kompilasi Parekraf.pdf
-
Upload
arief-heru-swasono -
Category
Documents
-
view
118 -
download
0
Transcript of kompilasi Parekraf.pdf
-
HIMPUNAN PERATURANMENTERI PARIWISATA DAN
EKONOMI KREATIFTAHUN 2012
JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUMBIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN
SEKRETARIAT JENDERALKEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
2013
-
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esayang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, kamimenyambut baik diterbitkannya Buku Himpunan Peraturan Menteri Pariwisatadan Ekonomi Kreatif Tahun 2012 sesuai dengan rencana. Buku himpunanini diterbitkan untuk melaksanakan salah satu tugas dan fungsi Biro Hukumdan Kepegawaian, khususnya melakukan pengelolaan dokumentasi danpublikasi hukum, penyuluhan hukum serta Jaringan dokumentasi dan informasihukum di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.
Maksud diterbitkannya buku himpunan ini selain untuk memberikaninformasi dan pengetahuan peraturan perundang-undangan di bidang pariwisatadan ekonomi kreatif bagi para pemangku kepentingan (steakholders), jugasebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang pariwisata danekonomi kreatif.
Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah bekerjasama sehingga buku HimpunanPeraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012 dapat diterbitkan.
Dengan diterbitkannya buku ini, diharapkan buku Himpunan PeraturanMenteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012 dapat bermanfaat bagisemua pihak yang berkepentingan. Akhirnya kritik dan saran pembaca kamiharapkan untuk kesempurnaan penerbitan berikutnya.
Jakarta,Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian
ZAINI BUSTAMAN, SH, MM.
i
-
ii
-
DAFTAR ISI
Hal1. KATA PENGANTAR ...............................................................
2. DAFTAR ISI ............................................................................
3. ABSTRAK ...............................................................................
4. PERATURAN MENTERI :
a. SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR :PM.01/PL.104/MPEK/2012 TENTANG PENGADAANBARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DILINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF ........................................................
b. SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR :PM.07/HK.001/MPEK/2012 TENTANG ORGANISASI DANTATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMIKREATIF ..........................................................................
c. SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR :PM.20/OT.001/M.PEK/2012 TENTANG PENYESUAIANNOMENKLATUR PADA PERATURAN MENTERIKEBUDAYAAN DAN PARIWISATA .................................
d. SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR :PM.27/UM.001/MPEK/2012 TENTANG PELAKSANAANKEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGASPEMBANTUAN PADA KEMENTERIAN PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF ........................................................
e. SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR :PM.35/UM.001/MPEK/2012 TENTANG RENCANASTRATEGIS KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMIKREATIF TAHUN 2012 2014 ......................................
iii
i
iii
1
29
38
241
244
267
-
f. SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR :PM.37/UM.001/MPEK/2012 TENTANG PEDOMANPELAKSANAAN KEGIATAN BADAN PROMOSIPARIWISATA INDONESIA ..............................................
g. SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR :PM.55/HK.001/MPEK/2012 TENTANG INDIKATORKINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIANPARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF ........................
h. SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR :133/UM.001/MPEK/2012 TENTANG PEDOMANPELAKSANAAN TATA NASKAH DI LINGKUNGANKEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
i. SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR :134/UM.001/MPEK/2012 TENTANG JADWAL RETENSIARSIP FASILITATIF NON KEUANGAN DAN NONKEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIANPARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF ........................
j. SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR :139/UM.001/MPEK/2012 TENTANG TATA CARAPELAKSANAAN PENGAMANAN DAN KETERTIBAN DILINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF ........................................................
k. SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMORPM.141/PW.204/MPEK/2012 TENTANG PERUBAHANKEEMPAT ATAS PERATURAN MENTERI KEBUDAYAANDAN PARIWISATA NOMOR: PM.55/PW.204/MKP/2008TENTANG PEMANFAATAN JASA TEKNIK FILM DALAMNEGERI DALAM KEGIATAN PEMBUATAN DANPENGGANDAAN FILM NASIONAL SERTAPENGGANDAAN FILM IMPOR ......................................
iv
555
561
593
768
793
809
-
l. SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMORPM.143/UM.001/MPEK/2012 TENTANG PENATAUSAHAANKEUANGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF ................................................
m. SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMORPM.144/HK.201/MPEK/2012 TENTANG PEDOMANPENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDURDl LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF.........................................................
n. SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMORPM.145/HK.201/MPEK/2012 TENTANG PEDOMANPENYUSUNAN KERANGKA ACUAN KERJA DILINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF ........................................................
v
813
961
988
-
vi
-
ABSTRAKPERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
TAHUN 2012
1. PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH - ELEKTRONIK2012
PERMEN PAREKRAF NOMOR : PM.01/PL.104/MPEK/2012.,LL KEMENPAREKRAF, 8 HLM
PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFTENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARAELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF
ABSTRAK : - Bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektifitas,transparansi, persaingan sehat, adil tidak diskriminatifdan akuntabel dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah di lingkungan Kementerian Pariwisatadan Ekonomi Kreatif, perlu dilaksanakan pengadaanbarang/jasa Pemerintah secara elektronik untuk ituperlu menetapkan Peraturan Menteri Pariwisata danEkonomi Kreatif tentang Pengadaan Barang/JasaPemerintah Secara Elektronik di lingkungan KementerianPariwisata dan Ekonomi Kreatif.
- Dasar hukum Peraturan Menteri ini adalah PERKALKPP No. 002/PRT/KA/VII/2009; PERKA LKPPNo. 2 Tahun 2010.
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang PengadaanBarang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik. Para pihakyang terlibat dalam pengadaan barang/jasa pemerintahsecara elektronik di lingkungan Kementerian terdiriatas LPSE, PPK, ULP dan Penyedia barang/jasa.Pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronikoleh pengguna barang dapat menggunakan metodesebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini. LPSE,PPK, Panitia Pengadaan/ULP, dan Penyedia barang/
1
-
jasa pemerintah dilarang mengacaukan, dan/ataumerusak sistem pengadaan barang/jasa pemerintahsecara elektronik; dan mencuri informasi, memanipulasidata, dan/atau berbuat curang dalam pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik yang dapatmempengaruhi tujuan pengadaan, Penyedia barang/jasa pemerintah dikenai sanksi bila melanggar ketentuanyang telah diatur dalam Peraturan Menteri.
CATATAN : - Permen ini ditetapkan pada tanggal 5 Januari 2012
2
-
2. ORGANISASI TATA KERJA
2012
PERMEN PAREKRAF NOMOR PM.07/HK.001/MPEK/2012, LLKEMENPAREKRAF, 189 HLM
PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFTENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF.
ABSTRAK : - Bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan PresidenNomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan danOrganisasi Kementerian Negara sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan PresidenNomor 91 Tahun 2011 dan Peraturan PresidenNomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas,dan Fungsi Kementerian Negara serta SusunanOrganisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I KementerianNegara, sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92Tahun 2011, serta dalam rangka meningkatkan efektivitaspelaksanaan urusan pemerintahan di bidang pariwisatadan ekonomi kreatif, dipandang perlu menetapkanPeraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatiftentang Organisasi dan Tata Kerja KementerianPariwisata dan Ekonomi Kreatif.
- Dasar hukum Peraturan Menteri ini adalah: PERPRESNo.47 Tahun 2009 sebagaimana telah beberapa kalidiubah terakhir dengan PERPRES No.91 Tahun 2011,KEPPRES No. 84/P Tahun 2009, PERPRES No.24Tahun 2010 sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan PERPRES No.92 Tahun 2011.
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang Organisasidan Tata Kerja Kementerian Pariwisata dan EkonomiKreatif. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatifdipimpin oleh Menteri dan bertanggung jawab kepadaPresiden. Dalam mempimpin Kementerian Pariwisatadan Ekonomi Kreatif, Menteri dibantu oleh Wakil MenteriPariwisata dan Ekonomi Kreatif. Organisasi Kementerian
3
-
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terdiri atas SekretariatJenderal, Direktorat Jenderal Pengembangan DestinasiPariwisata, Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata,Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni danBudaya, Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif BerbasisMedia, Desain, dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,Inspektorat Jenderal, Badan Pengembangan SumberDaya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Staf Ahli BidangPerlindungan Keanekaragaman Karya Kreatif, StafAhli Bidang Jasa Ekonomi, Staf Ahli Bidang HubunganAntar Lembaga, Staf Ahli Bidang Ilmu Pengetahuandan Teknologi, Pusat Data dan Informasi, PusatPendidikan dan Pelatihan Pegawai dan PusatKomunikasi Publik.Kementerian Pariwisata dan EkonomiKreatif mempunyai tugas menyelenggarakan urusandi bidang pariwisata dan ekonomi kreatif dalampemerintahan untuk membantu Presiden dalammenyelenggarakan pemerintahan negara. Dalammelaksanakan tugas, Kementerian Pariwisata danEkonomi Kreatif menyelenggarakan fungsi meliputiperumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakandi bidang pariwisata dan ekonomi kreatif;pengelolaanbarang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawab Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkunganKementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi ataspelaksanaan urusan Kementerian Pariwisata danEkonomi Kreatif di daerah; dan pelaksanaan kegiatanteknis yang berskala nasional.
CATATAN : - Permen ini ditetapkan pada tanggal 27 Januari 2012
- Semua peraturan pelaksanaan dari Peraturan MenteriKebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.27/HK.001/MKP-2011 tentang Organisasi dan Tata KerjaKementerian Kebudayaan dan Pariwisata dinyatakantetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/ataubelum diubah atau diganti dengan peraturanpelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan Menteriini.
4
-
- Pada saat mulai berlakunya Peraturan Menteri iniseluruh jabatan yang ada beserta pejabat yangmemangku jabatan di lingkungan KementerianPariwisata dan Ekonomi Kreatif tetap melaksanakantugas dan fungsi Kementerian sampai dengan diaturkembali berdasarkan Peraturan Menteri ini.
- Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, PeraturanMenteri Kebudayaan dan Pariwisata NomorPM.27/HK.001/MKP-2011 tentang Organisasi danTata Kerja Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
- Lampiran 45 hlm.
5
-
3. NOMENKLATUR PENYESUAIAN - PERATURAN MENTERI KEBUDAYAANDAN PARIWISATA
2012
PERMEN PAREKRAF NOMOR : PM.20/OT.001/M.PEK/2012, LLKEMENPAREKRAF, 2 HLM
PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFTENTANG PENYESUAIAN NOMENKLATUR PADA PERATURANMENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
ABSTRAK : - Bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 77Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas PeraturanPresiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukandan Organisasi Kementerian Negara, nama KementerianKebudayaan dan Pariwisata diubah menjadiKementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untukitu perlu menetapkan Peraturan Menteri Pariwisatadan Ekonomi Kreatif tentang Penyesuaian NomenklaturPada Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.
- Dasar hukum Peraturan Menteri ini adalah UUNo. 39 Tahun 2008; PEPPRES No.47 Tahun 2009sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denganPERPRES No.91 Tahun 2011, PERPRES No.24Tahun 2010 sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan PERPRES No.92 Tahun 2011.
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang Penyesuaiannomenklatur pada setiap Peraturan Menteri Kebudayaandan Pariwisata sebagai berikut, Menteri Kebudayaandan Pariwisata dibaca menjadi Menteri Pariwisata danEkonomi Kreatif dan Kementerian Kebudayaan danPariwisata dibaca menjadi Kementerian PariwisataEkonomi Kreatif.
CATATAN : - Permen ini ditetapkan pada tanggal 7 Februari 2012.
6
-
4. TUGAS PEMBANTUAN DEKONSENTRASI
2012
PERMEN PAREKRAF NOMOR PM.27/UM.001/MPEK/2012, LLKEMENPAREKRAF, 21 HLM
PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFTENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGASPEMBANTUAN PADA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMIKREATIF.
ABSTRAK : - Bahwa dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan TugasPembantuan, kegiatan di bidang pariwisata dan ekonomikreatif dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Daerahdan berubahnya organisasi Kementerian Kebudayaandan Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata danEkonomi Kreatif, maka tugas dan fungsi kementerianmenjadi berubah sehingga Peraturan MenteriKebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.104/UM.001/MKP/2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan KementerianKebudayaan dan Pariwisata yang Dilaksanakan MelaluiDekonsentrasi dan/atau Tugas Pembantuan perlu digantidengan Peraturan Menteri yang baru denganmenetapkan Peraturan Menteri Pariwisata Dan EkonomiKreatif tentang Pelaksanaan Kegiatan DekonsentrasiDan Tugas Pembantuan Pada Kementerian Pariwisatadan Ekonomi Kreatif.
- Dasar hukum Peraturan Menteri ini adalah: UU No.17Tahun 2003, UU No.1 Tahun 2004, UU No.15Tahun 2004, UU No. 25 Tahun 2004, UU No. 10Tahun 2009, UU No. 33 Tahun 2009, PP No. 79Tahun 2005, PP No. 6 Tahun 2006, sebagaimanatelah diubah terakhir dengan PP No. 38 Tahun 2008,PP No. 8 Tahun 2006, PP No. 39 Tahun 2006, PPNo. 7 Tahun 2008, PP No. 60 Tahun 2008, PP No. 71Tahun 2010, PP No. 50 Tahun 2011, PP No. 2Tahun 2012, PERPRES No. 91 Tahun 2011, PERPRESNo. 92 Tahun 2011, PERMEN KEU No. 96/PMK.06/2007,PERMEN KEU No 171/PMK.05/2007, PERMEN BUDPAR
7
-
No.PM.16/UM.001/MKP/2010, PERMEN KEU No.248/PMK.07/2010, PERMEN KEU No.249/PMK.02/2011,PERMEN PAREKRAF No.PM.07/HK.001/MPEK/2012.
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang PelaksanaanKegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan padaKementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Urusanpemerintahan yang dapat dilaksanakan melalui kegiatandekonsentrasi meliputi kegiatan bidang pengembangandestinasi pariwisata; kegiatan bidang pemasaranpariwisata; kegiatan bidang ekonomi kreatif berbasisseni dan budaya; kegiatan bidang ekonomi kreatifberbasis media, desain, dan ilmu pengetahuan danteknologi; dan kegiatan bidang pengembangan sumberdaya pariwisata dan ekonomi kreatif. Pelaksanaankegiatan dekonsentrasi antara lain sinkornisasi dankoordinasi perencanaan; fasilitasi/dukungan; bimbinganteknis; pelatihan; pemberian penghargaan; penyuluhan;supervisi; penelitian dan survey; pembinaan; danpengawasan dan pengendalian. Urusan Pemerintahanyang dapat dilaksanakan melalui Tugas Pembantuanyaitu bidang pengembangan destinasi pariwisata.Pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuanmeliputi Mekanisme Pencairan Dana, PenatausahaanBMN, Pelaporan dan Pertanggungjawaban, Pembinaandan Pengawasan, Pemeriksaan, dan Serah TerimaBarang, dan sanksi administratif terhadap SatuanKerja Perangkat Daerah (SKPD) yang melakukankelalaian.
CATATAN : - Permen ini ditetapkan pada tanggal 5 April 2012
- Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, PeraturanMenteri Kebudayaan dan Pariwisata NomorPM.104/UM.001/MKP/2010 tentang PelaksanaanKegiatan Kementerian Kebudayaan dan PariwisataYang Dilaksanakan Melalui Dekonsentrasi DanTugas Pembantuan dicabut dan dinyatakan tidakberlaku.
8
-
5. RENCANA STRATEGIS TAHUN 201220142012
PERMEN PAREKRAF NOMOR PM.35/UM.001/MPEK/2012, LLKEMENPAREKRAF, 267 HLM
PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFTENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF TAHUN 2012-2014.
ABSTRAK : - Bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 92Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas PeraturanPresiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Serta SusunanOrganisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I KementerianNegara, tanggal 21 Desember 2011 telah dibentukKementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan sesuaiUndang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional, setiapKementerian/Lembaga harus menyusun RencanaStrategis yang berpedoman kepada RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional yang memuatvisi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,program, dankegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsiKementerian/Lembaga dengan menetapkan PeraturanMenteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang RencanaStrategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi KreatifTahun 2012-2014.
- Dasar hukum Peraturan Menteri ini adalah: UU No.17Tahun 2003, UU No.25 Tahun 2004, UU No.10Tahun 2009, UU No.33Tahun 2009, PERPRES No. 47Tahun 2009 sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan PERPRES No.91 Tahun 2011,PERPRES No.24 Tahun 2010 sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan PERPRES No.92Tahun 2011, PERPRES No.5 Tahun 2010, PERMENPAREKRAF No.PM.07/HK.001/MPEK/2012.
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang RencanaStrategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi KreatifTahun 2012-2014.Rencana Strategis merupakan
9
-
pedoman dalam penyelenggaraan program dan kegiatanpembangunan di lingkungan Kementerian Pariwisatadan Ekonomi Kreatif. Pembangunan pariwisataditentukan atas bergantungnya pada keunggulan dayatarik wisata, kualitas sarana dan prasarana di destinasiwisata, dan keberadaan industri pariwisata.Penyelenggaraan usaha pariwisata meliputi Usaha dayatarik wisata; Usaha kawasan pariwisata; Jasa transportasiwisata; Jasa perjalanan wisata; Jasa makanan danminuman; Penyediaan akomodasi; Penyelenggaraankegiatan hiburan dan rekreasi; Penyelenggaraanpertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran;Jasa informasi pariwisata; Jasa konsultan pariwisata;Jasa pramuwisata; Wisata tirta; dan Spa.
- Ekonomi kreatif merupakan sektor baru yang diangkatoleh pemerintah untuk dikelola ke tingkat Kementeriansehingga dibentuk Kementerian Pariwisata dan EkonomiKreatif. Sesuai dengan Instruksi Presiden No. 6Tahun 2009 tentang Ekonomi Kreatif, maka ekonomikreatif Indonesia dikelompokkan menjadi Arsitektur;Desain; Fesyen (Mode); Film, Video, dan Fotografi;Kerajinan; Musik; Pasar Seni dan Barang Antik;Penerbitan dan Percetakan; Periklanan; PermainanInteraktif; Penelitian dan Pengembangan; SeniPertunjukan; Teknologi Informasi dan Piranti Lunak;dan Televisi dan Radio. Selain pengelompokan dalamInstruksi Presiden tersebut terdapat bidang tambahanyang akan dikembangkan oleh Kementerian Pariwisatadan Ekonomi Kreatif berupa kuliner yang sangat eratkaitannya dengan kepariwisataan dimana memilikikekayaan kreativitas dan kearifan lokal.
CATATAN : - Permen ini ditetapkan pada tanggal 30 April 2012
- Lampiran 265
10
-
6. BADAN PROMOSI PARIWISATA INDONESIA PEDOMAN PELAKSANAAN2012
PERMEN PAREKRAF NOMOR PM.37/UM.001/MPEK/2012, LLKEMENPAREKRAF, 5 HLM
PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFTENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN BADAN PROMOSIPARIWISATA INDONESIA.ABSTRAK : - Dalam rangka memajukan kepariwisataan nasional
perlu meningkatkan kegiatan promosi pariwisataIndonesia maka promosi pariwisata Indonesia dapatdilakukan oleh Badan Promosi Pariwisata Indonesiasebagai mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah.Untuk pelaksanaan kegiatan promosi pariwisataIndonesia perlu adanya peraturan baru denganmenetapkan Peraturan Menteri Pariwisata dan EkonomiKreatif tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan BadanPromosi Pariwisata Indonesia.
- Dasar hukum Peraturan Menteri ini adalah UU No.17Tahun 2003, UU No.1 Tahun 2004, UU No.15 Tahun 2004,UU No.25 Tahun 2004, UU No.10 Tahun 2009, PP No. 8Tahun 2006, PP No. 60 Tahun 2008, PP No. 71 Tahun 2010,PP No.50 Tahun 2011 PERPRES No.24 Tahun 2009sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhirdengan PERPRES No.92 Tahun 2011, KEPPRESNo. 22 Tahun 2011, PERMEN KEU No.171/PNK.05/2007,PERMEN KEU No.249/PMK.02/2011, PERMENPAREKRAF No. PM.07/HK.001/MPEK/2012, PERMENPAREKRAF No. PM.35/UM.001/MPEK/2012.
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang PelaksanaanKegiatan Badan Promosi Pariwisata Indonesia. BadanPromosi Pariwisata Indonesia dalam melaksanakankegiatan promosi pariwisata Indonesia bertugasmeningkatkan citra kepariwisataan Indonesia,meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara danpenerimaan devisa, meningkatkan kunjungan wisatawannusantara dan pembelanjaan, menggalang pendanaandari sumber selain Anggaran Pendapatan dan Belanja
11
-
Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerahsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan melakukan riset dalam rangkapengembangan usaha dan bisnis pariwisata. BadanPromosi Pariwisata Indonesia dalam menyelengarakankegiatan promosi berdasarkan kriteria yang meliputimeningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara danperjalanan wisatawan nusantara serta pembelanjaan,pada saat tingkat kunjungan rendah (low seasontourism); mempromosikan ekonomi kreatif yang menjadibagian dari kepariwisataan (creative tourism); danmempromosikan kepariwisataan yang ramah lingkungandan berkelanjutan (green tourism). Dalam melaksanakantugasnya Badan Promosi Pariwisata Indonesia wajibmelakukan koordinasi dan melaporkan kepadaKementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
CATATAN : - Permen ini ditetapkan pada tanggal 25 Mei 2012
12
-
7. INDIKATOR KINERJA UTAMA - KEMENPAREKRAF2012
PERMEN PAREKRAF NOMOR PM.55/HK.001/MPEK/2012, LLKEMENPAREKRAF, 36 HLM
PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFTENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGANKEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
ABSTRAK : - Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 danPasal 4 Peraturan Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentangPedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utamadi Lingkungan Instansi Pemerintah,dan dalam upayauntuk memperjelas dan menyelaraskan antara IndikatorKinerja Utama Kementerian Pariwisata dan EkonomiKreatif dengan Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional (RPJMN) dan Rencana StrategisKementerian Pariwisata dan Ekonomi KreatifTahun 2012-2014, serta kontrak kinerja KabinetIndonesia Bersatu II, perlu adanya penyempurnaanIndikator Kinerja Utama di Lingkungan KementerianPariwisata dan Ekonomi Kreatif yang sudah tidaksesuai dengan kebutuhan dan organisasi kementerian,maka perlu menetapkan Peraturan Menteri Pariwisatadan Ekonomi Kreatif tentang Indikator Kinerja Utamadi Lingkungan Kementerian Pariwisata dan EkonomiKreatif.
- Dasar hukum Peraturan Menteri ini adalah UU No.17Tahun 2003, UU No.25 Tahun 2004, UU No.10Tahun 2009, UU No.33 Tahun 2009, PP No.8Tahun 2006, KEPPRES No.84/P Tahun 2009, PEPPRESNo.47 Tahun 2009 sebagaimana telah beberapa kalidiubah terakhir dengan PERPRES No.91 Tahun 2011,PERPRES No.5 Tahun 2010, PERPRES No.24Tahun 2010 sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan PERPRES No.92 Tahun 2011,PERPRES No.81 Tahun 2010, PERMEN PAN
13
-
No.PER/09/M.PAN/5/2007, PERMEN PANRB No.20Tahun 2010, PERMEN PAREKRAF No.PM.07/HK.001/MPEK/2012.
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang IndikatorKinerja Utama di Lingkungan Kementerian Pariwisatadan Ekonomi Kreatif, dengan menetapkan indikatorkinerja utama sebagai acuan ukuran kinerja yangdigunakan oleh unit kerja di lingkungan KementerianPariwisata dan Ekonomi Kreatif. Untuk mengefektifkanpelaksanaan Peraturan Menteri ini, Inspektorat Jenderaldiberikan tugas melakukan telaah (review) atas capaiankinerja setiap unit kerja dalam rangka meyakinkankehandalan informasi yang disajikan dalam laporanakuntabilitas kinerja dan melakukan evaluasi terhadappelaksanaan Peraturan Menteri ini dan melaporkankepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
CATATAN : - Permen ini ditetapkan pada tanggal 16 Juli 2012- Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata NomorPM.105/HK.001/MKP/2011 tentang Penetapan IndikatorKinerja Utama di Lingkungan Kementerian Kebudayaandan Pariwisata, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
- Lampiran 32 hlm
14
-
8. TATA NASKAH PEDOMAN PELAKSANAAN2012PERMEN PAREKRAF NOMOR PM.133/UM.001/MPEK/2012, LLKEMENPAREKRAF, 167 HLMPERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFTENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TATA NASKAH DI LINGKUNGANKEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
ABSTRAK : - Dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Tata NaskahDinas dan adanya perubahan organisasi dan tata kerjayang semula Departemen Kebudayaan dan Pariwisatamenjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,dipandang perlu untuk mengganti Peraturan MenteriKebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.51/UM.001/MKP/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Tata NaskahDinas di lingkungan Departemen Kebudayaan danPariwisata dengan peraturan baru, maka perlumenetapkan Peraturan Menteri Pariwisata dan EkonomiKreatif tentang Pedoman Pelaksanaan Tata NaskahDinas di Lingkungan Kementerian Pariwisata danEkonomi Kreatif.
- Dasar hukum Peraturan Menteri ini adalah UU No.37Tahun 1999, UU No.24 Tahun 2000, UU No.43Tahun 2009, UU No.24 Tahun 2009, UU No.12Tahun 2011, UU 28 Tahun 2012, PERPRES No.47Tahun 2010 sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan PERPRES No.91 Tahun 2011,PEPPRES No. 24 Tahun 2010 sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan PERPRES No.92Tahun 2011, PERPRES No.60 Tahun 2012, PERMENPAN No.22 Tahun 2008, PERMEN DIKNAS No.46Tahun 2009, PERMEN PANRB No.6 Tahun 2011,PERMEN PAREKRAF No.PM.07/HK.001/MPEK/2012.
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang PedomanPelaksanaan Tata Naskah Dinas di LingkunganKementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
15
-
Ketatalaksanaan pemerintah merupakan pengaturantentang mekanisme/ prosedur/tata kerja untukmelaksanakan tugas dan fungsi dalam berbagai bidangkegiatan pemerintahan. Ketatalaksanaan di lingkunganKementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merupakankomponen penting dalam administrasi umum yangmeliputi tata naskah dinas, singkatan, akronim, dankearsipan. Tata naskah dinas sebagai salah satu unsuradministrasi umum mencakupi pengaturan tentangjenis dan penyusunan naskah dinas, penggunaanLambang Negara, cap dinas, tata surat, perubahan,pencabutan, pembatalan produk hukum, dan ralat.
CATATAN : - Permen ini ditetapkan pada tanggal 13 November 2012
- Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, PeraturanMenteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.51/UM.001/MKP/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan TataNaskah Dinas di Lingkungan Departemen Kebudayaandan Pariwisata, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
- Lampiran 164 hlm
16
-
9. ARSIP FASILITATIF NON KEUANGAN DAN NON KEPEGAWAIAN -JADWAL RETENSI2012PERMEN PAREKRAF NOMOR PM.134/UM.001/MPEK/2012, LLKEMENPAREKRAF, 24 HLMPERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFTENTANG JADWAL RETENSI ARSIP FASILITATIF NON KEUANGANDAN NON KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIANPARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
ABSTRAK : - Bahwa untuk tercapainya tertib pelaksanaan penyusutanarsip di lingkungan Kementerian Pariwisata dan EkonomiKreatif, perlu adanya Jadwal Retensi Arsip FasilitatifNon Keuangan dan Non Kepegawaian perlu menetapkanPeraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatiftentang Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Non Keuangandan Non Kepegawaian Di Lingkungan KementerianPariwisata Dan Ekonomi Kreatif.
- Dasar hukum Peraturan Menteri ini adalah UU No.43Tahun 2009, PP No.28 Tahun 2012, KEPPRES No.105Tahun 2004, PERPRES No.47 Tahun 2009 sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan PERPRESNo.91 Tahun 2011, PEPPRES No. 24 Tahun 2010sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denganPERPRES No, 92 Tahun 2011, PERMEN BUDPARNo.PM.63/UM.001/MKP/2009, PERMEN PERKA ANRINo. 12 Tahun 2009, PERMEN PAREKRAF No.PM.07/HK.001/MPEK/2012.
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang JadwalRetensi Arsip Fasilitatif Non Keuangan dan NonKepegawaian. Arsip fasilitatif non keuangan dan nonkepegawaian meliputi perencanaan, hukum, organisasidan ketatalaksanaan, kearsipan, ketatausahaan dankerumahtanggaan, hubungan masyarakat, penelitian,pengkajian dan pengembangan, pendidikan danpelatihan, perlengkapan, pengadaan Barang dan Jasa,perpustakaan, teknologi informasi dan komunikasi danpengawasan.
CATATAN : - Permen ini ditetapkan pada tanggal 22 November 2012
- Lampiran 19 hlm
17
-
10. PENGAMANAN - KETERTIBAN - TATA CARA PELAKSANAAN2012PERMEN PAREKRAF NOMOR : PM.139/UM.101/MPEK/2013,LL KEMENPAREKRAF, 15 HLMPERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFTENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAMANAN DANKETERTIBAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DANEKONOMI KREATIFABSTRAK : - Bahwa dengan terbentuknya organisasi Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif perlu dilakukanpeninjauan kembali Keputusan Menteri Kebudayaandan Pariwisata Nomor KM.29/UM.001/MKP/02 tentangTata Cara Pelaksanaan Pengamanan dan Ketertibandi lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisatauntuk itu perlu menetapkan Peraturan Menteri Pariwisatadan Ekonomi Kreatif tentang Tata Cara PelaksanaanPengamanan dan Ketertiban di lingkungan KementerianPariwisata dan Ekonomi Kreatif.
- Dasar hukum Peraturan Menteri ini adalah UU No.2Tahun 2002; PERPRES No.47 Tahun 2009 sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan PERPRESNo.91 Tahun 2011; KEPRES No. 84/P Tahun 2009sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denganKEPPRES No. 59/P Tahun 2011; PERPRES No.24Tahun 2010 sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan PERPRES No.92 Tahun 2011; PERKAPOLRI No.24 Tahun 2007; PERMEN PAREKRAFNo.PM.07/HK.001/MPEK/2012; KEPMEN KEUANGANNo.112/KM.6/2012.
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang Tata CaraPelaksanaan Pengamanan dan Ketertiban dilingkunganKementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.Pengamanan di lingkungan Kantor terdiri ataspengamanan fungsional dan pengamananoperasional.Tata cara pelaksanaan pengamanan danketertiban meliputi pengamanan bangunan gedungKantor, perlindungan pribadi dan tempat kediamanMenteri dan Wakil Menteri, penjagaan di lantai kerja
18
-
Menteri, Wakil Menteri, Sekretaris Jenderal, dan paraPejabat Eselon I, pengawasan lalu lintas barang,pengaturan Penerimaan Tamu, pengaturan pemakaiantanda pengenal, pengaturan parkir kendaraan, menataletak parkIr kendaraan, pengaturan pemasanganspanduk/umbul-umbul, standing banner dan baliho,tindakan sementara dalam hal terjadi suatu tindakpidana, tindakan mengatasi perkelahian, tindakanmenghadapi unjuk rasa, tindakan mengatasi kerusuhan,tindakan mengatasi kebakaran, tindakan mengatasiancaman bom, Tindakan penyelamatan terjadinyagempa bumi, pelatihan, koordinasi dan pengawasan.
CATATAN : - Permen ini ditetapkan pada tanggal 18 Desember 2012.
19
-
11. PEMANFAATAN JASA TEKNIK FILM DALAM NEGERI - PEMBUATANDAN PENGGANDAAN FILM NASIONAL - PENGGANDAAN FILM IMPOR- PENGGANDAAN FILM NASIONAL PERUBAHAN KEEMPAT2012
PERMEN PAREKRAF NOMOR : PM.141/PW.204/MPEK/2012, LLKEMENPAREKRAF, 3 HLM
PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFTENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN MENTERIKEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR: PM.55/PW.204/MKP/2008TENTANG PEMANFAATAN JASA TEKNIK FILM DALAM NEGERI DALAMKEGIATAN PEMBUATAN DAN PENGGANDAAN FILM NASIONAL SERTAPENGGANDAAN FILM IMPOR
ABSTRAK : - Bahwa jasa teknik film yang merupakan salah satusumber daya dalam negeri, harus dimanfaatkan dalamkegiatan pembuatan dan penggandaan film nasionalserta penggandaan film impor sementara untukmemanfaatkan Jasa Teknik Film dalam negeri dalamkegiatan pembuatan dan penggandaan film nasionalserta penggandaan film impor, diperlukan waktu untukmempelajari lebih jauh kemampuan dan persiapankegiatan usaha jasa teknik film yang mencakupteknologi seluloid dan digital di dalam negeri untukitu perlu dibuatkan Peraturan Menteri untuk mengubahkembali tanggal efektif mulai berlakunya PeraturanMenteri Kebudayaan dan Pariwisata NomorPM.55/PW.204/MKP/2008 tentang Pemanfaatan JasaTeknik Film Dalam Negeri Dalam Kegiatan Pembuatandan Penggandaan Film Nasional Serta PenggandaanFilm Impor sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Peraturan Menteri Pariwisata danEkonomi Kreatif Nomor PM.108/PW.204/MKP/2011.
- Dasar hukum Peraturan Menteri ini adalah UU No. 33Tahun 2009; PP No. 6 Tahun 1994; PP No. 7 Tahun 1994;PERPRES No. 24 Tahun 2010; SK MENTERIPENERANGAN No.215/KEP/MENPEN/1994; PERMENBUDPAR No. PM.55/PW.204/MKP/2008.
20
-
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur mengenai perubahanPasal 13 ayat (2) yaitu mengenai berlaku efektifnyaPeraturan Menteri padatanggal 1 Januari 2014.
CATATAN : - Permen ini ditetapkan pada tanggal 19 Desember 2013
21
-
12. PENATAUSAHAAN KEUANGAN KEMENPAREKRAF2012
PERMEN PAREKRAF NOMOR PM.143/UM.001/MPEK/2012,LL KEMENPAREKRAF, 77 HLM
PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFTENTANG PENATAUSAHAAN KEUANGAN DI LINGKUNGANKEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF.
ABSTRAK : - Bahwa dengan adanya perubahan peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perubahan organisasiKementerian serta untuk mewujudkan efektifitas,efesiensi dan tertib administrasi keuangan negara,perlu meninjau kembali Peraturan Menteri Kebudayaandan Pariwisata Nomor PM.49/KU.202/MKP/2008 tentangPetunjuk Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan dilingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
- Dasar hukum Peraturan Menteri ini adalah UU No.17Tahun 2003, UU No.1 Tahun 2004, UU No.15 Tahun 2004,PERPRES No 54 Tahun 2010 sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan PERPRES No.70Tahun 2012, KEPMEN KEU No. KEP.563/KMK.03/2003,PERMEN KEU No.03/PMK.06/2006, PERMEN KEUNo 73/PMK.05/2008, PERMEN KEU No. 97/PMK.05/2010, PERMEN KEU No 154/PMK.03/2010, PERMENKEU No 113/PMK.05/2012, PERMEN KEU No. 190/PMK.05/2012, PERMEN PAREKRAF No, PM.07/HK.001/MPEK/2012.
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentangPenatausahaan Keuangan di Lingkungan KementerianPariwisata dan Ekonomi Kreatif. Penatausahaankeuangan merupakan pedoman bagi satuan kerja danUPT di lingkungan Kementerian Pariwisata dan EkonomiKreatif agar penatausahaan keuangan pada Satkerdan UPT dilaksanakan secara tertib, sehinggapembayaran yang dilakukan tidak melampaui batasalokasi dana yang tertera dalam DIPA, sertamempermudah dalam menyusun laporan keuangan.Penatausahaan keuangan meliputi persiapan,
22
-
pembukuan bendahara pengeluaran dan/atau bendaharapengeluaran pembantu pada Satuan kerja atau UnitPelaksana Teknis (UPT), Pemeriksaan Kas Bendahara,surat perintah pembayaran (SPP), surat perintahmembayar (SPM), Pertanggungjawaban keuangan danpelaporan.
CATATAN : - Permen ini ditetapkan pada tanggal 7 Desember 2012- Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata NomorPM.49/KU.202/MKP/2008 tentang PetunjukPelaksanaan Penatausahaan Keuangan di lingkunganDepartemen Kebudayaan dan Pariwisata, dicabut dandinyatakan tidak berlaku.
23
-
13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEDOMAN - PENYUSUNAN2012
PERMEN PAREKRAF NOMOR : PM 144/HK.201/MPEK/2012,LL KEMENPAREKRAF, 25 HLM
PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFTENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONALPROSEDUR DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DANEKONOMI KREATIF
ABSTRAK : - Bahwa untuk menyelenggarakan tata kelolakepemerintahan yang baik, transparan, dan akuntabel,yang menjamin kelancaran pelaksanaan pelayananinternal dan eksternal pada unit kerja di lingkunganKementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, makadiperlukan standar operasional prosedur untuk ituperlu menetapkan Peraturan Menteri Pariwisata danEkonomi Kreatif tentang Pedoman Penyusunan StandarOperasional Prosedur di Lingkungan KementerianPariwisata dan Ekonomi Kreatif;
- Dasar hukum Peraturan Menteri ini adalah UU No.28Tahun 1999; UU No. 17 Tahun 2003; UU No. 14Tahun 2008; PERPRES No.47 Tahun2009 sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan PERPRESNo.91 Tahun 2011; PERPRES No.24 Tahun 2010sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhirdengan PERPRES No.92 Tahun 2011; KEPMEN PANNo.63/KEP/M.PAN/7/2003; PERMENNEG PAN & RBNo.35 Tahun 2012; PERMEN PAREKRAFNo.PM.07/HK.001/MPEK/2012.
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang pedomanbagi setiap unit kerja di lingkungan KementerianPariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam menyusun standaroperasional prosedur bagi pelaksanaan tugas danfungsi unit organisasi masing-masing. Setiap SatuanKerja Eselon I, Unit Kerja Eselon II, dan Unit PelaksanaTeknis wajib menyusun standar operasional prosedurdengan berpedoman pada Peraturan Menteri ini.
24
-
25
CATATAN : - Permen ini ditetapkan pada tanggal 18 Desember 2012.
- Ketentuan yang mengatur mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang telah ada sebelum berlakunya Peraturan
Menteri ini, masih tetap berlaku untuk jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun.
- Lampiran 22 hlm.
-
26
14. KERANGKA ACUAN KERJA PEDOMAN - PENYUSUNAN
2012
PERMEN PAREKRAF NO.145/HK.201/MPEK/2012,
LL KEMENPAREKRAF, 16 HLM
PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN KERJA DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF.
ABSTRAK : - Bahwa dengan adanya perubahan peraturan perundang-
undangan di bidang keuangan dan perubahan organisasi
Kementerian serta mewujudkan keseragaman dalam
menyusun rencana kerja dan anggaran di lingkungan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, perlu
meninjau kembali Peraturan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata Nomor PM. 12/HK.001/MKP/2007 tentang
Pedoman Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
di lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata,
yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan untuk saat ini, maka perlu menetapkan
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
tentang Pedoman Penyusunan Kerangka Acuan Kerja
di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif.
- Dasar hukum Peraturan Menteri ini adalah PP No. 90
Tahun 2010, PERPRES No 47Tahun 2009, PERPRES
No 24Tahun 2010 sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan PERPRES No.92 Tahun 2011,
PERPRES No. 70 Tahun 2012, PERMEN BUDPAR
No PM.12/HK.001/MKP/2007, PERMEN KEU
No.112/PMK.02/2012, PERMEN PAREKRAF
No. PM.07/HK.001/MPEK/2012.
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang Pedoman
Penyusunan Kerangka Acuan Kerja di lingkungan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kerangka
Acuan Kerja merupakan acuan dan pedoman baku
dalam menyusun Kerangka Acuan Kerja bagi satuan
kerja dan UPT dalam menyelaraskan dan menyamakan
alur pikir rencana pelaksanaan kegiatan di lingkungan
-
27
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Penyusunan kerangka acuan kerja harus
memperhatikan prinsip-prinsip yaitu ringkas, jelas,
sistematis dan terukur. Menetapkan kerangka acuan
kerja terdapat format yang meliputi latar belakang,
maksud dan tujuan, cara pelaksanaan kegiatan, tempat
pelaksanaan kegiatan, pelaksana dan penanggung
jawab kegiatan, jadwal kegiatan, total biaya yang
diperlukan.
CATATAN : - Permen ini ditetapkan pada tanggal 18 Desember 2012.
- Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor
PM.12/HK.001/MKP/2007 tentang Pedoman
Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) di lingkungan
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
- Lampiran 13 hlm.
-
28
-
29
SALINAN
PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : PM.01/PL.104/MPEK/2012
TENTANG
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI
KREATIF
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektifitas,
transparansi, persaingan sehat, adil tidak diskriminatif
dan akuntabel dalam pelaksanaan pengadaan barang/
jasa Pemerintah di lingkungan Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif, perlu dilaksanakan pengadaan
barang/jasa Pemerintah secara elektronik;
b. bahwa untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa
Pemerintah secara elektronik di lingkungan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Secara Elektronik di lingkungan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
-
30
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
2. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
Memperhatikan : 1. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 002/PRT/
KA/VII/2009 tentang Pedoman Pembentukan Unit
Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Pemerintah;
2. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 2 Tahun 2010
tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI
KREATIF TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik (electronic
government procurement) adalah proses pengadaan barang/jasa
pemerintah yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik yang berbasis
web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan
informasi, yang meliputi pelelangan umum secara elektronik.
2. E-Lelang Umum adalah pengadaan barang/jasa pemerintah yang proses
pelaksanaannya dilakukan dengan pelelangan umum secara terbuka,
dalam rangka mendapatkan barang/jasa, dengan penawaran harganya
dilakukan satu kali pada hari, tanggal, dan waktu yang telah ditentukan
dalam dokumen pengadaan, untuk mencari harga terendah tanpa
mengabaikan kualitas teknis dan sasaran yang telah ditetapkan, dengan
mempergunakan media elektronik yang berbasis pada web/internet dengan
memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi.
-
31
3. Layanan Pengadaan Secara Elektronik, yang selanjutnya disebut LPSE
adalah unit kerja yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik.
4. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit
organisasi pemerintah yang berfungsi melaksanakan pengadaan barang/
jasa Pemerintah di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang
bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang
sudah ada.
5. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
6. Penyedia Barang /Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan
yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa
Lainnya.
7. Kementerian adalah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
8. Menteri adalah Menteri yang membidangi urusan Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai landasan hukum dalam pengadaan
barang/jasa pemerintah secara elektronik, dengan tujuan untuk lebih
meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi, persaingan sehat, adil, tidak
diskriminatif serta akuntabel dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pemerintah di lingkungan Kementerian.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi pengadaan barang/jasa pemerintah
di lingkungan Kementerian yang dilakukan secara elektronik.
-
32
BAB IV
PARA PIHAK DALAM PELAKSANAAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK
Pasal 4
Para pihak yang terlibat dalam pengadaan barang/jasa pemerintah secara
elektronik di lingkungan Kementerian terdiri atas :
a. LPSE;
b. PPK;
c. ULP; dan
d. Penyedia barang/jasa.
Pasal 5
(1) LPSE mempunyai tugas meliputi :
a. memfasilitasi PA/KPA mengumumkan rencana umum pengadaan;
b. memfasilitasi ULP menayangkan pengumuman pelaksanaan
pengadaan;
c. memfasilitasi ULP/pejabat pengadaan melaksanakan pemilihan
penyedia barang/jasa pemerintah secara elektronik; dan
d. memfasilitasi penyedia barang/jasa pemerintah dan pihak-pihak yang
berkepentingan menjadi pengguna sistem pengadaan secara
elektronik.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LPSE
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. penyusunan program kegiatan ketatausahaan, evaluasi dan pelaporan
pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa pemerintah secara Elektronik
di lingkungan Kementerian;
b. pengelolaan sistem pengadaan secara elektronik dan infrastrukturnya;
c. pelaksanaan registrasi dan verifikasi pengguna sistem pengadaan
secara elektronik; dan
d. pelaksanaan pelayanan pelatihan dan dukungan teknis pengoperasian
sistem pengadaan secara elektronik.
(3) Pembentukan dan struktur organisasi LPSE Kementerian akan diatur
lebih lanjut dalam Keputusan Menteri.
-
33
Pasal 6
(1) Pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik dilakukan oleh PPK
yang diangkat oleh PA/KPA Kementerian.
(2) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:
a. menetapkan rencana dan paket-paket pekerjaan pengadaan barang/
jasa pemerintah;
b. menetapkan dan mengesahkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS),
jadwal, tata cara pelaksanaan dan lokasi pengadaan;
c. menetapkan dan pengesahan hasil dokumen pengadaan secara
elektronik.
d. menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan
barang/jasa pemerintah secara elektronik dimulai; dan
e. menindaklanjuti pemberitahuan dari LPSE apabila ditemukan
penyimpangan prosedur pengadaan barang/jasa pemerintah.
Pasal 7
(1) ULP mempunyai tugas:
a. menyusun rencana pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah;
b. menetapkan dokumen pengadaan;
c. menetapkan besaran nominal jaminan penawaran;
d. menayangkan pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah di
website Kementerian dan menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan
dalam portal pengadaan nasional;
e. menilai kualifikasi penyedia barang/jasa pemerintah melalui
prakualifikasi atau pascakualifikasi;
f. mengevaluasi administrasi teknis dan harga terhadap penawaran
yang masuk;
g. mengusulkan calon pemenang;
h. memberikan jawaban sanggahan;
i. menetapkan penyedia barang/jasa pemerintah untuk:
1) pelelangan atau penunjukan langsung untuk paket pengadaan
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bernilai paling
tinggi Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau
2) seleksi atau penunjukan langsung untuk paket pengadaan jasa
konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp 10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).
-
34
j. menyerahkan salinan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa
pemerintah kepada PPK; dan
k. menyimpan dokumen asli pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah.
(2) Pembentukan dan struktur organisasi ULP Kementerian akan diatur lebih
lanjut dalam Keputusan Menteri.
Pasal 8
(1) Penyedia barang/jasa pemerintah wajib memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. mendaftarkan diri kepada LPSE dan bersedia untuk dilakukan verifikasi
secara azas nyata oleh LPSE, sebelum penyedia barang/jasa
pemerintah diberi kode akses untuk masuk ke dalam sistem pengadaan
secara elektronik;
b. memenuhi ketentuan perundang-undangan untuk menjalankan usaha/
kegiatan sebagai penyedia barang/jasa pemerintah;
c. memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial
untuk menyediakan barang/jasa pemerintah;
d. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan, dan/atau direksi yang bertindak untuk dan
atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
e. secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada
kontrak;
f. sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
dan telah memenuhi kewajiban perpajakkan tahun terakhir (Surat
Pemberian Tahunan) serta memiliki laporan bulanan Pajak Penghasilan
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan Pasal 21 (PPH Pasal 21), PPH Pasal 23 (bila ada
transaksi), PPH pasal 25/pasal 29 dan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) untuk Pengusaha kena pajak dalam kurang 3 (tiga) bulan
terakhir dalam tahun berjalan.
g. memperoleh paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia
barang/jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir baik di
lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman
subkontrak;
h. ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf g, dikecualikan bagi
penyedia barang/jasa pemerintah yang baru berdiri kurang dari
3 (tiga) tahun;
-
35
i. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, dan fasilitas lain
yang diperlukan dalam pengadaan barang/jasa pemerintah;
j. tidak masuk dalam daftar hitam;
k. memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos;
l. menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanakan pengadaan
barang/jasa pemerintah secara elektronik dimulai; dan
m. memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha non-kecil, kecuali
untuk pengadaan barang dan jasa konsultansi.
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g dan huruf m,
dikecualikan bagi penyedia barang/jasa pemerintah orang perorangan.
(3) Penyedia Barang/Jasa yang keikutsertaannya menimbulkan pertentangan
kepentingan dilarang menjadi penyedia barang/jasa pemerintah.
Pasal 9
LPSE, PPK, Panitia Pengadaan/ULP, dan Penyedia barang/jasa pemerintah
bertanggung jawab secara hukum terhadap:
a. kerahasiaan dan penyalahgunaan kode akses (user ID dan password)
dalam penyelenggaraan barang/jasa pemerintah elektronik;
b. kerahasiaan dan penyalahgunaan data dan informasi elektronik yang
tidak diperuntukkan untuk umum; dan
c. pemenuhan ketentuan peraturan perundang-undangan dalam pengadaan
barang/jasa pemerintah.
BAB V
PROSEDUR PELAKSANAAN
Pasal 10
(1) Pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik oleh pengguna
barang dapat menggunakan metode:
a. metode e lelang umum prakualifikasi dengan 1 (satu) file;
b. metode e lelang umum prakualifikasi dengan 2 (dua) file;
c. metode e lelang umum pascakulaifikasi dengan 1 (satu) file; dan
d. metode e lelang umum pascakualifikasi dengan 2 (dua) file.
(2) Pedoman teknis mekanisme dan prosedur pelaksanaan pengadaan barang/
jasa pemerintah elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/jasa Pemerintah.
-
36
BAB VI
LARANGAN DAN ETIKA
Pasal 11
LPSE, PPK, Panitia Pengadaan/ULP, dan Penyedia barang/jasa pemerintah
dilarang:
a. mengacaukan, dan/atau merusak sistem pengadaan barang/jasa
pemerintah secara elektronik; dan
b. mencuri informasi, memanipulasi data, dan/atau berbuat curang dalam
pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik yang dapat
mempengaruhi tujuan pengadaan.
Pasal 12
Selain pemenuhan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan
Pasal 11, LPSE, PPK, Panitia Pengadaan/ULP, dan Penyedia barang/jasa
harus mematuhi etika pengadaan barang/jasa pemerintah sebagaimana diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 13
(1) Pembinaan LPSE dan ULP pengadaan barang/jasa pemerintah secara
elektronik dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian melalui pelatihan
pengadaan barang/jasa pemerintah.
(2) Pengawasan LPSE dan ULP pengadaan barang/jasa pemerintah secara
elektronik dilakukan oleh Inspektur Jenderal Kementerian.
BAB VIII
SANKSI
Pasal 14
(1) PPK, Panitia Pengadaan/ULP yang melakukan pelanggaraaan/kecurangan
dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 dikenakan sanksi berupa:
a. sanksi administratif;
b. tuntutan ganti rugi; dan/atau
c. dilaporkan secara pidana.
-
37
(2) Penyedia barang/jasa pemerintah yang melakukan pelanggaran/
kecurangan dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 dikenakan sanksi berupa:
a. sanksi administratif;
b. pencantuman dalam daftar hitam;
c. tuntutan ganti rugi; dan/atau
d. dilaporkan secara pidana.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 Januari 2012
MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
MARI ELKA PANGESTU
Diundangkan di Jakarta
pada tangal 9 Januari 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 39
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF RI
Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian,
ZAINI BUSTAMAN, SH, MM
NIP. 19590617 198803 1 005
-
38
SALINAN
PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 47
Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian
Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 dan
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan
Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara,
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011, serta dalam
rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan urusan
pemerintahan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif,
dipandang perlu menetapkan Peraturan Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011;
-
39
2. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 59/P
Tahun 2011;
3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon
I Kementerian Negara, sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92
Tahun 2011;
Memperhatikan : Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: B/307/M.PAN-
RB/1/2012 tanggal 27 Januari 2012;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI
KREATIF TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden.
(2) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dipimpin oleh Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pasal 2
Dalam memimpin Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat
(2) dibantu oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pasal 3
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif.
-
40
Pasal 4
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mempunyai tugas membantu
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam memimpin pelaksanaan tugas
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pasal 5
Ruang lingkup bidang tugas Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, yaitu:
a. membantu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam perumusan
dan pelaksanaan kebijakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
dan
b. membantu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mengoordinasikan
pencapaian kebijakan strategis lintas unit organisasi eselon I di lingkungan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pasal 6
Rincian tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 meliputi:
a. membantu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam proses
pengambilan keputusan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
b. membantu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam melaksanakan
program kerja dan kontrak kinerja;
c. memberikan rekomendasi dan pertimbangan kepada Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
d. melaksanakan pengendalian dan pamantauan pelaksanaan tugas dan
fungsi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
e. membantu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam penilaian dan
penetapan pengisian jabatan di lingkungan Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif;
f. melaksanakan pengendalian reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
g. mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada acara tertentu
dan/atau memimpin rapat sesuai dengan penugasan Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif; dan
-
41
i. dalam hal tertentu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
melaksanakan tugas khusus yang diberikan langsung oleh Presiden atau
melalui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pasal 7
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif dalam
pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pariwisata
dan ekonomi kreatif;
b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif;
d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di daerah; dan
e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 9
(1) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terdiri atas:
a. Sekretariat Jenderal;
b. Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata;
c. Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata;
d. Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya;
e. Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
f. Inspektorat Jenderal;
g. Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
h. Staf Ahli Bidang Perlindungan Keanekaragaman Karya Kreatif;
-
42
i. Staf Ahli Bidang Jasa Ekonomi;
j. Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga;
k. Staf Ahli Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
l. Pusat Data dan Informasi;
m. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai; dan
n. Pusat Komunikasi Publik.
(2) Struktur Organisasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
BAB III
SEKRETARIAT JENDERAL
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 10
(1) Sekretariat Jenderal adalah unsur pembantu pemimpin yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif.
(2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.
Pasal 11
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unit organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Sekretariat
Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan
dokumentasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja
sama, dan hubungan masyarakat;
-
43
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan
hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 13
Sekretariat Jenderal terdiri atas:
a. Biro Perencanaan dan Organisasi;
b. Biro Hukum dan Kepegawaian;
c. Biro Keuangan;
d. Biro Kerja Sama Luar Negeri; dan
e. Biro Umum.
Bagian Ketiga
Biro Perencanaan dan Organisasi
Pasal 14
Biro Perencanaan dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
dan penyusunan rencana program, penganggaran, pemantauan, evaluasi
dan pelaporan, serta penataan dan peningkatan kapasitas organisasi dan
tata laksana di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pasal 15
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Biro
Perencanaan dan Organisasi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana program;
b. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan anggaran;
c. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana
program dan penganggaran;
d. pelaksanaan penataan dan peningkatan kapasitas organisasi dan
ketatalaksanaan; dan
e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
-
44
Pasal 16
Biro Perencanaan dan Organisasi terdiri atas:
a. Bagian Rencana Program;
b. Bagian Penganggaran;
c. Bagian Evaluasi dan Pelaporan;
d. Bagian Organisasi dan Tata Laksana; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 17
Bagian Rencana Program mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
penelaahan, pengolahan dan koordinasi perumusan dan penyusunan kebijakan
rencana program Kementerian.
Pasal 18
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Bagian
Rencana Program menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penelaahan, pengolahan, dan koordinasi perumusan
dan penyusunan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Rencana Strategis, Rencana
Kerja Pemerintah dan Forum Diskusi Kebijakan Pembangunan Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif, serta Forum Regional Daerah;
b. penyiapan bahan penelaahan, pengolahan, dan koordinasi perumusan
dan penyusunan kebijakan Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan, dan
Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga, serta dukungan kegiatan
tambahan di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
dan
c. penyiapan bahan penelaahan, pengolahan, dan koordinasi perumusan
dan penyusunan kebijakan Forum Komunikasi, Forum Diskusi, Rapat
Kerja, Rapat Koordinasi, Rapat Koordinasi Teknis/Daerah, Penyelenggaraan
Forum Komunikasi Perencanaan Internal dan Eksternal Kementerian,
serta Musrenbang.
Pasal 19
Bagian Rencana Program terdiri atas:
a. Subbagian Rencana Progam I;
b. Subbagian Rencana Program II; dan
c. Subbagian Rencana Program III.
-
45
Pasal 20
(1) Subbagian Rencana Program I mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penelaahan, pengolahan, dan koordinasi perumusan dan penyusunan
kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah, Rencana Strategis, Rencana Kerja
Pemerintah dan Forum Diskusi Kebijakan Pembangunan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, serta Forum Regional Daerah.
(2) Subbagian Rencana Program II mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penelaahan, pengolahan, dan koordinasi perumusan dan penyusunan
kebijakan Rencana Kerja, Rencana Kerja tahunan, dan Rencana Kerja
Anggaran Kementerian/Lembaga, serta dukungan kegiatan tambahan di
lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
(3) Subbagian Rencana Program III mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penelaahan, pengolahan, dan koordinasi perumusan dan penyusunan
kebijakan, Forum Komunikasi, Forum Diskusi, Rapat Kerja, Rapat
Koordinasi, Rapat Koordinasi Teknis/Daerah, Penyelenggaraan Forum
Komunikasi Perencanaan Internal dan Eksternal Kementerian, serta
Musrenbang.
Pasal 21
Bagian Penganggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
penelaahan, pengolahan, dan koordinasi perumusan dan penyusunan anggaran
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pasal 22
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Bagian
Penganggaran menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penelaahan, pengolahan, dan koordinasi perumusan
dan penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, Petunjuk Operasional
Kegiatan serta penyesuaian/revisi dokumen anggaran Kementerian;
b. penyiapan bahan penelaahan, pengolahan, dan koordinasi perumusan
dan penyusunan Surat Keputusan Pejabat Pengelola Anggaran, dan
Rancangan Bahan Nota Keuangan, serta Penetapan Kinerja kementerian;
dan
c. penyiapan bahan penelaahan, pengolahan, dan koordinasi perumusan
dan penyusunan Standar Biaya Khusus, Forum Komunikasi Perencanaan
Pusat dan Daerah, serta urusan tata usaha Biro yang meliputi: penyiapan
bahan pameran, kepegawaian, rapat-rapat, tata persuratan dan kearsipan,
serta urusan rumah tangga Biro.
-
46
Pasal 23
Bagian Penganggaran terdiri atas:
a. Subbagian Penganggaran I;
b. Subbagian Penganggaran II; dan
c. Subbagian Penganggaran III dan Tata Usaha Biro.
Pasal 24
(1) Subbagian Penganggaran I mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penelaahan, pengolahan, dan koordinasi perumusan dan penyusunan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, Petunjuk Operasional Kegiatan serta
penyesuaian/revisi dokumen anggaran Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif.
(2) Subbagian Penganggaran II mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penelaahan, pengolahan, dan koordinasi perumusan dan penyusunan
Surat Keputusan Pejabat Pengelola Anggaran dan Rancangan Bahan
Nota Keuangan serta Penetapan Kinerja Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif.
(3) Subbagian Penganggaran III dan Tata Usaha Biro mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penelaahan, pengolahan, dan koordinasi
perumusan dan penyusunan Standar Biaya Khusus, dan Forum Komunikasi
Perencanaan Pusat dan Daerah, serta urusan tata usaha Biro.
Pasal 25
Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan pemantauan
dan pengevaluasian pelaksanaan rencana program dan anggaran, serta
penyusunan laporan Kementerian dan penyiapan bahan sidang/rapat pimpinan.
Pasal 26
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Bagian
Evaluasi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:
a. pemantauan dan pengevaluasian pelaksanaan rencana program, kegiatan
dan anggaran, sistem pengendalian internal pemerintah, Indikator Kinerja
Utama, rekomendasi hasil pemantauan di lingkungan Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
b. penyiapan bahan penelaahan, pengolahan, koordinasi perumusan dan
penyusunan Laporan Kementerian; dan
c. penyiapan bahan penelaahan, pengolahan, koordinasi perumusan dan
penyusunan bahan Sidang/Rapat Pimpinan.
-
47
Pasal 27
Bagian Evaluasi dan Pelaporan terdiri atas:
a. Subbagian Pemantauan dan Evaluasi Program;
b. Subbagian Pelaporan Kementerian; dan
c. Subbagian Penyiapan Bahan Pimpinan.
Pasal 28
(1) Subbagian Pemantauan dan Evaluasi Program mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
rencana program, kegiatan dan anggaran, sistem pengendalian internal
pemerintah, Indikator Kinerja Utama, rekomendasi hasil pemantauan di
lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
(2) Subbagian Pelaporan Kementerian mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penelaahan, pengolahan, koordinasi perumusan dan penyusunan
Laporan Kementerian.
(3) Subbagian Penyiapan Bahan Pimpinan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penelaahan, pengolahan, koordinasi perumusan dan
penyusunan bahan Sidang/Rapat Pimpinan.
Pasal 29
Bagian Organisasi dan Tata Laksana mempunyai tugas melaksanakan penataan
dan peningkatan kapasitas organisasi, dan pengembangan jabatan fungsional,
tata laksana, serta fasilitasi reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pasal 30
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Bagian
Organisasi dan Tata Laksana menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penelaahan, analisis, evaluasi, koordinasi perumusan
dan penyusunan organisasi, analisis jabatan, evaluasi jabatan, analisis
beban kerja, serta pengembangan jabatan fungsional di lingkungan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
b. penyiapan bahan penelaahan, analisis, evaluasi, koordinasi perumusan
dan penyusunan norma, standar prosedur kerja/SOP, kriteria, tata cara,
dan pedoman kerja, serta pembakuan sarana kerja di lingkungan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; dan
-
48
c. penyiapan bahan pemantauan, dokumentasi, penatausahaan dan pelaporan
pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif.
Pasal 31
Bagian Organisasi dan Tata Laksana terdiri atas:
a. Subbagian Organisasi dan Pengembangan Jabatan Fungsional;
b. Subbagian Tata Laksana; dan
c. Subbagian Fasilitasi Reformasi Birokrasi.
Pasal 32
a. Subbagian Organisasi dan Pengembangan Jabatan Fungsional mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan, analisis, evaluasi,
koordinasi perumusan dan penyusunan organisasi, penyusunan analisis
jabatan, evaluasi jabatan, analisis beban kerja, serta pengembangan
jabatan fungsional di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif.
b. Subbagian Tata Laksana mempunyai tugas menyiapkan bahan penelaahan,
analisis, evaluasi, koordinasi perumusan dan penyusunan norma, standar
prosedur kerja/SOP, kriteria, tata cara, dan pedoman kerja, serta pembakuan
sarana kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
c. Subbagian Fasilitasi Reformasi Birokrasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pemantauan, dokumentasi, penatausahaan dan pelaporan
pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif.
Bagian Keempat
Biro Hukum dan Kepegawaian
Pasal 33
Biro Hukum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
dan penyusunan peraturan perundang-undangan, penelaahan dan bantuan
hukum, serta melaksanakan pengelolaan dan pembinaan kepegawaian di
lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pasal 34
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Biro
Hukum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
-
49
a. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan;
b. pelaksanaan penelaahan dan bantuan hukum;
c. pelaksanaan penyusunan formasi, pengadaan, pengembangan serta urusan
disiplin dan kesejahteraan pegawai;
d. pelaksanaan urusan mutasi pegawai; dan
e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
Pasal 35
Biro Hukum dan Kepegawaian terdiri atas:
a. Bagian Peraturan Perundang-undangan;
b. Bagian Penelaahan dan Bantuan Hukum;
c. Bagian Perencanaan dan Pengembangan Pegawai;
d. Bagian Mutasi Pegawai; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 36
Bagian Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan koordinasi, perumusan, dan penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan dan perjanjian di lingkungan Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif.
Pasal 37
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Bagian
Peraturan Perundang-undangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan koordinasi perumusan dan penyusunan peraturan
perundang-undangan di bidang kepariwisataan;
b. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-
undangan di bidang ekonomi kreatif; dan
c. penyiapan bahan koordinasi, perumusan dan penyusunan rancangan
naskah perjanjian dan ratifikasi di bidang kepariwisataan dan ekonomi
kreatif.
Pasal 38
Bagian Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:
a. Subbagian Peraturan Perundang-undangan Kepariwisataan;
b. Subbagian Peraturan Perundang-undangan Ekonomi Kreatif; dan
c. Subbagian Perjanjian dan Ratifikasi Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.
-
50
Pasal 39
(1) Subbagian Peraturan Perundang-undangan Kepariwisataan mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi, perumusan dan penyusunan
peraturan perundang-undangan di bidang kepariwisataan.
(2) Subbagian Peraturan Perundang-undangan Ekonomi Kreatif mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan dan penyusunan
peraturan perundang-undangan di bidang ekonomi kreatif.
(3) Subbagian Perjanjian dan Ratifikasi Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi, perumusan
dan penyusunan rancangan naskah perjanjian dan ratifikasi di bidang
kepariwisataan dan ekonomi kreatif.
Pasal 40
Bagian Penelaahan dan Bantuan Hukum mempunyai tugas melaksanakan
penelaahan dan bantuan hukum.
Pasal 41
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut dalam Pasal 40, Bagian
Penelaahan dan Bantuan Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penelaahan hukum di lingkungan Kementerian;
b. penyiapan bahan bantuan hukum di lingkungan Kementerian; dan
c. pengelolaan dokumentasi dan publikasi hukum, serta jaringan dokumentasi
dan informasi hukum.
Pasal 42
Bagian Penelaahan dan Bantuan Hukum terdiri atas:
a. Subbagian Penelaahan Hukum;
b. Subbagian Bantuan Hukum; dan
c. Subbagian Dokumentasi dan Publikasi Hukum.
Pasal 43
(1) Subbagian Penelaahan Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penelaahan hukum dan peraturan perundang-undangan di lingkungan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
(2) Subbagian Bantuan Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan advokasi dan pemberian bantuan hukum di lingkungan Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
-
51
(3) Subbagian Dokumentasi dan Publikasi Hukum mempunyai tugas melakukan
pengelolaan dokumentasi dan publikasi hukum, penyuluhan hukum, serta
jaringan dokumentasi dan informasi hukum.
Pasal 44
Bagian Perencanaan dan Pengembangan Pegawai mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan formasi, pengadaan, pengembangan, serta urusan
disiplin dan kesejahteraan pegawai.
Pasal 45
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, Bagian
Perencanaan dan Pengembangan Pegawai menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan analisis kebutuhan, penyusunan formasi, dan pengadaan
pegawai;
b. penyiapan bahan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan,
pengembangan pegawai, serta pengurusan ijin belajar dan beasiswa;
dan
c. pelaksanaan urusan disiplin, kesejahteraan, dan pemberian tanda
penghargaan pegawai.
Pasal 46
Bagian Perencanaan dan Pengembangan Pegawai terdiri atas:
a. Subbagian Perencanaan Pegawai;
b. Subbagian Pengembangan Pegawai; dan
c. Subbagian Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai.
Pasal 47
(1) Subbagian Perencanaan Pegawai mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan analisis kebutuhan, penyusunan formasi, dan pengadaan pegawai.
(2) Subbagian Pengembangan Pegawai mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan,
pengembangan pegawai, serta pengurusan ijin belajar dan beasiswa.
(3) Subbagian Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai mempunyai tugas
melakukan urusan disiplin, kesejahteraan, dan pemberian tanda
penghargaan pegawai serta Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara
(LHKPN) dan pembinaan mental pegawai.
-
52
Pasal 48
Bagian Mutasi Pegawai mempunyai tugas melaksanakan urusan mutasi
pegawai.
Pasal 49
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, Bagian
Mutasi Pegawai menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan urusan pengangkatan pegawai, pengangkatan dan
pemberhentian dalam jabatan, serta pemberhentian dan pensiun pegawai;
b. penyiapan bahan urusan kepangkatan dan peninjauan masa kerja, kenaikan
gaji berkala, serta perpindahan tempat dan daerah kerja pegawai; dan
c. pelaksanaan urusan dokumentasi, database pegawai, tata usaha pegawai,
kesejahteraan dan penilaian kinerja pegawai, serta urusan kepegawaian
Sekretariat Jenderal, dan tata usaha Biro.
Pasal 50
Bagian Mutasi Pegawai terdiri atas:
a. Subbagian Pengangkatan dan Pemberhentian;
b. Subbagian Mutasi dan Kepangkatan; dan
c. Subbagian Tata Usaha Kepegawaian.
Pasal 51
(1) Subbagian Pengangkatan dan Pemberhentian mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan urusan pengangkatan pegawai, pengangkatan dan
pemberhentian dalam jabatan, serta pemberhentian dan pensiun pegawai.
(2) Subbagian Mutasi dan Kepangkatan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan urusan kepangkatan dan peninjauan masa kerja,
kenaikan gaji berkala, serta perpindahan tempat dan daerah kerja pegawai.
(3) Subbagian Tata Usaha Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan
dokumentasi, database pegawai, tata usaha pegawai, kesejahteraan dan
penilaian kinerja pegawai, serta urusan kepegawaian Sekretariat Jenderal,
dan tata usaha Biro.
-
53
Bagian Kelima
Biro Keuangan
Pasal 52
Biro Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan
pengoordinasian pengelolaan pelaksanaan anggaran, perbendaharaan,
akuntansi, dan verifikasi anggaran di lingkungan Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif.
Pasal 53
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut dalam Pasal 52, Biro
Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan koordinasi, pengelolaan anggaran,
serta pemberian bimbingan teknis pengelolaan keuangan di lingkungan
Kementerian;
b. pelaksanaan penataan pengelolaan perbendaharaan, dan penyelesaian
kerugian keuangan Negara, serta penatausahaan keuangan di lingkungan
Kementerian;
c. pelaksanaan urusan akuntansi dan neraca/kekayaan keuangan serta
evaluasi dan pelaporan keuangan di lingkungan Kementerian;
d. pelaksanaan verifikasi realisasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja negara, serta rekonsiliasi pelaksanaan anggaran pendapatan
dan belanja negara di lingkungan Kementerian; dan
e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga biro.
Pasal 54
Biro Keuangan terdiri atas:
a. Bagian Pelaksanaan Anggaran;
b. Bagian Perbendaharaan;
c. Bagian Akuntansi;
d. Bagian Verifikasi Anggaran; dan
e. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 55
Bagian Pelaksanaan Anggaran mempunyai tugas melaksanakan pemantauan,
evaluasi, dan koordinasi, pengelolaan anggaran dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak di lingkungan Kementerian.
-
54
Pasal 56
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut pada Pasal 55, Bagian
Pelaksanaan Penganggaran menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, koordinasi dan pelaporan
pengelolaan anggaran di lingkungan Sekretariat Jenderal, Inspektorat
Jenderal, Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata,
Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya, Pusat
Data dan Informasi, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, dan Pusat
Komunikasi Publik;
b. penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, koordinasi, dan pelaporan
pengelolaan anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Pemasaran
Pariwisata, Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain,
dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Badan Pengembangan Sumber
Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; dan
c. penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, koordinasi, dan pelaporan realisasi
anggaran dan Penerimaan Negara Bukan Pajak serta pemberian bimbingan
teknis pengelolaan keuangan di lingkungan Kementerian.
Pasal 57
Bagian Pelaksanaan Penganggaran terdiri atas:
a. Subbagian Pelaksanaan Anggaran I;
b. Subbagian Pelaksanaan Anggaran II; dan
c. Subbagian Pemantauan Anggaran dan Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Pasal 58
(1) Subbagian Pelaksanaan Anggaran I mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, koordinasi dan pelaporan
pengelolaan anggaran di lingkungan Sekretariat Jenderal, Inspektorat
Jenderal, Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata dan
Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya, Pusat
Data dan Informasi, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, dan Pusat
Komunikasi Publik;
(2) Subbagian Pelaksanaan Anggaran II mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, koordinasi, dan pelaporan
pengelolaan anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Pemasaran
Pariwisata, Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain,
dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta Badan Pengembangan Sumber
Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
-
55
(3) Subbagian Pemantauan Anggaran dan Penerimaan Negara Bukan Pajak
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan, evaluasi,
koordinasi, dan pelaporan realisasi anggaran dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak serta pemberian bimbingan teknis pengelolaan keuangan
di lingkungan Kementerian.
Pasal 59
Bagian Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan urusan
perbendaharaan, dan penyelesaian kerugian keuangan negara, serta
penatausahaan keuangan di lingkungan Kementerian.
Pasal 60
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut pada Pasal 59, Bagian
Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan pembinaan pengelolaan perbendaharaan di lingkungan
Kementerian;
b. penyiapan bahan pertimbangan masalah tidak lanjut hasil pemeriksaan
dan penyelesaian tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi di
lingkungan Kementerian; dan
c. penyiapan bahan pembinaan, pemantauan, evaluai dan koordinasi
penatausahaan keuangan dan peraturan keuangan di lingkungan
Kementerian, serta urusan tata usaha Biro.
Pasal 61
Bagian Perbendaharaan terdiri atas:
a. Subbagian Tata Kelola Perbendaharaan;
b. Subbagian Penyelesaian Kerugian Negara; dan
c. Subbagian Penatausahaan Keuangan dan Tata Usaha Biro.
Pasal 62
(1) Subbagian Tata Kelola Perbendaharaan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pembinaan, koordinasi dan pertimbangan masalah
perbendaharaan, dan penetapan pengelola Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran di lingkungan Kementerian.
(2) Subbagian Penyelesaian Kerugian Negara mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, koordinasi, dan pertimbangan
masalah tidak lanjut hasil pemeriksaan dan penyelesaian tuntutan
perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi di lingkungan Kementerian.
-
56
(3) Subbagian Penatausahaan Keuangan dan Tata Usaha Biro mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan, pemantauan, evaluai
dan koordinasi penatausahaan keuangan dan peraturan keuangan di
lingkungan Kementerian, serta urusan tata usaha Biro.
Pasal 63
Bagian Akuntansi mempunyai tugas melaksanakan urusan akuntansi dan
neraca/kekayaan di lingkungan Kementerian.
Pasal 64
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut pada Pasal 63, Bagian
Akuntansi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan pemantauan, koordinasi dan penyusunan laporan neraca/
kekayaan keuangan di lingkungan Sekretariat Jenderal, Inspektorat
Jenderal, dan Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata,
Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata, Pusat Data dan Informasi,
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, dan Pusat Komunikasi Publik;
b. penyiapan bahan pemantauan, koordinasi dan penyusunan laporan neraca/
kekayaan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif
Berbasis Seni dan Budaya, Direktorat Jender