PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT DAN AUDIT INTERNAL … · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk...
-
Upload
hoangxuyen -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT DAN AUDIT INTERNAL … · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk...
PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT DAN AUDIT INTERNAL DALAM
MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA BANK SYARIAH
(Studi Empiris Pada Perbankan Syariah di Jakarta)
Oleh :
Wahyu Nugroho Wiyono
NIM : 205082000283
Oleh :
Wahyu Nugroho Wiyono NIM. 205082000283
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
Daftar Riwayat Hidup
I. INDETITAS PRIBADI 1. Nama : Wahyu Nugroho Wiyono 2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 23 Juli 1987 3. Agama : Islam 4. Alamat : Jln Mesjid Al-Ikhlas No.35 Rt.002/01
Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. 12270
5. Telepon : 08561486464 / 021-93798014 6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD : (1993–1999) Kartika Jakarta 2. SMP : (1999–2002) 177 Jakarta 3. SMA : (2002–2005) Muhammadyah 18 Jakarta 4. SI : (2005–2010) Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. BEM : (2006-2007) Koordinator Mahasiswa BEM NR FEIS
(2007-2008) Wakil Ketua BEM NR FEIS 2. Lingkungan Rumah : (2009-sekarang) Wakil Ketua
Karang Taruna 02
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Wijono. DRS 2. Tempat & Tgl. Lahir : Wonogiri, 3 Juni 1952 3. Alamat : Jln Mesjid Al-Ikhlas No.35 Rt.002/01
Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. 12270
4. Ibu : Muryani 5. Tempat & Tgl. Lahir : 12 Desember 1957 6. Alamat : Jln Mesjid Al-Ikhlas No.35 Rt.002/01
Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. 12270
7. Anak Ke dari : 3 dari 3 saudara
iv
Influence Of Role of Committee Make an audit of and Internal Audit in Realizing Good Corporate Governance to increase Performance Bank Moslem law
By:
Wahyu Nugroho Wiyono
ABSTRACT
This research aimed to identify and to test that influence audit committee and internal audit to make good corporate governance of syariah bank. The research has been done in Jakarta with internal auditor respondent who working in syariah bank. Determination of sample conducted by using method of convenience sampling. Number of questionnaires propagated was 53 copies but oly 40 copies questionnaires returned and only 36 may be used. The data were analysis for hypotesis tester was done with path analysis.
The result of research indicated that audit committee and internal audit have significantly influence to good corporate governance, and audit committee and good coporate governance have significantly influence to syariah banking working performance. Keyword : Committee Audit, Internal Audit, Good Corporate Governance and Performance Bank Moslem law.
v
Pengaruh Peran Komite Audit dan Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance untuk Meningkatkan
Kinerja Bank Syariah
Oleh: Wahyu Nugroho Wiyono
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan komite audit dan Audit Internal dalam mewujudkan good corporate governance di Perbankan Syariah. Pada penelitian ini digunakan data primer dalam bentuk penyebaran kuesioner yang dilakukan di Jakarta dengan responden auditor internal yang bekerja pada kantor bank syariah. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling. Kuesioner yang disebarkan berjumlah lima puluh tiga tetapi kembali hanya empat puluh dan yang bisa diolah tiga puluh enam. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis jalur (Path Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komite audit dan audit internal berpengaruh terhadap good corporate governance, dan variabel komite audit dan good corporate governance berpengaruh terhadap kinerja bank syariah, sedangkan audit internal tidak berpengaruh terhadap kinerja bank syariah. Kata kunci: Komite Audit, Audit Internal, Good Corporate Governance dan
Kinerja Bank Syariah.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ’Alamin, segala puji dan syukur hanya milik Allah
SWT. Teriring shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya. Dengan rahmat dan hidayahnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Peran Komite Audit dan Audit
Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance untuk Meningkatkan
Kinerja Bank Syariah”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai
masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah
semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan,
bimbingan dan pengarahan yang tidak ternilai harganya dari pihak lain, yakni
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Yang tersayang kedua orang tua, bapak dan ibu yang memberikan
masukan, motivasi, sandaran dari setiap permasalahan yang timbul, doa,
ridhonya serta kasih sayangnya sehingga penulis mendapatkan semangat
lebih untuk menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas segala bimbingan,
asuhan, kasih sayangnya serta pengorbanannya dalam hidup penulis
selama ini, semoga ilmu yang didapat penulis selama ini dapat
memberikan kontribusi yang besar nantinya untuk menjaga,
membanggakan, mencukupi dan membuat bangga bapak dan ibu kelak,
amin.
2. Terima kasih kepada kakak-kakakku (Mba Yuli dan Mas Puji) atas segala
kebaikannya selama ini memberikan bantuan dan menyemangati penulis,
semoga kebaikannya selama ini diberikan balasan yang berlipat, semoga
keluarganya diberikan anugerah kepada Allah SWT.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni sebagai dosen pembimbing I yang
memberikan banyak masukan mengenai pengembangan judul skripsi ini
serta memberikan arahan dalam penggunaan metode yang tepat terhadap
penelitian yang dilakukan, semoga Allah SWT selalu memberikan
vii
4. Bapak Dr. Amilin., SE., Ak., M.Si sebagai dosen pembimbing II yang
telah bersedia meluangkan waktunya ditengah kesibukannya untuk
membimbing, memberikan banyak masukan mengenai pengembangan
judul skripsi ini serta memberikan arahan dalam penggunaan metode yang
tepat terhadap penelitianyang dilakukan dan memotivasi penulis, semoga
bapak sekeluarga diberikan kesehatan, kasih sayang serta perlindungan
dari Allah SWT, amin. Terima kasih banyak pak.
5. Terima kasih kepada Ibu Rini, SE., Ak., M.Si sebagai reviewer, yang telah
memberikan masukan terhadap proposal skripsi yang dibuat penulis.
6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si dan Ibu Yessy Fitri, SE., Ak., M.Si
sebagai Ketua dan Wakil Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
8. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM dan Ibu Rahmawati, SE., MM sebagai
dosen penguji ahli I dan dosen penguji ahli II.
9. Terima kasih kepada seluruh dosen dan karyawan akademik yang telah
memberikan ilmu, bantuan, perhatian dan pelayanan yang telah diberikan.
10. Terima kasih kepada wanita yang mencintaiku dan selalu memberikan
semangat yang tak henti-henti (Andri Setyorini) dan teman-temannya bu
tuti yang selalu memberikan bantuan langsung maupun tidak, terima kasih
kepada teman-teman seperjuangan rizky, wildan (ayo kita nginep bareng
lagi.. hehe), asep, ulfa, aci dan buat hamid, taka, iva, bayu, muthe, ersya,
rifqi, ari, hasan, refi, oji, (ayo buruan nyusul!!!) jangan lupa ajak kak ria
ya, teman-teman angkatan 2005 akuntansi A dan B yang tidak dapat
disebutkan satu persatu tetap kompak dan sukses.
11. Terima kasih buat ade-ade ku dikampus angkatan 2006 dan 2007, ella,
tika, fa, pipi, lili (rajin belajar ya..), rian, anis, rini (ayo nyusul!!!), dan
buat semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu, pokoknya semangat
dan terus berusaha.
viii
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semua pihak atas bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai. Lebih dari ucapan terima
kasih kepada Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Allah SWT, semoga
senantiasa mamberikan sinar terang kepada seluruh hamba-Nya dan semoga
aktivitas penulis selalu diberkahi serta penulis selalu diberikan hidayah-Nya.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukan.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi ............................................. i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ......................................................... iii
Daftar Riwayat Hidup .............................................................................. iv
Abstract ...................................................................................................... v
Abstrak ....................................................................................................... vi
Kata Pengantar .......................................................................................... vii
Daftar Isi ..................................................................................................... x
Daftar Tabel ............................................................................................... xii
Daftar Gambar ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur .................................................................... 10
1. Auditing .............................................................................. 10
2. Komite Audit ....................................................................... 13
3. Internal Audit ...................................................................... 20
4. Good Corporate Governance .............................................. 25
5. Kinerja Perbankan Syariah .................................................. 29
B. Keterkaitan Antar Variabel ..................................................... 33
1. Peran komite audit dan internal audit berkontribusi
secara parsial maupun simultan terhadap Good Corporate
Governance ...................................................................... 33
x
2. Peran komite audit, Internal audit dan Good Corporate
Governance berkontribusi secara parsial dan simultan
terhadap kinerja perbankan syariah ................................... 34
C. Hasil Penelitian Sebelumnya ................................................... 35
D. Metode Penelitian ................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian........................................................ 38
B. Metode Penentuan Sampel....................................................... 38
C. Metode Pengumpulam Data..................................................... 39
D. Metode Analisis ...................................................................... 39
E. Operasional Variabel ............................................................... 48
1. Variabel Eksogen ................................................................ 48
2. Variabel Endogen ................................................................ 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………. 55
2. Karateristik Responden …………………………………… 56
B. Hasil Uji Penelitian
1. Hasil Uji Validitas ………………………………………… 57
2. Hasil Uji Rliabilitas ……………………………………….. 61
3. Hasil Uji Hipotesis ……………………………………….. 62
C. Pembahasan ………………………………………………….. 85
BAB V Kesimpulan dan Implikasi
A. Kesimpulan …………………………………………………… 89
B. Kesimpulan dan Saran ……………………………………….. 91
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 93
LAMPIRAN …………………………………………………………….. 97
xi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Hal
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu 36
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian 52
Tabel 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian 55
Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian 56
Tabel 4.3 Deskriptif Responden 56
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Komite Audit 57
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Internal audit 58
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Setelah IA2 dan IA8 Dikeluarkan 59
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Good Corporate Governance 59
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Setelah GCG3 dan GCG4 Dikeluarkan 60
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Kinerja Perbankan Syariah 61
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas 61
Tabel 4.11 Coefficients – Sub Struktur 1 63
Tabel 4.12 Correlations – Sub Struktur 1 65
Tabel 4.13 Anova – Sub Struktur 1 67
Tabel 4.14 Summary – Sub Struktur 1 68
Tabel 4.15 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total, Kontribusi Komite Audit (X1), dan Internal Audit (X2) Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Good Corporate Governance (Y) 71
Tabel 4.16 Coefficients – Sub Struktur 2 72
Tabel 4.17 Correlations – Sub Struktur 2 75
Tabel 4.18 Anova – Sub Struktur 2 79
Tabel 4.19 Summary – Sub Struktur 2 80
Tabel 4.20 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total, Kontribusi Komite Audit (X1),
Internal Audit (X2), dan Good Corporate Governance (Y), Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Kinerja Perbankan Syariah (Z) 83
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Hal
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran 36
Gambar 3.1 Hubungan Struktur I Variabel X1 dan X2 terhadap Y 43
Gambar 3.2 Hubungan Struktur II Variabel X1, X2, dan Y terhadap Z 45
Gambar 4.1 Hubungan Kausal Empiris Sub Struktur 1
Variabel X1, X2, terhadap Y 70
Gambar 4.2 Hubungan Kausal Empiris Sub Struktur 2
Variabel X1, X2 dan Y terhadap Z 82
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian.
Pada zaman kini banyak bank konvensional yang berlatar belakang
sistem ekonomi kapitalis sudah lama berevolusi. Namun, dengan berjalannya
waktu sistem ini semakin menunjukkan berbagai kelemahan. Hal ini dapat
dibuktikan pada saat krisis ekonomi melanda pada tahun 1997 di Indonesia
dan 2008 di seluruh dunia. Banyak bank konvensional di dunia pada runtuh
khususnya berdampak di Indonesia dan direkapitulasi oleh pemerintah. Di
Indonesia bank konvensional menderita kerugian yang sangat besar akibat
negative spread adalah suatu kondisi ekonomi yang dimana biaya bunga yang
harus dibayar oleh bank konvesional kepada deposan lebih besar daripada
pendapatan bunga yang diterima bank tersebut. Hal ini bisa terjadi karena
bank masih berkewajiban membayar bunga kepada deposan meskipun usaha
yang dibiayai bank tersebut mengalami kerugian.
Bank syariah lahir dengan konsep dan filosofi yang berbeda, yang
melarang penerapan bunga dalam semua transaksinya karena termasuk dalam
katagori riba. Dalam Al-Quran surat Al-Baqarah 275.
… وأحل الله البيع وحرم الربا فمن …
“…Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”.
1
Sejarah perbankan syariah di Indonesia pada awalnya adalah dengan
munculnya Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang pertama kali berlatar
belakang syariah di Indonesia. Melihat monopoli yang dilakukan BMI sejak
tahun 1991-1999, menyebabkan BMI kesulitan untuk mendorong atau
memajukan kinerja banknya. Baru pada pertengahan tahun 1999 muncullah
pesaing usaha di bidang perbankan syariah dari bank lain seperti Bank
Syariah Mandiri (BSM), Bank Mega Syariah (BMS). Dengan adanya
pesaing-pesaing tersebut, masyarakat atau nasabah dapat lebih leluasa
memilih bank yang sesuai dengan kinerja bank yang bagus. Mengingat
pangsa bank syariah semakin meningkat dari tahun ke tahun dan umumnya
masyarakat Indonesia mayoritas beragama islam. Hal ini membuktikan bahwa
perbankan syariah mempunyai prospek dan potensi yang sangat besar untuk
mengembangkan perbankan syariah.
Kenyataan bahwa perbankan syariah di Indonesia mengalami
perkembangan yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Secara Institusional
perjalanan bank syariah pada tahun 2005 dari 3 Bank Umum Syariah (BUS)
dan 19 Unit Usaha Syariah (UUS) sekarang menjadi 6 Bank Umum Syariah
(BUS) dan 25 UUS Unit Usaha Syariah (UUS) pada januari 2010. Dari segi
jaringan kantor, pada tahun 2005 terdapat 550 kantor dan sekarang menjadi
1346 kantor pada akhir tahun 2005. Hal ini menyebabkan dalam waktu yang
relatif singkat, kinerja bank syariah dapat meningkat dengan cepat dan baik.
(Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Januari 2010)
2
Pada saat ini perkembangan perbankan syariah di luar negeri sudah
sangat maju ditandai bank syariah telah beroperasi di lebih 70 negara.
Sebagian besar beroperasi di wilayah Asia Tengah yang memiliki penduduk
mayoritas muslim. Bahkan di 3 negara yaitu: Iran, Pakistan dan Sudan sistem
perbankan mereka sudah dikonversi menjadi sistem perbankan syariah
sepenuhnya. Di negara lain walaupun bank syariah beroperasi, tetapi sistem
perbankan konvensional masih mendominasi. Meskipun demikian perbankan
syariah mengalami pertumbuhan asset yang sangat besar dan sangat cepat.
Awalnya bank syariah hanya memiliki asset 2% pertahun pada tahun 1970
hingga 15% pada tahun 1990-an (Dimyati.2008:6).
Maka bisa dikatakan perbankan syariah semakin penting perannya di
Indonesia terlebih sudah adanya UU Perbankan Syariah yang dibuat
pemerintah yang mengatur khusus tentang perbankan syariah pada tanggal 17
Juni 2008, tentunya hambatan yang mendasar tentang kebutuhan-kebutuhan
perbankan syariah sudah di atur di UU tersebut. Maka sekarang tinggal
bagaimana pihak-pihak dan para profesional perbankan syariah
memanfaatkan momentum tersebut untuk mengembangkan perbankan syariah
agar lebih baik dan bisa tumbuh menjadi lebih baik.
Dari perkembangan itu maka pihak perbankan syariah harus ada yang
mengawasi dan memperhatikan semua unit usaha perbankan syariah. Oleh
karena itu disetiap bank syariah mempunyai komite audit dan internal audit
untuk menilai kepatuhan karyawan bank syariah terhadap kebijaksanaan,
prosedur, dan peraturan-peraturan yang dibuat bank syariah tersebut. Dengan
3
adanya komite audit dan internal audit di tiap-tiap bank syariah maka proses
atau kegiatan perbankan yang mereka lakukan akan terawasi dan terkontrol
dengan baik sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang ada.
Menurut Marini Purwanto (2001:207), walaupun di Indonesia komite
audit belum lama diperkenalkan, sebenarnya komite ini sudah sejak lama
dibentuk di negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris. Hal ini
terlihat misalnya pada tahun 1967 American Institute of Certified Public
Accountant (AICPA) menerbitkan sebuah pernyatan yang merekomendasikan
agar setiap perusahaan yang Go Publik membentuk suatu komite yang terdiri
dari orang-orang yang bukan merupakan pejabat perusahaan, yang diberi
kewenangan menunjuk auditor independen dan mengikuti secara terus
menerus pelaksanaan kegiatan dari auditor tersebut. Selanjutnya pada tahun
1973, pasar modal Amerika Serikat tepatnya di New York Stock Exchange.
Per 30 juni 1978, setiap perusahaan domestik yang tercatat di bursa New York
Stock Exchange disyaratkan untuk memiliki komite audit..
Salah satu yang paling menarik adalah kenyataan bahwa hampir semua
perusahaan di Amerika Serikat kini telah mempunyai komite audit, padahal
tidak terdapat satu pun hukum yang mengikat bahwa keberadaan komite audit
tersebut adalah suatu keharusan. Oleh karena itu, pengakuan perlunya komite
audit dapat dipandang sabagai persyaratan pasar (required by the market),
bukan karena adanya kewajiban secara hukum (required by law).
Menurut Klein (2002) dalam Arbyantoro (2007:3), kehadiran komite
audit yang independen dalam perusahaan dapat memberikan keuntungan
4
dalam pemonitoran yang efektif. Dengan demikian maka laporan keuangan
menjadi lebih transparan, perdagangan saham menjadi lebih aktif, dan
informasi laporan keuangan menjadi tidak bias sebagai input dalam
melakukan kontrak antara stakeholders, senior chairmants, dan manajemen.
Audit internal yang professional harus memiliki independen untuk
memenuhi kewajiban profesionalnya, yaitu dengan memberikan masukan
yang baik dan melaporkan permasalahan apa adanya tanpa ada rekayasa.
Audit internal pun harus bebas dari hambatan dalam menjalankan tugasnya
mengaudit. Audit internal memiliki peran yang penting dalam di dalam suatu
perusahaan, karena peran audit internal berpengaruh terhadap peningkatan
kinerja perbankan syariah. Baik buruknya tingkat kualitas perbankan dapat
dilihat dari kinerja mereka. Audit internal memberikan informasi yang
diperlukan manajemen dalam menjalankan tanggung jawab mereka masing-
masing. Auditor internal memiliki peran penting dalam semua hal yang
berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan resiko-resiko yang terkait
dalam menjalankan usaha (Sawyer. Lawrence. B 2007:7)
Banyaknya kasus yang melibatkan komite audit dan audit internal
tentang tata kelola perusahaan dan pola pengawasan atau yang lebih dikenal
dengan Corrporate Governance. Dengan pengawasan yang kurang dari audit
internal menyebabkan sering terjadinya good corporate governance yang
kurang diterapkan. Hal ini dapat menimbulkan perusahaan mengeluarkan
informasi yang kurang baik terhadap pemegang saham maupun terhadap
publik. Dari permasalahan-permasalahan tersebut, jika digabungkan ke dalam
5
krisis ekonomi yang melanda Indonesia, maka berakibat perusahaan tersebut
tidak akan bertahan lama. Oleh karena itu peran komite audit dan audit
internal sangat dibutuhkan untuk meningkatkan good corporate governance.
Menurut Sunarsip (2001), dalam Putri (2009:5) mengemukakan bahwa
terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, disebabkan oleh tata kelola yang
kurang baik (bad governance) pada sebagian besar pelaku ekonomi. Peran
akuntan selama ini belum optimal dalam mewujudkan good corporate
governance, dikarenakan mempunyai pengaruh dalam upaya mencapai
kinerja bisnis yang optimal serta dalam analisis dan pengendalian resiko yang
dihadapi perusahaan. Oleh karena itu, peran audit internal sangat dibutuhkan
oleh perbankan di Indonesia.
Penelitian ini merupakan rujukan pada penelitian yang telah dilakukan
oleh Anreas (2009). Adapun yang membedakannya antara lain:
1. Perbedaan Objek Penelitian.
Pada penelitian ini objek yang akan digunakan adalah industri perbankan
syariah yang ada di Jakarta yang memiliki komite audit, sedangkan pada
penelitian sebelumnya, objek penelitian yang digunakan adalah Bank
Mega Syariah dan Bank Mandiri Syariah.
2. Perbedaan Periode Penelitian.
Penelitian ini menggunakan kuisioner data 2010, sedangkan pada
penelitian sebelumnya, data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu
data laporan keuangan dari tahun 2005-2007.
6
3. Perbedaan Variabel Penelitian.
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peranan
komite audit dan internal audit didalam bank syariah, sedangkan pada
penelitian sebelumnya tidak adanya peranan komite audit dan internal
audit dalam mengukur kinerja bank syariah. Dengan meneliti dari peranan
komite audit dan internal audit dapat terlihat perkembangan bank syariah
dengan melihat sejauh mana pengawasan dan kedisiplinan komite audit
dan internal audit dalam melaksanakan tugasnya untuk meningkatkan
kinerja bank syariah tersebut.
Atas dasar tersebut, peneliti membuat judul yaitu “Pengaruh Peran
Komite Audit dan Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate
Governance untuk Meningkatkan Kinerja Bank Syariah (Studi Empiris
pada Perbankan Syariah di Jakarta) ”.
B. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan semakin banyaknya perbankan syariah
bermunculan di Indonesia dan semakin ketatnya persaingan di perbankan
syariah maka perbankan dituntut untuk memperbaiki kinerja perbankan
tersebut.
1. Apakah peran komite audit dan audit internal berpengaruh secara parsial
maupun simultan terhadap Good Corporate Governance?
7
2. Apakah peran komite audit, audit internal dan Good Corporate
Governance berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap kinerja
perbankan syariah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis peran komite audit dan audit internal berpengaruh
secara parsial maupun simultan terhadap Good Corporate Governance.
2. Untuk menganalisis peran komite audit, audit internal dan Good
Corporate Governance berpengaruh secara parsial maupun simultan
terhadap kinerja perbankan syariah.
D. Manfaat Penulisan
Terdapat beberapa manfaat yang dapat digunakan melalui penelitian ini,
yaitu:
1. Bagi Komite Audit
Penelitian ini dapat dijadikan masukan agar dalam melakukan pengawasan
dan penilaian dapat memberikan masukan yang sangat baik guna
menerapkan Good Corporate Governance.
2. Bagi Audit Internal
Agar penelitian ini berfungsi bagi audit internal untuk bekerja lebih
independent dan membantu komite audit untuk lebih menerapkan Good
Corporate Governance.
8
3. Bagi Perbankan Syariah
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan kinerja bank
syariah untuk mencapai Good Corporate Governance.
4. Bagi Peneliti
Untuk memberiakan pengalaman dan pengetahuan yang yang sangat
berarti terutama tentang peranan komite audit dan internal audit pada bank
syariah yang merupakan salah satu instrumen good corporate governance
pada bank syariah.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Auditing
Berikut ini beberapa definisi mengenai auditing dari beberapa
sumber refrensi. Menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2009:4)
auditing adalah sebagai berikut:
“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”.
Sedangkan menurut Agoes (2004:3) mendefinisikan auditing
adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dari definisi tersebut
bahwa auditing sangat diperlukan bagi perusahaan dan dalam auditing
sendiri sangat diperlukan orang-orang yang berkompenten dan independen
dalam hal auditing. Disamping itu, auditing harus dilakukan dengan kritis
dan sistematis. Karena semua itu akan dapat menghasilkan informasi yang
sangat berguna bagi semua perusahaan yang memerlukannya.
Untuk melakukan auditing diperlukan standar yang dapat menjadi
acuan dalam audit. Standar tersebut sangat berguna bagi auditor dalam
10
melakukan audit dan standar merupakan pedoman dalam menjalankan
tanggung jawabnya. Standar tersebut meliputi keahlian dan independensi
seorang auditor. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI.2001:150.1)
menyebutkan bahwa standar auditing terdiri dari sepuluh standar yang
dikelompokan menjadi tiga kelompok besar, yaitu standar umun, standar
pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Dijelaskan standar auditing
sebagai berikut:
a. Standar Umum
1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.
11
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
c. Standar Pelaporan
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip tersebut dalam periode sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi
bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Dari standar-standar yang telah disebutkan merupakan acuan bagi
auditor untuk mengaudit dan menetapkan apakah laporan manajemen
12
tersebut telah sesuai dengan standar yang ada. Oleh karena itu, auditor
sangat memegang teguh standar tersebut.
2. Komite Audit
Berikut ini disajikan definisi mengenai komite audit dari beberapa
sumber refrensi. Menurut Rittenberg dan Scwieger (2001:378)
menyebutkan bahwa pengertian komite audit adalah:
“An audit committee is a subcommittee of the board of directors that is composed of independent, outside directors. The audit committee has oversight responsibility (on behalf of the full board of directors and its stakeholders) for the outside reporting of the company including annual financial statements; risk monitoring and control processes; and both internal and external audit functions.”
Sedangkan menurut Widjaja (2003:4), komite audit adalah suatu
komite yang dibentuk oleh dewan komisaris, yang harus bebas dari
pengaruh manajemen perusahaan dan bersifat independen serta
bertanggung jawab kepada dewan komisaris dalam meningkatkan
pengawasan dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan.
Jadi komite audit haruslah terbebas dari segala pengaruh manajemen
perusahaan. Komite audit dengan bekerja secara independen akan
menghasilkan kualitas pengawasan yang baik dan akan meningkatkan
kinerja perusahaan dalam menghadapi persaingan usaha. Dari beberapa
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komite audit:
a. Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris.
b. Komite audit diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris.
13
c. Komite audit menerima pendelegasian wewenang dari dewan
komisaris untuk mengawasi pelaksanaan tugas direksi dalam
mengoperasionalkan perusahaan.
d. Komite audit bertanggung jawab kepada dewan komisaris.
e. Komite audit terdiri dari orang-orang yang independen, dengan kata
lain tidak termasuk manajemen perusahaan.
Komite audit harus bebas dari pengaruh manajemen sehingga dapat
mewujudkan tanggung jawabnya untuk mengevaluasi efektivitas
pengendalian manajemen dan peran auditor eksternal termasuk auditor
internal perusahaan. Selain itu, komite audit juga dapat membantu dewan
komisaris secara keseluruhan dalam masalah-masalah yang berkaitan
dengan laporan keuangan dan kontrol atas operasi keuangan. Mereka juga
dapat memperkuat posisi manajemen dengan memberikan keyakinan
bahwa seluruh langkah-langkah yang mungkin dilakukan telah diambil
untuk memberikan penelaahan independen atas kebijakan-kebijakan
keuangan dan operasi manajemen.
Di dalam komposisi komite audit, seorang komite audit haruslah
merupakan komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus merangkap
sebagai ketua komite audit. Anggota lainnya merupakan pihak eksternal
yang independen sekurang-kurangnya satu diantaranya mempunyai
kemampuan di bidang akuntansi atau keuangan.
Jadi komite audit sangat berpengaruh terhadap bank-bank
konvensional maupun sendiri. Dengan adanya komite audit, hasil dari
14
laporan internal auditor diolah dan dilaporkan oleh komite audit kepada
Komisaris Bank atau Dewan Pengawas di perbankan.
Di dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) nomor: PER-05/MBU/2006 tentang komite audit bagi Badan
Usaha Milik Negara yang disebutkan dalam pasal 3 menyebutkan tugas
komite audit adalah sebagai berikut:
a. Membantu komisaris/dewan pengawas untuk memastikan efektivitas
sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas eksternal
auditor dan internal auditor.
b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh
satuan pengawas intern maupun auditor eksternal.
c. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem
pengendalian manajemen serta pelaksanaannya.
d. Memastikan telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap
segala informasi yang dikeluarkan BUMN.
e. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian
komisaris/dewan pengawasan serta tugas-tugas komisaris/dewan
pengawasan lainnya.
Surat Keputusan Ketua Bappepam Nomor: KEP-41/PM/2003
tanggal 2 Desember 2003 (lampiran), pedoman pembentukan komite audit
dan persyaratan keanggotaan komite audit sebagai berikut:
15
Pedoman Pembentukan Komite Audit
a. Struktur komite audit diangkat dan diberhentikan oleh dewan
komisaris dan dilaporkan kepada rapat umum pemegang saham.
b. Anggota komite audit yang merupakan komisaris indepanden
bertindak sebagai ketua komite audit. Dalam hal komisaris
independen yang menjadi anggota komite audit lebih dari satu orang
maka salah satunya bertindak sebagai komite audit.
Persyaratan keanggotaan Komite Audit:
a. Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan, dan
pengalaman yang memadai sesuai dengan latar belakang
pendidikannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik.
b. Salah seorang dari anggota komite audit memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi dan keuangan.
c. Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami
laporan keuangan.
d. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundangan
di bidang pasar modal dan peratuaran perundang-undangan yang
terkait dengannya.
e. Bukan merupakan orang dalam kantor akuntan publik yang
memberikan jasa audit dan atau non audit pada emiten atau
perusahaan publik yang bersangkutan dalam satu tahun terakhir
sebelum diangkat oleh komisaris sebagai mana dimaksud dalam
16
peraturan Nomor VIII.A.2 tentang independensi akuntan yang
memberikan jasa audit di pasar modal.
f. Bukan merupakan karyawan kunci emiten atau publik yang
bersangkutan dalam satu tahun terakhir sebelum diangkat komisaris.
g. Tidak mempunyai saham, baik langsung maupun tidak langsung pada
emiten atau perusahaan publik. Dalam hal anggota komite audit
memperoleh saham akibat suatu peristiwa hukum maka dalam jangka
waktu enam bulan setelah diperolehnya saham tersebut wajib
mengalihkan kepada pihak lain.
h. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten atau perusahaan
publik, komisaris, direksi, atau pemegang saham utama emiten atau
perusahaan publik.
i. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung
yang berkaitan dengan saham emiten atau perusahaan publik.
j. Tidak merangkap sebagai anggota komite audit pada emiten atau
perusahaan publik lain pada periode yang sama.
Dalam Forum for Corporate Governance in Indonesia (FGCI) seri
tata kelola perusahaan jilid II (2001:12-13) mengenai peranan dewan
komisaris dan komite audit dalam corporate governance, pada umumnya
komite audit mempunyai tanggung jawab pada tiga bidang, yaitu laporan
keuangan, tata kelola perusahaan, pengawasan perusahaan. Penjelasan dari
ketiga bidang tersebut adalah sebagai berikut:
17
a. Laporan Keuangan (financial report)
Tanggung jawab komite audit di bidang laporan keuangan adalah
untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh
manajemen telah memberikan gambaran yang sebenarnya tentang hal-
hal sebagai berikut:
1) Kondisi keuangan.
2) Hasil usaha.
3) Rencana dan komitmen jangka panjang.
Ruang lingkup pelaksanaan ini adalah:
1) Merekomendasikan auditor eksternal;
2) Memeriksa hal-hal yang berkaitan dengan auditor eksternal, yaitu;
(a) Surat penunjukan auditor.
(b) Perkiraan biaya audit.
(c) Jadwal kunjungan auditor.
(d) Koordinasi dengan internal audit.
(e) Pengawasan terhadap hasil audit.
(f) Menilai pelaksanaan pekerjaan auditor.
3) Menilai kebijakan akuntansi dan keputusan-keputusan yang
menyangkut kebijaksanaan;
4) Meneliti laporan keuangan (financial statement), yang meliputi:
(a) Laporan tengah tahunan (interim financial statement).
(b) Laporan tahunan (annual financial statement).
(c) Opini auditor dan (management letters).
18
Khusus tentang penilaian kebijakan akuntansi dan keputusan suatu
kebijaksanaan, dapat dilakukan secara efektif dengan memperoleh
suatu rangkuman yang singkat tentang semua kebijakan akantansi
yang mendasari laporan keuangan yang diperoleh dari pejabat dalam
bidang akuntansi.
b. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governace)
Tanggung jawab komite audit dalam bidang tata kelola perusahaan
atau corporate governance adalah untuk memastikan bahwa
perusahaan telah dijalankan sesuai dengan undang-undang dan
peraturan yang berlaku, ruang lingkup pelaksanaan dalam bidang ini
adalah:
1) Menilai kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan
kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan, etika, benturan
kepentingan dan penyelidikan terhadap perbuatan yang merugikan
perusahaan dan kecurangan.
2) Memonitor proses pengadilan yang sedang terjadi maupun yang
ditunda serta yang menyangkut masalah tata kelola perusahaan
dalam hal mana perusahaan menjadi salah satu pihak yang terkait
di dalamnya.
3) Memeriksa kasus-kasus penting yang berhubungan dengan
benturan kepentingan, perbuatan yang merugikan perusahaan, dan
kecurangan.
19
4) Keharusan auditor internal untuk melaporkan hasil pemeriksaan
tata kelola perusahaan dan temuan-temuan lainnya.
c. Pengawasan Perusahaan (Corporate Control)
Tanggung jawab komite audit untuk pengawasan perusahaan termasuk
di dalamnya pemahaman tentang masalah serta hal-hal yang
berpotensi mengandung resiko dan sistem pengandalian intern serta
memonitor proses pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal.
Ruang lingkup audit internal harus meliputi pemeriksaan dan
penilaian tentang kecukupan dan efektivitas sistem pengawasan intern.
Jadi, peranan komite audit di dalam bank maupun perusahaan dapat
mengatur dan mengawasi kebijakan komisaris bank atupun perusahaan
agar dapat berjalan sesuai dengan aturan dan keputusan-keputusan dari
komisaris atau dewan pengawas.
3. Audit Internal
Berikut ini beberapa definisi mengenai audit internal dari berbagai
refrensi. Menurut Arens dan Loebecke (2009:17), sebagai seseorang yang
bekerja sebagai karyawan pada suatu perusahaan untuk melakukan audit
bagi kepentingan manajemen. Sedangkan menurut Mulyadi (2008:65),
menjelaskan audit internal sebagai auditor yang bekerja dalam perusahaan,
baik di perusahaan pemerintah maupun swasta yang tugas pokoknya
adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya
20
penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan
efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan
informasi yang dihasilkan oleh berbagai divisi organisasi.
Sawyer’s, (2005:10) mengemukakan bahwa layanan yang
diharapkan dari auditor internal adalah membantu semua level manajemen
dalam rangka pertanggungjawaban mereka seperti yang dikemukakan
mengenai pengertian Internal Audit berikut ini:
“Internal auditing is a systems, objective appraisal by auditor internals of the diverse operations and controls within in organization to determine weather (1). Financial and operating information is accourate and realible, (2). Risk to the enterprise are identified minimized, (3). External regulations and acceptable internal policies and procedures are followed, (4). Satisfactory standars are met, (5). Resources are used efficiently archived all for the purpose of assisting members of the organization in the effective discharge of their responsibilities”
Dari definisi-definisi diatas bahwa tujuan auditor internal adalah
meningkatkan pengelolaan resiko, sistem pengendalian intern, dan proses
tata kelola yang pada akhirnya dapat membantu organisasi untuk mencapai
tujuan dan sesuai dengan yang ditetapkan dewan direksi. Tanpa fungsi
auditor internal, dewan direksi tidak dapat memiliki sumber informasi
internal yang bebas dan dapat dipercaya mengenai kinerja para manajer.
Selanjutnya, menurut Sawyer, (2005:7) auditor internal memiliki
peran yang sangat penting dalam semua hal yang berkaitan dengan
pengelolaan perusahaan dan resiko-resiko terkait dalam menjalankan
usahanya. Sedangkan menurut Tugiman (2006:17), aktivitas pemeriksaan
21
internal dan peran dari auditor internal dalam perusahaan adalah
compliance, vertifikasi, evaluasi, dan merekomendasi.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Compliance
Aktivitas ini untuk menilai sejauh mana tingkat kepatuhan para
pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur, peraturan dan praktek
usaha yang lazim, serta undang-undang dan peraturan pemerintah
yang mempunyai aturan.
b. Veritifikasi
Kegiatan veritifikasi difokuskan pada ketelitian, keandalan berbagai
data manajemen dan evaluasi apakah data tersebut relevan serta
memenuhi kebutuhan manajemen yang meliputi laporan keuangan
fisik serta hasil operasi perusahaan.
c. Evaluasi
Aktivitas ini menilai bentuk pengendalian internal yang ditetapkan
perusahaan dan meliputi penilaian terhadap pengendalian akuntansi
dan operasi, juga menilai hasil-hasil pelaksanaan dan petugas
pelaksanaannya.
d. Merekomendasi
Merekomendasi suatu rangkaian tindakan kepada pihak manajemen.
Jadi, auditor internal memberikan informasi yang diperlukan
manajer atau dewan direksi dalam menjalankan tanggung jawab mereka
secara efektif. Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk
22
menelaah oprasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi
sistem kontrol secara efisien dan efektivitas terhadap kinerja perusahaan.
Menurut Halim (2001:1), definisi audit yang sangat terkenal adalah
definisi yang berasal dari A Statement of Basic Auditing Concepts
(ASOBAC) yang mendefinisikan auditing adalah suatu proses sistematik
untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif
mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi
untuk meningkatkan kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan
kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para
pemakai yang berkepentingan. Definisi tersebut dapat diuraikan menjadi
tujuh elemen yang harus diperhatikan dalam melaksanakan audit yaitu
proses yang sistematik, menghimpun dan mengevaluasi bukti secara
objektif, asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi,
menentukan tingkat kesesuaian, kriteria yang ditentukan, menyampaikan
hasil audit, dan para pemakai yang berkepentingan, dari ketujuh elemen
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Proses yang sistematik
Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat
logis, terstruktur dan terorganisir.
b. Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif
Proses sistematik yang dilakukan tersebut, merupakan proses untuk
menghimpun bukti yang mendasari asersi yang dibuat oleh individu
maupun entitas
23
c. Asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi
Asersi merupakan suatu pernyataan atau suatu rangkaian pernyataan
secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas
pernyataan tersebut.
d. Menentukan tingkat kesesuaian
Hal ini berarti menghimpun dan mengevaluasi bukti dimaksudkan
untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
e. Kriteria yang ditentukan
Kriteria yang ditentukan merupakan standar pengukuran untuk
mempertimbangkan asersi.
f. Menyampaikan hasil audit
Hal ini berarti hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis
yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi dan kriteria
yang telah ditentukan.
g. Para pemakai yang berkepentingan
Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil
keputusan yang menggunakan dan mengandalkan temuan yang
diinformasikan melalui laporan audit dan laporan lainnya.
Dari ketujuh elemen tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam audit
diperlukan langkah-langkah yang tepat dan haruslah independen agar
dapat menghasilkan informasi yang baik dan dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya.
24
4. Good Corporate Governance
Berikut ini beberapa definisi mengenai Good Corporate Governance
dari berbagai refrensi. Menurut Forum for Corporate Governance in
Indonesia (FCGI) (2001:1) dalam publikasi yang pertamanya
mempergunakan definisi Cadbury Committee, yaitu: Seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus
(pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para
pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan
hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan. Disamping itu FCGI juga
menjelaskan, bahwa tujuan dari Corporate Governance adalah untuk
menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders).
Corporate Governance merupakan proses yang diterapkan dalam
menjalankan suatu perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang, dengan memperhatikan
kepentingan stakeholders lainnya. Jadi yang dimaksud dengan stakeholder
lainnya adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, yaitu
bagian internal dan eksternal perusahaan seperti kreditor, karyawan,
pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.
Menurut Daniri (2005:4), GCG didefinisikan sebagai sistem yang
mengatur pengelolaan dan pengawasan bisnis korporasi, mengatur hak dan
kewajiban pihak terkait (Board of Commissioners, Board of Directors,
25
shareholders, dan stakeholders lainnya), memuat aturan main dan
prosedur yang harus ditempuh dalam membuat keputusan yang terkait
dengan keputusan korporasi, merumuskan mekanisme untuk penetapan
yang objektif dan cara-cara yang ditempuh untuk mencapai objektif serta
pemantauan kerja. Jadi, GCG adalah sebuah tatanan yang mengatur
hubungan antara semua pihak dalam struktur perusahaan yang menentukan
arah dan performance suatu perusahaan itu sendiri.
Sedangkan menurut Wardani dalam Febrian (2009:14) prinsip-prinsip
dasar dari Good Corporate Governance yang pada dasarnya memiliki
tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan.
Penerapan Good Corporate Governance pada bank syariah mengacu pada
Islamic Financial Services Board (IFSB), IFSB mengeluarkan Shari’ah
Governance System untuk mengatur penerapan tata kelola institusi syariah
terutama bank syariah.
Tabel 2.1
Penggabungan Fungsi GCG Konvensional dengan Syariah
Fungsi Lembaga Keuangan Konvensional
Lembaga Keuangan Syariah
Governance Dewan komisaris Dewan Pengawas Syariah
Pengendalian Internal auditor Eksternal auditor
Pengawas syariah internal Pengawas syariah eksternal
Kepatuhan Pejabat tingkat unit atau depertemen
Unit kepatuhan syariah
Sumber: IFSB Shari’ah Governance, 2009.
26
Di dalam pelaksanaan GCG pada bank syariah terdapat Dewan
Pengawas Syariah yang memiliki fungsi sebagai berikut (Bank Syariah
Mandiri):
a. Mengawasi dan memantau kegiatan operasional bank untuk
menjamin kepatuhannya terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh
Dewan Syariah Nasional (DSN) – Majelis Ulama Indonesia (MUI).
b. Menilai dan memberi persetujuan mengenai aspek-aspek syariah
pada setiap pedoman produk dan operasional perusahaan.
c. Memberikan pendapat mengenai kepatuhan syariah atas kegiatan
operasional perusahaan dalam laporan publikasi.
d. Meninjau produk dan layanan baru, yang belum diatur oleh fatwa
yang dikeluarkan oleh DSN – MUI.
e. Menyerahkan laporan pengawasan syariah setiap 6 (enam) bulan
kepada Dewan Komisaris, Direksi, DSN – MUI dan Bank Indonesia.
Diuraikan oleh Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) dalam Forum for Corporate Governance in
Indonesia (FCGI), ada empat unsur penting dalam Corporate Covernance,
yaitu: fairness (keadilan), transparency (transparansi), accountability
(akuntabilitas), responsibility (pertanggungjawaban). Dari empat unsur itu
dapat dijelaskan sebagai berikut:
27
1. Fairness (Keadilan)
Menjamin perlindungan hak-hak para pemegang saham, termasuk
hak-hak pemegang saham minoritas dan para pemegang saham asing,
serta menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor.
2. Transparency (Transparansi)
Mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta
jelas, dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan
keuangan, pengelolaan perusahaan, dan kepemilikan perusahaan.
3. Accountability (Akuntabilitas)
Menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk
menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen dan pemegang
saham, sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris.
4. Responsibility (Pertanggungjawaban)
Memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan yang berlaku
sebagai cerminan dipatuhinya nilai-nilai sosial.(OECD Business
Sector Advisory Group on Corporate Governance, 1998)
Prinsip-prinsip Corporate Governance dari OECD yang dijelaskan
dalam FCGI (2001:2) menyangkut hal-hal sebagai berikut:
1. Hak-hak para pemegang saham;
2. Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham;
3. Peranan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam
Corporate Governance;
4. Transparansi dan Penjelasan;
28
5. Peranan Dewan Komisaris.
Jadi dengan GCG baik komite audit dan internal audit harus
memerhatikan faktor-faktor seperti keadilan, transparansi, akuntabilitas,
dan pertanggungjawaban dalam melaksanakan GCG baik di dunia
perbankan maupun perusahaan. Dengan memerhatikan faktor-faktor
tersebut maka hasil GCG di dalam perusahaan maupun perbankan dapat
berjalan dengan baik dan lancar dan dapat dengan mudah berkoordinasi
dengan dewan direksi.
5. Kinerja Perbankan Syariah
Bank syariah merupakan salah satu bentuk dari perbankan nasional
yang mendasarkan operasionalnya pada syariat islam. Bank Syariah
menurut Arifin (2006:60), adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah.
Sedangkan menurut Muhammad (2004:2), bank syariah adalah bank
yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dengan kata
lain, bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayarannya serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan
dengan prinsip syariat islam.
Menurut Metwally (1995:13) prinsip utama yang digunakan dalam
kegiatan perbankan syariah adalah:
29
1. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi.
2. Melakukan kegiatan usaha perdagangan berdasarkan perolehan
keuntungan yang sah.
3. Memberikan zakat.
Oleh karena itu, dalam operasinya perbankan syariah tidak
menerapkan sistem bunga, seperti bank konvensional tetapi menerapkan
sistem bagi hasil untuk para nasabah. Dengan itulah yang membedakan hal
mendasar dari bank konvensional yang keuntungan nasabahnya diperoleh
dengan bunga.
Pelaksanaan fungsi perbankan sebenarnya telah ada dan menjadi
tradisi sejak zaman Rosulullah seperti pembiayaan, penitipan harta,
pinjam-meminjam uang, dan bahkan melaksanakan fungsi pengiriman
uang. Namun, pada saat itu tentu saja fungsi-fungsi perbankan tersebut
dilakukan dengan secara sederhana dan perorangan sesuai kebutuhan
masyarakat, sehingga belum terlembagakan secara sistematis.
Sebenarnya Islam juga telah memiliki aturan yang cukup
komprehensif mengenai hukum-hukum dalam suatu perekonomian, hal itu
bisa digali lebih lanjut dalam Al-Quran, Hadits, maupun buku-buku karya
para ulama. Bahkan, beberapa istilah perbankan modern ada yang berakar
kata dari ilmu fiqh. Misalnya, istilah kredit (Inggris: credit berarti
kepercayaan; Romawi: credo yang berarti kepercayaan, dan Arab: qard
berarti meminjamkan uang berdasarkan kepercayaan). Selain itu, istilah
cek (Inggris: check; Perancis: cheque, Arab: saq/suquq yang berarti pasar)
30
istilah cek terkenal sebagai alat pembayaran yang bisa digunakan di pasar-
pasar.
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia tetap mengalami
kendala karena bank syariah hadir di tengah-tengah perkembangan dan
praktik-praktik perbankan konvensional yang sudah mengakar dalam
kehidupan masyarakat secara luas. Kendala yang dihadapi oleh perbankan
(lembaga keuangan) syariah tidak terlepas dari belum tersedianya sumber
daya manusia secara memadai dan peraturan perundang-undangan.
Meskipun, telah banyak kajian yang mencoba untuk mempermudah
penjelasan tentang pelaksanaan operasional perbankan syariah. Hal ini
mengingat bahwa di masing-masing negara, terutama yang masyarakatnya
mayoritas muslim, tidak mempunyai infrastruktur pendukung dalam
operasional perbankan syariah secara merata. Konsekuensi perkembangan
di masing-masing negara tersebut tentunya akan berdampak baik langsung
maupun tidak langsung terhadap perkembangan perbankan syariah di
dunia. Apalagi pada saat ini produk-produk keuangan semakin cepat
perkembangannya.
Jadi, bank syariah dalam penerapan oprasionalnya menggunakan
cara-cara berdagang dan berjualan cara Rosullulah. Dengan menggunakan
prinsip dan hadist dalam melaksanakan operasional maka para nasabah
dapat terjamin terhindar dari riba.
Kinerja bank syariah saat ini sudah sangat baik. Dulu tahun 1999
hanya ada satu bank yaitu Bank Syariah Muamalat Indonesia, kini telah
31
menjadi enam bank yang berbasis syariah yaitu, Bank Syariah Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank
syariah BRI, Bank Syariah Bukopin, dan Bank Panin Syariah (Statistik
Perbankan Syariah Bank Indonesia januari 2010).
Semua itu berkembang karena perbankan syariah semakin diminati
oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama islam. Sekarang juga
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia semangkin meningkat. Tetapi
dengan menggunakan syaria-syariat islam seperti Wadiah, Mudharabah,
Musyarakah, Salam, Istishna’, Ijarah, dan Qardh.
Jika dibanding dengan para bankir konvensional, maka bankir
syariah seharusnya lebih unggul dan terdepan dalam implementasi GCG di
lembaga perbankan, mengingat lembaga perbankan syariah membawa
nama agama ke dalam lembaga bisnis. Tegasnya, bankir syariah harus
memainkan perannya sebagai pionir penegakan GCG di lembaga
perbankan. Jika para bankir syariah melakukan penyimpangan dan moral
hazard, hal itu tidak saja berimplikasi kepada lembaga tersebut tetapi juga
kepada citra syariah. Meskipun masyarakat mengetahui bahwa hal itu
kesalahan oknum tertentu. Tetapi orang akan dengan cepat menilai bahwa
lembaga syariah melakukan moral hazard, apalagi lembaga konvensional.
Keharusan tampilnya bankir syariah sebagai pionir penegakan GCG
dibanding konvensional, karena permasalahan governance dalam
perbankan syariah ternyata sangat berbeda dengan bank konvensional.
Pertama, bank syariah memiliki kewajiban untuk mematuhi prinsip-prinsip
32
syariah (shariah compliance) dalam menjalankan bisnisnya. Karenanya,
Dewan Pengawas Syariah (DPS) memainkan peran yang penting dalam
governance structure perbankan syariah. Kedua, karena potensi terjadinya
informasi asymmetry sangat tinggi bagi perbankan syariah maka
permasalahan agency theory menjadi sangat relevan. Hal ini terkait dengan
permasalahan tingkat akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana
nasabah dan pemegang saham. Karenanya, permasalahan keterwakilan
investment account holders dalam mekanisme good corporate governance
menjadi masalah strategis yang harus pula mendapat perhatian bank
syariah. Ketiga, dari perspektif budaya korporasi, perbankan syariah
semestinya melakukan transformasi budaya di mana nilai-nilai etika bisnis
Islami menjadi karakter yang inheren dalam praktik bisnis perbankan
syariah (Rifka, 2009).
B. Keterkaitan Antar Variabel
1. Peran Komite Audit dan Audit Internal berkontribusi secara parsial
dan simultan terhadap Good Corporate Governance.
Menurut Sanjaya (2005) dalam penelitiannya mengenai pengaruh
komite audit dalam Good Corporate Governance komite audit harus
memberikan laporan yang tepat terhadap dewan komisaris dan minimal
memberikan laporan setahun sekali kepada dewan komisaris. Sedangkan
dalam penelitian Santi Yustini (2009) tentang audit internal dalam
mendeteksi kecurangan di perusahaan. Dari hasil penelitiannya bahwa
33
peran internal audit sangat berpengaruh untuk menemukan kecurangan
yang terjadi. Dari penelitian-penelitian tersebut bahwa peran komite audit
dan internal audit sangat penting dalam mewujudkan dan mempertahankan
Good Corporate Governance. Dari kedua penelitian tersebut bahwa
komite audit dan audit internal dapat berkontribusi dalam penerapan Good
Corporate Governance. Oleh karena itu, hipotesis penelitian pertama
(Ha1) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ha1 : Peran komite audit dan audit internal berkontribusi secara parsial
maupun simultan terhadap Good Corporate Governance.
2. Peran Komite audit, Audit Internal dan Good Corporate Governance
berkontribusi secara parsial dan simultan terhadap kinerja
perbankan syariah.
Dalam penelitian Santi Yustini (2009) tentang audit internal dalam
mendeteksi kecurangan di perusahaan. Dari hasil penelitiannya bahwa
peran audit internal sangat berpengaruh untuk menemukan kecurangan
yang terjadi. Karena, internal audit bekerja sebagai karyawan pada suatu
perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen (Arens
2009). Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa peran audit internal
berpengaruh terhadap Good Corporate Governance untuk meningkatkan
kinerja bank syariah. Dan menurut Anreas (2009) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa perkembangan tiap-tiap perbankan syariah sangat
berbeda, walaupun mereka menggunakan sistem yang sama. Dari ketiga
34
penelitian tersebut bahwa peran komite audit, audit internal dan Good
Corporate Governance sangat berpengaruh dalam meningkatkan kinerja
perbankan syariah. Oleh karena itu, maka dapat dirumuskan hipotesis
kedua (Ha2) sebagai berikut:
Ha2 : Peran komite audit, audit internal dan Good Corporate Governance
berkontribusi secara parsial dan simultan terhadap kinerja
perbankan syariah.
C. Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai peran komite audit dan audit internal serta Good
Corporate Governance dan kinerja perbankan syariah telah banyak dilakukan
oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak
memberikan masukan dalam meningkatkan kinerja bank syariah. Tabel 2.1
menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai peran komite audit
dan audit internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance untuk
meningkatkan kinerja perbankan syariah.
35
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya
Peneliti Judul Perbedaan Persamaan Hasil Santi Yustini (2009)
Pengaruh Komite Audit dan Auditor Internal dalam Pendeteksian Kecurangan (studi empiris pada beberapa perusahaan di jakarta)
Meneliti tentang pendeteksian kecurangan Metode Regresi berganda
Komite Audit Internal Audit
Komite audit dan internal audit sangat berpengaruh dalam menemukan kecurangan yang terjadi di perusahaan
I Putu Sughiarta Sanjaya (2005)
Peranan Komite Audit dalam Good Corporate Governance
Meneliti peran komite audit dalam meningkatkan Good Corporate Governance, tanpa melibatkan internal audit Deskriptif Kualitatif
Peran komite audit dalam meningkatkan komite audit
Komite audit sangat berperan dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
Andi Anreas (2009)
Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah
Melihat Laporan keuangan diuji dengan model CAMEL Regresi Berganda
Penilaian kinerja Bank Syariah
Hanya variabel NPL dan BOPO yang berpengaruh terhadap laporan keuangan Bank Syariah
36
D. Model Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang peranan
komite audit dan audit internal dalam mewujudkan good corporate
governance untuk meningkatkan kinerja perbankan syariah yang merupakan
kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
ε1
Komite Audit (X1)
Auditor Internal (X2)
Kinerja Bank
Syariah (Z)
Good Corporate Governance
(Y)
ε2
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Populasi penelitian ini adalah Komite Audit dan Audit Internal di Bank
Syariah yang ada di Jakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas,
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh
antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini akan menjelaskan peranan
komite audit dan audit internal dalam mewujudkan Good Corporate
Governance di perbankan syariah yang ada di Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Pemilihan bank syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode convenience sampling, yaitu istilah umum yang
mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convenience
Sampling berarti unit sampling yang ditarik mudah dihubungi, tidak
menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid,
2007:30). Metode convenience sampling digunakan karena peneliti memiliki
kebebasan untuk memilih sampel dengan cepat dari elemen populasi yang
datanya mudah diperoleh peneliti. Responden yang digunakan dalam
penelitian ini adalah karyawan bank syariah di Jakarta yang berhubungan
dengan penelitian ini.
38
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan adalah jenis data primer. Menurut Husain
(2009:42), data primer adalah yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian
kuesioner. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan
kuesioner berupa pertanyaan yang menjadi instrumen variabel yang akan
dikirimkan pada bank syariah yang menjadi objek penelitian. Apabila
diperlukan, pengumpulan data juga dilakukan dengan bertemu langsung
dengan responden.
D. Metode Analisis
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data,
dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif.
Memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai
rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Imam Ghozali,
2005:19).
2. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji reliabilitas dan validitas.
39
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban
responden. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang.
2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali
dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengukuran reliabilitas
yang dilakukan dengan One Shot. Untuk mengukur reliabilitas
digunakan uji statistic Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan
realibel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Sedangkan,
jika sebaliknya data tersebut dikatakan tidak realibel (Imam Ghozali,
2005:41-42).
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
keusioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson
Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang
diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation
40
yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh
adalah valid (Imam Ghozali, 2005:45).
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model
analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari
analisis regresi linear berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan
analisis regresi untuk menaksirkan hubungan kausalitas antar variabel
yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Imam
Ghozali.2005:160). Model path analysis digunakan untuk menganalisis
pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
langsung seperangkat variabel bebas (independen) terhadap variabel
terkait (dependen) (Riduwan dan Engkos. 2007:2).
Teknik analisa jalur ini akan digunakan dalam menguji besarnya
kontribusi yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur
dari hubungan kausal antara variabel X1 dan X2 terhadap Y serta
berdampak kepada Z pada diagram jalur digunakan dua macam anak
panah, yaitu (Riduwan dan Engkos. 2007:15-18)
a. Anak panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari
sebuah variabel eksogen [variabel penyebab (X)] terhadap sebuah
variabel endogen [varibel akibat (Y)], misalnya X1 Y dan
b. Anak panah dua arah yang menyatakan hubungan korelasional antara
variabel eksogen, misalnya X1 X2
41
Langkah-langkah menguji path anlysis adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural
b. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi.
1) Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya
dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang
diajukan.
2) Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah
dirumuskan.
c. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan).
Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:
Ha: ρyx1 = ρyx2 = ......... = ρyxk ≠ 0
Ho: ρyx1 = ρyx2 = ......... = ρyxk = 0
1) Kaidah pengujian signifikansi secara manual menggunakan tabke F
dengan taraf signifikan (α) = 0,05
2) Kaidah pengujian signifikansi dengan program SPSS
(a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan
(b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
42
d. Menghitung koefisien jalur secara individu
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik sebagai berikut:
Ha: ρyx1 ≠ 0
Ho: ρyx1 = 0
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi analisis jalur bandingkan
antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan
dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
Model persamaan untuk menguji hipotesis dengan analisis jalur dapat
dibuat melalui persamaan struktur sebagai berikut:
Gambar 3.1 Hubungan Struktur I Variabel X1 dan X2 terhadap Y
Komite Audit (X1)
Auditor Internal (X2)
Good Corporate Governance
(Y)
ρyε1
ρyx
Г12
ρyx
43
Struktur I
Y = ρyx1X1 + ρyx2X2 + ρyε1
Y = ρyx1X1 + ρyε1
Y = ρyx2X2 + ρyε1
Gambar 3.2 Hubungan Struktur II Variabel X1, X2, dan Y terhadap Z
Struktur II
Z = ρyx1X1 + ρyx2X2 + ρzyY + ρzε2
Z = ρyx1X1 + ρzε2
Z = ρyx2X2 + ρzε2
Z = ρzyY + ρzε2
Dimana
Z = Kinerja Bank Syariah
X1 = Komite Audit
X2 = Internal Audit
Y = Good Corporate Governance
ε1
Г12
Komite Audit (X1)
Auditor Internal
Kinerja Bank
Syariah (Z)
Good Corporate
Governance
ε2
ρzy
ρzε
ρzx1 ρyx1
ρyx2 ρzx2
44
Pengujian hipotesis dengan analisis jalur, dapat dilakukan melalui:
a. Pengujian secara simultan (Uji Statistik F)
Pengujian secara simultan (Uji statistik F) menunjukkan apakah
semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh
semua variabel independen yang dimasukkan dalam model secara
bersama-sama terhadap variabel dependen yang diujipada tingkat
signifikan 0,05 (Imam Ghozali.2005:84). Menurut Riduwan dan
Engkos (2007:132) untuk mengetahui signitifikasi analisis Sig dengan
dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan
b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
Hipotesis Struktur I adalah sebagai berikut:
Ha : ρyx1 , ρyx2 ≠ 0
Ho : ρyx1 , ρyx2 = 0
Ha1 = Komite Audit dan Internal Audit berkontribusi secara simultan
dan signifikan terhadap Good Corporate Governance
45
Ho1 = Komite Audit dan Internal Audit tidak berkontribusi secara
simultan dan signifikan terhadap Good Corporate Governance
Hipotesis Struktur II adalah sebagai berikut:
Ha : ρzy , ρzx2 , ρzx1 ≠ 0
Ho : ρzy , ρzx2 , ρzx1 = 0
Ha2 = Komite Audit, Internal Audit dan Good Corporate Governance
berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja
Bank Syariah.
Ho2 = Komite Audit, Internal Audit dan Good Corporate Governance
tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap
Kinerja Bank Syariah.
b. Pengujian secara individual (Uji t)
Pengujian secara individual (Uji t) digunakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen
secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikasi 0,05 (Imam Ghozali.2005:84). Menurut Riduwan dan
Engkos (2007:132) untuk mengetahui signitifikasi analisis Sig dengan
dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan
46
b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
Hipotesis Struktur I adalah sebagai berikut:
Ha : ρyx1 ≠ 0
Ho : ρyx1 = 0
Ha = Komite Audit berkontribusi secara signifikan terhadap Good
Corporate Governance
Ho = Komite Audit tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
Good Corporate Governance
Ha : ρyx2 ≠ 0
Ho : ρyx2 = 0
Ha = Internal Audit berkontribusi secara signifikan terhadap Good
Corporate Governance
Ho = Internal Audit tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
Good Corporate Governance
Hipotesis Struktur II adalah sebagai berikut:
Ha : ρzx1 ≠ 0
Ho : ρzx1 = 0
Ha = Komite Audit berkontribusi secara simultan dan signifikan
terhadap Kinerja Bank Syariah.
Ho = Komite Audit tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan
terhadap Kinerja Bank Syariah.
47
Ha : ρzx2 ≠ 0
Ho : ρzx2 = 0
Ha = Internal Audit berkontribusi secara simultan dan signifikan
terhadap Kinerja Bank Syariah.
Ho = Internal Audit tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan
terhadap Kinerja Bank Syariah.
Ha : ρzy ≠ 0
Ho : ρzy = 0
Ha2 = Good Corporate Governance berkontribusi secara simultan dan
signifikan terhadap Kinerja Bank Syariah.
Ho2 = Good Corporate Governance tidak berkontribusi secara
simultan dan signifikan terhadap Kinerja Bank Syariah.
E. Operasionalisasi Variabel
Variabel operasional yang akan diuraikan dalam metode penelitian ini adalah
1. Variabel Eksogen
a. Komite Audit
Variabel eksogen komite audit adalah variabel eksogen yang
diukur dengan seberapa jauh komite audit melaksanakan fungsinya
secara maksimal seperti disebutkan dalam Forum for Corporate
Governance in Indonesia (2001). Indikatornya berupa pengawasan
terhadap proses pelaporan keuangan, pemeriksaan terhadap laporan
keuangan, pengawasan terhadap proses manajemen dan pengendalian,
48
pengawasan terhadap laporan auditor internal, menjamin manajemen
melaksanakan rekomendasi auditor internal, mengawasi proses
corporate governance, mengawasi bank syariah, mengerti pokok-
pokok persoalan yang mungkin mempengaruhi kinerja bank dan
mengawasi proses oprasional bank. Diduga variabel ini dipengaruhi
oleh variabel-variabel endogen. Variabel ini diukur dengan
menggunakan skala likert 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak
setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).
b. Audit Internal
Variabel eksogen audit internal adalah variabel eksogen yang
diukur dengan seberapa jauh komite audit dan audit internal
melaksanakan fungsinya secara maksimal seperti disebutkan oleh
Tugiman (2006:17), aktivitas pemeriksaan internal dan peran dari
audit internal dalam perusahaan adalah complaince, vertifikasi,
evaluasi, dan merekomendasi. Variabel ini diukur dengan
menggunakan skala likert 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak
setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).
2. Variabel Endogen
a. Good Corporate Governance
Menurut Daniri (2005), GCG didefinisikan sebagai sistem yang
mengatur pengelolaan dan pengawasan bisnis korporasi, mengatur hak
49
dan kewajiban pihak terkait (Board of Commissioners, Board of
Directors, shareholders, dan stakeholders lainnya), memuat aturan
main dan prosedur yang harus ditempuh dalam membuat keputusan
yang terkait dengan keputusan korporasi, merumuskan mekanisme
untuk penetapan yang objektif dan cara-cara yang ditempuh untuk
mencapai objektif serta pemantauan kerja. Menurut Forum for
Corporate Governance in Indonesia (FCGI) (2001:1) dalam publikasi
yang pertamanya mempergunakan definisi Cadbury Committee, yaitu:
"Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang
saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya
yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan
kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan."
Dari beberapa definisi tersebut menyebutkan bahwa GCG sangat
diperlukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Variabel ini
diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari tidak setuju (1),
kurang setuju (2), netral (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).
b. Kinerja Perbankan Syariah
Menurut Muhammad (2004:2) bank syariah adalah bank yang
beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dengan kata lain,
bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
50
pembayarannya serta peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip syariat islam. Sedangkan menurut Arifin
(2006:1) bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah.
Rifka (2009) Bank syariah memiliki kewajiban untuk mematuhi
prinsip-prinsip syariah (syariah compliance) dalam menjalankan
bisnisnya. Karenanya, Dewan Pengawas Syariah (DPS) memainkan
peran yang penting dalam governance structure perbankan syariah.
Dari beberapa definisi tersebut kinerja bank syariah sangat oenting
untuk meningkatkan penghasilan bank agar dapat berjalan dan mampu
bersaing. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin
dari tidak setuju (1), kurang setuju (2), netral (3), setuju (4) sampai
sangat setuju (5).
51
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Skala No
Peran Komite Audit (sumber Santi Yustini (2009) dan I Putu Sughiarta Sanjaya (2005))
1. Peran dalam operasional
2. Peran dalam internal audit.
1. Pengawasan atas proses oprasional agar standar.
2. Hubungan kerja dengan internal audit dan manajemen.
3. Mengerti semua pokok permasalahan.
4. Mengawasi proses Internal audit
5. Mengawasi laporan auditor internal.
6. Melakukan pertemuan dengan internal auditor dan manajemen.
Ordinal
1 2 3 4 5 6
Peran Auditor Internal (sumber Santi Yustini (2009))
1. Misi Auditor Internal
2. Tujuan Auditor Internal
3. Tugas dan teknik auditor internal
4. Hasil Audit Intern
1. Memberikan informasi yang diperlukan manajer.
2. Mengevaluasi sistem bank
3. Bertindak sebagai penilai independen.
4. Menilai keekonomisan fungsi tersebut sesuai prosedur yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.
5. Menyusun program audit.
6. Melakukan review terhadap pelaksanaan GCG
7. Penilaian terhadap hasil yang dicapai.
8. Menkomunikasikan hasil audit.
Ordinal
7 8 9
10
11
12
13
14
Bersambung Pada Halaman Selanjutnya
52
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel Sub Variabel Indikator Skala No
Good Corporate Governance (sumber Putri Maruti Agusti N (2009))
1. Transparansi
2. Kemandiria
n
3. Akuntabilit
as 4. Keterbukaa
n
5. Pertanggung jawaban
1. Menempatkan laporan keuangan di internet.
2. Kualitas komite audit dan internal audit.
3. Komite audit secara teratur rapat dengan auditor internal.
4. Tekanan pihak internal yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang baru.
5. Membuat standar profesional untuk karyawan.
6. Mempunyai pejabat khusus yang bertugas untuk memastikan bahwa perusahaan sepenuhnya taat pada hukum dan peraturan perundangan-undangan yang ada.
7. Pedoman etik dan tingkah laku yang tertulis.
8. Informasi RUPS perusahaan dilaporkan lebih awal kepada pemegang saham.
9. Pemegang saham diberikan kesempatan yang cukup untuk menerima dan memeriksa laporan keuangan.
10. Memiliki data keluarga Direksi dan Dewan Komisaris.
11. Direksi dan Dewan Komisaris ikut berperan dalam seleksi karyawan.
Ordinal
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Bersambung Pada Halaman Selanjutnya
53
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel Sub Variabel Indikator Skala No
Peningkatan Kinerja (Sumber Urfy Damayanti, 2009).
1. Mampu membuat keputusan.
2. Mampu bertanggung jawab.
3. Mampu dan bersedia meningkatkan kinerja.
4. Mengerti bidang pekerjaan.
5. Mencoba tantangan baru.
Ordinal
26
27
28
29
30
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perbankan Syariah yang berada di
wilayah DKI Jakarta. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan
yang bekerja di Perbankan Syariah. Pengumpulan data dilaksanakan
melalui penyebaran kuesioner secara langsung maupun melalui perantara
kepada responden. Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 26 april
2010 sampai 24 mei 2010 dan dilakukan ke 3 Bank Syariah yang berada di
wilayah DKI Jakarta. Berikut ini dalam tabel 4.1 adalah nama perbankan
syariah yang diberikan kuesioner, sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian
No Nama Bank Syariah Kuesioner
dikirim Kuesioner
dikembalikan 1 Bank Muamalat Indonesia 25 24 2 Bank Syariah Mandiri 16 10 3 Bank BRI Syariah 12 6
Total 53 40 Sumber: Data Primer
Dalam tabel 4.1 dijelaskan kuesioner yang disebarkan berjumlah 53
buah dan jumlah yang dikembalikan adalah sebanyak 40 buah atau
75,47%. Jumlah kuesioner yang tidak kembali adalah 13 buah atau
24,53%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 36 buah atau 90%,
55
sedangkan yang tidak dapat diolah karena tidak diisi lengkap berjumlah 4
buah atau 10%. Data sampel penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.2
Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian
No Keterangan Karyawan Persentase 1 Jumlah Kuesioner yang disebar 53 100% 2 Jumlah Kuesioner yang tidak kembali 13 24,53% 3 Jumlah Kuesioner yang tidak dapat diolah 4 10% 4 Jumlah Kuesioner yang dapat diolah 36 90%
Sumber: Data Primer yang diolah
2. Karateristik Responden
Dalam tabel 4.3 ini, menyajikan indentitas responden karyawan bank
syariah di wilayah Jakarta berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan
terakhir, dan lama bekerja. Disajikan sebagai berikut
Tabel 4.3 Deskriptif Responden
Deskriptif Keterangan Frekuensi Persentase
Jumlah Sampel 36 100%
Jenis Kelamin Pria
Wanita
22
14
61,11%
38,89%
Usia < 30 tahun
30–40 tahun
> 40 tahun
17
14
5
47,22%
38,89%
13,89%
Pendidikan
Terakhir
D3
S1
5
31
13,89%
86,11%
Lama Bekerja < 1 tahun
1–3 tahun
> 3 tahun
6
9
21
16,67%
25%
58,33%
Sumber: Data primer yang diolah
56
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa responden yang
berjenis kelamin pria berjumlah 22 orang atau 61,11% dan wanita
berjumlah 14 orang atau 38,89%. Lalu, responden berdasarkan usia
didapatkan yang berumur dibawah 30 tahun berjumlah 17 orang atau
47,22%, untuk responden yang berumur 30-40 tahun berjumlah 14 orang
atau 38,89%, dan untuk responden yang berumur diatas 40 tahun
berjumlah 5 orang atau 13,89%. Untuk responden yang berdasarkan
pendidikan terakhir didapatkan bahwa responden yang lulusan D3
berjumlah 5 orang atau 13,89%, dan untuk responden yang lulusan S1
berjumlah 31 orang atau 86,11%. Untuk responden yang berdasarkan lama
bekerja didapatkan bahwa responden yang telah bekerja dibawah 1 tahun
berjumlah 6 orang atau 16,67%, responden yang bekerja pada 1-3 tahun
berjumlah 9 orang atau 25%, dan untuk responden yang bekerja lebih dari
3 tahun berjumlah 21 orang atau 58,33%.
B. Hasil Uji Penelitian
1. Hasil Uji Validitas
Berikut adalah tabel 4.4 yang menjelaskan hasil uji validitas komite
audit.
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Komite Audit
Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan
KA1 0,768** 0,000 Valid KA2 0,740** 0,000 Valid KA3 0,541** 0,001 Valid
Bersambung pada halaman selanjutnya
57
Tabel 4.4 (Lanjutan) Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan
KA4 0,347* 0,000 Valid KA5 0,604** 0,000 Valid KA6 0,581** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 menunjukkan variabel komite audit mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05. Berikut tabel 4.5 menjelaskan hasil uji validitas internal audit.
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Audit Internal
Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan
AI1 0,568** 0,000 Valid AI2 0,237 0,164 Tidak Valid AI3 0,767** 0,000 Valid AI4 0,771** 0,000 Valid AI5 0,520** 0,000 Valid AI6 0,493** 0,000 Valid AI7 0,590** 0,000 Valid AI8 0,234 0,170 Tidak Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.5 menunjukkan variabel audit internal mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05, terkecuali dua pertanyaan dari variabel audit internal yaitu AI2
dan AI8 yang dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai signifikan
diatas 0,05, sehingga harus dikeluarkan dan tidak diikutsertakan dalam
pengujian data selanjutnya. Adapun hasil pertanyaan yang tidak valid
kemungkinan disebabkan oleh kesibukan responden dalam menjawab
kuesioner. Pengujian dilakukan kembali berdasarkan pertanyaan AI2 dan
58
AI8 yang sudah dikeluarkan. Hasil pengujian berdasarkan pertanyaan yang
sudah dikeluarkan dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Setelah AI2 dan AI8 Dikeluarkan
Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan
AI1 0,597** 0,000 Valid AI3 0,755** 0,000 Valid AI4 0,770** 0,000 Valid AI5 0,536** 0,001 Valid AI6 0,498** 0,002 Valid AI7 0,655** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.6 menunjukan variabel audit internal mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05. Berikut merupakan hasil uji validitas good corporate
governance dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Good Corporate Governance
Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan GCG1 0,717** 0,000 Valid GCG2 0,562** 0,000 Valid GCG3 0,312 0,064 Tidak Valid GCG4 0,081 0,639 Tidak Valid GCG5 0,467** 0,004 Valid GCG6 0,522** 0,001 Valid GCG7 0,448** 0,006 Valid GCG8 0,614** 0,000 Valid GCG9 0,512** 0,001 Valid GCG10 0,380* 0,022 Valid GCG11 0,541** 0,001 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
59
Tabel 4.7 menunjukkan variabel Good Corporate Governance
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05, terkecuali dua pertanyaan dari variable
Good Corporate Governance yaitu GCG3 dan GCG4 yang dinyatakan
tidak valid karena memiliki nilai signifikan diatas 0,05, sehingga harus
dikeluarkan dan tidak diikutsertakan dalam pengujian data selanjutnya.
Adapun hasil pertanyaan yang tidak valid kemungkinan disebabkan oleh
kesibukan responden dalam menjawab kuesioner. Pengujian dilakukan
kembali berdasarkan pertanyaan GCG3 dan GCG4 yang sudah
dikeluarkan. Hasil pengujian berdasarkan pertanyaan yang sudah
dikeluarkan dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Setelah GCG3 dan GCG4 Dikeluarkan
Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan
GCG1 0,751** 0,000 Valid GCG2 0,420** 0,011 Valid GCG5 0,622** 0,000 Valid GCG6 0,636** 0,000 Valid GCG7 0,532** 0,001 Valid GCG8 0,610** 0,000 Valid GCG9 0,591** 0,000 Valid GCG10 0,417* 0,011 Valid GCG11 0,593** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menunjukan variabel internal audit mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
60
dari 0,05. Berikut tabel 4.9 yang menjelaskan uji validitas Perbankan
Syariah.
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Kinerja Perbankan Syariah
Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-Tailed) Keterangan KPS1 0,624** 0,000 Valid KPS2 0,472** 0,004 Valid KPS3 0,490** 0,002 Valid KPS4 0,403** 0,015 Valid KPS5 0,332** 0,048 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan variabel kinerja perbankan syariah
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Untuk menilai konsistensinya dari instrumen penelitian, instrumen
dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha diatas 0,6.
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's
Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
Komite Audit (X1) .657 .652 6 Audit Internal (X2) .677 .715 6 Good Corporate Governance (Y)
.723 .760 9
Kinerja Perbankan Syariah (Z)
.083 .120 5
Sumber: Data Primer yang diolah
61
Tabel 4.10 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel komite
audit sebesar 0,657, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam
kuesioner ini reliabel. Variabel audit internal sebesar 0,727, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel.
Variabel Good Corporate Governance sebesar 0,576, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini cukup reliabel.
Variabel kinerja perbankan syariah sebesar 0,83, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel.
3. Hasil Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji
hipotesisnya. Adapun dalam pengujian hipotesis ini terdiri dari dua sub
struktur, yaitu sub struktur 1 dan sub struktur 2. Seluruh pengujian dan
analisis data menggunakan bantuan SPSS 12.0 (Statistical Program for
Special Science) for windows sebagai berikut:
a. Hasil Uji Sub Struktur 1
1) Hasil Uji Secara Individual Sub Struktur 1.
Berikut ini tabel 4.11 yang menjelaskan coefficients untuk uji
sub struktural 1.
62
Tabel 4.11 Coefficients – Sub Struktur 1
Unstandarized Coefficients
Standardized Coefficients
Model
B Std. Error Beta
t
Sig 1 (Constant)
Komite Audit Audit Internal
6,183,906,332
4,358,157,112
,668,344
1,419 5,773 2,973
,165,000,005
a Dependent Variabel: Good Corporate Governance Sumber: Data primer yang diolah (a) Kontribusi Komite Audit (X1) Terhadap Good Corporate
Governance (Y).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.11
coefficients. Secara individual uji statistik yang digunakan
adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
ρx1 0.668 ρx1 =seρx1
=0.1157
= 5.773
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel
4.11 coefficients diperoleh variabel komite audit dengan nilai
sig sebesar 0,000. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas
0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai
probabilitas sig atau (0,05 > 0,000), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi,
pengaruh komite audit berkontribusi secara signifikan terhadap
good corporate governance. Besarnya pengaruh komite audit
terhadap good corporate governance sebesar 0,668 atau
63
66,8%. Dengan demikian tinggi rendahnya pengaruh komite
audit dapat mempengaruhi good corporate governance.
(b) Kontribusi Audit Internal (X2) Terhadap Good Corporate
Governance (Y).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.11
coefficients. Secara individual uji statistik yang digunakan
adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
ñx1 0,344 tx1 =señx1
=0,11571
= 2,973
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel
4.11 coefficients diperoleh variabel audit internal dengan nilai
sig sebesar 0,005. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas
0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai
probabilitas sig atau (0,05 > 0,005), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi,
pengaruh internal audit berkontribusi secara signifikan
terhadap good corporate governance. Besarnya pengaruh audit
internal terhadap good corporate governance sebesar 0,344
atau 34,4%. Dengan demikian tinggi rendahnya audit internal
dapat mempengaruhi good corporate governance.
64
2) Hasil Uji Hubungan Korelasi Antara Komite Audit (X1) dan
Audit Internal (X2)
Berikut ini tabel 4.12 yang menjelaskan Correlations untuk
uji sub struktural 1
Tabel 4.12 Correlations – Sub Struktur 1
KA IA GCG
KA Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 ,
36
-,012 ,947 36
,664** ,000
36 AI Pearson Correlation
Sig. (2-tailed) N
-,012 ,947 36
1 ,
36
,336 ,045 36
GCG Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,664** ,000 36
,336 ,045 36
1 ,
36 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh angka korelasi
antara variabel komite audit dan audit internal sebesar -0,12
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,947, korelasi antara variabel
komite audit dan good corporate governance sebesar 0,664 dengan
tingkat signifikansi 0,000 dan korelasi antara variabel audit internal
dan good corporate governance sebesar 0,336 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,045. Untuk menafsirkan angka tersebut,
digunakan kriteria korelasi menurut Riduwan dan Engkos Achmad
Kuncoro (2008):
65
a. 0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah
b. 0,20 – 0,399 : korelasi rendah
c. 0,40 – 0,599 : korelasi cukup kuat
d. 0,60 – 0,799 : korelasi kuat
e. 0,80 – 1,00 : korelasi sangat kuat
Korelasi sebesar -0,12 mempunyai maksud hubungan antara
variabel komite audit dan audit internal adalah tidak memiliki
korelasi (karena hasilnya negatif). Korelasi sebesar 0,664
mempunyai maksud hubungan antara variabel komite audit dan
good corporate governance adalah kuat dan searah (karena
hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi pengaruh komite
audit maka semakin tinggi pula peran good corporate governance
yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan
karena angka signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka signifikansi
(sig) < 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
Korelasi sebesar 0,336 mempunyai maksud hubungan antara
variabel internal audit dan good corporate governance adalah
rendah dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin
rendahnya pengaruh audit internal maka akan rendah juga peran
good corporate governance yang dihasilkan. Korelasi antara dua
variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar
0,045. Jika angka signifikansi (sig) < 0,05 maka hubungan kedua
variabel tersebut signifikan.
66
3) Hasil Uji Secara Simultan Sub Struktural 1
Berikut ini tabel 4.13 yang menjelaskan Anova untuk uji sub
struktural 1
Tabel 4.13 Anova – Sub Struktur 1
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression Residual Total
105,56883,404
188,972
23335
52,7842,527
20,885 ,000a
a. Predictors: (Constant), AI, KA b. Dependent Variable: GCG Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.13 anova diperoleh nilai F sebesar 20,885
dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000 karena nilai sig < 0,05,
maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jika F secara manual
dihitung dengan rumus F, berdasarkan koefisien R2 pada tabel 4.14
summary, nilai F dapat dihitung sebagai berikut:
F =
Keterangan:
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel eksogen (variabel independen)
Rsquare = R2
(n – k – 1)Rsquare k (1– Rsquare)
67
F = = 20,915
Berikut ini tabel 4.14 yang menjelaskan summary untuk uji
sub struktural 1
Tabel 4.14 Summary – Sub Struktur 1
Model R R Square Adjusted R
Square Std Error of the Estimate
1 ,747a ,559 ,532 1,590 a. Predictors: (Constant), AI, KA Sumber: Data primer yang diolah
Untuk melihat pengaruh komite audit dan audit internal
secara gabungan dapat dilihat dari hasil penghitungan dalam model
summary, khususnya angka Rsquare. Besarnya angka Rsquare (r2)
adalah 0,559 angka tersebut dapat digunakan untuk melihat
besarnya pengaruh komite audit dan audit internal terhadap peran
good corporate governance, dengan cara menghitung Koefisien
Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,559 x 100%
KD = 55,9%
Keterangan:
KD : Koefisien Determinasi
r2 : Rsquare
2 (1 – 0,559) (36 – 2 – 1) (0,559)
68
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pernyataan
komite audit dan audit internal secara bersama terhadap peran good
corporate governance adalah 55,9%. Adapun sisanya sebesar
44,1% (100% - 55,9%) dipengaruhi oleh variabel lain.
Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 1 antara jalur (X1
terhadap Y, X2 terhadap Y, dan X1, X2 terhadap Y) dapat dibuat
melalui persamaan struktural sebagai berikut:
X2 = ρX1Y X1 + ρX2Y X2 + ρY ε1
Diketahui:
R2 X1 . X2 . Y = 0,559
ρY ε1 = R−1 2 = 559,01− = 0,664
Keterangan:
ρX1Y : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X1 terhadap Y.
ρX2Y : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X2 terhadap Y.
ρY ε1 : besarnya pengaruh variable lain
R2 : RSquare
X1 : Komite Audit
X2 : Audit Internal
Y = 0,668x1 + 0,344x2 + 0,644 ε1
69
Komite Audit (X1)
Audit Internal (X2)
Good Corporate
Governance
ρyε1 = 0,664
ρyx1 = 0,668
ρyx2 = 0,344
r12 = - 0,012
Gambar 4.1 Hubungan Kausal Empiris Sub Struktur 1
Variabel X1, X2, terhadap Y
Pengaruh bersama atau koefisien X1 terhadap X2 atau
koefisien determinan dan faktor residual dihitung sebagai berikut:
R2 Y(X1 X2) = ∑(ρYXk).(rYk) = (ρYX1).(rYX1)+(ρYX2).(rYX2)
keterangan:
R2 Y1(X1 X2) : Rsquare
ρY : standardized coefficients Beta
rY : korelasi variabel X terhadap variabel Y
X1 : komite audit
X2 : audit internal
R2 Y(X1 X2) = ∑(ρYXk).(rYk)
= (ρYX1).(rYX1)+(ρYX2).(rYX2)
= (0,668)x(0,664) + (0,344)x(0,336)
= 0,559
Berdasarkan tabel 4.13 anova diperoleh nilai F sebesar
20,915 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000, karena nilai sig
0,000 < 0,05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha
70
diterima. Sehingga terbukti bahwa pernyataan komite audit dan
audit internal berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap
Good Corporate Governance. Hasil pengujian Sub-Struktur 1
dapat diringkas seperti tabel 4.15 sebagai berikut:
Tabel 4.15
Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total, Kontribusi Komite Audit (X1),
dan Internal Audit (X2) Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Good Corporate Governance (Y)
Kontribusi
Variabel Koefisien Jalur Langsung Tidak
Berpengaruh Total
Kontribusi Bersama
X1 0,668 0,668 44,62% X2 0,344 0,344 11,83% ε1 0,664 0,664 44,09%
X1 dan X2
0,559 = 55,9%
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Sub-Struktur 1
tersebut, maka memberikan informasi secara objektif sebagai
berikut:
(1) Besarnya kontribusi Komite Audit (X1) yang secara langsung
dan signifikan mempengaruhi Good Corporate Governance
(Y) adalah 0,6682 = 0,4462 atau 44,62%.
(2) Besarnya kontribusi Audit Internal (X2) yang secara langsung
dan signifikan mempengaruhi Good Corporate Governance
(Y) adalah 0,3442 = 0,1183 atau 11,83%.
71
(3) Besarnya kontribusi Komite Audit (X1) dan Audit Internal
secara simultan yang langsung dan signifikan mempengaruhi
Good Corporate Governance (Y) adalah 0,559 atau 55,9%.
Sisanya sebesar 0,441 atau 44,1% dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian.
b. Hasil Uji Sub Struktur 2
1) Hasil Uji Secara Individual Sub Struktur 2.
Berikut ini tabel 4.16 yang menjelaskan coefficients untuk uji
sub struktural 2.
Tabel 4.16 Coefficients – Sub Struktur 2
Unstandarized Coefficients
Standardized Coefficients
Model
B Std. Error Beta
t
Sig 1 (Constant)
KA AI GCG
-1,086,377
-,034,258
3,199,154,099,109
,427
-,060 ,411
-,340 2,438 -,344 2,362
,736,021,733,024
a Dependent Variable: KPS Sumber: Data primer yang diolah
(a) Kontribusi Komite Audit (X1) Terhadap Kinerja
Perbankan Syariah (Z).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.16
coefficients. Secara individual uji statistik yang digunakan
adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
72
ñx1 0,427 tx1 =señx1
=0,17514
= 2,438
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel
4.16 coefficients diperoleh variabel Komite Audit dengan nilai
sig sebesar 0,021. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas
0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai
probabilitas sig atau (0,05 < 0,021), maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi,
pernyataan komite audit berkontribusi secara signifikan
terhadap kinerja perbankan syariah. Besarnya pengaruh komite
audit terhadap kinerja perbankan syariah sebesar 0,427 atau
42,7%. Dengan demikian rendah tingginya pengaruh komite
audit dapat mempengaruhi kinerja perbankan syariah.
(b) Kontribusi Audit Internal (X2) Terhadap Kinerja
Perbankan Syariah (Z).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.16
coefficients. Secara individual uji statistik yang digunakan
adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
ñx2 -0,06 tx1 =
señx2=
0,17442= -0,344
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel
4.16 coefficients diperoleh variabel audit internal dengan nilai
sig sebesar 0,733. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas
73
0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai
probabilitas sig atau (0,05 < 0,733), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya koefisien analisis jalur adalah tidak signifikan.
Jadi, peranan audit internal tidak berkontribusi secara
signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Kemudian
koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan
hubungan negatif antara variabel internal audit terhadap
kinerja perbankan syariah sebesar -0,060 atau -6%.
(c) Kontribusi Good Corporate Governance (Y) Terhadap
Kinerja Perbankan Syariah (Z).
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.14
coefficients. Secara individual uji statistik yang digunakan
adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
ñx1 0,411 tx1 =señx1
=0,174
= 2,362
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel
4.16 coefficients diperoleh variabel Good Corporate
Governance dengan nilai sig sebesar 0,024. Kemudian
dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata nilai
probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau
(0.05 > 0.024), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, pengaruh Good
Corporate Governance berkontribusi secara signifikan
74
terhadap kinerja perbankan syariah. Besarnya pengaruh Good
Corporate Governance terhadap kinerja perbankan syariah
sebesar 0,411 atau 41,1%. Dengan demikian rendah tingginya
pengaruh Good Corporate Governance dapat dipengaruhi oleh
kinerja organisasi perusahaan itu sendiri.
2) Hasil Uji Hubungan Korelasi Antara Komite Audit (X1), Audit
Internal (X2), dan Good Corporate Governance (Y).
Berikut ini tabel 4.17 yang menjelaskan correlations untuk
uji sub struktural 2.
Tabel 4.17 Correlations – Sub Struktur 2
KA AI GCG KPS
KA Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 ,
36
,643** ,000 36
,647** ,000 36
654** ,000 36
AI Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,643** ,000 36
1 ,
36
,638** ,000 36
,477** ,003 36
GCG Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,647** ,000 36
,638**,000 36
1 ,
36
,649** ,000 36
KPS Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,654** ,000 36
,477**,003 36
,649** ,000 36
1 , 36
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data primer yang diolah
75
Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh angka korelasi
antara variabel komite audit dan audit internal sebesar 0,643
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, korelasi antara variabel
komite audit dan good corporate governance sebesar 0,647 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000, korelasi antara variabel komite
audit dan kinerja perbankan syariah sebesar 0,654, korelasi antara
variabel audit internal dan good corporate governance sebesar
0,638 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, korelasi antara
variabel audit internal dan kinerja perbankan syariah sebesar 0,477
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003 dan korelasi antara
variabel good corporate governance dan kinerja perbankan syariah
sebesar 0,649 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Untuk
menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria korelasi menurut
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2008):
a. 0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah
b. 0,20 – 0,399 : korelasi rendah
c. 0,40 – 0,599 : korelasi cukup kuat
d. 0,60 – 0,799 : korelasi kuat
e. 0,80 – 1,00 : korelasi sangat kuat
Korelasi sebesar 0,643 mempunyai maksud hubungan
antara variabel komite audit dan audit internal adalah korelasi kuat
dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi
pernyataan komite audit maka semakin tinggi pula peranan audit
76
internal yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat
signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka
signifikansi (sig) < 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut
signifikan. Korelasi sebesar 0,647 mempunyai maksud hubungan
antara variabel komite audit dan good corporate governance
adalah kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya
semakin tinggi pengaruh komite audit maka semakin tinggi pula
peran good corporate governance yang dihasilkan. Korelasi antara
dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya
sebesar 0,000. Jika angka signifikansi (sig) < 0,05 maka hubungan
kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0,654
mempunyai maksud hubungan antara variabel komite audit dan
kinerja perbankan syariah adalah kuat dan searah (karena hasilnya
positif). Searah artinya semakin tinggi peranan komite audit maka
semakin tinggi pula kinerja perbankan syariah yang dihasilkan.
Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka
signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka signifikansi (sig) < 0,05
maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi
sebesar 0,638 mempunyai maksud hubungan antara variabel audit
internal dan good corporate governance adalah kuat dan searah
(karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi peran
internal audit maka semakin tinggi pula good corporate
governance yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat
77
signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka
signifikansi (sig) < 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut
signifikan. Korelasi sebesar 0,477 mempunyai maksud hubungan
antara variabel audit internal dan kinerja perbankan syariah adalah
kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin
tinggi peranan audit internal maka semakin tinggi pula kinerja
perbankan syariah yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel
bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,003. Jika
angka signifikansi (sig) < 0,05 maka hubungan kedua variabel
tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0,649 mempunyai maksud
hubungan antara variabel good corporate governance dan kinerja
perbankan syariah adalah kuat dan searah (karena hasilnya positif).
Searah artinya semakin tinggi good corporate governance maka
semakin tinggi pula kinerja perusahaan syariah yang dihasilkan.
Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka
signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka signifikansi (sig) < 0,05
maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
3) Hasil Uji Secara Simultan Sub Struktur 2
Berikut ini tabel 4.18 yang menjelaskan Anova untuk uji sub
struktural 2.
78
Tabel 4.18 Anova – Sub Struktur 2
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression Residual Total
39,45740,43179,889
23235
13,1521,263
10,410 ,000a
a. Predictors: (Constant), GCG, AI, KA b. Dependent Variable: KPS Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.18 anova diperoleh nilai F sebesar 10,410
dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000 karena nilai sig < 0,05,
maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jika F secara manual
dihitung dengan rumus F, berdasarkan koefisien R2 pada tabel 4.19
summary, nilai F dapat dihitung sebagai berikut:
F =
Keterangan:
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel eksogen (variabel independen)
Rsquare = R2
F = = 16,109
(n – k – 1)Rsquare
k (1– Rsquare)
(36 – 2 – 1) (0,494)
2 (1 – 0,494)
79
Berikut ini tabel 4.19 yang menjelaskan Summary untuk uji
sub struktural 2.
Tabel 4.19 Summary – Sub Struktur 2
Model R R Square Adjusted R
Square Std Error of the Estimate
1 ,703a ,494 ,446 1,124 a. Predictors: (Constant), GCG, AI, KA Sumber: Data primer yang diolah
Untuk melihat pengaruh komite audit, audit internal dan good
corporate governance secara gabungan dapat dilihat dari hasil
penghitungan dalam model summary, khususnya angka Rsquare.
Besarnya angka Rsquare (r2) adalah 0,494 angka tersebut dapat
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh komite audit, audit
internal dan good corporate governance terhadap peran kinerja
perbankan syariah, dengan cara menghitung Koefisien Determinasi
(KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,494 x 100%
KD = 49,4%
Keterangan:
KD : Koefisien Determinasi
r2 : Rsquare
80
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pernyataan
komite audit, audit internal dan good corporate governance secara
bersama terhadap kinerja perbankan syariah adalah 49,4%. Adapun
sisanya sebesar 50,6% (100% - 49,4%) dipengaruhi oleh variabel
lain.
Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 2 antara jalur (X1
terhadap Z, X2 terhadap Z, Y terhadap Z dan X1, X2, Y terhadap Z)
dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut:
X3 = ρX1Z X1 + ρX2Z X2 + ρYZ X3 + ρY ε1
Diketahui:
R2 X1 . X2 . Y, Z = 0,494
ρY1 ε1 = R−1 2 = 494,01− = 0,711
Keterangan:
ρX1Z : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X1 terhadap Z.
ρX2Z : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X2 terhadap Z.
ρYZ : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh
langsung X2 terhadap Z.
ρY ε1 : besarnya pengaruh variable lain
R2 : RSquare
X1 : Komite Audit
X2 : Audit Internal
Y : Good Corporate Governance
Z : kinerja perbankan syariah
81
Z = 0,427 X1 + -0,060 X2 + 0,411 Y + 0,711 ε1
ε1
Gambar 4.2
Г12 = 0,643
Komite Audit (X1)
Audit Internal (X2)
Kinerja Bank
Syariah (Z)
Good Corporate Governance
(Y)
ε2
ρzy = 0,411
ρzε2 = 0,711
ρzx1 = 0,427
ρzx2 = -0,060
ρyx1 = 0,647
ρyx2 = 0,638
ρzε2 = 0,664
Hubungan Kausal Empiris Sub Struktur 2 Variabel X1, X2 dan Y terhadap Z
Pengaruh bersama atau koefisien X1 dan X2 terhadap Y atau
koefisien determinan dan faktor residual dihitung sebagai berikut:
R2 Z(X1 Y X2) = ∑(ρZXk).(rZk) = (ρZX1).(rZX1)+(ρZX2).(rZX2)
+ (ρZY).(rZY)
keterangan:
R2 Z(X1X2Y) : Rsquare
ΡZ : standardized coefficients Beta
rZ : korelasi variabel X terhadap variabel Z
X1 : komite audit
X2 : audit internal
Y : good corporate governance
Z : kinerja perbankan syariah
82
R2 Z(X1 Y X2) = ∑(ρZXk).(rZk)
= (ρZX1).(rZX1)+(ρZX2).(rZX2) + (ρZY).(rZY)
=(0,427)x(0,654)+(-0,060)x(0,477)+(0,411)x(0,649)
= 0,5174
Berdasarkan tabel 4.18 anova diperoleh nilai F sebesar
10,410 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000, karena nilai sig
0,000 < 0,05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha
diterima. Sehingga terbukti bahwa komite audit, audit internal, dan
good corporate governance, berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap kinerja perbankan perusahaan. Hasil pengujian
Sub-Struktur 2 dapat diringkas seperti tabel 4.20 sebagai berikut:
Tabel 4.20
Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total, Kontribusi Komite Audit (X1), Audit Internal (X2), dan
Good Corporate Governance (Y), Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Kinerja Perbankan Syariah (Z)
Kontribusi
Variabel Koefisien Jalur Langsung Tidak Berpengaruh Total
Kontribusi Bersama
X1 0,427 0,427 18,23% X2 -0,060 -0,060 -0,36% Y 0,411 0,411 16,89% ε1 0,664 0,664 44,09% ε2 0,711 0,711 50,55%
X1, X2 dan Y
0,494 = 49,4 %
Sumber: Data Primer yang diolah
83
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Sub-Struktur 2
tersebut, maka memberikan informasi secara objektif sebagai
berikut:
(1) Besarnya kontribusi komite audit (X1) yang secara langsung
dan signifikan mempengaruhi kinerja perbankan syariah (Z)
adalah 0,4272 = 0,1823 atau 18,23%.
(2) Besarnya kontribusi audit internal (X2) yang secara tidak
langsung mempengaruhi kinerja perbankan syariah (Z) tetapi
melalui good corporate governance (Y) adalah -0,0602 = -
0,0036 atau -0,36%.
(3) Besarnya kontribusi good corporate governance (Y) yang
secara langsung dan signifikan mempengaruhi kinerja
perbankan syariah (Z) adalah 0,4112 = 0,1689 atau 16,89%.
Besarnya kontribusi komite audit (X1), audit internal (X2),
dan good corporate governance (Y) secara simultan yang langsung
dan signifikan mempengaruhi kinerja perbankan syariah (Z) adalah
0,494 = 49,4%. Sisanya sebesar 0,7112 = 0,5055 atau 50,55%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan
dalam penelitian.
84
C. Pembahasan
1. Pengaruh Komite Audit Terhadap Good Corporate Governance.
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa komite audit berpengaruh
secara langsung dan signifikan terhadap good corporate governance.
Dengan demikian, dengan adanya komite audit semua kegiatan atau semua
rencana harus sesuai dengan rekomendasi komite audit. Semakin tinggi
peran yang dilakukan komite audit, maka semakin baik juga penerapan
good corporate governance dalam perbankan syariah. Sedangkan, semakin
rendah peran komite audit, maka semakin tidak baik penerapan good
corporate governance di perbankan syariah. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian I Putu Sughiarta (2005) dan Santi Yustini (2009) bahwa
komite audir sangat berperan penting dalam pelaksanaan good corporate
governance di perbankan syariah yang berguna untuk pemberian
keputusan dan pemberian kebijakan bagi perbankan syariah.
2. Pengaruh Audit Internal Terhadap Good Corporate Governance.
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa audit internal berpengaruh
secara langsung dan signifikan terhadap good corporate governance.
Dengan demikian, dengan adanya audit internal semua pengawasan
kegiatan atau semua rencana harus sesuai dengan pengawasan internal
audit. Semakin tinggi pengawasan yang dilakukan audit internal, maka
semakin baik juga penerapan good corporate governance dalam
perbankan syariah. Sedangkan, semakin rendahnya pengawasan dari audit
85
internal, maka semakin tidak baik penerapan good corporate governance
dilakukan di perbankan syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan Santi
Yustini (2009), bahwa pengawasan yang dilakukan oleh internal audit
sangat baik untuk penerapan good corporate governance di perbankan
syariah tersebut. Dari pernyataan tersebut bahwa audit internal
mempengaruhi good corporate governance dengan cara melakuka
pengawasan prosedur dan sistem yang dijalankan perbankan syariah.
3. Pengaruh Komite Audit dan Audit Internal Terhadap Good Corporate
Governance.
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa komite audit dan audit
internal sangat berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap good
corporate governance di Perbankan Syariah. Dengan demikian, dengan
adanya komite audit dan audit internal semua keputusan dan pengawasan
kegiatan atau semua rencana harus sesuai dengan keputusan komite audit
dan pengawasan audit internal. Semakin tinggi keputusan dan pengawasan
yang dilakukan, maka semakin baik juga penerapan good corporate
governance dalam perbankan syariah. Sedangkan, semakin rendahnya
pengawasan dari audit internal, maka semakin tidak baik penerapan good
corporate governance dilakukan di perbankan syariah. Hasil penelitian ini
sejalan dengan yang dilakukan oleh Santi Yustini (2009). Bahwa komite
audit dan audit internal sangat mempengaruhi good corporate governance
di perusahaan maupun di perbankan syariah dan konvensional.
86
4. Pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja Perbankan Syariah.
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa komite audit berpengaruh
secara langsung dan signifikan terhadap kinerja perbankan syariah.
Dengan demikian, dengan adanya keputusan dari komite audit semua
kegiatan atau semua rencana harus sesuai dengan rekomendasi komite
audit. Semakin tinggi peran yang dilakukan komite audit, maka semakin
baik juga kinerja perbankan syariah tersebut. Sedangkan, semakin rendah
peran komite audit, maka semakin tidak baik kinerja perbankan syariah
tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Andi Anreas (2009). Karena keputusan yang dikeluarkan oleh komite
sangat berpengaruh dalam pelaporan keuangan perbankan syariah dan itu
yang melihatkan kinerja perbankan tersebut baik atau tidak.
5. Pengaruh Audit Internal Terhadap Kinerja Perbankan Syariah
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa audit internal tidak
berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah, karena kegiatan internal
audit hanya mengawasi dan dari pengawasan tersebut tidak berpengaruh
bagi kinerja perbankan syariah. Jadi, semakin tinggi atau rendahnya
pengawasan yang dilakukan audit internal, maka tidak akan berpengaruh
bagi kinerja perbankan syariah. Pernyataan tersebut didukung oleh Rifka
(2009) bahwa yang sangat berpengaruh dalam pengawasan adalah DPS
(Dewan Pengawas Syariah). Jadi dalam penelitian ini audit internal tidak
signifikan dan tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah.
87
6. Pengaruh Komite Audit dan Audit Internal Terhadap Kinerja Perbankan
Syariah.
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa komite audit sangat
berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kinerja perbankan
syariah sedangkan audit internal tidak berpengaruh terhadap kinerja
perbankan syariah, Dengan demikian, keputusan komite audit sangat
berpengaruh dan pengawasan yang dilakukan audit internal tidak
berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah. Pernyataan komite audit
didukung oleh Andi Anreas (2009). Karena keputusan yang dikeluarkan
oleh komite sangat berpengaruh dalam pelaporan keuangan perbankan
syariah dan itu yang melihatkan kinerja perbankan tersebut baik atau tidak,
sedangkan pernyataan bahwa audit internal tidak berpengaruh terhadap
kinerja perbankan syariah didukung oleh pernyataan Rifka (2009) bahwa
yang sangat berpengaruh dalam pengawasan adalah DPS (Dewan
Pengawas Syariah). Jadi dalam penelitian ini audit internal tidak signifikan
dan tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah.
88
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh komite audit
terhadap good corporate governance, audit internal terhadap good corporate
governance, pengaruh komite audit dan audit internal terhadap good
corporate governance, pengaruh komite audit terhadap kinerja perbankan
syariah, pengaruh audit internal terhadap kinerja perbankan syariah, pengaruh
komite audit dan audit internal terhadap kinerja perbankan syariah. Penelitian
ini menggunakan analisis jalur pada Perbankan Syariah di Jakarta, maka hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil uji statistik menyatakan komite audit mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap good corporate governance. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian dari I Putu Sughiarta (2005) yaitu komite audit
sangat berperan penting dalam pelaksanaan good corporate governance di
perbankan syariah yang berguna untuk pemberian keputusan dan
pemberian kebijakan bagi perbankan syariah.
2. Hasil uji statistik menyatakan audit internal mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap good corporate governance. Hasil ini konsisten
dengan penelitan Santi Yustini (2009) yaitu bahwa komite audit dan audit
internal sangat berperan penting dalam pelaksanaan good corporate
89
governance di perbankan syariah yang berguna untuk pemberian
keputusan dan pemberian kebijakan bagi perbankan syariah.
3. Hasil uji statistik F menyatakan komite audit dan audit internal
mempunyai pegaruh yang signifikan terhadap kinerja perbankan syariah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dan pernyataan yang
dinyatakan oleh I Putu Sughiarta (2005) dan Santi Yustini (2009) yaitu
bahwa komite audit sangat berperan penting dalam pelaksanaan good
corporate governance di perbankan syariah yang berguna untuk
pemberian keputusan dan pemberian kebijakan bagi perbankan syariah.
4. Hasil uji statistik menyatakan komite audit mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Hasil penelitian ini sejalan
dengan pernyataan Andi Anreas (2009) yaitu keputusan yang dikeluarkan
oleh komite audit dan audit internal sangat berpengaruh dalam pelaporan
keuangan perbankan syariah dan itu yang melihatkan kinerja perbankan
tersebut baik atau tidak.
5. Hasil uji statistik menyatakan audit internal tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Pernyataan ini belum
ada penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa internal audit sangat
berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah.
Tapi, ada dalam pernyataan Rifka (2009) bahwa peran terbesar dalam
pengawasan bukan di audit internal, tetapi di Dewan Pengawasan Syariah
(DPS).
90
6. Hasil uji statistik F menyatakan komite audit dan audit internal
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perbankan syariah.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian dan pernyataan yang
dinyatakan I Putu Sughiarta (2005) dan Andi Anreas (2009) bahwa
keputusan yang dibuat oleh komite audit dan audit internal sangat
berpengaruh dalam pelaporan keuangan perbankan syariah dan itu yang
melihatkan kinerja perbankan baik atau tidak.
B. Saran
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan dan pertimbangan
bagi Perbankan Syariah untuk lebih meningkatkan peran komite audit dan
pengawasan audit internal agar good corporate governance dan kinerja
perbankan syariah dapat semakin meningkat dan tidak jatuh terhadap tekanan
dari luar.
Dari hasil penelitian terdapat aspek yang dapat mempengaruhi good
corporate governance yaitu komite audit dan audit internal. Namun variabel-
variabel diatas bukanlah semata-mata faktor yang dapat mempengaruhi good
corporate governance.
Oleh karena itu penulis mengharapkan partisipasi aktif peneliti
berikutnya untuk meneliti aspek-aspek lain yang mempengaruhi good
corporate governance dan kinerja perbankan syariah antara lain: keputusan
manajemen, investasi perbankan syariah, sistem informasi akuntansi dan juga
tingkat pengelolaan dana nasabah. Populasi penelitian tidak hanya diambil
91
92
dari perbankan syariah, mungkin bisa dikembangkan pada perbankan lainnya
dengan menerapkan metode empiris, sehingga memungkinkan adanya
perbedaan hasil dan kesimpulan apabila dilakukan untuk objek dan profesi
yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”, Edisi Ketiga,
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta, 2004. Arbyantoro “Analisa Efektivitas Komite Audit pada Pengelolaan Perusahaan
Property dan Real Estate tahun 2007 yang tercatat di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi Universitas Trisakti, Jakarta, 2007.
Anreas, Andi, ”Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah”, Skripsi UIN Syarif
Hidatullah, Jakarta, 2009. Arens, Alvin.A, & James K loebecke, “Auditing and Assurance Service”, Salemba
Empat, Jakarta, 2009. Arifin, Zainul. “Memahami Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”. Pustaka
Alvabet, 2006. Badan Pengawasan Penanaman Modal (BAPEPAM). “Pembentukan dan
Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit”, Desember, Kep-41/PM/2003.
Bank Syariah Mandiri, “Laporan GCG Bank Syariah Mandiri”, artikel ini diakses tanggal 20 Juni 2010: http//www.BSM.com.
Dimyati. A,.”Good Corporate Governance di Perbankan Syariah. Implementasi
prinsip-prinsip GCG di BRI Syariah Cabang Yogyakarta”. Penelitian UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. 2008.
Daniri, Mas Achmad,.”Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya
dalam Konteks Indonesia”, PT Ray Indonesia, Jakarta, 2005. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FGCI).“Peranan Dewan
Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance”. Jakarta 2001.
Febrien, Andi, “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009
Halim Abdul,. “Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan)”, Jilid 1.
UPPAMP YKPN, Yogyakarta, 2001 Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, Jakarta: FEIS UIN Syarif
Hidayatullah, 2007. Husain, Umar. “Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”. Rajawali pers,
Jakarta. 2009. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), “Directory 2009 Kantor Akuntan
Publik dan Akuntan Publik”, IAPI, Jakarta, 2009. Imam, Ghozali. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 3,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Islamic Financial Services Board (IFSB) “Guding Principales On Shari’ah
Governance Systems For Institution Offering Islamic Financial Services” Desember 2009.
Marini, Purwanto “komite audit: tinjauan sejarah, kerangka teoritis, kondisi
praktek di Indonesia, temuan empiris” Jurnal Universitas katholik widyamandala Surabaya, 2001.
Metwally. “Teori dan Ekonomi Islam”, Bangkit Daya Insana, Jakarta, 1995. Muhammad. “Manajemen Dana Bank Syariah”, Ekonisia, Yogyakarta, 2004. Mulyadi. “Auditing”, Salemba Empat, Buku 1 Edisi 6, Jakarta, 2008. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) “Tentang Komite Audit
BUMN.”PER-05/MBU/2006.
Putri, Maruti Agusti N. ”Analisis pengaruh indepedensi dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit serta dampaknya terhadap GCG”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.
Rifka Dejavu, “Good Corporate Governance di Bank Syariah”, artikel ini diakses
tanggal 14 Maret 2009, dari: http//www.blogspot.com/GCG di bank syariah/ rifkadejavu.blogspot.com
Rittenberg, bradley J. Scwieger “auditing concepts for a changing environment”
Harcourd Collage Orlando 2001. Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro,.“Cara Menggunakan dan Memakai
Analisis Jalur (Path Analysis)”, alfabeta. Bandung. 2007. Santi Yustini , “Pengaruh Komite Audit dan Auditor Internal dalam Pendeteksian
Kecurangan”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009. Sanjaya, I Made Sugiartha. “Peranan Komite Audit dalam Good Corporate
Governance”, Jurnal Ekonomi, Jakarta, 2005 Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2000. Sawyer’s, Lawrence B. “Internal Auditing”, Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta,
2005. Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Januari 2010. Tagiman, Hiro. “Standar Profesional Auditor Internal”, Penerbit Konisius,
Yogyakarta, 2006. Urfy, Damayanti. “Kontribusi Motivasi dan Etos Kerja terhadap Komitmen serta
dampaknya pada Peningkatan Kinerja Auditor.” Skripsi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2009.
Widjaja, Amin Tunggal. “Komite Audit (Auditing Commitee)”. Haravindo, Jakarta, 2003.
Uji Validitas
Komite Audit (KA)
Correlations
1 .614** .289 .046 .477** .185 .768**. .000 .087 .790 .003 .280 .000
36 36 36 36 36 36 36.614** 1 .272 .081 .120 .388* .740**.000 . .109 .639 .486 .019 .000
36 36 36 36 36 36 36.289 .272 1 .000 .141 .073 .541**.087 .109 . 1.000 .411 .672 .001
36 36 36 36 36 36 36.046 .081 .000 1 .405* .192 .347*.790 .639 1.000 . .014 .262 .038
36 36 36 36 36 36 36.477** .120 .141 .405* 1 .284 .604**.003 .486 .411 .014 . .093 .000
36 36 36 36 36 36 36.185 .388* .073 .192 .284 1 .581**.280 .019 .672 .262 .093 . .000
36 36 36 36 36 36 36.768** .740** .541** .347* .604** .581** 1.000 .000 .001 .038 .000 .000 .
36 36 36 36 36 36 36
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
KA1
KA2
KA3
KA4
KA5
KA6
KA
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Audit Internal (AI)
Correlations
1 .018 .312 .350* .045 .456** .130 -.076 .568**
. .916 .064 .036 .793 .005 .449 .661 .000
36 36 36 36 36 36 36 36 36
.018 1 .029 .022 .135 -.015 -.155 .141 .237
.916 . .866 .898 .433 .929 .367 .412 .164
36 36 36 36 36 36 36 36 36
.312 .029 1 .739** .242 .133 .417* .424** .767**
.064 .866 . .000 .156 .440 .011 .010 .000
36 36 36 36 36 36 36 36 36
.350* .022 .739** 1 .166 .329 .445** .324 .771**
.036 .898 .000 . .334 .050 .007 .054 .000
36 36 36 36 36 36 36 36 36
.045 .135 .242 .166 1 -.058 .290 -.211 .520**
.793 .433 .156 .334 . .738 .086 .217 .001
36 36 36 36 36 36 36 36 36
.456** -.015 .133 .329 -.058 1 .420* .209 .493**
.005 .929 .440 .050 .738 . .011 .221 .002
36 36 36 36 36 36 36 36 36
.130 -.155 .417* .445** .290 .420* 1 -.081 .590**
.449 .367 .011 .007 .086 .011 . .639 .000
36 36 36 36 36 36 36 36 36
-.076 .141 .424** .324 -.211 .209 -.081 1 .234
.661 .412 .010 .054 .217 .221 .639 . .170
36 36 36 36 36 36 36 36 36
.568** .237 .767** .771** .520** .493** .590** .234 1
.000 .164 .000 .000 .001 .002 .000 .170 .
36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
AI1
AI2
AI3
AI4
AI5
AI6
AI7
AI8
AI
AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6 AI7 AI8 AI
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Setelah AI2 dan AI8 dihilangkan
Correlations
1 .312 .350 * .045 .456 ** .130 .597 **. .064 .036 .793 .005 .449 .000
36 36 36 36 36 36 36 .312 1 .739 ** .242 .133 .417 * .755 **.064 . .000 .156 .440 .011 .000
36 36 36 36 36 36 36 .350 * .739 ** 1 .166 .329 .445 ** .770 **.036 .000 . .334 .050 .007 .000
36 36 36 36 36 36 36 .045 .242 .166 1 -.058 .290 .536 **.793 .156 .334 . .738 .086 .001
36 36 36 36 36 36 36 .456 ** .133 .329 -.058 1 .420 * .498 **.005 .440 .050 .738 . .011 .002
36 36 36 36 36 36 36 .130 .417 * .445 ** .290 .420 * 1 .655 **.449 .011 .007 .086 .011 . .000
36 36 36 36 36 36 36 .597 ** .755 ** .770 ** .536 ** .498 ** .655 ** 1 .000 .000 .000 .001 .002 .000 .
36 36 36 36 36 36 36
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
AI1
AI3
AI4
AI5
AI6
AI7
AI
AI1 AI3 AI4 AI5 AI6 AI7 AI
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Good Corporate Governance (GCG)
Correlations
1 .242 .245 -.207 .393* .446** .269 .469** .497** .129 .247 .717**. .156 .149 .225 .018 .006 .112 .004 .002 .453 .147 .000
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.242 1 .254 .327 .125 .227 .086 .341* .158 -.134 .061 .562**.156 . .135 .052 .468 .183 .619 .042 .357 .437 .724 .000
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.245 .254 1 -.178 -.091 .008 .050 .365* -.046 .078 -.190 .312.149 .135 . .300 .599 .962 .773 .029 .790 .653 .267 .064
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36-.207 .327 -.178 1 -.367* -.306 -.252 -.188 -.155 -.131 .045 .081.225 .052 .300 . .027 .069 .138 .272 .367 .447 .795 .639
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.393* .125 -.091 -.367* 1 .880** .686** .235 .316 .067 .122 .467**.018 .468 .599 .027 . .000 .000 .169 .060 .699 .479 .004
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.446** .227 .008 -.306 .880** 1 .604** .354* .251 .030 .045 .522**.006 .183 .962 .069 .000 . .000 .034 .139 .860 .795 .001
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.269 .086 .050 -.252 .686** .604** 1 .424** .217 .183 -.010 .448**.112 .619 .773 .138 .000 .000 . .010 .204 .284 .952 .006
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.469** .341* .365* -.188 .235 .354* .424** 1 .135 -.023 .216 .614**.004 .042 .029 .272 .169 .034 .010 . .433 .895 .207 .000
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.497** .158 -.046 -.155 .316 .251 .217 .135 1 .169 .327 .512**.002 .357 .790 .367 .060 .139 .204 .433 . .324 .051 .001
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.129 -.134 .078 -.131 .067 .030 .183 -.023 .169 1 .570** .380*.453 .437 .653 .447 .699 .860 .284 .895 .324 . .000 .022
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.247 .061 -.190 .045 .122 .045 -.010 .216 .327 .570** 1 .541**.147 .724 .267 .795 .479 .795 .952 .207 .051 .000 . .001
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.717** .562** .312 .081 .467** .522** .448** .614** .512** .380* .541** 1.000 .000 .064 .639 .004 .001 .006 .000 .001 .022 .001 .
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson CorreSig. (2-tailed)NPearson CorreSig. (2-tailed)NPearson CorreSig. (2-tailed)NPearson CorreSig. (2-tailed)NPearson CorreSig. (2-tailed)NPearson CorreSig. (2-tailed)NPearson CorreSig. (2-tailed)NPearson CorreSig. (2-tailed)NPearson CorreSig. (2-tailed)NPearson CorreSig. (2-tailed)NPearson CorreSig. (2-tailed)NPearson CorreSig. (2-tailed)N
GCG1
GCG2
GCG3
GCG4
GCG5
GCG6
GCG7
GCG8
GCG9
GCG1
GCG1
GCG
GCG1 GCG2 GCG3 GCG4 GCG5 GCG6 GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GCG
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Setelah GCG3 dan GCG4 dihilangkan
Correlations
1 .242 .393* .446** .269 .469** .497** .129 .247 .751**. .156 .018 .006 .112 .004 .002 .453 .147 .000
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.242 1 .125 .227 .086 .341* .158 -.134 .061 .420*.156 . .468 .183 .619 .042 .357 .437 .724 .011
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.393* .125 1 .880** .686** .235 .316 .067 .122 .622**.018 .468 . .000 .000 .169 .060 .699 .479 .000
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.446** .227 .880** 1 .604** .354* .251 .030 .045 .636**.006 .183 .000 . .000 .034 .139 .860 .795 .000
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.269 .086 .686** .604** 1 .424** .217 .183 -.010 .532**.112 .619 .000 .000 . .010 .204 .284 .952 .001
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.469** .341* .235 .354* .424** 1 .135 -.023 .216 .610**.004 .042 .169 .034 .010 . .433 .895 .207 .000
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.497** .158 .316 .251 .217 .135 1 .169 .327 .591**.002 .357 .060 .139 .204 .433 . .324 .051 .000
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.129 -.134 .067 .030 .183 -.023 .169 1 .570** .417*.453 .437 .699 .860 .284 .895 .324 . .000 .011
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.247 .061 .122 .045 -.010 .216 .327 .570** 1 .593**.147 .724 .479 .795 .952 .207 .051 .000 . .000
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36.751** .420* .622** .636** .532** .610** .591** .417* .593** 1.000 .011 .000 .000 .001 .000 .000 .011 .000 .
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Pearson CorrelaSig. (2-tailed)NPearson CorrelaSig. (2-tailed)NPearson CorrelaSig. (2-tailed)NPearson CorrelaSig. (2-tailed)NPearson CorrelaSig. (2-tailed)NPearson CorrelaSig. (2-tailed)NPearson CorrelaSig. (2-tailed)NPearson CorrelaSig. (2-tailed)NPearson CorrelaSig. (2-tailed)NPearson CorrelaSig. (2-tailed)N
GCG1
GCG2
GCG5
GCG6
GCG7
GCG8
GCG9
GCG10
GCG11
GCG
GCG1 GCG2 GCG5 GCG6 GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GCG
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Kinerja Perbankan Syariah
Correlations
1 .024 -.065 -.008 .304 .624**. .891 .708 .965 .072 .000
36 36 36 36 36 36.024 1 .355* .319 -.340* .472**.891 . .034 .058 .043 .004
36 36 36 36 36 36-.065 .355* 1 .148 -.186 .490**.708 .034 . .388 .279 .002
36 36 36 36 36 36-.008 .319 .148 1 -.287 .403*.965 .058 .388 . .090 .015
36 36 36 36 36 36.304 -.340* -.186 -.287 1 .332*.072 .043 .279 .090 . .048
36 36 36 36 36 36.624** .472** .490** .403* .332* 1.000 .004 .002 .015 .048 .
36 36 36 36 36 36
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
KPS1
KPS2
KPS3
KPS4
KPS5
KPS
KPS1 KPS2 KPS3 KPS4 KPS5 KPS
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Uji Reabilitas
Komite Audit
Reliability Statistics
.657 .652 6
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Audit Internal
Reliability Statistics
.677 .715 6
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
GCG
Reliability Statistics
.723 .760 9
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Kinerja Perbankan Syariah
Reliability Statistics
.083 .120 5
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Uji Sub struktural 1
Hasil Uji secara Individual
Hasil Uji Hubungan Korelasi
Coefficients a
6.183 4.358 1.419 .165
.906 .157 .668 5.773 .000
.332 .112 .344 2.973 .005
(Constant) KA AI
Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: GCG a.
Correlations
1 -.012 .664 ** . .947 .000
36 36 36 -.012 1 .336 * .947 . .045
36 36 36 .664 ** .336 * 1 .000 .045 .
36 36 36
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KA
AI
GCG
KA AI GCG
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.
Hasil Uji Secara Simultan
ANOVA b
105.568 2 52.784 20.885 .000 a
83.404 33 2.527 188.972 35
Regression Residual Total
Model 1
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), AI, KAa.
Dependent Variable: GCGb.
Model Summary
.747 a .559 .532 1.590 Model 1
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Predictors: (Constant), AI, KA a.
Uji Sub Struktural 2
Hasil Uji secara Individual
Hasil Uji Hubungan Korelasi
Coefficients a
-1.086 3.199 -.340 .736 .377 .154 .427 2.438 .021
-.034 .099 -.060 -.344 .733 .258 .109 .411 2.362 .024
(Constant) KA AI GCG
Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: KPS a.
Correlations
1 .643** .647** .654** . .000 .000 .000
36 36 36 36.643** 1 .638** .477** .000 . .000 .003
36 36 36 36.647** .638** 1 .649** .000 .000 . .000
36 36 36 36.654** .477** .649** 1 .000 .003 .000 .
36 36 36 36
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
KA
AI
GCG
KPS
KA AI GCG KPS
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Hasil Uji Secara Simultan
ANOVA b
39.457 3 13.152 10.410 .000 a
40.431 32 1.263 79.889 35
Sum of
Regression Residual Total
Model1
Squares df Mean Square F Sig.
a. Predictors: (Constant), GCG, AI, KA
Dependent Variable: KPS b.
Model Summary
.703 a .494 .446 1.124 Model 1
R R Square Adjusted Std. Error of
the Estimate R Square
Predictors: (Constant), GCG, AI, KA a.
KUESIONER
PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT DAN AUDIT INTERNAL DALAM
MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE UNTUK
MENINGKATKAN KINERJA BANK SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi wahyu (08561486464), terima kasih…Page 1
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, April 2010
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Responden
Di tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu (S1)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Wahyu Nugroho Wiyono
NIM : 205082000283
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi/X
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Peran
Komite Audit dan Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance untuk
Meningkatkan Kinerja Bank Syariah (Studi pada Perbankan Syariah di Jakarta)”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dengan
mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu
waktu bekerjanya. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak
digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya
jaga sesuai dengan etika penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu merupakan faktor kunci untuk
mengetahui pengaruh peran komite audit dan internal audit dalam mewujudkan good corporate
governance untuk meningkatkan kinerja bank syariah.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua
pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak di isi maka kuesioner dianggap
tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang
sesuai dengan pendapat anda.
Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan
dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing Hormat saya,
Peneliti
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi wahyu (08561486464), terima kasih…Page 2
(Dr. Amilin SE, AK. MSi) (Wahyu Nugroho)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ……………………
Nama Bank : ……………………
Jabatan : ……………………
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : ………… tahun
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Pengalaman Kerja : < 1 tahun 1-3 tahun >3 tahun
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1. Tidak Setuju (STS) 2. Kurang Setuju (TS)
3. Netral (N) 4. Setuju (S)
5. Sangat Setuju (SS)
Komite Audit
No. Keterangan TS KS N S SS 1. Komite audit melakukan pengawasan terhadap
proses pelaporan keuangan.
2. Komite audit memiliki hubungan kerja yang baik dengan manajemen dan auditor internal.
3. Komite audit mengerti semua pokok persoalan yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja bank syariah.
4. Komite melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal.
5. Komite audit melakukan pengawasan terhadap laporan auditor internal.
6. Komite audit wajib melakukan pertemuan dengan internal auditor dan manajemen minimal 1 bulan sekali.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi wahyu (08561486464), terima kasih…Page 3
Internal Audit
No. Keterangan TS KS N S SS 7. Auditor internal memberikan informasi yang
diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab agar lebih efektif.
8. Auditor internal membantu manajemen dalam mengevaluasi bank.
9. Auditor internal harus independen terhadap segala aktivitas audit yang dilakukan disemua tingkatan manajemen.
10. Penggunaan sumber daya yang telah tepat dan sesuai dengan tujuan.
11. Auditor internal menyusun prosedur dan kebijakan secara tertulis sebagai pedoman bagi staf auditor.
12. Auditor internal melakukan evaluasi, pengawasan dan pengontrolan dalam pelaksanaan Good Corporate Governance.
13. Auditor internal melakukan penilaian terhadap program-program yang telah berjalan untuk memastikan bahwa telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
14. Auditor internal mengkomunikasikan hasil audit dan memberikan rekomendasi kepada manajemen bank.
Good Corporate Governance
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi wahyu (08561486464), terima kasih…Page 4
No. Keterangan TS KS N S SS 15. Bank menempatkan laporan keuangan yang telah
diaudit melalui internet sebagai perluasan informasi.
16. Nilai kualitas komite audit dan internal audit di bank.
17. Pihak komite audit dan internal audit sering mengadakan rapat bersama.
18. Tekanan dari manajemen terhadap auditor internal dalam mengaudit kebijakan-kebijakan manajemen.
19. Bank memiliki standar professional untuk karyawannya.
20. Bank mempunyai pejabat khusus (semacam compliance officer ) yang bertugas untuk memastikan bahwa bank tersebut sepenuhnya taat pada hukum dan aturan perundangan yang ada.
21. Bank memiliki kode etik dan tingkah laku yang tertulis dan dipatuhi oleh seluruh karyawan.
22. Terdapat usaha untuk agar semua Pemegang saham menghadiri, dan memberikan suaranya dalam RUPS.
23. Terdapat waktu yang diberikan kepada pemegang saham untuk memeriksa laporan keuangan agar dapat menyiapkan pertanyaan dalam RUPS tahunan.
24. Bank memiliki data-data mengenai keluarga direksi dan dewan komisaris untuk kelengkapan data kepemilikan saham bank.
25. Direksi dan Dewan Komisaris ikut berperan dalam menyeleksi karyawan baru.
Kinerja Perbankan Syariah
No. Keterangan TS KS N S SS 26. Anda mampu membuat keputusan yang tepat
dalam waktu dan kondisi tertentu.
27. Anda dapat bertanggung jawab atas pengembangan dan berniat mengevaluasi diri sendiri secara terus-menerus.
28. Anda mampu dan bersedia untuk bekerja secara proaktif, kreatif, dan inovatif melalui penyajian gagasan-gagasan baru yang dapat meningkatkan kinerja jabatan atau unit kerjanya.
29. Anda dapat mengenali pekerjaan yang saat ini dan dapat mengatasi setiap permasalahan yang ada.
30. Anda selalu mencoba tantangan baru yang ada di tempat bekerja.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi wahyu (08561486464), terima kasih…Page 5
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi wahyu (08561486464), terima kasih…Page 6
NoKomite Audit Audit Internal Good Corporate Governance Kinerja Perbankan
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6 AI7 AI8 AI GCG1 GCG2 GCG3 GCG4 GCG5 6GCG GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GCG KPS1 KPS2 KPS3 KPS41 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 3 4 4 4 31 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3 4 4 42 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 3 3 43 3 4 4 4 4 4 23 2 4 3 4 4 4 4 4 29 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 37 2 3 3 34 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 35 3 4 3 4 3 4 21 4 4 2 2 4 4 4 3 27 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 37 3 4 4 36 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 38 4 4 3 37 4 4 4 4 3 3 22 4 4 4 4 3 3 2 4 28 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 40 3 4 3 48 3 4 3 3 3 4 20 2 4 3 2 3 2 3 4 23 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 38 3 3 4 39 4 4 4 4 4 3 23 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 2 4 4 310 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 3 3 411 4 4 3 4 4 3 22 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 42 3 4 3 412 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 43 4 4 4 313 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 42 3 4 4 414 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 42 4 4 3 315 4 4 3 4 4 4 23 4 3 4 4 2 4 4 4 29 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 42 2 4 4 416 2 2 3 4 4 3 18 4 4 4 4 3 4 4 4 31 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 36 3 3 2 317 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 2 4 4 4 30 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 39 2 3 4 418 2 2 3 4 3 3 17 4 4 2 2 2 4 2 4 24 2 3 2 4 4 4 4 2 4 4 3 36 2 2 2 219 4 4 4 4 4 3 23 4 4 4 4 2 4 4 4 30 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 40 2 4 4 420 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 3 4 4 4 31 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 41 2 4 4 321 4 4 4 4 4 3 23 4 4 4 4 3 4 4 4 31 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 42 3 4 3 422 4 4 3 4 4 3 22 4 4 4 4 4 3 4 4 31 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 41 3 3 4 323 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 3 4 4 4 31 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 42 2 4 4 424 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 325 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 41 2 4 3 426 4 3 4 4 4 4 23 3 3 3 4 4 4 4 4 29 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 41 4 4 4 327 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 3 4 31 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 42 3 4 4 428 4 4 4 3 3 3 21 3 3 3 3 3 4 4 4 27 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 38 3 4 2 329 4 4 3 4 4 4 23 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 3 4 3 430 4 3 4 3 4 3 21 4 3 3 4 4 3 4 3 28 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 40 3 3 4 331 3 4 4 4 4 4 23 4 4 3 4 2 4 4 4 29 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 2 38 2 4 4 332 4 4 3 4 4 4 23 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 41 4 3 3 433 3 4 4 4 3 3 21 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 42 3 4 3 434 4 4 4 4 4 3 23 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 335 4 3 3 4 4 3 21 2 2 4 4 2 2 2 4 22 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 39 3 4 4 436 4 4 2 4 4 4 22 4 2 4 4 3 4 4 4 29 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 42 2 4 3 3
SyariahKPS5 KPS
3 184 184 154 192 164 183 174 173 164 184 184 192 174 183 174 154 173 112 164 173 174 174 184 163 164 192 173 154 184 173 164 183 174 192 174 16