Konsep Lansia

14
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Lansia 1.Definisi lansia Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya (Soejono, 2000). Menjadi tua adalah suatu proses menghilangkan secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahan fungsi normalnya sehingga tidak bertahan terhadap infeksi dan meperbaiki kerusakan yang di derita (Nugroho, 2000). 2.Beberapa pendapat mengenai batasan umur lanjut usia

description

Konsep Lansia

Transcript of Konsep Lansia

14

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Lansia1. Definisi lansiaLansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya (Soejono, 2000).Menjadi tua adalah suatu proses menghilangkan secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahan fungsi normalnya sehingga tidak bertahan terhadap infeksi dan meperbaiki kerusakan yang di derita (Nugroho, 2000).2. Beberapa pendapat mengenai batasan umur lanjut usiaMengenai kapankah orang disebut lansia, sulit dijawab secara memuaskan, dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur: Batasan lansia (Nugroho, 2000)a. Menurut WHO.1) Usia pertengahan (Middle age) yaitu kelompok usia 45-50.2) Usia lanjut (Eldery) yaitu antara 60-74.3) Usia lanjut tua (Old) yaitu antara 75-90.4) Usia sangat tua (Very Old) yaitu diatas 90 tahun.6

b. Menurut prof. Suamiati Ahmad Muhammad (Guru Besar FK-UGM)1) 0-1 tahun: masa bayi2) 1-6 tahun: masa pra sekolah 3) 6-10 tahun: masa sekolah4) 10-20 tahun: masa pubertas5) 40-65 tahun : masa setengah umur. (PRASENIUM)6) 65- keatas : masa lanjut usia (SENIUM)c. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikologi)Menyatakan bahwa lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa kedewasaan dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu :1) Pertama: fase juventus, antara 25-40 tahun.2) Kedua: fase verilitas, antara 40-50 tahun.3) Ketiga: fase prasenium, antara 55-65 tahun.4) Keempat: fase senium, antara 65 tahun hingga tutup usiad. Menurut Departemen Kesehatan RI, pengelompokkan lanjut usiaa sebagai berikut :1) Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibralitas.2) Kelompok usia lanjut (55-56 tahun) sebagai presenium.3) Kelompok usia lanjut (65 tahun) sebagai senium.3. Klasifikasi Lansia Klasifikasi lansia ini adalah lima klasifikasi pada lansia

a. Pralansia (Prasenilis) Seseorang yang berusia antara 45 - 59 tahun b. Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebihc. Lansia resiko tinggiSeseorang yang beresiko 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003) dalam bukunya Rosidawati, 2008). d. Lansia potensialMenghasilkan barang/jasa (Depkes RI,2003) dalam bukunya Rosidawati, 2008). Lansia yang mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapate. Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, dalam bukunya Rosidawati, 20084. Karakteristik Lansia Menurut Anna Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut.a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No. 13 tentang Kesehatan).b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif.c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan (Nugroho, 2000) meliputi:a. Heriditas ( keturunan / Genetik)b. Nutrisi (makanan)c. Status kesehatan d. Pengaalaman hidupe. Lingkungan f. Stres6. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada LansiaPerubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubbahan fisik, sosial, dan psikologis. a. Perubahan fisik Yang termasuk perubahan fisik, antara lain perubahan sel, kardiovaskuler, respirasi, persarapan, muskuloskeletal, gastrointestinal, genitourinaria, vesika urinaria, vagina, pendengaran, penglihatan, endokrin, kulit, belajar dan memori, inteligensi, personality dan adjustment (pengaturan), dan pencapaian (Achievement).

b. Perubahan sosial Yang termasuk perubahan sosial, antara lain perubahan peran, keluarga (emptiness), teman, Abuse, masalah hukum, pensiun, ekonomi, rekreasi, keamanan, transportasi, politik, pendidikan, agama, panti jompoc. Perubahan psikologi 7. Masalah-masalah kesehatan yang Terjadi pada LansiaMasalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia akibat perubahan sistem, antara lain:a. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem pernafasan, antara lain : Penyakit Paru Obstruksi Kronik, Tuberkulosis, Influenza dan Pneumonia.b. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem kardiovaskuler, antara lain : Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner, Cardiac Heart Failure.c. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem neurologi, seperti Cerebro Vaskuler Accident.d. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem musculoskeletal, antara lain : Faktur, Osteoarthritis, Rheumatoid Arthritis, Gout Artritis, Osteporosis.e. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem endokrin, seperti DM.f. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem sensori, antara lain : Katarak, Glaukoma, Presbikusis.g. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem pencernaan, antara lain : Ginggivitis / Periodontis, Gastritis, Hemoroid, Konstipasi.h. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem reproduksi dan perkemihan, antara lain : Menoupause, BPH, Inkontinensia.i. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem integumen, antara lain : Dermatitis Seborik, Pruritus, Candidiasis, Herpes Zoster, Ulkus Ekstremitas Bawah, Pressure Ulcers.j. Lansia dengan masalah Kesehatan jiwa, seperti Demensia.

1. Kebutuhan Zat Gizi Pada Lansiaa. KaloriKalori adalah energi potensial yang dihasilkan dari makanan yang diukur dalam satuan. Kebutuhan kalori pada seseorang ditentukan oleh beberapa faktor, seperti tinggi dan berat badan, jenis kelamin, status kesehatan dan penyakit dan tingkat kebiasaan aktifitas fisik (Miller, 2004). Oeh karena itu kebutuhan kalori pada lansia berbeda dengan kebutuhan kalori pada orang dewasa. Mengatur pola makan sangat mempengaruhi jumlah kalori yang akan dikomsumsi oleh seseorang agar tidak terjadi kekurangan kalori ataupun kelebihan kalori yang dapat menyebabkan obisetas.Pada lansia, kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5% pada usia 40-49 tahun dan 10% pada usia 50-59 tahun serta 60-69 tahun (Fatmah, 2010). Menurut WHO dalam Fatmah (2010) kecukupn gizi yang dianjurkan untuk lansia (>60 tahun) pada pria adalah 2200 kalori dan pada wanita ialah 1850 kalori. Parbedaan aktivitas fisik dan tingkat metabolisme basal yang berhubungan dengan pengurangan massa otot.b. Karbohidrat dan Serat Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia, setiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan di gunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernapas, kontraksi jantung dan otot, serta untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik (Fatmah, 2010).Konsumsi serta memiliki banyak manfaat bagi manusia, Menurut Miller (2004) menjelaskan bahwa serat berperan dalam mencegah berbagai penyakit dan merupakan komponen penting dalam makanan. Serat bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol serum dan meningkatkan toleransi glukosa pada penderita diabetes. Selain itu, serat dalam biji-bijian dan sayuran penting untuk menjaga fungsi usus dan untuk mencegah sembelit. Asupan serat dan karbohidrat yang dibutuhkan tubuh berkurang seiring bertambahnya usia. Akan tetapi, akibat penurunan asupan lemak pada lansia, kebutuhan kalori meningkat sedikit, sedangkan kebutuhan serat pada lansia tidak terlalu banyak (Fatmah, 2010).c. ProteinProtein dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pembangun dan pemelihara sel. Menurut Fatmah (2010) pemeliharaan protein yang baik untuk lansi sangat penting mengingat sintesis protein di dalam tubuh tidak sebaik saat masih muda, dan banyak terjadi kerusakan sel yang harus segera diganti. Dengan bertambahnya usia, perlu pemilihan makanan yang kandungan proteinnya bermutu tinggi dan mudah dicerna. Pakar gizi menganjurkan kebutuhan protein lansia dipenuhi dari nilai biologis tinggi seperti telur, ikan dan protein hewani lainnya dikarenakan kebutuhan asam amino esensial meningkat pada usia lanjut.d. Lemak Lemak dalam tubuh berfungsi untuk membantu dalam pengaturan suhu, memberikan sumber energi cadangan, memudahkan penyerapan vitamin yang larut dan mengurangi sekresi asam dan aktivitas otot perut (Miller, 2004). Lemak dikatagorikan menjadi dua yaitu lemak jenuh dan lemak tak jenuh.Lemak jenuh adalah lemak yang daalam struktur kimia mengandung asam lemak jenuh (Fatmah, 2010). Konsumsi lemak jenuh dalam jumlah berlebihan dapat mengakibatkan kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol darah yang berlebihan ini dapat mengakibatkan penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah yang kemudian dapat menyebabkan penyakit jantung. Sedangkan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah dapat diturunkan dengan mengkonsumsi jenis lemak tak jenuh . beberapa makanan yang mengandung lemak tak jenuh adalah bawang putih, tempe, apel, anggur, alpukat, dan ikan.e. CairanKonsumsi cairan yang tepat sangat penting bagi kesehatan dan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi lansia. Menurut Miller (2004) lansia mengkonsumsi 1500-2000 ml (6-8 gelas) per hari diperlukan untuk menjaga hidrasi yang memadai. Minuman seperti kopi, teh kental, minuman ringan, alkohol, es, maupun sirup bahkan tidak baik untuk kesehatan dan harus dihindari terutama bagi lansiayang memiliki penyakit-penyakit tertentu seperti DM, hipertensi, obesitas dan jantung (Fatmah, 2010).Asupan air pada lansia harus lebih diperhatikan, hal ini di karenakan omoreseptor pada lansia kurang sensitif, sehingga mereka seringkali tidak merasa haus. Selain penurunan rasa haus, peningkatan jumlah lemak dan penurunan fungsi ginjal untuk memekatkan urin asupan cairan yang kurang pada lansia dapat menimbulkan masalah kekurangan cairan pada lansia (Fatmah, 2010).