Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

37
1 PERKEMBANGAN KODE ETIK PROFESI PERENCANA Disusun Oleh : Sashira Aisyandini 3611100043 Yani Wulandari 3611100045 Anjar Akrimullah 3611100048 Ani Riaya Nikita R 3611100052 Syech Alifiansyah Mustafa 3611100053 Rizki Adriadi Ghiffari 3611100067 Delia Noer Adzanni 3611100069 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Transcript of Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

Page 1: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

1

PERKEMBANGAN KODE ETIK PROFESI PERENCANA

Disusun Oleh :

Sashira Aisyandini 3611100043

Yani Wulandari 3611100045

Anjar Akrimullah 3611100048

Ani Riaya Nikita R 3611100052

Syech Alifiansyah Mustafa 3611100053

Rizki Adriadi Ghiffari 3611100067

Delia Noer Adzanni 3611100069

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

2011

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 2: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

2

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat karunia dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’ Perkembangan Etika Profesi Perencana ‘’ dengan tepat waktu. Makalah ini ditulis sebagai pedoman dalam mengetahui bagaimana perkembangan etika profesi seorang perencana dalam periode tertentu, dari awal dicetuskan hingga sekarang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penulisan makalah ini. Tidak lupa penulis juga berterima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Teori Perencanaan bapak Heru Purwadio.

Seorang perencana mutlak harus mengetahui bagaimana etika profesi yang seharusnya dalam dunia kerja nantinya sehingga perlu juga mengetahui perkembangan etika profesi guna mengetahui dan mengimplementasikan nya kedalam jiwa seorang perencana. Disadari makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak guna kesempurnaan makalah ini nantinya.

Surabaya, Januari 2012

Penulis

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 3: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

3

Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................ i

Daftar Isi.................................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan.................................................................................................1

2.1 Latar Belakang..............................................................................................1

2.2 Tujuan...........................................................................................................1

2.3 Sistematika Pembahasan.............................................................................2

BAB II Metoda Penelitian.........................................................................................3

BAB III Uraian..........................................................................................................4

3.1 Pengertian Etika...........................................................................................4

3.2 Pengertian Profesi........................................................................................6

3.3 Pentingnya Etika Profesi...............................................................................7

3.4 Etika Profesi Perencana...............................................................................8

3.5 Perkembangan Kode Etik Perencana Indonesia..........................................10

BAB IV Kesimpulan.................................................................................................23

Daftar Pustaka.........................................................................................................24

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 4: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunitas ahli perencanaan wilayah dan kota atau yang sering disebut ahli

penataan ruang (seiring dengan UU PR No 26/2007) sering menyebut namanya sebagai

Planner. Planner merupakan sebuah profesi berbasis keilmuan yang spesific yaitu

pendidikan bidang Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) sebagaimana yang

disyaratkan dalam proses sertifikasi perencanaan bahwa calon certified Planner harus

pernah mengenyam pendidikan di bidang PWK pada jenjang S1/S2/S3.

Proses pendidikan perencanaan selain memberikan pengetahuan dan metode teknis

perencanaan juga harus dapat memberikan jiwa, semangat, pemaknaan, etika dan

kebanggaan profesi planner kepada para mahasiswanya dengan kata lain perlu adanya

proses ”ideologisasi” profesi planner dalam proses pendidikan perencanaan kita yang

nantinya akan membentuk etika profesi seorang planner kedepannya.

Secara umum ideologisasi merupakan sebuah proses yang dilakukan dalam sebuah

komunitas atau kelompok masyarakat untuk mengajak atau menurunkan nilai-nilai ideal

yang diyakini kepada masyarakat yang lebih luas atau generasi penerusnya dengan

tujuan untuk menjadikan nilai-nilai ideal tersebut sebagai sebuah pegangan dan bahkan

pedoman hidup. Dalam konteks ini “ideologisasi” yang dimaksud adalah upaya yang

dilakukan para planner senior khususnya planner akademisi untuk menanamkan nilai-

nilai ideal profesi atau etika profesi perencanaan secara objektif kepada para calon

planner sehingga calon planner menjadi kenal, faham, berminat, dan lebih jauh lagi

menjadi bagian dari keluarga besar planner di masa mendatang.

1.2 Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan agar :

- Sebagai calon planner yang sedang mengenyam pendidikan perencanaan kita

mengetahui bagaimana perkembangan etika profesi planner dari waktu ke waktu.

- Mampu menjelaskan dan menanamkan etika profesi seorang planner dalam proses

pendidikan perencanaan.

- Mampu menjelaskan secara sistematis perkembangan etika profesi planner.

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 5: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

5

1.3 Sistematika Pembahasan

Perlunya pemahaman lebih mengenai etika profesi seorang planner, maka makalah

ini disusun secara sistematis agar memudahkan pembaca dalam memahami esensi dari

makalah ini. Berikut sistematika pembahasan :

BAB I Pendahuluan merupakan bab pertama pada makalah ini yang berisi latar

belakang makalah ini disusun, tujuan atau esensi dari penyusunan makalah ini serta

berisi sistematika pembahasan.

BAB II Metoda Pembahasan adalah bagian yang memberikan informasi mengenai

metoda yang digunakan penulis dalam menyusun makalah ini.

BAB III Uraian Hasil Survey memuat inti dari makalah ini dengan memaparkan hal-

hal pokok dalam perkembangan profesi planner. Pembahasan pertama mengantarkan

pembaca kepada pengertian etika profesi dan profesi planner, lalu pembahasan

mengenai perkembangan etika profesi planner dalam periode waktu tertentu.

BAB IV Penutup berisi kesimpulan dari seluruh pembahasan pada BAB III.

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 6: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

6

BAB II

METODE PENELITIAN

Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan beberapa macam metode

penelitian yang sesuai dengan aspek yang dibahas. Metode yang digunakan yaitu metode

penelitian deskriptif dan penelitian perkembangan. Metode penelitian deskriptif dilakukan

berdasarkan fakta-fakta dan sifat-sifat aspek yang dibahas, serta disusun secara sistematis.

Metode penelitian perkembangan dilakukan dalam rangka meneliti pola dan perurutan

pertumbuhan maupun perkembangan berdasarkan fungsi waktu. Melalui metode penelitian

perkembangan, makalah ini dieksplorasi berdasarkan periode waktu.

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 7: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

7

BAB III

URAIAN

3.1 Pengertian Etika

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat

internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia

bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal

dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman

pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agara

mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta

terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang

berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang

mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita. Menurut para ahli maka etika

tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara

sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Diagram pembahasan perkembangan Etika profesi perencana

Page 8: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

8

Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang

berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku

manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :

Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam

berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah

laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat

ditentukan oleh akal.

Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara

mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam

hidupnya. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan

manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya

melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk

mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika

pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa

yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini

dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian

etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi

kehidupan manusianya. Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama

dalam menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :

a. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan

rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup

ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar

untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

b. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola

prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu

yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai

dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :

a. ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia

bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori

etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam

bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika

umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai

pengertian umum dan teori-teori.

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 9: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

9

b. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang

kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil

keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya

lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun,

penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan

orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh

kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia

mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang

ada dibaliknya. ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi dua bagian :

- Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya

sendiri.

- Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku

manusia sebagai anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan

satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan

sebagai anggota umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan

manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan

(keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadpa pandangan-pandangana dunia

dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan

hidup. Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini

terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang

yang paling aktual saat ini adalah sebagai berikut :

1. Sikap terhadap sesama

2. Etika keluarga

3. Etika profesi

4. Etika politik

5. Etika lingkungan

6. Etika idiologi

3.2 Pengertian Profesi

Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan

dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak

orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari

pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori

sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan

penerapan dalam praktek. Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang

pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 10: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

10

sampai mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis,

sekretaris dan sebagainya. Sejalan dengan itu, menurut DE GEORGE, timbul

kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah profesi

dan profesional. Kebingungan ini timbul karena banyak orang yang profesional tidak

atau belum tentu termasuk dalam pengertian profesi. Berikut pengertian profesi dan

profesional menurut DE GEORGE : PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai

kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu

keahlian. PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna

waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi.

Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu

keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut

keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk

senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.

Yang harus kita ingat dan fahami betul bahwa “PEKERJAAN / PROFESI” dan

“PROFESIONAL” terdapat beberapa perbedaan :

PROFESI :

a. Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.

b. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).

c. Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.

d. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

PROFESIONAL :

a. Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.

b. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.

c. Hidup dari situ.

d. Bangga akan pekerjaannya.

3.3 Pentingnya Etika Profesi

Apakah etika, dan apakah etika profesi itu ? Kata etik (atau etika) berasal dari kata

ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu

subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun

kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah

atau benar, buruk atau baik.

Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discpline which can act as the

performance index or reference for our control system”. Dengan demikian, etika akan

memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan

manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus

dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 11: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

11

aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsipprinsip

moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat

untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common

sense) dinilai menyimpang dari kode etik.

Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”,

karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok

sosial (profesi) itu sendiri. Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan

kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan

dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua

keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam

oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan

perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan

diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi

masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan kehlian

(Wignjosoebroto, 1999).

Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat

memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional

tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin

memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa

etika profesi, apa yang semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan

segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi)

yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan

berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan

kepada para elite profesional ini.

3.4 Etika Profesi Perencana

Perencanaan dalam artian yang sempit bukanlah suatu sains, melainkan, suatu

bentuk tindak sosial, yang diarahkan untuk membentuk lingkungan fisik, dan

dikendalikan oleh seperangkat nilai-nilai moral, politik, dan estetika. Perencanaan adalah

suatu praktek etika, meskipun sesungguhnya dalam upaya mewujudkan nilai-nilai yang

akan dicapai, perencanaan seyogyanya memanfaatkan pemahaman ilmiah yang

relevan.

Etika Profesional

• Setiap Profesi mempunyai ciri sbb.:

• Seperangkat pengetahuan kepakaran/keahlian dan metoda;

• Otonomi Profesional;

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 12: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

12

• Pengawasan Internal atas sertifikasi dan tindakan disipliner terhadap kolega;

dan

• Seperangkat etika, baik eksplisit and implisit.

• Setiap professional code of conduct memiliki serangkaian standar yang dipakai

sebagai ukuran untuk melindungi integritas keputusan profesional (professional

judgment);

Prinsip-prinsip etika dalam perencanaan berupaya untuk menghayati isyu-isyu equity

and social justice, pentingnya memperluas pilihan-pilihan dan memperjuangkan

interests of the disadvantages, dan obligations to the environment.

Kode Etik Profesional

Kode Etik Profesi Perencanaan:

• Tanggung jawab perencana kepada publik;

• Tanggung jawab perencana kepada para klien and pemberi kerja;

• Tanggung jawab perencana kepada profesi dan kepada sejawat/kolega;

• Tanggung jawab perencana kepada diri sendiri.

3.4.1 Prinsip-prinsip Etika Perencanaan (AICP/APA: adopted May 1992)

- Melayanani kepentingan umum atau public

- Mendukung peranserta warga masyarakat dalam perencanaan;

- Menyadari bahwa keputusan perencanaan berciri komprehensif dan jangka

panjang;

- Memperluas pilihan dan kesempatan bagi semua warga;

- Memfasilitasi koordinasi melalui proses perencanaan;

- Menghindar dari benturan kepentingan;

- Memberikan jasa perencanaan secara cermat dan teliti;

- Tidak meminta atau menawarkan ‘jasa’

- Tidak membuka atau menggunakan secara tidak pantas informasi rahasia demi

keuntungan finansial;

- Menjamin akses yang sama untuk publik kepa laporan dan studi-studi

perencanaan;

- Menjamin pemaparan sepenuhnya pada waktu konsultasi publik;

- Menjaga kepercayaan publik; dan

- Menghormati professional codes of ethics and conduct.

3.5 Perkembangan Kode Etik Perencana Indonesia

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 13: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

13

Perkembangan kode etik perencana Indonesia dibahas dalam beberapa periode

yakni Tahun 1989, 1994 dan 2006. Sebelum berlakunya KEPUTUSAN MUSYAWARAH

NASIONAL ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA Nomor

002/Munas-I/APPI/08/2006 Tentang KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH

INDONESIA, kode etik yang dijadikan pedoman adalah KODE ETIK PERENCANA

INDONESIA BERDASARKAN Ketetapan Kongres Istimewa No.5 Tahun 1994 dan

KODE ETIK DAN SIKAP PROFESIONAL IKATAN AHLI PERENCANAAN yang di adopsi

pada bulan april pada tahun 1989. DI bawah ini adalah penjelasan masing-masing kode

etik mulai pada tahun 1989, 1994 dan 2006.

KODE ETIK DAN SIKAP PROFESIONAL IKATAN AHLI PERENCANAAN

(IAP CODE OF ETHICS AND PROFESSIONAL CONDUCT)

(adopted april 29, 1989)

Mukadimah

Rumusan kode etik ini merupakan pedoman sikap etik yang dibutuhkan oleh

segenap anggota Ikatan Ahli Perencanaan Bersertifikat Indonesia (Indonesian

Association of Certified Planners). Rumusan ini juga bertujuan untuk menginformasikan

masyarakat prinsip-prinsip yang dianut para ahli perencana professional. Pembahasan

yang sistematik dari penerapan prinsip-prinsip ini mutlak dibutuhkan khususnya bagi

pelaksanaan kegiatan harian anggota dan organisasi.

Rumusan standard tingkah laku merupakan hal penting yang dibutuhkan organisasi

khususnya bilamana seseorang atau lebih anggota IAP bertindak tidak baik. Namun

demikian, rumusan kode etik ini menyajikan lebih daripada sekedar batas minimum yang

dapat diwajibkan untuk diterima. Rumusan kode etik dan sikap professional ini mengatur

standard-standard nilai yang memerlukan usaha yang tulus bagi anggota IAP untuk

berusaha mematuhinya.

Prinsip-prinsip kode etik dan sikap professional ini diturunkan dari nilai-nilai luhur

yang dianut masyarakat sesuai falsafah dasar pancasila dan UUD 1945, serta dari

tanggungjawab khusus profesi perencanaan dalam melayani kepentingan masyarakat.

Sebagaimana halnya nilai dasar masyarakat yang seringkali bertentangan satu sama

lain, maka prinsip-prinsip kode etik dan sikap professional ini juga sering menghadapi

hal yang sama. Sebagai contoh, keinginan untuk member informasi sepenuhnya kepada

masyarakat seringkali bertentangan dengan keinginan dalam menghargai nilai

kerahasiaan. Rencana dan program seringkali merupakan hasil suatu keseimbangan

antara ragam kepentingan. Suatu penilaian etik seringkali juga merupakan suatu

keseimbangan yang seksama, berdasarkan atas fakta-fakta dan konteks dari suatu

situasi yang bersifat khusus, serta interpretasi yang layak dari keseluruhan kode etik dan

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 14: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

14

sikap professional. Prosedur formal untuk pengisisan keberatan atas suatu pelanggaran,

penyidikan, dan resolusi atas pelanggaran yang dituduhkan, serta pengeluaran aturan-

aturannya merupakan bagian dari kode etik dan sikap professional ini.

TanggungJawab Perencana Pada Masyarakat

Tugas utama seorang perencana adalah untuk melayani kepentingan

masyarakat. Sementara definisi kepentingan masyarakat dirumuskan melalui debat

yang terus berlanjut, seorang perencana berkewajiban untuk secara tulus dan hati-

hati mengikatkan diri pada konsep bagi kepentingan masyarakat yang membutuhkan

keharusan-keharusan khusus, yaitu :

1. Seorang perencana harus mempunyai perhatian dan kesadaran khusus bagi

konsekuensi-konsekuensi yang akan dihadapi masyarakat pada masa yang akan

datang atas dasar tindakannya saat sekarang.

2. Seorang perencana harus member perhatian khusus terhadap penuh keterkaitannya

suatu keputusan.

3. Seorang perencana harus sepenuhnya berusaha menyediakan informasi yang jelas

dan benar masalah-masalah (issue-issue) perencanaan kepada masyarakat serta

para pembuat keputusan pemerintah.

4. Seorang perencana harus berusaha memberi peluang kepada masyarakat untuk

mengetahui sepenuhnya akibat-akibat penerapan suatu rencana dan program

pembangunan. Partisipasi harus cukup memberi peluang dalam melibatkan orang

yang kurang berpengaruh atau tidak berorganisasi secara formal.

5. Seorang perencana harus berusaha memperluas pilihan dan ruang lingkup

perencanaan bagi semua orang, khususnya menyangkut kepentingan kelompok atau

individu yang dirugikan, serta harus berusaha menghindari kebijaksanaan-

kebijaksanaan, lembaga-lembaga, dan keputusan-keputusan yang bertentangan

dengan maksud tersebut.

6. Seorang perencana harus berusaha menjaga integritasnya terhadap lingkungan

alam.

7. Seorang perencana harus berusaha merancang fisik alam sebaik-baiknya serta

melindungi kenyamanan lingkungan hidup yang bertanggungjawab.

TanggungJawab Perencana Terhadap Client dan Atasan yang Memimpinnya

Seorang perencana harus tampil rajin, kreatif, independent, dan kompeten dalam

menampilkan pekerjaannya untuk memenuhi kepentingan client, atasannya atau pihak

pemberi kerja. Penampilan macam itu harus konsisten terhadap kesetiaannya melayani

kepentingan masyarakat.

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 15: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

15

1. Seorang perencana harus berani mempertaruhkan keputusan profesionalnya secara

bebas atas nama client dan atau pemberi kerja.

2. Seorang perencana harus menerima keputusan-keputusan dari client atau pemberi

kerja dengan memperhatikan tujuan dan jenis pelayanan professional yang

sebaiknya ditampilkan, illegal atau tidak konsisten dengan tugas utama perencana

dalam melayani kepentingan masyarakat.

3. Seorang perencana tidak boleh menerima pekerjaan perencana lain bilamana saat

itu secara nyata atau dapat dilihat dengan alas an yang masuk akal adanya konflik

pribadi atau keuangan dari perencana tersebut atau perencana lainnya dengan client

atau pemberi kerja yang merugikan perencana.

4. Seorang perencana tidak boleh menjual atau menawarkan jasa dengan menyatakan

atau menerapkan kemampuannya untuk mempengaruhi keputusan-keputusan

melalui cara yang tidak wajar.

5. Seorang perencana tidak boleh mendukung kepentingan client atau pemberi kerja

yang melakukan cara-cara yang salah atau perkeliruan, penyalahgunaan dan

memaksakan kehendak.

6. Seorang perencana tidak boleh menggunakan kekuasaan dari kantornya bekerja

yang manapun juga demi mencari atau mendapatkan keuntungan khusus yang

bertentangan dengan kepentingan umum atau yang bertentangan dengan pendapat

umum.

7. Seorang planner tidak boleh meminta atau menerima komisi atau komisi pada/ dari

client atau pemberi kerja yang tidak ada hubungannya dengan usaha kerja keras

keahlian profesi perencanaannya.

8. Seorang planner tidak boleh memberi komisi atau bonus kepada pihak client atau

pemberi kerja dengan maksud untuk membina hubungan kerja yang illegal dan

mempengaruhi dalam membuat keputusan yang tiodak jujur oleh pihak client atau

pemberi kerja.

9. Seorang perencana tidak boleh menerima atau melanjutkan kerja di atas

kemampuan profesionalnya atau menerima kerja yang tidak dapat diselesaikan pada

waktunya seperti ditentukan oleh client atau pemberi tugas, atau ditentukan oleh

kondisi tugas-tugas yang sudah ada.

10. Seorang perencana harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil

kerjasama profesionalnya dengan client atau pemberi kerja yang secara tertulis

memang meminta untuk menjaga kerahasiaannya. Pengecualian dari hal

kerahasiaan tersebut bisa dilakukan hanya bilamana a.) dibutuhkan dalam proses

hokum. Atau b.) dibutuhkan untuk mencegah pelanggaran hokum yang terlihat jelas,

atau c.) dibutuhkan untuk mencegah kecelakaan fatal bagi keselamatan umum.

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 16: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

16

TanggungJawab Perencana Terhadap Profesi dan Rekan Sejawat

Seorang perencana wajib turut serta mengembangkan profesinya dengan

meningkatkan pengetahuannya dan kemampuannya, membuat kerja yang sesuai

dengan pemecahan masaalah yang ada di masyarakat, dan meningkatkan pengertian

masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan perencanaan. Seorang perencana harus

menghargai kemampuan dan keahlian professional teman sejawat dan anggota dari

profesi-profesi lain.

1. Seorang perencana harus melindungi dan meningkatkan integritasnya terhadap

profesi dan harus tanggap pada kritik profesi.

2. Seorang perencana harus secara akurat menampilkan kwalifikasinya, pandangan-

pandangannya, dan mengakui secara jujur pendapat atau penemuan rekan

sejawatnya.

3. Seorang perencana yang bertanggungjawab dalam mengkaji hasil kerja profesi

perencana lainnya, harus memenuhi tanggungjawab ini secara fair, penuh

pertimbangan ilmiah, professional, dan sesuai dengan masalahnya.

4. Seorang perencana harus membagi hasil pengalaman dan penelitian yang turut

serta menambah isi pengetahuan perencana

5. Seorang perencana harus menguji kedaya-terapan teori-teori perencanaan, metoda-

metoda dan standard terhadap fakta-fakta dan analisa dari setiap situasi tertentu,

serta tidak boleh menerapkan suatu cara pemecahan yang biasa dilakukan tanpa

terlebih dahulu meyakinkan kesesuaiannya pada situasi tertentu.

6. Seorang perencana harus turut serta menyediakan waktu dan pengetahuannya bagi

peningkatan pengetahuan professional mahasiswa, kepentingan intern, perencana

profesi pemula, dan teman sejawat lainnya.

TanggungJawab Perencana Terhadap Dirinya Sendiri

Seorang perencana harus berusaha untuk memenuhi integritas, kemahiran, dan

pengetahuan professional dengan standard yang tinggi.

1. Seorang perencana tidak boleh melakukan tindakan salah dan atau tercela yang

menggambarkan hal-hal yang berlawanan dengan kewajaran professional

perencana

2. Seorang perencana harus tanggap terhadap hak-hak oranglain dan khususnya tidak

boleh membeda-bedakan oranglain secara tidak wajar.

3. Seorang perencana harus berusaha melanjutkan pendidikan profesionalnya.

4. Seorang perencana harus secara akurat mewakili kualifikasi profesionalnya,

pendidikannya, dan tempatnya bekerja.

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 17: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

17

5. Seorang perencana harus secara sistematik dan kritis menganalisa masalah-

masalah etik dalam praktek perencanaan.

6. Seorang perencana harus berusaha untuk menyisihkan waktu dan usahanya bagi

kelompok-kelompok yang kurang memadai dalam sumberdaya perencanaan dan

pada aktifitas-aktifitas professional secara sukarela.

KODE ETIK PERENCANA INDONESIA BERDASARKAN Ketetapan Kongres

Istimewa No.5 Tahun 1994

Mukadimah

Kode etik perencana Indonesia sebagai kaidah kehormatan diturunkan berdasarkan

nilai-nilai luhur masyarakat dan bangsa Indonesia yang berlandaskan falsafah

Pancasila dan UUD 1945.

Kode etik perencana Indonesia merupakan sikap professional dalam mengemban

tanggung jawabnya berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan negara, pemberi

kerja dan atasan, serta tanggung jawab profesi, rekan sejawat maupun diri sendiri.

Tanggung jawab terhadap masyarakat dan negara merupakan payung dari tanggung

jawab lainnya.

Tanggung Jawab Perencana Pada Masyarakat

Melayani kepentingan seluruh golongan dan lapisan masyarakat (public);

mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan golongan maupun

kepentingan pribadi serta berdasar keyakinan profesinya berani membela yang

benar serta memberikan kritik dan koreksi terhadap hal yang merugikan masyarakat.

Memberikan informasi kepada masyarakat dan pengambila keputusan akan

permasalahan, kemungkinan pilihan dan dampak dari suatu perencanaan, serta

mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan dan

pengambilan keputusan.

Berperanserta dalam upaya menuju tercapainya pembangunan berkelanjutan melalui

pendekatan perencanaan terpadu yang berwawasan menyeluruh dan berjangka

panjang, dengan meningkatkan efisiensi dan produktivitas ekonomi, meningkatkan

pemerataan dan perluasan manfaat pembangunan, melestarikan warisan budaya

dan sejarah, serta meningkatkan kondisi lingkungan hidup.

Tanggung Jawab Perencana Terhadap Pemberi Kerja dan Atasannya

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 18: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

18

Menjaga kerahasiaan informasi dari pemberi kerja maupun informasi dari pihak

pemerintah yang masih perlu dirahasiakan serta tidak menggunakan informasi yang

masih rahasia untuk kepentingan pribadi, sebaliknya juga harus berani

mempertanggungjawabkan keputusan profesionalnya berdasar kepertingan

masyarakat.

Memanfaatkan wewenang, kompetensi profesi serta informasi yang dimiliki untuk

memenuhi kepentingan pemberi kerja dan atasannya sejauh hal ini sejalan dengan

pelayanannya terhadap kepentingan masyarakat.

Tanggung Jawab Perencana Terhadap Profesi, Rekan Sejawat dan Diri Sendiri

Turut serta mengembangkan profesi perencanaan dengan terus menerus

meningkatkan integritas, pengetahuan dan kemampuannya, tanggap terhadap kritik

profesi, berbagai pengalaman dan pengetahuan pada rekan sejawat, serta

menyebarluaskan dan meningkatkan pengertian profesi perencanaan pada

masyarakat.

Menghormati dan menghargai kemampuan dan keahlian professional serta hasil

pekerjaan teman sejawat dan anggota dari profesi lain serta mempunyai sikap saling

membina terutama terhadap perencana pemula.

Menghindari menerima pekerjaan pada waktu bersamaan dari pemberi kerja lain

bilamana hal ini dapat menimbulkan benturan kepentingan antar pemberi kerja.

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH

INDONESIA Nomor 002/Munas-I/APPI/08/2006 Tentang

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Kode etik tersebut merupakan sikap profesional perencana dalam mengemban

tanggung jawabnya yang terkait dengan kepentingan masyarakat dan negara, pemberi

kerja dan atasan, serta tanggung jawab profesi, rekan sejawat maupun diri sendiri.

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Menimbang :

a. Bahwa profesi adalah pekerjaan yang didasarkan kepada ilmu pengetahuan,

keahlian yang spesifik dan etika profesi.

b. Bahwa jabatan fungsional perencana (selanjutnya disebut perencana pemerintah)

adalah suatu profesi di lingkungan pegawai negeri sipil yang ditugaskan di instansi

pemerintah tertentu di Indonesia.

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 19: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

19

c. Bahwa Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia (AP2I) adalah organisasi profesi di

lingkungan pegawai negeri sipil bagi para pemangku jabatan fungsional perencana.

d. Bahwa organisasi profesi di lingkungan pegawai negeri sipil perlu menetapkan kode

etiknya masing-masing, sebagai pedoman perilaku pelaksanaan tugas sesuai

dengan hak, wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

e. Bahwa kode etik perencana pemerintah ini dimaksudkan untuk menjamin

pelaksanaan tugas perencana pemerintah yang sesuai dengan prinsip dan tahap-

tahap perencanaan sebagaimana ketentuan dan perundangan berlaku.

f. Bahwa berdasarkan pertimbangan di atas agar etika profesi benar-benar dapat

dipahami dan dilaksanakan oleh setiap perencana pemerintah Indonesia, diperlukan

pedoman pelaksanaan (Kode Etik Perencana Pemerintah Indonesia) yang

ditetapkan dan disahkan dalam musyawarah nasional ke-1 Asosiasi Perencana

Pemerintah Indonesia.

Mengingat :

a. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan Undang-undang Nomor

8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;

b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme;

c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004.

e. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004.

f. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang sumpah/janji Pegawai Negeri

Sipil;

g. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai

Negeri Sipil;

h. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.

i. Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

16/Kep/M.PAN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka Kreditnya

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Kode Etik Perencana Pemerintah Indonesia.

PASAL 1 (Pengertian Umum)

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 20: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

20

1. Kode Etik Profesi Perencana Pemerintah (selanjutnya disebut “Kode Etik

Perencana”) adalah norma sikap dan perilaku yang harus dipahami dan

dilaksanakan oleh Perencana Pemerintah dalam menjalankan tugas dan

tanggungjawabnya, serta dalam menggunakan hak dan kewenangannya baik

sebagai individu professional maupun sebagai bagian dari instansi pemerintah.

2. Kode Etik Perencana berisi kewajiban, tanggungjawab, tingkah laku, dan perbuatan

sesuai dengan nilai-nilai hakiki profesinya dikaitkan dengan nilai-nilai yang hidup dan

berkembang dalam masyarakat serta pandangan hidup bangsa dan negara.

3. Instansi Pemerintah adalah organisasi/unit kerja pada pemerintah pusat dan

pemerintah daerah yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan kegiatan

perencanaan komprehensif, dengan lingkup makro, sektor dan daerah, serta

melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan rencana.

4. Perencana Pemerintah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas,

tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk melaksanakan kegiatan

perencanaan pada instansi perencanaan baik di pusat maupun di daerah.

5. Pelanggaran adalah segala perbuatan dalam bentuk ucapan, tulisan, atau perilaku

Perencana yang bertentangan dengan Kode Etik Perencana.

6. Komite Kode Etik Perencana adalah para anggota AP2I yang ditunjuk dan diangkat

berdasarkan Keputusan Pimpinan Pengurus Nasional AP2I dengan tugas utama

memberikan penjelasan dan interpretasi, memantau pelaksanaan, menetapkan

adanya pelanggaran Kode Etik Perencana berikut penjatuhan sanksi profesi, dan

merekomendasikan penjatuhan hukuman disiplin kepada pejabat yang berwenang

menghukum.

7. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan.

8. Larangan adalah sesuatu yang tidak boleh dilakukan.

PASAL 2 (Kode Etik Perencana)

1. Kode Etik Perencana adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1, dan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

2. Seluruh Pemangku Jabatan Fungsional Perencana di Pusat dan Daerah diharuskan

mematuhi dan melaksanakan Kode Etik Perencana.

3. Kode Etik Perencana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilengkapi dengan

Pernyataan Kode Etik Perencana untuk menjelaskan hal-hal tertentu yang berkaitan

dengan pelaksanaan Kode Etik Perencana.

4. Pernyataan Kode Etik Perencana dikeluarkan oleh Komite Kode Etik Perencana

seseuai dengan perkembangan dan kondisi yang terjadi.

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 21: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

21

PASAL 3 (KOMITE KODE ETIK PERENCANA)

Struktur, tugas, wewenang, dan tata kerja Komite Kode Etik Perencana ditetapkan

oleh Pengurus Nasional AP2I

PASAL 4 (Pengawasan dan Sanksi)

1. Komite Kode Etik berkewajiban untuk melakukan pengawasan terhadap perencana

pemerintah dalam melaksanakan kode etik perencana.

2. Perencana yang melakukan pelanggaran atau penyimpangan ketentuan dalam Kode

Etik Perencana dikenakan hukuman disiplin pegawai negeri sipil sesuai dengan

tingkat kesalahannya.

3. Perencana dapat dikenakan sanksi profesi atas pelanggaran atau penyimpangan

ketentuan dalam Kode Etik Perencana.

4. Sanksi profesi akan diputuskan lebih lanjut oleh Komite Kode Etik Perencana.

5. Penjatuhan sanksi profesi dapat dipertimbangkan untuk tidak menghapuskan

penjatuhan hukuman disiplin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

PASAL 5 (lain-lain)

1. Dengan ditetapkannya Keputusan Musyawarah Nasional AP2I tentang Kode Etik

Perencana Pemerintah ini, selanjutnya perlu disosialisasikan secara periodik dan

berjenjang kepada seluruh Perencana (Pusat dan Daerah) dan merupakan salah

satu topik dalam pelatihan Perencana.

2. Evaluasi dan penyempurnaan atas Kode Etik Perencana dilakukan secara periodik

sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) tahun.

3. Ketentuan di dalam kode etik ini berikut lampirannya dapat diubah atau diperbaiki

melalui persetujuan anggota dan mekaninsme yang diatur oleh Pengurus AP2I.

4. Keputusan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Disahkan oleh anggota AP2I pada Musyawarah Nasional I AP2I

Pada tanggal 30 Agustus 2006

Ketua Formatur AP2I

Lampiran I

KODE ETIK PERENCANA

Pendahuluan

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 22: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

22

Kode Etik Profesi Perencana (Kode Etik Perencana) dimaksudkan untuk

memberikan dasar, menegakkan dan memelihara standar perilaku professional sebagai

pedoman atau acuan berperilaku bagi seluruh perencana pemerintah di setiap

instansi/unit perencanaan di kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

Tujuan ditetapkannya kode etik ini adalah agar terpenuhi prinsip-prinsip kerja yang

sehat, professional dan terpenuhinya pengendalian pekerjaan, sehingga mengarah

kepada terwujudnya kinerja yang tinggi dalam pelaksanaan tugas pokoknya.

Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia (AP2I) berkewajiban untuk menyusun dan

menetapkan standar perilaku profesional yang tinggi, mendorong dilaksanakannya

perilaku etis, sikap dan pertimbangan setiap individu perencana pemerintah atas dasar :

- Bahwa perencanaan pembangunan nasional diperlukan untuk menjamin : (a)

agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien dan bersasaran; (b)

tercapainya tujuan negara kesatuan Republik Indonesia.

- Bahwa kode etik perencana memuat secara jelas prinsip, nilai-nilai dan standar

etika profesi perencana pemerintah.

- Bahwa mendorong standar tersebut melalui pendidikan, pelatihan dan forum

konsultasi.

- Bahwa diperlukan investigasi perilaku tidak etis, mengambil tindakan korektif,

dan belajar dari pengalaman.

- Bahwa diperlukan bimbingan kepada para perencana dalam hal pengambilan

keputusan etis.

- Bahwa terdapat kesempatan bagi setiap perencana anggota AP2I untuk

memberikan masukan bagi penyempurnaan kode etik ini.

Kode Etik Perencana ini terdiri atas 4 (empat) bagian, yaitu : (1) Pendahuluan, (2) Nilai-

Nilai Dasar Pribadi, (3) Standar Perilaku, dan (4) Standar Pelaksanaan.

Nilai-Nilai Dasar Pribadi

Setiap Perencana Pemerintah harus menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar

pribadi, yaitu :

a. Beriman : bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Jujur : memiliki kejujuran yang tinggi sehingga perkataan dan perbuatannya dapat

dipercaya.

c. Sederhana : bersahaja dalam segala hal, bertutur kata, bersikap, dan berperilaku

d. Berani : bersikap tegas, tidak ragu-ragu, dan rasional dalam membuat dan

menentujan pilihan-pilihan alternatif rencana demi kepentingan negara, pemerintah

dan organisasi.           

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 23: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

23

e. Terbuka : transparan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, serta dalam

pergaulan internal maupun eksternal.

f. Independen : bersikap netral dalam melaksanakan tugas, tidak terpengaruh oleh

kepentingan kelompok atau golongan tertentu.

g. Berintegritas : memiliki perilaku yang bermartabat dan bertanggungjawab.

h. Tangguh : tegar dalam menghadapi kesulitan, hambatan, tantangan, dan ancaman

dalam bentuk apa pun dan dari pihak manapun.

i. Kompeten : memiliki kemampuan dan karakteristik yang harus dimiliki, serta selalu

berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keahlian, dan

kapasitas yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.

j. Profesional :  menjaga dan menjalankan keahlian profesi dan mencegah benturan

kepentingan dalam pelaksanaan tugas.

Standar Perilaku

Standar perilaku berisikan batasan perilaku sebagai kewajiban yang harus dilakukan

serta larangan yang harus dihindari oleh setiap Perencana. Perumusan standar perilaku

memperhatikan asas-asas utama sebuah organisasi, yaitu : kepastian hukum,

keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas.

Kepastian Hukum, yaitu dalam melaksanakan tugas, tanggungjawab, wewenang, dan

jabatannya dalam organisasi selalu mengedepankan landasan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Keterbukaan, membuka diri dan memberi akses kepada masyarakat dalam

melaksanakan hak-haknya untuk memperoleh informasi yang benar dan dapat

dipertanggungjawabkan dalam melaksanakan tugas dan kedudukannya bagi organisasi

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kepentingan Umum, sebagai bagian dari aparatur negara, mengutamakan memberikan

pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam

penyelenggaranaan negara, pemerintahan, dan pembangunan.

Akuntabilitas, setiap pelaksanaan dan hasil akhir dari kegiatan dalam institusi (unit

organisasi) harus dapat dipertanggungjawabkan kepada pimpinan dan masyarakat

sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Proporsionalitas, selalu mengutamakan kepentingan pelaksanaan tugas, dan

tanggungjawab organisasi, dengan tetap memperhatikan adanya kepentingan  lainnya

secara seimbang.

Kewajiban

1. Menjunjung tinggi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 24: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

24

2. Mentaati dan mematuhi norma-norma hukum, etika dan moral, ketentuan

kepegawaian, kedinasan, dan peraturan administratif kedinasan lainnya.

3. Memanfaatkan dan memelihara fasilitas dan barang-barang milik negara dengan

sebaik-baiknya.

4. Bersikap independen dalam pelaksanaan tugas dan tidak memihak kepada

kepentingan kelompok atau golongan tertentu sehingga tidak menimbulkan benturan

dan friksi kepentingan.

5. Menghindari perilaku dan perbuatan yang melanggar hokum dan etika profesi.

6. Menerapkan dengan tegas prinsip, nilai, dan keputusan yang telah disepakati

dengan segala konsekuensinya.

7. Meningkatkan kemampuan dan kualitas kerja secara berkesinambungan.

8. Mendahulukan tugas dan tanggungjawab kepada negara, dan organisasi daripada

kepetingan pribadi dan golongan.

9. Memelihara dan menjaga hubungan yang harmonis dengan perencana dan pihak

lain secara hirarkis struktural maupun fungsional.

10. Mengindentifikasi setiap benturan dan konflik kepentingan yang timbul atau

kemungkinan benturan kepentingan yang akan timbul dan mengkomunikasikan

kepada pimpinan.

11. Menahan diri terhadap gangguan dan godaan yang berpotensi mempengaruhi

kinerja dan substansi keputusan.

12. Memberitahukan kepada atasan langsungnya mengenai penugasan dari pihak lain

yang akan dan telah dilaksanakan, baik sendiri atau bersama orang lain, dalam

hubungannya dengan tugas kedinasan.

Larangan

1. Menyalahgunakan wewenang yang dimiliki, langsung atau tidak langsung untuk

kepentingan pribadi dan atau golongan.

2. Meminta atau menerima pemberian dari siapa pun dan dalam bentuk apapun yang

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kebijakan organisasi dan

sumpah jabatan.

3. Menggunakan dan atau mengakses data dan informasi dari pelaksanaan tugas dan

miliki organisasi tanpa otoritas, kecuali untuk keperluan sesuai peraturan perundang-

undangan dan prosionalisme tugas jabatan.

4. Menghilangkan asset negara, dokumen, milik negara/organisasi, dan barang bukti.

5. Membuat komitmen dan janji dengan pihak lain yang mengikat organisasi tanpa

prosedur dan otorisasi legal.

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 25: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

25

6. Memiliki kepentingan keuangan dan kepentingan lainnya yang bertentangan dengan

pelaksanaan tugas dan wewenang.

7. Melakukan transaksi keuangan dan transaksi lainnya dengan menggunakan

informasi dalam lingkungan tugas dan organisasi yang tidak diperkenankan oleh

ketentuan yang berlaku, dan menggunakan informasi tersebut untuk kepentingan

pribadi dan golongan.

8. Menjadi anggota dan atau pengurus partai politik tertentu, sehingga berpotensi

memiliki pengaruh kepentingan golongan tertentu dan diskriminatif dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

9. Terlibat dalam pekerjaan dan atau aktivitas di luar organisasi yang bertentangan

dengan pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya dalam organisasi.

10. Melakukan tindakan dan perbuatan yang melanggar norma hukum, agama, dan

susila.

Standar Pelaksanaan

a. Nilai-nilai pribadi dan standar perilaku seperti tersebut diatas, dilaksanakan dalam

bentuk ucapan, sikap dan tindakan.

b. Perencana wajib menjaga kewenangan yang dimiliki dengan berperilaku sesuai

dengan kode etik Perencana.

c. Perencana wajib menempatkan loyalitas kepada hukum, norma, etika, dan moral

diatas kepentingan pribadi dan atau golongan dalam pelaksanaan tugas pokoknya.

d. Kode Etik diterapkan dengan tegas, dan mengandung sanksi profesi dan penjatuhan

hukuman disiplin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi

yang melanggarnya.

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 26: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

26

BAB IV

KESIMPULAN

Dari uraian yang telah dijelaskan pada bab III dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai

perkembangan kode etik perencana dari tahun 1989, 1994 dan 2006, yakni :

- Perencanaan dalam artian yang sempit bukanlah suatu sains, melainkan, suatu

bentuk tindak sosial, yang diarahkan untuk membentuk lingkungan fisik, dan

dikendalikan oleh seperangkat nilai-nilai moral, politik, dan estetika. Perencanaan

adalah suatu praktek etika, meskipun sesungguhnya dalam upaya mewujudkan

nilai-nilai yang akan dicapai.

- Secara umum kode etik profesi perencana yaitu :

• Tanggung jawab perencana kepada publik;

• Tanggung jawab perencana kepada para klien and pemberi kerja;

• Tanggung jawab perencana kepada profesi dan kepada sejawat/kolega;

• Tanggung jawab perencana kepada diri sendiri.

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA

Page 27: Perkembangan Kode Etik Profesi Perencana

27

DAFTAR PUSTAKA

www.iap.org.id

www.google.com

Djoko Sujarto, Perkembangan Teori Perencanaan, Mimeograf Jurusan Teknik Planologi,

FTSP, ITB, Bandung 1988.

Jurusan Planologi, FTSP-ITB, Panduan Kurikulum Jurusan Planologi, FTSP-ITB, 1998,

Bandung 1998

KODE ETIK PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA