Konsep Medis dan Asuhan Keperawatan Dermatitis

18
BAB I KONSEP MEDIS 2.1. Pengertian Dermatitis adalah peradangan pada kulit ( inflamasi pada kulit ) yang disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukan sisik. ( Brunner dan Suddart, 2000 ) Dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal. (www.blogdokter,net2007 ) 2.2. Klasifikasi 1. Dermatitis kontak Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan bahan iritan eksternal yang mengenai kulit. Dermatitis kontaki terbagi 2 yaitu : Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunologik) Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik spesifik) Perbedaan Dermatitis kontak iritan dan kontak alergik

description

Konsep Medis dan Asuhan Keperawatan Dermatitis

Transcript of Konsep Medis dan Asuhan Keperawatan Dermatitis

BAB IKONSEP MEDIS2.1. Pengertian

Dermatitis adalah peradangan pada kulit ( inflamasi pada kulit ) yang disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukan sisik. ( Brunner dan Suddart, 2000 )Dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal. (www.blogdokter,net2007)

2.2. Klasifikasi

1. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan bahan iritan eksternal yang mengenai kulit.

Dermatitis kontaki terbagi 2 yaitu :

Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunologik)

Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik spesifik) Perbedaan Dermatitis kontak iritan dan kontak alergik

No.Dermatitis kontak iritanDermatitis kontak alergik

1.PenyebabIritan primerAlergen kontak S.sensitizer

2.PermulaanPada kontak pertamaPada kontak ulang

3.PenderitaSemua orangHanya orang yang alergik

4.LesiBatas lebih jelas

Eritema sangat jelasBatas tidak begitu jelas

Eritema kurang jelas

5.Uji TempelSesudah ditempel 24 jam, bila iritan di angkat reaksi akan segeraBila sesudah 24 jam bahan allergen di angkat, reaksi menetap atau meluas berhenti.

2. Dermatitis atopik

Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal dan umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, tempatnya dilipatan atau fleksural.

3. Dermatitis numularis

Merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran sebesar uang logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas.

4. Dermatitis seboroik

Merupakan golongan kelainan kulit yang didasari oleh factor konstitusi, hormon, kebiasaan buruk dan bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada muka terdapat di sekitar leher, alis mata dan di belakang telinga.2.3. EtiologiPenyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. (Arief Mansjoer.1998.Kapita selekta)

Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam, basa), fisik (sinar matahari, suhu), mikroorganisme (mikroorganisme, jamur).

2. Dalam (endogen) misalnya dermatitis atopik.2.3. Patofisiologi1. Dermatitis KontakDermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV ialah hipersenitivitas tipe lambat. Patogenesisnya melalui dua fase yaitu fase indukdi (fase sensitisasi) dan fase elisitasi. Fase induksi ialah saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai limfosit mengenal dan memberikan respon, memerlukan 2-3 minggu. Fase elesitasin ialah saat terjadi pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbul gejala klinis Pada fase induksi, hapten (proten tak lengkap) berfenetrasi ke dalam kulit dan berikatan dengan protein barier membentuk anti gen yang lengkap. Anti gen ini ditangkap dan diproses lebih dahulu oleh magkrofak dan sel Langerhans, kemudian memacu reaksi limfoisit T yang belum tersensitasi di kulit, sehingga terjadi sensitasi limposit T, melalui saluran limfe, limfosit yang telah tersensitasi berimigrasi ke darah parakortikal kelenjar getah bening regional untuk berdiferensiasi dan berfoliferasi membentuk sel T efektor yang tersensitasi secara spesifik dan sel memori. Kemudian sel-sel tersebut masuk ke dalam sirkulasi, sebagian kembali ke kulit dan sistem limfoid, tersebar di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan sensetivitas yang sama di seluruh kulit tubuh.Pada fase elisitasi, terjadi kontak ulang dengan hapten yang sama atau serupa. Sel efektor yang telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu menarik berbagai sel radang sehingga terjadi gejala klinis.2. Dermatitis AtopikBelum diketahui secara pasti. Histamin dianggap sebagai zat penting yang memberi reaksi dan menyebabkan pruritus. Histamin menghambat kemotaktis dan emnekan produksi sel T. Sel mast meningkat pada lesi dermatitis atopi kronis. Sel ini mempunyai kemampuan melepaskan histamin. Histamin sendiri tidak menyababkan lesi ekzematosa. Kemungkinan zat tersebut menyebabkan prutisus dan eritema, mungkin karena gerakan akibat gatal menimbulkan lesi ekzematosa.Pada pasien dermatitis atopik kapasitas untuk menghasilkan IgE secara berlebihan diturunkan secara genetik3. Neurodermatitis Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter bervariasi 5 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk krusta. bagian tubuh4. Dermatitis StatisAkibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan melebar. Terlihat berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan dan terjadilah edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula tampak merah berubah menjadi hemosiderin. Akibat garukan menimbulkan erosi, skuama. Bila berlangsung lama, edema diganti jaringan ikat sehingga kulit teraba kaku, warna kulit lebih hitam5. Dermatitis SeiboroikaMerupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau kasar; krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi. Tempat kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum. Pada kulit kepala terdapat skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila basah disebutpytiriasis steatoides ; disertai kerontokan rambu2.4. Manifestasi Klinis

Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama pruritus (gatal), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka (terutama palpebra dan bibir), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.

a) Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.b) Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi kusta.c) Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.2.5. Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan penunjang :a) Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).b) Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi4. Laboratorium a) Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin

b) Urin : pemerikasaan histopatologi

2.6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis dan keperawatan dermatitis melalui terapi yaitu :a) Terapi sitemik Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin, antiserotonin, antigraditinin, arit SRS A dan pada kasus berat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.b) Terapi topical Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak kocok bila kronik diberi saleb.c) Diet Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP ) Contoh : daging, susu, ikan, kacang-kacangan, jeruk, pisang, dan lain-lainManajemem keperawatan pada pasien Dermatitis seboroik a) Sarankan pada pasien untuk menghindari iritasai dari luar, factor pemicu yang menyebabkan muncul lagi dermatitis seboroik ulangan, dan menyarankan untuk tidak sering menggaruk area yang gatal.b) Diskusikan pada pasien untuk menghindari udara ke kulit dan selalu menjaga kebersihan pelipatan pada kulit dan usahakan supaya tetap kering.c) Instruksikan untuk menggunakan shampoo dan menghindari kebiasaan yang burukd) Beritahu pasien bahwa dermatitis seboroik adalah masalah yang sangat kronik dan tidak tertutup kemungkinan untuk muncul lagi.e) Ajarkan pada pasien menempelkan cara-cara untuk mengghindari dermatitis.

Web of Caution (WOC)

BAB IIASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian

1. Identitas Diri

Nama

:

Usia

: semua usia

Jenis Kelamin

: laki-laki : perrempuan = 1:1

Tempat Tinggal: pada daerah yang sanitasi lingkungannya buruk.Pekerjaan

: sering pada orang yang pekerjaanya sering terpapar

bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam, basa), dan

sinar matahari. 2. Keluhan Utama

Klien mengeluh kulitnya gatal, edema, dan kemerahan. 3. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien mengatakan kulitnya gatal-gatal, kemerahan, edema, suhu tubuh meningkat, terdapat eksudat pada kulit yang masih basah.

4. Riwayat Penyakit DahuluKlien mengatakan pernah mengalami alergi makanan, suhu dan bahan kimia seperti deterjen, oli, semen, asam dan basa. 5. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan ada anggota keluarga yang mengidap asma, alergi makanan, dan alergi suhu.

6. Refiew Of System

B1

Normal

B2

Kulit kemerahan

Eksudat

Edema

Suhu tubuh meningkat B3

Nyeri Skala Nyeri 2 3 ( dari skala 0-10 )

Cemas, malu, takut

Perubahan pola tidur

Berhati-hati dalam menggerakan tangan B4

Normal

B5

Normal

B6

Paparan bahan iritan eksternal yang mengenai kulit.

Kelainan kulit pada muka terdapat di sekitar leher, alis mata dan di belakang telinga. Lesi berukuran sebesar uang logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas Mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, tempatnya dilipatan atau fleksural.2.2 Analisa Data

NoDataMasalahEtiologi

1DS :

Klien mengatakan kulitnya gatal-gatal

Klien mengatakan terdapat bentol-bentol pada kulit daerah tangan

DO :

Kulit klien tampak kemerahan

Terdapat eksudat pada seluruh tangan.

Kerusakan integritas kulitPapul-papul terlokalisasi eritema, vesikel basah di daerah kontak, vesikel pecah dan membentuk kusta, pruritus.

2DS : Klien mengatakan kulitnya terasa perih

Klien mengatakan perinya terjadi saat eksudat pecah

Klien mengatakan perihnya hanya berlangsung selama 2-3 menit

Klien mengatakan perinya terasa pada sekitar tangan yang alergi.

Klien mengatakan ia susah tidur apabila tangannya perih.

DO :

Skala nyeri 2 ( dari skala 1-10 )

Klien tampak cemas

Klien berhati-hati dalam menggerakan tangannya.Nyeri akutKerusakan jaringan

2.3 Diagnosa Keperawatan1) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritan lingkungan sekunder akibat dermatitis yang ditandai dengan klien mengatakan kulitnya gatal-gatal, klien mengatakan terdapat bentol-bentol pada kulit daerah tangan, kulit klien tampak kemerahan, terdapat eksudat pada seluruh tangan.

2) Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan yang ditandai dengan klien mengatakan kulitnya terasa perih, klien mengatakan perinya terjadi saat eksudat pecah, klien mengatakan perihnya hanya berlangsung selama 2-3 menit, klien mengatakan perinya terasa pada sekitar tangan yang alergi., klien mengatakan ia susah tidur apabila tangannya perih, skala nyeri 2 ( dari skala 1-10 ), klien tampak cemas, klien berhati-hati dalam menggerakan tangannya.2.4 Intervensi

NoDPTujuan dan Kriteria HasilIntervensiRasional

1( 1 )Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2 x 24 jam diharapkan masalah kerusakan integritas kulit klien dapat teratasi dengan kriteria hasil :1) Kulit klien tidak gatal-gatal

2) Eksudat pada tangan kering dan hilang

3) Kulit tidak kemerahan

1) Observasi kulit setiap hari catat warna, turgor, sirkulasi dan sensasi.

2) Pertahankan hygiene kulit misalnya mandi kulit dikeringkan dengan hati-hati, ditaburi bedak yang tidak iritatif.

3) Anjurkan klien untuk tidak menggaruk daerah yang gatal

4) Beri kompres basah dan sejuk / terapi rendaman pada kulit.

5) Kolaborasi untuk pemberian analgetik sebelum perawatan kulit dilakukan.

1) Menentukan garis dasar dimana perubahan pada status dapat dibandingkan dan melakukan intervensi yang tepat.2) Kulit yang kotor dapat menjadi sumber infeksi sekunder pada pecahan eksudat.3) Menghidari lesi pada kulit4) Untuk mengurangi rasa nyeri.5) Untuk mengurangi rasa nyeri

2( 2 )Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1 x 24 jam diharapkan masalah nyeri akut pada klien dapat teratasi dengan kriteria hasil:1) Perihnya pada daerah sekitar tangan yang terkena alergi dapat berkurang

2) Pola tidur kembali normal

3) Skala nyeri 0

4) Klien tidak cemas1) Jelaskan tentang tindakan, prognosis penyakit kepada klien dan keluarga2) Berikan tindakan penghilang nyeri dengan mengajarkan teknik relaksasi dan teknik pengalihan perhatian

3) Berikan posisi nyaman menurut klien4) Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian obat analgesik

1) Untuk membina hubungan saling percaya dan mengurangi kecemasan klien.

2) Untuk mengurangi rasa nyeri3) Untuk meminimalkan rasa nyeri

4) Untuk meminimalkan rasa nyeri

DAFTAR PUSTAKABrunner and Suddarths. 2000. Textbook of Medical-Surgical Nursing. Penerbit : LWW, Philadelphia.

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit : EGC, Jakarta.

Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta: EGC.

Djuanda, Adhi. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Penerbit : Balai Penerbit FK UI, Jakarta.

Doenges, Marilynn E, et all. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Penerbit: EGC, Jakarta

Mansoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2. Edisi 3. Penerbit : Media Aesculapius FK UI, Jakarta.

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM INTEGUMEN

KLIEN DENGAN DERMATITIS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

SURABAYA

2013

Allergen

sabun, detergen, zat kimia

MK : Gangguan Citra Tubuh

malu

MK : Nyeri Akut

Interpretasi nyeri

thalamus

Impuls dikirim ke dorsal column

Merangsang nosiseptor

Bradikinin

MK : Resiko infeksi

MK : Kerusakan Integritas Kulit

MK : Gangguan Pola Tidur

Papul-papul terlokalisasi eritema, vesikel basah di daerah kontak, vesikel pecah dan membentuk kusta, pruritus

Reaksi hipersensitivitas IV

Sensitisasi sel T oleh saluran limfe

Sel T

Sel langerhaens & makrofag

Peradangan kulit

Mengiritasi kulit

Iritan primer