Konsep & Paradigma KayaSejati

download Konsep & Paradigma KayaSejati

of 43

Transcript of Konsep & Paradigma KayaSejati

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    1/43

    Dr. Hilmy Bakar Almascaty

    Konsep

    KayaSejatiMeraih Kekayaan Melalui Spiritualitas Islam

    Insya Allah terbit dipasaran secepatnya...Mohon doa para pembaca

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    2/43

    Pendahuluan

    Bagian Pertama

    Fiqih KayaSejati(Pengantar Memahami KayaSejati)

    Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan kebaikan, maka di-faqih-kannya dalam agama(al-Hadits)

    1. Kesalahfahaman Terhadap Keutamaan

    MiskinBeberapa waktu lalu di Kuala Lumpur Malaysia saya bertemu denganseorang konglomerat Malaysia yang sudah memiliki kekayaan berlimpahruah dengan segala kemewahannya. Beliau menunjukkan kekecewaanmendalamnya pada sebuah latihan motivasi terkenal asal Jakarta yangmenurutnya justru berdampak negatif terhadap kekayaan. Saya heran,setelah mengikuti latihan motivasi yang mahal itu, banyak teman dan anakbuah saya yang membenci dunia, menganggap kekayaan dan uang tidakpenting. Beliau menilai paradigma tentang dunia dan akhirat yangditawarkan pelatihan itu salah kaprah, sehingga orang yang kurang fahamIslam akan menganggap dunia tidak penting, kekayaan dan uang tidak perlubahkan mendorong orang lari dari semua itu.

    Dengan bersemangat beliau menceritakan, Seorang teman saya yangmemiliki rumah besar, mobil besar dan penghasilan besar menyalahkansemua yang dimiliki dan mencampakkannya setelah mengikuti latihan itu.Kekayaan yang dimilikinya itu dianggapnya telah menghambat dirinyamenjadi seorang yang baik. Anehnya mereka memungut biaya besar untuklatihan yang menganggap duit tidak penting, padahal kami memungut biayamurah untuk mengajarkan pentingnya kaya dan duit bagi kehidupanserunya kesal.

    Saya pernah mendengar keluhan-keluhan seperti itu akibat darikesalah fahaman dalam memahami hakikat dunia dan akhirat serta polakehidupan Rasulullah dengan para sahabat. Ironisnya para motivator mahalitu menyerukan tidak pentingnya kekayaan dan harta dalam kehidupan dunia

    ini, namun pada saat yang sama mereka menunjukkan kemewahan atautepatnya kemubaziran para pencinta dunia. Tinggal di rumah super mewahdengan perlengkapan mewahnya, mobil dan kantor yang mentereng sertamenginap di hotel-hotel berpintang lima tempat tinggal para hartawan.Ironisnya motivator-motivator ini menyerukan tidak pentingnya sebuahkekayaan, sehingga orang yang tadinya memiliki kekayaan dengan usahakerasnya mencampakkan keberhasilannya akibat sebuah pelatihan salahyang dibayarnya mahal.

    2

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    3/43

    Seharusnya dengan biaya mahal itu mereka mendorong para pesertauntuk menjadi orang-orang kaya yang memahami pentingnya kekayaanuntuk beramal saleh dan membantu sesamanya kata pengusaha yang telahbergelar Dato ini. Sudah berkali-kali saya ingatkan motivator itu untukmerubah paradigmanya tentang dunia akhirat, namun responnya lambat.Saya mengusulkan agar kekayaan didudukkan sebagaimana mestinya

    sebagai jalan untuk menggapai kemenangan akhirat.Setelah berdiskusi panjang, kami berdua menyimpulkan bahwa para

    motivator itu salah faham dalam menjelaskan urusan pentingnya kekayaanuntuk jalan kebaikan dan kemeanngan akhirat. Sebenarnya para motivatoritupun mengetahui nikmatnya kekayaan, buktinya mereka memiliki segalakemewahan dari hasil latihan yang mahal ini. Mereka seharusnya lebih tegaslagi menyampaikan pentingnya kekayaan atau wajibnya kaya bagi kaummuslimin agar tidak ada yang salah faham dan menganggap kemiskinansebagai sebuah pilihan utama hidup, sebagaimana yang telah menimpateman Dato itu.

    Saya juga pernah menghadiri sebuah ceramah seorang ustadz dipinggiran Jakarta yang sedang membahas masalah keutamaan hidup

    miskin. Dengan fasihnya ustadz muda ini membaca ayat-ayat al-Quran danhadits Nabi yang diperkuat dengan beberapa argumen dari kitab Ihya Ulumal-Dien karya agung Imam al-Ghazali. Dengan seksama saya simak dalil-dalilyang dibacakannya, sangat menarik. Saya mulai gelisah ketika sang ustadzmenyatakan bahwa orang miskin akan cepat masuk surga, karena tidakterhalang oleh hisab kekayaannya sebagaimana orang kaya, yang akandihisab dari mana memperoleh kekayaan dan ke mana mengeluarkannya.Mungkin dia berfikir timbangan (mizan) Allah itu seperti alat manualmanusia, sehingga jika jumlahnya banyak akan terkesan sangat lamadihitung dibandingkan jumlah yang sedikit. Dia berfikir jika orang kayabanyak harta akan dihitung bertahun-tahun yang menyebabkannya tertahanmasuk surga. Padahal timbangan Allah mampu menghisab segala sesuatu

    dalam hitungan cepat, bahkan lebih cepat dari perhitungan komputertercanggihpun.

    Materi ceramah yang disampaikan tidak asing lagi bagi saya, karenasaya juga pernah menganut pemahaman serupa di pengajian yangmendoktrinkan mulianya hidup miskin dalam spektrum yang berbeda. Namunreferensi dan pengertiannya hampir sama. Akibat pemahaman ini, ketikamuda dulu saya selalu mencibir orang-orang kaya sebagai kapitalis danmaterialis, bahkan secara tidak sadar saya membenci orang kaya dankekayaan yang mereka miliki. Ketika saya menjadi ustadz muda, sepertipenceramah ini, saya juga seringkali membaca ayat-ayat dan hadits yangdibacakannya, menyerukan pendengar agar tidak mencintai dunia yangorientasinya menjadi orang yang hidup dalam kesederhanaan, bahkan lebihmenjurus pada kemiskinan. Ironisnya ketika saya akan membangun gedunguntuk lembaga pendidikan yang saya pimpin, saya datang kepada orang-orang kaya yang saya cerca dan benci untuk meminta-minta bantuan dana.

    Jadi saya agak mengerti keadaan ustadz ini yang kurang memahamiatau minimal salah faham terhadap paradigma kemiskinan yang dibolehkanIslam. Dia terjebak dalam metode pembahasan Imam al-Ghazali yang jikatidak dicermati secara menyeluruh seakan-akan lebih mengutamakankemiskinan dari amalan-amalan lainnya. Padahal di lain tempat beliau juga

    3

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    4/43

    menyebutkan dalam karyanya tentang keutamaan hidup kaya, yang jugadipujinya sebagaimana memuji hidup dalam kemiskinan. Pujian-pujian sangatberlebihan terhadap kemiskinan tanpa memberikan penyeimbang terhadapkeutamaan dan kemulian atas kelebihan kekayaan akan mendorong parapendengar untuk hidup dalam serta kekurangan. Bahkan akan memberisemangat kepada kemalasan dalam bekerja dan berkarir.

    Jika Anda yang belum faham benar ajaran Islam, lalu mendengarceramah ini, maka dengan serta merta dapat menyimpulkan bahwakemiskinan adalah sebuah kemuliaan dan keutamaan yang dianjurkan Islamkepada para pemeluknya. Apalagi yang mendengar adalah orang yangtengah ditimpa kemiskinan, maka akan menjadi argumennya untuk tetapmenjadi mulia dengan mempertahankan kemiskinannya. Celakanya, jikaorang sudah kaya mendengar argumen ustadz ini, maka dia akan takutdengan kekayaannya serta memilih hidup miskin dan meninggalkan kerjayang telah membuatnya kaya. Sebagaimana yang dialami keluarga dekatteman saya yang telah meninggalkan kehidupan mapannya akibat salahmemahami kemiskinan. Membuang rumah mewahnya, mobil mewahnya dankarir cemerlangnya, karena anggapan semua itu menjadi penghalangnya

    menjadi seorang Islam yang baik.Mengakhiri bacaan ayat dan haditsnya, sang ustadz memberikan

    komentar dengan tambahan, maka berbahagialah orang-orang yang fakirdan miskin, mereka adalah hamba-hamba Allah yang menjadi kekasih-Nya didunia dan akhirat. Kata-kata selanjutnya membuat saya bertambah gelisah.Rasulullah saw junjungan kita, katanya dengan lantang, selalu berdoa, YaAllah, hidupkanlah aku bersama dengan orang-orang miskin, matikan akubersama orang-orang miskin, dan bangkitkan aku bersama orang-orangmiskin pula. Kesimpulan yang dapat saya ambil, ustadz ini berpendapatbahwa orang-orang miskin adalah pilihan Allah, kekasihnya di muka bumi.Saya tercengang dengan kesimpulan ini, karena tanpa disuruhpun memangkini orang-orang Islam adalah yang termiskin di Republik ini.

    Anda bisa membayangkan bagaimana dampaknya jika kaum musliminyang mayoritas menjadi fakir miskin semua karena mengejar keutamaan dankemuliaan sebagaimana dinyatakan ustadz ini. Bukan hanya lembaga-lembaga sosial dan pendidikan Islam yang selama ini mendapat bantuanorang kaya yang akan gulung tikar, tapi juga negara akan bangkrut akibathilangnya pendapatan pajak dari umat Islam dan sekaligus mengurusikemiskinan mereka yang amat besar melalui Departemen Sosial. Apalagi jikaseluruh umat Islam di dunia berfahaman seperti ini, akan seperti apa jadinyadunia ini. Jika sebuah masyarakat yang disebut Allah sebagai ummat terbaikyang bertugas menegakkan kebenaran dan keadilan dan mencegahkerusakan adalah orang-orang yang hidup melarat, terbelakang dan miskinapakah akan mampu menjalankan tugasnya dengan baik di muka bumi?Mana mungkin masyarakat yang hidup dalam kemiskinan akan mampumemberikan pengarahan kepada masyarakat yang kaya dan maju, sepertiyang kaum muslimin alami saat ini, walaupun jumlahnya besar tapi tidakmampu mendekte negara Amerika, padahal ada negara-negara muslim yang

    juga kaya. Apalagi jika miskin semua.Di dalam benak saya terbayang kengerian dahsyat bagaimana

    seandainya kaum muslimin semuanya berlomba-lomba menjauhi duniasebagaimana yang dianjurkan ustadz tersebut lalu menjadi fakir miskin.

    4

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    5/43

    Tidak ada lagi yang akan mengeluarkan zakat, infak dan shadaqah, kaummuslimin tidak mampu membayar pajak kepada negara, tidak mampumenyediakan pendidikan berkualitas kepada generasi mudanya, danseterusnya. Dan bagaimana jadinya jika yang kaya raya adalah orang-orangyang tidak peduli kepada agama dan kepentingan kaum muslimin, apalagi

    jika mereka adalah yang disebut al-Quran sebagai orang-orang yang

    hendak memadamkan cahaya (agama) Allah?Dengan sabar saya menunggu materi selesai disampaikan. Setelah

    habis berceramah, dengan cepat saya mengangkat tangan, ustadz, sayamau bertanya seru saya. Dengan mimik agak kaget, sang ustadzmempersilahkan. Saya ingin mengoreksi beberapa pendapat ustadz tadi,kata saya tegas. Saya mulai menyanggah pemikiran sang ustadz sambilmembaca beberapa ayat-ayat jihad yang semuanya hampir didahulukandengan jihad bil mal (harta), sambil berkata: bukankah ayat tersebutmemberi keutamaan kepada orang yang beriman kaya yang berjihad denganharta. Selanjutnya saya membacakan beberapa hadits Nabi tentangkeutamaan orang-orang kaya yang banyak bersedekah, berjihad danmembaca dzikir dari orang-orang miskin yang sabar.

    Saya menegaskan ada sebuah hadits yang menyatakan:sesungguhnya kefakiran itu hampir-hampir membawa orang kepadakekufuran dengan memberikan contoh berapa banyak orang Islam yangmurtad karena miskin dan tidak sabar dengan kemiskinan yang menimpanya.

    Terakhir saya bacakan pendapat Sayyidina Ali yang berkata: Andaikankemiskinan itu berbentuk manusia, maka pasti akan kupenggal lehernya.Maknanya sahabat agung ini benar-benar serius ingin memerangi danmengeyahkan kemiskinan dari kaum muslimin. Sayapun berujar: bagaimanakita akan mendirikan sekolah terbaik, jika kita semua menjadi miskin. Apakahkita berharap musuh-musuh Islam akan membangun sekolah yang baik untukkegemilangan generasi kita? Justru sebaliknya, mereka mendirikan sekolahuntuk memurtadkan dan melemahkan iman generasi muda kita.

    Dengan pendapat yang panjang lebar, saya meyakinkan bahwamenjadi orang miskin bukanlah satu-satunya pilihan bagi kaum muslimin,tapi boleh menjadi salah satu pilihan. Jadi menurut saya kemiskinan itu tidaksalah, sebagaimana juga tidak salahnya orang menjadi kaya. Bahwa Imamal-Ghazali memuji kemiskinan agar orang miskin tidak putus harapan dantetap bersabar atas kemiskinan yang telah menimpanya. Jika seorang sudahmiskin, tapi tidak bersabar atas kemiskinannya, boleh jadi akan membawadirinya menjadi pelaku kriminal atau frustasi dan putus asa yang dekatdengak kekufuran pula. Bahkan pada kesempatan yang lain beliau jugamenyanjung kekayaan yang terdapat pada orang-orang saleh, sebagaimanahadits: sebaik-baik kekayaan adalah pada orang saleh. Atau ada haditsyang menyatakan bahwa tangan di atas (pemberi) lebih baik dari tangan dibawah (peminta). Mafhumnya, tentu orang kaya yang memberikan hartanyalebih baik dari orang miskin yang meminta-minta.

    Mengakhiri sanggahan, saya menekankan bahwa seorang muslim yangmiskin hendaklah bersabar dan berusaha dan terus berusaha pantangmenyerah dengan sungguh-sungguh keluar dari kemiskinannya, agarhidupnya lebih mulia dengan menjadi pemberi atau tangan di atas. Namunapabila telah berusaha dengan sungguh-sungguh, namun tetap miskin juga,maka hendaklah mereka bersabar, karena Allah dan Rasul-Nya tetap

    5

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    6/43

    mencintai mereka dan akan dimasukkan ke dalam surga atas nasib miskinserta kesabarannya.

    Demikian pula halnya dengan yang kaya, mereka wajib bersyukurdengan kekayaan yang diperolehnya. Bentuk kesyukuran itu adalah denganmenafkahkan hartanya di jalan Allah. Kesyukurannya inilah yang akanmengantarkannya beramal saleh sebanyak-banyaknya dengan kekayaannya,

    sehingga diapun layak masuk surga. Nah jika ada orang kaya yang tidakbersyukur, tentu lebih baik orang miskin yang bersabar.

    Setelah termangut-mangut mendengarkan sanggahan saya, sangustadz muda menyetujui pendapat saya. Dengan semangat diamenambahkan: saat ini kita sedang membahas masalah keutamaan miskin,namun di lain waktu kita akan membahas juga tentang keutamaan kaya,sebagaimana saran tadi. Setelah selesai acara, beberapa orang pendengarmendatangi saya, dan memberi salam dan ucapan terima kasihnya atassanggahan saya. Sayapun lega dan mendapat kekuatan baru untukmenerangkan pentingnya kaya, karena masih banyak yang keliru memahamikemiskinan yang dibenci Islam dengan orang miskin yang wajib disayangidan dibela serta ditolong.

    Bukan hanya sekali saja saya mengalami peristiwa seperti ini. Seringsekali saya bertemu dengan para ustadz atau penceramah yang membelamati-matian keutamaan hidup dalam kemiskinan dan mencerca kekayaansecara berlebihan. Suatu hari terjadi perdebatan yang panas antara sayadengan seorang ustadz yang sudah saya kenal lebih 30 tahun di KualaLumpur. Dengan penjelasan yang rinci beliau menyakinkan saya bahwakemiskinan adalah lebih utama dari pada kaya. Karena untuk menjadi kayasebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya amatlah sulit, bahkanmustahil katanya. Setelah berdiskusi panjang lebar, beliau memberikan sayakitab terjemahan Ihya Ulum al-Dien, karya Imam al-Ghazali, jilid ke 5 yangbegitu saya buka tertera judul Kitab Tercelanya Dunia yang diikuti denganTercelanya Cinta Harta. Padahal 35 tahun lalu kitab ini menjadi kegemaran

    saya.Halaman demi halaman saya baca dengan penuh pemahaman,

    terutama hadits-hasdits yang dinukilkan dalam kitab tersebut. Setelah sayaselesai membaca, saya jadi terguncang, mengingat kuatnya dalil-dalil yangdisampaikan oleh Imam al-Ghazali tentang bagaimana tercelanya hartatermasuk menjadi kaya. Namun saya menenangkah hati. Meminta petunjukkepada Allah agar diberikan kebenaran yang sebenar-benarnya, sambilmencari buku-buku referensi yang lain, dengan harapan mendapatkanpandangan yang berbeda.

    Karena saya tengah mengambil Doktor sejarah di UniversitasKebangsaan Malaysia, maka saya sedikit banyak dapat memahami sebuahpendapat yang difatwakan berdasarkan kurun terjadinya peristiwa. Yang sayafahami adalah Imam al-Ghazali hidup di masa puncak kejayaan Islam,kejayaan yang paling puncak, sehingga kemakmuran bagi kaum musliminsudah terlampau, karena 200 tahun sebelumnya, yaitu pada masa KhalifahUmar bin Abdul Aziz memerintah, sudah sulit menemui penerima zakat,karena masyarakat Islam sudah terbebas dari kemiskinan. Kita dapatmembayangkan keadaan pada waktu itu keadaan kaum muslimin yangmenjadi super power dunia dengan menyatukan kekuatan-kekuatan besaryang belum pernah terjadi sebelumnya. Maka tidak mengherankan telah

    6

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    7/43

    melahirkan orang-orang kaya dengan kemakmuran yang luar biasa. KeluargaImam al-Ghazali sendiri termasuk dari kalangan orang kaya dan beliau jugaawalnya adalah orang kaya, yang memahami hakikat kekayaan.

    Setelah mencari-cari rujukan di beberapa perpustakaan pribadisahabat dan berkeliling ke beberapa toko buku di sekitar Kuala Lumpur,akhirnya saya menemukan beberapa buku yang cukup menarik dan dapat

    menjadi hujjah saya dalam menguraikan, mana yang lebih utama padawaktu, antara orang miskin yang bersabar dan orang kaya yang bersyukur.Aliran Menolak Dunia

    Tidak dipungkiri ada aliran di kalangan kaum mislimin, terutama parapengikut ajaran tasauf atau tarikat tertentu yang berlebihan mengajarkanhidup zuhud sampai-sampai mewajibkan kemiskinan sebagai jalan mencapaikesempurnaan peribadahan. Karena menurut aliran ini, hanya dengankemiskinanlah jalan yang akan membebaskan manusia dari segalaketerikatan dunia yang fana, hina dan telah dilaknat. Bahkan merekamengganggap bahwa dunia adalah penjara bagi kaum muslimin, atau tempatmendapat kepedihan dan kemiskinan, sementara surga bagi orang-orangkafir, sehingga mereka boleh meraup kekayaan semaunya. Jika seorang

    muslim ingin merdeka, bebas dari penjara dunia, menurut faham ini, merekaharus membebaskan diri dari segala bentuk dunia, termasuk menghindari diridari kekayaan. Hidup dalam kesusahan, kekurangan dan kemiskinanbagaikan pertapa untuk mendapatkan kehidupan yang sempurna di akhiratkelak.

    Awalnya para pengikut aliran ini hanya menyerukan kemiskinankepada para jamaahnya saja, namun lama kelamaan, semakin dalamfanatismenya terhadap alirannya, merekapun akhirnya membenci kekayaandan juga orang-orang kaya yang dianggapnya sebagai hamba dunia. Bahkanada yang secara terbuka menyerang orang-orang kaya secara membabibuta. Akibatnya mereka semakin tersingkir dari dunia dan menjadi komunitastersendiri yang apatis terhadap segala bentuk dunia, termasuk kemajuan

    peradaban dan pengetahuan yang merupakan bagian dari dunia. Merekahidup menjadi ahli kebatinan yang berzikir siang malam, menikmatieksotisnya dunia mistis, fana dalam dunia ghaib menelantarkan kehidupandunianya, perdagangannya dan termasuk anak dan istrinya karena terlalunikmat dengan alam rohaninya. Semakin dalam mereka terlibat dalam aliratini, sedikit demi sedikit mereka menolak ajaran Islam selain dari kekayaan,termasuk untuk berkeluarga yang dianggap akan menjadi penghalang dalamperjalanan kerohaniannya.

    Jika ditelusuri sejarahnya, faham keagamaan ini berkembang pesatterutama di abad ketiga sampai dengan kelima hijriah, di saat Islam dankaum muslimin menggapai kegemilangan dan kemegahan tiada taranya dimuka bumi. Pusat-pusat dunia Islam adalah pusat peradaban, pengetahuansekaligus kemakmuran sebagai akibat kebangkitan Islam dankemenangannya, sehingga mendatangkan kemewahan yang luar biasakepada kaum muslimin. Menurut para ahli sejarah, pada saat itulah puncakpencapaian Islam ditemukan, dengan segala kemakmuran dan kemewahanyang masih tersisa sampai saat ini. Maka pada saat seperti itulah, di manakemewahan dan kekayaan telah menjadi panglima kehidupan dan mengubaharah kehidupan kaum muslimin, lahir para penyeru perbaikan yangmendakwahnya pentingnya hidup sederhana dan kemiskinan sebagai jalan

    7

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    8/43

    kembali (pertobatan) menuju kemuliaan. Ahli sufi terbesar seperti Imam al-Ghazali lahir dalam kondisi masyarakat muslim seperti ini, yang telahterlampau hidup dalam kemewahan dan bergelimang kekayaan. Beliaumenyerukan kehidupan yang zuhud agar menjadi seorang muslim yang baik.

    Tapi tentu beliau kemudian tidak mengharamkan kaum muslimin menjadikaya.

    Dampak aliran pemikiran ini terhadap kaum muslimin sangat dahsyat.Banyak ahli sejarah yang menyebutkan bahwa aliran seperti ini telahbertanggung jawab atas kemunduran dan keterbelakangan kaum musliminyang dimulai sejak abad pertengahan lalu. Akibat terlalu lenanya sebagianbesar kaum muslimin kepada alam kerohanian sebagai pelarian terhadapbudaya hedonisme segelintir penguasa dan bangsawan, telah menimbulkankelemahan demi kelemahan yang berakibat fatal kepada peradaban Islam.Perhatian pada kekuatan ekonomi dan militer yang menjadi poros utamakekuataan Islam, yang sebelumnya menjadi prioritas utama pemerintahanIslam terbengkalai. Ketika kaum muslimin di serang pasukan bar-barGenggish Khan dari Mongolia, pusat-pusat peradaban, pengetahuan danekonomi dihancurkan tanpa perlawanan berarti. Meninggalkan urusan dunia

    termasuk urusan ekonomi telah menyebabkan bencana kemunduran kepadakaum muslimin yang sampai saat ini masih terasa akibatnya. Kemunduranekonomi telah mengakibatkan kemunduran sosial, pendidikan, militer yangberujung penjajahan kolonilis Barat yang telah merubah jati diri kaummuslimin.

    Pada masa penjajahan Barat terhadap kaum muslimin, para penjajahsengaja memelihara dan mengembangkan aliran seperti ini, bahkanmemberikan bantuan dana yang tujuannya jelas untuk memperlemah dantetap memperbudak kaum muslimin yang hidup dalam kemiskinan.Bagaimana mungkin masyarakat yang hidup dalam kemiskinan dan tanpaharga diri akan dapat melawan penjajah yang kaya dan memiliki kekuatanteknologi. Penjajahan telah menimbulkan keterbelakangan dan utamanya

    kemiskinan kepada kaum muslimin. Masyarakat miskin akan melahirkansebuah negara yang miskin pula, sebagaimana yang tengah menimpasebagian besar negara-negara kaum muslimin yang dikatakan sebagainegara sedang berkembang saat ini. Negara terbelakang yang penuh dengankonflik, perebutan kekuasaan dan peperangan yang dipimpin oleh rezim-rezim diktator.

    Walaupun sebahagian besar kaum muslimin didera kemiskinan saatini, aliran pemikiran ini masih berkembang pesat, menjadi pembenaran ataskemiskinan yang tengah menimpa bahkan menjadi tempat berkumpulnyaorang-orang anti dunia dan kemajuan. Seakan-akan memang benar Allahtelah menakdirkan mereka hidup dalam keterbelakangan di muka bumi.Bagaimana mungkin mereka dapat menjadi khalifah atau wakil Allah di mukabumi jika mereka dalam keterbelakangan dan kemiskinan. Padahal yangdiwakilinya adalah Allah, Tuhan seru sekalian alam Yang Maha Kaya Raya.Ironisnya semakin ditimpa kemiskinan dan kekuarangan, semakin dalam pulamereka menghanyutkan diri ke dalam dunia kerohanian dan meninggalkandunia nyata sehingga perekonomian, pengetahuan, teknologi dan kemajuanperadaban lainnya dikuasai orang lain.

    Di Aceh saya menyaksikan bagaimana dampak kemiskinan terhadapmasyarakat luas. Syukurnya masyarakat Aceh adalah di antara masyarakat

    8

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    9/43

    yang kuat memegang adat dan tradisi yang berdasarkan Islam sehinggadampaknya tidak terlalu parah jika dibandingkan dengan daerah lainnya.Namun demikian, kemiskinan telah menjadi pintu efektif untuk setanmenggoda manusia agar tergelincir dari jalan Allah. Setelah mengalamikonflik berkepanjangan, masyarakat Aceh hidup di bawah rata-rata, yanglebih tepat diidentikkan dengan kemiskinan. Kemiskinan terstruktur ini telah

    membunuh bakat-bakat cemerlang generasi muda Aceh, yang seharusnyadapat menjadi orang sukses, cendekiawan ataupun profesional. Akibatkemiskinan yang mendera, sebagaian besar generasi berbakat Aceh tidakdapat mengenyam pendidikan layak apalagi berkualitas. Fasilitas pendidikansangat minim sementara guru dibawah standar yang menjadikan kualitaspendidikan sangat rendah dan tidak mampu bersaing dengan tamatandaerah lainnya. Rendahnya kualitas pendidikan telah mengakibatkanrendahnya SDM, yang tentu berdampak langsung terhadap kemiskinan yangbanyak menimpa masyarakat Aceh dengan segala akibat sosialnya, terutamapengangguran yang akan melahirkan kemiskinan juga. Di daerah lain,kemiskinan telah mengantarkan sebagian orang menuju kekufuran.

    Dampak dari kemiskinan memang hanya dapat dihayati oleh mereka

    yang pernah mengalami hidup dalam kemiskinan atau hidup dalamlingkungan kemiskinan. Di waktu kecil saya memiliki pengalaman tersendiritentang kemiskinan ini. Kesimpulan saya hidup dalam kemiskinan adalahmenyakitkan yang menimbulkan trauma mendalam dan tentunya rendah dirimaupun semangat hidup.

    Ketika kecil saya tinggal bersama orang tua angkat yang termasukorang kurang berada, bekerja sebagai buruh tani, pedagang asongan dantinggal di rumah yang tidak layak kesehatan di sebuah kampung pinggirankota Mataram, Lombok. Karena saya tidak betah tinggal di rumah sendirisejak bayi, maka di boyong ke rumah orang tua angkat dan hidup dalamkeadaan yang serba kurang. Dari kecil saya terbiasa ikut menjadi buruh taniatau penjual asongan keliling dengan hidup yang pas-pasan dan tentu kurang

    gizi. Saya tumbuh di tengah kemiskinan, bersama dengan anak-anak miskindi kampung. Sesekali saya diajak ke kota naik angkutan umum dan bertemudengan anak-anak kota yang serba berkecukupan. Ketika anak-anak kotamenikmati es krim atau coklat, saya hanya menelan liur saja, karena orangtua angkat tidak akan mampu membelikan. Untuk dapat uang jajan, sayaharus bekerja atau memungut botol bekas. Saya sering menyaksikan ayahangkat saya dimarah oleh mandor tani, yang menimbulkan rasa minder padadiri saya.

    Kemiskinan akan mendorong orang menjadi lemah mental dan kurangmendapat kesempatan dalam pendidikan dan hanya sedikit orang yangmendapatkan kesempatan emas keluar dari permasalahan yangmenghimpitnya. Berbeda dengan orang kaya, kesempatan untuk mendapatpendidikan terbaik terbuka lebar untuknya, sehingga menjadi sarana untukmenggapai kesuksesan di masa depan.

    Pada masa kehidupan Rasulullah dan sahabatpun telah tumbuh polahidup yang dianggap mengutamakan kemiskinan, padahal lebih tepatnyahidup dalam kesederhanaan. Namun sangat berbeda substansinya dan tidakseekstrim yang berkembang kemudian sebagaimana digambarkan di atas. Didorong oleh pemahaman yang mendalam tentang hakikat keimanan dankehidupan dunia fana ini, ada di antara para sahabat terkemuka yang

    9

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    10/43

    berkonsentrasi penuh memikirkan kehidupan akhirat dan menghindari duniaserta telah menjadikan kemiskinan menjadi jalan hidup dan pilihan merekaseperti yang dikenal dengan sahabat ahl al-suffah, yang hidup miskin bahkandiantaranya sampai tidak mampu memiliki rumah dan keluarga. Para ahlisejarah menyatakan jumlah mereka sekitar tujuh puluhan orang dari puluhanribu jumlah total para sahabat Nabi Muhammad. Artinya tidak semua para

    sahabat menjadi seperti kelompok ahl al-suffah. Jika sahabat mayoritaslainnya sibuk dengan perdagangan, perkebunan atau urusan kehidupanduniawi, maka mereka menyibukkan diri dengan berdoa dan berzikir dimasjid dan menerima penghidupan dari santunan negara atau pemberiankaum muslimin.

    Ada juga dikalangan sahabat agung ini yang berasal dari orang kayaraya, karena perjuangan Islam masa itu membutuhkan dana yang besar,mereka telah menginvestasikan kekayaannya di jalan Allah.Membelanjakannya untuk perjuangan menegakkan dakwah Islam danmemilih hidup sederhana untuk mendapat kebahagian sejati di akhirat kelak.Atau kekayaan mereka dirampas oleh kaum musyrikin Mekkah ketikaberhijrah ke Madinah, kemudian mereka memulai hidup baru dari nol lagi.

    Mereka dipuji oleh Allah : di antara manusia ada orang-orang yang membelidirinya untuk mendapatkan ridha Allah. Ayat ini berkaitan dengan salahseorang sahabat yang meninggalkan kekayaannya untuk berhijrah mencariridha Allah bersama Rasul-Nya.

    Kehidupan sahabat Umar bin Khattab juga menggambarkan hal ini.Beliau adalah kepala pemerintahan Islam yang telah menaklukkan dua superpower masa itu, Romawi dan Persia, karena dasar keimanan mendalammemilih hidup sangat sederhana, diriwayatkan rumahnya sangat sempit danbajunyapun penuh tambalan. Padahal jika beliau mau, istana Persia yangmegahpun dapat dipindahkan menjadi rumahnya, dan segala kemewahannyadapat diraupnya sebagai kepala negara kaum muslimin yang terbentangluas. Sebelumnya sahabat Umar adalah seorang kaya raya dan setelah

    memeluk Islam serta menjadi kepala negara justru memilih kesederhanaansebagai pola hidupnya. Inilah kemiskinan yang menjadi pilihan hidup,seorang yang kaya raya dan mampu kaya raya namun memberikan seluruhkekayaan yang didapatnya dan memilih hidup sederhana karenapemahamannya yang mendalam tentang keimanan. Tradisi ini diikuti olehkepala pemerintahan pengganti beliau bernama sahabat Usman bin Affan,yang juga kaya raya namun menjadikan kesederhanaan sebagai polahidupnya.

    Keadaan ini tentu berbeda dengan generasi Islam abad bertengahan.Setelah mereka mengalami puncak kemakmuran kemudian meninggalkanurusan dunia dan lari pada alam kerohanian. Tapi generasi Islam angkatansahabat menyumbangkan seluruh kekayaan dunianya untuk mendapatkanketinggian kerohanian. Para sahabat mencari kekayaan sebanyak-banyaknya, menjadi kaya raya, kemudian berlomba-lombamembelanjakannya di jalan Allah adalah cara para sahabat untukmendapatkan ketinggian spiritualitas. Mereka sangat faham dengan maknaayat al-Quran: engkau tidak akan mencapai kebaikan tertinggi, sehinggamenafkahkan harta yang paling engkau sukai. Untuk dapat mengeluarkankekayaan di jalan Allah, tentu mereka harus memiliki kekayaan.

    10

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    11/43

    Para sahabat yang terpuji dan mulia memilih pola hidup kaya juga atasdasar pemahaman dan keimanan, yang akan dijadikan sebagai saranamenegakkan peribadatan kepada Allah. Dalam sejarah kehidupan sahabatbanyak di antara mereka yang senantiasa dilimpahkan kekayaan yangberlimpah ruah, seperti yang dialami sahabat Abdurrahman bin Auf.Walaupun beliau telah menyumbangkan kekayaannya di jalan Allah,

    kekayaannya bukan habis atau berkurang tapi malah bertambah banyak.Namun dengan kekayaannya tidak menjadikan beliau lupa daratan. Memilihhidup kaya seperti sahabat Abdurrahman juga merupakan kemuliaan, bukansebuah laknat dan kehinaan sebagaimana yang dituduhkan.

    Jika kita telusuri sejarah hidup beberapa Nabi, maka kita akanmendapati ada kesamaan pola, bahwa ada beberapa Nabi sebelum diangkatmenjadi Nabi adalah orang kaya atau hidup dalam lingkungan kaya. Merekatelah mengecap kekayaan terlebih dahulu dan diangkat menjadi Nabi.Hikmahnya tidak lain, karena orang kaya lebih memiliki rasa percaya diriyang besar dalam menyampaikan ajaran Allah dan terpandang olehmasyarakatnya dibandingkan dengan orang yang miskin. Karena watak darimanusia lebih mendengar perkataan orang yang ada diatasnya dari pada

    dibawahnya. Kebanyakan para Nabi dan utusan Allah adalah dari keturunanorang-orang mulia dan terpandang di dalam lingkungan masyarakatnya.Mereka adalah orang-orang besar yang memiliki sejarah kebesaran keluargadan dipersiapkan oleh Sang Pencipta untuk menyampaikan ajarannya.

    Bapak para Nabi, Ibrahim as digambarkan sangat kaya raya dengankekayaan berupa binatang ternak yang memenuhi padang rumput seluasmata memandang, sehingga masyarakat memuliakannya danmengangkatnya sebagai pemimpin komunitasnya. Nabi Yusuf misalnya,beliau dibesarkan dalam lingkungan orang kaya dan akhirnya menyandangbendaharawan negara Mesir yang kaya raya. Nabi Musa as, terlahir dalamlingkungan Bani Israil yang tengah diperbudak oleh Firaun, kemudian beliaudengan cara yang luar biasa menjadi seorang Pangeran di lingkungan istana

    Firaun dengan segala kemegahan dan kekayaan tentunya. Ketika tibasaatnya menjadi Nabi, beliau dikeluarkan dari istana dan menentang Firaunyang pernah menjadi kerabatnya. Yang paling spektakuler adalah NabiSulaiman as yang digambarkan memiliki kekayaan yang luar biasabanyaknya, memiliki istana yang terbuat dari batu permata yang tiadatandingannya bahkan dapat memindahkan kemegahan yang dikehendakinyadalam sekejap mata. Semua kekayaannya digunakan sebagai saranamenegakkan kekuasaan Allah di muka bumi.

    Kehidupan Muhammad Rasulullah saw sebelum dan sesudah diangkatmenjadi Nabi juga perlu menjadi pelajaran buat kita. Sebagaimana yangditulis para ahli sejarah, bahwa Rasulullah adalah seorang anak yatim piatuyang dipelihara oleh pamannya. Digambarkan bahwa kehidupan beliau dalamkeadaan yang sangat sederhana. Namun keadaan ini tidak mematahkansemangat beliau untuk keluar dari keadaannya. Beliau memulai karir sebagaipengembala kambing dan seterusnya menjadi seorang pedagang. Karenastrategi perdagangan yang dijalankannya, Nabi Muhammad menjadi salahseorang pedagang ternama yang terkenal jujur dan amanah. Kesuksesandemi kesuksesan yang dialaminya dalam berdagang telah mengangkatkehidupannya dan mensejajarkannya dengan para pedagang ternamaQuraisy di Makkah. Hal inilah yang menarik perhatian pedagang kaya

    11

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    12/43

    Khadijah untuk menjadikannya sebagai mitra dagang dan selanjutnyamenjadi pasangan hidup.

    Untuk mengukur tingkat kekayaan Nabi Muhammad, yang saat ituberusia 25 tahun, adalah dengan mahar atau mas kawin yang diberikannyakepada mempelai wanitanya, Khadijah. Manurut riwayat, Nabi Muhammadyang ketika itu menjadi seorang pedagang telah menyerahkan sebanyak 20

    ekor unta muda sebagai mas kawinnya dan belum termasuk berbagai bentukhadiah mas dan pakaian mewah. Menurut pakar ekonomi kontemporer, jikadinilai dengan harga sekarang, kira-kira senilai enam miliar rupiah. Jumlahyang sangat besar bagi seorang pengusaha muda yang berangkat dari nolsebagaimana Nabi Muhammad. Namun itulah ukuran kesuksesan dankekayaan beliau.

    Usaha perdagangan yang dilakukan Nabi Muhammad bersamaKhadijah berkembang pesat, dan tidak diragukan telah mengantarkanmereka menjadi salah satu jajaran pedagang kaya raya di kota Makkah.Itulah sebabnya tidak mengherankan apabila diketahui teman-teman dekatNabi Muhammad seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Abdurrahman danlainnya adalah pengusaha-pengusaha sukses yang kaya raya. Setelah masuk

    Islam mereka menjadikan kekayaannya sebagai penunjang perjuangandakwah Islam. Maka sebenarnya tidak berlebihan jika dikatakan kehidupanNabi Muhammad adalah kehidupan kalangan kelas menengah atau orangkaya di Makkah. Terutama setelah beliau menjadi seorang pedagang yangsukses dan terkenal di semenanjung Arabia. Tidak diragukan bahwaRasulullah adalah orang kaya yang kemudian menginvestasikankekayaannya di jalan Allah.

    Setelah diangkat menjadi Nabipun, sebenarnya Muhammad sawadalah orang yang kaya. Diriwayatkan ketika kembali dari perang Hunain,Rasulullah mendapat bagian dari rampasan perang yang sangat banyak. Lalubeliau berkata: letakkanlah semua di masjid. Jumlah rampasan itu adalahyang terbanyak yang pernah diterimanya. Kemudian beliau salat di masjid,

    tanpa menoleh kepada rampasan tadi. Ketika beliau selesai salat, beliaududuk dekat rampasan tersebut dan memberikannya kepada setiap orangyang memintanya. Beliau baru berdiri setelah semua rampasan tersebuthabis dibagi, tanpa beliau ambil sedikitpun.

    Di lain waktu juga diriwayatkan datang seseorang kepada beliau untukmeminta sesuatu. Oleh beliau diberikanlah orang itu kambing yang banyak,saking banyaknya sampai memenuhi jalan antara dua bukit. Lalu orang itukembali kepada kaumnya dan berkata, Masuk Islamlah kamu sekalian,sesungguhnya Muhammad bila memberi, dia seperti orang yang tidak takutmiskin. Dari kedua peristiwa ini saja dapat digambarkan bagaimana kayanyaRasullah, jika beliau mau menumpuk kekayaan untuk dirinya sendiri. Karenasebagai seorang Rasul sekaligus kepala negara, beliau mendapat bagianyang besar.

    Kemiskinan yang mulia dan terpuji di sisi Islam hanyalah pola hidupyang telah dipilih atas dasar pemahaman yang mendalam dan kesadaran

    jiwa untuk menggapai kehidupan yang lebih tinggi dan sempurnasebagaimana yang telah dilalui para sahabat agung. Mereka sangat mampumenjadi kaya raya karena mereka adalah pengusaha sukses dan kepalapemerintahan. Mereka tetap bekerja keras bahkan lebih giat mencarikekayaan sebanyak-banyaknya lebih banyak dari sebelumnya bukan untuk

    12

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    13/43

    kepentingan pribadi sebagaimana dahulu namun untuk Allah dan Rasul-Nya,untuk disumbangkan kepada perjuangan menegakkan Islam di muka bumi.

    Jika dahulu para sahabat agung hanya berdagang, setelahkemenangan Islam mereka menjadi pengendali pasar-pasar besar, penguasa

    jalur perdagangan dan sumber-sumber ekonomi yang berlimpah ruah,menyatukan kekayaan dan kemakmuran Romawi, Persia, Mesir dan lainnya

    dalam satu poros pemerintahan yang menegakkan keadilan dan kebenaranIslam. Mereka sangat mampu melampaui kekayaan dan kemakmuranRomawi, Persia dan Mesir, namun prioritas perjuangan mereka menghendakiuntuk lebih fokus kepada penyebaran Islam daripada berfoya-foya atauberdagang dan menumpuk kekayaan, sehingga mereka memilih hidupsederhana atau lebih mendekati kemiskinan, namun mereka bukanlah orang-orang yang miskin. Mereka adalah manusia-manusia agung yang zahirnyamiskin namun sangat kaya raya, kekayaannya tidak mereka tumpuk danpamerkan di dunia, tapi mereka investasikan untuk kehidupan akhirat kelak.

    Jika para sahabat agung ingin menjalankan hidup super mewah sepertimasyarakat Romawi, Persia atau Mesir dengan membangun istana-istanamegah di Madinah misalnya, pasti mereka sangat mampu. Seluruh sumber

    kemewahan sudah berada di telapak tangan mereka. Karena mereka sangatmemahami hakikat ajaran Islam, kekayaan yang diperolehnya daripenaklukkan dan kemenangan tidak mereka timbun di Madinah dan tidakpula menyulap kota Madinah menjadi kota super mewah. Kekayaan dankemewahan yang mereka dapatkan, mereka investasikan kembali kepadaAllah untuk perjuangan Islam. Mereka menikmati kekayaan itu hanya sedikitsaja, sekedar untuk mampu bertahan hidup dan menjalankan perjuanganselanjutnya. Keadaan ini yang menjadikan mereka kelihatan seperti orang-orang miskin, namun hakikatnya mereka memiliki investasi jangka sangatpanjang yang besar. Mereka diajarkan untuk membangun kemewahan kelakdi akhirat yang kehidupannya kekal abadi. Mereka rela hidup sederhanabahkan miskin, namun pada hakikatnya mereka adalah orang-orang kaya

    raya yang sedang menginvestasikan kekayaannya.Sejarah mencatat bahwa mayoritas para sahabat agung sangat giat

    berjuang mendapatkan kekayaan dunia yang akan diinvestasikannya untukkehidupan akhiratnya. Mereka rela berkorban, bepergian juah, melakukanpeperangan, penaklukan besar ataupun perdagangan sampai ke Romawi,Persia, Mesir, Eropa, Sumatera, China, Afrika dan lainnya, yang dibuktikandengan banyaknya sahabat yang wafat di tempat-tempat tersebut. Merekasangat giat mengumpulkan kekayaan, dan setiap mendapat kekayaan,segera mereka investasikan kembali, demikianlah seterusnya, sehinggahanya sedikit yang tersisa untuk kehidupan dunianya. Seperti itulahkehidupan mayoritas sahabat, kelihatan miskin dan sederhana tapi sangatkaya raya.

    Kehidupan seperti ini jelas berbeda halnya dengan kemiskinan akibatdari kemalasan dan kekalahan mental dalam berjuang mencari rizki.Kemalasan dan kekalahan akan bersatu mencari alasan-alasan yangmembenarkan keadaannya, seperti seorang miskin yang berkata ya sayasudah ditakdirkan miskin, mau apa lagi, biar berusaha tetap juga miskin.Padahal dia kalah sebelum bertanding, mentalnya lemah menghadapipersaingan hidup yang keras dan tidak tahu harus berbuat apa untuk keluardari kemiskinan. Keadaan ini biasanya menimpa mereka yang hidup dalam

    13

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    14/43

    lingkaran setan kemiskinan, hidup miskin, keturunan orang miskin, beradadalam lingkungan miskin, pasrah dengan kemiskinan, dan yang paling parahmiskin dari agama dan semangat hidup.

    Seakan-akan dia menyalahkan Allah Yang Maha Kaya atas kemiskinanyang menimpanya, padahal pada saat yang sama dia sama sekali tidakgundah atas kemiskinan yang menimpanya apalagi berusaha semaksimal

    kemampuannya menjadi kaya, bercita-cita kayapun tidak berani. Kita tidakboleh pasrah miskin, karena kita diperintahkan berusaha semaksimalkemampuan kita, termasuk berusaha untuk kaya. Namun setelah kitaberusaha dengan segala ikhtiar, tetap juga miskin, maka bersabarlah ataskemiskinan yang menimpa, yang penting sudah ada niat untuk kaya danmemanfaatkan kekayaan di jalan Allah.

    Jika kemiskinan dekat dengan kekufuran maka kekayaan bisa dekatdengan keimanan. Kemiskinan yang diikuti dengan ketaatan dan kesabaranadalah kemiskinan yang dianjurkan dan akan mengantarkan mereka menujusurga. Namun jika kemiskinan yang tidak taat dan juga tidak sabar, makaakan menjerumuskan pelakunya menuju kemurkaan Allah. Realitasnyaberapa banyak yang ditimpa kemiskinan, namun tidak bersabar, kemudian

    akibat kemiskinan yang tidak dapat ditanggungnya mendorongnyamelakukan perkara kriminal, menjual diri, mencuri, korupsi sampai menjualkeimanannya. Itulah yang dimaksud dengan kemiskinan dapatmenghantarkan kepada kekufuran.

    Sementara kekayaan yang digunakan untuk tujuan kebaikan, tentuakan menjadi sarana beribadah yang akan meningkatkan keimananpemiliknya. Dengan banyaknya bersedekah, menolong orang susah ataupergi berhaji dengan kekayaan yang dimilikinya dapat mendekatkan dirinyakepada Allah dan mendekatkannya kepada keimanan.

    Mohd. Nahar Mohd. Arshad dalam bukunya Hidup Kaya Tanpa Ribamenulis: Islam sebenarnya menyuruh kita menjadi kaya. Ibn Qayyim dengan

    jelas menyatakan kedudukan berharta dan berpengaruh adalah lebih utama

    asalkan seseorang itu menjadi lebih bersyukur kepada Tuhan dan tahumelaksanakan tanggungjawabnya pada orang lain, yaitu tidak mementingkandiri sendiri. Ibn Qayyim menyatakan zuhud adalah sikap rohani manusia yangtidak terpengaruh dengan pesona keduniaan lalu menjadikan seseorang itutidak meletakkan kekayaan dan kedudukan dunia sebagai tujuankehidupannya. Orang kaya mampu mencapai dan memiliki sikap rohani ini,tetapi orang miskin sukar mencapainya.

    Terhadap kemiskinan ini, sepatutnya kita bersikap seperti yangdikatakan sahabat besar Sayyidina Ali, andaikan kemiskinan itu berbentukmanusia akan kupenggal lehernya. Sikap ini adalah sikap seorang yangsangat faham dengan hakikat terdalam ajaran Islam, karena Sayyidina Alidijuluki sebagai pintu ilmu oleh Rasulullah saw. Kebencian beliau kepadakemiskinan, bukan terhadap orang-orang miskin. Karena kemiskinan adalahsarana dan pintu yang akan memudahkan syaitan untuk menggelincirkanmanusia menuju kejahatan. Dengan kata lainnya kemiskinan harus kita bencidan tidak tertarik dengan sebagaimana sikap sahabat nabi tersebut. Jikakebencian harus ditimpakan kepada kemiskinan, maka lawannya, tentu kitadianjurkan untuk menjadi kaya yang menjadi lawan dari kemiskinan.Paradigma mencitai kaya inilah yang sepatutnya dipegang kaum musliminagar mereka dapat beribadah dengan sempurna dan terhindar dari perkara-

    14

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    15/43

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    16/43

    rata dengan tersenyum mereka menjawab dengan rendah hati, merekabelum merasa dirinya sebagai orang kaya. Orang lain saja yang telahmenganggap mereka kaya. Seorang teman yang sudah saya anggap kayapernah berkata, jika kamu tanya orang terkayapun di muka bumi ini, tentumereka tidak mau mengaku disebut kaya, jika mereka sudah menganggapdirinya kaya, maka mereka akan berhenti dari mencari kekayaan. Ukuran

    kaya adalah ketika mereka sudah mati, berapa kekayaan yangditinggalkannya katanya dengan nada yakin.

    Kaya biasanya disandangkan kepada orang yang memiliki kekayaanberlimpah, yang telah memiliki kebebasan dari masalah kehidupan sehinggatidak memerlukan bantuan ekonomi dari orang lain. Menurut KamusKontemporer Arab-Indonesia karya Atabik Ali, kaya dapat disepadankandalam bahasa Arab sebagai ghina sementara jamaknya adalah aghniyayang dapat diartikan sebagai kecukupan. Huwa fi ghina anhu, maknanya diamerasa cukup atau tidak perlu lagi. Dengan pengertian ini, maka dalampandangan Islam, seseorang dapat dikategorikan sebagai kaya, apabila telahterbebas dari keperluan-keperluan asasi manusia, tidak memerlukan bantuanorang lain dalam kehidupannya, mampu berdiri sendiri memenuhi keperluan

    hidupnya, lepas dari jerat kemiskinan dan hutang serta yang paling pentingtelah mampu mengeluarkan kekayaannya di jalan Allah, baik untuk zakat,infaq, sedekah dan seumpamanya. Pada dasarnya seseorang yang telahmampu mengeluarkan hak-hak Allah dari kekayaannya, maka dapatlahdikategorikan sebagai kaya.

    Kaya adalah naluri kemanusiaan yang telah menjadi sifat bawaannya.Manusia manapun di muka bumi ini tidak ada yang tidak ingin kaya. Apakahmereka berkulit putih, merah, hitam kuning ataupun sawo. Manusia kapitalisdi dunia Barat bahkan menciptakan berbagai metode untuk meraupkekayaan berlimpah ruah dengan semboyan dengan modal sekecil-kecilnyauntuk mendapatkan untung sebesar-besarnya. Para petinggi RepublikRakyat Cina (RRC) atau Rusia yang awalnya adalah pemeluk fanatik idiologi

    komunisme-sosialisme sejati yang memiliki semboyan sama rata sama rasa(biar miskin yang penting sama-sama miskin), kini menukar kebijakannyauntuk memberikan peluang kaya raya tanpa batas kepada rakyatnya yangmampu, sehingga melahirkan banyak orang kaya baru (okb) yang memilikikekayaan melimpah ruah, bahkan menjadi deretan orang kaya dunia yangmelampaui kekayaan orang di negara kapitalis. Manusia telah mewariskanwatak mencintai kekayaan bahkan sebagiaannya berbentuk keserakahanyang telah mendorong peperangan, penjajahan dan eksploitasi berlebihanterhadap alam. Generasi tua juga menasihatkan kepada generasi mudanyaagar selalu bekerja keras, rajin belajar, meniti karir dengan baik, menjadipegawai yang cemerlang dan sebagainya agar dapat hidup kaya.

    Kaya bagi masyarakat modern adalah lambang dari sebuahkesuksesan dalam meniti karir kehidupan. Jika ada yang mengaku sukses tapibelum menunjukkan dirinya sebagai orang kaya, maka masyarakat belummenganggapnya sebagai orang yang sukses. Masyarakat yang bersifatmaterialistis akan mencemooh orang yang menganggap dirinya sukses,namun masih menggantungkan keperluan hidup dan kehidupannya padabelas kasihan orang lain, walaupun telah mencapai kesuksesan pada bidanglain, pada bidang akademis misalnya. Seorang profesor yang miskin akanditertawakan oleh kebanyakan orang, karena ukuran keberhasilannya dinilai

    16

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    17/43

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    18/43

    berangkat dari lapangan terbang Halim di Jakarta tanpa membawa bekalapapun, dengan uang di dompet yang sangat terbatas. Sampai di BandaAceh yang porak poranda, saya kebingungan, harus berbuat apa danbagaimana. Pada saat yang sama saya melihat organisasi-organisasikemanusiaan lainnya datang dengan perlengkapan canggih dan logistikcukup. Apa yang saya lakukan dengan para relawan adalah perjuangan di

    jalan Allah yang mulia, namun tanpa ditopang oleh fasilitas memadaisehingga hasilnya kurang maksimal. Pada tahap-tahap awal, kami mengalamikekurangan makanan, minuman dan juga alat. Untuk mengevakuasi mayatyang membusuk, relawan kami hanya memakai sarung tangan yangbiasanya digunakan untuk mencuci piring. Pada saat tersulit itu sayaberguman andaikan saya orang kaya, maka keadaan seperti ini tidak akanterjadi. Seperti yang dilakukan pengusaha kaya dermawan dari Arab, yangdengan kekayaannya dia memberikan sumbangan kepada para korbanbencana dengan tangannya sendiri. Pada saat-saat seperti itulah sayamenyadari pentingnya menjadi orang kaya untuk menopang sebuahpekerjaan mulia, sebagaimana disebutkan Rasulullah: sebaik-baik kekayaanadalah pada seorang yang saleh. Artinya bila kekayaan dimiliki oleh orang

    saleh, maka dapat dimanfaatkan untuk keperluan amal saleh.

    Hukum Kaya Menurut Fiqih IslamAdapun hukum kaya bagi seorang muslim menurut fiqih Islam, apakah

    termasuk wajib, sunat, haram, boleh (jaiz) atau lainnya. Sebagaimana hukumumum yang berkaitan dengan muaamalah, maka para ulama memberikanpatokan, al-Aslu fie al-Muamalat al-Ibahah illa maa dalla al-dalil alatajrimiha artinya Hukum pokok dari muamalah adalah boleh, kecuali adadalil yang mengharamkannya.

    Hukum kaya pada dasarnya adalah dibolehkan (ibahah/jaiz) kepadamereka yang memiliki kemampuan dan kesempatan untuk meraihnyadengan cara-cara yang digariskan syariat. Namun pada waktu keadaan

    tertentu dapat jatuh kepada hukum wajib atau haram. Misalnya ada seorangyang memiliki kemampuan dan kesempatan lalu bercita-cita kaya, dengankekayaannya dia akan berbuat maksiat, menentang Islam, berkeinginanuntuk mencelakakan kaum muslimin ataupun dengan kekayaannya akanmelaksanakan yang diharamkan agama, maka kepada orang ini hukumnyadiharamkan kaya atasnya, karena niat dan tujuannya kaya adalah untukmelakukan yang diharamkan.

    Demikian pula sebaliknya, jika seseorang yang memiliki kemampuandan kesempatan, memiliki aqidah yang lurus, akhlak mulia lalu bercita-citakaya, kemudian bekerja sesuai dengan perintah Allah dan kelak dengankekayaannya akan bertujuan untuk menegakkan amal saleh untuk dirinyadan orang lain, serta menegakkan kewajiban agama, seperti jihad fi sabilillah,maka jelas hukumnya adalah wajib, merujuk kepada kaidah fiqih: ma la

    yatimmu al-wajib illa bihi fa huwa wajib (segala sesuatu yang dengannyatidak tertegak yang wajib, maka hukumnya wajib pula). Kaya (mampu)adalah jalan untuk menegakkan kewajiban agama, maka kaya menjadi wajibpula hukumnya bagi seseorang yang bercita-cita menegakkan agama Allah.

    Menurut pandangan ulama kontemporer seperti Syaikh Yusuf al-Qardhawy misalnya, bahwa pada zaman modern ini diperlukan sebuah fatwa-fatwa baru yang berkaitan dengan hukum sosial yang berdasarkan pada fiqh

    18

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    19/43

    al-Aulawiyah (fiqih prioritas). Jika ditinjau dari fiqih prioritas, maka kayaadalah sebuah kewajiban yang menjadi prioritas kaum muslimin. Karenapada saat ini kebanyakan kaum muslimin dalam keadaan terbelakang danfakir-miskin yang telah melemahkan keadaan kaum muslimin terhadapbangsa-bangsa lainnya, yang telah menempatkan posisi kaum musliminsebagai ummah yang lemah dari semua sisi. Untuk membangkitkan kembali

    kaum muslimin, diperlukan perjuangan yang menyeluruh, baik dalamperjuangan pendidikan, perjuangan ekonomi, perjuangan sains-teknologisampai kepada perjuangan militer yang semuanya memerlukan pendanaan.Artinya perjuangan akan berjalan apabila ada tersedia banyak dana (mal)pada kaum muslimin. Tentu dana hanya dimiliki oleh orang-orang yangmemilikinya, yaitu orang kaya. Maka dengan pandangan ini seorang muslimpada zaman sekarang menurut fiqih prioritas adalah wajib.

    Jika kita perhatikan keadaan kaum muslimin secara menyeluruh saatini, terutama dari sisi ekonomi atau kekayaan, maka keadaan kaum musliminadalah di antara orang-orang yang mengalami kekurangan dan kemiskinan,walaupun ada sebagian kecil yang kaya, namun tidak mencukupikekayaannya untuk menegakkan Islam secara sempurna. Kekayaan

    melimpah terkumpul pada orang-orang bukan Islam bahkan ada yangmemusuhi Islam dan kaum muslimin dengan kekayaan yang mereka miliki.Orang-orang kaya dari musuh Islam telah melancarkan berbagai seranganterhadap kaum muslimin, baik secara terang-terangan ataupun melaluikekuatan yang dibiayainya, sementara orang-orang kaya kaum muslimintidak menjalankan kewajibannya untuk menegakkan Islam sebagaimanadiperintahakan karena takut ataupun bakhil. Maka mengambil fiqih prioritas,adalah wajib ada dikalangan kaum muslimin yang bercita-cita kaya danberusaha kaya di jalan Allah yang akan menjadikan kekayaannya sebagaisarana untuk mempertahankan dan menegakkan Islam, sehinggalah kalimatAllah tegak di muka bumi dan kaum muslimin menjadi sebuah ummat yangtermulia dan teragung.

    Adapun kewajiban ini temasuk wajib ain (fardhu ain) atau wajibkifayah (fardhu kifayah), adalah tergantung pada kondisi dan keadaan kaummuslimin. Jika kekayaan digunakan untuk mempertahankan kaum muslimindari ancaman musuh secara nyata yang telah menguasai kaum muslimin,maka mayoritas ulama memberikan fatwa bahwa hukum jihad menjadifardhu ain atau menjadi kewajiban terhadap seluruh kaum muslimin untukmenggunakan kekayaannya membela Islam. Jika kekayaan akandipergunakan untuk perjuangan secara umum, maka hukumnya menjadifardhu kifayah, yaitu kewajiban ini terbebani kepada kelompok tertentu yangmampu melakukannya. Namun apabila tidak ada kelompok tertentu yangmelaksanakannya, maka kewajiban ini menjadi fardhu ain sampai adasekelompok tertentu yang telah melaksanakannya.

    Menurut pemahaman dan tinjauan maqasid al-syariat, tujuan syaridari jihad ekonomi untuk menjadi kaya adalah sama dengan tujuan jihad fisabilillah pada umumnya, yaitu untuk menegakkan kalimah Allah (Islam) dimuka bumi, memberikan rahmat, keadilan dan kesejahteraan bagi seluruhumat manusia (rahmat lil alamin). Sebagaimana jihad militer (jihad askari),yang memerlukan pelatihan dan persiapan sempurna, demikian pula halnyadengan jihad ekonomi ini, diperlukan seperangkat pengetahuan (ulum wamarifah), strategi, pelatihan, persiapan, kiat-kiat dalam persaingan dalam

    19

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    20/43

    mencapai kemenangan sesuai dengan keperluannya. Jika kemenangan dalam jihad militer adalah memenangkan peperangan, maka tujuan dari jihadekonomi adalah terkumpulnya sebanyak-banyaknya aset pada orang-orangberiman yang akan dijadikan sebagai sarana menegakkan kalimah Allah.Artinya tujuan syari dari jihad ekonomi adalah melahirkan sebanyak-banyakmuslim yang kaya raya, yang memiliki aset kekayaan. Maka pengetahuan

    (marifah) tentang jihad ekonomi ini adalah sama wajib hukumnya denganmempelajari ilmu pengetahuan jihad militer. Pelatihan (tarbiyah) jihadekonomi adalah sama wajib hukumnya dengan pelatihan kemiliteran(tarbiyah jundiyah). Sementara seluruh ulama sepakat dan telahmemutlakkan hukum wajib untuk pelatihan jihad militer ini, sementarakurang kita dengar fatwa yang mewajibkan pelatihan jihad ekonomi danpelatihan yang akan menjadi wasilah kayanya seorang muslim.

    Maka dengan dasar pemikiran ini, bagi saya, pelatihan jihad ekonomiatau segala sesuatu pelatihan yang akan menjadikan seorang muslimmenjadi kaya adalah wajib hukumnya, sebagaimana wajibnya pelatihanmiliter dalam hukum Islam. Hal ini sudah saya bahas panjang lebar dalambuku saya Panduan Jihad. Implikasinya bahwa segala sesuatu pengetahuan

    yang berhubungan dengan jihad ekonomi, pelatihan dan metodememperoleh kekayaan yang halal adalah wajib pula hukumnya, mengambilkaidah fikih ma la yatimmu al-wajib illa bihi, fa huwa wajib.

    Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa sebaik-baik harta kekayaanadalah yang dimiliki oleh orang saleh. Artinya orang-orang yang salehdiperintahkan untuk mencari harta benda sebanyak-banyaknya untukdigunakan menegakkan Islam. Karena punya harta atau kaya adalah jalanuntuk memenuhi kewajiban jihad, maka dengan demikian menjadi kayaadalah sebuah kewajiban pula. Sebagaimana disebutkan di atas, kewajiban

    jihad menjadi kaya ini memerlukan sebuah pengetahuan yang membahastata cara tentang kaya. Sebuah fiqih atau ajaran-ajaran yang bersumberpada Islam yang membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan

    kaya, baik makrifat, hakikat, syariat, manhaj maupun tariqatnya.Pengetahuan ini bukan hanya dapat memahamkan tentang kaya dengansegala seluk beluknya, tapi yang paling penting adalah bagaimana caramenggapai kaya, sehingga pembacanya diharapkan dapat menemukan jalanmenjadi orang kaya menurut ajaran Islam.

    Hujjah Tentang Kewajiban dan Keutamaan KayaUntuk memperkuat hujjah tentang kewajiban dan keutamaan kaya,

    maka di bawah ini akan disampaiakan beberapa hujjah, di antaranya adalah:

    1. Hujjah Dari al-Quran- Surat al-Shaff ayat 10-11

    Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (Yaitu)Kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allahdengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamumengetahui.

    - Surat Ali Imran ayat 133-134

    20

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    21/43

    Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepadasurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya, baikdi waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnyadan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yangberbuat kebajikan.

    - Surat al-Hadid ayat 7"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah

    sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya.Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan(sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.

    - Surat al-Baqarah ayat 261Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

    menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benihyang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas

    (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

    - Surat al-Nur ayat 33Dan berikanlah kepada mereka sebagian harta yang dikaruniakan

    kepadamu

    - Surat al-Taubah ayat 103Ambillah zakat dari sebahagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

    membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka

    - Surat al-Baqarah ayat 267Wahai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (pada jalan Allah)

    sebahagian daripada hasil usaha kamu yang baik-baik, dan sebahagian dariapa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.

    Perintah untuk membelanjakan harta di jalan Allah, baik berupa zakat,infaq, sadaqah dan sejenisnya pada dasarnya merupakan perintah agar kaummuslimin memiliki harta kekayaan atau mereka menjadi orang yang kaya.

    Jika mereka bukan orang kaya yang memiliki kekayaan, maka mana mungkindapat menjalankan perintah Allah ini. Artinya hanya orang-orang kayalahyang mampu menjalankan perintah Allah untuk membelanjakan hartakekayaan sesuai dengan yang telah digariskannya. Jika kaum muslimin dalamkeadaan miskin semua, maka tentu ayat ini akan sulit dijalankan, maka itulahsebabnya secara tidak langsung Allah memerintahkan kepada kaummuslimin yang mampu untuk kaya agar mencari kekayaan dan menjadiorang kaya. Pendapat ini diperkuat oleh beberapa ayat di bawah ini:

    - Surat al-Qashas ayat 77Carilah apa yang diberikan oleh Allah kepada kamu di negeri Akhirat

    dan jangan kamu lupa bahagian kamu di dunia ini. Berbuat baiklahsebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kamu dan janganlah kamu

    21

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    22/43

    membuat kerusakan di atas bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukaiorang-orang yang berbuat kerusakan.

    - Surat al-Jumuah ayat 10Apabila selesai mengerjakan salat (Jumat) maka bertebaranlah di

    atas bumi dan carilah karunia Allah dan banyaklah berzikir kepada Allah,

    mudah-mudahan kamu mendapat kejayaan.

    2. Hujjah Dari Hadits Nabi Muhammad saw

    - Hadits Riwayat MuslimSesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, yang kaya lagi

    menyembunyikan (kekayaannya).

    - Hadits Riwayat Muslim dari Abu DzarBahwasanya orang-orang dari sahabat Rasulullah saw datang

    menemui beliau. Mereka berkata: Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah

    memiliki banyak pahala, mereka salat seperti kami; mereka puasa sepertikami; dan mereka bersedekah dengan harta mereka.

    Hadits ini menerangkan bahwa para sahabat yang miskin merasacemburu dengan para sahabat yang kaya, yang dapat bersedekah denganharta yang mereka miliki, sementara mereka tidak memiliki harta untukdisedekahkan. Demikianlah keutamaan orang yang memiliki kekayaan,mereka dapat lebih banyak beramal saleh dengan kekayaannya.

    - Hadits Riwayat Tabrani dari Ibn UmarSesungguhnya Allah SWT memiliki hamba-hamba yang dikhususkan

    untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hamba-hamba yang lainnya (orangkaya). Dan orang-orang (miskin) selalu berdatangan untuk meminta

    pertolongan kepada mereka (orang kaya) untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Mereka itu (orang kaya) adalah orang-orang yang selamatdari adzab Allah SWT.

    - Hadits Riwayat BukhariSungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil

    beberapa utus tali, kemudian pergi ke gunung kemudian kembali memikulseikat kayu baker dan menjualnya, kemudian dengan hasil itu Allahmencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik daripada meminta-mintakepada sesame manusia, baik mereka memberi maupun tidak.

    - Hadits Riwayat MuslimBekerjalah kamu untuk dunia seolah-olah engkau akan hidup selama-

    lamanya, dan bekerjalah untuk akhirat, seolah-olah kamu akan mati esokhari.

    - Hadits Riwayat TabraniSesungguhnya di antara dosa-dosa terdapat dosa-dosa yang tidak

    terhapuskan dengan salat, sedekah dan haji. Dan ia terhapuskan denganjerih payah untuk mencari penghidupan (rezeki).

    22

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    23/43

    - Hadits Riwayat al-DailamiSesungguhnya Allah Taala senang melihat hamba-Nya letih dan

    payah karena bekerja mencari (rezeki) yang halal.

    3.Hujjah Dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra.

    Ala bin Ziyad al-Haritsi adalah konglomerat besar yang hidup padamasa pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Ia tinggal di kota Bashrah. Hampirsemua penduduk kota mengenalinya, karena mudah dikenali ciri-cirinya.Rumahnya mewah, pakaiannya mewah dan kendaraannya luar biasa.

    Suatu hari, Ali bin Abi Thalib berkunjung ke Bashrah. Ala yang dikenalikaya raya meminta agar Khalifah berkenan untuk mengunjungi rumahnya. Iaberfikir bahwa khalifah yang menguasai hampir separuh dunia itu sangatlayak untuk dijamu dirumahnya.

    Sesampai di rumah Ala, Amirul Mukminin sangat kagum melihatkemewahan rumahnya. Ia sendiri hanya tinggal di rumah sederhana layaknyarakyat biasa. Setelah puas memandang perabot rumahnya, Ali bin Abi Thalibmenghampiri tuan rumah, sambil berkata: Wahai Ala, apa untungnya

    memiliki rumah sebesar ini, padahal engkau memerlukanrumah yang lebihbesar dan lebih mewah kelak di akhirat?

    Pertanyaan Ali tidak bisa dijawab oleh Ala. Pada mulanya ia brfikirbahwa khalifah hanya layak dijamu di istananya yang mewah dan megah itu,tapi ternyata sang khalifah bukanlah orang dunia. Ia tidak memandangdunia lebih dari sayap nyamuk. Kekuasaan yang digenggamnya tidak lebihdari sekedar sarana untuk beribadah kepada Allah dengan cara melayanimakhluk-makhluk-Nya, yang bernama manusia. Ia menguasai dunia, tapitidak dikuasai dunia.

    Melihat perubahan mimik dan perwajahan tuan rumah, Ali bin Abi Thalib segera dapat menangkapnya. Apalagi sebelumnya ia telahmengetahui bahwa tuan rumah mendapatkan kekayaannya melalui jerih

    payahnya sebagai saudagar, bukan dari hasil nepotisme.Oleh karenanya, Khalifah Ali segera menyampaikan pesannya: Wahai

    Ala, engkau bisa menjadikan rumahmu yang besar ini sebagai kendaraanyang akan mengantarkanmu pada rumah yang lebih besar di akhirat kelak.

    Betapa gembiranya tua rumah mendengar pernyataan khalifah yangbijak itu. Ia segera menyambutnya dengan pertanyaan: Bagaimanakahcaranya, wahai Amirul Mukminin?

    Ali menjawab : Engkau buka rumahmu ini untuk para tamu yangmenghajatkannya, ikat silaturrahim di antara kaum Muslimin, bela dantampakkan hak-hak kaum Muslimin di rumahmu, jadikan rumah ini sebagaitempat pemenuhan hajat saudara-saudara sesama Islam, dan jangan batasihanya untuk kepentingan dan keserakahan dirimu semata-mata.

    Puas dengan pernyataan dan jawaban Khalifah, tuan rumahmemanfaatkan kesempatan langka itu untuk mengajukan permasalahannyayang lain. Ia bertanya: Wahai Amirul Mukminin, aku mempunyai seorangsaudara. Dia telah mngubah total cara hidupnya.

    Dia sekarang hanya berkhalwat di tempat-tempat sunyi, berpakaiankumuh, meninggalkan pekerjaan, bahkan menelantarkan keluarganya.Saudaraku yang bernama Ashim bin Ziyad al-Haritsi ini selalu mengatakan:

    23

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    24/43

    Semua itu aku lakukan semata-mata hanya ingin mendekatkan diri kepadaAllah SWT. Apakah sikap dan perbuatan saudaraku itu benar?

    Ali bin Abi Thalib meminta agar Ashim dihadirkan kehadapannya. Didepan Ashim, khalifah berkata agak keras. Wahai Ashim, orang yang telahmemusuhi dirinya sendiri!! Sungguh syaitan telah memperdaya akalmu.Mengapa engkau telantarkan anak dan istrimu dengan alasan ingin

    mendekatkan diri kepada Allah?Apakah kau kira bahwa Allah yang menciptakan alam semesta beserta

    seluruh kenikmatannya itu tidak rela jika kau gunakan kenikmatan itu secaratepat? Demi Allah, tidak begitu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah!!!

    Merasa tersudut, kemudian Ashim menjawab: Wahai AmirulMukminin, aku lakukan semua ini semata-mata karena ingin menirukezuhudan dan kesehajaanmu. Engkau hidup susah, akupun demikian.Engkau berpakaian kasar, akupun meniru. Engkau cukupkan dengan makansekeping roti, akupun mencontohimu. Engkau adalah panutanku, wahai

    Amirul Mukminin.Menghadapi jawaban Ashim, Ali mencoba untuk mengklarisikasi dan

    mendudukkan persoalan pada tempatnya. Ia berkata: Wahai Ashim, aku

    berbeda dengan kamu. Aku memegang kekuasaan khalifah kaum muslimin,sedangkan kamu tidak. Di bahuku terpikul amanat yang amat berat,sedangkan kamu tidak demikian. Aku mengenakan jubah kepemimpinan,sedangkan kamu adalah rakyat yang aku pimpin.

    Tanggungjawab seorang pemimpin di hadapan Allah itu teramatsangat berat. Allah mewajibkan para pemimpin untuk berbuat adil kepadasetiap rakyatnya, sedangkan rakyat yang paling lemah adalah standar bagidirinya. Seorang pemimpin selayaknya hidup seperti rakyatnya yang palingsederhana agar tercipta solidaritas dan perasaan senasib seperjuangan. Olehkarena itu, di bahuku ada kewajiban yang harus kutunaikan, sedangkandibahumu ada kewajiban lain yang harus engkau laksanakan...(Dikutip dari: Mencari Rezeki Halal oleh Harun Arrasyid)

    Riwayat ini menegaskan bahwa Sayyina Ali ra yang terkenal dengan julukan sebagai pintu ilmu, telah membenarkan sikap Ala untuk menjadikaya dan menikmati kekayaannya serta menjadikannya sebagai sarana untukmenggapai kemenangan akhirat. Pada saat yang sama Sayyidina Ali mencelasikap Ashim yang meninggalkan dunia walaupun dengan alasan untukmendekatkan diri kepada Allah dan mencontoh kehidupan Sayyidina Ali.

    4. Hujjah Dari Imam Jafar al-ShadiqSufyan al-Tsury yang hidup di kota Madinah, datang mengunjungi

    Imam Jafar al-Shadiq ra. Dia melihat Imam memakai pakaian yang rapi dansangat elok, bagaikan tabir halus yang memisahkan antara kuning telurdengan putihnya. Sufyan mengkritik: Anda tidak selayaknya menceburkandiri Anda dalam kemewahan duniawi. Dari andalah diharapkan ketaqwaan,kezuhudan, dan sifat menghindari dunia.

    Lalu Imam berkata: Dengar baik-baik hai Sufyan. Akan aku katakansesuatu yang berguna untuk dunia dan akhiratmu. Apabila engkau keliru dantidak mengetahui pandangan agama Islam yang sebenarnya tentang perkaraini, maka ucapanku ini akan betul-betul berguna. Namun, kalau maksudmuuntuk berbuat sesuatu yang bidah dan menyelengkan ajaran agama, itu soal

    24

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    25/43

    lain, dan kata-kataku ini tidak akan ada gunanya. Mungkin engkaumengamalkan cara hidup Rasulullah dan sahabat-sahabatnya yang faqir danbersahaja pada zaman dulu, kemudian engkau mengira bahwa itumerupakan satu jenis taklif (kewajiban) bagi setiap muslim sampai harikiamat.

    Namun aku katakan kepadamu, bahwa Nabi hidup di suatu masa dan

    keadaan di mana kesengsaraan, kemiskinan, dan kesempitan melandamereka. Rata-rata kaum muslimin saat itu tidak memiliki bahan keperluan

    pokok untuk hidup. Kehidupan Nabi dan sahabat-sahabatnya pada masa itumemang disebabkan oleh situasi dan kondisi yang menimpa semua orang.

    Tapi kalau hidup di suatu masa di mana keperluan-keperluan hidupmudah didapatkan dan kondisinya mengizinkan kita untuk menikmati

    pemberian-pemberian Ilahi, maka yang paling berhak menikmati karunia dannikmat-nikmat Allah tersebut adalah orang-orang saleh dan bertaqwa, bukanorang-orang fasiq; orang-orang muslim bukan orang-orang kafir.

    Aib apa yang engkau lihat pada diriku? Demi Allah, meskipun sebagaimana engkau lihat- aku menikmati pemberian-pemberian dannikmat-nikmat Ilahi ini, tapi sejak masa baligh-ku sampai sekarang, tidak

    pernah malam dan siang berlalu tanpa aku menyadari apakah hak orang lainmasih ada di tanganku atau tidak. Kalau ada, segera aku lunasi dankusampaikan kepadanya.

    Sufyan diam dan tidak bisa menjawab penjelasan Imam Jafar al-Shadiq. Dia keluar dengan hati yang kalah. Dia pergi ke tempat sahabat-sahabat sufinya dan menceritakan apa yang terjadi antara dia dengan Imam

    Jafar. Mereka berembuk untuk menemui Imam Jafar beramai-ramai untukmendiskusikan hal tersebut. Setelah sepakat, mereka datang dan berkata:Sahabat kami tidak bisa menjawab Anda dengan dalil yang kuat. Kini kamidatang untuk menjelaskan kepada Anda alasan-alasan kami. Katakanlahdalil-dalil kalian, kata Imam Jafar.

    Dalil kami adalah al-Quran. Apakah ada dalil lain yang lebih baik dari

    al-Quran?. Coba sebutkan, aku bersedia mendengarnya. Ada dua ayatdalam al-Quran yang kami ambil sebagai dalil untuk membuktikankebenaran kami dan ajaran tarikat kami. Dan ini cukup bagi kami. Allah SWTmemuji sekumpulan sahabat dalam al-Quran, yakni firman Allah:Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman(Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang

    yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalamhati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang-orangMuhajirin): dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas dirimereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yangdipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.(al-Hasyr : 9)

    Dalam ayat lain Allah berfirman: Dan mereka memberikan makananyang disukainya kepada orang-orang miskin, anak yatim dan orang-orangyang ditawan. (al-Insan : 9)

    Ketika hujjah para sufi itu sampai di sini, seseorang yang hadirberkomentar dari kejauhan, Sejauh yang aku ketahui, kalian sendiri tidakmempercayai apa yang kalian ucapkan itu. Kalian hanya ingin agar merekamenjauhi harta benda mereka, lalu memberikannya kepada kalian, dan padagilirannya kalianlah yang menikmati semua itu. Karena itu, tidak pernah

    25

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    26/43

    tampak kalian menghindari makanan-makanan yang lezat!!. Tidak adagunanya engkau terburu-buru mengucapkan kata-kata itu.. Imam Jafarmenegur orang yang berkata tadi.

    Lalu beliau menghadap para sufi dan berkata: Pertama-tama, apakahkalian bisa membedakan antara muhkan dan mutasyabih, nasakh danmansukh yang ada dalam al-Quran ketika kalian berargumentasi dengan

    ayat-ayat suci al-Quran? Kesesatan yang menimpa umat Islam ini adalahkarena mereka berpegang pada suatu ayat, tanpa mengetahui pengertian

    yang benar dari al-Quran? Sebenarnya kami hanya tahu secara garis besartentang ilmu al-Quran ini, tidak terlalu sempurna. Mereka menjawab.Itulah letak kesalahan kalian.Kata Imam Jafar.

    Hadits-hadits Nabi adalah sama juga seperti ayat-ayat al-Quran.Untuknya diperlukan pengetahuan dan pengertian yang sempurna. Ayat-ayatal-Quran yang kalian baca tadi, bukan merupakan dalil yang mengharamkankita menikmati pemberian-pemberian Ilahi Azza Wa Jalla. Ayat itu berkenaandengan pengorbanan dan pemberian infaq. Ayat itu memuji suatu kaum padasuatu masa tertentu, karena mementingkan orang lain lebih dari pada dirimereka sendiri, dan memberikan hartanya yang halal kepada mereka.

    Namun kalau mereka tidak melakukan semua itu, bukan berarti mereka telahberbuat ingkar dan dosa. Allah tidak mewajibkan mereka berbuat demikian,dan pada waktu yang sama tidak juga melarang mereka. Kaum Ansharberkorban dan mementingkan kaum Muhajirin berdasarkan rasa ihsan dan

    panggilan hati nurani mereka, karenanya Allah SWT akan memberikanganjaran kepada mereka.

    Dengan demikian, ayat itu tidak membuktikan kebenaran dakwaankalian, karena kalian melarang dan mencela orang-orang yang menikmati

    pemberian-pemberian dan harta-harta yang Allah telah anugrahkan kepadamereka. Sahabat Nabi pada waktu itu terlalu banyak menginfakkan danmengorbankan hak milik mereka, sampai turun wahyu Allah yang membatasi

    perbuatan mereka tadi. Wahyu yang datang kemudian me-mansukh-kan

    amal perbuatan mereka. Seharusnya kita mengikuti wahyu yang datangbelakangan, bukan asal mengikuti perbuatan mereka sebelumnya.

    Allah, berdasarkan rahmat-Nya yang tersendiri dan demi kepentinganorang-orang Mukmin, melarang seseorang menyengsarakan diri dankeluarganya dengan memberi apa yang ada di tangannya kepada orang lain,karena dalam keluarganya terdapat orang-orang yang lemah, anak-anakkecil, dan orang-orang tua yang tidak dapat memikul semua itu. Seandainyaaku memiliki beberapa keping roti, dan ku-infakkan semuanya, sedangkankeluargakulah yang berhak menerimanya, maka mereka akan matikelaparan...........

    Ketika Nabi mendengar seorang Anshar wafat, meninggalkan anak-anak yang masih kecil, sedangkan hartanya yang tidak seberapa itudiinfakkan di jalan Allah, beliau bersabda: Kalau sebelum ini kalian beritahuaku, maka aku tidak akan memperkenankan dia dikebumikan di pekuburanorang-orang Muslim. Dia meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil-kecil,lalu ia buka tangannya untuk orang lain.

    Selain itu, nash al-Quran melarang cara dan infaq kalian. Allahberfirman: (orang-orang Mukmin) adalah orang-orang yang apabilamenginfakkan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir,dan adalah infak itu di tengah-tengah antara yang demikian. Banyak ayat-

    26

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    27/43

    ayat al-Quran yang melarang berinfak secara berlebihan sebagaimanamelarang sifat bakhil dan kikir. Al-Quran telah menentukan batas tengahdan kesederhanaan dalam amal ini. Ia tidak membenarkan seseorangmemberikan setiap yang dimilikinya kepada orang lain, dan membiarkandirinya sendiri hidup dalam keadaan sengsara; kemudian mengangkattangannya dan berdoa: Ya Allah, limpahkanlah rezeki-Mu kepada hamba-Mu

    ini, Allah tidak akan mengabulkan doa seperti ini. Rasulullah saw bersabda: Allah tidak akan mengabulkan doa beberapa golongan, yakni:......... 5).Seseorang yang telah mendapatkan harta yang banyak dari Allah, lalu habisdisebabkan oleh infak dan pemberiannya yang berlebih-lebihan, kemudiandia mengangkat tangannya dan berdoa: Ya Allah, limpahkanlah rizki-Mu

    padaku Dalam jawabannya Allah akan berkata: Bukankah Aku telahberikan kepadamu rizki yang banyak? Kenapa kau tidak bersahaja?Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu agar bersahaja dalam infak?Bukankah telah Kularang berinfak tanpa perhitungan dan berlebihan?.

    Di dalam al-Quran, Allah SWT mengajarkan cara berinfak yang benar,khususnya kepada Nabi saw. Suatu hari, Nabi saw memegang beberapakeping uang emas. Beliau mau menginfakkan semuanya untuk fakir miskin

    karena tidak mau memilikinya walau untuk satu malam. Kemudian beliauinfakkan semuanya dan diberikannya ke kanan dan ke kiri dalam satu hari.Besoknya, ada seseorang datang dan mendesak meminta pertolongan Nabi.Beliau tidak memiliki apa-apa untuk diberikan kepada peminta ini. Karenanyabeliau merasa sangat sedih hati. Lalu turunlah ayat al-Quran yangberkenanaan dengan cara berinfak: Dan janganlah kamu jadikan tanganmuterbelenggu pada lehermu, dan janganlah kamu terlalu menghulurkannya;karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. (al-Isra : 29)

    .........................Aku ingin mengingatkan kalian pada suatu hadits yang diriwayatkan

    ayahku, beliau meriwayatkan dari ayahnya sampai kepada Nabi saw,bahwasanya Nabi saw bersabda: Sesuatu yang paling menakjubkan adalah

    keteguhan iman seseorang Mukmin dalam keadaan yang jika badannyadiputus sepotong-potong dengan pisau, maka semua itu merupakankebaikan dan kebahagiaan baginya. Dan jika kekuasaan Barat dan Timurdiberikan kepadanya, inipun merupakan kebaikan dan kebahagiaanbaginya.

    Kebaikan seorang Mukmin tidak seharusnya ada dalamlingkaran kefakiran dan kemiskinan. Kebaikannya berangkat darihakikat iman dan aqidahnya dalam segala keadaan, apakah jatuhfakir dan miskin, atau kaya dan berkecukupan. Semua itu tidakmengubahnya untuk menjalankan kewajibannya dengan cara yangterbaik. Inilah yang dikatakan sebagai keadaan paling menakjubkandari seorang Mukmin di mana setiap kejadian, kesusahan ataukesenangan, baginya adalah baik dan membahagiakan.

    .......................Ada beberapa perkara di mana kaum muslim wajib atau tidak

    mengeluarkan infaknya, seperti zakat atau kaffarah (denda). Andaikan kitadifinisikan zuhud sebagai menghindar dari kehidupan dan keperluan-keperluan hidup, dan andainya semua orang mengikuti kemauan kalian-menjadi zuhud dan berpaling dari kehidupannya sehari-hari, makabagaimanakah nasib infak-infak wajib seperti zakat dan kaffarah? Bagaimana

    27

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    28/43

    pula nasib zakat-zakat wajib seperti emas, perak, kambing, unta, sapi,kurma, kismis, dan lain sebagainya? Bukankah maksud yang tersirat dari

    pemberian infak adalah agarorang-orang yang tidak mampu bisa hiduplebih baik, dan mereka bisa menikmati anugrah-anugrah Ilahi itu.

    Inilah sebenarnya maksud yang tersirat di balik penentuan hukum-hukum tersebut. Kalau motivasi agama adalah menjadi fakir, dan

    hidup dalam kesengsaraan adalah puncak tertinggi dari tarbiyahdiniyah (pendidikan agama), itu berarti bahwa orang-orang fakirtelah berhasil mencapai puncak tersebut dan mereka tidak bolehdiberi apapun agar tetap dapat dalam keadaan yang baik danberbahagia. Pada gilirannya merekapun tidak boleh menerimasetiap pemberian agar tetap dalam suasana mereka yang selaluberbahagia.

    Kalau apa yang kalian ucapkan itu benar, maka selayaknya setiaporang tidak menyimpan harta. Apa yang ia peroleh harus diinfakkan. Dengandemikian kewajiban membayar zakat tidak perlu ada lagi. Maka jelas bahwaapa yang kalian anut dan sebarkan, adalah satu ajaran dan tarikat yangsalah dan berbahaya. Dan ajaran ini berasal dari kejahilan dan

    ketidakfahaman kalian akan al-Quran dan hadits-hadits Nabi saw.Coba kalian jawab argumenku berikut ini mengenai kisah Nabi

    Sulaiman bin Daud as. Beliau memohon sesuatu kekuasaan dari Allah SWTyang tidak akan diperoleh siapapun sepeninggalnya: Dan anugrahkanlahkepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku.(Shaad : 35). Dan Allahpun memberikan kepadanya.

    Nabi Sulaiman tidak menginginkan sesuatu kecuali yang haq. Dalamhal ini, baik Allah SWT atau orang-orang mukmin, tidak mencela NabiSulaiman karena memohon kekuasaan yang begitu besar dari Allah. Begitu

    juga halnya dengan Nabi Daud as yang datang sebelumnya.Dalam kisah Nabi Yusuf, beliau berkata kepada Raja: Jadikanlah aku

    bendaharawan negara (Mesir) sesungguhnya aku adalah orang yang pandai

    menjaga lagi berpengetahuan. (Yusuf : 55). Akhirnya beliau menanganisemua urusan negara yang terbentang luas dari Mesir sampai Yaman....., Initidak menyebabkan Yusuf lupa pada yang haq, dan Allah pun tidakmencelanya di dalam al-Quran. Begitu juga dengan kisah Dzul Qarnain,seorang hamba yang cinta kepada Allah dan dicintai oleh-Nya. Kepada DzulQarnain, Allah memberikan kemudahan-kemudahan dan kekuasaan dunia,dari Barat sampai ke Timur.

    Hai orang-orang sufi..!!, Tinggalkanlah jalan yang tidak benar itu.Tunjukkanlah adab Islam yang sebenarnya. Jangan melampaui perintah danlarangan Allah, dan jangan pula mengurangi perintah-perintah-Nya. Jangankalian ceburkan diri kalian ke dalam masalah-masalah yang kalian tidakketahui. Tuntutlah ilmu-ilmu itu dari ahlinya. Kenalilah perbedaan antaranaskh dan mansukh, muhkam dan mutasyabih, serta halal dan haram.Semua itu akan lebih baik dan mudah bagi kalian, serta dapat menjauhkankalian dari kejahilan....... Demikianlah petikan ucapan Imam Jafar al-Shadiq.(Dikutip dari : Mencari Rezeki Halal, Harun Arrasyid)

    Ucapan Imam Jafar yang jelas dan terang benderang ini tidak perludikomentari lagi.

    5. Hujjah Dari Imam Ahmad dan Imam Qurthubi

    28

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    29/43

    Pada suatu ketika, Imam Ahmad pernah ditanya mengenai laki-lakiyang duduk saja di rumah atau di masjid dan berkata, Aku tidak akanbekerja apapun sehingga rezeki datang kepadaku. Maka Imam Ahmadberkata, Sungguh, orang ini tidak memiliki pengetahuan. Sebenarnya,Rasulullah saw. telah bersabda: Sesungguhnya Allah telah menjadikanrezekiku berada di bawah bayangan panahku. Beliau juga bersabda, Jika

    kamu bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, tentu Diaakan memberimu rezeki sebagaimana Dia telah memberi rezeki kepadaburung yang pada pagi hari dalam keadaan lapar dan pada sore hari telahkenyang. Lalu Imam Ahmad menyimpulkan, Para sahabat juga bekerja dikebun-kebun mereka, dan sudah seharusnya apabila kita mencontohmereka.

    Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagiankarunia Allah, dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah.(Al-Muzammil : 20)

    Imam Qurthubi berkata; Dalam ayat-ayat tersebut Allah menyamakanderajat pejuang di jalan Allah dengan orang yang mencari harta yang halal

    untuk menafkahi dirinya dan keluarganya, berbuat kebaikan dan keutamaan.Karena itulah Ibnu Umar berkata; Tidaklah Allah menciptakan kematiansetelah kematianku di jalan Allah yang mana kematian tersebut lebih akucintai daripada mati di antara tempat duduk untaku yang di sana akubepergian mencari keutamaan (rezeki) dari Allah. (Tafsir al-Qurthubi, jil 19,hal. 49)

    6. Hujjah Dari Ibn Qayyim al-Jauzi dan Imam al-GhazaliAbdul Azim dalam Economic Thought of Ibn al-Qayyim menukilkan:

    Islam sebenarnya menyuruh kita kaya. Ibn al-Qayyim dengan jelasmenyatakan kedudukan berharta dan berpengaruh adalah lebih utamaasalkan seseorang itu menjadi lebih bersyukur kepada Tuhan dan tahu

    melaksanakan tanggungjawabnya pada orang lain yaitu tidak mementingkandiri sendiri. Ibn Qayyim menyatakan zuhud adalah sikap kerohanian manusiayang tidak terpesona keduniaan, kemudian menjadikan seseorang itu tidakmenempatkan kekayaan dan kedudukan dunia sebagai tujuan kehidupannya.Orang kaya mampu mencapai dan memiliki sikap kerohanian ini, tetapi orangmiskin mungkin sukar mencapainya.

    Imam al-Ghazali dalam Ihya menukilkan: Diriwayatkan bahwa NabiIsa AS melihat seorang laki-laki dan berkata; Apa yang kau kerjakan? Laki-laki itu menjawab; Aku sedang beribadah. Nabi Isa bertanya ; Siapa yangmemberimu nafkah? ia berkata; Saudara lelakiku kemudian Nabi Isaberkata; Saudara lelakimu lebih beribadah dibandingkan denganmu.

    7. Hujjah Dari Kisah Sufi KayaDikisahkan suatu ketika, seorang guru merekomendasikan kepada

    muridnya untuk berguru kepada seorang sufi ternama. Setelah melewatiperjalanan yang amat panjang, sang murid akhirnya bisa bertemu denganguru yang dimaksud.

    Betapa kagetnya setelah ia mengetahui rumahnya yang mewahbagaikan istana raja. Ia bertanya kepada para tetangganya, apakah betul

    29

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    30/43

    bahwa istana itu tempat tinggal sang Sufi sebagaimana direkomendasikanoleh gurunya. Semuanya menjawab ya.

    Lebih kagum lagi setelah si pemilik istana itu datang dengan pakaianyang mewah dan kendaraan yang luar biasa bagusnya. Sang murid bertanya-tanya dalam hatinya, apakah benar yang dimaksudkan oleh gurunya. Akantetapi karena terlanjur sudah menempuh perjalanan jauh yang sangat

    melelahkan, iapun menjumpai Sufi yang kaya raya tersebut. Setelahmenyampaikan salam dari gurunya, iapun menyampaikan maksud dantujuannya.

    Betapa kagetnya sang murid setelah mendengar kata-kata yang keluardari lisan Sufi yang kaya raya itu. Ia berkata, Tolong sampaikan salam sayakembali kepada gurumu. Aku berpesan agar dia tidak selalu sibuk denganurusan dunia.

    Bagaikan disambar petir di siang hari. Bagaimana mungkin orang kayaraya itu memeberikan nasihat kepada gurunya yang jauh dari kehidupandunia agar tidak sibuk dengan urusan dunia. Bukankah yang lebih sibukmengurus dunia adalah orang kaya tersebut? Ia pamit pulang, tidak jadiberguru kepada orang yang direkomendasikan oleh gurunya.

    Sesampai di padepokan gurunya, ia melaporkan semua kejadian yangdialaminya, termasuk nasihat orang kaya itu kepada gurunya. Sang muridlebih tidak mengerti lagi setelah sang guru yang sangat dihormati ituternyata menangis dan membenarkan nasihat orang kaya raya tersebut.

    Sang guru akhirnya menjelaskan bahwa orang kaya raya yangdijumpai oleh muridnya itu memang memiliki istana yang mewah, kendaraanyang bagus, dan selalu berpakaian indah. Tanah perkebunannya luas sertamemiliki pabrik yang mempekerjakan banyak karyawaan. Namun demikian,harta yang melimpah itu tidak menyebabkannya lalai dan lupa kepada Allah.

    Hartanya tidak mengganggu dzikirnya kepada Allah. Ia tidak sombongkarena hartanya dan jika sewaktu-waktu hartanya diambil oleh pemiliknya,Allah, iapun tidak merasa terhina karenanya. Ia memandang harta biasa-

    biasa saja.Sementara saya, kata sang guru, biar tidak punya harta yang

    melimpah, tapi hari-hari masih disibukkan untuk memikirkan harta. Bahkanboleh jadi saya, kata sang guru, lebih sibuk memikirkan urusan harta daripada sufi yang kaya raya tersebut.

    Sufi kaya raya inilah yang dimaksudkan oleh Allah dalam al-Quran:Bertasbih kepada Allah di rumah-rumah yang diperintahkan untuk

    dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalanya, pada waktu pagi dan waktupetang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula olehjual beli dari mengingat Allah, dan dari mendirikan salat, dan dari membayarzakat. Mereka takut kepada suatu hari yang di hari itu hati dan penglihatanmenjadi goncang. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allahmemberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa

    yang mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepadamereka. Dan Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpabatas.(al-Nur : 36-38)

    Maka dengan demikian, jelaslah hujjah bahwa kaya raya adalahdibolehkan kepada kaum muslimin menurut dalil-dalil syari sebagaimanadijelaskan di atas. Bahkan pada keadaan seperti sekarang ini, dimana

    30

  • 8/9/2019 Konsep & Paradigma KayaSejati

    31/43

    kebanyakan kaum muslimin adalah fakir-miskin dan dalam keadaan tertndasoleh musuh-musuhnya, maka menjadi kaya raya adalah kewajiban (fardhukifayah) dibebankan kepada sekelompok orang yang ingin berjihad denganhartanya.

    3. Jenis Kaya Yang Wajibkan

    Sebagai seorang muslim yang bercita-cita menegakkan Islam dalamkehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat, menjadi kaya adalah sebuahkewajiban. Karena dengan kekayaan yang dimiliki akan digunakan untukmenegakkan Islam sebagaimana diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.Walaupun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama Islam, mana yanglebih utama antara miskin yang bersabar dengan kaya yang bersyukur, maka

    menjadi hak masing-masing individu muslim untuk memilih pola kehidupanyang akan dijalankannya masing-masing dengan penuh pengetahuan dankesadaran. Jika ada yang memilih untuk menjadi miskin yang bersabar, maka

    janganlah ia menghina atau melecehkan saudaranya yang bercita-citamenjadi seorang kaya yang bersyukur. Untuk menjadi miskin jalan amatlahmudah, cukup dengan malas bekerja, berleha-leha, pasrah dengan yang adamaka kemiskinan akan datang. Perjuangan menjadi miskin tidaklah sesusahperjuangan menjadi kaya yang memerlukan strategi sampai kehati-hatiandalam memilih yang halal. Menjadi kaya bukanlah hambatan untukmelakukan amal saleh sebagaimana amal saleh kaum miskin, bahkankekayaan akan menambah banyak lagi amal saleh yang diperintahkanagama. Bagi mereka yang telah berazam untuk menjadi kaya dalam

    kemunduran kaum muslimin saat ini, adalah sebuah kewajiban yang tidakperlu diperdebatkan keutamaannya.

    Kaya seperti apakah yang ingin Anda dapatkan dalam kehidupan ini.Apakah seperti kayanya orang-orang yang telah menghalalkan segala carauntuk mendapatkan kekayaan pribadi dengan merugikan orang lain sepertipara pengedar narkoba? Apakah kaya raya seperti para koruptor yangmengambil milik rakyat untuk kepentingan pribadinya? Apakah seperti orang-orang yang kaya karena serakah mengeksploitasi alam, menggunduli hutansehingga menimbulkan bencana kepada masyarakat? Apakah kaya sepertipara bintang dan artis yang hidupnya gemerlap? Apakah semua pekerjaanakan Anda jalankan, asalkan Anda dapat kaya? Tentu tidak. Bukan seperti ituyang Anda inginkan, karena bertentangan tengan hati nurani Anda,

    bertentangan dengan kebiasaan masyarakat Anda dan pasti bertentangandengan agama yang Anda yakini. Menjadi seorang kaya yang merugikanorang lain, merugikan masyarakat dan Negara, tidak mungkin akan Andatempuh jika Anda mengharapkan kebahagian, keagungan dan kemuliaan.

    Kenyataannya menjadi kaya saja tidak cukup untuk mendapatkankebahagian, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Itulah sebabnya, jikaorang kaya ingin mendapatkan kebahagian, maka dia juga harus menjadiorang yang mengikuti jalan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya,

    31