KIR Proposal Penelitiann

22
Prevalensi Miopi pada Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 1 Yogyakarta

description

proposal

Transcript of KIR Proposal Penelitiann

Page 1: KIR Proposal Penelitiann

Prevalensi Miopi pada Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 1

Yogyakarta

Page 2: KIR Proposal Penelitiann
Page 3: KIR Proposal Penelitiann

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

proposal karya tulis ilmiah ini dengan baik.

Karya tulis ilmiah ini berjudul Prevalensi Kelainan Miopi pada Siswa Kelas X

Tahun Ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 1 Yogyakarta. Dalam penyelesaian

penelitian karya tulis ilmiah ini, peneliti telah banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Kedua orang tua peneliti yang selalu memberi dorongan tiada henti, kasih

sayang, serta doa sehingga peneliti dapat terus terpacu untuk menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini dengan baik.

2. Kakak, adik, dan saudara-saudara yang selalu memberikan dukungan, doa, kasih

sayang, serta keceriaan dalam hidup peneliti.

3. Para sahabat dan teman-teman yang telah memberi keceriaan, dukungan, dan

bantuan dalam setiap langkah peneliti.

4. Semua pihak yang telah ikut serta membantu jalannya karya tulis ilmiah ini

sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna. Untuk itu

peneliti mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi

kita semua.

Yogyakarta, September 2012

Peneliti

Page 4: KIR Proposal Penelitiann

DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................ii

LEMBAR ORISINALITAS ........................................................................................iii

KATA PENGANTAR .................................................................................................iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH ....................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................1

C. TUJUAN PENELITIAN .......................................................................................

D. MANFAAT PENELITIAN....................................................................................

BAB II DASAR TEORI

A. KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................

B. TEORI PENELITIAN YANG RELEVAN............................................................

C. KERANGKA PIKIR..............................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN..............................................................

B. METODE PENGUMPULAN DATA....................................................................

C. DESAIN PENELITIAN.........................................................................................

D. METODE ANALISIS DATA................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

LAMPIRAN....................................................................................................................

Page 5: KIR Proposal Penelitiann

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Miopi adalah salah satu kelainan penglihatan yang dicirikan dengan

kesulitan untuk melihat jauh. Hal ini disebabkan karena lensa mata kesulitan

untuk memipih. Seseorang yang terbiasa membaca dekat memiliki

kemungkinan lebih besar terkena kelainan ini. Penelitian menemukan bahwa

miopi adalah kelainan refraksi yang hampir selalu menduduki urutan pertama

dibanding kelainan-kelainan refraksi yang lain (Mansjoer, 2002).

Pada salah satu Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang mencatat bahwa

sebanyak 83,9% dari prevalensi kelainan refraksi adalah miopi. Tingginya

angka persentase ini disebabkan oleh meningkatnya frekuensi dalam

melakukan aktivitas melihat dengan jarak dekat. Pada kalangan mahasiswa

prevalensi miopi ditemukan sebesar 66,6%, pada pekerja dengan mikroskop

prevalensi miopi ditemukan sebesar 33%. Dari semua penelitian tersebut,

telah jelas menyatakan bahwa prevalensi penderita miopi cenderung dialami

oleh usia-usia pelajar, terutama adalah kalangan mahasiswa yang

menunjukkan prevalensi terbanyak (Hartanto, 2003).

Peningkatan angka kejadian kelainan refraksi ini dipicu oleh deteksi

dini kelainan refraksi seiring berkembangnya teknologi kedokteran sehingga

kasus yang dulu tidak terdeteksi dapat ditemukan, makin canggihnya

teknologi visual yang merangsang penggunaan indera penglihatan terus

menerus dan gaya hidup masyarakat yang menuntut penggunaan penglihatan

secara terus menerus. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap kesehatan

mata, termasuk keengganan datang memeriksakan diri ke rumah sakit adalah

karena ketidaktahuan mereka soal betapa pentingnya mata, sehingga mungkin

saja angka kejadian yang ada di rumah sakit tidak mewakili jumlah angka

Page 6: KIR Proposal Penelitiann

kelainan refraksi yang ada di masyarakat. Selain itu, faktor lain yang

berpengaruh, ketidakmampuan untuk membayar biaya pemeriksaan atau

operasi, serta ketakutan jika harus menjalani operasi. Ada pun faktor-faktor

medis yang dapat mempengaruhi kemampuan penglihatan seperti penyakit-

penyakit sistemik, trauma yang menyebabkan lepasnya lensa mata dari

penggantungnya atau laserasi kornea dan kelainan-kelainan congenital (Ilyas,

2004).

Upaya yang telah dilakukan untuk mengobati kelainan miopi adalah

dengan menggunakan kacamata lensa cekung (negatif) atau operasi. Operasi

juga hanya efektif apabila derajat miopi belum begitu parah. Dengan demikian

yang terbaik adalah dengan mencegah munculnya kelainan ini sejak dini.

Dengan dilakukannya penelitian mengenai prevalensi kelainan miopi,

pencegahan terhadap kelainan ini akan lebih optimal (Hartanto, 2003).

Oleh karena belum adanya penelitian mengenai prevalensi kelainan

miopi di kalangan siswa kelas X tahun ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 1

Yogyakarta, peneliti ingin mengetahui prevalensi kelainan miopi pada siswa

kelas X tahun ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 1 Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berapakah prevalensi kelainan miopi pada siswa kelas X tahun ajaran

2012/2013 di SMA Negeri 1 Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kelainan miopi pada

siswa kelas X tahun ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 1 Yogyakarta.

Page 7: KIR Proposal Penelitiann

D. Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat dari penelitian ini, diantaranya

1. Bagi pelajar, sebagai metode untuk mengembangkan ilmu penelitian dan

pengetahuan mengenai prevalensi kelainan miopi di kalangan siswa.

2. Bagi masyarakat, sebagai referensi mengenai prevalensi kelainan miopi di

kalangan siswa.

3. Bagi pemerintah, dapat menjadi sumber ilmiah dalam penatalaksanaan

kelainan miopi khususnya pada siswa SMA/pelajar.

Page 8: KIR Proposal Penelitiann

BAB II

DASAR TEORI

A. Kajian pustaka

1. Prevalensi

Menurut artikata.com, prevalensi berarti jumlah keseluruhan kasus

penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah. Pada

penelitian ini, prevalensi kelainan miopi bermakna jumlah keseluruhan

kasus kelainan miopi pada siswa kelas X tahun ajaran 2012/2013 di SMA

Negeri 1 Yogyakarta.

2. Miopi

a. Definisi

Miopi adalah banyangan dari benda yang terletak jauh berfokus di depan

retina pada mata yang tidak berakomodasi. Dengan kata lain, miopi adalah

anomali refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di depan retina,

ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Ini juga dapat dijelaskan

pada kondisi refraktif dimana cahaya yang sejajar dari suatu objek yang

masuk pada mata akan jatuh di depan retina,  tanpa akomodasi. Miopi

berasal dari bahasa yunani “ muopia” yang memiliki arti menutup mata.

Miopi merupakan manifestasi kabur bila melihat jauh, istilah populernya

adalah “nearsightedness” (American Optometric Association, 1997).

Miopi atau biasa juga disebut sebagai rabun jauh merupakan jenis

kerusakan mata yang disebabkan pertumbuhan bola mata yang terlalu

panjang atau kelengkungan kornea yang terlalu cekung (Ilyas, 2004).

Miopi merupakan kelainan refraksi dimana berkas sinar sejajar yang

memasuki mata tanpa akomodasi, jatuh pada fokus yang berada di depan

retina (Ilyas, 2004).

Page 9: KIR Proposal Penelitiann

Miopi merupakan mata dengan daya lensa positif yang lebih kuat sehingga

sinar yang sejajar atau datang dari tidak terhingga difokuskan di depan

retina. (Mansjoer, 2002).

Miopi adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar

yang datang dari jarak tak terhingga oleh mata dalam keadaan tidak

berakomodasi dibiaskan pada satu titik di depan retina. (Mansjoer, 2002).

b. Penyebab

Beberapa hal yang mempengaruhi resiko terjadinya miopi, antara lain:

1) Keturunan. Orang tua yang mempunyai sumbu bolamata yang

lebih panjang dari normal akan melahirkan keturunan yang

memiliki sumbu bolamata yang lebih panjang dari normal pula.

2) Ras atau etnis. Ternyata, orang Asia memiliki kecenderungan

miopi yang lebih besar (70% – 90%) dari pada orang Eropa dan

Amerika (30% – 40%). Paling kecil adalah Afrika (10% – 20%).

3) Perilaku. Kebiasaan melihat jarak dekat secara terus menerus

dapat memperbesar resiko miopi. Demikian juga kebiasaan

membaca dengan penerangan yang kurang memadai.

c. Jenis-jenis Miopi

Klasifikasi berdasarkan proses yang mendasarinya:

1) Miopi aksial

Miopi tipe ini disebabkan oleh karena diameter anteroposterior

dari

bola mata bertambah panjang. Komponen refraktif lainnya berada

dalam batas normal.

2) Miopi refraksional

Miopi ini disebabkan kelainan pada komponen-komponen refraktif

pada mata seperti :

Page 10: KIR Proposal Penelitiann

a) Lensa terlalu cembung, misalnya akibat cairan mata masuk ke

lensa pada katarak intumesen.

b) Lengkung kornea terlalu cembung, misalnya pada keratokonus.

c) Indek bias lensa yang meninggi, seperti pada diabetes mellitus.

d. Pengobatan

Pengobatan kelainan miopi adalah dengan lensa minus atau

cekung. Lensa ini membuat sinar tersebar di belakang lensa. Sinar

yang tersebar ini akan bertemu di titik fokus di depan lensa. Selain

itu koreksi untuk kelainan miopi dapat menggunakan contact

lenses. Dengan kemajuan teknologi kedokteran seperti LASIK

(laser-assisted in-situ keratomileusis), sebagian besar miopi dan

kasus-kasus kelainan refraksi bisa dikoreksi dengan cukup baik.

Namun, pada beberapa kasus ditemukan keadaan dimana koreksi

yang dilakukan tidak sempurna atau tidak bisa dikoreksi sama

sekali.

3. Siswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006), siswa adalah murid

(terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah). Pada penelitian ini,

siswa yang menjadi responden adalah siswa kelas X tahun ajaran

2012/2013 di SMA Negeri 1 Yogyakarta.

B. Teori Penelitian yang Relevan

1. Kumala, S. (2010) melakukan penelitian berjudul prevalensi kelainan

refraksi pada penderita katarak di poli mata RSUD Dr. Soetomo Surabaya

periode Januari 2010-Maret 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

prevalensi kesalahan bias pada pasien katarak adalah 80,75% dan

prevalensi myopia pada pasien katarak adalah 36,06%, prevalensi

Page 11: KIR Proposal Penelitiann

Siswa Kelas XBanyak

membaca jarak dekat

Nilai bagus

Penurunan kemampuan melihat jarak jauh

Peningkatan prevalensi miopi

hipermetropia pada pasien katarak adalah 26,06%, dan prevalensi katarak

pada pasien silindris sebesar 17,09%.

2. Willy Hartanto (2003) melakukan penelitian berjudul Kelainan Refraksi

Tak Terkoreksi Penuh di RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1 Januari

2002-31 Desember 2003. Hasil penelitian di RSUP Dr. Kariadi Semarang

selama periode 1 Januari 2002 sampai 31 Desember 2003, terdapat

prevalensi kelainan refraksi tak terkoreksi penuh sebesar 325 kasus dari

1333, di mana terbanyak adalah miopi dengan prosentase 58,15%.

C. Kerangka pikir

Page 12: KIR Proposal Penelitiann

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada hari Kamis, 6 September 2012.

Laporan penelitian akan disusun pada hari Jumat, 7 September 2012.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Yogyakarta.

B. Metode Pengumpulan Data

1. Peneliti membuat kuesioner untuk mengetahui kelainan miopi.

2. Peneliti mencari 20 responden siswa kelas X

3. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden.

4. Peneliti mengolah data yang didapat dari responden.

5. Peneliti melaporkan hasil penelitian.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode observasi atau pengamatan melalui

kuesioner yang dibagikan kepada responden.

D. Metode Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis menggunakan metode statistik sederhana dan

dinyatakan dalam bentuk persen, diagram, maupun tabel.

Page 13: KIR Proposal Penelitiann

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Balai Pustaka: Jakarta.

http://artikata.com diakses pada tanggal 5 September 2012.

http://kamusbahasaindonesia.org/siswa diakses pada tanggal 5 September 2012.

http://www.americanopthometricassociation.org/ diakses pada tanggal 5 September

2012.

Hartanto, W. (2003). KELAINAN REFRAKSI TAK TERKOREKSI PENUH DI

RSUP Dr. KARIADI SEMARANG PERIODE 1 JANUARI 2002 - 31

DESEMBER 2003. Universitas Diponegoro Press: Semarang.

Ilyas, H, Sidarta. 2004. Kelainan refraksi dan koreksi penglihatan. Balai Penerbit

FKUI: Jakarta

Kumala, S. 2010. PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI PADA PENDERITA

KATARAK DI POLI MATA RSUD DR SOETOMO SURABAYA

PERIODE JANUARY 2010-MARET 2010. Penerbit Unair Press:

Surabaya.

Mansjoer. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Penerbit FKUI: Jakarta.

Page 14: KIR Proposal Penelitiann

LAMPIRAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT FORM)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Bersedia secara sukarela untuk menjadi responden penelitian dengan judul :

“Prevalensi Kelainan Miopi pada Siswa Kelas X Tahun Ajaran 2012/2013 di SMA

Negeri 1 Yogyakarta”.

Saya akan melaksanakan prosedur penelitian dengan disiplin dan sebaik-baiknya

sesuai dengan aturan yang sebelumnya telah ditetapkan.

Saya tidak akan mengundurkan diri kecuali jika penelitian ini menimbulkan dampak

dan kerugian pada diri saya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa tekanan dari pihak

manapun.

Yogyakarta, September 2012

Responden

(………….…………..)

Page 15: KIR Proposal Penelitiann

KUESIONER PENELITIAN

Nama :

Jenis kelamin :

Umur :

Angkatan :

Nomor Hp :

Alamat :

Instruksi : Silakan beri tanda silang () sesuai dengan keadaan Anda atau isi pada

titik-titik.

1. Apakah Anda pernah mengalami pandangan mata kabur ketika melihat jauh?

ya

tidak

2. Jika ya, berapa minus kacamata Anda?

………………………………………………………………………………….

3. Berapa lama Anda membaca buku tiap harinya?

<1 jam

> 1 jam

4. Berapa jarak baca Anda biasanya ketika membaca buku?

< 30 cm

> 30 cm

Terima kasih atas partisipasi dan bantuan Anda.

Page 16: KIR Proposal Penelitiann