Kualitas Pendidikan Indonesia (Refleksi 2 Mei) - KOMPASIANA

7
Kualitas Pendidikan Indonesia (Refleksi 2 Mei) 03 Mei 2013 17:42:21 Dibaca : 8073 Tanggal 2 Mei kemarin, bangsa Indonesia memperingati hari Pendidikan Nasional dimana tanggal tersebut merupakan hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah salah satu pelopor penggerak kemajuan pendidikan di Indonesia dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa yang memberikan kesempatan bagi rakyat jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak- anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Jadi, pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. (Soekidjo Notoatmodjo. 2003 : 16) sehingga definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002 : 263). Tujuan dari pendidikan tercantum di dalam alinea ke 3 UUD 1945 yang diimplementasikan pada UU Nomor 2 tahun 1989 (http://id.wikipedia.org/w/index.php? title=UU_Nomor_2_tahun_1989&action=edit&redlink=1). Secara jelas disebutkan Tujuan Pendidikan yaitu "Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Siapa sajakah yang dimaksud dengan pelaku pendidikan? Menurut saya, pelaku pendidikan ada tiga unsur yaitu : pemerintah, pendidik dan peserta didik. Pemerintah dalam hal ini sebagai penyelenggara pendidikan, yaitu menetapkan sistem pendidikan yang akan diterapkan dalam proses didik, mulai dari kurikulum hingga biaya pendidikan. Pendidik yaitu tenaga pengajar untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Dan peserta didik adalah penerima didikan tersebut. Ketiga unsur ini saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Kaitannya adalah dalam hal kualitas dan kuantitas pendidikan. Kualitas dan Kuantitas Pendidikan di Indonesia UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 berdasarkan penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan. Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian,

description

Artikel

Transcript of Kualitas Pendidikan Indonesia (Refleksi 2 Mei) - KOMPASIANA

  • 13/6/2015 KualitasPendidikanIndonesia(Refleksi2Mei)KOMPASIANA.com

    http://www.kompasiana.com/www.savanaofedelweiss.com/kualitaspendidikanindonesiarefleksi2mei_5529c509f17e610d25d623ba 1/7

    Kualitas Pendidikan Indonesia (Refleksi 2Mei)03 Mei 2013 17:42:21 Dibaca : 8073

    Tanggal 2 Mei kemarin, bangsa Indonesia memperingati hari Pendidikan Nasional dimanatanggal tersebut merupakan hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah salah satupelopor penggerak kemajuan pendidikan di Indonesia dengan mendirikan Perguruan TamanSiswa yang memberikan kesempatan bagi rakyat jelata untuk bisa memperoleh hakpendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.

    Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang adapada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakatdapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Jadi, pendidikanadalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelakupendidikan. (Soekidjo Notoatmodjo. 2003 : 16) sehingga definisi pendidikan adalah prosespengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usahamendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatanmendidik. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002 : 263).

    Tujuan dari pendidikan tercantum di dalam alinea ke 3 UUD 1945 yang diimplementasikanpada UU Nomor 2 tahun 1989 (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=UU_Nomor_2_tahun_1989&action=edit&redlink=1). Secara jelas disebutkan TujuanPendidikan yaitu "Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusiaIndonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YangMaha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatanjasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawabkemasyarakatan dan kebangsaan.

    Siapa sajakah yang dimaksud dengan pelaku pendidikan? Menurut saya, pelaku pendidikanada tiga unsur yaitu : pemerintah, pendidik dan peserta didik. Pemerintah dalam hal inisebagai penyelenggara pendidikan, yaitu menetapkan sistem pendidikan yang akanditerapkan dalam proses didik, mulai dari kurikulum hingga biaya pendidikan. Pendidik yaitutenaga pengajar untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Dan pesertadidik adalah penerima didikan tersebut. Ketiga unsur ini saling berkaitan antara satu denganyang lain. Kaitannya adalah dalam hal kualitas dan kuantitas pendidikan.

    Kualitas dan Kuantitas Pendidikan di Indonesia

    UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120berdasarkan penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks PembangunanPendidikan. Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian,

  • 13/6/2015 KualitasPendidikanIndonesia(Refleksi2Mei)KOMPASIANA.com

    http://www.kompasiana.com/www.savanaofedelweiss.com/kualitaspendidikanindonesiarefleksi2mei_5529c509f17e610d25d623ba 2/7

    yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, angkapartisipasi menurut kesetaraan gender, angka bertahan siswa hingga kelas V Sekolah Dasar.(UNESCO : 2012). Sementara itu The United Nations Development Programme ( UNDP ) tahun2011 juga telah melaporkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM ) atau Human DevelopmentIndex (HDI) Indonesia mengalami penurunan dari peringkat 108 pada 2010 menjadi peringkat124 pada tahun 2012 dari 180 negara. Dan pada 14 Maret 2013 dilaporkan naik tiga peringkatmenjadi urutan ke-121 dari 185 negara. Data ini meliputi aspek tenaga kerja, kesehatan, danpendidikan. Dilihat dari kasaran peringkatnya, memang menunjukkan kenaikan, tetapi jikadilihat dari jumlah negara partisipan, hasilnya tetap saja Indonesia tidak naik peringkat.

    Artikel pada website BBC 2012, Sistem Pendidikan Indonesia Menempati Peringkat Terendahdi Dunia, diberitakan bahwa menurut tabel Liga Global yang diterbitkan oleh Firma PendidikanPearson. Ranking ini memadukan hasil tes internasional dan data seperti tingkat kelulusanantara 2006 dan 2010. Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil. Duakekuatan utama pendidikan, yaitu Finlandia dan Korea Selatan, diikuti kemudian oleh tiganegara di Asia, yaitu Hong Kong, Jepang dan Singapura.(http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/11/121127_education_ranks.shtml(http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/11/121127_education_ranks.shtml)).

    Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masihsangat rendah. Menurut saya, ada beberapa penyebab yaitu :

    a. Aturan-aturan dan kebijakan pendidikan dan yang tidak tepat. Ini dapat kita lihat pada UUPT No 12 Tahun 2012 pasal 76, dikatakan bahwa jika mahasiswa tidak mampu membiayaipendidikannya, maka biaya akan ditanggung oleh pemerintah dalam beberapa bentuk, salahsatunya adalah dengan membebaskan mahasiswa dari pungutan biaya selama kuliah. Namunimplementasi dari UU tersebut berbanding terbalik dengan realitas yang ada. Biayapendidikan yang makin tinggi, fasilitas pendidikan yang belum memadai hingga kualitaspengajar yang tidak representatif. Pada Januari 2013 lalu, pemerintah memutuskan untukmenghapus RSBI karena dianggap melebarkan kesenjangan antara si murid miskin dan kaya.Namun, menurut saya itu tidaklah signifikan karena jika standar mutu pendidikan kita bagus,tidak akan muncul kesenjangan-kesenjangan, termasuk sekolah khusus. Biaya pendidikanmerupakan kendala utama untuk mngenyam pendidikan saat ini. Walaupun beberapa institusipendidikan sudah mendapat subsidi dari pemerintah untuk meringankan beban peserta didik,namun tetap saja hal itu masih belum karena distribusinya pun tidak sesuai dengankebutuhan masing-masing institusi pendidikan. Jika dalam konstitusi negara kita sajamenjamin hak setiap warga negaranya untuk memeproleh pendidikan, namun mengapasampai hari ini kita belum menikmati pendidikan gratis atau setidak-tidaknya terjangkau olehmasyarakat miskin sekalipun.

    b. Kurikulum yang disusun oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan terlalu menekankanaspek kognitif, sehingga peserta didik terpenjara hanya pada ruang belajarnya kemampuansosialisasi pendidikan sangat kurang. Ukuran yang dipakai dalam penentuan kelulusan jugamenurut saya tidak mampu menunjukkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ujian Nasionalmisalnya, hanya didasarkan pada penilaian standard setting (batas angka penilaian kelulusan)dan kompetensi minimum sehingga peringkat kelulusan tidak seimbang. UN pun menjadimomok yang menakutkan bagi para peserta didik. mereka dipaksakan untuk memenuhi nilai

  • 13/6/2015 KualitasPendidikanIndonesia(Refleksi2Mei)KOMPASIANA.com

    http://www.kompasiana.com/www.savanaofedelweiss.com/kualitaspendidikanindonesiarefleksi2mei_5529c509f17e610d25d623ba 3/7

    standar tersebut. Padahal, kemampuan setiap orang tidaklah sama. Hasil studi PISA (Programfor International Student Assessment), yaitu studi yang memfokuskan pada literasi bacaan,matematika, dan IPA, menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besarterbawah dari 65 negara. Hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and ScienceStudy) menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat rendah dalam beberapa halseperti memahami informasi yang kompleks, memahami teori, analisis dan pemecahanmasalah, serta dalam hal investigasi ilmu.

    c. Distribusi material pendidikan juga masih tidak merata. Kesenjangan antara kota dan desamasih lebar. Di kota, siswa-siswa sudah akrab dengan teknologi pendukung pendidikan sepertiinternet dan perpustakaan yang lengkap, di desa jangankan perpustakaan, gedung sekolahsaja masih sangat memprihatinkan. . Lantas bagaimana dengan anggaran pendidikan dalamAPBN? Apakah telah terdistribusikan dengan merata sesuai dengan kebutuhan di tiap daerah?Berbagai kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi, indikasikorupsi anggaran termasuk masih adanya kecurangan di dalam Ujian Nasional/UN jugamenunjukkan kinerja pemerintah yang masih sangat minim, hal yang patut kita pertanyakankepada pemerintah kita saat ini.

    d. Kualitas dan kuantitas tenaga pendidik di Indonesia masih sangat rendah. Survei dari WorldBank yang melibatkan sedikitnya 12 negara di Asia menunjukkan, kualitas pendidikanIndonesia berada pada posisi terendah se-Asia. Walaupun secara kuantitas jumlah tenagapendidik di Indonesia cukup memadai, namun sayangnya tidak diimbangi dengan distribusiyang sesuai dengan kebutuhan dan mutu tenaga pendidik yang tinggi. Hal ini dapat dibuktikandengan masih banyaknya guru yang belum sarjana, namun mengajar di SMU/SMK, sertabanyaknya guru yang mengajar tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka miliki. Belumlagi rekruitmen guru yang sejauh ini masih terindikasi adanya kecurangan sehinggakelayakannya patut dipertanyakan. Dari data Kemendiknas 2010 akses pendidikan diIndonesia masih perlu mendapat perhatian. Terdapat lebih dari 54% guru memiliki standarkualifikasi yang perlu ditingkatkan. Sertifikasi pun sepertinya hanya menjadi ajang menaikkanjumlah pendapatan saja tanpa memperhatikan mutu dari sertifikasi itu sendiri. Selama inimemang gaji tenaga pendidik di Indonesia masih terhitung rendah dan fasilitas yang sangatminim.

    Mengubah Pendidikan di Indonesia

    Bercermin dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka menurut saya adabeberapa solusi yang bisa menjadi tawaran. Yang pertama adalah dengan membenahikurikulum pendidikan kita. Kurikulum adalah pilar penentu arah pendidikan kita. Kurikulumyang dibuat untuk kepentingan pasar, akan mengarahkan pendidikan kita pada pemenuhanpasar pula. Akibatnya output dari peserta didik diarahkan untuk bersaing dalam pemenuhankomoditas SDM yang memang dipersiapkan untuk kebutuhan industri. Dan karenapersaingan, akhirnya dianggap menjadi wajar kalau sarjana kita bergaji rendah dan tidak layakpakai. Kurikulum kita perlu direorientasi kepada pendidikan kritis dan ilmiah sehingga tidakmembebani peserta didik dan memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkanpotensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengankemampuan dirinya. Kurikulum juga haruslah terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,budaya, teknologi, seni dan lingkungan. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan

  • 13/6/2015 KualitasPendidikanIndonesia(Refleksi2Mei)KOMPASIANA.com

    http://www.kompasiana.com/www.savanaofedelweiss.com/kualitaspendidikanindonesiarefleksi2mei_5529c509f17e610d25d623ba 4/7

    kehidupan. Pendidikan tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya danpengembangan kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhandan lingkungan hidup. mampu memandu upaya karakterisasi nilai-nilai kemanusiaan padapeserta didik.

    Yang kedua menurut saya adalah dengan meningkatkan kualitas para pendidik kita. Karenapenyampai informasi ilmu pengetahuan ada pada pendidik. Melalui interaksi langsung padaproses belajar dan mengajar inilah berawalnya kualitas pendidikan. Sejauh mana para pesertadidik mampu menangkap, memahami dan menerapkan bahan-bahan ajaran dalam kurikulumpendidikan, tidak terlepas dari metode penyampaian dan kompetensi yang dimiliki oleh parapendidik. Artinya, secara keseluruhan kualitas pendidikan berawal dari kualitas pembelajaranyang dilaksanakan oleh pendidik kita. Untuk itulah diperlukan sekolah kependidikan bagi parapendidik yang disediakan oleh pemerintah, pelatihan-pelatihan dan pengembangan ilmupengetahuan yang diselenggarakan secara berkesinambungan dan terarah sehingga kitamemiliki tenaga pendidik yang ahli, terampil dan memiliki kapabilitas yang tinggi. Disampingitu, kesejahteraan para pendidik kita perlu diperhatikan oleh pemerintah dengan caramenaikkan gaji dan memberikan fasilitas untuk mereka. Sangat memprihatikan jika melihatpendapatan guru honorer hanya 1 : 5 dari pendapatan guru PNS jika dihitung berdasarkanUMP tiap propinsi. Gaji yang di dapat dari honor mengajar masih jauh dari cukup. Jumlah inisangat tidak memenuhi standar KHL dan sangat tidak sebanding dengan pengabdian merekauntuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kualitas pendidikan yang seperti apa yang akan kitacapai, jika kesejahteraan guru masih sangat jauh di bawah rata-rata.

    Yang ketiga adalah dengan membuat pendidikan kita dapat dinikmati oleh seluruh lapisanmasyarakat. Caranya adalah dengan menurunkan biaya pendidikan semurah-murahnyahingga gratis. Alokasi anggaran pendidikan haruslah diperbesar dan pemangkasan anggaranyang tidak perlu sehingga upaya untuk membangun infrastruktur pendidikan yang layak jugabisa terwujud. Juga dengan pemerataan distribusi anggaran dan juga material pendidikanhingga ke pelosok daerah sehingga tidak ada lagi kesenjangan dalam hal memperolehinformasi ilmu pengetahuan. Sudah barang tentu tidak mudah mewujudkan hal ini. Namunkembali lagi bersandar pada konstitusi yang membuat pemerintah berkewajiban untuk terusberupaya mewujudkannya. Dan juga karena pendidikan adalah hak, bukan hak istimewa, danitu berarti sudah menjadi tanggung jawab negara untuk melaksanakan pendidikan yang gratis,ilmiah dan demokratis untuk rakyatnya.

    Jika negara mampu mewujudkan hal-hal tersebut di atas, maka bukan menjadi hal yang takmungkin bahwa "Pendidikan untuk Semua" bisa terwujud di negeri kita ini.

    Qory Dellasera

    Qory Dellaserahttp://www.kompasiana.com/www.savanaofedelweiss.com (http://www.kompasiana.com/www.savanaofedelweiss.com)

    (http://www.kompasiana.com/)

    LOGIN

    (http://www.kompasiana.com/signin?continue=http%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Fwww.savanaofedelweiss.com%2Fkualitas-pendidikan-indonesia-refleksi-

    2-mei_5529c509f17e610d25d623ba)

  • 13/6/2015 KualitasPendidikanIndonesia(Refleksi2Mei)KOMPASIANA.com

    http://www.kompasiana.com/www.savanaofedelweiss.com/kualitaspendidikanindonesiarefleksi2mei_5529c509f17e610d25d623ba 5/7

    KOMPASIANA ADALAH MEDIA WARGA, SETIAP KONTEN DIBUAT DAN MENJADI TANGGUNG JAWAB PENULISNYA.

    TAG #edukasi (http://www.kompasiana.com/tag/edukasi)#humaniora (http://www.kompasiana.com/tag/humaniora)

    TOTAL KOMENTAR : 1

    TERVERIFIKASIMenulis adalah bekerja untuk keabadian -PAT-

    Selengkapnya... (http://www.kompasiana.com/www.savanaofedelweiss.com)

    Follow

    0 0

    0 0

    REKOMENDASI

    Siapa Yang Menilai Tulisan Ini ? 2

    BERI NILAI

    Indriyani A Rachman(http://www.kompasiana.com/indriyaniarachman)AKTUAL

    Marissa Liviani(http://www.kompasiana.com/marissaliviani)INSPIRATIF

    Marissa Liviani (http://www.kompasiana.com/marissaliviani) - 04 Mei 2013 01:37:11

    Saya sangat setuju dengan apa yang tertulis di atas.... Sistem pendidikan negarakita memang harus dibetulkan :D

    Balas

    SUBMIT | CANCEL

    Tulis Tanggapan Anda

  • 13/6/2015 KualitasPendidikanIndonesia(Refleksi2Mei)KOMPASIANA.com

    http://www.kompasiana.com/www.savanaofedelweiss.com/kualitaspendidikanindonesiarefleksi2mei_5529c509f17e610d25d623ba 6/7

    Hidupkan kenanganmu bersamanya lewat sebuahvideo penuh kesan dan menangkan liburan ke

    Paris

    Tunjuk dengan Kursor untuk Meluaskan

    HEADLINE

    (http://www.k Edy Priyatna (h

    Wanginya Tak Lekang oleh Waktu, Selalu Cantik karena Beronak(http://www.kompasiana.com/epriyatna/wanginya-tak-lekang-oleh-waktu-selalu-cantik-karena-beronak_557af39028b0bdd6074cf4eb)(http://www.kompasiana.com/epriyatna/wanginya-tak-lekang-oleh-waktu-selalu-cantik-karena-beronak_557af39028b0bdd6074cf4eb)

    - 12 Jun 2015

    (http://www.k Syainullah Wa

    Kabupaten Kolaka Membangun(http://www.kompasiana.com/wahanalatambaga/kabupaten-kolaka-membangun_557b10bf949373291f1b2b1e)(http://www.kompasiana.com/wahanalatambaga/kabupaten-kolaka-membangun_557b10bf949373291f1b2b1e)

    - 13 Jun 2015

    (http://www.k Olive Bendon (

    Jerman Fest 2015: Program Kebudayaan Kreatif Indonesia - Jerman(http://www.kompasiana.com/oli3ve/jerman-fest-2015-program-kebudayaan-kreatif-indonesia-jerman_557aff18c523bdac09566a0b)(http://www.kompasiana.com/oli3ve/jerman-fest-2015-program-kebudayaan-kreatif-indonesia-jerman_557aff18c523bdac09566a0b)

    - 12 Jun 2015

    10 Kuliner Bercitarasa Sorga di Kota Jogya(http://www.kompasiana.com/rio4788/10-kuliner-bercitarasa-sorga-di-kota-jogya_557ad4458efdfd8565d9159f)(http://www.kompasiana.com/rio4788/10-kuliner-bercitarasa-sorga-di-

    1

    2

    3

    4

  • 13/6/2015 KualitasPendidikanIndonesia(Refleksi2Mei)KOMPASIANA.com

    http://www.kompasiana.com/www.savanaofedelweiss.com/kualitaspendidikanindonesiarefleksi2mei_5529c509f17e610d25d623ba 7/7

    (http://www.k Benediktus Satkota-jogya_557ad4458efdfd8565d9159f)

    - 12 Jun 2015

    (http://www.k Muhammad Az

    Pameran Foto Estetika Banal dari Erik Prasetya(http://www.kompasiana.com/masazam/pameran-foto-estetika-banal-dari-erik-prasetya_557a47148efdfdbd3ed915a6)(http://www.kompasiana.com/masazam/pameran-foto-estetika-banal-dari-erik-prasetya_557a47148efdfdbd3ed915a6)

    - 12 Jun 2015

    TRENDING ARTIKEL

    MOST RATED ARTICLE

    5

    List of Categories Info dan Pengumuman About Kompasiana Terms & Conditions Tutorial HelpCenter Contact Us