EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

24
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN A. Abjad Abjad yang digunakan dalam ejaan bahas Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama huruf – huruf itu masing – masing di sertakan di belakangnya Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama A a a J j Je S s es B b be K k Ka T t te C c ce L l El U u u D d e M m Em V v fe E e de N n En W w we F f ef O o O X x eks G g ge P p Pe Y y ye H h ha R r Ki Z z zet I i i S s Er Huruf dalam abjad kita yang baru di atas, akan segera tampak kepada kita beberapa perbedaan dengan nama – nama huruf di dalam abjad lama. Didalam abjad lama itu, nama – nama huruf sesuai dengan nama – nama huruf di abjad bahasa Belanda. Menurut bahasa, kata – kata singkatan dengan mengambil huruf – huruf awal kata seharusnya dibaca sesuai dengan nama – nama huruf didalam abjad bahasa itu. Seperti contoh merk kecap atau batu baterai ABC hendaknya tidak dibaca a-be-se, tetapi a-be-ce. B. Huruf Vokal Huruf Vokal Contoh Pemakaian Di depan Di tengah Di belakang A api Padi lusa E enak Petak tempe I itu Simpan murni O oleh Kota sado U ulang Bumi ibu

description

EYD indonesia

Transcript of EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

Page 1: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

A. Abjad

Abjad yang digunakan dalam ejaan bahas Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama huruf – huruf itu masing – masing di sertakan di belakangnya

Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama

A a a J j Je S s esB b be K k Ka T t teC c ce L l El U u uD d e M m Em V v feE e de N n En W w weF f ef O o O X x eksG g ge P p Pe Y y yeH h ha R r Ki Z z zetI i i S s Er

Huruf dalam abjad kita yang baru di atas, akan segera tampak kepada kita beberapa perbedaan dengan nama – nama huruf di dalam abjad lama. Didalam abjad lama itu, nama – nama huruf sesuai dengan nama – nama huruf di abjad bahasa Belanda. Menurut bahasa, kata – kata singkatan dengan mengambil huruf – huruf awal kata seharusnya dibaca sesuai dengan nama – nama huruf didalam abjad bahasa itu. Seperti contoh merk kecap atau batu baterai ABC hendaknya tidak dibaca a-be-se, tetapi a-be-ce.

B. Huruf Vokal

Huruf VokalContoh Pemakaian

Di depan Di tengah Di belakangA api Padi lusaE enak Petak tempeI itu Simpan murniO oleh Kota sadoU ulang Bumi ibu

Dalam ejaan yang disempurnakan ini, memang hanya dugunakan satu huruf pelambang dua buah fonem yaitu fonem /e/, seperti pada kata keras, senang, jelas, benar, dan fonem /∑/, seperti pada kata ekor, besok, leher.

C. Diftong

Diftong dieja dengan gabungan huruf vocal

Gabungan Huruf Contoh Pemakaian

Page 2: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

Vokal Di depan Di tengah Dibelakang

Ai -- -- pandaiAu aula Saudara HarimauOi -- -- anboi

D. Huruf Konsonan

Huruf konsonan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf – huruf : b, c, d, f, g, h, j, k ,l , m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z

Gabungan huruf konsonan

Gabungan Huruf Konsonan

Contoh PemakaianDidepan Ditengah Dibelakang

Kh Khusus Akhir TarikhNg Ngilu Bangun SenangNy Nyawa Hanya --sy syarat Isyarat Arasy

Dalam bahasa Indonesia hanya empat buah gabungan huruf konsonan yang kita gunakan sebagai pelambang sebuah bunyi konsonan. Benarlah ejaan kata – kata berikut : hadir, hadirin, fatsal, hatsil, bathin, dharma, bhakti karena didalam abjad bahasa Indonesia gabungan huruf konsonan dl, ts, th, dh, bh tidak terdapat sebagai pelambang satu bunyi konsonan. Kata – kata itu dalam ejaannya yang baku dituliskan hadir, hadirin, fasal, hasil, batin, darma, dan bakti.

E. Persukuan

Setiap suku kata bahasa Indonesia ditandain oleh sebuah huruf vocal. Huruf vocal itu dapat didahului atau diikuti oleh huruf konsonan. (didalam contoh berikut, V = huruf vocal , K = huruf konsonan.

Bahasa Indonesia mengenal empat macam pola umum suku kata .a. V a-nak, e-korb. VK ar-ti, em-berc. KV ra-mai, ta-rikd. KVK tom-bak, pe-keri-ti

Disamping itu bahasa Indonesia memiliki pola suku yang berikut. a. KKV pra-ja, kri-tikb. KKVK tram-pil, prak-tekc. VKK eks, onsd. KVKK teks, perse. KKVKK kom-pleksf. KKKV stra-te-gi

Page 3: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

g. KKKVK struk-tur, in-struk-si

Pemisahan suku kata pada kata dasar adalah sebagai berikut.a. Kalau ditengah kata ada dua buah huruf vocal yang berurutan, pemisahan tersubut

dilakukan diantara kedua vocal itu.Misalnya : ma-in, la-ut

b. Kalau ditengah kata ada huruf konsonan (termasuk gabungan huruf (konsonan) diatara dua buah huruf vocal, maka pemisahan tersebut dilakukan sebelum huruf konsonan atau gabungan huruf konsonanMisalnya : a-nak, su-kar

c. Kalau ditengah kata ada dua buah huruf konsonan yang berurutan, kecuali gabungan huruf konsonan, maka pemisahan tersebut terdapt diantara kedua huruf konsonan itu.Misalnya : lem-per, tam-bang

d. Kalau ditengah kata ada tiga buah konsonan atau lebih, yang pertama(termasuk gabungan hurud konsonan yang kedua .Misalnya : ul-tra , be-la-jor]

Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk dan partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dalam penyukuan kata dipisahkan sebagai satu kesatuan.Misalnya : ma-ka-nan

Apabila suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, maka pemisahan sukunya dilakukan dalam dua tahap : 1) diantara unsur – unsur itu , kemudian 2)diantara suku – suku dalam masing – masing unsur itu sesuai dengan kaidah3a, 3b, 3c dan 3d diatas.Misalnya : kilo-gram, fotografi

F. Nama DiriPenulisan nama sungai, gunung, jalan dan sebagainya, disesuaikan dengan Ejaan yang

Disempurnakan. Nama orang, badan hokum, dan nama diri lain yang sudah lazim disesuaikan dengan Ejaan yang Disempurnakan kecuali bila ada pertimbangan khusus.

II. Penulisan Huruf

A. Huruf Kapital atau Huruf Besar Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai pengawal kalimat.

Misalnya : Dia menangis. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung

Misalnya : Ibu bertanya,”Bila engkau tiba ?” Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang

berhubungan dengan kitab suci dan nama Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.Misalnya : Allah

Page 4: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.Misalnya : Nabi Sulaiman

Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.Misalnya : Gubernur Aang Kunaefi

Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orangMisalnya : Hardy Ramadhani

Huruf kapital atau huruf besar dipakai seabagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasaMisalnya : bangsa Indonesia

Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari , hari raya, dan peristiwa sejarahMisalnya : tahun Hijriyah

Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografiMisalnya : Asia Tenggara

Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama unsur – unsur nama resmi badan, lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali unsur seperti dan.

Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama semua ada didalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judulMisalnya Tiga menguak takdir

Huruf kapitalk atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama singkatan unsur – unsur nama gelar pangkat, dan sapaan.Misalnya : Dr. Hardy

Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai pertama kata penunujuk kekerabatan sperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang diapakai seebagai kata ganti serapanMisalnya : Kapan Bapak berangkat?

B. Huruf Miring Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar,

yang dikutip dalam karanganMisalnya : majalah Bahasa dan Kesusastraan

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhusukan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kataMisalnya : huruf pertama kata bapak ialah b.

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.Misalnya : Nama ilmiah manggis adalah Garcinia mangostana

III. Penulisan Kata

A. Kata dasarKata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan

Page 5: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

Misalnya : Aku yakin bahwa Anda sanggup

B. Kata turunan Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Misalnya : bergetar Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan

unsur yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.Misalnya : bertumpang tindih

Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, maka unsur gabungan kata itu ditulis serangkai Misalnya : menggarisbawahiCatatan : sebagaim ana dalam kata tunggal awalan dan akhiran itu mengapit kata dasar dan ditulis sebagai satu kata, maka unsur gabungan kata yang diapit sekaligus oleh awalan dan akhiran pun haruslah dituliskan serangkai sebagai sepatah kata.

Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya : asocial, amoralCatatan : Bila bentuk terikat itu diikuti oleh kata yang diawali dengan huruf kapital, maka diantara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-)Misalnya : non-indonesia

C. Bentuk UlangBentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubungMisalnya : anak – anak , buku – buku

D. Gabungan kata Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, bagian –

bagiannya ditulis terpisah.Misalnya : orang tua

Gabungan kata termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian antara unsur yang bersangkutan Misalnya : anak-istri

Gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata ditulis serangkaiMisalnya : bismillah

E. Kata ganti ku, mu, dan nyaKata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya: ku, mu dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya Misalnya : Yang kukatakan haruslah kauperhatikan.Catatan : syarat penulisan seperti diatas itu dikecualikan pada kata ganti Mu,dan nya yang digunakan sebagai pengganiti Tuhan.

Page 6: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

F. Kata depan di, ke, dan dariKata depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap lazim sebagai satu kata seperti kepada dan daripadaMisalnya : di mana ada gula, di situ ada semut

G. Kata si dan sangKata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinyaMisalnya : sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya, sang Saka Merah Putih dikibarkan

H. Partikel Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya

Misalnya : siapakah yang sedang berpidato itu? Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, tetapi jika pada kata – kata

yang sudah lazim menggunakan kata pun tidak masalah menyambung contoh adapun, ataupun, andaipun, meskipun, kalaupun, sekalipun, biarpunMisalnya : dibujuk pun tidak akan dia menurut

Partikel per yang berarti 1) ‘demi’; 2)’tiap’; 3)’mulai’ ditulis terpisah dari bagian – bagian yang kalimat yang mendahuluinya atau mengikutinya misalnya : Barang – barang itu diperiksanya satu per satu.

I. Angka dan Lambang Bilangan Angka dipakai untuk menyatakan bilangan – bilangan atau nomor. Angka digunakan untuk menyatakan

a. Ukuran panjang, berat, luas, da nisib. Satuan waktuc. Nilai uangd. Kuantitas

Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.Misalnya : Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat

Angka digunakan untuk menomori karangan dan ayat kitab suci atau bagiannyaMisalnya : Bab XV, pasal 36, halaman 8

Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.a. Bilangan utuh

Misalnya : 15 lima belasb. Bilangan pecahan

Misalnya : ½ setengah Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut

Misalnya : Hari Ulang Tahun Republik Indonesia XXXV

Page 7: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

Catatan : yang harus diperhatikan ialah bahwa diddepan angka romawi yang menyatakan bilangan tingkat tidak perlu ditambahkan ke- . Jadi, bukan abad ke-XV, melainkan abad XV (abad ke-15 Hijriyah)

Penulisan lambang bilang yang mendapat akhiran –an mengikuti cara yang berikutMisalnya : tahun 30-an

Lamabang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam pemerincian dan pemaparanMisalnya : telah tiga kali ia datang kesini

Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan, yang tidak dapat, dinyatakan dengan satu atau dua kata, tidak terdapat lagi pada awal kalimat.Misalnya : dua orang korban pembajakan meninggalk dunia

Angka yang menunjukan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.Misalnya : Penduduk Indonesia berjumlah 157 juta orang

Kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akte dan kuitansi, bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks.Misalnya : Jumlah murid dikelas tiga dua puluh orang.

Kalau bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepatMisalnya : Piutang kami pada Tuan sejumlah RP. 5.350,00

J. Tanda Baca

Tanda titik (.)Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pernyataan atau seruan, akhir singatan nama orang , singkatan kata, dan juga digunakan untuk memisahkan angka jm dan huruf.

Tand Koma (,)Dipakai sebagai tanda yang memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya ataupun dipakai diantara unsur-unsur dalam perincian atau pembilangan, dan juga tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir dengan tanda Tanya atau tanda seru.

Tanda Titik Koma (; )Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara dan juga dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara dalam suatu kalimat majemuk.

Tanda titik dua (:)Dipakai pada akhir suatu penyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Tanda hubung (-)Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris menyambungkan unsur-unsur kata ulang dan juga tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian –bagian tanggal.

Tanda Pisah (--)

Page 8: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

Tanda pisah (panjangnya dua kali tanda hubung) membatasi penyisipan kata atau memberikan penjelasan khusus diluar bagian kalimat dan juga dipakai diantara dua bilangan atau tanggal yang berarti “sampai dengan” atau diantara dua nama kota.

Tanda Elipsis (…)Tanda elipsis (Tiga tanda titik berturut-turut) menggambarkan kalimat yang terputus-putus.

Tanda Tanya (?) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat yang bepa kalimat tanya .

Tanda Seru (!)Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah ,atau juga menggambarkan kesungguhan.

Tanda kurung ( (…..) )Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan, yang bukan bagian integral pokok pembicaraan

Tanda kurung siku ( […] )Tanda kurung siku mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tulisan lain

Tanda petik ( “…” )Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahkan tulisan lain

Tanda petik tunggal ( ‘…’ )Tanda petik tunggal mengapit petikan ng tersusun di dalam petikan lain.

Tanda ulang ( …2) (angka 2 biasa)Tanda ulang dapat dipakai dalam tulisan cepat dan notula untuk menyatakan pengulangan kata dasar

Tanda garis miring (/)Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat dan dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat

Tanda penyingkat (apostrof)(‘)Tanda apostrof menunjukan pengilangan bagian lain.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangkan spasi yang mengikuti mereka melambangkan kesenyapan. Tanda baca sepadan dengan jeda.

    Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain subyek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan.Contoh :

Page 9: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

  1. Subyek (S)

Disebut juga pokok kalimat, karena merupakan unsur inti suatu kalimat.

Umumnya berupa kata benda (KB) atau kata lain yang dibendakan.

Merupakan jawaban dari pertanyaan “Siapa” atau “Apa”.

Contoh :         Anggun adalah seorang aktris dan penyanyi.        Gigi adalah band favoritku.        Sepatu itu telah di beli Obi.

  2. Predikat (P)

Unsur inti pada kalimat yang berfungsi menjelaskan subyek.

Biasanya berupa kata kerja (KK) atau kata sifat (KS).

Merupakan jawaban dari pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana”.

Contoh :         Reni menyanyi dengan merdu.        Adam memasak nasi goreng.        Andi membaca majalah.

  3. Objek (O)

Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.

Biasanya terletak di belakang predikat.

Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.

    4. Keterangan (K) 

Hubungannya dengan predikat renggang.

Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.

Terdiri dari beberapa jenis :o Keterangan Tempat

LinkinPark akan konser di Jakarta.o Keterangan Alat

Dalam drama itu, Dian memukul Rendi dengan panci.o Keterangan Waktu

Page 10: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

Noah akan berangkat ke Korea pukul 11 malam.

  5. Pelengkap (Pel.)

Terletak di belakang predikat.

Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subyek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.

Contoh :o Fani memberikanku novel bagus.o Hajar menghadiahkan orangtuanya restoran baru.o Mahkota itu bertahtakan mutiara.

  

   Adapun di dalam kalimat terdapat beberapa Pola Kalimat, antara lain:

1. S-PBagas tidur

2. S-P-OSaya makan gorengan

3. S-P-PelCincin itu bertahtakan berlian

4. S-P-KMaroon 5 konser di Jakarta

5. S-P-O-PelBekti menamai kucingnya Kimmy

6. S-P-O-Pel-KSetiap pagi Ibu Ani membuatkan nasi goreng untuk keluarganya

7. S-P-O-KToto minum susu coklat setiap hari

8. S-P-Pel-K

Page 11: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

Semua pelajar senang ketika Ibu Guru tidak masuk

Macam-macam kalimat, berdasarkan pola :

Kalimat Majemuk Setara

    Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:  

1. Penggabungan : Dan2. Penegasan : Bahkan3. Pemilihan : Atau4. Berlawanan : Sedangkan5. Urutan waktu : Lalu, Kemudian

Contoh :        Kami membaca        Mereka menulis        Kami membaca dan mereka menulis

        Ferdi berangkat ke bengkel        Anna pergi ke pasar        Ferdi berangkat ke bengkel sedangkan Anna pergi ke pasar

Kalimat Majemuk Bertingkat

    Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari lima macam, yakni:

1. Syarat : Jika, Kalau, Andaikata2. Tujuan : Agar, Supaya, Biar3. Perlawanan : Walaupun, Kendati4. Pengakibatan : Maka, Sehingga5. Penyebaban : Sebab, Karena

Contoh :        Ibu kemarin siang memasak ikan        Ketika Aku masih berada di sekolah        Ibu kemarin memasak ikan ketika Aku masih berada di sekolah

        Ibu akan memberi ku hadiah sepeda

Page 12: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

        Jika Aku lulus sekolah dengan nilai yang bagus        Ibu akan memberi ku hadiah sepeda jika aku lulus sekolah dengan nilai yang bagus

A. ARTI WACANA

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia wacana adalah : 1) Komunikasi verbal ; percakapan ; 2)

Keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan ; 3) Satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan

dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti novel, buku, artikel, pidato atau khotbah ; 4)

Kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis ; kemampuan atau proses memberikan pertimbangan

berdasarkan akal sehat ; 5) Pertukaran ide secara verbal.

Beberapa definisi dan pendapat dari para pakar bahasa mengenai wacana, antara lain oleh J.S.

Badudu (2000) mengatakan wacana sebagai rentetan kalimat yang berkaitan dengan, yang

menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan, sehingga

terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat itu. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa wacana

merupakan kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar diatas kalimat atau klausa dengan

koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang

nyata, disampaikan secara lisan dan tertulis

Dari pengertian, pendapat dan uraian diatas, jelaslah bahwa wacana merupakan suatu pernyataan

atau rangkaian pernyataan yang dinyatakan secara lisan ataupun tulisan dan memiliki hubungan makna

antarsatauan bahasanya serta terikat konteks. Dengan demikian apapun bentuk pernyataan yang

dipublikasikan melalui beragam media yang memiliki makna dan terdapat konteks didalamnya dapat

dikatakan sebagai sebuah wacana.

Berdasarkan saluran komunikasinya wacana dapat dibedakan atas ; wacana lisan dan wacana

tulis. Wacana lisan memiliki ciri adanya penuturan dan mitra tutur, bahasa yang dituturkan, dan alih tutur

yang menandai giliran bicara. Sedangkan wacana tulis ditandai oleh adanya penulis dan pembaca, bahasa

yang dituliskan dan penerapan sistim ejaan.

Wacana dapat pula dibedakan berdasarkan cara pemaparannya, yaitu antara lain ; wacana narasi,

wacana deskripsi, wacana argumentasi dan wacana persuasi

Page 13: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

B. URAIAN WACANA NARASI, DESKRIPSI, ARGUMENTASI DAN PERSUASI

1. Wacana Narasi

Wacana Narasi adalah salah satu jenis wacana yang menceritakan / mengisahkan sesuatu

peristiwa secara berurutan berdasarkan urutan kejadiannya. Dengan demikian wacana jenis ini tidak

bermaksud untuk mempengaruhi seseorang melainkan hanya menceritakan sesuatu kejadian yang telah

disaksikan, dialamin dan didengar oleh pengarang (penulisnya). Narasi dapat bersifat fakta atau fiksi

(cerita rekaan). Narasi yang bersifat fakta, antara lain biografi dan autobiografi, sedangkan yang berupa

fiksi diantaranya cerpen dan novel.

Contoh wacana narasi :

Kegiatan disekolahku demikian padatnya. Setiap hari, aku masuk pukul 07.00. Agar tidak

terlambat, aku selalu bangun pukul 04.30. Setelah mandi, akupun shalat subuh. Kemudian, aku segera

mengenakan seragam sekolah. Tak lupa aku lihat-lihat lagi buku yang harus aku bawa. Yah, sekedar

mengecek apakah buku-buku yang aku bawa sudah sesuai dengan jadwal pelajaran hari itu. Selanjutnya,

aku makan pagi. Lalu, kira-kira pukul 06.00, aku berangkat ke sekolah. Seperti biasanya, aku ke sekolah

naik angkutan umum. Jarak rumah dengan sekolahku tidak jauh, sekitar enam kilometer. Aku memang

membiasakan berangkat pagi-pagi. Maklum, angkutan kota sering berhenti lama untuk mencari

penumpang. Jika aku berangkat agak siang, wah, bisa terlambat sampai di sekolah.

Di sekolah, aku belajar selama kurang lebih enam jam. Jam pelajaran berakhir pukul 12.45. Itu

untuk hari-hari biasa. Hari Rabu, aku pulang pukul 14.30, karena mengikuti kegiatan ekstrakulikuler

dulu. Khusus hari Jum’at, aku bisa pulang lebih awal, yaitu pukul 11.00.

Paragraf narasi diatas berisi sebuah fakta. Apbila dicermati, paragraf tersebut berisi urutan

peristiwa berikut : bangun pukul 04.30, mandi, shalat subuh, berpakaian, mengecek buku, makan pagi,

berangkat sekolah, belajar di sekolah, pulang sekolah. Rangkaian peristiwa tersebut dialami oleh tokoh

aku. Aku mengalami “konflik” dengan dirinya sendiri, yaitu kebiasaannya setiap hari.

2. WACANA DESKRIPSI

Wacana deskripsi adalah wacana yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci.

Wacana deskripsi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-

jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca atau merasakan hal yang

Page 14: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

dideskripsikan. Oleh sebab itu deskripsi yang baik adalah deskripsi yang dilengkapi dengan hal-hal yang

dapat merangsang panca indra. Contoh : seperti keadaan banjir, suasana dipasar dan sebagainya.

Sebagaimana menulis wacana-wacana lain dalam menulis wacana deskripsi ada langkah-

langkahnya, yaitu :

1.      Menentukan topik karangan deskripsi.

2.      Merumuskan tujuan mengarang desskripsi.

3.      Mencari, mengumpulkan ataupun memilih bahan.

4.      Membuat kerangka karangan.

5.      Mengembangkan karangan.

3. WACANA ARGUMENTASI

Wacana argumentasi adalah wacana yang bertujuan mempengaruhi pembaca agar dapat

menerima ide, pendapat, atau pernyataan yang dikemukakan penulisnya. Untuk memperkuat ide atau

pendapatnya, penulis wacana argumentasi menyertakan data-data pendukung. Tujuannya, pembaca

menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis.

Dalam wacana argumentasi, biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenal.

Cirri-ciri tersebut misalnya :

1.      Ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya

2.      Ada alasan, data, atau fakta yang mendukung

3.      Pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.

Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat

diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan. Pada

akhir paragraf atau karangan perlu disajikan kesimpulan. Contoh kutipan :

Menyetop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan

dan kiri tepat arahnya dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. Bola seolah-

olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar mengambil bola dari kakinya.

Operan bolanya tepat dan terarah. Amin benar-benar pemain bola jempolan.

Page 15: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

Tujuan yang ingin dicapai melalui pemaparan argumentasi ini, antara lain :

1.      Melontarkan pandangan / pendirian

2.      Mendorong atau mencegah

3.      Mengubah tingkah laku pembaca

4.      Menarik simpati

Contoh : laporan penelitian ilmiah, karya tulis dsb.

4. WACANA PERSUASI

Wacana persuasi merupakan wacana yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain untuk

melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena itu biasanya disertai penjelasan

dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca.

Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emotif yang berusaha

membangkitkan dan merangsang emosi.

Contoh :

1.      Propaganda kelompok / golongan, kampanye

2.      Iklan dalam media massa

3.      Selebaran, dsb

Paragraf Dalam Bahasa Indonesia

VI.1 Pendahuluan

Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Di dalam setiap paragraf, pasti terdapat sebuah topik paragraf. Topik paragraf merupakan pikiran utama di dalam sebuah paragraf.

VI. 2 Syarat – syarat Paragraf

a. Kesatuan ParagrafDalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh karena itu, kalimat-

kalimat yang membentuk perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf.

b. Kepaduan ParagrafKepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat.

Pengait paragraf:

Page 16: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

1. Beberapa kata transisi: Hubungan tambahan= lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula,

disamping itu, lalu, berikutnya, begitu juga. Hubungan pertentangan= akan tetapi, namun, bagaimanapun,

walaupun, demikian, sebaliknya, meskipun begitu. Hubungan perbandingan= sama dengan itu, dalam hal yang demikian,

sehubungan dengan itu. Hubungan akibat= oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu,

maka. Hubungan tujuan= untuk itu, untuk maksud itu. Hubungan singkatan= singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada

umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan. Hubungan waktu= sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat

kemudian. Hubungan tempat= berdekatan dengan itu.

2. Kata gantia. Kata ganti orang

Kata ganti orang pertama= saya, aku, ku, kita, kami. Kata ganti orang kedua= engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian. Kata ganti orang ketiga= dia, ia, beliau mereka dan –nya.

b. Kata ganti orang lainYang termasuk contohnya: itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sini, di sana dsb.

c. Kata kunci

VI.3 Pembagian Paragraf Menurut Jenisnya.

1. Paragraf pembuka: Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai paa segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian.

2. Paragraf pengembangan: Paragraf ini ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab itu.

3. Paragraf penutup: Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu.

VI. 4 Tanda Paragraf.

Ditandai dengan kalimat awal yang menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan. Pembeda antar paragraf dengan memberikan jarak agak renggang.

VI. 5 Rangka atau Struktur Sebuah Paragraf.

Rangka atau struktur paragraf terdiri dari kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan pengarang. Karena topik paragraf adalah pikiran utama dan setiap paragraf hanya mempunyai sebuah topik, maka paragra hanya memiliki satu kalimat

Page 17: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN.docx

utama. Kalimat-kalimat selanjutnya adalah kalimat-kalimat penjelas yang fungsinya menjelaskan gagasan utama.

VI. 6 Paragraf Deduktif dan Paragraf Induktif.

Paragraf yang meletakkan kalimat topik pada awal paragraf disebut paragraf deduktif, sedangkan paragraf yang meletakkan kalimat di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Ada pula paragraf yang tidak memperlihatkan kalimat utamanya. Gagasan utama sebuah paragraf itu berada di seluruh paragraf. Paragraf ini tidak memiliki kalimat umum, tetapi terdiri dari kalimat khusus. Biasanya terdapat pada paragraf besifat naratif.

VI. 7 Pengembangan Paragraf.

Mengarang itu adalah mengembangan beberapa kalimat topik. Maka, dalam karangan kita harus membuat paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus hemat menempatkan kalimat topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik.

VI. 8 Teknik Pengembangan Paragraf.

Teknik pengembangan paragraf ada dua, yaitu: Pertama, dengan menggunakan ilustrasi. Memberikan gambar sesuai kalimat topik yang terdapat pada paragraf tersebut. Kedua, dengan analisis. Kalimat topik dianalisis secara logis sehingga pernyataan merupakan sesuatu yang meyakinkan. Berikut adalah cara yang lebih praktis untuk mengembangkan paragraf:

a. Dengan memberikan contoh/fakta.b. Dengan memberikan alasan-alasan.c. Dengan bercerita.

VI. 9 Pembagian Paragraf Menurut Teknik Pemaparannya.a. Deduktif: paragraf deskriptif juga paragraf melukiskan yang melukiskan apa yang terlihat di

depan mata. Bersifat tata ruang atau tata letak.b. Ekspositoris: disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan satu objek dan

peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Untuk penyampaian dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis atau keruangan.

c. Argumentatif: sebenarnya bisa dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf argumentatif disebut juga persuasi. Paragraf bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap sesuatu. Menggunakan pengembangan analisis.

d. Naratif: karangan narasi biasanya dihubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, pola paragraf naratif hanya diketemukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.