Konsep Dasar Kesehatan Jiwa
-
Upload
mayang-sari-unantika -
Category
Documents
-
view
815 -
download
6
Transcript of Konsep Dasar Kesehatan Jiwa
KONSEP DASAR KESEHATAN JIWA
By. Muhammad Bahori
Kesehatan adalah keadaan sejahtera secara tubuh, jiwa dan sosial dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau kelemahan ( UU No. 23 th. 1992)
Sehat Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain( UU Keswa No.3/66)
Menurut Maria Jahoda, individu yang sehat jiwa ditandai dengan :
1. Berfikir positif2. Tumbuh, berkembang dan beraktualisasi3. Memiliki integrasi, mampu bertahan terhadap stres
dan mengatasi kecemasan.4. Memiliki otonomi, dapat menentukan diri,
seimbang antara mandiri dan tergantung. Dapat mengambil keputusan
5. Persepsi realistis, persepsi dapat berubah bila ada informasi baru, empati dan respek terhadap perasaan orang lain.
6. Menguasai lingkungan. Dapat beradaptasi sesuai dengan peran dimasyarakat, mampu memecahkan masalah dan memperoleh kepuasan hidup. Mampu mengatasi kesendirian, apresi dan frustasi serta mampu membina hub. baru yang memuaskan
Proses terjadi gangguan jiwa
Maramis, 1994SomatogenikSosiogenikPsikogenikBiasanya tidak terdapat penyebab tunggal, ttp
bbbrp pnybab sekaligus, slg mempengaruhi, atau kebetulan terjadi bersamaan
Hal-hal yg mempengaruhi tjd masalah kesehatan jiwa
1. Motivasi- Kekuatan yang mendorong s’orang mllk aktifitas- 3 tingkatan: sadar, prasadar dan tidak sadar- kebutuhan motivasi; sesuatu yg dibutuhkan u/ kehidupan- b.d biologi, fisiologi,emosional,kognitif, spiritual, sosbud dan keluarga
2. Kebutuhan manusia- Hirarki Maslow; dibagi dlm 3 kategori besar
1. fisiologikal---u/ bertahan hidup2. libederal-----keb. Sexual/sensual dan
apeksional/ emosional
3. perkembangan ego--u/ tumbang ssi usianya
meliputi aspek kognitif, persepsi, perkembangan memori, latihan dan pddkan
3. Konflik kebutuhanMendekat >< MendekatMendekat >< MenjauhMenjauh >< MenjauhMendekat >< Menjauh
(ganda)
4. Prilaku5. Persepsi
6. Emosi dan perasaan (mood)Emosi; reaksi sementara yg b’sifat fisik & subjektif—b’sifat biokimia & ekspresi somatikMood; status perasaan y dpt dipertahankan
7. Nilai
8. Sikap
Kognitif, afektif & psikomotor
9. Kepercayaan
Manusia unikMereka membawa diri mereka sendiri
ke pengalaman kesehatan jiwaHal-hal diatas akan mempengaruhi
keadaan kesehatan jiwa mns bila dlm keadaan tdk sembang
Klasisifikasi gangguan jiwa
Ingram et.al, 1993Cacat mental
mencakup defisit intelektual dan telah ada sejak lahir atau usia dini
Peny mentalKelainan yang berkembang atau bermanifestasi kemudian dalam kehidupan
Klasisifikasi gangguan jiwa
Psikoneurosiskeadaan lazim—gjl dapat dipahami dan diempati
Psikosisgjlnya krg dpt dipahami, tdk dpt diempati, klien sering kehilangan kontak realitaPsikosis fungsional (ggn fungsi, tanpa
kelainan patologi yg dpt dibuktikan)Psikosis organik (ada ggn organ)
Macam-macam gangguan jiwa
Schizofrenia Depresi Kecemasan Ggn kepribadian Ggn mental organik (GMO) Ggn psikosomatik Retardasi mental Gangguan prilaku masa anak dan remaja
Gejala gangguan jiwaNeurosis
gejala utama kecemasan, dengan daya tilikan (insight) serta daya menilai realitasnya yang baik. Kepribadiannya tetap utuh, secara kualitas perilaku orang neurosis tetap baik, namun secara kuantitas perilakunya menjadi irrasional. Sebagai contoh : mandi adalah hal yang biasa dilakukan oleh orang normal sehari 2 kali, namun bagi orang neurosis obsesive untuk mandi, ia akan mandi berkali-kali dalam satu hari dengan alasan tidak puas-puas untuk mandi.
Secara umum gangguan neurosis dapat dikategorikan sebagai berikut: Neurosis cemas dan panik Neurosis obsesif kompulsif Neurosis fobik Neurosis histerik (konversi) Gangguan somatoform
Gejala gangguan jiwaHipokondriasis
sering mengeluh bahwa dirinya sakit, serta tidak dapat diobati. Keluhannya sering menyangkut alat tubuh seperti alat pencernaan, jantung dan pembuluh darah, alat kemih/kelamin, dan lainnya. Keluhannya sering berganti-ganti, bila satu keluhannya diobati yang mungkin segera hilang, ia mengeluh sakit yang lain. Gangguan disosiatif
Gangguan depersonalisasi Gangguan distimik Gangguan stres pasca trauma
Gejala gangguan jiwa Gangguan Jiwa Afektif
ditandai dengan adanya gangguan emosi (afektif) sehingga segala perilaku diwarnai oleh ketergangguan keadan emosi. Gangguan afektif ini antara lain: Gangguan Afektif tipe Depresif
Terjadi relatif cepat dalam beberapa bulan. Penyebabnya o/ kehilangan atau kematian pasangan hidup atau seseorang yang sangat dekat atau oleh sebab penyakit fisik yang berat atau lama mengalami penderitaan.
Gejalanya sedih, sukar tidur, sulit berkonsentrasi, merasa dirinya tak berharga, bosan hidup dan kadang-kadang ingin bunuh diri. Depresi tipe Neurotik Depresi tipe psikotik
Gangguan Afektif tipe ManiaSering timbul secara bergantian pada pasien yang mengalami gangguan afektif tipe depresi (gangguan afektif tipe Manik Depresif). Dalam keadaan Manik; gembira berlebihan shg berbuat yg melampaui batas kemampuannya, pembicaraan tidak sopan dan membuat orang lain menjadi tidak enak, jarang terjadi dari pada tipe depresi. Kondisi silih berganti, suatu ketika pasien menjadi eforia, aktif, riang gembira, pidato berapi-api, marah-marah, namun tak lama kemudia menjadi sedih, murung, menangis tersedu-sedu yang sulit dimengerti (manik-depresi)
Klasisifikasi & gejala gangguan jiwa Skizofrenia
Gangguan jiwa yang berat dan gawat yang dapat dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis (Dep.Kes.1992) Ggn alam pikiran sehingga pasien memiliki pikiran yang kacau Ggn mosi labil misalnya cemas, bingung, mudah marah, mudah
salah faham dan sebagainya Ggn perilaku, yang disertai halusinasi, waham Ggn orientasi realita, sehingga penderita menjadi tak tahu waktu,
tempat maupun orang.
Gangguan skizofrenia sebenarnya dapat dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu :
Skizofrenia paranoid (curiga, bermusuhan, garang dsb) Skizofrenia katatonik (seperti patung, tidak mau makan, tidak mau
minum, dsb) Skizofrenia hebefrenik (seperti anak kecil, merengek-rengek, minta-
minta, dsb) Skizofrenia simplek (seperti gelandangan, jalan terus, kluyuran) Skizofrenia Latent (autustik, seperti gembel)
Sekian