TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI...

87
 AKTNITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK  TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.)     SKRIPSI      MUHAMMAD HANIF ADNAN                  PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH  JAKARTA 2019 M I 1441 H

Transcript of TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI...

Page 1: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

 

AKTNITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK  

TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.)     

SKRIPSI      

MUHAMMAD HANIF ADNAN             

 

 

 

  

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH  

JAKARTA

2019 M I 1441 H

Page 2: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

 

 

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK TEMPE KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

     

Skripsi  

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

   

 Oleh :

   

MUHAMMAD HANIF ADNAN 11140960000013

 Menyetujui,

 

  

Pembimbing I Pembimbing II  

Dr. Sri Yadial Chali M. Si NIP . 19680313 200312 2 001

Tarso Rudiana, M. Si NIDN . 0425028704

 

  

Mengetahui,  

a Program Studi Kimia

Page 3: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak
Page 4: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

  

PERNYATAAN   

 DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN

TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

 

     

Jakarta, Agustus 2019        

Muhammad Hanif Adnan 11140960000013

Page 5: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

 

ABSTRAK  

 Muhammad Hanif Adnan, Aktivitas Antioksidan Ekstrak Tempe Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Dibimbing oleh Sri Yadial Chalid dan Tarso Rudiana

 

Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang mempunyai manfaat terhadap kesehatan. Tempe dengan bahan dasar kacang hijau diduga memiliki aktivitas antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan aktivitas antioksidan tempe kacang hijau. Kacang hijau difermentasi menggunakan ragi tempedengan variasi ragi tempe 0,2; 0,4; 0,8;dan 1% (b/b). Kacang hijau difermentasi selama48 jam pada suhu ruang. Tempe kacang hijau semua variasi konsentrasiragi diekstraksi menggunakanmetanol, diukuraktivitas antioksidandengan metode 2,2 diphenil-1-picrylhydrazil dan vitamin C digunakan sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kacang hijau yang difermentasi pada suhu ruang dengan konsentrasi ragi 0,8% (b/b) mempunyai aktivitas antioksidan terbaik dengan nilai IC50sebesar 188,15 ppm, kadar air 58,89, kadar abu 1,52;kadar lemak 0,78;kadar protein 8,98%. Kacang hijau mengandung flavonoid, triterpenoid, dan saponin, sedangkan tempe kacang hijau mengandung flavonoid, triterpenoid, saponin, dan polifenol. Total fenolikekstrak kacang hijau dan tempe kacang hijau sebesar 2,54 dan 45,05 mg GAE/gserta kadar senyawa flavonoid sebesar 0,16 dan0,20 mg QE/g. Antioksidan tempe kacang hijau lebih baik daripada kacang hijau.

 

Kata Kunci: Antioksidan, DPPH, fermentasi, kacang hijau, tempe

Page 6: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

 

ABSTRACT  

Muhammad Hanif Adnan, Antioxidant Activity of Extract of Mung Beans Tempeh (Vigna radiata L.) Supervised by Sri Yadial Chalid and Tarso Rudiana

 Tempeh is a typical Indonesian food that havehealth benefits. Tempeh with the basic ingredients of mung beans is thought to have antioxidant activity. The purpose of this study is to determine the antioxidant activity of mung bean tempeh. Mung beans fermentedusing tempe yeast with tempe yeast variations 0.2; 0.4; 0.8; and 1% (w/w). Mung beans are fermented for 48 hours at room temperature. Mung bean tempeh all variations in the concentration of yeast were extracted using methanol, measured antioxidant activity by the method of 2,2 diphenil-1-picrylhydrazil and vitamin C was used as a comparison. The results showed that green beans fermented at room temperature with a yeast concentration of 0,8% (w/w) had the best antioxidant activity with IC50 values of 188,15 ppm, moisture content of 58,89, ash content of 1,52; fat content of 0,78; protein content of 8,98%. Mung beans contain flavonoids, triterpenoids, and saponins, while tempe green beans contain flavonoids, triterpenoids, saponins, and polyphenols. The total phenolic extract of mung beans and extractmung benans tempeh was 2,54 and 45,05 mg GAE / g and the flavonoid compound content was 0,16 and0,20 mg QE/g. The antioxidants of mung bean tempe are better than mung beans.

 

 Keywords: Antioxidants, DPPH, fermentation, mung beans, tempeh.

Page 7: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

 

KATA PENGANTAR     

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikanskripsiyang

berjudul “Aktivitas Antioksidan Ekstrak Tempe Kacang Hijau (Vigna radiata

L.)”.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari

bantuan banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dr. Sri Yadial Chalid, M.Si selaku Pembimbing I yang telah banyak

memberikan pengarahan, pengetahuan, bimbingan serta meluangkan

waktu dan tenaganya sehingga banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

2. Tarso Rudiana, M.Si selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan

memberikan saran terkait penelitian, meluangkan waktu dan membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

3. Dr. Sandra Hermanto, M.Si selaku Penguji I yang telah memberikan saran

serta masukan terkait penelitian dan penulisan.

4. Nurhasni, M.Si selaku Penguji II yang telah memberikan saran serta

masukan terkait penelitian dan penulisan.

5. Dr. La Ode Sumarlin, M.Si selaku Ketua Program Studi Kimia Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

ii 

 

7. Kedua orang tua tercinta yaitu ayah, ibu,adik tersayang, wita serta

keluarga besar di rumah atas segala doa, pengorbanan, nasihat, dan

motivasinya kepada penulis.

8. Segenap dosen Program Studi Kimia atas ilmu pengetahuan dan ilmu

hidup yang dengan ikhlas diajarkan kepada penulis.

9. Kepada seluruh staff Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, terutama ibu Fitria Hartiningsih, S.Si yang sudah

membantu dalam penelitian.

10. Kepada Chinta Supiandi, S.Si dan Dhiya Alwan, S.Si sebagai temen yang

selalu memberi support kepada saya sejak dari zaman kepengurusan

HIMKA.

11. Kepada para teman – teman kimia angkatan 2014, terutama teman satu

bimbingan ibu Dr. Sri Yadial Chalid, M.Si yaitu vikri, farida, sarah,

widya, dan rosidi yang selalu memberikan semangat serta bantuan terkait

penelitian serta penulisan kepada penulis.

Penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembaca     

Ciputat, Agustus 2019     

Penulis

Page 9: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

    

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

1.3 Hipotesis ....................................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6

2.1 Kacang Hijau (Vigna radiata L.) ................................................................. 6

2.2 Kandungan Gizi Kacang Hijau (Vigna radiata L.)...................................... 7

2.3 FermentasiKacang Hijau ............................................................................. 10

2.4 Kapang Rhizopus sp .... ………………………………………………… 12

2.5 Antioksidan ................................................................................................ 13

2.6 Metode Scavenging Radikal DPPH ............................................................ 15

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 18

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 18

3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................... 18

3.2.1 Alat ................................................................................................... 18

3.2.2 Bahan ............................................................................................... 18

3.3 Diagram Alir Penelitian ............................................................................. 20

3.4 Prosedur Kerja ............................................................................................ 21

3.4.1 Penentuan Konsentrasi Ragi Tempe ................................................ 21

Page 10: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

3.4.2 Ekstraksi Kacang Hijau dan Tempe Kacang Hijau .......................... 21

3.4.3 Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode Scavenging Radikal

DPPH ............................................................................................... 22

3.4.4 Analisis Proksimat ........................................................................... 22

3.4.5 Analisis Fitokimia ............................................................................ 25

3.4.6 Uji Kandungan Total Fenolik dalam Ekstrak Kacang Hijau dan Tempe

Kacang Hijau .......................................................................................... 27

3.4.7 Uji Kandungan Total Flavonoid dalam Ekstrak Kacang Hijau dan Tempe

Kacang Hijau .......................................................................................... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 28

4.1 Tempe Kacang Hijau ................................................................................. 28

4.2 Karakteristik Tempe Kacang Hijau Variasi Konsentrasi Ragi pada

Suhu Ruang .............................................................................................. 28

4.3 Aktivitas Antioksidan Kacang Hijau danTempe Kacang Hijau ................ 31

4.4 Hasil Uji Proksimat Kacang Hijau dan Tempe Kacang Hijau .................. 34

4.5 Hasil Uji Fitokimia .................................................................................... 37

4.6 Kadar Senyawa Fenolik dan Flavonoid………………………………… 38

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 43  

5.1 Simpulan……………………………………………………………….. 43  

5.2 Saran …………………………………………………………………... 43  

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 44  

LAMPIRAN……………………………………………………….……… 51

Page 11: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

 

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan zat gizi berbagai jenis kacang ......................................... 8

Tabel 2. Komposisi kimia kacang hijau……………………………………... 9

Tabel 3. Beberapakriteria tempe menurut SNI 3144 ...................................... 11

Tabel 4. Penggolongan tingkat aktivitas antioksidan (IC50) ........................... 16

Tabel 5. Nilai aktivitas antioksidan kacang hijau dan tempe kacang hijau variasi konsentrasi ragi tempe .......................................................... 32

Tabel 6. Hasil uji proksimat kacang hijau dan tempe kacang hijau ............... 34

Tabel 7. Hasil pengujian fitokimia kacang hijau dan tempe kacang hijau ..... 37

Tabel 8. Kadar total fenolik danflavonoid ekstrak kacang hijau dan tempe kacang hijau ..................................................................................... 39

Page 12: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

 

DAFTAR GAMBAR  

 

Gambar 1. Kacang hijau tanpa kulit (Vigna radiata L.) ................................ 7  

Gambar 2. Struktur rhizopus sp ................................................................... 12  

Gambar 3. Reaksi senyawa fenolik dengan DPPH ....................................... 15  

Gambar 4. Reaksi DPPH dengan antioksidan .............................................. 16  

Gambar 5. Karakteristik tempe kacang hijau variasi konsentrasi ................. 29  

Gambar 6. Struktur senyawa flavonoid …………………………………... 41  

Gambar 7. Mekanisme antioksidan oleh flavonoid………………………...41

Page 13: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

vii 

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Aktivitas antioksidan kacang hijau ........................................................................................................................ 51

Lampiran 2. Aktivitas antioksidan vitamin C ........................................................................................................................ 52

Lampiran 3. Aktivitas antioksidan tempe kacang hijau konsentrasi 0,2%...53

Lampiran 4. Aktivitas antioksidan tempe kacang hijau konsentrasi 0,4%...54

Lampiran 5. Aktivitas antioksidan tempe kacang hijau konsentrasi 0,8%...55

Lampiran 6. Aktivitas antioksidan tempe kacang hijau konsentrasi 1%

........................................................................................................................ 56

Lampiran 7. Pembuatan larutan induk 1000 ppm ........................................................................................................................ 57

Lampiran 8. Hasil uji kadar air ........................................................................................................................ 57

Lampiran 9. Hasil uji kadar abu ........................................................................................................................ 59

Lampiran 10. Hasil uji kadar lemak ........................................................................................................................ 60

Lampiran 11. Hasil uji kadar protein ........................................................................................................................ 62

Lampiran 12. Hasil uji fitokimia kacang hijau dan tempe kacang hijau ........................................................................................................................ 64

Lampiran 13. Pembuatan larutan FeCl31% ........................................................................................................................ 64

Lampiran 14. Pembuatan reagen Libermen-Burchard ........................................................................................................................ 64

Lampiran 15. Pembuatan reagen pereaksi Wagner ........................................................................................................................ 64

Lampiran 16. Hasil uji total fenolik ekstrak kacang hijau ........................................................................................................................ 65

Lampiran 17. Perhitungan total fenolik ekstrak kacang hijau ........................................................................................................................ 65

Lampiran 18. Hasil uji total fenolik ekstrak tempe kacang hijau 0,8% ........................................................................................................................ 66

Lampiran 19. Perhitungan total fenolik ekstrak tempe kacang hijau ........................................................................................................................ 66

Lampiran 20. Pembuatan standar asam galat 80 ppm ........................................................................................................................ 67

Page 14: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

vii 

Lampiran 21. Penentuan panjang gelombang maksimal asam galat ........................................................................................................................ 67

Lampiran 22. Pembuatan kurva standar asam galat ........................................................................................................................ 67

Lampiran 23. Pembuatan reagen Na2CO3 15% ........................................................................................................................ 67

Lampiran 24. Hasil uji total flavonoid ekstrak kacang hijau ........................................................................................................................ 68

Lampiran 25. Perhitungan total flavonoid ekstrak kacang hijau ........................................................................................................................ 68

Lampiran 26. Hasil uji total flavonoid ekstrak tempe kacang hijau 0,8% ...69

Lampiran 27. Perhitungan total flavonoid ekstrak tempe kacang hijau ........................................................................................................................ 69

Lampiran 28. Pembuatan larutan stok kuersetin 16 ppm ........................................................................................................................ 70

Lampiran 29. Pembuatan panjang gelombang maksimum kuersetin ........................................................................................................................ 70

Lampiran 30. Pembuatan kurva standar kuersetin ........................................................................................................................ 70

Page 15: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

BAB I

PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang

 

 

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman yang melimpah di Indonesia

dan menduduki urutan ketiga dalam hal produksi tanaman kacang-kacangan

setelah kedelai dan kacang tanah (Susilowati dan Aspiyanto, 2007). Komponen

kimia dalam 100 g kacang hijau mengandung karbohidrat sebesar 62,5; protein

22,2; dan lemak 1,5 g, selain mengandung kalsium, mangan, belerang, dan besi.

Kacang hijau mengandung senyawa metabolit sekunder seperti, flavonoid, tanin,

triterpenoid, dan saponin yang berfungsi sebagai antioksidan (Blois, 2005).

Kacang kedelai memiki kandungan senyawa metabolit sekunder seperti saponin,

flavonoid, dan isoflavon (Blois, 2005). Kandungan komponen bioaktif yang

tinggi dan memiliki perbedaan dengan kacang kedelai pada kacang hijau

berpotensi dikembangkan sebagai pangan fungsional antioksidan.

Kacang hijau juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan tempe,

yaitu sebagai pengganti kacang kedelai. Tempe merupakan makanan tradisional

Indonesia yang dibuat dari biji kedelai atau beberapa bahan lain melalui proses

fermentasi menggunakan ragi tempe (SNI, 2012). Menurut Astawan (2009) ragi

tempe mengandung kapang Rhizopus sp. Kacang bogor, kacang merah, kacang

kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang

tunggak (Wardiah et al., 2016) dapat dijadikan sebagai bahan utama pembuatan

tempe dengan cara fermentasi.

Fermentasi merupakan proses biokimia yaitu perombakan senyawa

kompleks menjadi senyawa sederhana dengan bantuan enzim dari

Page 16: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

 

mikroorganisme. Fermentasi pada pengolahan tempe bertujuan untuk

menghidrolisis komponen makromolekul seperti karbohidrat, lemak, dan protein

yang ada dalam kacang menjadi monomernya dalam bentuk glukosa, asam lemak,

dan asam amino (Alrasyid, 2007).

Al-Qur’an surat Ar-Rahman (55) ayat 12-13 Allah SWT berfirman:  

  

ن◌ .(12) 

اح◌

 

ي◌ ز◌◌

 

لاو◌ ص◌ ف◌

ل◌ ع◌

وذ◌ ا

 

ب◌◌

ح◌ ل◌

او◌

 

(13). ن◌

ك◌ ا◌ بذ◌◌ ك◌ ام◌ ت◌

بر◌ ◌◌

 

ء◌ آ ل ◌

◌◌ ي

أ◌ ب◌ ف◌

  

Artinya : Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya(12). Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?(13).

Berdasarkan ayat Al-Qur’an di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biji kacang

hijau merupakan salah satu nikmat yang diberikan oleh Allah kepada manusia.

Biji kacang hijau merupakan salah satu biji-bijian yang diciptakan Allah, dan

dapat diolah menjadi tempe kacang hijau sebagaisumber gizi dan antioksidan.

Tempe kacang hijau memiliki aktivitas antihipertensi sebesar 75% (Zein,

2018). Maryam (2015) menyatakan bahwa tempe yang dibuat dari kacang hijau

menggunakan inokulum tradisonal daun waru dengan ragi Raprima mengandung

vitamin E sebanyak 8,83 ppm dan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50sebesar

210,73 ppm. 100 g tempe kacang hijau mengandung energi 345 kal; karbohidrat

62,9; protein 22,2; lemak 1,2 g dan kadar air 56,19% (Radiati dan Sumarto, 2016)

Standar Nasional Indonesia No. 3144 tahun 2015 menuliskan beberapa

syarat tempe yaitu tekstur yang kompak, warna tempe putih merata pada seluruh

permukaan, memiliki bau yang khas tempe pada umumnya, tidak bau amonia,

memiliki kadar air maksimal 65, kadar lemak minimal 7, dan kadar protein

Page 17: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

minimal 15% (SNI, 2015). Penelitian ini bertujuan memproduksi tempe kacang

hijau dengan cara memfermentasi kacang hijau menggunakan ragi tempe, dengan

Page 18: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

 

tujuan meningkatkan aktivitas antioksidan kacang hijau. Kacang hijau tanpa kulit

dan tempe kacang hijau diuji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH.

Kacang hijau dibuat menjadi tempe dengan cara memvariasikan

konsentrasi ragi tempe 0,2; 0,4; 0,8; dan 1% (b/b) dengan lama fermentasi

mengikuti rekomendasi Maryam (2015) yaitu selama 48 jam pada suhu ruang.

Variasi konsentrasi ini bertujuan untuk mendapatkan tempe yang sesuai dengan

SNI. Variasi konsentrasi ragi yang sudah dilakukan Zein (2018) yaitu 0,1; 0,2;

0,3; dan 0,4% (b/b) dan konsentrasi optimal konsentrasi ragi 0,4% ditentukan dari

kandungan kadar protein terlarut, derajat hidrolisis serta sifat fungsionalnya

sebagai antihipertensi.

Karakterisasi tempe yang dihasilkan merujuk pada SNI No.3144 yang

meliputi pertumbuhan miselium, bau tempe, warna tempe, kadar abu, kadar

lemak, kadar protein, dan kadar air. Kacang hijau dan masing-masing tempe

kacang hijau diekstraksi menggunakan metanol dan dipekatkan dengan vacum

rotary evaporator serta ditentukan aktivitas antioksidan.

Kacang hijau dan tempe dengan aktivitas antioksidan terbaik diuji

fitokimia, proksimat, kadar total fenolik dan flavonoid. Kacang hijau dan tempe

kacang hijau diekstraksi menggunakan metanol dan dipekatkan menggunakan

vaccumrotary evaporator. Ekstrak tempe kacang hijau dan tempe kacang hijau

diukur aktivitas antioksidan metode Scavenging radikal 2,2-diphenil-1-

picrylhydrazil (DPPH) 0,002% (b/v) (Molyneux, 2004) dan vitamin C digunakan

sebagai kontrol posisif. Tempe kacang hijau yang dibuat diharapkan memiliki

aktivitas antioksidan yang kuat.

Page 19: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

 

1.2 Rumusan Masalah  

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana pengaruh konsentrasi ragi tempe terhadap karakter tempe

kacang hijau (SNI No. 3144:2015)?

2. Berapakah konsentrasi ragi tempe yang optimal untuk menghasilkan tempe

dengan nilai aktivitas antioksidan terbaik?

3. Apakah fermentasi kacang hijau dengan ragi tempe dapat mempengaruhi

nilai kadar total fenolik dan flavonoid?

   

1.3 Hipotesis  

Hipotesis dari penelitian ini adalah :  

1. Konsentrasi ragi tempe berpengaruh terhadap karakter tempe kacang hijau

(SNI No. 3144:2015)

2. Semakin tinggi konsentrasi ragi tempe semakin tinggi nilai aktivitas

antioksidan

3. Proses fermentasi kacang hijau dapat mempengaruhi nilai kadar total

fenolik dan flavonoid.

   

1.4 Tujuan Penelitian  

1. Menentukan karakter tempe kacang hijau dengan berbagai konsentrasi ragi

tempe.

2. Menentukan nilai antioksidan berbagai konsentrasi ragi tempe.

Page 20: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

 

3. Menentukan nilai kadar total fenolik dan flavonoid ekstrak kacang hijau

dan ekstrak tempe kacang hijau.

   

1.5 Manfaat Penelitian  

Memberikan informasi terkait potensi tempe kacang hijau yang memiliki

sifat fungsional sebagai antioksidan.

Page 21: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

 2.1 Kacang Hijau (Vigna radiata L.)

 Kacang hijau (V.radiata) Wilczek umumnya disebut sebagai golden gram,

green gram, mung bean, chinese mung bean, golden-seeded mung bean, indian

mung bean, jerusalem pea, burnese mung bean, mung dahl, cultivated mung bean.

Kacang hijau termasuk familia Fabaceae atau Leguminosae, Papilionacea (Lim,

2012). Kacang hijau merupakan tanaman kacang-kacangan urutan ketiga yang

banyak dibudidayakan di Indonesia setelah kedelai dan kacang tanah (Purwono

dan Hartono, 2005).

Kacang hijau dibawa masuk ke wilayah Indonesia pada awal abad ke-17

oleh pedagang Cina dan Portugis. Pusat penyebaran kacang hijau pada mulanya di

Pulau Jawa dan Bali, tetapi pada tahun 1920-an mulai berkembang ke Sulawesi,

Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia bagian Timur. Daerah sentrum produksi

kacang hijau adalah provinsi Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat,

Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta mencapai

623.000 ton (Rukmana, 1997).

Klasifikasi ilmiah tanaman kacang hijau adalah sebagai berikut (Lim, 2012) :

Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio: Angiospermae Kelas : Dicotyldonae Ordo : Leguminales Familia : Leguminosae Genus : Vigna Spesies : V.radiata

 

     

6

Page 22: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

7  

  

 

 

Gambar 1. Kacang Hijau Tanpa Kulit (V.radiata) sumber (Zein, 2018)

 

  

Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot tiap butir 0,5-0,8 mg

(Rukmana, 1997). Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil, memiliki warna hijau

kusam, hijau mengkilap dan kuning kecoklatan dan bagian dalam kacang

berwarna putih kekuningan (Pratap dan Kumar, 2011).

   

2.2 Kandungan Gizi Kacang Hijau (Vigna radiata L.)  

Kandungan protein pada kacang hijau adalah sekitar 20-24% protein.

Globulin dan albumin adalah protein yang ditemukan di dalam biji kacang hijau

sebanyak 60 dan 25% dari total protein kacang hijau (Kudre and Kishimura,

2013). Kacang hijau mengandung anti nutrisi yaitu tripsin inhibitor, hemaglutinin,

dan asam fitat. Pande and Mishra (2013) menyatakan bahwa asam fitat menurun

seiring dengan kenaikan suhu pengolahan. Pemanasan menonaktifkan enzim

fitase sehingga menurunkan kadar asam fitat.

Champ (2002) menyatakan bahwa zat anti nutrisi dengan mudah dapat

diinaktifkan setelah dimasak atau melalui proses fermentasi, pengecambahan, dan

Page 23: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

8  

  Jenis kacang  

No. Parameter Kacang kedelai

Kacang merah

Kacang tanah

Kacang hijau

1. Kadar air (%) 70,00 10,40 5,60 11,70

2. Kadar abu (g) 4,70 1,50 2,30 2,60

3. Kadar lemak (g) 17,70 1,50 47,50 1,30

4. Kadar protein (g) 34,10 22,50 26,00 24,10

5. Kadar karbohidrat (g) 33,50 61,90 18,60 60,30

6. Kadar serat (g) 4,90 1,60 2,40 4,90

 

pengupasan kulit. Kacang hijau mengandung senyawa metabolit sekunder

diantaranya, flavonoid, tannin, triterpenoid, dan saponin yang berfungsi sebagai

antioksidan, serta memiliki nilai IC50 95,08 ppm (Blois, 2005).

Berbagai jenis kacang – kacangan mengandung beberapa kandungan zat  

gizi yang dapat berguna untuk tubuh manusia. Zat gizi yang terkandung dalam

kacang-kacangan diantaranya yaitu kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar

protein, kadar karbohidrat dan kadar abu. Berikut kandungan zat gizi yang

dimiliki kacang hijau dan kacang lainnya berdasarkan Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan zat gizi berbagai jenis kacang (100 g).                 

 Sumber:(Waspadji, 2003)

 Waspadji (2003) menyatakan bahwa kandungan gizi kacang hijau adalah

kadar lemak kacang hijau lebih rendah dibandingkan kadar lemak kedelai, kacang

merah dan kacang tanah. Kadar protein kacang hijau lebih tinggi dibandingkan

kacang merah. Kadar air dan kadar abu yang dimiliki kacang hijau lebih tinggi

dibandingkan kacang merah dan kacang tanah. Kadar karbohidrat kacang hijau

lebih rendah dari kacang merah dan kadar serat kacang hijau mempunyai nilai

tinggi, sama seperti kadar serat kacang kedelai (Tabel 1).

Kacang hijau memiliki kadar karbohidrat yang paling tinggi setelah

kacang merah yaitu 60,30 g (Waspadji, 2003). Kadar karbohidrat yang tinggi

Page 24: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

9  

 

menunjukkan bahwa kacang hijau dapat dijadikan makanan sebagai sumber

energi. Nilai kadar lemak yang rendah menunjukkan bahwa kacang hijau sangat

aman jika dikonsumsi oleh orang yang memiliki kadar kolesterol dalam darah

yang tinggi. Kadar serat yang dimiliki oleh kacang hijau memiliki manfaat yang

bagus bagi kesehatan pencernaan. Kadar protein yang dimiliki kacang hijau

berfungsi sebagai antibodi atau perusak sel asing seperti virus dan bakteri (Ngili,

2013).

Kacang hijau memiliki komposisi kimia yang sangat berguna bagi tubuh

selainkadar abu, air, karbohidrat, lemak, protein dan serat. USDA (2018)

meyatakan bahwa 100 g kacang hijau mengandung vitamin Asebesar 2 μg;

vitamin-B10,14 mg; vitamin-B2 0,18 mg; vitamin-B3 1,2 mg; vitamin-B6 0,13

mg;asam folat 70 μg; dan vitamin C 16,0 mg (Tabel 2). Vitamin A sangat penting

bagi kesehatan kulit, kenjar serta fungsi mata (Dinkes, 2007).

Tabel 2. Komposisi kimia kacang hijau.  

Nutrisi Nilai per 100 g

 

Vitamin A (μg) 2,00 Thiamin (mg) 0,14 Riboflavin (mg) 0,18 Niacin (mg) 1,20 Vitamin B6 (mg) 0,13 Asam Folat (μg) 70,00

Vitamin B12 (μg) - Vitamin C (mg) 16,00 Vitamin D (μg) - Sumber: (USDA, 2018)

Page 25: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

10 

 

2.3 Fermentasi Tempe Kacang Hijau  

Fermentasi merupakan proses perubahan kimiawi dari suatu senyawa

kompleks menjadi senyawa sederhana dengan bantuan enzim dari

mikroorganisme (Jay et al., 2005). Fermentasi pada pengolahan tempe bertujuan

untuk menghidrolisis komponen makromolekul seperti karbohidrat, lemak, dan

protein yang ada dalamkacang menjadi monomernya dalam bentuk glukosa, asam

amino, dan asam lemak (Alrasyid, 2007).

Fermentasi berdasarkan sumber mikroorganisme terbagi atas dua yaitu

fermentasi spontan dan fermentasi tidak spontan (Suprihatin, 2010). Fermentasi

spontan adalah fermentasi yang dalam pembuatannya tidak ditambahkan

mikroorganisme dalam bentuk ragi, sedangkan fermentasi tidak spontan adalah

fermentasi yang dalam pembuatannya ditambahkan mikroorganisme dalam

bentuk ragi.

Faktor penting dalam proses fermentasi yaitu inokulum (bahan yang

mengandung mikroba), substrat atau bahan yang akan didegadasi oleh inokulum,

bioreaktor (tempat berlangsungnya proses penguraian substrat oleh

mikroorganisme). Fermentasi dilakukan dengan cara menambahkan ragi tempe

pada kacang hijau yang sudah direbus. Ragi tempe mengandung mikrorganisme

jenis Rhizopus sp yang merupakan campuran dari beberapa spesies Rhizopus yang

menghasilkan miselium pada permukaan tempe (Madigan and Martinko, 2006).

Menurut Ambarwati (2017) proses fermentasi tempe menggunakan

Saccharomyces cerevisiae dengan menggunakan variasi kosentrasi 0; 1; 2; 3; 4;

dan 5% (b/b) memiliki pengaruh terhadap aktivitas antioksidan tempe.

Penambahan Saccharomyces cerevisiae sebesar 3% (b/b) memiliki nilai aktivitas

Page 26: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

11 

 

antioksidan paling tinggi. Tempe yang baik yang sudah terbentuk memiliki

kriteria tertentu berdasarkan SNI 3144 tahun 2015.

Berdasarkan SNI (2015) tempe harus memiliki beberapa kriteria yaitu:

tekstur yang kompak, dimana ketika dipotong harus utuh dan tidak mudah rontok.

Warna yang dimiliki tempe harus putih merata, karena warna tersebut disebabkan

oleh miselium yang menyelimuti tempe. Bau yang dimiliki tempe harus khas

tempe tanpa adanya bau ammonia. Kadar air yang dimiliki tempe tidak boleh

melebihi 65%. Kadar lemak yang dimiliki tempe minimal 7%, dan kadar protein

pada tempe tidak boleh kurang dari 15%. Kriteria tempe menurut SNI 3144 tahun

2015 disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Beberapa kriteria tempe menurut SNI 3144  

No. Kriteria uji Satuan Persyaratan1. Keadaan 1.1 Tekstur - Kompak, jika diiris tetap utuh (tidak

      mudah rontok)1.2 Warna - Putih merata pada seluruh

      permukaan1.3 Bau - Bau khas tempe tanpa adanya bau

      ammonia2. Kadar air % Maksimal 653. Kadar lemak % Minimal 74. Kadar protein % Minimal 155. Kadar serat kasar % Maksimal 2,56. Cemara logam    

6.1. Kadmium (Cd) mg/kg Maksimal 0,26.2 Timbal (Pb) mg/kg Maksimal 0,256.3 Timah (Sn) mg/kg Maksimal 406.4 Merkuri (Hg) mg/kg Maksimal 0,037. Cemaran Arsen (As) mg/kg Maksimal 0,258. Cemaran mikroba    

8.1 Coliform APM/g Maksimal 108.2 Salmonella sp. - Negatif/25 gSumber: (SNI, 2015)

Page 27: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

12 

 

2.4 Kapang Rhizopus sp  

Kapang dari Rhizopus sp merupakan kapang yang memegang peranan

utama pada proses fermentasi kedelai menjadi tempe. Jenis-jenis kapang yang

ditemukan sebagai Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer

(kapang roti), dari jamur benang atau biasa disebut sebagai kapang yang

mengubah kacang-kacangan menjadi tempe melalui proses fermentasi (Hidayat et

al., 2006).

Menurut Alexopoulos and Mims (1979), klasifikasi Rhizopus sp sebagai

berikut:

Kingdom : Mycetae Divisi : Amastigomycota Subdivisi: Zygomycotina Class : Zygomycetes Order : Mucorales Family : Mucoraceae Genus : Rhizopus

 

                

Gambar 2. Struktur Rhizopus sp (Jay et al., 2005)  

Rhizopus sp merupakan kapang yang penting dalam industri makanan

sebagai penghasil berbagai macam enzim seperti amilase, protease, pectinase, dan

lipase. Rhizopus sp tersusun atas hifa dimana hifa merupakan sel-sel penyusun

tubuh jamur makroskopis memanjang membentuk benang. Hifa memiliki struktur

menyerupai benang yang terdiri dari atas satu atau banyak sel yang dikelilingi

Page 28: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

13 

 

dinding berbentuk pipa. Hifa ini bercabang-cabang membentuk jaringan yang

disebut miselium. Hifa tersebut terdiri dari sporangiofor, stolon, dan rizoid

(Gambar 2) (Jay et al., 2005).

Rhizopus stolonifer tidak memiliki aktivitas amilase, tetapi memiliki

aktivitas protease sehingga baik diaplikasikan untuk tempe Rhizopus oligosporus

memiliki aktivitas protease dan lipase paling kuat, sedangkan aktivitas amilase

paling lemah, baik untuk tempe serelia atau campuran kedelai-serelia; Rhizopus

oryzae memiliki aktivitas amilase paling kuat, namun tidak baik untuk tempe

serelia (Hidayat et al., 2006).

Miselium dari Rhizopus oligosporus lebih pendek dibandingkan dengan

miselium yang dihasilkan dari Rhizopus stolonifer dan Rhizopus oryzae

(Purwaningsih and Wignyanto, 2008). Rhizopus oryzae memiliki miselium yang

panjang sehingga dapat membuat tekstur tempe menjadi padat. Rhizopus oryzae

untuk produksi enzim amilase diperoleh dengan menggunakan limbah agro-

industri sebagai substrat dalam budaya batch yang terendam (De Freitas et al.,

2014).

   

2.5 Antioksidan  

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menunda, memperlambat,

dan mencegah proses terjadinya reaksi reduksi radikal bebas dalam oksidasi lipid

(Kocharand Rossel, 1990). Antioksidan memberikan perlindungan kepada tubuh

dari radikal bebas dan berfungsi untuk menetralisasir atau melawan radikal bebas.

Penelitian antioksidan telah dilakukan lebih dari 30.000 penelitian, yang hasilnya

menunjukkan bahwa antioksidan membantu menyehatkan tubuh manusia,

Page 29: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

14 

 

diantaranya memperkuat fungsi kardiovaskular, mata, sistem saraf pusat, kulit,

dan banyak lagi. Antioksidan juga dapat memperlambat proses penuaan seseorang

(Kumalaningsih, 2006).

Wu and Cederbaum (2004) menyatakan bahwa senyawa fitokimia yang

bersifat antioksidan aktif adalah karotenoid, dan polifenol. Polifenol memiliki

spektrum luas dengan sifat kelarutan pada suatu pelarut yang berbeda – beda,

semua itu dikarenakan gugus hidroksil pada senyawa yang dimiliki tersebut

berbeda jumlah dan posisinya. Polifenol alami merupakan golongan dari suatu

senyawa metabolit sekunder tanaman, termasuk didalamnya adalah golongan

tannin, flavonoid, katekin, xanthone, karotenoid. Antioksidan juga dapat diperoleh

dari makanan yang mengandung vitamin C, vitamin E, betakaroten, dan senyawa

fenolik (Prakashet al., 2001).

Antioksidan alami umumnya mempunyai gugus hidroksi dalam struktur

molekulnya. Antioksidan alami mampu melindungi tubuh dari kerusakan yang

disebabkan oleh oksigen reaktif, mampu menghambat terjadinya penyakit

degenerative serta menghambat peroksidasi lipid pada makanan (Kumalaningsih,

2006). Antioksidan alami banyak ditemukan pada tumbuh-tumbuhan, baik dalam

buah maupun sayuran yang dapat diisolasi dari sumber alami yaitu tumbuhan.

Senyawa antioksidan alami umunya yaitu fenolik yang dapat berupa golongan

flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin,dan tokoferol (PrattandHudson, 1990).

Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau, sehingga ditemukan pula

pada setiap telah ekstrak tumbuhan. Golongan flavonoid dan senyawa yang

berkaitan erat dengannya memiliki sifat-sifat antioksidan baik didalam lipida cair

maupun dalam makanan berlipida. Bahan pangan itu ada banyak yang dapat

Page 30: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

15 

 

menjadi sumber antioksidan alami, seperti rempah-rempah, dedaunan, teh, kokoa,

biji-bijian, serealia, buah-buahan, sayur-sayuran, dan tumbuhan atau alga laut.

Bahan pangan ini mengandung jenis senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan,

seperti asam askorbat, tokoferol, karotenoid, dan tannin (Pratt and Hudson, 1990).

Senyawa fenol merupakan kelas utama antioksidan yang berada dalam

tumbuh-tumbuhan.Senyawa ini diklasifikasikan dalam dua bagian yaitu fenol

sederhana dan polifenol. Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang

berasal dari tumbuhan yang mempunyai cincin aromatik dan mengandung satu

atau dua gugus hidroksil dan umumnya mudah larut dalam air. Contoh senyawa

fenolik yaitu katekol, dan pirogalol (Marinovaet al., 2005). Contoh reaksi

senyawa fenolik bereaksi dengan DPPH seperti pada (Gambar 4).

 

Gambar 3. Reaksi senyawa fenolik dengan DPPH (Cholisoh, 2008).  

Senyawa fenolik ketika ditambahkan pereaksi DPPH maka senyawa

fenolik akan bersifat radikal dan pereaksi DPPH menjadi DPPH2 bentuk

tereduksinya (Gambar 3). Senyawa fenolik menjadi bersifat radikal karenaatom

hidrogen diberikan kepada DPPH dan menyerap senyawa radikal bebas.Senyawa

fenolik yang radikal kemudian mengalami resonansi dengan karbon terdekat dan

menjadi ikatan rangkap.

Kemampuan antioksidan umumnya diukur berdasarkan nilai IC50, dimana

IC50 ini menggambarkan besarnya konsentrasi suatu senyawa yang mampu

Page 31: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

16 

 

menghambat radikal bebas sebanyak 50%. Nilai IC50 semakin kecil maka

kemampuan antioksidan semakin besar. Penggolongan tingkat aktivitas

antioksidan ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Penggolongan tingkat aktivitas antioksidan (IC50) No. Nilai IC50 (ppm) Tingkat aktivitas antioksidan 1. 151-200 Lemah 2. 100-150 Sedang 3. 50-100 Kuat 4. <50 Sangat kuat

(Blois, 2005)  

 2.6 Metode Scavenging Radikal DPPH

 Metode scavenging radikal DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl)

merupakan senyawa radikal bebas yang stabilpada suhu kamar dan dapat

digunakan untuk mengukur aktivitas antioksidan. DPPH digunakan dalam

pengukuran aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstrak bahan alam,

sehingga metode DPPH ini umum digunakan dalam pengukuran antioksidan

karena prosesnya cukup sederhana. Radikal bebas DPPH dapat menangkap atom

hidrogen dari komponen sampel uji, kemudian bereaksi menjadi bentuk

tereduksinya (Gambar 4).

 

 

 

Gambar 4. Reaksi DPPH dengan antioksidan (Molyneux, 2004)  

Berdasarkan Gambar 4 diatas, DPPH yang berbentuk radikal bereaksi

dengan senyawa antioksidan (AH), kemudian senyawa antioksidan memberikan

Page 32: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

17 

 

atom hidrogennya untuk membentuk DPPH bentuk tereduksi (DPPH2). Senyawa

antioksidan membentuk senyawa radikal (A*) (Molyneux, 2004).

Metode scavenging radikal DPPH secara umum digunakan untuk

menentukan aktivitas antioksidan. Pengukuran uji DPPH pada panjang gelombang

maksimum (λ maks) yaitu 515-520 nm dengan menggunakan spektrofotometer

UV -Vis. Perhitungan yang digunakan dalam penentuan aktivitas penangkap

radikal adalah nilai IC50 (inhibition concentration 50%), nilai tersebut

menggambarkan besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat menangkap radikal

sebesar 50%. Penentuan IC50, diperlukan persamaan kurva standar dari % inhibisi

sebagai sumbu y dan konsentrasi fraksi antioksidan sebagai sumbu x. IC50

dihitung dengan cara memasukkan nilai 50 ke dalam persamaan kurva standar

sebagai sumbu y kemudian dihitung nilai x sebagai konsentrasi IC50. IC50 yang

benilai kecil menunjukkan semakin tinggi aktivitas antioksidasinya (Molyneux,

2004).

Page 33: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

 

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian  

Penelitian ini dimulai dari bulan Agustus 2018 sampai Februari 2019 di

Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

   

3.2 Alat dan Bahan  

3.2.1 Alat  

Peralatan yang digunakan adalah spektrofotometer UV-Vis (Perkin

Elmer), blender, freezer -20oC, magnetic stirrer, mixer, sentrifuge, vortex, cawan

porselin, desikator, kain saring, kertas saring biasa, kertas saring whatman No.1,

tampah, mikropipet 5 hingga 1000 μL, oven, pemanas air (hot plate), pH meter,

tanur pengabuan, tabung eppendorf, tabung reaksi, termometer, timbangan

analitik, perangkat alat ekstraksi soxhlet, perangkat alat destilasi, labu takar, gelas

ukur, erlenmeyer, gelas piala, corong gelas, dan peralatan gelas lainnya.

3.2.2 Bahan  

Sumber kacang hijau sebagai bahan baku utama berasal dari supermarket

daerah Ciputat, ragi tempe merek Raprima produksi LIPI. Bahan kimia yang

digunakan adalah,akuades, natrium hidroksida (Merck), katalis selen

(Merck),natrium nitrat (Merck), asam sulfat (Merck), asam borat (Merck), natrium

karbonat (Merck) ,aluminium klorida (Merck), metilen-red-metilen-blue, HCl

(Merck), metanol (teknis), aseton (teknis), besi (III) klorida (Merck), n-heksana

(teknis), serbuk magnesium (Merck), pereaksi Libermen-Burchard, reagen Folin-

Ciocalteu (Merck), amonia (Merck), kloroform (teknis), indikator

  

18

Page 34: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

19 

 

fenolftalein, 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (Sigma Aldric), kuersetin (Merck), dan

asam galat (Merck).

Page 35: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

20 

 3.3 Diagram Alir Penelitian

   

Uji proksimat     

Kacang hijau Diekstraksi dengan metanol

  

Difermentasi pada suhu ruang dengan variasi konsentrasi ragi

0,2; 0,4; 0,8; dan 15% (b/b) dalam waktu 48 jam

 

 

Ekstrak kacang hijau

 

   

 

Tempe kacang hijau dengan berbagai variasi

konsentrasi ragi

1. Uji aktivitas antioksidan 2. Uji fitokimia 3. Uji total fenolik 4. Uji total flavonoid

   

1. Diekstraksi dengan metanol 2. Uji aktivitas antioksidan

 

     

Esktrak tempe kacang hijau yang memiliki aktivitas antioksidan

terbaik

 

1. Uji proksimat 2. Uji fitokimia 3. Uji total fenolik 4. Uji total flavonoid

Page 36: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

21 

 

3.4 Prosedur Kerja  

3.4.1 Penentuan Konsentrasi Ragi Tempe  

Sebanyak 300 g kacang hijau tanpa kulit direndam dengan air 600 mL

yang dicampurkan3 tetes asam cuka sampai pH 5 lalu didiamkan selama 2 jam,

dikukus selama ± 6 menit. Kacang hijau dikering anginkan diatas tampah. Kacang

hijau yang sudah dikering anginkan atau ditiriskan ditimbang sebanyak 60 g.

Penimbangan dilakukan sebanyak 4 kali, masing-masing kacang hijau

diinokulasikan dengan ragi tempe 0,2; 0,4; 0,8; dan 1% (b/b). Kacang hijau

diaduk rata dan dimasukkan ke dalam kantong plastik berukuran 12x25 cm yang

telah diberi lubang kecil-kecil.

Kacang hijau diinkubasi pada suhu ruang selama 48 jam. Tepat pada

waktunya tempe yang dihasilkan diekstraksi dan ditentukan aktivitas antioksidan.

Konsentrasi ragi tempe yang menghasilkan tempe dengan aktivitas antioksidan

tertinggi selanjutnya digunakan untuk dilakukan uji proksimat, fitokimia, total

flavonoid dan total fenolik.

 

3.4.2 Ekstraksi Kacang Hijau dan Tempe Kacang Hijau (Xu and Chang, 2007)

 

  

Kacang hijau dan tempe kacang hijau yang sudah dihaluskan sebanyak 60 g

dimaserasi dengan metanol teknis 300 mL dan diaduk menggunakan magnetic

stirrer lalu didiamkan selama satu malam. Campuran kacang dan tempe dengan

metanol disaring, ampas lalu direndam kembali dengan metanol sebanyak 300 mL

selama 1x24 jam, kemudian disaring dan didapatkan filtrat. Kedua filtrat

dipekatkan dengan vaccum rotary evaporator hingga didapat ekstrak pekat.

Page 37: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

22 

 

3.4.3 Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode Scavenging Radikal DPPH (Molyneux, 2004)

 

  

Ekstrak kacang hijau dan esktrak tempe kacang hijau ditimbang sebanyak  

20 mg dan dilarutkan dengan metanol sebanyak 20 mL, sehingga diperoleh

larutan ekstrak tempe kacang hijau 1000 ppm. Larutan ekstrak tempe 1000 ppm

diencerkan dengan variasi konsentrasi; 500; 250; 125; dan 62,5 ppm. Setiap

konsentrasi diambil 2 mL dan ditambahkan 2 mL DPPH 0,002% (b/v) (lampiran

10), dihomogenkan dan diinkubasi selama 30 menit dalam suhu ruang dan

ruangan gelap. Serapan diukur dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang

gelombang 515 nm.

Besarnya persentase pengikatan radikal bebas dihitung dengan rumus:  

% inhibisi= (Abs Blanko – Abs Sampel) x 100 % Absorbansi Blanko

 Nilai IC50 (50% Inhibitory Concentration) ditentukan dengan membuat deret

konsentrasi yaitu: 500; 250; 125; 62,5 dan 31,25 (mg/mL) dan IC50 ditentukan

menggunakan rumus y = ax+b dimana persen inhibisi sebagai ordinat (y) dan

konsentrasi sebagai absis (x).

 3.4.4 Analisis Proksimat

 Kacang hijau dan tempe kacang hijau dianalisis proksimat meliputi kadar

protein, kadar lemak, kadar air, dan kadar abu.

   

3.4.4.1 Analisis Kadar Protein (AOAC, 2005)  

Tahapan analisis total nitrogen terdiri dari tiga tahap, yakni destruksi,

destilasi, dan titrasi. Tahap destruksi dilakukan dengan cara memasukkan

sebanyak 0,5 g sampel ke dalam labu mikro Kjeldahl dan ditambahkan 2 g katalis

Page 38: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

23 

 

selen (K2SO4+ HgO) dan 20 mL H2SO4, selanjutnya didestruksi selama 1-1,5 jam

dengan kenaikan suhu secara bertahap sampai cairan menjadi jernih dan

didinginkan.

Tahap destilasi dilakukan dengan memasukkan akuades sebanyak 100 mL

secara perlahan lewat dinding labu dan digoyang perlahan agar kristal yang

terbentuk larut kembali. Hasil destruksi yang telah diencerkan diambil sebanyak

25 mL ditambahkan 25 mL larutan NaOH 5% dan ditambah 2-3 tetes indikator

fenolftalein semuanya ditempatkan di labu destilasi. Labu erlenmeyer 250 mL

yang berisi 25 mL larutan H2BO3 dan 2-4 tetes indikator metilen-red diletakkan di

bawah kondensor. Ujung kondensor harus di bawah larutan H2BO3. Destilasi

dilakukan sehingga diperoleh sekitar 15 mL destilat.

Tahapan selanjutnya adalah destilat dalam labu erlenmeyer dititrasi dengan

HCl 0,05 N terstandar sampai terjadi warna merah muda seulas. HCl 0,05 N

terstandar dihitung volumenya yang akan diperlukan untuk titrasi. Penetapan

blanko dilakukan sama dengan sampel. Volume HCl 0,05 N standar yang

digunakan untuk titrasi blanko dicatat. Tahap selanjutnya adalah perhitungan

persen sertanitrogen dan kadar protein pada sampel dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan : Va : mL HCl untuk titrasi sampel Vb : mL HCl untuk titrasi blangko N : normalitas HCl standar yang digunakan 0,014 : berat atom Nitrogen (14,00/1000) 5,75 : faktor konversi protein untuk biji-bijian W : berat sampel dalam gram Fp : faktor pengenceran Kadar protein dinyatakan dalam satuan g/100 g sampel (%).

Page 39: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

24 

   

3.4.4.2 Analisis Kadar Lemak (AOAC, 2005)  

Labu bulat yang akan digunakan dikeringkan dalam oven, kemudian

didinginkan dalam desikator dan ditimbang (a). Sampel sebanyak 5 g ditimbang

(b), kemudian diletakkan dalam alat ekstraksi soxhlet. Alat kondensor diletakkan

di bagian atas dan labu bulat diletakkan di bawah. Pelarut n-heksana dimasukkan

ke dalam labu bulat sebanyak 200 mL, selanjutnya dilakukan refluks selama 5

jam. Pelarut yang ada dalam labu didestilasi dan pelarut ditampung kembali. Labu

yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 105 oC hingga  

mencapai bobot yang tetap, kemudian didinginkan dalam desikator. Labu bersama

lemak di dalamnya ditimbang (c) dan bobot lemak dapat diketahui.

Keterangan : a = Bobot labu (g) b = Bobot sampel (g) c = Bobot labu + sampel tempe/kacang (g)

 3.4.4.3 Analisis Kadar Air (AOAC, 2005)

 

Cawan kosong dikeringkan dalam oven 105 ºC selama 15 menit,

didinginkan dalam desikator 10 menit kemudian ditimbang sebagai a g. Sampel

ditimbang sebanyak 5 gdidalam cawan sebagai b g. Sampel yang sudah dicawan

dikeringkan dalam oven 105 ºC selama 6 jam atau sampai diperoleh berat tetap.

Cawan yang sudah dingin, ditimbang kembali sebagai c g.

Page 40: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

25 

 

Keterangan: a= cawan kosong (g) b= cawan+sampel (g) c= cawan+sampel setelah dioven (g)

 3.4.4.4 Analisis Kadar Abu (AOAC, 2005)

 

Cawan kosong dikeringkan dalam oven 105 ºC selama 15 menit,

didinginkan dalam desikator 10 menit kemudian ditimbang sebagai a g. Sampel

ditimbang sebanyak 5 g di dalam cawan sebagai c g. Sampel yang sudah dicawan

dikeringkan dalam tanur 500- 600 ºC selama 3 jam atau sampai diperoleh berat

tetap. Cawan yang sudah dingin, ditimbang kembali sebagai b g.

 

  

Keterangan: a= cawan kosong (g)

b= cawan+sampel setelah ditanur (g) c= berat sampel

 

  

3.4.5 Analisis Fitokimia  

3.4.5.1 Pelarutan ekstrak tempe kacang hijau  

Ekstrak kacang hijau dan tempe kacang hijau sebanyak 2 g dilarutkan

dengan 10 mL metanol, sambil dikocok hingga homogen, sehingga didapatkan

larutan estrak kacang hijau dan tempe kacang hijau.

3.4.5.2 Pengujian saponin (Harborne, 2006)  

Larutan ekstrak kacang hijau dan tempe kacang hijau sebanyak 1 mL

dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan dengan akuades 5 mL. Tabung

reaksi yang berisi sampel dipanaskan didalam penangas air selama 5 menit.

Tabung dikocok kuat-kuat secara vertikal selama 10 detik. Pembentukan busa

Page 41: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

26 

 

setinggi 1-10 cm yang stabil selama tidak kurang dari 10 menit menunjukkan

adanya saponin.

3.4.5.3 Pengujian Flavonoid (Harborne, 2006)  

Larutan ekstrak kacang hijaudan tempe kacang hijau diambil sebanyak 1

mL dan dimasukan ke dalam tabung reaksi. Sampel ditambahkan sedikit serbuk

Mg dan 10 tetes HCl pekat kemudian dikocok atau diforteks.Sampel diamati

perubahannya, positif flavonoid jika timbul busa dan berwarna bening orange.

3.4.5.4 Pengujian Tanin dan Polifenol (Robinson, 1991)  

Larutan ekstrak kacang hijaudan tempe kacang hijau diambil sebanyak 1

mL dan dimasukan ke dalam tabung reaksi. Sampel ditambahkan 5 tetes larutan

FeCl3 1% (lampiran 16). Sampel mengandung tanin bila terjadi hitam kehijauan

dan positif polifenol jika berwarna biru tua.

3.4.5.5 Pengujian Steroid dan Triterpenoid (Harborne, 2006)  

Larutan ekstrak kacang hijaudan tempe kacang hijau diambil sebanyak 1

mL dan dimasukan ke dalam tabung reaksi. Sampel ditambahkan 5 tetes reagen

Libermen-Burchard (lampiran 17). Sampel positif mengandung triterpenoid jika

terbentuk cincin kecoklatan, merah atau violet, sedangkan sampel positif steroid

jika berwarna hijau.

3.4.5.6 Pengujian Alkaloid (Harborne, 2006)  

Larutanekstrak kacang hijaudan tempe kacang hijau diambil sebanyak 1

mL dan dimasukan ke dalam tabung reaksi. Sampel ditambahkan 1 mL kloroform

dan 1 tetes amonia. Fraksi kloroform diambil 0,5 mL HCl 2% ke dalam tabung.

Sampel difortex lalu diuji dengan ditambahkan 5 tetes pereaksi Wagner (lampiran

18). Sampel positif mengandung alkaloid jika terbentuk endapan coklat.

Page 42: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

27 

   

3.4.6 Uji Kandungan Fenolik Ekstrak Kacang Hijau dan Tempe Kacang Hijau (Pontis et al., 2014)

 

Ekstrak kacang hijau dan tempe kacang hijau ditimbang sebanyak 0,2 g

dan dilarutkan dalam 10 mL akuades, kemudian diaduk rata dan disaring. Larutan

ekstrak tempe kacang hijau diambil sebanyak 0,5 mL dan ditambahkan dengan

0,3 mL FolinCiocalteu, 2 mL Na2CO315% dan 2,2 mL akuades. Larutan

dihomogenkan dan diinkubasi selama 2 jam lalu diukur serapannya  

menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 750 nm.

Pengukuran dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Kandungan total fenolik

dinyatakan sebagai jumlah ekuivalen mg asam galat (GAE) per g sampel.

    

3.4.7 Uji Kandungan Flavonoid Ekstrak Kacang Hijau dan Tempe Kacang Hijau (Meda et al., 2005)

 

Ekstrak kacang hijau dan tempe kacang hijau diambil sebanyak 0,2 g

dilarutkan dalam10 mL metanol dan diaduk rata kemudian disaring. Larutan

tersebut dipipet sebanyak 5 mL dan ditambahkan pereaksi AlCl3 2% (b/v)

sebanyak 5 mL. Larutan dihomogenkan dan diinkubasi selama 10 menit lalu  

diukur serapannya pada panjang gelombang 415 nm. Kandungan flavonoid

dianggap sebagai jumlah ekivalen mg kuersetin (QE) dalam g sampel.

Page 43: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

 

 

BAB IV  

HASIL DAN PEMBAHASAN  

   

4.1 Tempe Kacang Hijau  

Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang dibuat dari biji

kedelai atau beberapa biji kacang-kacangan melalui proses fermentasi

menggunakan ragi tempe (SNI, 2015). Tempe kacang hijau dibuat dengan proses

fermentasi kacang hijau menggunakan ragi tempe. Pembuatan tempe kacang hijau

dipengaruhi oleh suhu, waktu, aerasi, dan konsentrasi ragi.

   

4.2 Karakteristik Tempe Variasi Konsentrasi Ragi pada Suhu Ruang  

Fermentasi kacang hijau dipengaruhi oleh suhu, menurut De Reu et al.

(1994) tercipta kondisi yang ideal pada proses fermentasi tempe harus

memperhatikan suhu. Kacang hijau difermentasi dengan ragi tempe variasi

konsentrasi ragi 0,2; 0,4; 0,8; dan 1% (b/b) difermentasi pada suhu ruang seperti

yang disajikan pada gambar 5. Tempe kacang hijau berbagai variasi konsentrasi

ragi dilihat karakter tempe berdasarkan SNI 3144:2015 dan diukur aktivitas

antioksidan.

                  

 28

Page 44: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

29 

 

 

A B  

 

C D  

Keterangan: A=Tempe dengan konsentrasi ragi 0,2% (b/b) B= Tempe dengan konsentrasi ragi 0,4% (b/b) C= Tempe dengan konsentrasi ragi 0,8% (b/b) D= Tempe dengan konsentrasi ragi 1% (b/b)

 Gambar 5. Karakteristik tempe kacang hijau variasi konsentrasi

 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kacang hijau yang difermentasi

memiliki kekompakan tekstur dan warna yang berbeda di setiap variasi

konsentrasi ragi. Tempe kacang hijau dengan konsentrasi ragi 0,2% (b/b) (Gambar

5A) memiliki tekstur yang paling mudah hancur dan pertumbuhan miselium yang

tidak terlalu banyak dibandingkan konsentrasi lainnya, sehingga berpengaruh

terhadap warna tempe. Aroma tempe yang dimiliki tempe tidak tercium aroma

ammonia. Tempe dengan konsentrasi ragi tempe 0,2% (b/b) tidak termasuk dalam

yang di standarkan SNI (SNI, 2015).

Page 45: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

30 

   

Tempe kacang hijau dengan konsentrasi ragi 0,4 dan 0,8% (b/b) termasuk

tempe yang sesuai dengan SNI. Pertumbuhan miselium pada kacang hijau yang

difermentasi dengan ragi 0,4 dan 0,8% (b/b) merata pada permukaan kacang hijau

sehingga warna kelihatan putih lebih jelas. Tempe kacang hijau memiliki tekstur

yang kompak, tetap utuh bila dipotong dan aroma khas tempe tanpa ada bau

ammonia (SNI, 2015).

Tempe dengan konsentrasi ragi 1% (b/b) memiliki tekstur tempe yang

kompak tetapi terdapat bercak hitam disudut pada (Gambar 5D), dikarenakan

konsentrasi ragi paling besar. Menurut Nurrahman et al., (2012), semakin besar

konsentrasi ragi yang digunakan pada saat fermentasi berpengaruh besar pada

tempe yang dihasilkan. Aroma yang dihasilkan pada tempe kacang hijau 1% (b/b)

sudah tercium aroma ammonia. Tempe kacang hijau 1% (b/b) tidak termasuk

tempe yang berstandarkan SNI. Aroma tempe yangdilepaskan dari setiap

konsentrasi ragi tempe yang ditambahkan berbeda. Aroma tempe yang khas

ditentukan oleh pertumbuhan kapang (Shurtleff and Aoyagi, 1979).

Pembusukan tempe biasanya ditandai oleh perubahan warna putih menjadi

hitam dan disertai munculnya aroma ammonia. Pembusukan terjadi akibat dari

akhir proses proteolitik mikroorganisme yang memecah protein dan komponen-

komponen nitrogen lainnya. Proses pembusukan menyebabkan bau busuk yang

tidak diinginkan, sedangkan mikroba lipolitik akan memecah atau menghidrolisis

lemak, fosfolipid dan turunannya yang menyebabkan bau tengik. (Winarno et al.,

1980).

Page 46: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

31 

 

Faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan miselium adalah jumlah

atau ukuran lubang kemasan aerasi yang secara langsung berkaitan dengan

penyediaan kebutuhan oksigen. Jumlah lubang yang semakin banyak maka

tumbuh kapang semakin cepat serta memicu terjadinya sporulasi (Frazier &

Westhoff, 1967). Ukuran kacang juga mempengaruhi pertumbuhan miselium

kapang. Ukuran kacang hijau lebih kecil dibandingkan kacang kedelai, diameter

kacang mempengaruhi proses fermentasi dan penetrasi kapang ke dalam kacang

yangmempengaruhi kualitas produk tempe (Radiati and Sumarto, 2016).

Konsentrasi terbaik ditentukan berdasarkan hasil aktivitas antikosidan yang

ditentukan berdasarkan nilai IC50 pada tempe kacang hijau. Tempe yang memiliki

aktivitas antioksidan terbaik adalah tempe dengan kosentrasi ragi 0,8% (b/b)

memiliki nilai IC50 188,15 ppm (Tabel 5).

 

  

4.3. Aktivitas Antioksidan Kacang Hijau dan Tempe Kacang Hijau  

Kacang hijau dan tempe kacang hijau yang dihasilkan dengan variasi

konsentrasi ragi tempe diekstrak dengan metanol dan ditentukan nilai aktivitas

antioksidan dengan metode scavenging radikal DPPH dan hasil aktivitas

antioksidan disajikan pada Tabel 5.

Page 47: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

32 

 

Tabel 5. Nilai aktivitas antioksidan kacang hijau dan tempe kacang hijau variasi konsentrasi ragi tempe.

 

Sampel Nilai IC50 (ppm) Kacang hijau 745,38Tempe kavang hijau a 627,90Tempe kacang hijau b 395,60Tempe kacang hijau c 188,15Tempe kacang hijau d 387,60

Vitamin C 3,77  

Keterangan: a= konsentrasi ragi tempe 0,2% (b/b) b= konsentrasi ragi tempe 0,4% (b/b) c= konsentrasi ragi tempe 0,8% (b/b) d= konsentrasi ragi tempe 1% (b/b)

 Hasil uji aktivitas antioksidan pada Tabel 5 diketahui bahwa nilai IC50

terendah terdapat pada ekstrak tempe kacang hijau konsentrasi 0,8% (b/b) yaitu

sebesar 188,15 ppm. Data tersebut menunjukkan bahwa ekstrak tempe kacang

hijau dengan konsentrasi ragi 0,8% (b/b) memiliki aktivitas antioksidan tertinggi.

Nilai aktivitas antioksidan yang dimiliki ekstrak tempe kacang hijau dikategorikan

aktivitas antioksidan yang lemah. Menurut Blois (2005) suatu senyawa dikatakan

sebagai antioksidan sangat kuat apabila nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat

apabila nilai IC50 bernilai 50-100 ppm, sedang apabila IC50 bernilai 100-150 ppm,

sedangkan apabila IC50 bernilai 151-200 ppm dikategorikan antioksidan lemah.

Fermentasi merupakan salah satu proses yang bisa menaikkan aktivitas  

antioksidan. Berdasarkan Tabel 5 semua ekstrak tempe kacang hijau dengan

berbagai variasi konsentrasi memiliki nilai aktivitas antioksidan lebih tinggi

dibandingkan dengan ekstrak kacang hijau, hal ini disebabkan karena dengan

bantuan fermentasi pada kacang hijau bisa menaikan nilai aktivitas antioksidan.

Menurut (Putri et al., 2013), selama prosesfermentasi kacang kedelai terdapat

bakteri B. subtilis menghasilkan enzim nattokinase yang juga dapat meningkatkan

Page 48: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

33 

 

aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan meningkat seiring dengan

meningkatnya kandungan total fenolik yang dimana flavonoid merupakan

komponen dari fenolik.

Sumber antioksidan terdapat pada vitamin C, fenolik, flavonoid (Meda et

al., 2005), protein dan karotenoid (Alvarez-Suarez et al., 2010). Vitamin C yang

bersifat antioksidan akan bereaksi dengan radikal superoksida, hidrogen

peroksida, maupun radikal tokoferol membentuk asam monodehidroaskorbat dan

atau asam dehidroaskorbat. Bentuk tereduksinya dapat diubah kembali menjadi

asam askorbat oleh enzim monodehidro askorbat reduktase dan dehidro askorbat

reduktase.

Berdasarkan hasil analisis aktivitas antioksidan dapat dipengaruhi oleh

proses fermentasi. Fermentasi dapat menaikkan aktivitas antioksidan, hal tersebut

terbukti dengan hasil IC50 yang dihasilkan pada penelitian ini. Tempe dengan

konsentrasi 0,8% memperoleh nilai yang paling bagus dibanding konsentrasi lain

pada pengukuran aktivitas antioksidan (Putri et al., 2013).

Menurut Istiani (2010) penambahan ragi pada fermentasi tempe bisa

meningkatkan aktivitas antioksidan karena terhidrolisisnya senyawa isoflavon

glukosida menjadi senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikon oleh enzim β-

glukosidase. Enzim ini selain terdapat di dalam biji kedelai dan koro pedang juga

dihasilkan oleh mikroorganisme selama proses fermentasi. Fermentasi kacang

hijau dengan ragi tempe konsentrasi ragi 1% (b/b) memiliki kenaikan nilai

aktivitas antioksidan dibanding tempe dengan konsentrasi ragi 0,8% (b/b), hal ini

kemungkinan disebabkan oleh reaksi lebih lanjut senyawa isoflavon menjadi

senyawa lain yang aktivitasnya belum diketahui (Istiani, 2010).

Page 49: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

34 

   

4.4 Hasil Uji Proksimat Kacang Hijau dan Tempe Kacang Hijau  

Hasil uji proksimat kacang hijau dan tempe kacang hijau dengan

konsentrasi fermentasi terbaik (konsentrasi ragi 0,8%) disajikan pada Tabel 6.

Kadar air pada tempe sesuai dengan kriteria mutu syarat SNI 3144-2015, tetapi

kandungan abu tempe memiliki nilai yang tidak sesuai dengan batas maksimal

1,5%. Kadar lemak tempe yang tidak sesuai batas minimal lemak sebesar7% dan

kadar protein yang tidak sesuai batas minimal 15%. Analisis proksimat berperan

penting dalam penentuan kualitas makanan dan sering menjadi dasar penetapan

nilai gizi serta penerimaan konsumen secara keseluruhan (Shaheen et al., 2012).

 

Tabel 6. Hasil uji proksimat kacang hijau dan tempe kacang hijau (%,b/b) Parameter (%) Kacang hijau Tempe kacang hijau (*)

  

Kadar Air 2,78 58,89 Kadar Abu 13,55 1,52 Kadar Lemak 1,89 0,78 Kadar Protein 15,38 8,98

Keterangan: *Tempe dengan konsentrasi ragi 0,8% (b/b)  

 Kadar Air

 Kadar air yang dimiliki kacang hijau dan tempe kacang hijau sebesar 2,78

dan 58,89% (Tabel 6). Proses fermentasi pembuatan tempe dapat menaikkan

kadar air. Kacang hijau mengalami hidrasi (penyerapan air) pada saat

perendaman dan perebusan. Kacang dapat menyerap air dan berdifusi dalam

dinding sel sehingga berat pada kacang bertambah. Steinkraus, (1995)

menyatakan bahwa peningkatan kadar air tempe dihasilkan dari pemecahan

karbohidrat oleh mikroba dan seiring bertambahnya lama waktu fermentasi maka

kadar air dalam kacang hijau akan semakin meningkat pula.

Page 50: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

35 

 

Antarlina et al., (2003) menyatakan bahwa perlakuan thawing setelah

penyimpanan beku tempe merupakan penyebab meningkatnya kadar air pada

tempe. Kadar air meningkat disebabkan oleh molekul air terserap ke dalam

tempe. Kadar air tempe kacang hijau yang dihasilkan pada penelitian ini

diperoleh sebesar 58,89%. Nilai tersebut memenuhi standar kadar air yang

disyaratkan untuk tempe pada SNI No. 3144 2015 yaitu maksimal senilai 65%

(SNI, 2015). Kadar air yang terlalu tinggi dikhawatirkan dapat mempercepat

kerusakan dan pembusukan pada tempe,sehingga menyebabkan daya tahan

menjadi rendah (Winarno, 1997).

Kadar Abu  

Nilai kadar abu kacang hijau dan tempe kacang hijau masing-masing

sebesar 13,55 dan 1,52%. Kadar abu pada kacang hijau mengalami penurunan

setelah menjadi tempe kacang hijau, disebabkan adanya proses perendaman

dengan akuades dan cuka pada pembuatan tempe kacang hijau. Kadar abutempe

kacang hijau diketahui mendekati syarat mutu tempe dimana kadar abu maksimal

adalah sebesar 1,50%, sedangkan kadar abu pada tempe sebesar 1,52%.

Pengukuran kadar abu bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan mineral

yang terdapat dalam suatu bahan (Sudarmadji et al., 1989). Kacang hijau

diketahui kaya akan kandungan mineral seperti kalium, fosfor, natrium, dan

magnesium (USDA, 2018).

Kadar Lemak  

Bintang (2010) menyatakan penentuan kadar lemak dengan cara ektraksi

menggunakan soxhlet merupakan metode ekstraksi kering. Pelarut yang

dipanaskan dalam labu akan menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke

Page 51: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

36 

 

dalam kondensor dan akan turun mengenai sampel padatan. Sampel padatan yang

terkena uap akan terekstraksi lipidnya dan terkumpul dalam labu soxhlet.

Hasil analisis kadar lemak kacang hijau dan tempe kacang hijau sebesar

1,89 dan 0,78%. Hasil yang didapatkan berbeda dengan kadar lemak kacang hijau

yang diperoleh (Zein, 2018) yaitu sebesar 2,54%. Kadar lemak tempe kacang

hijau mengalami penurunan dibandingkan dengan kacang hijau. Kadar lemak

mengalami penurunan pada tempe kacang hijau disebabkan oleh adanya aktivitas

enzim lipase dari kapang yang menghidrolisis lemak (trigliserida) menjadi asam

lemak bebas dan gliserol (Septiani et al., 2004). Kadar lemak yang tinggi pada

bahan makan merupakan hal yang harus diperhatikan agar tidak menyebabkan

ketengikan pada produk akhir (Fitri, E dan Isworo, 2014).

Kadar Protein  

Pengujian kadar protein bertujuan untuk mengetahui jumlah kandungan

protein total dalam suatu sampel (Bintang, 2010). Pengujian kadar protein

penelitian ini menggunakan metode Kjeldahl. Penentuan nilai kadar protein

didapatkan bahwa kadar protein pada kacang hijau sebesar 15,38% dan pada

tempe kacang hijau sebesar 8,98%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Windrati et al., (2014) menyatakan bahwa proses fermentasi berpengaruh secara

signifikan pada kadar protein.

Kadar protein mengalami penurunan pada kacang hijau dan tempe kacang

hijau. Penurunan kadar protein tempe selalu terjadi. Tempe kedelai terjadi

penurunan yang sangat signifikan antara kadar protein kedelai dan tempe kedelai.

Kedelai nilai kadar protein sebesar 40,4% dan ketika dijadikan tempe hanya

sebesar 20,8% (SNI, 2012). Penurunan terjadi karena adanya aktivitas Rhizopus

Page 52: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

37 

 

sp selama proses fermentasi. Rhizopus sp membutuhkan asupan nitrogen agar

tetap hidup dan menggunakan gugus amina pada protein sebagai sumber nitrogen

bagi mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Frenky et al., (2012) menunjukkan hasil

kadar protein yang menurun dari kacang kedelai menjadi tempe kacang kedelai.

Pada kacang kedelai lokal dan impor masing-masing memiliki kadar protein 32,68

dan 31,47%. Proses fermentasi membuat nilai kadar proteinnya mengalami

penurunan dari 16,15 menjadi 15,16%.

   

4.5 Hasil Uji Fitokimia  

Menurut Patil et al., (2013), tanaman mempunyai kemampuan untuk

memproduksi berbagai macam metabolit sekunder seperti saponin, tanin, fenol,

triterpenoid dan fitosterol. Ekstrak kacang hijau dan ekstrak tempe kacang hijau

mengandung beberapa metabolit sekunder. Hasil uji fitokimia ekstrak kacang

hijau dan ekstrak tempe kacang hijau disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil pengujian fitokimia kacang hijau dan tempe kacang hijau Uji senyawa metabolit sekunder

Ekstrak kacang hijau Ekstrak tempe kacang hijau (*)

Alkaloid - - Flavonoid + + Triterpenoid + + Steroid - - Tanin - - Polifenol - + Saponin + +

 Keterangan: * Tempe dengan konsentrasi ragi 0,8% (b/b)

   

Data pada Tabel 7 hasil uji fitokimia dari ekstrak kacang hijau dan ekstrak

tempe kacang hijau dimana tidak ada perbedaan antara kacang hijau dan tempe

Page 53: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

38 

 

kacang hijau. Ekstrak kacang hijau dan tempe kacang hijau mengandung

flavonoid, triterpenoid, dan saponin. Senyawa polifenol terindentifikasi positif

pada ekstrak tempe kacang hijau, namun tidak terdeteksi pada ekstrak kacang

hijau (Tabel 7). Golongan komponen kimia tersebut merupakan senyawa

metabolit sekunder yang beberapa diantaranya mempunyai aktivitas biologi.

Fenolik dilaporkan sebagai agen antioksidan (Wojdylo et al., 2007).

Flavonoid diketahui mempunyai aktivitas antiproliferatif terhadap sel

kanker (Manthey and Najla, 2002), flavonoid juga dapat melindungi membran

lipid dari oksidasi (Chantal et al., 2002). Golongan senyawa saponin memiliki

potensial sebagai pengobatan hiperglikemia. Saponin digunakan sebagai senyawa

antidiabetes dan hipo kolesterolemik (Shah and Hossain, 2014). Golongan

senyawa terpenoid sangat berperan penting dalam menyembuhkan bekas luka

(Nayak et al., 2007).

   

4.6 Kadar Senyawa Fenolik dan Flavonoid  

Aktivitas antioksidan pada ekstrak tempe kacang hijau diduga karena

komponen-komponen antioksidan pada kacang hijau seperti senyawa fenolik, dan

flavonoid yang sudah terukur pada ekstrak tempe kacang hijau. Menurut Wojdylo

et al., (2007), senyawa antioksidan alami pada tumbuhan umumnya adalah

senyawa fenolik dan turunannya seperti flavonoid, turunan asam sinamat dan

asam-asam organik polifungsional. Ekstrak tempe kacang hijau dengan

konsentrasi 0,8% memiliki kadar total fenolik dan total flavonoid, seperti pada

tabel dibawah ini.

Page 54: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

39 

 

Tabel 8. Kadar total fenolik dan flavonoid ekstrak kacang hijau dan tempe kacang hijau

Sampel Total fenolik (mg GAE/g)

Total flavonoid (mgQE/g)

Ekstrak kacang hijau 2,54 0,16 Ekstrak tempe kacang hijau* 45,05 0,20

Keterangan: *konsentrasi ragi tempe konsentrasi 0,8% (b/b)  

Berdasarkan tabel 8 terdapat perbedaan kadar total fenolik dan flavonoid.

Ekstrak kacang hijau memiliki nilai kadar total fenolik dan flavonoid lebih kecil

dibandingkan ekstrak tempe kacang hijau. Kadar total fenolik ekstrak kacang

hijau dan ekstrak tempe kacang hijau sebesar 2,54 dan 45,05 mg GAE/gserta

nilai kadar total flavonoid 0,16 dan 0,20 mg QE/g. Kenaikan nilai total fenolik

dan flavonoid pada kedua sampel dipengaruhi karena proses fermentasi pada

kacang hijau dan kenaikan nilai total fenolik serta total flavonoid berbanding

lurus dengan hasil aktivitas antioksidan yang didapat (Putri et al., 2013).

Peningkatan total fenolik dan flavonoid dapat dipengaruhi karena adanya proses

fermentasi pada kacang hijau oleh ragi tempe. Nilai total fenolik dan flavonoid

mengalami kenaikan dikarenakan terhidrolisisnya senyawa fenolik dan flavonoid

pada tumbuhan dengan bantuan fermentasi oleh ragi tempe (Verni et al., 2019).

Pengukuran total fenolik pada penelitian ini menggunakan metode Folin-

Ciocalteu. Metode Folin-Ciocalteu memperkirakan bahwa kandungan total

fenolik yang terukur merupakan senyawa fenolik dari golongan flavonoid

(Benvenuti et al., 2004). Total fenolik sampel dinyatakan sebagai mg asam galat

ekivalen/gram (mg GAE/g) yaitu jumlah kesetaraan miligram asam galat. Asam

galat digunakan sebagai standar disebabkan karena asam galat memiliki gugus

hidroksil dan ikatan rangkap terkonjugasi pada masing-masing cincin benzena

Page 55: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

40 

 

sehingga senyawa ini mudah bereaksi membentuk kompleks dengan reagen

Folin-Ciocalteu serta merupakan unit penyusun senyawa fenolik (Tiitto, 1985).

Senyawa-senyawa fenolik bersifat aktivitas antioksidan karena berperan

sebagai agen pereduksi, pemberi hidrogen, pereda oksigen singlet, dan juga

sebagai pengkelat logam yang potensial (Villano et al., 2007). Senyawa fenolik

sebagai antioksidan karena kemampuannya meredam radikal bebas dan radikal

peroksida (Chen et al., 1995). Gugus hidroksil dalam senyawa fenolik dapat

berfungsi sebagai penyumbang atom hidrogen ketika bereaksi dengan senyawa

radikal melalui mekanisme transfer elektron sehingga proses oksidasi dihambat.

Kadar total flavonoid ekstrakkacang hijau dan tempe kacang hijau 0,8%

mengandung nilai sebesar 0,16 dan 0,20 mg QE/g, hal ini disebabkan karena nilai

IC50 pada ekstrak tempe kacang hijau dan kandungan total fenolik yang

didapatkan. Flavonoid bertindak sebagai antioksidan dikarenakan memiliki gugus

hidroksil yang dapat mendonorkan atom hidrogen kepada senyawa radikal bebas

dan menstabilkan seyawa oksigen reaktif (ROS) serta memiliki gugus keton

hidroksil yang dapat bertindak sebagai pengkelat logam yang menjadi katalisis

pada peroksidasi lipid (Rezaeizadeh et al., 2011).

Posisi meta pada struktur flavonoid (5,7-dihidroksil pada cincin A)

menunjukkan kemampuan untuk berperan sebagai donor ion hidrogen sehingga

terbentuk senyawa radikal yang kurang reaktif (Oteiza et al., 2005), sedangkan

gugus 3’-4’-dihidroksil pada cincin B (Gambar 6) senyawa flavonoid berperan

sebagai scavenger senyawa ROS (Pokorny et al., 2001).

Page 56: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

41 

 

 

Gambar 6. Struktur senyawa flavonoid (kuersetin)     

Flavonoid adalah antioksidan eksogen yang terbukti bermanfaat dalam

mencegah kerusakan sel akibat stres oksidatif. Flavonoid mempunyai mekanisme

kerja sebagai antioksidan bisa secara langsung maupun tidak langsung. Flavonoid

sebagai antioksidan secara langsung adalah dengan mendonorkan ion hidrogen

sehingga dapat menetralisir efektoksik dari radikal bebas (Gambar7).

 

 Gambar 7. Mekanisme antioksidan oleh flavonoid (Amic et al., 2007)

Page 57: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

42 

 

Mekanisme kerja senyawa flavonoid sebagai antioksidan disebabkan

karena struktur atau konfigurasi dalam struktur molekul flavonoid berfungs

isebagai donor hidrogen pada radikal yang terbentuk (RO∙) sehingga dihasilkan

ROH dan senyawa flavonoid yang memiliki radikal bebas. Senyawa flavonoid

radikal ini tidak reaktif karena telah distabilkan oleh resonansi dalam senyawa

flavonoid itu sendiri (Wanasundara et al., 2005).

Page 58: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

43 

 

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan  

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai

beikut:

1. Konsentrasi ragi tempe mempengaruhi karakter tempe kacang hijau yaitu

tempe dengan konsentrasi 0,4 dan 0,8% (b/b) sesuai SNI No. 3144: 2015.

2. Konsentrasi ragi tempe mempengaruhi nilai aktivitas antioksidan yaitu

tempe kacang hijau dengan konsentrasi 0,8% (b/b) memiliki nilai terkecil

188,15 ppm.

3. Nilai kadar total fenolik dan flavonoid meningkat, dari 2,54 – 45,05 mg

GAE/g untuk total fenolik dan 0,16 – 0,20 mg QE/ g untuk total flavonoid.

5.2 Saran  

Penelitian ini belum sempurna, maka dari itu peneliti memberikan saran aktivitas

antioksidan yang terdapat pada tempe kacang hijau yaitu berasal dari senyawa

metabolit sekunder, perlu diteliti lebih lanjut peran protein yang bersifat sebagai

antioksidan dengan mengisolasi protein dan mengubah inokulum lain pada proses

fermentasi.

Page 59: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

 

   

DAFTAR PUSTAKA     

Alexopoulos, C.J Mims, C. . (1979). Introductory Mycology (3rd ed.). John Wiley and Sons, Inc.

 Alrasyid, H. (2007). Peranan Isoflavon Tempe Kedelai, Fokus pada Obesitas dan

Komorbil. Majalah Kedokteran Nusantara.  

Alvarez-Suarez, .J.M., Tulipani, S., Diaz, D., Estevez, Y., Romandini, S., Giamieri, F., Damiani, E., Astolfi, P., Bompadre, S., Battino, M. (2010). Antioxidant and Antimicrobial Capacity of Several Monofloral Cuban Honeys and Their Correlation with Color, Polyphenol and Other Chemical Compound. Food and Chemical Compounds, (48), 2490–2499.

 Ambarwati, G. (2017). Pengaruh Konsentrasi Penambahan Saccharomyces

Cerevisiae Terhadap Perubahan Kandungan Kimia Pada Tempe. Universitas Lampung.

 Amic, D., D. Davidovic-Amic., D.Beslo., V. Rastija., B. Lucic., N. T. (2007).

SAR AND QSAR of the Antioxidant Activity of Flavonoids. Current Medicinal Chemistry, (14), 827–845.

 Antarlina, S., Ginting, E., Utomo, J. (2003). Kualitas Tempe Kedelai Unggul

Selama Penyimpanan Beku. Kualitas Tempe Kedelai Unggul Selama Penyimpanan Beku, 2(22), 106–113.

 AOAC. (2005). Official Methods of Analysis ((B. F. Sta). Washington:

Association of Official Analytical Chemists.  

Astawan. (2009). Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji - Bijian (1st ed.). Jakarta: Penebar Swadaya.

Badan Standardisasi Nasional Indonesia. (2015). SNI Tempe kedelai, 1–26.

Benvenuti, S., Pellati, F., Melegari, M., Bertelli, D. (2004). Polyphenols, anthocyanins, ascorbic acid, and radical scavenging activity of Rubus, Ribes, and Aronta. Journal of Food Science, (164–169), 164–169. https://doi.org/10.1111/j.1365-2621.2004.tb13352.x

 Bintang, M. (2010). Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga.

 Blois, M. (2005). Antioxidant Determination By The Use of A Stable Free

Radical. Journal Nature, 181(4617), 1199–1200.     

44

Page 60: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

45 

       

Champ, M. M. (2002). Non-nutrient bioactive substances of pulses. The British Journal of Nutrition, 3(88), 307–319.

Chantal, G.M., Heijnen, R.M.M., R. Minou.O., Eva, M.S., Aalt, B. (2002). Protection of Flavonoids Against Lipid Peroxidation. The Structure Activity Relationship Revisited. Research Article, 5(36), 575–581. https://doi.org/10.1080/10715760290025951

 Chen, H.M.K., Muramoto., F. Y. (1995). Structural Analysis of Antioxidative Peptides

from Soybean β-Conglycinin. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 43(3), 574–578. https://doi.org/10.1021/jf00051a004

 Cholisoh, Z. (2008). Aktivitas Penangkap Radikal Ekstrak Etanol 70% Biji Jengkol

(Archidendron jiringa). Jurnal Fakultas Farmasi.  De Freitas, A. C., Escaramboni, B., Carvalho, A. F. A., De Lima, V. M. G., & De Oliva-

Neto, P. (2014). Production and application of amylases of Rhizopus oryzae and Rhizopus microsporus var. oligosporus from industrial waste in acquisition of glucose. Chemical Papers, 68(4), 442–450. https://doi.org/10.2478/s11696-013- 0466-x

 De Reu, J.C., Ramdaras. D., Rombouts F.M. dan Nout, M. J. R. (1994). Changes in

Soya Bean Lipids During Tempe Fermentation. Journal of Food Chemistry, 50, 171–175.

 Dinkes. (2007). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.  Ekafitri, R., Isworo, R. (2014). Pemanfaatan Kacang-Kacangan sebagai Bahan Baku

Sumber Protein Untuk Pangan Darurat, 134–144.  Frazier, W. C., Westhoff, D. C. (1967). Food Microbiology. New York: Mc Graw-Hill

Book Company.  Frenky, A. P. L. D. S. P. (2012). Kadar Air , Abu , Protein dan Karbohidrat Pada

Tahapan Pembuatan Tempe. Salatiga.  Harborne, J. (2006). Metode Fitokimia. In K. and S. Padwawinata (Ed.) (2nd ed.).

Bandung: ITB.  Heim, K, E., Tagliaferro, B. (2002). Flavonoid antioxidant: Chemistry, Metabolism and

Structure Activity Relationships. Journal of Nutritional Biochemistry, 10(13), 572– 584. https://doi.org/584. http://dx.doi.org/10.1016/S0955-2863(02)00208-5

Page 61: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

46 

      

Hidayat, N., Padaga, C., Suhartini, S. (2006). mikrobiologi industri. yogyakarta: penerbit Andi.

 Istiani, Y. (2010). Karakterisasi Senyawa Bioaktif Isoflavon dan Uji Aktivitas

Antioksidan dari Ekstrak Etanol Tempe Berbahan Baku Koro Pedang (Canavalia ensiformis). Universitas Sebelas Maret.

 Jay, J., Loessner, M., Golden, D. (2005). Modern Food Microbiology (7th ed.). USA:

Springer Science and Business Media.  Jay, J., Loessner, M., Golden, D. (2005). Modern Food Microbiology (7th ed.). USA:

Springer Science and Business Media.  Kochar, S. B. R. (1990). Antioxidants: Detection, Estimation, and Evaluation of

Antioxidants in Food System. UK: University of Reading.  Kudre, T. G., Kishimura, H. (2013). Comparative study on chemical compositions and

properties of protein isolates from mung bean , black bean and bambara groundnut, (August 2012). https://doi.org/10.1002/jsfa.6052

 Kumalaningsih, S. (2006). Antioksidan Alami Penangkal Radikal Bebas, Sumber

manfaat, Cara Penyediaan, dan Pengolahan. Surabaya: Trubus Agrisarana.  Lim, T. K. (2012). Vigna radiata. In Edible Medicinal And Non-Medicinal Plants.

Fruits, 2, 951–959. Retrieved from https://doi.org/10.1007/978-94-007-1764- 0_100%0A%0A

 Madigan, M., Martinko, J. (2006). Brock Biology of Microorganisms. new jersey:

pearson prentice hall.  Manthey, J.A., Najla, G. (2002). Antiproliferative Activities of Citrus Flavonoids

Against Six Human Cell Cancer Line. Journal Agriculture Food Chemistry, 50(21), 5837–5843.

 Marinova, D., Ribarovadan, F. A. M. (2005). Total Phenolics and Total Flavonoids in

Bulgarian Fruits and Vegetable. Journal Univ Chem Technol Metal, (40).  Maryam, S. (2015). Potensi Tempe Kacang Hijau (Vigna Radiata L) Hasil Fermentasi

Menggunakan Inokulum Tradisional Sebagai Pangan Fungsional. JST (Jurnal Sains Dan Teknologi), 4(2), 635–641. https://doi.org/10.23887/jst- undiksha.v4i2.6055

Page 62: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

47 

   

Meda, A., Lamien, C.E., Romito, M., Millogo, J., Nacoulma, O. (2005). Determination of the total phenolic, flavonoid and proline contents in Burkina Faso honeys as well as theor radical scavenging activity. Journal Of Food Chemistry, (91), 571– 577.

 Molyneux, P. (2004). The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH)

for estimating antioxidant activity. Songklanakarin Journal of Science and Technology, 26(2), 211–219.

 Nayak, B.S., Raju, S.S., Orette, F.A., Rao, A. V. (2007). Effect of Hibiscus rosa sinensis

L (Malvaceae) on Wound Healing Activity: A preclinical Study in Sprague Dawley Rat. International Journal Low ExtremWounds, 2(6), 76–81.

 Ngili, Y. (2013). Biokimia Dasar. Bandung: Rekayasa Sains.  Nurrahman, Astuti, M., Suparmo, Soesatyo, M. H. (2012). The Mold Growth ,

Organoleptic Properties and Antioxidant Activities of Black Soybean Tempe Fermented by. Agritech, 32(1), 60–65.

Oteiza, P.I., A.G, Erlejman., S.V, Verstaeten., C.L, Keen., C.G, F. (2005). Flavonoid- membrane interactions: A Protective role of Flavonoids at the membrane surface? Clin and Dev Immunol, 12(1), 19–25. https://doi.org/10.1080/10446670410001722168

 Pande, R., Mishra, H. N. (2013). Effect of Fluidized Bed Heat Treatment on Insect

Mortality , Proximate Composition and Antinutritional Content of Stored. Journal of Food Chemistry and Nutrition, 1(2), 94–99.

 Patil, D.T., KD, Gurav., AS, Kadam., SV, Thite., RB, Thoke., BA, K. (2013).

Qualitative analysis of secondary metabolites from some filicales members. International Journal of Reseacrch in Pharmacy and Chemistry, 3(2).

 Pokorny, J., N, Yanishlieva, M. G. (2001). Antioxidant in Food. USA: CRC Press Boca

Raton.  Pontis, J.E., Costa, L.A.M.A., Silva, S.J.R., Flach, A. (2014). Color, phenolic and

flavonoid content, and antioxidant acivity of honey from Roraima, Brazil. Journal Of Food Science and Technology, 34(1), 69–73.

 Prakash, A., Rigelhof, F., Miller, E. (2001). Antioxidant Activity. Medalliaon

Laboratories Analitical Progress.  Pratap, A., Kumar, J. (2011). Biology and Breeding of Food Legumes. London: CAB

International.

Page 63: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

48 

   

Pratt, D.E. Hudson, B. . (1990). Natural Antioxidant not Exploited Comercially. London: Elsevier A. Science (Food Antio).

 Purwaningsih, I., Wignyanto, S. (2008). Uji Coba Penggunaan Inokulum Tempe dari

Kapang Rhizopus Oryzae dengan Substrat Tepung Beras dan Ubi Kayu pada Unit Produksi Tempe Sanan Kodya Malan. Teknologi Pertanian, 9, 30–39.

 Purwono, H. R. (2005). Kacang Hijau. Jakarta: Penebar Swadaya.  Putri, Y.E.K., Susilowati Lestari, S. R. (2013). Pengaruh Natto Kedelai Hitam (Glycine

soja L.) Terhadap Kadar Malondialdehid (Mda) Hepar Mencit yang Diinduksi Diet Tinggi Lemak. Universitas Malang.

 Radiati, A., and Sumarto. (2016). Analisis Sifat Fisik, Sifat Organoleptik, dan

Kandungan Gizi pada Produk Tempe dari Kacang Non-Kedelai. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 1(5), 16–22.

 Rezaeizadeh, A., Zuki, A.B.Z., M, Abdollahi, Goh, Y.M., Noordin, M.M., Hamid, M.,

dan Azmi, T, I. (2011). Determination of Antioxidant Activity in Methanolic And Chloroformic Extract of Momordica charantia. African Journal of Biotechnology, 10(24), 4932–4940.

Robinson, T. (1991). Kandungan Senyawa Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB.

Rukmana, R. (1997). Kacang Hijau Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius.

Septiani, Y., Purwoko, T., Pangastuti, A. (2004). Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe. Bioteknologi, 1(2), 48–53. Retrieved from https://doi.org/10.13057/biotek/c010204

 Shah, MD., Hossain, M. (2014). Total flavonoids content and biochemichal screening of

the leaves of tropical endemic medicinal plant Merremia borneensis. Arab Journal Chemistry, (7), 1034–1038. https://doi.org/10.1016/j.arabjc.2010.12.033

 Shaheen, S., Harun, N., Khan, F., Hussain, R. A., Ramzan, S., Rani, S., Zafar, M.

(2012). Comparative Nutritional Analysis between Vigna radiata and Vigna mungo of Pakistan. . . African Journal of Biotechnology, 25(11), 6694– 6702. Retrieved from https://doi.org/10.5897/AJB11.3496

Shurtleff, W., Aoyagi, A. (1979). The Book of Tempe. New York: Harper and Row.

SNI. (2012). Tempe Persembahan Indonesia Untuk Dunia. Jakarta: Badan Standarsisasi Nasional.

 SNI. (2015). Tempe Kedelai. Jakarta: BSN.

Page 64: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

49 

   

Steinkraus, K. (1995). Handbook of Indigenous Fermented Foods, revised and expanded. CRC Press.

 Sudarmadji, S., Bambang, H., S. (1989). Prosedur Analisa Bahan Makanan dan

Pertanian. Yogyakarta: Liberty.  Suprihatin. (2010). teknologi fermentasi. semarang: UNESA Press.  Susilowati. A, Aspiyanto, H. M. Y. M. (2007). Differences In Process Scale On

Preparation Of Vegetable Broth Of Mung Beans (Phaseolus radiatus L.) Through Brine Fermentation Using Inoculum Of Rhizopus-C1. Fak. MIPA Universitas Gadjah Mada.

 Tiitto, J. (1985). Phenolics Constituens in Leaves of Nothern Willow: Methods for The

Analysis of Certain Phenolics. Journal Agric Food Chemistry, (33), 213–217.  USDA. (2018). Nutrient Database for Standard Reference of Mung Bean. Retrieved

from https://ndb.nal.usda.gov/ndb/nutrients/index%0A%0A  Verni, S., Verardo, V., Rizzello, C.G. (2019). Review How Fermantation Affects the

Antioxidant Properties of Cereals and Legumes. 362(8), Retrieved from https://doi.org/10.3390/foods8090362.

 Villano, P.R., Dvaranauskaite, A., Labokas, J. (2007). Radical scavenging activity nd

composition of raspberry (Rubus idaeus) leaves from different location in Lithuania. Fitoterapia, 78(2), 162–165.

 Wanasundara, P. K. J. P. D Shahidi, F. (2005). Bailey’s Industrial Oil and Fat Products,

Sixth Edition, Six Volume. Saskatoon, Saskatchewan, Canada: John Wiley and Sons, Inc.

 Wardiah, Samingan, Putri. A. (2016). Uji Preferensi Tempe Kacang Tunggak Yang

Difermentasi Dengan Berbagai Jenis Ragi. Journal Agroindustri, 6(1), 34-41  Waspadji, S. (2003). Indeks glikemik berbagai makanan Indonesia : hasil penelitian.

Jakarta: FK-UI.  Winarno, F. G., Fardiaz, S., Fardiaz, D. (1980). Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Winarno, F. G. (1997). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Windrati, Wiwik siti, B. H. N. D. (2014). Pengembangan Teknologi Pangan Berbasis Koro-Koroan Bahan Pangan Alternatif Pensubtitusi Kedelai. Jember: Universitas Jember.

Page 65: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

50 

   

Wojdylo, A., Oszmianski, J., Czemerys, R. (2007). Antioxidant activity and phenolic compounds in 32 selected herbs. Journal of Food Chemistry, (105), 940–949.

 Wu, D. Cederbaum, W. (2004). Alcohol, oxidative, stress, and free radical damage,

4(27), 27–84.  Xu BJ, C. (2007). A Comparative Study on Phenolic Profils and Antioxidant of Legums

as Affected by Extraction Solvent. Journal Food and Chemistry, 72, 159–166.  Zein, Z. (2018). Aktivitas Inhibitor Angiotensin Converting Enzyme (ACE) dan

Karakteristik Sensorik Bakpia Berbaris Tempe Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Universitas Islam Negeri Jakarta.

Page 66: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

51 

% I

nh

ibis

i

 

     

LAMPIRAN  

   

Lampiran 1. Aktivitas antioksidan kacang hijau  

Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisi

Blanko 0,176  

62,5 0,161 8,522727

125 0,152 13,63636

250 0,144 18,18182

500 0,113 35,79545

1000 0,061 65,34091  

70  

60 y = 0.0606x + 4.8295 50 R² = 0.9976 40

 

30 Series1  

20 Linear (Series1)  

10  

0 0 200 400 600 800 1000 1200

Konsentrasi larutan standar (ppm)   

Contoh perhitungan % inhibisi:  Konsentrasi 62,5 = absorbansi blanko – absorbansi konsentrasi 62,5 x 100%

absorbansi blanko  

= 0,176 – 0,161 x 100% 0,176

= 8,52%  Perhitungan IC50 = (50-4,8295)/0,0606  

= 745,38 ppm

Page 67: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

52 

% I

nh

ibis

i

 

     

Lampiran 2. Aktivitas antioksidan vitamin C (pembanding)  

Konsentrasi (ppm) Absorbansi % Inhibisiblanko 0,267  

0,25 0,247 7,4906367

0,5 0,226 15,3558051 0,180 32,58427 2 0,086 67,790262

4 95,505618 95,505618   

 120 

 

100  

80 

  

y = 23.732x + 6.96 R² = 0.952

 

60 Series1

40  Linear (Series1)

20  

0  1  2  3  4  5 

Konsentrasi larutan standar (ppm)   

Contoh perhitungan % inhibisi:  Konsentrasi 0,25 = absorbansi blanko – absorbansi konsentrasi 0,25 x 100%

absorbansi blanko  

= 0,267 – 0,247 x 100% 0,267

= 7,49%  Perhitungan IC50 = (50-23,732)/6,96  

= 3,77ppm

Page 68: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

53 

% I

nhib

isi

   

Lampiran 3. Aktivitas antioksidan tempe kacang hijau konsentrasi 0,2%  

Konsentrasi (ppm) Absobansi % Inhibisi  

  

Blanko

  

0,158

 

31,25 0,141 10,7594962,5 0,136 13,92405125 0,122 22,78481250 0,097 38,60759

500 0,055 65,18987   

 140

 

120  

100  

80  

60  

40  

20  

0

 

              0 200 400 600 800 1000 1200

Konsentrasi larutan standar (ppm)

 

y = 0.1169x + 7.5949 R² = 0.9973

 

    

Series1  

Linear (Series1)

  

Contoh perhitungan % inhibisi:  

Konsentrasi 62,5 = absorbansi blanko – absorbansi konsentrasi 62,5 x 100% absorbansi blanko

 = 0,158– 0,136 x 100%

0,158 = 13,92%

 Perhitungan IC50 = (50-0,7106)/0,0785

 = 627,90 ppm

Page 69: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

54 

% I

nh

ibis

i

   

Lampiran 4. Aktivitas antioksidan tempe kacang hijau konsentrasi 0,4%  

Konsentrasi (ppm) Absobansi % Inhibisi  

Blanko  

0,122  

31,25 0,115 5,73770562,5 0,107 12,29508125 0,101 17,21311250 0,084 31,14754

500 0,045 63,11475  

  

140  

120  

100  

80  

60  

40  

20  

0

  

y = 0.1194x + 2.7664 R² = 0.9963

   

Series1  

Linear (Series1)     0 200 400 600 800 1000 1200

Konsentrasi larutan standar (ppm)   

Contoh perhitungan % inhibisi:  

Konsentrasi 62,5 = absorbansi blanko – absorbansi konsentrasi 62,5 x 100% absorbansi blanko

 = 0,122 – 0,107 x 100%

0,122 = 12,30%

 Perhitungan IC50 = (50-2,7664)/0,1194

 = 395,60 ppm

Page 70: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

55 

Abs

orb

ansi

   

Lampiran 5. Aktivitas antioksidan tempe kacang hijau konsentrasi 0,8%  

Konsentrasi (ppm) Absobansi % Inhibisi  

 

blanko

 

 

0,341  

31,25 0,212 37,8299162,5 0,210 38,41642125 0,188 44,86804250 0,147 56,8915

500 0,088 74,19355  

  

80  

70  

60  

50  

40  

30  

20  

10  

0 0 100 200 300 400 500 600

Konsentrasi larutan standar (ppm)

   

y = 0.0802x + 34.91 R² = 0.9927

 

  

Series1  

Linear (Series1)

  

Contoh perhitungan % inhibisi:  

Konsentrasi 62,5 = absorbansi blanko – absorbansi konsentrasi 62,5 x 100% absorbansi blanko

 = 0,341 – 0,210 x 100%

0,341  

= 38,41%  

Perhitungan IC50 = (50-34,91)/0,0802  

= 188,15 ppm

Page 71: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

56 

Abs

orb

ansi

   

Lampiran 6. Aktivitas antioksidan tempe kacang hijau konsentrasi 1%  

Konsentrasi (ppm) Absobansi % Inhibisi  

 

blanko

 

 

0,378

 

31,25 0,353 6,61375762,5 0,347 8,201058125 0,307 18,78307250 0,249 34,12698

500 0,139 63,22751  

  

70  

60  

50  

40  

30  

20  

10  

0 0 100 200 300 400 500 600

Konsentrasi larutan standar (ppm)

  

y = 0.1228x + 2.403 R² = 0.9972

 

   

Series1  

Linear (Series1)

  

Contoh perhitungan % inhibisi:  

Konsentrasi 62,5 = absorbansi blanko – absorbansi konsentrasi 62,5 x 100% absorbansi blanko

 = 0,378 – 0,353 x 100%

0,378 = 8,20%

 Perhitungan IC50 = (50-2,403)/0,1228

 = 387,60 ppm

Page 72: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

57 

   

Lampiran 7. Cara pembuatan larutan induk 1000 ppm  

 

- Sejumlah 20 mg pereaksi DPPH ditimbang dan dimasukkan kedalam gelas

beker.

- Pereaksi DPPH kemudian dilarutkan menggunakan metanol sebanyak 20

mL.

  

Lampiran 8. Hasil uji kadar air   

Sampel Ulangan a b Berat c Kadar Rerata *SD        Sampel   Air (%)    

        (g)   (b/b)    

Kacang 1 36,0082 41,0716 5,0634 40,9189 3,01 2,78 ±0,32  2 36,8293 41,8594 5,0301 41,7312 2,55    

Tempe 1 40,0932 45,126 5,0328 42,2045 57,90 58,89 ±1,40  2 35,6546 40,7011 5,0465 37,6874 59,88  

Keterangan: a= Cawan kosong (g) b= Cawan + sampel (g) c= Cawan + sampel setelah dioven (g)

Contoh perhitungan kadar air kacang ulangan 1 :

Kadar Air (%) = b - c x 100% b -a

= 41,0716 g - 40,9189 g x 100% 41,0716 g - 36,0082 g

= 0,1527 g x 100% 5,0634 g

= 3,01 %

Perhitungan rata-rata kadar air sampel kacang: Rata-

rata =

Rata-rata =

Rata-rata = 2,78

Page 73: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

58 

           Perhitungan Standar Deviasi (SD): SD = √

 

SD = √

 

  

= 0,3252  

Perhitungan rata-rata kadar air sampel tempe:

Rata-rata =

Rata-rata =

Rata-rata = 58,89

 

    Perhitungan Standar Deviasi (SD): SD = √

 

SD = √

 

  

= 1,4000

Page 74: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

59 

   

Lampiran 9. Hasil uji kadar abu  

  

Sampel Ulangan a b Berat Sampel (g)

Kadar Abu (%) (b/b)

Rerata *SD

Kacang 1 36,0082 37,0630 5,0634 20,83 13,55 ±10,29   2 40,0910 40,4052 5,0059 6,27    

Tempe 1 40,0932 40,1676 5,0465 1,47 1,525 ±0,07   2 40,7403 40,8197 5,0060 1,58    

Keterangan: a= Cawan kosong (g) b= Cawan + sampel abu (g)  Contoh perhitungan kadar abu kacang ulangan 1 :

  

Kadar Air (%) = b - a x 100% berat sampel

= 37,0630 g - 36,0082 g x 100% 5,0465 g

= 1,0548 g x 100% 5,0634 g

= 20,83 %

Perhitungan rata-rata kadar abu sampel kacang: Rata-

rata =

Rata-rata =

Rata-rata = 13,55

 

  Perhitungan Standar Deviasi (SD): SD = √

 

SD = √

 

  

= 10,2954

Page 75: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

60 

   

Perhitungan rata-rata kadar abu sampel tempe:  Rata-rata =

Rata-rata =

Rata-rata = 1,525

 

    Perhitungan Standar Deviasi (SD): SD = √

 

SD = √

 

  

= 0,0777  

 

Lampiran 10. Hasil uji kadar lemak  

  

Sampel Ulangan a c b Kadar Lemak (%) (b/b)

Rerata *SD

Kacang 1 227,64 227,75 5,0454 2,18 1,89 ±0,41  2 170,08 170,16 5,0010 1,60    

Tempe 1 227,56 227,60 5,0925 0,78 0,78 ±0,00  2 169,98 170,02 5,1298 0,78    

Keterangan: a= Labu kosong (g) b= Berat sampel (g) c= Labu + sampel lemak (g)  Contoh perhitungan kadar lemak kacang ulangan 1 :

  

Kadar Lemak (%) = c - a x 100% b

= 227,75 g - 27,64 g x 100% 5,0454 g

= 0,11 g x 100% 5,0454 g

= 2,18 %  Perhitungan rata-rata kadar lemak sampel kacang:

Page 76: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

61 

    

Rata-rata =

Rata-rata =

Rata-rata = 1,89

 

    Perhitungan Standar Deviasi (SD): SD = √

 

SD = √

 

  

= 0,4101  

Perhitungan rata-rata kadar lemak sampel tempe:

Rata-rata =

Rata-rata =

Rata-rata = 0.78

 

    Perhitungan Standar Deviasi (SD): SD = √

 

SD = √

 

  

= 0

Page 77: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

62 

   

Lampiran 11. Hasil uji kadar protein  

  

Sampel Ulangan Volume Awal HCl (mL)

Volume HCl yang terpakai (mL)

Berat Sampel (g)

Kadar Protein Total (%) (b/b)

Rerata *SD

Kacang 1 0 5,4 0,5014 20,80 15,38 ±7,66   2 0 2,6 0,5045 9,96    

Tempe 1 0 2,2 0,5082 8,36 8,98 ±0,87   2 0 2,5 0,5030 9,60  

  

Contoh cara perhitungan kadar protein kacang ulangan 1 :

Diketahui: Volume blanko =0,00 mL

 

 

N HCl =0,06 N  

 

Faktor konversi Nitrogen(FK)   

Faktor pengenceran (FP)

=5,75   

=4

 

BM Nitrogen/100 =0,014  

 Kadar Protein (%) =

 

x 100%  

= ((5,4 mL – 0,00 mL) x 0,06 N x 0,014 x 5,75 x 4) x 100%  

0,5014 g  

= 0,104328 x 100 mL 0,5014 g

 = 20,8%

Page 78: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

63 

   

Perhitungan rata-rata kadar protein sampel kacang:  Rata-rata =

Rata-rata =

Rata-rata = 15,38

 

    Perhitungan Standar Deviasi (SD): SD = √

 

SD = √

 

  

= 7,6650  

Perhitungan rata-rata kadar protein sampel tempe: Rata-

rata =

Rata-rata =

Rata-rata = 8,98

 

  Perhitungan Standar Deviasi (SD): SD = √

 

SD = √

 

  

= 0,8768

Page 79: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

64 

   

Lampiran 12. Hasil uji fitokimia kacang hijau dan tempe kacang hijau  

Uji Senyawa Metabolit Sekunder

Sampel Kacang Hijau Sampel Ekstrak Tempe Kacang Hijau

Alkaloid - - Flavonoid + + Triterpenoid + + Steroid - - Fenolik - - Tanin - - Polifenol - + Saponin + +

   

Lampiran 13. Pembuatan larutan FeCl31%  

 

- FeCl3 ditimbang sebanyak 0,5 g, ditaruh di dalam gelas beker kemudian

dilarutkan menggunakan akuades.

- Larutan FeCl3 dituangkan ke dalam labu ukur 50 mL, kemudian ditera

dengan akuades sampai tanda batas.    Lampiran 14. Pembuatan reagen Libermen-Burchard

 

 

Asam asetat anhidrida sebanyak 5 mL dicampur secara perlahan dengan 5 ml

asam sulfat pekat tambahkan etanol hingga 50 ml.

   

Lampiran 15. Pembuatan reagen pereaksi Wagner  

 

- KI sebanyak 2 dilarutkan menggunakan akuades.  

- I2 1 g dilarutkan dengan akuades, dicampurkan dengan larutan KI dan

dituangkan ke dalam labu ukur 50 mL lalu ditera

Page 80: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

65 

Abs

orb

ansi

   

Lampiran 16. Hasil ujitotal fenolik ekstrak kacang hijau  

Konsentrasi (ppm) Absorbansi (734,12nm)

0 0,000 5 0,05710 0,11820 0,23840 0,480 60 0,74480 0,964

Ekstrak kacang hijau 0,225 -

 

1.2000  

1.0000

 

  

y = 0.0122x - 0.0028 R² = 0.9996

 

0.8000  

0.6000  

0.4000  

0.2000

 Series1

 

Linear (Series1)

 

0.0000  

-0.2000

 

 0 20 40 60 80 100

 

Konsentrasi larutan standar (ppm)   

Lampiran 17. Perhitungan total fenolik ekstrak kacang hijau

Kandungan fenolik awal:

Y = 0,0122x – 0,0028

0,225 = 0,0122x – 0,0028

0,2278 = 0,0122x  X = 18,67mg GAE/mL  Kandungan total fenolik = X / (massa contoh x volume contoh)  

= 18,67 / (0,074 g x 0,01 L)  

= 2,54 mg GAE/g

Page 81: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

66 

Absorban

si 

   

Lampiran 18. Hasil ujitotal fenolik ekstrak tempe kacang hijau 0,8% (b/b)

Konsentrasi (ppm) Absorbansi (734,12nm)

 

0 -0,0004

10 0,0273

20 0,1218

40 0,2566

60 0,4375

80 0,6299

Ekstrak tempe kacang hijau 0,8% 0,1482   

0.7 

0.6 

0.5 

0.4 

0.3 

0.2 

0.1 

‐0.1 

 

            0  10  20  30  40  50  60  70  80  90 

Konsentrasi larutan standar (ppm)

 

y = 0.008x ‐ 0.0351 R² = 0.9903 

   

 Series1 

 

   Linear (Series1) 

 

    

Lampiran 19. Perhitungan total fenolik ekstrak tempe kacang hijau 0,8% (b/b)

Kandungan fenolik awal:

Y = 0,008x – 0,0351

0,1482 = 0,008x – 0,0351

0,1833 = 0,008x  X = 22,91 mg GAE/mL

 

   

Kandungan total fenolik = X / (massa contoh x volume contoh x fp)  

= 22,91 / (0,2543 g x 0,01 L x 50)  

= 45,05 mg GAE/g

Page 82: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

67 

        

Lampiran 20. Pembuatan standar asam galat 80 ppm  

 

- Asam galat sebanyak 80 mg dilarutkan dengan akuades didalam labu ukur

1000 mL.

- Larutan standar dibuat dengan konsentrasi 0, 10, 20, 40, 60, dan 80 ppm.  Lampiran 21. Penentuan panjang gelombang maksimum asam galat

 

 

- Larutan asam galat konsentrasi 40 ppm diukur serapannya menggunakan

spektrofotometerUV-Vis padakisaranpanjanggelombang 600-800nm.

- Panjang gelombang yang diperoleh 734,12 nm.  

  

Lampiran 22. Pembuatan kurva standar asam galat  

- Larutan stok asam galat variasi konsentrasi 0, 10, 20, 40, 60 dan 80 ppm

masing- masing dipipet 0,5 mL.

- Larutan stok asam galat masing-masing ditambah 0,3 mL Folin Ciocalteu, 2

mL Na2CO3 15 % dan ditambah 2,2 mL akuades.

- Campuran semua larutan diinkubasi selama 30 menit kemudian diukur  

menggunakan spetrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 734,12 nm.

(Blanko yang digunakan yaitu larutan standar 0 ppm)  

Lampiran 23. Pembuatan reagen Na2CO3 15 %  

 

- Na2CO3ditimbang sebesar 15 g lalu dilarutkan menggunakan akuades

kemudian dituangkan ke dalam labu ukur 100 mL.

- Larutan ditera menggunakan akuades sampe tanda batas.

Page 83: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

68 

Abs

orb

ansi

 

     

Lampiran 24. Hasil uji total flavonoid ekstrak kacang hijau  

Konsentrasi (ppm) Absorbansi (452,99nm)

0 0,000 1 0,030 2 0,080 5 0,197 10 0,414 20 0,829 25 1,028

Ekstrak kacang hijau 0,033

1.2000

1.0000

0.8000

0.6000

0.4000

0.2000

0.0000

-0.2000

          0 5 10 15 20 25 30

Konsentrasi larutan standar (ppm)

 

y = 0.0415x - 0.0051 R² = 0.9998

 

  

Series1  

Linear (Series1)

   

Lampiran 25. Perhitungan total flavonoid ekstrak kacang hijau

Kandungan flavonoid awal:

Y = 0,0415x – 0,0051

0,033 = 0,0415x – 0,0051

0,0381 = 0,0415x  

X = 0,918 mg QE/mL  

Kandungan total flavonoid = X / (massa contoh x volume contoh)  

= 0,918 / (0,1104 g x 0,02 L)  

= 0,16 mg QE/g

Page 84: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

69 

Ab

sorb

ansi

   

Lampiran 26. Hasil uji total flavonoid ekstrak tempe kacang hijau 0,8%  

Konsentrasi (ppm) Absorbansi (452,99 nm)

0 -0,00081 0,0012 2 0,0441 4 0,1199 8 0,3337

16 Ekstrak kacang hijau

0,6942 0,1864

 

    

0.8  

0.7  

0.6  

0.5  

0.4  

0.3  

0.2  

0.1  

0  

-0.1

               0 5 10 15 20

Konsentrasi larutan standar (ppm)

 

 y = 0.0453x - 0.0352

R² = 0.9943    

Series1  

Linear (Series1)

  

 Lampiran 27. Perhitungan total flavonoid ekstrak tempe kacang hijau 0,8% (b/b)

Kandungan flavonoid awal:

Y = 0,0453x – 0,0352

0,1864 = 0,0453x – 0,0352

0,2216 = 0,0453x  X = 4,89 mg QE/mL  Kandungan total flavonoid = X / (massa contoh x volume contoh)  

= 4,89 / (0,25 g x 0,01 L)  

= 0,20 mg QE/g

Page 85: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

70 

   

Lampiran 28. Pembuatan larutan stok kuersetin 16 ppm  

 

- Kuersetin ditimbang 16 mg lalu dilarutkan dengan metanol dalam labu ukur

1000 mL.

- Larutan standar 16 ppm dibuat variasi larutan dengan konsentrasi 0, 1, 2, 4, 8  

dan 16 ppm.  

  

Lampiran 29. Penentuan panjang gelombang maksimum kuersetin  

- Larutan kuersetin konsentrasi 4 ppm diukur serapannya menggunakan

spektrofotometer UV-Vis pada kisaran panjang gelombang 400-600 nm.

- Panjang gelombang maksimum yang diperoleh yaitu 452,99 nm.  

  

Lampiran 30. Pembuatan kurva standar kuersetin  

  

- Larutan standar kuersetin masing-masing diambil sebanyak 5 mL dan

ditambahkan 5 mL AlCl3 2% (dalam metanol).

- Campuran larutan kemudian diinkubasi selama 10 menit dan diukur  

serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang 452,99 nm. (blanko yang digunakan menggunakan larutan

standar 0 ppm)

Page 86: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

71 

 

BIODATA MAHASISWA  

 

I. DATA PRIBADI  

Nama Lengkap : Muhammad Hanif Adnan Nama Panggilan : Hanif Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 08 Oktober 1996 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Kewarganegaraan : WNI Alamat : Cikeusal Lor 02/01 Ketanggungan Brebes (52263) Nomor Telepon/HP : 089675661433 Email : [email protected]

 

 II.

 

   

RIWAYAT PENDIDIKAN   

FORMAL

 

    RA Perwanida Cikeusal 2001- 2002     SDN Cikeusal Lor 03 2002 - 2008    MTs Negeri MODEL Babakan 2008 - 2011    MAN Babakan Lebaksiu Tegal 2011 - 2014

 

NON FORMAL Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah 2008 – 2014

  

III. PENGALAMAN ORGANISASI  

No. Organisasi/Kepanitiaan Posisi Tahun  

1 Organisasi Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMKA)

Wakil Ketua 2015 – 2016

 

2. Organisasi Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMKA)

Menteri Koordinasi Internal

2016-2017

 

3. Media Siswa (MESIS) MAN BABAKAN

Ketua 2013 – 2014

 

4. Pengurus Ikatan Keluarga Santri Brebes (IKSB)

Sekretaris 2013 – 2014

Page 87: TEMPE KACANGHIJAU (Vignaradiata L.) SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...kedelai, kacang tanah, kacang hijau (Radiati and Sumarto, 2016) dan kacang tunggak

72 

   

IV. PENGALAMAN SEMINAR/PELATIHAN  

Tahun Seminar/Pelatihan 2014 Pelatihan Keamanan dan Keselamatan Kerja di

laboratorium Kimia 2014 Pelatihan Kalibrasi dan Perawatn pH Meter dan

Analitycal Balance 2017 Peserta Lab Mania Conference