Final Akhir
description
Transcript of Final Akhir
PREVALENSI TERJADINYA DIABETIK RETINOPATI PADA SELURUH PASIEN RETINOPATI DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT(BKMM) NTB (PERIODE 1 AGUSTUS – 31 DESEMBER 2011
AKHIRUDDIN 08.06.0047
KARYA TULIS ILMIAH
LATAR BELAKANG
DM merupakan penyakit dengan banyak komplikasi
Kerusakan pada pembuluh darah, saraf, struktur internal lainnya. Pada mata dapat meyebabkan retinopati diabetes.
Retinopati merupakan penyebab utama kebutaan
Rumusan Masalah:Seberapa besarkah prevalensi terjadinya retinopati diabetes pada seluruh pasien retinopati di BKMM NTB ?
RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN
Tujuan:Mengetahui prevalensi terjadinya retinopati diabetes pada seluruh pasien retinopati di BKMM NTB
Diabetes Mellitus
Penyakit Hiperglikemia, ketiadaan insulin atau insensitivitas sel terhadap insulin.
Kadar Gula darah puasa ≥140 mg/100ml
DIABETES MELLITUS
Diabetes Mellitus Tipe I: Penghancuran Sel-sel pankreas.
Dipengaruhi oleh Kombinasi Faktor genetik, immunologi, lingkungan
Diabetes Mellitus Tipe II: Resistensi Insulin
Faktor Resiko: Genetik, Usia, Obesitas, Riwayat Keluarga
Etiologi
Gejala (Trio P)
Poliuria:
Banyaknya kencing karena kadar gula dlm darah berlebihan
Polidipsi
Haus karena seringnya kencing menimbulkan keinginan minum terus hingga kadar gula normal
Polifagia
Berkurangnya cadangan glukosa dlm tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi.
Gejala
Adanya perasaan haus yg terus menerus-menerus Sering BAK dalam jumlah banyak Mudah lelah yg tdk dapat dijelaskan Rasa gatal dan peradangan pada kulit yg menahun
Gejala Kronis
Penurunan Berat Badan Rasa kesemutan atau nyeri pada tangan atau kaki Luka gangren pada kaki Koma
Patofisiologi Diabetes Mellitus
Makanan Saluran Cerna Glukosa
MetabolismeInsulinJika Tidak ada
DM Tipe I Timbulnya ICA Hancurnya Sel Beta
DM Tipe IIInsulin normalReseptor Kurang
Resistensi Insulin Kadar Glukosa Meningkat
Penatalaksanaan
Menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa tanpa terjadi hipoglikimia pada pola aktivitas pasien
Diet: Memenuhi kebutuhan energi, menurunkan kadar lemak
darah, mengendalikan kadar glukosa darah, menetukan jam makan yang intensif
Latihan:
dapat menurunkan faktor resiko kardiovaskuler, sirkulasi darah dan tonus otot diperbaiki, mengurangi stres, meningkankan kadar HDL.
Latihan bisa meningkatkan sekresi Glukagon, Growth Hormon, sehingga kadar glukosa darah meningkat
Pemantauan
Self-Monitoring Blood Glucose: penderita mengatur terapinya secara mandiri
Mencegah hiperglikemia dan hipoglikemia Mengurangi komplikasi
Terapi Insulin
Menurunkan kadar glukosa dlm darah postprandial Pada DM tipe I, Insulin Eksogenus diberikan. Pada tipe II
diberikan sbg terapi jangka panjang. Penyuntikan biasanya 2x perhari atau lebih
Komplikasi Diabetes
Komplikasi Akut:
hipoglikemia, ketoasidosis diabetik, sindrom HHNK (Hiperglikemik hiperosmolar nonketotik)
Komplikasi Kronis:
Komplikasi Makrovaskular (Penyakit Arteri koroner)
Komplikasi Mikrovaskular: Retinopati Diabetik, Komplikasi oftamologi lain (katarak, hipoglikemia, glaukoma, neuropati)
Klasifikasi Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus Tipe 1
Destruksi sel Beta pankreas Diabetes Mellitus Tipe 2
Kelainan sekresi Insulin yg progresif dan ada resistensi insulin
Diabetes Mellitus Tipe Lain
kelainan genetik fungsi sel beta, penyakit eksokrin pankreas, akibat obat
Diabetes Mellitus Gestasional
terdiagnosa atau dialami selama masa kehamilan
Retinopati Diabetik Penyakit pada retina dengan gejala penurunan tajam penglihatan tanpa disertai proses inflamasi akibat DM
RETINOPATI DIABETIK
Retinopati Diabetik merupakan salah satu komplikasi mikrovaskular yang paling sering menimbulkan kebutaan pada pasien DM
Gejala yang muncul pada Retina:
Mikroaneurisma Perdarahan dekat Mikroaunerisma di Polus
Posterior Dilatasi pembuluh darah balik dgn lumen irregular Hard Exudates (Infiltrasi Lipid ke dalam retina) Soft Exudates (Iskemia retina) Neovaskurisasi di permukaan jaringan retina Edema Retina Hiperlipedima
Stadium Evolusi Retinopati diabetik:
Stadium Preproliferatif (background retinopathy)mikroaneurisma, perdarahan retina, eksudat, shunt, kelainan vena
Stadium ProliferasiDitemukan Neovaskulari (pembentukan kapiler baru)
Keadaan yang memperberat Retinopati Diabetik
Diabetes Juvenilis yg Insulin dependen, Hiperlipoprotenemi Hipertensi Arteri, Hipoglikemia atau trauma
3 Bentuk Retinopati Diabetik:
Background : mikroaneurisma perdarahan bercak dan titik, serta adema sirsinata.
Makolupati : edema retina dan gangguan fungsi macula.Prolferasi : vaskularisasi retina dan badan kaca
Kelainan Elementer pd Retinopati Diabetik:
•Obstruksi kapiler•Shunt arteri-vena•Kelainan-kelainan vena•Proliferasi
Pengobatan Retinopati Diabetik:
Kontrol DM : Diet, Obat-obatan antidiabetes
Fotokoagulasi :Laser atau XenonDilakukan bila:eksudat mengancam mengangkat macula, tajam penglihatan menurun, neovakularisasi
Pituitary ablation:
RetinopatiKelainan pembuluh darah yang menuju ke mata berupa perdarahan, tidak adekuatnya pasokan darah dan penyumbatan pembuluh darah
RETINOPATI
Akibatnya: Kerusakan Retina, Penurunan fungsi penglihatan, kebutaan
Faktor yg mempengaruhi dlm perkembangan Retinopati :
Lama menderita DM
DM tak terkontrol
Hipertensi
Retinopati menjadi agresif selama kehamilan
Jenis-jenis Retinopati Diabetik
Retinopati nonpoliferatif (NPDR):
Stadium awal Retinopati, Dinding Pembuluh darah menyempit, mikroaneurisma, hard exudat pada retina, makula edema.
Retinopati poliferatif (PDR):
Profilerasi pada pembuluh darah yang rapuh pd permukaan retina. Dapat merusak retina secara permanen. Mengakibatkan kebutaan.
Penyebab Retinopati Diabetik:
Terlalu banyak gula dlm darah
Merusak kapiler retina
Retinopati Diabetes
Kebutaan
Komplikasi Retinopati Diabetik :
Pendarahan Vitreus:
Pendarahan yang mengisi rongga vitreous
Retinal Detachment:
Tumbuhnya jaringan parut yg menarik retina ke blkang mata
Glaucoma
pembuluh baru menyebabkan tekanan pada mata dan merusak saraf optik
Blindness (Kebutaan)
KERANGKA KONSEP
Diteliti
Tidak diteliti
Retinopati
Retinopati Hipertensi
NPDR PDR
Diabetik Retinopati
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian DeskriptifTempat dan Waktu Penelitian Tempat
Penelitian dilaksanakan di Balai Kesehatan Mata Masyarakat NTB.
WaktuPenelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012.
KerangkaPenelitian
Semua pasien retinopati di rekam medis BKMM NTB periode 1 Agustus-31 Desember 2011
Semua pasien Diabetik Retinopati
Sampling Jenuh
Dokumentasi dengan cara Cek List
Tabulasi
Prosentase
Hasil
Definisi Operasional Prevalensi
angka kejadian suatu penyakit terjadi pada sekelompok orang pada waktu tertentu
Retinopati Diabetik Penyakit pada retina dengan gejalan penurunan tajam penglihatan tanpa disertai proses inflamasi akibat DM
Retinopati Nonproliferatifperubahan mikrovaskular retina hanya terbatas pada retina saja, tidak menyebar ke membran limitan interna.
Retinopati ProliferatifProliferasi fibrovaskular ekstra retina memperlihatkan variasi stadium perkembangan PRD. Dimana ditemukan neovaskularisasi
Populasi Populasi yang dalam penelitian ini adalah seluruh
pasien Retinopati di BKMM periode 1 Agustus-31 Desember 2011
Sampel Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah
adalah seluruh pasien retinopati diabetik di BKMM NTB periode 1 Agustus -31 Desember 2011
Teknik Sampling: Sampling Jenuh
Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan Data dilakukan dengan sumber data sekunder
Dilakukan dokumentasi dgn cara cek list.
Tehnik Analisa Data
Data di tabulasi lalu dihitung persentase dengan rumus;
P =
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
No Diagnosis Frekuensi Persentase
1.2.
NPDRPDR
3215
68,131,9
Jumlah 47 100,0
Tabel 1. Kejadian Diabetik Retinopati berdasarkan klasifikasinya
NoJenis
Kelamin
Retinopati DiabetikJumlah
NPDR PDR
N % n % n %
1.2.
Laki-laki Perempuan
1418
29,838,3
411
8,523,4
1829
38,361,7
Jumlah 32 68,1 15 31,9 47 100,0
Tabel 2. Kejadian Diabetik Retinopati berdasarkan Jenis Kelamin
Prevalensi Terjadinya Diabetik Retinopati
P =
P = 55,95%
No Umur Retinopati Diabetik
JumlahNPDR PDR
N % n % n %1.2.3.4.5.6.7.
5 - 10 tahun11 - 20 tahun21 - 30 tahun31 - 40 tahun41 - 50 tahun51 - 60 tahun> 60 tahun
00028
148
000
4,317
20,040,0
0012183
00
2,14,32,1176,4
00149
2211
00
2,18,6
19,146,823,4
Jumlah 32 68,1 15 31,9 47 100,0
Tabel 3. Kejadian Diabetik Retinopati berdasarkan Umur
PEMBAHASAN prevalensi penderita retinopati diabetik di BKMM tahun
2011 adalah sebesar 55,95% atau sebanyak 47 orang dari 84 jumlah penderita retinopati.
Donio-Cardoba dalam penelitiannya mengumpulkan data dari 771 orang dan mendapatkan jumlah kasus retinopati diabetes mellitus 113 orang dari 500 penduduk yang ditelitinya (23%).
Jumlah penderita diabetik retinopati pada perempuan (61,7%) lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki (Tabel 2).
Penelitian ini sejalan dengan yang ditemukan Donio-Cordoba di Martinique, di mana angka untuk penderita perempuan lebih tinggi, yaitu 78%.
PEMBAHASAN
Jumlah penderita Retinopati diabetika proliferatif (31,9%) < Retinopati NPDR (68,1%)
Mottola et al menemukan angka 23% untuk retinopati NPDR dan angka 8,0% untuk retinopati diabetika PDR
Mitchell menemukan Retinopati NPDR 32,5% dari 249 penderita diabetes tipe II yang diperiksanya dan angka 1,2% untuk retinopati proloferatifa
Masalah di masa yang akan datang:Bagaimana meyakinkan Dokter Keluarga dan atau Dokter Endokrin pentingnya pemeriksaan mata rutin bagi penderita diabetes mellitus.
KESIMPULAN
Prevalensi kejadian diabetik retinopati pada penderita retinopati di BKMM NTB adalah 55,95%.
Kejadian diabetik retinopati yang paling banyak yaitu diabetik retinopati jenis NPDR sebesar 68,1%
Faktor jenis kelamin menunjukkan perempuan lebih banyak menderita diabetik retinopati yaitu sebesar 61,7%
Faktor umur menunjukkan umur 51-60 tahun lebih banyak menderita diabetik retinopati yaitu sebesar 48,6%.
SARAN
Untuk menghindarai kebutaan, perlu bagi dokter mata dokter penyakit dalam (khususnya bagian endokrin) dan penderita DM untuk melakukan pemeriksaan dini kondisi mata (retina) dalam upaya mencegah atau menangani kerusakan retina yang terjadi akibat DM
Perlu data-data dan penelitian lebih lanjut untuk mendukung pengetahuan mengenai diabetik retinopati akibat DM.
TERIMAKASIH