KOMBINASI SERA ONGGOK DENGAN BERBAGAI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

11
KOMBINASI SERA ONGGOK DENGAN BERBAGAI SUMBER NITROGEN TERHADAP FERMENTASI RUMEN, DAY A CERNA, DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN KERBAU Suharyono*, C. Hendratno*, Z. Abidin*, dan M. Winugroho** ABSTRAK - ABSTRACT KOMBINASI SERA ONGGOK DENGAN BERBAGAI SUMBER NITROGEN TERRADAP FERMENTASI RUMEN, DAYA CERNA, DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN KERBAU. Penelitian tentang pengaruh kombinasi sera onggok dengan berbagai sumber nitrogen pada fermentasi rumen, daya cerna, dan pertambahan bobot badan kerbau telah dilakukan. Tiga tingkat urea dan daun singkong kering dipakai sebagai sumber nitrogen. Keempat macam ransum pakan tenebut diberikan kepada empat kerbau betina yang sudah difistula. Rancangan percobaan 4x4 bujur sangkar latin. Ransum (A) terdiri atas rumput + sera onggok 0,3% BB + 0,2% urea, ransum (B) rumput + sera onggok 0,3% BB + 1% urea, ransum (e) rumput + sera onggok 0,3% BB + 2% urea, dan ransum (D) rumput + sera onggok 0,3% BB + daun singkong 0,5% BB. Hasil penclitian menunjukkan perbedaan pada pH dan jumlah protozoa (P~O,05) sedang pada sintesis protein mikroba,konsentrasi amonia, dan total asam lemak mudah menguap dalam cahan rumen terdapat perbedaan yang sangat nyata (P ~O,OI) demikian pula total konsumsi ransum (P~ 0,0 I). Hasil percobaan menunjukkan bahwa daya cerna, pertambah- an bobot badan, dan konswnsi tidak dipengaruhi oleh perbedaan pada ransum yang diberikan. Ransum B dan D tampaknya lebih baik daripada ransum A dan C ditinjau dari perubahan yang terjadi pada fermentasi rumen, yaitu amoniam jumlah total asam lemak mudah menguap, sintesis protein mikroba, dan jumlah protozoa. Hasil percobaan ini menunjukkan pula bahwa ransum D adalah lebih efektif ditinjau dari jumlah pakan yang dikonsumsi dan peningkatan bobot badan. 11IE EFFECT OF "SERA ONGGOK" IN COMBINATION WITH VARIOUS NITROGEN SOURCES ON RUMEN FERMENTATION, DIGESTIBIUTY, AND LIVE WEIGHT GAIN OF BUFFALOES. An experiment to study the effect of "sera onggok" in combination with various nitrogen sources on rumen fermentation, digestibility, and live weight gain of buffaloes has been conducted at PAIR, BATAN. Four rations were given to four female fistulated buffaloes assigned in a latin square design. Ration (A) consisted of grass + sera onggok 0.3% BW + urea 0.2% of total ration, ration (B) grass + sera onggok 0.3 % + urea I <r•• ration (C) grass + sera onggok 0.3% + urea 20/ •• and ration (D) grass + sera onggok 0.3% + cassava leaves 0.5% BW. Differences were shown in pH, and total protozoal counts at the levd of P~0.05 while in the microbial protein synthesis ammonia concentrations and total volatile fatty acids, highly significant differences were noticed as an effect of rations given (P~O.OI) which were also noticed in the intake of total ration. However, no differences were found in the digestibility and live weight gain of buffalo. Based on changes in rumen fermentation, ammonia concentra- tion, total volatile fatty acids concentrations, microbial protein synthesis, and protozoal populations, indicated that the ration Band D were found to be better compared to the ration A and C. While based on growth rates and total intake the ration D seemed to be more effective than the othen. ~ •• Pusat AplikaJi Isotop dan Radiasi, BATAN Balai Penelitian Temak Ciawi, Bogor 479

Transcript of KOMBINASI SERA ONGGOK DENGAN BERBAGAI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

KOMBINASI SERA ONGGOK DENGAN BERBAGAI SUMBER

NITROGEN TERHADAP FERMENTASI RUMEN, DAY A CERNA,DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN KERBAU

Suharyono*, C. Hendratno*, Z. Abidin*, dan M. Winugroho**

ABSTRAK - ABSTRACT

KOMBINASI SERA ONGGOK DENGAN BERBAGAI SUMBER NITROGEN TERRADAPFERMENTASI RUMEN, DAYA CERNA, DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN KERBAU.Penelitian tentang pengaruh kombinasi sera onggok dengan berbagai sumber nitrogen padafermentasi rumen, daya cerna, dan pertambahan bobot badan kerbau telah dilakukan. Tigatingkat urea dan daun singkong kering dipakai sebagai sumber nitrogen. Keempat macamransum pakan tenebut diberikan kepada empat kerbau betina yang sudah difistula. Rancanganpercobaan 4x4 bujur sangkar latin. Ransum (A) terdiri atas rumput + sera onggok 0,3% BB +0,2% urea, ransum (B) rumput + sera onggok 0,3% BB + 1% urea, ransum (e) rumput + seraonggok 0,3% BB + 2% urea, dan ransum (D) rumput + sera onggok 0,3% BB + daun singkong

0,5% BB. Hasil penclitian menunjukkan perbedaan pada pH dan jumlah protozoa (P~O,05)sedang pada sintesis protein mikroba,konsentrasi amonia, dan total asam lemak mudahmenguap dalam cahan rumen terdapat perbedaan yang sangat nyata (P ~O,OI) demikian pulatotal konsumsi ransum (P~ 0,0 I). Hasil percobaan menunjukkan bahwa daya cerna, pertambah­an bobot badan, dan konswnsi tidak dipengaruhi oleh perbedaan pada ransum yang diberikan.Ransum B dan D tampaknya lebih baik daripada ransum A dan C ditinjau dari perubahanyang terjadi pada fermentasi rumen, yaitu amoniam jumlah total asam lemak mudah menguap,sintesis protein mikroba, dan jumlah protozoa. Hasil percobaan ini menunjukkan pula bahwaransum D adalah lebih efektif ditinjau dari jumlah pakan yang dikonsumsi dan peningkatanbobot badan.

11IE EFFECT OF "SERA ONGGOK" IN COMBINATION WITH VARIOUS NITROGENSOURCES ON RUMEN FERMENTATION, DIGESTIBIUTY, AND LIVE WEIGHT GAINOF BUFFALOES. An experiment to study the effect of "sera onggok" in combination withvarious nitrogen sources on rumen fermentation, digestibility, and live weight gain of buffaloeshas been conducted at PAIR, BATAN. Four rations were given to four female fistulatedbuffaloes assigned in a latin square design. Ration (A) consisted of grass + sera onggok 0.3%BW + urea 0.2% of total ration, ration (B) grass + sera onggok 0.3 % + urea I <r•• ration (C) grass +sera onggok 0.3% + urea 20/•• and ration (D) grass + sera onggok 0.3% + cassava leaves 0.5% BW.Differences were shown in pH, and total protozoal counts at the levd of P~0.05 while in themicrobial protein synthesis ammonia concentrations and total volatile fatty acids, highlysignificant differences were noticed as an effect of rations given (P~O.OI) which were alsonoticed in the intake of total ration. However, no differences were found in the digestibilityand live weight gain of buffalo. Based on changes in rumen fermentation, ammonia concentra­tion, total volatile fatty acids concentrations, microbial protein synthesis, and protozoalpopulations, indicated that the ration Band D were found to be better compared to the rationA and C. While based on growth rates and total intake the ration D seemed to be more effectivethan the othen.

~•• Pusat AplikaJi Isotop dan Radiasi, BATAN

Balai Penelitian Temak Ciawi, Bogor

479

PENDAHULUAN

Untuk memenu hi kebutuhan pakan ruminansia seperti domba, kambing, dankerbau biasanya sudah dianggap cukup digembalakan di padang rumput atau diberijerami padi, walaupun kandungan nutrisi dalam bahan pakan tersebut tidak lengkapdan tidak berimbang. Usaha untuk mengatasi masalah ini dilakukan dengan penam­bahan bahan berupa sumber protein (1, 2) dan bahan berupa karbohidrat (3, 4).

Terdapatnya keseimbangan antara ketersediaan kerangka karbon dan sumbernitrogen (5. 6) dalam bahan pakan. diharapkan dapat mendukung sintesis proteinmikroba yang optimal dalam rumen. Penelitian -terdahulu menunjukkan bahwapenambahan bahan kering sera onggok sebanyak 0,3% bobot badan + 0,2% ureadari total ransum. cenderung dapat meningkatkan proses fermentasi dan sintesisprotein mikroba dalam cairan rumen kerbau (7).

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui sampai berapa jauh sera onggoksebagai sumber karbohidrat dapat dimanfaatkan dalam pakan hewan kerbau. Selaindari itu dimaksudkan pula untuk mencari informasi tentang sumber protein yangcocok untuk dapat dikombinasikan secara ef1sien.

BAHAN DAN METODE

Hewan percobaan yang digunakan adalah 4 ekor kerbau betina yang berumurantara 2 - 2 - 5 tahun dengan bobot badan sekitar 220 - 305 kg dan difistula. Hewanpercobaan ditempatkan dalam kandang individu yang berlantai semen. denganukuran kurang lebih 3 m2/hewan. Pakan basal berupa rumput diperoleh di sekitardesa Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, diberikan secara adlibitum setelah hewan tersebut menerima campuran A, B, C, dan D sebagai tambah­

an. Campuran (A) terdiri atas bahan kering sera onggok sebanyak 0,3% bobot badan+ urea 0,2% dari total ransum, (B) bahan kering sera onggok 0,3% + urea 1% dari

ransum total, (C) bahan kering sera onggok 0,3% bobot badan + urea 2% totalransum, dan (D) bahan kering sera onggok 0,3% bobot badan + bahan kering dansingkong 0,5% bobot badan. Sera onggok diperoleh dari pabrik tepung tapiokaVictory, Bogor, Jawa Barat, sedang daun singkong diperoleh dari sekitar Bogor yangkemudian dikeringkan di Balai Penelitian Temak Ciawi, Bogor. Urea, vitamin,tepung tulang, dan garam didapatkan dari toko pakan temak Ripah, Jakarta Selatan.Pemberian tambahan dilakukan pada jam 08.00, ditempatkan dalam bak plastikditambahkan 2 liter air, 50 gram garam, 50 gram tepung tulang, dan 3,5 gramvitamin/hewan/hari .

Rancangan percobaan berupa bujursangkar latin dengan empat macam perlaku­an dan empat kali ulangan seperti pada Tabel 2. Percobaan dilangsungkan selamaempat periode. tiap periode berlangsung selama 5 minggu dan pengambilan contohsetelah hewan mengalami adaptasi selama 15 hari. Pengambilan cairan rumen setiapperiode dilakukan setelah 2 jam pemberian campuran sebagai tambahan. Cairan inidisaring dengan 4 lapis kain kasa. kemudian ditampung dalam 500 mllabu erlen­meyer yang ditempatkan dalam bak plastik berisi air panas dengan suhu sekitar370 - 390C. yang kemudian dianalisis. Analisis dilakukan di laboratorium nutrisi

480

hewan PAIR, BATAN, menurut cara yang dilakukan peneliti terdahulu (7, 8, 9).Analisis statistik hasil dilakukan menu rut STEEL dan TORRY (10).

BASIL DAN PEMBAHASAN

Komposisi kimia bahan p!lkan·dan data hasil percobaan disajikan dalam Tabel 3.Penambahan urea secara nyata mempengaruhi pH cairan rumen yang disebabkanoleh meningkatnya konsentrasi amonia sebagai akibat hidrolisis urea. Hasil inididukung oleh hasil percobaan dengan menggunakan rumput yang ditambah denganbeberapa tingkat urea (2). Sedang pH pada ransum D ternyata lebih rendah biladibanding dengan pH ransum yang ditambah urea (ransum A, B, dan C).

Konsentrasi N-NH3 dalam cairan rumen menunjukkan perbedaan yang sangatnyata (PE;;;O,OI)sebagai akibat dari penambahan urea atau daun.singkong. Terlihatkonsentrasi N-NH3 meningkat dengan penambahan urea atau daun singkong diban­ding dengan hewan yang menerima rumput lokal saja (2, 7). Konsentrasi N-NH3ternyata lebih rendah pad a ransum D bila dibanding dengan ransum A, B, dan C.Hal ini menunjukkan bahwa mungkin deg!3dasi daun singkong berJangsung lebihlambat dibanding dengan urea.

Hasil ini memperJihatkan bahwa pembentukan protein mikroba dalam cairanrumen dipengaruhi secara sangat nyata(p ~O ,01) sebagai akiba t penambahan suple­men, terut;lma pacta ransum A, B, dan D bila dibanding dengan ransum C. Penam­bahan urea yang meningkat dari 0,2%, 1% menjadi 2% dari total ransum tidakmeningkatkan jumlah sintesis protein rnikroba meskipun konsentrasi amoniameningkat secara sangat nyata (P~O,O 1). Menurut STOUTHAMER dan BETTEN­HAUSSEN (1973) yang dikutip oleh NOUR dkk. (11), tingginya konsentrasiamonia dalam cairan rumen dapat mengakibatkan adanya tekanan fisiologis terhadapaktivitas rnikroba yang dapat mengganggu pembentukan protein rnikroba. Selaindari itu mungkin pu1a disebabkan ketidakseimbangan antar bahan dasar yangdigunakan untuk sintesis protein mikroba dalam cairan rumen. PeneJiti terdahu1u(12, p.20) melaporkan, bahwa faktor yang mempengaruhi tercapainya sintesisprotein secara efisien ialah keseimbangan amonia, energi yang mudah tersedia,jumlah kerangka karbon, mineral, dan vitamin. Lebih lanjut dikatakan bahwa untukmeningkatkan kegunaan urea sebagai sumber nitrogen dalam ransum rurninansiamaka untuk penambahan 1 kg fermentable carbohydrate perJu penambahan 100gram urea. N yang tersedia pada ransum D ternyata lebih rendah dibanding denganransum B dan C (Tabel 3) tetapi kemungkinan pada degradasi daun singkong

terbentuk juga peptida yang diperJukan pada pembentukan rnikroba sehinggapembentukan protein rnikroba pada D lebih tinggi dibanding dengan C. Sebagiandari daun singkong yang tidak terdegradasi dalam rumen merupakan sumber by passprotein yang langsung masuk ke dalam usus halus. Hal ini diperkuat pu1a olehKEMPTON dkk. (13) yang menyatakan bahwa bahan pakan untuk rurninansiaseharusnya mengandung ketersediaan sumber nitrogen yang dapat membentukamonia dan asam amino untuk mikroba rumen, ketersediaan by pass protein dalamusus halus dan asam amino essensial.

481

Hasil percobaan menunjukkan bahwa jumlah protozoa/ml dalam cairan rumenberbeda nyata (P <0,05) walaupun pada uji selanjutnya ternyata tidak terdapat

perbedaan nyata antar ransum A, B, dan C, tetapi perbedaan antar ransum A, B,dan D. Demikian pula terlihat bahwa pH pada ransum A dan B berbeda nyataterhadap ransum D. lumlah protozoa yang rendah pada ransum D dibanding denganA, B, dan C disebabkan oleh pH yang temyata Iebih rendah dan merupakan faktoryang mempengaruhi pertumbuhan protozoa. Penemuan ini didukung oleh hasilpenelitian yang dikemukakan oleh PARAKKASI (14).

Konsentrasi asam lemak total mudah menguap menunjukkan peningkatansebagai akibat peningkatan penambahan urea atau penambahan daun singkong.Terjadinya peningkatan ini mungkin disebabkan ada hubungannya dengan pencer­naan pakan oleh mikroba di dalam cairan rumen. Protein dan karbohidrat yangterdapat dalam bahan pakan akan didegradasi oleh mikroba menjadi N-NH3 danasam lemak mudah menguap (15). RUMSEY dkk. (1973) yang dikutip oleh DEFARIA dan HUBER (16), melaporkan bahwa dengan peningkatan protein dalambahan pakan mengakibatkan naiknya konsentrasi asam Iemak mudah menguapdalam cairan rumen. Selain dari itu konsentrasi tersebut diatur oleh keseimbanganantara produksi dan absorbsi, dengan meningkatnya kecepatan produksi per satuanwaktu menyebabkan konsentrasi asam Iemak mudah menguap dalam cairan rumenIebih tinggi (1, p. 190).

Daya cerna bahan kering, pertambahan bobot badan tidak secara nyatadipengaruhi, pada ransum D terlihat kecenderungan yang Iebih tinggi daripadaransum Iainnya.

Pada konsumsi rumput tidak terlihat pengaruh yang nyata, tetapi padakonsumsi total ransum terlihat pengaruh yang sangat nyata (P <0,01). Konsumsiransum total D Iebih besar daripada ransum Iainnya, yang mungkin disebabkankarena perbedaan bobot daun singkong dan urea yang merupakan sumber proteinyang mengandungjumlah N yangjauh berbeda.

KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan dapat diperoleh kesimpulan bahwa untuk penggunaankombinasi sera onggok dengan urea yang terbaik adalah campuran ransum B, yaitubahan kering sera onggok 0,3% dengan urea 1% dari total ransum, karena hasilfermentasinya Iebih baik dari campuran A dan C. Ransum D yang menggunakandaun singkong sebagai sumber protein temyata mempunyai efisiensi ransum yangIebih tinggi karena pertambahan bobot badan dan fermentasi yang Iebih tinggidibanding dengan ransum B.

UCAP AN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih ditujukan oleh penulis kepada Ny. Titin Maryati dan Ny.Ninuk L., yang telah membantu dalam analisis kimia, Saudara Edi Irawan K.,Eboh bin Baing, dan Warjum yang membantu dalam pemeliharaan dan perawatanhewan percobaan serta semua karyawan Balai Penelitian Ternak Ciawi yang telahmembantu dalam penyediaan bahan pakan.

482

DAFTAR PUSTAKA

1. HENDRATNO, C., SUHARYONO, ABIDlN, Z., dan BAHAUDlN, R., "Peng­

gunaan dedak dibandingkan dengan bungldl kedelai sebagai konsentratpada kerbau yang diberi rumput lapangan", Proc. Seminar PenelitianPeternakan, Pusat Penelitian ,dan Pengembangan Peternakan, Bogor(1981) 156.

2. ABIDIN, Z., HENDRATNO, C., SUHARYONO, dan BAHAUDlN, R., Penga­ruh penambahan nitrogen pada sintesa protein mikroba di dalam rumenkerbau, Majalah BATAN XV 2 (1982) 32.

3. ANGGORODl, Ilmu Makanan Ternak Umum, Gramedia, Jakarta (1979).

4. SUTARDl, T., Ikhtisar ruminologi, bahan penataran kursus peternakan sapiperah di Kayu Ambon, Lembang, Fakultas Peternakan IPB, Bogor (1979).

5. RANJHAN, S.K., and PATHAK, NN., Management and Feeding of Buffaloes,Vicas Publishing House PVT Ltd., New Delhi (1979).

6. SOEWARDl, B., llmu Makanan Ternak, Fakultas Peternakan IPB, Bogor (1974).

7. SUHARYONO, ABIDIN, Z., HENDRATNO, C., YATES, N.G., dan BAHAU­DIN, R., "Pengaruh penambahan kombinasi sera onggok dengan ureaterhadap perubahan metabolisme rumen kerbau yang diberi rumput lapang­an sebagai makanan basal", Proc. Seminar Ilmiah Ruminansia Besar,Cisarua, Bogor (1983) 10.

8. HENDRATNO, C., ABIDIN, Z., SUHARYONO, and BAHAUDlN, R., "The

utilization of native grass as basal diet for water buffaloes with supplemen­tation of concentrates", Proc. 2nd Coordination Meeting of RegionalCooperative Agreement on the Use of Nuclear Techniques to ImproveDomestic Buffalo Production in Asia", IAEA, Vienna (1981) 55.

9. ABIDIN, Z., HENDRATNO, C., SUHARYONO, and BAHAUDlN, R., The

effect of supplementing cassava leaves in combination with rice bran or"sera onggok" in buffaloes offered local grass", Majalah BATAN XVll3 (1984) 58.

10. STEEL, R.G.D., and TORRIE, J.H., Principles and Procedures of Statistic,McGraw-Hill Book Company, Inc., New York (1960).

11. NOUR, AM., ABOU AKADA, A.R., EL-SHAZL Y, K., NAGA, M.A., BOR­HAMY, B.E., and ABAZA, M.A., Effect increated levels of urea in the dieton ruminal protozoal counts in four ruminant species, J. Anim. Sci. 495 (1979) 1300.

12. ANONYMOUS, Urea and Other Non Protein Nitrogen Compounds in AnimalNutrition, National Academic of Sciences, The National Research Council

(1979).

483

13. KEMPTON, TJ., NOLAN, J.V., and LENG, R.A., Principles for the use ofnon-protein nitrogen and by-pass protein in diets of ruminants, World

Animal Review 22 (1977) 2.

14. PARAKKASI, A., Dmu Gizi Ruminansia, Fakultas Peternakan IPB, Bogor(1981).

15. KANG-MEZNARlCH, J.H., and BRODERICK, G.A., Effects of incremental

urea supplementation on ruminal amonia concentration and bacterialprotein formation, J. Anim. ScL S8 2 (1981) 422.

16. DE FARIA, V.P., and HUBER, J.T., Effect of dietary protein and energy levelson rumen fermentation in holstein stress", J. Anim. Sci. S8 2 (1984) 452.

17. VANSOEST, P J., Nutritional Ecology of Ruminant, Cornell University (1982).

484

Tabe1 1. Huil analisis kimia bahan-bahan ranaum.

Bahan

Derat keringBahanProteinAbu(BK/%)

organikkasar(%)(80/%)

(PKf%)

Rumput loka!. (RL)

27,7596,0810,253,92- . 2,79Sera onggok (SO) 89,8297,27l,46Daun singkong (DS)

89,5690,8923,289,11

Tabel 2. Susunan ransum pada setiap perlakuan percobaan.

Bahan

ABCD

RL

ad libitumad libitumad libitumad libitum---SO (%/88) 0,30,30,30,3DS (%/8B)

---0,5

Urea (%/TR)0,212

Vitamin (g)3,53,53,53,5

Garam (g)50505050

TL (g)

25252525

Keterangan

:BB = Bobot badan

TR= Total ransumn. = Tepung twang

485

~000\

Tabcl 3. Data-data hasil percobaan

-No.Parameter RansumSE

A

B CD

1.

pH 7,07a7,1 a7,29b6,9c0,12.

Konsentrasi N-NH3 (mg/100 ml) 15,06a33,25b38,70b13,4a0,953.

T. VTA (mM/IOOrnl) 9,75a9,98ac10 ,61 b10,18c2,004.

lumlah sintesis protein mikroba 18,67a22,15b5,65c11 ,67d3,4(mgfiOO ml/jam) 5.

lumlah protozoa/rnl x 105 1,98a1,7aI ,48ba1,15b0,196.

Daya cerna bahan kering (%/BK) 51 ,3450,0750,151,55NS

7.Intake ~mput lokal (kg/hari) 7,347,297,277,25NS

8.Konsumsi total ransum (kg/hari) 8,28a8,32a8,41a9,78b

9.

Pertambahan bobot badan (kg/hari) 0,470,400,440,52

DISKUSI

RJSTlANTO :

1. Ransum D memperlihatkan kombinasi yang optimal, apa maksudnya?2. Temyata jumlah sintesis protein (mg/l00 ml/jam) pada penelitian Anda jauh

lebih tinggi dibanding dengan penelitian Winugroho, padahal materi bahanpakan hampir sarna. Mohon penjelasan.

SUHARYONO :

1. Penambahan daun singkong pada sera onggok sebagai campuran dalam pakan

kerb au. temyata dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan dibandingdengan penambahan 1% dan 2% urea.

2. Jumlah konsumsi protein total pada hewan sangat ditentukan oleh proteinkasar yang terkandung dalam ransum total. Jerami yang digunakan pada pene·litian Winugroho temyata mengandung protein kasar yang jauh lebih rendahdaripada rumput yang digunakan pada penelitian ini.

MARIA UNA:

1. Hasil penelitian Anda menunjukkan bahwa pH pada ransum D temyata palingrendah, sedang konsentrasi asam lemak mudah menguap adalah tertinggi.Bukankah terdapat korelasi yang negatif an tara pH dan asam lemak mudah

menguap.

SUHARYONO :

Memang terdapat korelasi negatif antara pH dan konsentrasi asam lemak mudahmenguap, tetapi karena konsentrasi N-NH3 dalam rumen sangat tinggi makaabsorbsi din ding usus terganggu sehingga keseimbangan kadar zat pakan dalamrumen terganggu.

L.A. SOFY AN :

Anda menyatakan bahwa ransum D merupakan ransum yang terbaik, tetapi temyatahasil Anda menunjukkan bahwa jumlah protozoa, sintesis protein mikroba mau­pun keefisienan penggunaan tidak mendukung pemyataan ini. Mohon dijelaskan.

SUHARYONO:

Walaupun jumlah protozoa temyata terendah pad a ransum D, akan tetapi sintesisprotein mikroba pada ransum D sarna dengan ransum A, didukung oleh konsentrasiasam lemak mudah menguap yang lebih tinggi pada D, maka dapat dikatakan bahwaterjadi fermentasi ransum yang tinggi akibat absorbsi zat pakan yang juga tinggi.Sedang keefisienan penggunaan pakan pada ransum A cenderung lebih tinggi tetapitemyata tidak berbeda dengan ransum D.

487

KOMARUDDIN :

1. Temyata secara statistik basil Anda tidak berbeda nyata, mengapa Anda masihmengutarakan ada kecenderungan lebih tinggi?

2. Yang mana menurut Anda ranSum yang paling efisien dalam pengamatan ini?3. Temyata bahwa pengaruh penambahan daun singkong dalam percobaan Anda

adalah lebih baik daripada penambahan urea. Apa sebabnya?

SUHARYONO :

1. Seeara statistik memang perbedaan pada pertambahan bobot badan' hewantidak nyata karena khusus untuk parameter ini diperlukan jumlah hewan pereo­baan lebih dari seek or dan waktu pengamatan yang minimal 3 bulan perransum. Tetapi temyata dengan jumlah hewan yang minimum maupun waktuyang relatif singkat tetap terlihat pengaruh dari pakan yang eenderung berbeda,sehingga dapat digunakan sebagai indikasi untuk seleksi ransum.

2. Ransum D yang selain efisiensi penggunaan pakan sarna aktivitas fermentasitinggi.

3. Urea hanya merupakan penambah sumber N-bukan protein sedang daunsingkong mengandung N dan asam amino nabati yang dapat dimanfaatkan olehhewan langsung atau melalui mikroba rumen.

RlSTIANTO :

1. Berapa jumlah N yang masuk pada ransum D yang berasal dari daun singkong?2. Berapa perbandingan N yang dikonsurnsi dari penambahan urea maupun daun

singkong? .3. Apakah penyebab kenaikan asam lemak total mudah menguap yang ternyata

tertinggi pada peningkatan urea pada ransum C?4. Apakah beda sera onggok dan onggok?5. Bagaimana Anda mengukur keeernaan rumput saja. sedang ransum merupakan

eampuran?

SUHARYONO:

1. lumlah N yang dikonsurnsi pada ransum D adalah 60,32 gr/hewan/hari.2. Perbandingan N pada ransum A : B : C : D = 8,86 : 44,8 : 89,6 : 60,32.3. Kenaikan asam lemak disebabkan karena konsentrasi amonia terlalu tinggi

sehingga menghalangi absorbsi zat pakan atau hasil fermentasi oleh dindingrumen.

4. Sera onggok hasil sisa olahan onggok.5. Yang dimaksud dengan keeernaan rumput adalah keeernaan rumput yang

terukur dengan metode kantong nylon suatu metode ~ vivo.

MARGARE1HA :

Apakah ransum Anda yang paling baik akan diujieobakan di lapangan untuk diguna­kan di masyarakat?

488

SUHARYONO:

Mernang benar, basil yang sudah selesai akan diajukan untuk diujicobakan bersama­sarna dengan Ditjen Petemakan.

489