konsep perilaku 1hg

23
2.1. Konsep Perilaku Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri, yang mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpikir, persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktifitas organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2007). Perilaku dan gejala yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik dan hidup terutama perilaku manusia. Faktor keturunan merupakan konsep dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu selanjutnya, sedangkan lingkungan merupakan kondisi atau lahan untuk perkembangan perilaku tersebut. Dengan demikian kita juga dapat menyimpulkan bahwa banyak perilaku yang melekat pada diri manusia baik secara sadar maupun tidak sadar. Salah satu perilaku yang penting dan mendasar bagi manusia adalah perilaku

description

bmc

Transcript of konsep perilaku 1hg

Page 1: konsep perilaku 1hg

2.1. Konsep Perilaku

Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu

sendiri, yang mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara,

bereaksi, berpikir, persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktifitas

organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung

(Notoatmodjo, 2007).

Perilaku dan gejala yang tampak pada kegiatan organisme tersebut

dipengaruhi oleh faktor genetik dan hidup terutama perilaku manusia. Faktor

keturunan merupakan konsep dasar atau modal untuk perkembangan perilaku

makhluk hidup itu selanjutnya, sedangkan lingkungan merupakan kondisi atau lahan

untuk perkembangan perilaku tersebut.

Dengan demikian kita juga dapat menyimpulkan bahwa banyak perilaku

yang melekat pada diri manusia baik secara sadar maupun tidak sadar. Salah satu

perilaku yang penting dan mendasar bagi manusia adalah perilaku kesehatan. Becker,

1979 membuat suatu konsep tentang perilaku dalam 3 kelompok yaitu:

2.1.1. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan menurut Skinner dalam Notoatmodjo adalah suatu respon

seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan

penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman dan lingkungan.

(Notoatmodjo, 2007). Becker (1979) dalam Notoatmodjo (2007), membuat klasifikasi

tentang perilaku kesehatan yang terdiri dari:

Page 2: konsep perilaku 1hg

1. Perilaku Hidup Sehat

Perilaku Hidup Sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau

kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya

yang mencakup antara lain:

a) Makan dan menu seimbang (appropriate diet)

b) Olahraga teratur

c) Tidak merokok

d) Tidak minum-minuman keras dan narkoba

e) Istirahat yang cukup

f) Mengendalikan stres

2. Perilaku sakit (IIInes behaviour)

Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit,

persepsinya

terhadap sakit, pengetahuan tentang : gejala dan penyebab penyakit, dan

sebagainya.

3. Perilaku peran sakit (the sick role behaviour)

Orang sakit (pasien) mempunyai hak dan kewajiban sebagai orang sakit,yang

harus diketahui oleh orang sakit itu sendiri maupun orang lain (terutama

keluarganya). Perilaku ini disebut perilaku peran sakit (the sick role) yang

meliputi:

a) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

b) Mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/penyembuhan

penyakit yang layak.

Page 3: konsep perilaku 1hg

c) Mengetahui hak (misalnya : hak memperoleh perawatan, memperoleh

pelayanan kesehatan, dan sebagainya) dan kewajiban orang sakit

(memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada

dokter/petugas kesehatan, tidak menularkan penyakitnya kepada orang

lain, dan sebagainya).

Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu

pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan

contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para petugas terutama

petugas kesehatan dan diperlukan juga undang-undang kesehatan untuk memperkuat

perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2003).

2.1.2. Perilaku Sakit

Menurut Suchman dalam Sarwono (2004), ada lima macam reaksi dalam

mencari proses pengobatan sewaktu sakit yaitu:

1. Shoping atau proses mencari beberapa sumber yang berbeda dari medical care

untuk satu persoalan atau yang lain, meskipun tujuannya adalah untuk

mencari dokter yang akan mendiagnosis dan mengobati yang sesuai harapan.

2. Fragmentation atau proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada

lokasi yang sama.

3. Procastination atau penundaan pencarian pengobatan sewaktu gejala sakit

dirasakan.

4. Self Medication atau mengobati sendiri dengan berbagai ramuan atau

membelinya diwarung obat.

5. Discontuinity atau proses tidak melanjutkan (menghentikan pengobatan).

Page 4: konsep perilaku 1hg

6. Menurut Hendrik L. Blum faktor – faktor yang berpengaruh terhadap derajat

kesehatan digambarkan sebagai berikut :

Dari skema diatas, dapat dilihat bahwa perilaku manusia mempunyai

kontribusi, yang apabila dianalisa lebih lanjut kontribusinya lebih besar. Sebab

disamping berpengaruh langsung terhadap kesehatan, juga berpengaruh tidak

langsung melalui lingkungan terutama lingkungan buatan manusia, sosio budaya,

serta faktor fasilitas kesehatan. Faktor perilaku ini juga berpengaruh terhadap

faktor keturunan. Karena perilaku manusia terhadap lingkungan dapat menjadikan

pengaruh yang negatif terhadap kesehatan dan karena perilaku manusia pula maka

fasilitas kesehatan disalah gunakan oleh manusia yang akhirnya berpengaruh

terhadap status kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

Keturunan

Status Kesehatan

Fasilitas kesehatan (Pelayanan kesehatan )

Perilaku

( Behavior)

Lingkungan

(Environment)

Page 5: konsep perilaku 1hg

2.2. Bentuk bentuk perilaku

Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang

sangat luas. Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2007) seorang ahli psikologi

pendidikan membagi perilaku ke dalam tiga domain atau ranah/kawasan yaitu

ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain) dan ranah

psikomotor (psychomotor domain), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak

mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk

kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga

domain perilaku tersebut yang terdiri dari:

1. Pengetahuan peserta terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge).

2. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan

(attitude

3. Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan

materi pendidikan yang diberikan (practice).

Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2007), seorang ahli psikologi

merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap

stimulus (rangsangan dari luar). Berdasarkan rumus teori Skinner tersebut maka

perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih belum

dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih

terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap

terhadap stimulus yang bersangkutan.

Page 6: konsep perilaku 1hg

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus sudah berupa

tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau observable

behavior.

Dari penjelasan di atas dapat disebutkan bahwa perilaku itu terbentuk di

dalam diri seseorang dan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu :

1. Faktor eksternal, yaitu stimulus yang merupakan faktor dari luar diri

seseorang.

Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan

fisik, maupun non-fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi maupun

politik.

2. Faktor internal, yaitu respon yang merupakan faktor dari dalam diri

seseorang. Faktor internal yang menentukan seseorang merespon stimulus

dari luar dapat berupa perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi,

sugesti dan sebagainya.

Dari penelitian-penelitian yang ada faktor eksternal merupakan faktor

yang memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk perilaku manusia

karena dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya dimana seseorang itu berada

(Notoatmodjo, 2007).

2.2.1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan

Page 7: konsep perilaku 1hg

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari

pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan

lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan, yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh badan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

4. Analisis (analysa)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Page 8: konsep perilaku 1hg

5. Sintesis (syntesa)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru sari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang ada.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain :

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada

orang lain agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa

makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah pula bagi mereka

untuk menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula

pengetahuan yang mereka miliki.

2. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak

langsung.

Page 9: konsep perilaku 1hg

3. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek

fisik dan psikologis (mental), dimana aspek psikologis ini taraf berpikir

seseorang semakin matang dan dewasa.

4. Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan sesorang untuk mencoba menekuni

suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam.

5. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu

baik dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada dasarnya

pengalaman mungkin saja menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi

individu yang melekat menjadi pengetahuan pada individu secara sabjektif.

6. Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

(Wahid dkk, 2007).

2.2.2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi

adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-

Page 10: konsep perilaku 1hg

hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Selain

bersifat positif atau negatif, sikap memiliki tingkat kedalaman yang berbeda-beda

(sangat benci, agak benci, dsb). Sikap itu tidaklah sama dengan perilaku tidaklah

selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab sering kali terjadi bahwa seseorang

memperhatikan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap dapat

berubah dengan diperoleh tambahan informasi tentang objek tersebut melalui

persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 1993).

Adapun ciri-ciri sikap sebagai berikut

1. Sikap itu dipelajari (learnability)

Sikap merupakan hasil belajar. Ini perlu dibedakan dari mptif – motif

psikologi lainya misalnya : lapar, haus, nyeriadalah motif psikologi yang

tidak dipelajari, sedangkan pilihan kepada makanan eropa adalah sikap.

Beberapa sikap dipelajari tidak disengaja atau tanpa kesadaran sebagai

individu. Mungkin saja yang terjadi adalah mempelajari sikap denga sengaja

bila individu mengerti bahwa hal tersebut akan membawa lebih baik untuk

dirinya sendiri, membantu tujuan kelompok atau memperoleh sesuatu nilai

yang sifatnya perseorangan.

2. Memiliki kestabilan ( stability )

Sikap yang bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap

dan stabil melalui pengalaman. Misalnya pengalaman terhadap suka atau

tidak suka terhadap warna tertentu (spesifik) yang sifatnya berulang – ulang.

.

Page 11: konsep perilaku 1hg

3. Personal societal significance

Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dengan orang lain dan juga

antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain

menyenangkan, terbuka dan hangat, maka ini sangat berarti bagi dirinya dan

dia akan merasa bebas dan nyaman.

4. Berisi Kognitif dan Affectif

Komponen kognitif dari sikap adalah berisi informasi yang aktual,

misalnya objek itu dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.

5. Approach – Avoidence Directionality

Bila seseorang memiliki sikap yang mudah beradaptasi terhadap sesuatu

objek, mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya bila seseorang

memiliki sikap yang susah beradaptasi maka mereka akan menghindarinya.

(Ahmadi, 1999)

Ciri-ciri sikap menurut WHO adalah sebagai berikut :

1. Pemikiran dan perasaan ( thoughts and feeling )

Hasil pemikiran dan perasaan seseorang, atau lebih tepat diartikan

pertimbangan – pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus, dan

merupakan modal untuk bertindak dengan pertimbangan untung – rugi,

manfaat serta sumberdaya yang tersedia.

2. Adanya orang lain yang menjadi acuan ( Personal references )

Merupakan faktor penguat sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi

tetap mengacu pada pertimbangan – pertimbangan individu.

Page 12: konsep perilaku 1hg

3. Sumber daya ( Resurces ) yang tersedia merupakan pendukung untuk

bersikap positif atau negatif terhadap objek atau stimulus tertentu dengan

pertimbangan kebutuhan dari pada individu tersebut.

4. Sosial budaya (culture) berperan besar dalam mempengaruhi pola pikir

seseorang untuk bersikap terhadap objek / stimulus tertentu.

(Notoatmodjo, 2005).

Sikap mempunyai tiga komponen pokok, seperti yang dikemukakan Allport

(1954) dalam Notoatmodjo (2007), yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir,

keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai

tingkatan sikap, yaitu:

1. Menerima (receiving) artinya bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan objek.

2. Merespon (responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

indikasi dan sikap.

Page 13: konsep perilaku 1hg

3. Menghargai (valuing) yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga

(kecenderungan untuk bertindak).

4. Bertanggung jawab (responsible) yaitu yang bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan

sikap yang paling tinggi.

Ciri-ciri sikap adalah :

1. Sikap seseorang tidak dibawa sejak lahir, tetapi harus dipelajari selama

perkembangan hidupnya.

2. Sikap itu tidak semata-mata berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan

dengan suatu objek, pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan suatu

objek saja, melainkan juga dapat berkenaan dengan deretan-deretan objek

yang serupa.

3. Sikap, pada umumnya mempunyai segi-segi motivasi dan emosi,

sedangkan pada kecakapan dan pengetahuan hal ini tidak ada.

Sedangkan fungsi sikap dibagi menjadi empat golongan, yaitu :

1. Sikap sebagai alat untuk menyesuaikan diri.

Sikap adalah sesuatu yang bersifat coomunicable, artinya suatu yang

mudah menjalar, sehingga menjadi mudah pula menjadi milik bersama.

Sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelompoknya

atau dengan anggota kelompoknya.

Page 14: konsep perilaku 1hg

2. Sikap sebagai alat pengatur tingkah laku.

Pertimbangan antara perangsang dan reaksi pada anak dewasa dan yang

sudah lanjut usianya tidak ada. Perangsang itu pada umumnya tidak diberi

perangsang secara spontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar

untuk menilai perangsang-perangsang itu.

3. Sikap sebagai pengatur pengalaman – pengalaman

Manusia didalam menerima pengalaman-pengalaman dari luar sikapnya

tidak pasif, tetapi diterima secara aktif, artinya semua berasal dari dunia

luar tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana-

mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi, semua

pengalaman diberi penilaian lalu dipilih.

4. Sikap sebagai pernyataan kepribadian.

Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang, ini disebabkan karena sikap

tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya oleh karena itu

dengan melihat sikap-sikap pada objek tertentu, sedikit banyak orang bisa

mengetahui pribadi orang tersebut. Sikap merupakan pernyataan pribadi

(Notoatmodjo, 2007).

2.2.3. Tindakan (practice)

Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behavior). Untuk terbentuknya suatu sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain

Page 15: konsep perilaku 1hg

fasilitas. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support)

dari pihak lain didalam tindakan atau praktik (Notoatmodjo, 2007).

Tingkatan-tingkatan praktik itu adalah :