16. Komplikasi Kala III-

24
MATA KULIAH WAKTU DOSEN TOPIK Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Mendeteksi Adanya Komplikasi Persalinan Kala III Dan Cara

Transcript of 16. Komplikasi Kala III-

Page 1: 16. Komplikasi Kala III-

MATA KULIAH

WAKTU

DOSEN

TOPIK

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Mendeteksi Adanya Komplikasi Persalinan

Kala III Dan Cara Mengatasinya

Page 2: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 1

Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan tentang Perdarahan pada kala III

2. Menjelaskan tentang atonia uteri

3. Menjelaskan tentang retensio plasenta

4. Menjelaskan tentang perlukaan jalan lahir

1. Christina, Y. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta. Hipokrates; 2001.

2. Kurnianingsih S, Monica E. Buku Ajar Praktik Kebidanan. EGC. Jakarta;2004.3. Departemen Kesehatan RI. Asuhan Persalinan Normal. 2007

4. Benett, V.R Myles textbook for midwives 12th edition. United Kingdom :

Churchill Livingstone, 1996

5. Farrer, Helen.Perawatan maternitas, Jakarta: EGC;1999

6. Manuaba. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk

Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC; 1998.

7. Mochtar R. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jilid 1

Edisi 2, Jakarta : EGC; 1998.

8. Moore, Hacker. Esensial Obstetri & Ginekologi, Jakarta : Hipokrates; 2001

9. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan, Jakarta : YBPSP; 2002

10. Pusdiknakes. Asuhan Intrapartum. WHO-JHPIEGO; 2003

11. Saifuddin. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal,

Jakarta : JNPKKR; 2001

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

SUB TOPIK

Perdarahan pada kala III

Atonia Uteri

Retensio Plasenta

Perlukaan Jalan Lahir

OBJEKTIF PERILAKU SISWA

REFERENSI

Page 3: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 2

12.

Seorang ibu dapat meninggal karena perdarahan pascapersalinan dalam waktu

kurang dari satu jam! Atonia uteri menjadi penyebab lebih dari 90% perdarahan

pascapersalinan yang terjadi dalam 24 jam setelah kelahiran bayi (Ripley, 1999).

Sebagian besar kematian akibat perdarahan pascapersalinan terjadi pada beberapa

jam pertama setelah kelahiran bayi (Li, et al., 1996). Karena alasan ini,

penatalaksanaan persalinan kala tiga sesuai standar dan penerapan manajemen aktif

kala tiga merupakan cara terbaik dan sangat penting untuk mengurangi kematian ibu.

I. Perdarahan post partum

Perdarahan kala III adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml setelah kelahiran

plasenta.

Perdarahan yang banyak dalam waktu yang pendek dapat segera diketahui, tapi bila

perdarahan sedikit dalam waktu yang lama tanpa kita sadari penderita telah

kehilangan banyak darah sebelum tampak pucat dan gejala lainnya.

Normal : pelepasan plasenta à perdarahan à robeknya sinus marginalis di

tempat insersi plasenta dengan dinding uterus

Normal : perdarahan tidak banyak oleh karena kontraksi dan retraksi otot-otot

uterus menekan pembuluh darah yang terbuka

Terdiri dari 2 :

1) Perdarahan primer à terjadi dalam 24 jam pertama

2) Perdarahan skunder à terjadi setelah 24 jam

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

PENDARAHAN KALA III

PENDAHULUAN

Page 4: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 3

II. Penyebab perdarahan kala III

Perdarahan kala III persalinan paling sering disebabkan oleh atonia uteri

sehingga diagnosis dini sangat penting untuk mengurangi dampak tersebut.

Atonia uteri adalah perdarahan yang disebabkan tidak berkontraksinya

uterus sehingga ujung pembuluh darah di tempat implantasi plasenta tidak

dapat dihentikan yang menyebabkan perdarahan tidak terkendali. Diagnosis

atonia uteri dapat ditegakkan dengan melakukan palpasi uterus.

Tanda-tanda atonia uteri :

a. Kontraksi uterus yang lembek dan lemah

b. Fundus uteri masih tinggi

Asuhan Atonia Uteri

Kontraksi miometrium dan perdarahan kala tiga

Pada kehamilan cukup bulan aliran darah ke uterus sebanyak 500-800

cc/menit. Jika uterus tidak berkontraksi dengan segera setelah kelahiran

plasenta, maka ibu dapat mengalami perdarahan sekitar 350-500 cc/menit dari

bekas tempat melekatnya plasenta. Bila uterus berkontraksi maka miometrium

akan menjepit anyaman pembuluh darah yang berjalan diantara serabut otot

tadi. Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana myometrium tidak dapat

berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat

melekatnya palsenta menjadi tidak terkendali.

Dimasa lampau, sebagian besar penolong persalinan menatalaksana persalinan

kala tiga dengan cara menunggu plasenta lahir secara alamiah (fisiologis).

Intervensi hanya dilakukan jika terjadi penyulit atau jika kemajuan persalinan

kala tiga tidak berjalan normal. Manajemen aktif kala tiga hampir tidak

menjadi perhatian karena melahirkan plasenta secara konvensional dianggap

cukup memadai dan fisiologis. Paradigma proaktif (pencegahan) dianggap

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

1. ATONIA UTERI

Page 5: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 4

berlebihan karena mengacu pada masalahnya yang belum terjadi sehingga

tindakan yang diberikan dianggap pemborosan.

Beberapa faktor predisposisi yang terkait dengan perdarahan

pascapersalinan yang disebabkan oleh atonia uteri adalah:

a. Yang menyebabkan uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan,

diantaranya:

o jumlah air ketuban yang berlebihan (polihidramnion)

o kehamilan gemeli

o janin besar (makrosomia)

b. Kala satu dan/atau dua yang memanjang

c. Persalinan cepat (partus presipitatus)

d. Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin (augmentasi)

e. Infeksi intrapartum

f. Multiparitas tinggi

g. Magnesium sulfat digunakan untuk mengendalikan kejang pada

preeklampsia/eklampsia

Pemantauan melekat pada semua ibu pascapersalinan serta mempersiapkan diri

untuk menatalaksana atonia uteri pada setiap kelahiran merupakan tindakan

pencegahan yang sangat penting. Meskipun beberapa faktor-faktor telah

diketahui dapat meningkatkan risiko perdarahan pascaperdarahan, dua per tiga

dari semua kasus perdarahan pascapersalinan terjadi pada ibu tanpa faktor

risiko yang diketahui sebelumnya dan tidak mungkin memperkirakan ibu mana

yang akan mengalami atonia uteri atau perdarahan pasca persalinan. Karena

alasan tersebut maka manajemen aktif kala tiga merupakan hal yang sangat

penting dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu akibat

perdarahan pascapersalinan.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 6: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 5

Gambar : Penatalaksanaan Atonia Uteri

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

YaUterus berkontraksi?

Tidak

YaUterus berkontraksi

?

Tidak

Tidak

YaUterus

berkontraksi?

1. Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik)

Evaluasi rutin. Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa apakah perineum, vagina dan serviks mengalami laserasi Jahit atau segera rujuk (Lampiran 4).

2. Bersihkan bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari vagina dan lubang serviks. 3. Pastikan bahwa kandung kemih ibu kosong. Jika penuh atau dapat dipalpasi,

lakukan kateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptik

4. Lakukan kompresi bimanual internal (KBI) selama 5 menit.

Teruskan KBI selama dua menit. Keluarkan tangan perlahan-lahan. Pantau kala empat. dengan ketat.

5. Anjurkan keluarga untuk membantu melakukan kompresi bimanual eksternal. 6. Keluarkan tangan perlahan-lahan 7. Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 600-1000 mcg per rektal.

Ergometrin tidak untuk ibu hipertensi8. Pasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan 500 cc

Ringer Laktat + 20 unit oksitosin. Habiskan 500 cc pertama secepat mungkin.9. Ulangi KBI.

Pantau ibu dengan seksama selama persalinan kala empat.

10. Segera rujuk 11. Dampingi ibu ke tempat rujukan. 12. Lanjutkan infus Ringer Laktat + 20 unit oksitosin dalam 500 cc larutan dengan laju

500cc/jam hingga tiba di tempat rujukan atau hingga menghabiskan 1.5 L infus. Kemudian berikan 125 cc/jam. Jika tidak tersedia cairan yang cukup, berikan 500 cc kedua dengan kecepatan sedang dan berikan minuman untuk rehidrasi.

Page 7: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 6

Langkah-langkah penatalaksanaan atonia uteri

No. Langkah Alasan

1 Masase fundus uteri segera setelah

lahirnya plasenta (maksimal 15

detik)

Masase merangsang kontraksi uterus.

Sambil melakukan masase sekaligus

dapat dilakukan penilaian kontraksi

uterus.

2 Bersihkan bekuan darah dan/atau

selaput ketuban dari vagina dan

lubang serviks

Bekuan darah dan selaput ketuban

dalam vagina dan saluran serviks akan

dapat menghalangi kontraksi uterus

secara baik

3 Pastikan bahwa kandung kemih

kosong. Jika penuh dan dapat

dipalpasi, lakukan kateterisasi

menggunakan teknik aseptik

Kandung kemih yang penuh akan

menghalangi uterus berkontraksi secara

baik.

4 Lakukan kompresi bimanual internal

selama 5 menit

Kompresi ini memberikan tekanan

langsung pada pembuluh darah dinding

uterus dan juga merangsang

miometrium untuk berkontraksi. Jika

kompresi bimanual tidak berhasil

setelah 5 menit, diperlukan tindakan

lain.

5 Anjurkan keluarga untuk mulai

membantu kompresi bimanual

eksternal.

Keluarga dapat meneruskan proses

kompresi bimanual secara eksternal

selama penolong melakukan langkah-

langkah selanjutnya.

6 Keluarkan tangan perlahan-lahan

7 Berikan ergometrin 0,2 mg IM

(kontraindikasi hipertensi) atau

misoprostol 600-1000 mcg.

Ergometrin dan misoprostol akan

bekerja dalam 5-7 menit dan

menyebabkan uterus berkontraksi.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 8: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 7

8 Pasang infus menggunakan jarum

ukuran 16 atau 18 dan berikan 500

cc Ringer Laktat + 20 unit oksitosin.

Habiskan 500 cc pertama secepat

mungkin.

Jarum besar memungkinkan perberian

larutan IV secara cepat atau untuk

transfusi darah. Ringer Laktat akan

membantu memulihkan volume cairan

yang hilang selama perdarahan.

Oksitosin IV dengan cepat merangsang

kontraksi uterus.

9 Ulang kompresi bimanual internal KBI yang digunakan bersama dengan

ergometrin dan oksitosin atau

misoprostol akan membuat uterus

berkontraksi.

10 Rujuk segara Jika uterus tidak berkontraksi dalam

waktu 1 sampai 2 menit, hal ini bukan

atonia sederhana. Ibu membutuhkan

perawatan gawatdarurat di fasilitas

yang mampu melaksanakan tindakan

bedah dan transfusi darah.

11 Dampingi ibu ke tempat rujukan.

Teruskan melakukan KBI.

Kompresi uterus ini memberikan

tekanan langsung pada pembuluh darah

dinding uterus dan merangsang

miometrium untuk berkontraksi.

12 Lanjutkan infus Ringer Laktat + 20

unit oksitocin dalam 500 cc larutan

dengan laju 500/jam hingga tiba di

tempat rujukan atau hingga

menghabiskan 1,5 L infus.

Kemudian berikan 125 cc/jam. Jika

tidak tersedia cairan yang cukup,

berikan 500 cc kedua dengan

kecepatan sedang dan berikan

Ringer Laktat akan membantu

memulihkan volume cairan yang

hilang selama perdarahan. Oksitosin

IV akan dengan cepat merangsang

kontraksi uterus.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 9: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 8

minimum untuk rehidrasi.

Ingat:

Seorang ibu dapat meninggal dalam satu jam pertama

setelah melahirkan disebabkan oleh perdarahan

pascapersalinan. Penilaian dan penatalaksanaan yang

cermat selama kala tiga dan empat persalinan dapat

menghindarkan ibu dari komplikasi tersebut

1. Pengertian

2. Retensio plasenta adalah jika plasenta tidak lahir setelah waktu tertentu

biasanya ½ sampai dengan 1 jam setelah kelahiran bayi

( Fraser, 2003:524 ).

3. Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga

atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir (Saifudin, 2003:178).

4. Retensio plasenta adalah plasenta belum lahir setengah jam setelah janin

lahir (Wiknjosastro, 2002:656).

Pada keadaan yang normal, plasenta sudah terlepas dari implantasinya dalam

waktu 15 menit setelah bayi lahir. Apabila dalam waktu 30 menit setelah bayi

lahir plasenta belum lahir maka keadaan ini disebut dengan Retensio

Plasenta.

2. Etiologi

Jika plasenta belum lepas sama sekali dari tempat implantasinya, maka tidak

akan terjadi perdarahan, tetapi jika telah lepas sebagian maka akan terjadi

perdarahan yang merupakan indikasi untuk pengeluarannya.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

2. RETENSIO PLASENTA

Page 10: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 9

Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena :

a. Kontraksi uterus yang kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta

adhesiva)

b. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korialis

menembus desidua sampai miometrium – sampai bawah peritoneum

(plasenta akreta – perkreta)

Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar

disebabkan oleh tidak adanya suatu usaha untuk melahirkan atau karena salah

penanganan kala III, sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah

uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio plasenta).

Retensio Plasenta disebabkan karena:

1. Sebab fungsional ialah his yang kurang kuat atau plasenta sulit lepas

karena tempat melekatnya kurang menguntungkan seperti di sudut tuba

atau karena bentuknya luar biasa seperti Plasenta Membranasea.

2. Sebab patologi anatomik termasuk Plasenta akreta.

Plasenta akreta adalah keadaan dimana plasenta yang implantasinya

abnormal hingga menembus dinding uterus. Dibagi menjadi :

a. Acreta vera, plasenta menembus batas miometrium tetapi tidak

kedalam ototnya.

b. Increta, invasi ke dalam miometrium.

c. Percreta, invasi ke seluruh ketebalan dinding uterus dan struktur

pelvis lain, yang paling sering adalah kandung kencing.

3. Penyebab lain yaitu kandung kemih penuh atau rectum penuh

Hal-hal diatas akan memenuhi ruang pelvis sehingga dapat menghalangi

terjadinya kontraksi uterus yang efisien. Karena itu keduanya harus

dikosongkan.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 11: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 10

3. Pemeriksaan

1. Perdarahan segera dari jalan lahir, tetapi kadang ada yang tanpa disertai

perdarahan.

2. Pemeriksaan fisik, kadang-kadang pasien febris, nadi cepat dan syok

3. Pemeriksaan obstetric, fundus uteri masih tinggi, sub involusi

4. Plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi lahir

5. Kadang disertai putusnya tali pusat akibat traksi yang berlebihan

6. Uterus lembek dan nyeri tekan bila ada infeksi, teraba sisa plasenta dalam

cavum uteri.

4. Penatalaksanaan

Penanganan retensio plasenta adalah sebagai berikut :

i. Manejemen aktif kala III

Peregangan tali pusat terkendali (PTT)

1. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari

vulva.

2. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis.

3. Tangan kanan memegang tali pusat.

4. Saat uterus berkontraksi, regangkan tali pusat dengan tangan kanan

dan uterus ditekan kearah dorsokranial dengan tangan kiri.

Ingat!!...

“Hindari tarikan tali pusat yang kuat dan hindari tekanan pada

fundus uteri karena tindakan tersebut dapat menyebabkan

inversio uterus”.

Jika dengan PTT tali pusat bertambah panjang dan terasa ada

pelepasan plasenta, maka lahirkan plasenta dengan menarik tali pusat

kearah bawah kemudian keatas sesuai dengan kurva jalan lahir.

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 12: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 11

ii. Bila plasenta belum lepas dalam 15 menit

Berikan oksitosin ke-2, 10 unit secara IM.

“jangan memberikan ergometrin pada kasus retensi plasenta

karena ergometrin menyebabkan kontraksi uterus kuat sehingga

memperlambat pengeluaran plasenta”

Periksa kandung kemih, kateterisasi bila penuh.

Lakukan kembali peregangan tali pusat terkendali (PTT ke-2) selama

15 menit.

Bila tidak lahir lakukan manual plasenta

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 13: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 12

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan dibawah ini!

PENANGANAN RETENSIO PLASENTA

MENEJEMEN AKTIF KALA III

Apakah plasenta sudah lepas ?

Ya Belum

Lahirkan plasenta Beri oksitosin ke-2, 10 unit secara IM

Lakukan PTT

(pastikan rectum dan kandung kemih kosong)

Tidak berhasil Berhasil

Plac. Lahir spontan

Manual plasenta

Berhasil Tidak berhasil

plasenta lahir RUJUK KE RS (BAKSOKUDA)

HISTEREKTOMI

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 14: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 13

Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga

atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Retensio plasenta tersebut

disebabkan oleh sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal. Diagnosa ini

ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan plasenta dan selaputnya. Tanda-tanda

retensio plasenta apabila pada pemeriksaan tersebut terdapat area robekan

plasenta tidak lengkap atau tercabik-cabik.

Perhatikan dan temukan penyebab perdarahan dari laserasi atau robekan perineum

dan vagina. Nilai perluasan laserasi perineum, lihat Lampiran 4 untuk informasi dan

instruksi mengenai penjahitan laserasi atau episiotomi. Laserasi diklasifikasikan

berdasarkan luasnya robekan.

Derajat Satu Derajat dua Derajat Tiga Derajat Empat

Mukosa Vagina

Komisura

posterior

Kulit perineum

Mukosa Vagina

Komisura

posterior

Kulit perineum

Otot perineum

Mukosa Vagina

Komisura

posterior

Kulit perineum

Otot perineum

Otot sfingter ani

Mukosa Vagina

Komisura

posterior

Kulit perineum

Otot perineum

Otot sfingter ani

Dinding depan

rektum

Tak perlu dijahit jika

tidak ada perdarahan

dan aposisi luka baik.

Jahit menggunakan

teknik yang dijelaskan

pada Lampiran 4.

Penolong APN tidak dibekali keterampilan

untuk reparasi laserasi perineum derajat tiga

atau empat. Segera rujuk ke fasilitas rujukan

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

3. MEMERIKSA PERDARAHAN DARI PERINEUM

Page 15: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 14

1. Tanda-tanda atonia uteri adalah...

a. Kontraksi uterus baik

b. Terdapat robekan plasenta

c. Fundus uteri mengecil

d. Kontraksi uterus lembek dan lemah

e. Darah tidak membeku > 7 menit

Jawaban : D

2. Tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi dari 30 menit

setelah bayi lahir merupakan perdarahan yang disebabkan oleh...

a. Laserasi jalan lahir

b. Retensio plasenta

c. Kelainan pembekuan darah

d. Infeksi nifas

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

EVALUASI

Page 16: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 15

e. Atonia uteri

Jawaban : B

3. Adanya laserasi jalan lahir dapat dideteksi dengan melakukan...

a. Pemeriksaan plasenta

b. Palpasi uterus

c. Pemeriksaan pembekuan darah

d. Pemeriksaan protein urine

e. Pemeriksaan inspekulo

Jawaban : E

4. Kontraksi uterus baik dan darah yang keluar berwarna merah merupakan tanda-

tanda perdarahan yang disebabkan...

a. Laserasi jalan lahir

b. Atonia uteri

c. Kelainan pembekuan darah

d. Retensio plasenta

e. Sepsis puerperalis

Jawaban : A

5. Tidak berkontraksinya uterus setelah kelahiran plasenta merupakan perdarahan

yang disebabkan...

a. Retensio plasenta

b. Laserasi jalan lahir

c. Kelainan pembekuan darah

d. Atonia uteri

e. Sepsis puerperalis

Jawaban : D

6.Pengertian dari retensio plasenta, adalah....

a. Tertahannya bayi dan plasenta setelah 30 menit di pimpin mengejan

b. Tertahannya plasenta hingga atau melebihi 30 menit setelah bayi lahir

c. Tertahannya plasenta hingga atau melebihi waktu 1 jam setelah bayi lahir

d. Tertahannya plasenta hingga atau melebihi 2 jam setelah bayi lahir

7. Plasenta melekat dan menembus sebagian ke dalam miometriun disebut dengan

plasenta…..

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

Page 17: 16. Komplikasi Kala III-

Mendeteksi adanya komplikasi persalinan kala III dan cara mengatasinya dan pendokumentasian kala III 16

a. Adhesive

b. Inkreta

c. Akreta

d. Perkreta

8. Penarikan talipusat yang terlalu kuat dan penekanan pada fundus yang terlalu

kuat pada saat PTT akan menyebabkan…

a. Inversio uteri

b. Prolapsus uteri

c. Atonia uteri

d. Inertia uteri

9. Di bawah ini adalah penyebab dari retensio plasenta kecuali…

a. Plasenta akreta

b. Vesika urinaria penuh

c. His yang kurang kuat

d. Inertia uteri

10. Bagaimanakah penanganan dari retensio plasenta…

a. KBI/KBA

b. Manual Plasenta

c. Manual aid

d. Kuretase

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin