Komplikasi Anestesi Lokal dan Penanganannya.docx

7
Komplikasi Anestesi Lokal dan Penanganannya Penggunaan anestesi local yang makin meluas di bidang kedokteran gigi tidak jarang menimbulkan reaksi yang tidak menguntungkan bagi pasien. Untuk dapat mengatasi reaksi yang tidak menguntungkan tersebut, dokter gigi harus mengenal masalah dan komplikasi serta cara untuk menangani kondisi seperti ini. Beberapa reaksi tidak menguntungkan yang dapat terjadi sebagai efek anestesi local diantaranya: 1. Lokal 1. Kegagalan mendapatkan efek anestesi Kegagalan mendapatkan efek anestesi dapat disebabkan oleh teknik anestesi yang salah. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan pengulangan suntikan setelah memeriksa landmark anatomi dan setelah meninjau ulang teknik suntukan yang digunakan. Tidak tercapainya efek anestesi juga dapat terjadi pada jaringan yang mengalami peradangan. Untuk situasi seperti ini, anestesi dapat diperoleh dengan menggunakan teknik anestesi regional di mana larutan anestesi didepositkan pada jaringan yang letaknya agak jauh dari daerah peradangan. Penyebab lain terjadinya kegagalan mendapatkan efek anestesi disebabkan karena penggunaan larutan yang sudah kadaluwarsa. Oleh karena itu, dokter gigi harus memastikan bahwa stock cartridge anestesi belum kadaluwarsa dan menggunakannya dengan benar, kadang ada pula pasien yang mempunyai resistensi individual terhadap obat-obat tertentu. Untuk mengatasi hal ini, pemberian obat alternative yang mempunyai komposisi kimia yang berbeda akan memungkinkan diperolehnya hasil yang diinginkan. 2. Sakit selama dan setelah penyuntikan

description

anestesi lokal

Transcript of Komplikasi Anestesi Lokal dan Penanganannya.docx

Page 1: Komplikasi Anestesi Lokal dan Penanganannya.docx

Komplikasi Anestesi Lokal dan Penanganannya

Penggunaan anestesi local yang makin meluas di bidang kedokteran gigi tidak jarang menimbulkan reaksi yang tidak menguntungkan bagi pasien. Untuk dapat mengatasi reaksi yang tidak menguntungkan tersebut, dokter gigi harus mengenal masalah dan komplikasi serta cara untuk menangani kondisi seperti ini.

Beberapa reaksi tidak menguntungkan yang dapat terjadi sebagai efek anestesi local diantaranya:

1. Lokal1. Kegagalan mendapatkan efek anestesi

Kegagalan mendapatkan efek anestesi dapat disebabkan oleh teknik anestesi yang salah. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan pengulangan suntikan setelah memeriksa landmark anatomi dan setelah meninjau ulang teknik suntukan yang digunakan. Tidak tercapainya efek anestesi juga dapat terjadi pada jaringan yang mengalami peradangan. Untuk situasi seperti ini, anestesi dapat diperoleh dengan menggunakan teknik anestesi regional di mana larutan anestesi didepositkan pada jaringan yang letaknya agak jauh dari daerah peradangan.

Penyebab lain terjadinya kegagalan mendapatkan efek anestesi disebabkan karena penggunaan larutan yang sudah kadaluwarsa. Oleh karena itu, dokter gigi harus memastikan bahwa stock cartridge anestesi belum kadaluwarsa dan menggunakannya dengan benar, kadang ada pula pasien yang mempunyai resistensi individual terhadap obat-obat tertentu. Untuk mengatasi hal ini, pemberian obat alternative yang mempunyai komposisi kimia yang berbeda akan memungkinkan diperolehnya hasil yang diinginkan.

2. Sakit selama dan setelah penyuntikan

Untuk mengurangi rasa sakit selama penyuntikan dapat dilakukan dengan menggunakan jarum yang tajam untuk menyuntik. Tindakan lain yang dapat memperkecil rasa tidak enak adalah dengan menghangatkan larutan anestesi dan menyuntikannya perlahan-lahan

3. Pembentukan haematoma pada daerah penyuntikan

Bila dokter gigi menganggap bahwa haematoma kemungkinan akan terinfeksi, ia harus segera memberikan terapi antibiotic tanpa melihat letak daerah beku darah, apakah avaskular atau tidak dan tanpa mempertimbangkan bentuk ideal untuk proliferasi bakteri. Pasien juga harus diminta datang kembali dalam waktu 24 jam atau lebih bila perlu.

4. Suntikan intravascular

Page 2: Komplikasi Anestesi Lokal dan Penanganannya.docx

Penetrasi pembuluh darah hanya dapat dideteksi sedini mungkin bila digunakan teknik aspirasi, bila selama aspirasi terlihat aliran darah ke dalam larutan anestesi maka dapat disimpulkan bahwa terjadi penetrasi pembuluh darah dan jarum harus segera ditarik keluar dan dimasukkan kembali pada posisi yang sedikit berbeda

5. Kepucatan

Kepucatan akibat suntikan umumnya bersifat sementara dan berlangsung selama 30 detik sampai 30 menit. Untuk situasi ini hanya diperlukan tindakan menenangkan pasien saja. Teknik penyuntikan yang cermat dengan melakukan aspirasi larutan atau sedikit menarik jarum sebelum mendepositkan larutan akan dapat mengurangi insidensi komplikasi ini.

6. Trismus

Trismus sering terjadi beberapa saat setelah penyuntikan dan setelah selesai prosedur perawatan gigi. Bila disebabkan oleh infeksi, pasien umumnya akan menderita demam dan meraa sakit dan tidak sehat. Dalam kondisi ini nanah yang terbentuk harus didrainase dan harus diberikan terapi antibiotic. Bila infeksi seudah terkontrol simtom trismus dapat dihilangkan dengan menggunakan larutan kumur saline hangat dan diatermi gelombang pendek.

7. Paralisa wajah

Paralisa wajah Timbul akibat insersi ujung jarum terlalu ke belakang dan terlalu di belakang ramus asendens. Pasien yang menderita komplikasi ini harus ditenangkan dan diberi tahu bahwa fungsi normal dan penampilan wajah akan kembali normal segera setelah efek agen anestesi local hilang

8. Gangguan sensasi yang berlangsung lama

Gangguan sensasi setelah penyuntikan anestesi local umumnya disebabkan oleh kerusakan saraf. Tanda dan simtom pemulihan yang nyata biasanya terlihat setelah 3 bulan. Bila diperkirakan bahwa pemulihan tidak dapat terjadi, maka harus dirujuk ke spesialis. Bila ada paralisa yang terlalu lama mungkin ada gangguan penjalaran. Bisa saat menyuntik membuat kerusakan saraf, bisa juga ada peradangan yang bisa menekan saraf sehingga jalan impulsnya tidak lancer. Bisa diberikan obat-obat untuk merangsang penyembuhan saraf seperti vitamin B12, namun lambat laun pasti akan sembuh sendiri.

9. Patahnya jarum

Jarum umumnya patah pada daerah hubungan. Saat insersi, sisakan jarum 5 mm dari seluruh panjang jarim agar tetap menonjol keluar dari permukaan mukosa. Bila patah terjadi, jaringan harus tetap ditekan ketika ujung jarumyang terletak di luar jaringan ditarik dengan bantuan tang atau forcep arteri saat mengeluarka frakmen fraktur

10. Infeksi

Page 3: Komplikasi Anestesi Lokal dan Penanganannya.docx

Untuk menghindari infeksi dapat dilakukan dengan mensterilkan semua peralatan yang akan digunakan untuk menganastesi

11. Trauma pada bibir

Trauma pada bibir pada pasien anaka dapat disebabkan karena pasien menggigit-gigit bagian bibir yang teranestesi, yang dapat menimbulkan ulser yang sangat nyeri. Pada pasien dewasa, kemungkinan penyebab trauma bibir adalah akibat erusakan termis dari bibir akibat konsumsi minuman yang panas atau merokok

12. Gangguang visual

Gangguan ini dapat berupa penglihatan ganda atau penglihatan yang buram dan bahkan kebutaan sementara. Gangguan penglihatan akan kembali normal bila larutan sudah terdispersi, biasanya membutuhkan waktu 3 jam

2.  

3. Sistemik1. Sinkop

Kedaruratan ini paling sering terjadi pada pasien yang duduk di kursi unit baik pada awal maupun akhir perawatan. Kolaps dapat terjadi tiba-tiba dan dapat disertai atau tidak disertai dengan hilangnya kesadaran. Pada sebagian besar kasus yang mendadak dan menimbulkan hipoksia serebral dan umumnya akan pulih secara spontan. Pasien sering mengeluh pusing, lemas dan nausea dengan kulit yang pucat, dingin serta mudah berkeringat. Sinkop karena serangan bradikardia yang nyata sehingga adanya denyut nadi yang lambat dan lemah dapat digunakan untuk membantu menentukan diagnose banding.

Pertolongan pertama harus segera diberikan dan pasien jangan ditinggalkan sendirian. Prioritas pertama adalah memulihkan dan mempertahankan saluran udara serta mempertahankan respirasi dan sirkulasi. Perawatan ABC adalah memulihkan saluran udara, pernapasan dan sirkulasi dan kangan menunda waktu terlalu lama sebelum kita akhirnya menentukan diagnose atau terapi obat.

Sebagian besar pasien yang dirawat dengan prinsip tersebut dapat pulih kembali dengan cukup cepat tanpa sekuela lebih lanjut. Pasien harus segera dibaringkan dengan posisi kepala lebih rendah dari tubuh yaitu dengan menyesuaikan sandaran kursi unit 100 (posisi tredelenburg), karena posisi pada derajat yang lebih besar akan mengganggu drainase venus serebral dan mengurangi perfusi darah pada otak. Pasien jangan diberi minum sampai ia sudah sadar kembali.

Bila dokter gigi mempunyai asisten yang dapat membantunya, pasien dapat diangkat dari kursi unit dan dibaringkan telungkup di lantai. Ganjal mulut, potongan-potongan gigi, bahan-bahan gigi dan alat harus dikeluarkan dari rongga mulut dengan menggunakan jari dan darah harus diaspirasi dengan

Page 4: Komplikasi Anestesi Lokal dan Penanganannya.docx

suction. Bila ada indikasi yang menunjukkan pasien akan muntah, pasien dimiringkan, terutama miring ke sisi kanan. Pasien wanita yang sedang hamil tua jangan dibaringkan telungkup karena uterus gravis akan menekan vena cava inferior dan menimbulkan "kompresi cava" atau sindrom "hipotensi telungkup" yang dapat menimbulkan output kardiak dan memperlambat pemulihan. Bila seorang pasien pingsan, harus dibaringkan dalam posisi telungkup untuk mempertahankan saluran udaranya.

Pemulihan spontan biasa terjadi dalam waktu 15 menit dan sering kali prosedur perawatan gigi dapat diselesaikan pada satu kunjungan bila perawatan dilakukan dengan pasien dalam posisi berbaring. Bila perawatan belum dimulai dan perawatan tidak terlalu penting, sebaiknya perawatan ditunda dahulu sebelum kunjungan berikutnya. Pada kasus ini pasien harus dibiarkan beristirahat selama sekurang-kurangnya 1 jam.

2. Interaksi obat

Banyak pasien yang tidak mengetahui nama atau sifat obat yang diminumnya. Karena itulah, bila ada keraguan, dokter gigi sebaiknya menghubungi dokter yang merawat pasien untuk memastikan detail obat-obatan yang digunakan pasien tersebut, sebelum melakukan perawatan. Pada saat bersamaan dokter gigi juga harus menentukan keparahan penyakit sistemis yang diderita pasien dan hubungannya terhadap perawatan gigi yang akan dilakukannya.

3. Hepatitis serum

Agen penyebab dari penyakit yang sangat serius ini adalah antigen yang berhubungan dengan hepatitis B (GBsAg) yang juga disebut sebagai "virus B' dari "antigen Australia". Pada praktek kedokteran gigi, resiko penyebaran infeksi sangatlah besar terutama bila digunakan syringe dan jarum yang kurang steril

4. Reaksi sensitivitas

Reaksi ini mempunyai derajat yang bervariasi dari pembengkakan oedematus local atau urtikaria pada daerah suntikan sampai reaksi anaphilatik yang berbahaya dan parah yang terbukti fatal bila tidak cepat ditanggulangi. Untunglah sebagian besar reaksi bersifat ringan dan sementara sehingga tidak memerlukan perawatan dan bahkan sering tidak mendapat perhatian.

Reaksi toksis karena dosis berlebih dapat terlihat bila kadar lignokain dalam plasm lebih besar daripada 5 ug/ml. konsentrasi sebesar ini dapat dicapai bila dilakukan penyuntikan intravascular secara kurang tepat atau bila dilakukan pendepositan sejumlah besar larutan anestesi local secara cepat. Tanda pertama dari respon system saraf sentral biasanya berupa eksitasi seperti pusing, gelisah, nausea atau sakit kepala ringan diikuti dengan tremor dan denyut muscular terutama pada wajah, tangan dan kaki. Baru kemudian terjadi konvulsi.

Page 5: Komplikasi Anestesi Lokal dan Penanganannya.docx

5. Dermatitis okupansional

Bila digunakan prokain sebagai larutan anestesi local tidak jarang akan menemukan reaksi sensitivitas terhadap larutan ini berupa timbulnya dermatitis "Novocain" yang ditandai dengan retak-retak yang sakit dan fisur-fisur pada kulit yang terlihat sangatlah jelas di sekitar kuku dan di antara jari. Kondisi ini resisten terhadaa perawatan dan individu yang terserang sebaiknya diminya untuk menggunakan sarung tangan karet selama bekerja dalam usaha untuk menghindari kontak dengan prokain.

6. Gangguan kardio respirasi

Kemungkinan terjadinya gagal respirasi atau gagal jantung yang disebabkan oleh penyuntikan larutan anestesi local umumnya bersifat sementara. Walaupun demikian, setiap dokter gigi harus mampu menangani kedaruratan yang terjadi karena sebab apapun. Perlu juga disadari bahwa kedua kondisi ini saling berhubungan karena bila keduanya tidak terdeteksi dan tidak dirawat, akan berkembang makin cepat. Karena itu, bila pasien berhenti napas, dokter gigi harus memeriksa denyut carotid dan pupil mata. Tidak adanya denyutan dan dilatasi pupil adalah tanda yang menunjukkan adanya gagal jantung yang munkin disebabkan oleh gagal respirasi.