Komunikasi Dan Empati

download Komunikasi Dan Empati

of 9

description

PBL BLOK 2

Transcript of Komunikasi Dan Empati

Komunikasi Dan EmpatiJonathan Albert SoempietNIM : 102013446 (PBL D6)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna utara No. 6 Jakarta Barat 11510. Tlp. [email protected]

ABSTRAK :Komunikasi dan empati merupakan hal yang penting dalam hubungan dokter dan pasien. Hubungan ini dapat menjadi lebih nyaman satu dengan yang lain bila ada komunikasi efektif maupun empati. Komunikasi ini terdiri pula atas komunikasi verbal dan non verbal yang memliki pemahaman yang berbeda bila dilakukan. Komunikasi ini pula dapat menimbulkan suatu perilaku sehat dari atau kepada orang lain.KATA KUNCI : Komunikasi, empati, komunikasi verbal, komunikasi non verbal, perilaku sehat.

ABSTRACT :Communication and empathy is important thing in connection between doctor and patient. This connection can be more comfortable between each other if have effective communication also empathy. This communication consist of verbal communication and non verbal communication which have different meaning in use. This communication can also make healthy behavior from or to each other.KEY WORD : Communication, empathy, verbal communication, non verbal communication, healty behavior.PENDAHULUANKomunikasi dan empati dari dokter sangat penting bagi para pasien, karena mengandung banyak hal yang akan membantu si pasien dalam pengobatan. Disini akan dijelaskan mengenai komunikasi dan empati yang terkandung pada kasus yang diberikan, yaitu mengenai komunikasi dan empati itu sendiri, mengenai penyampaian secara verbal atau non-verbal dan juga perilaku sehat. Disini dokter pun akan mengerti mengenai cara penyampaian kepada pasien dengan baik dan benar.

CONTOH KASUSSkenario DSeorang anak kecil usia 3 tahun sudah mulai diajarkan oleh ibunya untuk menggosok gigi sendiri. Walau terkadang malas melakukannya, si anak oleh ibunya tetap diajak untuk menggosok giginya terutama di pagi dan malam hari. Untuk mengurangi kemalasan itu ibu member sebuah koin setiap si anak mau menggosok gigi. Koin ini bias ditukarkan dengan makanan kesukaan anak itu bila sudah berjumlah 10 buah.

RUMUSAN MASALAHSeorang ibu yang mengajarkan anaknya untuk menggosok gigi secara teratur dan akan diberi hadiah ketika ia melakukannya.

KOMUNIKASI & EMPATIMenurut KBBI komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan tersebut dapat dipahami. Dalam berkomunikasi ada dua pihak yang terlibat yaitu pengirim pesan dan penerima pesan yang perannya saling bergantian. Inilah yang disebut komunikasi dua arah. Bila tidak terjadi pergantian peran maka komunikasi tersebut bersifat satu arah.1Komunikasi efektif merupakan komunikasi dua arah (menjadi pembicara dan pendengar), menggunakan bahasa penerimaan (memahami dan menerima apa adanya), menjadi pendengar yang aktif, dan merupakan komunikasi dewasa dan dewasa (saling menghargai, tidak otoriter, tidak mengatur saja). Komunikasi efektif dilakukan dengan wawancara yang efektif dan bertujuan mendapatkan informasi dan data dalam menyampaikan informasi dan terapi (psikoterapi)1Empati adalah upaya dan kemampuan untuk mengerti, menghayati dan menempatkan diri seseorang itu di tempat atau posisi orang lain. Dasar dari munculnya empati adalah kasih sayang.1, 3Secara umum ada 2 metode empati yaitu :11. Simulasi keyakinan, keinginan, cirri-ciri dan konteks karakter orang lain dan perhatikan perasaan emosional apa yang ditunjukan2. Simulasi langsung perasaan emosional yang diterima dan cari tahu alasan yang cocok untuk emosi itu.Empati tidak secara langsung menyatakan perasaan iba kepada pasien. Empati berarti feeling with. Pada empati kita tidak ikut terlarut dengan perasaan pasien, tetapi dapat megidentifikasi perasaan dan pikirannya. Berbeda dengan simpati yang adalah suatu hubungan atau afinitas antara dua orang sehingga apa yang mempengaruhi seorang secara bersamaan akan mempengaruhi yang lainnya. Simpati berarti feeling into, feeling sorry. Pada simpati kita ikut terlarut dan mempunyai perasaan yang sama dengan pasien, penularan emosi (emotional contagion). Ada pasien yang berespons negative terhadap simpati atau dikasihani. Membaca pikiran (mind reading) adalah suatu fenomena paranormal, tidak sama dengan empati. Antipati adalah mempunyai perasaan yang tidak sama dengan pasien bahkan menolak perasaan pasien.1

KOMUNIKASI VERBAL & NON VERBAL Komunikasi verbal disini adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, disuarakan maupun ditulis yang juga termasuk kualitas suara (keras/tidak), pace (kecepatan), dan intonasi (tinggi/rendah).2,4Hal-hal yang terkandung dalam komunikasi verbal :21. Mendengar aktifPendengar disini sungguh ingin mengetahui pemikiran, perasan dan keinginan dari pembicara. Dalam mendengar secara aktif, pendengar mengkonfirmasikan pemahamannya sebelum memberikan tanggapan.2. Komunikasi satu atau dua arahPada dua arah disini adanya dua pihak yang saling bergantian perannya, dimana pula harus saling terbuka dan hindari menghakimi, menggurui, mengkritik dan lain-lain yang berakibat buruk. Pada satu arah disini bersal dari salah satu sumber saja, tidak ada umpan balik seperti pada komunikasi dua arah.3. RefleksiMemberi kesempatan kepada pasien atau klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan perasaanya.4. AssertiveKemampuan dengan secara menyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai orang lain.5. PersuasiDengan kata halus dan tegas mengajak seseorang melakukan sesuatu; hal membujuk atau menanam kepercayaan6. Umpan balikKomunikasi non verbal disini merupakan komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata. Komunikasi ini berupa gerakan tubuh, ekspresi muka, kontak mata, pakaian, gaya rambut, gaya tulisan/jarak/huruf/smbol emosi, symbol, paralinguistic (kualitas suara, emosi, gaya bicara, ritme bicara dan intonasi).2,4Hal-hal yang terkandung dalam komunikasi non verbal :21. Gerak isyarat tubuh (gesture)Terdiri atas gerakan tubuh, gerakan mata (cara menatap), ekspresi wajah, menjadi cermin, dll.2. PosisiTerdiri atas jarak terlalu dekat/jauh, berhadapan atau menyamping atau siku, dsb.3. Sikap tubuhTerdiri atas santai, wibawa, dll.4. ParalinguistikTerdiri atas hembusan nafas, perubahan tinggi nada, perubahan keras suara, kelancaran suara, senyum yang dipaksakan, dll.Hubungan verbal dan non verbal terbagi atas 5 yaitu :21. PengulanganPesan non verbal memperkuat pesan verbal2. PertentanganPesan verbal dan non verbal yang saling bertentangan3. MelengkapiPesan verbal dan non verbal saling melengkapi4. MenggantiNon verbal sebagai satu-satunya5. MenekankanNon verbal menekankan interpretasi pesan verbal

PERILAKU SEHATMenurut Gochman, 1988, perilaku sehat adalah sifat pribadi seperti kepercayaan, motif, nilai, persepsi dan elemen kognitif lainnya. Karakter pribadi termasuk tingkat dan sifat afeksi emosional serta pola perilaku yang jelas, tindakan dan kebiasaan yang terkait dengan :2 Pemeliharaan kesehatan Pemulihan kesehatan Peningkatan kesehatanMenurut Sarafino, 2004, perilaku sehat adalah segala aktifitas yang dilakukan seseorang untuk mempertahankan, atau meningkatkan kesehatannya, tidak tergantung status kesehatannya saat itu dan atau apakah perilaku yang dilakukannya mencapai hal tersebut.2Ada 5 perilaku sehat, yaitu :2, 61. PencegahanSegala tindakan yang secara medis direkomendasikan, dilakukan secara sukarela oleh seseorang yang percaya dirinya sehat dan bermaksud untuk mencegah penyakit atau ketidakmampuan atau untuk mendeteksi penyakit yang tidak tampak nyata (asimptomatik).2. PerindunganTindakan yang dilakukan seseorang untuk melindungi, meningkatkan dan menjaga kesehatan.3. Perilaku sebelum sakitTindakan yang dilakukan oleh orang yang tidak yakin akan kondisi kesehatannya.4. Perilaku saat sakitTindakan yang dilakukan oleh orang yang sakit, baik yang dilakukan oleh orang lain atau dirinya sendiri.5. Kondisi socialTindakan yang dilakukan oleh lingkungan social agar kesehatan tetap terjamin.Terdapat 3 konsekuensi yang berperan dalam perubahan perilaku seseorang untuk menetukan perilaku sehat individu :21. ReinforcementMelakukan sesuatu membawa kesenangan, kepuasan.2. Extinction (perasaan)Jika konsekuensinya yang mempertahankan perilaku sehat dihilangkan maka akan melemah responnya.3. Punishment (hukuman)Jika perilaku yang dilakukan membawa konsekuensi yang tidak menyenangkan ; cenderung ditekan.Faktor pendukung :2,51. Dukungan social (keluarga, teman) mendorong perilaku sehat2. Factor kepribadian yang berhubungan adalah rasa kehati-hatian3. Factor emosi berhubungan dengan stress yang mendorong perilaku tidak sehat seperti merokokTingkatan perubahan perilaku :21. PrekontemplasiBelum ada niat perubahan perilaku2. KontemplasiIndividu sadar adanya masalah dan secara serius ingin mengubah perilakunya menjadi lebih sehat3. PersiapanIndividu siap berubah dan ingin mengejar tujuan4. TindakanIndividu sudah melakukan perilaku sehat, sekurangnya 6 bulan dari sejak mulai usaha memberlakukan perilaku sehat5. PemeliharaanIndividu berusaha untuk mempertahankan perilaku sehat yang telah dilakukanKESIMPULANKomunikasi dan empati merupakan hal yang sangat penting bagi dokter untuk mengetahui kondisi pasien. Hal ini bukan hanya berlaku antara dokter pasien tapi juga bias antara dokter dan orang lain. Jadi hal ini sangatah penting utnuk dipelajari guna memperoleh pengetahuan yang baik dalam hal berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Para dokter dapat menerapkan hal ini kepada pasien agar si pasien dapat merasa lebih dekat dan nyaman sehingga hubungan dokter pasien emnjadi lebih lancer dan nyaman satu dengan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA :1. dr. Yasafati Kurnia Nah, MS, dr. Dan Hidayat, SpKJ, dr. Johannes Hudyono, MS., SpOk. Buku panduan keterampilan klinik (SKILL-LAB). 2013/2014. Jakarta : Biro Publikasi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Hal. 27-302. dr. Andri, SpKJ, dr. Dan Hidayat, SpKJ, dr. Elly Ingkiriwang, SpKJ, dr. Evalina Asnawi, SpKJ, dr. Hubertus Kasan Hidayat, SpKJ. Bahan kuliah blok 1 modul 2 komunikasi dan empati. 2013/2014 Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Bab 2, 10.3. Sumartono. Komunikasi kasih sayang. 2004. Jakarta : Gramedia. Hal. 118-123.4. Hasuria Che Omar, Rokiah Awang, Syed Zainal Ariff Syed Jamaluddin, Noriah Mohamed. Bahasa verbal dan bukan verbal. 2009. Malaysia : Institut Terjemahan Negara Malaysia Berhad. Hal 1-9.5. Lynda Juall Carpenito. Diagnosis keperawatan. 2002. Jakarta : EGC. Hal 541-542.6. Heri D. J. Maulana, S.Sos, M. Kes. Promosi kesehatan. 2007. Jakarta : EGC. Hal. 190-193.Jonathan Albert Soempiet (10.2013.446)6