Ksmb Femu Final
-
Upload
riza-purbo-widiasto -
Category
Documents
-
view
110 -
download
1
Transcript of Ksmb Femu Final
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sumber daya manusia (SDM) memiliki perannya sebagai makhluk sosial
yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta
seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan
kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian
praktis, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang
membentuk suatu organisasi. Sumber daya manusia dipelajari dalam manajemen
sumber daya manusia (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu
manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri organisasi
dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusianya sebagai subyek pelaku
adalah bidang kajian ilmu psikologi.
Sumber daya yang dimaksudkan tersebut adalah pimpinan, karyawan, dan
orang-orang yang berperan dalam organisasi tersebut, salah satunya akuntan yang
tugas pokoknya adalah membantu perusahaan dalam menentukan apakah
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi,
menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi,
menentukan efektifitas dan efisiensi prosedur kegiatan organisasi, serta
menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Salah satu elemen untuk meningkatkan produktifitas kerja dalam suatu
perusahaan adalah SDM. Dalam hal ini telah kita ketahui bersama bahwa perilaku
manusia didalam organisasi akan dipengaruhi para pekerja secara umum, namun
pada prinsipnya dari dalam diri para pekerja yang bersangkutan dengan
lingkungan organisasi dimana ia berada dalam situasi dan kondisi yang terjadi
pada saat itu. Dengan pengaturan manajeman SDM secara profesional, diharapkan
pegawai bekerja secara produktif. Pengelolaan pegawai secara profesional
(termasuk outsourcing) harus dimulai sejak perekrutan pegawai, penyeleksian,
pengklasifikasian, penempatan pegawai sesuai kemampuan, pelatihan, dan
pengembangan karirnya (Mangkunegara, 2008).
1
Setiap perusahaan berusaha meningkatkan kinerja karyawan, sehingga
tujuan perusahaan tercapai. Berbagai cara akan ditempuh perusahaan dalam
meningkatkan kinerja karyawannya, misalnya dengan melalui pendidikan,
pelatihan, pemberian kompensasi yang layak, pemberian motivasi dan
menciptakan lingkungan kerja yang layak kondusif. Sumber daya manusia dalam
suatu organisasi adalah orang-orang yang ada dalam organisasi itu sendiri.
Pengimplementasian strategi SDM yang efektif dan sukses akan
meningkatkan rasa kepercayaan diri karyawan dan kepercayaan terhadap
organisasi dan pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan dan kapasitas dari
karyawannya untuk bersama-sama mencapai sukses di organisasi tersebut.
Dengan adanya rasa percaya terhadap organisasi maka karyawan akan
memberikan yang terbaik pula bagi organisasi.
Masalah SDM merupakan faktor penting dalam keberhasilan suatu
perusahaan, Atas latar belakang tersebut CEO forum yang diadakan oleh MB IPB
pada kali ini mengundang Ir. Andi Hanif Mursid MM, MBA yang saat ini
menjabat sebagai Director Pramana AgriResources (INTA group affiliation) dan
sebagai General Manager Training Center (INTA Group) dan Dr. Agung
Primanto Murdanoto sebagai Direktur PT. Mitra Kerinci. Dalam kesempatan ini
keduanya secara sistematis memaparkan tentang bagaimana penerapan Human
Resource Management dan mengelola SDM di perusahaan yang dipimpin. karena
pada dasarnya aset organisasi paling penting yang harus dimiliki oleh perusahaan
dan sangat diperhatikan oleh management adalah SDM dari organisasi tersebut.
Istilah human resources merujuk kepada orang-orang yang berada didalam
organisasi.
I.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui fungsi Human Resource Management dalam organisasi
atau perusahaan.
2. Untuk mengetahui bagaimana mengelola SDM dalam organisasi atau
perusahaan.
3. Untuk mengulas kembali seminar CEO forum yang membahas mengenai
MSDM dan keberlanjutan suatu perusahaan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Manajemen Sumber Daya Manusia
II.1.1. Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat
dalam organisasi. Werther dan Davis dalam Edy Sutrisno menyatakan bahwa
sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi (Werther dan Davis dalam Sutrisno, 2009:1).
Timbulnya kebutuhan untuk membantu organisasi dalam melaksanakan tujuannya
merupakan profesionalisme dalam bekerja. Kebutuhan akan profesionalisme
menunjukan bahwa semakin berperannya sumber daya manusia dalam mencapai
keberhasilan organisasi.
Tujuan organisasi agar dapat tercapai dengan baik, dibutuhkan sumber
daya manusia yang memenuhi syarat-syarat dan kriteria organisasi (Sofyandi,
2008:53). Kriteria organisasi tersebut diharapkan akan terbentuk sumber daya
manusia yang produktif yang berguna terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Menurut Hadari Nawawi dalam Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah yang
dimaksudkan sebagai sumber daya manusia meliputi tiga pengertian yaitu :
1. Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu
organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pegawai atau karyawan).
2. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak
organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
3. Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi
sebagai modal (non material / non finansial) di dalam organisasi bisnis,
yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non
fisik dalam mewujudkan eksistensinya. (Nawawi dalam Sulistiyani dan
Rosidah, 2003:9)
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa yang dimaksud sumber daya manusia
adalah manusia yang ada dalam lingkungan suatu organisasi untuk bekerja, yang
memiliki potensi untuk melaksanakan kegiatan organisiasi. Sumber daya manusia
juga dapat disebut sebagai asset yang dimiliki oleh suatu organisasi untuk
3
menghasilkan suatu potensi dalam bentuk hasil kerja yang nyata bagi kepentingan
organisasi.
II.1.2. Manajemen Sumber Daya Manusia atau Human Resources
Management
Human Resources Management (Manajemen Sumber Daya Manusia)
adalah bagian dari fungsi manajemen. Jikalau manajemen menitikberatkan
‘bagaimana mencapai tujuan bersama dengan orang lain’, maka MSDM
memfokuskan pada “orang” baik sebagai subyek atau pelaku dan sekaligus
sebagai obyek dari pelaku. Jadi bagaimana mengelola orang-orang dalam
organisasi yang direncanakan (planning), diorganisasikan (organizing),
dilaksanakan (directing) dan dikendalikan (controlling) agar tujuan yang dicapai
organisasi dapat diperoleh hasil yang seoptimal mungkin, efisien dan efektif.
Manajemen Sumber Daya Manusia sangatlah penting di dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi hal
tersebut, yaitu (1) untuk menggali potensi manusia dalam organisasi sehingga
dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin, (2) manusia sebagai makhluk sosial yang
unik harus menjadi fokus perhatian terhadap keinginan (wants) dan kebutuhannya
(needs) yang harus dipenuhi, (3) manusia memiliki cita-cita untuk mencapai
tujuan yang diinginkan melalui jalur karir yang ditempuhnya, (4) organisasi
adalah kumpulan orang-orang. Kesuksesan orang-orang di dalamnya haruslah
sesuai dengan tujuan organisasi yang ingin dicapai, (5) organisasi dibentuk bukan
hanya dalam jangka pendek, melainkan dalam jangka panjang sehingga kebutuhan
SDM harus direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dikendalikan secara
efektif.
Pentingnya MSDM menurut Fischer, et.al dalam Haryono (2010)
mencakup berbagai kegiatan yaitu :
a. Staffing/Human Resource Planning : Perencanaan Sumber Daya Manusia.
b. Organization/Employee Development : Pengembangan Pegawai/Organisasi.
c. Compensation/Employee Relations: Hubungan Pegawai atau
Karyawan/Kompenasi.
d. Employee Support : Dukungan Pegawai.
e. Legal Reqruitments/Compliance : Rekrutmen Legal/Keluhan.
4
f. Labor/Union Relations : Serikat/Organisasi Buruh
g. Policy Adherence : Kebijakan
h. Administrative Services : Pelayanan Administrasi.
II.1.3. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan manajemen sumber daya manusia secara umum adalah untuk
memastikan bahwa organisasi mampu mencapai keberhasilan melalui orang
(Sedarmayanti, 2009:13). Pendapat tersebut manyatakan sumber daya manusia
merupakan sumber dari organisasi yang memiliki kapabilitas bagaimana
organisasi dapat belajar dan mempergunakan kesempatan dalam mencapai tujuan.
Secara khusus, manajemen sumber daya manusia bertujuan untuk :
1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan karyawan
cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi, seperti yang
diperlukan.
2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang melekat pada manusia
kontribusi, kemampuan dan kecakapan mereka.
3. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur
perekrutan dan seleksi “yang teliti”, sistem kompensasi dan insentif yang
tergantung pada kinerja, pengembangan manajemen serta aktivitas
pelatihan yang terkait “kebutuhan bisnis”.
4. Mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi yang
menyadari bahwa karyawan adalah pihak terkait dalam organisasi bernilai
dan membantu mengembangkan iklim kerja sama dan kepercayaan
bersama.
5. Menciptakan iklim, dimana hubungan yang produktif dan harmonis dapat
dipertahankan melalui asosiasi antara manajemen dengan karyawan.
6. Mengembangkan lingkungan, dimana kerja sama tim dan fleksibilitas dapat
berkembang.
7. Membantu organisasi menyeimbangkan dan mengadaptasikan kebutuhan
pihak terkait (pemilik, lembaga atau wakil pemerintah, manajemen,
karyawan, pelanggaran, pemasok dan masyarakat luas).
5
II.1.4. Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Fungsi-fungsi sumber daya manusia (Cherrington, 1995 ), terdiri dari:
a. Staffing/Employment
Terdiri dari tiga aktivitas penting, yaitu perencanaan, penarikan, dan
seleksi sumber daya manusia. Sebenarnya para manajer bertanggung jawab
untuk mengantisispasi kebutuhan sumber daya manusia. Dengan semakin
berkembangnya perusahaan, para manajer menjadi lebih tergantung pada
departemen sumber daya manusia untuk mengumpulkan informasi mengenai
komposisi dan keterampilan tenaga kerja. Meskipun penarikan tenaga kerja
dilakukan sepenuhnya oleh departemen sumber daya manusia, departemen lain
tetap terlibat dengan menyediakan deskripsi dari spesifikasi pekerjaan untuk
membantu proses penarikan. Dalam proses seleksi, departemen sumber daya
manusia melakukan penyaringan melalui wawancara, tes, dan menyelidiki latar
belakang pelamar. Tanggung jawab departemen sumber daya manusia untuk
pengadaan tenaga kerja ini semakin meningkat dengan adanya hukum tentang
kesempatan kerja yang sama dan berbagai syarat yang diperlukan perusahaan.
b. Performance Evaluation
Penilaian kinerja sumber daya manusia merupakan tanggung jawab
departemen sumber daya manusia dan para manajer. Para manajer menanggung
tanggung jawab utama untuk mengevaluasi bawahannya dan departemen sumber
daya manusia bertanggung jawab untuk mengembangkan bentuk penilaian kinerja
yang efektif dan memastikan bahwa penilaian kinerja tersebut dilakukan oleh
seluruh bagian perusahaan. Departemen sumber daya rnanusia juga perlu
melakukan pelatihan terhadap para manajer tentang bagaimana membuat standar
kinerja yang baik dan membuat penilaian kinerja yang akurat.
c. Compensation
Dalam hal kompensasi dibutuhkan suatu koordinasi yang baik antara
departemen sumber daya manusia dengan para manajer. Para manajer
bertanggung jawab dalam hal kenaikan gaji, sedangkan departemen sumber daya
manusia bertanggung jawab untuk mengembangkan struktur gaji yang baik.
Sistem kompensasi yang memerlukan keseimbangan antara pembayaran dan
manfaat yang diberikan kepada tenaga kerja. Pembayaran meliputi gaji, bonus,
6
insentif, dan pembagian keuntungan yang diterima oleh karyawan. Manfaat
meliputi asuransi kesehatan, asuransi jiwa, cuti, dan sebagainya. Departemen
sumber daya manusia bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kompensasi
yang diberikan bersifat kompetitif diantara perusahaan yang sejenis, adil, sesuai
dengan hukum yang berlaku (misalnya:UMR), dan memberikan motivasi.
II.2. Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia atau Human Resources
Information System (HRIS)
Kegiatan perekrutan, penempatan, evaluasi, kompensasi, dan
pengembangan tenaga kerja tergabung dalam fungsi manajemen sumber daya di
suatu organisasi. Pada dasarnya, bisnis menggunakan sisitem informasi berbasis
komputer untuk kepentingan HR dimulai dari perencanaan tenaga kerja,
perekrutan, wawancara, perencanaan pelatihan dan pengembnangan, penilaian dan
evaluasi kinerja, program kompensasi, penggajian dan database pegawai.
Keterbatasan waktu dan tenaga dari manusia untuk mengelola data dalam jumlah
besar, memaksa perusahaan untuk menggunakan sistem informasi.
Jumlah karyawan yang besar, dengan karakteristik beraneka ragam
membutuhkan pengelolaan data yang tidak sedikit. Aturan perusahaan serta
kebijakan pemerintah dalam pengelolaan SDM menambah kompleksitas kegiatan
human resources management. Akhirnya perusahaan menggunakan fasilitas
sistem informasi untuk membantu pengelolaan data SDM. Diharapkan sistem ini
akan mempermudah proses dan meningkatkan produktivitas SDM di perusahaan.
Beberapa perusahaan menyebut sistem informasi human resources mereka
dengan Human Resources Information System (HRIS). HRIS merupakan tata
kelola dan tata laksana manajemen SDM perusahaan guna mendukung proses
pengambilan keputusan dan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan.
Berbagai pihak mengatakan bahwa HRIS adalah kolaborasi dua ilmu, manajemen
sumber daya manusia dan teknologi informasi. Sistem ini menggabungkan
MSDM sebagai suatu disiplin ilmu untuk mengelola SDM dan memasukkannya
ke dalam aplikasi sistem.
Human Resources Information System terintegrasi langsung dengan ERP
pada perusahaan, sehingga aktivitas-aktivitas MSDM yang terjadi tercatat
7
langsung dan output yang dihasilkan digunakan juga sebagai acuan untuk bidang-
bidang lain dalam perusahaan. Karakteristik informasi dalam sistem informasi
sumber daya manusia harus tepat waktu, akurat, ringkas, relevan, dan lengkap.
Fungsi utama HRIS adalah:
a. Perekrutan dan Penerimaan, MSDM akan melakukan penerimaan pegawai
dalam periode waktu tertentu, dan terus mengikuti perkembangan
peraturan pemerintah mengenai sistem perekrutan pegawai dari
lingkungan eksternal.
b. Pendidikan dan Pelatihan, Sistem informasi juga memfasilitasi perusahaan
untuk mengatur berbagai program pendidikan untuk pegawai guna
meningkatkan pengetahuan dan keahlian pegawai.
c. Manajemen Data, HRIS akan menyimpan dan memproses setiap data
pegawai secara personal dan menghasilkan input sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
d. Penghentian dan Administrasi Tunjangan, biaya gaji dan pensiun pegawai
juag diatur dalam sistem, sehingga pencatatan data dilakukan dengan
akurat dan tidak menimbulkan kesalahn pembayaran.
II.3. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik atau Strategic Human
Resource Manajemen
Becker & Gerhart (1996) dalam Kananlua (2001) mengatakan bahwa
sumberdaya manusia merupakan sarana strategis yang dapat memberikan pengaruh
ekonomi secara signifikan melalui perubahan focus menuju pembentukan nilai.
Manajemen sumberdaya manusia strategis saat ini telah mulai muncul sebagai
paradigma utama. Alasanya cukup beragam namun, ada dua hal yang paling
mencolok yaiotu semakin kerasnya persaingan di tingkat global dan adanya usaha-
usaha untuk mencarki atau menumbuhkan sejumlah keungulan kompetitif. Dengan
demikian popularitas yang semakin tinggi dari strategic human resources
management berkaitan erat dengan kemungkinan dicapainya tingkat efektivitas
organisasional yang lebih besar. Menurut Huselid (1997 dalam Kananlua (2001)
kinerja perusahaan dipengaruhi oleh serangkaian praktek manajemen sumberdaya
manusia yang dilaksanakan oleh perusahaan.
8
Dengan demikian perlu adanya pendekatan yang dapat mengukur praktek-
prktek manajemen sumberdaya manusia terutama kinerja sumberdaya manusia itu
sendiri dalam upaya mendukung pencapaian kinerja organisasi perusahaan.
II.3.1. Peranan Sumber Daya Manusia Strategik
Dalam menghadapi tantangan utama yang akan datang, SDM memiliki peran
kunci untuk mendukung pencapaian sukses perusahaan. namun demikian, diperlukan
kerja sama antar SDM dengan fungsi lain. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai
agenda dan peran SDM kedepan dimana diperlukan pendekatan baru. Beberapa
tantangan yang akan dihadapi adalah sebagai berikut (Ulrich, 1997; Sadikin, 2009)
a. Globalisasi
Globalisasi menyangkut pasar baru, produk baru, pola pikir baru, kompetisi
baru dan cara berfikir baru mengenai bisnis, dunia semakin kecil melalui
perkembangan komunikasi, perjalanan, informasi, dan kemitraan.
b. Rantai Nilai
Memfokuskan ulang praktik SDM untuk lebih melihat kepada antai nilai
(value chain) yang menyangkut pemasok dan juga pelanggan yang merupakan
lingkungan luar perusahaan.
c. Keuntungan melalui biaya dan pertumbuhan
Keuntungan merupakan isu utama dari bisnis, tapi kenaikan keuntungan
merupakan kombinasi dari kenaikan pendapatan dan penurunan biaya. Dengan kata
lain, adalah mengerjakan lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit.
d. Fokus pada Kemampuan
SDM perlu untuk merancang apa yang harus dilakukan mengenai
kemampuan, dimana kemampuan tim lebih penting dari kemampuan individu,
sehingga kompetensi individudiubah menjadi kemampuan organisasi.
e. Berubah
SDM perlu untuk membentu organisainya untuk berubah dan SDM perlu juga
untuk menentukan model organisasi kedepan serta SDM merupakan sponsor
utamanya dalam pelaksanaan perubahan (agen perubahan)
f. Teknologi
Inovasi dalam teknologi muncul lebih cepat dari yang dapat disimpan, dan hal
ini memberikan dampak pada bagaimana pekerjaan harus dikerjakan.
9
g. Menarik, menahan, dan mengukur kompetensi dan modal intelektual
Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang paling banyak mengadopsi,
memikat, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan dengan keahlian.
h. Memutar Balik (Turn around)
Beberapa tahun terakhir ini, banyak perusahaan menginisiasi upaya memutar
balik melalui pengurangan, konsolidasi, dan restrukturisasi perusahaan yang
merupakan upaya menurunkan biaya dan menjadikan bisnis yang menguntungkan.
10
BAB III
STUDI KASUS
Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia
PT. Pramana Agri Resources dan PT. Mitra Kerinci
3.1. Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia pada PT. Pramana Agri
Resources (INTA grup)
Human resource management (HRM) adalah bidang manajemen
mengenai hubungan dan peranan manusia dalam suatu organisasi. HRM
merupakan suatu strategi dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen berupa
planning, organizing, leading, controlling yang dilakukan dalam setiap aktivitas
operasional SDM. Human resource manajemen mengalami evolusi fungsi, dimana
pada tahun 1700-1800, sumber daya manusia dianggap sebagai labor
mobilization. Lalu, pada tahun 1960 sumber daya manusia berfungsi pada aspek
personnel administration. Namun, peranan sumber daya manusia makin strategis
pada era 1985-1990 dimana pada era tersebut pemberdayaan tenaga outsourcing
banyak digunakan sebagai pihak yang menjalankan administrasi dan pemeliharaan
gedung, sedangkan pihak perusahaan menggunakan sumber daya manusia untuk
beroperasi di sektor yang lebih strategis di dalam perusahaan.
Fungsi Human resource dalam unsur people memiliki peran dalam
pengembangan sumber daya manusia yang ada, misalkan dalam pentuk pelatihan
dan kegiatan pengembangan. Sedangkan fungsi Human resource yang bersifat
task memiliki peran untuk fokus pada aktivitas apa yang dilakukan secara efisien,
misalkan bagaimana agar pemberian gaji dilakukan secara tepat waktu. Dalam
fungsi Human resource yang bersifat strategic memiliki peran dalam
menambahkan nilai terhadap organisasi dalam jangka panjang. Sementara itu,
fungsi Human resource yang bersifat tactical memiliki peran dalam
menambahkan nilai terhadap organisasi dalam jangka pendek, yakni merespon
kebutuhan perusahaan saat ini dan mengimplementasikan tugas secara efektif dan
efisien.
Pada perusahaan level multinasional yang memiliki jumlah karyawan yang
besar dan karakteristik karyawan yang beraneka ragam, perusahaan membutuhkan
11
sebuah sistem pengelolaan yang tidak sederhana. Aturan perusahaan serta
kebijakan pemerintah dalam pengelolaan SDM menambah kompleksitas kegiatan
human resources management. Dengan adanya pengembangan teknologi dan
sistem informasi, perusahaan sebaiknya memanfaatkan hal tersebut untuk
menciptakan sebuah sistem pengelolaan sumber daya manusia yang terintegrasi
dengan berbagai divisi di perusahaan. Sehingga diharapkan sistem ini akan
mempermudah proses dan meningkatkan produktivitas SDM di perusahaan.
Beberapa perusahaan menyebut sistem informasi human resources mereka
dengan Human Resources Information System (HRIS). HRIS merupakan tata
kelola dan tata laksana manajemen SDM perusahaan guna mendukung proses
pengambilan keputusan dan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan.
Sistem ini menggabungkan MSDM sebagai suatu disiplin ilmu untuk mengelola
SDM dan memasukkannya ke dalam aplikasi sistem, sehingga aktivitas-aktivitas
MSDM yang terjadi tercatat langsung dan output yang dihasilkan digunakan juga
sebagai acuan untuk bidang-bidang lain dalam perusahaan.
Human resource operation group memiliki fungsi untuk menjalankan jasa-
jasa inti dari fungsi HR kepada seluruh karyawan dan manajemen, menunjukkan
bahwa deliverables yang diberikan merupakan “best in class” dalam platform HR
untuk selalu cost-efficient, manajemen merasa sangat didukung dan yakin dalam
menggunakan HR tools dan melakukan proses kerja yang berkaitan dengan fungsi
HR, dan yang terpenting adalah agar proses dan aktivitas inti fungsi HR dapat
dilakukan dengan baik.
Pada perusahaan level multinasional yang memiliki jumlah karyawan yang
besar dan karakteristik karyawan yang beraneka ragam, perusahaan membutuhkan
sebuah sistem pengelolaan yang tidak sederhana. Aturan perusahaan serta
kebijakan pemerintah dalam pengelolaan SDM menambah kompleksitas kegiatan
human resources management. Dengan adanya pengembangan teknologi dan
sistem informasi, perusahaan sebaiknya memanfaatkan hal tersebut untuk
menciptakan sebuah sistem pengelolaan sumber daya manusia yang terintegrasi
dengan berbagai divisi di perusahaan. Sehingga diharapkan sistem ini akan
mempermudah proses dan meningkatkan produktivitas SDM di PT. Pramana Agri
Resources.
12
3.2. Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia pada PT Mitra Kerinci
(RNI grup)
Teh yang diusahakan oleh PT Mitra Kerinci awalnya merupakan hasil
diversifikasi usaha perusahaan induk PT Rajawali Nusantara Indonesia. Pada
siklus bisnis perusahaan, saat ini PT Mitra Kerinci berada pada tahap
pertumbuhan (growth). Permasalahan pokok agribisnis teh nasional adalah mutu
teh yang masih rendah sehingga tidak mendapat harga yang baik di pasar dunia
dan produktivitas tanaman teh yang rendah. Hal ini pula yang menjadi pokok
permasalahan yang dihadapi PT Mitra Kerinci sehingga sampai awal tahun 2012
perusahaan masih mengalami rugi dan mulai berkembang kembali pertengahan
tahun 2012.
Pada tahun 2007 PT Mitra Kerinci mengalami kerugian hingga puluhan
milyar, hal ini desebabkan karena: (1) realisasi penjualan hanya mencapai 77,25
persen di bawah target yang telah ditetapkan; (2) besarnya biaya bunga pinjaman;
(3) kenaikan harga bahan bakar minyak solar industri pada pertengahan tahun; (4)
tidak tercapainya target produksi teh jadi karena serangan hama yang cukup hebat
(hampir 50 persen luas lahan yang diserang) sehingga produktifitas kebun
menurun. Produksi pucuk basah hanya mencapai 79,93 persen (Tabel 4); (5)
perusahaan belum memiliki sistem informasi yang terintegasi sehingga
pengambilan keputusan menjadi lambat; (6) kurangnya pelatihan atau seminar
guna pengembangan kapabilitas karyawan yang dikarenakan keterbatasan dana
perusahaan.
Modal dasar yang harus dimiliki perusahaan pada perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan adalah modal manusia, modal organisasi dan modal informasi.
PT Mitra kerinci merupakan perusahaan yang masih menggunakan sistem
tradisional dalam organisasinya. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang
dimiliki oleh perusahaan dan dapat diukur antara lain modal manusia dan modal
organisasi. Kepuasan karyawan dapat membentuk komitmen karyawan dalam
bekerja, sehingga perusahaan harus memberikan perhatian lebih kepada
karyawan. Sedangkan kesetiaan karyawan merupakan jaminan keberlangsungan
perusahaan meskipun bukan yang utama.
13
Penghematan sumber daya manusia juga dilakukan melalui implementasi
tea harvester, yakni alat berat yang mampu memetik teh secara masal dan juga
melakukan pemupukan lahan teh secara merata. Penggunaan alat ini merupakan
yang pertama di Indonesia dan mampu menggantikan tenaga kerja sebanyak 300
orang. Adanya implementasi tea harvester ini bukan merupakan bentuk
pengurangan jumlah tenaga kerja, tapi lebih ke arah penggantian tenaga kerja
dimana implementasi alat berat ini juga diiringi dengan peningkatan kapasitas
produksi pabrik yang tentunya akan tetap memerlukan tenaga sumber daya
manusia.
Upaya strategis yang dilakukan oleh perusahaan dalam memperbaiki kinerja
perusahaan adalah melakukan optimalisasi kinerja sumberdaya perusahaan dengan
pengembangan langkah-langkah operasional, salah stunya adalah memberikan
semangat dan perilaku kerja positif, kerjasama produksi dan pemasaran dan
optimalisasi sumber daya. Selain itu segala hutang yang menghimpit perusahaan
diubah menjadi laba dengan cara terus meningkatkan kapasitas produksi dan
keuntungan. Dengan adanya upaya tersebut, perusahaan terus berkembang dan
hutang yang ada secara perlahan berkurang.
Komunikasi dilakukan secara baik menjadi modal dasar terbentuknya
harmonisasi pekerjaan, dengan menjalankan suatu proses komunikasi yang baik,
maka keberhasilan dalam menjalankan perkerjaan juga akan berjalan dengan baik.
Komunikasi atasan dengan bawahan, bisa dilakukan dengan cara berbicara secara
langsung, mengirim surat, mengirim e-mail atau menyampaikan pesan lewat
orang lain, PT Mitra Kerinci sangat mengetahui pentingnya komunikasi, sehingga
tidak ada batasan komunikasi, sampai pada teknologi sekarang ini pesan lewat
jejaring sosial facebook juga menjadi alat komunikasi yang baik bagi perusahaan
dalam menjalin hubungan baik dengan karyawan.
14
BAB IV
OPINI
Seiring dengan semakin ketatnya persaingan di dunia usaha sebagai akibat
liberalisasi ekonomi di berbagai sektor industri dewasa ini, peranan Sumber Daya
Manusia sebagai faktor penentu utama mampu tidaknya perusahaan untuk
bersaing secara dinamis dan menguntungkan semakin dirasakan arti pentingnya.
Keunggulan mutu bersaing suatu organisasi sangat ditentukan oleh mutu SDM.
Penanganan harus dilakukan secara menyeluruh dalam kerangka sistem
pengelolaan SDM yang bersifat strategis, integrated, interrelated dan unity.
Organisasi sangat membutuhkan SDM yang kompeten, memiliki kompetensi
tertentu yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan
pekerjaannya.
Riset menunjukkan bahwa 85% nilai suatu perusahaan didasarkan pada
intangible asset.1 Temuan ini semakin menguatkan pandangan resource based
view, yang menyatakan bahwa keberhasilan perusahaan lebih dipengaruhi oleh
kemampuan perusahaan dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki daripada
pengaruh lingkungan eksternal. Meskipun peran intangible asset sangat besar,
namun intangible asset sangat sulit dibangun, diukur dan dikelola. Komponen
intangible asset yang signifikan ada tiga yaitu brand/merk, intellectual capital
dan management systems. Faktor yang menentukan intangible asset pada dasarnya
adalah faktor manusia. Intellectual capital, management systems dan brand adalah
hasil pengetahuan dan kreativitas manusia di dalam perusahaan. Sehingga fokus
pengelolaan SDM saat ini telah banyak berubah lebih mengarah pada bagaimana
SDM yang ada di perusahaan berkontribusi penuh dalam penciptaan nilai (value).
Konsep dari pengembangan strategi SDM ini harus berhubungan dan
mendukung strategi yang dijalankan oleh organisasi. Menurut Stone (2008), peran
dari seorang Human Resource dalam mendesign strategi SDM harus meyakinkan
kepada manajemen bahwa strategi SDM tersebut mampu meningkatakan
profitability melalui peningkatan produktivitas karyawan. Thite (2004) juga
menyampaikan keyakinannya bahwa pengimplementasian strategi SDM yang
1 http://syncoreconsulting.com/?p=485 [14 September 2012]
15
efektif dan sukses akan meningkatkan rasa kepercayaan diri karyawan dan
kepercayaan terhadap organisasi dan pada akhirnya akan meningkatkan
kemampuan dan kapasitas dari karyawannya untuk bersama-sama mencapai
sukses di organisasi tersebut. Dengan adanya rasa percaya terhadap organisasi
maka karyawan akan memberikan yang terbaik pula bagi organisasi.
Untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan seoptimal mungkin, maka
diperlukan pengelolaan SDM yang lebih efisien dan profesional. Dalam
menghadapi berbagai perubahan lingkungan bisnis baik secara internal maupun
eksternal, manajer SDM perusahaan dituntut dapat melakukan proses menajemen
SDM yang dapat mengembangkan human capital. Terdapat enam elemen penting
dalam pengelolaan SDM yang dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja
bisnis dan sekaligus meningkatkan daya saing perusahaan secara menyeluruh.
1. Rekrutmen dan Penempatan Karyawan
Rekrutmen dan Penempatan Rekrutmen dan penempatan karyawan
menjadi proses fundamental yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk
mendapatkan orang-orang yang dapat membawa perusahaan mencapai
tujuannya secara optimal maka langkah awal adalah bagaimana
perusahaan melakukan rekrutmen SDM dan penempatan yang tepat pada
bidangnya. Rekrutmen SDM adalah proses identifikasi dan penarikan
karyawan yang potensial yang dilakukan perusahaan dari waktu ke waktu
dalam kegiatan operasionalnya. Program rekrutmen dilakukan untuk
mencari orang-orang yang tepat yang memiliki talenta dan dianggap
mampu mengisi posisi lowong dalam berbagai level organisasi.
Keberhasilan perusahaan di masa depan sangat tergantung atas seleksi
yang dilakukan terhadap rekrutmen SDM yang akan diterima. Tidak
mudah untuk memilih SDM yang tepat pada tempat yang tepat. Oleh
karena itu perlu dilakukan proses pengujian dan penyaringan secara
bertahap baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses
penyeleksian SDM membutuhkan alat dan metode yang tepat agar dapat
mengestimasi kualitas calon karyawan. Oleh karena itu, pengujian yang
akan dilakukan sudah diuji validitas dan realibilitasnya.
16
2. Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan pengembangan SDM penting dilakukan perusahaan dalam
rangka untuk mengantisipasi terhadap perubahan lingkungan yang cepat
berubah. Menurut Wexley dan Yukl (2002) mengemukakan: ”training and
development are terms reffering to planned efforts designed facilitate the
acquisiton of relevan skills, knowledge, and attitudes by organizational
members”. Pendapat Wexley dan Yukl tersebut lebih memperjelas
penggunaan istilah pelatihan dan pengembangan. Mereka berpendapat
bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan istilah-istilah yang
berhubungan dengan usaha-usaha berencana, yang diselenggarakan untuk
mencapai penguasaan skill, pengetahuan, dan sikap-sikap pegawai atau
anggota organisasi. Pengembangan lebih difokuskan pada peningkatan
kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas hubungan
manusia (human relation) bagi manajemen tingkat atas dan manajemen
tingkat menengah sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada
tingkat bawah (pelaksana). Menurut Mariot Tua Efendi (2002), latihan dan
pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari
organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan pegawai. Pelatihan dan pengembangan merupakan dua
konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan. Tetapi, dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep
tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan
kemampuan untuk malakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, dan
pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk
melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui
pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah
perilaku kerja. Menurut Mangkuprawira (2004), pelatihan bagi karyawan
merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu
serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan
tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar.
Pengembangan memiliki ruang lingkup lebih luas. Dapat berupa upaya
meningkatkan pengetahuan yang mungkin digunakan segera atau sering
17
untuk kepentingan di masa depan. Pengembangan sering dikategorikan
secara eksplisit dalam pengembangan manajemen, organisasi, dan
pengembangan individu karyawan. Penekanan lebih pokok adalah pada
pengembangan manajemen. Dengan kata lain, fokusnya tidak pada
pekerjaan kini dan mendatang, tetapi pada pemenuhan kebutuhan
organisasi jangka panjang.
3. Manajemen Kinerja
Perusahaan yang mampu menghasilkan kinerja yang tinggi biasanya
memiliki SDM yang dapat diandalkan dengan motivasi kerja yang kuat
serta memiliki komitmen yang tinggi terhadap pencapaian tujuan dan misi
perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara
optimal jika dilakukan manajemen kinerja SDM di semua lini dalam
struktur organisasi perusahaan. Tujuan yang diharapkan perusahaan antara
lain: untuk mendapatkan informasi yang tepat yang terkait dengan
keputusan promosi maupun kompensasi, dan melakukan evaluasi terhadap
kinerja karyawan baik ditingkat bawahan maupun manajerial. Oleh karena
itu, diperlukan keefektifan para manajer dalam menilai, mengatur,
mengembangkan dan menghargai kinerja karyawan serta pemberian
umpan balik dan coaching yang berkesinambungan, menilai kinerja dan
mengelola konsekuensi dari kinerja buruk. Bagi perusahaan, keberadaan
manajemen kinerja memungkinkan terciptanya keterkaitan antara tujuan
perusahaan dan tujuan pekerjaan karyawan. Selain itu, manajemen kinerja
memberikan argumentasi hukum yang relatif kuat untuk setiap keputusan
yang menyangkut SDM. Secara umum, implementasi manajemen kinerja
yang efektif mampu:
a) Mengkoordianasikan unit-unit kerja yang ada dalam organisasi
b) Mengidentifikasi dan permasalahan kinerja
c) Menjadi landasan pengambilan keputusan di bidang SDM
d) Menjadi alat untuk mengefektifkan manajemen SDM
e) Menumbuhkembangkan kerjasama antara atasan dengan
bawahannya
18
f) Menjadi wahana penyampaian umpan balil secara reguler kepada
bawahan
g) Meminimalkan kesalahan dan meniadakan kesalahan berulang
mendokumentasikan berbagai hambatan
4. Pengembangan Karir
Karir adalah serangkaian posisi jabatan yang dimiliki seseorang sepanjang
kehidupan kerjanya. Pengembangan karir adalah usaha yang dilakukan
secara formal dan berkelanjutan dengan fokus pada peningkatan
kemampuan manajerial seorang pekerja. Terdapat dua mekanisme untuk
memahami pengembangan karir dalam suatu perusahaan:
a. Career Management
Merupakan suatu mekanisme untuk mewujudkan suatu kebutuhan SDM
masa kini dan masa yang akan datang. Prosesnya mengarah kepada
bagaimama perusahaan mendesain dan melaksanakan program
pengembangan karir. Proses ini merupakan usaha formal terorganisir dan
terencaan untuk mencapai keseimbangan antara keinginan karir individu
dengan persyaratan tenaga kerja perusahaan
b. Career Planning
Perencanaan seseorang untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya sendiri, hal
ini merupakan usaha yang dilakukan seseorang dengan sadar akan
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki terhadap berbagai peluang
dan hambatan yang dihadapi.
5. Kompensasi dan Penghargaan
Kompensasi dan Penghargaan Untuk terus dapat mempertahankan dan
meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki, perusahaan dituntut untuk
memberikan kompensasi dan penghargaan yang layak kepada
karyawannya. Sasaran yang diharapkan perusahaan adalah mendorong
daya saing perusahaan, menyelaraskan sasaran kerja individu/kelompok
dengan sasaran perusahaan, dan untuk memperkuat perilaku positif
terhadap para pelanggan. Di samping itu, keterlibatan karyawan dalam
19
desain program kompensasi dan penghargaan, penjelasan terhadap cara
kerja sistem kompensasi dan penghargaan yang diberikan perusahaan,
penggunaan kombinasi imbalan finansial dan non-finansial serta
komponen kompensasi yang membedakan antara gaji pokok, insentif
dengan gaji variabel merupakan hal positif bagi perusahaan meningkatkan
partisipasi karyawannya. Perencanaan kompensasi oleh perusahaan
merupakan strategi yang terkait dengan bagaimana suatu perusahaan
memposisikan tingkat kompensasi yang diberikan dibandingkan dengan
pesaingnya. Selain itu kompensasi juga menggambarkan bagaimana
perusahaan memberikan reward kepada karyawan. Dengan perencanaan
kompensasi yang baik diharapkan karyawan akan dapat dipertahankan
terutama terhadap karyawan yang memiliki kinerja yang baik.
6. Budaya dan Lingkungan Kerja
Manajemen perusahaan dituntut untuk memperbaiki budaya maupun
lingkungan kerja di dalam perusahaan, serta kemampuan perusahaan
dalam mengelola perubahan. Kotter dan Heskett (1997) menempatkan
budaya organisasi sebagai faktor utama yang mengkondisikan faktor-
faktor lainnya, sehingga secara realiti dapat dikatakan bahwa budaya
organisasi memiliki keterkaitan yang erat terhadap keberhasilan suatu
organisasi. Harvey dan Bowin (1996) dalam bukunya mengungkapkan
bahwa semakin jelas terbukti bahwa hanya perusahaan-perusahaan dengan
budaya perusahaan efektif yang dapat menciptakan peningkatan pro
duktivitas, meningkatkan rasa ikut memiliki dari karyawan, dan pada
akhirnya meningkatkan keuntungan perusahaan. Lebih jauh Robbins
(1998: 801) memerinci fungsi budaya organisasi sebagai berikut:
Pertama, budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti
bahwa budaya organisasi menciptakan pembedaan yang jelas
antara satu organisasi dengan yang lain.
Kedua, budaya organisasi membayar suatu rasa identitas bagi
anggota-anggota organisasi.
20
Ketiga, budaya organisasi mempermudah timbul pertumbuhan
komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri
individual.
Keempat, budaya organisasi itu meningkatkan kemantapan sistem
sosial.
21
BAB IV
KESIMPULAN
Untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan seoptimal mungkin, maka
diperlukan pengelolaan SDM yang lebih efisien dan profesional. Dalam
menghadapi berbagai perubahan lingkungan bisnis baik secara internal maupun
eksternal, manajer SDM perusahaan dituntut dapat melakukan proses menajemen
SDM yang dapat mengembangkan human capital secara terintegrasi dan
menyeluruh.
Perusahaan harus terus melakukan evaluasi manajemens, sehingga
keberlangsungan perusahaan tetap terjaga, dan dapat segera melakukan perubahan
total dengan inovasi pekerjaan apabila perusahaan mengalami pernurunan atau
pun kerugian. Perusahaan harus melakukan tindakan korektif terhadap strategi
bisnisnya untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Kegagalan perusahaan dalam
menjalankan bisnis dan manajemen strategis karena perusahaan masih
menerapkan konsep manajemen konvensional (tradisional) yang menerapkan
perencanaan jangka pendek dengan berpedoman pada rencana dan laporan
keuangan.
Secara general terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruhi
implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia di dua perusahaan yang menjadi
sumber pembahasan dalam makalan ini adalah enam elemen penting dalam
pengelolaan SDM yang dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja bisnis
dan sekaligus meningkatkan daya saing perusahaan secara menyeluruh, yaitu (1)
rekrutmen dan penempatan karyawan; (2) Pelatihan dan pengembangan; (3)
Manajemen kinerja; (4) Pengembangan karir; (5) Kompensasi dan penghargaan;
(6) Budaya dan lingkungan kerja.
22
DAFTAR PUSTAKA
Becker, B, Mark Huselid, and Dave Ulrich, 2001, The HR Scorecard : Linking
People, Strategy and Performance. From : http://www.worldofhr.com,
retrieved at 10 September 2012.
Cherrington, David J. (1995). The Management of Human Resources (4th
Edition).
New Jersey: Prentice Hall Inc.
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia:
Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan
Produktivitas Pegawai. Grasindo Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Harvey, Don & Robert Bruce Bowin. 1996. Human Resourcce Management : An
Experiental Approach. Prentice Hall. New Jersey
Kananlua, P. S, 2001, Praktek MSDM dan kinerja organisasi., Ventura, Vol. 4 No
1 Juni 2001 page 44-50.
Kotter, JP dan J.L. Heskett. 1997. Corporate Culture and Performance PT.
Prenhallindo. Jakarta
Mangkuprawira, Sjafri. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik.
Ghalia Indonesia. Jakarta Selatan.
Sadikin Kuswanto, 2009. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik
dalam Menghadapi Turbulensi Lingkungan Industri : Studi Kasus pada
Perusahan Industri Petrokimia. Disertasi. Sekolah Pascasarjana IPB.
Stone, R J. 2008. Managing Human Resources. John Wiley & Sons. Queensland.
Thite, W. 2004. Strategic Positioning of HRM in Knowledge-based
Organizations: The Learning Organisation, vol. 11, no.1, pp. 28-43.
Wexley, Kenneth N, dan Gary A. Yukl. 2002. Perilaku Organisasi dan Psikologi
Personalis, Alih Bahasa: MUch. Shobaruddin. Bina Aksara. Jakarta.
http://careerhrm.wordpress.com/2009/04/25/peran-hr-dalam-pengembangan-
strategi-sdm-di-dalam-organisasi/ [10 September 2012]
23