KERJA JUJUR KERJA CERDAS KERJA TUNTAS
Transcript of KERJA JUJUR KERJA CERDAS KERJA TUNTAS
CALON BUPATI & CALON WAKIL BUPATI 2021-2026KABUPATEN SERANG
NASRULEKIH. NASRUL ULUM, SE. - H. EKI BAIHAKI, SE., M.Si.
MEWUJUDKAN MASYARAKAT KABUPATEN SERANGMEWUJUDKAN MASYARAKAT KABUPATEN SERANGSEJAHTERA 2026SEJAHTERA 2026
MEWUJUDKAN MASYARAKAT KABUPATEN SERANGSEJAHTERA 2026
KERJA JUJURKERJA CERDAS
KERJA TUNTAS
VISIVISIVISIMISIMISIMISI- -- -MISIVISI
& PROGRAM
1
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
VISI, MISI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
KABUPATEN SERANG 2021-2026
H. Nasrul Ulum, SE – H. Eki Baihaki, SE, M.Si Calon Bupati dan Wakil Bupati Serang
DASAR PEMIKIRAN Semangat otonomi daerah melalui peralihan fungsi kewenangan dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yaitu pemerintah
daerah mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan
masyarakat setempat karena dinilai lebih mengetahui keadaan
daerahnya sehingga bisa mengatasi berbagai permasalahan dengan
segera. Pemerintah daerah lebih memungkinkan mendorong
partisipasi masyarakat dalam pembangunan supaya manfaatnya bisa
dirasakan secara merata. Pemerintah daerah dituntut untuk selalu
berbenah dalam meningkatkan pelayanan publik dan
mengoptimalkan semua potensi untuk kesejahteraan masyarakat.
Paradigma pembangunan secara berkelanjutan yang telah menjadi
platform pembangunan daerah mensyaratkan kepemimpinan kepala
daerah berlanjut dari satu periode ke periode lainnya. Regenerasi
kepemimpinan kepala daerah merupakan keniscayaan. Kepala
daerah di era 4.0 yang menjadi tren dewasa ini menuntut kepala
daerah untuk melakukan terobosan, adaptif dan inovatif dalam
melakukan tata kelola pemerintahan.
2
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
Salah satunya perubahan paradigma pembangunan dari Millenium
Development Goals (MDGs) kepada Sustainable Development Goals
(SDGs) yang mengikuti rencana aksi global guna mengakhiri
kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
SDGS yang telah mulai diberlakukan di Indonesia sangat relevan
untuk dilaksanakan pemerintah daerah karena SDGs dirancang
secara partisipasi. Melibatkan seluruh aktor pembangunan meliputi
pemerintah, civil society, sektor swasta, akademisi dan berbagai
pihak lainnya.
Berdasarkan literasi sejarah, Kabupaten Serang akan menginjak usia
494 tahun pada bulan Oktober tahun 2020. Kendati demikian,
beberapa tahun terakhir belum mengalami kemajuan pembangunan
secara signifikan selaras dengan Visi Pembangunan Kabupaten Serang mewujudkan Serang yang Islami, Maju, Adil, Sejahtera dan Harmonis, yang tertuang dalam Rencana Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Serang tahun 2006-2026.
Hal ini tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten
Serang tahun 2017-2019 merupakan peringkat ke-3 terbawah di
Provinsi Banten. Selama periode waktu tersebut IPM Kabupaten
Serang masih jauh di bawah IPM Banten (BPS Banten 2018-2020).
Artinya, kapasitas pendidikan, kesehatan dan kekuatan ekonomi
masyarakat Kabupaten Serang masih tertinggal dari kabupaten dan
kota lainnya di Provinsi Banten.
Kabupaten Serang termasuk dalam Wilayah Kerja Pembangunan II
Provinsi Banten yang memiliki potensi diarahkan untuk
3
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
pengembangan kehutanan, pertanian, industri, pariwisata, jasa,
kelautan, perikanan, perdagangan, pertambangan dan pendidikan.
Kendati demikian, berdasarkan data BPS Provinsi Banten diketahui
bahwa Kabupaten Serang merupakan kabupaten dengan Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) terendah di Provinsi Banten tahun
2017-2018. Artinya, potensi sumber daya, sektor-sektor strategis
seperti pertanian, kelautan, wisata, industri dan lainnya belum
berdampak signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi daerah.
Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten pada tahun 2017-2019 diketahui Kabupaten Serang
merupakan kabupaten dengan Tingkat Pengangguran Terbuka
tertinggi di Provinsi Banten. Artinya, Kabupaten Serang yang
notabene wilayah industri belum mampu menyerap tenaga kerja
khususnya penduduk lokal secara signifikan. Berdasarkan data
tersebut Kabupaten Serang merupakan penyumbang persentase
terbesar di Provinsi Banten (BPS Banten 2018-2020).
Banyak permasalahan pembangunan yang harus dihadapi untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Serang. Oleh
karena itu, kami uraikan 13 Permasalahan Pembangunan Kabupaten
Serang dan Visi beserta Misi berbasis masalah dan pemecahannya.
Visi, Misi dan Program yang kami uraikan merupakan kerja-kerja
nyata yang cepat, terukur dan solusional sesuai dengan indikator
pembangunan untuk menyongsong masa depan Kabupaten Serang
tahun 2021-2026.
4
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN KABUPATEN SERANG
1. PENDIDIKAN APBD Kabupaten Serang untuk bidang pendidikan merupakan potret
pembangunan pendidikan wajib belajar 9 tahun. Alokasi anggaran
pendidikan masih di bawah 20 persen. Angka Partisipasi Murni (APM)
sebagai indikator partisipasi siswa mengenyam pendidikan
berdasarkan usianya pada jenjang pendidikan menunjukkan APM
Sekolah Dasar (SD) mencapai 89,52 persen di bawah APM Provinsi
Banten 92,76 persen, dan APM Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sebanyak 72,46 persen di bawah APM Provinsi Banten 73,27 persen
di tahun 2019. Sebaliknya, jumlah siswa SD putus sekolah mencapai
89 siswa dan yang mengulang sangat tinggi mencapai 1.571 siswa.
Sedangkan jumlah siswa SMP yang putus sekolah sebanyak 152
siswa dan yang mengulang 192 orang.
Kondisi pendidikan SD diperparah dengan 440 ruang kelas rusak
berat dan 421 rusak sedang. Sedangkan kondisi ruang kelas SMP
sebanyak 287 rusak berat dan 219 rusak sedang. Penerimaan
sekolah berdasarkan jarak lokasi tempa tinggal dengan sekolah di
Kabupaten Serang belum mendapatkan dukungan pemerataan guru
yang berkualitas. Guru SD dan SMP masih ada yang belum memiliki
kualifikasi pendidikan S1 yaitu guru SD 6,9 persen dan guru SMP 4,8
persen. Sedangkan guru SD yang belum tersertifikasi sebagai guru
profesional mencapai 46,3 persen dan guru SMP 66 persen.
Kabupaten Serang kekurangan guru SD negeri sebanyak 869 orang
13
5
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
dan guru SMP negeri mencapai 942 orang. Diprediksi SD dan SMP
negeri akan kekurangan guru selama 5 tahun ke depan sebanyak 636
orang karena pensiun. Secara umum kualitas mutu pendidikan SD
dan SMP belum merata karena akreditasi unggul (A) baik SD ataupun
SMP belum mencapai 25 persen (seperempat) bahkan terjadi tren
penurunan jumlah SD yang terakreditasi unggul (A) dari tahun-tahun
sebelumnya (Kemendikbud 2019).
2. KESEHATAN Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Kabupaten Serang
termasuk kategori tinggi sehingga tahun 2019 Kabupaten Serang
Siaga 1 AKI dan AKB. Jumlah AKI mencapai 119 jiwa dan AKB
mencapai 474 jiwa selama tahun 2017-2018. Tingginya AKI dan AKB
didukung oleh praktik persalinan masyarakat kepada dukun beranak
(paranji). Berdasarkan data tahun 2017 jumlah “paranji” sebanyak
1.169 orang jauh lebih banyak dari jumlah bidan yang hanya 527
orang. Jumlah fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan belum
memadai. Tata kelola pengadaan penunjang kesehatan terkendala
anggaran kesehatan yang belum menjadi prioritas tercermin dari
dana APBD kesehatan yang belum mencapai standar 5 persen,
akibatnya mengganggu sumber pembiayaan lainnya seperti
pengadaan ambulance yang diambil dari dana desa dan diduga tidak
mengikuti mekanisme dan peruntukannya.
Persoalan gizi buruk dan stunting masih menghantui, jumlah balita
gizi buruk mengalami kenaikan menjadi 223 kasus dan stunting
terjadi 12.208 kasus di tahun 2019 (alinea.id 2019). Selain itu,
beberapa kali marak media memberitakan tentang masyarakat miskin
6
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
yang tidak bisa mengakses pelayanan kesehatan karena tidak
mampu dan tidak difasilitasi BPJS Kesehatan. Potret kesehatan di
Kabupaten Serang secara keseluruhan terlihat dari Angka Harapan
Hidup (AHH) Kabupaten Serang yaitu 64,22 tahun jauh di bawah AHH
Provinsi Banten 69,64 tahun di tahun 2019. Artinya, penduduk
Kabupaten Serang yang lahir di tahun 2019 rata-rata memiliki usia
64,22 tahun jauh lebih pendek dari usia keseluruhan penduduk di
Provinsi Banten.
3. INFRASTRUKTUR Persoalan infrastruktur yang paling krusial dialami Kabupaten Serang
yaitu belum memiliki pusat perkantoran pemerintahan sendiri yang
berlokasi di Kabupaten Serang. Akibatnya jarak tempuh untuk
masyarakat mendapatkan pelayanan publik sangat jauh dan berbiaya
lebih mahal karena lokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang
saat ini berlokasi di Kota Serang. Salah satu pelayanan publik yang
dapat dinikmati oleh masyarakat umum dan sangat vital bagi
masyarakat adalah infrastruktur jalan. Kondisi infrastruktur jalan
sangat penting untuk mobilitas orang, barang dan jasa serta
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Kualitas jalan dengan
kondisi rusak dan rusak berat mencapai 138 Km setara dengan 23
persen dari total panjang jalan Kabupaten Serang 601,13 Km.
Kemacetan menjadi salah satu kendala dalam melakukan mobilitas
masyarakat yang terjadi di jalan-jalan menuju kawasan industri dan
melewati pasar tradisional. Kondisi pasar tradisional kebanyakan
kurang tertata dan kotor sehingga perlu direvitalisasi. Kabupaten
Serang berdasarkan tata ruang dan wilayah mensyaratkan ruang
7
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
terbuka hijau (RTH) minimum 30 persen untuk kawasan perkotaan.
Hanya saja masih kurang ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
yang berguna untuk wilayah resapan air antisipasi hujan dalam waktu
yang lama berisiko banjir dan untuk sarana olahraga/fasilitas rekreasi
masyarakat.
Pelayanan infrastruktur harus mampu memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan dasar masyarakat salah satunya kesulitan air bersih yang
banyak terjadi di wilayah Serang Utara. Mengingat rawan bencana
yang paling banyak terjadi Kabupaten Serang merupakan bencana
kekeringan (BPBD Kabupaten Serang 2019). Pembangunan
infrastruktur memperhatikan tata ruang, wilayah dan peruntukannya
serta mengedepankan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan
mengingat Indeks Risiko Bencana Banjir tahun 2018 yang diterbitkan
oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa
Kabupaten Serang termasuk kategori risiko tinggi dengan peringkat
ke 97 dari 397 kabupaten/kota di Indonesia.
4. SOSIAL Pemerintah daerah wajib memberikan perlindungan anak dan
masyarakat dalam kehidupan sosial. Kabupaten Serang merupakan
daerah yang belum layak anak. Tahun 2019 tercatat jumlah anak
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) meliputi 1.448
balita terlantar, 3.528 anak terlantar, 67 anak yang memerlukan
perlindungan khusus, 187 anak jalanan, 556 anak dengan
kedisabilitasan, 67 anak yang diperlakukan salah dan 10 anak
berhadapan dengan hukum. Sedangkan PMKS dari kalangan orang
dewasa meliputi 2.674 orang lanjut usia (lansia) terlantar, 1.900 orang
8
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
gelandangan, pengemis dan pemulung, 260 orang bekas warga
binaan, 22 orang korban Napza, 29 orang tuna susila, 62 orang hidup
dengan HIV/AIDS dan 30 orang kelompok minoritas (BPS Banten
2020).
Kabupaten Serang sebagai daerah rawan tingkat risiko tinggi
berkontribusi terhadap tingginya kerawanan sosial korban bencana
alam yang mencapai 2.093 orang. Salah satu yang angkanya tinggi
pada karakteristik kerawanan sosial yaitu penyandang disabilitas
yang mencapai 6.251 orang (BPS Banten 2020). Penyandang
disabilitas harus terpenuhi pelayanan dasarnya seperti pendidikan.
Jumlah Sekolah Khusus (SK) harus ditingkatkan dan sekolah jenjang
SD dan SMP perlu menerapkan Sekolah Inklusif supaya penyandang
disabilitas khususnya usia sekolah mendapatkan akses pelayanan
pendidikan untuk meningkatkan kemampuan lahiriah dan kehidupan
sosial mereka. Sedangkan Kerawanan sosial akibat tindakan
kekerasan masih terjadi dengan jumlah 55 orang.
Kabupaten Serang salah satu penyuplai Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) di Provinsi Banten. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan berkaitan dengan TKI karena banyak kejadian TKI
bermasalah dalam proses rekrutmen tenaga kerja, perlakuan TKI di
luar negeri sampai dengan human trafficking. Masyarakat Kabupaten
Serang yang menjadi TKI berhak mendapatkan perlindungan yang
difasilitasi pemerintah daerah. Tahun 2019 buruh migran bermasalah
sosial mencapai 16 orang dan korban human trafficking berjumlah 3
orang (BPS Banten 2020). Pendekatan yang dilakukan harus bersifat
preventif tidak lagi reaktif karena berkaitan dengan nyawa warga.
9
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
Sehingga TKI dari Kabupaten Serang mendapatkan perlindungan
dan keamanan saat bekerja di luar negeri.
5. KETIMPANGAN KEPENDUDUKAN Jumlah penduduk Kabupaten Serang terus meningkat. Jumlah
penduduk Kabupaten Serang tahun 2019 mencapai 1.482.987 jiwa
yang tersebar di 29 kecamatan. Laju pertumbuhan penduduk tahun
2018-2019 mencapai 1,28%/tahun. Lima kecamatan dengan
penduduk terbanyak terpusat di daerah perkotaan yang meliputi
Kecamatan Cikande, Kramatwatu, Ciruas, Kragilan dan Cikeusal
(BPS Serang 2020). Terjadi kesenjangan jumlah penduduk antara
kecamatan-kecamatan di daerah perkotaan khususnya kawasan
industri dengan daerah perdesaan.
Tingginya jumlah penduduk tidak serta merta diikuti peningkatan
kualitas penduduknya sebagaimana ditunjukkan dalam Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). IPM Kabupaten Serang hanya
mencapai angka 65-66 poin selama tahun 2017-2019 (BPS Banten
2018-2020). IPM Kabupaten Serang peringkat ke-3 terbawah dari
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten. Posisinya, jauh di bawah IPM
Banten dengan skor 70-72 poin. Artinya, kualitas penduduk di
Kabupaten Serang masih tertinggal dari kabupaten/kota lainnya di
Provinsi Banten.
6. INDUSTRI Perekonomian Kabupaten Serang ditopang oleh Industri Besar dan
Sedang (IBS) khususnya industri pengolahan (manufaktur). Industri
10
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
manufaktur dikelompokkan ke dalam banyaknya pekerja, industri
besar memiliki 100 orang pekerja/lebih dan industri sedang memiliki
20-99 orang pekerja. Industri pengolahan menunjukkan pertumbuhan
yang positif tetapi tidak signifikan karena penurunan jumlah
perusahaan di tahun 2018. Lokasi industri Besar dan Sedang
(manufaktur) di tersebar di 8 kecamatan Kabupaten Serang (BPS
Serang 2019). Banyaknya perusahaan industri sedang besar
(manufaktur) yang terpusat di Kecamatan Kibin dan Cikande
mengakibatkan kesenjangan pendapatan masyarakat Kabupaten
Serang yang berimplikasi kepada kesenjangan daya beli dan
kesejahteraan sosial.
Industri pengolahan sangat berperan dalam struktur perekonomian
Kabupaten Serang. Data penyaluran kredit perbankan di tahun 2018
menunjukkan didominasi kepada sektor industri pengolahan
mencapai 37,88 persen dengan besaran Rp. 9,5 triliun (BPS Banten
2019). Hanya saja, besaran nilai kredit perbankan kepada sektor
industri pengolahan secara riil kurang memberikan dampak signifikan
kepada peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang.
Tercermin dari Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Serang
di tahun 2018 yang hanya mencapai skor 5,33 poin merupakan
pertumbuhan ekonomi paling lambat di antara kabupaten/kota di
Provinsi Banten. Bahkan, LPE Kabupaten Serang adalah satu-
satunya dengan pertumbuhan ekonomi di bawah LPE Provinsi
Banten dengan skor 5,81 poin di tahun 2018 (BPS Banten 2019).
11
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
7. PENGANGGURAN Industri pengolahan (manufaktur) merupakan satu-satunya lapangan
usaha yang mendominasi penyerapan tenaga kerja. Industri
pengolahan terkonsentrasi salah satunya di Kabupaten Serang, yaitu
Bagian Timur kabupaten Serang dengan teknologi produksi padat
tenaga kerja dan bagian barat Kabupaten Serang merupakan daerah
konsentrasi industri padat modal. Kabupaten Serang sebagai wilayah
industri pengolahan padat tenaga kerja dan modal seharusnya
mampu menyerap tenaga kerja lokal secara signifikan sehingga
berdampak kepada tingkat pendapatan masyarakat. Faktanya tingkat
pengangguran Kabupaten Serang selama tahun 2017-2019
mencapai “double digit” yaitu di atas 10 persen serta merupakan yang
tertinggi di antara kabupaten/kota di Provinsi Banten.
Masalah pengangguran juga dipengaruhi oleh banyaknya tenaga
kerja asing bukan untuk pekerjaan ahli di sektor industri pengolahan
seperti di wilayah Bojonegara. Selain itu persoalan rekrutmen tenaga
kerja yang tidak terbuka dan maraknya mafia percaloan tenaga kerja
serta lemahnya pengawasan ketenagakerjaan kepada pihak
perusahaan berkontribusi terhadap rendahnya serapan tenaga kerja
lokal di Kabupaten Serang.
8. KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) merupakan roda
penggerak perekonomian bangsa yang berbasis kerakyatan.
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
12
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan. Jumlah koperasi di Kabupaten
Serang tahun 2018 adalah 1.276 unit merupakan terbanyak kedua di
Provinsi Banten setelah Kabupaten Tangerang. Hanya saja jumlah
koperasi yang tidak aktif (non aktif) sangat tinggi jumlahnya yaitu 814
unit (63,8%) dari pada yang aktif 462 unit (36,2%). Jumlah koperasi
yang tidak aktif sangat banyak dari pada kabupaten/kota lainnya.
Jumlah anggota koperasi menurun tahun 2018 menjadi 38.710 orang
dan jumlah karyawannya menurun menjadi 313 orang. Jumlah modal
koperasi baik dari modal sendiri dan modal luar mencapai 269 Milyar.
Usaha Mikro dan Kecil adalah usaha perniagaan/perdagangan yang
menopang ekonomi daerah yang pengelolanya dilakukan perorangan
atau badan usaha dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang (usaha
mikro) dan 5-19 orang (usaha kecil). Jumlah usaha mikro dan kecil di
Provinsi Banten terbanyak terdapat di Kabupaten Serang. Jumlah
usaha mikro dan kecil di Kabupaten Serang yaitu 27.050 perusahaan
setara dengan 25,58 persen jumlah perusahaan industri di Provinsi
Banten dengan serapan tenaga kerja mencapai 61.702 tenaga kerja.
Terlihat potensi koperasi, usaha mikro dan kecil di Kabupaten Serang
memiliki potensi ekonomi daerah tetapi belum diarahkan dan dikelola
secara sinergis, tepat dan terpadu untuk peningkatan laju
pertumbuhan ekonomi (LPE) daerah secara signifikan.
Melihat neraca perdagangan Kabupaten Serang tahun 2018 yang
mengalami kenaikan jumlah usaha kecil secara alamiah yakni
sebesar 8,14% karena tuntutan dan peluang bisnis yang semakin
meningkat berbasis daring (online). Pada tahun 2020 diduga
13
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
jumlahnya semakin meningkat seiring dengan transaksi jual beli
berbasis e-commerce dan e-money. Salah satu hambatan utama
untuk pengembangan bisnis dewasa ini adalah pemasaran produk
untuk akses pasar yang luas karena infrastruktur jaringan sinyal dan
internet masih belum mencakup ke seluruh desa dan banyaknya
terdapat daerah blind spot. Pemasaran digital perlu intervensi
pemerintah daerah untuk pelaku koperasi, usaha mikro dan kecil
memasarkan produk dan jasanya secara luas melalui jual beli online
dengan transaksi berbasis e-commerce dan e-money.
9. PERTANIAN Kabupaten Serang merupakan salah satu produsen beras terbesar di
Provinsi Banten. Produksi beras mengalami tren penurunan yaitu
531.806 ton di tahun 2016 menjadi 345.163 ton di tahun 2019.
Penurunan produksi selama 3 tahun terakhir (tahun 2016-2019)
disebabkan oleh luas panen padi sawah yang berkurang 19.626 ha.
Berkurangnya luas panen padi sawah disebabkan perubahan
peruntukan fungsi lahan. Luas panen tanaman Palawija mengalami
penurunan tajam dari 5.446 ha di tahun 2016 menjadi seluas 3.955
ha di tahun 2019, akibatnya produksi tanaman Palawija menurun
(BPS Banten 2017:2020). Tanaman Palawija yang mengalami
kenaikan luas panen dan produksi adalah tanaman jagung dan
kedelai seiring dengan dukungan pemerintah pusat yang
menggalakkan program swasembada jagung dan kedelai.
Kabupaten Serang memiliki potensi tanaman Biofarmaka, yaitu
tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik dan
kesehatan meliputi jahe, lengkuas, kencur, kunyit dan kapulaga.
14
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
Hanya saja luas panen tanaman Biofarmaka menurun drastis dari
tahun sebelumnya sehingga produksinya menurun dari 478.374 kg
menjadi 204.885 kg di tahun 2019. Hasil buah-buahan di Kabupaten
Serang meliputi mangga, durian, jeruk siam, pisang, pepaya, salak,
rambutan dan melinjo mencapai 100.759 ton. Hanya buah durian dan
rambutan yang mengalami kenaikan produktivitas. Hanya saja, buah
durian dan rambutan belum mendapatkan perhatian yang baik untuk
menjadi buah-buahan unggulan daerah yang bernilai ekonomis.
Persoalan berkurangnya lahan menjadi masalah utama merosotnya
produktivitas di sektor pertanian. Pengembangan sektor pertanian
belum banyak mendukung ke arah pemanfaatan teknologi dan
inovasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Potensi di sektor
pertanian perlu mendapat perhatian mengingat tingkat kesejahteraan
petani ikut menyumbang jumlah penduduk yang berada di bawah
garis kemiskinan.
10. KELAUTAN DAN PERIKANAN Potensi sumber daya kelautan dan perikanan menjadi sumber
penghidupan 36 desa pesisir dari 8 kecamatan. Tahun 2018, produksi
perikanan tangkap adalah 18.212 Ton dengan nilai Rp. 528,86 milyar.
Serapan tenaga kerja di sektor perikanan tangkap yaitu 4.849 orang
nelayan kecil dengan kepemilikan armada 1.155 unit (DKP Banten
2019). Mayoritas armada kapal nelayan adalah motor tempel dan
kapal motor <5GT. Keterbatasan modal dan armada penangkapan
ikan membuat hasil tangkapan belum menghasilkan produksi yang
signifikan. Bahkan, keterbatasan modal membuat praktik tengkulak
tumbuh subur di perdesaan pesisir yang membutuhkan perhatian
15
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
serius. Persoalan lainnya yaitu kebanyakan nelayan belum memiliki
mata pencaharian alternatif untuk mengurangi risiko ketergantungan
mata pencaharian tunggal hanya melakukan aktivitas penangkapan
ikan khususnya ketika nelayan mengalami musim paceklik.
Jumlah produksi perikanan budidaya yaitu 71.294 Ton bernilai Rp.
249,9 milyar dengan serapan penduduk usia kerja yang berusaha di
bidang perikanan budidaya yaitu 4.230 orang. Produksi budidaya
rumput laut merupakan penyuplai terbesar di Provinsi Banten.
Produksi rumput laut mencapai 65.506 Kg setara dengan 92,69
persen jumlah produksi rumput laut di Provinsi Banten dengan nilai
rupiah 125,78 milyar. Rumput laut merupakan komoditas penting dan
ekonomis yang belum dioptimalkan. Akibatnya, kontribusi sektor
perikanan selama tahun 2017-2019 bahkan belum mencapai 1,5
persen terhadap PDRB Kabupaten Serang.
11. PARIWISATA Kabupaten Serang memiliki 100 obyek wisata termasuk obyek wisata
sejarah per tahun 2018 berdasarkan data BPS Kabupaten Serang
2020. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata di tahun
2018 berjumlah 8.394.298 orang menurun dari tahun sebelumnya
yang berjumlah 9.247.799 orang. Potensi jumlah wisatawan yang
berkunjung ke obyek wisata khususnya kawasan Anyer sebagai
pariwisata utama diduga mengalami penurunan signifikan pasca
Tsunami di Pantai Anyer akibat erupsi Anak gunung Krakatau pada
akhir tahun 2018. Sedangkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke
wisata ziarah tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya yaitu 24.253
orang. Potensi wisata sejarah cukup baik karena menjadi bagian dari
16
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
tradisi budaya masyarakat Banten hanya saja belum tertata dan
terkelola dengan baik.
Kawasan Anyer sebagai daerah pariwisata utama belum terkelola
secara strategis dalam perencanaan dan pelaksanaan secara
terpadu antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, badan usaha
dan masyarakat. Banyak masalah kaitan dengan destinasi wisata
Pantai Anyer seperti tarif masuk, harga makanan dan keamanan
wisatawan yang sering kali meramaikan media massa nasional.
Terlihat masih lemahnya pembinaan dan pengawasan kegiatan
pariwisata. Pengembangan aspek-aspek yang menjadi kekuatan
pariwisata dan perhatian untuk melakukan pemasaran
kepariwisataan belum banyak dilakukan untuk mendorong
peningkatan jumlah kunjungan obyek wisata khususnya kawasan
Anyer pasca Tsunami dan potensi wisata bahari pulau-pulau kecil.
12. KEMISKINAN Kabupaten Serang belum sepenuhnya berhasil 100 persen untuk
pengentasan kemiskinan. Perkembangan jumlah penduduk miskin
selama kurun waktu tahun 2016-2019 mempunyai kecenderungan
fluktuatif. Tahun 2016 jumlah penduduk miskin yaitu sekitar 67,92 ribu
orang. Jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan pada tahun
2017 menjadi 69,10 ribu orang. Angka ini mengalami penurunan di
tahun 2018 menjadi 64,46 ribu orang. Pada tahun 2019 kembali turun
menjadi 61,54 ribu orang dengan garis kemiskinan Rp. 309.036,00
per bulan. Artinya, terdapat 61,54 ribu masyarakat yang
penghasilannya di bawah Rp. 309,036 per bulan.
17
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
Persoalan kemiskinan tidak hanya sekedar dilihat dari jumlah
penduduk miskin melainkan dimensi lain yang perlu diperhatikan
yaitu tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Indeks
Kedalaman Kemiskinan (IKK1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan
(IKK2). Tahun 2016 terjadi penurunan signifikan pada IKK1 dan IKK2
yaitu masing-masing 0,43 dan 0,05. Pada tahun 2017 dan tahun
2018, IKK 1 dan IKK2 mengalami kenaikan, sedangkan untuk tahun
2018-2019 mengalami penurunan. Banyaknya jumlah penduduk
yang berada di bawah garis kemiskinan memperlihatkan bahwa
potensi Kabupaten Serang di bidang industri, kehutanan, pertanian,
pariwisata, jasa, kelautan, perikanan dan pertambangan belum
berdampak terhadap pendapatan masyarakat secara adil dan
merata.
13. KEUANGAN DAERAH
Postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Serang tahun 2017-2020 bersumber dari Pendapatan Asli
Daerah sebesar 815,39 Milyar (2017), 697, 08 Milyar (2018), 735.74
Milyar (2019) dan 764,52 Milyar (2020). PAD Kabupaten Serang
didapatkan dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah. Sumber pendapatan daerah Kabupaten Serang
secara keseluruhan meliputi PAD, dana perimbangan, pendapatan
lain-lain yang sah sebanyak 2,810 triliun (2017) dan 2,918 triliun
(2018), 3,043 triliun (2019) dan 2,573 triliun (2020).
18
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
Derajat kemandirian keuangan daerah dilakukan berdasarkan
persentase perbandingan PAD terhadap pendapatan keseluruhan
Kabupaten Serang. Derajat perbandingan PAD dan pendapatan
keseluruhan yaitu 29,01 persen (2017), 23,88 persen (2018), 24,79
persen (2019) dan 29,70 persen (2020). Rata-rata derajat
kemandirian PAD Kabupaten Serang (2017-2020) yaitu 26,62
persen. Artinya, proporsi kemampuan pembiayaan pembangunan
Kabupaten Serang periode tahun 2017-2020 termasuk kategori
cukup mandiri, namun masih memiliki ketergantungan pada dana
transfer pusat. Kontribusi dana transfer pusat sebesar 73,38 persen. Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah
terhadap sumber dana eksternal. Semakin tinggi risiko kemandirian
mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap
bantuan pihak eksternal semakin rendah dan demikian pula
sebaliknya. Rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat
partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Semakin tinggi
rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam
membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen
utama pendapatan asli daerah. Semakin tinggi masyarakat
membayar pajak dan retribusi daerah menggambarkan bahwa tingkat
kesejahteraan masyarakat semakin tinggi.
19
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
VISI DAN MISI KABUPATEN SERANG 2021-2026 VISI Kerja Jujur, Kerja Cerdas dan Kerja Tuntas Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Serang Sejahtera.
Penafsiran Visi:
Kerja Jujur Terwujudnya sikap pemerintah daerah yang jujur dalam menilai
kondisi, potensi dan permasalahan sebagai dasar perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan.
Kerja Cerdas: Terselenggaranya pelaksanaan program prioritas pembangunan di
berbagai sektor secara partisipasi dan sesuai kebutuhan masyarakat
Kerja Tuntas: Tercapainya perubahan kondisi pembangunan yang dijanjikan dan
realisasi pembangunan jangka panjang daerah.
Sejahtera: Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia, Laju Pertumbuhan
Ekonomi dan berkurangnya angka Tingkat Pengangguran Terbuka
serta jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan
20
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
MISI 1. Standardisasi pelayanan pendidikan dan kesehatan secara adil
dan merata
2. Menciptakan akses kesempatan kerja dan berwirausaha yang
kompeten dan berdaya saing
3. Akselerasi pertumbuhan ekonomi melalui pembangun jaringan
infrastruktur dan penataan sektor-sektor strategis (pertanian,
kelautan dan pariwisata)
4. Reformasi birokrasi dan modernisasi tata kelola pemerintahan
yang berbasis keteladanan.
PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN
KABUPATEN SERANG 2021-2026
1. Standardisasi pelayanan pendidik dan Kesehatan secara adil dan merata.
Bidang Pendidikan: a. Meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Dasar (SD)
dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) setara dengan APM
Provinsi Banten
b. Meningkatkan sarana dan prasarana ruang kelas SD dan SMP
dalam kondisi baik dan berstandar nasional
c. Meningkatkan kualifikasi guru S1/DIV dan S2 di tingkat SD dan
SMP dengan pemberian beasiswa guru honorer daerah
d. Meningkatkan insentif guru honorer sesuai kemampuan daerah
21
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
e. Meningkatkan akreditasi pendidikan SD dan SMP dengan
akreditasi unggulan (A) berjumlah 30 persen
f. Meningkatkan pemerataan guru berkualitas dengan program Guru
Magang di SD dan SMP terakreditasi A
g. Promosi jabatan Kepala Sekolah SD dan SMP melalui uji publik
h. Penguatan kompetensi siswa SD dan SMP berbasis keterampilan
bahasa asing, teknologi, bahasa daerah dan karakter kebantenan
i. Bantuan kejar paket B dan C untuk santri salafi
j. Tunjangan marbot /guru mengajar Al Qur`an di masjid/musala
k. Voucher paket data untuk Learning from Home (LfH)
l. Pengembangan tabungan siswa untuk keberlanjutan pendidikan
ke tingkat SMP/SMA sederajat.
m. Pengembangan Kantin Sehat dan Jujur SD dan SMP
n. Memanfaatkan angkutan umum untuk pelayanan transportasi
siswa SD dan SMP ke sekolah.
Bidang Pelayanan Kesehatan: a. Memfasilitasi akses kesehatan gratis masyarakat melalui Kartu
Serang Sehat
b. Meningkatkan insentif tenaga kesehatan sesuai kemampuan
c. Meningkatkan jumlah fasilitas kesehatan secara proporsional
d. Meningkatkan puskesmas non-perawatan menjadi rawat inap &
PONED, pelayanan BLUD RSDP menjadi RSUD unggulan
e. Kemitraan klinik, bidan dan balai pengobatan dengan BPJS
Kesehatan
f. Memfasilitasi pencegahan dan pertolongan kesehatan melalui
Pusling
g. Membangun Posyandu Plus Dasawisma untuk pencegahan dan
22
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
penanggulangan gizi buruk, penyakit menular dan penyehatan
lingkungan
h. Ambulance laut terintegrasi dengan fasilitas kesehatan untuk
masyarakat pulau- pulau kecil
2. Menciptakan akses kesempatan kerja dan berwirausaha yang kompeten dan berdaya saing a. Membuat Perda/Perkada penerimaan tenaga kerja lokal untuk
diterapkan kelompok industri, perdagangan dan perhotelan
b. Membuat data pintar pemetaan pasar kerja berbasis kompetensi
lulusan SMA dan SMK di wilayah Kabupaten Serang
c. Membangun kesepakatan (MOU) antara Pemerintah Kabupaten
Serang dengan kelompok industri dalam penerimaan dan
rekrutmen pegawai untuk warga tamatan S1, SMA dan SMK
melalui Pemerintah Kabupaten Serang
d. Membangun sistem rekrutmen dan penerimaan karyawan
perusahaan/sektor swasta secara daring berbasis aplikasi
e. Membangun UKM Center untuk kemitraan permodalan,
penyuluhan bisnis, supervisi dan branding produk
f. Membangun Mall UKM secara daring sebagai sistem pemasaran
digital berbasis E-Commerce
g. Pemberian 1000 SIUP gratis kepada UKM berdasarkan proporsi,
potensi daerah dan produk/ jasa industri kreatif/ di kecamatan
h. Pembangunan sentra-sentra kluster UMKM dengan produk
unggulan dan berstandar ekspor berbasis Hak Kekayaan
Intelektual (HAKI)
i. Memfasilitasi keikutsertaan produk-produk unggulan UKM pada
pameran-pameran regional, nasional dan internasional.
23
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
3. Akselerasi pertumbuhan ekonomi melalui pembangun jaringan infrastruktur dan penataan sektor-sektor strategis (pertanian, kelautan dan pariwisata)
Pembangunan Jaringan Infrastruktur: a. Membangun kantor-kantor pemerintahan Kabupaten Serang
secara terpusat
b. Membangun jalan Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang yang
terkoneksi lintas kabupaten/kota
c. Pembangunan ikon identitas Kabupaten Serang Soul of
Banten di kawasan Pusat Pendidikan, Pemerintahan,
Perkantoran dan Perdagangan
d. Pemeliharaan kondisi jalan Kabupaten Serang dalam kondisi baik
secara preventif
e. Peningkatan status jalan lingkungan atau sekunder, pembukaan
jalur baru dan rekayasa lalu lintas perkotaan di kawasan padat lalu
lintas
f. Pembangunan jaringan irigasi tersier yang terhubung dengan
waduk dan Daerah Aliran Sungai (DAS)
g. Pembangunan tandon untuk penyediaan sarana air bersih di
wilayah utara Kabupaten Serang
h. Rekonstruksi drainase daerah-daerah pusat perkantoran dan
pemerintahan yang terhubung dengan sungai dan lautan lintas
daerah
i. Pembangunan area pedestrian untuk pejalan kaki yang ramah
terhadap kelompok penyandang disabilitas
j. Pembangunan Jembatan Penyeberangan Sungai (JPS) antar
desa yang terkoneksi dengan infrastruktur jalan
24
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
k. Pembangunan jalan layang bersimpang susun (fly
over) di persilangan (persimpangan) jalan pusat
pemerintahan Kabupaten Serang
l. Pengembangan tata kelola pasar tradisional yang nyaman dan
bersih
m. Pembangunan Sport Center (kawasan millenial center) di ruang
terbuka hijau (RTH) atau ruang terbuka non hijau (RTNH).
Penataan Sektor-sektor Strategis: a. Penataan kawasan pertanian, perikanan, dan wisata untuk
penguatan sektor-sektor strategis pertumbuhan ekonomi
pembangunan
b. Menjamin ketersediaan pupuk dengan harga yang terjangkau
c. Meningkatkan Nilai Tukar Petani/Nelayan minimal di atas skor 105
d. Peningkatan inovasi pertanian, perikanan dan wisata melalui pusat
informasi pembangunan Agrominawisata berbasis masyarakat
e. Kemitraan strategis dengan kelompok industri pertanian,
perikanan dan pariwisata dari aspek produksi sampai pemasaran
produk/jasa
f. Kerja sama dengan perguruan tinggi untuk penataan dan
pengembangan agropolitan, minapolitan dan wisata
g. Pengembangan pariwisata dan home stay berbasis masyarakat
h. Voucher pupuk untuk petani dan jaring ikan untuk nelayan
i. Santunan driver angkot dan ojek pangkalan yang berperan
sebagai transportasi barang dan jasa kawasan Agrominawisata
j. Pemberian voucher gratis pajak kendaraan roda dua (Ojol) yang
berperan sebagai transportasi kawasan Agrominawisata
25
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
k. Pengadaan akses transportasi laut wisata bahari sebagai
penunjang pariwisata dan transportasi umum masyarakat pesisir
dan pulau-pulau kecil
l. Membangun literasi perdesaan melalui 326 perpustakaan desa
dan akses hotspot gratis yang terintegrasi dengan jaringan internet
Diskominfo
m. Membangun SID terpadu 1 data pembangunan terintegrasi
Disdukcapil untuk pelayanan publik, pusat informasi, inovasi dan
pemasaran produk desa (one village one product)
n. Membangun sentra-sentra produksi perdagangan, pertanian,
kelautan dan pariwisata berbasis desa
o. Membangun kawasan perdesaan Agropolitan, Minapolitan dan
Ekowisata berdasarkan potensinya
4. Reformasi birokrasi dan modernisasi tata kelola pemerintahan yang berbasis keteladanan.
a. Pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang yang
terintegrasi
b. Penyelesaian Aset-aset Kabupaten Serang yang masih belum
berkekuatan hukum
c. Bupati dan Wakil Bupati memberi keteladanan birokratis kepada
aparatur pemerintah daerah
d. Pemberian penghargaan kepada ASN teladan
e. Promosi jabatan terbuka dan kompetitif secara daring (transparan)
f. Penempatan aparatur pemerintah daerah dengan prinsip the right
man in the right place secara profesional
g. Alokasi dana kenaikan tunjangan kinerja daerah dan pemberian
bonus kepada ASN teladan/tahun
26
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
h. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan
RKPD berbasis E-Musrenbang
i. Membangun sistem pengawasan kinerja OPD berdasarkan
serapan anggaran dan persentase implementasi RKPD realtime
secara online
j. Membangun sistem laporan kinerja dan pencapaian indikator
pembangunan OPD berbasis Lakip Online
k. Membangun sistem absensi, surat perjalanan dinas, pengawasan
petugas di luar kantor dan lalu lintas kendaraan operasional ASN
berbasis aplikasi E-Perform Kabupaten Serang
l. Membangun sistem informasi satu data pintar pembangunan
m. Membangun aplikasi Community Center Online sebagai media
aspirasi dan laporan permasalahan berkaitan pelayanan dasar
dan pilihan yang terkoneksi dengan jejaring sosial dan
konvergensi dengan aplikasi lainnya
n. Membangun sistem pengawasan real time untuk ketersediaan dan
stabilitas harga bahan-bahan pokok
o. Membangun sistem pelaporan proses pekerjaan fisik dan hibah
pembangunan secara daring
p. Membangun ruang kendali digital Kabupaten Serang sebagai
pusat informasi E-Government dan terkoneksi dengan aplikasi
pembangunan Kabupaten Serang, jejaring sosial dan jaringan
CCTV online yang di berada di pusat pemerintahan, perkantoran,
perdagangan, pendidikan, jalan-jalan protokol dan ruang publik.
27
H. NASRUL ULUM, S.E. & H. EKI BAIHAKI, S.E., M.SI
PENUTUP Visi, Misi dan Program Prioritas yang dikemukakan merupakan
rencana pembangunan Kabupaten Serang periode tahun 2021-2026.
Kami akan berikhtiar semaksimal mungkin untuk mewujudkan masa
depan Kabupaten Serang lima tahun mendatang melalui Visi, Misi
dan Program Prioritas tersebut. Semoga Allah SWT memudahkan
dan mensukseskan langkah perjuangan kami.
“Orang tua bisa jadi telah banyak makan asam garam tetapi jangan lupa fakta sejarah, anak muda menawarkan masa depan...”
Serang 04 September 2020
H. Nasrul Ulum, SE H. Eki Baihaki, SE, M.Si Calon Bupati Serang Calon Wakil Bupati Serang
KERJA JUJURKERJA CERDAS
KERJA TUNTAS