Kupas Tuntas Transmisi Matic Mobil

18
Kupas Tuntas Transmisi Matic Mobil Perilaku salah dalam mengendarai mobil matic dapat membuat usia pemindah daya mesin ke roda ini menjadi lebig singakat, namun kadang kita tak menya darinya. Apa sajakah itu? "Kerusakan transmisi otomatis 85% disebabkan kelalaian mengganti oli transmisi, 10% karena kesalahan pengoperasian dan 5% akibat umur pemakaiannya" Perlakuan yang salah terhadap transmisi juga bisa mengakibatkan masalah. Walau tidak fatal, kesalahan kecil ini menjadi awal dari kerusakan transmisi matic anda secara keseluruhan. 1. Tidak memindahkan posisi tuas ke N saat berhenti lama Kadang pengendara mobil matic terbuai dengan kemudahan yang diberikannya. Termasuk ketika berhenti lama di tengah kemacetan atau saat lampu merah. Kondisi ini membuat transmisi bekerja ekstra, karena harus bekerja disaat suplai udara segar terbatas. Sebaiknya, pindah posisi tuas ke N ketika anda sedang berhenti dengan waktu yang lebih dari 60 detik. Hal ini bertujuan agar pelumas di transmisi tidak meningkat drastis ketika menghadapi kondisi seperti itu. 2. Langsung tancap gas setelah memindah tuas ke D

description

mengupas segala permasalan transmisi automatic pada segala jenis kendaraan

Transcript of Kupas Tuntas Transmisi Matic Mobil

Kupas Tuntas Transmisi Matic Mobil

Perilaku salah dalam mengendarai mobil matic dapat membuat usia pemindah daya mesin ke roda ini menjadi lebig singakat, namun kadang kita tak menyadarinya. Apa sajakah itu?"Kerusakan transmisi otomatis 85% disebabkan kelalaian mengganti oli transmisi, 10% karena kesalahan pengoperasian dan 5% akibat umur pemakaiannya"Perlakuan yang salah terhadap transmisi juga bisa mengakibatkan masalah. Walau tidak fatal, kesalahan kecil ini menjadi awal dari kerusakan transmisi matic anda secara keseluruhan.

1. Tidak memindahkan posisi tuas ke N saat berhenti lamaKadang pengendara mobil matic terbuai dengan kemudahan yang diberikannya. Termasuk ketika berhenti lama di tengah kemacetan atau saat lampu merah. Kondisi ini membuat transmisi bekerja ekstra, karena harus bekerja disaat suplai udara segar terbatas.Sebaiknya, pindah posisi tuas ke N ketika anda sedang berhenti dengan waktu yang lebih dari 60 detik. Hal ini bertujuan agar pelumas di transmisi tidak meningkat drastis ketika menghadapi kondisi seperti itu.

2. Langsung tancap gas setelah memindah tuas ke DLantaran terburu-buru, kerap pengendara mobil matic langsung memindahkan posisi tuas ke D dan menginjak pedal gas seketika itu, padahal transmisi perlu waktu untuk melakukan proses "Engage" dengan memindahkan tekanan fluida ke arah torque conventer. Bila kebiasaan ini tidak dihentikan, maka katup solenoid di dalam transmisi lebih mudah rusak sehingga kerusakan rentan terjadi

3. Sering melakukan engin brake berlebihanUntuk memperoleh engine brake, transmisi otomatis boleh digunakan pada posisi gigi yang lebih rendah. Namun sebaiknya lakukan perpindahan pada putaran mesin dibawah 3000 Rpm. Sebab, bila diatas angka itu, akibatnya terjadilah hard friction yang mengurangi umur pakai dari kopling gesek didalam transmisi matic

4. Mesin bekerja diputaran yang cukup tinggiUntuk memperoleh kemampuan berakselerasi optimal, putaran mesin pun perlu dijaga. Salah satunya dengan mempertahankakn posisi gigi yang tepat, agar mesin bekerja diputaran yang cukup tinggi.

Tapi perilaku ini tidak cocok ketika kita menggunakan transmisi matic, karena transmisi ini menggunakan kampas kopling basah, membuat selip menjadi sangat mudah terjadi, apalagi bila pengemudi kerap memindahkan posisi tuas transmisi yang berefek pada longgarnya beraring pada mainshaft. Kejadian ini ditandai dengan gejala semakin lamanya perpindahan antara gigi yang ada. Hal ini hanya bisa terjadi ketika putaran mesin hampir pada Redline. saran saya jangan mengurangi gigi pada saat putaran tinggi

5. Perpindahan dari D ke R saat melajuPengoperasian tuas ketika pengendara hendak parkir, tentu memerlukan kecepatan tangan dalam memindahkan tuas. Tapi, jika dilakukan dengan kasar, maka transmisi otomatis dapat berakibat kerusakan internal maupun eksternal ditransmisi. Didalam, kerusakan yang terjadi pada planetrary gear dan one way clutch. Sementara komponen diluar transmisi yang bisa terpengaruh seperti cross joint pada as kopel, engine mounting dan as roda pada penggerak roda depan

6. Menahan transmisi di posisi gigi 1 secara terus meneruskadang kebutuhan engine brake dan performa akselerasi dijalan menurun atau menanjak yang curam memerlukan transmisi berada di posisi gigi 1. Tapi, sebaiknya kondisi ini hanya dipergunakan ketika diperlukan saja. Dalam kondisi normal, hal ini perlu dihindari. Sebab, beban kopling semakin berat, apalagi bila dilanjutkan dengan perpindahan ke posisi gigi yang lebih tinggi pada transmisi otomatis. Dimana masih menggunakan katup membuat performa komponen per dibalik aktuator piston tersebut bisa bermasalah akibat tekanan berlebih. Hal ini kemudian mengakibatkan perpindahan menjadi tidak nyaman atau menyentak. Jika sampai terjadi, terpaksa harus melakukan penggantian komponen

Masalah yang biasanya terjadi pada pengguna mobil matic

1. Dijalan kencang tiba-tiba Lost Power (Ngedrop)2. Gigi seperti ngunci digigi paling atas, kalau masuk dari N ke D. Meski pedal gas diinjak untuk menjalankan mobil (harusnya matic, ketika sudah dimasukkan ke posisi D maju pelan3. Tombol OD (Over Drive tidak jalan)4. Sudah masuk gigi R, Mobil tidak mundur5. Mobi bergetar ketika dipacu pada kecepatan tinggi6. Bau terbakar diarea transmisi7. Susah oper gigi

Pemeriksaan dan Penanganan pertama Reset ECU =====> jika hasil masih sama saja atau masih ada problem ditransmisi lanjut ke langkah berikutnya Bersihkan Body Valve pada transmisi matic sekalian ganti oli maticnya. Ingat, ganti oli transmisi sesuai dengan spesifikasi dari pabrik =====> Jika hasil masih sama saja atau masih ada problem ditransmisi lanjut ke langkah berikutnya Kuras oli transmisi, dengan tujuan membersihkan kotoran-kotoran yang sudah mengendap dikomponen transmisi, selain itu juga membersihkan kotoran yang menyumbat lubang aliran oli matic. Kuras oli matic ini tidak dapat dilakukan di bengkel sembarangan, soalnya tidak semua bengkel memiliki alat kuras oli matic namanya (ATF Exchanger) ====> Jika hasil masih sama saja atau masih ada problem ditransmisi bawa ke bengkel spesialis transmisi maticNB : Kuras oli matic, setidaknya menghabiskan oli sebanyak 8 liter. Biasanya kalau cuma ganti oli habisnya 4 literKenapa Transmisi harus dibongkar ?? berikut alasannya :Transmisi matic harus dioverhaul, untuk memeriksa kondisi dan ketebalan kampas kopling yang terdapat didalam transmisi, selain itu juga membersihkan komponen transmisi dan menghilangkan kotoran-kotoran yang menyumbat aliran oli matic, sebab transmisi matic mengandalkan tekanan fluida/oli ATF, jika tersumbat kotoran sedikit saja, maka transmisi akan trouble karena lubang dibody valve sangat kecil

Tipe Transmisi Otomatis

Transmisi yang dipakai pada kendaran mesin penggerak depan (Front Wheel Drive) dibuat lebih kecil dan efisien dibandingkan dengan transmisi yang dipakai pada mesin depan penggerak belakang, karena langsung dihubungkan dengan mesin tanpa melewati poros propeller atau transmisi jenis ini disebut sebagai transaxle

transmisi Penggerak roda depan

Transmisi Penggerak roda belakang

Pada transmisi penggerak roda depan, differential (gardan)nya menjadi satu dengan transmisi. differential terletak didalam transmisi penggerak roda depan. Berbeda dengan transmisi penggerak roda belakang, yang differrentialnya terpisah dengan transmisi.

Bagian-bagian utama pada transmisi otomatispada transmisi otomatis secara garis besar dibedakan menjadi 3 bagian yaitu1. Planetary Geear Unit2. Torque Conventer3. Hydraulic Control Unit

1. Planetary Gear UnitPlanetary gear unit dipakai untuk menaikan dan menurunkan momen mesin, menaikan dan menurunkan kecepatan kendaraan, dipakai untuk memundurkan kendaraan dan dipakai untuk bergerak maju. Pada dasarnya planetary gear unit dipakai mesin untuk menghasilkan tenaga dan menggerakan kendaraan dengan beban yang berat dengan tenaga yang ringan.Bagaimanakah hubungan antara kecepatan dan momen mesin?? berikut penjelasannyaPada saat kendaraan berhenti dan akan berjalan, dibutuhkan momen yang besar, dan pada posisi ini dibutuhkan gigi rendah untuk menggerakan kendaraan. Akan tetapi pada kecepatan yang tinggi, akan dibutuhkan gigi yang tinggi dan momen yang kecil untuk menjaga laju kendaraan.

Planetary gear memiliki tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun gear dan planetary carrier.Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan membuat gigi pinion berputar. Gigi-gigi pada planetary carrier berhubungan satu sama lainnya. Gigi pinion mempunyai prinsip kerja menyerupai planet yang berputar di sekeliling matahari. Oleh karena itu, disebut planetary carrier. Biasanya, planetary carrier dikombinasikan dalam unit planetary carrier.Penggantian input pada planetary carrier, output, dan elemen tetap, memungkinkan untuk deselerasi, mundur, hubungan langsung dan akselerasi.

Potongan Planetary gear dan clutch

2. Torque ConventerTorque conventer dipasang pada input shaft dari transmisi otomatis. Pada bagian ini juga terdapat ring gear yang berfungsi sebagai gigi yang berhubungan dengan drive pinion motor starter untuk menghidupkan mesin.Fungsi dari torque conventer adalah melipat gandakan momen yang dihasilkan oleh mesin menuju ke transmisi Menyerap getaran mesin Melembutkan putaran mesin Sebagai pompa oli ke hidaulic control systemtorque conventer berisi minyak transmisi otomatis dan mengirimkan tenaga putar dari mesin menuju ke transmisi. Komponen utama dari torque conventer adalah pump impeller, turbine runner, dan stator .

Bagian ini juga dihubungkan langsung dengan pompa oli yang selalu menghasilkan tekanan yang dipakai pada hidraulic control unit, pada ssaat mesin dihidupkan. Pada saat kendaraan diderek dan roda yang berhubungan dengan drive axle, output shaft, intermedite shaft serta bearing tidak terdapat pelumasan. Hal ini sangat berbahaya jika kendaraan diderek pada jarak jauh atau pada kecepatan yang cukup tinggi.

Lock Up MechanismTorque conventer tidak selamanya menyalurkan tenaga putar ke transmisi dengan perbandingan 1 : 1, tapi ada sebagian kecil tenaga, yaitu sekitar 4 - 5% yang hilang. Hal ini tentunya sangat merugikan, karena akan mengakibatkan pemborosan bahan bakar. Untuk menghindari hal tersebut, dibuatlah mekanisme lock up mechanism. Yang akan mengnunci torque conventer ketika berjalan pada kecepatan 37 mph atau 60 km/jam atau lebih tinggi. Ketika mekanisme ini bekerja, maka tenaga putar dari mesin akan disalurkan 100% menuju ke transmisi.

3. Hydraulic Control UnitBagian ini mengontrol kerja dari rem dan kopling pada transmisi otomatis dengan tekanan yang diperoleh dari unit pengendali hidraulic mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai berikut :

a. Membangkitkan tekanan hidrolikPompa oli mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik. Pompa oli membangkitkan tekanan hidolik yang diperlukan untuk pengoperasian transaxle otomatis dengan menggerakan tempat/kotak pengubah tenaga putar (mesin)

b. Menyesuaikan tekanan hidrolikTekanan hidrolik yang ditekan oleh pompa oli disesuaikan dengan pentil pengatur utama. Juga pentil katup penghambat menghasilkan tekanan hidrolik yang sesuai dengan output mesin

c. Mengalihkan (Shift) roda gigi (untuk mengoperasikan kopling dan rem).Ketika operasi kopling dan rem pada unit roda gigi planetary dialihkan (Shift), roda gigi dialihkan. Jalur cairan diciptakan sesuai dengan posisi shift oleh pentil manual. Ketika kecepatan kendaraan meningkat, signal dikirimkan ke pentil solenoid dari mesin & ECU. Pentil solenoid mengoperasikan setiap pentil shift ke pemindah (Shifting) roda gigi

Komponen-komponen utama dari unit kontrol hidrolik adalah sebagai berikut

Pompa Oli Valve Body Primary regulator valve manual valve Shift Valve Solenoid valve Throttle valve

VALVE BODY

Tips agar transmisi matic tidak cepat rusak1. Mengganti oli transmisi matic secara rutin dan teraturTidak ada barang yang awet selama-lamanya, tapi semakin jarang ATF/CVTF diganti, semakin besar pula kemungkinan kampas kopling pada transmisi ini terkikis habis. Ingat-ingatlah, bahwa ATF merupakan nyawa dari transmisi matic ini. Dengan menggunakan tekanan hidrolik, tenaga mesin bisa dialihkan ke roda. Semakin baik kualitas ATF, semakin baik pula pemindahan tenaga mesin ke roda. Penggantian oli ATF secara rutin setiap 20.000 km dan kuras total setiap 40.000 km sudah menjadi kewajiban bagi pengguna mobil yang memakai transmisi otomatis, agar komponen dalam transmisi tidak cepet rusak.

Pemilihan kualitas oli ATF berkualitas baik menjadi kewajiban.agar viskositas (kekentalan) selalu stabil meski suhu tinggi sekalipun. Harap diingat, pada kondisi beban atau load ekstrem, oli matik (ATF) bisa mencapai suhu diatas 150 derajat celcius

Semakin sering oli ATF mencapai suhu tinggi, semakin pendek pula masa pakainya. Bisa dibayangkan bila mobil dipakai stop and go setiap hari tak pernah ganti oli.

Sekedar ilustrasi, beban kerja transmisi matik yang konstan dengan kisaran suhu 93-107 derajat celcius, oli ATF hanya layak pakai untuk 24.000 - 40.000 km

Padahal kondisi ekstrm mencapai 150 derajat celcius yang terus menerus setiap hari, oli ATF rusak setelah dipakai jalan 900 km

Bisa dibayangkan bila pelumas ATF dibiarkan mendidih terus-menerus setiap harinya hingga suhu 160 derajat celcius. Tak sampai 800 Km, oli ATF sudah tak layak pakai

2. Perhatikan spesifikasi oli ATFCara pengoperasian transmisi otomatis maupun CVT (Continuous Variable Transmission) memang sama, namun tidak dengan cara kerjanya. Kedua transmisi ini mengandalkan cara kerja yang berbeda.

Pada transmisi otomatis, selain sebagai pelumas, oli juga digunakan sebagai tenaga hidrolis yang bertekanan tinggi, yang memicuperpindahan gigi dan memutar kopling hingga terjadi perpindahan tenaga ke roda. Sememtara pada transmisi CVT yang memiliki hubungan mekanis, tekanan oli yang dihasilkan torque conventer selain menyalurkan tenaga juga mengatur diameter puli. Oli selain sebagai pelumas juga berfungsi sebagai pelindung

Itu sebabnya sangat penting untuk mengenali jenis tranmisi otomatis yang ada dimobil anda. Untuk lebih mudahnya, ganti saja oli transmisi mobil sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan produsen kendaraan. Jangan sekali-kali menggunakan ATF biasa untuk transmisi CVT

Sumber artikel : dari berbagai blog dan website di internet

Semoga bermanfaat!Perilaku salah dapat membuat usia pakai peranti pemindah daya mesin ke roda ini menjadi lebih singkat, namun kadang kita tak menyadarinya. Apa saja itu?Percayakah Anda kalau perawatan transmisi otomatis jauh lebih mudah dibanding manual? Transmisi pintar ini akan tetap terjaga performanya selama oli transmisi yang mengalir di dalamnya tetap terjaga.Kerusakan tranmisi otomatis 85% disebabkan kelalaian mengganti oli, 10% karena kesalahan pengoperasian dan 5% akibat umur pemakaian, jelas Ricky Ricardo, pemilik bengkel transmisi otomatis Ricardo Matik di Cikokol, Tangerang.Namun perlakuan yang salah terhadap transmisi ini juga bisa mengakibatkan masalah. Walau tidak fatal, kelalaian-kelalaian kecil ini menjadi awal dari kerusakan transmisi pintar Anda secara keseluruhan.1. Tidak memindahkan posisi tuas ke N saat berhenti lamaKadang pengendara mobil matik terbuai dengan kemudahan yang diberikannya. Termasuk ketika berhenti lama di tengah kemacetan atau saat lampu merah. Kondisi ini membuat trasnmisi bekerja ekstra lantaran harus bekerja disaat suplai udara segar terbatas.Sebaiknya pindahkan posisi tuas ke N ketika Anda sedang berhenti dengan rentang waktu lebih dari 60 detik. Hal ini bertujuan agar pelumas di transmisi tidak meningkat drastis ketika menghadapi kondisi seperti itu.2. Langsung tancap gas setelah memindahkan tuas ke D Lantaran terburu-buru akibat lampu lalu lintas yang menyala hijau, kerap pengendara mobil matik langsung memindahkan posisi tuas ke D dan menginjak pedal gas seketika itu juga.Padahal transmisi perlu waktu untuk melakukan proses engage dengan memindahkan tekanan fluida ke arah torque converter. Bila kebiasaan ini sering dilakukan, maka katup solenoid di dalam transmisi lebih mudah rusak sehingga kerusakan rentan terjadi.3. Sering melakukan engine brake berlebihan Untuk memperoleh efek engine brake, transmisi otomatis boleh digunakan pada posisi gigi yang lebih rendah. Namun sebaiknya lakukan perpindahan pada putaran mesin dibawah 3.000 rpm. Sebab bila di atas angka itu, bisa berakibat Akibatnya terjadilah hard friction yang akan mengurangi umur pakai dari kopling gesek di dalam transmisi pintar ini.4. Mesin bekerja di putaran yang cukup tinggi Untuk memperoleh kemampuan berakselerasi optimal, putaran mesin pun perlu dijaga. Salah satunya dengan mempertahankan posisi gigi yang tepat agar mesin bekerja di putaran cukup tinggi.Sayangnya perilaku ini tidak cocok ketika digunakan pada transmisi otomatis. Lantaran menggunakan kopling basah, membuat selip menjadi kian mudah terjadi. Apalagi bila pengemudi kerap memindahkan posisi gigi melalui tuas transmisi yang berefek pada longgarnya bearing pada main shaft. Kejadian ini ditandai dengan semakin lamanya perpindahan antara gigi yang ada.Hal ini hanya langsung terjadi jika putaran mesin hampir berada pada redline saat posisi gigi diturunkan. Untuk itu hindari perpindahan gigi ke posisi yang lebih rendah pada putaran mesin mendekati redline.Kondisi ATF yang baik, akan turut menjaga performa transmisi otomatis ini. Untuk itu lakukan pergantian oli transmisi 5.000 km sekali dan mengurasnya setiap 20.000 km sekali, ujar Ricky. Namun tetap harus diingat untuk tidak melakukan down shift di putaran mesin yang terlalu tinggi.5. Perpindahan dari posisi D ke R saat melaju Pengoperasian tuas ketika pengendara hendak parkir, tentu memerlukan kecepatan tangan dalam memindahkan tuas. Nah, bila dilakukan dengan kasar, maka transmisi otomatis konvensional dapat berakibat kerusakan internal maupun external transmisi.Di dalam, kerusakan yang terjadi pada planetary gear dan one way clutch. Sementara komponen di luar transmisi yang bisa terpengaruh seperti cross joint pada as kopel, engine mounting dan as roda pada penggerak roda depan.6. Menahan transmisi di posisi gigi 1 secara terus menerus Kadang kebutuhan engine brake dan performa akselerasi di jalan menurun atau menanjak yang curam memerlukan transmisi berada di posisi gigi 1. Tapi sebaiknya kondisi ini hanya dipergunakan ketika diperlukan saja.Dalam kondisi normal, hal ini perlu dihindari. Sebab beban kopling semakin berat. Apalagi bila dilanjutkan dengan perpindahan ke posisi gigi yang lebih tinggi pada transmisi otomatis konvensional. Dimana masih menggunakan katup membuat performa komponen per di balik aktuator piston tersebut bisa bermasalah akibat tekanan berlebih.Hal ini kemudian mengakibatkan perpindahan menjadi tidak nyaman atau menyentak. Jika sampai terjadi, terpaksa harus melakukan pengantian komponen.Perhatian!Selain perilaku dalam hal pengoperasian, pemilik mobil pun perlu mengetahui beberapa hal di bawah ini:1. Keteraturan mengganti oli transmisi Tidak ada kampas kopling transmisi yang awet selama-lamanya. Namun semakin jarang ATF diganti, semakin besar kemungkinan kampas kopling ini terkikis habis. Ingatlah bahwa Automatic Transmission Fluid (ATF) merupakan nyawa dari transmisi otomatis. Dengan menggunakan tekanan hidraulis, tenaga mesin bisa tersalurkan ke roda. Semakin baik kualitas oli, semakin baik pula transfer tenaga mesin ke roda.2. Perhatikan spesifikasi oli Cara pengoperasian transmisi otomatis maupun CVT (Continuous Variable Transmission) memang sama. Namun tidak dengan dengan cara kerjanya. Kedua transmisi ini mengandalkan cara kerja yang berbeda.Pada transmisi otomatis, selain sebagai pelumas oli digunakan sebagai tenaga hidraulis bertekanan tinggi yang memicu perpindahan gigi dan memutar kopling hingga terjadi perpindahan tenaga ke roda. Sementara pada transmisi CVT yang memiliki hubungan mekanis, tekanan oli yang dihasilkan torque converter selain menyalurkan tenaga juga mengatur diameter puli sebagai. Pelumas juga berfungsi sebagai pelindung dan pelumas.Itu sebabnya sangat penting untuk mengenali jenis tranmisi otomatis yang ada di mobil Anda. Untuk lebih mudahnya, ganti saja oli transmisi mobil sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan produsen kendaraan. Jangan sekali-sekali menggunakan ATF biasa untuk transmisi CVT.