Komplikasi Kala III (1)
-
Upload
sulistya-watiningsih -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of Komplikasi Kala III (1)
-
8/2/2019 Komplikasi Kala III (1)
1/2
Komlikasi tindakan plasenta manual
Terjadi perforasi uterus yang akhirnya menyebabkan :
Infeksi,terdapat sisa plasenta atau membran dan bakteria terdorong ke dalam rongga rahim Terjadi perdarahan karena atonia uteri
Untuk memperkecil komplikasi dapat dilakukan tindakan profilaksis dengan memberi
uterotonika intravena atau intramuskular dengan memasang tamponade uterovagina,
memberikan antibiotika, atau memasang infus dan persiapan transfusi darah.
INVERSIO UTERI
Pada inversio uteri bagian atas uterus memasuki kavum uteri, sehingga fundus uteri sebelah dalam
menonjol kedalam kavum uteri. Peristiwa ini jarang sekali ditemukan, terjadi dalam kala 3 atau
segera setelah plasenta keluar. Menurut perkembangannya inversio uteri dapat dibagi dalam
beberapa tingkat.
1. Fundus uteri menonjol kedalam kavun uteri, tetapi belum keluar dari ruangan tersebut.2. Korpus uteri yang terbalik sedah masuk kedalam vagina.3. Uterus dengan vagina, semuanya terbalik, untuk sebagian besar terletak diluar vagina.
Gejala-gejala klinik
Inversio uteri bisa terjadi spontan atau sebagian akibat tindakan. Pada wanita dengan atonia uteri
kenaikan tekanan intraabdominal dengan mendadak karena batuk atau meneran, dapat
menyebabkan masuknya fundus ke dalam kavum uteri yang merupakan permulaan inversio uteri.
Tindakan yang dapat menyebabkan inversio uteri ialah perasat Crede pada korpus uteri yang tidak
berkontraksi baik, dan tarikan pada tali pusat dengan plasenta yang belum lepas dari dinding uterus.
Gejala-gejala inversio uteri pada permulaan tidak cepat, seringkali timbul rasa nyeri yang kelainan itu
sejak awalnya tumbuh dengan cepat, seringkali timbul rasa nyeri yang keras dan bisa menyebabkan
syok. Rasa nyeri keras disebabkan karena fundus uteri menarik adneksa serta ligamentum
infundibulopelvicum dan ligamentum rotundum kana dan kiri ke dalam terowongan inversio dan
dengan demikian mengadakan tarikan yang kuat pada peritoneum parietal. Kecuali jika plasenta
yang sering kali belum lepas dari uterus masih melekat seluruhnya pada dinding uterus, terjadi juga
perdarahan.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengembalikan fundus uteri ke tempat semula adalah
mendorong fundus uteri secara manual.apabila plasenta belum lepas maka plasenta tidak boleh
dilepaskan sebelum fundus uteri mencapai posisi semula.menghadapi plasenta yang belum lepas
dapat diperrtimbangkan segera melakukan plasenta manual setelah fundus uteri mencapai posisi
semula atau merujuk penderita ke tempat dengan fasilitas yang cukup atau ke rumah sakit.
Bidan sebagai tenaga terlatih di lini terdepan dapat menjumpai inversio uteri sehingga perlu
mengetahui bagaimana menegakkan diagnosis. Bidan dapat melakukan reposisi inversio uteri atau
segera merujuk, karena tindakan reposisi dan penanganan lebih lanjut memerlukan tindakan
spesialistis.
-
8/2/2019 Komplikasi Kala III (1)
2/2
penatalaksanaan inversio uteri
INVERSIO UTERI
DENGAN ATAU TANPA
RETENSI PLASENTA
Dasar diagnosis
Fundus uteri menghilang dari abdomen Pemeriksaan dalam (fundus uteri di dalam
lingkungan/ruangan rahim dapat dengan atau
tanpa plasenta, disertai plasenta)
Sikap umum bidan
Infus cairan
Sikap khusus bidan
Reposisi inversio plasenta Merujuk ke tempat dengan fasilitas cukup
Reposisi inversio
Masukkan tangan kevagina
Fundus di dorong ke atas
Berikan uterotonika Lakukan plasenta
manual
Merujuk penderita
Diantar petugas Profilaksis
(analgesik,antibioti
ka)
Upaya preventif
Persalinan legeartis Perhatikan tanda
plasenta lepas
Tes plasenta telahlepas
Dorongan fundusuteri crede saat
kontraksi
Meningkatkanpenerimaan KB
Tempat dengan fasilitas yang mencukupi
Upaya reposisi manual atau dengan tindakan operasi