KROMATOGRAFI
-
Upload
rizkidwirahmana -
Category
Documents
-
view
412 -
download
5
Transcript of KROMATOGRAFI
KROMATOGRAFI
Kromatografi adalah suatu metode analitik untuk pemurnian dan pemisahan senyawa-
senyawa organic,dan anorganik. Metode ini berguna untuk fraksionasi campuran kompleks
dan pemisahan untuk senywa-sentawa yang sejenis. Pada tahun 1941 Martin dan Synge
mengembangkan kromatogrfi partisi sedangkn Gordon menemukan kramotografi kertas.
Kromatografi partisi terutama dilakukan pada kromatografi kertas.
Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-
komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama. Seluruh
bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada
padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan
membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang
berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula. Dalam kromatografi kertas. Fase diam
adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase gerak adalah kertas serap yng sangat sesuai.
Di tahun 1903 Tswett menentukan teknik kromotgrafi. Tnik ini bermanfaat sebagai
cara untuk menguraikan campuran. Dalam kromotgrafi, komponen-komponen terdistribusi
dalam du fase. Salah satu fase diam. Transef massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi
bila molekul-molekul campuran serp pada permukan partikel-partikel atau terserap did lm
pori-pori partikel tau terbagi ke dalam sejumlah cairn yang terikat pada permukan atau di
dalam pori. Ini adalah sorpsi (penyerapkan). Laju perpindahan suatu molekul zat terlarut
tertentu di dalam kolom tau lapisan tipis zat penyerap secara langsung berhubungann dengan
bagian molekul-molekul tersebut did lam fase bergerak dan fase diam. Jika perbedaan gerak
sepanjang kolom dengan laju yang tergantung pada karekteristik masing-masing penyerapan.
Jika di pisahkan terjadi masing-masing komponen keluar dri kolom pada interval waktu yang
berbeda, mengingat bahea proses keseluruhannya dalah fenomena migrsi secra diferensial
yng dihasilkan oleh tenaga pendorong tidak selektif berupa aliran fase gerak. (S.M.Khopkar)
1.1. Kromatogram Kertas
kromatografi kertas adalah salah satu hal pertama yang pernah anda kerjakan dalam bidang
kimia untuk pemisahan, misalnya campuran dari pewarna-pewarna yang menyusun warna
tinta tertentu. Ini merupakan contoh yang mudah, mari memulai dari hal itu.
Anggaplah anda mempunyai tiga pena biru dan akan mencari tahu dari tiga pena itu, yang
mana yang digunakan untuk menulis sebuah pesan. Sampel dari masing-masing tinta
diteteskan pada garis dasar pinsil pada selembar kromatografi kertas. Beberapa pewarna larut
dalam jumlah yang minimum dalam pelarut yang sesuai, dan itu juga di teteskan pada garis
yang sama. Dalam gambar, pena ditandai 1, 2 dan 3 serta tinta pada pesan ditandai sebagai
M.
Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau campuran pelarut yang
sesuai didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada dibawah garis pada bercak
diatasnya. Gambar berikutnya tidak menunjukkan terperinci bagaimana kertas di gantungkan
karena terlalu banyak kemungkinan untuk mengerjakannnya dan dapat mengacaukan gambar.
Kadang-kadang kertas hanya digulungkan secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan
klip kertas pada bagian atas dan bawah. Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri
pada bawah wadah. .Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa
astmosfer dalam gelas kimia terjenuhkan denga uap pelarut. Penjenuhan udara dalam gelas
kimia dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut
pada kertas.Karena pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen yang berbeda
dari campuran tinta akan bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan
berdasarkan pada perbedaan bercak warna.
Ditinjau dari sistem pelarut yamg digunakan dalam kromatografi partisii, dikenal tiga
kategori sebagai: a. fase dan berair. (aqueous), b. fase diam pelarut organic hidrofilik, dan c.
fase diam pelrut organic hidrofobik seperti digunakan dalam RPPC.
1.2. Teknik Kromotografi Kertas
Proses pengeluaran asam mineral kertas disebut desalting. Larutan ditempatkan pada kertas
dengan menggunakan mikropipet pada jarak 2-3 cm dari salah satu ujung kertas dalam
bentuk coretan garis horizontal. Setelah kertas dikeringkan, ia diletakkan di dalam ruang yang
sudah dijenuhkan dengna iar atau dengan pelarut yamg sesuai. Penjenuhan dapat dilakukan
24 jam sebelum analisis. Terdapat tiga teknik pelaksanaan analisis. Descending adalah salah
satu teknik di mana cairan dibiarkan bergerak memenuhi kertas akibat gravitsi. Pada teknik
ascending; pelarut bergerak ke atas dengan gaya kapiler. Nilai Rf harus sama baik pada
descending maupun ascending. Sedangkan yang ketiga dikenal sebagai cara radial atau
kromatografi kertas sirkuler. Kondisi-kondisi berikut harus diperhatikan untuk memperoleh
nilai Rf yang reprodusibel. Temperatur harus dikendalikan dalam variasi tidak boleh lebih
dari 0,5 C. Kertas harus didiamkan dahulu paling tidak 24 jam dengan atmosfer
pelarutnya, agar mencapai kesetimbangan sebelum pengaliran pelarutnya pada kertas.
Dilakukan beberapa pekerjaan yang parallel, Rf nya tidak boleh berbeda lebih dari 0,02.
1.3. Kromatografi Lapisan Tipis
Teknik ini dikembangkan tahun 1938 oleh Ismailoff dan Schraiber. Adsorbent dilapiskan pd
lempeng kaca yang bertindak sebagai penunjang fase diam. Fase bergerak akan menyerap
seapnjang fase diam dan terbentuklah kromatogram. Ini dikenal juga sebagai kromatografi
kolom terbuka.Metode ini sederhana, cepat dalam memisahkan dan sensitive. Kecepatan
pemisahan tinggi dan mudah untuk mempeloleh kembali senyawa-senyawa yang terpisahkan.
Pemishan sistem pelarut dan komposisi lapisan tipis ditentukan oleh prinsip kromatografi
yang akan digunakan. Untuk meneteskan sempel yamg akan dipisahkan digunakan suatu
mikro-syringe (penyutik berukuran mikro). Sampel diteteskan pada salah satu bagian tepi plat
kromatografi (sebanyak 0,01-10 g zat).Pelarut harus nonpolar dan mudah menguap.
Zat-zat berwarna dapat dilihat langsung, tetapi dapat juga digunakan reagent penyemprot
untuk melihat bercak suatu zat. Asam klomat sering digunkan ubtuk zat organic.Untuk
analisis kuantitatif dapat digunakan plot fotodensitometer.Analisanya dapat digunakan
dengan spektrofotometer uV, sinar tampak, IR atau fluorosens atau dengan reaksi kolorimeter
dengan reagent kromogenik.
1.4. Kromatografi Pasangan Ion
Pemisahan sampel-sempel yng mudah terdisosiasi dalam larutan air dapat
dioptimasikan dengan mengatur PH fase diam atau fase bergeraknya. Hal ini akan
menghalangi disosiasi dan zat terlarut terelusisebagai punjak yang lebih tjm. Misalnya
CH3COOH ditambahakan pad pelarut yang digunakan dalam KLT atau kromatografi kertas
untuk memperoleh punjak yang tajam. Demikian juga basa seperti ammonia atau basa
organic dapat ditambahkan untuk mempertajampuncak.
Kromatografi pasangan ion didasarkan pada pembentukan suatu pasangan ion antara
sempel dan fase berfgerak maupun fase diamnya.teknik ini sudah sering digunakan KCBT
untuk pemisahan senyawa ionik. Biasanya silica-gel digunakan sebagai penunjang fase diam
berair yang mengandung ion pengimbang dan buffer. Pelarut lain yang tidak bercampur
digunakan sebagai pengelusi (eluen)
1.5. Prinsip Dasar Kromatografi Partisi Cair-cair
Dalam kromatografi partisi cair-cair, suatu pemisahan dipenggaruhi oleh distribusi sampel
antara fase cair diam dan fase cair bergerk dengan membatasi kemampuan pencampuran. Jika
suatu zat terlarut dikocok dalam sistem 2 pelarut yang tidak bercampur (melarutkan) maka
zat terlrut akan terdistribusi di antara kedua fase dn jika ke setimbangan tercapai, mk
koefesien partisinya (Kd):
Kd = Koefesien zat terlarut pada pelarut A
Koefesien zat terlarut pada pelarut B
Martin dan Synge melakukan teknik ekstraksi cair-cair secara fraksional dengan cara
mengepak kolom silica gel kemudian meletakkan larutan campurannya pda kolom dan
mengelusinya dengan pelarut tidak percampur, sepeti butanol.Cairan yang tertahan did lam
kolom adalah fse diam sedangkan cairan yang bergerak sepanjang kolom adalah fase gerak.
Pemisahan didasarkan pada pemanfaatan perbedaan koefesien partisi zat terlarut, oleh karena
itu teknik ini dikenal sebagai kromatografi partisi.
Teori dasar kromatografi partisi mirip dengan teori destilsi bertingkat.
1.6. Kromatografi Partisi Cair-cair
Teknik ini terdiri dari suatu kolom yang berisi zt padat penunjang halus di man pda
permukan terdpat pelrut sebagai fase diamnya. Fase keduan, yaitu fase bergerak yang tidak
bercmpur dengan ciran dari fase diamnya akan mengalir sepanjang kolom. Komponen-
komponen yang terpartisi lebih banyak pada fse diam kan berthan lebih lama di dalam kolom
dibndingkan yng lebih banyak terpartisi pada fase gerak.
Zat padat penunjang merupakan suatu materi padat yng berpori-pori dengan menggunakan
ukuran antara 100-300 mesh, dan dapat mengandung sampai 50% berat cairan penunjang.
Kieselguhr, tanah diatome, selulosa dan silica gel paling sering digunakan sebagai zat padat
penunjang. Silika gel dapat mengabsorpsi sampai 70% berat air tanpa cairan terabsorpsi
karena sifatnya sebagai materi yang terserat.
Pada pemisahan pelarut, maka biasanya pelarut hidrofilik bertindak sebagai pelarut
yang berfungsi sebagai fase diam, sedangkan pelarut hidrofobik sebagai fase bergerak.
Pelarut dapat diklasifikasikan berdasarkan ikatan hidrogennya.Pelarut-pelarut dengan sifat
sebagai donor taupun akseptor pasangan electron mempunyai kemampuan untuk membentuk
ikatan hydrogen intermolekuler.
1.7. Kromatografi Ekstraksi Fase Terbalik
Dikenal juga sebagai kromatografi fase terbalik. Sesuai dengan namanya, maka fase
yang digunakan dalam kromatografi prtisi cair-cair adalah terbalik.Ada suatu teknik tertentu
untuk melapisi zat padat penunjang dengan pelarut hidrofobik (materi penoleflon atau
kieselguhr). Zat tersebut dibuat hidrofobik dengan cara mengalirkan uap kloroilan kepadanya.
Dari berbagai pelarut , mka telah diketahui bahwa berbagai pelarut pengsolvsi seperti TBP,
TBPO. TOPO,MIBK, etil asetat, mesitil oksida dapat digunakan sebagai fase hidrofobik.
Demikin juga pelrut-pelarut yang menunjukkan kemampuan ekstraksi dengan pembentukn
pasangan ion seperti: amina-amin berberat molekul tinggi seperti TOA, TIOA. MDOA,TBA,
Amberlit LA-1, LA-2, aliquat 336S, Arquad 6C juga dapat digunkan sebgai fase hidrofobik.
Di akhir-akhir ini ada suatu kecendrungan untuk menggunakan pengkhelat sebagai fase
hidrofobik fase ter balik seperti HdEHP, DNS dan sebagainya.
Dengan menggunakan teknik RPPC (reversed phase pertition chromatografi) atau
kromatografi partisi fase terbalik, pemisahan-pemisahan terbalik ion logam yang tdinya sulit
dilakukan, dapat dilaksanakan dengan mudah. Misalnya dengan fase diam TBP, pemisahan
yang sempurna dapat dilakukan terhadap Besi (III); chrom (VI); germanium (IV);
molybdenum (VI); vanadium (V); emas (III); dan merkuri (II) dari satuan campuran multi
komponen.
Daftar Referensi Curtis, O.F dan Clark,D.G. 1950. An Introduction to Plant Physiology. Mc Graw Hill Book Company, New York. Darmawan, J dan Justika, S. Baharsjah. 1983. Dasar-dasar Fisiologi Tanaman. P.T. Suryandara Utama, Semarang. Dwidjoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta. Gritter, R. J. 1991, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. Pengantar Kromatografi . ITB, Bandung. Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. ITB, Bandung. Hopkins, W. B. 1995. Introduction to Plant Physiology. John Willey and Sons Inc., New York. Hoste Hman, K. 1995. Cara Kromatografi Preparatif. ITB, Bandung. Lakitan, B. 2000. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. P.T. Gramedia, Jakarta. Paul, M. J dan T. K. Pellny. 2002. Carbon metabolite feedback regulation of leaf photosynthesis and development. Journal of Experimental Botany. 54 (382) : 539-547. Tjitrosomo, S. 1985. Botani Umum Jilid II. Penerbit Angkasa, Bandung.