Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

download Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

of 27

Transcript of Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    1/27

    MAKALAH

    BAHASA INDONESIA

    Kesantunan dalam Ejaan dan Istilah: Etika dan Analisis Praktis

    Oleh:

    Yurika Diana Fitri 115040200111046

    Intan Ratri Prasundari 115040201111025

    Fakultas Pertanian

    Universitas Brawijaya

    2012

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    2/27

    2

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3

    1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................ 3

    1.2 TUJUAN............................................................................................................................. 3

    BAB IIISI ...................................................................................................................................... 4

    2.1EJAAN..................................................................................................................................... 4

    2.2 ISTILAH........................................................................................................................... 20

    2.3 KESANTUNAN EJAAN DAN ISTILAH................................................................................. 24

    BAB IIIPENUTUP ..................................................................................................................... 25

    3.1 KESIMPULAN................................................................................................................... 25

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 26

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    3/27

    3

    Bab I

    Pendahuluan

    Latar Belakang

    Bahasa merupakan unsure yang sangat penting bagi kehidupan bersosial. Tanpa bahasa tidak

    akan ada interaksi antar individu. Bahasa sendiri tidak hanya meliputi kata yang terucap (bahasa

    verbal), namun juga meliputi bahasa tubuh yang tercermin dari gerakan yang umum disebut

    dengan bahasa non verbal. Bahasa dalam kaca mata masyarakat umum, lebih di tekankan pada

    kata yang terucap maupun kata yang tertulis (lisan dan tulisan).

    Bahasa yang kita gunakan, umumnya adalah bahasa yang baik. Bahasa yang baik belum

    tentu benar. Bahasa yang baik lebih menekankan pada pemilihan, sedangkan bahasa yang benar

    adalah memilih kata yang baik serta menggunakan kaidah yang telah disempurnakan. Bahasa

    yang berupa tulisan merupakan penerapan bahasa yang baik dan benar terutama untuk tulisan

    ilmiah. Sering kita dengar bahwa menulis lebih sulit daripada berkata langsung. Selain pemilihan

    kata yang sesuai dengan kondisi, penggunaannya harus sesuai dengan ejaan yang telah

    disempurnakan.

    1.1Tujuan

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

    1. Mengetahui kaidah ejaan yang benar.

    2. Mengetahui kaidah istilah yang benar.

    3. Mengetahui serta memahami kesantunan dalam ejaan dan istilah.

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    4/27

    4

    Bab II

    Isi

    2.1 Ejaan

    Ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan

    penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda baca. Perkembangan ejaan di Indonesia

    diawali dengan ejaan van Ophuijsen. Ejaan van Ophuijsen ditetapkan sebagai ejaan bahasa

    melayu pada 1901. Ciri khas yang menonjol adalah penggunaan huruf j untuk menuliskan kata-

    kata jang dan sajang, penggunaan huruf oe untuk menuliskan kata goeroe dan kamoe, serta

    digunakannya tanda diakritik dan trema pada kata mamoer dan doa. Setelah mengelami

    perkembangan kedudukan Ejaan van Ophuijsen tergantikan oleh Ejaan Soewandi. Ejaan

    Soewandi atau Republik ditetapkan pada 19 Maret 1947 menggantikan ejaan van ophuijsen. Ciri

    yang menonjol adalah penggunaan huruf u untuk menggantikan huruf oe, penggunaan bunyi

    sentak k menggatikan tanda diakritik , dan penulisan kata depan di dan awalan di yang sama ,

    yakni dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya. Ejaan Bahasa Indonesia yang

    Disempurnakan adalah peraturan bahasa Indonesia yang diberlakukan sejak 1972 pada saat

    Kongres Bahasa Indonesia sampai saat ini.

    Berikut ini adalah pedoman umum ejaan yang baik edisi kedua berdasarkan KeputusanMenteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0543a/U/1987, tanggal 9

    September 1987, dicermatkan pada Rapat Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu,

    tanggal 1620 Desember 1990 dan diterima pada Sidang ke-30 Majelis Bahasa Brunei

    Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar Seri Begawan, tanggal 46 Maret 1991.

    2.1.1 Pemakaian Huruf

    Berikut adalah abjad yang digunakan dalam Bahasa Indonesia yang terdiri atas huruf

    berikut

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    5/27

    5

    Penggunaan huruf abjad juga termasuk kedalam huruf konsonan, dan vocal. Seprti yang

    kita ketahui huruf vocal meliputi a, i, u, e, dan o sedangkan huruf konsonan adalah huruf abjad

    lain selain kelima huruf vocal tersebut. Selain itu terdapat pula huruf yang merupakan gabunag

    antara huruf konsonan yang nantinya akan menghasilkan 1 huruf konsonan, seperti kh, sy, ng,

    dan ny. Bahasa Indonesia juga mengenal huruf diftong, yang dilambangkan dengan ai, au dan oi.

    2.1.2 Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

    1. Huruf Kapital

    Huruf capital atau huruf besar dugunakan pada saat seperti berikut.

    a. Huruf pertama yang berada di kata pada awal kalimat.

    Contoh:

    Dia mengantuk

    Apa maksudnya?

    b. Dipakai sebagai huruf petikan langsung.

    Contoh:

    Adiknya bertanya, Kapan kita pulang?

    Bapak menasihatkan, Berhati-hatilah, Nak!

    c. Digunakan sebagai huruf petama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama

    Tuhan dan Kitab Suci, termasuk kata ganti milik Tuhan.

    Contoh:

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    6/27

    6

    Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Al-Quran, Weda, Islam, Kristen

    Tuhan akan menunjukan jalan kebenaran pada hamba-Nya

    d. Digunakan pada nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti dengan

    nama orang.

    Contoh: Imam Syafii, Haji Agus Salim, Sultan Hasanudin

    e. Digunakan pada huruf pertama jabatan yang diikuti dengan nama orang, instansi, dan

    daerah.

    Contoh:

    Presiden Susillo Bambang Yudoyono

    Mentri BUMN Jero Wacik

    f.

    Digunakan pada huruf pertama nama orang

    Contoh

    Kartini

    Istri Setyowati

    g. Huruf pertama nama suku, bangsa, dan bahasa.

    Contoh: bangsa Indonesia, suku Dayak, bahasa Inggris

    h. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa bersejarah.

    Contoh:

    tahun Masehi, bulan Agustus, hari Rabu, hari Waisak, hari Kebangkitan Nasional

    i. Huruf pertama geografi

    Contoh:

    Kota Malang, Pegunungan Everst, Danau Toba, Prefektur Hokaido

    j. Huruf pertama semua unsure nama Negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,

    serta dokumen resmi, kecuali kata seperti dan

    Contoh:

    Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972

    k. Dipakai sebagai huruf pertama setiap unsure bentuk ulang sempurna yang terdapat nama

    badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.

    Contoh:

    Perserikatan Bangsa-Bangsa

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    7/27

    7

    l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata

    ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar dan judul karangan, kecuali

    kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.

    Misalnya:

    Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

    m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan

    sapaan.

    Misalnya:

    Dr. doctor

    M.A. master of arts

    n.

    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan seperti

    bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan

    pengacuan.

    Misalnya:

    Kapan Bapak Berangkat? tanya Harto.

    o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

    Misalnya:

    Sudahkah Anda tahu?

    2. Huruf Miring

    Huruf miring digunakan pada kondisi seperti berikut.

    a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah dan surat

    kabar yang dikutip dalam tulisan.

    Misalnya:

    majalah Bahasa dan Sastra, buku Negarakertagama karangan Prapanca, surat kabar

    Suara Rakyat.

    b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf

    bagian kata, kata, atau kelompok kata.

    Misalnya:

    Huruf pertama kata abadadalah a.

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    8/27

    8

    c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing,

    kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

    Misalnya:

    Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostama.

    2.1.3 Penulisan Kata

    1. Kata Dasar

    Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

    Contoh: Kantor pajak penuh sesak.

    2. Kata Turunan/Jadian

    a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

    Misalnya: bergetar, dikelola, penetapan, menengok, mempermainkan.

    b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan

    kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya

    Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan.

    c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,

    unsure gabungan kata itu ditulus serangkai.

    Misalnya: menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancurleburan

    d.

    Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu

    ditulis serangkai.

    Misalnya: adipati, aerodinamika, antarkota, anumerta, audiogram, awahama,

    3. Kata Ulang

    Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.

    Misalnya: anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, hati-hati, undang-undang,

    4. Gabungan Kata

    a.

    Gabungan kata yang lazim disebuta kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.

    Misalnya: duta besar, kambing hitam, kereta api cepat luar biasa

    b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan

    pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang

    bersangkutan.

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    9/27

    9

    Misal: Alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru,

    c. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.

    Misalnya: Adakalanya, akhirulkalam, Alhamdulillah,

    5. Kata Gantiku, -mu, dannya

    Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku-, -mu, dan

    nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

    Misalnya: Apa yang kumiliki boleh kauambil.

    6. Kata Depan di, ke, dan dari

    Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam

    gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

    Misalnya: Kain itu terletak di dalam lemari.

    7.

    Kata Si dan Sang

    Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

    Misalnya: Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.

    8. Partikel

    Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

    Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik.

    9. Singkatan dan Akronim

    Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda

    titik.

    Misalnya:

    A.S Kramawijaya

    Muh. Yamin

    Suman Hs.

    2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan organisasi,

    serta nama dokumentasi resmi yang terdiri atas huruf awal kata dengan huruf kapital

    dan tidak diikuti dengan tanda titik.

    Misalnya:

    DPR Dewan Perwakilan Rakyat

    PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    10/27

    10

    GBHN Garis-Garis Besar Haluan Negara

    3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.

    Misalnya:

    dll. dan lain-lain

    dsb. dan sebagainya

    4. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak

    diikuti tanda titik.

    Misalnya:

    Cu cuprum

    TNT trinitrotulen

    Akronim kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti

    tanda titik.

    a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis selurhnya

    dengan huruf capital.

    Misalnya:

    ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

    LAN Lembaga Administrasi Negara

    b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata

    dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kaptal.Misalnya:

    Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

    Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan

    c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun

    gabungan huruf dan kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.

    Misalnya:

    Pemilu pemilihan umum

    Radar radio detecting and ranging

    10.Angka dan Lambang Bilangan

    Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim

    digunakan angka Arab atau angka Romawi.

    Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    11/27

    11

    Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M

    (1000), V (5.000), M (1.000.000)

    Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjagng, berat, luas, dan isi, (ii) satuan

    waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.

    Misalnya:

    0,5 sentimeter 1 jam 20 menit

    5 kilogram pukul 15.00

    Angka lazim dipakai untuk melambangka nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar

    pada alamat.

    Misalnya:

    Jalan Tanah Abang I No. 15

    Hotel Indonesia, Kamar 169

    Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.

    Misalnya:

    Bab X, Pasal 5, halaman 252

    Surah Yasin: 9

    Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.

    Bilangan utuh >> Dua belas 12

    Bilangan pecahan >> Setengah Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.

    Misalnya:

    Paku Buwono X; pada awal abad XX; dalamkehidupan abad ke-20 ini; lihan Bab II;

    Pasal 5; dalam bab ke-2 buku itu; di daerah tingkat II itu; di tingkat kedua gedung itu; di

    tingkat ke-2 itu; kantor di tingkat II itu.

    Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara yang berikut.

    Misalnya:

    tahun 50-an atau tahun lima puluhan

    uang 5000-an atau uang lima ribuan

    Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,

    kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian

    dan pemaparan.

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    12/27

    12

    Misalnya:

    Amir menonton drama itu sampai tiga kali.

    Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat

    diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak

    terdapat pada awal kalimat.

    Misalnya:

    Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.

    Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.

    Misalnya:

    Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (Sembilan ratus Sembilan puluh

    Sembilan dan tujh puluh lima perseratus rupiah).

    2.1.4

    Tanda Baca

    1. Tanda Baca Titik

    a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

    Misalnya:

    Ayahku tinggal di Solo.

    Biarlah mereka duduk di sana.

    b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

    Misalnya:a. III. Departemen Dalam Negeri

    A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa

    B. Direktorat Jenderal Agraria

    c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan

    waktu.

    Misalnya:

    Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

    d.

    Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak

    berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit.

    Misalnya: Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.

    e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

    Misalnya:

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    13/27

    13

    Desa itu berpenduduk 24.200 orang.

    Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.

    2. Tanda Koma

    a. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

    Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

    Surat biasa, surat kilat, maupun surat khusus memerlukan prangko.

    b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara

    berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, atau melainkan.

    Misalnya:

    Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

    Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.

    c.

    Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat

    itu mendahului indukn kalimatnya.

    Misalnya:

    Kalau hari hujan, saya tida datang.

    Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

    d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang

    terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,

    meskipun begitu, akan tetapi.

    e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata lain

    yang terdapat di dalam kalimat.

    Misalnya:

    O, begitu?

    Wah, bukan main!

    f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

    Misalnya:

    Kata ibu Saya gembira sekali.

    Saya gembira sekali, kata ibu, karena kamu lulus.

    g. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat

    dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

    Misalnya:

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    14/27

    14

    Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas

    Indonesia, Jalan raya Salemba 6, Jakarta.

    h. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar

    pustaka.

    Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2.

    Djakarta:PT Pustaka Rakjat.

    i. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

    Misalnya:

    W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Jogjakarta: UP

    Indonesia, 1967), hlm. 4.

    j. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya utnuk

    membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

    Misalnya:

    B. Ratulangi, S.E.

    Ny. Khadijah, M.A.

    k. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang

    dinyatakan dengan angka.

    Misalnya:

    12,5 m

    Rp12,50

    l. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

    Misalnya:

    Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.

    Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang aki-laki yang makan sirih.

    3. Tanda Titik Koma (;)

    a.

    Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis

    dan setara.

    Misalnya:

    Malam akan larut; pekerjaan belum selesai juga

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    15/27

    15

    b. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan

    kalimat yang setara dalam kalimat majemuk.

    Misalnya:

    Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghafal

    nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran Pilihan

    Pendengar.

    4. Tanda Dua Titik (:)

    a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian

    atau pemerian.

    Misalnya:

    Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

    Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.

    b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

    Misalnya:

    Ketua : Ahmad Wijaya

    Sekretaris : S. Handayani

    Bendahara : B. Hartawan

    c. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku

    dalam percakapan.

    Misalnya:

    Ibu : (meletakkan beberapa kopor) Bawa kopor ini, Mir!

    Amir : Baik, Bu. (mengangkat kopor dan masuk)

    d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan

    ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan , serta (iv) di

    antara nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

    Misalnya:

    Tempo, I (34), 1971: 7

    Surah Yasin: 9

    5. Tanda Hubung (-)

    a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.

    Misalnya:

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    16/27

    16

    Di samping cara-cara lama itu ju-

    ga cara yang baru

    b. Tanda hubung meyambung unsur-unsur kata ulang.

    Misalnya:

    Anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan

    c. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.

    Misalnya:

    p-a-n-i-t-i-a

    8-4-1973

    d. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau

    ungkapan, dan (ii) penghilangan baian kelompok kata.

    Misalnya:

    ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20 x 5.000), tanggung jawab-dan kesetiakawanan-

    sosial

    Bandingkan dengan:

    Be-revolusi, dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25.000), tanggung jawab dan kesetiakawanan

    social

    e. Tanda hubung dipakai untuk merangkai (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai

    dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv) singkatan

    berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.

    Misalnya:

    se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X;

    Menteri Sekretaris Negara.

    f. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsure bahasa Indonesia dengan unsure

    bahasa asing.

    Misalnya:

    di-smash, pen-tackle-an

    6. Tanda Pisah

    a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar

    bangun kalimat.

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    17/27

    17

    Misalnya: Kemerdekaan bangsa itusaya yakin akan tercapaidiperjuangkan oleh

    bangsa itu sendiri.

    b. Tanda pisah dipakai di antara dua dilangan atau tanggal dengan arti sampai dengan

    atausampai ke.

    Misalnya: 19101945

    7. Tanda Elipsis ()

    a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.

    Misalnya:

    Kalau begitu ya, marilah kita bergerak.

    b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam satu kalimat atau naskah ada bagian yang

    dihilangkan.

    Misalnya:

    Sebab-sebab kemerosotan akan diteliti lebih lanjut.

    8. Tanda Tanya ( ? )

    a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

    Misalnya:

    Kapan ia berangkat?

    b. Tanda taya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang

    disangsikan atau yang kurang dapat membuktikan kebenarannya.

    Misalnya:

    Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).

    9. Tanda Seru ( ! )

    Tanda seru dipakai sesuda ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah y

    menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.

    Misalnya:Alangkah seramnya peristiwa itu!

    Bersihkan kamar itu sekarang juga!

    10.Tanda Kurung (())

    a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

    Misalnya:

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    18/27

    18

    Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kan itu.

    b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok

    pembicaraan.

    Misalnya:

    Sajak Tranggono yang berjudul Ubud (nama yang terkenal di Bali) ditulis padatahun

    1962.

    c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat

    dihilangkan.

    Misalnya:

    Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain (a).

    d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.

    Misalnya:

    Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

    11.Kurung Siku ([])

    a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau

    tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu

    menyatakanbahwa kesalahan atau ekurangan itu memang terdapat di naskah asli.

    Misalnya:

    Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

    b. Tanda kurung siku menapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda

    kurung.

    Misalnya:

    Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat

    halaman 35-38] perlu dibentangkan.

    12.Tanda Petik ()

    a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan daan nskah atau

    bahan tertulis lain.

    Misalnya:

    Saya belum siap, kata Mira, tunggu sebentar!

    Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.

    b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    19/27

    19

    Misalnya:

    Bacalah Bola Lampu dalam buku Dari Suatu Masa dari Suatu Tempat.

    c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti

    khusus.

    Misalnya:

    Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara coba dan ralat saja. Ia bercelana panjang yang

    di kalangan remaja dikenal dengan nama cutbrai.

    d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengahkiri petikan langsung.

    Misalnya:

    Kata Tono, Saya juga minta satu.

    e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik

    yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat

    atau bagian kalimat.

    Misalnya:

    Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan si Hitam.

    Bang Komar sering disebut pahlawan; ia sendiri tidak tahu sebabnya.

    13.Tanda Petik Tunggal ()

    a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

    Misalnya:

    Tanya Basri, Kau dengar bunyi kring-kring tadi?

    b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

    Misalnya:

    feed-back balikan

    14.Tanda Garis Miring (/)

    a. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomormpada alamat dan penandaan

    masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

    Misalnya:

    No. 7/PK/1973

    Jalan Kramat III/10

    b. Tanda gris miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.

    Misalnya:

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    20/27

    20

    dikirimkan lewat dikirim lewt darat atau

    darat/laut lewat laut

    harganya Rp25,00/lembar harganya Rp25,00 tiap lembar

    15.Tanda Penyingkat atau Apostrof

    Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.

    Misalnya:

    Ali kan kusurati. (kan = akan)

    Malam lah tiba. (lah = telah)

    1 Januari 88. (88 = 1988)

    2.2 Istilah

    Istilah

    Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang yang dengan cermat

    mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang has dalam bidang ilmu

    pengetahuan, teknologi, dan seni.

    a. Persyaratan Istilah yang santun dan benar ;

    1.

    Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk mengungkapkan

    konsep termaksud dan yang tidak menyimpang dari makna itu,

    2. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di antara pilihan yang

    tersedia yang mempunyai rujukan sama.

    3. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi) baik.

    4. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar (eufonik).

    5. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut kaidah bahasa

    Indonesia.

    b. Penyerapan Istilah

    1. Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan bahasa

    Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat keperluan masa depan.

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    21/27

    21

    2. Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh pembaca

    Indonesia karena dikenal lebih dahulu.

    3. Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan terjemahan

    Indonesianya.

    4. Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika padanan

    terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.

    5. Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak mengandung konotasi

    buruk.

    Macam-Macam Istilah

    Istilah terdiri dari dua macam yaitu istilah umum dan istilah khusus. Istilah umum adalah

    istilah yang menjadi unsur bahasa yang digunakan secara umum.

    Contoh:

    Anggaran belanja. Penilaian.

    Daya. Radio.

    Nikah. Takwa.

    Istilah khusus adalah istilah yang pemakaiannya dan maknanya terbatas pada suatu bidang

    tertentu.

    Contoh:

    Apendektomi Kurtosis

    Bipatride Pleisosen

    C.Sumber Istilah dan Kata Nama

    a.Kosakata Bahasa Indonesia

    Kata Nama Istilah

    Bumi Siliwangi apotek hidup

    Kota Bunga daya angkut

    Kota Udang garis lintang

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    22/27

    22

    Taman Mekar Sari taman burung

    Taman Mini Indonesia taman laut

    wisata bahari

    karang

    menara

    permata

    b.Kosakata Bahasa Serumpun

    Asing Bahasa Serumpun

    Peat gambut

    Pain nyeri

    Device gawai

    c.Kosakata Bahasa Asing

    Istilah Terjemahan

    Asing Indonesia

    Samenwerking kerjasama

    Balanced budget anggaran berimbang

    Medication pengobatan

    ii.Istilah Serapan

    Asing Indonesia

    Agent agen

    Atom atom

    Amputation amputasi

    Bungalow bungalo

    Energy energi

    iii.Istilah Serapan Terjemahan

    Asing Indonesia

    Bound morphem morfem terikat

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    23/27

    23

    Clay colloid koloid lempung

    Clearance volume volume ruang bakar

    Supermarket pasar swalayan

    Subdivision subbagian

    iv. Contoh daftar istilah pertanian

    Alih guna lahan : peralihan penggunaan lahan dari hutan menjadi lahan

    perkebunan, lahan sawah menjadi areal pemukiman dan seterusnya.

    Bahan organik tanah : Hasil dekomposisi seresah tumbuhan, hewan yang mati, produk

    sintesa mikroba, serta asam-asam

    Bioaktivator : Aktivator biologis perombakan bahan organik

    Cekaman air : Kondisi di mana tanaman kekurangan air dan layu akibat dari

    defisit neraca air

    Evaporasi : proses hilangnya air melalui penguapan dari permukaan

    tanah,permukaan batang,dan permukaan daun.

    Absorpsi, aktif : Pergerakan ion-ion dan air ke dalam akar tanaman sebagai hasil

    proses proses metabolisme oleh akar, dan seringkali melawan gradien aktifitas.

    Absorpsi, pasif : Pergerakan ion-ion dan air ke dalam akar tanaman sebagai hasil

    difusi sepanjang gradien aktifitas.

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    24/27

    24

    2.2 Kesantunan Ejaan dan Istilah

    Santun berarti memberi penghargaan atau menghormati pendengar maupun

    pembaca. Rasa hormat dan kesantunan disini terhadap pembaca bukan berarti

    menggunakan kata-kata yang manis ataupun yang menggunakan kata yang berbelit-

    belit. Gaya bahasa dan kesantunan yang dimaksud dalam ejaan dan istilah adalah

    kejelasan dan kesingkatan serta dapat dimengerti oleh pembaca. Kejelasan disini

    berarti tidak membuat pembaca berpikir keras untuk mencari tahu atau mengerti

    terhadap apa yang ditulis atau dimaksud dalam sebuah karya tulis. Kesingkatan

    merupakan keefektifan dalam penulisan dan menggunakan kata-kata yang efisien.

    Selain itu kesantunan dalam ejaan dan istilah termasuk dalam penggunaan kalimat

    yng sesuai dengan ejaan yng disempurnakan sesuai dengan kaidah yang telah

    dijelaskan.

    Intinya dalam pembuatan sebuah karya tulis harus menggunakan istilah dan ejaan

    yang dapat mudah dimengerti dan ditangkap oleh pembaca,sehingga yang dimaksud

    dengan kesantunan ejaan dan istilah adalah digunakannya kata atau bahasa yang

    singkat,jelas,dan mudah dimngerti.

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    25/27

    25

    Bab III

    Penutup

    3.1Kesimpulan

    Ejaan merupakan keseluruhan peraturan penggambaran lambang-lambang bunyi ujar

    suatu bahasa dan hubungan lambang satu dengan lambang yang lain baik penggabungan

    ataupun dalam pemisahannya. Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau

    lambang yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat

    yang khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kesantunan dalam ejaan dan

    istilah merupakan perpaduan dalam menggunakan istilah dengan ejaan yang sesuai dengan

    kaidah yang berlaku.

  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    26/27

    26

    Daftar Pustaka

    Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia. 2000. PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA

    INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN (Online).

    (http://badanbahasa.kemdiknas.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_umum-

    ejaan_yang_disempurnakan.pdf,Diakses tanggal 18 Mei 2012)

    Laili Niswatun 'Azizah. 2012. Kesantunan Ejaan dan Istilah (online).

    http://blog.ub.ac.id/lailiniswatunazizah/2012/05/15/makalah-bahasa-indonesia-

    kesantunan-ejaan-dan-istilah/ , Diakses tanggal 18 Mei 2012)

    .

    http://badanbahasa.kemdiknas.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_umum-ejaan_yang_disempurnakan.pdfhttp://badanbahasa.kemdiknas.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_umum-ejaan_yang_disempurnakan.pdfhttp://badanbahasa.kemdiknas.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_umum-ejaan_yang_disempurnakan.pdfhttp://badanbahasa.kemdiknas.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_umum-ejaan_yang_disempurnakan.pdfhttp://badanbahasa.kemdiknas.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_umum-ejaan_yang_disempurnakan.pdfhttp://badanbahasa.kemdiknas.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/pedoman_umum-ejaan_yang_disempurnakan.pdf
  • 8/11/2019 Kesantunan-Dalam-Ejaan-Dan-Istilah-Etika-Dan-Analisis-Praktis (1)

    27/27