Kode Etik Profesi 2

49
KODE ETIK PROFESI KODE ETIK PROFESI Sugeng Teguh Santoso,S.H Sugeng Teguh Santoso,S.H . . Wakil Ketua Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) Wakil Ketua Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI)

Transcript of Kode Etik Profesi 2

Page 1: Kode Etik Profesi 2

KODE ETIK PROFESIKODE ETIK PROFESI

Sugeng Teguh Santoso,S.HSugeng Teguh Santoso,S.H..Wakil Ketua Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI)Wakil Ketua Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI)

Page 2: Kode Etik Profesi 2

KODE ETIK PROFESIKODE ETIK PROFESI

1. SUBSTANSI UNDANG-UNDANG 1. SUBSTANSI UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG

ADVOKATADVOKAT

Page 3: Kode Etik Profesi 2

SUBSTANSI UNDANG-UNDANG NOMOR SUBSTANSI UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT

A.A. Kode Etik Advokat IndonesiaKode Etik Advokat Indonesia

B.B. Kepribadian AdvokatKepribadian Advokat

C.C. Hubungan Advokat dengan KlienHubungan Advokat dengan Klien

D.D. Hubungan Advokat dengan teman Hubungan Advokat dengan teman sejawatsejawat

E.E. Cara bertindak menangani perkaraCara bertindak menangani perkara

F.F. Ketentuan tentang Kode Etik dan Ketentuan tentang Kode Etik dan PelaksanaannyaPelaksanaannya

Page 4: Kode Etik Profesi 2

A. Kode Etik Advokat IndonesiaA. Kode Etik Advokat Indonesia Sebuah Etika Profesional digunakan sebagai peraturan-peraturan yang Sebuah Etika Profesional digunakan sebagai peraturan-peraturan yang

mengatur mengenai profesi yang pada umumnya mengandung hak-hak mengatur mengenai profesi yang pada umumnya mengandung hak-hak yang fundamental dan mempunyai aturan-aturan mengenai tingkah laku yang fundamental dan mempunyai aturan-aturan mengenai tingkah laku maupun perbuatan di dalam menjalankan profesinya. Sehingga sudah maupun perbuatan di dalam menjalankan profesinya. Sehingga sudah semestinya jika di dalam suatu organisasi profesi memiliki kode etik yang semestinya jika di dalam suatu organisasi profesi memiliki kode etik yang membebankan kewajiban sekaligus memberikan suatu perlindungan membebankan kewajiban sekaligus memberikan suatu perlindungan hukum kepada setiap anggotanya di dalam melaksanakan profesinya. hukum kepada setiap anggotanya di dalam melaksanakan profesinya. Terlebih dengan keberadaan organisasi profesi Advokat sendiri sangat Terlebih dengan keberadaan organisasi profesi Advokat sendiri sangat diperlukan adanya suatu etika professional yang dituangkan dalam bentuk diperlukan adanya suatu etika professional yang dituangkan dalam bentuk kode etik, karena profesi Advokat sendiri dipandang sebagai profesi kode etik, karena profesi Advokat sendiri dipandang sebagai profesi terhormat terhormat (officium nobile)(officium nobile) yang didalamnya menjalankan profesi berada yang didalamnya menjalankan profesi berada di bawah perlindungan hukum, undang-undang dan kode etik itu sendiri di bawah perlindungan hukum, undang-undang dan kode etik itu sendiri yang memiliki kebebasan didasarkan kepada kehormatan dan kepribadian yang memiliki kebebasan didasarkan kepada kehormatan dan kepribadian Advokat yang berpegang teguh kepada kemandirian, kejujuran, Advokat yang berpegang teguh kepada kemandirian, kejujuran, kerahasiaan dan keterbukaan. Sehingga sebagai suatu profesi yang kerahasiaan dan keterbukaan. Sehingga sebagai suatu profesi yang diberikan kepercayaan sebagai suatu profesi terhormat, maka sudah diberikan kepercayaan sebagai suatu profesi terhormat, maka sudah semestinya diperlukan adanya suatu kode etik profesi yang tujuannya semestinya diperlukan adanya suatu kode etik profesi yang tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya suatu perilaku yang tidak etis dari para adalah untuk mencegah terjadinya suatu perilaku yang tidak etis dari para anggota profesi tersebut. Dengan demikian keberadaan kode etik profesi anggota profesi tersebut. Dengan demikian keberadaan kode etik profesi di dalam menjalankan control dari para pelanggarnya ini diharapkan di dalam menjalankan control dari para pelanggarnya ini diharapkan mampu menciptakan pribadi yang mempunyai niat profesi yang mampu mampu menciptakan pribadi yang mempunyai niat profesi yang mampu mengatur dirinya sendiri.mengatur dirinya sendiri.

Page 5: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d Etika Profesional Advokat di Indonesia sendiri dituangkan Etika Profesional Advokat di Indonesia sendiri dituangkan

dalam sebuah Kode Etik Advokat yang disusun oleh dalam sebuah Kode Etik Advokat yang disusun oleh sebuah Komite Kerja Advokat Indonesia yang terdiri dari sebuah Komite Kerja Advokat Indonesia yang terdiri dari tujuh organisasi organisasi profesi Advokat, diantaranya tujuh organisasi organisasi profesi Advokat, diantaranya yaitu:yaitu:

1.1. Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN)Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN)2.2. Asosiasi Advokat Indonesia (AAI)Asosiasi Advokat Indonesia (AAI)3.3. Ikatan Penasehat Hukum Indonesia (IPHI)Ikatan Penasehat Hukum Indonesia (IPHI)4.4. Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI)Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI)5.5. Serikat Pengacara Indonesia (SPI)Serikat Pengacara Indonesia (SPI)6.6. Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI)Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI)7.7. Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM)Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM) Kode Etik Advokat Indonesia yang disusun oleh Komite Kode Etik Advokat Indonesia yang disusun oleh Komite

Kerja Advokat ini mulai ditetapkan di Jakarta pada Kerja Advokat ini mulai ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Mei 2002 dan berlaku sejak tanggal tanggal 23 Mei 2002 dan berlaku sejak tanggal berlakunya Undang-Undang tentang Advokat. berlakunya Undang-Undang tentang Advokat.

Page 6: Kode Etik Profesi 2

B. Kepribadian AdvokatB. Kepribadian AdvokatDi dalam Kode Etik Advokat ini diantaranya mengatur persoalan tentang:Di dalam Kode Etik Advokat ini diantaranya mengatur persoalan tentang:Kepribadian Advokat Kepribadian Advokat Kepribadian Advokat ini diatur di dalam Pasal 2 dan Pasal 3.Kepribadian Advokat ini diatur di dalam Pasal 2 dan Pasal 3. Pasal 2:”Advokat Indonesia adalah warga Negara Indonesia yang bertakwa Pasal 2:”Advokat Indonesia adalah warga Negara Indonesia yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur dalam mempertahankan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur dalam mempertahankan keadilan dan kebenaran dilandasi moral yang tinggi, luhur dan mulia, dan keadilan dan kebenaran dilandasi moral yang tinggi, luhur dan mulia, dan yang dalam melaksanaknan tugasnya menjunjung tinggi hukum, Undang- yang dalam melaksanaknan tugasnya menjunjung tinggi hukum, Undang- Undang Dasar Republik Indonesia, Kode Etik Advokat serta sumpah Undang Dasar Republik Indonesia, Kode Etik Advokat serta sumpah jabatannya.”jabatannya.”

Pasal 3:Pasal 3:a.”Advokat dapat menolak untuk memberi nasehat dan bantuan hukum kepada a.”Advokat dapat menolak untuk memberi nasehat dan bantuan hukum kepada

setiap orang yang memerlukan jasa dan atau bantuan hukum dengan setiap orang yang memerlukan jasa dan atau bantuan hukum dengan pertimbangan karena tidak sesuai dengan keahliannya dan bertentangan pertimbangan karena tidak sesuai dengan keahliannya dan bertentangan dengan hati nuraninya, tetapi tidak dapat menolak dengan alasan karena dengan hati nuraninya, tetapi tidak dapat menolak dengan alasan karena perbedaan agama, kepercayaan, suku, keturunan, jenis kelamin, keyakinan perbedaan agama, kepercayaan, suku, keturunan, jenis kelamin, keyakinan politik dan kedudukan sosialnya.”politik dan kedudukan sosialnya.”

b.”Advokat dalam melakukan tugasnyab.”Advokat dalam melakukan tugasnya tidak bertujuan semata-mata untuk tidak bertujuan semata-mata untuk memperoleh imbalan materi, tetapi lebih mengutamakan tegaknya Hukum, memperoleh imbalan materi, tetapi lebih mengutamakan tegaknya Hukum, Kebenaran dan Keadilan.”Kebenaran dan Keadilan.”

c.”Advokat dalam menjalankan profesinya bebas dan mandiri serta tidak c.”Advokat dalam menjalankan profesinya bebas dan mandiri serta tidak dipengaruhi oleh siapapun dan wajib memperjuangkan hak-hak asasi dipengaruhi oleh siapapun dan wajib memperjuangkan hak-hak asasi masnusia dalam Negara Hukum Indonesia.”masnusia dalam Negara Hukum Indonesia.”

Page 7: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’dd.”Advokat wajib memelihara rasa solidaritas diantara teman sejawat.”d.”Advokat wajib memelihara rasa solidaritas diantara teman sejawat.”e.”Advokat wajib memberikan bantuan dan pembelaan hukum kepada teman e.”Advokat wajib memberikan bantuan dan pembelaan hukum kepada teman

sejawat yang diduga atau didakwa dalam suatu perkara pidana atas sejawat yang diduga atau didakwa dalam suatu perkara pidana atas permintaannya atau karena penunjukkan organisasi profesi.”permintaannya atau karena penunjukkan organisasi profesi.”

f.”Advokat tidak dibenarkan untuk melakukan pekerjaan lain yang dapat f.”Advokat tidak dibenarkan untuk melakukan pekerjaan lain yang dapat merugikan kebebasan, derajat dan martabat Advokat.”merugikan kebebasan, derajat dan martabat Advokat.”

g.”Advokat harus senantiasa menjunjung tinggi profesi Advokat sebagai g.”Advokat harus senantiasa menjunjung tinggi profesi Advokat sebagai profesi terhormat profesi terhormat (officium nobile)(officium nobile).”.”

h.”Advokat dalam menjalankan profesinya harus bersikap sopan terhadap h.”Advokat dalam menjalankan profesinya harus bersikap sopan terhadap semua pihak, tetapi wajib mempertahankan hak dan martabat Advokat.”semua pihak, tetapi wajib mempertahankan hak dan martabat Advokat.”

i.”Seorang Advokat yang kemudian diangkat untuk menduduki suatu jabatan i.”Seorang Advokat yang kemudian diangkat untuk menduduki suatu jabatan Negara (Eksekutif, Legislatif, dan Judikatif) tidak dibenarkan untuk Negara (Eksekutif, Legislatif, dan Judikatif) tidak dibenarkan untuk berpraktik sebagai Advokat dan tidak diperkenankan namanya berpraktik sebagai Advokat dan tidak diperkenankan namanya dicantumkan atau dipergunakan oleh siapapun atau oleh kantor manapun dicantumkan atau dipergunakan oleh siapapun atau oleh kantor manapun dalam suatu perkara yang sedang diproses/berjalan selama ia menduduki dalam suatu perkara yang sedang diproses/berjalan selama ia menduduki jabatan tersebut.”jabatan tersebut.”

Kepribadian-kepribadian yang tertuang dalam kedua Pasal di atas wajib Kepribadian-kepribadian yang tertuang dalam kedua Pasal di atas wajib dimiliki oleh setiap Advokat dalam menjalankan tugas profesinya.dimiliki oleh setiap Advokat dalam menjalankan tugas profesinya.

Disinilah fungsi dan tujuan dari Etika Profesi itu diciptakan, selain Disinilah fungsi dan tujuan dari Etika Profesi itu diciptakan, selain membentuk pribadi Advokat yang baik sebagai suatu profesi terhormat membentuk pribadi Advokat yang baik sebagai suatu profesi terhormat juga diharapkan mampu memberikan perlindungan hukum pada para juga diharapkan mampu memberikan perlindungan hukum pada para anggota profesi tersebut.anggota profesi tersebut.

Page 8: Kode Etik Profesi 2

C. Hubungan Advokat dengan C. Hubungan Advokat dengan KlienKlien

Hubungan Advokat dengan Klien ini diatur di dalam Pasal 4. Sebelum Hubungan Advokat dengan Klien ini diatur di dalam Pasal 4. Sebelum diuraikan mengenai hubungan Advokat dengan Klien ini terlebih dahulu diuraikan mengenai hubungan Advokat dengan Klien ini terlebih dahulu kita harus mengerti terlebih dahulu siapa yang dapat dikategorikan dalam kita harus mengerti terlebih dahulu siapa yang dapat dikategorikan dalam sebutan Advokat dan siapa Klien itu sendiri.sebutan Advokat dan siapa Klien itu sendiri.

Di dalam ketentuan umum Kode Etik Advokat telah dijelaskan mengenai Di dalam ketentuan umum Kode Etik Advokat telah dijelaskan mengenai maksud dari pengertian Advokat dan maksud daripada pengertian Klien. maksud dari pengertian Advokat dan maksud daripada pengertian Klien. Yang dimaksud dengan “Yang dimaksud dengan “Advokat adalah orang yang berpraktik Advokat adalah orang yang berpraktik memberi jasa hukum, baik di dalam maupun diluar pengadilan memberi jasa hukum, baik di dalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan undang-undang yang yang memenuhi persyaratan berdasarkan undang-undang yang berlaku, baik sebagai Advokat, Pengacara, Penasihat Hukum, berlaku, baik sebagai Advokat, Pengacara, Penasihat Hukum, Pengacara Praktik ataupun sebagai Konsultan HukumPengacara Praktik ataupun sebagai Konsultan Hukum”” (Pasal 1 (Pasal 1 huruf a Kode Etik Advokat). Sedangkan yang dimaksud dengan “huruf a Kode Etik Advokat). Sedangkan yang dimaksud dengan “Klien Klien adalah orang, badan hukum atau lembaga lain yang menerima adalah orang, badan hukum atau lembaga lain yang menerima jasa dan atau bantuan hukum dari Advokatjasa dan atau bantuan hukum dari Advokat””(Pasal 1 huruf b Kode (Pasal 1 huruf b Kode Etik Advokat).Etik Advokat).

Setelah kita mengetahui pengertian Advokat dan pengertian Klien maka Setelah kita mengetahui pengertian Advokat dan pengertian Klien maka kita dapat mengetahui seperti apa hubungan antara Advokat dengan Klien kita dapat mengetahui seperti apa hubungan antara Advokat dengan Klien yang datang kepadanya untuk meminta bantuan menyelesaikan perkara yang datang kepadanya untuk meminta bantuan menyelesaikan perkara yang sedang dihadapkan klien kepada Advokat yang telah dipilih dan yang sedang dihadapkan klien kepada Advokat yang telah dipilih dan ditunjuknya dan bagaimana sikap seorang Advokat itu sendiri dalam ditunjuknya dan bagaimana sikap seorang Advokat itu sendiri dalam menjalin hubungan dengan Klien yang telah menunjuk dan memilihnya menjalin hubungan dengan Klien yang telah menunjuk dan memilihnya sebagai kuasa untuk mengurus dan menyelesaikan perkara. sebagai kuasa untuk mengurus dan menyelesaikan perkara.

Page 9: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’dPasal 4 Kode Etik Advokat telah memberikan uraikan tentang Pasal 4 Kode Etik Advokat telah memberikan uraikan tentang

hubungan Advokat dengan Klien yaitu:hubungan Advokat dengan Klien yaitu:a.”Advokat dalam perkara-perkara perdata harus mengutamakan a.”Advokat dalam perkara-perkara perdata harus mengutamakan

penyelesaian dengan jalan damai.”penyelesaian dengan jalan damai.”b.b.””Advokat tidak dibenarkan memberikan keterangan yang dapat Advokat tidak dibenarkan memberikan keterangan yang dapat

menyesatkan Klien mengenai perkara yang sedang diurusnya.”menyesatkan Klien mengenai perkara yang sedang diurusnya.”c.”Advokat tidak dibenarkan menjamin kepada Kliennya bahwa c.”Advokat tidak dibenarkan menjamin kepada Kliennya bahwa

perkara yang ditanganinya akan menang.”perkara yang ditanganinya akan menang.”d.”Dalam menentukan besarnya honorarium Advokat wajib d.”Dalam menentukan besarnya honorarium Advokat wajib

mempertimbangkan kemampuan Klien.”mempertimbangkan kemampuan Klien.”e.”Advokat tidak dibenarkan membebani Klien dengan biaya-biaya e.”Advokat tidak dibenarkan membebani Klien dengan biaya-biaya

yang tidak perlu.”yang tidak perlu.”f.”Advokat dalam mengurus perkara Cuma-Cuma harus memberikan f.”Advokat dalam mengurus perkara Cuma-Cuma harus memberikan

perhatian yang sama seperti terhadap perkara untuk mana ia perhatian yang sama seperti terhadap perkara untuk mana ia menerima uang jasa.”menerima uang jasa.”

g.”Advokat harus menolak mengurus perkara yang menurut g.”Advokat harus menolak mengurus perkara yang menurut keyakinannya tidak ada dasar hukumnya.”keyakinannya tidak ada dasar hukumnya.”

Page 10: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’dh.”Advokat wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang h.”Advokat wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang

diberitahukan oleh Klien secara kepercayaan dan wajib menjaga diberitahukan oleh Klien secara kepercayaan dan wajib menjaga rahasia itu setelah berakhirnya hubungan antara Advokat dan Klien rahasia itu setelah berakhirnya hubungan antara Advokat dan Klien itu.”itu.”

i.”Advokat tidak dibenarkan melepaskan tugas yang dibebankan i.”Advokat tidak dibenarkan melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat yang tidak menguntungkan posisi Klien atau kepadanya pada saat yang tidak menguntungkan posisi Klien atau pada saat tugas itu akan dapat menimbulkan kerugian yang tidak pada saat tugas itu akan dapat menimbulkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki lagi bagi Klien yang bersangkutan, dengan tidak dapat diperbaiki lagi bagi Klien yang bersangkutan, dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a.”mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a.”

j.”Advokat yang mengurus kepentingan bersama dari dua pihak atau j.”Advokat yang mengurus kepentingan bersama dari dua pihak atau lebih harus mengundurkan diri sepenuhnya dari pengurusan lebih harus mengundurkan diri sepenuhnya dari pengurusan kepentingan-kepentingan tersebut, apabila dikemudian hari timbul kepentingan-kepentingan tersebut, apabila dikemudian hari timbul pertentangan kepentingan antara pihak-pihak yang bersangkutan.”pertentangan kepentingan antara pihak-pihak yang bersangkutan.”

k.”Hak retensi Advokat terhadap Klien diakui sepanjang tidak akan k.”Hak retensi Advokat terhadap Klien diakui sepanjang tidak akan menimbulkan kerugian kepentingan Klien.”menimbulkan kerugian kepentingan Klien.”

Dengan sedimikian rupa Kode Advokat telah mengatur hubungan Dengan sedimikian rupa Kode Advokat telah mengatur hubungan antara Advokat sebagai wakil untuk mengurus dan menyelesaikan antara Advokat sebagai wakil untuk mengurus dan menyelesaikan perkara yang diajukan oleh Klien kepadanya. Hal ini diperlukan perkara yang diajukan oleh Klien kepadanya. Hal ini diperlukan sebagai pencerminan dan perwujudan dari Etika profesi seorang sebagai pencerminan dan perwujudan dari Etika profesi seorang Advokat dengan kepribadian-kepribadian sebagaimana yang telah Advokat dengan kepribadian-kepribadian sebagaimana yang telah diuraikan dalam kedua Pasal di atasdiuraikan dalam kedua Pasal di atas

Page 11: Kode Etik Profesi 2

D. Hubungan Advokat dengan D. Hubungan Advokat dengan Teman sejawatTeman sejawat

Selain mengatur hubungan Advokat dengan Klien, Kode Etik Selain mengatur hubungan Advokat dengan Klien, Kode Etik Profesi juga mengatur hubungan Advokat dengan teman sejawat Profesi juga mengatur hubungan Advokat dengan teman sejawat Advokat yang sama-sama mempunyai profesi Advokat sebagi Advokat yang sama-sama mempunyai profesi Advokat sebagi Profesi terhormat Profesi terhormat (Officium Nobile)(Officium Nobile). . Hal ini diperlukan agar Hal ini diperlukan agar sesama anggota organisasi profesi Advokat dapat saling sesama anggota organisasi profesi Advokat dapat saling menghormati dan menghargai dalam menjalankan profesi menghormati dan menghargai dalam menjalankan profesi Advokat yang sama-sama mempunyai tujuan untuk tegaknya Advokat yang sama-sama mempunyai tujuan untuk tegaknya Hukum, Kebenaran dan Keadilan. Hukum, Kebenaran dan Keadilan.

Sehingga dengan demikian siapa yang dikategorikan sebagai Sehingga dengan demikian siapa yang dikategorikan sebagai teman sejawat, apakah orang-orang yang memiliki profesi yang teman sejawat, apakah orang-orang yang memiliki profesi yang sama sebagai Advokat ataukah yang lain. Untuk mengetahui siapa sama sebagai Advokat ataukah yang lain. Untuk mengetahui siapa saja yang dikategorikan sebagai teman sejawat, Kode Etik sendiri saja yang dikategorikan sebagai teman sejawat, Kode Etik sendiri telah memberikan penjelasan tentang pengertian dari teman telah memberikan penjelasan tentang pengertian dari teman sejawat itu sendiri sebagaimana yang dituangkan dalam Pasal 1 sejawat itu sendiri sebagaimana yang dituangkan dalam Pasal 1 huruf c huruf c ::”Teman sejawat adalah orang atau mereka yang ”Teman sejawat adalah orang atau mereka yang menjalankan praktik hukum sebagai Advokat sesuai menjalankan praktik hukum sebagai Advokat sesuai denganketentuan perundang-undangan yang berlaku.”denganketentuan perundang-undangan yang berlaku.”

Page 12: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d Dari pengertian tersebut maka yang dapat dikategorikan sebagai Dari pengertian tersebut maka yang dapat dikategorikan sebagai

teman sejawat adalah mereka yang menjalankan praktik hukum teman sejawat adalah mereka yang menjalankan praktik hukum sebagai Advokat saja bukan orang yang memiliki dan menjalankan sebagai Advokat saja bukan orang yang memiliki dan menjalankan profesi diluar profesi Advokat. Selain teman sejawat yang profesi diluar profesi Advokat. Selain teman sejawat yang mempunyai kewarganegaraan yang sama, di dalam Kode Etik mempunyai kewarganegaraan yang sama, di dalam Kode Etik Advokat juga menyebutkan keberadaan teman sejawat asing, Advokat juga menyebutkan keberadaan teman sejawat asing, sebagaimana yang dituangkan dalam Pasal 1 huruf dsebagaimana yang dituangkan dalam Pasal 1 huruf d::”Teman ”Teman sejawat asing adalah Advokat yang bukan sejawat asing adalah Advokat yang bukan berkewarganegaraan Indonesia yang menjalankan praktik berkewarganegaraan Indonesia yang menjalankan praktik hukum di Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-hukum di Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.” undangan yang berlaku.” Dan di dalam Pasal 6:Dan di dalam Pasal 6:”Advokat asing ”Advokat asing yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku menjalankan profesinya di Indonesia tunduk kepada serta menaati menjalankan profesinya di Indonesia tunduk kepada serta menaati Kode Etik ini.”Kode Etik ini.”

Dengan demikian bagaimana hubungan Advokat dengan teman Dengan demikian bagaimana hubungan Advokat dengan teman sejawat ini telah diatur di dalam Pasal 5 Kode Etik Advokat yaitu:sejawat ini telah diatur di dalam Pasal 5 Kode Etik Advokat yaitu:

a.a.””Hubungan antara teman sejawat Advokat harus dilandasi sikap saling Hubungan antara teman sejawat Advokat harus dilandasi sikap saling menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai.”menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai.”

b.”Advokat jika membicarakan teman sejawat atau jika berhadapan satu b.”Advokat jika membicarakan teman sejawat atau jika berhadapan satu sama lain dalam sidang pengadilan, hendaknya tidak menggunakan sama lain dalam sidang pengadilan, hendaknya tidak menggunakan kata-kata yang tidak sopan baik secara lisan maupun tertuliskata-kata yang tidak sopan baik secara lisan maupun tertulis.”.”

Page 13: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’dc.c.””Keberatan-keberatan terhadap tindakan teman sejawat yang Keberatan-keberatan terhadap tindakan teman sejawat yang

dianggap bertentangan dengan Kode Etik Advokat harus dianggap bertentangan dengan Kode Etik Advokat harus diajukan kepada Dewan Kehormatan untuk diperiksa dan tidak diajukan kepada Dewan Kehormatan untuk diperiksa dan tidak dibenarkan untuk disiarkan melalui media massa.”dibenarkan untuk disiarkan melalui media massa.”

d.”Advokat tidak diperkenankan menarik atau merebut seorang d.”Advokat tidak diperkenankan menarik atau merebut seorang Klien dari teman sejawat.”Klien dari teman sejawat.”

e.”Apabila Klien hendak mengganti Advokat, maka Advokat yang e.”Apabila Klien hendak mengganti Advokat, maka Advokat yang baru hanya dapat menerima perkara itu setelah menerima baru hanya dapat menerima perkara itu setelah menerima bukti pencabutan pemberian kuasa kepada Advokat semula bukti pencabutan pemberian kuasa kepada Advokat semula dan berkewajiban mengingatkan Klien untuk memenuhi dan berkewajiban mengingatkan Klien untuk memenuhi kewajibannya apabila masih ada terhadap Advokat semula.”kewajibannya apabila masih ada terhadap Advokat semula.”

f.”Apabila suatu perkara kemudian diserahkan oleh Klien f.”Apabila suatu perkara kemudian diserahkan oleh Klien terhadap Advokat yang baru, maka Advokat semula wajib terhadap Advokat yang baru, maka Advokat semula wajib memberikan kepadanya semua surat dan keterangan yang memberikan kepadanya semua surat dan keterangan yang penting untuk mengurus perkara ini, dengan memperhatikan penting untuk mengurus perkara ini, dengan memperhatikan hak retensi Advokat terhadap Klien tersebuthak retensi Advokat terhadap Klien tersebut.”.”

Page 14: Kode Etik Profesi 2

E. Cara Bertindak menangani E. Cara Bertindak menangani perkaraperkara

Setelah diatur mengenai hubungan Advokat dengan Klien, hubungan Setelah diatur mengenai hubungan Advokat dengan Klien, hubungan Advokat dengan teman sejawat, maka terhadap Advokat yang dipilih dan Advokat dengan teman sejawat, maka terhadap Advokat yang dipilih dan ditunjuk sebagai kuasa untuk mengurus dan menyelesaikan perkara yang ditunjuk sebagai kuasa untuk mengurus dan menyelesaikan perkara yang diajukan seorang Klien harus tahu bagaimana cara bertindak dalam diajukan seorang Klien harus tahu bagaimana cara bertindak dalam menangani perkara tersebut untuk penyelesaiannya dengan tetap menangani perkara tersebut untuk penyelesaiannya dengan tetap mempunyai tujuan utama yaitu untuk tegaknya Hukum, Kebenaran dan mempunyai tujuan utama yaitu untuk tegaknya Hukum, Kebenaran dan Keadilan tanpa memandang perkara yang diajukan seorang Klien tersebut Keadilan tanpa memandang perkara yang diajukan seorang Klien tersebut dengan imbalan jasa atau honorarium maupun secara cuma-cuma, serta dengan imbalan jasa atau honorarium maupun secara cuma-cuma, serta seorang Advokat juga tidak dapat menolak perkara yang diajukan seorang seorang Advokat juga tidak dapat menolak perkara yang diajukan seorang Klien dengan alas an karena perbedaan agama, kepercayaan, suku, jenis Klien dengan alas an karena perbedaan agama, kepercayaan, suku, jenis kelamin, keyakinan politik dan kedudukan sosial. Sehingga seorang Advokat kelamin, keyakinan politik dan kedudukan sosial. Sehingga seorang Advokat yang profesional sudah tentu mengetahui cara bertindak untuk menangani yang profesional sudah tentu mengetahui cara bertindak untuk menangani perkara yang diajukan kepadanya. perkara yang diajukan kepadanya.

Di dalam Kode Etik Advokat sendiri telah mengatur bagaimana cara seorang Di dalam Kode Etik Advokat sendiri telah mengatur bagaimana cara seorang Advokat dalam bertindak menangani perkara, sebagaimana yang tertuang Advokat dalam bertindak menangani perkara, sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 7 yaitu:dalam Pasal 7 yaitu:

a.a.””Surat-surat yang dikirim oleh Advokat kepada teman sejawatnya dalam suatu Surat-surat yang dikirim oleh Advokat kepada teman sejawatnya dalam suatu perkara dapat ditunjukkan kepada hakim apabila dianggap perlu kecuali perkara dapat ditunjukkan kepada hakim apabila dianggap perlu kecuali surat-surat yang bersangkutan dibuat dengan membubuhi catatansurat-surat yang bersangkutan dibuat dengan membubuhi catatan”Sans ”Sans PrejudicePrejudice”.””.”

b.”Isi pembicaraan atau korespondensi dalam rangka upaya perdamaian antar b.”Isi pembicaraan atau korespondensi dalam rangka upaya perdamaian antar Advokat, tetapi tidak berhasil, tidak dibenarkan untuk digunakan sebagai Advokat, tetapi tidak berhasil, tidak dibenarkan untuk digunakan sebagai bukti dimuka Pengadilan.”bukti dimuka Pengadilan.”

Page 15: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’dcc..””Dalam perkara perdata yang sedang berjalan, Advokat hanya dapat Dalam perkara perdata yang sedang berjalan, Advokat hanya dapat

menghubungi hakim apabila bersama-sama dengan Advokat pihak lawan, dan menghubungi hakim apabila bersama-sama dengan Advokat pihak lawan, dan apabila ia menyampaikan surat, termasuk surat yang bersifat apabila ia menyampaikan surat, termasuk surat yang bersifat “ad “ad informandum”informandum” maka hendaknya seketika itu tembusan dari surat tersebut maka hendaknya seketika itu tembusan dari surat tersebut wajib diserahkan atau dikirimkan pula kepada umum.”wajib diserahkan atau dikirimkan pula kepada umum.”

d.”Dalam perkara pidana yang sedang berjalan, Advokat hanya dapat d.”Dalam perkara pidana yang sedang berjalan, Advokat hanya dapat menghubungi hakim apabila bersama-sama dengan jaksa penuntut umum.”menghubungi hakim apabila bersama-sama dengan jaksa penuntut umum.”

e.”Advokat tidak dibenarkan mengajari dan atau mempengaruhi saksi-saksi yang e.”Advokat tidak dibenarkan mengajari dan atau mempengaruhi saksi-saksi yang diajukan oleh pihak lawan dalam perkara perdata atau oleh jaksa penuntut diajukan oleh pihak lawan dalam perkara perdata atau oleh jaksa penuntut umum dalam perkara pidana.”umum dalam perkara pidana.”

f.”Apabila Advokat mengetahui, bahwa seseorang telah menunjuk Advokat f.”Apabila Advokat mengetahui, bahwa seseorang telah menunjuk Advokat mengenai suatu perkara tertentu, maka hubungan dengan orang itu mengenai suatu perkara tertentu, maka hubungan dengan orang itu mengenai perkara tertentu tersebut hanya boleh dilakukan melalui Advokat mengenai perkara tertentu tersebut hanya boleh dilakukan melalui Advokat tersebut.”tersebut.”

g.”Advokat bebas mengeluarkan pernyataan-pernyataan atau pendapat yang g.”Advokat bebas mengeluarkan pernyataan-pernyataan atau pendapat yang dikemukakan dalam sidang pengadilan dalam rangka pembelaan dalam suatu dikemukakan dalam sidang pengadilan dalam rangka pembelaan dalam suatu perkara yang menjadi tanggung jawabnya baik dalam sidang terbuka maupun perkara yang menjadi tanggung jawabnya baik dalam sidang terbuka maupun dalam sidang tertutup yang dikemukakan sevara proporsional dan tidak dalam sidang tertutup yang dikemukakan sevara proporsional dan tidak berlebihan dan untuk itu memiliki imunitas hukum baik perdata maupun berlebihan dan untuk itu memiliki imunitas hukum baik perdata maupun pidana.”pidana.”

h.”Advokat mempunyai kewajiban untuk memberikan bantuan hukum secara h.”Advokat mempunyai kewajiban untuk memberikan bantuan hukum secara cuma-Cuma (pro deo) bagi orang yang tidak mampu.”cuma-Cuma (pro deo) bagi orang yang tidak mampu.”

i.”Advokat wajib menyampaikan pemberitahuan tentang putusan pengadilan i.”Advokat wajib menyampaikan pemberitahuan tentang putusan pengadilan mengenai perkara yang ia tangani kepada Kliennya pada waktunya.”mengenai perkara yang ia tangani kepada Kliennya pada waktunya.”

Page 16: Kode Etik Profesi 2

F. Ketentuan tentang Kode Etik dan F. Ketentuan tentang Kode Etik dan pelaksanaannyapelaksanaannya

Mengenai ketentuan tentang Kode Etik Advokat ini telah diatur di Mengenai ketentuan tentang Kode Etik Advokat ini telah diatur di dalam Pasal 8 dan Pasal 9 KEAI yaitu:dalam Pasal 8 dan Pasal 9 KEAI yaitu:

Pasal 8 tentang Ketentuan-ketentuan lain tentang Kode Etik:Pasal 8 tentang Ketentuan-ketentuan lain tentang Kode Etik:a.a.””Profesi Advokat adalah profesi yang mulia dan terhormatProfesi Advokat adalah profesi yang mulia dan terhormat (Officium (Officium

Nobile) Nobile) dan karenanya dalam menjalankan profesi selaku penegak dan karenanya dalam menjalankan profesi selaku penegak hukum di pengadilan sejajar dengan Jaksa dan Hakim, yang dalam hukum di pengadilan sejajar dengan Jaksa dan Hakim, yang dalam melaksanakan profesinya berada dibawah perlindungan hukum, melaksanakan profesinya berada dibawah perlindungan hukum, undang-undang dan Kode Etik ini.”undang-undang dan Kode Etik ini.”

b.”Pemasangan iklan semata-mata untuk menarik perhatian orang b.”Pemasangan iklan semata-mata untuk menarik perhatian orang adalah dilarang termasuk pemasangan papan nama dengan adalah dilarang termasuk pemasangan papan nama dengan ukuran dan/atau bentuk yang berlebih-lebihan.”ukuran dan/atau bentuk yang berlebih-lebihan.”

c.”Kantor Advokat atau cabangnya tidak dibenarkan diadakan di c.”Kantor Advokat atau cabangnya tidak dibenarkan diadakan di suatu tempat yang dapat merugikan kedudukan dan martabat suatu tempat yang dapat merugikan kedudukan dan martabat Advokat.”Advokat.”

d.”Advokat tidak dibenarkan mengizinkan orang yang bukan Advokat d.”Advokat tidak dibenarkan mengizinkan orang yang bukan Advokat mencantumkan namanya sebagai Advokat di papan nama kantor mencantumkan namanya sebagai Advokat di papan nama kantor Advokat atau mengizinkan orang yang bukan Advokat tersebut Advokat atau mengizinkan orang yang bukan Advokat tersebut untuk memperkenalkan dirinya sebagai Advokat.”untuk memperkenalkan dirinya sebagai Advokat.”

Page 17: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’de.”Advokat tidak dibenarkan mengizinkan karyawan-karyawannya yang tidak e.”Advokat tidak dibenarkan mengizinkan karyawan-karyawannya yang tidak

berkualifikasi untuk mengurus perkara atau memberi nasihat hukum berkualifikasi untuk mengurus perkara atau memberi nasihat hukum kepada Klien dengan lisan atau dengan tulisan.”kepada Klien dengan lisan atau dengan tulisan.”

f.”Advokat tidak dibenarkan melalui media massa mencari publisitas bagi f.”Advokat tidak dibenarkan melalui media massa mencari publisitas bagi dirinya dan atau untuk menarik perhatian masyarakat mengenai tindakan-dirinya dan atau untuk menarik perhatian masyarakat mengenai tindakan-tindakannya sebagai Advokat mengenai perkara yang sedang atau telah tindakannya sebagai Advokat mengenai perkara yang sedang atau telah ditanganinya, kecuali apabila keterangan-keterangan yang ia berikan itu ditanganinya, kecuali apabila keterangan-keterangan yang ia berikan itu bertujuan untuk menegakkan prinsip-prinsip hukum yang wajib bertujuan untuk menegakkan prinsip-prinsip hukum yang wajib diperjuangkan oleh setiap Advokat.”diperjuangkan oleh setiap Advokat.”

g.”Advokat dapat mengundurkan diri dari perkara yang akan dan atau g.”Advokat dapat mengundurkan diri dari perkara yang akan dan atau diurusnya apabila timbul perbedaan dan tidak dicapai kesepakatan diurusnya apabila timbul perbedaan dan tidak dicapai kesepakatan tentang cara penanganan perkara dengan Kliennya.”tentang cara penanganan perkara dengan Kliennya.”

h.”Advokat yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Hakim atau Panitera h.”Advokat yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Hakim atau Panitera dari suatu lembaga peradilan, tidak dibenarkan untuk memegang atau dari suatu lembaga peradilan, tidak dibenarkan untuk memegang atau menangani perkara yang diperiksa pengadilan tempatnya terakhir bekerja menangani perkara yang diperiksa pengadilan tempatnya terakhir bekerja selama 3 (tiga) tahun semenjak ia berhenti dari pengadilan tersebut.”selama 3 (tiga) tahun semenjak ia berhenti dari pengadilan tersebut.”

Pasal 9 tentang pelaksanaan Kode Etik:Pasal 9 tentang pelaksanaan Kode Etik:a.a.””Setiap Advokat wajib tunduk dan mematuhi Kode Etik Advokat ini.”Setiap Advokat wajib tunduk dan mematuhi Kode Etik Advokat ini.”b.”Pengawasan atas pelaksanaan Kode Etik Advokat ini dilakukan oleh Dewan b.”Pengawasan atas pelaksanaan Kode Etik Advokat ini dilakukan oleh Dewan

Kehormatan.”Kehormatan.”

Page 18: Kode Etik Profesi 2

KODE ETIK PROFESIKODE ETIK PROFESI

2. DEWAN KEHORMATAN ADVOKAT2. DEWAN KEHORMATAN ADVOKAT

Page 19: Kode Etik Profesi 2

A. Ketentuan UmumA. Ketentuan Umum Dari uraian diatas maka dapat diketahui bahwa pada Dari uraian diatas maka dapat diketahui bahwa pada

umumnya Kode Etik mengandung sanksi-sanksi yang akan umumnya Kode Etik mengandung sanksi-sanksi yang akan dikenakan kepada pelanggarnya. Sehingga setiap kasus dikenakan kepada pelanggarnya. Sehingga setiap kasus pelanggaran terhadap Kode Etik ini akan dinilai dan pelanggaran terhadap Kode Etik ini akan dinilai dan ditindak oleh suatu “Dewan Kehormatan” atau “Komisi ditindak oleh suatu “Dewan Kehormatan” atau “Komisi yang dibentuk khusus untuk itu”. Karena tujuan utamanya yang dibentuk khusus untuk itu”. Karena tujuan utamanya adalah untuk mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis adalah untuk mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis dari para anggotanya, maka seringkali Kode Etik ini juga dari para anggotanya, maka seringkali Kode Etik ini juga berisikan ketentuan yang mengatur bahwa profesional berisikan ketentuan yang mengatur bahwa profesional berkewajiban melapor bila ketahuan teman sejawat berkewajiban melapor bila ketahuan teman sejawat melanggar Kode Etik. Dengan demikian ketentuan ini melanggar Kode Etik. Dengan demikian ketentuan ini merupakan akibat logis dari sifat merupakan akibat logis dari sifat “self regulation”“self regulation” yang yang terwujud dalam Kode Etik.terwujud dalam Kode Etik.

Agar suatu Kode Etik ini dapat terlaksana dengan baik, Agar suatu Kode Etik ini dapat terlaksana dengan baik, maka pelaksanaannya tersebut akan diawasi terus-maka pelaksanaannya tersebut akan diawasi terus-menerus oleh Dewan Kehormatan. Di dalam Kode Etik ini menerus oleh Dewan Kehormatan. Di dalam Kode Etik ini juga mengatur keberadaan Dewan Kehormatan yang juga mengatur keberadaan Dewan Kehormatan yang diantaranya mengenai:diantaranya mengenai:

Page 20: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d Ketentuan UmumKetentuan Umum Ketentuan Umum diatur di dalam Pasal 10 Kode Etik Advokat:Ketentuan Umum diatur di dalam Pasal 10 Kode Etik Advokat:

- Dewan Kehormatan berwenang memeriksa dan mengadili - Dewan Kehormatan berwenang memeriksa dan mengadili perkara pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh Advokat.perkara pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh Advokat.- Pemeriksaan suatu Pengaduan dapat dilakukan melalui dua - Pemeriksaan suatu Pengaduan dapat dilakukan melalui dua tingkat, yaitu:tingkat, yaitu:

Tingkat Dewan Kehormatan Cabang/daerah.Tingkat Dewan Kehormatan Cabang/daerah. Tingkat Dewan Kehormatan Pusat.Tingkat Dewan Kehormatan Pusat.

- Dewan Kehormatan Cabang/daerah memeriksa pengaduan pada - Dewan Kehormatan Cabang/daerah memeriksa pengaduan pada tingkat pertama dan dewan Kehormatan Pusat pada tingkat tingkat pertama dan dewan Kehormatan Pusat pada tingkat terakhir.terakhir.- Segala biaya yang dikeluarkan dibebankan kepada:- Segala biaya yang dikeluarkan dibebankan kepada:

Dewan Pimpinan Cabang/Daerah diamna teradu sebagai anggota pada Dewan Pimpinan Cabang/Daerah diamna teradu sebagai anggota pada tingkat Dewan Kehormatan Cabang/Daerah.tingkat Dewan Kehormatan Cabang/Daerah.

Dewan Pimpinan Pusat pada tingkat Dewan Kehormatan Pusat Dewan Pimpinan Pusat pada tingkat Dewan Kehormatan Pusat organisasi dimana teradu sebagai anggota.organisasi dimana teradu sebagai anggota.

Pengadu/Teradu.Pengadu/Teradu.

Page 21: Kode Etik Profesi 2

B. Pengaduan dan Tata Cara B. Pengaduan dan Tata Cara PengaduanPengaduan

Tata Cara Pengaduan diatur di dalam Pasal 12 Kode Etik Tata Cara Pengaduan diatur di dalam Pasal 12 Kode Etik Advokat:Advokat:

Pengaduan terhadap Advokat sebagai teradu yang dianggap Pengaduan terhadap Advokat sebagai teradu yang dianggap melanggar Kode Etik Advokat harus disampaikan secara melanggar Kode Etik Advokat harus disampaikan secara tertulis disertai dengan alasan-alasannya kepada Dewan tertulis disertai dengan alasan-alasannya kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah atau kepada Dewan Pimpinan Kehormatan Cabang/Daerah atau kepada Dewan Pimpinan Cabang/Daerah atau Dewan Pimpinan Pusat dimana teradu Cabang/Daerah atau Dewan Pimpinan Pusat dimana teradu menjadi anggota.menjadi anggota.

Bilamana di suatu tempat tidak ada Cabang/Daerah Bilamana di suatu tempat tidak ada Cabang/Daerah Organisasi, pengaduan disampaikan kepada Dewan Organisasi, pengaduan disampaikan kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah terdekat atau Dewan Pimpinan Kehormatan Cabang/Daerah terdekat atau Dewan Pimpinan Pusat.Pusat.

Bilamana pengaduan disampaikan kepada Dewan Pimpinan Bilamana pengaduan disampaikan kepada Dewan Pimpinan Cabang/Daerah, maka Dewan Pimpinan Cabang/Daerah akan Cabang/Daerah, maka Dewan Pimpinan Cabang/Daerah akan meneruskannya kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah meneruskannya kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah yang berwenang untuk memeriksa pengaduan itu.yang berwenang untuk memeriksa pengaduan itu.

Page 22: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d Bilamana pengaduan disampaikan kepada Dewan Pimpinan Bilamana pengaduan disampaikan kepada Dewan Pimpinan

Pusat/Dewan Kehormatan Pusat meneruskannya kepada Pusat/Dewan Kehormatan Pusat meneruskannya kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah yang berwenang untuk Dewan Kehormatan Cabang/Daerah yang berwenang untuk memeriksa pengaduan itu baik langsung atau melalui memeriksa pengaduan itu baik langsung atau melalui Dewan Pimpinan Cabang/Daerah.Dewan Pimpinan Cabang/Daerah.

Prosedur Pemeriksaan Tingkat Pertama oleh Dewan Prosedur Pemeriksaan Tingkat Pertama oleh Dewan Kehormatan Cabang/DaerahKehormatan Cabang/Daerah

Pemeriksaan Tingkat Pertama Oleh Dewan Kehormatan Pemeriksaan Tingkat Pertama Oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah diatur di dalam Pasal 13 Kode Etik Advokat:Cabang/Daerah diatur di dalam Pasal 13 Kode Etik Advokat:

Dewan Kehormatan Cabang/Daerah setelah menerima Dewan Kehormatan Cabang/Daerah setelah menerima pengaduan tertulis yang disertai surat-surat bukti yang pengaduan tertulis yang disertai surat-surat bukti yang dianggap perlu, menyampaikan surat pemberitahuan dianggap perlu, menyampaikan surat pemberitahuan selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari dengan surat kilat khusus/tercatat kepada teradu tentang dengan surat kilat khusus/tercatat kepada teradu tentang adanya pengaduan dengan menyampaikan salinan/copy adanya pengaduan dengan menyampaikan salinan/copy surat pengaduan tersebut.surat pengaduan tersebut.

Page 23: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d Selambat-lambatnya dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari pihak teradu harus Selambat-lambatnya dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari pihak teradu harus

memberikan jawabannya secara tertulis kepada Dewan Kehormatan memberikan jawabannya secara tertulis kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah yang bersangkutan, disertai surat-surat bukti yang dianggap Cabang/Daerah yang bersangkutan, disertai surat-surat bukti yang dianggap perlu.perlu.

Jika dalam waktu 21 (dua puluh satu ) hari tersebut teradu tidak memberikan Jika dalam waktu 21 (dua puluh satu ) hari tersebut teradu tidak memberikan jawaban tertulis, Dewan Kehormatan Cabang/Daerah menyampaikan jawaban tertulis, Dewan Kehormatan Cabang/Daerah menyampaikan pemberitahuan kedua dengan peringatan bahwa apabila dalam waktu 14 (empat pemberitahuan kedua dengan peringatan bahwa apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal surat peringatan tersebut tetap tidak memberikan belas) hari sejak tanggal surat peringatan tersebut tetap tidak memberikan jawaban tertulis, maka ia dianggap telah melepaskan hak jawabnyajawaban tertulis, maka ia dianggap telah melepaskan hak jawabnya

Pengaduan dan Tata Cara PengaduaPengaduan dan Tata Cara Pengadua Pengaduan diatur di dalam Pasal 11 Kode Etik Advokat:Pengaduan diatur di dalam Pasal 11 Kode Etik Advokat: Pengaduan dapat diajukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan merasa Pengaduan dapat diajukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan merasa

dirugikan, yaitu:dirugikan, yaitu: Klien.Klien. Teman sejawat Advokat.Teman sejawat Advokat. Pejabat Pemerintah.Pejabat Pemerintah. Anggota Masyarakat.Anggota Masyarakat. Dewan Pimpinan Pusat/Cabang/Daerah dan organisasi profesi dimana Teradu menjadi Dewan Pimpinan Pusat/Cabang/Daerah dan organisasi profesi dimana Teradu menjadi

anggota.anggota. Selain untuk kepentingan organisasi, Dewan Pimpinan Pusat atau Dewan Selain untuk kepentingan organisasi, Dewan Pimpinan Pusat atau Dewan

Pimpinan Cabang/Daerah dapat juga bertindaksebagai pengadu dalam hal Pimpinan Cabang/Daerah dapat juga bertindaksebagai pengadu dalam hal menyangkut kepentingan hukum dan kepentingan umum dan yang menyangkut kepentingan hukum dan kepentingan umum dan yang dipersamakan untuk itu.dipersamakan untuk itu.

Pengaduan yang dapat diajukan hanyalah yang mengenai pelanggaran terhadap Pengaduan yang dapat diajukan hanyalah yang mengenai pelanggaran terhadap Kode Etik Advokat.Kode Etik Advokat.

Page 24: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d

Dalam hal teradu tidak menyampaikan jawaban sebagaimana Dalam hal teradu tidak menyampaikan jawaban sebagaimana diatur diatas dan dianggap telah melepaskan hak jawabnya, diatur diatas dan dianggap telah melepaskan hak jawabnya, Dewan Kehormatan Cabang/Daerah dapat segera menjatuhkan Dewan Kehormatan Cabang/Daerah dapat segera menjatuhkan putusan tanpa kehadiran pihak-pihak yang bersangkutan.putusan tanpa kehadiran pihak-pihak yang bersangkutan.

Dalam hal jawaban yang diadukan telah diterima, maka Dewan Dalam hal jawaban yang diadukan telah diterima, maka Dewan Kehormatan dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) Kehormatan dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari menetapkan hari sidang dan menyampaikan panggilan secara hari menetapkan hari sidang dan menyampaikan panggilan secara patut kepada pengadu dan kepada teradu untuk hadir patut kepada pengadu dan kepada teradu untuk hadir dipersidangan yang sudah ditetapkan tersebut.dipersidangan yang sudah ditetapkan tersebut.

Panggilan-panggilan tersebut harus sudah diterima oleh yang Panggilan-panggilan tersebut harus sudah diterima oleh yang bersangkutan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum hari sidang yang bersangkutan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum hari sidang yang ditentukan.ditentukan.

Pengadu dan yang teradu:Pengadu dan yang teradu: Harus hadir secara pribadi dan tidak dapat menguasakan kepada Harus hadir secara pribadi dan tidak dapat menguasakan kepada

orang lain, yang jika dikehendaki masing-masing dapat didampingi orang lain, yang jika dikehendaki masing-masing dapat didampingi oleh penasihat.oleh penasihat.

Berhak untuk mengajukan saksi-saksi dan bukti-bukti.Berhak untuk mengajukan saksi-saksi dan bukti-bukti.

Page 25: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d Pada sidang pertama yang dihadiri kedua belah pihak:Pada sidang pertama yang dihadiri kedua belah pihak:

Dewan Kehormatan akan menjelaskan tata cara pemeriksaan yang berlaku;Dewan Kehormatan akan menjelaskan tata cara pemeriksaan yang berlaku; Perdamaian hanya dimungkinkan bagi pengaduan yang bersifat perdata atau Perdamaian hanya dimungkinkan bagi pengaduan yang bersifat perdata atau

hanya untuk kepentingan pengadu dan teradu dan tidak mempunyai kaitan hanya untuk kepentingan pengadu dan teradu dan tidak mempunyai kaitan langsung dengan kepentingan organisasi atau umum, dimana pengadu akan langsung dengan kepentingan organisasi atau umum, dimana pengadu akan mencabut kembali pengaduannya atau dibuatkan akta perdamaian yang mencabut kembali pengaduannya atau dibuatkan akta perdamaian yang dijadikan dasar keputusan oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah yang dijadikan dasar keputusan oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah yang langsung mempunyai kekuatan hukum yang pasti;langsung mempunyai kekuatan hukum yang pasti;

Kedua belah pihak diminta mengemukakan alasan-alasan pengaduannya atau Kedua belah pihak diminta mengemukakan alasan-alasan pengaduannya atau pembelaannya secara bergiliran, sedangkan surat-surat bukti akan diperiksa dan pembelaannya secara bergiliran, sedangkan surat-surat bukti akan diperiksa dan saksi-saksi akan didengan oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah.saksi-saksi akan didengan oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah.

Apabila pada sidang yang pertama kalinya salah satu pihak tidak hadir:Apabila pada sidang yang pertama kalinya salah satu pihak tidak hadir: Sidang ditunda sampai dengan sidang berikutnya paling lambat 14 (empat Sidang ditunda sampai dengan sidang berikutnya paling lambat 14 (empat

belas) hari dengan memanggil pihak yang tidak hadir secara patut;belas) hari dengan memanggil pihak yang tidak hadir secara patut; Apabila pengadu yang telah dipanggil 2 (dua) kali tidak hadir tanpa alasan yang Apabila pengadu yang telah dipanggil 2 (dua) kali tidak hadir tanpa alasan yang

sah, pengaduan dinyatakan gugur dan ia tidak dapat mengajukan pengaduan sah, pengaduan dinyatakan gugur dan ia tidak dapat mengajukan pengaduan lagi atas dasar yang sama kecuali Dewan Kehormatan Cabang/Daerah lagi atas dasar yang sama kecuali Dewan Kehormatan Cabang/Daerah berpendapat bahwa materi pengaduan berkaitan dengan kepentingan umum berpendapat bahwa materi pengaduan berkaitan dengan kepentingan umum atau kepentingan organisasi;atau kepentingan organisasi;

Apabila teradu telah dipanggil sampai 2 (dua) kali tidak datang tanpa alasan Apabila teradu telah dipanggil sampai 2 (dua) kali tidak datang tanpa alasan yang sah, pemeriksaan diteruskan tanpa hadirnya teradu;yang sah, pemeriksaan diteruskan tanpa hadirnya teradu;

Dewan berwenang untuk memberikan keputusan di luar hadirnya yang teradu, Dewan berwenang untuk memberikan keputusan di luar hadirnya yang teradu, yang mempunyai kekuatan yang sama seperti keputusan biasa.yang mempunyai kekuatan yang sama seperti keputusan biasa.

Page 26: Kode Etik Profesi 2

C. Prosedur Pemeriksaan Tingkat C. Prosedur Pemeriksaan Tingkat Pertama oleh Dewan Kehormatan Pertama oleh Dewan Kehormatan

Cabang/DaerahCabang/Daerah

Prosedur Pemeriksaan Tingkat Pertama oleh Dewan Kehormatan Cabang/DaerahProsedur Pemeriksaan Tingkat Pertama oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah Pemeriksaan Tingkat Pertama Oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah diatur di Pemeriksaan Tingkat Pertama Oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah diatur di

dalam Pasal 13 Kode Etik Advokat:dalam Pasal 13 Kode Etik Advokat: Dewan Kehormatan Cabang/Daerah setelah menerima pengaduan tertulis yang Dewan Kehormatan Cabang/Daerah setelah menerima pengaduan tertulis yang

disertai surat-surat bukti yang dianggap perlu, menyampaikan surat pemberitahuan disertai surat-surat bukti yang dianggap perlu, menyampaikan surat pemberitahuan selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari dengan surat kilat selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari dengan surat kilat khusus/tercatat kepada teradu tentang adanya pengaduan dengan menyampaikan khusus/tercatat kepada teradu tentang adanya pengaduan dengan menyampaikan salinan/copy surat pengaduan tersebut.salinan/copy surat pengaduan tersebut.

Selambat-lambatnya dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari pihak teradu harus Selambat-lambatnya dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari pihak teradu harus memberikan jawabannya secara tertulis kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah memberikan jawabannya secara tertulis kepada Dewan Kehormatan Cabang/Daerah yang bersangkutan, disertai surat-surat bukti yang dianggap perlu.yang bersangkutan, disertai surat-surat bukti yang dianggap perlu.

Jika dalam waktu 21 (dua puluh satu ) hari tersebut teradu tidak memberikan Jika dalam waktu 21 (dua puluh satu ) hari tersebut teradu tidak memberikan jawaban tertulis, Dewan Kehormatan Cabang/Daerah menyampaikan pemberitahuan jawaban tertulis, Dewan Kehormatan Cabang/Daerah menyampaikan pemberitahuan kedua dengan peringatan bahwa apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak kedua dengan peringatan bahwa apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal surat peringatan tersebut tetap tidak memberikan jawaban tertulis, maka ia tanggal surat peringatan tersebut tetap tidak memberikan jawaban tertulis, maka ia dianggap telah melepaskan hak jawabnya.dianggap telah melepaskan hak jawabnya.

Dalam hal teradu tidak menyampaikan jawaban sebagaimana diatur diatas dan Dalam hal teradu tidak menyampaikan jawaban sebagaimana diatur diatas dan dianggap telah melepaskan hak jawabnya, Dewan Kehormatan Cabang/Daerah dapat dianggap telah melepaskan hak jawabnya, Dewan Kehormatan Cabang/Daerah dapat segera menjatuhkan putusan tanpa kehadiran pihak-pihak yang bersangkutan.segera menjatuhkan putusan tanpa kehadiran pihak-pihak yang bersangkutan.

Dalam hal jawaban yang diadukan telah diterima, maka Dewan Kehormatan dalam Dalam hal jawaban yang diadukan telah diterima, maka Dewan Kehormatan dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari menetapkan hari sidang dan waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari menetapkan hari sidang dan menyampaikan panggilan secara patut kepada pengadu dan kepada teradu untuk menyampaikan panggilan secara patut kepada pengadu dan kepada teradu untuk hadir dipersidangan yang sudah ditetapkan tersebut.hadir dipersidangan yang sudah ditetapkan tersebut.

Page 27: Kode Etik Profesi 2

Cont’d Cont’d Panggilan-panggilan tersebut harus sudah diterima oleh yang bersangkutan paling lambat 3 (tiga) Panggilan-panggilan tersebut harus sudah diterima oleh yang bersangkutan paling lambat 3 (tiga)

hari sebelum hari sidang yang ditentukan.hari sebelum hari sidang yang ditentukan. Pengadu dan yang teradu:Pengadu dan yang teradu:

Harus hadir secara pribadi dan tidak dapat menguasakan kepada orang lain, yang jika Harus hadir secara pribadi dan tidak dapat menguasakan kepada orang lain, yang jika dikehendaki masing-masing dapat didampingi oleh penasihat.dikehendaki masing-masing dapat didampingi oleh penasihat.

Berhak untuk mengajukan saksi-saksi dan bukti-bukti.Berhak untuk mengajukan saksi-saksi dan bukti-bukti. Pada sidang pertama yang dihasiri kedua belah pihak:Pada sidang pertama yang dihasiri kedua belah pihak:

Dewan Kehormatan akan menjelaskan tata cara pemeriksaan yang berlaku;Dewan Kehormatan akan menjelaskan tata cara pemeriksaan yang berlaku; Perdamaian hanya dimungkinkan bagi pengaduan yang bersifat perdata atau hanya untuk Perdamaian hanya dimungkinkan bagi pengaduan yang bersifat perdata atau hanya untuk

kepentingan pengadu dan teradu dan tidak mempunyai kaitan langsung dengan kepentingan kepentingan pengadu dan teradu dan tidak mempunyai kaitan langsung dengan kepentingan organisasi atau umum, dimana pengadu akan mencabut kembali pengaduannya atau organisasi atau umum, dimana pengadu akan mencabut kembali pengaduannya atau dibuatkan akta perdamaian yang dijadikan dasar keputusan oleh Dewan Kehormatan dibuatkan akta perdamaian yang dijadikan dasar keputusan oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah yang langsung mempunyai kekuatan hukum yang pasti;Cabang/Daerah yang langsung mempunyai kekuatan hukum yang pasti;

Kedua belah pihak diminta mengemukakan alasan-alasan pengaduannya atau pembelaannya Kedua belah pihak diminta mengemukakan alasan-alasan pengaduannya atau pembelaannya secara bergiliran, sedangkan surat-surat bukti akan diperiksa dan saksi-saksi akan didengan secara bergiliran, sedangkan surat-surat bukti akan diperiksa dan saksi-saksi akan didengan oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah.oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah.

Apabila pada sidang yang pertama kalinya salah satu pihak tidak hadir:Apabila pada sidang yang pertama kalinya salah satu pihak tidak hadir: Sidang ditunda sampai dengan sidang berikutnya paling lambat 14 (empat belas) hari dengan Sidang ditunda sampai dengan sidang berikutnya paling lambat 14 (empat belas) hari dengan

memanggil pihak yang tidak hadir secara patut;memanggil pihak yang tidak hadir secara patut; Apabila pengadu yang telah dipanggil 2 (dua) kali tidak hadir tanpa alasan yang sah, Apabila pengadu yang telah dipanggil 2 (dua) kali tidak hadir tanpa alasan yang sah,

pengaduan dinyatakan gugur dan ia tidak dapat mengajukan pengaduan lagi atas dasar yang pengaduan dinyatakan gugur dan ia tidak dapat mengajukan pengaduan lagi atas dasar yang sama kecuali Dewan Kehormatan Cabang/Daerah berpendapat bahwa materi pengaduan sama kecuali Dewan Kehormatan Cabang/Daerah berpendapat bahwa materi pengaduan berkaitan dengan kepentingan umum atau kepentingan organisasi;berkaitan dengan kepentingan umum atau kepentingan organisasi;

Apabila teradu telah dipanggil sampai 2 (dua) kali tidak datang tanpa alasan yang sah, Apabila teradu telah dipanggil sampai 2 (dua) kali tidak datang tanpa alasan yang sah, pemeriksaan diteruskan tanpa hadirnya teradu;pemeriksaan diteruskan tanpa hadirnya teradu;

Dewan berwenang untuk memberikan keputusan di luar hadirnya yang teradu, yang Dewan berwenang untuk memberikan keputusan di luar hadirnya yang teradu, yang mempunyai kekuatan yang sama seperti keputusan biasa.mempunyai kekuatan yang sama seperti keputusan biasa.

Page 28: Kode Etik Profesi 2

Pengaduan(Ps.11 KEAI)

DewanKehormatan

Daerah(Ps.12 KEAI)

JawabanTeradu

(Ps. 13 (2) KEAI)

PenyampaianSalinanPutusan

(Ps. 17 KEAI)

Putusan(Ps. 15 KEAI)

PenetapanHari Sidang

(Ps. 13 (5) KEAI)

Sidang(Ps. 13 (9) KEAI)

PenyampaianSalinan

Pengaduan(Ps. 13 (1) KEAI)

14Hari

21 Hari

14 Hari

14Hari

Page 29: Kode Etik Profesi 2

D. Prosedur Pemeriksaan TingkatD. Prosedur Pemeriksaan Tingkat Banding oleh Dewan Kehormatan Banding oleh Dewan Kehormatan

PusatPusat Pemeriksaan Tingkat Banding Dewan Kehormatan Pusat diatur di dalam Pemeriksaan Tingkat Banding Dewan Kehormatan Pusat diatur di dalam

Pasal 18:Pasal 18: Apabila pengadu atau teradu tidak puas dengan keputusan Dewan Apabila pengadu atau teradu tidak puas dengan keputusan Dewan

Kehormatan Cabang/Daerah, ia berhak mengajukan permohonan banding Kehormatan Cabang/Daerah, ia berhak mengajukan permohonan banding atas keputusan tersebut kepada Dewan Kehormatan Pusat.atas keputusan tersebut kepada Dewan Kehormatan Pusat.

Pengajuan permohonan banding beserta Memori Banding yang sifanta Pengajuan permohonan banding beserta Memori Banding yang sifanta wajib, harus disampaikan melalui Dewan Kehormatan Cabang/Daerah dlam wajib, harus disampaikan melalui Dewan Kehormatan Cabang/Daerah dlam waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal yang bersangkutan menerima waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal yang bersangkutan menerima salinan keputusan.salinan keputusan.

Dewan Kehormatan Cabang/Daerah setelah menerima Memori Banding Dewan Kehormatan Cabang/Daerah setelah menerima Memori Banding yang bersangkutan selaku pembanding selambat-lambatnya dalam waktu yang bersangkutan selaku pembanding selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak penerimaannya, mengirimkan salinannya 14 (empat belas) hari sejak penerimaannya, mengirimkan salinannya melalui surat kilat khusus/tercatat kepada pihak lainnya selaku terbanding.melalui surat kilat khusus/tercatat kepada pihak lainnya selaku terbanding.

Pihak terbanding dapat mengajukan Kontra Memori Banding selambat-Pihak terbanding dapat mengajukan Kontra Memori Banding selambat-lambatnya dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak penerimaan Memori lambatnya dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak penerimaan Memori Banding.Banding.

Jika jangka waktu yang ditentukan terbanding tidak menyampaikan Kontra Jika jangka waktu yang ditentukan terbanding tidak menyampaikan Kontra Memori Banding ia dianggap telah melepaskan haknya untul itu.Memori Banding ia dianggap telah melepaskan haknya untul itu.

Page 30: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d Selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak berkas perkara Selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak berkas perkara

dilengkapi dengan bahan-bahan yang diperlukan, berkas perkara tersebut diteruskan dilengkapi dengan bahan-bahan yang diperlukan, berkas perkara tersebut diteruskan oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah kepada Dewan Kehormatan Pusat.oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah kepada Dewan Kehormatan Pusat.

Pengajuan permohonan banding menyebabkan ditundanya pelaksanaan keputusan Pengajuan permohonan banding menyebabkan ditundanya pelaksanaan keputusan Dewan Kehormatan Cabang/Daerah.Dewan Kehormatan Cabang/Daerah.

Dewan Kehormatan Pusat memutus dengan susunan Majelis yang terdiri sekurang-Dewan Kehormatan Pusat memutus dengan susunan Majelis yang terdiri sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota atau lebih, tetapi harus berjumlah ganjil yang kurangnya 3 (tiga) orang anggota atau lebih, tetapi harus berjumlah ganjil yang salah satu merangkap ketua Majelis.salah satu merangkap ketua Majelis.

Majelis dapat terdiri dari Dewan Kehormatan atau ditambah dengan Anggota Majelis Majelis dapat terdiri dari Dewan Kehormatan atau ditambah dengan Anggota Majelis Kehormatan Ad Hoc yaitu orang yang menjalankan profesi di bidang hukum serta Kehormatan Ad Hoc yaitu orang yang menjalankan profesi di bidang hukum serta mempunyai pengetahuan dan menjiwai Kode Etik Advokat.mempunyai pengetahuan dan menjiwai Kode Etik Advokat.

Majelis dipilih dalam rapat Dewan Kehormatan Pusat yang khusus diadakan untuk itu Majelis dipilih dalam rapat Dewan Kehormatan Pusat yang khusus diadakan untuk itu yang dipimpin oleh Ketua Dewan Kehormatan Pusat atau jika ia berhalangan oleh yang dipimpin oleh Ketua Dewan Kehormatan Pusat atau jika ia berhalangan oleh anggota lainnya yang tertua.anggota lainnya yang tertua.

Dewan Kehormatan Pusat memutus berdasar bahan-bahan yang ada dalam berkas Dewan Kehormatan Pusat memutus berdasar bahan-bahan yang ada dalam berkas perkara, tetapi jika dianggap perlu dapat meminta bahan tambahan dari pihak-pihak perkara, tetapi jika dianggap perlu dapat meminta bahan tambahan dari pihak-pihak yang bersangkutan atau memanggil mereka langsung atas biaya sendir.yang bersangkutan atau memanggil mereka langsung atas biaya sendir.

Dewan Kehormatan Pusat secara prerogasi dapat menerima permohonan Dewan Kehormatan Pusat secara prerogasi dapat menerima permohonan pemeriksaan langsung dari suatu perkara yang diteruskan oleh Dewan Kehormatan pemeriksaan langsung dari suatu perkara yang diteruskan oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah asal saja permohonan seperti itu dilampiri surat persetujuan dari Cabang/Daerah asal saja permohonan seperti itu dilampiri surat persetujuan dari kedua belah pihak agar perkaranya diperiksa langsung oleh Dewan Kehormatan kedua belah pihak agar perkaranya diperiksa langsung oleh Dewan Kehormatan Pusat.Pusat.

Semua ketentuan yang berlaku untuk pemeriksaan pada tingkat pertama oleh Semua ketentuan yang berlaku untuk pemeriksaan pada tingkat pertama oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah, mutatis mutandis berlaku untuk pemeriksaan Dewan Kehormatan Cabang/Daerah, mutatis mutandis berlaku untuk pemeriksaan pada tingkat banding oleh Dewan Kehormatan Pusat.pada tingkat banding oleh Dewan Kehormatan Pusat.

Page 31: Kode Etik Profesi 2

Pengajuan BandingSetelah Menerima

Putusan(Ps.18 (1) KEAI)

TerbandingMengajukan Kontra

Memori(Ps. 18 (4) KEAI)

Berkas dikirim keDewan Kehormatan

Pusat(Ps. 18 (6) KEAI)

Memori BandingDisampaikan ke

Terbanding(Ps.18 (3) KEAI)

Dewan Kehormatan Pusat

Melalui DKP(Ps. 18 (2) KEAI)

Sidang

21 Hari

14Hari

21Hari

14 Hari

PutusanDewan Kehormatan

Pusat(Ps. 19 (1-3) KEAI)

PenyampaianSalinan Putusan

(Ps. 19 (4) KEAI)

14Hari

Page 32: Kode Etik Profesi 2

E. Cara Pengambilan Keputusan E. Cara Pengambilan Keputusan oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah dan oleh Dewan Kehormatan Cabang/Daerah dan

Dewan Kehormatan PusatDewan Kehormatan Pusat Dewan Kehormatan PusatDewan Kehormatan Pusat..

Cara Pengambilan Keputusan ini diatur dalam Pasal 15 Kode Etik Advokat:Cara Pengambilan Keputusan ini diatur dalam Pasal 15 Kode Etik Advokat: Setelah memeriksa dan mempertimbangkan pengaduan, pembelaan, surat-surat Setelah memeriksa dan mempertimbangkan pengaduan, pembelaan, surat-surat

bukti dan keterangan saksi-saksi maka Majelis Dewan Kehormatan mengambil bukti dan keterangan saksi-saksi maka Majelis Dewan Kehormatan mengambil Keputusan yang dapat berupa:Keputusan yang dapat berupa:

Menyatakan pengaduan dari pengadu tidak dapat diterima;Menyatakan pengaduan dari pengadu tidak dapat diterima; Menerima pengaduan dari pengadu dan mengadili serta menjatuhkan sanksi-Menerima pengaduan dari pengadu dan mengadili serta menjatuhkan sanksi-

sanksi kepada teradu;sanksi kepada teradu; Menolak pengaduan dari pengadu.Menolak pengaduan dari pengadu.

Keputusan harus memuat pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasarnya dan Keputusan harus memuat pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasarnya dan menunjuk pada pasal-pasal Kode Etik yang dilanggar.menunjuk pada pasal-pasal Kode Etik yang dilanggar.

Majelis Dewan Kehormatan mengambil keputusan dengan suara terbanyak dan Majelis Dewan Kehormatan mengambil keputusan dengan suara terbanyak dan mengucapkannya dalam sidang terbuka dengan atau tanpa dihadiri oleh pihak-pihak mengucapkannya dalam sidang terbuka dengan atau tanpa dihadiri oleh pihak-pihak yang bersangkutan, setelah sebelumnya memberitahukan hari, tanggal dan waktu yang bersangkutan, setelah sebelumnya memberitahukan hari, tanggal dan waktu persidangan tersebut kepada pihak-pihak yang bersangkutan.persidangan tersebut kepada pihak-pihak yang bersangkutan.

Anggota Majelis yang kalah dalam pengambilan suara berhak membuat catatan Anggota Majelis yang kalah dalam pengambilan suara berhak membuat catatan keberatan yang dilampirkan di dalam berkas perkara.keberatan yang dilampirkan di dalam berkas perkara.

Keputusan ditandatangani oleh Ketua dan semua Anggota Majelis, yang apabila Keputusan ditandatangani oleh Ketua dan semua Anggota Majelis, yang apabila berhalangan untuk menandatangani keputusan, hal mana disebut dalam keputusan berhalangan untuk menandatangani keputusan, hal mana disebut dalam keputusan yang bersangkutan.yang bersangkutan.

Page 33: Kode Etik Profesi 2

F. Sanksi-Sanksi terhadap F. Sanksi-Sanksi terhadap Pelanggaran Kode Etik Advokat Pelanggaran Kode Etik Advokat

Indonesia oleh AdvokatIndonesia oleh Advokat Sanksi-sanksi terhadap pelanggaran Kode Sanksi-sanksi terhadap pelanggaran Kode

Etik Advokat Indonesia oleh AdvokatEtik Advokat Indonesia oleh Advokat Sanksi-sanksi ini diatur di dalam Pasal 16 Sanksi-sanksi ini diatur di dalam Pasal 16

Kode Etik Advokat:Kode Etik Advokat: Hukuman yang diberikan dalam keputusan Hukuman yang diberikan dalam keputusan

dapat berupa:dapat berupa: Peringatan biasa.Peringatan biasa. Peringatan keras.Peringatan keras. Pemberhentian sementara untuk waktu Pemberhentian sementara untuk waktu

tertentu.tertentu. Pemecatan dari keanggotan organisasi profesi.Pemecatan dari keanggotan organisasi profesi.

Page 34: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d Dengan pertimbangan atas berat atau ringannya sifat pelanggaran Kode Dengan pertimbangan atas berat atau ringannya sifat pelanggaran Kode

Etik Advokat dapat dikenakan sanksi:Etik Advokat dapat dikenakan sanksi: Peringatan biasa bilamana sifat pelanggarannya tidak berat;Peringatan biasa bilamana sifat pelanggarannya tidak berat; Peringatan keras bilamana sifat pelanggarannya berat atau Peringatan keras bilamana sifat pelanggarannya berat atau

mengulangi kembali melanggar kode etik dan atau tidak mengulangi kembali melanggar kode etik dan atau tidak mengindahkan sanksi peringatan yang pernah diberikan;mengindahkan sanksi peringatan yang pernah diberikan;

Pemberhentian sementara untuk waktu tertentu bilamana sifat Pemberhentian sementara untuk waktu tertentu bilamana sifat pelanggarannya bert, tidak mengindahkan dan tidak menghormati pelanggarannya bert, tidak mengindahkan dan tidak menghormati ketentuan kode etik atau bilamana setelah mendapat sanksi berupa ketentuan kode etik atau bilamana setelah mendapat sanksi berupa peringatan keras masih mengulangi melakukan pelanggaran kode etik;peringatan keras masih mengulangi melakukan pelanggaran kode etik;

Pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi bilamana dilakukan Pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi bilamana dilakukan pelanggaran kode etik dengan maksud dan tujuan merusak citra serta pelanggaran kode etik dengan maksud dan tujuan merusak citra serta martabat kehormatan profesi Advokat yang wajib dijunjung tinggi martabat kehormatan profesi Advokat yang wajib dijunjung tinggi sebagai profesi advokat yang mulia dan terhormat.sebagai profesi advokat yang mulia dan terhormat.

Pemberian sanksi pemberhentian sementara untuk waktu tertentu harus Pemberian sanksi pemberhentian sementara untuk waktu tertentu harus diikuti larangan untuk menjalankan profesi advokat diluar maupun dimuka diikuti larangan untuk menjalankan profesi advokat diluar maupun dimuka pengadilan.pengadilan.

Terhadap mereka yang dijatuhi sanksi pemberhentian untuk waktu Terhadap mereka yang dijatuhi sanksi pemberhentian untuk waktu tertentu dan atau pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi tertentu dan atau pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi disampaikan kepada Mahkamah Agung untuk diketahui dan dicatat dalam disampaikan kepada Mahkamah Agung untuk diketahui dan dicatat dalam daftar Advokat.daftar Advokat.

Page 35: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d Adapun Advokat yang dapat dikenakan tindakan beruapa Adapun Advokat yang dapat dikenakan tindakan beruapa

sanksi-sanksi yang telah disebutkan di atas, Undang-sanksi-sanksi yang telah disebutkan di atas, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat memberikan rincian sebagaimana yang diatur di dalam memberikan rincian sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 6 Bab tentang Penindakan yang berbunyi:Pasal 6 Bab tentang Penindakan yang berbunyi:

““Advokat dapat dikenai tindakan dengan alasan:Advokat dapat dikenai tindakan dengan alasan: mengabaikan atau menelantar kepentingan Kliennya;mengabaikan atau menelantar kepentingan Kliennya; berbuat atau bertingkah laku yang tidak patut terhadap lawan atau berbuat atau bertingkah laku yang tidak patut terhadap lawan atau

rekan seprofesinya;rekan seprofesinya; bersikap, beringkah laku, bertutur kata, atau mengeluarkan bersikap, beringkah laku, bertutur kata, atau mengeluarkan

pernyataan yang menunjukkan sikap tidak hormat terhadap pernyataan yang menunjukkan sikap tidak hormat terhadap hukum, peraturan perundang-undangan, atau pengadilan;hukum, peraturan perundang-undangan, atau pengadilan;

berbuat hal-hal yang bertentangan dengan kewajiban, berbuat hal-hal yang bertentangan dengan kewajiban, kehormatan, atau harkat dan martabat profesinya;kehormatan, atau harkat dan martabat profesinya;

melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dan atau perbuatan tercela;dan atau perbuatan tercela;

melanggar sumpah/janji Advokat dan/atau kode etik profesi melanggar sumpah/janji Advokat dan/atau kode etik profesi Advokat.”Advokat.”

Page 36: Kode Etik Profesi 2

G. Keputusan Dewan Kehormatan G. Keputusan Dewan Kehormatan PusatPusat

Keputusan Dewan KehormatanKeputusan Dewan Kehormatan Keputusan Dewan Kehormatan ini diatur di dalam Keputusan Dewan Kehormatan ini diatur di dalam

Pasal 19 Kode Etik Advokat:Pasal 19 Kode Etik Advokat: Dewan Kehormatan Pusat dapat menguatkan, Dewan Kehormatan Pusat dapat menguatkan,

mengubah atau membatalkan keputusan Dewan mengubah atau membatalkan keputusan Dewan Kehormatan Cabang/Daerah dengan memutus Kehormatan Cabang/Daerah dengan memutus sendiri.sendiri.

Keputusan Dewan Kehormatan Pusat mempunyai Keputusan Dewan Kehormatan Pusat mempunyai kekuatan tetap sejak diucapkan dalam sidang kekuatan tetap sejak diucapkan dalam sidang terbuka dengan atau tanpa dihadiri para pihak terbuka dengan atau tanpa dihadiri para pihak dimana hari, tanggal dan waktunya telah dimana hari, tanggal dan waktunya telah dibertahukan sebelumnya kepada pihak-pihak dibertahukan sebelumnya kepada pihak-pihak yang bersangkutan.yang bersangkutan.

Page 37: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d Keputusan Dewan Kehormatan Pusat adalah final dan Keputusan Dewan Kehormatan Pusat adalah final dan

mengikat yang tidak dapat diganggu gugat dalam forum mengikat yang tidak dapat diganggu gugat dalam forum manapun, termasuk dalam MUNAS.manapun, termasuk dalam MUNAS.

Dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari Dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah keputusan diucapkan, salinan keputusan Dewan setelah keputusan diucapkan, salinan keputusan Dewan Kehormatan Pusat harus disampaikan kepada:Kehormatan Pusat harus disampaikan kepada:

Anggota yang diadukan/teradu baik sebagai pembanding ataupun Anggota yang diadukan/teradu baik sebagai pembanding ataupun terbanding;terbanding;

Pengadu baik selaku pembanding ataupun terbanding;Pengadu baik selaku pembanding ataupun terbanding; Dewan Pimpinan Cabang/Daerah yang bersangkutan;Dewan Pimpinan Cabang/Daerah yang bersangkutan; Dewan Kehormatan Cabang/Daerah yang bersangkutan;Dewan Kehormatan Cabang/Daerah yang bersangkutan; Dewan Pimpinan Pusat dan masing-masing organisasi profesi;Dewan Pimpinan Pusat dan masing-masing organisasi profesi; Instansi-instansi yang dianggap perlu.Instansi-instansi yang dianggap perlu.

Apabila seseorang telah dipecat, maka Dewan Kehormatan Apabila seseorang telah dipecat, maka Dewan Kehormatan Pusat atau Dewan Kehormatan Cabang/daerah meminta Pusat atau Dewan Kehormatan Cabang/daerah meminta kepada Dewan Pimpinan Pusat/Organisasi profesi untuk kepada Dewan Pimpinan Pusat/Organisasi profesi untuk memecat orang yang bersangkutan dari keanggotaan memecat orang yang bersangkutan dari keanggotaan organisasi profesi.organisasi profesi.

Page 38: Kode Etik Profesi 2

H. Cara Penyampaian Salinan H. Cara Penyampaian Salinan PutusanPutusan

Penyampaian Salinan Keputusan diatur di dalam Penyampaian Salinan Keputusan diatur di dalam Pasal 17 Kode etik Advokat:Pasal 17 Kode etik Advokat:

““Dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat Dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah keputusan diucapkan, salinan belas) hari setelah keputusan diucapkan, salinan keputusan Dewan Kehormatan Cabang/Daerah keputusan Dewan Kehormatan Cabang/Daerah harus disampaikan kepada:harus disampaikan kepada:

Anggota yang diadukan/teradu;Anggota yang diadukan/teradu; Pengadu;Pengadu; Dewan Pimpinan Cabang/Daerah dan semua organisasi Dewan Pimpinan Cabang/Daerah dan semua organisasi

profesi;profesi; Dewan Pimpinan Pusat dari masing-masing organisasi profesi;Dewan Pimpinan Pusat dari masing-masing organisasi profesi; Dewan Kehormatan Pusat;Dewan Kehormatan Pusat; Instansi-instansi yang dianggap perlu apabila keputusan telah Instansi-instansi yang dianggap perlu apabila keputusan telah

mempunyai kekuatan hukum yang pasti.mempunyai kekuatan hukum yang pasti.

Page 39: Kode Etik Profesi 2

Kode Etik ProfesiKode Etik Profesi

Contoh KasusContoh Kasus

Page 40: Kode Etik Profesi 2

Pengadu :Rudy Pratikno, S.H.Pengadu :Rudy Pratikno, S.H.MelawanMelawan

Teradu : M. Syahrullah S.H. dan Syaki Agam S.H.Teradu : M. Syahrullah S.H. dan Syaki Agam S.H.

Kronologi peristiwa :Kronologi peristiwa :

Pengadu adalah kuasa hukum dari Ir. Cindy mengajukan gugatan Pengadu adalah kuasa hukum dari Ir. Cindy mengajukan gugatan dalam kasus tanah di PTUNdalam kasus tanah di PTUN

Pengadu melaksanakan tugas profesi termasuk pengajuan KTP Pengadu melaksanakan tugas profesi termasuk pengajuan KTP dan Keterangan Domisili klien Pengadu sebagai identitas dalam dan Keterangan Domisili klien Pengadu sebagai identitas dalam perkara di PTUNperkara di PTUN

Teradu dengan kliennya melaporkan Pengadu ke POLRES Jakarta Teradu dengan kliennya melaporkan Pengadu ke POLRES Jakarta Barat dan Teradu memberikan keterangan di BAP untuk kliennya Barat dan Teradu memberikan keterangan di BAP untuk kliennya dalam kasus pemalsuan identitas dan keterangan palsu atas KTP dalam kasus pemalsuan identitas dan keterangan palsu atas KTP klien Pengadu.klien Pengadu.

Oleh karena laporan tersebut Pengadu ditahan sebagai tahanan Oleh karena laporan tersebut Pengadu ditahan sebagai tahanan Jaksa. Pengadu mengirimkan laporan ke Ketua dan Pengurus Jaksa. Pengadu mengirimkan laporan ke Ketua dan Pengurus IKADIN Jakarta Timur yang lalu membentuk tim pembela dengan IKADIN Jakarta Timur yang lalu membentuk tim pembela dengan upaya pertama mengajukan permohonan penangguhan upaya pertama mengajukan permohonan penangguhan penahanan.penahanan.

Sejak penyidikan Pengadu merasakan tekanan dengan adanya Sejak penyidikan Pengadu merasakan tekanan dengan adanya demo-demo yang para Teradu ikut di dalamnya pada saat demo-demo yang para Teradu ikut di dalamnya pada saat Pengadu diserahkan Penyidik ke Kejaksaan.Pengadu diserahkan Penyidik ke Kejaksaan.

Page 41: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d Melalui pemberitaan media massa, para Teradu menuduh Pengadu melakukan Melalui pemberitaan media massa, para Teradu menuduh Pengadu melakukan

tindak pidana pemalsuan KTP dan pemalsuan surat keterangan lainnya dengan tindak pidana pemalsuan KTP dan pemalsuan surat keterangan lainnya dengan menggunakan kata-kata yang tidak pantas seperti Teradu ”meminta agar menggunakan kata-kata yang tidak pantas seperti Teradu ”meminta agar permohonan penahanan Rudy dikesampingkan saja”, dan ”Dia itu licin seperti permohonan penahanan Rudy dikesampingkan saja”, dan ”Dia itu licin seperti belut, selama ini dia berpindah-pindah tempat terus”.belut, selama ini dia berpindah-pindah tempat terus”.

Memanfaaatkan media massa dan mempengaruhi pemberitaan untuk Memanfaaatkan media massa dan mempengaruhi pemberitaan untuk menghina dan mencemarkan nama baik dengan menuduh ” tersangka mafia menghina dan mencemarkan nama baik dengan menuduh ” tersangka mafia ”tanah”, ”penjahat intelektual”, ”advokat gadungan”.”tanah”, ”penjahat intelektual”, ”advokat gadungan”.

Teradu dinilai melanggar ketentuan Pasal 5 huruf (a), hubungan antara teman Teradu dinilai melanggar ketentuan Pasal 5 huruf (a), hubungan antara teman sejawat advokat harus dilandasi dengan sikap saling menghormati dan saling sejawat advokat harus dilandasi dengan sikap saling menghormati dan saling mempercayai , pasal 5 huruf b yang menyatakan ”advokat jika membicarakan mempercayai , pasal 5 huruf b yang menyatakan ”advokat jika membicarakan teman sejawat atau jika berhadapan satu sama lain dalam sidang pengadilan, teman sejawat atau jika berhadapan satu sama lain dalam sidang pengadilan, hendaknya tidak menggunakan kata-kata yang tidak sopan”, dan pasal 3 huruf hendaknya tidak menggunakan kata-kata yang tidak sopan”, dan pasal 3 huruf d ” Advokat wajib memelihara rasa solidaritas teman sejawat”.d ” Advokat wajib memelihara rasa solidaritas teman sejawat”.

Teradu dinilai melanggar Pasal 18 UU Advokat ”bahwa advokat tidak dapat Teradu dinilai melanggar Pasal 18 UU Advokat ”bahwa advokat tidak dapat diidentikkan dengan kliennya dalam membela perkara klien oleh pihak yang diidentikkan dengan kliennya dalam membela perkara klien oleh pihak yang berwenang dan atau masyarakat. Pasal 16 juga menyatakan ”Advokat tidak berwenang dan atau masyarakat. Pasal 16 juga menyatakan ”Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas profesinya dengan itikad baik untuk kepentingan pembelaan klien dalam profesinya dengan itikad baik untuk kepentingan pembelaan klien dalam sidang pengadilan”. Teradu cenderung memfitnah, menghina dan memberikan sidang pengadilan”. Teradu cenderung memfitnah, menghina dan memberikan keterangan yang tidak benar, dengan tujuan menjerumuskan rekan keterangan yang tidak benar, dengan tujuan menjerumuskan rekan seprofesinya.seprofesinya.

KTP yang diduga palsu, Pengadu terima dari Ir. Cindy sendiri sebagai klien KTP yang diduga palsu, Pengadu terima dari Ir. Cindy sendiri sebagai klien Pengadu. Hingga saat ini belum pernah dinyatakan palsu oleh pejabat Pengadu. Hingga saat ini belum pernah dinyatakan palsu oleh pejabat pemerintah ataupun pihak yang berwenang.pemerintah ataupun pihak yang berwenang.

Page 42: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’dPertimbangan Majelis Kehormatan :Pertimbangan Majelis Kehormatan : Menimbang bahwa Para Terbanding/Teradu sesungguhnya memahami ada suatu permasalahan Menimbang bahwa Para Terbanding/Teradu sesungguhnya memahami ada suatu permasalahan

ketika Para Terbanding/Teradu mengetahui adanya dugaan pemalsuan KTP yang diduga ketika Para Terbanding/Teradu mengetahui adanya dugaan pemalsuan KTP yang diduga dilakukan oleh Pengadu , akan tetapi para Teradu tidak menyalurkan permasalahan ini melalui dilakukan oleh Pengadu , akan tetapi para Teradu tidak menyalurkan permasalahan ini melalui proses dalam komunitas Advokat yaitu melalui Dewan Kehormatan sebagai mana diatur dalam proses dalam komunitas Advokat yaitu melalui Dewan Kehormatan sebagai mana diatur dalam Kode Etik Advokat Indonesia Pasal 5 c yang berbunyi ”Keberatan-keberatan terhadap tindakan Kode Etik Advokat Indonesia Pasal 5 c yang berbunyi ”Keberatan-keberatan terhadap tindakan teman sejawat yang dianggap bertentangan dengan Kode Etik Advokat harus diajukan kepada teman sejawat yang dianggap bertentangan dengan Kode Etik Advokat harus diajukan kepada Dewan Kehormatan untuk diperiksa dan tidak dibenarkan untuk disiarkan melalui media massa Dewan Kehormatan untuk diperiksa dan tidak dibenarkan untuk disiarkan melalui media massa atau cara lain”, justru sebaliknya Para Teradu menyetujui atau setidak-tidaknya membiarkan atau cara lain”, justru sebaliknya Para Teradu menyetujui atau setidak-tidaknya membiarkan rekan sejawatnya dilaporkan ke Polisi oleh klien Teradu (Sdr. Mardani). Persetujuan Para Teradu rekan sejawatnya dilaporkan ke Polisi oleh klien Teradu (Sdr. Mardani). Persetujuan Para Teradu atau tindakan pembiaran oleh Para Teradu diwujudkan dengan tindakan Para atau tindakan pembiaran oleh Para Teradu diwujudkan dengan tindakan Para Terbanding/Teradu mendampingi Sdr. Mardani melaporkan ke Polisi, mendampingi Terbanding/Teradu mendampingi Sdr. Mardani melaporkan ke Polisi, mendampingi pemeriksaan Pelapor Sdr. Mardani ketika memberikan keterangan dalam BAP (Berita Acara pemeriksaan Pelapor Sdr. Mardani ketika memberikan keterangan dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan) pada penyidik dengan Tersangka Pengadu . Perbuatan Para Pengadu ini Pemeriksaan) pada penyidik dengan Tersangka Pengadu . Perbuatan Para Pengadu ini melanggar Kode Etik Advokat Indonesia Pasal 5 c, perbuatan Para Terbanding/Teradu ini juga melanggar Kode Etik Advokat Indonesia Pasal 5 c, perbuatan Para Terbanding/Teradu ini juga dapat dikwalifikasi melanggar Pasal 16 dan 18 UU No. 18 Tahun 2003.dapat dikwalifikasi melanggar Pasal 16 dan 18 UU No. 18 Tahun 2003.

Menimbang bahwa dalam komunitas profesi advokat pemahaman seorang advokat terhadap Menimbang bahwa dalam komunitas profesi advokat pemahaman seorang advokat terhadap nilai-nilai kehormatan profesi advokat nilai-nilai kehormatan profesi advokat officium nobileofficium nobile adalah meliputi : adalah meliputi :

Pemahaman advokat bahwa profesi advokat adalah profesi independen yang memiliki suatu Pemahaman advokat bahwa profesi advokat adalah profesi independen yang memiliki suatu hak imunitas. Pemahaman akan independensi adalah bahwa profesi advokat adalah mandiri, hak imunitas. Pemahaman akan independensi adalah bahwa profesi advokat adalah mandiri, bebas dari intervensi, kewenangan penegak hukum lain diluar advokat sehingga komunitas bebas dari intervensi, kewenangan penegak hukum lain diluar advokat sehingga komunitas profesi advokat harus menolak masuknya penggunaan kewenangan-kewenangan dari luar profesi advokat harus menolak masuknya penggunaan kewenangan-kewenangan dari luar dalam penyelesaian sengketa profesi. dalam penyelesaian sengketa profesi. Paralel dengan pandangan tersebut, Undang-undang Paralel dengan pandangan tersebut, Undang-undang Advokat telah memberikan suatu hak berupa imunitas atau kekebalan hukum bagi seorang Advokat telah memberikan suatu hak berupa imunitas atau kekebalan hukum bagi seorang advokat yang sedang menjalankan profesinya (vide pasal 15 dan 16 UU Advokat). Oleh sebab advokat yang sedang menjalankan profesinya (vide pasal 15 dan 16 UU Advokat). Oleh sebab itu seorang advokat yang menyuruh, menggerakkan atau setidak-tidaknya mengijinkan itu seorang advokat yang menyuruh, menggerakkan atau setidak-tidaknya mengijinkan kliennya atau mengadukan sendiri rekan sejawatnya kepada Kepolisian atau instansi-instansi di kliennya atau mengadukan sendiri rekan sejawatnya kepada Kepolisian atau instansi-instansi di luar Majelis Kehormatan adalah tindakan yang melanggar kode etik advokat serta Undang-luar Majelis Kehormatan adalah tindakan yang melanggar kode etik advokat serta Undang-undang Advokat.undang Advokat.

Page 43: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d Bahwa advokat harus memahami teman sejawatnya adalah dirinya sendiri juga Bahwa advokat harus memahami teman sejawatnya adalah dirinya sendiri juga

ketika advokat menjalankan profesinya sehingga seorang advokat harus ketika advokat menjalankan profesinya sehingga seorang advokat harus menempatkan sikap solidaritas terhadap rekan sejawat sebagai nilai yang harus menempatkan sikap solidaritas terhadap rekan sejawat sebagai nilai yang harus dijunjung tinggi diatas kepentingan kliennya. Penghargaan terhadap teman sejawat dijunjung tinggi diatas kepentingan kliennya. Penghargaan terhadap teman sejawat harus diletakkan sama dan sebangun terhadap dirinya sendiri. Sehingga tidak akan harus diletakkan sama dan sebangun terhadap dirinya sendiri. Sehingga tidak akan mudah intervensi dari yurisdiksi dari pihak luar masuk ke dalam komunitas advokat.mudah intervensi dari yurisdiksi dari pihak luar masuk ke dalam komunitas advokat.

Menimbang sikap solidaritas harus dipandang sebagai suatu perekat yang Menimbang sikap solidaritas harus dipandang sebagai suatu perekat yang mempersatukan dan memperkokoh komunitas profesi advokat dari setiap intervensi mempersatukan dan memperkokoh komunitas profesi advokat dari setiap intervensi dari luar komunitas profesi, karenanya advokat harus mempunyai pandangan setiap dari luar komunitas profesi, karenanya advokat harus mempunyai pandangan setiap penyelesaian permasalahan terkait dengan dugaan pelanggaran profesi advokat penyelesaian permasalahan terkait dengan dugaan pelanggaran profesi advokat harus disalurkan melalui mekanisme internal dalam komunitas profesi yang dalam harus disalurkan melalui mekanisme internal dalam komunitas profesi yang dalam hal ini adalah melalui Dewan Kehormatan. Tidak boleh sekalipun seorang advokat hal ini adalah melalui Dewan Kehormatan. Tidak boleh sekalipun seorang advokat menarik kewenangan di luar komunitas profesi untuk menyelesaikan permasalahan-menarik kewenangan di luar komunitas profesi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam dugaan pelanggaran profesi, karena dengan menarik permasalahan dalam dugaan pelanggaran profesi, karena dengan menarik kewenangan diluar komunitas profesi pada dasarnya tindakan tersebut adalah kewenangan diluar komunitas profesi pada dasarnya tindakan tersebut adalah merusak nilai nilai profesi advokat sebagai profesi yg bebes dan mandiri termasuk merusak nilai nilai profesi advokat sebagai profesi yg bebes dan mandiri termasuk juga merendahkan posisi profesi advokat di hadapan publik.juga merendahkan posisi profesi advokat di hadapan publik.

Menimbang bahwa komunitas profesi advokat harus dijaga dari oknum-oknum yang Menimbang bahwa komunitas profesi advokat harus dijaga dari oknum-oknum yang melanggar ketentuan hukum publik. Karenanya komuntas profesi harus dibersihkan melanggar ketentuan hukum publik. Karenanya komuntas profesi harus dibersihkan dari oknum yang melakukan pelanggaran-pelanggaran hukum positif. Akan tetapi dari oknum yang melakukan pelanggaran-pelanggaran hukum positif. Akan tetapi penyelesaian pertama dugaan adanya pelanggaran hukum positif yang terkait dalam penyelesaian pertama dugaan adanya pelanggaran hukum positif yang terkait dalam menjalankan profesi ditempuh lebih dulu melalui Dewan Kehormatan. Dan Majelis menjalankan profesi ditempuh lebih dulu melalui Dewan Kehormatan. Dan Majelis Kehormatan Pusat berpendapat proses ini adalah sifatnya Kehormatan Pusat berpendapat proses ini adalah sifatnya wajibwajib..

Page 44: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’dAmar Putusan Majelis Kehormatan Pusat :Amar Putusan Majelis Kehormatan Pusat :

1. Mengabulkan Pengaduan Pengadu/Pembanding sebagian;1. Mengabulkan Pengaduan Pengadu/Pembanding sebagian;2. Menyatakan para Terbanding melanggar Kode Etik Advokat Indonesia 2. Menyatakan para Terbanding melanggar Kode Etik Advokat Indonesia Pasal 5 a,c dan 3 d Kode Etik Advokat Indonesia dan Pasal 18 Undang-Pasal 5 a,c dan 3 d Kode Etik Advokat Indonesia dan Pasal 18 Undang-undang Advokat;undang Advokat;3 Menghukum para Terbanding/Teradu dengan Pemberhentian 3 Menghukum para Terbanding/Teradu dengan Pemberhentian Sementara dari profesinya selama 3 bulan 5 hari;Sementara dari profesinya selama 3 bulan 5 hari;4. Menghukum para Terbanding/Teradu membayar biaya perkara untuk 4. Menghukum para Terbanding/Teradu membayar biaya perkara untuk tingkat pertama sebesar Rp. 3.500.000,- dan untuk tingkat banding tingkat pertama sebesar Rp. 3.500.000,- dan untuk tingkat banding sebesar Rp. 3.500.000,-sebesar Rp. 3.500.000,-5. Menyampaikan Putusan ini kepada DPN PERADI untuk dilaksanakan5. Menyampaikan Putusan ini kepada DPN PERADI untuk dilaksanakan

Pendapat yang berbeda (Pendapat yang berbeda (dissenting opiniondissenting opinion)disampaikan oleh Anggota )disampaikan oleh Anggota Majelis Luhut M.P Pangaribuan, S.H., LL.M :Majelis Luhut M.P Pangaribuan, S.H., LL.M :Pada angka 13 Hal. 4, yang menyatakan :Pada angka 13 Hal. 4, yang menyatakan :““Bahwa berdasarkan Nawaitu/Niat Teradu selaku Advokat yang juga Bahwa berdasarkan Nawaitu/Niat Teradu selaku Advokat yang juga sedang menjalankan Tugas Profesi Membela Kebenaran (Fiat Yustitia sedang menjalankan Tugas Profesi Membela Kebenaran (Fiat Yustitia Coelum) terhadap warga yang haknya telah dirampas oleh Pengadu, Coelum) terhadap warga yang haknya telah dirampas oleh Pengadu, Teradu yakin bahwa Teradu tetap tidak pernah melanggar Kode Etik Teradu yakin bahwa Teradu tetap tidak pernah melanggar Kode Etik Advokat dan Undang-undang Advokat No. 18 Tahun 2003 apalagi Advokat dan Undang-undang Advokat No. 18 Tahun 2003 apalagi melanggar hukum. Justru saat ini terbukti bahwa Pengadu telah melanggar hukum. Justru saat ini terbukti bahwa Pengadu telah

Page 45: Kode Etik Profesi 2

Pengadu :Benny Ponto, S.H. dan F. Duma SiagianPengadu :Benny Ponto, S.H. dan F. Duma SiagianMelawanMelawan

Teradu ; (1)Mehbob, S.H., MBA., C.N., (2)Oscar Sagit S.H. (3)Dakila E. Pttipeilohy, S.H.Teradu ; (1)Mehbob, S.H., MBA., C.N., (2)Oscar Sagit S.H. (3)Dakila E. Pttipeilohy, S.H.(4) Peter Kurniawan, S.H. dan (5) Lalu Bayu, S.H.(4) Peter Kurniawan, S.H. dan (5) Lalu Bayu, S.H.

Kronologi Peristiwa :Kronologi Peristiwa :- Pengadu dan Harry Ponto, S.H. LL.M., adalah Kuasa Hukum dari Babbington Pengadu dan Harry Ponto, S.H. LL.M., adalah Kuasa Hukum dari Babbington

Development Limited, suatu perusahaan yang didirikan menurut hukum Development Limited, suatu perusahaan yang didirikan menurut hukum British Virgin Island, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 31 Maret British Virgin Island, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 31 Maret 2007,untuk mengajukan permohonan Pembatalan Perdamaian terhadap 2007,untuk mengajukan permohonan Pembatalan Perdamaian terhadap PT. Polysindo Eka Perkasa, Tbk. Setelha pernah dinyatakan pailit melalui PT. Polysindo Eka Perkasa, Tbk. Setelha pernah dinyatakan pailit melalui Pengadilan Niaga Jakarta PusatPengadilan Niaga Jakarta Pusat

- Pengajuan Permohonan Pembatalan Perjanjian Perdamaian merupakan Pengajuan Permohonan Pembatalan Perjanjian Perdamaian merupakan upaya hukum Babbington terhadap Polysindo karena Polysindo tidak upaya hukum Babbington terhadap Polysindo karena Polysindo tidak memenuhi kewajibannya kepada Babington selaku kreditor Polysindomemenuhi kewajibannya kepada Babington selaku kreditor Polysindo

- Pada tanggal 16 Agustus 2007 Teradu I Yang notabene adalah Advokat Pada tanggal 16 Agustus 2007 Teradu I Yang notabene adalah Advokat membuat Laporan Polisi terhadap Para Pengadu, tetapi Teradu membuat Laporan Polisi terhadap Para Pengadu, tetapi Teradu mengajukan Laporan sebagai karyawan swastamengajukan Laporan sebagai karyawan swasta

- Para Pengadu selaku Kuasa Hukum Babbington dilaporkan ke Polisi dengan Para Pengadu selaku Kuasa Hukum Babbington dilaporkan ke Polisi dengan tuduhan Keterangan Palsu di depan Pengadilan atau Keterangan palsu tuduhan Keterangan Palsu di depan Pengadilan atau Keterangan palsu data otentik atau pencemaran nama baikdan atau fitnah atau penghinaan data otentik atau pencemaran nama baikdan atau fitnah atau penghinaan dan atau perbuatan tidak menyenangkan (Ps. 242 atau 243 dan atau 263 dan atau perbuatan tidak menyenangkan (Ps. 242 atau 243 dan atau 263 dan atau 266 dan atau 310 dan atau 311 dan atau 315 dan atau 335 dan atau 266 dan atau 310 dan atau 311 dan atau 315 dan atau 335 KUHP)KUHP)

- Laporan Polisi tersebut berhubungan dengan pelaksanaan tugas profesi Laporan Polisi tersebut berhubungan dengan pelaksanaan tugas profesi para Pengadu dalam sidang Pengadilan yang dilakukan demi tegaknya para Pengadu dalam sidang Pengadilan yang dilakukan demi tegaknya hukum membela kepentingan klien, Babbington.hukum membela kepentingan klien, Babbington.

Page 46: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d- Dugaan Tindak Pidana tersebut didasarkan domisili klien Pengadu, Dugaan Tindak Pidana tersebut didasarkan domisili klien Pengadu,

Babbington Developments Limited dalam surat Permohonan Pembatalan Babbington Developments Limited dalam surat Permohonan Pembatalan Perjanjian Perdamaian didirikan berdasarkan hukum Negara Hongkong, Perjanjian Perdamaian didirikan berdasarkan hukum Negara Hongkong, tetapi tidak ada di alamat yang dicantumkan di Permohonan Pembatalan tetapi tidak ada di alamat yang dicantumkan di Permohonan Pembatalan Perjanjian Perdamaian di Pengadilan Negeri Jakarta PusatPerjanjian Perdamaian di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Pertimbangan Majelis Kehormatan Pusat :Pertimbangan Majelis Kehormatan Pusat :- Bahwa dengan ketidaksesuaian domisili Babbington di Surat Kuasa Khusus Bahwa dengan ketidaksesuaian domisili Babbington di Surat Kuasa Khusus

dan di Permohonan Pembatalan Perjanjian Perdamaian, semestinya dan di Permohonan Pembatalan Perjanjian Perdamaian, semestinya memberi kesempatan bagi pihak Termohon PT. Polysindo untuk memberi kesempatan bagi pihak Termohon PT. Polysindo untuk mengajukan eksepsi bahwa penerima kuasa bertindak tidak sesuai mengajukan eksepsi bahwa penerima kuasa bertindak tidak sesuai kewenangannya sebagaimana dalam surat kuasa khususkewenangannya sebagaimana dalam surat kuasa khusus

- Bahwa upaya eksepsi tersebut tidak digunakan oleh PT. Polysindo atau Bahwa upaya eksepsi tersebut tidak digunakan oleh PT. Polysindo atau kuasa hukumnya, sebaliknya Terbanding/Teradu mengajukan Laporan kuasa hukumnya, sebaliknya Terbanding/Teradu mengajukan Laporan kepada Polisi dengan alasan seperti Laporan Polisi diataskepada Polisi dengan alasan seperti Laporan Polisi diatas

- Dengan demikian Laporan Polisi yang dibuat oleh para Teradu adalah Dengan demikian Laporan Polisi yang dibuat oleh para Teradu adalah tindakan yang berlebihan dan tidak perlu, oleh karena didasarkan data di tindakan yang berlebihan dan tidak perlu, oleh karena didasarkan data di dalam Surat Kuasa Khusus tanggal 31 Maret 2007dalam Surat Kuasa Khusus tanggal 31 Maret 2007

Page 47: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d- Bahwa yang dilaporkan oleh Teradu ke Polisi adalah Bahwa yang dilaporkan oleh Teradu ke Polisi adalah kuasa hukumkuasa hukum dari dari

Babbington (bukan prinsipal) yang notabene Advokat yang merupakan teman Babbington (bukan prinsipal) yang notabene Advokat yang merupakan teman sejawat yang seharusnya saling menghargai, saling menghormati dan saling sejawat yang seharusnya saling menghargai, saling menghormati dan saling mempercayai (Pasal 5 huruf (a) KEAI) dan menjaga solidaritas diantara teman mempercayai (Pasal 5 huruf (a) KEAI) dan menjaga solidaritas diantara teman sejawat (Pasal 3 huruf (d) KEAI)sejawat (Pasal 3 huruf (d) KEAI)

- Bahwa sebagai anggota komunitas profesi Advokat yang menjunjung tinggi Bahwa sebagai anggota komunitas profesi Advokat yang menjunjung tinggi Kode Etik Advokat haruslah engindahkan ketentuan dalam Pasal 5 huruf c KEAI Kode Etik Advokat haruslah engindahkan ketentuan dalam Pasal 5 huruf c KEAI yang mengatur “ keberatan-keberatan terhadap tindakan yang dianggap yang mengatur “ keberatan-keberatan terhadap tindakan yang dianggap bertentangan dengan Kode Etik Advokat harus diajukan kepada Dewan bertentangan dengan Kode Etik Advokat harus diajukan kepada Dewan Kehormatan untuk diperiksa dan tidak dibenarakan untuk disiarkan melalui Kehormatan untuk diperiksa dan tidak dibenarakan untuk disiarkan melalui media massa atau cara lain”media massa atau cara lain”

- Bahwa dengan demikian patut diragukan itikad baik Teradu I selaku Advokat Bahwa dengan demikian patut diragukan itikad baik Teradu I selaku Advokat yang menjadi kuasa hukum PT. Polysindo bertindak sebagai Manajer yang menjadi kuasa hukum PT. Polysindo bertindak sebagai Manajer Departemen Hukum PT. Polysindo tidak sebagai Advokat dan dengan itu Departemen Hukum PT. Polysindo tidak sebagai Advokat dan dengan itu mengingkari “jabatan terhormat” (officium nobile) yang disandangnyamengingkari “jabatan terhormat” (officium nobile) yang disandangnya

- Bahwa kesalahan yang dilakukan Pengadu dan Hary Ponto, S.H., LL.M adalah Bahwa kesalahan yang dilakukan Pengadu dan Hary Ponto, S.H., LL.M adalah kesalahan administratif atau pengetikan yang mungkin tidak menimbulkan kesalahan administratif atau pengetikan yang mungkin tidak menimbulkan akibat hukum atau kerugian sehingga dapat dilakukan perbaikan atau koreksi, akibat hukum atau kerugian sehingga dapat dilakukan perbaikan atau koreksi, tidak patut dituduh atau diduga pemalsuan.tidak patut dituduh atau diduga pemalsuan.

Page 48: Kode Etik Profesi 2

Cont’dCont’d

Amar Putusan Majelis Kehormatan Pusat :Amar Putusan Majelis Kehormatan Pusat :1.1. Menerima dan mengabulkan Pengaduan untuk Menerima dan mengabulkan Pengaduan untuk

sebahagiansebahagian2.2. Menyatakan Para Terbanding terbukti melanggar Menyatakan Para Terbanding terbukti melanggar

Kode Etik Advokat Indonesia, khusunya Pasal 5 Kode Etik Advokat Indonesia, khusunya Pasal 5 huruf a,c, Pasal 3 hurf (d) jo. Pasal 6 UU Advokat huruf a,c, Pasal 3 hurf (d) jo. Pasal 6 UU Advokat jo. Pasal 2 dan Pasal 9 huruf KEAI jo. Pasal 26 ayat jo. Pasal 2 dan Pasal 9 huruf KEAI jo. Pasal 26 ayat (2) UU Advokat(2) UU Advokat

3.3. Menjatuhkan Sanksi/Tindakan :Menjatuhkan Sanksi/Tindakan :3.1 Terbanding I dengan tindakan berupa 3.1 Terbanding I dengan tindakan berupa “Teguran Tertulis” (sebagai Peringatan Keras)“Teguran Tertulis” (sebagai Peringatan Keras)3.2 Terbanding II,III,IV, V dengan tindakan berupa 3.2 Terbanding II,III,IV, V dengan tindakan berupa “Teguran Lisan” (sebgai peringatan keras)“Teguran Lisan” (sebgai peringatan keras)

Page 49: Kode Etik Profesi 2

SEKIANSEKIANTERIMA KASIHTERIMA KASIH