KINERJA KEPALA DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI …lib.unnes.ac.id/27477/1/3301411134.pdf · 3. Drs....

55
KINERJA KEPALA DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI DESA TEGALMLATI KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Strata 1 untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pancasiala dan Kewarganegaraan Oleh Taufik Yulianto 3301411134 JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Transcript of KINERJA KEPALA DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI …lib.unnes.ac.id/27477/1/3301411134.pdf · 3. Drs....

KINERJA KEPALA DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI DESA

TEGALMLATI KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Strata 1 untuk memperoleh gelar sarjana

Pendidikan Pancasiala dan Kewarganegaraan

Oleh

Taufik Yulianto

3301411134

JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 15 September 2015

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Senin

Tanggal : 21 September 2015

i

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 2015

Penulis,

Taufik Yulianto

NIM. 3301411134

ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Bertahan dalam kesulitan karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu

ada kemudahan. (QS. An-Nasyr : 5-6)

“Keluargamu adalah alasan bagi kerja kerasmu dan sebagai penguat

usaha dan cita-citamu (Mario Teguh)

“Be as yaourself as you want (jadilah dirimu sebagaimana yang kau

inginkan)

Persembahan

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Ayah dan Ibu terimakasih atas segala

do’a, dukungan, dan kasih sayangnya.

2. Puput Setiana sebagai penginspirasiku

dan semangatku yang selalu senantiasa

mendampingiku.

3. Keluarga tercinta, terimakasih atas

segala do’a dan dukungannya.

4. Sahabat Wisma Fanaya dan teman-

teman PKn yang menjadi pemicu

semangatku.

5. Almamaterku Universitas Negeri

Semarang Kampus Konservasi.

iii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas limpahan dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Kinerja Kepala Desa Dalam Pelayanan Publik di Desa Tegalmlati Kecamatan

Petarukan Kabupaten Pemalang”.

Penulis menyadari bahawa dalam penelitian ini tidak terlepas dari

bimbingan, bantuan, dan sumbang saran dari segala pihak, oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Slamet Sumarto, M.Pd., Ketua Jurusan Politik Dan Kewarganegaraan

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

4. Dr. Eko Handoyo, M.Si., dosen pembimbing I yang telah memberikan

arahan, bimbingan dan motivasi bagi penulis dalam menyusun skripsi.

5. Drs. Sumarno, M.A., dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan,

bimbingan dan motivasi bagi penulis dalam menyusun skripsi.

6. Segenap Dosen Jurusan Politik dan Kewarganegaraan yang telah memberikan

ilmu dan keteladanan laku kepada penulis.

7. Seluruh Staf Karyawan Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu

Sosial, Universitas Negeri Semarang.

iv

8. Bapak Kusmanto, S.Pd selaku Kepala Desa Tegalmlati yang telah

memberikan ijin penelitian.

9. Drs. A. Setiya Aji selaku Kaur Pemerintah Desa Tegalmlati yang telah

membantu dalam proses penelitian untuk penulisan skripsi ini.

10. Segenap Aparat Desa Tegalmlati atas segala bantuan yang diberikan.

11. Orang tua yang melecut gairahku untuk lekas menyelesaikan skripsi dengan

senantiasa menanyakan. “Kapan Lulus Nang?”

12. Teman-teman yang bersedia membantu dalam dokumentasi penelitian ini,

Affif, Arkham, Alifi, Hamzah, Supriyanto terimakasih atas bantuan kalian.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan di

Indonesia pada umumnya dan bermanfaat bagi para pembaca pada kususnya.

Semarang, 2015

Penulis

v

SARI

Yulianto, Taufik. 2015. Kinerja Kepala Desa Dalam Pelayanan Publik di Desa

Tegalmlati Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Skripsi, Jurusan Politik

dan Kewarganegaraan, Faakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing I : Dr. Eko Handoyo, M.Si., Pembimbing II : Drs. Sumarno, M.A.

Kata Kunci : Kinerja, Aparat Pemerintah Desa, Pelayanan Publik

Permasalahan dalam penelitian ini adalah aparatur desa selalu pulang lebih

awal dari jam pulang kerja yang telah ditentukan dengan alasan bahwa

pekerjaannya dianggap telah selesai, kurangnya kedisiplinan dalam bekerja yang

dilakukan oleh perangkat desa Tegalmlati. Ini semua juga termasuk tanggung

jawab kepala desa selaku pemimpin dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa

yang mempunyai tugas dan wewenang untuk mengatur dan membina seluruh

komponen pemerintah desa agar melaksanakan tugasnya sesuai dengan wewenang

dan kewajibannya masing-masing. Dengan adanya hal tersebut maka sangat

diperlukan kualitas pelayanan yang baik agar kinerja atau hasil kerja yang

diperoleh akan baik juga sehingga masyarakat merasa puas dengan pelayanan

yang diberikan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja bentuk-bentuk

pelayanan publik yang diberikan oleh aparat desa Tegalmlati?, bagaimana kinerja

kepala desa Tegalmlati dalam pemberian pelayanan publik? dan bagaimana

kepuasan masyarakat dilihat dari kualitas pelayanan yang diberikan?.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kualitatif yaitu dengan melakukan penggalian data melalui wawancara

dengan informan dari Kantor Pemerintahan Desa Tegalmlati yaitu perangkat desa

dan masyarakat yang terikat dalam suatu pemerintahan desa di Kantor

Pemerintahan Desa Tegalmlati serta melalui pengumpulan data dokumen dari

instansi terkait.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, kinerja kepala desa belum

memperoleh hasil yang maksimal, artinya kepala desa telah berusaha

melaksanakan tugasnya sesuai peraturan desa dan kepala desa memberikan

kewenagan kepada setiap perangkat desanya untuk dilaksanakan. Namun, kepala

desa belum bisa dengan tegas membina aparat desanya, kepala desa harus lebih

tegas menangani perangkat desanya yang tidak disiplin dalam bekerja agar

tugasnya terlaksana dengan baik berdasarkan peraturan desa yang telah

ditetapkan.

Saran yang diberikan terhadap pemerintahan desa Tegalmlati yaitu

pemerintah desa Tegalmlati dapat memberikan informasi kepada masyarakat

untuk menyampaikan sesuatu atau memberikan surat apabila ada keluhan-keluhan

di kotak/loket yang telah disediakan. Hal ini dimaksudkan agar para pegawai

kantor pemerintah desa Tegalmlati dapat mengevaluasi kekurangan-kekurangan

dan terus meningkatkan kinerjanya dalam pelayanan publik guna meningkatkan

kepuasan bagi masyarakat.

vi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN .............................................................................................. i

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... ii

PRAKATA ...................................................................................................... iii

SARI ........................................ ................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 4

C. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

F. Batasan Istilah ........................................................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pemeintah Desa ..................................................................................... 13

1. Pengertian Pemerintah Desa ........................................................... 13

2. Kewenangan Pemerintah Desa ....................................................... 14

3. Tugas, Wewenang dan Kewajiban Kepala Desa ............................. 15

vii

B. Kinerja Pelayanan Publik ...................................................................... 17

1. Konsep Kinerja Pelayanan Publik .................................................. 17

2. Langkah-langkah Peningkatan Kinerja Pelayanan Publik .............. 18

3. Pengukuran Kinerja Dalam Pelayanan Publik ................................ 19

C. Pelayanan Publik ................................................................................... 21

1. Pengertian Pelayanan Publik .......................................................... 21

2. Tujuan Pelayanan Publik ................................................................ 22

3. Azas Penyelenggaraan Pelayanan Publik ....................................... 22

4. Prinsip-prinsip Pelayanan Publik .................................................... 23

5. Kuialitas Pelayanan Publik ............................................................. 25

D. Jenis - Jenis Pelayanan Publik ................................................................ 26

1. Jenis – jenis Pelayanan Publik Menurut UU No 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik ................................................................ 26

E. Penelitian Relevan ................................................................................. 28

F. Kerangka Berpikir ................................................................................. 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 36

B. Lokasi Penelitian ................................................................................... 37

C. Sumber Data Penelitian ......................................................................... 38

D. Fokus Penelitian ..................................................................................... 39

E. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 40

1. Observasi ........................................................................................ 40

2. Wawancara ..................................................................................... 41

3. Dokumentasi ................................................................................... 43

F. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................ 43

G. Metode Analisis Data ............................................................................ 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Hasil Penelitian ...................................................................................... 49

1. Gambaran Umum Pemerintahhan Desa Tegalmlati .............................. 49

a. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Tegalmlati ....................... 49

viii

b. Keadaan Aparat Pemerintah Desa Tegalmlati ................................ 52

c. Tugas dan Wewenang Kepala Desa Tegalmlati ............................. 56

2. Bentuk-bentuk Pelayanan Publik Yang Diberikan Oleh Aparat

Pemerintah Desa Tegalmlati .................................................................. 57

a. Jenis Pelayanan ............................................................................... 57

b. Prosedur Pelayanan ........................................................................ 58

c. Waktu dan Pelaksanaan Pelayanan ................................................. 60

d. Biaya Pelayanan ............................................................................. 61

3. Kinerja Kepala Desa Tegalmlati Dalam Peayanan Publik ..................... 62

a. Tugas Kepala Desa Tegalmlati ........................................................ 62

4. Kepuasan Masyarakat Dilihat Dari Kualitas Pelayanan Yang

Diberikan Oleh Aparat Pemerintah Desa Tegalmlati ............................ 69

a. Kondisi Fisik Aparat Dalam Pelayanan (tangible) ......................... 69

b. Daya Tanggap Aparat Dalam Pelayanan (responsiveness) ............ 70

c. Kemahiran Aparat Dalam Pelayanan (reliability) .......................... 71

B. Pembahasan ............................................................................................ 72

1. Bentuk-bentuk Pelayanan Publik Yang Diberikan ................................. 72

2. Kinerja Kepala Desa Tegalmlati Dalam Pelayanan Pubik ..................... 74

3. Kepuasan Masyarakat Dilihat Dari Kualitas Pelayanan Yang

Diberikan Oleh Pemerintah Desa Tegalmlati ........................................ 81

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................ 86

B. Saran ...................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 88

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Nama Aparat Pemerintah Desa Tegalmlati Tahun 2015 .............. 52

2. Keadaan Aparat Desa Tegalmlati Berdasarkan Tingkat Umur ............... 53

3. Keadaan Aparat Desa Tegalmlati Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 54

4. Keadaan Aparat Desa Tegalmlati Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....... 55

5. Tingkat Kepuasan Masyarakat ................................................................. 83

x

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN

Gambar Halaman

1. Analisis Data Penelitian ............................................................................. 46

2. Analisis Kepuasan Masyarakat .................................................................. 47

3. Peta Desa Tegalmlati .................................................................................. 91

4. Kantor Pemerintahan Desa Tegalmlati ...................................................... 92

5. Pelaksanaan Pelayanan Pembuatan Surat Pengantar KK dan KTP ........... 94

Bagan Halaman

1. Kerangka Berfikir .................................................................................... 35

2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Tegalmlati .................................... 51

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Peta Desa Tegalmlati

2. Gambar Kantor Pemerintahan Desa Tegalmlati

3. Data Perangkat Desa Tegalmlati Tahun 2015

4. Gambar Pelaksanaan Pelayanan Pembuatan Surat Pengantar

5. Formulir Permohonan Pembuatan KTP

6. Surat Pengantar Dari RT

7. Formulir Permohonan Pembuatan KK

8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

9. Pedoman Wawancara

10. Peraturan Desa Tegalmlati Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Struktur

Organisasi dan Tata Keja Pemerintahan Desa Tegalmlati Pada Bab III,

Pasal 4-7

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, Desa Sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarakan asal-usul dan adat-istiadat setempat

yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Untuk dapat mengemban amanat Undang-undang

penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut, maka pemerintah

membutuhkan dukungan dari aparatur pemerintah yang tangguh,

professional, dan mampu bersaing secara global. Dengan demikian

pemerintah daerah sebagai pelaksana amanat untuk mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat desa harus memiliki kemampuan

mengelola sumber daya manusia yang tersedia di daerahnya masing-

masing (undang-undang no 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, bab

XI, pasal 206).

Berkaitan dengan ketentuan tersebut, hal ini mengisyaratkan bahwa

dalam melaksanakan urusan rumah tangga desa, melakukan pembinaan,

pembangunan masyarakat, dan membina perekonomian desa harus dapat

dijalankan oleh aparatur desa karena masyarakat desa telah berkembang

dengan berbagai kegiatan yang semakin membutuhkan aparatur

2

pemerintah yang professional (undang-undang no 6 tahun 2014 tentang

desa, bab 1, pasal 2).

Seiring dengan perkembangan masyarakat tersebut, kebutuhan akan

pelayanan yang semakin kompleks serta pelayanan yang semakin baik,

cepat, dan tepat sangat diperlukan oleh masyarakat. Aparatur yang berada

ditengah-tengah masyarakat tersebut harus mampu memberikan pelayanan

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya,

aparatur merupakan subsistem dari penyelenggaraan pemerintahan yang

memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya

sendiri secara berdaya dan berhasil guna sesuai dengan perkembangan

pemerintahan.

Kegiatan penyelenggaraan pemerintah desa di Desa Tegalmlati

dilaksanakan oleh aparatur desa dengan jumlah 13 (tiga belas) orang yang

terdiri atas Kepala Desa dan Perangkat Desa. Penyelenggaraan pemerintah

desa akan tersusun dan semakin terarah lebih baik bahkan lebih maju

apabila kinerja segenap aparatur desa dalam memberikan pelayanan tidak

lambat, tidak berbelit-belit dan tidak formalitas, sehingga masyarakat

merasa kepentingannya dapat terlayani dengan baik dan bersih dari unsur-

unsur Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Dengan demikian,

penyelenggaraan pemerintah desa di Desa Tegalmlati haruslah mengacu

pada aturan pemerintah yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, aparatur

desa terutama Kepala Desa diharapkan benar-benar menjalankan tugas dan

3

fungsinya selaku pemimpin penyelenggaraan pemerintahan desa

sebagaimana yang telah ditetapkan.

Pada pengamatan penulis ketika mengadakan observasi lapangan di

kantor kepala desa di Desa Tegalmlati pada tanggal 16 – 20 februari tahun

2015, realitanya dalam lapangan adalah kualitas sumber daya aparatur desa

masih rendah, dibuktikan dengan tingkat pendidikan aparatur pada

umumnya hanya lulus Sekolah Dasar (SD) sebanyak 2 orang, SMP

sebanyak 4 orang dan SMA sebanyak 4 orang serta 3 orang lainnya

sarjana, lalu mengenai jam mulai kerja telah ditentukan yaitu pukul 08:00

dan selesai pada pukul 14:00 tetapi kenyataannya sebagian besar dari

jumlah perangkat desa yang ada selalu berangkat siang yaitu jam 09:00

dan ada pula yang berangkat lebih dari jam 09:00, kemudian ketika waktu

menunjukkan jam pulang kerja, semua perangkat desa pulang lebih awal

dari jam pulang kerja yang telah ditentukan, dengan alasan bahwa tidak

ada lagi masyarakat yang berurusan di kantor. Ketika perangkat desa ada

urusan dengan masyarakat dalam hal melayani masyarakat, pelayanan

yang diberikan pun sangat lambat. Banyak masyarakat mengeluh dengan

pelayanan yang diberikan karena dalam proses pembuatan KTP sangat

berbelit-belit dan menunggu waktu yang lama dengan alasan masih dalam

proses pembuatan. Hal ini yang perlu disoroti adalah kinerja dari Kepala

Desa selaku pemimpin desa yang mempunyai tugas mengatur dan

mengelola desa sesuia dengan aturan-aturan yang ada agar tujuan yang

diharapkan pemerintah desa dapat tercapai.

4

Sehubungan dengan uraian dan gejala kinerja di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam dengan mengambil

judul “ Kinerja Kepala Desa dalam Pelayanan Publik di Desa Tegalmlati

Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang”. Penelitian ini menyoroti

kinerja Kepala Desa dalam pelayanan publik, dan kepuasan masyarakat

dilihat dari kualitas pelayanan yang diberikan.

B. Identifkasi Masalah

Pada pengamatan penulis ketika mengadakan observasi lapangan,

masalah-masalah yang terjadi adalah sebagai berikut :

a. Kualitas sumber daya aparatur yang dimiliki desa masih rendah

dibuktikan dengan tingkat pendidikan aparat sebagian besar lulusan

SMA.

b. Aparatur desa selalu pulang lebih awal dari jam pulang kerja yang

telah ditentukan dengan alasan bahwa pekerjaannya dianggap telah

selesai

c. Kurangnya kedisiplinan dalam bekerja yang dilakukan oleh

perangkat desa Tegalmlati

d. Kurang giat dalam bekerja dibuktikan dengan adanya pekerjaan

pembuatan akta kelahiran tidak dikerjakan secepat mungkin, justru

malah menunda-nunda pekerjaan.

e. Kurangnya kerjasama antar sesama aparatur desa sehingga dalam

pelayanannya lambat.

5

f. Kurangnya ketegasan dari Kepala Desa dalam membina perangkat

desanya.

Sehubungan dengan uraian dan gejala kinerja di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam dengan mengambil

judul “ Kinerja Kepala Desa Dalam Pelayanan Publik di Desa Tegalmlati

Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang”.

C. Rumusan Masalah

1. Apa saja bentuk pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah

desa Tegalmlati?

2. Bagaimana kinerja kepala desa Tegalmlati dalam pemberian

pelayanan kepada masyarakat?

3. Bagaimana kepuasan masyarakat dilihat dari kualitas pelayanan

yang diberikan?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bentuk pelayanan publik yang diberikan oleh

pemerintah desa Tegalmlati

2. Untuk mengkaji kinerja kepala desa Tegalmlati dalam pemberian

pelayanan kepada masyarakat

3. Untuk menganalisis kepuasan masyarakat dilihat dari kualitas

pelayanan yang diberikan

6

E. Manfaat Penelitan

Setiap dilakukannya suatu penelitian hendaknya mempunyai manfaat

yang akan dicapai baik secara teoretis maupun praktis.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1) Manfaat Teoretis

a) Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya

teori-teori tentang Kinerja dalam Pelayanan Publik dalam

Pemerintahan

b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengayaan

pengetahuan pada materi perkuliahan kebijakan publik.

2) Manfaat Praktis

a) Bagi Peneliti

Penilitan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

pengalaman nyata dalam bidang ilmu tentang pelayanan publik di

dalam pemerintahan desa

b) Bagi Aparat Pemerintah Desa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan

kepada aparat pemerintah desa guna meningkatkan kualitas kerja

sehingga tercipta pelayanan publik yang baik yang ditandai

dengan adanya kepuasan masyarakat yang dilayani.

7

F. Batasan Istilah

Untuk upaya agar penelitian lebih terarah diperlukan batasan-batasan

yang berkaitan dengan judul skripsi. Adapun batasan-batasan penggunaan

istilahnya yaitu:

1. Kinerja

Kinerja menurut Sinambela (2010:136) “Berasal dari pengertian

‘performance’ yang memberikan pengertian sebagai hasil kerja atau

prestasi kerja. Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan

menyempurnakan sesuai dengan tanggungjawabnya dengan hasil

seperti yang diharapkan. Lijan Sinambela (2010: 137) menyatakan

bahwa “Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau

sekelompok pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang

dan tanggungjawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan

organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan

sesuai dengan moral dan etika.

Withmore (dalam Sinambela, 2010:138) mengemukakan kinerja

merupakan ekspresi potensi seseorag dalam memenuhi tanggung

jawabnya dengan menetapkan standar tertentu. Untuk meningkatkan

kinerja yang optimum perlu ditetapkan standar yang jelas, yang dapat

menjadi acuan bagi seluruh pegawai. Kinerja pegawai akan tercipta jika

pegawai dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik.

Kinerja (performance) pada dasarnya berarti prestasi kerja,

pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau penampilan kerja (dalam

Taufiq Effendi, 2006: 237).

8

2. Kepala Desa

Kepala Desa merupakan unsur pemerintah desa yang berarti

pemimpin dalam pemerintahan desa yang bertugas menyelenggarakan

pemerintahan desa, melaksanakan pembangunan desa, pembinaan

kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. (undang-

undang no 6 tahun 2014 tentang desa, pasal 26 ayat 1)

Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk desa. Kepala Desa

berwenang memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa,

mengangkat dan memberhentikan perangkat desa, memegang

kekuasaan pengelolaan keuangan dan aset desa, menetapkan peraturan

desa, menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa, membina

kehidupan masyarakat desa, membina ketentraman dan ketertiban

masyarakat desa, membina dan meningkatkan perekonomian desa serta

mengintegraskannya agar mencapai perekonomian skala produktif

untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat desa,

mengembangkan sumber pendapatan desa, mengusulkan dan menerima

pelimpahan sebagian kekayaan negara guna meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa, mengembangkan kehidupan sosial

budaya masyarakat desa, memanfaatkan teknologi tepat guna,

mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif, mewakili desa

di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa hukum untuk

mewakilinya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan

melaksanakan wewen ng lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan

9

perundang-undangan (undang-undang no 6 tahun 2014, pasal 26 ayat

2).

3. Pemerintah

Konsep pemerintah berasal dari kata dalam bahasa Yunani,

kubernan atau nahkoda kapal, artinya menatap ke depan (Surbakti

2007: 167). Memerintah berarti melihat ke depan, menentukan berbagai

kebijakan yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan masyarakat

negara, memperkirakan arah perkembangan masyarakat pada masa

yang akan datang dan mempersiapkan langkah-langkah kebijakan untuk

menyongsong perkembangan masyarakat dan mengelola atau

mengarahkan masyarakat kepada tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan

pemerintah, dengan demikian, berupa pembuatan dan pelaksanaan

keputusan politik dalam rangka menapai tujuan masyarakat dan negara

(Handoyo 2010: 81). Istilah yang lebih dinamis dari pemerintah adalah

pemerintahan. Ndraha (dalam Handoyo 2010: 82) mendefinisikan

pemerintahan sebagai proses pemenuhan kebutuhan manusia sebagai

konsumer (produk-produk pemerintahan) akan pelayanan publik dan

pelayanan sipil. Dengan kata lain, pemerintahan adalah suatu kegiatan

atau proses penyediaan dan distribusi layanan publik yang tidak

diprivatisasikan dan layanan sipil kepada setiap orang pada saat

dibutuhkan.

Dalam Handoyo (2010) Pemerintah sebagai subjek hukum positif

berkedudukan sebagai lembaga istimewa di tengah-tengah sebagai

10

subjek hukum lainnya karena memiliki kekuasaan (power) dengan

berbagai nilai yang sah dan ruang yang sangat luas untuk bertindak

secara bebas menurut kehendak sendiri (Ndraha 2003: 427).

4. Desa

Desa menurut H.A.W. Widjaja dalam bukunya yang berjudul

“Otonomi Desa” menyatakan bahwa “Desa adalah sebagai kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-

usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai

Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,

demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat” (Widjaja, 2003: 3).

Desa menurut UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah mengartikan Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan

adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem

Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No. 32 tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 1 ayat 12).

5. Pelayanan

Menurut KBBI (dalam Handoyo, 2012: 167-168) pelayanan atau

service memiliki makna perihal atau cara melayani, usaha melayani

kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan uang, dan

kemudahan yang diberikan berkaitan dengan jual beli barang atau jasa.

Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau kegiatan menyiapkan,

11

mengurus dan memfasilitasi yang produknya berupa barang dan jasa

yang diberikan kepada pihak lain agar mereka merasa puas. Sedangkan

menurut Kotler dalam Sampara Lukman (dalam sinambela, 2010: 4-5)

pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu

kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya

tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Selanjutnya Sampara

berpendapat, pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang

terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau

mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Sementara

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai hal,

cara, atau hasil pekerjaan melayani. Sedangkan melayani adalah

menyuguhi (orang) dengan makanan atau minuman, menyediakan

keperluan orang, mengiyakan, menerima, menggunakan.

6. Publik

Gobetti (2007) dalam Eko Handoyo berpendapat publik disamakan

dengan konion, publik merujuk pada komunitas atau negara (Handoyo,

2012: 1-2).

Sementara itu, istilah publik berasal dari Bahasa Inggris public

yang berarti umum, masyarakat, negara. Kata publik sebenarnya sudah

diterima menjadi Bahasa Indonesia Baku menjadi Publik yang berarti

umum, orang banyak, ramai. Padanan kata yang tepat digunakan adalah

praja yang sebenarnya bermakna rakyat sehingga lahir istilah pamong

praja yang berarti pemerintah yang melayani kepentingan seluruh

12

rakyat. Inu dan kawan-kawan mendefinisikan publik adalah sejumlah

manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap

dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang

merasa memiliki (Sinambela, 2010: 5).

7. Makna Judul

Kinerja Kepala Desa Dalam Pelayanan Publik di Desa Tegalmlati

Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang. Adanya pelayanan publik

yang dilakukan aparat pemerintah desa. Pelayanan Publik merupakan

kewajiban dan tugas yang harus diselenggarakan oleh Pemerintah.

Melayani kebutuhan publik yang lebih baik sesuai dengan prinsip-

prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan

demokratis. Kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan seiring

dengan perkembangan harapan (aspirasi) publik yang menuntut untuk

dilakukan peningkatan kualitas pelayanan publik (Taufik Effendi, 2006:

33). Kinerja Kepala Desa Tegalmlati yang merupakan hasil kerja,

prestasi kerja, penampilan kerja kepala desa Tegalmlati yang

mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis pemerintah desa

Tegalmlati, tugas dan wewenangnya serta memberikan kontribusi pada

ekonomi agar tercipta kepuasan masyarakat.

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemerintah Desa

1. Pengertian Pemerintah Desa

Pemerintahan Desa menurut H.A.W. Widjaja dalam bukunya

“Otonomi Desa” Pemerintahan Desa diartikan sebagai “Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan

Pemerintah, sehingga Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakatnya. Kepala Desa bertanggung jawab

kepada Badan Permusyawaratan Desa dan menyampaikan laporan

pelaksanaan tersebut kepada Bupati” (Widjaja, 2003: 3).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014 tentang desa,

desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

14

Menurut undang-undang no 6 tahun 2014 tentang desa,

Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau

yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Desa.

2. Kewenangan Pemerintah Desa

Kewenangan Desa mencakup, kewenangan yang sudah ada

berdasarkan hak asal usul desa, kewenangan yang oleh peraturan

perundang-undangan yang berlaku belum dilaksanakan oleh daerah dan

pemerintah, tugas pembantuan dari pemerintah propinsi dan atau

pemerintah kabupaten. Kewenangan desa yang diatur berdasarkan

Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang pedoman umum kewenangan

Desa, penetapan bentuk dan susunan organisasi pembentukan desa,

pencalonan dan pemilihan serta penetapan kepala desa, pencalonan,

pemilihan dan pengangkatan serta penetapan perangkat desa,

pembentukan dan penetapan lembaga kemasyarakatan, penetapan dan

pembentukan BPD (Badan Perwakilan Desa). Pencalonan pemilihan dan

penetapan anggota bedan perwakilan desa, penyusunan dan penetapan

anggaran pendapatan dan belanja desa. Pemberdayaan dan pelestarian

lembaga adat, penetapan peraturan desa, penetapan kerjasama antar desa,

penetapan pinjaman desa, penetapan dan pembentukan badan usaha milik

desa, pengeluaran izin skala desa, penetapan tanah khas desa,

pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, pengelolaan tugas

15

pembantuan, pengelolaan dana atas bagi hasil, perimbangan keuangan

antara pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten dan kota (UU No 6

Tahun 2014 bab IV tentang kewenangan desa).

3. Tugas, wewenang dan kewajiban Kepala Desa

Menurut Peraturan Desa Tegalmlati No 3 Tahun 2013 tentang

struktur organisasi dan tata kerja pemerintahan Desa Tegalmlati pada bab

III, Pasal 4-7 bahwa kepala desa mempunyai tugas yaitu:

a. Menyelenggarakan urusan pemerintahan

b. Menyelenggarakan urusan pembangunan

c. Menyelenggarakan urusan kemasyarakatan

Dalam melaksanakan tugasnya, kepala desa mempunyai wewenang

yaitu:

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan Desa berdasarkan

kebijakan yang ditetapkan bersama BPD,

b. Mengajukan rancangan peraturan desa,

c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapatkan persetujuan

bersama BPD,

d. Menyusun dan mengajukan rancangan mengenai APBD

(Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) untuk dibahas dan

ditetapkan bersama BPD,

e. Membina kehidupan masyarakat desa,

f. Membina perekonomian desa,

g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif,

16

h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat

menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, dan

i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanaka tugas dan wewenangnya, kepala desa

mempunyai kewajiban yaitu:

a. Memegang teguh dan mengamalkan pancasila, melaksanakan

undang-undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia,

b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat,

c. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat,

d. Melaksanakan kehidupan demokrasi,

e. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan

bebas kolusi, korupsi dan nepotisme,

f. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja

pemerintahan desa,

g. Mentaati dan menegakkan seluruh ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku,

h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan yang baik,

i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan keuangan desa,

j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa,

17

k. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa,

l. Mengembangkan pendapatan masyarakat desa,

m. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial dan

adat istiadat,

n. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa,

o. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan

lingkungan

(Peraturan Desa Tegalmlati No 3 Tahun 2013 tentang struktur

organisasi dan tata kerja pemerintahan Desa Tegalmlati, bab III, Pasal 4-

7).

B. Kinerja Pelayanan Publik

1. Konsep Kinerja Pelayanan Publik

Pengertian kinerja secara sederhana adalah prestasi kerja atau

hasil pelaksanaan kerja. Istilah kinerja berasal dari kata “performance”.

Kinerja (performance) adalah catatan hasil (outcomes) yang dihasilkan

dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama suatu periode

waktu tertentu. Berpijak dari pengertian tersebut di atas dapat dikatakan

bahwa pada dasarnya kinerja adalah hasil capaian atau prestasi kerja

yang diperoleh oleh suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan dan disepakati bersama dalam kurun

waktu tertentu. (Lijan Poltak Sinambela 2010: 136-137).

Menurut Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara

Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004, pelayanan publik adalah segala

18

kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan

publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan

maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Dapat dikatakan bahwa kinerja pelayanan publik adalah

prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja dalam bentuk

pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dalam rangka pemenuhan

kebutuhan masyarakat (Taufiq Effendi, 2006: 240).

2. Langkah-langkah Peningkatan Kinerja Pelayanan Publik

Pertama, Profesionalisme pejabat/petugas pelayanan publik.

Unsur yang paling menentukan dalam pemberian pelayanan prima

adalah sumber daya manusia, dalam hal ini petugas pelayanan publik.

Untuk itu, perlu ditetapkan sistem rekruitmen, persyaratan atau kriteria,

dan pembinaan sumber daya manusianya, agar diperoleh petugas

pelayanan publik yang profesional, amanah, jujur dan akuntabel.

Kedua, Organisasi, sarana dan prasarana, serta prosedur/metode

kerja. Organisasi pelaksanaan pelayanan publik harus sederhana dengan

tanggungjawab setiap unit didalamnya yang jelas, agar tidak tumpang-

tindih antara satu dengan lainnya. Organisasi dimaksud juga harus

didukung sarana dan prasarana yang memadai dan tepat-guna, sesuai

dengan kondisi dan tingkat perkembangan teknologi di wilayah yang

bersangkutan, disertai metode kerja/prosedur atau pola pelayanan yang

sederhana, transparan, akuntabel, dan partisipatif.

19

Ketiga, Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan

pelayaan publik. Peningkatan fungsi pengendalian dan pengawasan

guna menjamin efektifitas penyelenggaraan dan mutu pelayanan publik

sesuai ketentuan.

Keempat, partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan publik. Untuk mewujudkan keterbukaan dalam

penyelenggaraan pelayanan publik perlu dikembangkan partisipasi

masyarakat (Taufiq Effendi, 2006: 74-75).

3. Pengukuran Kinerja Dalam Pelayanan Publik

Kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan, yang

mengatakan bahwa seseorang akan menunjukkan prestasi yang optimal

bila ia mendapatkan manfaat (benefit) dan terdapat adanya rangsangan

(inducement) dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal

(reasonable). Teori keseimbangan tersebut memperlihatkan bahwa

kinerja yang optimal akan dapat dicapai jika terdapat rasa keadilan yang

dirasakan pegawai. Berbagai indikator yang dapat mengakibatkan rasa

keadilan menurut teori ini antara lain adalah manfaat yang berarti

bahwa seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya dapat merasakan

manfaatnya. Selanjutnya seorang pegawai juga harusnya memperoleh

rangsangan dari berbagai pihak terkait dalam bentuk pemberian

motivasi, sehingga mereka dapat terpacu untuk melakukan tugasnya

dan pekerjaan yang dilakukan haruslah adil dan masuk akal dalam

20

artian bahwa diantara sesama pegawai haruslah terdapat keadilan

pembagian tugas dan insentif yang diperoleh.

Sebagaimana dikemukakan di atas, kinerja yang baik akan

dipengaruhi oleh dua hal yaitu tingkat kemampuan dan motivasi kerja

yang baik. Kemampuan seseorang dipengaruhi pemahamannya atas

jenis pekerjaan dan keterampilan melakukannya, oleh karena itu

seseorang harus dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya.

Selain itu, kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja tidaklah dapat

diabaikan. Meskipun kemampuan pegawai sangat baik apabila motivasi

kerjanya rendah, sudah tentu kinerjanya juga akan rendah.

Dapat dilihat dalam gambar mengenai pengukuran kinerja yang

dimaksud adalah sebagai berikut.

Gambar

(Lijan Poltak Sinambela, 2010: 140-141)

Dari gambar di atas telah diketahui bahwa dalam pengukuran

kinerja pegawai dipengaruhi oleh dua unsur yaitu yang pertama

Kemampuan

Kinerja

Motivasi

21

kemampuan seseorang yang dimaksud adalah pemahamannya atas jenis

pekerjaan dan keterampilan melakukannya. (Sinambela, 2010: 140).

Kemudian yang kedua yaitu motivasi, dalam Hasibuan

(2009:219) bahwa motivasi berarti dorongan atau daya penggerak.

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja

efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai

kepuasan. Tujuan dari pemberian motivasi yaitu mendorong gairah dan

semangat kerja pegawai, meningkatkan moral dan kepuasan kerja

pegawai, meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan kedisiplinan

dan menurunkan tingkat absensi pegawai, menciptakan suasana dan

hubungan kerja yang baik, mempertinggi rasa tanggungjawab pegawai

terhadap tugas-tugasnya, serta meningkatkan efesiensi penggunaan alat-

alat kerja (Hasibuan, 2009: 221)

C. Pelayanan Publik

1. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara dan

penduduk atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan administrasi yang

disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengan

kepentingan publik.

Pelayanan Publik merupakan kewajiban dan tugas yang harus

diselenggarakan oleh Pemerintah. Melayani kebutuhan publik yang lebih

baik sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik

22

(good governance) dan demokratis. Kegiatan ini dilakukan secara

berkesinambungan seiring dengan perkembangan harapan (aspirasi)

publik yang menuntut untuk dilakukan peningkatan kualitas pelayanan

publik (Taufiq Effendi 2006:33). Pelayanan publik diartikan, pemenuhan

keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara (Lijan

Poltak Sinambela, 2010:5).

2. Tujuan Pelayanan Publik

Taufiq Effendi (2006:34) menyatakan bahwa tujuan pelayanan

publik adalah:

a. Mewujudkan kepastian tentang hak, tanggung jawab,

kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan

penyelenggaraan pelayanan publik.

b. Mewujudkan sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

baik sesuai dengan asas-asas umum penyelenggaraan

pemerintahan yang baik.

c. Terpenuhinya hak-hak masyarakat dalam memperoleh

pelayanan publik secara maksimal.

d. Mewujudkan partisipasi dan ketaatan masyarakat dalam

meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai mekanisme yng

berlaku.

3. Azas Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Menurut Effendi, azas penyelenggaraan pelayanan publik, meliputi:

a. Kepastian hukum

b. Keterbukaan

c. Partisipatif

d. Akuntabilitas

e. Kepentingan umum

23

f. Profesionalisme

g. Kesamaan hak

h. Keseimbangan hak dan kewajiban (Taufiq Effendi, 2006:33)

4. Prinsip-prinsip Pelayanan Publik

Paling sedikit ada 8 (delapan) prinsip pelayanan yang lazim

dipergunakan dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu:

kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keamanan, keterbukaan,

efisiensi, ekonomis, keadilan yang merata, dan ketepatan waktu

pelayanan.

Pertama, kesederhanaan pelayanan artinya, prosedur atau tata cara

pelayanan diselenggarakan dengan mudah, lancar, cepat, tidak berbelit-

belit, serta mudah dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat.

Kedua, kejelasan dan kepastian pelayanan artinya, prosedur atau

tata cara teknis dan administrasi, unit kerja/pejabat yang berwenang dan

bertanggungjawab, rincian biaya/tarif dan tata cara pembayaran, serta

jadwal waktu pelayanannya jelas dan pasti.

Ketiga, keamanan dalam pelayanan artinya, proses dan produk atau

hasil pelayanan dapat memberikan keamanan, kenyamanan dan kepastian

hukum bagi masyarakat.

Keempat, keterbukaan dalam pelayanan artinya, prosedur atau tata

cara, persyaratan, satuan kerja/pejabat penanggungjawab, jadwal waktu,

rincian biaya/tarif, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan

penyelenggaraan pelayanan diinformasikan secara terbuka untuk

24

diketahui dan dipahami oleh mesyarakat dengan mudah, baik diminta

maupun tidak diminta.

Kelima, efisiensi dalam pelayanan artinya, persyaratan dibatasi

pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran

pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan

dengan produk pelayanan yang diberikan. Hal ini dimaksudkan untuk

mencegah pengulangan pemenuhan persyaratan dari satuan kerja/instansi

pemerintah lain yang terkait.

Keenam, ekonomis dalam pelayanan artinya, pengenaan biaya

dalam penyelenggaraan pelayanan ditetapkan secara wajar dengan

memperhatikan nilai barang/jasa, tidak menuntut biaya yang terlalu

tinggi di luar kewajaran, memperhitungkan kondisi dan kemampuan

masyarakat untuk membayar, serta ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Ketujuh, keadilan yang merata artinya cakupan atau jangkauan

pelayanan diupayakan seluas mungkin dengan ditribusi yang merata dan

diberlakukan secara adil bagi seluruh lapisan masyarakat.

Kedelapan, ketepatan waktu dalam pelayanan artinya pemberian

pelayanan diselesaikan dalam kurun waktu yang ditentukan (Taufiq

Effendi 2006:68-70).

25

5. Kualitas Pelayanan Publik

Menurut Sinambela (2010: 6), secara teoretis tujuan pelayanan

publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai

kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari :

a) Transparan Pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat

diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan

secara memadai serta mudah dimengerti.

b) Akuntabilitas Pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c) Kondisional Pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan

kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap

berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

d) Partisipatif Pelayanan yang dapat mendorong peran serta

masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan

memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

e) Kesamaan Hak Pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi

dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama,

golongan, status sosial dan lain-lain.

f) Keseimbangan Hak Dan Kewajiban Pelayanan yang

mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan

penerima pelayanan publik.

26

D. Jenis – Jenis Pelayanan Publik

1. Jenis-jenis Pelayanan Publik Menurut UU No 25 Tahun 2009 Tentang

Pelayanan Publik

Menurut undang-undang no 25 tahun 2009 tentang pelayanan

publik bahwa ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan barang

publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yang diatur dalarn

peraturan perundang-undangan. Ruang lingkup sebagaimana dimaksud

meliputi pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal,

komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial,

energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alarn, pariwisata, dan

sektor strategis lainnya.

Pelayanan barang publik sebagaimana dimaksud meliputi,

pengadaan dm penyaluran barang publik yang dilakukan oleh instansi

pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran

pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan

belanja.

Pelayanan atas jasa publik sebagaimana dimaksud meliputi,

penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yang sebagian atau

seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara

dan/ atau anggaran pendapatan dan belanja daerah;

Pelayanan administratif sebagaimana dimaksud meliputi: tindakan

administratif pemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur dalam

27

peraturan perundang-undangan dalam rangka mewujudkan perlindungan

pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda warga negara.

(Undang-Undang No 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, Bab II,

Pasal 5)

Menurut Agus Priyanto terdapat 3 jenis pelayanan publik yaitu

sebagai berikut:

1. Pelayanan adminsitratif, yaitu pelayanan publik yang

menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan

Produk ini meliputi status kewarganegaraan, status usaha,

sertifikat kompetensi, kepemilikan, atau penguasaan atas barang.

Wujud dari produk tersebut adalah dokumen – dokumen resmi

seperti ijin trayek, ijin usaha, akta, kartu tanda penduduk,

sertifikat tanah, dan lain sebagainya.

2. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk jasa yang dibutuhkan Misalnya, pendidikan, kesehatan,

penyelenggaraan transportasi, dan lain sebagainya.

3. Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis

barang yang dibutuhkan Misalnya, jaringan telepon, listrik, air

bersih, dan sebagainya.

(dalam artikel Embung Magasari Zam yang berjudul “Ujung

Harapan Masyarakat” http://bkd.riau.go.id/2015/01/16/ujung-

harapan-masyarakat/)

28

E. Penelitian Yang Relevan

1) Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini

adalah penelitian yang dilakukan oleh Angga Aprilia (2008) tentang

pelayanan publik pada badan kependudukan dan catatan sipil.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Kualitatif

digunakan untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati

mengenai pelayanan publik yang dilakukan oleh badan kependudukan

dan catatan sipil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui solusi

dalam mengatasi hambatan pelayanan pulik pada badan

kependudukan dan catatan sipil. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama-sama mengkaji

tentang pelayanan publik. Metode yang digunakan dalam penelitian

sama-sama menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan

teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Perbedaannya dalam penelitian ini dengan penelitian

yang akan peneliti lakukan terletak pada lokasi dan bidang kajiannya.

Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Grobogan,

sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti berada di Desa

Tegalmlati, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang. Perbedaan

yang lain adalah dilihat dari bidang kajiannya, jika penelitian yang

sudah ada mengkaji tentang hambatan-hambatan pelayanan publik dan

solusi dalam mengatasi hambatan pelayanan publik pada badan

29

kependudukan dan catatan sipil sedangkan peneliti akan meneliti

tentang bentuk-bentuk pelayanan publik dan kinerja aparat Pemerintah

Desa dalam pelayanan publik.

2) Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini

adalah penelitian yang dilakukan oleh Indra Merev Waani tentang

Kinerja Birokrasi Pemerintah Desa Dalam Upaya Peningkatan

Pelayanan Publik. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang

akan peneliti lakukan adalah sama-sama mengkaji tentang kinerja

pemerintah desa dalam pelayanan publik. Namun dalam penelitian

yang akan peneliti lakukan hanya berfokus pada kinerja kepala desa

dalam pelayanan publik. Metode yang digunakan dalam penelitian

sama-sama menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan

teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Perbedaannya dalam penelitian ini dengan penelitian

yang akan peneliti lakukan terletak pada lokasi dan bidang kajiannya.

Lokasi dalam penelitian ini adalah di Desa Kauneran, Kecamatan

Sonder, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti berada di

Desa Tegalmlati, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang.

Perbedaan yang lain adalah dilihat dari bidang kajiannya, jika

penelitian yang sudah ada mengkaji tentang pengukuran kinerja aparat

Desa diukur dari produktifitas kerja, ketaatan aparat dan kedisiplinan,

sedangkan peneliti akan meneliti tentang bentuk-bentuk pelayanan

publik yag telah dilaksanakan, kinerja kepala Desa dalam pelayanan

30

publik serta menganalisis kepuasan masnyarakat dilihat dari kualitas

pelayanan yang diberikan.

3) Hasil penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Patar Rumampea tentang Kinerja

Pemerintah Desa Dalam Pelayanan Publik di Kampung Kiliarma,

Kabupaten Mimika, Propinsi Papua. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama-sama mengkaji

tentang kinerja dalam pelayanan publik, namun penelitan yang akan

peneliti lakukan hanya berfokus pada kinerja kepala desa saja. Metode

yang digunakan dalam penelitian sama-sama menggunakan

pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan teknik pengumpulan data

melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Perbedaannya dalam

penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terletak

pada lokasi dan bidang kajiannya. Lokasi dalam penelitian ini adalah

di Kampung Kiliarma, Kabupaten Mimika, Propinsi Papua, sedangkan

penelitian yang akan dilakukan peneliti berada di Desa Tegalmlati,

Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang. Perbedaan yang lain

adalah dilihat dari bidang kajiannya, jika penelitian yang sudah ada

mengkaji tentang pengukuran kinerja aparat Desa dalam pelayanan

publik diukur dari efektifitas dan efisensi pelayanan, sedangkan

peneliti akan meneliti tentang bentuk-bentuk pelayanan publik yang

telah dilaksanakan, kinerja kepala Desa dalam pelayanan publik dan

31

menganalisis kepuasan masyarakat dilihat dari kualitas pelayanan

yang diberikan.

4) Hasil penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Ayok Fatnuriawan (2014) tentang

Kinerja Aparatur Pemerintah Desa Dalam Upaya Meningkatkan Mutu

Pelayanan Publik di Desa Puhjarak, Kecamatan Plemahan, Kabupaten

Kediri. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan adalah sama-sama mengkaji tentang kinerja dalam pelayanan

publik di pemerintah desa. Metode yang digunakan dalam penelitian

sama-sama menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan

teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Perbedaannya dalam penelitian ini dengan penelitian

yang akan peneliti lakukan terletak pada lokasi dan bidang kajiannya.

Lokasi dalam penelitian ini adalah di Desa Puhjarak, Kecamatan

Plemahan, Kabupaten Kediri, sedangkan penelitian yang akan

dilakukan peneliti berada di Desa Tegalmlati, Kecamatan Petarukan,

Kabupaten Pemalang. Perbedaan yang lain adalah dilihat dari bidang

kajiannya, jika penelitian yang sudah ada mengkaji tentang

peningkatan mutu pelayanan publik, sedangkan peneliti akan meneliti

tentang bentuk-bentuk pelayanan publik dan kinerja Kepala Desa

dalam pelayanan publik serta menganalisis kepuasan masyarakat

dilihat dari kualitas pelayanan yang diberikan.

32

5) Hasil penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Safril (2012) tentang Evaluasi Kinerja

Aparatur Kelurahan Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Dalam

Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama-sama

mengkaji tentang kinerja dalam pelayanan publik. Perbedaannya

dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan

terletak pada lokasi dan bidang kajiannya. Lokasi dalam penelitian ini

adalah di Desa Kerjan, Kecamatan Bungo Dani, sedangkan penelitian

yang akan dilakukan peneliti berada di Desa Tegalmlati, Kecamatan

Petarukan, Kabupaten Pemalang. Perbedaan yang lain adalah dilihat

dari bidang kajiannya, jika penelitian yang sudah ada mengkaji

tentang evaluasi kinerja dalam meningkatkan pelayanan publik

sedangkan peneliti akan meneliti tentang bentuk-bentuk pelayanan

publik dan kinerja Kepala Desa dalam pelayanan publik serta

menganalisis kepuasan masyarakat dilihat dari kualitas pelayanan

yang diberikan.

6) Hasil penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Budi Mulyawan (2009) tentang

pengaruh pelaksanaan good governance terhadap kinerja organisasi.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan

adalah sama-sama mengkaji tentang kinerja. Perbedaannya dalam

penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terletak

33

pada lokasi dan metode penelitiannya. Lokasi penelitian dalam

penelitian ini bertempat di dinas kesejahteraan sosial kota palembang,

sedangkan lokasi penelitian yang akan diteliti bertempat di kantor

pemerintah desa Tegalmlati, Kecamatan Petarukan, Kabupaten

Pemalang. Perbedaan yang lain yatu pada metode penelitiannya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan korelasional dengan analisa kuantitatif, sedangkan metode

penelitian yang digunakan peneliti menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif.

F. Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori yang ada, maka kerangka berpikir dalam

penelitian ini yaitu kinerja kepala desa dalam pelayanan publik yang

merupakan kinerja yang jauh dari prinsip-prinsip pelayanan publik yang

baik.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yang pertama yaitu

faktor internal (pribadi), bahwa pribadi aparat desa krang bertanggung

jawab dalam bekerja, tidak disiplin, dan sering menunda-nunda pekerjaan.

Hal itu menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang dimiliki aparat sangat

rendah.

Kemudian selanjutnya, penyebab kurang baiknya kerja aparat dalam

pelayanan publik dikarenakan oleh faktor dari luar (faktor eksternal), yaitu

dari lingkungan keluarga, adanya keluarga yang tidak harmonis yang

menyebabkan pekerja sering keluar malam (begadang) sehingga tidak

34

bekerja sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh kantor pemerintah

desa. Kemudian dari lingkungan kantor, adanya antar pekerja sulit diajak

bekerja sama dikarenakan saling tidak suka dengan sifat yang dimiliki

pekerja satu sama lain sehingga pekerja tidak maksimal dalam melakukan

pekerjaannya melayani masyarakat. Kemudian dari lingkungan sekitar dan

teman-teman yang menyebabkan pergaulan yang tidak terkontrol sehingga

ketika berangkat bekerja sering kesiangan.

Masalah – masalah itulah yang menyebabkan kinerja aparat

pemerintah desa dianggap kurang memuaskan masyarakat. Dalam hal ini,

yang menjadi sorotan adalah kinerja pemimpin pemerintahan desanya yaitu

kepala desa yang sudah menjadi tanggungjawabnya untuk mengatur

pegawainya untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya masing-masing

agar tercipta pemerintahan desa yang baik yang sesuai dengan peraturan

prundang-undangan yang berlaku. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan

kinerja pelayanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan publik yang

baik untuk menciptakan kepuasan masyarakat.

35

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut.

Bagan 1

Gambar 1. Kerangka Pikir

Kinerja Kepala Desa Dalam

Pelayanan Publik

Kemampuan Dalam

Melaksanakan Tugas

Kurangnya

Pemberian Motivasi

Terhadap Pegawai

Peningkatan kinerja

dalam Pelayanan Publik

Terciptanya

Kepuasan

Masyarakat

86

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

pada bab sebelumnya, maka dalam penulisan ini dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Bentuk pelayanan yang diberikan pemerintahan desa Tegalmlati

meliputi pelayanan dalam urusan umum seperti pelayanan

pembuatan surat-surat dan pelayanan lainnya sesuai dengan tugas

masing-masing aparat desa. Kepala desa telah memberikan

kewenangan kepada perangkat desanya untuk melaksanakan

tugasnya sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan yang baik

sesuai dengan peraturan desa yang telah ditetapkan.

2. Masyarakat mengharapkan dalam penyelenggaraan pelayanan publik

antara lain semakin meningkatnya kualitas pelayanan publik dalam

wujud pelayanan yang cepat, mudah, berkeadilan, berkepastian

hukum, transparan, aman, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Kepala Desa sudah berusaha melaksanakan tugasnya sebagai kepala

desa untuk membina perangkat desanya dan masyarakat desanya,

namun kurang tegas dalam menangani perangkat yang sering

membolos bekerja, perlu diperbaiki dalam konteks pembinaan

87

perangkatnya agar pelaksanaan penyelenggaraan urusan

pemerintahan benar-benar dilaksanakan sesuai dengan tugas dan

wewenangnya dan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip

pemerintahan yang baik.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan sebagai berikut :

1. Perlu adanya pembenahan bahwa kepala desa harus membuat suatu

aturan tata tertib yang jelas mengenai waktu mulai kerja sampai

berakhirnya waktu kerja dimaksudkan agar kepala desa maupun

perangkat lainnya tidak ada lagi yang berangkat ke kantor siang hari.

2. Pihak Pemerintah Desa dapat menyebarluaskan brosur tentang

prosedur pelayanan agar masyarakat mengetahui prosedur

pengurusannya dan agar tidak menimbulkan kesan yang berbelit-belit.

3. Pemerintah Desa Tegalmlati dapat memberikan informasi kepada

masyarakat untuk menyampaikan atau memberikan surat apabila ada

keluhan-keluhan dan harus disediakan kotak/loket untuk menampung

keluhan-keluhan dari masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar perangkat

desa dan kepala desa dapat mengevaluasi kekurangan-kekurangan dan

terus meningkatkan kinerjanya dalam pelayanan publik.

88

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Angga. 2008. Pelayanan Publik Pada Badan Kependudukan Dan

Catatan Sipil. Kabupaten Grobogan: Skripsi

Arikunto, Suharismi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang

Pedoman Pengaturan Mengenai Desa.

Dunn, William N. 2000. Analisis Kebijakan Publik, terjemahan Samodra

Wibawa, dkk. Yogyakarta, Gajah Mada University Press.

_____________. 2003. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: PT.

Hanindita Graha Widya.

Handoyo, Eko. 2010. Etika Politik dan Pembangunan. Semarang: Widya

Karya

_____________. 2012. Kebijakan Publik. Semarang: Widya Karya

Institute For Research and Empowerment. 2005. Prakarsa Desentralisasi

dan Otonomi Desa. Yogyakarta: IRE Press.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang

Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa, Kewenangan Desa,

Direktorat Pemerintahan Desa, Jakarta.

Lukman, Sampara. 2000. Manajemen Kualitas Pelayanan, Jakarta: STIA

LAN Press.

89

Malayu S.P Hasibuan.1999.Manajemen Dasar, Pengertian dan

Masalah.Jakarta : CV. Haji Masagung

Maleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Marzuki, Didi. 2006. Bekerja Demi Rakyat (Meningkatkan Kompetensi

Aparatur Pemerintah Daerah Dalam Kebijakan dan Pelayanan

Publik). Jakarta: KomunaL.

Ndraha. 2003. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru) 2. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nugroho, Riant. 2009. Public Policy. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo.

Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014 tentang Desa

Poltak, Sinambela Lijan. 2010. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: PT

Bumi Akasara

Rachman, Maman. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Moral dalam

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Campuran, Tindakan dan

Pengembangan.Semarang : Unnes Press.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D). Bandung:Alfabeta.

Surbakti, Ramlan. 2007. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana.

90

Sedarmayanti.2003.Good Governance dalam Rangka Otonomi

Daerah.Bandung: Mandar Maju

Tjiptono, Fandy.2001.Strategi Pemasaran.Yogyakarta: Andi.

Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok

Pemerintahan Di Daerah.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa

Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

Widjaja H. 2003. Otonomi Desa. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

__________. 2003. Otonomi Desa. Jakarta: Rajawali Pers.

__________. 2006. Administrasi Kepegawaian. Jakarta: Rajawali Pers.

99

h. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian