Kode Etik Profesi Supervisor Proses
-
Upload
fikri-naufal-anwari -
Category
Documents
-
view
281 -
download
31
description
Transcript of Kode Etik Profesi Supervisor Proses
KODE ETIK PROFESI SUPERVISOR PABRIKINSINYUR PROSES
Kelompok 9
Deralisa Ginting (120405124)
Yosua Agust (120405125)
Agusto Simanjuntak (120405127)
Fikri Naufal Anwari (120405128)
Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara
BAB I
KETENTUAN UMUM
Kode Etik Profesi Supervisor Pabrik ialah aturan tertulis yang harus dipedomani oleh setiap Insinyur Proses di Indonesia dalam melaksanakan tugas profesi sebagai Supervisor dalam suatu Pabrik.
Pedoman Tingkah Laku Supervisor Pabrik ialah penjelasan dari kode etik profesi seorang Supervisor Pabrik yang menjadi pedoman bagi mereka, baik dalam menjalankan tugas profesinya dalam bekerja di suatu pabrik proses maupun dalam kehidupan sosial sebagai anggota masyarakat.
Etika kerja seorang Supervisor pabrik merupakan serangkaian nilai, tingkah laku moral, dan kebiasaan, tanpa adanya prinsip diskriminasi seperti misalnya jenis kelamin, ras, agama, dan sebagainya, yang patut dimiliki oleh semua Supervisor Pabrik dan tercermin dalam sikap dan Professionalisme kerja yang menghasilkan nilai tambah terhadap perusahaan dan masyarakat.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Kode etik profesi Supervisor Pabrik bertujuan untuk membentuk karakter dan membina seorang Insinyur Proses sebagai Supervisor Pabrik serta mengawasi perilakunya.
Kode etik profesi Supervisor Pabrik berguna juga sebagai sarana kontrol sosial dan pencegah timbulnya kesalahpahaman dan konflik antar sesama Insinyur dan dengan masyarakat luas.
BAB III
ETIKA KERJA
Pasal 1
Seorang Supervisor Pabrik harus mempertahankan dan meningkatkan integritas, reputasi, Professionalisme, dan sikap sebagai seorang Insinyur Proses.
(1) Seorang Supervisor Pabrik harus berusaha meningkatkan kompetensi dan wibawa profesi keteknikan selama melaksanakan pekerjaannya.
(2) Seorang Supervisor Pabrik dalam bekerja harus bersikap jujur, tidak berpihak, dan bertanggung jawab.
(3) Seorang Supervisor Pabrik harus membangun reputasi Professionalnya melalui kesempurnaan pekerjaan mereka dan tidak boleh bersaing secara tidak jujur dengan pekerja lain dalam lingkungan perusahaan.
(4) Setiap Supervisor Pabrik diwajibkan menggunakan seragam perusahaan selama jam bekerja.
(5) Setiap Supervisor Pabrik diwajibkan untuk hadir tepat waktu saat bekerja.
KODE ETIK PROFESI SUPERVISOR PABRIK
(6) Setiap Supervisor Pabrik agar berpakaian baik dan sopan. Dalam berpenampilan harus rapi dan bersikap yang ceria.
(7) Seorang Supervisor Pabrik harus dapat bekerja kooperatif.
Pasal 2
Setiap Supervisor Pabrik menggunakan pengetahuan dan keahliannya di dalam pabrik untuk kemajuan dan kesejahteraan manusia.
(1) Seorang Supervisor Pabrik menggunakan prinsip manajemennya untuk mengelola diri sendiri, mengelola pekerjaan, dan mengelola bawahan.
(2) Seorang Supervisor Pabrik melalui keahliannya dalam pemrosesan harus dapat mengatur dan menentukan bagaimana seharusnya pabrik yang dikelolanya terhadap lingkungan sekitar.
Pasal 3
Seorang Supervisor Pabrik harus mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat dalam melakukan tugas professionalnya.
(1) Setiap Supervisor Pabrik saat datang ke tempat bekerja diharuskan dalam kondisi yang fit dan prima. Untuk itu, seorang Supervisor Pabrik dilarang membawa obat-obatan sejenis narkoba ataupun minuman keras dan sejenisnya ke dalam lingkungan perusahaan.
(2) Setiap Supervisor Pabrik harus dapat menjadi seorang pribadi yang teliti dalam hal mengawasi jalannya suatu sistem.
(3) Seorang Supervisor Pabrik tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaannya sebelum ia menyelesaikannya ataupun terlebih dahulu meminta izin kepada atasannya atau yang berwenang dalam pekerjaan tersebut.
Pasal 4
Seorang Supervisor Pabrik harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.
Pasal 5
Seorang Supervisor diharuskan mengguakan waktu kerjanya ataupun waktu yang diberikan untuk dapat menghasilkan sesuatu yang dapat memajukan kinerja perusahaan.
Pasal 6
Setiap Supervisor Pabrik harus selalu berhati-hati dalam mengumumkan dan mengaplikasikan penemuan maupun hasil penelitian yang bersifat keteknikan atau hal baru yang belum dilakukan pengujian terhadap penemuan tersebut.
Pasal 7
Seorang Supervisor Pabrik dilarang untuk mengeluarkan informasi tentang perusahaan tanpa persetujuan dari pihak atasan ataupun departemen terkait. Apabila disetujui pihak atasan maupun departemen terkait, maka dapat disampaikan secara objektif dan terpercaya.
Pasal 8
Seorang Supervisor Pabrik tidak diperkenankan menggunakan fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi diluar kepentingan yang berhubungan dengan perusahaan.
Pasal 9
Dalam menggunakan sumber daya perusahaan, seorang Supervisor akan menggunakannya dengan efisien dan efektif.
Pasal 10Setiap Supervisor Pabrik dilarang melakukan perbuatan yang bersifat KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
(1) Hadiah, uang, pemberian, maupun penawaran terkait dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan usaha harus melalui persetujuan atasan secara langsung.
Pasal 11
Dalam menyampaikan keluhan kerja sebaiknya disampaikan melalui jalur-jalur yang tepat, yakni melalui Departemen/Divisi Sumber Daya Manusia.
Pasal 12
Seorang Supervisor tidak diperbolehkan memiliki pekerjaan diluar kantor yang mengurangi waktu atau perhatian yang seharusnya diberikan pada pekerjaannya.
Pasal 13Seorang Supervisor Pabrik tidak boleh berhubungan dengan orang yang bukan sesama perusahaan untuk menyembunyikan tindakan yang tidak etis.
(1) Setiap Supervisor Pabrik tidak boleh diketahui berhubungan atau memperbolehkan pemakaian namanya atau nama perusahaan yang diketahuinya dalam kerja sama bisnis dengan orang atau perusahaan yang dipercaya atau diyakininya, terlibat dalam bisnis atau praktek professional yang curang.
Pasal 14Supervisor Pabrik harus bertindak secara professional untuk setiap perusahaan dan/atau pabrik dan harus menghindari konflik kepentingan.
Pasal 15Apabila terdapat masalah yang tidak dapat terselesaikan, Seorang Supervisor Pabrik diperbolehkan membangun tim unit kerja yang efektif untuk secara terampil memecahkan masalah dan membuat solusi terhebat.
KEWAJIBAN TERHADAP SESAMA REKAN SEJAWAT
Pasal 16
Setiap Supervisor Pabrik harus memelihara dan memupuk kerja sama yang baik, memiliki tenggang rasa, dan sikap saling menghargai antar sesama rekan.
Pasal 17
Setiap Supervisor Pabrik memiliki kesadaran, kesetiaan, dan penghargaan tinggi terhadap keorganisasian, baik diluar maupun didalam lingkungan perusahaan yang dijalaninya secara wajar.
Pasal 18
Setiap Supervisor Pabrik harus menjaga nama baik dan martabat serta privasi rekan kerja, baik di dalam maupun di luar pekerjaan.
Pasal 19
Saling menghargai antar sesama Supervisor Pabrik dengan sikap senantiasa sopan. Tidak boleh melakukan tindakan yang bersifat diskriminasi berdasarkan agama, ras, etnis, jenis kelamin, bahasa, budaya, ketidakmampuan fisik dan juga jabatan.
Pasal 20
Adanya suatu perbedaan pendapat dan pemikiran perlu dibicarakan secara professional, tanpa adanya kekerasan dan gangguan antara sesama pekerja.
KEWAJIBAN TERHADAP ATASAN
Pasal 21
Seorang Supervisor harus menaati instruksi atasan yang berhubungan dengan profesi dan tanggung jawabnya, etika kerja dan peraturan.
KEWAJIBAN TERHADAP BAWAHAN
Pasal 22
Seorang Supervisor Pabrik harus mempunyai sifat kepimpinan serta mengayomi bawahannya.
Pasal 23
Seorang Supervisor Pabrik harus dapat membimbing dan mengarahkan bawahan yang berada dalam pengawasannya untuk dapat mengembangkan pengetahuan dan pengalamannya.
Pasal 24
Seorang Supervisor Pabrik harus dapat menjaga situasi kekeluargaan yang terjadi diantara bawahannya.
Pasal 25
Seorang Supervisor Pabrik harus memberi contoh yang baik dalam segala hal bagi bawahannya dan menjadi teladan bagi bawahannya.
KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 26
Seorang Supervisor Pabrik harus melanjutkan perkembangan yang professional di sepanjang karirnya.
Pasal 27Seorang Supervisor Pabrik harus selalu menjaga kesehatannya secara menyeluruh agar selalu melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya.
PELANGGARAN
Jenis Pelanggaran dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Pelanggaran Ringan, adalah bentuk pelanggaran atas pasal ke-1 (satu), ke-2 (dua), ke-
5 (lima), ke-6 (enam), ke-8 (delapan), ke-9 (sembilan), ke-11 (sebelas), ke-12 (dua
belas), ke-16 (enam belas), ke-17 (tujuh belas), ke-18 (delapan belas), ke-24 (dua
puluh empat).
2. Pelanggaran Sedang, adalah bentuk pelanggaran atas pasal ke-3 (tiga), ke-4 (empat),
ke-14 (empat belas), ke-19 (sembilan belas), ke-21 (dua puluh satu), ke-23 (dua puluh
tiga), ke-25 (dua puluh lima).
3. Pelanggaran Berat, adalah bentuk pelanggaran atas pasal ke-7 (tujuh), ke-10
(sepuluh), ke-13 (tiga belas), ke-20 (dua puluh), ke-22 (dua puluh dua).
SANKSI
Untuk setiap kategori pelanggaran, dapat dikenakan sanksi sebagai berikut :
1. Pelanggaran Ringan, dengan sanksi pemberian peringatan secara tertulis dan
mewajibkan yang bersangkutan untuk menulis surat pernyataan bertandatangan diatas
materai secukupnya, yang berisi pengakuan telah melanggar kode etik Supervisor
serta meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
2. Pelanggaran Sedang, selain dijatuhi sanksi dalam point 1 (pertama) disertai dengan
penurunan klasifikasi sertifikat Insinyur Professional dan pengurangan gaji dari tarif
normalnya sebesar kesalahannya yang dibuatnya
3. Pelanggaran Berat dan kesalahan sudah melampui batas tolerir, selain dijatuhi sanksi
dalam point 1 (pertama), maka akan digugurkan sertifikat Insinyur Professional yang
bersangkutan dan dicabut keanggotannya dalam segala organisasi yang menaungi
semua yang berkaitan dengan keprofesiannya sebagai Insinyur ataupun Insinyur
Proses serta diberhentikan dari pekerjaanya.
PENGHARGAAN
Beberapa bentuk penghargaan yang diberikan kepada Supervisor Pabrik yang telah
menjalankan kode etik dengan baik :
1. Kenaikan pangkat. Kenaikan pangkat ini dapat berupa kenaikan pangkat reguler,
kenaikan pangkat pilihan, dan kenaikan pangkat pengabdian.
2. Mendapatkan Tunjangan Jabatan dan Tunjangan Umum. Semakin banyak tanggung
jawab yang dikerjakan oleh Seorang Supervisor Pabrik, maka akan diberikan gaji
tambahan berupa Tunjangan Jabatan dan apabila telah memenuhi penilaian
pelaksanaan pekerjaan dengan nilai rata-rata sekurang-kurangnya “cukup”, maka akan
diberikan Tunjangan Umum sebagai penghasilan tambahan setiap bulannya. Untuk
pemberian Tunjangan Umum akan dilakukan pengawasan setiap bulannya terhadap
Supervisor yang bersangkutan agar pemberian tunjangan tersebut dapat tersalurkan
kepada yang berhak dan pantas untuk mendapatkan tunjangan tersebut.
3. Kenaikan Gaji Berkala. Penghargaan ini diberikan apabila Seorang Supervisor Pabrik
telah mencapai masa kerja yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala dan apabila
telah memenuhi penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan nilai rata-rata sekurang-
kurangnya “baik”.
4. Tunjangan Pensiun. Penghargaan ini diberikan sebagai jaminan hari tua dan
penghargaan sebagai jasa-jasa Seorang Supervisor Pabrik selama bekerja untuk
Pabrik.
Profesi Supervisor Pabrik merupakan profesi yang mengabdi dan luhur karena
membutuhkan pengabdian tinggi, totalitas kerja dan tanggung jawab yang besar.
Pengabdian dan keluhuran ini ditunjukkan oleh 7 sifat dasar yang harus ditunjukkan
oleh setiap Supervisor Pabrik :
a. Sifat Ketuhanan.
b. Keutuhan dan Kemurnian niat.
c. Kerendahan hati.
d. Keluhuran tingkah laku.
e. Integritas yang menyeluruh.
f. Kesungguhan dalam bekerja.
g. Tanggung jawab yang tinggi.
Dalam menjalankan pekerjaannya, seorang Supervisor Pabrik akan berhubungan
dengan peralatan-peralatan di lingkungan pabrik dan masyarakat, baik dalam maupun luar
dari lingkungan pekerjaannya.
Agar ketujuh sifat dasar tersebut dapat terjaga ataupun berjalan selaras dengan
hubungan-hubungan yang terjadi di lingkungan Supervisor Pabrik, maka disusun peraturan
kode etik yang memuat batasan-batasan bagaimana Supervisor Pabrik seharusnya dalam
berbuat.
Kode etik Supervisor Pabrik didasarkan pada asas-asas yang berlaku dalam
masyarakat, yaitu Pancasila yang tentunya juga sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia.
PEDOMAN PELAKSANAAN KODE ETIK
Pasal 1
Seorang Supervisor Pabrik harus mampu mempertahankan bahkan meningkatkan integritas,
reputasi, keprofessionalan, juga sikap dalam bekerja sebagai Insinyur Proses. Hal ini
termasuk peningkatan kinerja, sikap jujur, dan menghindari persaingan tidak sehat diantara
pekerja, bahkan yang paling penting ialah sikap tanggung jawab terhadap pekerjaan yang
dijalani. Bagaimana dalam bersikap sehari-harinya juga memegang peran penting tentunya,
seperti adab kesopanan dan kerapian dalam berpakaian yang harus diperhatikan, dan
kedisiplinan dalam hadir saat bekerja. Penampilan yang rapi, sopan dan sikap yang ceria
merupakan contoh kongkrit yang mencerminkan citra suatu perusahaan. Oleh karena itu, sangat
penting bagi Supervisor Pabrik untuk mengedepankan citra professionalisme, kompetensi, dan
sikap yang baik. Selain itu, Supervisor harus bisa bekerja sama dengan bawahan, klien,
supplier, sesama supervisor, dan atau manajernya. Dia tidak dapat bekerja soliter.
Pasal 2
Serang Supervisor harus seorang yang mampu mengelola dirinya. Mengelola emosi, cara
berpikir, tutur kata, dan tindak tanduknya harus benar. Dia harus meningkatkan skill,
pengetahuan, dan tingkah lakunya secara konsisten dan berkesinambungan. Supervisor juga
harus mampu mengelola pekerjaannya. Dia harus memiliki cara cara baru, berinovasi dan
kreatif untuk melakukan pekerjaannya dengan efektif dan efisien. Hasil karyanya haruslah
meningkat, baik kualitas maupun kuantitasnya. Supervisor juga harus mampu mengelola
bawahannya, merekrut anggota terbaiknya, menilai hasil kerja mereka, mengawasi,
mengarahkan, memotivasi, membimbing, dan memberdayakan bawahan.
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Standar profesi yang tertinggi maksudnya ialah melakukan pekerjaan sesuai dengan
perkembangan IPTEK, etika insinyur secara umum, wibawa keteknikan, hukum dan agama,
serta kondisi dan situasi tempat dimana seorang Supervisor bekerja.
Ilmu tentang teknik pemrosesan yang telah diajarkan kepada seorang Insinyur harus
dipelihara dan dipupuk, sesuai dengan fitrah kemampuan Insinyur tersebut.
PENJELASAN KODE ETIK INSINYUR PROSES PASAL DEMI PASAL
Pasal 5
Seorang Supervisor dituntut untuk selalu memikirkan ide-ide baru ataupun melaksanakan
aturan yang sudah ada dengan sungguh-sungguh agar tercapainya tujuan yang direncanakan
pabrik tempat ia bekerja.
Pasal 6
Yang dimaksud dengan mengumumkan ialah menyebarluaskan secara lisan, tulisan maupun
melalui cara lainnya kepada orang lain atau masyarakat.
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Tidak diperbolehkan apabila sebagai contoh memakai mobil untuk berjalan-jalan bersama
orang diluar kepentingan perusahaan. Seharusnya mobil operasional digunakan untuk
kepentingan perusahaan, seperti meninjau lokasi gangguan, dan lain-lain.
Pasal 9
Seorang Supervisor Pabrik harus mengenal apa yang dia kerjakan, siapa yang membantu
pekerjaan dia, serta apa saja alat - alat terefektif yang dia perlukan untuk menyelesaikan tugas
dan tanggung jawab pekerjaan dengan sempurna. Setiap pekerjaan harus dilakukan melalui
serangkaian proses kerja yang efektif dan tepat sasaran.
Pasal 10
Cukup Jelas
Pasal 11
Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Cukup Jelas
Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Para Supervisor pabrik harus dapat membagi waktunya sedemikian rupa, sehingga dapat
memberikan penghargaan yang tinggi terhadap keorganisasian, terutama yang dilakukan
diluar perusahaan/pabrik tidak mengganggu performa saat bekerja.
Pasal 18
Cukup Jelas
Pasal 19
Cukup Jelas
Pasal 20
Cukup Jelas
Pasal 21
Cukup Jelas
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Cukup Jelas
Pasal 25
Cukup Jelas
Pasal 26
Cukup Jelas
Pasal 27
Cukup Jelas