Komite Audit

9
 Komite Audit KOMITE AUDIT Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance mengenai Komite Audit adalah: “Suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota Dewan Komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Komite Audit.” Menurut Hiro Tugiman (1995, 8), pengertian Komite Audit adalah sebagai berikut: “Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.”  Dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002, pengertian Komite Audit tidak diterangkan secara gamblang, tetapi pada intinya menyatakan bahwa Komte Audit adalah suatu badan yang berada dibawah Komisaris yang sekurang-kurangnya minimal satu orang anggota Komisaris, dan dua orang ahli yang bukan merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun pelaporannya dan bertanggungjawab langsung kepada Komisaris atau Dewan Pengawas. Hal tersebut senada dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003 yang menyatakan bahwa Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Sifat dan Pembentukkan Komite Audit Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Komite Audit bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan, dan bertanggungjawab langsung kepada Komisaris. Lebih jelas Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep- 41/PM/2003 menyatakan: 1.BUMN maupun Emiten atau Perusahaan Publik wajib membentuk Komite Audit yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dan Dewan Pengawas. 2.Komite Audit dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggungjawab kepada Komisaris dan Dewan Pengawas. 3.Komite Audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang Komisaris Independen dan sekurang- kurangnya dua orang lainnya berasal dari luar perusahaan. Komite Audit dituntut untuk dapat bertindak secara independen, independensi Komite Audit tidak dapat dipisahkan moralitas yang melandasi integeritasnya. Hal ini perlu disadari karena Komite Audit merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan

Transcript of Komite Audit

Page 1: Komite Audit

5/10/2018 Komite Audit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/komite-audit-55a0c38a36387 1/9

Komite Audit

KOMITE AUDIT

Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance mengenai Komite Audit adalah:

“Suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota Dewan Komisaris dan dapat memintakalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk 

mencapai tujuan Komite Audit.” 

Menurut Hiro Tugiman (1995, 8), pengertian Komite Audit adalah sebagai berikut:

“Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota

Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam

mempertahankan independensinya dari manajemen.” 

Dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002, pengertian Komite Audit tidak 

diterangkan secara gamblang, tetapi pada intinya menyatakan bahwa Komte Audit adalah suatubadan yang berada dibawah Komisaris yang sekurang-kurangnya minimal satu orang anggota

Komisaris, dan dua orang ahli yang bukan merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang

bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun pelaporannya dan bertanggungjawab

langsung kepada Komisaris atau Dewan Pengawas. Hal tersebut senada dengan Keputusan KetuaBapepam Nomor: Kep-41/PM/2003 yang menyatakan bahwa Komite Audit adalah komite yang

dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya.

Sifat dan Pembentukkan Komite Audit 

Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Komite Audit bersifat

mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan, dan bertanggungjawab

langsung kepada Komisaris. Lebih jelas Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2003

Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-

41/PM/2003 menyatakan:1.BUMN maupun Emiten atau Perusahaan Publik wajib membentuk Komite Audit yang bekerja

secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dan Dewan Pengawas.

2.Komite Audit dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggungjawab kepada Komisaris danDewan Pengawas.3.Komite Audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang Komisaris Independen dan sekurang-

kurangnya dua orang lainnya berasal dari luar perusahaan.

Komite Audit dituntut untuk dapat bertindak secara independen, independensi Komite Audit

tidak dapat dipisahkan moralitas yang melandasi integeritasnya. Hal ini perlu disadari karenaKomite Audit merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan

Page 2: Komite Audit

5/10/2018 Komite Audit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/komite-audit-55a0c38a36387 2/9

yang juga sekaligus menjembatani antara fungsi pengawasan Dewan Komisaris dengan Internal

Auditor.

Tujuan dan Manfaat Pembentukan Komite Audit 

Tujuan Komite Audit sebenarnya sudah ada dalam definisi Komite Audit itu sendiri. Forum forCorporate Governance in Indonesia (FCGI) mengemukakan bahwa Komite Audit mempunyaitujuan membantu Dewan Komisaris untuk memenuhi tanggungjawab dalam memberikan

pengawasan secara menyeluruh.

Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep-117/M-MBU/2002

menjelaskan bahwa tujuan Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris atau dewan

Pengawas dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan

tugas auditor eksternal dan internal.

Sedangkan manfaat Komite Audit dikemukakan oleh Hiro Tugiman (1995, 11), adalah:

a.Dewan Komisaris dan Direksi akan banyak terbantu dalam pengelolaan perusahaan.

b.Bagi external auditor adalah keberadaan Komite Audit sangat diperlukan sebagai forum ataumedia komunikasi dengan perusahaan, sehingga diharapkan semua aktivitas dan kegiatan

eksternal auditor dalam hal ini akan mengadakan pemeriksaan, disamping secara langsung

kepada objek pemeriksaan juga dibantu dengan mengadakan konsultasi dengan Komite Audit.

Dari penjelasan tersebut, maka dapat diketahui adanya suatu indikasi bahwa Komite Audit

dibentuk karena belum memadainya peran pengawasan dan akuntabilitas Dewan Komisaris

perusahaan. Pemilihan anggota Dewan Komisaris yang berdasarkan kedudukan dan kekerabatanmenyebabkan mekanisme check and balance terhadap direksi tidak berjalan sebagaimana

mestinya. Fungsi audit internal belum berjalan optimal mengingat secara struktural, auditortersebut berada pada posisi yang sulit untuk bersikap independen dan objektif. Oleh karena itu,muncul tuntutan adanya auditor independen, maka Komite audit timbul untuk memenuhi

tuntutan tersebut

Wewenang, Tugas dan Tanggungjawab Komite Audit 

Komite Audit mempunyai wewenang untuk menjalankan tugas-tugasnya seperti yang diutarakan

oleh Barol (2004) yang dikutip oleh Siswanto Sutojo dan E. John Aldridge (2005, 237), yaitu:

“Mengaudit kegiatan manajemen perusahaan dan auditor (intern dan ekstern). Mereka yang

berwenang meminta informasi tambahan dan memperoleh penjelasan dari manajemen dankaryawan yang bersangkutan. Komite Audit juga mengevaluasi seberapa jauh peraturan telah

mematuhi standar akunting dan prinsip akuntansi yang diterima di Australia.” 

Menurut Hasnati (2003) yang dikutip oleh Indra Surya dan Ivan Yustiavandana (2006, 149),Komite audit memiliki wewenang, yaitu:

Page 3: Komite Audit

5/10/2018 Komite Audit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/komite-audit-55a0c38a36387 3/9

1.Menyelidiki semua aktivitas dalam batas ruang lingkup tugasnya;

2.Menyelidiki semua aktivitas dalam batas ruang lingkup tugasnya;3.Mencari Informasi yang relevan dari setiap karyawan;

4.Mengusahakan saran hukum dan profesional lainnya yang independen apabila dipandang perlu.

Kewenangan Komite Audit dibatasi oleh fungsi mereka sebagai alat bantu Dewan Komisarissehingga tidak memiliki otoritas eksekusi apapun (hanya sebatas rekomendasi kepada Dewan

Komisaris) kecuali untuk hal spesifik yang telah memperoleh hak kuasa eksplisit dari DewanKomisaris misalnya mengevaluasi dan menentukan komposisi auditor eksternal dan memimpin

satu investigasi khusus. Selain itu Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003

menyatakan bahwa Komite Audit memiliki wewenang mengakses secara penuh, bebas dan tak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana, aset, serta sumber daya perusahaan dalam rangka

tugasnya serta berwenang untuk bekerjasama dengan auditor internal.

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) dan YPPMI Institute, yangdikutip oleh Indra Surya dan Ivan Yustiavandana (2006, 148) Komite Audit pada umumnya

mempunyai tanggungjawab pada tiga bidang, yaitu:1. Laporan Keuangan (Financial Reporting)Komite Audit bertanggungjawab untuk memastikan bahwa laporan yang dibuat manajemen telah

memberikan gambaran yang sebenarnya tentang kondisi keuangan, hasil usaha, rencana dan

komitmen perusahaan jangka panjang.2. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)

Komite Audit bertanggungjawab untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai

undang-undang dan peraturan yang berlaku dan etika, melaksanakan pengawasan secara efektif 

terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan.3. Pengawasan Perusahaan (Corporate Control)

Komite Audit bertanggungjawab untuk pengawasan perusahaan termasuk didalamnya hal-hal

yang berpotensi mengandung risiko dan sistem pengendalian intern serta memonitor prosespengawasan yang dilakukan oleh auditor internal.

Menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002, dalam membantuKomisaris/Dewan Pengawas, Komite Audit bertugas:

a.Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internmaupun Auditor Ekstern sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak 

memenuhi standar.

b.Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen

perusahaan serta pelaksanaannya.

c.Memastikan bahwa telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap informasi yangdikeluarkan BUMN, termasuk brosur, laporan keuangan berkala, proyeksi/forecast dan lain-lain

informasi keuangan yang disampaikan kepada pemegang saham.d.Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris/Dewan Pengawas.

e.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komisaris/Dewan Pengawas sepanjang masih

dalam lingkup tugas dan kewajiban Komisaris/Dewan Pengawas berdasarkan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku.

Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan

Page 4: Komite Audit

5/10/2018 Komite Audit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/komite-audit-55a0c38a36387 4/9

atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal

yang memerlukan perhatian Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitandengan tugas Dewan Komisaris.

Keanggotaan Komite Audit 

Komite Audit biasanya terdiri dari dua hingga tiga orang anggota. Dipimpin oleh seorangKomisaris Independen. Seperti komite pada umumnya, Komite audit yang beranggotakan sedikit

cenderung dapat bertindak lebih efisien. Akan tetapi, Komite Audit beranggota terlalu sedikit

 juga menyimpan kelemahan yakni minimnya ragam pengalaman anggota. Sedapat mungkinanggota Komite Audit memiliki pemahaman memadai tentang pembuatan laporan keuangan dan

prinsip-prinsip pengawasan internal.

Agar mampu bekerja efektif, Komite Audit dibantu staff perusahaan dan auditor eksternal.Komite juga harus memiliki akses langsung kepada stand dan penasehat perusahaan seperti

keuangan dan penasehat hukum.Keberadaan Komite Audit diatur melalui Surat Edaran Bapepam Nomor: SE/03 PM/2002 (bagiperusahaan publik) dan keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002 (Bagi BUMN)

Komite Audit sedikitnya terdiri dari tiga orang, diketuai oleh seorang Komisaris Independen

perusahaan dengan dua orang eksternal yang independen serta menguasai dan memiliki latarbelakang akuntansi dan keuangan.

Menurut Sarbanes-Oxley act jumlah anggota Komite Audit perusahaan yang dikutip SiswantoSutojo dan E. John Aldridge (2005, 132) mengharuskan bahwa:

“ Komite Audit harus beranggotakan lima orang, diangkat untuk masa jabatan lima tahun.

Mereka harus memiliki pengetahuan dasar tentang manajemen keuangan. Dua diantara limaorang anggota tersebut pernah menjadi akuntan publik. Tiga orang anggota yang lain bukan

akuntan publik. Ketua Komite Audit dipegang oleh salah seorang anggota Komite Akuntan

Publik, dengan syarat selama lima tahun terakhir mereka tidak berprofesi sebagai akuntan publik.Ketua dan anggota Komite Audit tidak diperkenankan menerima penghasilan dari perusahaan

akuntan publik kecuali uang pensiun.” 

Menurut Hiro Tugiman (1999, 11) mengatakan bahwa:

“Anggota Komite Audit adalah profesional yang bukan pegawai perusahaan, satu diantaranyadipersyaratkan mempunyai latar belakang pendidikan dan berpengalaman dalam bidang

akuntansi dan auditing anggota lainnya dapat berlatar belakang pendidikandan pengalaman dalam bidang hukum atau yang berkaitan dengan operasional atau kultur

organisasi.” 

Menurut Subur (2003) yang dikutip I Putu Sugiartha Sanjaya, syarat-syarat yang harus dipenuhiuntuk menjadi anggota Komite Audit adalah sebagaiberikut:

Page 5: Komite Audit

5/10/2018 Komite Audit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/komite-audit-55a0c38a36387 5/9

1.Anggota Komite Audit harus memiliki keseimbangan keterampilan dan pengalaman dengan

latar belakang usaha yang luas.2.Anggota Komite Audit harus independen, objektif dan profesional.

3.Anggota Komite Audit harus memiliki integritas, dedikasi, pemahaman yang baik mengenai

organisasi, lingkungan bisnis serta risiko dan kontrol.

4.Paling sedikit anggota komite audit harus memiliki pengertian yang baik tentang analisa danpenyusunan laporan keuangan.

5.Ketua Komite Audit harus memiliki kemampuan untuk memimpin dan terampil berkomunikasi

dengan baik.Selain hal tersebut, menurut Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003

menambahkan bahwa anggota Komite Audit tidak merangkap jabatan yang sama pada

perusahaan lain pada periode yang sama.

Pustaka

Hasnati, SH., MH., (2005), Analisis Hukum Komite dalam Organ Perseroan Terbatas Menuju

Good Corporate Governance, Jurnal Hukum Bisnis 2, 16-24

Hiro Tugiman, (1995), Komite audit, PT. Eresco, Bandung, (1999), Sekilas: Komite Audit, PT. Eresco, Bandung.

Indra Surya, S.H., LLM., dan Ivan Yustiavandana, S.H., LLM, (2006), Penerapan GoodCorporate Governance: Mengesampingkan Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, Kencana,

Jakarta.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: Kep-41/PM/2003Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep-103/MBU/2002.

Komite Nasional Kebijakan Governance, (2006), Pedoman Umum Good Corporate Governance

Indonesia, www.governance-indonesia.or.id, diakses Agustus 2008.

Siswanto Sutojo dan E. John Aldridge, (2005), Good Corporate Governance (Tata KelolaPerusahaan Yang Sehat), cetakan pertama, PT. Damar Mulia Pustaka.

Diposkan oleh firmsstat di 09:38 Label: Audit, GCG, Komite, Komite Audit 

Page 6: Komite Audit

5/10/2018 Komite Audit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/komite-audit-55a0c38a36387 6/9

PERANAN DEWAN KOMISARIS dan KOMITE AUDIT

DALAM RANGKA IMPLEMENTASI GCG 

Corporate Governance  merupakan suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan

untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan. Pada prinsipnya Corporate 

Governance  menyangkut kepentingan para pemegang saham; perlakuan yang sama terhadap para

pemegang saham; peranan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders ) dalam corporate 

governance ; transparansi dan penjelasan; serta peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit. Pengertian Corporate Governance 

Corporate Governance  dapat kita definisikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh

organ perusahaan (Pemegang Saham/Pemilik Modal, Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi) untuk

meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegangsaham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder  lainnya,

berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Sedangkan unsur-unsurnya secara umum

adalah :   Fairness  (keadilan), menjamin perlindungan hak-hak para pemegang saham, serta menjamin

terlaksananya komitmen dengan para investor.   Transparancy   (tranparansi), mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu,

serta jelas dan dapat diperbandingkan, yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaanperusahaan, dan kepemilikan perusahaan. 

  Accountability   (akuntabilitas), menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukungusaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen dan pemegang saham,

sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris.   Responsibility   (pertanggungjawaban), memastikan dipatuhinya peraturan-peraturan serta

ketentuan yang berlaku sebagai cermin dipatuhinya nilai-nilai sosial. Pada prinsipnya Corporate Governance  menyangkut kepentingan para pemegang saham; perlakuan

yang sama terhadap para pemegang saham; peranan semua pihak yang berkepentingan ( stakeholders )

dalam corporate governance ; transparansi dan penjelasan; serta peranan Dewan Komisaris dan Komite

Audit. Peranan Dewan Komisaris Dewan Komisaris (DK) memegang peranan penting dalam implementasi Good Corporate Governance 

(GCG), karena DK merupakan inti dari corporate governance  yang bertugas untuk menjaminpelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta

mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Dalam prakteknya, di Indonesia sering terjadi anggota DK sama

sekali tidak menjalankan peran pengawasannya yang sangat mendasar terhadap Dewan Direksi (DD).

DK seringkali dianggap tidak memiliki manfaat, hal ini dapat dilihat dalam fakta, bahwa banyak anggota

DK tidak memiliki kemampuan dan tidak dapat menunjukkan independensinya. Dalam banyak kasus, DK

 juga gagal untuk mewakili kepentingan stakeholders  lainnya selain daripada kepentingan pemegang

Page 7: Komite Audit

5/10/2018 Komite Audit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/komite-audit-55a0c38a36387 7/9

saham mayoritas. Untuk menjamin pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) diperlukan anggota DK yang memiliki

integritas, kemampuan, tidak cacat hukum dan independen; serta yang tidak memiliki hubungan bisnis

(kontraktual) ataupun hubungan lainnya dengan pemegang saham mayoritas (pemegang saham

pengendali) dan Dewan Direksi (manajemen) baik secara langsung maupun tidak langsung. Komisarisindependen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas yang bukan merupakan pemegang

saham pengendali dalam RUPS. Peranan Komite Audit Keberadaan Komite Audit diatur melalui Surat Edaran Bapepam Nomor SE-03/PM/2002 (bagiperusahaan publik) dan Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-103/MBU/2002 (bagi BUMN). KomiteAudit terdiri dari sedikitnya tiga orang, diketuai oleh Komisaris Independen perusahaan dengan duaorang eksternal yang independen serta menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan.Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite Audit mempunyai fungsi membantu Dewan Komisaris untuk (i)meningkatkan kualitas Laporan Keuangan, (ii) menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapatmengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan, (iii) meningkatkanefektifitas fungsi internal audit (SPI) maupun eksternal audit, serta (iv) Mengidentifikasi hal-hal yangmemerlukan perhatian Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. 

Kewenangan Komite Audit dibatasi oleh fungsi mereka sebagai alat bantu DK, sehingga tidak memiliki

otoritas eksekusi apapun (hanya sebatas rekomendasi kepada DK), kecuali untuk hal spesifik yang telah

memperoleh hak kuasa eksplisit dari DK, misalmya mengevaluasi dan menentukan komposisi auditor

eksternal, dan memimpin suatu investigasi khusus. Peran dan tanggung jawab Komite Audit akan

dituangkan dalam Charter Komite Audit yang secara umum dikelompokkan menjadi tiga bagian besar,

yaitu financial reporting, corporate governance , dan risk and control management .

Pada akhirnya, suatu Dewan Komisaris yang aktif, canggih, ahli, beragam dan yang terpenting

independen yang menjalankan fungsinya secara efektif dan dibantu oleh Komite Audit adalah yang palingbaik untuk ditempatkan dalam memastikan implementasi Good Corporate Governance  berjalan dengan

baik sehingga kecurangan (fraud) maupun keterpurukan bisnis dapat dihindari. (Alison) 

Page 8: Komite Audit

5/10/2018 Komite Audit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/komite-audit-55a0c38a36387 8/9

Komite Audit

Written by Administrator Thursday, 21 January 2010 02:58

Komite Audit merupakan organ pendukung Dewan Komisaris yang bekerja secara kolektif danberfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Pembentukan Komite

Audit harus dilengkapi dengan Piagam Komite Audit yang ditandatangani oleh Komisaris Utamadan Direktur Utama Perseroan. Ketua maupun anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikanoleh Rapat Dewan Komisaris.

Komite Audit bertindak mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan, danbertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris. Anggota Komite Audit sekurang-

kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang dengan komposisi 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris

dan 1 (satu) orang tenaga ahli yang bukan merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan, dan

memiliki keahlian, pengalaman dibidang audit dan kualitas lain yang diperlukan. AnggotaKomite Audit yang berasal dari Dewan Komisaris Perseroan bertindak sebagai Ketua Komite

Audit.

Tugas dan fungsi Komite Audit adalah:

a. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh satuan pengawasan intern

maupun auditor eksternal sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak 

memenuhi standar.

b. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen serta

pelaksanaannya.

c. Memastikan telah terdapat review yang memuaskan terhadap segala informasi yang

dikeluarkan BUMN.

d. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris sepanjang masih dalam

lingkup tugas dan kewajiban berdasarkan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

f. Memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap

laporan atau hal yang disampaikan Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasi halyang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, serta membantu Dewan Komisaris untuk 

memantau efektifitas praktik good corporate governance yang diterapkan.

g. Masa kerja anggota Komite Audit paling lama 2 (dua) tahun dengan tidak mengurangi hak Dewan Komisaris untuk memberhentikannya sewaktu-waktu. Anggota Komite Audit yang telah

berakhir masa jabatannya, dapat diangkat kembali hanya untuk masa jabatan berikutnya.

Adapun Susunan Komite Audit PT KBI (Persero) periode 2010-2012, adalah sebagai berikut :

KETUA : Bandung Pardede

Page 9: Komite Audit

5/10/2018 Komite Audit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/komite-audit-55a0c38a36387 9/9

ANGGOTA : Mohamad Nur Sodiq

ANGGOTA : Muhdi Al Fajar