Kinerja-Program-SJ-2013.pdf
-
Upload
nagiot-cansalony-tambunan -
Category
Documents
-
view
67 -
download
1
description
Transcript of Kinerja-Program-SJ-2013.pdf
Kinerja Program Saintifikasi JAMU | 1
KINERJA PROGRAM SAINTIFIKASI JAMU oleh: Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes
Pendahuluan
Inisiasi bermula dari “Laboratorium Litbang Obat Herbal” sejak bulan Juni 2007 yang
diselenggarakan untuk mengakomodasi 1) animo dan permintaan masyarakat terhadap
tanaman obat hasil budidaya B2P2TO2T untuk self healing di rumah tangga, 2) petani-
petani tanaman obat yang selama itu masih termarjinalkan, terkalahkan oleh bisnis
pengusaha dan selebritis obat tradisional, minim perhatian pemerintah dan pasar barang
produksi tanaman obat tidak jelas dan tidak terbina dengan baik dalam hal mutu, 3)
upaya promosi budaya JAMU yang aman, berkhasiat dan bermutu, mengingat praktek-
praktek pengobatan tradisional dari budaya non Indonesia dominan berorientasi bisnis
dan mengesampingkan etika dan etik. Dalam hal ini, sebagai contoh adalah
pemanfaatan tanaman obat Indonesia dalam ramuan yang diklaim sebagai pengobatan
tradisional asing, juga tanpa ada bukti keamanan dan khasiat dari hasil riset/uji. Secara
umum, inisiasi ini merupakan “perjuangan Merah Putih”, ianya adalah satu bentuk
pelestarian dan pembudayaan JAMU sebagai bagian dari budaya Kesehatan Tradisional
Indonesia (Kestraindo) yang telah ada dan berkembang sejak jaman nenek moyang
bangsa Indonesia.
Apresiasi negara mulai menguat sejak ada pencanangan “Tahun Kebangkitan JAMU”
oleh Presiden pada tanggal 27 Mei 2008, dalam Gelar Kebangkitan JAMU Indonesia,
di Istana Negara Jakarta. Pencanangan ini menyadarkan semua pihak untuk
Kinerja Program Saintifikasi JAMU | 2
mengembangkan industri dan usaha JAMU, dan menuai keberterimaan di bidang
kesehatan.
Melalui proses dialog dan diskusi yang khas Indonesia, muncul pemahaman bersama
bahwa: 1) JAMU Brand Indonesia perlu jaminan keamanan, khasiat, dan mutu dari segi
ilmiah dan etik, 2) dinamika global dan iptek untuk JAMU memerlukan pembuktian
ilmiah dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan, dan 3) jaminan keamanan, mutu
dan khasiat dari JAMU yang telah terbukti secara ilmiah dan etik dapat digunakan
dalam pelayanan kesehatan dan upaya kesejahteraan masyarakat. Secara nasional,
sudah diterbitkan ROADMAP PENGEMBANGAN JAMU 2011-2025, yang
dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Perekonomian dan Kementerian
Koordinasi Kesejahteraan Sosial. Ini menjadi acuan umum aktivitas pelestarian dan
pengembangan JAMU oleh lingkungan akademisi, bisnis, pemerintah, dan masyarakat.
Pemahaman bersama tersebut dan dinamika untuk mengintegrasikan JAMU dalam
sistem kesehatan, menjadi dasar penerbitan Permenkes Nomor 003/Menkes/Per/I/2010
tentang Saintifikasi JAMU dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan. Permenkes
ini menjadi “amunisi” dan acuan dalam tataran taktis untuk implementasi dan integrasi
JAMU dalam Sistem Kesehatan. Selama ini, dinilai implementasi pengobatan
tradisional --dengan berlakunya Permenkes Nomor 1109/Menkes/Per/IX/2007 Tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-Alternatif di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Kepmenkes Nomor 381/Menkes/SK/III/2007 Tentang Kebijakan Obat
Tradisional Nasional, dan Upaya Integrasi Obat Bahan Asli/Obat Bahan Alam
Indonesia ke dalam Pelayanan Kesehatan-- tidak berkembang dan tidak didukung oleh
bukti yang sahih dan relevan dari hasil litbang.
Kinerja Program Saintifikasi JAMU | 3
Dinamika Saintifikasi JAMU
Dengan perjalanan waktu dan dinamika implementasi Program Saintifikasi JAMU,
telah dipahami bahwa Saintifikasi JAMU pada hakekatnya adalah “aktivitas2 iptek;
yang menghasilkan, mendiseminasikan, dan mengembangkan bukti keamanan, khasiat,
dan mutu dari ramuan JAMU hasil budaya etnis Nusantara dalam lingkungan iptek;
dalam rangka mengintegrasikan JAMU dalam sistem kesehatan”.
Gambar 1. Siklus Aktivitas Program Saintifikasi JAMU
Kinerja Program Saintifikasi JAMU | 4
Budidaya tanaman obat sebagai aktivitas utama Saintifikasi JAMU di sisi hulu,
diselenggarakan dalam 2 level, yaitu untuk penyiapan:
1) bahan uji formula dalam rangka riset praklinik dan riset klinik, dan
2) bahan JAMU Saintifik dalam rangka pengembangan sediaan formula JAMU
yang sudah terbukti aman, berkhasiat dan bermutu untuk Jejaring Klinik
Saintifikasi JAMU.
Sampai dengan Oktober 2013, Program Saintifikasi JAMU sudah menunjukkan kinerja
sesuai Tabel 1.
Tabel 1. Kinerja Program Saintifikasi JAMU s.d. Oktober 2013
No Aktivitas Indikator Output Tindak Lanjut
1 Riset Etnografi Tumbuhan Obat dan JAMU
Basisdata nasional tanaman obat dan JAMU Indonesia
1. Jejaring riset tanaman obat dan JAMU (RISTOJA) dengan 25 universitas negeri non Jawa Bali
2. Data dari 25.538 spesies tanaman obat 3. Data ramuan untuk HIV = 24 4. Data ramuan untuk TBC = 68 5. Data ramuan untuk Malaria = 465 6. Data 254 komunitas etnis dari total 1128
(BPS, 2010)
Tahun 2013-2014: analisis hasil RISTOJA Tahap I
Tahun 2015: RISTOJA Tahap II untuk 40% etnis
Tahun 2017: RISTOJA Tahap III untuk 40% etnis
2 Litbang tanaman obat
Baku mutu tanaman obat
2 baku mutu tanaman obat Stevia rebaudiana (pemanis alami non kalori), dan Artemisia annua (bahan obat malaria)
Tahun 2013-2014: meniran, tempuyung, pegagan, ekinase, purwoceng, sambiloto (memasuki tahap akhir)
3 Litbang simplisia
Baku mutu simplisia
16 baku mutu simplisia dari tanaman obat: temulawak, pegagan, meniran, secang, kepel, tempuyung, seledri, kumis kucing, stevia, ekinase, brotowali, sambiloto, jati belanda, kemuning, kunyit, sembung
Tahun 2013-2014: purwoceng, valerian (on going)
4 Litbang konservasi tanaman obat
Bibit unggul tanaman obat
1. Stevia rebaudiana (pemanis alami non kalori)
2. Artemisia annua (bahan obat malaria) 3. Ekinase (bahan JAMU daya tahan
tubuh) 4. Purwoceng (bahan JAMU stamina)
Tahun 2014-2015: pengelolaan kebun induk dan riset bibit unggul tanaman obat untuk temulawak, pegagan, meniran, secang, kepel, tempuyung, seledri, kumis kucing, stevia, ekinase, brotowali, sambiloto
Tanaman obat langka
1. Masoyi 2. Allyxia 3. Purwoceng 4. Tabat barito 5. Rauwolfia 6. Adem ati 7. Litsia sinensis 8. Piper metisticum 9. Alstonia scholaris (pule) 10. Kayu rapet
Kinerja Program Saintifikasi JAMU | 5
Tanaman obat introduksi
1. Ginko biloba 2. Taragon 3. Oregano 4. Mellaleuca artenifolia 5. Sylibum 6. Mentha 7. Valerian 8. Cammomile 9. Digitalis 10.Thymi 11. Ekinase
5 Riset Praklinik Kandidat formula JAMU untuk riset klinik
1. Pelancar ASI/laktagoga 2. Gangguan lambung/dispepsia 3. Penurun berat badan/obesitas 4. Nyeri sendi/osteoartritis 5. Asam urat/hiperurisemia 6. Kolesterol/hiperkolesterolemia 7. Stamina/afrodisiak 8. Ambein/wasir/hemoroid 9. Fungsi hati/hepatoprotektif 10. Daya tahan tubuh/immunomodulator 11. Batu salurah kemih/urolitiasis 12. Tekanan darah tinggi/hipertensi 13. Kencing manis/hiperglikemia 14. Kurang darah/anemia 15. Asma 16. Nyeri kepala/cefalgia 18. Susah tidur/insomnia 19. Tumor jinak payudara/fibro adenoma
mammae 20. Kesuburan/infertilitas
6 Riset Klinik Formula JAMU yang terbukti aman, berkhasiat dan bermutu
1. Asam Urat dengan sediaan rebusan 2. Tekanan darah/hipertensi level ringan
(s.d. 140-160/90-100) dengan sediaan rebusan
Tahun 2013-2014: formula JAMU anemia, tumor jinak payudara, asma, insomnia, nyeri kepala, diabetes, kolesterol, dispepsia, osteoartritis, wasir
7 Pengembangan formulasi sediaan JAMU
Prototype JAMU (dosage form)
1. Ekstrak cair asam urat 2. Tablet asam urat 3. Kapsul ekstrak: asam urat, hipertensi,
kolesterol, anemia, mialgia, nafsu makan, pelangsing, stamina, diabetes, hepatoprotektor
Tahun 2013-2014: sediaan JAMU yang menjadi formula di riset klinik s.d. 2014
8 Community empowerment
Sumber bahan JAMU
1. 108 petani tanaman obat binaan di kec. Tawangmangu dan kec. Karangpandan, Jawa Tengah
2. Komunitas tanaman obat keluarga di desa Sukorejo dan desa Sigit, Kab. Sragen, Jawa Tengah
Tahun 2013-2014: petani Artemisia annua untuk bahan
baku obat malaria di Jawa Tengah petani di pulau Madura untuk budidaya
TO endemis pulau Madura petani TO di Kab. Bangli Bali petani TO di Kab. Slawi Jateng petani TO di Kota Pekalongan Jateng petani TO di Brastagi Sumut petani TO di Kalteng
9 Pelatihan Iptek Saintifikasi JAMU
Jejaring dokter, apoteker dan tenaga kesehatan
1. Dokter SJ (7 angkatan, 198 orang) 2. Apoteker SJ (1 angkatan, 15 orang)
Tahun 2013-2014: 4 angkatan dokter dan 2 angkatan apoteker
Kinerja Program Saintifikasi JAMU | 6
10 Pelayanan Iptek Saintifikasi JAMU
Promosi JAMU yang aman, berkhasiat dan bermutu
Divisi Wisata Kesehatan JAMU: 1. Kebun induk (benih dan bibit) 2. Kebun produksi 3. Kebun koleksi 4. Paskapanen 5. Pelatihan iptek SJ 6. Rumah Riset JAMU 7. Perpustakaan Hortus Medicus 8. Museum JAMU Hortus Medicus
11 Diseminasi Iptek TOOT
Bahan diseminasi
1. Artikel ilmiah 2. Artikel populer 3. Materi pameran
Media diseminasi
1. Halaman facebook: https://www. facebook.com/SaintifikasiJamu
2. Situs elektronik: http://www.b2p2toot.litbang.depkes.go.id
3. Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia 4. Warta HortusMed 5. Kebun Etalase TO dengan 1100 spesies 6. Museum JAMU Hortus Medicus 7. Pameran dan perpustakaan
12
Jejaring Saintifikasi JAMU
Perjanjian Kerjasama dengan BUMN dan Swasta
Industri: PT Deltomed Wonogiri, Palang Merah Indonesia: Kab. Klaten,
Kab. Boyolali, Kab. Sukoharjo, Kab. Karanganyar, Kab. Sragen, dan Kota Surakarta
Swasta 2013-2014: PP PMI, Kimia Farma, Kalbe Farma, Dexa Medica BUMN 2013-2014: Puslitbang Perhutani Cepu, PTPN X Jember
Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Prov/Kab/Kot
Dinkes: Kab. Slawi, Kab. Bangli, Kab. Karanganyar, Kota Pekalongan
2013-2014: Disbudparprov Jateng, Disbudpar Surakarta, Disbudpar Karanganyar
Perjanjian Kerjasama dengan RS Pemerintah
RSUD Kab. Karanganyar untuk rujukan pasien umum dan subyek riset klinik
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, RSUP Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang
Jejaring Klinik Saintifikasi JAMU
Klinik: PMI Kab. Sragen, Puskesmas Karangpandan Dinkeskab Karanganyar, Dinkes Kab. Bangli Bali, Dinkeskab Tegal Jateng
2013-2014: RSUP Ratotok Buyat, Sulut
Jejaring Petani TO
108 petani tanaman obat binaan di kec. Tawangmangu dan kec. Karangpandan, Jawa Tengah
Komunitas tanaman obat keluarga di desa Sukorejo dan desa Sigit, Kab. Sragen, Jawa Tengah
Jejaring Akademik
25 LPPM/Lemlit: Unsyiah Aceh, USU Medan, Unand Padang, Unri Pekanbaru, Unija Jambi, Unib Bengkulu, Unsri Palembang, Unila Lampung, Unibabel Pangkalpinang, Unmul Samarinda, Untan Pontianak, Unpar Palangka Raya, Unlam Banjarmasin, Unsrat Manado, UNG Gorontalo, UNM Makassar, Untad Palu, Unhas Makassar, UHO Kendari, Unpatti Ambon, Unkhair Ternate, Unram Mataram, Undana Kupang, Uncen Jayapura, Unipa Manokwari
Poltekkes: Kemenkes Surakarta dan Bhakti Mulia Sukoharjo
Negeri 2013-2014: FKIK dan FBio Unsoed Purwokerto, FF Ubaya Surabaya, FKM Undip Semarang, FMIPA dan FK UNS Surakarta, FF Unej Jember, FK dan FF USU Medan Swasta 2013-2014: Institut Ilmu Kesehatan Kediri, Akademi Analis Farmasi dan Makanan 17 Agustus 1945 Semarang, Akademi Peternakan Karanganyar Sekolah 2013-2014: SMK Muhammadiyah 2 Karanganyar, SMK Kesehatan Nusantara Medika Sidoarjo
Kinerja Program Saintifikasi JAMU | 7
Universitas Swasta: PS Pendidikan
Dokter Universitas Islam Malang, Universitas Kristen Duta Wacana Jogjakarta,
Jejaring Nasional
1. Kelompok Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia (Pokjanas TOI)
2. Komisi Nasional Saintifikasi JAMU sebagai Ketua Pokja Bahan Baku/Bahan Uji
Jejaring Internasional
1. ASEAN Task Force on Traditional Medicine 2009-2015
2. Member of APEC Life Science Innovation Forum
3. Common research guideline on traditional medicine in ASEAN countries
4. Guideline on development of medicinal plants garden in ASEAN countries
Saintifikasi JAMU dan Traditional Medicine WHO
Key Facts of Program Saintifikasi JAMU Key Facts of Tradisional Medicine, WHO
(http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs134/en/)
Pengobatan tradisional
JAMU sebagai bagian dari Kesehatan
Tradisional Indonesia sudah menjadi Brand,
Sukma dan Jati Diri Bangsa dan Budaya
Indonesia. Ianya adalah hasil budaya; olahkarsa
dan olahcipta; dari komunitas etnis Nusantara di
Indonesia
Totalitas dari pengetahuan, keterampilan dan
praktek berdasarkan teori, keyakinan dan
pengalaman dari beragam adat budaya yang
digunakan untuk menjaga kesehatan, serta
mencegah, mendiagnosis, memperbaiki atau
mengobati penyakit fisik dan mental.
pengobatan tradisional yang telah diadopsi
oleh populasi lain (di luar budaya pemilik
asal/pemberi warisan/pribumi) disebut
pengobatan alternatif atau komplementer
Obat herbal meliputi bumbu, bahan herbal,
sediaan herbal, dan produk herbal jadi yang
mengandung bagian-bagian tanaman atau
bahan tanaman lain sebagai bahan aktif
Tantangan
JAMU sudah diinisiasi menjadi warisan budaya
dunia dari Indonesia. Pelestarian dan
pembudayaan JAMU sebagai esensi Indonesia
Pengobatan tradisional telah digunakan di
beberapa komunitas selama ribuan tahun
(peradaban turun temurun). Populasi baru
Kinerja Program Saintifikasi JAMU | 8
merupakan 1 dari banyak solusi untuk mengelola
tantangan terkait adopsi oleh komunitas lain
(peradaban yang berkembang di luar peradaban
turun temurun) yang mengadopsi praktek
pengobatan tradisional tersebut
Kebijakan Nasional dan Peraturan
Telah diinisiasi naskah akademik RUU JAMU,
yang B2P2TOOT berkontribusi, juga PP terkait
Pengobatan Tradisional.
Realita yang sudah ada berupa UU Kesehatan
dan Permenkes terkait Saintifikasi JAMU, Obat
Tradisional, Pengobatan Alternatif dan
Komplementer
Tidak banyak negara memiliki kebijakan nasional
untuk pengobatan tradisional. Sulit mengatur
produk, praktek dan praktisi karena variasi dalam
definisi dan kategorisasi terapi pengobatan
tradisional. Sebuah produk herbal tunggal dapat
didefinisikan sebagai makanan, suplemen
makanan atau obat herbal, tergantung pada
negara. Perbedaan ini dalam peraturan nasional
memiliki implikasi pada akses internasional dan
distribusi produk
Keamanan, Khasiat dan Mutu
Program Saintifikasi JAMU di B2P2TOOT dan
Jejaring SJ merupakan upaya pembuktian
keamanan, khasiat dan mutu JAMU mulai hulu
ke hilir. Pada tanggal 31 Januari 2013 sudah
diserahterimakan 2 formula JAMU yang aman,
berkhasiat dan bermutu untuk asam urat dan
tekanan darah
Bukti ilmiah dari uji yang dilakukan untuk
mengevaluasi keamanan dan khasiat produk dan
praktek pengobatan tradisional terbatas.
Sementara bukti menunjukkan bahwa
akupunktur, beberapa herbal dan beberapa
terapi manual (misalnya pijat) sudah efektif untuk
kondisi tertentu. Persyaratan dan metode untuk
penelitian dan evaluasi sangat kompleks.
Sebagai contoh, mungkin sulit untuk menilai
mutu produk herbal jadi. Keamanan, khasiat dan
mutu produk obat herbal tergantung pada mutu
bahan obat herbal, yang dapat mencakup
ratusan unsur alam, dan bagaimana elemen
ditangani melalui proses produksi
Kinerja Program Saintifikasi JAMU | 9
Pengetahuan dan Keberlanjutan
B2P2TOOT dan Jejaring SJ selalu
mempromosikan dan mengadvokasi tata kelola
TO yang berkelanjutan dan menjaga kehidupan
sumber daya genetik
Bahan herbal untuk produk dikumpulkan dari
populasi TO. Perluasan pasar produk herbal bisa
mengarahkan pada panen tanaman yang
berlebihan dan mengancam keanekaragaman
hayati. Tata kelola yang buruk dari praktek
budidaya dan koleksi TO dapat memusnahkan
spesies langka dan merusak sumber daya alam.
Berbagai upaya untuk melestarikan populasi TO
dan pengetahuan tentang bagaimana
menggunakan TO untuk tujuan kesehatan
diperlukan dalam rangka mempertahankan
pengobatan tradisional
Keselamatan Pasien dan Penggunaan
Pelatihan Saintifikasi JAMU kepada dokter dan
apoteker merupakan upaya untuk melindungi
pasien dan subyek yang mengonsumsi
pelayanan kesehatan JAMU di Jejaring Klinik SJ
Bimbingan teknis kepada petani TO binaan,
peserta Wisata Kesehatan JAMU juga
merupakan promosi mengenai pemanfaatan TO
dan JAMU yang aman, berkhasiat dan bermutu
Banyak orang percaya bahwa karena obat herbal
(alami) atau tradisional, mereka aman (atau tidak
ada risiko bahaya). Namun, pengobatan
tradisional dapat menyebabkan bahaya, efek
samping jika produk atau terapi yang bermutu
buruk, atau diambil/dikonsumsi tidak tepat atau
dikonsumsi bersama dengan obat lain.
Peningkatan kesadaran pasien tentang
penggunaan yang aman adalah penting, serta
meningkatkan pelatihan, kerjasama dan
komunikasi antara penyedia obat tradisional dan
obat lain
Promosi pengobatan tradisional yang aman, berkhasiat dan bermutu bertujuan untuk:
mendukung dan mengintegrasikan pengobatan tradisional ke dalam sistem
kesehatan nasional melalui kombinasi dengan kebijakan nasional dan regulasi
tentang produk, praktek dan penyedia demi keamanan dan mutu;
memastikan penggunaan produk dan praktek yang aman, berkhasiat dan
bermutu berdasarkan bukti yang tersedia;
Kinerja Program Saintifikasi JAMU | 10
mengakui pengobatan tradisional sebagai bagian dari pelayanan kesehatan
primer, untuk meningkatkan akses ke pelayanan dan pelestarian pengetahuan
dan sumber daya, dan
menjamin keselamatan pasien dengan meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan penyedia OT
Penutup
JAMU adalah kebudayaan yang dihasilkan dari olah karsa dan olah cipta di komunitas
etnis Nusantara di Indonesia. Ianya memerlukan komitmen dan aksi bersama dalam
rangka pelestarian dan pengembangan, agar selalu memiliki nilai dan manfaat untuk
kesejahteraan umat manusia.
Secara global, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan kebebasan bagi negara-
negara anggota untuk menatakelolakan traditional medicine sesuai budaya dan sistem
negara. Kebebasan tersebut; yang diimplementasikan dalam praktek, produk, praktisi,
dan provider; tetap berdasarkan bukti dari keamanan, khasiat, dan mutu traditional
medicine.
Indonesia sudah mengembangkan konsep besar traditional medicine, yaitu Kesehatan
Tradisional Indonesia (Kestraindo). Ianya merupakan rumah besar bagi interaksi dan
implementasi praktek, produk, praktisi, dan provider, yang berdasarkan bukti dari
keamanan, khasiat, dan mutu.
Program Saintifikasi JAMU berhasil sukses dan langgeng dengan komitmen dan aksi
bersama dari seluruh elemen bangsa. Ianya secara filosofi adalah upaya yang
Kinerja Program Saintifikasi JAMU | 11
dikoordinasikan Kemenkes untuk membuktikan keamanan, khasiat, dan mutu JAMU
hasil olah karsa dan olah cipta komunitas etnis Nusantara di Indonesia.
Hasil akhirnya adalah rakyat diberi pilihan-pilihan yang logis dan etis dalam memenuhi
kebutuhan asasi dalam kesehatan, dan negara menyelenggakan Tujuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam Pembukaan Konstitusi, yaitu “melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Tawangmangu, 25 Oktober 2013