Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konjungtiva yang meradang disebut konjungtivitis. Peradangan konjuntiva selain memberi keluhan yang khas pada anamnesis seperti gatal, pedih, seperti ada pasir, rasa panas juga memberi gejala yang khas di konjuntiva, ada sekret. Jika meluas ke kornea akan timbul silau dan ada air mata berlebihan (epifora). Gejala objektif paling ringan adalah hiperemi dan berair sampai berat dengan pembengkakan bahkan nekrosis. Bangunan yang sering tampak khas lainnya adalah folikel, flikten dan sebagainya. 3

description

makalah mata

Transcript of Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

Page 1: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konjungtiva yang meradang disebut konjungtivitis. Peradangan

konjuntiva selain memberi keluhan yang khas pada anamnesis seperti gatal,

pedih, seperti ada pasir, rasa panas juga memberi gejala yang khas di

konjuntiva, ada sekret. Jika meluas ke kornea akan timbul silau dan ada air

mata berlebihan (epifora). Gejala objektif paling ringan adalah hiperemi dan

berair sampai berat dengan pembengkakan bahkan nekrosis. Bangunan yang

sering tampak khas lainnya adalah folikel, flikten dan sebagainya.3

Konjuntivitis, penyakit mata ini, disebabkan peradangan akibat infeksi

lapisan lendir yang menutupimata putih. Penyebab paling umum yang sering

dijumpai adalah kuman, virus, dan bakteri.1

Insidensi konjungtivitis di Indonesia berkisar antara 2-75%. Data

perkiraan jumlah penderita penyakit mata di Indonesia adalah 10% dari

seluruh golongan umur  penduduk per tahun dan pernah menderita

konjungtivitis. Data lain menunjukkan bahwadari 10 penyakit mata utama,

Page 2: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

konjungtivitis menduduki tempat kedua (9,7%) setelahkelainan refraksi

(25,35%).1

B. Tujuan Penulisan

Untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik dari bagian farmakologi

kedokteran dan untuk memberikan penjelasan definisi, etiologi, epidemiologi,

dan penatalakasanaan konjungtivitis kataralis akut dengan menitikberatkan

pada penulisan resep yang rasional.

C. Tinjauan Pustaka

1. Konjungtivitis

1.1.1 Definisi

Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva dengan sekret

konjungtiva (serous, mukus, mukopurulen), menular melalui kontak langsung

dengan sekret yang dapat mengenai satu atau kedua mata.1

Konjuntivitis, penyakit mata ini, disebabkan peradangan akibat infeksi

lapisan lendir yang menutupi mata putih. Penyebab paling umum yang sering

dijumpai adalahkuman, virus, dan bakteri.1

1.1.2 Epidemiologi

Di Indonesia penyakit ini masih banyak terdapat dan paling sering

dihubungkan dengan penyakit tuberkulosis paru. Penderita lebih banyak pada

anak-anak dengan gizi kurang atau sering mendapat radang saluran napas,

Page 3: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

serta dengan kondisi lingkungan yang tidak higiene. Pada orang dewasa juga

dapat dijumpai tetapi lebih jarang. Meskipun sering dihubungkan dengan

penyakit tuberkulosis paru, tapi tidak jarang penyakit paru tersebut tidak

dijumpai pada penderita dengan konjungtivitis flikten. Penyakit lain yang

dihubungkan dengan konjungtivitis flikten adalah helmintiasis. DiIndonesia

umumnya, terutama anak-anak menderita helmintiasis, sehingga hubungannya

dengan konjungtivitis flikten menjadi tidak jelas.2

1.1.3 Etiologi

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti:2

Infeksi oleh virus atau bakteri

Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang

Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet

dari las listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju

Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa

menyebabkan konjungtivitis.

Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-

tahun. Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:

Entropion atau ektropion. 

Kelainan saluran air mata.

Kepekaan terhadap bahan kimia.

Page 4: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

Pemaparan oleh iritan.

Infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia).

Frekuensi kemunculannya pada anak meningkat bila anak mengalami gejala

alergi lainnya seperti demam. Pencetus alergi konjungtivitis meliputi rumput,

serbuk  bunga, hewan dan debu. Substansi lain yang dapat mengiritasi mata

dan menyebabkan timbulnya konjungtivitis yaitu bahan kimia (seperti klorin

dan sabun) dan polutan udara (seperti asap dan cairan fumigasi).2

Page 5: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)
Page 6: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

1.1.4 Patofisiologi

Konjungtiva berhubungan dengan dunia luar sehingga kemungkinan

konjungtiva terinfeksi dengan mikro organisme sangat besar. Pertahanan

konjungtiva terutama oleh karenaadanya tear film, pada permukaan

konjungtiva yang berfungsi melarutkan kotoran dan bahan-bahan yang toksik

kemudian mengalirkan melalui saluran lakrimalis ke meatusnasi inferior. Tear

film mengandung beta lisin, lisozim, Ig A, Ig G yang berfungs imenghambat

pertumbuhan kuman. Apabila ada kuman pathogen yang dapat

menembus pertahanan tersebut sehingga terjadi infeksi konjungtiva yang

disebut konjungtivitis.4

Mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), bahan alergen, iritasi

menyebabkan kelopak mata terinfeksi sehingga kelopak mata tidak dapat

menutup dan membuka sempurna, karena mata menjadi kering sehingga

terjadi iritasi menyebabkan konjungtivitis. Pelebaran pembuluh darah

disebabkan karena adanya peradangan ditandai dengan konjungtiva dan sclera

yang merah, edema, rasa nyeri, dan adanya secret mukopurulent.5

Akibat jangka panjang dari konjungtivitis yang dapat bersifat kronis

yaitu mikroorganisme, bahan alergen, dan iritatif menginfeksi kelenjar air

mata sehingga fungsi sekresi juga terganggu menyebabkan hipersekresi. Pada

konjungtivitis ditemukan lakrimasi, apabila pengeluaran cairan berlebihan

akan meningkatkan tekanan intraokuler yang lama kelamaan menyebabkan

Page 7: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

saluran air mata atau kanal schlemm tersumbat. Aliran air mata yang

terganggu akan menyebabkan iskemia syaraf optik dan terjadi ulkus kornea

yang dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan lapang pandang yang

disebabkan kurangnya aliran air mata sehingga pandangan menjadi kabur dan

rasa pusing.5,6

1.1.5 Manifestasi Klinis

Tanda-tanda konjungtivitis, yakni:2

Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak

Produksi air mata berlebihan (epifora)

Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah

akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel

konjungtiva bagian atas

Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi

nonspesifik peradangan

Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya

Terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein)

Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah)

Gejala Konjungtivitis

Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan

mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran

Page 8: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

yang kental dan berwarna putih.Konjungtivitis karena virus atau alergi

mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan

sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi. Gejala lainnya

adalah:2

Mata berair  

Mata terasa nyeri

Mata terasa gatal

Pandangan kabur 

Peka terhadap cahaya

Terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari

Page 9: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

1.1.6 Komplikasi

Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa

menyebabkan kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan

komplikasi. Beberapa komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani

diantaranya:2

Glaukoma

Katarak 

Ablasi retina

Komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala

penyulit dari blefaritis seperti ekstropin, trikiasis

Komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea

Page 10: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea

adalah bila sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di

kornea yang dapat mengganggu penglihatan, lama-kelamaan orang bisa

menjadi buta

Komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik

dapat mengganggu penglihatan

1.1.7 Diagnosa

Gejala Subyektif 

Konjungtivitis flikten biasanya hanya menyebabkan iritasi dengan rasa

sakit dengan mata merah dan lakrimasi. Khasnya pada konjungtivitis flikten

apabila kornea ikut terlibat akan terdapat fotofobia dan gangguan penglihatan.

Keluhan lain dapat berupa rasa berpasir. Konjungtivitis flikten biasanya

dicetuskan oleh blefaritis akut dan konjungtivitis bakterial akut.2

Gejala Obyektif Dengan Slit Lamp

Tampak sebagai tonjolan bulat ukuran 1-3 mm, berwarna kuning atau

kelabu, jumlahnya satu atau lebih yang di sekelilingnya terdapat

pelebaran pembuluh darah konjungtiva (hiperemia). Bisa unilateral atau

mengenai kedua mata.2

Page 11: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

1.1.8 Penatalaksanaan

Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab.

Konjungtivitis karena bakteri dapat diobati dengan sulfonamide

(sulfacetamide 15 %) atau antibiotika (Gentamycine 0,3 %; chlorampenicol

0,5 %). Konjungtivitis karena jamur sangat jarang sedangkan konjungtivitis

karena virus pengobatan terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya

infeksi sekunder, konjungtivitis karena alergi di obati dengan antihistamin

(antazidine 0,5 %, rapazoline 0,05 %) atau kortikosteroid (misalnya

dexametazone 0,1%). Penanganannya dimulai dengan edukasi pasien untuk

memperbaiki higiene kelopak mata. Pembersihan kelopak 2 sampai 3 kali

sehari dengan artifisial tears dan salep dapat menyegarkan dan mengurangi

gejala pada kasus ringan.2

Pada kasus yang lebih berat dibutuhkan steroid topikal atau kombinasi

antibiotik-steroid. Sikloplegik hanya dibutuhkan apabila dicurigai adanya

iritis. Apabilaetiologinya dicurigai reaksi Staphylococcus atau acne rosasea,

diberikan Tetracyclineoral 250 mg atau erythromycin 250 mg PO, bersama

dengan pemberian salep antibiotik topikal seperti bacitracin atau erythromycin

sebelum tidur. Metronidazole topical (Metrogel) diberikan pada kulit TID

juga efektif.2

Page 12: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

1.1.9 Prognosis

Mata dapat terkena berbagai kondisi. beberapa diantaranya bersifat

primer sedang yang lain bersifat sekunder akibat kelainan pada sistem organ

tubuh lain, kebanyakan kondisi tersebut dapat dicegah bila terdeteksi awal dan

dapat dikontrol sehingga penglihatan dapat dipertahankan. Bila segera diatasi,

konjungtivitis ini tidak akan membahayakan. Namun jika bila penyakit radang

mata tidak segeraditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan pada

mata/gangguan dan menimbulkan komplikasi seperti glaukoma, katarak

maupun ablasi retina.2

2. Konjungtivitis Kataral

1.2.1 Definisi

Konjungtivitis kataral akut disebut juga konjungtivitis mukopurulenta,

konjungtivitis akut simplek (pink eyes). Pink eye, yaitu adanya inflamasi pada

konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi

bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata.

Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah

dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak.1

Page 13: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

1.2.2 Etiologi

Menurut Michael Silverman (2007), berdasarkan beberapa penelitian,

penyebab terbanyak dari konjungtivitis mukopurulen adalah bakteri. Beberapa

bakteri yang palingumum sebagai penyebabnya adalah:1

Kokus Gram Positif : Staphylococcus epidermidis, Streptococcus

pyogenes, dan Streptococcus pneumonia.

Kokus Gram Negatif : Neisseria meningitidis dan Moraxella lacunata.

Batang Gram negatif: genus Haemophilus dan famili Enterobacteriaceae

Penyakit ini sangat menular. Penyebabnya bisa: Stafilokokus,

Hemofilus aegiptius atau kuman Koch-Weeks, pneumokokus, serta dapat

terjadi pada anak yang terkena campak (morbili).7

1.2.3 Klasifikasi

Konjungtivitis kataralis dibagi menjadi 3, yaitu:7

1. Konjungtiva Kataralis Akut

Disebut juga konjungtivitis mukopurulenta, konjungtivitis akuta

simplek (pink eye). Merupakan penyakit menular dengan penularan melalui

kontak langsung dengan secret konjungtiva. Dapat mengenai satu atau dua

mata. Etiologi: Koch-Weeks, Stafilokokus aureus, Streptokokus viridians, dan

virus.7,8

Page 14: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

Gejala subjektif biasanya serasa seperti ada pasir atau ada benda asing

di mata, fotofobia (takut melihat sinar), jika secret menempel di kornea

menimbulkan kemunduran visus, lakrimasi (keluar air mata terus menerus),

blefarospasme.7

Gejala obyektif dapat berupa:7,8

Palpebra udem,

Konjungtiva palpebra merah, kasar, seperti beludru karena ada infiltrasi

Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtival banyak, kemosis, dapat

ditemukan pseudomembran pada infeksi dengan pneumokokus. Kadang-

kadang disertai perdarahan subkonjungtiva kecil-kecil baik di

konjungtiva palpebra maupun konjungtiva bulbi yang biasanya

disebabkan oleh pneumokokus atau virus.

Blefarospasme, secret mucous, atau mukopurulen, kadang-kadang dapat

disertai blefaritis. Kadang-kadang dapat sembuh sendiri oleh resistensi

tubuh setelah 1-2 minggu.

 2. Konjungtivitis Kataralis Subakut

Merupakan lanjutan dari konjungtivitis akut atau oleh virus

haemofilus influenza. Manifestasi klinik: Palpebra udem, konjungtiva

palpebra tak begitu infiltratif, injeksi konjungtiva (+), tidak ada

blefarospasme, secret cair.7

Page 15: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

  3. Konjungtivitis Kataralis Kronis

Kelanjutan dari konjungtivitis kataralis akut atau disebabkan oleh

kuman Koch-Weeks, Stafilokokkus aureus, Moraxella Axenfeld, E. Coli, atau

dapat juga disebabkan oleh obstruksi duktus nasolakrimalis.7

Gejala subyektif: Gatal, ngeres, rasa berat dimata,terasa ada pasir, pagi

keluar kotoran banyak di mata.7

Gejala Obyektif : palpebra : tak  bengkak, margo palpebra : blefaritis,

konjungtiva palpebra: sedikit merah, licin, kadang-kadang hipertrofis,

konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva ringan, dapatmengenai 1/ 2 mata,

sekret : mukoid.7

  Tingkat keparahan konjungtivitis kataral ada dua bentuk, yaitu:9

Bentuk ringan, berupa reaksi kataral membran mukosa konjungtiva.

Ditandai dengan hiperemi disertai diskar (discharge) mukus yang

menyebabkan mata dompetdi pagi hari akibat penimbulan eksudat di

malam hari.

Pada derajat yang lebih berat, ditandai dengan seluruh konjungtiva

menjadi merah (pink eye). Seluruh vasa konjungtiva mengalami kongesti

yang disebut injeksi konjungtiva. Timbul sekret mukopurulen yang

kemudian menjadi purulen di forniks dan tepi palpebra, sehingga bulu

mata melekat satu sama lain oleh krusta kuning/adanya sekret purulen

yang menempel di kornea menyebabkan efek pisma di kornea sehingga

Page 16: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

pasien melihat warna pelangi (halo) di sekitar lampu menyala. Harus

dibedakan dengan halo glaukomatosa pada serangan glaukoma akut.

Penyakit ini mencapai puncaknya di hari ketiga atau keempat. Apabila

tidak diobati gejalanya akan berkurang sendiri, tetapi kemudian

berkembang menjadi kronis. Komplikasinya adalah adanya abrasi kornea

(lecet kornea) yang kemudian berkembang menjadi ulkus (borok kornea.

Kadang-kadang terjadi keratitis superfisialis atau ulkus marginalis (ulkus

di tepi kornea).8

Page 17: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)
Page 18: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

1.2.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan bakteriologik dilakukan dengan mengambil eksudat dan

dicat dengan pengecatan gram. Pembuatan kultur akan membantu memberi

keterangan tentang kepekaan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan.7

1.2.5 Komplikasi

Infeksi sekunder pada mata yang mudah adalah kelompok Pnemokokus,

Stafilokokus:7

H. aegyptus banyak menimbulkan perdarahan subkonjungtiva

H. influenza memberi eksudat cair

N. gonokokus akan memberi eksudat nanah diikuti perusakan jaringan

kornea

Kuman difteri akan memberi eksudat membranous yang akan berdarah

kalau dikelupas

Jenis kokus akan memberi eksudat psedomembran

Micobacterium tuberkulosis dan Treponema pallidum akan memberi

eksudat granulomatous di konjungtiva dengan diikuti pembengkakan

yang terlihat dan teraba dikelenjar pre uricular

Page 19: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

BAB II

SIMULASI KASUS

A. Kasus

Tn. Sholihin, 37 tahun, pegawai di bagian keuangan perusahaan

pertambangan batubara, alamat Jalan Gatot Subroto No. 12A Banjarmasin,

datang jam 10.00 pagi ke Poliklinik dengan keluhan sakit mata. Kelopak

mata bengkak sejak siang kemarin dan mata terasa gatal. Sorenya mata jadi

merah, mata jadi silau dan berair bila melihat cahaya dan ada kotoran di

kedua mata. Pagi tadi kedua mata lengket karena kotoran mata. Malam tadi

sudah dicoba ditetesi obat tetes mata Gentamisin sisa obat anaknya 3 bulan

yang lalu. Mata jadi pedih dan sakit.

Pemeriksaan fisik :

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 88 kali/menit

R : 24 kali/menit

Suhu : 37°C

Tinggi Badan : 160 cm dan BB : 58 kg

Pemeriksaan Fisik :

Mata OD/OS : edem palpebra, sekret kental di kedua mata dan bulu mata,

konjungtiva -bulbi dan sklera hiperemi

Page 20: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

Thorax : dalam batas normal

Abdomen : dalam batas normal

Ekstremitas : dalam batas normal

B. Tujuan Pengobatan

Tujuan pengobatan konjungtivitis kataralis akut adalah:

1. Pengobatan kausatif dengan pemberian antibiotik untuk mengatasi

bakteri penyebab konjungtivitis kataralis akut.

2. Pemberian kortikosteroid sebagai antiinflamasi, mengatasi mata

bengkak,merah dan gatal.

C. Daftar Kelompok Obat Beserta Jenisnya yang Berkhasiat Untuk Kasus

Tersebut.10,11

No. Kelompok Obat Nama Obat

1 Antibiotik Basitrasin

Polimiksin B

Neomisin

Siprofloksasin

Eritromisin

Gentamisin

Page 21: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

Gramisidin

Ofloksasin

Sulfasetamid

Tobramisin

Tetrasiklin

2 Kortikosteroid Hidrokortison

Dexamethason

D. Kelompok obat atau jenis obat menurut khasiat dan keamanan dan

kecocokan

Kelompok/

Jenis Obat

Khasiat / efekKeamanan BSO

(Efek samping obat)

Kecocokan

(Kontra indikasi

BSO)Basitrasin Aktif terhadap kuman

gram positif

Reaksi hipersensitivitas

(gatal, merah, edema

pada konjungtiva dan

palpebra)

Hipersensitivitas

terhadap basitrasin

Polimiksin B Bakterisid terhadap

kuman gram negatif

Reaksi alergi jarang Hipersensitivitas

terhadap polimiksin

B

Page 22: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

Neomisin Bakterisid terutama

terhadap kuman gram

negatif dan beberapa

kuman gram positif

Sensitisasi pada mata Hipersensitivitas

terhadap neomisin

Siprofloksasin Aktif terhadap kuman

gram negatif dan kuman

gram positif

Rasa panas atau tidak

enak setempat, gatal,

edema tertutup, mata

berair

Hipersensitivitas

terhadap

siprofloksasin

Eritromisin Aktif terhadap kuman

gram positif

Reaksi hipersensitivitas

(gatal, merah, edema

pada konjungtiva dan

palpebra)

Hipersensitivitas

terhadap eritromisin

Gentamisin Bakterisid terutama pada

kuman gram negatif

yang aerobik dan

beberapa kuman gram

positif

Reaksi hipersensitivitas

(gatal, merah, edema

pada konjungtiva dan

palpebra), halusinasi,

trombositopenia

Hipersensitivitas

terhadap gentamisin,

infeksi virus dan

jamur

Page 23: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

Basitrasin Aktif terhadap kuman

gram positif

Reaksi hipersensitivitas

(gatal, merah, edema

pada konjungtiva dan

palpebra)

Hipersensitivitas terhadap

basitrasin

Polimiksin B Bakterisid terhadap

kuman gram negatif

Reaksi alergi jarang Hipersensitivitas terhadap

polimiksin B

Gramisidin Aktif terhadap kuman

gram positif

Sensitisasi pada kulit

dan konjungtiva

Hipersensitivitas terhadap

ofloksasin

Ofloksasin Aktif terhadap kuman

gram negatif dan kuman

gram positif

Matakering,

penglihatan berkurang

(kabur), mata merah,

mata berair, fotofobia,

konjungtivitis

Hipersensitivitas terhadap

ofloksasin

Page 24: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

Sulfasetamid Aktif terhadap kuman

gram negatif dan kuman

gram positif

Rasa panas dan

konjungtivitis

Hipersensitivitas terhadap

sulfasetamid

Tobramisin Bakterisid terutama pada

kuman gram negatif

yang aerobik dan

beberapa gram positif

Reaksi hipersensitivitas

(gatal, merah, edema

pada konjungtiva dan

palpebra)

Hipersensitivitas terhadap

tobramisin

Tetrasiklin Aktif terhadap bakteri

gram negatif dan bakteri

gram positif

Urtikaria, dermatitis

eksfoliatif, edema

angioneurotik

Hipersensitivitas terhadap t

etrasiklin

Hidrokortison Antiinflamasi Infeksi sekunder,

menaikkan tekanan

intraokuler sampai pada

kerusakan saraf mata,

katarak subskapular

Hipersensitivitas, infeksi

virus, jamur, tuberkulosis,

herpetic keratitis, dan

glaukoma

Page 25: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

Dexamethason Antiinflamasi Infeksi sekunder,

menaikkan tekanan

intraokuler sampai pada

kerusakan saraf mata,

katarak subskapular

post penggunaan yang

Hipersensitivitas, infeksi

virus, jamur, tuberkulosis,

herpetickkeratitis dan

glaukoma

E. Pilihan obat untuk kasus diatas dan alternatifnya

Uraian Obat Pilihan Obat Alternatif

Nama Obat Neomisin, Polimiksin, dan

Dexamethason

Tobramisin dan

DexamethasonBSO Cair Cair

Generik Neomisin sulfat 0,35%

Polimiksin B 6000 unit/ml

Tobramisin 0,3%

Dexamethason0,1

%Paten Cendo xitrol Tobradex

BSO yang diberikan dan

alasannya

Tetes mata

Alasan: Absorbsinya cepat,

praktis, tidak mengganggu

aktivitas penderita

Tetes mata

Alasan: Absorbsinya cepat,

praktis, tidak mengganggu

aktivitas penderita

Dosis referensi Neomisin sulfat 0,35%

Polimiksin B 6000 unit/ml

Tobramisin 0,3%

Dexamethason 0,1%Dosis kasus Neomisin sulfat 0,35%

Polimiksin B 6000 unit/ml

Tobramisin 0,3%

Dexamethason 0,1%

Page 26: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

Frekuensi pemberian dan

alasannya

4 kali sehari sesuai petunjuk

(tiap 4-6 jam), jadi dipilih

interval waktu terpanjang

4 kali sehari sesuai

petunjuk (tiap 4-6 jam),

jadi dipilih interval waktu

terpanjangCara pemberian dan alasan Diteteskan pada mata yang

sakit (2 tetes) kemudian mata

ditutup dan kelopak bawah

mata ditekan dengan jari secara

perlahan selama 2-3 menit

untuk menjaga obat tetap di

mata (1 tetes = 0,05)

Diteteskan pada mata yang

sakit (2 tetes) kemudian

mata ditutup dan kelopak

bawah mata ditekan

dengan jari secara perlahan

selama 2-3 menit untuk

menjaga obat tetap di mata

(1 tetes = 0,05)

Saat pemberian

dan alasan

Obat diteteskan pada mata

tiap 6 jam sekali (dipilih

interval waktu yang paling

panjang) agar tidak

menyulitkan

aktivitas/pekerjaan

penderita

Obat diteteskan pada

mata tiap 6 jam sekali

(dipilih interval waktu

yang paling panjang)

agar tidak menyulitkan

aktivitas/pekerjaan

penderitaLama pemberian dan

alasan

5 hari

Dengan pemberian selama

5 hari, konjungtivitis telah

memberikan penyembuhan

yang sempurna pada mata

5 hari

Dengan pemberian selama

5 hari, konjungtivitis telah

memberikan penyembuhan

yang sempurna pada mata

Page 27: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

F. Resep yang Benar dan Rasional

dr. HittlerSIP. 1942-1945-3

Kantor RumahRS Swastika Jalan World War No. 1Jalan Nazi No. 9 Komplek BaratTelp. (0511) 7707804 Telp. (0511) 7709745Banjarmasin Banjarmasin

Banjarmasin, 6-9-2012

R/ Cendo xitrol gtt opth lag No.1 S. q.dd gtt II ods (o.6.h)

Pro : Tn. SolihinUmur : 37 tahunAlamat: Jalan Pearl Harbour No 5, Banjarmasin

Page 28: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

G Resep Alternatif

G. Pengendalian Obat

Pengelolaan obat dilakukan dengan menggunakan obat sesuai dengan dosis,

cara pemberian dan lama pemberian sangat mendukung kesembuhan penyakit ini.

dr. HittlerSIP. 1942-1945-3

Kantor RumahRS Swastika Jalan World War No. 1Jalan Nazi No. 9 Komplek BaratTelp. (0511) 7707804 Telp. (0511) 7709745Banjarmasin Banjarmasin

Banjarmasin, 6-9-2012

R/ Tobradex gtt opth lag No.1 S. q.dd gtt II ods (o.6.h)

Pro : Tn. SolihinUmur : 37 tahunAlamat: Jalan Pearl Harbour No 5, Banjarmasin

Page 29: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

Diagnosis pada kasus ini adalah konjungtivitis kataral akut dengan penyebab

terbanyak oleh bakteri gram positif khususnya Staphylococcus. Pada anamnesis

didapatkan keluhan kelopak mata bengkak, mata terasa gatal, mata merah, mata silau

saat melihat cahaya dan terlihat merah, ada kotoran dikedua mata, mata lengket

karena kotoran mata pada pagi hari, dan mata pedih dan sakit. Pada pemeriksaan fisik

pada mata kanan dan kiri didapatkan adanya edema palpebra, sekret kental,

konjungtiva bulbi dan sclera hiperemis, dan tidak ada kelainan pada iris dan lensa.

Pengobatan konjungtivitis kataralis akut pada umumnya adalah pengobatan

kausal.Pada kasus ini penyebab konjungtivitis adalah bakteri berdasarkan keluhan

dan pemeriksaan, namun bakteri penyebabnya sendiri belum diketahui karena harus

dilakukan kultur dari sekret mata maupun pemeriksaan tes sensitivitas terlebih

dahulu. Untuk itu pengobatan yang diberikan pada awal adalah antibiotik topikal

dengan spektrum luas selama 3-5 hari. Bila dalam waktu pengobatan tersebut tidak

memberikanhasil yang baik, maka pengobatan dihentikan dan ditunggu hasil

pemeriksaan secret mata.Pada kasus ini diberikan pengobatan antibiotik yang

dikombinasikan dengan kortikosteroid, yaitu neomisin sulfat, polimiksin B, dan

dexametason dalam bentuk tetesmata. Penggunaan kombinasi dari dua antibiotik

dimaksudkan karena pada kasus ini etiologinya belum jelas, diduga terjadi infeksi

campuran, dan juga untuk memperlambat timbulnya resistensi dan mendapatkan efek

sinergis, selain itu juga karena pada pasienini mengalami infeksi mata yang cukup

berat, yaitu pada konjungtiva dan palpebra sehingga diharapkan dengan kombinasi

Page 30: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

antibiotik dapat memperluas spektrum/daya kerjanya. Kortikosteroid diberikan untuk

mengurangi gejala inflamasi berupa mata merah dan kelompak mata yang bengkak

dan gatal. Kombinasi dari neomisin sulfat 3,5 mg, polimiksin B sulfat 6000 UI

dandexametason 0,1 % aktif terhadap bakteri penyebab konjungtivitis yaitu

Staphylococcus aureus,  Eschericia coli, Haemophilus influenzae, Klebsiella,

Enterobacter, Neisseria, dan Pseudomonas aeruginosa.10,11

Neomisin merupakan antibiotik golongan aminoglikosid. Penggunaannya

secara oral dan topikal, secara parenteral tidak lagi digunakan karena toksisitasnya

yang dapat menyebabkan ketulian. Aktivitasnya adalah bakterisid dengan penetrasi

dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Proses translasi

diganggu sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan. Efek ini tidak saja terjadi pada

fase pertumbuhan,melainkan juga bila kuman tidak membelah diri.10,11

Neomisin efektif terhadap organisme gram negatif dan gram positif.

Kombinasidengan obat lain untuk memperluas aktivitasnya. Sensitivitas kontak kulit

timbul pada5% pasien jika obat ini dipakai lebih dari 1 minggu11.

Antibiotik kedua yang digunakan adalah polimiksin B, suatu polipeptida yang

aktif terhadap gram (-) khususnya Pseudomonas aeruginosa, E. coli,

Haemophilus, Klebsiella, Enterobacter, Salmonella, Bordella, dan Vibrio. Polimiksin

merupakan bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya dan kemampuannya untuk

melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga permeabilitas sel meningkat dan

akhirnya sel hancur. Kerjanya tidak bergantung dari keadaaan membelah tidaknya

Page 31: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

kuman.Resorbsinya dari usus nihil, maka kini digunakan secara topikal pada infeksi

kulit, mata,telinga sering dikombinasikan dengan antibiotik lain.10,11

Kortikosteroid pada mata digunakan untuk mengatasi gejala inflamasi mata

bagian luar maupun pada segmen anterior serta mengatasi masalah mata seperti

bengkak ataupun gatal. Karena infeksi mata seringkali menyebabkan gejala gatal dan

bengkak sehingga sediaan obat antiseptik mata sering dikombinasi dengan

kortikosteroid untuk sebagai antiinflamasi.15

Kortikosteroid dapat meningkatkan tekanan intraokuler, maka bila digunakan

lebihdari dua minggu dianjurkan untuk memeriksa tekanan intraokuler. Atas

pertimbanganrasio manfaat maka kortikosteroid tetap diberikan pada kasus ini

mengingat keluhan peradangan pada mata sangat mengganggu.14

Kebanyakan infeksi mata superfisial akut dapat diobati secara topikal

dalam bentuk tetes mata maupun salep mata. Pada kasus ini, penderita dewasa dapat

diberikan tetes mata. Bentuk sediaan ini selain absorbsinya cepat, juga tidak

mengganggu aktivitas penderita. Obat tetes mata ini diberikan 1-2 tetes setiap 4 jam

sekali selama 3-5 hari.Sebelum pemberian obat tetes mata sebaiknya sekret pada mata

dibersihkan. Selain kombinasi di atas, dapat juga digunakan kombinasi tobramisin

dengan dexametason. Tobramisin adalah salah satu antibiotik yang dapat digunakan

dalam konjungtivitis kataralis akut. Tobramisin merupakan antibiotik yang aktif

terhadap kuman gram positif dan gram negatif. Spektrum antimikrobanya mirip

gentamisin, tetapi kerja anti-Pseudomonasnya in vitro lebih kuat. Digunakan pada

Page 32: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

infeksi Pseudomonas yang resisten untuk gentamisin. Dipilihnya kombinasi

tobramisin dan deksametason karena sediaan ini memang ada di Indonesia.10,11

Page 33: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hanafi O. Konjungtivitis.www.google.co.id/oddiehanafiblog, 20082.

2. Anonymous.Konjungtivitis.www.google.co.id/

22654876makalahkonjungtivitis,2009.3.

3. Hill MG. Conjunctivitis. Access Medicine, chapter 5, 2007.4.

4. Anonymous. Konjungtivitis.www.google.com/konjungtivitishtml, 2001.5.

5. Nirwanto E. Konjungtivitis.www.google.co.id/erwinblog, 2009.6.

6. Christopher J, Dennis E, Richard F, Gary E, Thimons J and Randall K.Care of

the patient with conjunctivitis. Optometric Clinical Practice Guideline Care

Of ThePatient With Conjunctivitis. American Optometric Association, 20107.

7. Rossawantari A. Diagnosis Konjungtivitis kataralis pada pria usia 35 tahun.

IlmuPenyakit Mata RSUD Salatiga, 2011.8.

8. Ilyas S, Mailangkay, Taim H, Saman R, Simarmata M and Widodod P.

IlmuPenyakit Mata. Edisi 2. Sagung seto, 2010.9.

9. Anonymous. Konjungtivitis. Modul discharge, 2002.10.

10. Tjay TH, Rahardja K. Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-

Efek Sampingnya Edisi 6. Jakarta : PT Gramedia, 2010.11.

11. Setiabudy R. Farmakologi dan terapi edisi 5. Jakarta : FKUI, 2009.12.

12.  Anonymous. Cendo xitrol.http://www.medicastore.com diakses 4 Oktober

2011.13.

Page 34: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

13.  Anonymous. Tobradex. http://www.medicastore.com diakses 4 Oktober

2011.14.

14.  Rengganis I.Penggunaan dan Efek Samping Steroid. Cermin Dunia

Kedokteran. 2006; 150.15.

15.  Windah. Kortikosteroid Mata dan Kombinasinya dengan Antiseptik Mata.

2006.http://www.medicastore.com, diakses 25 Maret 2010

Page 35: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

Laporan Simulasi Kasus

KONJUNGTIVITIS KATARALIS AKUT

Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Mengikuti Ujian

Ilmu Farmasi Kedokteran

Oleh :

Bagus Wicaksono NIM. I1A006093

Susandy Oetama NIM. I1A008056

Chandra Wulan NIM. I1A008048

Pembimbing :

Page 36: Konjungtivitis Kataralis Akut (Edit)

dr. Agung Biworo, M.Kes.

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

BAGIAN FARMAKOLOGI

BANJARBARU

2012