak ada kromosom Y (female ) 1
3. Pucat dingin hipotermia 1
4. Edematous wajah tipikal 2
5. Makroglosia 1
6. Hipotonia 1
7. Ikterus > 3 hari 1
8. KULIT KERING dan kasar 1
9. UBUN-UBUN KECIL TERBUKA 1
10. Konstipasi 2
11, waktu gestasi > 40 mg 1
12. BB lahir > 3,5 kg 1
Total 15
Tersangka hipotiroid > 5
DIAGNOSIS BANDING1. MONGOLISME
2. HIPOPITUITARISME/ DWARFISM
3. OSTEOGENESIS IMPERFEKTA
4. AKONDROPLASIA
5. AMIOTONIA KONGENITAL
6. LIPODISTROPI(SINDROM HURLER)
7. PENYAKIT PENIMBUNAN GLIKOGEN
8. TURNER SYNDROM
PROGNOSIS MAKIN MUDA PEMBERIAN HORMON TIROID MAKIN
BAIK PROGNOSISNYA BILA TERAPI SETELAH UMUR 1 TAHUN BIASANYA
TIDAK TERCAPAI IQ YANG NORMAL PERTUMBUHAN BADAN BISA BAIK HIPOTIROID DIDAPAT : PENGOBATAN YG BAIK
PROGNOSIS LEBIH BAIK
SINDROME DOWNo 1866 JOHN LANGDOWN (INGGRIS)
PERTAMA KALI MENGGAMBARKAN KUMPULAN GEJALA SINDROM DOWN
o SUMBANGAN DOWN YG TERBESAR ADALAH KEMAMPUAN MENGENALI KARAKTERISTIK FISIK YG SPESIFIK DAN DISKRIPISI YG JELAS TTG KEADAAN INI
o SINDROM DOWN : FENOTIP, KECERDASAN TERBATAS, AKIBAT KROMOSOM 21 YG BERLEBIH
Trisomi Reguler 95 %
Translokasi 4-5 %
Mosaik 0.5-1 %
TRISOMI 21
EPIDEMIOLOGI KELAINAN KROMOSOM AUTOSOMAL TERBANYAK 1,0 – 1,2 PER 1000 KELAHIRAN HIDUP 20% ANK SINDROM DOWN DILAHIRKAN OLEH IBU USIA
DIATAS 35 TAHUN
ETIOLOGI GENETIK : RESIKO BERULANG BILA DALAM KELUARGA TDP
SINDROM DOWN RADIASI : UCHIDA 1981 – 30% IBU MENGALAMI RADIASI
PERUT SEBELUM KONSEPSI INFEKSI AUTOIMUN UMUR IBU : DIATAS 35 TAHUN UMUR AYAH
SITOGENETIK MEMPUNYAI 3 KROMOSOM NO.21 – TRISOMI 21
GEJALA KLINIS PUESCHEL (1983) MEMBUAT TABEL FREKUENSI FENOTIP YG
PALING SERING :SUTURA SAGITALIS TERPISAH 98 %
FISURA PALPEBRALIS YG MIRING 98 %
JARAK YG LEBAR ANTARA JARI KAKI I DAN II 86 %
FONTANELLA PALSU 95 %
“PLANTAR CREASE”JARI KAKI I DAN II 94 %
HIPEREFLEKSIBILITAS 91 %
PENINGKATAN JARINGAN SEKITAR LEHER 87 %
BENTUK PALATUM YG ABNORMAL 85 %
HIDUNG HIPOPLASTIK 83 %
GEJALA KLINIS
KELEMAHAN OTOT 81%
HIPOTONIA 77 %
BERCAK BRUSHFIELD PADA MATA 75 %
MULUT TERBUKA 65 %
LIDAH TERJULUR 58 %
LEKUKAN EPIKANTUS 57 %
“SINGLE PALMAR CREASE” TANGAN KIRI 55 %
“SINGLE PALMAR CREASE” TANGAN KANAN 52 %
“BRACHICLINODAKTILY” TANGAN KIRI 51 %
“BRACHICLINODACTILY” TANGAN KANAN 50 %
JARAK PUPIL YG LEBAR 47 %
TANGAN PENDEK DAN LEBAR 38 %
GEJALA KLINIS
OKSIPUT YG DATAR 35 %
UKURAN TELINGA YG ABNORMAL 34 %
KAKI YG PENDEK DAN LEBAR 33 %
BENTUK/STRUKTUR TELINGA ABNORMAL 28 %
LETAK TELINGA ABNORMAL 16 %
KELAINAN TANGAN LAINNYA 13 %
KELAINAN MATA LAINNYA 11 %
SINDAKTILI 11 %
KELAINAN KAKI LAINNYA 8 %
KELAINAN MULUT LAINNYA 2 %
TUMBUH KEMBANG ANAK SINDROM DOWN
TERDAPAT VARIASI YG LUAS PD SEMUA ASPEK KEHIDUPAN
PERTUMBUHAN FISIK : SANGAT PENDEK – TINGGI DIATAS RATA-RATA
BB KURANG – OBESITAS INTELEKTUAL : RETARDASI MENTAL – NORMAL EMOSI : LEMAH, TIDAK AKTIF – AGRESIF,
HIPERAKTIF KECEPATAN TUMBUH : LEBIH RENDAH ANAK
NORMAL,SERING TERDAPAT HIPOTIROID
PENATALAKSANAANA. PENANGANAN MEDIS PENDENGARAN : 70-80% TERDAPAT GANGG
PEDENGARAN,PEMERIKSAAN THT RUTIN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN : 30-40% PENGLIHATAN : SERING KATARAK NUTRISI : YG DISERTAI KEL KONGENITAL SERING
ADA GANGG PRTUMBUHAN WAKTU KECIL, SERING JUGA TERJADI OBESITAS SETELAH REMAJA
KELAINAN TULANG : DISLOKASI PATELA, SUBLUKSASIO PANGKAL PAHA
LAIN-LAIN : IMUNOLOGI, GANGG METABOLISME, KEKACAUAN BIOKIMIAWI
Dr Rahmini Shabariah SpA
HIPERPLASIA ADRENAL
KONGENITAL
DEFINISI Perubahan histologis jaringan kortikal adrenal akibat peningkatan ACTH plasma kronis Peningkatan ACTH akibat sekunder dari
kortisol plasma yang rendah Kortisol rendah akibat dari berkurangnya atau tidak adanya aktivitas satu dari 5 enzim yang mensitensis kortisol dari kolesterol korteks adrenal
JALUR PENGATURAN
Hipothalamus
Hipofisis
Korteks adrenal
Kortisol menurun
CRH meningkat
ACTH meningkat
(+)
(+)
PATOGENESIS
Mineral kortikoid
Glukokortikoid
Sex Hormon
Pregnenolon
17 ά OH lase
17 OH Pregnenolon
17,20 ά OH lase
Dehidroepiandrosteron
androstenediol
Progesteron 17 ά OH lase
17 OH Progesteron
17,20 ά OH lase
Androstenedion
Testosteron
Deoxycorticosteron
11 deoxycortisol
Estrone Estradiol
Corticosteron
Cortisol
18 0H Cortiosteron
Aldosteron
21 OH lase
21 OH lase
11 β OH lase
3 βHSD
AROMATASE
17 β HSD
GEJALA KLINISA. Defisiensi enzim 21 hidroksilase (90-
95%) terjadi : defisiensi sintesis aldosteron (salt loosing), hipokortisol (adison) dan mengakibatkan androstenedion meningkat sehingga sintesis testosteron meningkat.
Perempuan : virilisasi, maskulinisasi genitalia eksterna anomali uretra
Laki-laki : pubertas prekoks,
GEJALA KLINIS Seks genetik, defisiensi gonad, dan
morfogenesis genitalia interna normal. Selama tidak ada kelainan sekresi anti Mullerian hormon
Peningkatan androgen adrenal akan menekan aksis hipotalamus gonad sehingga mencegah pematangan testis
B. Defisiensi ß hidroksi steroid dehidrogenase
1. Jarang, bentuk klasik dan non klasik2. Derajat ambigous genitalia bervariasi Laki-laki : hipospadia, bifid skrotum,
mikropenis Perempuan : klitoromegali
dengan/tanpa fusi labia
TANDA-TANDA KEGAWATAN Akibat salt loosing : hiponatremia,
hiperkalemia, Hipokortisol akan terjadi hipoglikemia Hipokortisol maka tubuh rentan
terhadap stress Kegawatan sosial krn sulit
membedakan laki-laki atau perempuan
PEMERIKSAAN PENUNJANG1. 17 alfa hidroksi progesteron2. 17 ketosteron urin3. USG untuk menentukan hiperplasia
adrenal4. Kromosom seks5. Bone Age
TATA LAKSANA1. Hipokortisol ACTH dan CRH
meningkat, testosteron meningkat 2. Koreksi gangguan elektrolit3. Penanganan hipoglikemi dan
hipertensi4. Konseling5. Bedah rekonstruksi bila perlu
PEMANTAUAN Virilisasi, pubertas prekoks dan
kecepatan pertumbuhan tulang Tanda-tanda kegawatan Psikologis anak dan orang tua Edukasi
DIABETES MELITUS
PENDAHULUAN Penyakit dengan kenaikan kadar gula
darah kronik yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan genetik atau kombinasi keduanya
Hiperglikemia terjadi karena kurangnya sekresi insulin atau ada faktor yang menghambat kerja insulin gangguan metabolisme KH, protein dan lemak
Penyulit yang sering terjadi ketoasidosis, penyakit pada pembuluh kapiler ginjal , retina, kerusakan saraf perifer dan arteriosklerosis.
KLASIFIKASI DM Menurut WHO 1985 A. Klasifikasi klinis : 1. Diabetes Mellitus : a. Tipe 1 (IDDM) b. Tipe 2 (NIDDM) c. Tipe lain 2. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) : obese, non obese, sebab sindrom tertentu 3. Diabetes Gestasional 4. Malnutrition Related DM
IDDM Karakteristik : Rendahnya kadar insulin endogen Awitan terbanyak pada usia muda Berhubungan dengan HLA DR3 dan
HLA DR4 Gejala klinis : poliuri, polidipsi, dan polifagia , penurunan berat badan,
lemah, gangguan penglihatan, depresi SSP dan kesadaran menurun
IDDM NIDDM
1. Terdapat kerusakan pankreas
2. Produksi insulin (-)
3. Terjadi karena proses autoimun
4. Terdapat kerentanan respons imun
1. Tidak ada kerusakan pankreas
2. Produksi insulin (+) tetapi fungsi biologiknya jelek dan sekresinya terlambat
3. Karena sebab lain4. Tidak terdapat
kerentanan respons imun
PERBEDAAN PATOFISIOLOGI
PERJALANAN KLINIS IDDM1. Fase inisial : saat timbul gejala sampai
diagnosis tegak. Sering didahului infeksi, goncangan emosi, trauma fisis.
2. Fase penyembuhan : setelah beberapa hari mendapat pengobatan, sensitivitas jaringan terhadap insulin (+)
3. Fase remisi (honeymoon period) : kebutuhan insulin menurun, dapat terjadi hipoglikemia, berlangsung beberapa minggu-bulan
4. Fase intensifikasi : 16-18 bulan setelah diagnosis tegak , terjadi kekurangan insulin endogen
LABORATORIUM1. Kadar glukosa darah plasma puasa dan 2 jam
pasca pemberian 17,5 g/kg BB 2. Glukosa dan benda keton dalam urin3. DPL : hemokonsentrasi, leukositosis5. Hemoglobin glikosilat (HbA₁C )
meningkatLemak darah meningkat6. Insulin dan C-peptida 7. pH dan serum bikarbonat menunjukkan
asidosis 8. Peningkatan antibodi sel ß , autoantibodi
insulin di serum
DIAGNOSIS1. Gejala diabetes klasik (+)2. Bila gejala (-) /asimptomatik tetapi
kadar glukosa darah puasa dan tes toleransi glukosa oral meningkat
3. Kadar C-peptida menurun dalam plasma
4. Adanya antibodi sel ß , auto antibodi insulin yg meningkat dalam plasma
TUJUAN PENATALAKSANAAN1. Mengurangi / meniadakan gejala diabetes 2. Mencegah terjadinya ketoasidosis diabetik3. Penghindaran terjadinya hipoglikemi4. Mempertahankan tumbuh kembang yg
normal dan mencegah obesitas5. Mempertahankan emosional pasien yg baik6. Mencegah komplikasi kronik 7. Mencegah hiperkolesterolemia8. Deteksi dini gangguan yang berhubungan
dg autoimun
TATA LAKSANA1. Pemberian insulin2. Tata laksana dietetik3. Olah raga4. Pemantauan mandiri5. Edukasi
INSULINTujuannya : mengembalikan metabolisme KH, protein dan lemak kepada keadaan normal, target kadar glukosa serum yang ingin di capaiadalah puasa 80-120 mg/dL dan 2 jam
sesudah makan < 180 mg/dl dan pada jam 03.00 pagi > 70 mg/dl.
PERHATIAN1. Jenis preparat insulin : asal, awitan
dan lama kerja2. Dosis insulin3. Kapan pemberian dan cara
penyuntikan4. Penyimpanan insulin
DIETETIKTujuannya mempertahankan kadar
glukosa darah mendekati normal, dengan
menjamin kalori yang diberikan cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme basal,
pertumbuhan pubertas, maupun aktivitas yang
dilakukan.
OLAH RAGAAkan menurunkan kebutuhan insulin. Perlu diperhatikan jenis OR, intensitasnya, tingkat kebugaran dan kebiasaan pasien
sehari-hari
PEMANTAUAN MANDIRIPenyakit kronik yang memerlukan
pengobatan jangka panjang. Pasien dan keluarga
harus dapat melakukan pemantauan sendiri kadar
glukosa darahnya : Pemantauan reduksi urin Pemantauan glukosa darah Pemantauan komplikasi dan cara
mengatasi
EDUKASIPenyuluhan bagian integral terapi IDDM, dilakukan kepada pasien, keluarga, guru,
dan dokter keluarga
KOMPLIKASI1. Komplikasi akut ; KAD, Hipoglikemia,
(asimptomatik, ringan, sedang dan berat)
2. Komplikasi subakut : lipoatrofi dan lipohipertrofi, gangguan skeletal dan sendi, gagal pertumbuhan, dll
3. Komplikasi kronis: retinopati diabetika, nefropati diabetika, neuropati
4. Prognosis bertambah sesuai lama sakit, tumbuh kembang terganggu.
KETOASIDOSIS DIABETIK Kedaruratan medik akibat gangguan
metabolisme glukosa dg tanda tanda hiperglikmia (GD > 300 mg/dL) hiperketonemia/ketonuria dan asidosis metabolik (pH < 7,3 dan bicnat darah < 15 mEq/L)
Pembagian KAD1. Ringan pH < 7,3 dan Bic nat < 15
mEq/L2. Sedang pH <7,2 dan Bicnat < 10
mEq/L3. Berat pH < 7,1 dan Bicnat < 5 mEq/
L
ETIOLOGI KAD1. Penghentian pemberian Insulin2. Penyakit yg meningkatkan kenaikan
metabolisme3. Pasien baru DM tipe 1
GEJALA KLINIS1. Sensorium menurun2. Nyeri kepala tiba tiba3. Muntah-muntah4. Inkontinensia uri5. Gelisah, disoreientasi, agitasi6. Hipotermi, hiper/hipotensi,
taki/bradikardi), sesak napas atau apneu
7. Ophtalmoplegia8. Edema9. Kejang-kejang
TATA LAKSANA Gunakan cairan kristaloid RL.RA, NaCl
0,9% Dehidrasi 10 % atau 15 % Apabila syok beri loading cairan 20
cc/kgBB/cepat Kebutuhan rumat (1000 cc untuk 10 kg
pertama, 500 cc untuk 10 kg ke dua dan 20 cc untuk 10 kg berikutnya)
Jumlahkan cairan dehidrasi dan rumatan dikurangi cairan loading dan cairan untuk insulin drip
Jumlah cairan tidak lebih 4000 ml/m2/hari
Bila osmolaritas > 320 mosm/L koreksi dalam 36 jam , bila lebih dari 340 mosm/L koreksi dalam 48 jam
Insulin diberikan setelah terjadi perbaikan perfusi jaringan, dg dosis 0,1 U/kgBB/jam dg pompa infus secara terpisah dari cairan lainnya
( 10 u insulin dalam 100 cc setara dg 1cc campuran = 0,1U RI dan dosis 1cc/kgBB/jam)
Penurunan kadar gula darah tidak lebih > 216 mg/dl/jam)
Jika kadar gula darah mencapai 250 mg/dL atau lebih rendah segera tambahkan cairan D5% jika GD < 150 mg/dL diberika cairan D10% dan dosis insulin disesuaikan menjadi 0,05U/kgBB/jam
Jika kadar GD sudah < 200 mg/dL dipertimbangkan pemberian insulin subkutan
KOMPLIKASI Hipoglikemia Asidosis Persisten kadar bicnat < 10
mEq/L setelah 8 sd 10 jam pengobatan Hipokalemia Edema intraserebral
GANGGUAN PUBERTAS
DEFINISI Pubertas yang muncul pada usia dini,
perempuan pada usia < 8 tahun dan laki-laki pada usia < 9 tahun
Faktor yang mempengaruhi pubertas1. Etnis2. Sosial3. Psikologis4. Nutrisi5. Penyakit kronis dll
TELARS PREMATUR Pembesaran payudara tanpa disertai tanda
seks sekunder lain Salah satu atau ke dua payudara Paparan estrogen eksogen : ingesti, kulit,
kontak lingkungan Perjalanan alamiah regresi, persisten,
progresif, menjadi pubertas prekok sentral Klinis : bone age sesuai usia, pertumbuhan
linier normal Pemeriksaan USG uterus dan serviks dan
pemeriksaan FSH, LH dan uji stimulasi LHRH
PUBARCHE PREMATUR Munculnya rambut pubis sebelum usia
pubertas tanpa disertai tanda seks sekunder lain
Maturasi dini zona retikularis korteks adrenal yg menyebabkan produksi androgen meningkat
DHEAS meningkat, testosteron sesuai prepubertas
Muncul bisa bersamaan dg rambut aksila
Jika tidak ada tanda virilisasi/cushingoid DHEAS sesuai nilai pubertas Bone Age tidak lebih dari 1 tahun usia
kronologis tidak perlu terapi
GINEKOMASTIA Pembesaran kelenjar mammae yg
terjadi pada laki-laki Akibat gangguan fisiologi hormon
steroid yg bersifat sementara maupun menetap
Penurunan ratio androgen terhadap estrogen
Perjalanan klinis dipantau tiap 3 bulan
TATA LAKSANA Riw obat-obatan , riw keluarga (prolong
gynekomastia) Identifikasi ada tidaknya penyakit kronis
(hipertiroid, hipogonadism, malnutrisi dll)
Laboratorium : fungsi hati, ginjal dan tiroid
LH, FSH, estradiol, testosteron, HCG, DHAS, prolaktin,
USG hati/ginjal/testis MRI
PUBERTAS TERLAMBAT Timbul pada usia lebih 13 tahun u
perempuan dan lebih 14 tahun u laki-laki
Klasifikasi 1. Hypergonadotropin hypogonadism
kelainan pada gonad2. Hypogonadotropic hypogonadism
kelainan pada hipotalamus atau hipofisis
Pemeriksaan : kromosom, hormon, pencitraan
Tata laksana ; testoseron dan etinil estradiol
Aspek psikososial