EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

33
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan. Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD). EYD muali diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ketiga dalam sejarah bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K

Transcript of EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

Page 1: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan

menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut

menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah

kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem

aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan

cara menuliskan bahasa.

Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi

keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk

akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi

kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi.

Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib

dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan

ejaan.

Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD). EYD

muali diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ketiga dalam sejarah bahasa

Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah

dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau Ejaan

Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu diresmikan pada

tahun 1947).

Ejaan pertama bahasa Indonesia adalah Ejaan van Ophuijsen (nama seorang guru

besar belanda yang juga pemerhati bahasa), diberlakukan pada tahun 1901 oleh

pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan van Ophuijsen

dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik, dan baru diganti setelah dua

tahun Indonesia merdeka.

Untuk sekedar memperoleh gambaran tentang ejaan yang pernah berlaku pada

masa lalu itu dan sekaligus untuk membandingkannya dengan ejaan sekarang, perhtaikan

pemakaian huruf dan kata-kata yang ditulis dengan ketiga macam ejaan itu seperti berikut

ini.

Page 2: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF

DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA

Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD)

(mulai 16 Agustus 1972)

Ejaan Republik

(Ejaan Soewandi)

(1947-1972)

Ejaan Van Ophuijsen

(1901-1947)

khusus

Jumat

yakni

chusus

Djum’at

Jakni

choesoes

Djoem’at

ja’ni

2.2 Ruang Lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EYD)

Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu (1) pemakaian huruf, (2)

penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda

baca.

1) Pemakaian huruf membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa, yaitu

(1) abjad (4) pemenggalan

(2) vokal (5) nama diri,

(3) konsonan

2) Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya

yang meliputi

(1) huruf kapital

(2) huruf miring

3) Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya

berupa

(1) kata dasar (6) kata depan di, ke, dan dari

(2) kata turunan (7) kata sandang si, dan sang

(3) kata ulang (8) partikel

(4) gabungan kata (9) singkatan dan akronim

(5) kata ganti kau, ku, mu, dan nya (10) angka dan lambang bilangan.

4) Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan,

terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.

Page 3: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

5) Pemakaian tanda baca (pugtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas

tanda baca dalam penulisan. Tanda baca itu adalah

(1) Tanda titik (.) (9) tanda seru (!)

(2) Tanda koma (,) (10) tanda kurung ((…))

(3) Tanda titik koma (;) (11) tanda kurung siku ([ ])

(4) Tanda titik dua (:) (12) tanda petik ganda (“…”)

(5) Tanda hubung (-) (13) tanda petik tunggal (‘…’)

(6) Tanda pisah (--) (14) tanda garis miring (/)

(7) Tanda elipsis (…) (15) tanda penyingkat (‘)

(8) Tanda tanya (?)

2.3 Pemakaian Huruf

1) Abjad, Vokal dan Konsonan

Abjad bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf sebagai berikut. Perhatikan lafal

setiap huruf.

Huruf Lafal Huruf Lafal Huruf Lafal

Aa [a] Jj [je] Ss [es]

Bb [be] Kk [k] Tt [te]

Cc [ce] Ll [el] Uu [u]

Dd [de] Mm [em] Vv [fe]

Ee [e] Nn [en] Ww [we]

Ff [ef] Oo [o] Xx [eks]

Gg [ge] Pp [pe] Yy [ye[

Hh [ha] Qq [ki] Zz [zet]

Ii [i] Rr [er]

Dalam abjad itu terdapat lima huruf vokal (v), yaitu a,i,u,e,o sisanya adalah

konsonan (k) sebanyak 21 huruf. Disamping 26 huruf itu, dalam bahasa Indonesia juga

digunakan gabungan konsonan (diagraf) sebanyak empat pasang :

Page 4: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

kh seperti dalam kata khusus, akhir

ng seperti dalam kata ngilu, bangun

ny seperti dalam kata nyata, anyam

sy seperti dalam kata syair, asyik

setiap pasangan itu menghasilkan satu fonem atau satu bunyi yang dapat membedakan

arti. Karena itu, kh, ng, ny, sy masing-masing dihitung sebagai satu k (konsonan).

Contoh :

akhir = vkvk ngilu = kvkv

anyam = vkvk syair = kvkv

Dalam uraian diatas v-k di atas terlihat meskipun jumlah huruf dalam setiap kata ada

lima, namun jumlah v dan k untuk setiap kata hanya empat.

Selain gabungan dua konsonan, ada pula gabungan dua vokal yang berurutan-

harus dalam satu suku kata-menciptakan bunyi luncuran (bunyi yang berubah

kualitasnya) yang berbeda dengan lafal aslinya. Perhatikan contoh dibawah ini.

Huruf diftongContoh pemakaian dalam kata

Di Awal Di Tengah Di Akhir

Ai ain Syaitan Pandai

Au aula Saudara harimau

Oi - boikot amboi

Jika vokal berurutan ai, au, dan oi terdapat dalam kata yang pelafalannya persis

sama dengan huruf aslinya, vokal beruntun itu bukan diftong. Contoh ai, au, dan oi yang

bukan diftong adalah yang terdapat dalam kata berikut.

mulai dilafalkan [mulai] bukan [mulay]

namai dilafalkan [namai] bukan [namay]

bau dilafalkan [bau] bukan [baw]

mau dilafalkan [mau] bukan [maw]

Page 5: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya

mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata (termasuk kata

asing selain akronim) yang dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa

Indonesia, pelafalannya harus sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.

Singkatan Lafal yang benar Lafal yang salah

AC [a-ce] [a-se]

ACC [a-ce-ce] [a-se-se]

CV [ce-fe] [se-fe], [si-fi]

MTQ [em-te-ki] [em-te-kyu]

RCTI [er-ce-te-i] [er-se-te-i]

TV [te-fe] [ti-fi]

TVRI [te-fe-er-i] [te-fi-er-i]

WC [we-ce] [we-se]

Jika seseorang sedang berbahasa asing, misalnya bahasa Inggris, lafal huruf dalam

singkatan itu harus mengikuti aturan pelafalan bahasa Inggris. Demikian juga jika

singkatan itu hendak dilafalkan dalam bahasa asing lainnya.

2.4 Pemenggalan Kata

1) Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.

a. Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara

kedua huruf vokal itu.

Misalnya : ma-in, sa-at, bu-ah.

Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan kata

tidak dilakukan di antara kedua huruf itu.

Misalnya :

au-la bukan a-u-la

sau-da-ra bukan sa-u-da-r-a

am-boi bukan am-bo-i

Page 6: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di

antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.

Misalnya :

ba-pak, ba-rang, su-lit, la-wan, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-khir.

c. Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan

dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak

pernah diceraikan.

Misalnya :

man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok, Ap-ril, bang-sa, makhluk

d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan

dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang

kedua.

misalnya :

in-stru-men, ul-tra, in-fra, bang-krut, ben-trok, ikh-las

2) Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan

bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat

dipenggal pada pergantian baris.

misalnya :

Makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah

catatan :

a. Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal.

b. Akhiran -i tidak dipenggal. (lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V,

pasal E, ayat 1 )

c. Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan sebagai berikut.

misalnya : te-lun-juk, si-nam-bung, ge-li-gi

3) Jika suatu kata terdiri dari atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat

bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur

itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a,1b,1c dan 1d di atas.

misalnya :

(bio-grafi, bi-o-gra-fi), (foto-grafi, fo-to-gra-fi), (intro-speksi, in-tro-spek-si).

Page 7: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

2.5 Nama Diri

Cara penulisan nama diri (nama orang, lembaga, tempat, jalan, sungai, gunung,

dan nama lainnya) harus mengikuti EYD, kecuali jika ada pertimbangan khusus yang

menyangkut segi adat, hukum, atau sejarah.

Contoh pemakaian biasa :

Rumahnya di Jalan Pajajaran No.5.

Ia berkantor di Jalan Budi Utomo.

Contoh pemakaian dengan pertimbangan khusus :

Pamanku dosen Institut Agama Islam Banten, Serang

Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908.

Untuk penggunaan huruf x berlaku ketentuan khusus sebagai berikut.

(1) Untuk penulisan nama diri, unsur kimia, istilah ilmu pengetahuan, dan lambang

dalam matematika, lambang huruf yang dipakai adalah x.

Misalnya ;

Alex, Mexico, Texas (nama diri)

Xenon, xantat (nama unsur kimia)

Sinar-x, (istilah ilmu pengetahuan )

X1, x2, (lambang dalam matematika)

(2) Untuk penulisan kata-kata biasa yang bukan nama diri, lambang huruf yang

dipakai adalah ks. Perhatikan penulisan dibawah ini.

Penulisan yang salah Penulisan yang benar

export

extra

complex

taxi

telex

ekspor

ekstra

kompleks

taksi

teleks

Selain ketentuan diatas, untuk menulis nama orang berlaku ketentuan khusus.

Penulisan nama seseorang harus mengikuti kebiasaan orang yang empunya nama

Page 8: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

kendatipun hasil penulisannya menyalahi EYD. Karena itulah ketentuannya

disebut ketentuan khusus. Betapa tidak, untuk menulis nama orang yang

diafalkannya [yudi], penulisannya bisa lebih dari sepuluh macam dan semuanya

sah adanya, yaitu

(1) Judi (5) Yudi (9) Yoedi

(2) Judie (6) Yudy (10) Yoedhy

(3) Judy (7) Yudhi (11) Yoedhie

(4) Judhy (8) Yudhie (12) Yoedy

Cukup banyak orang disekitar kita yang mengalami era ejaan lama (Ejaan van

Ophuijsen dan Ejaan Republik) dan sudah dewasa pada waktu EYD diberlakukan,

tetap menulis namanya memakai ejaan lama karena alasan yang bersifat pribadi.

Kita memang harus menghormati hak asasi setia idividu dalam urusan penulisan

nama, yaitu dengan cara menuliskan nama seseorang seperti yang

dikehendakinya. Penulisannya seperti contoh kasus Yudi tadi; mungkin dengan

menggunakan ejaan yang pernah berlaku bagi bahasa Indonesia seperti contoh

dibawah ini.

Ejaan van Ophuijsen Ejaan Republik EYD

Soehardjo Suhardjo Suharjo

Abdoellah Tjoet Abdullah Tjut Abdullah Cut

Bagdja Waloeja Djati Bagja Waluja Djati Bagja Waluya Jati

Djoni Hoetasoehoet Djoni Hutasuhut Joni Hutasuhut

Nji Ajoe Soenji Nji Aju Sunji Nyi Ayu Sunyi

Walaupun diatas telah dinyatakan tentang ketentuan khusus yang memberi

keistimewaan menulis nama menurut selera pribadi, namun hendaknya menulis nama

harus mengikuti ejaan yang berlaku, sehingga kesalahan pelafalan huruf untuk nama

tidak akan terjadi, yang akan terjadi justru ketertiban dalam menulis dan membaca nama.

Page 9: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

2.6 Penulisan Huruf

A. Huruf Kapital atau Huruf Besar

1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.

Misalnya :

- Selain buku juga penggaris yang dijual

- Dia hendak ke Sumatera

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya :

- “Ibu bertanya”

- “Kapan Anton pergi”

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan

dengan nama Tuhan, nama agama, dan kitab suci; termasuk kata ganti untuk

Tuhan.

Misalnya :

- Allah - Tuhan Yesus

- Sang Pencipta - Maha Kuasa

- Kepada-Mulah - Yang Maha Agung

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,

dan keagamaan yang di ikuti dengan nama orang.

Misalnya :

- Haji Agus Salim bedakan : ia pergi naik haji

- Mahaputra Yamin

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.

Misalnya :

- Dia baru saja diangkat menjadi sultan

- Tahun ini dia pergi naik haji

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama, jabatan, pangkat yang

diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,

nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya :

Page 10: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

- Gubernur Imam Utomo - Wakil Presiden

- Ir. Hari Haryono - Nyonya Atin Suharti

- Jakarta - Jl. Serayu

Huruf kapital tidak dipakai sebagai hurup pertama nama jabatan dan pangkat yang

tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.

Misalnya :

- Siapa gubernur yang baru dilantik itu

- Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Misalnya :

- Bibit Slamet Riyanto - Syamsul Hidayat

- Chandra Hamzah - Ues Kurni

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan

sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya :

- mesin diesel - 5 ampere

- 10 volt

7. Huruf kapital dipaka sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan

bahasa.

Misalnya :

- bangsa Indonesia - bahasa Inggris

- suku Sunda - bahasa Jepang

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan

bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.

Misalnya :

- mengindonesiakan kata asing

- keinggris-inggrisan

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,

dan peristiwa sejarah.

Misalnya :

Page 11: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

- bulan September - hari Natal

- bulan Maulid - Perang Badar

- hari Galungan - tahun Hijriah

- hari Jumat - tarikh Masehi

- hari Lebaran - Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak

dipakai sebagai nama.

Misalnya :

- Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.

- Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai nama geografi;

Misalnya :

- Laut Jawa - Selat Sunda

- Asia Tenggara - Teluk Jakarta

- Serang - Danau Toba

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak

dipakai menjadi unsur nama diri.

Misalnya :

- berlayar ke teluk - menyeberangi selat

- mandi di kali - pergi ke arah tenggara

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang dipakai

sebagai nama jenis.

Misalnya :

- garam inggris - pisang ambon

- gula jawa - kacang bogor

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga

pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti

dan.

Misalnya :

Page 12: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

- Republik Indonesia

- Mejelis Permusyawaratan Rakyat

- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

- Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak

- Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan resmi negara,

lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan serta nama dokumen resmi.

Misalnya :

- menjadi sebuah republik - kerjasama antara pemerintah dan rakyat

- beberapa badan hukum - menurut undang-undang yang berlaku

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna

yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta

dokumen resmi.

Misalnya :

- Perserikatan Bangsa Bangsa - Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia

- Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial - Rancangan Undang-Undang

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur

kata ulang sempurna) didalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul

karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang dan untuk yang tidak terletak

apda posisi awal.

- Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

- Bacalah majalah Sastra dan Bahasa.

- Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.

- Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,

dan sapaan.

Misalnya :

- Dr. = doktor M.A. = master of art

Page 13: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

- S.H. = sarjana hukum S.S = sarjana sastra

- Tn = tuan Ny = nyonya

- Prof = profesor Sdr = saudara

14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan

seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam

penyapaan dan pengacuaan.

Misalnya :

“Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.

Adik bertanya “itu apa, Bu?”

Surat Saudara sudah saya terima.

“Silakan duduk, Dik!” kata ucok.

Besok Paman akan datang.

Mereka akan pergi kerumah Pak Camat.

Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan

kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.

Misalnya :

Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.

Sudahkah Anda tahu ?

Surat Anda telah kami terima.

B. Huruf Miring

1. Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan

surat kabar yang dikutip dalam tulisan.

Misalnya :

majalah Bahasa dan Kesusatraan

buku Negarakertagama karangan Prapanca

surat kabar Suara Karya

Page 14: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan

huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.

Misalnya :

Huruf pertama kata abad ialah a.

Dia bukan menipu tapi ditipu.

Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.

Buatlah kalimat dengan kata berlepas tangan.

3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau

ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Misalnya :

Nama ilmiah buah manggis adalah Garcinia mangostana

Politik divide et impera pernah merajalela dinegeri ini.

Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi ‘pandangan dunia’.

Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut :

Negara itu telah megalami beberapa kali kudeta ( dari coup d’etat ).

Catatan :

Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring

diberi satu garis dibawahnya.

2.2.3 Penulisan Kata

A. Kata dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

Misalnya :

Kantor pos sangai ramai. (Kedua kalimat ini dibangun

Buku itu sudah saya baca. dengan gabungan kata dasar)

B. Kata Turunan

1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Misalnya :

Bergerigi ketetapan sentuhan

Gemetar mempertanyakan terhapus

Page 15: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

2) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai

dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului.

Misalnya :

Diberi tahu, beritahukan

Bertanda tangan, tanda tangani

Berlipat ganda, lipat gandakan

3) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran

sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misalnya :

Memberitahukan

Ditandatangani

Melipatgandakan

C. Bentuk Ulang dan Kata Ulang

Bentuk ulang dan kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata

tanda hubung.

Misalnya :

Anak-anak, berjalan-jalan, biri-biri, buku-buku, dibesar-besarkan,

gerak-gerik, huru-hara, kupu-kupu, laba-laba, lauk-pauk.

D. Gabungan Kata

1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,

unsur-unsurnya ditulis terpisah.

Misalnya :

duta besar, kerja sama, kereta api cepat, meja tulis, orang tua,

rumah sakit, terima kasih, mata kuliah.

2) Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah

pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian

unsur yang berkaitan.

Misalnya :

alat pandang-dengar (audio-visual aid), anak, istri, saya (keluarga),

buku sejarah baru (sejarahnya yang baru), ibu-bapak (orang tua),

oarang-tua muda (ayah ibu muda).

Page 16: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

3) Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat

padu sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata.

Misalnya :

acapkali, apabila, bagaimana, barangkali, bagaimana, barangkali,

beasiswa, belasungkawa, bumiputera, daripada, darmabakti, halal-

bihalal, kacamata, kilometer, manakala, matahari, olahraga,

radioaktif, saputangan

4) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,

gabungan kata itu ditulis serangakai.

Misalnya :

Adibusana, anatakota, biokimia, caturtunggal, dasawarsa,

inkonvensional, konposer, mahasiswa, mancanegara, multilateral,

narapidana, nonkolesterol, neokolonialisme paripurna, prasangka,

purnawirawan, tunawisma

Jika bentuk terikat oleh kata yang huruf awalnya kapital, diantara kedua unsur

kata itu dituliskan tanda hubung (-).

Misalnya :

non-Asia neo-Nazi

E. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya

Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk sigkat dari kata aku dan engkau, ditulis

serangkai dengan kata yang mengikutinya.

aku ….. = aku bawa, aku ambil

ku ….. = kubawa, kuambil

engkau….. = engkau bawa, engkau ambil

kau ….. = kaubawa, kauambil

Misalnya :

Bolehkah aku ambil jeruk ini satu ?

Kalau mau, boleh engkau baca buku itu.

Page 17: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut ini.

Bolehkah kuambil jeruk ini satu?

Kalau mau, boleh kaubaca buku itu.

Kata ganti ku dan mu sebagai bentuk singkat dari aku dan kamu, ditulis serangkai

dengan kata yang mendahuluinya.

….. kamu = sepeda kamu

………mu = sepedamu

….. aku = rumah aku

………ku = rumahku

Kata ganti nya selalu ditulis dengan kata yang mendahului.

………nya = bukunya

Misalnya :

Bolehkah aku pakai sepeda kamu sebentar?

Sepedamu lebih kokoh dari sepedaku.

Gadis ayu itu tinggal didepan rumahku.

Eva sedang menyampul bukunya.

F. Kata Depan di, ke, dan dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali

didalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan

daripada.

Misalnya :

Tinggalah bersama saya di sini.

Di mana orang tuamu?

Saya sudah makan di restoran.

Ibuku sedang ke luar kota.

Ia pantas tampil ke depan

Duduklah dulu, saya mau ke dalam sebentar.

Bram berasal dari keluarga terpelajar.

Akan tetapi, perhatikan penulisan yang berikut.

Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti.

Page 18: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

Kami percaya kepada Anda

G. Kata Sandang si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya :

Salah Benar

Sikecil Si kecil

Sipemalu Si pemalu

Sangdiktator Sang diktator

Sangkancil Sang kancil

H. Partikel

1) Partikel -lah dan -kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahulinya.

Misalnya :

Bacalah peraturan ini sampai tuntas.

Siapakah tokoh yang menentukan radium?

2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

Misalnya :

Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya.

Hendak makan pun lauknya sudah habis.

Satu kali pun Dedy belum pernah datang ke rumahku.

Bukan hanya saya, melainkan dia pun turut serta.

Catatan :

Kelompok yang dianggap padu berikut ini ditulis serangkai, yaitu adapun,

andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun,

sekalipun, sungguhpun, walaupun.

Misalnya :

Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum diketahui .

Bagaimanapun juga akan dicobanya mengajukan permohonan itu.

Page 19: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

Baik para dosen maupun mahasiswa ikut menjadi anggota

koperasi.

Walaupun hari hujan, ia datang juga.

3) Partikel per yang berarti ‘demi’ dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat

yang mendahului atau mengikutinya.

Misalnya :

Mereka masuk kelas satu per satu. (‘satu demi satu’)

Harga kain itu Rp 8.000,00 per meter (‘tiap meter’)

I. Singkatan dan Akronim

(1) Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau

lebih. Adapun aturan penulisannya adalah sebagai berikut.

a. Setiap menyingkat satu kata, dipakai satu tanda titik.

Misalnya :

nomor disingkat no.

ibidem disingkat ibid.

halaman disingkat hlm.

b. Bila menyingkat dua kata, dipakai dua titik .

Misalnya :

loco citato disingkat loc. cit.

opere citato disingkta op. cit.

atas nama disingkat a.n.

Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan huruf

awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.

Misalnya :

Perseroan Terbatas disingkat PT

Perusahaan Dagang disingkat PD

Comannditaire Venootschap disingkat CV

Amerika Serikat disingkat AS

Page 20: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

c. Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatannya dipakai satu

tanda titik.

Misalnya :

dan kawan-kawan disingkat dkk.

yang akan datang disingkat yad.

dan lain-lain disingkat dll.

atas nama beliau disingkat anb.

Akan tetapi singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan huruf awal

kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.

Misalnya :

BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

DKI (Daerah Khusus Ibukota)

BPS (Badan Pusat Statistik)

RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia)

d. Penulisan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan,

dan mata uang tidak di ikuti titik.

Misalnya :

Au aurum

TNT trinitrotoleun

cm centimeter

KVA kilovolt-ampere

Kg kilogram

Rp (5.000,00) (lima ribu) rupiah

(2) Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata atau

gabungan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca

diperlakukan sebagai kata. Ada tiga ketentuan dalam penulisan akronim.

a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata yang

disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kapital.

Misalnya :

FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

ISPA (Infeksi Salurana Pernafasan Atas)

Page 21: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf

dan suku kata dari deret kata, huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital

dan tidak diakhiri oleh tanda titik.

Misalnya :

Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional)

Kadin (Kamar Dagang dan Industri)

Sespa (Sekolah Staf dan Pemimpin Administrasi)

c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,

ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat,

seluruhnya ditulis dengan huruf kecil (lower case).

Misalnya :

radar radio detecting and ranging

rapim rapat pimpinan

rudal peluru kendali

J. Angka dan Lambang Bilangan

1) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor. Dalam tulisan lazim

digunakan angka Arab atau Romawi.

Misalnya :

Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X

L (50), C (100), D (500), M (1000)

2) Angka digunakan untuk menggunakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi (ii)

satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.

Misalnya :

19 meter 4 ons 9 hektar 65 liter

Pukul 15.30 10 detik 30 meenit 5 jam

Rp 10.000,00 USS 3.50 500 Yen Y500

Page 22: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

3) Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar

pada alamat.

Misalnya :

Jalan Sentosa III No. 152

Rumah Susun Perumnas Klender, Blok F2, No. 10

4) Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.

Misalnya :

Bab X, Pasal 5, halaman 354

Surat Annisa: 9

5) Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.

a. Bilangan utuh

Misalnya :

Dua belas 12

Dua puluh dua 22

Dua ratus dua puluh dua 222

b. Bilangan pecahan

Misalnya :

Setengah ½

Tiga perempat ¼

6) Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.

Misalnya :

lihat Bab II, Pasal 5 dalam bab ke-2 buku itu

7) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan

kalimat diubah sehingga susunan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau

dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.

Misalnya :

Lima puluh orang tewas akibat bencana alam itu.

Bukan : 50 orang tewas akibat bencana itu.

Page 23: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.doc

Pak Yayat mengundang 500 orang tamu.

Bukan : 500 orang tamu diundang Pak Yayat.