KMB Respiro

23
KONSEP MEDIS PNEUMONIA 1. PENGERTIAN Pneumonia adalah suatu inflamasi akut pada parenkim paru atau suatu proses infeksi akut yang terjadi pada paru. (Doenguss, 1990) Pneumonia adalah Radang parenkim paru. Menurut anatomi, pneumonia dibagi menjadi pneumonia laboris, pneumonia lobularis, bronkopneumonia & pneumonia interstisialis. (Makmuri MS) Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah, 2005) Pneumonia adalah peradangan paru biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri (stafilokokus, pneumokokus, atau streptokokus) atau virus (respiratory syncytial virus). Penyebab yang kurang umum adalah mikroplasma, aspirasi benda asing, dan jamur. (Speer, 2007) 2. ETIOLOGI - Disebabkan oleh virus dan bakteri 1

description

KMB pernapasan

Transcript of KMB Respiro

Page 1: KMB Respiro

KONSEP MEDIS

PNEUMONIA

1. PENGERTIAN

Pneumonia adalah suatu inflamasi akut pada parenkim paru atau suatu proses

infeksi akut yang terjadi pada paru. (Doenguss, 1990)

Pneumonia adalah Radang parenkim paru. Menurut anatomi, pneumonia

dibagi menjadi pneumonia laboris, pneumonia lobularis, bronkopneumonia &

pneumonia interstisialis. (Makmuri MS)

Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam

etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah, 2005)

Pneumonia adalah peradangan paru biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri

(stafilokokus, pneumokokus, atau streptokokus) atau virus (respiratory

syncytial virus). Penyebab yang kurang umum adalah mikroplasma, aspirasi

benda asing, dan jamur. (Speer, 2007)

2. ETIOLOGI

- Disebabkan oleh virus dan bakteri

Bakteri:

Pneumcoccus, streptcoccus, stapilococcus, hemaphilusi nfluenzae,

pseudomonas aeruginosa

Virus :

Resviratory syncytial virus, adenovirus, sitomegalovirus influenza.

Masa tunasnya + 1-3 hari

- Pneumonitis interstialis dan bronkiolitis, pneumocystis carinii pneumonia,

Q fever, mycoplasma pneumoniae pneumonia, klamidia dan infeksi lain

- Jamur : aspergilus, koksdiodomiksis, hitoplasma

1

Page 2: KMB Respiro

- Aspirasi : cairan amnion, makanan, cairan lambung, benda asing.

- Sidrom loeffler

- Pneumonia hipostatik

- Pneumonia oleh obat atau radiasi

- Pneumonia hipersensitivif

3. PATOFISIOLOGI

Paru terlindung dari infeksi melalui beberapa mekanisme : filtrasi partikel

di hidung, pencegahan aspirasi dengan refleks epiglotis, ekspulsi benda

asing melalui refleks batuk, pembersihan ke arah kranial oleh mukosilier,

fagositosis kuman oleh makrofag alveolar, netralisasi kuman oleh

substansi imun lokal dan drainase melalui sistem limfatik. Faktor

predisposisi pneumonia : aspirasi, gangguan imun, septisemia, malnutrisi,

campak, pertusis, penyakit jantung bawaan, gangguan neuromuskular,

kontaminasi perinatal dan gangguan klirens mukus/sekresi seperti pada

fibrosis kistik , benda asing atau disfungsi silier.

Mikroorganisme mencapai paru melalui jalan nafas, aliran darah, aspirasi

benda asing, transplasental atau selama persalinan pada neonatus.

Umumnya pneumonia terjadi akibat inhalasi atau aspirasi mikroorganisme,

sebagian kecil terjadi melalui aliran darah (hematogen). Secara klinis sulit

membedakan pneumonia bakteri dan virus. Bronkopneumonia merupakan

jenis pneumonia tersering pada bayi dan anak kecil. Pneumonia lobaris

lebih sering ditemukan dengan meningkatnya umur. Pada pneumonia yang

berat bisa terjadi hipoksemia, hiperkapnea, asidosis respiratorik, asidosis

metabolik dan gagal nafas.

4. TANDA DAN GEJALA

- Demam tinggi 38oC – 40oC

- Kadang-kadang tegang karena panas tinggi

- Kesadaran: gelisah

2

Page 3: KMB Respiro

- Adanya pernafasan cuping hidung, batuk, pernafasan cepat dan dangkal

- Muntah, anoreksia

- Ada stridor

- Nyeri dada pleuritis

- Batuk produktif, sputum hijau purulen, dan mungkin mengandung bercak

darah, serta hidung kemerah-merahan

- Retraksi intercostals, penggunaan otot aksesorius, dan bias timbul sianosis

5. PEMERIKSAAN FISIK

a. Inspeksi

Perlu di perhatikan adanya tahipne, dispne, sianosis sirkumoral,

pernapasan cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula

nonproduktif menjadi produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik

nafas. Batasan takipnea pada anak 2-12 bulan adalah 50 kali/menit atau

lebih, sementara untuk anak 12 bulan -5 tahun adalah 40 kali/ menit

atau lebih. Perlu di perhatikan adanya tarikan dinding dada ke dalam

pada faase inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan dinding dada ke

dalam akan tampak jelas.

b. Palpasi

Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar, fremitus

raba mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin

mengalami peningkatan.

c. Perkusi

Suara redup pada sisi yang sakit

d. Auskultasi

Auskultasi sederhanan dapat di lakukan dengan cara mendekatkan

telinga kehidung atau mulut bayi pada anak yang pneumonia akan

terdengar stidor. Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara

nafas berkurang, ronkhi halus pada sisi yang sakit, dan ronkhi basah

pada masa resolusi. Pernafasan bronchial,egotomi, bronkofoni,

kadang-kadang terdengar bising gesek pleura.

3

Page 4: KMB Respiro

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Pemeriksaan Laboratorium

- Sputum : terdapat sel-sel polimorfonuklear dan bakteri gran +

- Darah :

Jumlah leokosit meningkat (10.000 – 30.000

mm)

LED meningkat 1 jam 40 mm, 2 jam 60 mm

Bilirubin D/1 miningkat 6,1 mg/dl

Analisa gas darah (AGD) Pa O2 < 50

mmhg.Pa CO2>50 mmhg . Sa O2 <90 % PH < 7,2

b) Pemeriksaan Radiologi

Pada foto torax terlihat konsolidasi satu atau beberapa lonus dan bercak

infiltrat pada satu atau beberapa lobus. (Doengus, 1990)

7. PENATALAKSANAAN / PENGOBATAN

Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab,sesuai yang

ditentukan oleh pemeriksaan sputum prapengobatan dan mencaku :

a. Antibiotik,terutama untuk pneumonia bacterialis.Pneumonia lain dapat

diobati dengan antibiotic untuk mengurangi infeksi bacteris sekunder.

Penicilin prokain : 50.000 u/kg BB, IM sekali sehari

Amoksisilin : 15 mg/kg BB oral tiap 8 jam

Ampisillin : 25 mg/kg BB oral tiap 6 jam

Kotrimoksasol : 4 mg/kg BB oral tiap 12 jam

b. Istirahat

c. Hidrasi untuk membantu mengencerkan sekresi

d. Teknik-teknik bernafas dalam untuk meningkatkan ventilasi alveolus dan

mengurangi resiko atalektasis.

e. Juga diberikan obat-obat lain yang spesifik untuk mikro-organisme yang

diidentifikasi dari biakan sputum.

4

Page 5: KMB Respiro

- Jika mengalami pusing “kejang” lakukan fungsi lumbal untuk mencari

kemungkinan terjadi meningitis.

- Gunakan spuit plastik, jika perlu hisaplah dengan lembut lendir yang ada

di hidung kien agar jalan nafas bebas.

- Berikan oksigen intranasal dengan ukuran 1 liter/menit jika kien menderita

sianosis.

- Beri kloramfenikol 25 mg/kg BB, IM setiap 6 jam, setelah ada perbaikan

baru ganti dengan kloramfenikol oral.

- Jika kien dehidrasi dan tidak mampu minum, berikan cairan melalui jalur

intragatrik. Jika kien dalam keadaan syok berikan cairan secara IV

sewaktu menetukan jumlah cairan yang akan diberikan, ingatlah bahwa

anak ini mudah mendapatkan edema paru dan kegagalan pernafasan.

(Peter Anugrah, 1993)

5

Page 6: KMB Respiro

8. WEB OF CAUTION/ PATHWAY

Hepatisasi merah di akibatkan perembesan eritroosit dan beberapa leukosit

dari beberapa kapiler paru-paru. Perembesan tersebut membuat aliran darah

menurun, alveoli di penuhi dengan leukosit dan eritrosit (jumlah eritrosit

6

Inhalasi mikroba dengan jalan Melalui udara Aspirasi organism dari naso faring Hematogen

Nyeri pleuritis

Nyeri dada Panas dan

demam Anoreksia

pausea Membrane paru-paru meradang dan berlubang

Reaksi inflamasi hebat

Dispnea Sianosis batuk

Penurunan ratio ventilasi-perfusi

Kapasitas difusi menurun

Partial oclusi

Luas permukaan membrane respirasi ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN PNEUMONIA

1. PENGERTIAN

Pneumonia adalah suatu inflamasi akut pada parenkim paru atau suatu proses

infeksi akut yang terjadi pada paru. (Doenguss, 1990)

2. FATOFISIOLOGI

3. ETIOLOGI

- Disebabkan oleh virus dan bakteri

Bakteri tersebut misalnya pneumcoccus, streptcoccus, stapilococcus, hemaphilus

influenza.

- Masa tunasnya + 1-3 hari

Daerah paru menjadi padat (konsolidasi)

hipoksemia

Hepatitis merah

Sekresi edem, dan procchospasme

Red blood count (RBC), whith blood count (WBC), dan cairan keluar masuk ke alveoli

Page 7: KMB Respiro

relative sedikit ). Leukosit lalu melakukan fagositosis pneumococcus dalam

sewaktu revolusi berlansung makofag masuk ke dalam alveoli dan menelan

alveoli dan menelan leukosit beserta pneumococcus paru-paru masuk ke

dalam tahaphepatiasi abu-abu dan tanpak berwarna abu-abu kekuningan.

Secara perlahan sel darah merah yang mati dan eksuddat fibrin di buang dari

alveoli sehingga terjadi pemulihan sempurna. Paaru-paru kembali menjadi

normal tanpa kehilangan kemampuan dalam pertukaran gas.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN PNEUMONIA

7

Page 8: KMB Respiro

I. PENGKAJIAN

a) Biodata

Meliputi identitas klien yang terdiri dari mana, umur, jenis kelamin,

agama, pendidikan, suku bangsa, dan identitas orang tua.

b) Keluhan Utama

Sesak nafas

c) Riwayat Penyakit Sekarang

- Demam

Mendadak suhu tubuh naik 40o C, keluar keringat, muka kemerahan,

nyeri otot, dan sakit kepala.

- Batuk berdahak

Ini timbul beberpa hari sebelumnya, mula-mula batuk kering kemudian

keluar dahak berwarna putih seperti lendir.

- Sesak nafas

Sesak nafas timbul desertai dahak, sesak timbul terutama waktu

berbaring, waktu inspirasi maupun ekspirasi.

d) Riwayat Penyakit Sebelumnya

Menyangkut riwayat sakit yang pernah diderita yang dapat menyebabkan

terjadinya pnemonia seperti penderita didahului oleh ISPA, dimana tanda-

tandanya batuk, pilek, kesulitan bernafas, dan demam.

e) Riwayat Penyakit Keluarga

Yang perlu dikaji yaitu penyakit yang pernah diderita seperti penyakit

menular yang khusunya penyakit saluran pernafasan meskipun penderita

bukan penyakit keturunan, namun perlu deperhatikan karena bila salah

satu anggota keluarga ada yang menderita pneumonia hal ini diperngaruhi

oleh sanitasi dan personal hygiene. (Doengus, 1990).

f) Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual

1. Biologis

- Bernafas

8

Page 9: KMB Respiro

Gejalanya pernafasan cepat dan dangkal, adanya tarikan dinding

dada, pernafasan cuping hidung.

- Nutrisi

Kehilangan safsu makan, mual/muntah, turgor kulit jelek, mukosa

mulut kering, malnutrisi.

- Elimanasi

Terjadi perubahan pola BAB dan BAK karena peruh intake dan out

put makanan dan minuman.

- Aktivitas

Ditandai dengan kelelahan, kelemahan, sering menangis.

- Istirahat tidur

Terjadi perubahan pola istirahat yang disebabkan karena sesak

nafas dan batuk.

2. Psikologis

Ditandai dengan ketakutan, kegelisahan, cemas, dan rewel.

3. Sosial

Pada data sosial yang perlu dikaji aalah hubungan klien dengan

lingkungan sekitar, hubungan klien dengan keluarga, tetangga atau

orang sekitarnya.

4. Spiritual

Biasanya kelurga mengatakan hanya bisa berdo’a untuk kesembuhan

anaknya. (Doengus, 1990)

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi

trakheabronkhhial, pembentukan udema, peningkatan produksi seputum,

9

Page 10: KMB Respiro

nyeri plueuritis, fatiigue yang di tandai oleh perubahan jumlah dan

kedalaman nafas, suara nafas abnormal pengunaan otot nafas tambahan,

dispnea dan sianosis, batuk dengan atau tanpa produksi sputum

b. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan, perubahan

membrane alveolar (efek inflamasi), gangguan kapasitas pengangkutan

oksigen dalam darah (demam, perubahan kurva ksihemoglobin) yang

ditandai dengan dispnea, takykardia, restlessness atau perubahan

kesadaran, hipoksia.

c. Rasiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan, tidak adekuatnya

mekanisme pertahanan tubuh primer (penurunan aktivitas silia dan secret

statis di saluran napas), tidak adekuatnya mekanisme pertahanan tubuh

skunder (infeksi dan imunosupresi ), penyakit kronis dan malnutrisi.

III.RENCANA KEPERAWATAN

1) Dx 1

Tujuan : Jalan nafas bersih dan efektif setelah 2 hari perawatan dengan

kriteria hasil :

Secara verbal tidak ada keluhan sesak

Suara nafas normal (vesikula)

Sianosis (-)

Batuk (-)

Jumlah pernapasan dalam batas normal sesuai usia

Intervensi :

a. Mengkaji jumlah atau kedalam pernapasan dan pergerakan dada

Rasional : Melakukan evaluasi awal untuk melihat kemajuan dari

hasil intervensi yang telah di lakukan

b. Auskultasi daerah paru-paru, mencatat area yang menurun atau

tidak adanya aliran udara serta mencatat adanya suara nafas

tambahan seperti crackles dan wheezes

10

Page 11: KMB Respiro

Rasional : Penurunan aliran udara timbul pada area konsolidasi

dengan cairan, suara nafas bronchial (normal di atas bronkhus)

dapat juga. Crackles, rhonchi, wheezes terdengar pada saat ispirasi

dan atau ekspirasi sebagai respon dari akumulasi cairan , sekresi

kental , dan sapsmi atau obstruksi jalan nafas

c. Elepasi kepala, sering ubah posisi

Rasional : Diapragma lebih rendah akan membantu meningkatkan

ekspansi dada pengisian udara, mobilisasi dan pengeluaran sekret

d. Membantu pasie dalam melakukan latihan nafas.

Mendemonstrasikan/ membantu pasien belajar batuk, misalnya

menahan dada dan batuk efektif pada saat posisi tegak lurus

Rasional : Napas dalam akan mempasilitasi pengembangan

maksimum paru-paru atau saluran udara kecil.

e. Melakukan suction atas indikasi

Rasional : Menstimulasi batuk atau pembersihan saluran napas

secara mekanis pada pasien yang tidak dapat melakukannya di

karenakan ketidak efektifan batuk atau penurunan kesadaran

f. Memberikan cairan kurang lebih 2500 ml perhari (jika tidak ada

kontra indikasi dan air hangat)

Rasional : Cairan (terutama cairan hangat ) akan membantu

memobilisasi dan mengeluarkan secret.

2) DX II

Tujuan : Pertukaran gas dapat diatasi setelah 2 hari dengan

kreteria hasil :

Keluhan dispnea berkurang

Denyut nadi dalam rentang normal dan irama regular

Kesadaran penuh

Hasil nilai analisis gas dalam darah dalam normal.

Intervensi

11

Page 12: KMB Respiro

a. Mengobserpasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku, serta

mencatat adanya sianosis periper (kuku) atas sianosis pusat

(circumoral)

Rasional : Sianosis kuku menggambarkan pasokonstriksi atau

respon tubuh terhadap demam. Sianosisi koping telinga, membrane

mukosa, dan kulit sekitar mulut dapat mengindikasikan adanya

hipoksemia sistemik.

b. Mengkaji status mental

Rasional : Kelemahan, mudah tersinggung, bingung samnolen

dapat mereflesikan adanya hipoksemia atau penurunan oksigenasi

serebral.

c. Memonitor denyut atau irama jantung

Rasional : Takikardia biasanya timbul sebagai hasil dari demam

atau dehidrasi, tetapi dapat timbul juga sebagai respon terhadap

hipoksemia.

d. Memonitor suhu tubuh bila ada indikasi.melakukan tindakan untuk

mengurangi demam dan menggigil.

Rasional : Demam tinggi (biasa pada pneumonia bakteri dan

influenza) akan meningkatan kebutuhan metabolisme dan konsumsi

oksigen dan mengubah oksigenasi seluler

e. Mempertahankan bedrest, menganjurkan untuk penggunaan

relaksasi dan melakukan aktifitas hiburan yang beragam

Rasional : Mencegah kelelahan dan konsumsi oksigen untuk

memfasilitasi resulusi infeksi

f. Meninggikan posisi kepala. Menganjurkan perubahan posisi tubuh,

napas dalam, dan batuk efektif.

Rasional : Tindakan ini akan meningkatkan inspirasi maksimal,

mempermudah pengeluaran secret untuk meningkatkan ventilasi.

3) DX III

12

Page 13: KMB Respiro

Tujuan : Infeksi tidak terjadi selama perawatan dengan

Kreteria hasil :

.Tidak munculnya tanda-tanda infeksi skunder.

Pasien dapat mendemostrasikan kegiatan untuk menghindari infeksi.

Intervensi

a. Memonitor tanda vital, terutama selama proses terapi

Rasional : Selama periode ini, potensial berkembang menjadi

komplikasi yang lebih fatal

b. Mendemostrasikan tehnik mencuci tangan yang benar.

Rasional : Sangat efektif untuk mengurangi penyebaran infeksi

c. Mengubah posisi dan memfasilitasi jalan napas yang baik

Rasional : Meningkatkan pengeluaran dahak, membersikan dari

infeksi

d. Membatasi pengunjung atas indikasi

Rasional : Mengurangi terpaparnya dengan organisme pathogen

lain.

e. Melakukan isolasi sesuai dengan kebutuhan individual

Rasional : Isolasi mungkin dapat mencegah penyebaran atau

memproteksi pasien dari proses infeksi lainnya.

f. Menganjurkan untuk istirahat secara adekuat sebanding dengan

aktivitas.meningkatkan intake nutrisi secara adekuat.

Rasional : Memfasilitasi proses penyembuhan dan meningkatkan

pertahanan tubuh Alami

IV. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

1) DX I

13

Page 14: KMB Respiro

a. Mengkaji jumlah atau kedalam pernapasan dan pergerakan

dada

b. Auskultasi daerah paru-paru, mencatat area yang menurun atau

tidak adanya aliran udara serta mencatat adanya suara nafas

tambahan seperti crackles dan wheezes

c. Elepasi kepala, sering ubah posisi

d. Membantu pasie dalam melakukan latihan nafas.

Mendemonstrasikan/ membantu pasien belajar batuk, misalnya

menahan dada dan batuk efektif pada saat posisi tegak lurus

e. Melakukan suction atas indikasi

f. Memberikan cairan kurang lebih 2500 ml perhari (jika tidak

ada kontra indikasi dan air hangat)

2) DX II

a. Mengobserpasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku, serta

mencatat adanya sianosis periper (kuku) atas sianosis pusat

(circumoral)

b. Mengkaji status mental

c. Memonitor denyut atau irama jantung

d. Memonitor suhu tubuh bila ada indikasi.melakukan tindakan

untuk mengurangi demam dan menggigil.

e. Mempertahankan bedrest,Menganjurkan untuk penggunaan

relaksasi dan melakukan aktifitas hiburan yang beragam

f. Meninggikan posisi kepala. Menganjurkan perubahan posisi

tubuh, napas dalam, dan batuk efektif.

3) DX III

a. Memonitor tanda vital, terutama selama proses terapi

b. Mendemostrasikan tehnik mencuci tangan yang benar.

c. Mengubah posisi dan memfasilitasi jalan napas yang baik

d. Membatasi pengunjung atas indikasi

14

Page 15: KMB Respiro

e. Melakukan isolasi sesuai dengan kebutuhan individual

f. Menganjurkan untuk istirahat secara adekuat sebanding dengan

aktivitas.meningkatkan intake nutrisi secara adekuat.

V. EVALUASI

1). DX 1

S : Klien mengeluh Sesak

O : Klien masih sesak

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

2). DX .II

S : Klien mengeluh masih batuk dan beringus

O: Klien masih batuk (Pergerakan dada tidak simetris, terdengar

bunyi ronchi)

A : Masalah sudah teratasi

P : Lanjutkan intervensi

3). DX III

S : Klien mengeluh badannya panas.

O : Badan klien masih teraba panas Suhu 38 c

A: Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 16: KMB Respiro

Arif. 2000. Kapita Selekta kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

Nursalam ,M. Nurs,dkk,2005 Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta :

Salemba Medika.

Corwin , Elisabeth j 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Santosa, Budi .2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA.philaddelphia.

Tanujaya , Edward . 2008. Asuhan Keperawatan Pada Paien Dengan Gangguan

Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

16