Kir Sebelumnya

download Kir Sebelumnya

of 16

Transcript of Kir Sebelumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mengenal Mengkudu

Mengkudu yang nama latinnya

(Morinda citrifolia) termasuk jenis kopi-kopian.

Mengkudu dapat tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian tanah 1500 meter diatas permukaan laut. Mengkudu merupakan tumbuhan asli dari Indonesia. Klasifikasi Ilmiah Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Anak kelas Bangsa Suku Marga / genus Jenis / spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledone : Sympatalae : Rubiales : Rubiaceae : Morinda : Morinda citrifolia L. Gambar 2.1 Buah Mengkudu

Tabel 2.1 Klasifikasi Mengkudu Tanaman mengkudu termasuk tanaman dikotil. Mengkudu biasa tumbuh di daerah dataran rendah. Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m. Batangnya bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak cabangnya bersegai empat. Tajuknya suklalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman lada.

Mengkudu berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm. tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hiaju mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segi tiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Bunganya berbentuk bungan bongkol yang kecil-kecil dan berwarna putih, bergagang 1-4 cm. Bunga tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunganya berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih, harum. Kelopak bunga tumbuh menjadi buah bulat lonjong sebesar telur ayam bahkan ada yang berdiameter 7,5-10 cm. Permukaan buah seperti terbagi dalam sel-sel poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil. Mula-mula buah berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih kekuningan. Setelah matang, warnanya putih transparan dan lunak. Daging buah tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida, berwarna cokelat merah. Setelah lunak, daging buah mengkudu banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk. Bau itu timbul karena pencampuran antara asam kaprik dan asam kaproat (senyawa lipid atau lemak yang gugusan molekulnya mudah menguap, menjadi bersifat seperti minyak atsiri) yang berbau tengik dan asam kaprilat yang rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa ini bersifat aktif sebagai antibiotik (Bangun, A. P.,DR, MHA dan Saworno, B, 2002). Bijinya banyak dan kecil-kecil terdapat dalam daging buah. 2.2 Kandungan Mengkudu Mengkudu adalah buah yang kaya manfaatnya. Meskipun banyak masyarakat yang memandangnya sebelah mata karena rasanya yang pahit. Buah mengkudu mengandung skopoletin, rutin, polisakarida, asam askorbat, -karoten, 1-arginin, proxironin, dan proxeroninase, iridoid, asperolusid, iridoid antrakinon, asam lemak, kalsium, vitamin B, asam amino, glikosida, dan juga glukosa (Sjabana dan Bahalwan, 2002; Wijayakusuma dan Dalimartha, 1995). Selain itu juga dikandung senyawa-senyawa seperti, morindon, rubiadin, dan flavonoid (Bangun dan Sarwono, 2002). Energi dalam buah mengkudu 15 kkal / 50 gram.

2.2.1 Skopoletin

Pada tahun 1993, peneliti universitas Hawaii berhasil memisahkan zat-zat scopoletin dari buah Mengkudu. Zat-zat scopoletin ini mempunyai khasiat pengobatan, dan sebagai tambahan para ahli percaya bahwa scopoletin adalah salah satu di antara zat-zat yang terdapat dalam buah Mengkudu yang dapat mengikat serotonin, salah satu zat kimiawi penting saluran di dalam pembuluh darah tubuh yang manusia. mengalami Scopoletin berfungsi memperlebar

penyempitan dan melancarkan peredaran darah. Selain itu scopoletin juga telah terbukti dapat membunuh beberapa tipe bakteri, bersifat fungisida (pembunuh jamur) terhadap Pythium sp dan juga bersifat anti-peradangan dan anti-alergi (Wahyu Widayat, 2000)

2.2.2 Zat Anti-kanker (Damnacanthal)

Beberapa penelitian terbaru tentang Mengkudu dilakukan untuk mengetahui kandungan zat-zat antikanker (damnacanthal). Empat ilmuwan Jepang berhasil menemukan zat anti kanker pada ekstrak Mengkudu ketika mereka sedang mencari zat-zat yang dapat merangsang pertumbuhan struktur normal dari selsel abnormal K-ras-NRK (sel pra kanker) pada 500 jenis ekstrak tumbuhan. Ternyata zat anti kanker pada Mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal (Wahyu Widayat, 2000).

2.2.3 Xeronine dan Proxeronine

Salah satu alkaloid penting yang terdapat dalam buah Mengkudu adalah xeronine. Xeronine dihasilkan juga oleh tubuh manusia dalam jumlah terbatas yang berfungsi

untuk mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi protein di dalam sel. Xeronine ditemukan pertama kali oleh Dr. Ralph Heinicke (ahli biokimia). Walaupun buah besar. Proxeronine adalah sejenis asam koloid yang tidak mengandung gula, asam amino atau asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya dengan bobot molekul relatif besar, lebih dari 16.000. Apabila kita mengkonsumsi proxeronine maka kadar xeronine di dalam tubuh akan meningkat. Di dalam tubuh manusia (usus) enzim proxeronase dan zat-zat lain akan mengubah proxeronine menjadi xeronine. Fungsi utama xeronine adalah mengatur bentuk dan rigiditas (kekerasan) protein-protein spesifik yang terdapat di dalam sel. Hal ini penting mengingat bila protein-protein tersebut berfungsi abnormal maka tubuh kita akan mengalami gangguan kesehatan (Wahyu Widayat, 2000). Mengkudu hanya mengandung (prekursor) sedikit xeronine, tetapi mengandung bahanbahan pembentuk xeronine, yaitu proxeronine dalam jumlah

2.2.4 Asam

Asam askorbat yang ada di dalam buah Mengkudu adalah sumber vitamin C yang luar biasa. Vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang hebat. Antioksidan bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas (partikel-partikel berbahaya yang terbentuk sebagai basil samping proses metabolisme, yang dapat merusak materi genetik dan merusak sistem kekebalan tubuh). Asam kaproat, asam kaprilat dan asam kaprik termasuk golongan asam lemak. Asam kaproat dan asam kaprik inilah yang menyebabkan bau busuk yang tajam pada mengkudu (Wahyu Widayat, 2000).

2.2.5 Senyawa-senyawa Terpenoid

Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik yang juga terdapat pada lemak/minyak esensial (essential oils), yaitu sejenis lemak yang sangat penting bagi tubuh. Zat-zat terpenoid membantu tubuh dalam proses sintesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh (Wahyu Widayat, 2000).

2.2.6 Fenol

Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air. Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya (Nana Sutresna,2007). Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik (Wahyu Widayat, 2000).

2.3 Mengenal Kopi

Kopi merupakan suatu minuman yang telah mendunia sejak lama. Kopi sendiri berasal dari Arab pada mulanya. Sesuai dengan perkembangan zaman, kini kopi telah menyebar ke seluruh dunia dengan berbagai variasi. Namun, secara umum biji kopi dibedakan menjadi dua yaitu Kopi Robusta dan Kopi Arabika. Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. Sebagian besar kopi yang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini. Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang telah dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Latin Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia. Secara umum, kopi ini tumbuh di negaranegara beriklim tropis atau subtropis. Kopi arabika tumbuh pada ketinggian 600-2000 m di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 3 meter bila kondisi lingkungannya baik. Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-26 oC. Biji kopi yang dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap. Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas daripada kopi arabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Kopi robusta dapat ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas permuakaan laut. Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta lebih murah. Kopi robusta banyak ditumbuhkan di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan (Jason, 2008). Kopi terkenal akan kandungan kafeinnya yang tinggi. Kafein sendiri merupakan senyawa hasil metabolisme sekunder golongan alkaloid dari tanaman kopi dan memiliki rasa yang pahit. Berbagai efek kesehatan dari kopi pada umumnya terkait dengan aktivitas kafein di dalam tubuh. Peranan utama kafein ini di dalam tubuh adalah meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi. Batas aman konsumsi kafein yang masuk ke dalam tubuh perharinya adalah 100-150 mg.../DATADENDY/dini/kir/Kopi.htm - cite_note-kaf1-18 Dengan jumlah ini, tubuh sudah mengalami

peningkatan aktivitas yang cukup untuk membuatnya tetap terjaga. Selain kafein, kopi juga mengandung senyawa antioksidan dalam jumlah yang cukup banyak. Adanya antioksidan dapat membantu tubuh dalam menangkal efek pengrusakan oleh senyawa radikal bebas, seperti kanker,

diabetes, dan penurunan respon imun. Beberapa contoh senyawa antioksidan yang terdapat di dalam kopi adalah polifenol, flavonoid, proantosianidin, kumarin, asam klorogenat, dan tokoferol.../DATA DENDY/dini/kir/Kopi.htm - cite_note-30 Dengan perebusan, aktivitas antioksidan ini dapat ditingkatkan (Smith A, Whitney H, Thomas M, Brockman P, 1999).

2.4 Uji Organoleptik

Uji Organolepti atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik digunakan untuk menilai suatu komoditi hasil pertanian dan makanan. Dalam penilaian bahan pangan sifat yang menentukan diterima atau tidak suatu produk adalah sifat indrawinya. Penilaian indrawi ini ada enam tahap yaitu pertama menerima bahan, mengenali bahan, mengadakan klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan yang telah diamati, dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut. Tujuan diadakannya uji organoleptik terkait langsung dengan selera. Setiap orang di setiap daerah memiliki kecenderungan selera tertentu. Selain itu disesuaikan pula dengan target konsumen. Untuk melakukan uji organoleptik diperlukan panelis. Panelis bertindak sebagai instrument atau alat. Alat ini terdiri atas kelompok yang bertugas menilai sifat atau mutu produk berdasarkan kesan subjektif (Soekarto ST,2008).

KUISIONER Menurut Anda, bagaimana rasa kopi mengkudu dengan variasi rasa yang Anda coba? a. b. c. d. e. Sangat enak Enak Biasa Kurang enak Tidak enak

Menurut Anda, bagaimana rasa kopi dengan variasi rasa yang Anda coba mengkudu bila dibandingkan kopipada umumnya? a. b. c. Lebih enak Sama saja Kurang enak

Apakah Anda setuju jika kopi ini dipasarkan secara bebas?

a. Ya, b. Tidak, Saran Anda

KUISIONER Menurut Anda, bagaimana rasa kopi mengkudu dengan variasi rasa yang Anda coba? a. b. c. d. e. Sangat enak Enak Biasa Kurang enak Tidak enak

Menurut Anda, bagaimana rasa kopi dengan variasi rasa yang Anda coba mengkudu bila dibandingkan kopi pada umumnya? a. b. c. Lebih enak Sama saja Kurang enak

Apakah Anda setuju jika kopi ini dipasarkan secara bebas? a. b. Ya, Tidak,

Saran Anda

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan eksperimen dan uji organoleptik. Eksperimen dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2011 di Perumahan Tanggulangin Asri sebagai tempat pembuatan kopi mengkudu, sedangakan uji organoleptik dilakukan di SMA Negeri 1 Sidoarjo dan Perumahan Sidokare Asri.

3.1 Instrumen dan Bahan Penelitian

Instrumen penelitian yang kami gunakan adalah1. Pisau, digunakan untuk memotong daging buah mengkudu. 2. Alas potongan, digunakan untuk memotong daging buah mengkudu. 3. Wadah pengeringan, digunakan untuk mengeringkan mengkudu yang telah dipotong. 4. Alu dan mortar, digunakan untuk menghaluskan mengkudu yang telah kering dijemur. 5. Wajan, digunakan untuk menyangrai buah mengkudu yang telah dijemur. 6. Filter/penyaring, digunakan untuk menyaring bubuk kopi mengkudu yang telah dihaluskan.

Sedangkan bahan yang kami gunakan adalah1. Buah mengkudu yang muda, digunakan sebagai bahan dasar. 2. Sinar matahari/pemanas lain, digunakan untuk mengeringkan buah mengkudu yang telah

dipotong-potong.3. Perasa, digunakan sebagai variasi rasa pada buah mengkudu.

4. Air hangat/panas, digunakan untuk menyeduh jopi mengkudu.

3.2 Langkah Kerja 1. Memetik buah mengkudu yang masih muda. 2. Mencucinya kemudian mengiris tipis-tipis. 3. Menjemurnya sampai kering, kira-kira 2-3 hari di bawah terik sinar matahari atau pemanas lainnya. 4. Menyangrai mengkudu yang telah kering diwajan, kurang lebih 15menit. 5. Menghaluskan hasil penyangraian dengan alu dan mortar. 6. Untuk menghasilkan bubuk kopi yang baik, setelah menghaluskan bubuk mengkudu kering tersebut ayak/menyaring sampai menghasilkan bubuk mengkudu yang halus. 7. Jika sudah menghasilkan bubuk kopi mengkudu yang bagus,memberi tambahan perasa. 8. Kopi mengkudu siap diseduh dengan manambahkan madu atau gula. 3.3 Tahap Uji Organoleptik Pengujian organoleptik ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan kopi mengkudu terhadap minat konsumen. Pengujian ini dilakukan dengan pemberian kuisioner mengenai rasa dan kelayakan kopi ini bila diedarkan di pasar bebas. Hasil uji organoleptik didapatkan dari 30 responden siswa SMA Negeri 1 Sidoarjo dan masyarakat sekitar Perumahan Sidokare Asri. 3.4 Rencana Penyajian Data Menggunakan tabel yang berisi skor dan persentase yang didapat dari panelis pada tiap option yang ada pada angket.

No. 1.

Jenis Uji Rasa

Hasil Uji Sangat enak Enak Biasa Kurang enak

Skor

Persentase

2.

Tidak enak Membandingkan dengan kopi Lebih enak pada umumnya Sama saja Kurang enak Ya Tidak

3.

Penjualan di pasar bebas

Tabel 3.1 Uji Organoleptik 3.3 Rencana Analisa

Menggunakan metode grafik, dilihat dari respon panelis terbanyak melalui option yang tersedia pada angket. Adapun metode grafik.

Grafik Hasil Kuisioner

1 0.8 0.6 0.4 0.2 0

Tabel 3.2 Uji Organoleptik

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan pada kopi mengkudu, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:1. Mengkudu dapat diolah menjadi kopi sebagai pengganti kopi yang selama ini dibuat

melalui biji kopi. Dengan beberapa tahap, yang pertama adalah pengeringan buah mengkudu yang telah dipotong tipis-tipis yang kemudian disangrai dan dihaluskan agar menjadi bubuk kopi mengkudu.2. Minat masyarakat terhadap kopi mengkudu cukup tinggi. Hal ini terlihat dari uji

organoleptik. KURANGGGGG 5.2 Saran

1. Perlu penelititan lebih lanjut dan detail terhadap kopi mengkudu sebagai bahan dasar pengganti kopi yang selama ini dikonsumsi dari biji kopi guna meningkatkan nilai kelayakan dan keamanan untuk dikonsumsi masyarakat. 2. Perlu disosialisasikan lebih luas pada masyarakat melalui berbagai sumber tentang pemanfaatan mengkudu sebagai bahan dasar pembuatan kopi mengkudu. 3. Diharapakan pada peneliti selanjutnya agar lebih kreatif dalam membuat produk inovasi makanan baru dari buah mengkudu.

Buah mengkudu mengandung skopoletin, rutin, polisakarida, asam askorbat, karoten, 1-arginin, proxironin, dan proxeroninase, iridoid, asperolusid, iridoid antrakinon, asam lemak, kalsium, vitamin B, asam amino, glikosida, dan juga glukosa (Sjabana dan Bahalwan, 2002; Wijayakusuma dan Dalimartha, 1995). Selain itu juga dikandung senyawa-senyawa seperti, morindon, rubiadin, dan flavonoid (Bangun dan Sarwono, 2002).

5.Kegunaan dan manfaat

Tanaman mengkudu terutama buahnya memiliki banyak kegunaan antara lain: untuk obat tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang usus, disentri, sembelit, nyeri limpa, limpa bengkak, sakit lever, liur berdarah, kencing manis (diabetes melitus), cacingan, cacar air, kegemukan (obesitas), sakit pinggang (lumbago), sakit perut (kolik), dan perut mulas karena masuk angin, kulit kaki terasa kasar (pelembut kulit), menghilangkan ketombe, antiseptik, peluruh haid (emenagog), dan pembersih darah. Air perasan buah masak yang diparut digunakan untuk kumur-kumur (gargle) pada difteri atau radang amandel. Godogan buah, kulit batang atau akar digunakan untuk mencuci luka dan ekzema (Wijayakusuma dkk., 1996). Buah mengkudu dapat menghambat pertumbuhan tumor dengan merangsang sistem imun yang melibatkan makrofag dan atau limfosit (Hirazumi et al., 1994). Ekstrak buah ini juga terbukti paling efektif menghambat sel RAS yang menyebabkan kanker di antara 500 ekstrak yang diuji (Hirazumi et al., 1993).Younos et al. (1990) melakukan studi mengenai efek analgesik dan sedatif ekstrak tanaman mengkudu dan menyatakan bahwa ekstrak mengkudu mempunyai aktivitas analgesik secara konsisten, tidak toksik, dan tergantung pada dosis. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa diantara 3 fraksi ekstrak metanolik buah mengkudu yang diuji, fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas antioksidan yang paling kuat dengan nilai IC50 = 46,7 g/ml diikuti dengan fraksi kloroform dengan nilai IC50 = 227,7 g/ml, sedangkan fraksi metanol mempunyai nilai IC50 = 888,6 g/ml (Abdul dan Sugeng, 2004). Daftar pustaka Abdul, R., Sugeng, R., 2004, Aktivitas Antioksidan dan Antiradikal Buah Mengkudu (Morinda citrifolia, L), Laporan Penelitian, lembaga penelitian UGM, Yogyakarta.

Bangun, A.P., dan Sarwono, B., 2002, Sehat dengan Ramuan Tradisional: Khasiat dan Manfaat Mengkudu, Agromedia Pustaka, Jakarta. Hirazumi, A., Furrasawa, E., Chou, S.C., and Hokama, Y., 1994, Anticancer activity of Morinda citrifolia, L on Intraperitoneally Inplanted Lewis lungcarcinoma in syingenic mice, Proc. West Pharmacol Soc, 37, 145-146. Sjabana, D. Dan Bahalwan, R.R., 2002, Seri Referensi Herbal : pesona Tradisional dan Ilmiah Buah mengkudu (Morinda citrifolia, L). Salemba Medika, Jakarta. Syamsuhidayat, S.S and Hutapea, J.R, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, edisi kedua, Departemen Kesehatan RI, Jakarta Wijayakusuma, H., Dalimartha, S., dan Wirian, A., 1996, Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid ke-4, Pustaka Kartini, Jakarta. Wijayakusuma, H., dan Dalimartha, S., 1995, Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah Tinggi, Penebar Swadaya, Jakarta. Younos, C., Rolland, A., Fluerentin, J., Lanchers, M., Misslin, R., and Mortier, F., 1990, Analgetic and behavioral effects of Morinda citrifolia, L, Plant Medica, 56, 430-434. Bangun, A. P.,DR, MHA dan Saworno, B. Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Jakarta: Agromedia Pustaka, 2002. Jason. 2008. The History of Coffee Siswono. 2007. Kafein. Diakses pada 14 Mei 2010. ^ a b Wildman REC.2007. Handboomk of Nutraceuticals and Funtional Foods. Ed ke-2. CRC Press: AS. Halaman: 453-462 Smith A, Whitney H, Thomas M, Brockman P. 1999. Effects of caffeine and noise on mood, performance and cardiovascular functioning. Hum Psychopharmacol Clin Experimental 12(1):2733.Soekarto ST. 2008. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan. Hlm 34.