Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

135
ETIK DAN ETIK DAN DISIPLIN DISIPLIN APOTEKER INDONESIA APOTEKER INDONESIA MAJELIS ETIK DAN DISIPLIN APOTEKER INDONESIA

description

Farmasi

Transcript of Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Page 1: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

ETIK DAN ETIK DAN DISIPLIN APOTEKER DISIPLIN APOTEKER INDONESIAINDONESIA

MAJELIS ETIK DAN DISIPLIN APOTEKER INDONESIA

Page 2: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

APOTEKER SEBAGAI PROFESI

Page 3: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntutkeahlian dari petugasnya

Pekerjaan PROFESI tidak bisa dilakukan olehorang yang tidak terlatih dan tidak disiapkansecara khusus lebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu

DEFINISI PROFESI

Page 4: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Ciri Profesi (1)

1. Dilatar belakangi suatu latihan atau pendidikan ketrampilan dan intelektual yang sitematis

2. Ukuran keberhasilannya bukan hanya bersifat material

3. Berpihak kepada masyarakat4. Ketidak hadirannya dirasakan kehilangan bagi

masyarakat5. Selalu meningkatkan dan memperdalam ilmu

Page 5: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Ciri Profesi (2)

1. Jelas Status Kewenangannya2. Mempunyai Profesional Project3. Mendapatkan Monopoli atas aktivitas tertentu

sehingga mendapat status sosial tertentu4. Mendapatkan legitimasi oleh otoritas keilmuan

dari penguasa lewat akreditasi atau lisensi

Page 6: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Ciri Profesi (3)

1. Merupakan suatu okupasi yg berkedudukan tinggi dan terdiri dari para ahli yang terampil

2. Mempunyai kompetensi yang ekslusif yg sangat penting bagi masyarakat

3.Pendidikan yang intensif dan disiplin tertentu mengembangkan suatu taraf solidaritas dan eklusivitas tertentu

4. Mengembangkan etika tersendiri5. Pengakuan kemandiriannya dipengaruhi oleh

masyarakat maupun kelompok profesi lainnya

Page 7: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Ciri Profesi (4)

Pekerjaan berdasarkan keahlian khusus1. Ada prosedur bekerja2. Ada kesepakatan kelompok3. Ada etika diantara pelaku4. Ada pengakuan masyarakat/dunia5. Ada semangat bekerja inovatif6. Ada panggilan hati7. Ada pendapatan

Page 8: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

STANDAR KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA

Page 9: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA

1. MAMPU MEAKSANAKAN PRAKTIK KEFARMASIAN SECARA PROFESIONAL DAN ETIK

2. MAMPU MENYELESAIKAN MASALAH TERKAIT DENGAN PENGGUNAAN SEDIAAN FARMASI

3. MAMPU MELAKSNAKAN DISPENSING SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN SESUAI STANDAR YANG BERLAKU

4. MAMPU MEMFORMULASI DAN MEMPRODUKSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN SESUAI STANDAR YANG BERLAKU

5. MEMPUNYAI KETRAMPILAN DALAM PEMBERIAN INFORMASI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN

6. MAMPU BERKONTRIBUSI DALAM UPAYA PREVENTIF DAN PROMOTIF KESEHATAN MASYARAKAT

Page 10: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

7. MAMPU MENGELOLA SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN SESUAI DENGAN STANDAR YANG BERLAKU

8. MEMPUNYAI KETRAMPILAN ORANISASI DAN MAMPU MEMBANGUN HUBUNGAN INTERPERSONAL DALAM MELAKUKAN PRAKTIK KEFARMASIAN

9. MAMPU MENGIKUTI PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEFARMASIAN

Page 11: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

MAMPU MELAKSANAKAN PRAKTIK KEFARMASIAN SECARA PROFESIONAL DAN ETIK

1. Menguasai kode etik yang berlaku dalam praktik profesi2. Mampu menerapkan praktik kefarmasian secara legal dan

profesional sesuai kode etik apoteker indonesia - Berperilaku profesional sesuai dengan kode etik apoteker Indonesia - Integritas personal dan profesional

Page 12: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian
Page 13: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

PELUANG APOTEKER

Page 14: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

LANDASA

N

Page 15: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

HUBUNGAN ETIKA DAN HUKUM

Page 16: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Moralitas dan LegalitasLegalitas :

Semata-mata merupakan kesesuaian dan ketidak sesuaian antara tindakan seseorang dengan hukum atau norma lahiriahDorongan batin sama sekali tidak diperhatikan

Moralitas :Kesesuaian sikap perbuatan dengan norma/hukum batiniah, yakni yang dipandang sebagai kewajiban. Kewajiban ini menjadi tolok ukur atau batu uji apakah tindakan seseorang boleh disebut tindakan moral atau tidak

Page 17: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Moralitas :

- Moralitas HeteronomSikap dimana kewajiban ditaati dan dilaksanakan bukan karena kewajiban itu sendiri, melainkan karena sesuatu yang berasal dari luar kehendak pelaku, misalnya karena mau mencapai tujuan tertentu atau karena takut pada penguasa

- Moralitas OtonomKesadaran manusia akan kewajiban yang ditaatinya sebagai sesuatu yang dikehendakinya sendiri karena diyakini sebagai hal yang baik

Page 18: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Etika dan Hukum

Persamaan :Keduanya mempunyai tujuan sosial yang sama yakni menghendaki agar manusia melakukan perbuatan yang baik dan benar

Perbedaan :Etika ditujukan kepada sikap batin manusia, dan sanksinya dari kelompok masyarakat profesi itu sendiri

Hukum ditujukan pada sikap lahir manusia, membebani manusia dengan hak dan kewajiban, bersifat memaksa, sanksinya tegas dan konkret yang dilaksanakan melalui wewenang penguasa/pemerintah

Page 19: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

UNTUK MELINDUNGI MASYARAKAT

Perilaku individu harus diatur dan dilindungi oleh kaidah hukum, sebab kaidah hukum mempunyai sanksi yang lebih tegas dan konkret, sehingga kaidah etika dapat berlaku secara efektif

Page 20: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Etika Profesi dan Penegakan Hukum

Penegakan Hukum = Law Enforcement :

Suatu proses untuk mewujudkan keinginan-keinginan hukum menjadi kenyataan.

Keinginan-keinginan hukum : pikiran-pikiran badan pembuat undang-undang yang dirumuskan dalam

peraturan-peraturan hukum

Penegakan hukum berhubungan erat dan didukung oleh nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang terkandung

dalam etika profesi

Page 21: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Memandang sesuatu yang bersifat normatif ( pemahaman terhadap apa yang seharusnya

ideal dalam kehidupan )

Diatur oleh Hukum dan Etik

Harus disesuaikan denganperkembangan sosial dan perkembangan

keilmuan

Page 22: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

LANDASAN PRAKTIK PROFl,ESI

ILMUETIK

HUKUM

Page 23: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Etika profesi :Secara internal : mengatur hubungan antara sejawat Secara eksternal : mengatur hubungan dengan kelompok profesi lain dan juga masyarakat

- Kode Etik bukan hukum p ,,- Undang-undang tidak dapat mengatur kode etik- Kode etik dapat dimasukkan dalam undang-undang khusus , artinya :

-1. Tidak tertuang dalam undang-undang tertulis- 2.Kasus yang belum dituang kan dalam undang-undang / belum jelas undang-undangnya - 3.Mempunyai karakterisitik khusus- 4.Mempunyai fungsi penting dalam masyarakat profesi

Rasa hormat terhadap etika profesi dapat memelihara kredibilitas profesi di masyarakat

Page 24: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Norma Etik dan Hukum sama-sama mengikat.

Bila terjadi konflik, maka etik harus mengalah dan menyediakan tempatnya bagi hukum

Hubungan antara etik dan hukum :

Aliran Natuurlijk

Aliran Positivisme

Page 25: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

• Natuurlijk : Norma-norma etik dapat mempunyai relevansi terhadap isi dan berlakunya hukum

Tidak ada suatu pemisahan tajam dan prinsipiil antara etik dan hukum

• Positivisme :Konsentrasi pada isi dan hukum yang berlaku .

Ada pemisahan hukum dan etika

Page 26: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Adnan Buyung Nasution

Etika profesi dapat menjadi pertimbangan

hukum suatu putusan pengadilan

Page 27: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

1.Pedoman pengambilan keputusan 2.Panduan Perilaku Profesi (Guidelines for directing their professional behavior)

3.Dasar kepercayaan dari masyarakat4.Batasan campur tangan pihak luar

Landasan Praktek(Pondasi /Pilar /Internal Power)

Page 28: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Tujuan Kode Etik Apoteker Indonesia

Keseimbangan Hak dan Kewajiban1. Menjunjung tinggi martabat Profesi : Eksistensi2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan

anggota : Jaminan kesejahteraan lahir batin3. Meningkatkan pengabdian anggota4. Meningkatkan layanan kepada pengguna jasa5. Menentukan standar sendiri : Otonomi Profesi

Page 29: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Kode Etik sebagai peraturan perundangan khusus :

1. Tidak tertuang dalam UU tertulis2. Untuk hal yang belum dituang kan dalam UU / belum jelas UU nya 3. Mempunyai karakterisitik khusus4. Mempunyai fungsi regulasi yang penting untuk perlindungan dan penguatan pada angggota profesi

dan masyarakat

Rasa hormat terhadap etika profesi dapat memelihara kredibilitas profesi

Page 30: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

PENGERTIAN ETIK

- Ethos : BahasaYunani - Norma kesopanan/kesusilaan- Adat, budi pekerti- Yang baik, yang layak

Page 31: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

SOCRATES

( 2000 Tahun Yang Lalu)

- Melakukan pendekatan Etik sebagai sains- Etik sebagai prinsip yang secara universal

tervalidasi , artinya :Baik untuk seseorang juga baik untuk semuanya,

Page 32: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

KODE ETIK APOTEKER INDONESIA

Keputusan Kongres Nasional XVIII ISFI Th. 2009

No. 006/Kongres XVIII/ISFI/2009

Page 33: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

KODE ETIK

MERUPAKAN SALAH SATU UNSUR DARI STANDAR PROFESI

Page 34: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

MUKADIMAH

Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta dalam mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan

bimbingan dan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa

Page 35: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Apoteker di dalam pengabdiannya kepada nusa dan bangsa serta di dalam mengamalkan keahliannya

selalu berpegang teguh kepada sumpah / janji Apoteker

Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya berpedoman pada satu ikatan

moral yaitu : Kode Etik Apoteker Indonesia

Page 36: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pedoman Pelaksanaan

1. Setiap apoteker dalam melakukan pengabdian dan pengamalan ilmunya harus didasari oleh sebuah niat luhur untuk kepentingan makhluk lain sesuai dengan tuntunan Tuhan yang Maha Esa

2. Sumpah dan janji apoteker adalah komitmen seorang apoteker yang harus dijadikan landasan moral dalam pengabdian profesinya

Page 37: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

3. Kode etik sebagai kumpulan nilai-nilai atau prinsip harus diikuti oleh apoteker sebagai pedoman dan petunjuk serta standar perilaku dalam bertindak dan mengambil keputusan

Page 38: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

BAB IKEWAJIBAN UMUM

Pasal 1Setiap Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati

dan mengamalkan Sumpah Apoteker

Pedoman Pelaksanaan :Sumpah / janji Apoteker yang diucapkan seorang

apoteker untuk dapat diamalkan dalam pengabdiannya harus dihayati dengan baik dan dijadikan landasan moral dalam setiap tindakan dan perilaku

Page 39: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Dalam sumpah Apoteker ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

1. Melaksanakan asuhan kefarmasian2. Merahasiakan kondisi pasien , resep dan medication

record untuk pasien3. Melaksanakan praktik profesi sesuai landasan

praktik profesi yaitu ilmu, hukum dan etik

Page 40: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Sumpah ApotekerSaya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan

perikemanusiaan terutama dalam bidang kesehatan

Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai apoteker

Sekalipun diancam saya tdk akan mempergunakan pengetahuan kefarmasian saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasianDalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh oleh

pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial

Saya ikrarkan Sumpah/Janji ini dengan sungguh-sungguh dan penuh keinsyafan

Page 41: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pasal 2 :

Setiap Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik

Apoteker Indonesia

Page 42: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pedoman Pelaksanaan

Kesungguhan dalam menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia dinilai dari ada tidaknya laporan masyarakat , ada tidaknya laporan dari sejawat Apoteker atau sejawat tenaga kesehatan lain, serta tidak ada laporan dari Dinas KesehatanPengaturan Pemberian sanksi ditetapkan dalam Peraturan Organisasi (PO)

Page 43: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pasal 3Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai Standar Kompetensi Apoteker

Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam

melaksankaan kewajibannyaPedoman Pelaksanaan :1. Setiap Apoteker Indonesia harus mengerti ,

menghayati dan mengamalkan kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Apoteker Indonesia. Kompetensi yang dimaksud adalah ketrampilan, sikap dan perilaku yang berdasarkan pada ilmu, hukum dan etik

Page 44: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

2. Ukuran kompetensi seorang Apoteker dinilai lewat uji kompetensi

3. Kepentingan kemanusiaan harus menjadi pertimbangan utama dalam setiap tindakan dan keputusan seorang Apoteker indonesia

4. Bilamana suatu saat seorang Apoteker dihadapkan kepada konflik tanggung jawab profesional, maka dari berbagai opsi yang ada, seorang apoteker harus memilih resiko yang paling kecil dan paling tepat untuk kepentingan pasien serta masyarakat

Page 45: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pasal 4 Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti

perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya dan dibidang farmasi pada khususnya

Pedoman Pelaksanaan1. Seorang Apoteker harus mengembangkan

pengetahuan dan ketrampilan profesionalnya secara terus menerus

2. Aktifitas seorang Apoteker dalam mengikuti perkembangan di bidang kesehatan , diukur dari nilai SKP yang diperoleh dari hasil uji kompetensi

-

Page 46: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

3. Jumlah SKP minimal yang harus diperoleh Apoteker ditetapkan dalam peraturan organisasi

Page 47: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pasal 5Di dalam menjalankan tugasnya, setiap Apoteker

harus berusaha menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang

bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian

Pedoman Pelaksanaan :Seorang Apoteker dalam tindakan profesionalnya harus menghindari diri dari perbuatan yang akan merusak atau merugikan orang lain

Page 48: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

2. Seorang Apoteker dalam menjalankan tugasnya dapat memperoleh imbalan dari pasien dan masyarakat atau jasa yang diberikannya dengan tetap memegang teguh kepada prinsip mendahulukan kepentingan pasien

3. Seorang Apoteker dalam tindakan profesionalnya harus menghindari diri dari perbuatan yang akan merusak atau merugikan orang lain

Page 49: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pasal 6

Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain

Page 50: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pedoman Pelaksanaan

1. Seorang Apoteker harus menjaga kepercayaan masarakat atas profesi yang disandangkan dengan jujur dan penuh integritas

2. Seorang Apoteker tidak akan menyalah gunakan kemampuan profesionalnya kepada orang lain

3. Seorang Apoteker harus menjaga perilakunya

Page 51: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pasal 7Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi

sesuai dengan profesinya:Pedoman Pelaksanaan :1. Seorang Apoteker memberikan informasi kepada

pasien / masyarakat harus dengan cara yang mudah dimengerti dan akin bahwa informasi tersebut sesuai,relevan dan up to date

2. Sebelum memberikan informasi, Apoteker harus menggali informasi yang dibutuhkan dari pasien ataupun orang yang datang menemui apoteker mengenai pasien serta penyakitnya

Page 52: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

3. Seorang Apoteker harus mampu berbagi informasi mengenai pelayanan kepada pasien dengan tenaga profesi kesehatan yang terlibat

4. Seorang Apoteker harus senantiasa meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap obat dalam bentuk penyuluhan, memberikan informasi secara jelas, melakukan montoring penggunaan obat dan sebagainya

5. Kegiatan penyuluhan ini mendapat nilai SKP

Page 53: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pasal 8

Seorang Apoteker harus aktif mengkuti perkembangan peraturan perundangan di bidang

kesehatan pada umumnya dan bidang farmasi pada khusus nya

Page 54: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pedoman Pelaksanaan1. Tidak ada alasan bagi Apoteker tidak tahu

peraturan perundangan yang terkait dengan kefarmasian. Untuk itu setiap apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan peraturan, sehingga setiap apoteker dapat menjalankan profesinya dengan tetap berada dalam koridor peraturan perundangan yang berlaku

2. Apoteker harus membuat SPO sebagai pedomankerja bagi seluruh personil di sarana pekerjaan kefarmasian sesuai kewenangan atas dasar peraturan perundangan yang ada

Page 55: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

BAB IIKewajiban Apoteker Terhadap Penderita:

Pasal 9 : Seorang Apoteker dalam melakukan praktik

kefarmasian harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati

hak asasi penderita dan melindungi makhluk hidup insani

Pedoman Pelaksanaan :1. Kepedulian kepada pasien adalah merupakan hal

yang paling utama dari seorang Apoteker 2. Setiap tindakan dan keputusan profesional Apoteker

harus berpihak kepada kepentingan pasien dan masyarakat

Page 56: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

3. Seorang Apoteker harus mampu mendorong pasien untuk terlibat dalam keputusan pengobatan mereka

4. Seorang Apoteker harus mengambil langkah untuk menjaga kesehatan pasien, khusunya janin, bayi, anak-anak, serta orang yang dalam kondisi lemah

5. Seorang Apoteker harus yakin bahwa obat yang diserahkan kepada pasien adalah obat yang terjamin mutu, keamanan dan khasiat dan cara pakai obat yang tepat

Page 57: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

6. Seorang Apoteker harus menjaga kerahasiaan pasien, rahasia kefarmasian dan rahasia kedokteran dengan baik

7. Seorang Apoteker harus menghormati keputusan profesi yang telah ditetapkan oleh Dokter dalam bentuk penulisan resep dsb.

8. Dalam hal seorang Apoteker akan mengambil kebijakan yang berbeda dengan permintaan Dokter, maka Apoteker harus melakukan komunikasi dengan Dokter tersebut, kecuali peraturan perundangan membolehkan Apoteker mengambil keputusan demi kepentingan dan atas persetujuan pasien

Page 58: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

BAB III KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN

SEJAWAT

Pasal 10 : Setiap Apoteker harus memperlakukan teman

sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan

Page 59: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pedoman Pelaksanaan :

1. Seorang Apoteker harus menghargai teman sejawatnya termasuk rekan kerjanya

2. Bilamana Seorang Apoteker dihdapkan pada suatu situasi yang problematik, baik secara moral ataupun peratran perundangan yang berlaku tentang hubungannya dengan sejawatnya, maka komunikasi antar sejawat harus dilakukan dengan baik dan santun

3. Apoteker harus berkoordinasi dengan IAI ataupun MPEA dalam menyelesaikan permasalahannya dengan teman sejawat

Page 60: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pasal 11 : Sesama Apoteker harus saling mengingatkan dan saling

menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan kode etik

Pedoman Pelaksanaan :1. Bilamana Seorang Apoteker mengetahui sejawatnya

melanggar kode etik, dengan cara yang santun dia harus melakukan komunikasi dengan sejawatnya tersebut untuk mengingatkan kekeliruan yang ada

2. Bilamana ternyata yang bersangkutan sulit menerima maka dia dapat menampaikan kepada Pengurus Cabang dan atau MPEAD secara berjenjang

Page 61: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pasal 12 :

Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerja sama yang

baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian serta

mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menjalankan tugasnya

-

Page 62: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pedoman Pelaksanaan

1. Seorang Apoteker harus menjalin dan memelihara kerja sama dengan sejawat apoteker lainnya

2. Seorang Apoteker harus membantu teman sejawatnya dalam menjalankan pengabdian profesinya

3. Seorang Apoteker harus saling mempercayai teman sejawatnya dalam menjalani/memelihara kerja sama

Page 63: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

BAB IVKEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP SEJAWAT PETUGAS

KESEHATAN LAINNYAPasal 13

Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati Sejawat Petugas Kesehatan lain

Page 64: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pedoman Pelaksanaan :1. Apoteker harus mampu menjalin hubungan yang

harmonis dengan tenaga profesi kesehatan lainnya secara seimbang dan bermartabat

2. Bilamana seorang Apoteker menemui hal hal yang kurang tepat dari profesi kesehatan lainnya maka apoteker tersebut harus mampu mengkomunikasikannya dengan baik kepada profesi tersebut, tanpa yang bersangkutan harus merasa dipermalukan

Page 65: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pasal 14 Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya / hilangnya kepercayaan masyarakat

kepada Sejawat Petugas Kesehatan lainnyaPedoman Pelaksanaan :

Bilamana seorang Apoteker menemui hal hal yang kurang tepat dari profesi kesehatan lainnya maka apoteker tersebut harus mampu mengkomunikasikannya dengan baik kepada profesi tersebut, tanpa yang bersangkutan harus merasa dipermalukan

Page 66: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

BAB VPENUTUP

Pasal 15 Setiap Apoteker bersungguh-sungguh menghayati

dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari. Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja

maupun tidak sengaja melanggar atau tidak mematuhi Kode Etik Apoteker Indonesia, maka

Apoteker tersebut wajib mengakui dan menerima sanksi dari Pemerintah, Organisasi Profesi Farmasi

yang menanganinya (IAI) dan mempertanggung jawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Page 67: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Pedoman Pelaksanaan

Apabila Apoteker melakukan pelanggaran Kode dikenakan sanksi organisasi. Sanksi dapat berupa pembinaan , peringatan, pencabutan keanggotaan sementara atau pencabutan keanggotaan tetap.

Kriteria pelanggaran kode etik diatur dalam peraturan organisasi , dan sanksi ditetapkan setelah melalui kajian mendalam dari MPEAD

Selanjutnya MPEAD menyampaikan hasil telaahnya kepada Pengurus Cabang, Pengurus Daerah dan MPEA

Page 68: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

HUBUNGAN KODE ETIK APOTEKER INDONESIA DG PERATURAN PERUNDANGAN

1. Kode Etik :BAB I : KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1:Setiap apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Apoteker.

Peraturan Perundangan :Sumpah Apoteker ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1962

Kode Etik mewajibkan apoteker untuk mengamalkan PP 20/1962

Page 69: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

2. Kode Etik :Bab I Pasal 3 :Setiap apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi apoteker indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya

Peraturan Perundangan : UU Kesehatan Pasal 53 ayat 2 : Tenaga Kesehatan dalam melakukan

tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien

( standar kompetensi termasuk standar profesi)

Lanjutan Hubungan …….

Page 70: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Lanjutan Hubungan …….3. Kode Etik :Bab I Pasal 7 : Seorang apoteker harus menjadi Sumberinformasi sesuai dengan profesinya:

Peraturan Perundangan : UU Perlindungan Konsumen (UU No. 8 Tahun 1999)Tentang Perlindungan Konsumen :a. Bab III pasal 4 c. Konsumen berhak atas informasi yangbenar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barangdan/atau jasab.Bab III pasal 7b. Pelaku usaha wajib memberikan informasiyang benar , jelas dan jujur mengenai kondisi barang dan/ataujasa serta memberi penjelasan penggunaan,perbaikan danpemeliharaan

Page 71: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Lanjutan Hubungan …….

4. Kode Etik :Bab I Pasal 8 :Seorang apoteker harus aktif mengkuti perkembanganperaturan perundangan di bidang kesehatan padaumumnya dan bidang farmasi pada khusus nya Apoteker yang tidak mengetahui perkembangan

peraturan perundangan, dapat terjerumus dalam tindakan pelanggaran hukum. Itulah sebabnya kode etik mewajibkan apoteker mengikuti perkembangan hukum agar tindakan profesinya senantiasa aman

Page 72: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Lanjutan Hubungan …….5. Kode Etik :

Bab II Pasal 9 :Seorang apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak asasi penderita dan melindungi makhluk hidup insani

Peraturan Perundangan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

Bab I Pasal 1 : Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi , pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat , pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional

-

Page 73: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Studi Kasus Pelanggaran Etik dan Pelanggaran Hukum

1. Apoteker di Apotik menjual Ephedrin tablet dalam jumlah banyak ( beberapa karton) kepada seseorang, tanpa meneliti terlebih dahulu maksud pembelian jumlah besar tersebut :

Permenkes No. 168/MenKes/Per /II/2005 : menetapkan bahwa ephedrin dan garamnya adalah prekursor farmasi (zat atau bahan pemula atau bahan kimia tertentu yang dapat digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan produksi industri farmasi), dengan demikian haus diwaspadai distribusinya, apalagi banyak disalah gunakan untuk produksi psikotropika

Page 74: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

2. Apoteker melakukan pengadaan obat dari jalur tidak resmi- Dalam peraturan perundangan disebutkan bahwa pengadaan obat di apotik harus melalui distributor resmi-Kualitas obat tidak dapat dipertanggung jawabkan

3. Apoteker melakukan distribusi obat dengan cara ilegal, yaitu menyerahkan berkas Surat Pesanan (SP) pada pihak lain untuk disalah gunakan

Page 75: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

4. Peracikan obat oleh apoteker, tidak dilengkapi dengan informasi yang jelas dan lengkap.

Melanggar Undang-undang konsumen

Page 76: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

KEWAJIBAN APOTEKER PADA SEJAWAT PENDERITA

1. Mengutamakan Kepentingan Penderita2. Menghormati Hak Azazi Penderita3. Melindungi Penderita

Page 77: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

KEWAJIBAN APOTEKER PADA SEJAWAT APOTEKER LAIN

1. Saling mengingatkan dan menasehati dalam pelaksanaan etik2. Kerjasama dalam memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, 3. Mempertebal rasa saling mempercayai

Page 78: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

KEWAJIBAN APOTEKER PADA SEJAWAT KESEHATAN LAIN

1. Berkolaberasi, bersinergi2. Saling mempercayai, menghormati, menghargai3. Tidak melakukan tindakan yang berakibat pada

hilangnya kepercayaan masyarakat pada tenaga kesehatan tersebut

Page 79: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

AKIBAT PELANGGARAN ETIK

Page 80: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

AKIBAT PELANGGARAN HUKUM DAN ILMU

SAKITNYA DISINI.................DISINI...............................DISINI

Page 81: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian
Page 82: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian
Page 83: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian
Page 84: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian
Page 85: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian
Page 86: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian
Page 87: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian
Page 88: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian
Page 89: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

MAJELIS ETIK DAN DISIPLIN APOTEKER

Page 90: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Kongres Nasional IAI Tahun 2014 memutuskan : merubah MPEA (Majelis Pertimbangan Etik Apoteker)

menjadi MEDAI (Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia)

Page 91: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

SURAT KEPUTUSANPENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA

Nomor : PO. 004/ PP.IAI/1418/VII/2014Tentang

PERATURAN ORGANISASITENTANG

PEDOMAN DISIPLIN APOTEKER INDONESIA

2014

Page 92: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

BAB IIKETENTUAN UMUM

1.Disiplin Apoteker adalah kesanggupan Apoteker untuk menaatikewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan praktik yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

2. Penegakan Disiplin adalah penegakan aturan-aturan dan/atau ketentuan penerapan keilmuan dalam pelaksanaan pelayanan yang harus diikuti oleh Apoteker.

3. Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia yang disingkat MEDAI, adalah organ organisasi profesi Ikatan Apoteker Indonesia yang bertugas membina, mengawasidan menilai pelaksanaan Kode Etik Apoteker Indonesia oleh Anggota maupun oleh Pengurus, dan menjaga, meningkatkan dan menegakkan disiplin apoteker Indonesia.

Page 93: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

4. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

5. Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 94: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

6. Tenaga kefarmasian adalah tenaga kesehatan yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.

7. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga kesehatan yang membantu Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker;

8. Standar Pendidikan Apoteker Indonesia, yang selanjutnya disingkat SPAI adalah pendidikan akademik dan pendidikan profesional yang diarahkan guna mencapa

Page 95: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

BAB IV. BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN

1.Melakukan praktik kefarmasian dengan tidak kompeten. Penjelasan: Melakukan Praktek kefarmasian tidak dengan standar praktek Profesi/standar kompetensi yang benar, sehingga berpotensi menimbulkan/mengakibatkan kerusakan, kerugian pasien atau masyarakat.

2. Membiarkan berlangsungnya praktek kefarmasian yang menjadi tanggung jawabnya, tanpa kehadirannya, ataupun tanpa Apoteker pengganti dan/ atau Apoteker pendamping yang sah.

Page 96: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

3. Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatan tertentu atau tenaga kesehatan lainnya yang tidak memiliki kompetensi untuk pekerjaan itu- Tidak hadir di tempat praktik pada pelayanan

4. Membuat keputusan profesional yang tidak berpihak kepada masyarakat :-Menetapkan harga obat terlalu tinggi padahal obat tersebut diperlukan secara luas oleh masyarakat -Memberikan saran kepda masyarakat untuk menggunakan sediaan tertentu yang tidak sesuai dengan kebutuhan

Page 97: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

5.Tidak memberikan informasi yang sesuai, relevan dan “up to date” dengan cara yang mudah dimengerti oleh pasien/masyarakat, sehingga berpotensi menimbulkan kerusakan dan/ atau kerugian pasien.- Menyembunyikan beberapa informasi misal : ES obat

6. Tidak membuat dan/atau tidak melaksanakan Standar Prosedur Operasional sebagai Pedoman Kerja bagi seluruh personil di sarana pekerjaan/pelayanan kefarmasian, sesuai dengan kewenangannya.-Tidak ada PROTAP di tempat praktik-Ada PROTAP tapi tidak disosialisasikan ke personil lain di tempat praktik

Page 98: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

7. Memberikan sediaan farmasi yang tidak terjamin „mutu‟, ‟keamanan‟, dan ‟khasiat/manfaat‟ kepada pasien.-Menyerahkan obat tanpa informasi yang jelas, benar dan lengkap terkait penyimpanan

8. Melakukan pengadaan (termasuk produksi dan distribusi) obat dan/atau bahan baku obat, tanpa prosedur yang berlaku :- Pengadaan obat dari jalur tidak resmi

9. Tidak menghitung dengan benar dosis obat, sehingga dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian kepada pasien.-Tidak melakukan skreening resep terkait dengan kesesuaian farmasetik/kesesuaian klinik

Page 99: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

10. Melakukan penataan, penyimpanan obat tidak sesuai standar, sehingga berpotensi menimbulkan penurunan kualitas obat.11. Menjalankan praktik kefarmasian dalam kondisi tingkat kesehatan fisik ataupun mental yang sedang terganggu sehingga merugikan kualitas pelayanan profesi. 12. Dalam penatalaksanaan praktik kefarmasian, melakukan yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan yang seharusnya dilakukan, sesuai dengan tanggung jawab profesionalnya, tanpa alasan pembenar yang sah, sehingga dapat membahayakan pasien.-

Page 100: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

13. Melakukan pemeriksaan atau pengobatan dalam pelaksanaan praktik swa-medikasi(self medication) yang tidak sesuai dengan kaidah pelayanan kefarmasian.14. Memberikan penjelasan yang tidak jujur, dan/ atau tidak etis, dan/atau tidak objektif :15. Menolak atau menghentikan pelayanan kefarmasian terhadap pasien tanpa alasan yang layak dan sah.16. Membuka rahasia kefarmasian kepada yang tidak berhak.

Page 101: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

17. Menyalahgunakan kompetensi Apotekernya.18. Membuat catatan dan/atau pelaporan sediaan farmasi yang tidak baik dan tidak benar. 19. Berpraktik dengan menggunakan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) atau Surat Izin Praktik Apoteker/Surat Izin kerja Apoteker (SIPA/SIKA) dan/atau sertifikat kompetensi yang tidak sah.

Page 102: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

20. Tidak memberikan informasi, dokumen dan alat bukti lainnya yang diperlukan MEDAI untuk pemeriksaan atas pengaduan dugaan pelanggaran disiplin.

21. Mengiklankan kemampuan/pelayanan atau kelebihan kemampuan/pelayanan yang dimiliki, baik lisan ataupun tulisan, yang tidak benar atau menyesatkan.

22. Membuat keterangan farmasi yang tidak didasarkan kepada hasil pekerjaan yang diketahuinya secara benar dan patut.

Page 103: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

BAB VSANKSI DISIPLIN

1. Pemberian peringatan tertulis2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat Tanda

Registrasi Apoteker, atau Surat Izin Praktik Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker; dan/atau

3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan apoteker

Page 104: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik yang dimaksud dapat berupa:

1. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik sementara selama-lamanya 1 (satu) tahun, atau

2. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin Praktik tetap atau selamanya;Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan apoteker yang

Page 105: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan apoteker yang dimaksud dapat berupa:

a. Pendidikan formal; atau b. Pelatihan dalam pengetahuan dan atau ketrampilan, magang di institusi pendidikan atau sarana pelayanan kesehatan jejaringnya atau sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk, sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan dan paling lama1 (satu) tahun.

Page 106: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Asas Otonomi

- Bentuk kebenaran dalam bertindak, seseorang mengambil keputusan sesuai dengan rencana yang ditentukannya sendiri

- Harus didasarkan pada penghayatan otonomi dalam konteks komunitas dan tanggung jawab moral lain

Page 107: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Asas Tidak Merugikan

Merupakan cara teknis untuk menyatakan bahwa kita berkewajiban tidak mencelakakan orang lain

Primum Non-Nocere : yang utama adalah jangan merugikan

Page 108: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Asas Berbuat Baik

Merupakan segi positif dari tidak merugikanHarus membantu orang lain dalam memajukan kepentingan mereka, jika kita dapat melakukan tanpa harus merugikan diri kita sendiri

Pertimbangan : resiko dan manfaat

Page 109: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Asas Keadilan

Keadilan merupakan pembagian manfaat dan beban menurut standar yang adil

Keadilan Komparatif : apa yang diterima oleh satu orang atau kelompok ditentukan dengan membandingkannya dengan orang lain

Keadilan nonkomparatif : tidak didasarkan pada tuntutan orang lain, berdasarkan prinsip

Page 110: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Kode Etik dapat memperkuat profesionalisme seorang tenaga

profesi , karena :• 1. Proses pengambilan keputusan menjadi

lebih mudah• 2. Sebagai pedoman bagi perilaku profesi

(guidelines for directing their professional behavior)

• 3. Menjadi Pola Perilaku yang dapat memberikan kepercayaan pada klien

Page 111: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

KODE ETIK

MERUPAKAN SALAH SATU UNSUR DARI STANDAR PROFESI

Page 112: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

112

TATA LAKSANA ORGANISASI

Page 113: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

113

Tujuan Umum Tata Laksana Kode Etik

• Dimilikinya pedoman kerja seluruh pengurus MPEA pada berbagai tingkatan dalam rangka menegakkan perilaku etis

Farmasis dalam lingkungan profesi

Page 114: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

114

Tujuan Khusus Tata Laksana Kode Etik

a. Diharapkan Buku Pedoman ini akan mendorong Kode Etik Apoteker Indonesia.

b. Dan jabarannya menjadi salah satu pedoman

pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian dalam kehidupan profesi Apoteker.Meminimalisir terjadinya kasus malpractice dan misconduct dalam Pelayanan Kefarmasian kepada masyarakat

Page 115: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

115

Lanjutan Tujuan Khusus ……

c. Meningkatkan kesadaran dan frekuensi kehadiran Farmasis di tempat pengabdiannya sebagai panggilan profesi.

d. Terbinanya rasa solidaritas profesi.e. Terlaksananya pembagian tugas yang

harmonis antara MDEAI pusat dan daerah.

Page 116: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

116

Dasar Hukum1. Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992.2. Undang-Undang Perlindungan Konsumen No 8 Tahun 1999.3. Peraturan Pemerintah tentang Tenaga Kesehatan No. 32

Tahun 1996.4. Keputusan Presiden RI No. 56 Tahun 1995 tentang Majelis

Disiplin Tenaga Kesehatan.5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 187 Tahun 1991

tentang Masa Bakti Apoteker.6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922 Tahun 1993

tentang Deregulasi.7. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan

Sarjana Farmasi Indonsia.8. Keputusan Kongres Nasional ISFI No. 007/KONGRES

XVII/ISFI/2005 tentang Kode Etik Apoteker Indonesia

Page 117: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

117

Organisasi MDEAI

• Struktur Organisasi MDEAIStruktur Organisasi MDEAI

• Fungsi Organisasi MDEAIFungsi Organisasi MDEAI

Page 118: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

TATA CARA PENANGANAN PELANGGARAN

• Sumber Pengaduan: 1. Pasien/Masyarakat. 2. Dokter /Tenaga Kesehatan lainnya. 3. Teman Sejawat. 4. Pengurus Cabang / Daerah

Page 119: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

• MEDAI Daerah,menerima Pengaduan Tertulis yang:

- Cukup Bukti - Berisi Kronologi - Tempat dan Waktu Kejadian.

Page 120: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Tugas MEDAI Daerah

• Menelaah Pengaduan, kalau perlu melakukan peninjauan lansung.

• Dalam 20 hari kerja sudah dibuat “Keputusan”,apakah Perkara akan diteruskan untuk disidang atau tidak.

• “Kalau Tidak”, MEDAI D harus menulis kepada Pelapor dan PC/PD serta CC kpd MEDAI P.

• “Kalau Sidang”, Maka Sekretaris MEDAI D menyiapkan Sidang sesuai tata cara persidangan.

Page 121: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Bagaimana kalau terlapor tidak datang?

• Bilamana setelah 3 x Pemanggilan Terlapor tidak hadir dalam sidang maka MEDAI D dapat melakukan sidang “inansentia”.

• Selanjutnya hasil sidang di sampaikan kepada Terlapor, PC/PD dan MEDAI P.

• Bilkamana Tersangka tidak terima keputusan MEDAI D, ybs dapat melakukan Banding ke MEDAI Pusat.

Page 122: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

HARAPAN

• Sebelum Pemberlakuan Penindakan atas Pelanggaran K E dan Disiplin ini, diharapkan semua unsur Pengurus memberi Contoh lebih dulu.

• Semua Pengurus secara aktif mendukung pemberlakuan Penindakan Pelanggaran K E dan Disiplin ini.

Page 123: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

123

Fungsi Organisasi MDEAI1. Pengelolaan organisasi tingkat pusat.2. Lalu lintas surat melalui sekretariat.3. Menyusun rambu pedoman pelaksanaan & TLO

penanganan kasus• Pembinaan Pelaksanaan Etika dan Disiplin.• Pengawasan Pelaksanaan Etika dan Standar Profesi.• Penilaian Pelaksanaan Etika dan Standar Profesi.

4. Memberi pertimbangan terhadap kasus pelanggaran Pelaksanaan Etika dan Standar Profesi yang dirujuk dari MDEAI

Page 124: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

124

5. Pelaksanaan Penilaian Banding atas kasus yang dirujuk MDEAI / PD / anggota (tersangka) yang tidak puas terhadap keputusan PD / MDEAI.

6. Memberi pertimbangan atau saran kepada pengadilan atau pemerintah atas penilaian terhadap pelanggaran etika atau standar profesi.

Page 125: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

125

Status Organisasi

• MDEAI merupakan Badan atau Lembaga Judikatif Otonom dalam lingkungan IAI

• Segala keputusannya tidak dapat dipengaruhi badan pengurus lainnya karena MDEAI adalah badan yang diagungkan dalam organisasi IAI. Oleh karena itu keputusan MDEAI sudah pasti menjadi acuan keputusan pengurus IAI

Page 126: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

RANGKUMAN KULIAH ETIK

126

Page 127: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

I. WAWASAN PROFESI :

1. Ciri-Ciri Profesi;- Altruistik (berpihak kepada masyarakat)- Kompetensi pesifik, tidak tergantikan- Mempunyai Wadah- Mempunyai Etik- Ada pendapatan (jasa profesi)- Menembangkan keilmuan

127

Page 128: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

2. Landasan Praktik Profesi (sebagai pondasi praktik profesi) :

- Etik -Hukum - Ilmu3. Standar Profesi(sebagai pedoman dalam melaksanaan pekerjaan

kefarmasian/praktik profesi)a. Standar Kompetensib. Standar Pendidikanc. Kode Etikd. Standar Pelayanan Kefarmasian

128

Page 129: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

4. Apoteker sebagai tenaga kesehatan (UU 36/2009/ 1996)Mempunyai pekerjaan yang harus disinergiskan dengan pekerjaan tenaga kesehatan lainnya

5. Pekerjaan Kefarmasian (PP 36-UU 36/2009) Fungsi pengamanan sediaan farmasi

6. Pharmaceutical Care5 Tahap

129

Page 130: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

7. Asas Dalam Mengambil Keputusan Profesi :

1.Asas Otonomi2.Asas Tidak Merugikan3.Asas Berbuat Baik4.Asas Keadilan

130

Page 131: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

II. KODE ETIK APOTEKER dan JABARANNYA

1. Kode Etik Apoteker :a. Kewajiban kepada penderita b. Kewajiban Kepada Teman Sejawatc. Kewajiban Kepada Tenaga Sejawat Petugas Kesehatan Lain

2. Jabaran Kode Etik Apoteker :a.TATAP b. GKSO c. DAGSIBUd. PMR e. Protap

3. Kasus-kasus pelanggaran etik

131

Page 132: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

III. Hubungan Etik dan Hukum1. Hukum (legalitas) dan Etik (moralitas)

mempunyai tujuan sosial yang sama untuk melindungi masyarakat

2. Kode Etik dapat dimasukkan sebagai undang-undang khusus

3. Hubungan Etik dan Hukum :Natuurlijk dan Positivisme

4. Undang-undang yang terkait dengan Kode Etik5. Kasus-kasus pelanggaran etik sekaligus hukum

132

Page 133: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

133

Page 134: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

SARAN : Mengingat pentingnya kode etik sebagai landasan praktik profesi, maka disarankan 1. Sosialisasi kepada anggota IAI tentang : Kode Etikpoteker Indonesia2. Mulai menyusun masukan rumusan kode etik yang mampu memperkuat eksistensi profesi serta menjadi solusi atas permasalahan profesi3. Perlu ada Kode Etik Profesi Kesehatan

Page 135: Kode Etik Dan Peran Baru Kefarmasian

Daftar Pustaka

1. Anonim, 2011,Kode Etik Apoteker dan Pedoman Pelaksanaan, Ikatan Apoteker Indonesia, 2011

2. Duks, G., 2006, The Law and Ethics of The Pharmaceutical Industry, Elsevier B.V. Radarweg 29, Amsterdam, Netherlands