KIMKLIN (Pembahasan) Albumin Dan Bence Jones

7
Pembahasan A. Pemeriksaan Albumin Dalam mendiagnosis penyakit pada suatu pasien harus dilakukan pengujian pada spesimen pasien. Spesimen dapat berupa darah, feses, maupun urin. Salah satu contohnya yaitu pengukuran spesimen darah. Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang mengandung elektroloi dan merupakan suatu medium pertukaran antara sel yang terfiksasi dalam tubuh dan lingkungan luar. Albumin merupakan komponen protein yang terbesar dari plasma darah, yaitu lebih dari separuhnya. Protein ini disintesa oleh hati. Dalam serum darah albumin merupakan protein yang memegang tekanan onkotik terbesar untuk mempertahankan cairan vaskuler, membantu metabolisme dan transportasi obatobat, anti peradangan, anti oksidan, keseimbangan asam basa, mempertahankan integritas mikrovaskuler sehingga mencegah kuman masuk dari usus ke pembuluh darah dan efek anti koagulasi. Penurunan kadar albumin dalam darah (hipoalbuminemia) mengakibatkan cairan keluar dari pembuluh darah, keluar ke dalam jaringan menyebabkan terjadinya

Transcript of KIMKLIN (Pembahasan) Albumin Dan Bence Jones

Page 1: KIMKLIN (Pembahasan) Albumin Dan Bence Jones

Pembahasan

A. Pemeriksaan Albumin

Dalam mendiagnosis penyakit pada suatu pasien harus dilakukan pengujian pada

spesimen pasien. Spesimen dapat berupa darah, feses, maupun urin. Salah satu contohnya yaitu

pengukuran spesimen darah.

Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang mengandung

elektroloi dan merupakan suatu medium pertukaran antara sel yang terfiksasi dalam tubuh dan

lingkungan luar.

Albumin merupakan komponen protein yang terbesar dari plasma darah, yaitu lebih dari

separuhnya. Protein ini disintesa oleh hati. Dalam serum darah albumin merupakan protein yang

memegang tekanan onkotik terbesar untuk mempertahankan cairan vaskuler, membantu

metabolisme dan transportasi obatobat, anti peradangan, anti oksidan, keseimbangan asam basa,

mempertahankan integritas mikrovaskuler sehingga mencegah kuman masuk dari usus ke

pembuluh darah dan efek anti koagulasi. Penurunan kadar albumin dalam darah

(hipoalbuminemia) mengakibatkan cairan keluar dari pembuluh darah, keluar ke dalam jaringan

menyebabkan terjadinya “oedema”. Selanjutnya, banyak penurunan pada syntesis di hepar

merupakan kompensasi yang besar dengan penurunan katabolisme. Waktu paruhnya cukup

panjang yaitu 19 – 22 hari Albumin merupakan protein dalam plasma manusia yang larut dalam

air dan mengendap dalam pemanasan serta protein yang tertinggi konsentrasinya dalam plasma

darah.

Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan untuk mengukur kadar albumin dengan

Metode Spektrofotometri. Prinsip pengerjaannya yaitu dengan adanya bromcresol green pada pH

yang sedikit asam , serum albumin memproduksi perubahan warna dari indicator, dari warna

Page 2: KIMKLIN (Pembahasan) Albumin Dan Bence Jones

kuning hijau menjadi hijau biru, absorbansinya diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 632 nm.

Pada praktikum ini, mula-mula praktikan melakukan preparasi atau persiapan terhadap

alat dan bahan yang akan digunakan. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah berisi label

( Standar, Test dan Blanko), masing-masing tabung dimasukkan pereaksi albumin sebanyak 2 ml

kemudian pada tabung 1 (Blanko) ditambahkan 0,01 ml aquadest, pada tabung 2 (Standar)

ditambahkan 0,01 ml Standard an pada tabung 3 (Test) ditambahkan 0,01 ml serum/plasma

dengan kode sampel ………..Kemudian 3 tabung tersebut dikocok agar campuran tersebut

homogeny sebelum dilakukan pembacaan pada spektrofotometer. Pembacaan langsung

dikerjakan setelah semua larutan/campuran telah siap karena apabila terlalu lama didiamkan

akan mempengaruhi hasil dari kadar albumin tersebut sehingga dikhawatirkan akan ada

kontaminan atau zat pengganggu lain yang dapat mempengaruhi hasil pembacaan. Pembacaan

dilakukan pada panjang gelombang 632 nm karena dengan panjang gelombang ini dianggap

sudah paling cocok untuk dilakukan pembacaan kadar albumin. Dari hasil pembacaan yang telah

dilaksanakan oleh praktikan, diperoleh nilai absorbansi standar sebesar 0,064, absorbansi sampel

sebesar 0,027 dan kadar standarnya yaitu 3. Dari data yang telah didapatkan dapat dihitung gram

persen albuminnya dan diperoleh hasil kadar albumin sebesar 3,609 g % albumin dari rumus :

Berdasarkan literatur kadar normal albumin yaitu sebesar 3 – 4,5 g % albumin, maka

kadar albumin pasien dengan kode sampel……… dinyatakan masih dalam batas normal.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Alat dan bahan yang digunakan harus bersih atau bebas kontaminan

2. Pemipetan sampel/larutan harus teliti

Page 3: KIMKLIN (Pembahasan) Albumin Dan Bence Jones

3. Kondisi sampel dan reagen dalam keadaan baik, disimpan pada tempat penyimpanan

yang sesuai

4. Spektofotometer dipanaskan terlebih dahulu sebelum digunakan

5. Panjang gelombang yang digunakan tepat pada 632 nm

6. Kuvet yang digunakan harus dalam keadaan bersih

7. Proses pengerjaan dilakukan sesuai prosedur yang telah ada

B. BENCE JONES

Pada praktikum kimia klinik kali ini dilakukan pemeriksaan bence jones pada sampel

urine. Protein bence jones adalah suatu protein dengan berat molekul kecil (±44.000) terdiri dari

rantai ringan (light chains) kappa atau lambda immunoglobin yang ditemukan di urin. Karena

berat molekulnya kecil, protein bence jones mudah ditemukan difiltrasi digromerolus ginjal dan

ditemukan di urine.

Dimana prinsip dari pemeriksaan ini adalah urine dipanaskan padda suhu 60 – 70oC,

kemudian pembacaan atau pembacaan kekeruhan dilakukan pada suhu 50oC dengan

membandingkan dengan urine control.

Dalam praktikum ini sampel urine yang digunakan adalah sampel urine dengan kode

sampel 1,2, dan 3. Sampel urine yang digunakan aadalah sampel urine 24 jam,. Urine 24 jam

adalah urine yang dikumpulkan selama 24 jam (misalnya dari jam 7 pagi sampai jam 7 pagi

keesokan harinya). Sampel urine dibuat dua seri, yaitu dibuat untuk pemeriksaan dan control.

Fungsi pembuatan control adalah sebagai pembanding dengan pemeriksaan. Dimana control

merupakan acuan untuk bence jones yang negative. Dalam pemeriksaan bence jones dilakukan

pemanasan pada suhu 50oC, karena sifat protein ini yaitu bila dipanaskan sampai suhu 40 – 60o

terjadi presipitat dan pada saat pemanasan diteruskan sampai mendidih presipitat menghilang.

Page 4: KIMKLIN (Pembahasan) Albumin Dan Bence Jones

Ketika didinginkan, protein bence jones akan menjadi presipitat padda suhu 60oC dan akan larut

pada suhu kurang dari 40oC . Setelah dipanaskan sampel urine yang diperiksa ketiganya

mengalami kekeruhan. Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan bence jones pada sampel urine

kode 1,2, dan 3 adalah positif protein bence jones. Adanya protein Bence Jones yang ditemukan

pada urin digunakan sebagai penegakan diagnosis awal atas seseorang yang menderita kegagalan

ginjal sebagai manifestasi dari penyakit Multiple Myeloma atau Kahler’s disease. Ukurannya

yang kecil membuat protein Bence Jones dapat lolos dari proses penyaringan (filtrasi) yang

terjadi di ginjal. Keadaan ditemukannya protein di dalam urin disebut proteinuria. Kadar protein

yang tinggi di dalam urin atau adanya gejala-gejala yang mengarah pada keadaan multiple

myeloma merupakan dasar dilakukannya pengujian (tes kuantitatif) protein Bence Jones.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan protein bence jones, yaitu :

1. Alat dan bahan yang digunakan harus steril dan bebas kontaminan.

2. Sampel urine yang digunakan addalah sampel urine 24 jam, Karena urine 24 jam

adalah sampel yang mewakiili untuk pemeriksaan porten urine.

3. Suhu pada pemanasan harus sesuai agar tidak menghasilkan hasil palsu.