Konsep Dasar Parasitologi
-
Upload
nora-dwi-purwanti -
Category
Documents
-
view
432 -
download
35
Transcript of Konsep Dasar Parasitologi
KONSEP DASAR PARASITOLOGI
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III MIKROBIOLOGI
DOSEN PEMBIMBING :
KARNELLY
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPEAWATAN
2011/2012
NOMENKLATUR
Nomenklatur adalah istilah yang berlaku ke salah satu daftar nama atau
istilah, atau untuk sistem prinsip-prinsip , prosedur dan ketentuan yang berkaitan
dengan penamaan yang merupakan penugasan dari kata atau frase untuk objek
tertentu atau property. Prinsip-prinsip penamaan bervariasi dari relatif informal
konvensi dari percakapan sehari-hari dengan prinsip-prinsip internasional yang
disepakati, aturan dan rekomendasi yang mengatur pembentukan dan penggunaan
istilah-istilah khusus yang digunakan dalam disiplin ilmu dan lainnya.
Penamaan "sesuatu" adalah bagian dari komunikasi yang menggunakan
kata-kata dan bahasa. Hal itu merupakan aspek sehari-hari dari taksonomi seperti
membedakan objek dari pengalaman kita, bersama dengan persamaan dan
perbedaan, yang mengidentifikasi , memberi nama dan mengelompokkan.
Onomastics , merupakan studi tentang nama yang tepat dan asal mereka,
meliputi: anthroponymy , yang bersangkutan dengan nama manusia, termasuk
nama-nama pribadi , nama keluarga dan nama panggilan.
Kebutuhan ilmiah untuk sistem sederhana, stabil dan diterima secara
internasional untuk penamaan objek alam telah menghasilkan banyak sistem
nomenclatural formal. Mungkin yang paling dikenal sistem ini nomenclatural
adalah lima kode tata nama biologi yang mengatur Latinized nama ilmiah dari
organisme .
Nama yang diberikan kepada kelompok individu hewan atau tumbuhan
sering berbeda meskipun individu yang dimaksud sama. Setiap daerah memberi
nama yang berlainan, misalnya, nama Latin tanaman terung adalah Solanum
acubatissimum. Nama yang diberikan penduduk bermacam-macam. Ada yang
menyebutnya terung perat, terung kapal, terung piat (semang), dan terung tenang.
Mungkin di negara lain terung tersebut mempunyai nama lain lagi. Nama yang
bermacam-macam untuk kelompok individu yang sama tersebut jelas
membingungkan.
Untuk mengatasi pemberian nama yang bermacam-macam, Carolus
Linnaeus, seorang ahli biologi berkebangsaan Swedia, dalam bukunya Species
Plantarum (1753) dan Systema Nature (1758), mengemukakan aturan atau
pedoman penamaan bagi kelompok individu. Carolus Linnaeus yang memiliki
nama asli Carl von Linne dikenal sebagai Bapak Taksonomi Modern.
Sistem pemberian nama makhluk hidup yang digunakan Linnaeus disebut
Sistem Binomial Nomenklatur dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Latin.
Dengan demikian, untuk suatu macam makhluk hidup hanya digunakan satu nama
bagi seluruh dunia ilmu pengetahuan. Dengan adanya kesatuan nama ini, orang
tidak akan keliru dengan makhluk hidup yang dimaksud meskipun di tiap Negara
atau daerah memiliki nama yang berbeda.
Sistem binomial nomenklatur ini merupakan sistem pemberian nama
hewan atau tumbuhan secara sah dan benar berdasar kode internasional.
Pemberian nama ini diatur dengan Kode Internasional Tata Nama Hewan dan
Tumbuhan dengan menggunakan sistem tata nama dua kata (binomial
nomenklatur) dengan aturan-aturan sebagai berikut.
Nama terdiri dari dua kata, kata pertama menunjukkan tingkatan marga
(genus) yang diawali dengan huruf besar dan kata kedua menunjukkan tingkatan
jenis (spesies) yang diawali dengan huruf kecil. Contohnya: Gnetum gnemon.
Jika ditulis dengan huruf tegak, dua kata tersebut harus digarisbawahi, tetapi jika
tidak digarisbawahi, dua kata tersebut harus dicetak miring. Contohnya, Gnetum
gnemon atau Gnetum gnemon.
Contoh Lain:
No Nama Indonesia Nama Ilmiah
1 Melinjo Gnetum gnemon
2 Kelapa sawit Elaeis guineesis
3 Padi ot u Oryza sativa
4 Jagung Zea mays
5 Ketela pohon Manihot utilissima
6 Cacing tanah Lumbricus teretris
7 Penyu Chelonian mydas
8 Komodo Varanus kkomodoensis
Jika memiliki subspesies, nama tersebut ditambahkan pada kata ketiga.
Jadi, pada subspesies terdiri atas tiga kata. Sistem penamaan yang terdiri atas tiga
suku kata disebut Trinomial, contohnya, Passer domesticus domesticus (burung
gereja) dan Felis maniculata domesticus (kucing jinak).
Untuk kelompok yang tingkatan klasifikasinya lebih tinggi lagi, aturan
penamaannya adalah sebagai berikut.
a. Pada Hewan
Nama famili berasal dari nama genus ditambah idae.
Contoh: Ranidae berasal dari Rana (katak).
Nama subfamili berasal dari nama genus, ditambah inae.
Contoh: Fasciolinae berasal dari Fasciola (cacing pita).
b. Pada Tumbuhan
Nama famili diberi akhiran aceae atau ae.
Contoh:
Ranunculaceae berasal dari Ranunculus.
Leguminoceae berasal dari Leguminose.
Nama ordo diberi akhiran ales.
Contoh: Filiales (paku-pakuan).
Nama divisio diberi akhiran phyta.
Contoh: Spermatophyta.
KLASIFIKASI PARASIT
Parasit adalah hewan renik yang dapat menurunkan produktivitas hewan
yang ditumpanginya. Parasit dapat menyerang manusia dan hewan, seperti
menyerang kulit manusia. Parasitoid adalah parasit yang menggunakan jaringan
organisme lainnya untuk kebutuhan nutrisi mereka sampai orang yang ditumpangi
meninggal karena kehilangan jaringan atau nutrisi yang dibutuhkan. Parasitoid
juga diketahui sebagai necrotroph.
Parasit dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Berdasarkan letaknya:
Endoparasit, yaitu parasit yang hidup di dalam tubuh hospes
Ektoparasit, yaitu parasit yang hidup di luar/permukaan tubuh
hospes.
b. Secara umum
Zooparasit, parasit yang berupa binatang
Fitoparasit, parasit yang berupa tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari
bakteri dan fungi
Spirocaeta dan virus
Klasifikasi Parasit:
a. Protozoa,
Prtotozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan
zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama .Protozoa merupakan
kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa
kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah
mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa.
Protozoa dapat pula diartikan sebagai filum hewan bersel satu yang dapat
melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif).Habitat
hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Jika kondisi lingkungan tempat
hidupnya tidak menguntungkan maka protozoa akan membentuk membran tebal
dan kuat yang disebut Kista. Ilmuwan yang pertama kali mempelajariprotozoa
adalah Anthony van Leeuwenhoek. Protozoa dibagi dalam 4 kelas, yaitu :
Sporozoa, Rhizopoda, Flagelata/Mastighopora, dan Ciliata.
b. Helminthes (Helmin atau kelompok cacing),
Hampir setiap orang sudah mengenal cacing. Di dalam perut manusia
terutama pada anak kecil sering terdapat cacing perut, sedangkan di dalam tanah
sering dijumpai cacing tanah.
Tubuh cacing dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu bagian
ujung anterior (depan), ujung posterior (belakang), permukaan dorsal (permukaan
atas, punggung), dan permukaan ventral (permukaan bawah, perut). Tubuh cacing
bersifat simetris bilateral (dapat dibagi menjadi dua bagian kiri dan kanan yang
sama besarnya).
Helmintes dan dibagi menjadi 3 kelas super, yaitu : Nemathelmintes,
antara lain Nematoda, dan Plathelmintes (Tremathoda dan Cestoda), serta
Annelida (cacing gelang).
c. Fungi/Jamur.
Merupakan organisme tingkat rendah yang belum mempunyai akar,
batang, daun sehingga disebut dengan tumbuhan tallus. Tubuh terdiri dari satu sel
(uniseluller) dan bersel banyak (multiseluller). Sel berbentuk benang (hifa). Hifa
akan bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman yang disebut
miselium. Sel bersifat eukariotik, tidak mempunyai klorofil, sebagai parasit atau
saprofit. Menyukai hidup pada tempat yang lembab dan tidak menyukai akan
adanya cahaya.
Alat reproduksi berupa :
Gametangium : penghasil gamet jantan dan betina
Sporangium : penghasil spora seksual dan spora aseksual
Cara reproduksi :
Generatif : dengan peleburan dua buah gamet
Vegetatif : - spora vegetatif
- fragmentasi (pemisahan)
- membelah diri
- tunas (budding)
Fungi dapat dibedakan menjadi 5 devisio yaitu :
Oomycotina
Zygomycotina
Ascomycotina
Basidiomycotina
Deuteromycotina
d. Arthropoda,
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos =
kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau
bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda
merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. Ciri tubuh
Arthropoda meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh. Ukuran tubuh
Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60
cm., namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk Arthropoda
pun beragam.
Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang
bervariasi.Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang
beruas.Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks
(dada), dan abdomen (perut).
Sistem saraf anthropoda seperti pada annellida, terdapat bagian ventral tubuh
berbentuk seperti tangga tali.
Arthropoda memiliki empat kelas, diantaranya yaitu :
Kelas Myriapoda.
Kelas Crustacea.
Kelas Arachnida.
Kelas Insecta.
Arthropoda, yang penting dalam bidang kesehatan, adalah kelas Hexapoda
(insekta) yang terdiri dari 7 ordo
PATOLOGI DARAH DAN JARINGAN
DARAH
Darah adalah jaringan tubuh yang kompleks dan terdiri dari :
KOMPONEN SEL:
Sel darah merah yang disebut ERITROSIT
Sel darah putih yang disebut LEKOSIT
Pecahan dari sel yang disebut TROMBOSIT
KOMPONEN CAIR:- PLASMA Terdiri dari:
92% air dan garam
Protein,yang meliputi:albumin, globulin, factor pembekuan darah dan
transport protein.
% lemak.
SEL DARAH MERAH (ERITROSIT) :
Dibuat didalam SUMSUM TULANG dan prosesnya
disebut :ERITROPHOESIS selanjutnya masuk kedalam aliran darah tepi.
Didalam aliran darah tepi sel darah merah akan kehilangan intinya, dan ini
merupakan satu-satunya sel dalam tubuh yang tidak berinti. Dengan hilangnya inti
tersebut, sel akan berbentuk BIKONKAV, dan ini merupakan suatu keuntungan
karena sel darah merah jadi lebih fleksibel. Sel darah merah mengandung
hemoglobin didalamnya (95%), dan ini yang memberikan warna merah. Fungsi
sel darah merah ini adalah O2 dan C02 dari dank e jaringan tubuh. Dalam aliran
darah, eritrosit ini hanya berumur 120 hari, dan setelah itu dipecah dalam jaringan
RES(Reticulo Endothelial System), menjadi ion Fe, protein (globin) dan bilirubin.
Ion Fe dan globin akan dipakai lagi untuk pembentukan sel eritrosit selanjutnya.
Sedangkan bilirubin akan dibuang ke luar tubuh.
Nilai normal
Eritrosit 4.330.000-5.950.000/mm3 (pria)
3.900.000-4.820.000/mm3 (wanita)
Hemoglobin (Hb): 13,4-17,7 gr% (pria)
11,4-15,1 gr% (wanita)
Kelainan
Eritrosit :bentuk :target sel, oval sel, sickle sel,dsb.
Jumlah :bila meningkat disebut ERITROSIS.
Bila menurun disebut ERITROPHENIA.
Hemoglobin :bila meningkat disebut POLICITHEMIA.
Bila menurun disebut ANEMIA.
SEL DARAH PUTIH(LEKOSIT):
Dibuat juga dalam SUMSUM TULANG dan prosesnya dinamakan :
LEKOPHOESIS
Fungsi lekosit adalah untuk pertahanan dan kekebalan tubuh.
Terdiri dari:
1.Poli Morpho Nuklear(PMN GRANULOSIT)
Usianya hanya beberapa jam hingga hari.
Dengan cara Romanosky, reaksi granula di bagi menjadi:
a. NEUTROPHIL stab/segmen.
b. EOSINOPHIL.
c. BASOPHIL.
2.Lymposit.
Dibuat di sumsum tulang dan kelenjar tymus.
Beredar di pembuluh darah, pembuluh lymphe dan lien.
Usianya:tahun sebagai memori sel.
Ada 2 jenis, T dan B lymphosit.
3.Monosit.
Memphagosit mikro organisme dan sel tumor.
Menghasilkan: komplemen, prostatglandininterferon,dsb.
Nilai normal :
4700-10.300/mm3(pria)
4300-11.300/mm3(wanita)
Bila meningkat disebut LEKOSITOSIS.
Bila menurun disebut LEKOPHENI.
TROMBOSIT(PLATELET):
Berasal dari pevahan sel megakariosit dalam sumsum tulang, kemudian
masuk ke aliran darah.
Berfungsi pada system pembekuan darah.
Usianya sekitar 10 hari.
Nilai normal :150.000-350.000/mm3
Bila meningkat disebut TROMBOSITOSIS.
Bila menurun TROMBOPHENI.
ALBUMIN
Diproduksi oleh HEPAR
Fungsinya:
1. Mempertahankan tekanan osmotic plasma, sehingga cairan dan solute tetap
berada dalam pembuluh darah. Apabila kadar albumin dalam darah menurun
maka tekanan osmotic dalam plasma akan menurun sehingga cairan akan keluar
lewat dinding pembuluh darah dan terjadilah OEDEM.
2. Sebagai alat transportasi beberapa hormone dan metabolic dalam darah.
IMUNOGLOBULIN (Ig/ANTIBODI):
Ada 5 macam imonoglobulin :IgA, IgG, IgM, IgD, IgE.
Diproduksi oleh liver, B Lyphosit, dan plasma sel.
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh, dengan mengikatkan diri pada kuman dan
menarik macrophage untuk melakukan pagositosis.
FAKTOR PEMBEKUAN DARAH :
Terdiri dari 12 macam factor.
Dibuat didalam liver.
Bila kadarnya menurun dapat berakibat perdarahan, misalnya defisiansi F.VIII
yang dikenal dengan penyakit HEMOPILIA.
TRANSPORT PROTEIN :
Pemberian nama protein ini menurut bahan yang diangkutnya, misalnya :
HIPOPROTEIN yang di angkut :lemak.
TRANSCOBALAMIN yang diangkut:vitamin B12.
TRANSFERIN yang diangkut :ion Fe.
PEMERIKSAAN DARAH:
Yang termasuk pemeriksaan DARAH LENGKAP(DL) atau pemeriksaan
darah rutin adalah:
1. Pemeriksaan laju endap darah(LED).
2. Pemeriksaan kadar Hemoglobin(Hb).
3. Hitung jumlah lekosit.
4. Hitung jumlah tropmbosit.
5. Hitung jenis lekosit(differential coup).
Pemeriksaan darah yang lain diantaranya adalah:
1. Hitung jumlah eritrosit.
2. Pemeriksaan golongan darah/rhesus.
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH(LED):
1. Cara WINTROBE:darah EDTA dihisap ke dalam tabung wintrobe hingga titik
nol. Setelah 60 menit dilakukan pembacaan.
Normal :10mm/jam.
Tabung wintrobe :panjang 120 mm, diameter 2,5 mm, skala 0-100 dari atas
kebawah dan sebaliknya.
2. Cara WESTEGREEN: Darah EDTA di tambah larutan PZ (4vol drh+1volt PZ).
Setelah 60 menit dilakukan pembacaan.
Normal: 2-13 mm/jam(pria).
2-20 mm/jam (wanita).
Tabung westegreen :panjang 300 mm, diameter 2,5 mm, skala 0-200mm.
Lebih sensitive karena tabung panjang dan sempit.
PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb):
1) CYANAMETHIC
Dipakai larutan DRABSKIN, dan dibaca dengan fotometer dilaborat.
Merupakan cara pengukuran yang STANDARD, sebab semua jenis Hb
terukur,kecuali HbS(Sult Hb).
2) SAHLE
Darah di campur dengan 0,1 Hcl akan membentuk asam hematin yang sesuai
dengan kadar hemoglobin. Setelah dicampur rata tunggu 3-5 menit,kemudian beri
aquadest hingga warna coklatnya sama dengan blok warna yang ada. Permukaan
aquades sesuai dengan warna Hb.
Besarnya kesalahan 6-10 % dan sebagai sumber kesalahan adalah :volume darah
yang kurang tepat, kadar Hcl yang tidak tepat, campuran darah dan Hcl yang tidak
di tunggu 3-5 menit, dan blok warna indicator yang telah lama dan membutuhkan
kalbrasi.
PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT, LEKOSIT DAN TROMBOSIT
ERI LEKO TROMBO
Pipet: Piper eritrosit Pipet lekosit Pipet eritrosit
Pelarut: Hayem Turk Reesecker
Pengenceran: 200 kali 20 kali 200 kali
(0,5-101) (0,5-11) (0,5-10)
Perhitungan: 10.000 N/mm3 50 N/mm3 500 N/mm3
Pembesaran: 40 kali 10 Kali 40 kali
HITUNG JENIS LEKOSIT
Dibuat hapusan darah terlebih dahulu.
Syarat hapusan darah yang baik:
Panjang hapusan 1/3-2/3 panjang kaca.
Tepi hapusan tidak boleh berlubang dan bergaris.
Lekosit harus tersebar rata.
Eritosit saling bertumpukan.
Nilai normal :Ec / Ba /Stab /Seg /Ly /Mo
1-3 0-1 2-6 50-70 20-40 2-8%
JARINGAN
Proses Patologi Jaringan
Pada saat jaringan mengalami trauma baik langsung maupun tidak langsung akan mengalami proses patologi jaringan. Proses patologi jaringan ini perlu diketahui untuk dapat memberikan penanganan yg tepat. Bila penangan yang diberikan tidak sesuai dengan proses patologi jaringannya maka akan menambah dan memperburuk cidera yang dialami. Secara mudah proses patologi jaringan adalah sebagai berikut
1. Reaksi ; Fase Inflamsi . Fase pertama ini dapat terjadi sampai 72 jam. Diawali dengan proses perdarahan yang terjadi sampai 30 menit dimana pada saat itu jaringan yang trauma akan mengalami perdarahan karena pecahnya pembuluh darah. Setelah fase perdarahan maka akan muncul repon inflamasi yang dimanifestasikan dengan adanya nyeri, bengkak, panas. Jumlah cairan yang berlebih dan bengkak akan memulai proses perbaikan jaringan pada keaaan cidera dengan terjadinya pembentukan jaringan fibrin (bekas luka yang mengeras). Pada cidera otot dan tendon terjadi reaksi pemendekan myofilamen dan serabut otot pada dua jam pertama. Bengkak dan anoxia (jaringan tanpa suplai oksigen) akan menghsailkan kematian dan kerusakan sel pada 24 jam pertama. Setelah itu akan diikuti proses pelepasan protein dan pembentukan jaringan mati dan bengkak serta kekurangan oksogen pada jaringan
2. Regenerasi dan Reparasi; Fase fibroelastic repair. Fase ini terjadi mulai 48 jam sampai 6 minggu. Pada fase ini terjadi proses rebuild dan regenerasi jaringan. Fibroblast (bekas luka) tersintesa menjadi jaringan parut. Kemudian sel menghasilkan kolagen (jaringan ikat) tipe III, yang terjadi selama 4 hari. Perbaikan suply kapiler memproduksi kolagen yang menyilang (abnormal crosslink). Diakhir fase ini kontraktur dan pemendekan jaringan terjadi di area cidera
3. Fase remodeling. Fase ini terjadi mulai 3 minggu sampai 12 bulan. Pada fase ini jaringan kolagen yang menyilang dan memendek perlahan kembali menjadi jaringan yang sesuai dengan fungsinya. Seperti fungsi otot, tendon dan jaringan lainnya. Penyatuan, orientasi dan penyesuaian akhir dari jaringan terjadi pada fase ini.
Regenerasi jaringan setelah mengalami cidera sangat dipengaruhi oleh proses yang tepat dan baik pada setiap fase patologi jaringan. Salah dalam penanganan akan membuat jaringan akan sulit mencapai fungsinya yang optimal kembali. Selain itu banyaknya aliran darah yang teradapat pada jaringan juga akan mempersulit pengembalian fungsi jaringan. Oleh karena itu cidera otot yang banyak mengandung sirkulasi darah lebih sulit ke funsgi optimal daripada cidera bagian lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anakunhas. 2012. Cacing Helminthes Vermes. (Online :
http://www.anakunhas.com/2011/07/cacing-helminthes-vermes.html) Diakses
tanggal 17 April 2012
Gurung. 2012. Phylum Arthropoda. (Online :
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/12/phylum-arthropoda/) Diakses
tanggal 16 April 2012
Praweda. 2012. Biologi Makhluk Hidup. (Online:
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/
Biologi/0024%20Bio%201-5a.htm) Diakses tanggal 16 April 2012
Wikipedia. 2012. Arthropoda. (Online :
http://id.wikipedia.org/wiki/Artropoda) Diakses tanggal 16 April 2012
Wikipedia. 2012. Nomenklatur. (Online :
http://id.wikipedia.org/wiki/Artropoda) Diakses tanggal 16 April 2012
KELOMPOK III MIKROBIOLOGI :
DWI AYU LESTARI
INDAH PERMATASARI
KHOIRUNNISA
KAROLIN FRASINDA
MARETA VITRIA
FAULINA DEVIYANTI
TWIN FEBRIANTI SMP
LISA TRIANDINI
RINI PUSPITASARI
SEFTI RUSTINA
NORA DWI PURWANTI
FAESAL SALAMUN SHODIQ
ZUL ADLY
IKING ANDESKES
APRILLA SYALLI
SENG DADANG
Tingkat IA