Khotbah ke 12 A. T. Jones (GC session 1893)

31
Pekabaran Malaikat ke 3 Khotbah No. 12 (A.T. Jones) “Pembenaran oleh Iman” versi Katolik VS “Pembenaran oleh Iman” versi Buku Kebahagiaan Sejati (EGW) A.T. Jones adalah salah seorang pembicara pada konferensi 1888. Khotbah-khotbah pada tahun 1888 tidak di catat. Tetapi berikut adalah sebuah khotbah dari konferensi tahun 1893. Khotbah ini menarik terutama karena dia membandingkan apa kebenaran oleh iman yang benar dalam perbandingan dengan versi katolik. Tadi malam kita telah tiba di sini: bahwa dalam tujuan mendapatkan kebenaran Allah—yang adalah hujan akhir, yang mana menyiapkan bagi seruan nyaring –kita harus memiliki hanya pikiran Kristus; itu tidak datang dalam cara yang lain. Ini secara tepat di berikan kepada kita dalam Alkitab: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” Fil 2:5,6. Hal apakah yang ayat itu tunjukan mengenai apa yang di lakukan pikiran Kristus? Apakah yang di lakukan di dalamnya? Ia “mengosongkan diri-Nya” ketika pikiran tersebut ada di dalam kita, apa yang akan di lakukan disana? Hal yang sama. Hal yang sama, Ia akan mengosongkan kita dari diri. Kemudian pemikiran pertama yang ayat itu adalah bahwa pikiran Kristus mengosongkan diri orang yang dalam mana pikiran itu ada. Ketika pikiran itu yang ada di dalam ‘Kristus yang mengosongkan diri-Nya,’ kemudian apa yang datang? Allah mengisi-Nya. Ketika pikiran itu yang ada dalam diri-Nya ada pada kita dan melakukan apa yang di lakukan-Nya dalam Dia—mengosongkan diri kita—apa kemudian yang akan mengisi tempatnya? Allah dalam Kristus akan mengisi kita.

Transcript of Khotbah ke 12 A. T. Jones (GC session 1893)

Pekabaran Malaikat ke 3Khotbah No. 12 (A.T. Jones)

“Pembenaran oleh Iman” versi KatolikVS

“Pembenaran oleh Iman” versiBuku Kebahagiaan Sejati (EGW)

A.T. Jones adalah salah seorang pembicara pada konferensi 1888. Khotbah-khotbah pada tahun 1888 tidak di catat. Tetapi berikut adalah sebuah khotbah dari konferensi tahun 1893. Khotbah ini menarik terutama karena dia membandingkan apa kebenaran oleh iman yang benar dalam perbandingan dengan versi katolik.

Tadi malam kita telah tiba di sini: bahwa dalam tujuan mendapatkan kebenaran Allah—yang adalah hujan akhir, yang mana menyiapkan bagi seruan nyaring –kita harus memiliki hanya pikiran Kristus; itu tidak datang dalam cara yang lain. Ini secara tepat di berikan kepada kita dalam Alkitab: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” Fil 2:5,6. Hal apakah yang ayat itu tunjukan mengenai apa yang di lakukan pikiran Kristus? Apakah yang di lakukan di dalamnya? Ia “mengosongkan diri-Nya” ketika pikiran tersebut ada di dalam kita, apa yang akan di lakukan disana? Hal yang sama. Hal yang sama, Ia akan mengosongkan kita dari diri. Kemudian pemikiran pertama yang ayat itu adalah bahwa pikiran Kristus mengosongkan diri orang yang dalam mana pikiran itu ada.

Ketika pikiran itu yang ada di dalam ‘Kristus yang mengosongkan diri-Nya,’ kemudian apa yang datang? Allah mengisi-Nya. Ketika pikiran itu yang ada dalam diri-Nya ada pada kita dan melakukan apa yang di lakukan-Nya dalam Dia—mengosongkan diri kita—apa kemudian yang akan mengisi tempatnya? Allah dalam Kristus akan mengisi kita. Kemudian Allah dalam Kristus berdiam di dalam kita. Tetapi itu juga menarik keluar diri kita.

Sekarang pikiran apa yang ada di dalam diri kita pada mulanya? Pikiran diri. Apa yang dibuat pikiran itu? Dia meninggikan diri. Jenis pikiran apa yang ada pada kita pada mulanya ? Pikiran alami. Seorang manusia memiliki suatu pikiran alami, dan dia harus memiliki pikiran lain. Dia harus memiliki pikiran yang ada pada Kristus, tetapi pikiran itu yang ada pada Kristus hanya mengosongkan orang pada siapa Ia tinggal. Sehingga sebagaimana kita memiliki suatu pikiran pada mulanya dan harus memiliki yang lain di banding yang sebelumnya, sementara yang lain

itu mengosongkan diri orang yang pada siapa ia tinggal, apakah ia mau tidak mau akan mengikuti pikiran yang kita miliki pada mulanya, suatu pikiran dari diri semata-mata?

Allah membuat manusia untuk mulai denganya, pada permulaan yang sesungguhnya di Eden. Apakah Allah menaruh dalam menusia itu pikiran diri? [jemaat: “Tidak, tuan”] Pikiran siapa yang ada dalam manusia itu? Pikiran Allah. Saudara Haskell telah membaca kepada kita dalam pelajaran-pelajarannya bahwa di dalam Adam ada hikmat ajaib dan hikmat itu dari Allah yang di pantulkan dalam kehidupan Adam—pikirannya, pandangannya, keseluruhan yang di bentuknya memantulkan Sang Pencipta. Ketika Allah berkata, “Biarlah Kita menjadikan manusia menurut peta Kita”, ini berarti suatu kesepakatan besar yang lebih dari sekedar ukuran saja; ini berarti bahwa jika anda dan saya dapat melihat Adam dan Hawa sebagaimana mereka datang dari tangan Allah, kita akan melihat citra Allah dipantulkan dan akan membuat kita berpikir tentang Seorang yang ada di balik mereka dan jauh lebih hebat dari mereka. Siapa itu? Allah.

Tetapi mereka tidak tinggal sebagaimana yang Allah telah tetapkan bagi mereka. Setan datang ke taman. Allah telah mengatakan kepada mereka firman tertentu, firmanNya, ekspresi pikiranNya, pemikiran-Nya menyangkut mereka. Jika mereka telah menerima firman itu dan pemikiran-pemikiran Allah dalam firman itu, pikiran siapa yang akan mereka pelihara? Allah. Ketika yang lain ini, setan, datang dan memberitahukan kepada mereka firman lain, mengekspresikan pemikirannya dan hasil dari pikirannya dan mereka menerimanya dan menyerah kepadanya, kemudian pemikiran siapa yang mereka terima dan pikiran siapa yang mereka peroleh? [jemaat: “setan”]

Kita tidak perlu kembali pada kedalaman pengalaman setan; kita semua tahu apa yang membuat ia jatuh. Apakah itu? [jemaat: “kesombongan”] tetapi diri adalah akar kesombongan; diri adalah akar segalanya; kesombongan adalah buah dari diri semata. Setan melihat pada dirinya sebelum dia memperoleh kesombongan dirinya. Jika ia melihat pada wajah Dia yang duduk di atas tahkta, dia tidak akan pernah menjadi sombong. Dia akan memantulkan citra Dia yang duduk di atas tahkta, sebagaimana citra itu di manifestasikan dalam Yesus Kristus. Tetapi ketika ia mengalihkan pandangannya dari wajah Dia yang duduk di atas tahkta dan mengalihkannya kepada dirinya sendiri, lalu saat itulah ia menjadi sombong diri. Kemudian ia mulai menyadari betapa indahnya dirinya itu, dan hatinya terangkat karena kesemarakannya, dan dia mulai memberikan dirinya pujian diri tentang siapa dia. Sebetulnya ia berasal dari Allah. Tetapi Lucifer memberikan dirinya kredit bagi semua keberadaanya dan demi dirinya. Tidakah ia sebenarnya menghitung dirinya sendiri sebagai keberadaan diri (self eksistent) yang kenyataannya menaruh dirinya di tempat Allah? Tetapi itu semua datang dari diri, dan itu pemikiran dari segalanya. Dia berkata “Aku akan menjadi seperti Allah. Aku akan menjadi seperti Yang Maha Tinggi.” Dia mau berada di tempat Kristus, dan setiap orang yang mau

menempatkan dirinya sendiri di tempat Kristus menempatkan dirinya di tempat Allah, karena Allah ada di dalam Kristus.

Kemudian demikianlah, adanya pikiran setan, ketika dia datang pada nenek moyang kita yang pertama dan mereka menerima pikiran itu, pikiran apa itu? Pikiran diri, karena itu adalah pikiran setan yang ada dengan sendirinya, dan ambiasi yang sama diajukan kepada mereka bahwa dia membuat di hadapan dirinya sendiri apakah dia itu bagi dirinya sendiri. “sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat. Permpuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk di makan dan sedap kelihatannya, lagi pula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian.” Ingin menjadi apa? Untuk menjadikan orang yang berpengertian (bijaksana). Berpengertian apa? Seperti Allah. “kamu akan menjadi seperti Allah” mengetahui lebih dari yang kamu ketahui sekarang. Mengetahui demikian dan hal-hal sedemikian. Oh ya, kemudian pohon itu adalah sebuah pohon yang di rindukan karena memberikan kepada saya pengetahuan itu, memberikan kepada saya pengertian itu, dan pohon itu adalah saluran lewat mana saya dapat mencapai tujuan itu untuk menjadi seperti Allah. Itulah dia. Kemudian pikiran apa yang ada di dalam diri kita? [jemaat: “Diri.”] Pikiran alami adalah pikiran setan. Itu adalah selalu diri.

Sekarang Tuhan tidak meninggalkannya sendirian di sana. Tuhan tidak berhenti di situ. Jika Ia berhenti di situ, maka tidak pernah akan ada dalam pikiran setiap orang di dunia ini dorongan hati yang lain selain dari setan sendiri, karena keseluruhan pikiran alami hanya diri dan setan saja. Tetapi Allah berkata, Aku akan menghancurkan. “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya.” Allah menaruh permusuhan di sana, kebencian terhadap kuasa setan, kebencian terhadap hal-hal yang ada di dalam pikiran sekalipun. Allah telah menanamkan kebencian di sana, dan itu adalah sumber segenap dorongan hati kepada yang baik, atau segala sesuatu jenis yang baik yang pernah datang kepada setiap pikiran manusia di dunia ini.

Tetapi ketika Allah menaruh kebencian terhadap kejahatan di sana, itu juga memberikan kerinduan bagi sesuatu yang lebih baik dari pada kejahatan ini yang kita benci. Tetapi apakah hal yang lebih baik itu? Apakah objek dari kerinduan itu? [jemaat: “Yesus Kristus”] Karena Yesus Kristus dan kehadiran-Nya, pikiran Allah, kembali ketempat ketika itu di ambil. Citra Allah kembali ketempat dari mana dia telah dihancurkan oleh penipuan setan ini. Kristus adalah citra Allah, penyataan citra Oknum-Nya, dan ketika kita menerima Yesus Kristus dalam kepenuhan-Nya citra Allah di kembalikan ketempat dari mana ia berasal. Sehingga Dia menaruh permusuhan itu atas kehendak—pilihan—bebas, jadi manusia dapat memilih pikiran yang lain ini. Ini adalah terang itu yang menerangi setiap manusia yang telah datang ke dunia. Jika

seorang manusia hendak mengikuti terang itu ia akan menemukan Yesus Kristus, seperti yang di alami oleh Abraham, seperti yang di alami oleh kornelius, yang di alami oleh setiap orang yang hendak mengikuti cahaya terang itu. Sehingga Ia manjadi kegemaran segala bangsa. Hagai 2:8 (TL). Itulah Kristus.

Manusia yang menemukan kebencian kepada kejahatan itu, yang menginginkan sesuatu yang lebih baik, yang berkehendak untuk melakukan yang lebih baik, apakah melakukan yang baik? [jemaat:”Tidak”] marilah kita membaca di dalam Roma dan melihat apa yang telah dilakukan. Roma 3:10 “Seperti ada tertulis: tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” Dan pada ayat yang ke 12: “Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.” Apakah memang demikian? [jemaat: “Ya, tuan”] Kemudian bagaimana kita berbicara tentang seorang kafir yang berbuat kebaikan? Apakah ia melakukan yang baik? “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak” [sebuah suara: “jika seseorang memiliki Kristus, dia dapat melakukan yang baik.”] Tetapi jika ia memiliki Kristus, dia bukanlah seorang yang kafir. Apakah kita perlu berbicara tentang orang yang kafir?

Tidak, bahkan ini tidak di perlukan. Kita tidak perlu pergi kepada orang kafir untuk meminta keterangan. Semua yang kita perlukan adalah pergi kepada orang Yahudi. Di sini ada seorang Yahudi, seperti anda dan saya. Roma 7:14 “Sebab kita tahu bahwa hukum taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual dibawah kuasa dosa.” Pikiran fana adalah pikiran alami. Pikirannya siapa itu pikiran alami? Setan, itulah pikiran diri; itulah pikiran setan. Baiklah marilah kita membaca lebih jauh. “Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu.” (ayat 15a) Apakah alasan aku tidak mengetahui apa yang aku lakukan? Apa masalahnya dengan itu? Kenapa aku tidak dapat mengetahuinya? Karena saya tahu itu salah. Itu bukanlah yang baik. Yang baiklah yang dapat saya tidak ketahui? “Yang ku perbuat, aku tidak tahu.” Apa yang sebenarnya terjadi kemudian? Yang baik? Bukan, yang tidak baik. Yang buruk. Yang salah.

“Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat.” Apa yang ia hendak lakukan? [jemaat:”Yang baik.”] itu yang tidak saya lakukan. Apa yang ia kehendaki untuk di lakukan? [jemaat:”Yang baik”] Apa yang dia lakukan? [jemaat:”Yang salah”] Lalu pada kedua titik ini apa yang telah di lakukan? Kejahataan.

”Tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.” Apa yang ia benci? Dosa. Ia membenci dosa, kesalahan, keburukan. Tetapi apa yang ia perbuat? Kejahatan. Dia melakukan kejahatan, dia melakukan kesalahan, dia melakukan keburukan.

Kemudian, seberapa banyak kebaikan yang manusia alamiah lakukan? Tidak ada. Sekalipun dia membenci keburukan, seberapa banyak kebaikan yang dia lakukan? Tidak ada. Dia mau melakukan yang baik, tetapi seberapa banyak kebaikan yang sebenarnya ia lakukan?

Tidak ada. Apa memang begitu sekarang? [jemaat:”Ya”] Memang demikian, karena alkitab mengatakannya demikian. Kemudian apa yang dalam dunia ini gunakan dari pembicaraan setiap orang tentang kafir melakukan kebaikan atau bahkan seorang Yahudi melakukan kebaikan, atau setiap manusia melakukan kebaikan, yang hanya memiliki pikiran alami dan hanya sebagai manusia alami? Ini tidak mengatakan apakah ia memiliki dorongan untuk melakukan kebaikan atau tidak; bukan itu pertanyaannya. Dia telah memiliki dorongan-dorongan ini sepanjang masa bukan? Dia mempunyai pengetahuan tentang kebaikan, bahwa seberapa banyak dia membenci hal-hal buruk itulah yang ia lakukan.

Sekarang pikirkan itu. Itulah manusia alami: itulah seorang manusia seperti anda dan saya, dan setiap manusia lainnya yang lahir kedunia ini. Dia memiliki dorongan untuk melakukan yang baik; dia memiliki pengetahuan kebaikan; dia membenci kejahatan; tetapi apa yang dia lakukan! Bukan apa yang dia pikirkan! Bukan apa yang dia ketahui! Tetapi apa yang dia lakukan! Dia melakukan kejahatan. Bukanlah suatu pertannyaan apa yang ia ketahui. Apakah dia melakukan apa saja yang lain dari pada kejahatan? Tidak. Dia mengetahui sesuatu yang lain; dia mengetahui yang lebih baik, ya kan? [jemaat:”Ya, tuan”] kemudian janganlah kita mengabaikan hak kita untuk mengetahui melakukan yang benar. Jangan kita mengabaikan hak pengetahuan untuk berbuat yang benar. Pengetahuan yang benar bukanlah melakukan yang benar. Jadi ia tidak melakukan setiap kebaikan. Siapakah itu? Itulah anda dan saya—manusia alami. Itukah saya yang sebenarnya? Ya. Tanpa pikiran Kristus itukah saya? Ya. Kemudian sekalipun saya mengaku percaya pada Kristus, jika pikiran Kristus itu sendiri tidak ada disitu itukah saya yang sebenarnya? Ya. Itukah anda? [jemaat: “Ya, tuan] Baiklah, lalu, marilah kita melanjutkan bersama.

“Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum taurat itu baik. Kalau demikian bukan lagi aku yang melakukannya.” Tidak. Saya katakan saya tidak mau melakukannya. Saya katakan bahwa saya membencinya dan kembali dan kembali lagi dan menyebutnya bahwa saya tidak pernah melakukannya lagi dan masih melakukannya, apa dalam dunia ini yang menjadi masalah dengan saya? Saya memiliki pengetahuan tetapi tidak memiliki kuasa. Sekarang Injil Kristus,”yang mana Kristus ada di dalam kamu” itulah kuasa. Itulah kuasa bagi setiap orang yang percaya.

Baik, lalu, manusia alami tidaklah bebas, atau sebaliknya? [jemaat:”Tidak, tuan”] Dia tidak di dalam suatu kondisi dimana dia dapat melakukan apa yang ia kehendaki, sekalipun dengan kecerdasan yang hebat dan pikiran yang luhur yang dia miliki. Dia tidak dapat menghidupkan satandardnya sendiri. Tetapi apa yang hendak ia lakukan seperti yang di lihatnya, apakah ia melakukannya seperti yang di kehendaki Allah? [jemaat: “Tidak”] Atau seperti apa yang Allah hendak lakukan? [tidak] Perbuatan benar siapa yang kita miliki? [jemaat:

“Allah”] Ya, karena kebenaran Allah adalah apa yang harus kita miliki, dan kebenaran adalah melakukan yang benar. Jadi perbuatan benar Allahlah yang harus kita miliki. Lalu pengertian kita rendah sama sekali, walaupun dengan terang yang telah Allah sinari ke hati kita. Lalu di mana perbuatan baik setiap manusia dalam dunia ini yang tidak memiliki pikiran Yesus Kristus? “Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.” Apa yang hadir di dalam kita? Kehendak untuk melakuakan yang baik. Lalu apa yang di perbuat, bahwa menaruh permusuhan di sana terhadap setan—apa yang di kerjakan oleh hal itu? Tidakah itu mengatur manusia untuk bebas berkehendak? Ya. Apakah dia lebih dari itu? [jemaat:”Tidak”] sekarang pikirkan secara matang hal ini; saya maksudkan pada titik ini. Ada hal-hal lain di dalamnya, tentu saja, tetapi apakah itu berbuat lebih bagi manusia untuk memampukan dia melakukan hal yang benar dan memuliakan Allah, apakah ia melakukan hal yang lebih baginya selain mengatur kebebasan kehendaknya, sehingga ia boleh memilih tuan/majikan yang mana yang ia boleh punya? [jemaat:”Tidak”] Itu menaruh kebencian di sana, dan memberikannya pengetahuan dari satu hal yang lebih baik. Itu memberikan kebencian terhadap kejahatan, menuntunnya menuju kebaikan, tetapi apakah itu memampukan dia untuk melakukan yang baik? [jemaat:”Tidak”]

Sekarang di situ ada pemikiran baru yang lain. Dia membenci kejahatan dan menyatakan dia tidak pernah dapat melakukankejaatan itu, dan walau bertentangan dengan kehendaknya dan bertentangan dengan seluruh keberadaannya terhadap masalah itu, kejahatan itu yang di lakukan. Tetapi apakah itu, dan siapakah, yang sebenarnya melakukannya? [ jemaat:”Dosa yang tinggal di dalam dia”] Dan siapa yang menguasai itu? [jemaat:”Setan”] Siapakah majikan manusia itu? [jemaat:”Setan”]

Sekarang ketika manusia itu di lepaskan dari pikiran fana, pikiran diri dan setan, siapa yang mangendalikan manusia itu? Siapa yang kemudian menjadi majikannya? [jemaat:”Kristus”] Ya. Dia yang melepaskannya. Itulah Kristus Yesus. Kemudian ketika kita bebas dari penguasaan setan kita jadi di ikat kepada majikan yang lain. Penguasaan setan adalah perbudakan dan kehancuran; penguasaan Kristus adalah kemerdekaan dan kehidupan kekal, kesukaan kekal dan kesejahteraan kekal.

Sekarang kita membawa pikiran itu sedikit lebih jauh. Ketika kita memiliki pikiran setan dan dia yang memerintah, kita katakan kita tidak mau melakukan hal-hal yang jahat tersebut, tetapi itulah yang kita lakukan. Siapa yang melakukannya? [jemaat:”Dosa yang diam di dalam kita.”] Kita katakan kita akan terus melakukan dan terus melakukan. Tetapi kita tidak melakukan. Siapa yang menjaga kita dari itu? [jemaat:”Setan”] Tetapi sekarang di dalam Kristus kita bebas dari dirinya: kita memiliki pikiran yang lain. kita katakan kita akan melakukan itu.

Siapa yang akan melakukannya? [jemaat:”Kristus”] Sementara dalam pikiran alami kita menolak dan siapa yang melakukan itu? [jemaat:”Setan”] Dan ketika dalam pikiran Kristus kita memilih dan siapa yang melakukan itu? [jemaat:”Kristus”] Begitukah? [jemaat:”Ya”] Adalah Allah yang bekerja di dalam anda baik kehendak maupun perbuatan, sesuai dengan kehendak-Nya yang baik.

Pemikiran ini akan menjadi jelas sepenuhnya di lain waktu, tetapi kita ingin mendapatkan pemikiran itu di hadapan anda malam ini.

“Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang melakukannya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum yang lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku manusia celaka! Siapkah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:19-24) Apa kondisi manusia yang hanya memiliki pikiran alami? [jemaat:”Celaka”] Ya, dan dalam penawanan. Dan semakin kuat kebencian terhadap kejahatan semakin celaka kondisinya, karena di situ tidak ada kelepasan darinya dalam segala yang manusia itu dapat lakukan bagi dirinya sendiri. Baik, lalu, siapa yang akan melepaskan? “Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (ay 25) “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Yesus Kristus, (yang hidup bukan menuruti daging tetapi mengikuti Roh)” (Roma 8:1)

Sekarang Roma 8:6,7 (TL) : “Karena pikiran daging itulah maut.” Apa kondisi dari manusia yang hanya memiliki pikiran alami itu? [jemaat:”Maut/mati”] “Tetapi pikiran rohani itulah hidup lagi sentosa. Karena pikiran tabiat duniawi [pikiran fana/pikiran alami] itu” DALAM perseteruan dengan Allah [jemaat: “Bukan. Itulah perseteruan dengan Allah.”] Tidak, tidak dalam perseteruan dengan Allah, tetapi dia sendiri adalah perseteruan. Dia “adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kapada hukum Allah,” (ayat 7 TB), sampai manusia itu di tobatkan? [jemaat:”Tidak mungkin baginya.”] Tidak dapat? Tidak dapatkah Allah membuat pikiran itu takluk kepada hukum-Nya? [jemaat:”Tidak”] Sekarang, tidak dapatkah Allah membuat pikiran itu yang ada dalam anda dan saya—pikiran alami—tidak dapatkah Ia menjadikannya takluk kepada hukum-Nya? [jemaat:”Tidak”] Apakah pikian itu? Itu adalah perseteruan terhadap Allah. Tidak dapatkah Tuhan membuat yang berseteru denganNya itu—tidakkah Ia dapat menjadikannya mengasihi-Nya? [jemaat:”Tidak”]

Di situlah poinnya: Jika dia DALAM perseteruan, lalu itu bisa saja di damaikan, karena hal yang dapat membuatnya dalam perseteruaan akan menjadi sumber masalah, lalu hal yang ada dalam perseteruan akan di damaikan. KITA adalah DALAM perseteruan, tetapi ketika Dia mengangkat perseteruan itu, KITA DI DAMAIKAN dengan Allah. Tetapi dalam masalah pikiran fana ini, di sana tidak ada yang mengantarainya; dia adalah hal itu sendiri. Itulah akarnya.

Lalu ia tidak dapat takluk kepada hukum Allah. Satu-satunya hal yang dapat dilakukan terhadapnya, adalah menghancurkannya, mencabutnya, memusnahkannya, menghapusny. Pikiran siapa itu? [jemaat:”Setan”] Itu adalah pikiran diri, itu adalah setan. Baiklah lalu, apa yang dapat seorang manusia lakukan dijalan kebenaran, sampai pikiran yang lain itu ada? [jemaat:”Tidak ada”] Ya, itulah pikiran yang ada dalam semua umat manusia. Sekarang marilah kita lihat bagaina pikiran fanah ini, manusia alami ini bekerja dalam masalah kebenaran pada masalah pembenaran.

Roma, pasal yang pertama, memberitahukan kita hal ini, ayat 20-22: ”Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan ke-Ilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia di ciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukhur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.” Siapa penghuni pertama dunia ini yang mengaku mengikuti hikmat pada saran diri, dalam usulan setan? Hawa. Dia adalah orang pertama yang mencapai hikmat dalam cara ini. Apa yang dia dapatkan? [jemaat:”Kebodohan”] Dia menjadi seorang yang bodoh. Dan kita semua ada di situ. Siapa yang menuntun pikran alami? Setan. Siapa yang mengerjakan itu? Setan. Ketika apa yang dia bicarakan disini, telah berlalu dari Allah, lalu menjadi bodoh; “mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang yang menjalar”—itulah kekafiran.

Bab kelima belas dari bukunya Gibbons Kumunduran dan Kejatuhan Kerajaan Romawi, paragraph 17; dia mengatakan tentang kekafiran dalam penyelidikan terhadap kebakaan jiwa: “Dalam penyelidikan yang luhur, akal mereka selalu di bimbing oleh imajinasi mereka, dan imajinasi mereka di dorong oleh kesombongan mereka.”

Tandai itu. Akal dari jenis suatu pikiran apa? [jemaat:”pikiran fana”] Di bimbing oleh imajinasi dari jenis suatu pikiran apa? [jemaat:”Pikiran fana”] Dan imajinasi itu di dorong oleh kesombongan dari jenis suatu pikiran apa? [jemaat:”Pikiran fana”] Tidakah itu benar-benar suatu pikiran setan? Kesombongan menjadi akar penyelidikan, dan diri akar kesombongan. Ini

adalah komentar terbaik terhadap ayat alkitab itu yang anda akan temukan di dunia ini. Saya baca terus:

“Ketika mereka menelaah dengan kepuasan dengan diri sendiri mengembangkan kuasa mental mereka, ketika mereka menjalankan berbagai tingkat ingatan, angan-angan dan pertimbangan, pada spekulasi yang terdalam, atau pekerja yang paling penting, dan ketika mereka memantulkan kerinduan untuk tenar; yang akan mengangkut mereka pada masa yang akan datang, jauh melampaui ikatan kematian dan kubur; mereka tidak mau membaurkan diri mereka dengan binatang-binatang di padang atau mengira satu keberadaan seperti itu, demi kejayaan mereka yang di pertunjukan dangan kebanggaan yang paling bersungguh-sungguh, dapat di batasi pada suatu titik di dunia dan pada suatu masa yang singkat.”

Apakah itu kecuali tentang gambaran karir setan ketika dia mulai. Akalnya di dorong oleh imajinasinya; imajinasinya di bimbing oleh kesombongannya, dan menelaah dengan kepuasan perkembangan kuasa mentalnya; kerinduan untuk tenar melebihi Allah; dan tidak mau membiarkan bahwa suatu oknum demi kejayaan yang dimiliki dia mempertunjukan dengan kebanggaan yang paling bersungguh-sungguh dapat secara tepat di batasi pada suatu tempat di titik tertentu dalam alam semesta dari Allah. Bukankah ini suatu pertannyaan yang tepat dari sisi manusia itu? Dapatkah ada lagi suatu gambaran yang lebih jelas dari pekerjaan setan dalam karir aslinya?

Ya, lalu apa?

“Bersama hal yang menawan hati dan yang disukai ini mereka di panggil dengan bantuan mereka pada ilmu pengetahuan, atau lebih pada bahasa, metafisika. Mereka segera menemukan bahwa sebagaimana tidak ada milik dari masalah yang akan berlaku bagi bekerjanya pikiran, jiwa manusia harus mau tidak mau jadi suatu substansi yang berbeda dari tubuh, murni, sederhana dan rohani, tidak mampu di putuskan, dan rentan dari suatu derajat besar lebih tinggi kebajikan dan kebahagian sesudah di lepaskan dari penjara badaniahnya. Dari prinsip-prinsip yang tampaknya bagus dan agung ini, para filsuf yang mengikuti jejaknya plato ini mengembangkan suatu kesimpulan yang benar-benar tidak dapat di benarkan, semenjak mereka menyatakan, tidak hanya kekekalan masa mendatang, tetapi kekekalan jiwa manusia masa lalu, yang bagi mereka terlalau cocok untuk mereka perhatikan sebagai suatu bagian dari roh tak terbatas dan keberadaan diri, yang mana meliputi dan menyanggah alam semesta.”

Apakah itu selain pikiran setan? Keberadaan sendiri, seperti Allah. Setara dengan Allah. Apakah itu yang kemudian beraksi dalam manusia yang merupakan pikiran yang sesungguhnya yang ada dalam diri Lucifer di sorga bercita-cita menjadi setara dengan Allah? Pikiran yang akan

mengangkat diri dan untuk mensejajarkannya dengan Allah. Itulah pikiran alami. Itulah pikiran alami yang ada dalam setiap manusia di dunia. Itulah pikiran setan. Dan itulah pekerjaan pikiran alami ini secara terbuka, menebalkan paham kafir. Lalu tidakah setiap orang yang sedemikian memerlukan pikiran yang lain—yaitu pikiran Yesus Kristus, yang memikirkan bukan suatu hal untuk menjadi setara dengan Allah, tetapi mengosongkan diri-Nya? Demikianlah Allah sangat memuliakan-Nya.

Ya, di situ kita telah melihat gagasan kafir secara terbuka, secara luas, dan secara kasar sebagaimana dia adanya. Sekarang kita melihat apa hal yang sama ini, sebagaimana ia berdiri di hadapan dunia, mengaku jadi di benarkan oleh iman. Dan itu adalah sebagaimana yang di menifestasikan di dalam kepausan. Karena kepausan adalah penjelmaan sebenarnya dari setan dan pikiran diri ini. Karena ia adalah “lawan yang meninggikan diri di atas segala yang di sebut atau yang di sembah sebagai Allah.” Dan semua ini di bawah nama dan bentuk Agama Kristen; semua ini adalah sebagi suatu pemalsuan kebenaran.

Saya di sini mempunyai suatu buku yang berjudul, Kepercayaan Katolik. Buku ini memuat buah tangan dari Kardinal John McCloskey, kepala keuskupan New York, dan Henricus Eduardus, Kepala Kardinal Westmonastery; di tulis oleh “Pastor Agung Joseph Faa Di Bruno,D.D, Rektor General Pius Society of Mission; Gereja Ssmo Salvatore di Onda, Ponte Sisto, Rome, dan Gereja Italia St. Peter’s, Hatton Garden, London, E.C; di suting oleh Pastor Louis A. Lambert, Pengarang “Notes on Ingersoll” dst, dst, dan datang kenegara ini dengan persetujuan hirarki di Negara ini.

Saya akan membaca beberapa kalimat darinya. Dan bahwa anda boleh memiliki dua hal—Kebenaran Pembenaran Oleh Iman dan yang palsunya—berdampingan, akan di baca apa yang di katakannya, dan lalu apa yang Allah katakan dalam Kebahagiaan Sejati (Steps to Christ). Ini ada dalam kesaksian-kesaksian juga dan semua lewat alkitab, tentu saja. Saya mau anda melihat apa saja gagasan Roma Katolik tentang pembenaran oleh iman, karena saya telah menemuinya di antara orang-orang yang mengaku sebagai Masehi Advent Hari Ke-tujuh dalam 4 tahun terakhir ini secara langsung. Hal-hal penting ini, gambaran penting ini yang ada dalam buku Katolik ini, sebagaimana yang di sebut pembenaran oleh iman itu dan bagaimana mendapatkannya adalah gambaran yang sama sebagaimana orang-orang yang mengaku Masehi Advent Hari Ke-tujuh telah katakan pada saya sebagai apa yang mereka katakan mengenai apa itu pembenaran oleh iman.

Saya mau mengetahui bagaimana anda dan saya membawa suatu pekabaran kepada dunia ini, mengamarkan mereka terhadap penyembahan binatang itu, ketika kita memegang dari pengakuan kita doktrin-dokrin binatang itu. Dapatkah itu di lakukan? [jemaat:”Tidak”] Dan demikianlah saya menarik perhatian anda pada hal ini malam ini sehingga anda dapat melihat

apakah itu sebagaimana adanya, dan dengan demikian, jika memungkinkan, mengetahui apa yang dimulai dengannya, mengetahui bahwa itulah kepausan, mengetahui itulah binatang itu, anda akan membiarkannya pergi karena demikian, sekalipun jika anda tidak siap untuk percaya pada pembenaran oleh iman, tentu saja, bahkan jika anda tidak dapat melihat itu, sebagaimana beberapa orang tidak dapat melihatnya juga, sebagaimana Allah memberikan doktrin itu. Sekarang jika kita menemukan bahwa itulah kepausan, saya harap mereka yang telah memegang itu, atau menyatakannya pada setiap waktu, apapun yang mereka pegang akan membiarkannya pergi bagaimanapun juga itu.

Pada halaman 74 dari pekabaran ini saya membaca sebagai berikut:

Dalam kasus orang yang sedang bertumbuh, beberpa perlakuan di perlukan pada bagian orang berdosa itu dalam usaha mendapatkan kebiasaan ini dan pernyataan karunia pembenaran.

Dia harus menyiapkan dirinya untuk itu? Dia harus melakukan sesuatu untuk membuat dia layak menerimanya. Sebagaimana saya membaca setiap pernyataan dari buku ini, saya akan kemudian membaca yang berlawanan dengannya. Jadi sekarang, pada halaman 33 dan 34 Kebahagian Sejati, saya baca sebagai berikut:

“Jika engkau melihat dosa-dosamu dan merasakannya, janganlah menunggu sampai membuat dirimu sendiri lebih baik. Betapa banyak orang yang menganggap dirinya tidak layak datang kepad Kristus. Apakah engkau berharap supaya menjadi lebih baik dengan usaha-usahamu sendiri?.... Hanya di dalam Allah saja kita dapat memperoleh pertolongan. Seharusnya kita jangan menunggu bujukan yang lebih kuat, kesempatan yang lebih baik, atau perangai yang lebih suci. Kita tidak dapat berbuat sesuatu oleh diri sendiri. Kita harus datang kepada Kristus seperti apa adanya. (Roma 4:5)”

Inilah pembenaran oleh iman. Hal lain itu adalah pembenaran oleh perbuatan. Inilah Kristus; itulah Iblis. Satu adalah doktrin pembenaran oleh iman Kristus; yang lain adalah doktrin pembenaran oleh iman Iblis. Dan sekaranglah waktunya umat Masehi Advent Hari Ke-tujuh mengerti perbedaan itu. [jemaat: “Amen”]

Kembali dari pekerjaan Katolik: “Seorang manusia dapat mengatur dirinya sendiri hanya oleh bantuan karunia Ilahi, dan

tabiat yang ia tujukan tidaklah oleh sesuatu pengaruh yang berarti atau jasa pembenaran: mereka hanya melayani menyiapkannya untuk itu.”

Tidak, mereka bilang kami tidak percaya pada pembenaran oleh perbuatan, tetapi kita harus melakukan sesuatu dalam usaha untuk mencapainya. Kita harus menunjukan itikat baik kita bagaimanapun juga. Kita harus membuat suatu resolusi yang baik sebelum kita mulai, apapun itu; sesuatu yang menyiapkan kita untuk itu.

Apa yang Allah katakan? Pada halaman 38 kebahagiaan sejati kita saya baca:

“Dengan kasih di bujuk-Nya hati anak-anak-Nya yang telah tersesat. Tiada orang tua di dunia ini yang begitu sabar terhadap kesalahan-kesalahan dan dosa anak-anaknya seperti halnya kesabaran Allah terhadap orang-orang yang di usahakan untuk menyelamatkannya.”

Dia melakukan apa? “Mencari untuk menyelamatkan.” Inilah cara Allah. Oh, tidak, Dia menunggu sampai manusia menyiapkan diri mereka untuk di selamatkan. Itulah cara setan.Saya baca terus dari Kebahagiaan Sejati: “Tiada bujukan manusia yang lebih lembut dari pada bujukan terhdap orang yang melanggar. Tiada bibir manusia yang pernah mencurahkan kelembutan kepada orang yang tersesat melebihi apa yang di lakukan-Nya; semua janji-Nya, amaran-amaran yang di berikan-Nya, semata-mata adalah pernyataan kasih yang tidak terucapkan. Apabila setan mengatakan bahwa anda adalah orang yang besar dosanya, pandanglah kepada Juruselamatmu dan bicaralah mengenai pengorbanan-Nya. Itulah yang dapat membantu engkau memandang kapada terang-Nya. Akuilah dosamu, bahkan katakan kepada musuh itu bahwa “Kristus Yesus datang kedunia untuk menyelamatkan orang yang berdosa.” Dan anda dapat di selamatkan oleh kasih-Nya yang tida taranya. ” Dan anda dapat di selamatkan oleh kasihNya yang tiada taranya. (Yoh 3:16).”

Inilah pembenaran oleh iman. Yang lain adalah pembenaran olah perbuatan. Inilah Yesus Kristus yang lain adalah setan.

Kemudian dalam pekerjaan Katolik ini ia terus memberitahukan banyak hal yang harus anda lakukan dalam upaya mendapatkan perlakuan ini: “Suatu tindakan iman… suatu tindakan takaut akan Allah, suatu tindakan pengharapan…suatu tindakan pertobatan… suatu resolusi menjelang Sakramen Pengakuan Dosa.”

Inilah hal-hal yang akan menyiapkan anda menjadi di benarkan untuk di selamatkan. Pada halaman 76 dari pekerjaan yang sama ini, saya baca:

“Kita berdiri dalam keperluan terus-menerus dari karunia-karunia yang nyata untuk membentuk tindakan-tindakan yang baik, baik sebelum maupun sesudah di benarkan.

Tidakan-tidakan yang baik harus dibentuk sebelum kita di benarkan, dalam upaya melayakan kita untuk itu.

Tindakan-tindakan baik, bagaimanapun juga, diselesaikan oleh bantuan kasih karunia sebelum pembenaran bukanlah, secara ketat bicara jasa, tetapi melayani untuk melicinkan jalan pembenaran, untuk menggerakan Allah.”

Mereka “melayani untuk menggerakan Allah.” Itulah keras semata, roh besi iblis yang di paksa ada dalam Tuhan ketika dia memulai di surga, bahwa Allah adalah Oknum yang tiran, bahwa Allah tidak ingin umat-Nya menjadi bebas, bahwa Dia duduk di sana dan menginginkan segala sesuatu berlaku begitu saja tanpa ada akal, pertimbangan dan kebebasan, atau apapun yang sejenis dengan itu. Dia harus “digerakan” oleh ciptaan-Nya. Itulah doktrin yang setan telah taruh dalam gagasan jasa dari waktu itu sampai sekarang. Allah menentukan jasa untuk menunjukan kapada manusia, menyampaikan pada manusia, apa yang Allah hendak lakukan bagi manusia, bahwa Allah membuat kebaikan baginya. Tetapi setan memutar balikkannya dan manusia harus melakukan ini dalam upaya mendapatkan Allah dalam humor yang baik, bahwa Tuhan marah kepadanya dan Tuhan ingin menghukumnya dan sekarang kita harus melakukan kebaikan untuk membayar lunas kepada-Nya agar Dia tidak akan menyiksa kita, dan kita telah “menggerakan” Dia untuk membenarkan kita.

Marilah kita membaca apa yang Tuhan katakan tentang itu, Kebahagiaan Sejati, halaman 62 dan 63. “Berbicara tentang perumpamaan anak yang hilang, dan bahwa bagaimana, ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan, ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia, begitulah katanya.

Sekalipun perumpamaan ini mengharukan dan menyentuh hati, itu masih belum mampu menyatakan kasih sayang Allah Bapa yang tiada batasnya itu. Tuhan berkata melalui nabi-Nya: “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” (Yeremia 31:3). Manakala orang berdosa jauh dari rumah Bapa, memboroskan hartanya di negri asing, hati Bapa rindu kepadanya; dan setiap kerinduan yang timbul di dalam jiwa untuk kembali kepada Allah adalah karena himbauan Roh Kudus yang penuh membujuk, memohon dan menarik orang yang sesat itu kembali kepada hati kasih Allah Bapa.

Dengan janji-janji dalam Alkitab terbentang di hadapanmu, masihkah anda meragukan hal itu di dalam hati? Dapatkah anda percaya, bahwa apabila orang berdosa itu ingin kembali, mau meninggalkan dosa-dosanya, Allah mencegah supaya jangan datang bersujud di depan kaki-Nya dalam pertobatan? Di jauhkalah kiranya pikiran seperti itu! Tiada

hal yang dapat mendukakan jiwa anda selain dari mempunyai pikiran demikian mengenai Bapa semawi kita itu.”

Siapa yang ingin menyakiti jiwa kita? [jemaat:”Setan”] Siapa yang paling ingin menyiksa jiwa? Setan. Apa yang dapat lebih menyiksa jiwa dari pada doktrin itu di sana dalam buku itu bahwa kita harus menaruh diri kita dalam suatu penempatan, pada bingkai pikiran, dan membuat resolusi yang baik dan semua hal-hal ini dalam upaya “Menggerakan” Allah agar mengasihani kita dan menyelamatkan kita. Apa yang dapat lebih menyiksa jiwa dari pada memikirkan bahwa Allah secara keras memegang seorang yang berdosa sampai jiwa yang malang itu melakukan sesuatu untuk menggerakan Dia? Apalagi hal yang sangat menyakitkan yang dapat seorang percayai? Jawaban Tuhan adalah: “ Tidak ada dapat menyakiti jiwa kalian lebih dari pada suatu konsep semacam itu.” Lalu dari mana datangnya doktrin itu sendiri? [jemaat: “Setan”] Masih saja di lewatkan di bawah judul dan di bawah gagasan pembenaran oleh iman! Tidak ada iman di dalamnya. “Jauhkan itu,” firman Tuhan. Dan biarlah seluruh orang mengatakan, Amin.

Kembali saya membaca dari kepercayaan katolik:

“Tetapi jika dengan bantuan kasih karunia yang nyata, pekerjaan-pekerjaan baik dilakukan oleh seseorang yang dalam suatu keadaan pembenaran kasih karunia, dan mereka berterima pada Allah dan berjasa meningkatkan kasih di dunia dan meningkatkan kemuliaan di surga.”

Apakah kata Tuhan? Pada halaman 65, 66, Kebahagian Sejati (Steps to Christ p 61). Dan ini dalam bab yang berjudul “Ujian Penurutan.” Ini berbicara pada mereka yang adalah murid-murid, ini bicara kepada orang yang sama pada siapa buku yang lain itu berbicara. Apa yang di katakannya?

“Sementara kita tidak dapat melakukan suatu apapun untuk mengubah hati kita atau membuat diri kita sendiri berdamai dengan Allah; sementara kita tidak dapat berharap pada diri kita sendiri atau kepada amal perbuatan baik kita, hidup kita akan menujukan apakah anugrah Allah ada di dalam kita.”

Lalu anda lihat, gagasan Allah adalah bahwa bila Dia ada di sana, Dia akan menujukan diri-Nya sendiri melalui kita. Yang lain, gagasannya setan, bahwa sesudah kita memperoleh pertobatan dari Tuhan, lalu kita melakukan beberapa pekerjaan baik itulah “berjasa”, dan kita akan aman di dunia ini; kita akan memiliki “suatu penambahan kasih karunia” di bumi ini, “dan suatu penambahan kemuliaan di surga.” Itulah fondasi yang sesungguhnya dari “jasa-jasa orang

kudus”, dari yang mana kepausan suka menggunakannya untuk memberikan kepada mereka yang tidak memiliki cukup jasa dari yang mereka miliki.

Sekarang bahwa yang mana saya telah membaca dari karya katolik ini dalam suatu bab tetang pembenaran, mengajarkan doktrin yang tegas tentang pembenaran. Di sini (halaman 365) dia menelaah doktrin pembenaran oleh iman, menyalahkan Protestan yang mempercayainya. Marilah kita lihat, saudara-saudara, apakah kita akan menjadi Protestan atau Katolik. Marilah kita lihat apakah kita akan percaya pada Yesus Kristus atau setan. Itulah apa yang kita perlukan untuk di mengerti sekarang ini, dan sekarang kita mengertinya, dan sebelum kita mulai memberikan pekabaran malaikat ketiga. Saya baca:

“Sebagaimana dalam revolusi para pemimpin mencoba memperoleh keuntungan dari umat dengan cara memberikan janji kemerdekaan, demikian juga pada masa yang di sebut dengan reformasi—yang mana adalah suatu revolusi terhadap otoritas gereja dan perintah dalam agama—kelihatannya tujuan para reformer adalah untuk memikat umat di bawah dalih membuat mereka tidak tergantung imam-imam, yang di tanggungnya Juruselamat kita menempatkan pelayanan tujuh sakramen pengampunan dan kasih karunia.

Mereka mulai, dengan demikian, oleh melewati lima sakramen ini, termasuk sakramen pengutusan, yang mana para imam di urapi, dan sakramen penebusan dosa, yang mana pengampunan dosa di berikan kepada yang menyesal…Mereka lalu mengurangi, sebagaimana tampaknya, pada sekedar bentuk rupa, dua sakramen yang mereka akui tetap di jalankan, secara nama, baptisan kudus dan perjamuan kudus. Menyusun penolakan ini dan memampukan setiap individu menentukan bagi dirinya sendiri, dan mendapatkan bagi dirinya sendiri pengampunan dosa dan kasih karunia Ilahi, terbebas dari pengaruh para imam.”

Inikah doktrin yang benar? Benarkah seorang manusia dapat mendekati Allah oleh dirinya sendiri, terpisah dari pengaruh para imam? [jemaat: “Benar”] Apa yang di katakan Tuhan? Kebahagiaan Sejati halaman 113:

“Hubungan antara Allah dengan tiap-tiap jiwa adalah jelas dan sempurna seolah-olah tidak ada lagi jiwa yang lain untuk mana Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal itu.”(tambahan kutipan) (hal 112), “Bawahlah segala kekuranganmu, kegembiraanmu, dukacitamu, keluh kesahmu, dan ketakutanmu kehadapan Allah. Anda tidak dapat memberati Dia; anda tidak membuat Dia letih…Bawalah segala sesuatu yang memberatkan pikiran…”

Terima kasih Tuhan. Sekarang saya akan terus membaca dari buku katolik:

“Terpisah dari pengaruh para imam dan sakramen-sakramen, mereka menciptakan suatu arti yang eksklusif, yang tidak pernah di ketahui oleh Gereja Allah, dan tetap di tolak oleh seluruh Gereja Timur dan oleh Roma Katolik di seluruh dunia, oleh yang mana para pengikut Luther spekulasikan untuk menyatakan bahwa setiap individu dapat terjamin di ampuni dan di benarkan bagi dirinya sendiri, terpisah dari pengaruh para imam dan sakramen-sakramen. Mereka memiliki bingkai suatu Dogma baru, yang tidak di temukan dalam setiap pernyataan-pernyataan kepercayaan, atau dalam kanon setiap konsili umum; yang saya maksudkan, dogma baru dari Pembenaran oleh Iman saja, atau hanya oleh iman.”

Itulah “dogma baru” yang di persalahkan oleh kepausan, bahwa itu tidak pernah ada dalam setiap pernyataan kepercayaan yang mereka miliki. Pada halaman 366 saya membaca lagi:

“oleh menambahkan kata “Saja”, Protestan mengaku meniadakan semua bentuk lahiriah, keupacaraan, kealiman, atau pekerjaan-pekerjaan kemurahan hati, pekerjaan-pekerjaan penurutan atau penebusan dosa, dan tidakan-tidakan moral yang baik atau apapun itu, sebagaimana yang di artikan dari pengertian pembenaran, atau sebagai kondisi untuk memperolehnya.”

Oh yah, anda harus melakukan sesuatu membuka jalan; anda harus dapat melakukan sesuatu untuk keluar dari tempat di mana anda berada, sehingga anda dapat dibenarkan. Anda harus mengangkat diri anda kebagaian atas jalan, dan kemudian Tuhan akan bergerak dan akan menerima anda dan membenarkan anda. Itulah doktrin setan! Akankah kita menjadi Protestan atau Katolik? Itulah pertanyaannya. [jemaat: “Protestan”] Akankah kita memberitakan pekabaran malaikat yang ketiga melawan penyembahan binatang itu dan patungnya? Atau akankah kita menjadi satu bagian dari binatang itu dan patungnya bagi diri kita sendiri? Itulah pertanyaannya. Karena patung adalah patung dari binatang itu pada titik ini—ajaran (kata ini di tambahkan penulis), sama persisnya dalam semua hal lainnya, seklipun ia mengaku sebagai protestan. Itulah kemurtadan Protestan.

Pada halaman 367 dari buku katolik ini saya baca sebagai berikut: “untuk melakukan tindakan ini dengan pandangan sedang di benarkan, mereka mengatakan, sama dengan memberikan uang satu sen kepada Ratu agar memperoleh darinya suatu pemberian kerajaan.” Apa yang di katakan Tuhan? Halaman 57, Kebahagiaan Sejati: Inilah pelajaran yang telah di ajarkan Yesus ketika masih berada di atas dunia ini, bahwa pemberian yang di janjikan Allah kepada kita haruslah kita percayai dan kita terima, maka itu akan menjadi milik kita.

Lalu manakah yang agama Kristen? [jemaat: “Yang terakhir.”] Tetapi gerja katolik mengatakan bahwa ini adalah paham Protestan. Ini benar. Terima kasih Tuhan!

Tetapi kita meneruskan untuk membaca dari pekerjaan Katolik ini: Datanglah sebagaimana anda ada, mereka menambahkan; anda tidak terlalu jelek bagi Yesus.

Terimakasih Tuhan bahwa ini bukanlah doktrin Katolik. Terima kasih Tuhan bahwa ini bukanlah bagian dari binatang itu atau menyembahnya, juga bukan dari patung binatang itu dan penyembahannya. Marilah kita kumpulkan mereka bersama, apakah kata Tuhan? Halaman 32,33, kebahagian sejati:

“Kita tidak dapat berbuat sesuatu oleh diri sendiri. Kita harus datang kepada Kristus seperti kita apa adanya.”

Lagi pada halaman 28,29, Kebahagaian Sejati: (kutipan selengkapnya) “Tetapi haruskah orang berdosa menunggu sampai dia telah bertobat sebelum dia menerima Kristus? Apakah pertobatan itu merupakan suatu penghalang antara orang yang berdosa dengan Juruselamat? Alkitab tidak mengajarkan bahwa orang berdosa harus bertobat sebelum dia dapat manghargai undangan Kristus, “Marilah kepadaKu semua yang letih lesu, dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” (Mat 11:28). Kebajikan yang datang dari Kristus itulah yang menuntun orang menuju pertobatan sejati.” Yesus senang terhadap kita yang datang kepada-Nya apa adanya, sebagai orang berdosa.

Apakah “keberdosaan” [jemaat: “Penuh dengan dosa.”] Apakah Yesus mengasihi agar supaya kita datang kepada-Nya sebagaimana kita adanya, penuh dengan dosa? [jemaat:”Ya”] Apakah demikian? [jemaat: “Ya, tuan”] Marilah kita menjadi Protestan. Marilah kita memiliki pekabaran malaikat yang ke tiga, yang adalah Injil Kristus.

Yesus ingin kita datang kepada-Nya sebagaimana adanya kita, dalam keadaan berdosa, tiada daya, dan hanya bergantung kepada-Nya. Kita dapat datang kepada-Nya dengan segala [berapa banyak? “Segala”] kelemahan dan kebodohan kita dalam keadaan kita yang penuh dosa, dan menyembah di kaki-Nya dengan pertobatan. Adalah mulia bagi-Nya merangkul kita dalam lengan kasih-Nya serta membebat luka-luka kita, membasuh kita dari segala kenajisan… Tidak ada orang yang begitu berdosa sehingga tidak mendapatkan kekuatan, kebenaran dan kesucian di dalam Yesus, yang telah mati bagi mereka. (Kebahagiaan Sejati. 60,61).

Itulah pemberian Allah. Itulah pemberian-Nya—suatu pemberian cuma-cuma tanpa uang, tanpa harga, dan saya menerimanya dengan gembira dan secara terus-menerus bersyukur kepada-Nya untuk itu. Inilah gagasan Tuhan dari Pembenaran oleh Iman. Yang lain adalah gagasan setan.

Marilah kita membaca lagi dari buku katolik:

Melalui iman saja dalam janji-Nya, mereka (kaum Protestan) menegaskan, anda dapat dan harus menerima jasa-jasa Kristus, meraih penebusan Kristus dan keadilan-Nya; mengambil Kristus untuk dirimu sendiri, mempercayai bahwa Kristus besertamu, memilikimu, bahwa Ia menebus dosa-dosamu, dan semua ini tanpa persiapan apapun dan tanpa melakukan apapun di bagian anda.

Baik! Syukur kepada Tuhan, itulah paham Protestan! Dan Katolik tahu itulah paham Protestan! Apakah anda mengetahuinya? Marilah kita melihat apa yang di firmankan Tuhan pada halaman 59,60 Kebahagaian Sejati:

“Bahkan kehendak Allah ialah membersihkan kita dari dosa, membuat kita menjadi anak-anak-Nya, serta menyanggupkan kita mendapatkan kehidupan yang suci. Karena itu kita harus memohon berkat-berkat ini serta percaya bahwa kita menerimanya, lalu mengucap syukur kepada Tuhan karena kita telah menerimanya. Kita mempunyai hak datang kepada Kristus supaya di sucikan, dan berdiri di hadapan hukum tanpa rasa malu atau sesal. (Ef 1:3)” [jemaat: “Amin”] Tanpa keperluan melakukan pengakuan dosa apapun? [jemaat: “Ya” ] Syukur kepada Tuhan.

Sekarang kembali lagi ke buku Katolik:

“Bahkan, bagaimanapun kekurangan anda dan semua kekurangan lainnya yang dituntut oleh Katolik, dan bagaimanapun itu dipenuhi dengan dosa, jika anda hanya percaya di dalam Yesus bahwa Ia akan menghapus dosa-dosamu dan menyelamatkan engkau, oleh hanya percaya saja engkau akan diampuni, ditebus secara pribadi, dibenarkan dan ditempatkan pada keadaan keselamatan.”

Sekarang marilah kita membaca halaman 38, 39 Kebahagiaan Sejati, kembali: Apabila setan mengatakan bahwa anda adalah orang yang besar dosanya, pandanglah kepada Juruselamatmu dan berbicaralah mengenai pengorbanan-Nya. Itulah yang dapat membantu engkau memandang kepada terang-Nya. Akuilah dosamu, bahkan katakan kepada musuh itu bahwa Kristus Yesus datang ke dunia ini untuk menyelamatkan orang berdosa dan anda dapat di selamatkan oleh kasih-Nya yang tiada taranya. (I Tim 1:15). Yesus pernah menanyakan kepada Simon sebuah pertanyaan tentang dua orang yang berhutang. Seorang di antaranya berhutang kepada majikannya sejumlah kecil sedangakan yang seorang lagi berhutang kepadanya dengan jumlah yang besar; tetapi majikannya menghapuskan hutang

keduanya, lalu Kristus menanyakan siapakah di antara keduanya yang lebih di kasihi majikannya. Lalu jawab simon: “aku kira dia yang paling banyak di hapuskan hutangnya.” (luk 7:43) kita adalah orang yang berdosa besar tetapi Kristus telah mati supaya kita dapat di ampuni. Jasa pengorbananNya cukup sempurna di hadapkan kepada Allah Bapa demi kepentingan kita.

Begitukah kenyataannya? [jemaat: “Ya tuan”] Baik! Ada suatu kesepakatan besar lagi dalam pekerjaan Katolik ini yang saya tidak berkesempatan untuk membacakannya sekarang. Itu terus sampai kepada arti apakah iman itu. Sekarang pikirkan baik-baik, karena saya telah bertemu dengan orang-orang dari berbagai golongan yang pemikirkannya sejalan dengan pemikiran hal penting tentang iman ini yang oleh buku katolik ini menybutnya juga iman. Saya baca pada halaman 368:

Kata ‘iman’ dalam alkitab kadang-kadang berarti keyakinan pada kemahakuasaan dan kebaikan Allah, bahwa Ia dapat dan berkehendak menyembuhkan atau menguntungkan kita oleh pangalihan yang menakjubkan. Kebanyakan itu menunjuk pada kebenaran-kebenaran yang di ungkapkan, dan kepercayaan yang berarti dalam mereka sedemikian. Tidak ada seorangpun memiliki hak memberikan kepada kata iman suatu arti baru, dan membawanya, misalnya, menandakan ketergantungannya pada Yesus supaya menjadi secara personal diselamatkan melalui ketergantungan sungguh-sungguh ini saja, kecuali Yesus Kristus atau para rasul yang telah lakukan, dalam beberapa hal di pakaikan sedemikian secara jelas suatu arti pada kata iman dan mengajarkan doktrin percaya pada Kristus bagi keselamatan peribadi sebagaimana persyaratan satu-satunya pada pembenaran. Tidak ada orang yang harus menambah suatu arti khusus pada kata iman, tanpa memiliki suatu jaminan yang baik dalam alkitab atau dalam tradisi ilahi.

Sekarang dalam banyak ayat dari kitab suci yang dalam mana menyimpan iman secara jujur berbicara tentang hal itu, oleh iman itu tidaklah berarti suatu kepercayaan dalam Kristus bagi keselamatan pribadi, tetapi secara nyata suatu kepercayaan teguh bahwa Yesus adalah Mesias, kristus, Anak Allah, bahwa apa yang berhubungan dengan-Nya dalam Injil adalah benar, dan bahwa apa yang Dia ajarkan adalah benar.

Pada halaman 370, dia mendefinisikan iman, dan saya akan membacakan itu sebelum membacakan yang berlawanan:

Ayat-ayat ini, semua mengacu pada menyimpan iman, membuktikan melewati suatu keraguan bahwa tidak ada kepercayaan dalam Kristus bagi keselamatan peribadi tetapi iman dari pernyataan-pernyataan keyakinaan, iman dalam mengungkapkan kebenaran-kebenaran.

Sekarang apakah iman itu setuju dengan itu? “ iman dari pernyataan-pernyataan keyakinan.” Mereka secara sederhana membuat suatu pernyataan dari kesanggupan mereka menyebut itu doktrin Allah dan lalu anda percaya itu dan berbuat yang terbaik dari anda dan itu melewatkan bagi pembenaran oleh iman. Apakah pernyataan keyakinan itu di buat dalam penulisan actual atau apakah itu adalah gagasan seseorang yang mereka ingin lakukan oleh suatu pemungutan suara dalam suatu General Conference, itu tidak membuat perbedaan dalam perinsip, peryataan keyakinan itu ada di sana dan tanda tangan kepadanya adalah hanya jenis iman itu. Dan di sana ada orang-orang yang ada di sini yang mengingat suatu masa—4 tahun lalu—dan suatu tempat—Minapolis—ketika tiga usaha langsung di buat untuk memperoleh hanya suatu hal sedemikian, sebagaimana itu di percepat kepada pekabaran malaikat ketiga, oleh suatu pemungutan suara dalam suatu General Conference. Apa yang di percayai oleh seseorang—memunculkan itu sebagai patokan dan kemudian memungut suara untuk berdiri pada patokan itu, apakah anda tahu apakah patokan itu atau tidak, dan kemudian pergi kedepan dan setuju untuk memelihara perintah-perintah Allah dan banyak hal lainnya yang akan anda lakukan, dan bahwa yang telah di lewatkan itu adalah pembenaran oleh iman.

Kita telah di beritahukan bahwa pada saat itu malaikat Allah berkata, “Jangan lakukan langkah itu; anda tidak tahu apa yang ada di dalam itu?” Saya tidak ada waktu untuk memberitahukan apa itu, tetapi malaikat mengatakan, “Jangan lakukan itu” Kepausan ada di dalamnya . Bahwa adalah apa yang Tuhan coba memberitahukan kepada kita dan membuat kita mengerti. Kepausan ada di dalamnya. Ia sepertinya sementara ada dalam setiap gereja lain yang telah keluar dari kepausan; mereka akan lari dengan sedikit menyinggung oleh iman dalam Allah dan kemudian menegguhkan beberapa gagasan manusia dari doktrin dan mengambil suara untuk berdiri olehnya dan mengumpulkan suara bahwa itu adalah doktrin gereja ini dan lalu “iman dari pernyataan-pernyataan keyakinan,” dan kemudian mengikutinya terus dengan perbuatan mereka sendiri.

Adakah di sana siapa saja yang di dalam gedung ini yang ada di sana pada masa itu yang tidak dapat melihat apa yang mundur di sana? Lalu, saudara-saudara, ini bukanlah waktu untuk memangkas longgar, jika Ia—Pembenaran oleh iman ( kata-kata garis miring di tambahkan) mengambil kehidupan kita yang dalam? Ia akan mengambil kehidupan dalam kita, dia akan menyalibkan kita degan Yesus Kristus. Itu akan menyebabkan semacam suatu kematian kepada dosa sebagaiman kita tidak pernah impikan dalam kehidupan kita sebelumnya. Itu akan membawa semua pikiran kepausan kita keluar, semua roh besi kita keluar, dan itu akan menaruh disana keIlahian, kelembutan, pikiran kasih Yesus Kristus, itu tidak menginginkan pernyataan keyakinan, karena itu adalah Kristus Sendiri.

Baik, marilah kita membaca itu lagi dan lalu yang berlawanan dengan itu di sini. Kelihatannya ada suatu buku yang di tulis bagi yang lain. Saudara-saudara, buku mana yang akan kita ikuti? Ah, “Kebahagiaan Sejati”—Steps to Christ. Itulah yang sebenarnya, dan lalu itu adalah langkah-langkah beserta-Nya; ketika kita telah melangkah ke sana, lalu itulah langkah-langkah dengan Kristus. Sekarang saya akan membaca kembali lagi dan kemudian membaca yang berlawanan:

Sekarang dalam banyak ayat dari kitab suci yang dalam mana menyimpan iman secara jujur berbicara tentang hal itu, oleh iman itu tidaklah berarti suatu kepercayaan dalam Kristus bagi keselamatan pribadi, tetapi secara nyata suatu kepercayaan teguh bahwa Yesus adalah Mesias, Kristus, Anak Allah, bahwa apa yang berhubungan dengan-Nya dalam Injil adalah benar, dan bahwa apa yang Dia ajarkan adalah benar. Itulah Iman Katolik.

Sekarang apakah definisi Tuhan, gagasannya tentang iman? Halaman 72, Kebahagiaan Sejati: Ketika kita berbicara tentang Iman, ada satu perbedaan yang harus di ingat. [Ada] Suatu jenis kepercayaan yang sama sekali berbeda dari iman. Adanya Tuhan dan kuasan-Nya, kebenaran firman-Nya, adalah kenyataan yang setan dengan pengikut-pengikutnya tidak dapat memungkirinya.

Tidakkah roh-roh jahat menarangkan Yesus bahwa Dia adalah Kristus? [jemaat: “Ya”] Lalu iblis, setan dan seluruh tentaranya, percaya dalam keberadaan dan kuasa Allah, bahwa firman-Nya benar, dan bahwa Yesus adalah Mesias, Kristus Anak Allah. Setan dan segenap tentaranya percaya akan hal itu. Tetapi itu bukanlah iman. Tetapi hanya inilah iman Katolik, bukan? Apakah jenis iman itu kemudian? Itulah iman setan. Itulah semuanya kepercayaan setan, sebagaimana di taruhnya ini; tetapi kepausan menukarnya sebagai iman. Dan siapapun juga yang setuju itu sebagai iman adalah seorang pengikut paus sekalipun dia mengaku sebagi seorang Masehi Advent Hari Ke-tujuh.

Tetapi saya baca terus dari Kebahagaian Sejati:

Alkitab mengatakan bahwa “setan pun juga percaya dan gemetar,” (Yak 2:19) Tetapi itu bukanlah iman. Tidak hanya percaya pada firman Allah, melainkan penyerahan kemauan yang sepenuhnya kepada-Nya; di mana hati itu di pasrahkan kepada-Nya, kasih sayang di letakkan kepadaNya maka inilah iman.

Itulah kebenaran pembenaran oleh iman; itulah kebenaran oleh iman; itulah suatu iman yang bekerja, syukur kepada Tuhan—bukanlah suatu iman yang mempecayai sesuatu yang jauh, yang menjaga kebenaran Allah di pelataran luar, dan kemudian mencari oleh usahanya sendiri untuk menutup apa yang kuarang. Tidak begitu. Tidak, tetapi iman yang bekerja. Ia

sendirilah yang bekerja; ia memiliki suatu kuasa Ilahi di dalamnya agar dapat menyatkan kehendak Allah dalam manusia di hadapan dunia. Itulah kebenaran oleh iman—kebenaran yang iman dapatkan, yang ia terima dan yang mana ia memegangnya—kebenaran Allah.

Saya terus lanjutkan membaca dari Kebahagaian Sejati: Iman yang bekerja dengan kasih serta menyucikan jiwa. Melalui iman yang semacam inilah hati di baharui di dalam gambaran citra Allah.

Saya tidak perlu membaca lagi, sebagaimana ini sudah cukup untuk menujukan perbedaan dan lagi waktu berjalan jauh. Ini cukup untuk menujukan doktirin kepausan dari pembenaran oleh iman yang adalah doktirin setan; inilah cara sederhana pikiran alami bergantung terhadap dirinya sendiri, bekerja melalui dirinya sendiri, memuja dirinya sendiri dan kemudian membungkusnya semua dengan satu pengakuan kepercayaan di dalam ini dan yang lain, tetapi tidak memiliki kuasa Allah. Kemudian saudara-saudara, biarkanlah itu berakar selamanya.

Dalam kekafiran setan memimpin pikiran manusia untuk menaruhnya sendiri pada satu kesetaraan dengan Allah, tanpa membungkusnya sama sekali. Lalu Kristus datang ke dalam dunia, mengungkapkan injil yang benar sebagaimana yang belum pernah ada sebelumnya—Kristus ada dalam manusia, manusia di benarkan oleh iman di dalam Dia, dan oleh iman saja—suatu iman yang memiliki kehidupan Ilahi di dalamnya, suatu iman yang memiliki kuasa Ilahi di dalamnya, suatu iman yang hidup dan bekerja, suatu iman yang membawa semua hal-hal padanya yang memilikinya, dan mengembalikan citra Allah di dalam jiwa. Lalu setan mengambil pikran yang fana itu yang dalam paham kafir telah membuat dirinya setra dengan Allah dan sekarang ia membungkusnya dengan gagasannya sendiri tentang iman dan menukarnya sebagai pembenaran oleh iman dan meninggikan kepala orang yang mewakilinya, di atas segala yang di sebut sebagi Allah atau yang di sembah sebagai Allah, sehingga seperti Allah ia duduk di tempat dari penyembahan Allah, dan menujukan dirinya sendiri adalah Allah.Oh, hendaklah kita memiliki pikiran Krstus dan bukanlah pikiran fana! Oh hendaklah kita memiliki pikiran Kristus dan bukanlah pikiran setan! Oh, hendaklah kita memiliki gagasan Tuhan tentang pembenaran oleh iman dan bukan gagasan setan tetang hal itu! Oh, hendaknya kita memiliki gagasan Tuhan tetentang penberan oleh iman dan bukannya punya setan! Lalu kemudian kita tentu saja menerima hujan akhir, pengajaran kebenaran, yang sesuai dengan kebenaran.

Saudara-saudara, marilah kita percaya pada pekabaran malaikat yang ketiga. Sekarang saya berharap bahwa jalan yang terbuka secara jelas di hadapan kita untuk di pelajari sebagai itu adalah kebenaran Allah yang oleh iman Yesus Kristus kepada semua untuk semua mereka yang percaya. Lalu marilah kita pergi dalam takut akan Tuhan, merindukan Roh KudusNya agar

membuat itu sebagai rencana kita, sehingga Guru kebenaran boleh mengajarkan kita kebenaran sesuai kebenaran.

Untuk mendapatkan khotbah lengkapnya di:http://dewsberry.com/content/es/content/atjones/1893GeneralConferenceBulletin-Jones.pdf