Mikrobiologi (ISK) Gabungan Final Final
-
Upload
adelya-dwi-asyifa -
Category
Documents
-
view
254 -
download
3
description
Transcript of Mikrobiologi (ISK) Gabungan Final Final
4
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan:• Epidemiologi, Faktor Risiko, Patogenesis,
Penyebab ISK• Diagnosis ISK (Gejala Klinik, Pemeriksaan
Penunjang)• Teknik pengambilan sampel dan Handling
spesimen material klinik urin• Pemeriksaan Sedimen & Bakteriologi urin• Aspek Mikrobiologi Bakteri penyebab ISK
5
Pendahuluan
• Adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih :– uretritis– Sistitis paling sering– pyelonefritis
• Umumnya bersifat akut, sembuh dalam beberapa hari dg terapi yang tepat
• Dapat menjadi infeksi sistemik yang berat dan mengancam jiwa, atau menyebabkan kerusakan ginjal menetap
6
Epidemiologi• Merupakan infeksi yang paling sering dialami wanita (>
40% mengalami > 1 x dlm hidupnya)
• >20 % wanita muda yang mengalami infeksi akut berkembang menjadi ISK rekuren
• Insidensi pada wanita : pria usia 20-50th = 30 :1
• Insidensi pada wanita : pria usia > 50 th ≈ (pengosongan VU tak sempurna krn kelemahan otot VU, prev. hipertrofi prostat ↑)
• Insidensi pd uncircumsized : circumsized = 4–10 : 1
7
Manifestasi Klinis ISKISK bagian atas: Pyelonephritis• Gejala: demam tinggi, sakit pinggang, nyeri ketok
ginjal• Penyakit invasif : dpt terjadi translokasi bakteri
penyebab ke dalam darah bakteremia sepsis (urosepsis)
• Dpt terjadi abses ginjal, kerusakan jaringan ginjal gagal ginjal
ISK bagian bawah: Cystitis, Urethritis• Gejala: disuria, polakisuri, nyeri suprapubik
8
ISK pada anak• Pada anak kecil , gejala tidak spesifik (mis hanya
demam) • Pada bayi, gejala tidak khas (tak mau makan/minum,
muntah, hipotermi, bradikardi, apnea)
• Gejala sangat tidak khas, a.l: inkontinensia, confusion , delirium, poor motor skills dll
ISK pada Lansia
9
Etiologi
• E.coli (80–85%)• S. saprophyticus (5–10%) honeymoon cystitis• S. epidermidis, Enterococcus• Predisposisi kateter urin: Klebsiella, Proteus,
Pseudomonas• Viral (Adenovirus, Cytomegalovirus): Jarang• Fungi (Candida sp, Histoplasma)• Parasit (Trichomonas vaginalis)
10
Diagnosis (1)
ISK : adalah • bakteriuria bermakna (symptomatic/ significant
bacteriuria) :– urin pancartengah (midstream) ≥ 105 cfu/ml urin, tidak lebih
dari 2 spesies– urin dari kateter > 104 cfu/ml urin, tidak lebih dari 2 spesies– Urin dari aspirari suprapubik > 1 cfu/ml urin
dan
• manifestasi klinis : disuria, sering kencing, demam, nyeri abdomen, pinggang, atau suprapubik
11
• dapat disertai kelainan laboratorium lain :– Tes dipstick (+) untuk lekosit esterase dan / nitrit.– Piuria ( 10 lekosit /ml urin yang disentrifus atau
3 lekosit per LPB dari urin yang tidak disentrifuge.– Ditemukan kuman dengan pewarnaan Gram dari
urin yang tidak dicentrifuge.
Diagnosis (2)
12
Gambaran mikroskopis urin-langsungKBB dan lekosit yang berjumlah lebih dari normal,
mengindikasikan ISK
13
Diagnosis (3)Uretritis (pembahasan tersendiri)
Sistitis• disuria, nyeri suprapubik, polakisuria• Lab : pyuria, bakteri (+) pada un-centrifuged urin, significant bacteriuria • Dpt disertai perdarahan (hemorrhagic cystitis) :
• infeksi (terutama adenovirus)• batu saluran kemih• DD radiasi, kanker, obat imunosupresan
Pyelonefritis• demam tinggi, nyeri area kostovertebral (dull pain)• Lab : pyuria, silinder lekosit, bakteri (+) pada un-
centrifuged urin, significant bacteriuria
14
ISK non-komplikata/Uncomplicated UTIISK tanpa penyulit
ISK komplikata/ Complicated UTI
ISK pada pasien dengan :- Kelainan anatomis/ fungsional traktus urinarius- Komorbiditas yg ↑↑ risiko infeksi berulang,
resistensi terhadap antibiotik (DM tak terkontrol, gagal ginjal kronik, imunokompromis)
- Wanita hamil - Pascaintrumentasi operasi daerah urogenitalTerapi lebih sulit, lebih lama, lebih sering kegagalan
15
Asymptomatic bacteriuria (1)– Wanita : 2 x pemeriksaan, > 105 cfu/ml,
(spesies sama) – Pria : 1 x pemeriksaan , > 105 cfu/ml, 1 spesies– Terpasang kateter : 1 x pemeriksaan >102 cfu/ml, 1
spesies
Indikasi melakukan kultur utin untuk mendeteksi bakteriuria asimtomatik , misalnya - Wanita hamil, sebelum posedur invasif pd traktus UG,
DM tidak terkontrol , terpasang kateter menetap dengan risiko tinggi sepsis (mis. Imunosupresi), anak kecil dg refluks vesikouretral nyata dsb
16
• Indikasi pengobatan asymtomatik bacteriuria : – wanita hamil :
• risiko pyelonefritis, sepsis, BBLR, aborsi spontan, kelahiran prematur, bayi lahir mati
• perlu skrining saat awal kehamilan– akan dilakukan prosedur invasif daerah urogenital – akan dilakukan transplantasi ginjal
Asymptomatic bacteriuria (2)
risiko pyelonefritis, sepsis
17
ISK Nosokomial
• Catheter-associated urinary tract infections (CAUTI) 40% dari kasus infeksi di RS
• Risiko bakteriuria ↑ 5% / setiap hari pemasangan catheter
18
Material : urin (uncentrifuged)• Mikroskopis : lekosituria, bakteri (+) (pengecatan
Gram) • Pemeriksaan reduksi nitrat (nitrat reductase) • Kultur dan identifikasi• Hitung kuman (konvensional atau Dip slide
cultures)• Tes sensitivitas thd AB
Pemeriksaan Mikrobiologi
19
Handling of SpecimenKualitas sampling spesimen mikrobiologi sangat menentukan akurasi hasil pemeriksaan lab mikrobiologi manfaat klinis
Garbage in = garbage out
Jenis sample urin• Urin pancar tengah (clean catch midstream/ CCMS)• Urin yang diambil dengan kateter• Urin yang diambil dengan aspirasi • Urin dari urin bag
20
Sebelum melakukan pengambilan urin• Lakukan higiene tangan dengan cuci tangan
atau alcohol rub• Kenakan sarung tangan
Selama pengambilan urin • Jangan menyentuh bagian dalam, tutup, atau
bibir botol penampung (cegah kontaminasi)
Patient Collection Guidelines: Clean Catch Midstream (CCMS)
pada Pria
1. Buka preputium (bila tidak dikhitan). Gunakan lap antiseptik utk membersihkan ujung penis.
2. Ulang dengan lap ke dua.3. Buka tutup wadah penampung4. Biarkan terbuang aliran urin pertama selama
beberapa detik 5. Tampung aliran urine berikutnya dg wadah.6. Tutup wadah rapat-rapt. 7. Lepas sarung tangan dan lakukan higiene tangan
Clean Catch Midstream (CCMS) pada wanita1. Buka labia minor dengan satu tangan, tahan hingga
pengambilan urin selesai2. Gunakan 3 lap utk membersihkan dengan arah dari
depan ke belakang :1. Lap 1 utk sisi kanan2. Lap 2 utk sisi kiri3. Lap 3 utk bagian tengah
3. Buka botol penampung, biarkan urin aliran pertama terbuang utk beberapa detik
4. Tampung aliran urin berikutnya pd wadah5. Tutup wadah dg rapat.6. Lepas sarung tangan, lanjutkan dengan higiene
tangan
24
• sebaiknya hanya dilakukan pada pasien yang telah terpasang kateter menetap (indwelling catheter)
• Disinfeksi daerah pungsi• Tusuk selang kateter dengan spuit steril
pungsi urin 5-10 cc• Disinfeksi kembali daerah pungsi• Bila urine tidak terkumpul, pasang klem pada
distal tempat pungsi, tunggu 15-30 menit
Pengambilan urin dari kateter
27
Bila terpaksa urin hanya dapat diambil dengan kateter-sementara, buang 1-2 ml urin yang pertama keluar, gunakan urin aliran berikutnya
*memasang kateter = mendorong koloni bakteri pada meatus urethra ke arah proksimal (asenderen)
Jangan mengambil spesimen dari kantung urin,kemungkinan urin sudah terkumpul selama beberapa jam ! !
28
Pegambilan urin secara suprapubik
Urin diaspirasi langsung dengan jarum dan spuit steril pada daerah suprapubik setelah dilakukan disinfeksi permukaan kulit.
29
Bila tak dapat langsung diperiksa, simpan urine pada lemari es (suhu 50 C) untuk menahan laju perkembangbiakan bakteri sehingga tidak terjadi kesalahan dalam hitung kuman.
Penyimpanan urin
31
Pemeriksaan Mikroskopik
Sedimen urin (urin yang disentrifus): • Lekosituria / pyuria : ≥ 10/ LPB• Gambaran lekosit silinder keterlibatan tubulus renalis
(pyelonefritis)• Adanya bakteri mungkin masih normal• Adanya sel epitel vagina, menunjukkan kontaminasi
dalam pengambilan sampel urin
Pengecatan Gram urin tanpa sentrifugasi: 1 mikroba/LPB 105 CFU/ ml
33
Pemeriksaan reduksi nitrat
– Menguji reduksi nitrat menjadi nitrit oleh Enterobacteriaceae nitrat (+)
– Tidak mereduksi nitrat: Enterococci, S. saprophyticus, Acinetobacter nitrat (-)
Pemeriksaan nitrat urin scr semikuantitatif dengan dipstick
34
Kultur Urin
• Ditujukan untuk menghitung jumlah kuman/ml urine, mengidentifikasi patogen, melakukan uji kepekaan terhadap antibiotik
• Hitung kuman di dalam urin– Semi kuantitatif– Kuantitatif
• Streak method• Pour plate / dilution
36
• Streak Method: Bisa menggunakan ose: 1/500 ml (2 ) atau 1/1000 ml ( 1 )
• Hasil: Jumlah koloni X 500 = …… cfu/ml urin Jumlah koloni X 1000 = …… cfu/ml urin
Hitung Kuman dalam Urin (2)
40
Kultur & Hitung Kuman Urin• Jumlah ≥ 105CFU/ ml urin "significant
bacteriuria.“
1/3 wanita ISK simtomatik jumlah < 105 , bahkan ada yang hanya 1000 cfu/ml urin
• Pikirkan kemungkinan ISK oleh mikroba yg tidak tumbuh pada media kultur rutin : Chlamydia, Mycoplasma, Tuberculosis
41
Terapi
• Antibiotik kriteria : – > 90% dieksresikan via urin dalam bentuk aktif – Spektrum sempit Gram negatif (kecuali kasus
honeymoon cystitis)– Nitrofurantoin, asam nalidiksat, asam pipemidat– Infeksi berat : IV antibiotik : ceftriaxon, ciprofloxacin
• Suportif :– Analgetik– Bila pH urin basa ( infeksi Proteus) asidifikasi urin– Cranberry juice
42
Kategori Kriteria dx Patogen utama T/ Garis I Keterangn
Cystitis akut Urinalisis: pyuria, bakteriuria
E. coli SXT-DS 3 hari T/
Staph. saprophyticus
Trimethoprim
Proteus mirabilis
Ciprofloxacin
Kleb. pneumoniae
Ofloxacin
Recurrent cystitis pd wanita muda
Kultur ≥ 100/ml 7 – 10 hr t/, dilanjutkan dg t/ profilaksis
43
Kategori Kriteria dx Patogen utama T/ Garis I Keterangn
Cystitis akut pd pria muda
Kultur ≥ 1000 – 10.000/ml
= cystitis akut = cystitis akut T/ 7 – 10 hr
Acute uncomplicated pyelonephritis
Kultur ≥ 10.000/ml
Gram negatif Oral: Fluoroquinlone.Parentral; ceftriaxone/Fluoroquinlone
I.V oralT/ s.d 14 hr
Gram positif Oral/Parentral:: Amoxycilin
Recurrent cystitis pd wanita muda
Kultur ≥ 100/ml Amoxicillin Nitrofurantoin Cephalexin
T/ 3 – 7 hr
44
Kategori Kriteria dx Patogen utama T/ Garis I Keterangn
Complicated UTI
Kultur: ≥10.000/ml
Gram Negative Bacilli
Fluoroquinlone T/ 7 – 10 hr
Enterococcus Ampicilin/amoxycilin dg atau tanpa gentamycin
T/ 10 – 14 hr
Asymptomatic bacteriuria in pregnancy
Kultur: ≥ 100.000/ml
CAUTI Kultur: ≥100/ml Usahakan lepas catheterT/ 7 – 10 hr
Tindakan suportif:
• Usahakan out-put urine 1 – 2 L/hr banyak minum• Minum cranberry juice. Tannins mencegah penempelan
bakteri pd permukaan sel uroepithelial. • Kosongkan kandung kemih segera mungkin setelah
terasa ingin kencing. • Hndari makanan yg mengiritasi kandung kemih: pedas,
alcohol, atau caffeine. • Minum obat sesuai petunjuk dokter. • Hubungi dokter bila tidak terjadi penyembuhan dalam
3 hari, .
46
Pencegahan ISK (1):
1. Personal hygiene. Pembersihan (cebok) dg arah dari depan ke belakang).
2. Hindari penggunaan sabun berbusa di area urogenital (bersifat basa), deodorant (iritasi) atau tampon
3. Pakaian dalam katun, hindari pakaian ketat. 4. Hindari sabun dan pemutih yg kuat dlm mencuci
pakaian dalam (mengganggu flor normal).
47
5. Minum 6 – 8 gelas/hari. 6. Minum jus cranberry (hati2 kontra indikasi)7. Segera berkemih begitu terasa. 8. Berkemih sebelum dan sesudah hubungan sex. 9. Ganti tampon, pembalut, pampers
sebagaimana seharusnya10.Kenali aktivitas yg meningkatkan risiko sistitis:
bersepeda, menunggang kuda, mengendarai sepeda motor, traveling.
Pencegahan ISK (2):