Konsep Personal Hygiene

11
KONSEP PERSONAL HYGIENE Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat pentinu dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Fisiologi Kulit Sistem integumen terdiri atas kulit, lapisan subkutan di bawah kulit dan pelengkapnya, seperti kelenjar dan kuku. Kulit terdiri atas 2 lapisan yaitu lapisan epidermis yang terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung sel-sel epitel. Sel- sel epitel ini mudah sekali mengalami regeneras. Lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah. Lapisan kedua adalah lapisan dermis yang terdiri atas jaringan otot, saraf folikel rambut dan kelenjar. Pada kulit terdapat 2

Transcript of Konsep Personal Hygiene

Page 1: Konsep Personal Hygiene

KONSEP PERSONAL HYGIENE

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat pentinu dan

harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.

Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang

sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi

seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.

Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi

karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut

dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan

dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

Fisiologi Kulit

Sistem integumen terdiri atas kulit, lapisan subkutan di bawah kulit dan pelengkapnya, seperti

kelenjar dan kuku. Kulit terdiri atas 2 lapisan yaitu lapisan epidermis yang terdapat pada

bagian atas yang banyak mengandung sel-sel epitel. Sel-sel epitel ini mudah sekali

mengalami regeneras. Lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah.

Lapisan kedua adalah lapisan dermis yang terdiri atas jaringan otot, saraf folikel rambut dan

kelenjar. Pada kulit terdapat 2 kelenjar : pertama kelnejar sebasea yang menghasilkan

minyak yang disebut sebun yang berfungsi meminyaki kulit dan rambut. Kedua, kelenjar

serumen yang terdapat dalam telingga yang berfungsi sebagai pelumas dan berwarna cokelat.

Fungsi Kulit :

1. Proteksi tubuh2. Pengaturan temperatur tubuh

3. Pengeluaran pembuangan air

4. Sensasi dari stimulus lingkungan

5. Membantu keseimbangan carian da eletrolit

6. Memproduksi dan mengabsorpsi vitamin D

Page 2: Konsep Personal Hygiene

Macam-macam Personal Hygiene

1. Perawatan kulit kepala dan rambut2. Perawatan mata

3. Perawatan hidung

4. Perawatan telingga

5. Perawatan kuku kaki dan tangan

6. Perawatan genetalia

7. Perawatan kulit seruruh tubuh

8. Perawatan tubuh secara keseluruhan

Tujuan Personal Hygiene

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang2. Memelihara kebersihan diri seseorang

3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang

4. Mencagah penyakit

5. Menciptakan keindahan

6. Meningkatkan rasa percaya diri

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

1. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya

karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

1. Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi

perubahan pola Personal Hygiene

1. Status sosial-ekonomi

Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,

sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya

1. Pengetahuan

Page 3: Konsep Personal Hygiene

Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat

meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga

kebersihan kakinya.

1. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.

1. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan

dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

1. Kondisi fisik

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu

bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hyiene

1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya

kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah

gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan

telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

1. Dampak Psikososial

Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan

kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,

aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

==================================================================

CONTOH ASKEP

Askep Dermatitis   Eksfoliatifa

Ditulis oleh hidayat2 di/pada Mei 26, 2009

Page 4: Konsep Personal Hygiene

ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS EKSFOLIATIFA

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Dermatitis eksfoliatifa disebut juga eritroderma yaitu merupakan kelainan kulit yang ditandai dengan eritema seluruh tubuh disertai skuama.

B. Etiologi

Belum diketahui dengan pasti bagaimana terjadinya keadaan reaktif tersebut. Penyakit yang sering mendasarinya adalah :

1. Penyakit kulit yang mengawali : 1. Psoriasis

2. Dermatitis atopic

3. Dermatitis Seboroik

4. Dermatitis Rubra Pilaris

5. Pityriasis rubra pilaris

6. Dermatitis ikhtiosiformis

7. Pemfigus folenceus

8. Likhen planus

2. Dermatitis kontak

3. Erupsi obat

4. Limfoma, leukemia, keganasan internal

5. Idiopatik

C. Patofisiologi

Terjadi proses keratinisasi lebih cepat dari waktu normal (28 hari) karena penyakit yang mendahuluinya sebagai factor pencetus terjadinya dermatitis eksfoliatifa dan mekanisme terjadinya belum diketaui.

D. Tanda dan Gejala

Erupsi dermatitis eksfoliatifa umumnya diawali dengan demam dan mengigil dan gejala ini akan selalu berulang setiap kali penyakit menghebat. Pada kasus-kasus yang disebabkan oleh psoriasis didapati eritema yang tidak merata yaitu berupa lekukan miliar, tetapi tanda ini hanya menyokong dan tidak patognomosis untuk psoriasis. Pada kasus yang disebabkan oleh limfoma sering disertai malaise dan berbagai gejala konstitusional. Kulit akan teraba hangat dan kaku yang disertai kerontokan rambut dan distrofi kuku yang akan menebal karena

Page 5: Konsep Personal Hygiene

adanya keratosis sub ungula sehingga ujung kuku akan meninggi (elevated nail). Pada orang-orang kulit berwarna umumnya akan segera terjadi hiperpigmentasi paska inflamasi.

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium 1. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin,

globulin

2. Urin : pemerikasaan histopatologi

2. Penunjang : pemeriksaan histopatologi

F. Komplikasi

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit2. Infeksi sekunder

G. Penatalaksanaan

1. Umum 1. Mengatasi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

2. Mengatasi hipotermia

3. Perbaikan kesadaran umum

4. Emolient untuk mengurangi kulit yang kaku

2. Khusus pengobatan spesifik tergantung kausa. Umumnya dengan kortikosteroid dengan dosis awal 40-60 mg prednison/hari. Antibiotika diberikan terutama untuk kasus-kasus yang eksofoliasinya dalam keadaan lembab untuk menghindari infeksi.

3. Perawatan inap di isolasi

4. Konsultasi : Penyakit dalam, mata, ICU

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Data Subyektif

Mengeluh demam, badan menggigil

Merasa lemah

Kulit teraba tebal dan kaku

Mengeluh nyeri hebat

1. Data Obyektif

Page 6: Konsep Personal Hygiene

Kulit seluruh tubuh eritema dan eksfoliasi

Edema

Skuama halus / kasar

Rambut rontok

Elevated nail

Hiperpigmentasi paska inflamasi

1. Data Penunjang

Pemerikasaan histopatologi

B. Diagnosa Keperawatan

1. Ganguan integritas kulit s.d luas / eksfoliasi2. Potensial terjadinya infeksi s.d adanya luka terbuka akibat gangguan integritas

3. Gangguan konsep diri body image s.d skuama yang mengelupas di seluruh tubuh (seperti sisik)

C. Rencana Keperawatan

No Diagnosa

Keperawatan

Rencana Keperawatan

Tujuan dan Kriteria hasil Rencana Tindakan

1 Ganguan integritas kulit s.d luas / eksfoliasi, ditandai dengan :

DS : -

DO : Pada seluruh tubuh terdapat pateh erythermatas dengan skuama tebal, berwarna putih dan mengelupas.

Tujuan :

Integritas kulit pasien kembali utuh

Kriteria hasil :

Kulit utuh, eritema dan skuama hilang

Krusta menghilang

Daerah axilla dari inguinal tidak mengalami maserasi

Lakukan inspeksi lesi setiap hari

Pantau adanya tanda-tanda infeksi

Ubah posisi pasien tiap 2-4 jam

Bantu mobilitas pasien sesuai kebutuhan

Pergunakan sarung tangan jika merawat lesi

Jaga agar alat tenun selau dalam keadaan  bersih dan kering

Libatkan keluarga dalam memberikan bantuan pada pasien

2 Potensial terjadinya infeksi Tujuan : Lakukan tekni aseptic dan

Page 7: Konsep Personal Hygiene

s.d adanya luka terbuka akibat gangguan integritas, ditandai dengan :

DS : -

DO : Seluruh tubuh berwarna kemerahan dengan skuama berwarna putih diatasnya dan mengelupas

Tidak terjadi infeksi

Kriteria hasil :

Hasil pengukuran tanda vital dalam batas normal.

- RR :16-20 x/menit

- N : 70-82 x/menit

- T : 37,5 C

- TD : 120/85 mmHg

Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi (kalor,dolor, rubor, tumor, infusiolesa)

Hasil pemeriksaan laborat dalam batas normal Leuksosit darah : 5000-10.000/mm3

antiseptic dalam melakukan tindakan pada pasien

Ukur tanda vital tiap 4-6 jam

Observasi adanya tanda-tanda infeksi

Batasi jumlah pengunjung

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet TKTP

Libatkan peran serta keluarga dalam memberikan bantuan pada klien

3 Gangguan konsep diri body image s.d skuama yang mengelupas di seluruh tubuh (seperti sisik), ditandai dengan :

DS : Pasien menyatakan “mengapa saya kelihatan aneh seperti ini?”

DO : Pasien sering menutupi tubuhnya dengan selimut dan menyendiri

Tujuan :

Pasien tidak mengalami gangguan konsep diri body image

Kriteria hasil :

Pasien tidak menarik diri dari kontak social

Pasien mau berpartisipasi dalam perawatan dirinya

Ekspresi wajah pasien tidak menunjukkan tanda berduka

Berikan support pada pasien untuk menerima keadaannya

Kaji persepsi pasien tentang gambaran dirinya

Jaga komunikasi yang baik dengan pasien dan bantu pasien untuk berkomunikasi dengan orang lain

Catat adanya tingkah laku non-verbal atau tingkah laku negative

Libatkan keluarga untuk meningkatkan konsep diri pasien

Evaluasi sikap dan mekanisme koping pasien

Prosedur oral hygiene

Page 8: Konsep Personal Hygiene

1. Kebersihan mulut sangat penting. Pasien yang sudah menderita sakit lama di rumah/RS

sering kali ditemukan mulut yang kotor bahkan mulut berwarna cokelat pada mulut,

bibir dan gigi. Lidah yang kotor akan mempengaruhi selera makan pasien.

2. Gusi mudah berdarah sekalipun sikat yang digunakan sudah termasuk kategori lembut,

sehingga pasien sensitive terhadap makanan yang terlalu dingin atau panas.

3. Napas berbau bisa disebabkana karena gigi yang karies, gusi yang infeksi. Bau aseton

pada pasien merupakan petunjuk bagi pasien diabetes.

4. Penyikatan gigi yang terakhir sebelum tidur pada malam harinya harus belangsung

selama 3 menit untuk membebaskan gigi dari plak yang bila dibiarkan akan diinvasi

oleh mikroorganisme yang merupakan predisposisi untuk terjadinya karies gigi.

5. Perawatan gigi diawali dengan mempersiapkan alat dan cuci tangan yang diikuti

dengan menggunakan sarung tangan bersih.

6. Alat yang perlu dipersiapkan adalah:

a. 2 cucing yang masing-masing berisi larutan betadin 30% dan normal salin

b. 2 pinset

c. Kasa diapers secukupnya

d. Pada pasien dengan kesadaran rendah/tidak sadar dibutuhkan alat suction

e. Howarth menyimpulkan bahwa penggunaan kapas/kasa pembersih dengan

pinset seyogyanya tidak dilakukan lagi; bahwa penggunaan jari tangan dengan

kasa pembersih lebih efektif, namun cara pembersihan gigi yang paling efektif

adalah penyikatan yang memadai dengan memakai sikat gigi bayi yang kecil.

f. Wallace & Freeman (1987), menganjurkan penggunaan sikat gigi otomatis

yang digerakkan oleh tenaga batere.

g. Howarth (1977) menemukan bahwa larutan natrium bikarbonat 1 dalam 160

bagian merupakan preparat pembersih yang efektif setelah kotoran gigi

dilunakkan dan dibasahi dengan gliserin (gliserol) 20%. Larutan gliserin yang

lebih pekat (40%) bersifat astringen! Pasien yang mulutnya kering dan sakit

Page 9: Konsep Personal Hygiene

merasa labih nyaman bila dilumasi Vaselin dan pelumasan denga Vaselin ini

lebih lama bekerja lama daripada gliserin serta tidak cepat terapus oleh air

ludah.