Makalah TAK GC

26
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam bidang pengolahan hasil perikanan yang menyangkut masalah teknologi hasil perikanan untuk meningkatkan kualitas produksi tidak bisa lepas dari penelitian dan pengujian. Pengujian tersebut tentunya menggunakan alat-alat laboratorium yang berteknologi canggih, mulai dari proses pengujian awal sampai tahap produksi, pengemasan dan penyimpanan. Berawal dari kemajuan IPTEK maka sangat diharapkan terutama bagi orang-orang yang berkecimpung di bidang perikanan khusunya industri pengolahan harus benar-benar menguasai semua jenis teknologi yang berhubungan dengan bidang perikanan demi mengembangkan potensi dan sumber daya alam Indonesia khusunya sumber daya perikanan. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia memiliki potensi di bidang perikanan dan sektor kelautan yang sangat besar untuk dikembangkan, akan tetapi sampai saat ini potensi tersebut belum dimanfaatkan secar optimal bahkan ada yang belum tereksplorasi. Ditambah lagi kebutuhan akan produk- produk perikanan belum mampu menyediakan secara optimal untuk negeri dan sampai sekarang bangsa Indonesia masih mengandalkan impor dari negara lain. 1

description

High Performance Liquid Chromatography

Transcript of Makalah TAK GC

Page 1: Makalah TAK GC

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di dalam bidang pengolahan hasil perikanan yang menyangkut masalah

teknologi hasil perikanan untuk meningkatkan kualitas produksi tidak bisa

lepas dari penelitian dan pengujian. Pengujian tersebut tentunya

menggunakan alat-alat laboratorium yang berteknologi canggih, mulai dari

proses pengujian awal sampai tahap produksi, pengemasan dan penyimpanan.

Berawal dari kemajuan IPTEK maka sangat diharapkan terutama bagi orang-

orang yang berkecimpung di bidang perikanan khusunya industri pengolahan

harus benar-benar menguasai semua jenis teknologi yang berhubungan

dengan bidang perikanan demi mengembangkan potensi dan sumber daya

alam Indonesia khusunya sumber daya perikanan.

Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia memiliki potensi di bidang

perikanan dan sektor kelautan yang sangat besar untuk dikembangkan, akan

tetapi sampai saat ini potensi tersebut belum dimanfaatkan secar optimal

bahkan ada yang belum tereksplorasi. Ditambah lagi kebutuhan akan produk-

produk perikanan belum mampu menyediakan secara optimal untuk negeri

dan sampai sekarang bangsa Indonesia masih mengandalkan impor dari

negara lain. Selain itu, seandainya bisa memproduksi sendiri kualitasnyapun

masih cukup rendah. Itu semua merupakan tanggung jawab bersama terutama

orang-orang perikanan untuk terus mengembangkan dan menciptakan inovasi

baru dalam meningkatkan potensi, kualitas produksi dan sumber daya

manusia agar perikanan Indonesia dapat berkembang pesat dan mampu

memenuhi kebutuhan dalam negeri utamanya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan kromatografi gas ?

2. Bagaimana prinsip kromatografi gas ?

3. Bagaimana cara kerja dari kromatografi gas ?

4. Apa kelebihan dan kelemahan dari kromatografi gas ?

1

Page 2: Makalah TAK GC

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari kromatografi gas.

2. Untuk mengetahui prinsip kerja kromatografi gas.

3. Untuk mengetahui cara pemisahan campuran berdasarkan metode

kromatografi gas.

4. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan kromatografi gas.

1.4 Manfaat

1. Mampu menganalisis suatu senyawa dengan benar menggunakan

kromatografi gas.

2. Mampu memahami cara kerja kromatografi gas.

3. Mampu memahami prinsip pemisahan dan alat-alat yang digunakan.

2

Page 3: Makalah TAK GC

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Kromatografi adalah suatu metode fisika yang merupakan proses

pemisahan dimana komponen-komponen yang terkandung didalam suatu

sampel terdistribusi diantara dua fase, yaitu fase diam (stationery phase) dan

fase gerak (mobile phase) (A.I.M. Kleumans, 1959).

Selain pengertian kromatografi di atas, di lain sumber kromatografi

didefinisikan sebagai suatu metode analiitik untuk pemisahan dan pemurnian

senyawa organik dan anorganik. Metode ini berguna untuk fraksionasi

campuran kompleks dan pemisahan untuk senyawa- senyawa yang sejenis

(Konsep Dasar Kimia Analitik, S.M.Khopkor, 2008).

Kromatografi gas adalah suatu proses yang mana suatu campuran

menjadi komponen- komponennya oleh fasa gas yang bergerak melewati

suatu lapisan serapan (sorben) yang stasioner. Jadi teknik ini mirip dengan

kromatografi cair kecuali fasa cair yang bergerak digantikan oleh fasa gas

yang bergerak. Kromatografi dibagi menjadi dua kategori utama yaitu

Kromatografi Gas Cair (GLC) dimana pemisahan terjadi oleh dibaginya

contoh antara fasa gas yang bergerak dan lapisan tipis cair yang tidak atsiri

yang disalurkan pada suatu penopang yang tidak aktif, dan Kromatografi Gas

Padat (GSC) yang mengutamakan permukaan padat yang luas sebagai fasa

stasioner (Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, J.Basset,

1994).

2.2 Prinsip Kerja Kromatografi Gas

Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan kromatografi

lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan

campuran dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada

oven temperatur gas dapat dikontrol sedangkan pada kromatografi kolom

hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki. Kromatografi gas

merupakan teknik pemisahan yang mana solut-solut yang mudah menguap

3

Page 4: Makalah TAK GC

(dan stabil terhadap panas) bermigrasi melalui kolom yang mengandung fase

diam dengan suatu kecepatan yang tergantung pada rasio distribusinya.

Pemisahan pada kromatografi gas didasarkan pada titik didih suatu senyawa

dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan

fase diam. Selain itu juga penyebaran cuplikan diantara dua fase. Salah satu

fase ialah fase diam yang permukaannya nisbi luas dan fase yang lain yaitu

gas yang mengelusi fase diam. Fase gerak yang berupa gas akan mengelusi

solute dari ujung kolom lalu menghantarkannya ke detector. Prinsip utama

pemisahan dalam kromatografi gas adalah berdasarkan perbedaan laju

migrasi masing-masing komponen dalam melalui kolom. Komponen-

komponen yang terelusi dikenali (analisa kualitatif) dari nilai waktu

retensinya (Tr).

Gas pembawa (biasanya digunakan Helium, Argon atau Nitrogen)

dengan tekanan tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi

fase diam. Selanjutnya sampel di injeksikan kedalam injektor (Injection Port)

yang suhunya dapat diatur. Komponenkomponen dalam sampel akan segera

menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom.

Komponen- komponen akan teradopsi oleh fase diam pada kolom kemudian

akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai Kd masing-

masing komponen sehingga terjadi pemisahan. Komponen yang terpisah

menuju detektor dan akan terbakar menghasilkan sinyal listrik yang besarnya

proporsional dengan komponen tersebut. Sinyal lau diperkuat oleh amplifier

dan selanjutnya oleh pencatat (recorder) dituliskan sebagai kromatogram

berupa puncak. Puncak konsentrasi yang diperoleh menggambarkan arus

detektor terhadap waktu. Secara sederhana prinsip kromatografi gas adalah

udara dilewatkan melalui nyala hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap

organik tersebut akan terionisasi dan menginduksi terjadinya aliran listrik

pada detektor, kuantitas aliran listrik sebanding dengan ion (Frayekti, 2013)

Campuran gas dapat dipisahkan dengan kromatografi gas. Fasa

stationer dapat berupa padatan (kromatografi gas padat) atau cairan

(kromatografi gas cair). Umumnya untuk kromatografi kromatografi gas

padat sejumlah kecil padatan inert misalnya karbon teraktivasi, silika gel atau

4

Page 5: Makalah TAK GC

saringan molekular diisikan ke dalam tabung logam gulung yang panjang (2-

10 m) dan tipis. Fasa mobil adalah gas semacam hidrogen, nitrogen atau

argon dan disebut gas pembawa. Pemisahan gas bertitik didih rendah seperti

oksigen, karbonmonoksida dimungkinkan dengan teknik ini. Campuran

senyawa yang mudah menguap dicampur dengan gas pembawa disuntikkan

kedalam kolom,dan setiap senyawa akan dipartasi pada fase gas dan fase cair

mengikuti hukum partisi. Senyawa yang kurang larut pada fase diam akan

keluar lebih dahulu. Metode ini sangat baik untuk analisis senyawa organik

yang mudah menguap seperti hidrokarbon dan ester (James, 2003).

2.3 Komponen Utama

Sistem peralatan dari kromatografi gas terdiri dari 7 bagian utama diantaranya

1. Tabung gas pembawa

2. Pengontrolan aliran dan regulator tekanan

3. Injection port (tempat injeksi cuplikan)

4. Kolom

5. Detektor

6. Rekorder (pencatat)

Cara pemisahan dari sistem ini sangat sederhana sekali, cuplikan yang

akan dipisahkan diinjeksikan kedalam injektor, aliran gas pembawa yang

inert akan membawa uap cuplikan kedalam kolom. Kolom akan memisahkan

komponen-komponen cuplikan tersebut. Komponen-komponen yang telah

terpisah tadi dapat dideteksi oleh detektor sehingga memberikan sinyal yang

kemudian dicatat pada rekorder dan berupa puncak-puncak (kromatogram).

5

Page 6: Makalah TAK GC

1. Gas Pembawa

Gas pembawa ditempatkan dalam tabung bertekanan tinggi. Biasanya

tekanan dari silinder sebesar 150 atm.

Adapun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh gas pembawa

adalah :

1. Inert, agar tidak terjadi interaksi dengan pelarut.

2. Murni, mudah didapat dan murah harganya.

3. Dapat mengurangi difusi dari gas

4. Cocok untuk detektor yang digunakan.

Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon

dioksida dan hidrogen.Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah

terbakar, tetapi sangat mahal. H2 mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati

dalam pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan juga CO2.

Pemilihan gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh detektor yang

digunakan. Tabung gas pembawa dilengkapi dengan pengatur tekanan keluaran

dan pengukur tekanan

2. Tempat Injeksi

Dalam pemisahan dengan GLC cuplikan harus dalam bentuk fase uap.

Gas dan uap dapat dimasukkan secara langsung. Tetapi kebanyakan senyawa

organik berbentuk cairan dan padatan. Hingga dengan demikian senyawa yang

berbentuk cairan dan padatan pertama-tama harus diuapkan. Ini membutuhkan

pemanasan sebelum masuk dalam kolom.

Tempat injeksi dari alat GLC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat,

suhu dari tempat injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu

ini adalah bahwa suhu tempat injeksi sekitar 50°C lebih tinggi dari titik didih

campuran dari cuplikan yang mempunyai titik didih yang paling tinggi.

Cuplikan dimasukkan ke dalam kolom dengan cara menginjeksikan

melalui tempat injeksi.Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan jarum

injeksi yang sering disebut "a gas tight syringe". Perlu diperhatikan bahwa

kita tidak boleh menginjeksikan cuplikan terlalu banyak, karena GC sangat

sensitif. Biasanya jumlah cuplikan yang diinjeksikan pada waktu kita

mengadakan analisa 0,5 -50 ml gas dan 0,2 - 20 ml untuk cairan.

6

Page 7: Makalah TAK GC

Ketepatan volum injeksi menjadi sangat penting untuk analisa kuantitatif

di mana jumlah analit yang diukur oleh detektor tergantung pada konsentrasi

analit dalam cuplikan. Apabila prosedur dikehendaki hanya untuk identifikasi

(analisis kualitatif), maka ketepatan volum injeksi menjadi kurang penting.

Untuk mengisi alat injeksi dapat dipakai teknik sebagai berikut:

Alat injeksi dibersihkan.

Alat injeksi dikuras dengan menghisap cuplikan beberapa kali (dan

mengeluarkan isinya di luar tempat cuplikan).

Jumlah cuplikan yang diperlukan dihisap. Cara untuk mengeluarkan

gelembung-gelembung udara yang masih tertinggal pada tabung injeksi

adalah dengan jalan menekan torak injeksi secepatnya beberapa kali dan

ujung jarum harus selalu berada di dalam cairan.

Udara 1/10 dari volum maksimum dihisap lagi.

Jarum bagian luar dibersihkan dengan kain yang tidak mudah lepas serat-

seratnya.

Cuplikan diinjeksikan dengan menusukkan jarum menembus septum, dan

menekan penghisap sampai ujungnya dengan gerakan yang cepat dan tidak

terputus-putus, kemudian tarik jarum keluar dari septum.

Torak injeksi ditarik kembali sedikit dan lihat berapa banyak cairan yang

masih tertinggal.

Diameter kolom yang digunakan tetap diperhatikan dalam melakukan

pemisahan agar sesuai dengan batasan volum penyuntikan. Kolom yang

memiliki diameter ¼ in. (packed column) maka volum injeksi

maksimumnya 100 μl , sedangkan kolom dengan diameter 1/8 in. (packed

column) volum injeksi maksimumnya 20 μl, dan Kapiler (open tubular)

volume injeksi maksimumnya 0,1 μl

3. Kolom

Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Bentuk dari kolom dapat

lurus, bengkok, misal berbentuk V atau W, dan kumparan/spiral. Biasanya

bentuk dari kolom adalah kumparan. Kolom ini dapat terbuat dari :

a. Tembaga (murah dan mudah diperoleh)

b. Plastik (teflon), dipakai pada suhu yang tidak terlalu tinggi.

7

Page 8: Makalah TAK GC

c. Baja (stainless steel), (mahal)

d. Alumunium

e. Gelas

Panjang kolom dapat dari 1 m sampai 3 m. Diameter kolom mempunyai

berbagai ukuran, biasanya pengukuran berdasarkan diameter dalam dari kolom

gelas yaitu antara 0,3 mm hingga 5 min. Kebanyakan kolom yang digunakan

berupa stainles steel dengan diameter luar (OD) dari I/S atau 1/4 inch (0,3 atau

0,6 cm). Pada GSC kolom diisi dengan penyerap (adsorbent), sedangkan pada

GLC kolom diisi dengan "solid support" (padatan pendukung) yang diikat oleh

fase diam.

Ada 2 jenis kolom yang digunakan dalam kromatografi gas secara umum,

yaitu kolom jejal (packed columns) dan kolom tubuler terbuka (open tubular

columns). Kolom jejal (packed columns) adalah kolom metal atau gelas yang

diisi bahan pengepak terdiri dari penunjang padatan yang dilapisi fase cair

yang tidak menguap (untuk kromatografi gas-padatan). Kolom tubuler terbuka

sangat berbeda dengan kolom jejal, yaitu gas yang mengalir sepanjang kolom

tidak mengalami hambatan, karena kolomnya merupakan tabung tanpa bahan

pengisi.

4. Detektor

Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah

dipisahkan dari kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat

melakukan pada suhu yang lebih tinggi. Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat

molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus listrik

tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram. Detektor

yang diinginkan adalah detektor yang mempunyai sensitifitas yang tinggi,

noisenya rendah, responnya linear, dapat memberikan respon dengan setiap

senyawa, tidak sensitif terhadap perubahan temperatur dan kecepatan aliran

dan juga tidak mahal harganya.

Detektor dalam GC digunakan untuk memunculkan sinyal listrik hasil

elusi gas pembawa dari kolom. Berbagai jenis detektor dibuat untuk melakukan

deteksi. Tidak hanya berupa variasi disain, tapi juga variasi sensitivitas dan

selektivitas. Sensitivitas mengacu pada kuantitas terkecil komponen campuran

8

Page 9: Makalah TAK GC

di mana sensitivitas menghasilkan sinyal yang masih teramati. Sementara,

selektivitas mengacu pada jenis senyawa di mana sinyalnya dapat

dimunculkan. Detektor yang umum digunakan:

Detektor hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD)

Prinsip kerja TCD :

TCD berdasar atas prinsip, suatu benda yang panas akan kehilangan

panasnya pada suatu kecepatan yang tergantung kepada komposisi gas di

sekitarnya. Jadi, kecepatan hilangnya panas itu dapat digunakan sebagai

ukuran tentang komposisi gas. Gas pembawa yang mengandung sample atau

analit masuk ke dalam kolom, maka konduktivitas gas akan turun dan suhu

filamen akan meningkat serta resistansi. Lewatnya sampel melalui kolom

menyebabkan Jembatan Wheatstone yang tak seimbang sehingga terjadi

signal yang terbaca pada detektor.

Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_ FID)

Prinsip kerja detector FID :

Pada detector ini, komponen-komponen sampel yang keluar dari

kolom dibakar dalam nyala (campuran gas hidrogen dan udara atau

oksigen). Sejumlah besar ion yang terbentuk dalam nyala masuk ke dalam

celah elektrode dan menurunkan tegangan listrik dari celah elektrode mula-

mula. Penurunan tegangan ini yang kemudian dicatat sebagai sinyal oleh

rekorder. Intensitas sinyal ini berbanding lurus dengan konsentrasi solute

dalam gas pembawa.

Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD)

Prinsip kerja detector ECD :

Mekanisme deteksi melibatkan emisi partikel radioaktif (β) dari 63Ni.

Partikel β menghasilkan elektron termal dari gas pembawa. Berdasarkan

penangkapan elektron termal oleh molekul sampel. Pada ECD terdapat

pemancar radioaktif β, seperti 3H atau 63Ni yang akan mengionisasi gas

pembawa. Aliran elektron sebagai hasil ionisasi gas pembawa (nitrogen atau

argon/methan) dalam ECD memberikan sinyal yang berupa baseline suatu

kromatogram. Bila kemudian suatu senyawa masuk ke dalam detektor,

sebagian dari elektron tersebut akan ditangkap oleh senyawa sebelum

9

Page 10: Makalah TAK GC

mereka mencapai plat detektor. Ini mengakibatkan aliran arus listrik dalam

detektor berkurang, yang oleh rekorder akan dicatat sebagai suatu peak.

Detektor fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector _FPD)

Detektor nyala alkali

Detektor spektroskopi massa

Detektor yang peka terhadap senyawa organik yang mengandung fosfor

adalah FID, ECD, dan FPD. Detektor penangkap elektron (Electron Capture

Detector – ECD). Pada penetapan ini, digunakan detektor penangkap elektron.

Detektor ini merupakan modifikasi dari FID yaitu pada bagian tabung ionisasi.

Dasar dari ECD ialah terjadinya absorbsi e- oleh senyawa yang mempunyai

afinitas terhadap e- bebas (senyawa-senyawa elektronegatif). Dalam detektor

gas terionisasi oleh partikel yang dihasilkan dari 3H atau 63Ni. Detektor ini

mengukur kehilangan sinyal ketika analit terelusi dari kolom kromatografi.

Detektor ini peka terhadap senyawa halogen, karbonil terkoyugasi, nitril, nitro,

dan organo logam, namun tidak peka terhadap hidrokarbon, ketone, dan

alkohol.

5. Recorder (pencatat)

Recorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat

melalui elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang

diperoleh dapat dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif

dengan cara membandingkan waktu retensi sampel dengan standar. Analisis

kuantitatif dengan menghitung luas area maupun tinggi dari kromatogram

(Hendayana, 2001). Sinyal analitik yang dihasilkan detektor dikuatkan oleh

rangkaian elektronik agar bisa diolah oleh rekorder atau sistem data. Sebuah

rekorder bekerja dengan menggerakkan kertas dengan kecepatan tertentu. di

atas kertas tersebut dipasangkan pena yang digerakkan oleh sinyal keluaran

detektor sehingga posisinya akan berubah-ubah sesuai dengan dinamika

keluaran penguat sinyal detektor. Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram

berbentuk pik-pik dengan pola yang sesuai dengan kondisi sampel dan jenis

detektor yang digunakan.

Rekorder biasanya dihubungkan dengan sebuah elektrometer yang

dihubungkan dengan sirkuit pengintregrasi yang bekerja dengan menghitung

10

Page 11: Makalah TAK GC

jumlah muatan atau jumlah energi listrik yang dihasilkan oleh detektor.

Elektrometer akan melengkapi pik-pik kromatogram dengan data luas pik atau

tinggi pik lengkap dengan biasnya.

Sistem data merupakan pengembangan lebih lanjut dari rekorder dan

elektrometer dengan melanjutkan sinyal dari rekorder dan elektrometer ke

sebuah unit pengolah pusat (CPU,Central Procesing Unit).

11

Page 12: Makalah TAK GC

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Metoda Analisis

Bila volum atau konsentrasi dari masing-masing komponen yang

terpisah sudah tertentu, hal itu disebut penentuan volumetrik (volumetric

determination). GC didasarkan pada prinsip bahwa komponen target yang

terdeteksi adalah murni karena sudah dipisahkan dari komponen-komponen

lain dalam cuplikan. Bila pemisahan ini betul-betul sempurna, volumnya

(konsentrasinya) dapat ditentukan dengan tingkat keakuratan yang sangat

tinggi.

Berikut 4 pokok metoda analisis (penentuan volumetrik) yang

digunakan dalam GC:

1. Metoda persentase luas permukaan (surface area percentage method)

2. Metoda pengaturan persentase luas permukaan (adjusted surface area

percentage method)

3. Metoda kurva kalibrasi absolut (absolute calibration curve method)

4. Metoda internal standard (internal standard method)

Keuntungan dan kekurangan masing-masing metoda di atas dan

pemilihan metodanya menjadi penting dalam mempertimbangkan analisis

yang ingin dihasilkan

3.2 Cara Kerja Kromatografi Gas

12

Page 13: Makalah TAK GC

A. Mengaktifkan GC

1. Aktifkan Un-Interrupable Power Supply (UPS) jika ada.

2. Buka katup gas (alirka gas ke GC).

Gas Helium (He) sebagai pembawa.

Gas Nitrogen (N2) sebagai pembawa (carrier) dan sebagai make up

gas.

Gas Hydrogen (H2) sebagai gas pembakar.

Gas Compress air sebagai pembakar.

3. Aktifkan komputer.

4. Aktifkan Gas Chromatography (GC) dengan tombol on/off berada di

sisi kiri bawah, tunggu hingga GC selesai initialisasi dan self test (kira-

kira 2 menit).

5. Aktifkan software chemstation dengan double Program klik kiri icon

instrument 1 online atau klik start Instrument 1 online chemstation.

6. Pastikan menu berada pada Load Method (Conditioning Methode)

Method “ Method and Run Control” pilih metode yang diinginkan.

7. Sebelum digunakan pastikan column sudah diconditioning dengan suhu

20º C di bawah suhu maksimum kolom atau di atas suhu operasional

tetapi tidak diperbolehkan melewati suhu maksimum kolom seperti

yang tertera di tag kolom.

8. Conditioning GC selama 30 menit. Pilih metode yang akan digunakan

untuk analisa (Methode and Run Control).

B. Analisis Sampel

1. Isi Operator Sampel Info isi identitas sampel melalui : Run Control

Name, Sub Directory (untuk memudahkan pecarian data gunakan

tanggal hari ini), nama signal, nama sampel, komentar bila ada.

2. Apabila menggunakan Sequence, isi identitas sampel melalui :

Sequence Isi Operator Name, sub directory (untuk memudahkan

parameter pencarian data gunakan tanggal hari ini), pastikan data file

Prefix/Counter, nama signal, counter sequence table.

3. Pastikan Part of Methodn to Run berada pada According to Runtime

Checklist : Sequence

13

Page 14: Makalah TAK GC

Location : isiskan lokasi via sampel

Sample Name : sampel yang akan dianalisa

Method Name : method yang digunakan untuk analisa

Inj/Location : jumlah injeksi pada satu lokasi vial

Inj/Volume : jumlah sampel yang diinjeksikan

Injector : Front atau Back

Sample Info : apabila diperlukan

Save Sequence

4. Tunggu hingga status layar di komputer ready (warna hijau) atau pada

dispaly GC : Ready for Injection dan lampu indikator “not ready”

(warna merah) pada panel GC off, Run Sequence.

5. Pastikan icon sequence aktif dengan cara pilih Run Control.

6. Tunggu hingga analisa selesai, hasil analisa kaan tertarik secraa

otomatis.

C. Kalibrasi Standar

1. Setelah selesai “Running” standard pada menu View klik menu Data

Analysis, double klik data yang diingikan.

2. Ambil data yang akan dianalisa melalui : File

3. Bila data yang dipilih terdapat “Peak” yang tidak dikehendaki (Autu

Integration), klik Integration, save lalu isi nilai parameter yang cocok

selanjutnya klik Yes.

4. Isi Calibration Table melalui Calibration lalu isi kolom dengan nama

“Auto Calibration Table Concentrasi” masing-masing compound lalu

klik Yes.

5. Bila data sudah terkalibrasi dan ingin di edit cukup melalui Replace, bila

pada RT (Waktu retensi) yang berubah ganti dengan RT yang baru.

6. Simpan data yang sudah terkalibrasi.

7. Cetak hasil kalibrasi melalui menu Report.

D. Mematikan GC

1. Turunkan suhu inlet dan detector tanpa mematikan gas carrier.

2. Tunggu hingga suhu di Oven, Inlet dan Detector berada pada suhu di

bawah 50º C.

14

Page 15: Makalah TAK GC

3. Tutup software Chemstation : File.

4. Matikan GC (tekan tombol off).

5. Matikan UPS jika ada..

6. Tutup kembali katup gas Helium (He), Nitrogen (N2), Hydrogen (H2)

dan Compress Air.

3.3 Kelebihan dan Kelemahan Kromatografi Gas

Kelebihan :

1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggal.

2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan

efisiensi pemisahan yang tinggi.

3. Gas mempunyai vikositas yang rendah.

4. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat

sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.

5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase

diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala

macam campuran.

Kelemahan :

1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap

2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran

dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan,

pemisahan pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan

dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode

lain.

3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif

terhadap fase diam dan zat terlarut (Frayekti, 2013).

3.4 Penerapan kromatografi gas

1. Untuk identifikasi senyawa

Dengan suatu kolom tertentu dan dengan semua variabelnya seperti

temperatur dan laju alir, dikendalikan secara cermat, waktu retensi atau

volume retensi suatu zat terlarut merupakan suatu besaran dari zat terlarut

15

Page 16: Makalah TAK GC

tersebut, seperti halnya titk didih atau halnya indek bias adalah besaran. Ini

menunjukkan bahwa sifat retensi dapat digunakan untuk mengetahui suatu

senyawa.

2. Analisis kuantitatif

Dengan GC tergantung pada hubungan antara jumlah suatu zat

terlarut dan ukuran dari pita elusi yang dihasilkan. Secara umum dengan

detektor diferensial, ukuran jumlah zat terlarut yang paling baik adalah

luas dibawah pita elusi. Jumlah zat terlarut = faktor kalibrasi x luas

dibawah pita elusi. Keterbasan GC adalah volatilitas sampel itu harus

mempunyai tekanan uap yang cukup pada temperatur kolom tersebut, dan

ini segera menghilangkan banyak jenis sampel. Suatu perhitungan yang

aktual tidak mungkin dilakukan tetapi harus diperkirakan bahwa sekitar

20% senyawa kimia yang diketahui kurang cukup volatil.kebanyakan

sampel organik tidak cukup volatil untuk memungkinkan penerapan

langsung dari GC (Frayekti, 2013).

3.5 Aplikasi Kromatografi Gas

Kromatografi gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-senyawa

dalam berbagai bidang. Dalam senyawa organic dan anorganik, senyawa

logam, karena persyaratan yang digunakan adalah tekanan uap yang cocok

pada suhu saat analisa dilakukan. Berikut beberapa kegunaan kromatografi

gas pada bidang-bidangmya adalah :

1. Polusi udara

Kromatografi gas merupakan alat yang penting karena daya

pemisahan yang digabungkan dengan daya sensitivitas dan pemilihan

detector GLC menjadi alat yang ideal untuk menentukan banyak senyawa

yang terdapat dalam udara yang kotor, KGCdipakai untuk menetukan

Alkil-Alkil Timbal, Hidrokarbon, aldehid, keton SO, H2S, dan beberapa

oksida dari nitrogen dll.

2. Klinik

Di klinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-

senyawa dalam klinik seperti : asam-asam amino, karbohidrat, CO , dan O

16

Page 17: Makalah TAK GC

dalam darah, asam-asam lemak dan turunannya, trigliserida-trigliserida,

plasma steroid, barbiturate, dan vitamin

3. Bahan-bahan pelapis

Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa,

karet dan resin-resin sintesis.

4. Minyak atsiri

Digunakan untuk pengujian kulaitas terhadap minyak permen,

jeruk sitrat, dll.

5. Bahan makanan

Digunakan dengan TLC dan kolom-kolom, untuk mempelajari

pemalsuanatau pencampuran, kontaminasi dan pembungkusan dengan

plastic pada bahan makanan, juga dapat dipakai unutk menguji jus, aspirin,

kopi dll.

6. Sisa-sisa peptisida

KGC dengan detector yang sensitive dapat menentukan atau

pengontrolan sisa-sisa peptisida yang diantaranya senyawa yang

mengandung halogen, belerang, nitrogen, dan fosfor.

7. Perminyakan

Kromatografi gas dapat digunakan unutk memisahkan dan

mengidentifikasi hasil-hasil dari gas-gas hidrokarbon yang ringan.

8. Bidang farmasi dan obat-obatan

Kromatografi gas digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisa

hasil-hasilbaru dalam pengamatan metabolisme dalam zat-zatalir biologi

9. Bidang kimia/ penelitian

Digunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian

kemurnian hasil (Frayekti, 2013)

17