KUALITAS PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIAlp3et.org › uploads › ... ›...

29
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI DAN MANAJEMEN Judul Penelitian KUALITAS PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA DAN DILEMA KETERGANTUNGAN SUMBER DANA Oleh AMRIZAL Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta, Maret 1999

Transcript of KUALITAS PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIAlp3et.org › uploads › ... ›...

JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG

ILMU EKONOMI DAN MANAJEMEN

Judul Penelitian

KUALITAS PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

DAN DILEMA KETERGANTUNGAN SUMBER DANA

Oleh

AMRIZAL

Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur

Jakarta, Maret 1999

2

KATA PENGANTAR

Membuat Karya Ilmiah atau melalukan penelitian sudah merupakan tugas pokok

yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam

rangka memenuhi persyaratan pengusulan akreditasi atau jenjang kepangkatan pada

Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak

lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali

tentang isi karya Ilmiah yang dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai

dengan namanya, dan inipun sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.

Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah

berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu

penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat bisa untuk lebih disempurnakan.

Agaknya tidaklah terlalu berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan

bukanlah data main-mainan, akan tetapi merupakan data resmi yang telah dihimpun oleh

pemerintah atau badan-badan ilmiah lainya.

Karena selain karya Ilmiah ini diajukan terhadap Kopertis Wilayah III dan

sebagai pertinggal juga penulis sediakan untuk kepustakaan Fakultas Ekonomi

Universitas Borobudur, sehingga harapan penulis hanya sekedar untuk dapat dibaca oleh

mahasiswa atau pembaca lainya yang bernuansakan ilmiah pula, mungkin paling tidak

akan dapat membantu menambah khasanah pengetahuan sipembaca atau menjadi

semacam suatu pertanyaan ataupun tanggapan terhadap penulis atas kurang lebihnya

kemapuan yang penulis miliki.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Rektor Universitas

Borobudur Prof. DR. H. Basir Barthos, bapak Dekan Fakultas Ekonomi Prof. DR. H.

Masngudi, SE, APU beserta jajarannya serta mahasiswa semuanya. Tidak terlupa salam

yang istimewa terhadap fihak Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan pengusulan

akreditasi ini dan berbagai fihak yang telah disibukkan atas pengusulan akreditasi ini,

demikian dan terima kasih.

Jakarta, 11 Maret 1999

( Amrizal )

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1. PENDAHULUAN

2. MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI

3. SUMBER DATA

4. PENEMUAN EMPIRIS

4.1. Dana Dalam Negeri Dari Tabungan Masyarakat

Versus Dana Luar Negeri

5. KESIMPULAN

DAFTAR BACAAN

4

1. PENDAHULUAN

Membuat perkiraan tentang perkembangan ekonomi Indonesia dalam jangka

panjang, misalnya sampai akhir abad ini, merupakan pekerjaan yang sulit. Banyak sekali

faktor yang tidak dapat diketahui secara pasti. Meramalkan sesuatu tidak banyak

faedahnya. Akan tetapi, membuat proyeksi-proyeksi, baik secara kuantitatif maupun

kualifitatif, banyak kegunaannya, untuk menjadi lebih sadar akan batas-batas serta

persyaratan-persyaratan potensi pembangunan. Perkiraan demikian dapat membantu

perumusan kebijaksanaan bagi pemerintah dan badan-badan lain yang berkepentingan.

Pertumbuhan ekonomi sebelum Orde Baru kurang memenuhi tuntutan

pembangunan. Angka pertumbuhan ekonomi itu lebih rendah dari angka pertumbuhan

penduduk, sehingga ada kemunduran dalam tingkat pendapatan per kapita dan

kesejahteraan rakyat. Pemerataan pendapatan mungkin lebih baik. Tetapi hal ini tidak

banyak gunanya, karena yang diratakan adalah kemiskinan. Ini bukanlah untuk

menonjolkan kejelekan Orde Lama. Pereintah-pemerintah zaman itu tetap mempunyai

jasa-jasa besar sendiri, misalnya dalam meletakkan dasar nation building serta

mempertahankan kesatuan bangsa dan negara.

Karena pemerintah Orde Baru memprioritaskan pembangunan, dan karena

stabilitas politik (dalam arti kata tidak lekas berubahnya pemerintah dan pola

kebijaksanaannya) lebih besar, maka hasil di bidang ekonomi jua jauh lebih besar.

Pertumbuhan ekonomi Orde Baru (1966-1980) rata-rata 7,3 % setahun, dan selama

dasawarsa tujuhpuluhan rata-rata 7,8 % setahun. Di dalamnya belum terhitung perbaikan

terms of trade yakni perbaikan harga-harga ekspor terhadap harga-harga impor, yang

banyak terjadi sejak awal Orde Baru itu.

Memang ada kalangan yang meragukan kualitas pembangunan ini, dan karena itu

pula meragukan keberhasilan pembangunan. Mereka juga menyayangkan pengurbanan

hak-hak serta kemerdekaan politik yang rupanya merupakan biaya kemajuan material

masyarakat. Soal kualitas dari kemajuan itu memang wajar dipertanyakan terus menerus,

di kupas dan di uji. kalau dapat, dengan fakta-fakta serta ukuran yang obyektif. Harus

kita sadari, bahwa semakin meningkat kemakmuran, semakin relevan pameo yang

mengatakan man cannot live by bread alone.

Banyak juga orang berpendapat bahwa kemantapan laju pertumbuhan Indonesia

belum betul-betul dapat diandalkan, belum cukup melembaga, walaupun sudah berjalan

dua puluh delapan tahun. Sejarah Republik Indonesia mengalami jangka waktu yang

lebih lama lagi yang dibarengi oleh kekacauan dan kekurang mantapan, dan kekuatan-

kekuatan demikian mungkin masih laten di bawah permukaan yang tampaknya tenang

dan tenteram. Juga ada perasaan umum, bahwa di bidang politik dan sosial

perkembangannya masih kurang memadai. Kurangnya keseimbangan antara hasil

pembangunan ekonomi, politik dan sosial ini, mungkin mengandung benih-benih

kemungkinan keguncangan di kemudian hari, yang akan mendorong mundur proses

pembangunan ekonomi.

5

Kalau kemantapan dan kesinambungan dapat dipertahankan di masa yang akan

datang, maka banyak kemungkinan laju pembangunan akan berjalan terus, malahan ada

kemungkinan terjadinya akselerasi. Misalnya, laju pertumbuhan dapat meningkat dari 7,3

% atau 7,8% menjadi 8%, atau lebih (asal perkembangan internasional memungkinkan).

Sebaliknya, kalau suatu keguncangan membuat mundurnya kestabilan politik, maka

momentum dan laju pembangunan juga dapat menurun, seolah-oleh si penderita

mengulangi penyakit lamanya.

Oleh karena itu setiap proyeksi perkembangan ekonomi harus mempunyai asumsi

mengenai perkembangan politik dan sosial. Yang secara implisit dimasukkan di sini

adalah asumsi bahwa dari segi politik dan sosial tidak akan terjadi gangguan-gangguan

yang mengguncangkan atau yang banyak menyulitkan perkembangan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang tergantung dari pengaruh-pengaruh dari

dalam negeri atau dalam masyarakatnya sendri, dan dari pengaruh luar, seperti

konjungtur ekonomi negara-negara industri, perluasan perdagangan internasional,

keadaan pasar modal internasional, dan sebagainya.

Sebagai hypotesa umum dapat dipertahankan, bahwa pengaruh faktor-faktor

dalam negeri selalu lebih menentukan dari faktor-faktor luar negeri. Ini tidaklah berarti

mengurangi pentingnya pengaruh faktor luar negeri. Dalil ini juga berlaku bagi negara-

negara ukuran kecil dan menengah, seperti Taiwan dan Korea Selatan, yang dari luar

tampaknya sangat berhasil memanfaatkan perkembangan pasar internasional dalam

pembangunannya, dan juga sangat banyak menikmati bantuan luar negeri ( khususnya

dari Amerika Serikat ).

Negara-negara disebut NICs itu memang mengalami pertumbuhan ekonomi yang

mengagumkan berkat kemajuan ekspornya. Dan pasar internasional pada kurun waktu itu

memang sangat menguntungkan. Tetapi export-drive ini berhasil karena tepat dan

efektifnya beberapa kebijaksanaan pemerintah. Indonesia juga mengalami pasar yang

sama. Akan tetapi kemajuan besar dalam ekspornya hanya meliputi dua sektor utama,

minyak bumi dan kehutanan, sedangkan ekspor hasil industri sama sekali tidak

berkembang.

Dewasa ini harus diakui bahwa prospek perkembangan ekonomi dunia tidak

cerah. Perkembangan ekonomi negara-negara industri masih diliputi bayangan

pertumbuhan yang rendah dan proteksionisme. Perkembangan dalam dasawarsa

limapuluhan dan enampuluhan jauh lebih cerah. Maka untuk mengaitkan pertumbuhan

ekonomi nasional kepada kesehatan dan pertumbuhan ekonomi dunia untuk masa yang

akan datang merupakan suatu prospek yang tak pasti.

Akan tetapi, selain generalisasi ini, setiap negara harus mempertanyakan dulu

kedudukan serta kesempatan-kesempatan yang khusus ada padanya. Indonesia misalnya,

mempunyai kesempatan meningkatkan ekspornya tidak dalam satu golongan barang saja,

seperti hasil industri padat karya, akan tetapi Indonesia juga masih dapat meningkatkan

ekspornya di bidang pengolahan kekayaan alam, dan energi, Maka prospek pertumbuhan

6

pasar dalam bidang barang-barang atau komoditi yang berasal dari kekayaan alam serta

energi (gas alam, batu bara, dan sebagainya) harus pula diperhitungkan.

Oleh karena Indonesia mempunyai pasar dalam negeri yang cukup besar maka

potensi pertumbuhan ekonomi juga sebagian dapat diharapkan dari perluasan pasar dalam

negeri. Kalau ekspor menjadi sulit maka import-substitution masih menjadi alternatif

lain,. Sebenarnya, jalan industrialisasi yang bersifat pengganti impor inilah menjadi pola

pokok selama dua puluh delapan tahun terakhir ini, yang juga ikut menyebabkan

cepatnya pertumbuhan sektor industri, yakni sekita 13 persen setahun. Akan tetapi mulai

disadari bahwa industrialisasi import-substitution cepat atau lambat akan menemui titik

jenuhnya, kalau pasar dalam negeri tidak dapat menampung lagi perluasan kapasitas

sesuatu cabang industri. Industri tekstil dewasa ini sudah mulai merasakan kejenuhan ini.

Pertumbuhan industri-industri import substitution juga sering disertai oleh

perlindungan yang besar, yang tidak merangsang pertumbuhan efisiensi oleh karena

kurangnya persaingan (dari luar). Oleh karena itu pada suatu waktu kebijaksanaan

industrialisasi harus dibelokkan ke arah ekspor. Akan tetapi, buat negara seperti

Indonesia, kebijaksanaan yang baik adalah mengambil jalan tengah, yang "netral"

terhadap dorongan import-substitution dan dorongan export-promotion. Netralitas berarti

bahwa sistem insentif dan proteksi untuk penjualan dalam negeri kurang lebih sama

dengan untuk ekspor.

2. MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI

Perekonomian yang bersifat terbuka atau lebih dikenal dengan perekonomian

empat sektor, dimana sektor-sektor ekonomi secara agregatif menjadi ajang penelitian

lebih komplit yang dibaregi pula oleh kebijaksanaan ekonomi: fiskal, moneter dan

perdagangan luar negeri. Model makro keseimbangan tersebut adalah sebagai berikut:

A = C + I + G + ( X - M ) ( 1 )

Y = C + S + ( T - R ) ( 2 )

A = Y ( ... Aggregate, Demand = Supply ) ( 3 )

C + I = Y = C + S ( 4 )

C + I + G = Y = C + S + T ( 5 )

C + I + G + ( X - M ) = Y = C + S + ( T - R ) ( 6 )

St = It ( 7 )

St = Sh + Sg = It ( 8 )

( I + G + R ) - ( S + T ) = ( M - X ) ( 9 )

S - I = ( G + R - T ) + Nx (10 )

I = S + ( T - R - G ) - ( X - M ) ( 11 )

I = [ S + ( T - G ) - R ] + ( M - X ) ( 12 )

7

I + G + X = S + ( T- R ) + M ( 13 )

I + X = S + M ( 14 )

St = Sh + Mt = It ( 15 )

Dalam pada itu, kalau persamaan (14) diuraikan terus maka kesenjangan investasi

akan merupakan selisih impor dengan ekspor barang-barang dan jasa-jasa non faktor

dalam perekonomian, dan nilainya juga akan sama dengan besarnya aliran modal ( capital

inflows ), yang dapat ditulis sebagai:

It - St = (Mt - Xt) = Ft ( 16 )

It = St + Ft ( 17 )

Sementara itu pula, berdasarkan model sederhana Keynes tersebut yang oleh Harrod-

Domar pertumbuhan ekonomi disusun sebagai berikut ( Michael P. Todaro: 1977, h.65):

St = s Yt ( 18 )

It = Kt ( 19 )

Kt/Yt = k ( 20 )

atau Kt/ Yt = k ( 21 )

Yt/Yt = s/k ( 22 )

Dengan melakukan subsitusi persamaan (18), (19) dan (20) kedalam persamaan (17),

maka dalam jangka pendek fungsi pertumbuhan ekonomi akan menjadi sebagai berikut

It = s Yt + Ft ( 23 )

Kt = s Yt + Ft ( 24 )

k Yt = s Yt + Ft ( 25 )

Yt/Yt = s/k + 1/k Ft/Yt ( 26 )

Khususnya persamaan (18) yang merupakan fungsi tabungan jangka panjang,

karena besarnya tabungan tergantung dengan besar kecilnya pendapatan dan diketahui

bahwa tabungan adalah bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi, sehinga dalam jangka

pendek fungsi tersaebut akan berbentuk

St = - C + (1– c) Yt ( 27 )

atau St = - C + s Yt ( 28 )

Selain dari pada itu, khususnya untuk menentukan fungsi stok modal dalam jangka

pendek antara lain dengan mensubsitusi persamaan (21) kedalam persamaan (19) dan

persamaan (20) berupa Kt = k Yt serta untuk membedakan prinsip penggunaan COR

dengan ICOR pada kondisi equilibrium bahwa It = St, sehingga akan berlaku sebagai

It = k Yt ( 29 )

Kt - Kt-1 = k Yt ( 30 )

Kt = k Yt + Kt -1 ( 31 )

8

Kt = k Yt + k Yt-1 ( 32 )

Kt = K + k Yt-1 ( 33 )

Persamaan (26) adalah bentuk fungsi pertumbuhan ekonomi jangka pendek dari

penggabungan analisis ekonomi Keynes dengan pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar.

Bentuk fungsi lainnya yang juga bertujuan memperlihatkan berapa besarnya

pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi jangka panjang adalah antara

persamaan (28) dengan persamaan (32).

Keterangan:

C = Konsumsi Rumah Tangga

G = Government expenditure

It = Pembentukan Modal Domestik Bruto

Xt = Ekspor barang-barang dan jasa-jasa

Mt = Impor barang-barang dan jasa-jasa non

Nx = Net Expor

Tt = Penerimaan Pajak

R = Transfer payment

St = Tabungan Domestik Bruto

Kt = Stok Modal ( capital Stock )

Yt = Produk Domestik Bruto

Yt = Perubahan Produk Domestik Bruto

Ft = Dana Luar Negeri ( Capital Transaction )

Fvt = Dana Swasta Luar Negeri ( Private Capital )

Fgt = Hutang Luar Negeri Pemerintah ( Official Capital )

Fpt = Bantuan Luar Negeri APBN ( Foreign Aids )

St/Yt = Average Propensity to Save ( APS = SOR )

St/Yt = Marginal Propensity to Save ( MPS )

Kt/Yt = Capital-Output Ratio ( COR )

Kt/Yt = Incremental Capital-Output Ratio ( ICOR )

Yt/Yt = s/k = Economy's growth

s = Nisbah Tabungan ( s = MPS )

k = Nisbah Kapital ( k = ICOR )

C, K = Konstanta.

ha = Faktor penyesuaian antara keinginan dengan kemampuan

menabung ( 0 < ha < 1 )

h = Perbandingan/ rasio antara tabungan neto yang diinginkan dengan

pendapatan nasional.

a = Angka (ratio) antara tabungan neto yang diinginkan dengan

perubahan pendapatan nasional

9

Untuk lebih jelimetnya suatu penaksiran, maka perlu pula diseleksi fungsi-fungsi

yang digunakan. Yang dimaksudkan dalam hal ini adalah apakah tabungan merupakan

fungsi dari pendapatan atau tidak. Dalam hal ini ada kemungkinan fungsi tabungan tidak

memenuhi syarat secara statistik ( konstanta fungsi tabungan jangka pendek harus

minus). Agaknya analisis jangka panjang adalah jauh lebih gampang karena tanpa

menghiraukan nilai konstanta pasitif atau negatif.

3. SUMBER DATA

Berdasarkan data yang tersedia, pengujian empiris dilakukan untuk periode 1969

sampai dengan 1997. Periode ini mencakup pelaksanaan Pelita I sampai sekarang.

Sedangkan data yang akan diestimasi, hasil estimasi serta data yang bersumber dari

jurnal ekonomi maupun hasil penemuan empiris lainnya guna perbandingan analisa dapat

dilihat pada lempiran 4 s/d 8. Dengan demikian penelitian ini kiranya telah memcukupi

syarat untuk dianalisis lebih mendalam sesuai judul penelitian selama periode penelitian

yang meliputi tahun 1969-1997.

Selanjutnya, bahwa jumlah dana luar negeri yang diterima satu tahun akan terlihat

pada selisih antara investasi yang diperlukan dengan jumlah tabungan domestik yang

tersedia atau selisih antara jumlah impor dengan ekspor barang-barang dan jasa-jasa.

Untuk mengetahui jumlah dana yang diterima lebih mudah diperoleh dengan cara melihat

selisih impor dengan ekspor barang-barang dan jasa-jasa (Mt-Xt). Namun pengertian (Mt-

Xt) dalam pengujian menemui kesulitan, karena pencatatan impor dalam neraca

pembayaran sudah termasuk sebahagian dari realisasi pemasukan dana luar negeri.

Dengan demikian, berarti dalam pengertian selisih (Mt-Xt) tersebut ada dana luar

negeri yang tidak diperhitungkan. Oleh sebab itu untuk mendapatkan pengujian yang

baik, akan dilakukan pengujian berdasarkan realisasi pemasukan dana luar negeri yang

diterima pemerintah dan swasta yang terdapat dalam neraca pembayaran setiap tahun.

Dengan demikian impor yang dibiayai dengan bantuan dan pinjaman dari luar negeri

tidak tertinggal dalam penghitungan.

Setelah pengujian dilakukan terhadap arus dana luar negeri yang meliputi empat

komponen yaitu dana luar negeri total, dana swsta luar negeri, hutang luar negeri

pemerintah dan bantuan luar negeri pada APBN, maka perlu dilakukan perbandingan

dengan berapa besarnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mampu dicapai, sehingga

dalam analisis lebih terlihat bahwa terdapapatnya semacam ketimpangan "Dilema

Ketergantungan sumber Pembiayaan pembangunan akan Sumber dana yang berasal dari

luar negeri tersebut".

Sebagai pembandingnya adalah pertumbuhan ekonomi jangka panjang hasil

ramuan Harrod-Domar antara lain berupa pembagian antara nisbah tabungan dengan

nisbah modal. Itupun perlu pula mempertimbangkan bentuk fungsi tabungan yang

digunakan, apakah fungsi tabungan tersebut memenuhi syarat atau tidak, sehingga tidak

tertutup kemungkinan bahwa regresi yang digunakan cukup banyak dalam penelitian ini.

Tabel 1 . UNSUR-UNSUR PENDAPATAN NASIO NAL INDO NESIA DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN, TAHUN 1969-1997

( Dalam Milyar rupiah, Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1993 )

Konsumsi Inves tas i PerubahanEkspo r Impor Ekspo r Penda- Pajak Tidak PenyusutanProduk PendapatanTabungan Tabungan Tabungan Stok Cap ital Private Official Bantuan

Bruto Bruto Stok Barang Barang Netto patan Langsung Domestik Dispos ibelMasya- PemerintahDomestik Modal Transact ionCap ital Cap ital Luar

& Jasa & Jasa Neto Netto Bruto rakat Bruto Bruto Negeri

Tahun Ct It Xt Mt Xt-Mt Fi T i Di Yt Yd

Sh Sg St Kt Ft Fvt Fgt Fpt

1969 48564.5 5984.0 0 20119.6 5843.9 14275.7 1309.1 1616.7 3431.0 68824.2 63468.9 19576.2 683.5 20259.7 0.0 3918.2 263.2 3616.1 2303.8

1970 50137.6 7959.0 0 22493.0 6604.1 15888.9 1242.7 1714.1 3688.4 73985.5 68111.6 22546.5 1301.4 23847.9 114089.6 4044.9 1000.3 3209.8 2739.7

1971 51711.9 9645.8 0 25424.6 7612.4 17812.2 1033.9 1920.6 3945.8 79169.9 72416.8 25755.4 1702.6 27458.0 147299.0 4882.7 1711.6 3603.4 2909.5

1972 52976.8 11482.8 0 30837.5 8673.2 22164.3 -41.9 2112.0 4317.0 86623.9 78041.0 30743.9 2903.2 33647.1 133443.1 7030.9 3833.6 3778.6 2998.1

1973 58034.2 13441.1 0 36574.0 11628.3 24945.7 -645.6 2383.8 4807.6 96421.0 86200.2 34743.9 3642.9 38386.8 132284.5 6634.3 3547.0 3839.6 2914.3

1974 64159.1 16022.5 0 38971.6 15370.7 23600.9 -2375.0 2317.9 5174.5 103782.5 91597.2 32472.2 7151.2 39623.4 225885.4 1841.9 -548.4 2762.8 2248.1

1975 69720.2 18360.2 0 38030.4 17162.8 20867.6 -2373.6 3210.8 4993.8 108948.0 95159.0 31400.2 7827.6 39227.8 387243.6 3059.5 -3901.5 7240.5 4241.4

1976 72520.6 19462.9 0 44505.8 20038.5 24467.3 -1040.5 2841.5 5911.5 116450.8 103815.8 34321.8 9608.4 43930.2 302083.3 5373.5 120.5 5779.2 5903.6

1977 76479.7 22559.5 0 48702.4 20929.7 27772.7 -2281.8 5382.4 4124.3 126811.9 109641.0 41098.4 9233.8 50332.2 276110.9 4266.1 493.6 5906.9 5149.9

1978 85004.1 25957.6 0 49201.3 23578.2 25623.1 -3057.0 3483.6 6833.6 136584.8 119727.0 43181.1 8399.6 51580.7 362780.1 7109.8 1371.6 7725.6 5711.9

1979 97749.2 27104.8 0 49139.3 28868.9 20270.4 -5086.0 4120.6 7288.1 145124.4 124509.1 35435.9 11939.3 47375.2 460626.7 2133.4 -3774.2 7703.1 6257.4

1980 114108.1 32223.1 0 46369.5 33233.5 13136.0 -5966.0 4527.9 7978.0 159467.2 136467.4 29825.8 15533.3 45359.1 358265.3 3937.5 -803.1 5970.7 5242.1

1981 132976.9 35811.4 0 45261.0 42226.4 3034.6 -4629.4 4170.3 8609.9 171822.9 150243.0 22195.2 16650.8 38846.0 498006.5 7878.0 2331.5 7201.0 5435.8

1982 146220.8 40464.6 0 38952.7 45691.9 -6739.2 -7899.2 4542.0 8803.7 179946.2 154159.3 17726.6 15998.8 33725.4 896366.1 12006.4 3665.2 10232.0 5724.4

1983 140829.5 43630.2 8820.7 41398.9 51326.0 -9927.1 -6650.0 4840.5 9172.8 183353.3 157849.5 28309.9 14213.9 42523.8 2347961.9 14032.4 2797.6 13607.3 9164.3

1984 144666.7 41004.9 13400.8 44108.1 47471.5 -3363.4 -7852.0 5260.0 9790.9 195709.0 167546.1 36918.9 14123.4 51042.3 649500.1 6390.0 1169.7 8248.9 7584.0

1985 145698.2 43961.6 20195.5 40665.8 49976.8 -9311.0 -7879.8 6119.8 10033.0 200544.3 170391.9 41843.4 13002.7 54846.1 1823309.5 6821.2 1401.7 8559.8 9045.4

1986 150260.9 48008.9 19413.3 46852.1 52059.9 -5207.8 -7700.7 7056.4 10629.8 212475.3 180032.0 52461.0 9753.4 62214.4 854974.9 7742.7 693.6 13120.9 7436.8

1987 156363.6 50642.4 14982.2 53698.5 53088.2 610.3 -8695.8 9644.8 11136.2 222598.5 183476.9 58386.8 7848.1 66234.9 1113573.0 8019.1 1097.4 12249.1 9930.3

1988 164951.7 56478.6 3469.7 54268.2 43164.1 11104.1 -6792.1 13870.1 11800.1 236004.1 189671.7 66935.1 4117.3 71052.4 994299.5 9355.7 1956.0 12884.0 16814.5

1989 174215.6 64024.9 4390.8 59937.3 48966.7 10970.6 -7225.6 17695.6 12665.5 253601.9 198319.6 68511.0 10875.3 79386.3 922662.8 10621.4 3389.9 13187.0 12636.5

1990 188456.2 73355.6 10232.9 60207.7 60284.3 -76.6 -8346.7 17869.3 13327.5 271968.1 214555.3 65336.1 18175.8 83511.9 1086255.4 12290.3 5991.5 13755.1 11654.6

1991 204815.9 78142.0 6164.3 72177.1 70428.7 1748.4 -8714.3 17792.3 14552.6 290870.6 232019.1 68754.2 17300.5 86054.7 1202444.7 14175.6 10554.5 14300.8 12755.8

1992 212778.6 82001.5 7170.0 82761.4 75052.4 7709.0 -79832.1 19655.6 -54511.7 309659.1 245027.5 78701.1 18179.4 96880.5 1351492.2 12847.3 10586.2 14221.2 13222.9

1993 222715.1 86667.3 10545.5 88230.9 78383.0 9847.9 -12552.6 21171.1 16488.8 329775.8 258392.2 91237.7 15823.0 107060.7 1420748.8 12095.9 9844.5 13121.0 10753.0

1994 238504.7 98589.0 14836.0 97002.1 94291.0 2711.1 -39729.8 -6894.1 17732.0 354640.8 310967.2 95400.3 20735.8 116136.1 1406140.4 9717.7 9502.9 11561.0 9127.9

1995 265096.0 112386.4 15852.7 104491.8 114034.6 -9542.8 -11923.8 23209.7 19189.6 383792.3 306259.5 102638.7 16057.6 118696.3 1479616.3 22310.4 22717.2 11152.3 9431.7

1996 291400.6 128698.6 3791.1 112391.4 121862.8 -9471.4 -12486.8 22173.3 20720.9 414418.9 336864.6 104949.4 18068.9 123018.3 1741464.4 23506.7 25028.3 9831.0 8595.7

1997 315332.0 134033.5 4733.1 119445.0 129858.4 -10413.4 -24093.8 21000.7 21684.3 443685.2 355905.7 109946.4 18406.8 128353.2 2031984.9 -19625.1 -36240.7 33295.9 9256.7

Sumber : Diolah oleh penulis dari, Biro Pusat Statistik, Pendapatan Nasional Indonesia (Tabel-Tabel Pokok) dan Statistk Ekonomi-Keuangan

Indonesia, berbagai tahun penerbitan; Indikator Ekonomi, edisi Juli 1998.

Seluruh data yang digunakan dalam pengujian berdasarkan harga konstan 1993.

Untuk mendapatkan dana luar negeri berdasarkan harga konstan tahun 1973 dan

berdasarkan harga konstan tahun 1983 telah diperhitungkan/disesuaikan berdasarkan

harga kontan tahun 1993 dengan jalan menggeser indeks implisit masing-masingnya dan

khususnya dana luar negeri baik berupa capital transaction, private capital dan official

capital yang terdapat pada neraca pembayaran serta batuan luar negeri pada APBN.

4. PENEMUAN EMPIRIS

Sengaja beberapa buah hasil estimasi ditayangkan dalam suatu analisa, yaitu

karena berkemungkinan besar dari asumsi semula bahwa koefisien hasil estimasi yang

Tabel 2. HASIL ESTIMASI: TABUNGAN, TABUNGAN MASYARAKAT,

PAJAK TIDAK LANGSUNG NETTO, IMPOR DAN STOK MODAL

Persamaan SE R2 R R2 F D-W

St = 3129.021 + 0.290389 Yt 7755.230 0.943348 0.971261 0.941249 449.5952 0.481440

S(ai): ( 0.013695 )

t(ai): ( 21.20366 )

St = -689.605 + 0.371028 Yd 8341.309 0.934461 0.966675 0.932034 384.9747 0.381475

S(ai): ( 0.018909 )

t(ai): ( 19.62077 )

Sh = 582.8529 + 0.247513 Yt 9805.002 0.883287 0.933833 0.878964 204.3379 0.318137

S(ai): ( 0.017315 )

t(ai): ( 14.29468 )

Sh = -2476.80 + 0.315104 Yd 10401.05 0.868666 0.932022 0.863802 178.5830 0.389107

S(ai): ( 0.023579 )

t(ai): ( 13.36349 )

Ti = -3135.94 + 0.056361 Yt 5445.759 0.559889 0.748257 0.543588 34.34816 2.165435

S(ai): ( 0.009616 )

t(ai): ( 5.860730 )

Mt = -18156.5 + 0.319663 Yt 6137.771 0.969873 0.984821 0.968757 869.2178 0.562073

S(ai): ( 0.010842 )

t(ai): ( 29.48250 )

Kt = -127261.8 + 5.153196 Yt-1 375654.6 0.675966 0.822165 0.663954 56.32215 1.976660

S(ai): ( 0.686652 )

t(ai): ( 7.504809 )

Kt = -188829.8 + 6.563829 Yd-1 373896.4 0.678982 0.824004 0.667093 57.10766 2.045239

S(ai): ( 0.868580 )

t(ai): ( 7.556961 )

Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5

dari data yang terdapat pada Tabel 1.

12

Kesemuanya dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian secara statistik

terhadap pertumbuhan ekonomi, yang mana untuk keempat proporsi terhadap PDB

masing-masing aliran modal asing tersebut diperhitungkan atas dasar harga konstan tahun

1993, yang jelas dan pasti telah melibatkan pola perhitungan dengan menggunakan nilai

kurs bagi yang dicatat pada neraca pembayaran dan indeks implisit PDB, akan

digunankan mungkin perlu dipilih, sebab diragukan bahwa konstanta dari tabungan akan

negatif kalau digunakan independen variabelnya Produk Domestik Bruto. Untuk itu

terpaksa dilakukan pula terhadap Pendapatan Disposibel.

Pengujian empiris dalam penelitian ini dilakukan melalui enam belas tahap.

Pertama, menentukan fungsi-fungsi yang dapat digunakan antara lain meliputi fungsi

tabungan, dan tabungan masyarakat yang ternyata fungsinya adalah "Pendapatan

Disposibel" dan bukan "Produk Domestik Bruto" serta beberapa buah fungsi seperti

Pendapatan Netto, Impor dan Stok Modal sebagaimana yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Kedua, pengaruh total capital transaction atau total dana luar negeri (Ft) terhadap

pertumbuhan ekonomi, kedua, pengaruh private capital atau dana swasta luar negeri (Fvt)

terhadap pertumbuhan ekonomi. Ketiga, pengaruh official capital atau bantuan luar

negeri pemerintah berupa "foreign aid" (Fgt) terhadap pertumbuhan ekonomi dan

keempat, pengaruh bantuan luar negeri pemerintah yang dicatat dalam APBN (Fpt)

terhadap pertumbuhan ekonomi. Masing-masing pengujian tersebut dapat dilihat pada

tabel 3 .

Semua Hasil estimasi, pada umumnya secara statistik adalah significant pada taraf

keyakinan yang tinggi, hanya saja menyangkut dengan masalah konstanta yang

dihasilkannya, seperti tabungan domestik bruto dan tabungan masyarakat masing-masing

fungsinya adalah harus dengan pendapatan disposibel.

Selain dari pada itu, mengenai arus dana luar negeri, pada umumnya tidak begitu

mampu memperlihat hubungan kuat secara statistik yang antara lain dapat dilihat pada

masing-masing koefisien dterminasi (r2) yang pada umumnya rendah. Hubungan korelasi

(r) yang paling kuat secara berurutan terjadi pada official capital (Fgt), total capital

transaction (Ft), private capital (Fvt) dan terakhir pada bantuan luar negeri APBN (Fpt).

Dapat dikatakan bahwa secara statistik keempat fungsi tersebut tidak significant

pada tingkat keyakinan ( confidence level = 1- ), terkecuali hasil estimasi persamaan

(22 c) yaitu official capital yang significant sekali pada tingkat kepercayaan ( significant

level = 1 % ) atau pada tingkat keyakinan 99 %. Tentang pengujian signifikansi hasil

estimasi tersebut dapat dilihat atau dibuktikan dengan memperbandingkan antara Ttest >

Ttable (bila Ttest lebih besar dari Ttable pada tertentu, maka berati significant).

Selain dari pada itu yang menemukan hubungan positif dari pengujian tersebut

terhadap pertumbuhan ekonomi hanya dana swasta luar negeri "private capital"

sebagaimana terlihat pada persamaan (22 b). Sedangkan pengujian statistik dari sudut

lain seperti Fuji test ( Ftest) dan Durbin-Watson (D-W) juga akan menghasilkan

kesimpulan yang tidak jauh berbeda dengan pengujian yang menggunakan Ttest.

13

Kalau saja dilakukan pemilihan fungsi regresi yang mana dari yang telah

ditemukan tersebut, antara lain yang lebih logika digunakan sebagai fungsi yang

mengukur ketergantungan pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap arus dana luar

negeri selama ini ?. Jawabannya, keempat tersebut adalah benar, hanya saja kita

diharuskan menilik satu persatu dari keempat hasil estimasi tersebut dari sudut analisi

mengenai: (1) koefisien hasil estimasi yang ditemukan positif atau negatif. (2) hasil

pengujian statistik Ttest, Ftest maupun D-W yang ditemukan significant atau tidak

significant pada suatu tingkat keyakinan ( significant level ) tertentu.

Tabel 3. HASIL ESTIMASI PERTUMBUHAN EKONOMI: DANA LUAR

NEGERI, DANA SWASTA LUAR NEGERI, HUTANG LUAR

NEGERI PEMERINTAH DAN BANTUAN LUAR NEGERI

Persamaan SE R2 R R2 F D-W

Yt/Yt = 0.068225 - 0.03822 Ft/Yt 0.023616 0.001481 0.038486 -0.03550 0.040051 1.292091

S(ai): ( 0.190996 )

t(ai): ( -0.20012 )

Yt/Yt = 0.068073 - 0.02957 Ft/Yd 0.023620 0.001215 0.034861 -0.03577 0.032853 1.291640

S(ai): ( 0.163190 )

t(ai): ( -0.18125 )

Yt/Yt = 0.064459 + 0.183011 Fvt/Yt 0.023058 0.048137 0.219402 0.012883 1.365444 1.270014

S(ai): ( 0.156617 )

t(ai): ( 1.168522 )

Yt/Yt = 0.064615 + 0.142297 Fvt/Yd 0.023118 0.043172 0.207780 0.007734 1.218263 1.271918

S(ai): ( 0.128921 )

t(ai): ( 1.103749 )

Yt/Yt = 0.108703 - 0.87912 Fgt /Yt 0.020864 0.220679 0.469765 0.191815 7.645562 1.404619

S(ai): ( 0.317939 )

t(ai): ( -2.76506 )

Yt/Yt = 0.104150 - 0.66462 Fgt /Yd 0.021286 0.188825 0.434540 0.159782 6.285079 1.355644

S(ai): ( 0.265106 )

t(ai): ( -2.50700 )

Yt/Yt = 0.090306 - 0.62813 Fpt /Yt 0.022624 0.083658 0.289237 0.049719 2.464996 1.286404

S(ai): ( 0.022624 )

t(ai): ( -1.57003 )

Yt/Yt = 0.086708 - 0.45085 Fpt /Yd 0.022804 0.069003 0.262684 0.034521 2.001175 1.277932

S(ai): ( 0.31807 )

t(ai): ( -1.414462 )

Sumber: Data Sekunder, diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5

dari data yang terdapat pada Tabel 1.

Dari hasil pengujian yang telah ditemukan tersebut diatas dapat pula disimpulkan

bahwa total dana luar negeri yang dimanfaatkan Indonesia selama ini telah dengan nyata

14

memberikan infak yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan tanpa dana luar

negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sebesar 6,8 % rata-rata per tahun.

Infak negatif yang paling besar menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia

adalah dengan menggunakan dana luar negeri yang berupa Hutang Luar negeri "official

capital" atau foreign aids yang dapat berwujudkan konsesional berupa hibah (grants) dan

pinjaman lunak (loans) oleh karena tanpa menggunakan official capital tersebut, maka

pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat besar sekali, yaitu 10.8 % rata-rata per tahun

Hampir tidak berbeda dengan Hutang luar negeri atau bantuan luar negeri yang dicatan

pada APBN, dimana pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 9,0 % rata-rata per tahun.

Bila saja tidak menggunakan bantuan luar negeri sebagai dana pelengkap pembiayaan

pembangunan di Indonesia selama ini.

Rupanya antara pencatatan Batuan luar negeri pada neraca pembayaran dibanding

pencatatan pada APBN telah terdapat perbedaan yang cukup tajam. Namun demikian

tetap saja pembiayaan pembangunan dan pencapaian pertumbuhan ekonomi di Indonesia

selama ini dengan memanfaatkan batuan luar negeri sangat berbahaya oleh karena

memberikan infak yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan bahkan menjadi

beban yang harus dibayar kembali plus tingkat bunga pada saat jatuh tempo atas

peminjaman yang telah dilakukan tersebut.

Infak positif yang menggairahkan adalah terletak pada dana luar negeri yang

berupa dana swasta luar negeri (private capital) yang dapat berupa PMA, dimana tanpa

mengunakan dana swasta luar negeri pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,4 %

rata-rata per tahun dan dengan menggunakan dana swasta luar negeri tersebut sebagai

pembiayaan pembangunan, pertumbuhan ekonomi yang dicapai tidak mustahil lebih

tinggi dari pada itu oleh karena produktivitas penggunaan dana swasta luar negeri

memberikan infak positif terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 18,3 % ( koefisien hasil

estimasi ) rata-rata per tahunnya .

Dengan demikian tidaklah mengherankan kalau selama ini Indonesia

mengharapkan sekali kedatangan para investor asing untuk menanamkan modalnya di

tanah air. Kebaikan yang didapatkan dari penggunaan dana luar negeri berupa "private

capital" dibanding "official capital", dimana penggunaan private capital tidak

memerlukan pembayaran kembali, namun investor tertarik untuk menanam modal hanya

pada saat kondisi ekonomi membaik oleh karena tipis kemungkinan rugi bagi investor

tersebut dan disamping itu kedatangan para investor dapat pula menambah kesempatan

kerja bagi bangsa dan sekaligus mengurangi pengangguran.

4.1. Dana Dalam Negeri Dari Tabungan Masyarakat

Versus Dana Luar Negeri

Sekarang timbul persoalan: mana yang lebih baik dipergunakan selaku sumber

pembiayaan pembangunan, pajak atau tabungan masyarakat ?. Simposium internasional

mengenai mobilisasi tabungan personal di negara-negara sedang berkembang, yang

15

diselenggarakan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jamaica (1980), mengambil kesimpulan

bahwa : "...There was no simple formula to determine the optimum relationship among

government savings, business savings and personal savings". Dengan nada yang sama

Higgins menyatakan: "There is no simple or general answer to this question"( Hendra

Esmara: 1987, h.11 ).

Sedemikian sulitnya menentukan pilihan antara pengerahan tabungan masyarakat

dan pemungutan pajak, maka dalam analisa jangka panjang kiranya tidak terdapat

alternatif lain, terkecuali melalui penekanan konsumsi secara umum. Hal yang jelas, baik

pendapatan maupun konsumsi yang tersisa setelah dipotong pajak tetap menjadi turun,

peningkatan tabungan selaku sumber pembiayaan pembangunan melalui pemupukan

tabungan masyarakat dan pemungutan pajak hanya dapat terjadi dengan melakukan

ekspansi kebijaksanaan moneter melalui pengembangan pasar uang serta pasar modal dan

kebijaksanaan fiskal yang progressif berdasarkan ability to pay.

Hasil penemuan yang kiranya cukup menonjol untuk diperhatikan adalah bahwa

potensi tabungan masyarakat nampaknya jauh lebih besar dibandingkan potensi tabungan

pemerintah terhadap ability and willingness to save dikalangan masyarakat dan menaikan

pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan pajak akan merupakan trade-off terhadap kemungkinan kenaikan

tabungan. Peningkatan pajak yang terlalu tinggi akan dapat merugikan atau mengurangi

tabungan masyarakat, khususnya tabungan dunia usaha. Walaupun pajak akan dapat

memaksa masyarakat menciptakan tabungan melalui bentuk tabungan pemerintah tetapi

dilain pihak ia akan dapat mematikan inisiatif untuk menggerakan dunia usaha. Dengan

demikian, fungsi perpajakan disamping merupakan alat penciptaan tabungan pemerintah,

ia harus pula memberikan dorongan bagi peningkatan investasi masyarakat. Hal ini dapat

dilakukan dengan mempergunakan perpajakan selaku alat pemberian konsesi dan

berbagai kemudahan lainnya di dalam mendorong dunia swasta ( Hendra Esmara: Op-cit,

h.13 ).

Dilain pihak, analisis yang kiranya mendukung agar kedua tabungan masyarakat

dan tabungan pemerintah tersebut dapat naik secara bersamaan antara lain, bahwa upaya

memanfaatkan tabungan masyarakat sebagai sumber dana potensial bagi pembentukan

modal adalah dengan menyempurnakan pasar uang yang ada serta mengembangkan pasar

modal dengan segala peralatan yang diperlukan. Hal yang patut diperhatikan adalah

memperkecil segmentasi antara pasar uang dan pasar modal yang masih terpisah-pisah.,

bahkan kalau dapat dihilangkan segmentasi tersebut sama sekali.

Sedangkan upaya pemanfaatan tabungan pemerintah dari penerimaan pajak harus

dilakukan pada "tingkat optimum" hingga tidak memungkinkan lagi terjadinya aspek

yang saling meniadakan (trade-off) antara tabungan dengan pajak, antara lain harus

disesuaikan dengan kemungkinan serta kemampuan masing-masingnya, terkecuali kalau

memang kedua perangkat moneter dan fiskal yang ada semakin diperkaya secara

serempak dalam kebijaksanaan makro ekonomi Indonesia ( Sirajuddin Ahmad: 1989.

h.19 )

Tabel 4. HASIL PERHITUNGAN MAKRO EKO NO MI INDO NESIA, DUA, TIGA DAN EMPAT SEKTO R EKO NO MI

Eko 2 S e kto r: Fungs i, s = MP S = 0.371028 = { S t(Yd) }

c = MP C = 0.628972

Eko 3 S e kto r: Fungs i, s = 0.371028 = { S t(Yd) }

t = MP T = 0.056361 = { T i(Yt) }

s (1-t) = MP S = 0.315104 = { S h(Yd) }

Ura ian, s (1-t) = 0.350116 = { S t (Yd) [ S t (Y

d) - T i(Yt)] } = { S t(Y

d) [ 1 - T i(Yt)] }

1-s (1-t) = 0.649884

s (1-t) = 0.350116 , (1-t) = 0.943639 ,t = 0.056361

c (1-t) = 0.649884

Has il, MP S: s (1-t) = 0.315104 = { S h(Yd) }

MP T: t = 0.056361 = { T i(Yt)}

MP S+MP T: s (1-t) + t = 0.371465

MP C: 1- [s (1-t) + t] = 0.628535

Eko 4 S e kto r: Fungs i, s = MP S = 0.371028 = { S t(Yd) }

c = MP C = 0.628972

s = 0.371028 = { S t(Yd) }

t = AP T = 0.056361 = { T i(Yt) }

s (1-t) = MP S = 0.315104 = { S h(Yd) }

m = AP M = 0.319663 = { M t(Yt) }

t' = AP T' = 0.056362 = { T i(Yt) }

Ura ian, s (1-t) = 0.350116 = { S t (Yd) [ S t (Y

d) - T i (Yt)] } = { S t(Yd) [ 1 - T i(Yt)] }

1- s (1-t) = 0.649884

s (1-t) = 0.350116 , (1-t) = 0.943639 ,t = 0.056361 = AP T

c (1-t) = 0.649884

s (1-t)+s (1-t') - m = 0.62977 = { S h (Yd) + S t (Y

d) [1- T i(Yt)] - M t (Yt) }

1- {[s (1-t)+s (1-t') - m } = 0.37023

s (1-t) + m = 0.345557 , m = 0.004559 = MP M

c (1-t) - m = 0.654443

Has il, AP S ( = s ) : s (1-t) + m = 0.301904 = MP S (1 - AP T) + MP M

AP S ( = s ) : s (1-t) = 0.350116 , (1-t) = 1.159695 ,t = -0.1597 = MP T

MP S + MP T + MP M: s (1-t) + m = 0.369984 = MP S (1 - MP T) + MP M

1 - (MP S + MP T + MP M): 1-[s (1-t)+m ] = 0.630016

Laju P ertumbuhan Eko no mi ( r % ) = MP S/ICOR = 0.056526 a tau 5,65 % Rata-ra ta per tahun ( ,nila i ICOR = 6.563829 ... liha t pada Tabel 2 )

Sumber: Dio lah o leh penulis dari Tabe l 2 dan 3.

Dilain fihak tentang modal arus modal asing, terdapat beberapa kelompok arus

modal. Pertama, biasanya mengalir modal dari sektor pemerintah negara industri ke

sektor yang sama di NSB, tanpa suatu ekspor modal balasan dari negara tersebut.

Sebaliknya dalam kelompok modal yang harus dibayar kembali terdapat suatu arus bali

berupa ekspor modal dari NSB, tergantung dari sumber arus modal tersebut, apakah

kesektor pemerintah atau swasta di negara industri. Yang pertama tadi meliputi

pengertian kredit dan pembiayaan dari proyek-proyek pembangunan, yang terakhir

adalah mengenai investasi langsung, investasi portfolio dan kredit ekspor ( Engelina

Pattisiana: ibid. h.882 ).

Karena sifatnya arus modal asing yang harus dibayar kembali juga disebut

tabungan luar negeri. Tabungan luar negeri meliputi tabungan resmi ke sektor pemerintah

"official saving" dan tabungan swasta "private saving" ( Malcolm Gillis et all: 1983,

h.365 ). Sebagian besar tabungan resmi berwujud konsesional; artinya dapat berupa hibah

(grants) atau pinjaman lunak ( loans ), yang biasanya berbunga rendah dan jangka

pengembaliannya yang lebih lama.

Aliran konsesional ini secara teknis disebut bantuan pembangunan resmi ( ODA ),

namun lebih populer disebut bantuan luar negeri ( foreign aids ). Bantuan luar negeri

dibagi menjadi bantuan bilateral ( antar pemerintah ) dan bantuan multilateral, yaitu dana

dari lembaga keuangan internasional seperti PBB, Bank Dunia, IGGI, Bank

Pembangunan Regional yang diberikan/dipinjamkan ke NSB. Bantuan luar negeri bisa

pula berujud bantuan teknis melaluim tarnsfer pengetahuan, bantuan modal/komoditas

untuk berbagai tujuan ( Mudrajad Kuncoro: 1989, h.28 ).

Tabungan swasta asing terdiri atas empat komponen. Pertama, investasi lansung

(PMA) oleh penduduk atau perusahaan asing. PMA tidak selalu dilakukan oleh

perusahaan multinasional. Yang pasti, PMA selalu berupa kontrol penuh atau parsial

melalui partisipasi dalam modal dan manajemen. Kedua, investasi portfolio, yaitu

pembelian obligasi/saham dari dalam negeri oleh orang/perusahaan asing tanpa kontrol

manajemen. Waktu dan besarnya laba dapat ditentukan sebelumnya berdasarkan atas

besarnya bunga yang diperoleh. Ketiga, pinjaman dari Bank Komersial ( commercial

bank lending ) kepada pemerintah dan perusahaan NSB. Keempat, kredit ekspor, yaitu

penundaan pembayaran untuk impor atau dengan kata lain, kredit ekspor merupakan

pembiayaan muka dari arus barang-barang yang ditawarkan oleh eksportir dan Bank-

bank komersialnya ke negara pengimpor sebagai salah satu cara promosi penjualan

(Mudrajad Kuncoro: ibid, h.28 )

Kemudian memasuki Pelita II pada tahun 1974, walau urutan prioritas

pembangunan telah bergeser dengan mengutamakan pertumbuhan ekonomi di atas

stabilitas dan pemerataan, namun ancaman akan timbulnya kembali inflasi yang tinggi,

telah menyebabkan Pemerintah mengambil kebijaksanaan moneter baru yang antara lain

menetapkan membatasi pagu ( ceiling ) atas bunga maupun jumlah kredit yang

diberikan.

18

Biaya modal pada bank-bank Pemerintah memang relatif menjadi rendah, dan

pinjaman-pinjaman investasi yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dapat

berjalan lancar berkat bantuan likuiditas dari Pemerintah ( c.q. Bank Indonesia) terutama

memalui Bank-bank komersial Pemerintah, dalam rangka mulai memperioritaskan

pemerataan di atas pertumbuhan dan stabilitas. Kebijaksanaan moneter perbankan pada

permulaan Orde Baru, yang kemudian disempurnakan dengan kebijaksanaan pagu bunga

dan jumlah kredit pada tahun 1974 itu merupakan langkah-langkah pemerintah yang

cukup berhasil dalam mencapai tujuan kebijaksanaan pada periode itu.

Tetapi di lain pihak langkah-langkah tersebut menimbulkan permasalahan bagi

perkembangan pasar uang dan pasar modal. Pasar uang kurang berkembang, segmentasi

pasar uang menjadi lebih besar, persaingan di antara bank-bank semakin tidak imbang

dan pasar modal pun tidak bertambah maju. Di samping itu masalah efisiensi dan

efektifitas perbankan memerlukan penanganan lebih lanjut. Pemasukan deposito

masyarakat via perbankan, meskipun secara absolut cukup besar, namun masih perlu

ditingkatkan.

Keadaan yang sudah lebih sempurna. Kebijaksanaan moneter berupa deregulasi

perbankan 1 Juni 1983, betul-betul merupakan suatu terobosan penting yang mempunyai

dampak yang sangat positif, tidak saja dalam hubungannya untuk meningkatkan

pengerahan dana masyarakat, tetapi terlebih-lebih lagi dalam usaha membina dan

menyempurnakan kelembagaan pasar uang dan pasar modal yang selalu kalah prioritas

selama hampir lima Pelita yang lalu. Bank-bank Pemerintah tampak mulai berusaha keras

membenahi administrasi dan effisiensi mereka masing-masing.

Bank-bank swasta mulai merasa, ketimpangan pelayanan yang ada antara mereka

dengan Bank-bank Pemerintah selama ini hampir hilang, persainganpun semakin bersih.

Semuanya ini secara otomatis akan dapat mendorong effisiensi penggunaan dana dalam

ekonomi serta meningkatkan effektivitas perbankan/pasar uang. Begitu pula

kebijaksanaan-kebijaksanaan lain yang dimaksudkan untuk melengkapi kebijaksanaan 1

Juni 1983 tersebut seperti: pengeluaran Sertifikat Bank Indonesia ( SBI ) dan fasilitas

diskonto sejak Februari 1984; ketentuan mengenai perdagangan Suat Berharga Pasar

Uang ( SBPU ) sejak februari 1985 dan lain-lain, merupakan langkah-langkah positif

yang tepat dalam upaya mengembangkan pasar uang yang lebih sempurna dan peralatan

pasar modal yang lebih baik.

Dampak positif dari rentetan kebijaksanaan di atas dalam meningkatkan

pengerahan tabungan masyarakat tidak perlu diragukan lagi, jika dilihat dari tingkat

perkembangan rata-rata dana deposito dan kredit perbankan sejak dikeluarkannya

rangkaian peraturan tersebut. Perkembangan yang pesat itu ditambah lagi oleh usaha

pemerintah dalam menggalakkan Simpanan Pedesaan ( Simpedes ) serta usaha-usaha lain

yang ditujukan untuk memperbaiki iklim menabung dan kemauan menabung secara

produktif.

Namun demikian kesemuanya itu, masih ada yang perlu disempurnakan lagi.

Segmentasi/pengotakan antara pasar uang dan pasar modal secara umum masih terasa;

19

ketentuan perpajakan yang semula bertujuan memberi perangsang tambahan bagi

penabung deposito mungkin masih perlu ditinjau lagi, agar tidak menimbulkan dis-

incentive bagi investor dalam surat-surat berharga jangka pendek serta bagi investor di

pasar modal.

Begitu juga unsur-unsur persaingan kurang sempurna yang telah ikut mewarnai

pertumbuhan pasar uang dan pasar modal/perusahaan-perusahaan investasi di Indonesia,

hendaknya dijaga jangan sampai mengganggu effisiensi dari alokasi dana. Adanya

pengotakan ( segmentasi ) pasar yang terlalu tajam, apalagi bila diwarnai oleh praktek-

prakterk kolusif, bisa mengurangi kemauan menabung dari masyarakat yang telah

semakin berpengalaman ( well informed )

5. KESIMPULAN

Dari enam belas buah hasil estimasi yang ditayangakan dalam penelitian ini,

sebenarnya hanya delapan buah yang sangat diperlukan. Namun semual karena ada

keraguan bahwa fungsi tabungan dan tabungan masyarakat masing-masing fungsinya

bukan Produk Domestik Bruto, maka dalam hal ini agar lebih nyata dapat

diperbandingkan perlu ditayangkan semuanya.

Keperluan analisis lainya dari sejumlah hasil estimasi yang dilakukan tersebut,

meskipun tidak tertutup kemungkinan jumlah hasil estimasi bisa dilakukan dengan tiga

buah saja antara lain fungsi tabungan, fungsi pertumbuhan ekonomi dengan dana luar

negeri, dan fungsi stok modal, namun penelitian ini memaksudkan bukan hanya tinjau

dalam dua sektor ekonomi saja akan tetapi bisa juga tiga dan empat sektor.

Penelitaian yang dilakukan ini merupakan pengujian beberapa model regresi

mengenai dana luar negeri dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama periode tahun

1969-1997. Sementara itu, karena fungsi pertumbuhan ekonomi tidak dapat memberikan

jawaban yang logika dalam menjawab berapa besarnya pertumbuhan ekonomi yang

terjadi selam periode penelitian, maka analisis jangka panjang yang menggunakan model

"pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar" yaitu berupa pambagian antara nisbah tabungan

dengan nisbah kapital, maka pertumbuhan ekonomi Indinesia adalah sebesar 5,7 % rata-

rata per tahun.

Model regresi yang diestimasi mengenai arus dana luar negeri sebnyak empat

buah antara lain: Total dana luar negeri "total capital transaction" (Ft), Dana swasta luar

negeri "private capital" (Fvt), pinjaman luar negeri "foreign aids" atau official capital

(Fgt) dan bantuan luar negeri APBN (Fpt) masing-masing proporsinya dengan PDB

terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, antara lain keempatnya telah menyakakan

besarnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bebeda-beda. Dalam arti kata bukanlah

sebesar 5,7 % rata-rata per tahun.

Pada hakekatnya telah terjadi infak yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi

Indonesia dengan memanfaatkan arus dana yang bersal dari luar negeri selama ini. Infak

negatif yang paling besar adalah pemanfaatan dana luar negeri yang berupa pinjaman luar

20

negeri atau official capital terhadap pertumbuhan ekonomi oleh karena tanpa pinjaman

luar negeri, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 10.87 % rata-rata per tahun

dan memberikan infak negatif dalam penggunaan dana ini terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi tanpa dana luar negeri adalah sebesar 6,82 % rata-rata per

tahun dan tanpa dana swasta laur negeri, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,45 % rata-rata

per tahun, dan berarti adalah sebesar 0.12 % rata-rata per tahun dari total dana luar

negeri yang masuk ke Indonesia menurunkan pertumbuhan ekonomi. Keadaan semacam

ini terjadi karena arus dana swasta luar negeri yang masuk ke dalam negeri lebih kecil

daripada arus dana swasta domestik yang lari ke luar negeri. Infak positif dari

penggunaan dana luar negeri yang positif hanya terjadi pada penggunaan dana swasta

luar negeri.

Nampaknya kalau memang harus terpaksa bahwasanya dan luar neger tersebut

juga harus digunakan maka dana swasta luar negeri adalah paling baik digunakan

dibandingkan daripada pinjaman luar negeri selaku sumber pembiayaan pembangunan

dan pertumbuhan ekonomi, oleh karena dana swasta luar negeri kebanyakan berupa PMA

sehingga tidak akan menjadi beban pembayaran dikemudian hari, hanya saja investor

tertarik menanam modal justru disaat kondisi ekonomi membaik. Namun demikian,

secara keseluruhan arus dana luar negeri yang dimanfaatkan Indonesia selama ini tetap

saja masih memberikan infak yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Akibat nyata yang terjadi dari penggunaan dana luar negeri selaku sumber

pembiayaan pembangunan selama ini adalah telah memperberat defisit neraca

pembayaran oleh karena beban pembayaran hutang luar negeri beserta tingkat bunga

pada saat jatuh tempo tidak dapat dihindari, sementara sektor perdagangan luar negeri

kurang mampu menjamin kondisi ekonomi telah pula semakin besarnya DSR dan

terjadinya kemunduran diberbagai bidang ekonomi yang produktif yang secara serempak

telah membawa ekonomi kepada kondisi yang memprihatinkan, dan besar kemungkinan

pertumbuhan ekonomi akan mengalami kemunduran yang sangat tajam dan mungkin

pula akan terjadi kondisi ekonomi yang pesimistis dimasa mendatang.

21

DAFTAR BACAAN

Arief, Sritua dan Adi Sasono, Ketergantungan dan keterbelakangan, (Jakarta: Sinar

Harapan, 1984)

Friedman, Milton, "foreign Economic Aid : Means and Objective" dalam John A. Pincus

(Editor), Reshaping the World Economy; Rich Countries and Poor, englewood,

New York : Prentice-Hall, Inc 1968).

Gupta, Kanhaya L and M. Anisul Islam, Foreing Capital Saving and Growth : And

International Corss-Section Study, (Dordrecht-Holland/Boston-UDA : D. Reidel

Publishing Company, 1983).

Hasanuddin, Basri, "Dana Luar Negeri Dalam APBN", Prisma, No.5 (Mei 1984).

Yamane, Taro, Statistic : An Introductory Analysis, Third Edition, (New York : Harper &

Row Publisher, 1979).

Pattiasina, Engelina, "Dampak-dampak Kegiatan Penanaman Modal Asing Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia", Analisa,No.9 (September 1982).

Republik Indonesia, Repelita IV Indonesia 1984/85 - 1988/89, (Jakarta : Departemen

Penerangan RI), Buku I dan II.

Strout, Allan M., "Modal Asing dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia", Prisma, No.2

(Februari 1973).

Suda, Miyako, "Balance of Payment in Asian Countries" dalam Tskshiko Haseyama, et al

(Editors), Two Decades of Asian Development and Outlook for the 1980s,

(Tokyo: Institute of Developing Economics, 1983).

Thirwall, AP., Growth and Development With Special Reference to Developing

Economic, Second Edition, (London : The Macmillan Press Ltd, 1978).

Todaro, Michel P., Perencanaan Pembangunan : Model dan Metode, terjemahan Drs.

Siswa Suyanto, Jakarta : Intermedia, 1986).

Voivodas, Contantin S. "Export, Foreign Capital Inflow and Economic Growth", Journal

of International Economics, (Feb,1972).

------+++++------

Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:

22

Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:

Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN

PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil

Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL

& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi

10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.

Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah

DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016

12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN

TRANSPORTASI 2014 s/d 2017

I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta

Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:

02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang

004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen

005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia

006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994 007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia

008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia

010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri

011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan

012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth

013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan

014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat

015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995

016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan

017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen 019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan

020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi

021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka

022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi

023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka

024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas

026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan

028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana

029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

23

004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara

031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth

034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif

035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan

037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen

038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia

039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan

040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)

041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka

042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)

043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia

044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal

046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana

047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana

049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia

050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi

051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera

052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan

054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada

Kemampuan Sendiri

055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan

056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan

057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional

059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat

061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi

Aliran Dana Luar Negeri

062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan

005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi

065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi

066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan

068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro

069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional

070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro

071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro

073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial

074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial

24

II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi

Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Hasil Estimasi

File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Non-Estimasi

File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi

File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA

Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA

Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL

ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation

Result Function (242 halaman)

008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan

080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun 081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia

009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA

083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-

STATE GROWTH

084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai

085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber

Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off

010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010

Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

25

011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010

Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna

Kendaraan Pribadi Dan Umum

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)

File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)

File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010

atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung

Pandang

012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011

Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan

File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011

Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan

File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011

Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia

File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011

Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik

File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia

File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik

File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau

File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik

File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011

Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara

File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011

Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri

File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011

Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik

File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional

26

10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009

Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil

Pribadi Di Jakarta

File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010

Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi

Dan Umum

File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010

Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI

File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010

Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-

UJUNG PANDANG

File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016

Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute

JAKARTA-UJUNG PANDANG

014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014

Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA

File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014

Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API

INDONESIA

File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014

Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN

PENERBANGAN DOMESTIK

015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,

Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017

Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan

Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara

File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017

Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA

LUAR NEGERI

27

III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017

File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015

Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017

Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey

Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt

135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h

137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h

138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h

139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h

141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h

28

12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014

Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015

Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016

Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017

Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017

Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017

Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

29

Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan

didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN

ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan

keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.

KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah

dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai

MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar

mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN

TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan

juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai

bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah

Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF

(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya

bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan

dalam sebuah Daftar Harga).

Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),

sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan

ilmiah yang disusun oleh Amrizal.

Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal

ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar

TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:

Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari

Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)

keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),

cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut

ke dalam Google.

Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah

files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat

tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......

-------- Jakarta, 14 September 2017--------