Klasifikasi Neoplasma
-
Upload
abcharina-rachmatina -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
description
Transcript of Klasifikasi Neoplasma
Klasifikasi Neoplasma
Dalam penggunaan istilah kedokteran yang umum, neoplasma sering disebut sebagai
tumor. Dalam onkologi (ilmu yang mempelajari tentang tumor), tumor dikategorikan jinak
(benigna) dan ganas (maligna). Tumor ganas secara kolektif disebut juga sebagai kanker (Kumar
dkk, 2007).
Karakteristik Jinak Ganas
Diferensiasi/ anaplasia Berdiferensiasi baik; struktur mungkin khas jaringan asal
Sebagian tidak memperlihatkan diferensiasi disertai anaplasia; struktur sering tidak khas Laju
pertumbuhan Biasanya progresif dan lambat Tidak terduga dan mungkin cepat atau lambat
Invasi local Biasanya kohesif dan ekspansif, massa berbatas tegas yang tidak menginvasi
atau menginfiltrasi jaringan normal di sekitarnya Invasi lokal, menginfiltrasi jaringan normal di
sekitarnya; kadang- kadang mungkin tampak kohesif dan ekspansif
tetapi dengan jarak mikroskopik
Metastasis Tidak ada Sering ditemukan; semakin besar dan semakin kurang
berdiferensiasi tumor primer, semakin besar kemungkinan metastasis (Kumardkk,2007).
Klasifikasi neoplasma umumnya dipakai berdasarkan gambaran histologik. Untuk tumor jinak
dinamai dengan menambahkan akhiran –oma pada nama sel tempat tumor itu berasal. Tumor
ganas dinamai seperti tumor jinak dengan tambahan dibelakangnya. Tumor ganas yang berasal
dari jaringan mesenchym disebut sarcoma. Misalnya, tumor ganas jaringan ikat disebut fibro-
sarcoma. Tumor ganas yang berasal dari ketiga lapis benih disebut carcinoma. Tumor ganas yang
membentuk kelenjar seperti yang terlihat pada gambaran mikroskopik disebut adenocarcinoma
dan pembagian lebih lanjut berdasarkan asal alat tubuhnya.
(Tjarta dkk, 1973).
B . Definisi Neoplasma
Neoplasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus
menerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya, dan tidak berguna
bagi tubuh. Dalam klinik, istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan dan diartikan
sebagai pembengkakan, yang dapat disebabkan baik oleh neoplasma maupun oleh radang, atau
perdarahan. Neoplasma membentuk tonjolan, tetapi tidak semua tonjolan disebabkan oleh
neoplasma (Tjarta dkk, 1973). Sel- sel neoplasma berasal dari sel- sel yang sebelumnya adalah
sel- sel normal, namun menjadi abnormal akibat perubahan neoplastik (Price dan Wilson, 2006).
C. Jenis kanker
1. Kanker yang menyerang jaringan konektif, otot, dan jaringan tulang disebut kanker Sarcoma.
2. Kanker yang tumbuh di daerah terluar dan terdalam dari permukaan tubuh seperti kulit, permukaan saluran gastro internal, dan bagian dalam pembuluh darah disebut Carcinoma.
3. Kanker pada saluran pembentuk darah, saluran vaskular, dan pada jaringan meliputi Lymphoma, Leukimia, dan Myeloma.
4. Kanker pada jaringan saraf, meliputi neuroma, glioma, dan neuroblastoma.
D. Bagaimana kanker menyebar dari satu organ tubuh ke organ tubuh lainnya?1. Menyebar Melalui Rongga Tubuh
kanker dapat menembus organ berongga pada tubuh(misalnya usus, ovarium, dan lainnya) dengan mengadakan invasi dan kemudian tertanam pada tempat yang baru.
2. Melalui Aliran Limfe
kanker merusak sistem pertahanan tubuh. bila pertahanan tubuh rusak, maka kelenjar menjadi satu media yang membantu penyebaran kanker.
3. Melalui Aliran darah
penyebaran melalui pembuluh darah merupakan hal yang paling ditakuti karena dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh lain, baik dekat atau jauh.
E. Sifat sel neoplasma
a. Sifat pertumbuhan yang autonom, tidak mengenal koordinasi dan batas normal pertumbuhan,
umumnya mempunyai sifat pertumbuhan yang lebih cepat dan tidak homogen.
b. Dapat bergerak amoeboid, yang berakibat mempunyai kemampuan untuk mengadakan
infiltrasi kejaringan sekitarnya dan metastase jauh.
c. Tidak menjalankan fungsi normalnya, bahkan kadang-kadang menjalankan fungsi yang sangat
berbeda (sindrom paraneoplastik).
Gejala-gejala umum kanker
Kelelahan secara terus menerus
Penurunan nafsu makan yang disertai penurunan berat badan yang signifikan
Demam
Perubahan pada kulit tubuh
Timbulnya rasa sakit
Pembengkakan pada organ tubuh tertentu
Batuk kronis yang terus menerus
Keluarnya cairan atau darah tidak normal
F. Faktor Risiko dan Predisposisi Terjadinya Carcinoma
Faktor predisposisi terjadinya carcinoma:
a. Faktor geografik dan lingkungan
Karsinogen lingkungan banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Contohnya seperti sinar
matahari, dapat ditemukan terutama di perkotaan, atau terbatas pada pekerjaan tertentu. Hal
tertentu dalam makanan dilaporkan mungkin merupakan faktor predisposisi. Termasuk
diantaranya merokok dan konsumsi alkohol kronik.
b. Usia
Secara umum, frekuensi kanker meningkat seiring pertambahan usia. Hal ini terjadi akibat
akumulasi mutasi somatik yang disebabkan oleh berkembangnya neoplasma ganas. Menurunnya
kompetensi imunitas yang menyertai penuaan juga mungkin berperan.
c. Hereditas
Saat ini terbukti bahwa pada banyak jenis kanker, terdapat tidak saja pengaruh lingkungan,
tetapi juga predisposisi herediter. Bentuk herediter kanker dapat dibagi menjadi tiga kategori.
Sindrom kanker herediter, pewarisan satu gen mutannya akan sangat meningkatkan risiko
terjangkitnya kanker yang bersangkutan. Predisposisinya memperlihatkan pola pewarisan
dominan autosomal.
Kanker familial, kanker ini tidak disertai fenotipe penanda tertentu. Contohnya mencakup
karsinoma kolon, payudara, ovarium, dan otak. Kanker familial tertentu dapat dikaitkan dengan
pewarisan gen mutan. Contohnya keterkaitan gen BRCA1 dan BRCA2 dengan kanker payudara
dan ovarium familial.
Sindrom resesif autosomal gangguan perbaikan DNA. Selain kelainan prakanker yang
diwariskan secara dominan, sekelompok kecil gangguan resesif autosomal secara kolektif
memperlihatkan cirri instabilitas kromosom atau DNA (Kumar dkk, 2007).
Faktor- Faktor Risiko Karsinoma Payudara diantaranya mencakup usia, lokasi geografis,
ras, status sosioekonomi, status perkawinan, paritas, riwayat menstruasi, riwayat keluarga,
bentuk tubuh, penyakit payudara lain, terpajan radiasi, dan kanker primer kedua (Price dan
Wilson, 2006).
Berdasarkan etiologinya, patogenesis karsinogenesis dapat disebabkan oleh 1) Karsinogen
kimiawi, 2) Virus, 3) Karsinogen fisik, 4) Hormon, dan 5) Kokarsinogen, berupa: Diet, Umur,
Keturunan, Rangsang menahun, dan Trauma (Tjarta dkk, 1973).
G. Epidemiologi kanker
Resiko kanker telah berubah. Kanker yang tadinya sering ditemukan sekarang jarang
terjadi. Misalnya pada tahun 1930 kanker lambung di AS 4 kali lebih sering ditemukan daripada
sekarang. Mungkin hal ini disebabkan karena sekarang ini orang lebih sedikit mengkonsumsi
makanan yang diasap atau diasamkan.
Sementara itu angka kejadian kanker paru-paru di AS pada tahun 1930 adalah 5 dari
100.000 orang meningkat menjadi 114 dari setiap 100.000 pada tahun 1990, dan angka kejadian
ini melambung tinggi pada wanita. Perubahan ini hampir bisa dipastikan merupakan akibat dari
meningkatnya pemakain rokok sigaret. Merokok sigaret juga meningkatkan kanker mulut.
Meningkatnya resiko kanker mungkin merupakan gabungan dari meningkatnya dan bertambah
lamanya waktu pemaparan terhadap karsinogen dan melemahnya sistem kekebalan tubuh.
H. Perkembangan dan penyebaran kanker
Sel kanker terbentuk dari sel yang sehat dengan proses yang kompleks yang disebut
transformasi. Langkah pertama pada proses tersebut inisiasi, yang mana sebuah perubahan bahan
genetik sel (pada DNA dan kadangkala pada struktur kromosom) memicu sel sel menjadi kanker.
Karsinogen termasuk beberapa bahan kimia, tembakau, virus, radiasi, dan sinar matahari.
Meskipun tidak semua sel rentan terhadap karsinogen. Cacat genetik pada sel bisa membuat hal
itu lebih rentan. Bahkan iritasi luka kronis bisa membuat sel semakin rentan terhadap karsinogen.
I. Pencegahan Secara Umum
Cara pencegahan umum kanker adalah mengurangi paparan terhadap bahan karsinogen,
misalnya tidak merokok, menghindari makanan tinggi lemak, menambah makanan tinggi serat
seperti sayuran dan buah, hidup akif fisik, mengupayakan berat badan yang ideal, dan hidup
dengan pola sehat.
J. Salah-satu contoh neoplasma
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara atau suatu
kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga
mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Setiap tahun lebih dari
185.000 wanita di deteksi wanita didiangnosa menderita kanker Payudara dan insiden penyakit
ini semakin meningkat dinegara-negara maju. Sekitar 43.500 kematian akibat kanker payudara
setiap tahunnya yang menjadikan penyakit ini sebagai penyebab kematian terbesar kedua setelah
kanker paru pada wanita di Amerika Serikat. Sembilan puluh persen dari kanker payudara
biasanya ditemukan oleh wanita itu sendiri melalui “pemeriksaan payudara sendiri”. . Meskipun
belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan terjadinya kanker payudara, akan tetapi
banyak factor yang diperkirakan mempengaruhi terjadinya kanker payudara.
Diantaranya adalah factor resiko dan genetis. Factor genetis disebabkan karena keturunan
sedangkan factor resiko adalah reproduksi yang terjadi di kalangan remaja saat menarche dan
terjadinya menopause pada wanita tua. Factor kedua adalah penggunaan hormone. Factor ketiga
adalah wanita yang memiiki penyakit fibrokistik. Ketiga adalah kegemukan. Keempat konsumsi
lemak yang berlebihan dan yang terakhir adalah radiasi ionisasi.
Patofisiologi
Beberapa jenis kanker payudara sering menunjukkan disregulasi hormon HGF dan
onkogen Met, serta ekspresi berlebih enzim PTK-6
Epidemiologi kanker payudara
Jumlah penderita kanker payudara di seluruh dunia terus mengalami peningkatan, baik
pada daerah dengan insiden tinggi di negara-negara Barat maupun pada insiden rendah seperti di
banyak daerah di Asia. Satu laporan penelitian pada tahun 1993 memperkirakan bahwa jumlah
kasus barn di seluruh dunia pada tahun 1985 mencapai 720.000 orang: 422.000 di negara maju
dan 298.000 di negara sedang berkembang.
Angka insiden tertinggi dapat ditemukan pada be-berapa daerah di Amerika Serikat
(mencapai di atas 100/100.000). Angka di bawah itu terlihat pada beberapa negara Eropa Barat
(tertinggi di Swiss, 73,5/ 100.000). Untuk Asia, masih berkisar antara 10-20/ 100.000 (contoh
pada daerah tertentu di Jepang 17,6/ 100.000, Kuwait 17,2/100.000, dan Cina 9,5/100.000).
Penyebab ca payudara
Usia
Pernah menderita kanker payudara
Riwayat keluarga yang menderita ca payudara
Faktor genetik dan hormonal
Pernah menderita penyakit payudara non-kanker
Menarke
Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen
Obesitas paska menopause
Pemakaian alkohol
Bahan kimia
DES (dietilstilbestrol)
Penyinaran
Diagnosa
Biopsi
Rontgen dada
Pemeriksaan darah untuk menilai fungsi hati dan penyebaran kaker
Skening tulang
Mammografi
USG payudara
Gejala
a. Benjolan atau massa di ketiak
b. Perubahan ukuran atau bentuk payudara
c. Keluar cairan yang abnormal dari puting susu
d. Perubahan warna atau tekstur kulit pada payudara
e. Kulit di sekitar puting susu bersisik
f. Puting susu tertarik ke dalam tau teras gatal
g. Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara
Pengobatan
Pengobatan dengan Kemoterapi
Prinsip kerja pengobatan ini adalah dengan meracuni atau membunuh sel - sel kanker,
mengontrol pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan pertumbuhannya agar tidak menyebar
atau untuk mengurangi gejala-gejala yang disebabkan oleh kanker. Kemoterapi terkadang
merupakan pilihan pertama untuk menangani kanker. Kemoterapi bersifat sistematik, berbeda
dengan radiasi atau pembedahan yang bersifat setempat, karenanya kemoterapi dapat
menjangkau sel-sel kanker yang mungkin sudah menjalar dan menyebar ke bagian tubuh yang
lain.
Penggunaan kemoterapi berbeda-beda pada setiap pasien, kadang-kadang sebagai pengobatan
utama, pada kasus lain dilakukan sebelum atau setelah operasi dan radiasi. Tingkat keberhasilan
kemoterapi juga berbeda-beda tergantung jenis kankernya. Kemoterapi biasa dilakukan di rumah
sakit, klinik swasta, tempat praktek dokter, ruang operasi (walaupun jarang dilakukan) dan juga
di rumah (oleh perawat, penderita sendiri, atau anggota keluarga lainnya).
Efek samping kemoterapi adalah terjadi penurunan jumlah sel-sel darah (akan kembali normal
sekitar seminggu kemudian), infeksi (ditandai dengan panas , sakit tenggorokan, rasa panas saat
kencing, menggigil dan luka yang memerah, bengkak, dan rasa hangat), anemia, pendarahan
seperti mimisan, rambut rontok, kadang ada keluhan seperti kulit yang gatal dan kering, mual
dan muntah, dehidrasi dan tekanan darah rendah, sembelit/konstipasi, diare, gangguan sistem
syaraf.
Contoh pengobatan
Kemoterapi
Kemoterapi (sering disebut hanya "kemo") adalah penggunaan obat pembunuh kanker. Obat ini
bisa dimasukkan melalui infuse vena, suntikan, dalam bentuk pil atau cairan. Mereka
dimasukkan ke aliran darah dan mengalir ke seluruh tubuh, membuat perawatan ini berguna
untuk kanker yang sudah menyebar ke organ yang jauh. Meskipun obat ini membunuh sel-sel
kanker, mereka juga merusak beberapa sel normal, yang dapat menyebabkan efek samping.
Kapan kemoterapi digunakan?
Ada beberapa kasus dimana kemoterapi dapat digunakan.
Kemoterapi ajuvan: Pengobatan yang diberikan kepada pasien pasca operasi yang tampaknya
tidak memiliki penyebaran kanker disebut terapi ajuvan. Kemoterapi jenis ini ditujukan untuk
mengurangi risiko timbulnya kembali kanker payudara.
a Bahkan pada tahap awal penyakit ini, sel-sel kanker dapat melepaskan diri dari tumor payudara
asal dan menyebar melalui aliran darah. Sel-sel ini tidak menyebabkan gejala, mereka tidak
muncul pada sinar-X, dan mereka tidak dapat dirasakan pada saat pemeriksaan fisik. Tetapi jika
mereka memiliki peluang untuk tumbuh, mereka bisa membentuk tumor baru di tempat lain
dalam tubuh. Kemoterapi ajuvan dapat diberikan untuk mencari dan membunuh sel-sel ini.
Neoadjuvant kemoterapi: Kemo yang diberikan sebelum operasi disebut terapi neo-ajuvan.
Manfaat utama dari pendekatan ini adalah bahwa hal itu dapat mengecilkan kanker yang
berukuran besar sehingga mereka cukup kecil untuk diangkat oleh lumpektomi, bukan
mastektomi. Keuntungan lain yang mungkin adalah bahwa dokter dapat melihat bagaimana
kanker merespon kemoterapi. Jika tumor tidak menyusut, maka obat yang berbeda mungkin
diperlukan. Sejauh ini, tidak jelas bahwa kemoterapi neo-ajuvan meningkatkan kelangsungan
hidup, tetapi setidaknya bekerja juga sebagai terapi ajuvan paska operasi.
Kemoterapi untuk kanker payudara stadium lanjut: Kemo juga dapat digunakan sebagai
pengobatan utama untuk wanita dengan kanker yang telah menyebar di luar payudara dan daerah
ketiak pada waktu ditemukan, atau jika kankernya menyebar setelah pengobatan pertama.
Bagaimana kemoterapi diberikan?
Dalam banyak kasus kemoterapi bekerja baik jika lebih dari satu obat digunakan. Dokter
memberikan kemoterapi dalam siklus/putaran, diikuti masa jedah/istirahat. Intervalnya sekitar 2
atau 3 minggu dan bervariasi sesuai dengan obat atau kombinasi obat yang digunakan. Periode
pengobatan total biasanya berlangsung selama 3 sampai 6 bulan. Pengobatan mungkin lebih
lama lagi untuk kanker payudara stadium lanjut.
Densitas dosis kemoterapi: Dokter telah menemukan bahwa memberikan siklus kemoterapi
lebih dekat bersama-sama dapat menurunkan kemungkinan kanker kembali dan meningkatkan
kelangsungan hidup pada beberapa perempuan. Hal ini biasanya berarti memberikan kemoterapi
sama yang biasa diberikan setiap 3 minggu, menjadi setiap 2 minggu. Obat yang bernama faktor
pertumbuhan (growth factor) juga diberikan untuk membantu meningkatkan jumlah sel darah
putih. Pendekatan ini dapat mengakibatkan efek samping lebih banyak dan lebih sulit untuk
diambil, sehingga hanya digunakan untuk pengobatan ajuvan pada wanita beresiko tinggi
kankernya kambuh kembali
Kemungkinan efek samping
Efek samping kemoterapi tergantung pada jenis obat yang digunakan, jumlah yang diberikan,
dan lama pengobatan. Anda dapat mengalami beberapa efek samping jangka pendek, seperti:
o rambut rontok
o sariawan
o hilangnya nafsu makan
o mual dan muntah
o risiko tinggi infeksi (dari rendah jumlah sel darah putih)
o perubahan dalam siklus haid (ini bisa menjadi permanen)
o mudah memar atau pendarahan (dari jumlah trombosit darah rendah)
o menjadi mudah lelah (karena rendahnya jumlah sel darah merah atau alasan lain)
Sebagian besar efek samping ini hilang pada saat pengobatan selesai. Misalnya, rambut anda
akan tumbuh kembali dan jumlah darah akan kembali normal. Jika Anda memiliki masalah
dengan efek samping, beritahukan dokter Anda.
Perubahan siklus menstruasi: Bagi wanita muda, perubahan pada periode menstruasi adalah
efek samping lain yang mungkin dari kemoterapi. Efek samping permanen dapat mencakup
perubahan menopause lebih awal dan tidak dapat hamil (infertilitas). Tapi berada dalam
kemoterapi tidak selalu dapat mencegah kehamilan dan hamil pada saat kemoterapi dapat
menjurus ke arah cacat lahir. Jika Anda ingin berhubungan seks, Anda harus mendiskusikan
perihal pengendalian kelahiran dengan dokter kanker Anda. Jika Anda sedang hamil ketika Anda
terkena kanker payudara, Anda masih dapat diobati. Kemo dapat secara aman diberikan selama 2
trimester terakhir kehamilan.
Neuropati: Beberapa obat yang dipakai untuk mengobati kanker payudara dapat merusak saraf.
Hal ini kadang-kadang dapat menyebabkan gejala (terutama di tangan dan kaki) seperti nyeri,
terbakar atau kesemutan, sensitive terhadap dingin atau panas, atau kelemahan. Dalam
kebanyakan kasus ini akan hilang setelah pengobatan dihentikan, tapi mungkin bisa bertahan
lama pada beberapa wanita.
Kerusakan Hati: Beberapa obat dapat menyebabkan kerusakan hati jika digunakan dalam
periode yang panjang atau dalam dosis tinggi. Dokter berhati-hati untuk mengontrol dosis obat-
obatan dan memberi perhatian atas tanda-tanda masalah.
Kemo otak: Banyak wanita yang pernah dikemo mengamati perubahan konsentrasi dan memori.
Hal ini sering disebut "kemo otak." Ini mungkin bertahan lama. Namun, kebanyakan wanita
berfungsi dengan baik setelah kemo. Dalam studi yang telah menemukan kemo otak sebagai efek
samping pengobatan, kebanyakan gejala ini berlalu dalam beberapa tahun.
Peningkatan resiko leukemia: Sangat jarang, tahun-tahun setelah pengobatan kanker payudara,
obat kemoterapi tertentu dapat menyebabkan kanker lain yang disebut leukemia myeloid akut
(AML). Tetapi bagi sebagian besar wanita, manfaat dari melawan kanker ini jauh lebih besar
daripada resiko ini.
Merasa kurang fit atau lelah: Banyak wanita tidak merasa sehat setelah kemo seperti
sebelumnya. Kelelahan ekstrim dapat menjadi masalah yang muncul dalam periode lama bagi
para wanita yang menjalani kemo. Ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun, namun dapat
dibantu. Bicaralah dengan dokter Anda jika hal ini terjadi.
PencegahanPencegahan primer dilakukan pada wanita yang masih sehat terutama bagi wanita yang
memiliki resiko tinggi, seperti riwayat keluarga maupun faktor lingkungan.
Hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan mempertahankan pola hidup sehat, hindari
merokok, dan konsumsi alkohol, serta menghindari faktor-faktor pemicu.
Berikut adalah cara pencegahan primer kanker payudara yang melibatkan perubahan gaya hidup
untuk mengurangi resikonya:
1. Kontrol berat badan.
2. Hindari merokok.
3. Menurunkan konsumsi alkohol.
4. Olahraga.
5. Mengurangi paparan radiasi.
Berikutnya adalah pencegahan sekunder yang terdiri atas deteksi dini dengan beberapa
pilihan yang telah disebutkan sebelumnya seperti pemeriksaan payudara sendiri maupun oleh
dokter, mamografi, dan lain-lain.
Mengapa deteksi dini diperlukan? Hal ini dikarenakan kanker payudara dapat menyebar
secara signifikan dan sering tidak menimbulkan gejala yang berarti.
Pada saat terdiagnosis sebagai kanker payudara, 5-15% pasien telah mengalami
metastatis (penyebaran jauh) dan hampir 40% telah mengalami penyebaran secara regional
(lewat kelenjar getah bening). Karena terkadang pengobatan tidak memberikan hasil yang baik
akibat keterlambatan penanganan, maka pencegahan merupakan langkah yang diperlukan.
Pencegahan yang aman dan efektif lebih dipilih daripada menjalani terapi dengan
menggunakan radiasi dan agen sitotoksik yang meskipun efektif dapat menimbulkan berbagai
efek samping.
CARA MELAKUKAN SADARI
Ada lima langkah dalam melakukan SADARI, yaitu :
1. Mulailah dengan mengamati payudara di cermin dengan bahu lurus dan lengan di pinggang.
Disini, yang harus diamati adalah bentuk payudara, ukuran dan warna. Karena rata-rata payudara
berubah tanpa kita sadari. Perubahan-perubahan yang perlu diwaspadai adalah : berkerut, cekung
kedalam, atau menonjol kedepan karena ada benjolan. Puting yang berubah posisi dimana
seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik kedalam. Warna memerah, kasar dan sakit
2. Kemudian angkat kedua lengan untuk melihat apakah ada kelainan pada kedua payudara
3. Sementara masih didepan cermin, tekan puting apakah ada cairan yang keluar. ( bisa berupa
cairan putih seperti susu, kuning atau malahan darah ).
4. Kemudian berbaringlah, raba payudara kanan dengan tangan kiri untuk merasakan perubahan
yang ada di payudara sebelah kanan dan sebaliknya. Tekan secara halus dengan jari-jari secara
datar & serentak. Selubungi dengan jari payudara kita dari arah atas sampai bawah, dari tulang
selangka ke bagian atas perut,dari ketiak ke leher bagian bawah. Ulangi pola ini sehingga yakin
bahwa seluruh payudara telah tercover. Kini mulai pada puting. Buat lingkaran yang makin lama
makin besar hingga mencapai seluruh tepi payudara. Menggunakan jari, buatlah gerakan keatas
dan kebawah berpindah secara mendatar/menyamping seperti sedang memotong rumput. Sambil
rasakan seluruh jaringan payudara, dibawah kulit dengan rabaan halus hingga rabaan yang
sedikit lebih menekan.
5. Terakhir, rasakan payudara anda ketika sedang berdiri atau duduk. Bagi kebanyakan wanita,
paling mudah untuk merasakan payudaranya adalah ketika payudaranya sedang basah dan licin,
sehingga paling cocok adalah ketika sedang mandi dibawah shower. Lakukan seperti pada
langkah ke-4, dan yakinkan bahwa seluruh payudara sudah tercover oleh rabaan tangan.