LAPORAN AKHIR PENELITIAN (FINAL REPORT)
Transcript of LAPORAN AKHIR PENELITIAN (FINAL REPORT)
I TOPIK : PERIKANAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN (FINAL REPORT)
PENGARUH PEMBERIAN CALSIUM DAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN, EFISIENSI PAKAN,
KANDUNGAN MINERAL DAN KOMPOSISI TUBUH JUVENIL IKAN KERAPU MACAN (Epinephe/us fuscoguttatus)
DR. IR. ZAINUDDIN, M.Si. (Peneliti Utama) DR. IR. HARYATI, M.S. (Anggota)
PROF. DR. IR. MUH. YUSRI KARIM, M.Si. (Anggota)
FAKUL TAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR NOPEMBER 2009
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian: Pengaruh Pemberian Calsium dan Fosfor terhadap Pertumbuhan, Efisiensi Pakan, Kandungan Mineral dan Komposisi Tubuh Juvenil lkan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)
2 Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. NIP d. Jabatan Struktural e. Jabatan Fungsional f. Fakultas/Jurusan
g. Pusat Penelitian
h. Alamat Kantor
i. Telepon/Faks/E-mail j. Alamat Rumah
k. Telepon/Faks/E-mail
: Dr. Ir. Zainuddin, M.Si. : Pria : 131 965 082
: Lektor Kepala : llmu Kelautan dan Perikanan /Perikanan
: Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin
: Jurusan Perikanan FIKP Unhas JI. Perintis Kemerdekaan Km 10 Makassar
: 0411-504 7060 : Perum. Dosen Unhas Blok P1/2 Tamalanrea Makassar 90245
: 0411-590602/ [email protected]
3. Tim Peneliti Anggota Peneliti I
a. Nama Lengkap : Dr. Ir. Haryati, MS. b. Bidang keahlian : Nutrisi lkan c. Mata kuliah yang diampu : Nutrisi Kultivan d. lnstansi : Universitas Hasanuddin e. Alokasi waktu : 8 jam/minggu
Anggota Peneliti 11 a. Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. M. Yusri Karim, M.Si. b. Bidang keahlian : Fisiologi Hewan Air c. Mata kuliah yang diampu : Fisiologi Hewan Air d. lnstansi : Universitas Hasanuddin e. Alokasi waktu : 8 jam/minggu
4. Jangka Waktu Penelitian : 6 bulan 5. Pembiayaan
Jumlah biaya yang diajukan ke IMHERE : Rp 30.000.000
Met18efu�iji� Dekaf\ Fak�l�s\ u Kelautan dan PeFikan�JJ has
c I �
I
� Prof. Dr.'lr. Hj. A. Niartiningsih, M.S. N�P 131 684 841 -- -
ii
Makassar, 30 Nopember 2009
Dr. Ir ainuddin M.Si. NIP 131 965 082
RINGKASAN
Pengaruh Pemberian Calsium dan Fosfor terhadap Pertumbuhan, Efisiens Pakan. Kandungan Mineral dan Komposisi Tubuh Juvenil lkan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Calcium (Ca) dan phosphor (P) merupakan makro mineral yang bemubunqan langsung dengan perkembangan dan pemeliharaan sistem s· e eton serta berpartisipasi dalam berbagai proses fisiologis tubuh 1Yga" sme Kebutuhan Ca pada ikan dipengaruhi oleh kimia air, level P ca am pakan dan spesies. lnformasi tentang kebutuhan mineral bagi ikan
erapu sangat terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk a) mengetahui kadar Ca dan P dalam oa .an yang sesuai untuk pertumbuhan dan efisiensi pakan yang optimal pada pada juvenil kerapu macan, b) mengevaluasi pengaruh Ca dan P da'arn pakan terhadap komposisi proksimat tubuh dan morfometri juvenil eraou macan dan c) mengetahui pengaruh Ca dan P dalam pakan terhadap andunqan mineral tubuh juvenil kerapu macan.
Penelitian dilakukan di Balai Budidaya Air Payau Takalar. Hewan uji . ang d1gunakan pada penelitian ini adalah juvenil ikan kerapu macan yang merrpunyai bobot rata-rata 40 g per ekor Padat penebaran yang digunakan ya tu 5 ekor per wadah dengan kapasitas wadah 80 L. Penelitian dirancang dengan menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam oertakuan dan tiga ulangan. Sebagai perlakuan adalah penambahan Ca dan O dalam pakan. Perlakuan A : penambahan Ca O g/kg pakan dan P O g/kg pale an perlakuan B : penambahan Ca 6 g/kg pakan dan P O g/kg pakan, oer akuan C · penambahan Ca O g/kg pakan dan P 6 g/kg pakan, perlakuan D penambahan Ca 6 g/kg pakan dan P 6 g/kg pakan, perlakuan E : oenarnbahan Ca 12 g/kg pakan dan P 6 g/kg pakan dan perlakuan F · oenambahan Ca 18 g/kg pakan dan P 6 g/kg pakan. Pemberian pakan pada newan uji dilakukan dua kali sehari yakni pada pagi dan sore hari dengan s stem ad libitum.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan P 6 g/kg pakan menyebabkan pertumbuhan relatif dan efisiensi pakan juvenil ikan kerapu macan (E. fuscoguttatus) lebih tinggi dibandingkan penambahan Ca da P dengan dosis lainnya meskipun tidak ada perbedaan datarn hal sintasannya Kandungan lemak tubuh juvenil ikan kerapu macan lebih tingg1 pada oerlakuan tanpa penambahan Ca dan P dalam pakan. Kadar abu, Ca dan P oada tulang juvenil ikan kerapu macan lebih rendah pada perlakuan tanpa oenambahan Ca dan P dalam pakan. Oengan demikian penambahan P sebesar 6 g/kg tanpa penambahan Ca sesungguhnya sudah cukup bagi oada pemeliharaan juvenil ikan kerapu macan.
iii
PRAKATA
Syt!' ur l(e,ad1rat Allah SWT karena dengan rahmat, taufiq dan
3 jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir
ne aoan ipteks ini.
S€ esainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
- = :u naca kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
�-:...,es a Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (1-
-::RE Project yang telah membiayai penelitian ini.
• :::;.a a Balai Budidaya Air Payau Takalar atas segala fasilitas yang
:e,., Kan selama penelitian.
S; ... cara Dr. Ir. Haryati, M.S., Prof. Dr. Ir. Muh. Yusri Karim, M.Si., Gafur,
.S � K a-naen dan Susan Pareang atas kerjasamanya yang baik sejak
ce .. s apan, pelaksanaan kegiatan sampai penulisan laporan ini, dan
- Sernua pihak yang telah membantu baik moril maupun materil yang tidak
sempat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir (final report) ini masih kurang
�=-:JJma, namun demikian semoga dapat bermanfaat bagi yang
me"'lerfukannya.
Makassar. Nopember 2009
Penulis
IV
DAFTARISI
Hal am an
-!.P.MAN JU DUL i
-�-!..MAN PENGESAHAN ii
=- •,3KASAN iii
-::::i._;.KATA iv
:-=TAR ISi v
Q�,AR TABEL vi
Q!.FT AR GAMBAR vii
D!..FTAR LAMPI RAN viii
3::..3 I. PENDAHULUAN 1
3;3 11. TINJAUAN PUSTAKA 3
3�8 Ill. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 6
BAB IV. METODE PENELITIAN .. . 7
3A8 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 12
V. 1. Pertumbuhan bobot relatif dan efisiensi pakan 12
V.2. Sintasan 14
V.3. Komposisi proksimat tub uh dan morfometri. 16
V.4. Kadar abu dan konsentrasi Ca dan P pad a tulang 18
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 20
VI. 1. Kesimpulan 20
Vl.2. Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
LA.MPIRAN 24
v
DAFT ART ABEL
Teks Halaman
'omoosisi dasar pakan......................................................................... 7
omoosis! pakan uji setelah ditambahkan Ca dan P .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . .. . .. ... 8
or-posis: nutrisi pakan uji . .. . 8
- Pertumbuhan bobot relatif dan efisiensi pakan juvenil kerapu macan
oada semua perlakuan . . .. . . .. . .. . .. . .. . . . .. .. . .. . .. .. . 12
... S ntasan juvenil kerapu ma can pad a semua perlakuan .. 15
::: ;,r. omposisi tub uh dan morfometri juvenile kerapu macan yang diberi
oakan dengan kandungan Ca dan P yang berbeda.... .... . .. ... .. .. .... ... .. ... 16
- <adar abu dan kandungan mineral pada tulang belakang juvenil
cerapu macan pad a semua perlakuan ..... ... ... .... ... .... .. ... . .... ... .. ..... . .. .. . .. 18
vi
DAFT AR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Wadah penelitian yang digunakan .. .. . .. . . . . . . . .. .. . .. .. . .. . .. .. . . .. . .. . 32
2. Penimbangan dan pengukuran panjang benih .. . . . . .. . . . . .. . . . .. . .. 32
3. Bahan baku pakan penelitian 33
4. Penimbangan bahan baku pakan uji. .. .. .. . .. . .. . .. . . . .. .. . . .. . .. . .. . 34
5. Proses pembuatan pakan uji semipurified 34
DAFT AR LAMPI RAN
Teks Halaman
Rata-rata bobot tubuh (g) juvenil kerapu macan selama
oenelitian .. .. . .. .. .. . . .. . .. . . . .. .. . . . .. . .. . .. . .. .. 24 _ Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan
oobot relatif (WG) dan efisiensi pakan (FE) juvenil kerapu
'Tiacan.......................................................................................... 24 3 Hasil analisis BNT pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan
oobot relatif (WG) dan efisiensi pakan (FE) juvenil kerapu
macan.......................................................................................... 25 � Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap sintasan
juvenil kerapu macan...... .. . .. . 27 ::; Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap komposisi
proksimat dan morfometri juvenil kerapu ma can . . . ... .. . . . . .. . .... .. .. . . 27 o Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap kadar abu,
Ca dan P tulang juvenil kerapu macan . 29 , . Foto-foto kegiatan persiapan dan penelitian . .. .. 32
viii
1
BAB I. PENOAHULUAN
Latar Belakang
Calcium (Ca) dan phosphor (P) merupakan makro mineral yang
oerhubungan langsung dengan perkembangan dan pemeliharaan sistem
skeleton serta berpartisipasi dalam berbagai proses fisiologis tubuh
Jrganisme. Kebutuhan Ca pada ikan dipengaruhi oleh kimia air, level P
dalam pakan dan spesles (Lall, 2002). Hossain dan Furuichi (200oa,b,c)
melaporkan bahwa penambahan Ca dalam pakan sangat diperlukan untuk
pertumbuhan ikan bet anak merah, Japanese flounder dan ikan scorpion.
Pada kebanyakan spesies ikan, defisiensi P berakibat pada pertumbuhan
yang lambat, efisiensi pakan yang jelek, mineralisasi tulang yang buruk,
xandunqan lipid tubuh yang tinggi serta kadar abu yang rendah (Tacon.
1992; Zainuddin, 2000 dan Lall, 2002). Ca dan P merupakan mineral
1ang saling sinergis (Zainuddin, 2001, 2004a) dan dalam bentuk
hydroxyapatite dalam membentuk kristal-kristal tulang (Chao et at., 2006).
Beberapa spesies ikan kerapu sangat potensial dibudidayakan
karena pertumbuhannya cepat. konversi pakan yang efisien dan nilai
jualnya yang tinggi (Millamena 2002; Zainuddin dkk. 2004b). Sebagai
contoh kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan salah satu
jenis yang umum dibudidayakan di Indonesia (Zainuddin dkk. 2008).
Penelitian tentang aspek nutrisi ikan kerapu yang dilaporkan umumnya
pada komponen utama pakan diantaranya kebutuhan protein (Shiau dan
Lan, 1996), karbohidrat (Shiau dan Lin, 2001) dan kebutuhan lipid (Lin dan
2
Shiau, 2003). lnformasi tentang kebutuhan mineral bagi ikan kerapu
sangat terbatas. Penelitian yang ada hanya oleh Zhou et al (2004) yang
melaporkan kebutuhan P dalam pakan kerapu E. coioides sebesar O 86%
dari total pakan, serta Chao et al (2006) melaporkan penambahan Ca dan
P masing-masing 6 g/kg pakan memberikan pertumbuhan yang optimum
oada spesies yang sama. Namun demikian, penelitian kebutuhan Ca dan
P dalam pakan pada jenis kerapu macan E. fuscoguttatus belum pemah
dilakukan.
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
aoalah kualitas pakan yang diberikan. Mineral merupakan faktor esensial
yang diperlukan dalam proses metabolisme dan pertumbuhan, disamping
o-orem, lemak, karbohidrat dan vitamin (NRC, 1993)
Fungsi utama mineral antara lain berperanan dalam pembentukan
srruktur rangka, memelihara sistem koloid (tekanan osmotik, viscositas,
� �si) dan regulasi keseimbangan asam basa (Lall, 2002). Mineral juga
merupakan komponen panting dari hormon-hormon dan enzim-enzim dan
sebagai aktivator enzim (NRC. 1993; Lall, 2002). Lebih lanjut dikatakan
oanwa kontrol mekanisme biokimia yang kompleks dan regulasi mineral
mernungkinkan ikan untuk hidup dalam keseimbangan dinamik dengan
"1edia air. Pakan yang tidak mengandung mineral secara umum
..,enyebabkan nafsu makan ikan menurun.
Pakan murni tanpa penambahan mineral menyebabkan hilangnya
ratsu makan ikan rainbow trout, pertumbuhan lambat, mortalitas tinggi
can pembentukan tulang yang tidak sempurna (Nose dan Arai 1979,
Qgino dan Kamizono 1975 dalam Lall, 2002).
Konsentrasi mineral dalam tubuh ikan atau udang bergantung
-epada surnber pakan, lingkungan, spesies, laju pertumbuhan dan kondisi
::s,ologisnya (Lall, 2002). Davis dan Gatlin Ill (1991) mengidentifikasi
sekitar sembilan meineral (Ca, P, Cu, Mg, Fe, Zn. Sedan I) esensial untuk
oerbagai jenis ikan dan tujuh mineral (Ca, P, Cu, K, Mg, Se dan Zn)
esensial untuk udang dan lobster. Selanjutnya dikatakan bahwa beberapa
mineral berperan sebagai komponen struktur pada matris jaringan keras
(seperti tulang, sirip, gigi dan eksoskeleton) dan sebagai komponen
jaringan lunak (seperti sulfur dalam protein, fosfor dalam fosfolipid dan
asam-asam nukleat). Beberapa jenis mineral merupakan komponen dari
metaloprotein, sebagai kofaktor dan aktivator berbagai jenis enzim. Selain
itu didapatkan bahwa mineral calsium, fosfor, sodium, kalium dan klorida
berfungsi dalam proses osmoregulasi, keseimbangan asam basa dan
pembentukan membran sel. Mineral dibutuhkan oleh semua organisme
air untuk berbagai proses kehidupan seperti pembentukan jaringan
skeleton, respirasi, pencernaan dan osmoregulasi (Sticney 1979).
Sebagai materi pakan yang esensial, mineral Ca dapat berinteraksi
dengan mineral esensial lainnya seperti P, magnesium (Mg) dan zinc (Zn)
(Vielma and Lall. 1998a; Chao et al, 2006; Kai et al, 2006). Ca
merupakan mineral yang sangat penting terutama dalam transmisi impuls
syaraf. osmoregulasi, kontraksi otot dan kofaktor pada beberapa proses
enzimatik. Sementara itu, P merupakan mineral yang banyak berperanan
dalam proses metabolik seperti bagian esensial dari fosfolipid, asam
amino. fosfoprotein, adenosin trifosfat (ATP) dan banyak berperan dalam
metabolisme intermidier (Zubay 1983 dalam Davis dan Gatlin Ill 1991 ).
Pentingnya penambahan mineral Ca dan P dalam pakan,
ditegaskan oleh para peneliti. Penaeus javonicus memerlukan P sebesar
2,0 %, P. vannamei memerlukan Ca 1% dan P 2% (Deshimaru dan Yone
5
=-8 dalam Davis dan Gatlin Ill 1991). Zainuddin (2001) melaporkan
c;;a� ••• a penambahan P sebesar 1-2% dalam pakan menyebabkan
-�7umbuhan dan efisensi pakan udang windu (P. monodon) lebih tinggi
: ..,a'ldingkan tanpa penambahan P ke dalam pakan. Penambahan Ca ke
-3 am pakan ikan bandeng (Chanos chanos) sebesar 2% berpengaruh
s ;1-i'fikan terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan bandeng
.S..iderajad, 2003). Ca/P sebesar 1: 1 memberikan laju pertumbuhan
·=,-�nggi pada udang windu (Zainuddin, 2004 b).
Zhou et al (2004) melaporkan kebutuhan P dalam pakan kerapu
- coioides sebesar 0,86% dari total pakan dan Chao et al (2006)
....,elaporkan penambahan Ca dan P masing-masing 6 g/kg pakan
'"""emberikan pertumbuhan yang optimum pada spesies yang sama.
Pakan yang mengandung P sebesar 1,65% memberikan pertumbuhan
terbalk pada juvenf Japanese flounder Paralichthys olivaceus (Uyan et al,
2007).
6
BAB Ill. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
T ..iJuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
Mengetahui kadar Ca dan P dalam pakan yang sesuai untuk
oertumbuhan, efisiensi pakan dan sintasan yang optimal pada
1uvenil kerapu macan
- �engevaluasi pengaruh Ca dan P dalam pakan terhadap .
xornposlsi proksimat tubuh juvenil kerapu macan
3 Mengetahui pengaruh Ca dan P dalam pakan terhadap kandungan
Ca dan P pada tulang juvenil kerapu macan
� Mengetahui pengaruh Ca dan P dalam pakan terhadap morfometri
juvenil kerapu macan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
D1peroleh informasi baru bagi pengembangan iptek khususnya dalam
o dang nutrisi dengan penentuan komposisi pakan juvenil kerapu
'Tlacan yang tepat, akurat dan efisien.
2 Sebagai informasi baru bagi industri/perusahaan pakan khususnya
oakan kerapu macan.
7
BAB IV. METODE PENELITIAN
3...rdidaya Air Payau Takalar.
0
400 150 100 70 65 20 20 175
g/kg pakan kering
Pakan uji
Pakan uji yang digunakan sebanyak 6 pakan semipurified
Pakan 1 dan 2 tanpa penambahan P, pakan 3, 4, 5 dan 6 dengan
Tern pat dan Waktu
Penelitian berlangsung dari Juli - Nopember 2009 di Balai
oenambahan P). Formulasi pakan dasar yang digunakan dalam penelitian
Semua bahan kering yang digunakan ditimbang dan dicampur
Komposisi bahan
sonitrogenous dan isocalori dengan dua level P (dengan dan tanpa
Tepung ikan Tepung kedelai Tepungjagung Minyak jagung Mmyak ikan Mineral mix tanpa Ca & P Vitamin mix Sellulosa
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi pakan dasar
penambahan P masing-masing 6 g/kg (sebagai sumber P digunakan
NaH2P042H20). Ke dalam masing-masing pakan tersebut ditambahkan
Ca berturut-turut sebesar 0,0; 6,0; 0,0; 6,0; 12,0; dan 18,0 g/kg (Ca
carbonat sebagai sumber Ca) (Tabel 2).
dalam mixer selama 15 menit, minyak ikan dan minya jagung
Prosedur penelitian
Juvenil kerapu macan E fuscoguttatus diperoleh dari pendederan
::r:3.moahkan ke dalam mixer latu diaduk selama 15 menit. Selanjutnya
Komposisi (%) -- -- -- -- -- --------�
Pakan
Taoel 2. Komposisi pakan uji setelah ditambahkan Ca dan P
B 40,96 23, 11 2,32 15,79 17,83 2,99 1,70 C 41,12 22,97 2,08 15,73 18,10 3,18 1,86
Protein Lemak Serat BETN Kadar P I kasar �s� kasar Abu Ca �
A 41,31 22,83 2,11 16,19 17,56 2.44'1,36
.:ambahkan air sebanyak 250 mUkg pakan kering dan diaduk selama 15
Setelah analisis proksimat diperoleh komposisi nutrisi pakan uji
s
Bahan pakan Pakan uii i llkq pakan) A B c D E F
Teouna ikan 400 400 400 400 400 400 Teouno kedelei 150 150 150 150 150 150 1epunQjaQunQ 100 100 100 100 100 100 M1nyak ikan 65 65 65 65 65 65 M nyak jagung 70 70 70 70 70 70 •: neral mix 20 20 20 20 20 20 :1tamin mix 20 20 20 20 20 20 Ca 0 6 0 6 12 18 p I 0 tt- 6 61 6 6 Sellulosa I 175 16 169 163 157 151
--en t Selanjutnya dibuat pakan dalam bentuk semifurified. Pakan ini
... s rnpan dalam lemari pendingin pada suhu - 20°C sebelum digunakan.
seperti yang disajikan pada Tabel 3.
"abel 3. Komposisi nutrisi pakan uji
0 41,28 23,04 2,18 15.37 18,13 3.58 1,89 E 40.88_J_22,86 �9 16,14 17,83 3,68 1,91 F 41,42 I 23,19 2,13 15,30 17,96 3.79 1,94
Ket Hasil analisis Lab Kimia Makanan Ternak. Fak. Peternakan Unhas.2009
Balai Budidaya Air Payau Takalar. Jumlah juvenll yang disiapkan
9
- a« 300 ekor dengan panjang rata-rata 12 cm dan bobot rata-rata
_ e or Selama masa adaptasi ikan uji diberi pakan uji 1 hingga juvenil
_ asa memakan pakan buatan secara total. Aklimatisasi dilakukan
ama 3 hari supaya P yang terdeposit masih sangat rendah.
Juvenil yang telah diaklimatisasi dan diseleksi menurut ukuran
ang dan bobot yang relatif sama disebar secara acak ke dalam 18
a- ember plastik berkapasitas 80 L. Setiap wadah diisi juvenil
.E.: a,yak 5 ekor. Air yang digunakan adalah air laut yang telah disaring
-'=-;;an salinitas 30 ppt. Cahaya alami digunakan selama pemeliharaan.
=e"""'oerian pakan dilakukan secara satiasi (kenyang) yang diberikan dua
a oerhari yakni pukul 09.00 dan 16.00 selama 8 minggu.
Sampling dan metode analisa
Pada awal percobaan, sebanyak 5 ekor juvenil diambil secara acak
:n.1k analisa awal komposisi tubuh. Pada akhir penelitian (hari ke-60
-e,..,,eliharaan), 5 ekor juvenil diambil secara acak dari setiap tangki untuk
ara'isa komposisi tubuh. Kandungan mineral pada pakan dan tubuh
� .enll ikan diukur dengan menggunakan plasma atomic emission
spectrophotometer. Kadar air, protein kasar, lemak kasar dari pakan uji,
can tubuh ikan diukur dengan metode standar (AOAC, 1984). Kadar air
c'ukur melalui pengeringan dalam oven pada 105°C selama 24 jam;
orotein kasar dianalisa dengan metode Kjeldahl; lemak kasar dianalisa
dengan metode ekstraksi ether melalui system Soxtec. Analisa kadar abu
10
:JaKukan dengan pengabuan pada suhu 550°C selama 24 jam dalam
.. -=fie furnace.
i?arameter uji
Paramater yang akan diuji dalam penelitian ini sama dengan yang
akukan oleh Chao et al. (2006) sebagai berikut:
1 Pertumbuhan bobot WG = 1 OOx bobot tubuh akhir-bobot tubuh awa1 · ' bobot: tubuh awal
2 Efi . . k FE pertambahan bobot (9) 1000, . 1s1ens1 pa an, = . . x ,o pakan yang dikonsumst (g)
3. Sintasan, SR = Nt tkor; x 100% NO ekor
4. Kandungan mineral Ca dan P pada tulang belakang
5. Komposisi proksimat tubuh yang diuji pada seluruh tubuh
6. Morfometri meliputi:
a. Faktor kondisi, CF = 1 OOx b�bot tubuh C9) 3 pan1ang cubuh (cm)
b. lndeks somatic organ dalam, VSI = 100x bobotorgandalam(D) bobot tubun (g)
Rancangan Perlakuan
Adapun perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
oenarnbahan Ca dan P dalam pakan masing-masing sebagai berikut:
=>er!akuan A : penambahan Ca O g/kg pakan dan P O g/kg pakan
=>erlakuan B : penambahan Ca 6 g/kg pakan dan P O g/kg pakan
Perlakuan C : penambahan Ca O g/kg pakan dan P 6 g/kg pakan
Perlakuan D : penambahan Ca 6 g/kg pakan dan P 6 g/kg pakan
Perlakuan E : penambahan Ca 12 g/kg pakan dan P 6 g/kg pakan
11
Perlakuan F : penambahan Ca 18 g/kg pakan dan P 6 g/kg pakan
Setiap perlakuan diberi ulangan sebanyak 3 kali sehingga terdapat
18 satuan percobaan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah
rancangan acak lengkap (RAL).
Analisis statistik
Seluruh data dipresentasikan secara rata-rata dan dianalisis
varians satu arah (SPSS for Windows ver 11,5) untuk menguji perbedaan
antara perlakuan. Jika terdapat pengaruh perlakuan terhadap parameter
uji, maka dilanjutkan dengan uji beda nilai tengah BNT pada taraf
kepercayaan 5%.
12
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
::::ata hasil pertumbuhan bobot relatif dan efisiensi pakan juvenil
:�aou macan selama pemeliharaan disajikan pada Tabel 4. Data
PERTUMBUHAN BOBOT RELATIF DAN EFISIENSI PAKAN
aza oertumbuhan mingguan dapat dilihat pada Lampiran 1.
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan
_ � Pertumbuhan bobot relatif dan efisiensi pakan juvenil kerapu rnacan pada semua perlakuan
-uruf superscnpt yang berbeda dlbelakang angka pada kolorn yang sama rnenuniukkan perlakuan berbeda nyata {P<0,05)
oo: relatif juvenil kerapu macan tertinggi diperoleh pada perlakuan C
Perlakuan Rerata Pertumbuhan Penambahan bobot relatif Efisiensi Pakan ::a dan P dalam pakan (%) (%)
(g/kg pakan)
:... (0 Ca, 0 P) 42,25a 7.70a 3 (6 Ca, 0 P) 65,00° 11.30DC C (0 Ca, 6 P) 66,25DC 12.30° ) (6 Ca, 6 P) 44, 75a 7.883
E (12 Ca, 6 P) sz.co= 8.88ac
=p8ca,6P) 65,25[XJ 10.61DC .
-=- axuan E 52,00%, perlakuan D 44, 75% dan terendah pada perlakuan
sea perlakuan C sebesar 12. 30% diikuti perlakuan B 11.30%, perlakuan
�:esar 66,25% diikuti oleh perlakuan F 65,25%, perlakuan B 65,00%,
- seoesar 42.25%. Sementara itu, efisiensi pakan tertinggi diperoleh
i= • 0 61%, perlakuan E 8.88%, perlakuan D 7.88% dan terendah pada
:-:- akuan A sebesar 7.70%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
13
- ... "'Ian bobot dan efisiensi pakan juvenil yang tidak ditambahkan
-=-- :::> dalam pakannya (perlakuan A) secara signifikan lebih rendah
------ ngkan dengan perlakuan lainnya yang di dalam pakannya
za ... Kan Ca dan P.
-asil analisis ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa perlakuan
oahan Ca dan P dalam pakan dengan dosis yang berbeda
,..ic'"'garuh signifikan {P<0,05) terhadap pertumbuhan bobot relatif
-= xan kerapu macan. Hasil uji BNT (Lampiran 3) menunjukkan
ra oerlakuan C secara signifikan berbeda dengan perlakuan A dan D
-.: : dak signifikan terhadap perlakuan B, Edan F.
Perlakuan penambahan P sebesar 6 g/kg pakan (perlakuan C)
eoabkan pertumbuhan bobot relatlf juvenil tertinggi dibandingkan
'3 uan lainnya. Hasil ini membuktikan bahwa penambahan mineral ke
a� oakan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ikan. Chao et al
_ - �) melaporkan penambahan Ca dan P masing-masing 6 g/kg pakan
- _..,..,oerikan pertumbuhan yang optimum juvenil kerapu jenis Epinephe/us
aes Hasil penelitian Suderajad (2003) menunjukkan bahwa
-=nambahan Ca sebesar 1-3% ke dalam pakan berpengaruh signifikan
2Ja pertumbuhan juvenil ikan bandeng (Chanos chanos). Zainuddin
_'.)01 melaporkan bahwa penarnbahan P ke dalam pakan udang windu
�=esar 1-2% rnemberikan efek yang positif terhadap tingkat
: a'lgsungan hidup dan pertumbuhan udang windu. Penambahan 1,5%
:, ce dalam pakan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
14
: .. man dan efisiensi pakan juvenil ikan jambal siam Pangasius
Zainuddin dkk .. 2000).
"iasil penelitian menunjukkan perlakuan C (penambahan P 69/kg)
ecaokan pertambahan bobot dan efisiensi secara nyata signifikan
05 lebih tinggi dibandingkan tanpa penambahan P (Lampiran 2 dan
:,errumbuhan yang lambat dan efisiensi pakan yang rendah akibat
e'1sr P juga dilaporkan oleh peneliti lainnya seperti pada ikan sea
� Eropa (Oliva-Teles and Pimentel-Rodrigues, 2004), dan haddock
and Lall, 2003). Sebaliknya dengan P, penambahan Ca dalam
an tidak menyebabkan pengaruh yang signifikan terhadap
� ... ..,,buhan. Hal ini diduga karena ikan memiliki kemampuan untuk
--_. erap Ca dari lingkungan air media a tau kandungan minimal Ca telah
- e'luhi dari semua pakan yang diujikan.
- SINTASAN
Data hasil sintasan juvenil ikan kerapu macan selama
_e;a1e rharaan disajikan pada Tabel 5. Hasil analisis ragam (Lampiran 4)
-e··11.mJukan bahwa frekuensi pemberian pakan tidak berpengaruh nyata
.:-, > 0.05) terhadap sintasan juvenil ikan kerapu macan. Hal ini berarti
-3"'Wa sintasan benih kerapu macan pada semua perlakuan tidak
...... e=uniukan adanya perbedaan yang nyata.
Rata-rata sintasan juvenil kerapu macan berturut-turut adalah
cenakuan perlakuan A (100 %), 0 (100%), F (100%), C (90%), E (90%)
:an B (80%). Persentase sintasan juvenil ikan kerapu macan pada
15
88,6%.
Tabet 5. Sintasan juvenil kerapu macan pada semua perlakuan
100 F (18 Ca, 6 P) t=erakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
Perlakuan Penambahan Sintasan Ca dan P dalam pakan (%)
(g/kg pakan)
A (0 Ca, 0 P) 100
8 (6 Ca, 0 P) 80
C (0 Ca, 6 P) 90
D (6 Ca, 6 P) 100
E (12 Ca, 6 P) 90
Tingginya nilai sintasan benih kerapu macan selama penelitian
_;a disebabkan sumber protein yang terkandung pada pakan yang
e .. «an telah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan ikan, sehingga
-ggi untuk nilai sintasan benih ikan kerapu macan hal ini didukung
yang bersifat kanibal dimana sifat kanibal ikan akan muncul apabila
tidak terjadi kanibalisme pada ikan. lkan kerapu macan merupakan ikan
dengan pernyaataan Rachmansyah dkk (1993) dalam Zainuddin dkk.
(2004b) bahwa E. fuscoguttatus yang dipelihara dalam keramba jaring
apung diperoleh sintasan pada akhir pengamatan berkisar antara 84,9-
sernua perlakuan selama penelitian memperlihatkan persentase yang
terlambat dalam pemberian pakan dan pakan yang diberikan tidak cukup.
Hal ini sesuai dengan pendapat Randall (1987) bahwa sebagai ikan
karnivora. kerapu macan mempunyai sifat buruk yaitu kanibalisme. Sifat
kanibalismenya akan muncul saat larva berumur 30 hari (030). Penyebab
16
p 9 y ( ) CV : faktor kondisi: VSI : lndeks somatic organ dalam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan uji tanpa penambahan
3. KOMPOSISI PROKSIMAT TUBUH DAN MORFOMETRI
Komposisi proksimat tubuh juvenil kerapu macan yang diberi pakan
--:--:alitas juvenil ikan yang terjadi selama penelitian diduga disebabkan
::mculnya sifat kanibal antara lain pasokan makanan yang kurang.
--=-gan dengan kandungan Ca dan P yang berbeda disajikan pada Tabel
-a:::>el 6. Komposisi tubuh dan morfometri juvenil kerapu macan yang diberi pakan dengan kandungan Ca dan P yang berbeda
::eranganan pada saat penimbangan dan pergantian air.
oerlakuan lainnya. Kandungan lemak tubuh semakin menurun dengan
semnq dengan peningkatan level penambahan Ca dan P ke dalam pakan
omposisi Awai
Perlakuan Penambahan Ca dan P dalam pakan (g/kg pakan)
(%) A B c 0 E F
-ubuh
::rote in 76 02 79.75 79.27 78.21 78.06 79.63 77.73
t.ernak 8.04 7.44 6.65 6.90 6.56 6.42 6.42
Sera kasar 5 51 1.95 1.27 2.75 2.30 1.79 3.32
3ETN 1.98 2.16 2.60 2.69 2.88 2.22 3.32
adar Abu 8.45 8.71 10.21 9.46 10.21 9.95 10.06
Morfometri
c::: (g/cm3) 2,30 2.34 2.29 2.27 2.55 2,42 2,57
SI 3.18 4.09 3.21 4.23 422 3.93 4.65 i-.'::; Perlakuan tidak ber en aruh n ata P>0,05
aenarnbahan P menyebabkan kadar abu pada tubuh lebih rendah.
-neskipun tidak berbeda secara signifikan (Lampiran 5). Pakan uji tanpa
Ca dan P memiliki kandungan lemak tertinggi dibandingkan dengan
17
Ian pula halnya dengan kandungan BETN meskipun keduanya tidak
�a secara signifikan.
Pakan uji tanpa penambahan P menyebabkan faktor kondisi,
-=· s somatic organ dalam dan kandungan lemak tubuh tinggi. Hasil
- ; sama diperoleh pada penelitian-penelitian sebelumnya (Skonberg et
· 997; Zainuddin dkk. 2000; Vielma et al., 2002; Roy dan Lall, 2003) .
....,ulasi lemak dalam tubuh sebagai dampak dari defisiensi P
"= ubungan dengan perubahan metabolisme intermedier yang lebih
=-a: dari pakan yang dikonsumsi (Vielma et al., 2002). Berdasarkan
-.:-e tian ini, konsumsi pakan pada perlakuan tanpa penambahan P
--�n mengkonsumsi pakan lebih sedikit. Roy dan Lall (2003)
-=-1atakan bahwa penambahan fosfat anorganik mampu menghalangi
�·e�1fikasi asam lemak dengan ekstra mitokondria CoA menjadi yield fatty
;:-- �oA sehingga mengurangi pemanfaatan lemak sebagai sumber
- ergr.
Temuan lain dari penelitian adalah penambahan Ca pada dua level
= .,arig berbeda menyebabkan penurunan kandungan lemak dan protein.
- a ini mengindikasikan bahwa penambahan Ca dalam pakan akan
...... e=ibertkan pengaruh yang sama terhadap penambahan P dalam pakan
=.-...,adap peningkatan akumulasi lemak dan hubungan antara
+etabolisme protein dengan Ca. Disini memperjelas bagaimana peranan
... a dalam pakan terhadap metabolisme protein dan lemak.
16
4. KADAR ABU DAN KONSENTRASI Ca DAN P PADA TULANG
ang secara signifikan (P<0.05) lebih rendah pada pakan uji tanpa
butuhkan dalam proses mineralisasi tulang. Roy dan Lall (2003)
cak ditambahkan dengan P, penambahan Ca pada pakan basal
Kadar abu dan kandungan mineral pada tulang belakang juvenil
Penambahan Ca dalam pakan berpengaruh signifikan terhadap
rapu macan disajikan pada Tabel 7.
aerculum ikan haddock. Pada pemeliharaan ikan salmon Atlantic di air
,::oar abu, Ca dan P secara nyata lebih rendah pada tulang dan
e aporkan penggunaan pakan tanpa penambahan P menyebabkan
sas penelitian menunjukkan kadar abu, kandungan Ca dan P pada
:et Huruf superscript yang berbeda dibelakanq angka pada bans yang sama menunjukkan per1akuan berbeda nyata (P<0,05)
.... ga tidak akan mampu memperbaiki proses mineralisasi tulang atau
.oosentrasi Awai
Per1akuan Penambahan Ca dan P dalam pakan (g/kg pakan)
') A B c D E F
·�ar Abu 31.18 26.448 32.94b 31 sob 31.11b 32.27b 31.SSb
Ca 10.39 8.968 10.96b 10.92b 10.67b 11 17b 11.04b p 5.02 s.10• 6.44b 6.16b 6.23b 6 57b 6.43°
ii"'.
-aoe 7. Kadar abu dan kandungan mineral pada tulang belakang juvenil kerapu macan pada semua perlakuan
oenarnbahan P (Lampiran 6). Hal ini mempertegas bahwa P sangat
-a int menunjukkan bahwa jika P tidak tersedia maka penambahan Ca
kadar abu. Ca dan P tulang pada dua level P yang berbeda. Ketika pakan
tawar yang diberi pakan tanpa P menyebabkan kadar abu, Ca dan P
:nenjadi rendah (Vielma and Lall, 1998b).
.... emberikan pengaruh yang sama terhadap kadar abu, Ca dan P tulang.
�� Ca dan P. Ca dan P merupakan mineral yang saling sinergis
-- - -Odin dkk. 2000). Penelitian yang menunjukkan hasil yang sama
-=- ouakukan diantaranya pada ikan black sea bream (Hossain and
en· 1999) dan atlantic salmon (Vielma and Lall. 19988).
Lebih lanjut hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan
...a : atas 12 g/kg pakan akan menurunkan kadar abu, Ca dan P tulang.
-::s oenelitian serupa pada _kerapu batik (Chao et al., 2006). Porn-Ngam
a 1993) melaporkan bahwa absorbsi P dapat terhalang akibat adanya
-- "'gkatan Ca dalam pakan. Akan tetapi, penelitian Vielma and Lall
?83} menunjukkan bahwa penambahan Ca dalam pakan tidak
-'=--oerikan dampak negatif terhadap kadar abu, Ca dan P tulang ketika
- _ga ditambahkan. Hal ini bisa saja terjadi karena kondisi media air
- a' dan air taut yang digunakan berbeda, dimana diketahui bahwa
--�ungan Ca pada air laut jauh lebih banyak dibandingkan pada air
- ,ar
20
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai
Pertumbuhan bobot relatif dan efisiensi pakan juvenil ikan kerapu
macan tertinggi diperoleh pada perlakuan penambahan P sebesar
6 g/kg pakan.
- Sintasan juvenil ikan kerapu macan tidak dipengaruhi oleh
penambahan Ca dan P ke dalam pakan.
Kandungan lemak tubuh juvenil ikan kerapu macan lebih tinggi
pada perlakuan tanpa penambahan Ca dan P dalam pakan.
Kadar abu, Ca dan P pada tulang juvenil ikan kerapu macan lebih
rendah pada perlakuan tanpa penambahan Ca dan P dalam pakan.
2. Saran
Dari penelitian ini disarankan untuk menambahkan P minimal 6
pakan dalam pakan buatan agar pertumbuhan ikan lebih cepat,
e· s ensi pakan yang tinggi dan proses mineralisasi tulang berlangsung
21
DAFT AR PUST AKA
Chao-Xia Ye, Yong-Jian Liu, Li-Xia Tian, Kang-Sen Mai Zhen-Yu Du Hui Jun Yang, Jin Niu. 2006. Effect of dietary calcium and phosphorus on growth, feed efficiency, mineral content and body composition of juvenil grouper, Epinephe/us coioides. Aquaculture 255 . 263-271
Davis, D.A. and D.M. Gatlin Ill. 1991. Dietery mineral requirement of 'ish and shrimp. In: Akiyama, D.M. and R.K.H. Tan (ed.). Proceed ngs of the feed proceeding ang nutrition workshop. Thailand and Indonesia, pp: 80-98
Hossain, M.A., Furuichi, M., 1999. Necessity of dietary calcium supplement in black se bream. Fish, Sci. 65, 893-897.
Hossain, M.A. Furuichi, M., 2oooa. Essentiality of dietary calcium supplement in redlip mullet Liza haematocheila. Aquac. Nutr. 6. 33- 38.
Hossain, M.A., Furuichi, M., 2000b. Necessity of calcium supplement to the diet of Japanese flounder. Fish. Sci. 66, 660-664.
Hossain, M.A. Furuichi, M., 2oooc. Essentiality of dietary calcium supplement in fingerling scorpion fish (Sebastiscus marmoratus). Aquaculture 189, 155-163.
Lall, S.P., 2002. The minerals. In: Halver, J.E., Hardy, R.W. (Eds.), Fish Nutrition. 3rd ed. Academic Press, San Diego, CA. pp. 259-308.
Lin, Y.H., Shiau, S.Y., 2003. Dietary lipid requirement of grouper, Epinephelus malabaricus. and effects on immune responses. Aquaculture 225. 243-250.
Kai-min Cheng , Chao-qun Hu a, Yan-ni Liu, Shi-xuan Zheng, Xue-juan Qi. 2006. Effects of dietary calcium, phosphorus and calcium I phosphorus ratio on the growth and tissue mineralization of Litopenaeus vannamei reared in low-salinity water. Aquaculture 251 : 472- 483
Millamena, O.M., 2002. Replacement of fish meal by animal byproduct meals in a practical diet for grow-out culture of grouper Epinephelus coioides. Aquaculture 204, 75-84.
NRC (National Research Council), 1993. Nutrient Requirements of Fish. National Academic Press, Washington. DC.
Oliva-Teles, A., Pimentel-Rodrigues, A, 2004. Phosphorous requirement of European sea bass (Dicentrarchus labrax L.) juveniles. Aquac. Res. 35, 636·642
Porn-Ngam, N., Satoh, S., Takeuchi, T., Watanabe, T., 1993. Effect of the ratio of phosphorous to calcium on zinc availability to rainbow trout in high phosphorous diet. Nippon Suisan Gakkaishi 59, 2065-2070
Randall, J. E., 1987. A Preliminary Synopsis of The Grouper (Perciformes, Serranidae, Ephinephelinae) of The lndo-Facific In : Biology and Fisheries Management. WesMew Press Inc Boulder and London.
Roy, P.K., Lall, S.P., 2003. Dietary phosphorous requirement of juvenile haddock (Melanogrammus aeglefinus L.). Aquaculture 221, 451- 468.
Shiau, S.Y., Lan, C.W., 1996. Optimum dietary protein level and proteinto energy ratio for growth of grouper (Epinephelus malabaricus). Aquaculture 145, 259-266.
Shiau, S.Y., Lin, Y.H.. 2001. Carbohydrate utilization and its proteinsparing effect in diets for grouper, Epinephe/us malabaricus. Anim. Sci. 73, 299-304.
Skonberg, D.I., Yogev, L., Hardy, R.W., Dong, F.M., 1997. Metabolic response to dietary phosphorous intake in rainbow trout (Oncorhynchus mykiss). Aquaculture 157, 11-24.
Sticney, R.R. 1979. Principles of warm water aquaculture. A wiley interscience publication. John Wiley and Sons. New York.
Suderajad, P. 2003. Pengaruh penambahan kalsium dalam pakan terhadap pertumbuhan dan sintasan juvenil ikan bandeng (Chanos chanos). Skripsi. Fakultas llmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Tacon, A.G., 1992. Nutritional fish pathology. Morphological signs of nutrient deficiency and toxicity in farmed fish. FAO Fisheries Technical Paper, vol. 330. FAO, Rome, Italy. 75 pp.
Uyan, Orhan., Shunsuke Koshio, Manabu Ishikawa, Simla Uyan, Tongjun Ren, Saichiro Yokoyama, Connie Fay Komilus, Fady Raafat Michael. 2007. Effects of dietary phosphorus and phospholipid level on growth. and phosphorus deficiency signs in juvenil Japanese flounder, Paralichthys olivaceus. Aquaculture 267 : 44- 54
23
Vielma, J., Lall, S.P., 1998a. Phosphorus utilization by Atlantic salmon (Sa/mo salar) reared in freshwater is not influenced by higher dietary calcium intake. Aquaculture 160, 117-128.
Vielma, J., Lall. S.P., 1998b. Control of phosphorous homeostasis of Antalantic salmon (Sa/mo salar) in fresh water. Fish Physiol. Biochem. 19, 83-93.
Vielma, J., Koskela, J., Ruohonen, K., 2002. Growth, bone mineralization, and heat and low oxygen toelance in European whitefish (Coregonus lavaretus l.) fed with graded levels of phosphorous. Aquaculture 212, 321-333.
Zainuddin, I. Mokoginta, R. Affandi & D. Yusadi. 2000. Kadar Fosfor Optimum dalam Pakan Benih lkan Jambal Siam (Pangasius sutchi Fowler), Hayati, Jurnal Biosains, Jurusan Biologi FMIPA lnstitut Pertanian Bogor, Vol. 7 (2): 41-44.
Zainuddin, 2001. Pengaruh Pemberian Mineral Fosfor dalam Pakan terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Juvenil Udang Windu (Penaeus monodon), Lembaga Penelitian, Universitas Hasanuddin. Makassar.
Zainuddin, 2004a. Pengaruh Calsium-Fosfor Dengan Rasio Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Udang Windu (Penaeus Monodon Fabr.). Lembaga Penelitian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Zainuddin, A. Niartiningsih, Arifin dan Supriadi. 2004b. Pembesaran ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dalam Karamba Jaring Apung. Adaptive Research and Extention. Proyek Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (MCRMP) Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
Zainuddin, M.N. Nessa, M.I. Djawad, D. Oh. Trijuno. 2008. Deposit glikogen juvenil ikan kerapu macan (Epinephe/us fuscoguttatus) pada frekeunsi pemberian pakan yang berbeda. Torani. Jurnal llmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin Makassar. 18 (2) : 179 - 186.
Zhou, Q.C., Liu, Y.J., Mai, K.S., Tian, l.X., 2004. Effect of dietary phosphorus level on growth, body composition, muscle and bonemineral concentrations for orange-spotted grouper Epinephelus coioides reared in floating cages. J. World Aquac. Soc. 35, 427-435.
24
Lampiran 1. Rata-rata bobot tubuh (g) mingguan juvenil ikan kerapu macan selama penelitian
Perlakuan Sampling minggu ke-
1 2 3 4 5 6
A 44.7 46.9 47.1 49.8 50.1 55.9
B 59.7 65.8 63.3 70.0 68.3 66.0
c 48.1 53.3 51.2 60.9 58.2 66.5
D 56.0 51.7 52.7 58.2 57.8 57.9
E 53.0 56.5 54.1 . 60.8 63.6 60.8
F 53.5 57.3 53.1 58.7 55.1 66.1
Lampiran 2. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan bobot relatif (WG) dan efisiensi pakan (FE) juvenil kerapu macan.
Multiple Comparisons
ANOVA
WG Sum of Souares df Mean Square F Siq.
Between Groups 1213 458 5 242 692 6019 025 W1th1n Groups 241.937 6 40.323 Total 1455.396 11
ANOVA
FE Sum of
Squares df Mean Sauare F Sig Between Groups 36.100 5 7.220 6 616 020 Within Groups 6.548 6 1.091 Total 42.648 11
Lampiran 3. Hasil analisis BNT pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan bobot relatif fWG) dan efisiensi pakan (FE) juvenil kerapu macan.
Dependent Variable: WG LSD
Mean 95% Confidence Interval
Difference {I) Perl (J) Perl (1-J) Std. Error SiQ Lower Bound Uooer Bound 1 2 -22.88000(•) 6.35003 011 -38.4180 -7.3420
3 -24.12500(.) 6.35003 .009 -39 6630 -8.5870 4 -2.62500 6.35003 .694 -18 1630 12.9130 5 -9.87500 6.35003 .171 -25.4130 5.6630 6 -23.12500(") 6.35003 011 -386630 -7.5870
2 1 22.88000(") 6.35003 .011 7.3420 36.4180 3 -1.24500 6.35003 851 -16.7830 14.2930 4 20.25500(") 6.35003 .019 4.7170 35.7930 5 13.00500 6.35003 086 -2.5330 28 5430 6 I -.24500 6.35003 970 -15.7830 15.2930
3 1 24. 12500(") 6 35003 009 8.5870 39.6630 2 1.24500 6 35003 .851 -14.2930 16.7830 4 21.50000(") 6.35003 015 5.9620 37.0380 5 14 25000 6 35003 .066 -1.2680 29.7880 6 1.00000 6.35003 .880 -14.5380 16.5380
4 1 2.62500 6.35003 .694 -12.9130 16.1630 2 -20.25500(") 6.35003 .019 -35 7930 -4.7170 3 -21 50000(•) 6.35003 015 -37 0380 -5.9620 5 -7 25000 6.35003 297 -22 7880 8.2880 6 -20.50000(•) 6.35003 018 -360380 -4.9620
5 1 9 87500 6.35003 171 -5 6630 25 4130 2 I -13 00500 635003 086 -28 5430 2.5330 3 -14 25000 6 35003 066 -29.7880 1.2880 4 7 25000 6 35003 .297 -8 2880 22 7880 6 -13.25000 6.35003 082 -28.7880 2.2880
6 1 23.12500(•) 6.35003 011 7 5870 38.6630 2 .24500 6.35003 .970 -15.2930 15.7830 3 -1 00000 6.35003 880 -16.5380 14.5380 4 20.50000(") 6.35003 .018 4.9620 36.0380 5 13.25000 6.35003 .082 -2.2880 28.7880
• The mean difference rs s1gnif1cant at the 05 level
26
Multiple Comparisons
Dependent Variable: FE LSD
Mean Difference 95% Confidence Interval
(I) Per1akuan (J) Per1akuar (1-J) Std. Error Sia. Lower Bound UooerBound 1 2 .3_59500• 1.04465 .014 -6 1512 -1 0388
3 -4_59000• 1.04465 .005 -7.1462 -2 0338 4 -.17500 1.04465 .872 -2.7312 2.3812 5 -1.17500 1.04465 .304 -3.7312 1.3812 6 -2.90500. 1.04465 032 -5.4612 -3488
2 1 3 59500* 1.04465 014 1 0388 61512 3 -.99500 1.04465 378 -3.5512 1 5612 4 3.42000* 1.04465 .017 .8638 59762 5 2.42000 1.04465 .060 -.1362 4 9762 6 .69000 1.04465 533 -1.8662 3.2462
3 1 4_59000• 1.04465 005 2.0338 7.1462 2 .99500 1.04465 378 -1.5612 3.5512 4 4.41500* 1.04465 006 1.8588 6.9712 5 3 41500" 1.04465 017 .8588 5.9712 6 1.68500 1.04465 158 -.8712 42412
4 1 .17500 1 04465 .872 -2.3812 2.7312 2 -3.42000* 1.04465 017 -5.9762 -8638 3 -4.41500* 1.04465 006 -6.9712 -1 8588 5 -1.00000 1.04465 375 -3.5562 1 5562 6 -2.73000* 1.04465 .040 -5.2862 -1738
5 1 117500 1.04465 304 -1.3812 3.7312 2 ·2.42000 1.04465 060 -4 9762 1362 3 -3.41500* 1.04465 017 -5.9712 -8588 4 1.00000 1.04465 375 -1.5562 3.5562 6 ·1.73000 1.04465 149 -4.2862 8262
6 1 2.90500. 1.04465 032 .3488 5.4612 2 · 69000 1.04465 533 -3.2462 1 8662 3 -1.68500 1 04465 158 -4.2412 .8712 4 2.73000" 1 04465 040 .1738 5.2862 5 1.73000 1 04465 149 -8262 4 2862
• The mean difference is significant at the 05 level
Lampiran 4. Analisis ragam pengaruh pertakuan terhadap smtasan juvenil kerapu macan.
ANOVA SR
I I Sum of I I Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 666.667 5 133.333 2.000 .212 Wrthin Groups 400.000 6 66.667 I Total 1066 667 11 I
Lampiran 5. Analsisi ragam pengaruh perlakuan terhadap komposisi proksimat dan morfometri juvenile kerapu macan
ANOVA Protein
Sum of Squares df Mean Square F StQ.
Between Groups 7 713 5 1.543 1400 343 Within Groups 6.611 6 1102 Total 14 324 11
ANOVA Lemak
Sum of Squares df Mean Square F Siq
Between Groups 1 527 5 305 1 913 226 Withtn Groups .958 6 160 Total 2485 11
ANOVA Serat
Sum of Squares df Mean Square F Siq
Between Groups 5.327 5 1.065 4.003 .061 Within Groups 1 597 6 .266 Total 6.924 11
ANOVA Abu
Sum of Sauares df Mean Square F Sia.
Between Groups 3.444 5 .689 852 .560 Within Groups 4.851 6 .808 Total 8.295 11
ANOVA BETN
Sum of Sauares df Mean Square F Sia.
Between Groups 1.862 5 372 .719 .633 Within Groups 3106 6 518 Total 4.968 11
ANOVA FK
Sum of Sauares df Mean Square F Sia.
Between Groups .245 5 .049 .581 .715 Within Groups .926 11 .084 Total 1.171 16
ANOVA VSI
Sum of Squares df Mean Square F s,a
Between Groups 5.187 5 1 037 .633 .679 Within Groups 18 013 11 1638 Total 23199 16
Lampiran 6. Analsisi ragam pengaruh perlakuan terhadap kadar abu, Ca dan P tulang juvenil kerapu macan
ANOVA
Kadar Abu
Sum of uares df Mean uare F s·
Between Groups 53.4721 5 10.694 4 547 I .046 Within Groups 14 111 6 2.352 Total 67.583 11
Multiple Comparisons
Dependent Variable: KadarAbu LSD
Mean Difference 95% Confidence Interval
(I) Per1akuan CJ) Per1akuan (I.J) Std Error SiQ. Lower Bound ueoer Bound 1 2 -6.50000' 1.53358 .005 -10.2525 -2.7475
3 -506000' 1.53358 .016 .a.8125 -1.3075 4 -4 67500' 1 53358 023 -84275 -.9225 5 -5.83000' 1.53358 .009 -9.5825 -2.0775 6 -511500' 1.53358 .016 .a.8675 -1.3625
2 1 6 50000' 1.53358 005 2.7475 10.2525 3 1 44000 1.53358 .384 -2.3125 5.1925 4 1.82500 1.53358 .279 -1.9275 5.5775 5 .67000 1.53358 .677 -3.0825 4.4225 6 1.38500 1.53358 401 -2.3675 51375
3 1 5 06000' 1.53358 .016 1.3075 88125 2 -144000 1.53358 .384 -5.1925 2.3125 4 .38500 1.53358 .810 -3.3675 41375 5 • 77000 1 53358 .633 -4.5225 2.9825 6 -.05500 1.53358 973 -3.8075 3.6975
4 1 4 67500' 1.53358 .023 .9225 8.4275 2 -1 82500 1.53358 .279 -5.5775 1.9275 3 -.38500 1.53358 810 -4 1375 3.3675 5 -1 15500 1.53358 .480 -4.9075 2.5975 6 -.44000 1.53358 784 -4.1925 3.3125
5 1 5.83000' 1.53358 .009 2.0775 9.5825 2 -.67000 1.53358 .677 -4.4225 3.0825 3 77000 153358 .633 -2.9825 4.5225 4 1 15500 1.53358 480 -2.5975 4.9075 6 71500 1.53358 .657 -3.0375 4.4675
6 1 5 11500' 1.53358 .016 1 3625 8.8675 2 -1.38500 1.53358 .401 -5.1375 2.3675 3 05500 1.53358 973 -3.6975 3.8075 4 .44000 1.53358 .784 -3.3125 4.1925 5 - 71500 1.53358 657 -4 4675 3.0375
• The mean difference is significant at the .05 level.
AHOVA
Ca Sum of souares df Mean Square F SiQ.
Between Groups 6901 5 1.380 6.608 .020 Within Groups 1253 6 .209 Total 8155 11
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Ca LSD
Mean Difference 95% Confidence Interval
(I) Pertakuan (J) Pertakuan (1-J) Std. Error SiQ. Lower Bound Uooer Bound 1 2 -zoosoo- 45705 .005 .3 1234 ·.8866
3 ·1.96000" 45705 .005 -3.0784 ·.8416 4 -1.71500" .45705 009 ·2.8334 -.5966 5 -2 21000· .45705 003 -3.3284 -1.0916 6 -2 05500· 45705 004 -3 2034 -.9666
2 1 2.00500· 45705 005 .8866 31234 3 04500 45705 925 -1.0734 1.1634 4 .29000 .45705 549 -.8284 1.4084 5 • 20500 .45705 670 -1.3234 .9134 6 - 08000 45705 867 -1.1984 1.0384
3 1 1 96000" 45705 005 8416 3.0784 2 -04500 45705 925 -1 1634 10734 4 24500 .45705 611 -.8734 1.3634 5 • 25000 45705 604 -1 3684 .8684 6 -.12500 45705 794 -1.2434 .9934
4 1 1 71500· 45705 .009 5966 2.8334 2 - 29000 45705 549 -1 4084 8284 3 • 24500 .45705 611 -1 3634 .8734 5 -49500 45705 320 -1 6134 .6234 6 - 37000 45705 449 -1.4884 .7484
5 1 2.21000' .45705 003 1.0916 3.3284 2 20500 45705 670 -.9134 1.3234 3 25000 .45705 604 -.8684 1.3684 4 .49500 .45705 320 -.6234 1.6134 6 12500 .45705 794 -9934 1.2434
6 1 2.08500' 45705 .004 .9666 3.2034 2 08000 45705 867 -1.0384 1.1984 3 12500 45705 794 -.9934 1.2434 4 37000 .45705 449 -.7484 1 4884 5 -12500 45705 794 -1 2434 .9934
•. The mean difference is s,gnfficant at the 05 level
ANOVA
p
Sum of Sauares df Mean Sauare F SiQ
Between Groups 2.917 5 .583 4.792 .041 Within Groups 730 6 .122 Total 3.647 11
Multiple Comparisons
Dependent Variable: P LSD
Mean Difference 95% Confidence Interval
(I) Per1akuan (J) Per1akuan (1-J) Std Error Sig Lower Bound Uooer Bound 1 2 -1.34500* .34891 .008 -2 1988 -.4912
3 -1.06500* 34891 022 -1 9188 -.2112 4 -1 13500* .34891 .017 -1.9888 -.2812 5 -1.47500• .34891 006 -2.3288 -6212 6 -1.33500· .34891 009 -2 1888 -4812
2 1 1 34500· 34891 008 4912 21988 3 .28000 .34891 453 -.5738 1 1338 4 21000 34891 569 -6438 1 0638 5 -.13000 34891 722 -.9838 .7238 6 01000 34891 978 - 8438 8638
3 1 1.06500* 34891 .022 2112 1 9188 2 -.28000 .34891 453 -1 1338 5738 4 - 07000 .34891 848 - 9238 7838 5 -41000 34891 .284 -1 2638 4438 6 -.27000 .34891 .468 -1 1238 .5838
4 1 1 13500' 34891 017 2812 1 9888 2 - 21000 .34891 569 -1 0638 6438 3 07000 .34891 848 - 7838 9238 5 -.34000 .34891 367 -1 1938 .5138 6 - 20000 .34891 587 -1 0538 6538
5 1 1.47500• .34891 .006 6212 2.3288 2 13000 34891 722 - 7238 9838 3 .41000 34891 .284 - 4438 1.2638 4 34000 34891 367 - 5138 11938 6 .14000 .34891 702 - 7138 9938
6 1 1 33500• 34891 009 4812 2 1888 2 -.01000 .34891 .978 -8638 .8438 3 27000 .34891 .468 -.5838 1 1238 4 .20000 .34891 587 -6538 1 0538 5 - 14000 34891 702 -9938 7138
•. The mean difference is significant at the .05 level
Lampiran 7. Foto-foto kegiatan persiapan dan penelitian
Gambar 1. Wadah penelitian yang digunakan
Gambar 2. Penimbangan dan pengukuran panjang benih
32
Gambar 3. Bahan baku pakan penelitian
33
Gambar 4. Penimbangan bahan baku pakan uji
Gambar 5. Proses pembuatan pakan uji semipurified