23874700-Konsep-Perilaku-Manusia (1)
Click here to load reader
-
Upload
widya-nicha-smile -
Category
Documents
-
view
514 -
download
0
Transcript of 23874700-Konsep-Perilaku-Manusia (1)
Konsep Perilaku Konsep Perilaku ManusiaManusia
Oleh:Oleh:
Prof.Dr.H.M.Joesoef Simbolon, SpKJ(K)Prof.Dr.H.M.Joesoef Simbolon, SpKJ(K)
Berbicara tentang perilaku manusia itu Berbicara tentang perilaku manusia itu selalu unik, khusus. Artinya tidak sama antar selalu unik, khusus. Artinya tidak sama antar dan inter manusianya baik dalam hal dan inter manusianya baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat maupun kepandaian, bakat, sikap, minat maupun kepribadian. Contohnya sidik jari yang selalu kepribadian. Contohnya sidik jari yang selalu diambil oleh polisi sebagai data informasi diambil oleh polisi sebagai data informasi phisik manusia ternyata tidak ada yang phisik manusia ternyata tidak ada yang sama (berbeda) pada setiap manusia sama (berbeda) pada setiap manusia didunia didunia → walaupun kembar sekalipun→ walaupun kembar sekalipun
Dalam mempolakan / membuat formula perilaku manusia, Dalam mempolakan / membuat formula perilaku manusia, ada beberapa bentuk model rumus diantaranya adalah:ada beberapa bentuk model rumus diantaranya adalah:a. a. Teori LingkaranTeori Lingkaran
Aktifitas / PerilakuAktifitas / Perilaku HAM HAM
KOM KOM
PERSONALITYPERSONALITY
Goal / TujuanGoal / Tujuan
Kepuasan / SatisfactionKepuasan / SatisfactionNeed / KebutuhanNeed / Kebutuhan
Motivasi / DoronganMotivasi / Dorongan
SIKAPSIKAP
Manusia berperilaku atau beraktifitas karena Manusia berperilaku atau beraktifitas karena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan atau global. Dengan adanya need atau kebutuhan atau global. Dengan adanya need atau kebutuhan dalam diri seseorang maka akan muncul motivasi dalam diri seseorang maka akan muncul motivasi atau penggerak / pendorong. Sehingga individu / atau penggerak / pendorong. Sehingga individu / manusia itu beraktivitas / berperilaku, baru tujuan manusia itu beraktivitas / berperilaku, baru tujuan tercapai dan individu mengalami kepuasan. Siklus tercapai dan individu mengalami kepuasan. Siklus melingkar kembali memenuhi kebutuhan yang melingkar kembali memenuhi kebutuhan yang berikutnya / kebutuhan yang lain dan seterusnya berikutnya / kebutuhan yang lain dan seterusnya dalam suatu proses terjadinya perilaku manusiadalam suatu proses terjadinya perilaku manusia
b. b. Rumus yang kedua dengan formula Rumus yang kedua dengan formula sebagai berikut:sebagai berikut:
P P = f (HET)= f (HET)p p = personil = individu= personil = individuf f = frekwensi atau perkalian= frekwensi atau perkalianh h = herediter / pembawaan= herediter / pembawaanE E = environment / lingkungan= environment / lingkunganT T = time / waktu / kematangan / maturation= time / waktu / kematangan / maturationIndividu berperilaku / beraktivitas berdasarkan Individu berperilaku / beraktivitas berdasarkan hasil frekwensi / perkalian antara herediter, hasil frekwensi / perkalian antara herediter, environment dan time atau perkalian hasil dari environment dan time atau perkalian hasil dari pembawaan, lingkungan dan kematangan usiapembawaan, lingkungan dan kematangan usia
Adanya teori ke II bahwa P/i = f (HET) Adanya teori ke II bahwa P/i = f (HET) dimulai dengan sejarah teorinya sebagai dimulai dengan sejarah teorinya sebagai berikut:berikut:1.1. Teori EmpirismeTeori Empirisme
Dahulu kala pada abad 17 dan 18 dengan Dahulu kala pada abad 17 dan 18 dengan tokoh John Lock dari Inggris (tahun 1632 – tokoh John Lock dari Inggris (tahun 1632 – 1704) dan Francis Balcon (tahun 1961 – 1662) 1704) dan Francis Balcon (tahun 1961 – 1662) mengemukakan teorinya tentang “Empirisme” mengemukakan teorinya tentang “Empirisme” atau teorinya terkenal dengan istilah “Tabula atau teorinya terkenal dengan istilah “Tabula Rasa”. Teori ini menggaris bawahi lingkungan Rasa”. Teori ini menggaris bawahi lingkungan adalah faktor yang sangat menentukan adalah faktor yang sangat menentukan perilaku manusiaperilaku manusia
Dicontohkan bahwa bayi yang baru lahir Dicontohkan bahwa bayi yang baru lahir digambarkan sebagai “Batu Pualam” yang putih digambarkan sebagai “Batu Pualam” yang putih bersih tanpa coretan bersamaan dengan proses bersih tanpa coretan bersamaan dengan proses waktu pertumbuhan dan perkembangan, batu waktu pertumbuhan dan perkembangan, batu pualam ini akan ditulis sesuai dengan kehendak pualam ini akan ditulis sesuai dengan kehendak lingkungan sekitar (orang tua, sekolah, lingkungan sekitar (orang tua, sekolah, masyarakat, dan lain sebagainya). Jadi lingkungan masyarakat, dan lain sebagainya). Jadi lingkungan sangat berpengaruh sekali dan menentukan sangat berpengaruh sekali dan menentukan terhadap diri perilaku individu. Teori ini terhadap diri perilaku individu. Teori ini diformulakan sebagai i/p = E (yaitu lingkungan). diformulakan sebagai i/p = E (yaitu lingkungan). Perilaku individu (i/p) adalah hasil interaksinya Perilaku individu (i/p) adalah hasil interaksinya dengan lingkungandengan lingkungan
2.2. Teori NativismeTeori NativismeAdalah seorang tokoh JJ Rousseau menemukan teori Adalah seorang tokoh JJ Rousseau menemukan teori yang justru bertentangan dengan teori Empirisme oleh yang justru bertentangan dengan teori Empirisme oleh John Lock (Inggris), beliau berpendapat perilaku John Lock (Inggris), beliau berpendapat perilaku manusia itu sangat dipengaruhi oleh pembawaan / manusia itu sangat dipengaruhi oleh pembawaan / herediter atau kodrat (asli dari pencipta alam). herediter atau kodrat (asli dari pencipta alam). Manusia atau individu sejak lahir sudah membawa Manusia atau individu sejak lahir sudah membawa bakat “dari sananya” oleh karena itu lingkungan tidak bakat “dari sananya” oleh karena itu lingkungan tidak berpengaruh sama sekali, pembawaan ini sangat berpengaruh sama sekali, pembawaan ini sangat menentukan. Pembawaan itu yang mewarnai menentukan. Pembawaan itu yang mewarnai kehidupan manusia dalam berperilaku. Teori ini kehidupan manusia dalam berperilaku. Teori ini diformulasikan sebagai p = H (Herediter) perilaku diformulasikan sebagai p = H (Herediter) perilaku ditentukan oleh pembawaanditentukan oleh pembawaan
3.3. Teori Campuran / Rasionalisme / KonvergensiTeori Campuran / Rasionalisme / KonvergensiTeori ini ada tentunya karena hasil dari Teori ini ada tentunya karena hasil dari persatuan-pencampuran, beda pendapat yang persatuan-pencampuran, beda pendapat yang disatukan antara Empirisme Nativisme dan disatukan antara Empirisme Nativisme dan ditambah dengan diperhitungkannya faktor ditambah dengan diperhitungkannya faktor usia / maturation atau kematangan usia / maturation atau kematangan seseorang / individu. Teori ini diformulasikan seseorang / individu. Teori ini diformulasikan sebagai berikut:sebagai berikut:
c. c. Teori lingkungan I, II, III:Teori lingkungan I, II, III:i/p i/p == W1 W1 → S → r → W2 → R → e → W3→ S → r → W2 → R → e → W3p/ip/i == personil / individupersonil / individuW1W1 == world I / lingkungan / awal sebelum menerima world I / lingkungan / awal sebelum menerima
rangsanganrangsanganSS == stimulus / rangsanganstimulus / rangsanganr r == receptor receptor → sensoris / panca indra bekerja→ sensoris / panca indra bekerjaW2W2 == world II / lingkungan sesudah adanya world II / lingkungan sesudah adanya
stimulus / lingkungan ke 2stimulus / lingkungan ke 2ee == efektor → motoris dan persyarafan yang efektor → motoris dan persyarafan yang
membantu gerakan / aktivitas untuk menjawabmembantu gerakan / aktivitas untuk menjawabRR == response / jawabanresponse / jawabanW3W3 == world III / dunia ketiga dimana dunia yang world III / dunia ketiga dimana dunia yang
sudah diwarnai response, dan individu berperilaku sudah diwarnai response, dan individu berperilaku menjawab atau meresponsemenjawab atau meresponse
Mengartikan rumusan diatas mempunyai makna Mengartikan rumusan diatas mempunyai makna penting bahwasanya individu berperilaku itu penting bahwasanya individu berperilaku itu adalah karena adanya stimulus / rangsangan (S), adalah karena adanya stimulus / rangsangan (S), baik dari luar individu maupun dari dalam individu baik dari luar individu maupun dari dalam individu itu sendiri. Sehingga dalam hal ini mengharuskan itu sendiri. Sehingga dalam hal ini mengharuskan individu meresponse atau menjawab dengan individu meresponse atau menjawab dengan perilaku terhadap stimulus tersebut. Dalam perilaku terhadap stimulus tersebut. Dalam prosesnya setelah stimulus ada, diterima oleh prosesnya setelah stimulus ada, diterima oleh sensoris (reseptor / panca indra) untuk diteruskan sensoris (reseptor / panca indra) untuk diteruskan ke otak / pusat dan diproses untuk segera ke otak / pusat dan diproses untuk segera memberikan jawaban / response dalam bentuk memberikan jawaban / response dalam bentuk aktivitasaktivitas
d. d. Teori Perilaku Kepribadian dan SituasiTeori Perilaku Kepribadian dan Situasi
RR == f (s.p)f (s.p)
RR == response / jawaban perilakuresponse / jawaban perilaku
FF == frekwensi / perkalianfrekwensi / perkalian
ss == situation / situasisituation / situasi
pp == personality / kepribadianpersonality / kepribadian
Understanding Health Behavior Understanding Health Behavior & Behavior Change& Behavior Change
Konsep Perilaku KesehatanKonsep Perilaku Kesehatan
Perilaku adalah aktifitas organisme atau Perilaku adalah aktifitas organisme atau makhluk hidupmakhluk hidup
Perilaku merupakan respons atau reaksi Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). (Skinner)(rangsangan dari luar). (Skinner)
Stimulus Stimulus → Organisme → Respons→ Organisme → Respons
Jenis ResponsJenis Respons
Respondent Respons (Reflexive Respondent Respons (Reflexive Respons)Respons) Respons yang ditimbulkan oleh stimulus Respons yang ditimbulkan oleh stimulus
tertentu yang disebut eliciting stimuli karena tertentu yang disebut eliciting stimuli karena menimbulkan respons yang relative tetapmenimbulkan respons yang relative tetap
Operant Respons (Instrumental Respons)Operant Respons (Instrumental Respons) Respons yang timbul dan berkembang Respons yang timbul dan berkembang
kemudian diikuti oleh stimuli yang lain kemudian diikuti oleh stimuli yang lain (Reinforcing stimuli / reinforcer)(Reinforcing stimuli / reinforcer)
Jenis PerilakuJenis Perilaku
Perilaku tertutup (Covert behavior)Perilaku tertutup (Covert behavior) Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap
stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain secara jelas. Covert behavior yang dapat diukur: lain secara jelas. Covert behavior yang dapat diukur: pengetahuan, sikappengetahuan, sikap
Perilaku terbuka (Overt behavior)Perilaku terbuka (Overt behavior) Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap
stimulus tersebut sudah berupa tindakan yang dapat stimulus tersebut sudah berupa tindakan yang dapat diamati orang lain dari luar (observable behavior)diamati orang lain dari luar (observable behavior)
ILMU – ILMU DASAR PERILAKUILMU – ILMU DASAR PERILAKU
Perilaku terbentuk dari 2 faktor:Perilaku terbentuk dari 2 faktor: Stimulus (eksternal)Stimulus (eksternal)
Lingkungan fisik, sosial, budayaLingkungan fisik, sosial, budaya Respons (internal)Respons (internal)
Perhatian, pengamatan, motivasi, persepsi, Perhatian, pengamatan, motivasi, persepsi, intelegensi, fantasiintelegensi, fantasi
Ilmu Perilaku: Sosiologi, Anthropologi, Ilmu Perilaku: Sosiologi, Anthropologi, PsikologiPsikologi
Perilaku Kesehatan (Health Perilaku Kesehatan (Health Behavior)Behavior)
Respons seseorang terhadap stimulus Respons seseorang terhadap stimulus yang berhubungan dengan sehat, sakit, yang berhubungan dengan sehat, sakit, penyakit dan faktor – faktor yang penyakit dan faktor – faktor yang mempengaruhi sehat – sakitmempengaruhi sehat – sakitPerilaku Kesehatan:Perilaku Kesehatan:
Perilaku orang yang sehat:Perilaku orang yang sehat:Perilaku preventif dan PromotifPerilaku preventif dan Promotif
Perilaku orang sakit:Perilaku orang sakit:Perilaku pencarian pertolongan pengobatan Perilaku pencarian pertolongan pengobatan untuk mencari kesembuhanuntuk mencari kesembuhan
Perilaku Kesehatan (Health Perilaku Kesehatan (Health Behavior). (Becker)Behavior). (Becker)
Perilaku sehat (Healthy Behavior)Perilaku sehat (Healthy Behavior) Makan dengan menu seimbangMakan dengan menu seimbang Kegiatan fisik yang cukup dan teraturKegiatan fisik yang cukup dan teratur Tidak merokok dan minum minuman kerasTidak merokok dan minum minuman keras Istirahat yang cukupIstirahat yang cukup Pengendalian atau manajemen stressPengendalian atau manajemen stress Perilaku / gaya hidup positifPerilaku / gaya hidup positif
Perilaku Kesehatan (Health Perilaku Kesehatan (Health Behavior)Behavior)
Perilaku sakit (illness behavior)Perilaku sakit (illness behavior) Didiamkan saja (no action)Didiamkan saja (no action) Pengobatan sendiri (self treatment)Pengobatan sendiri (self treatment) Mencari penyembuhan / pengobatanMencari penyembuhan / pengobatan
Perilaku Kesehatan (Health Perilaku Kesehatan (Health Behavior)Behavior)
Peranan (hak dan kewajiban) orang sakitPeranan (hak dan kewajiban) orang sakit Tindakan untuk memperoleh kesehatanTindakan untuk memperoleh kesehatan Tindakan untuk mengenal, mengetahui Tindakan untuk mengenal, mengetahui
fasilitas kesehatan yang tepat untuk fasilitas kesehatan yang tepat untuk memperoleh kesembuhanmemperoleh kesembuhan
Melakukan kewajibannya sebagai pasienMelakukan kewajibannya sebagai pasien Tidak melakukan sesuatu yang merugikan Tidak melakukan sesuatu yang merugikan
proses penyembuhannyaproses penyembuhannya Melakukan kewajiban agar tidak kambuh Melakukan kewajiban agar tidak kambuh
penyakitnyapenyakitnya
DOMAIN PERILAKUDOMAIN PERILAKU
Domain perilaku (Benyamin Bloom)Domain perilaku (Benyamin Bloom) Kognitif Kognitif → Cipta→ Cipta Afektif → RasaAfektif → Rasa Psikomotor → KarsaPsikomotor → Karsa
Tingkat ranah perilaku:Tingkat ranah perilaku: PengetahuanPengetahuan SikapSikap Praktek (tindakan)Praktek (tindakan)
PENGETAHUANPENGETAHUAN
DefinisiDefinisi Hasil penginderaan manusia atau hasil tahu Hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui inderanyaseseorang terhadap objek melalui inderanya
Tingkat pengetahuanTingkat pengetahuanTahu (know)Tahu (know)Memahami (comprehension)Memahami (comprehension)Aplikasi (application)Aplikasi (application)Analisa (analysis)Analisa (analysis)Sintesis (synthesis)Sintesis (synthesis)Evaluasi (evaluation)Evaluasi (evaluation)
SIKAPSIKAP
DefinisiDefinisi Sikap adalah respons tertutup seseorang Sikap adalah respons tertutup seseorang
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. (Campbell)yang bersangkutan. (Campbell)
Kesiapan seseorang untuk bertindak, dan Kesiapan seseorang untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. (Newcomb)tertentu. (Newcomb)
Komponen Sikap (Allport)Komponen Sikap (Allport)
Kepercayaan, keyakinan, ide, konsep, Kepercayaan, keyakinan, ide, konsep, terhadap objekterhadap objek
Kehidupan emosionil / evaluasi orang Kehidupan emosionil / evaluasi orang terhadap objekterhadap objek
Kecenderungan orang untuk bertindakKecenderungan orang untuk bertindak
Tingkatan SikapTingkatan Sikap
Menerima (receiving)Menerima (receiving)
Menanggapi (responding)Menanggapi (responding)
Menghargai (valuing)Menghargai (valuing)
Bertanggung jawab (responsible)Bertanggung jawab (responsible)
Health Behavior & Behavior Health Behavior & Behavior Change TheoryChange Theory
Health Belief Model TheoryHealth Belief Model Theory
Communication / Persuasion ModelCommunication / Persuasion Model
Theory of Reasoned ActionTheory of Reasoned Action
Transtheoritical ModelTranstheoritical Model
Precede / Proceed ModelPrecede / Proceed Model
Diffusion of Innovation ModelDiffusion of Innovation Model
Social Learning TheorySocial Learning Theory