Keratitis Pungtata Superfisial ( Definisi, Kalsifikasi, Manfes)

6
DEFINISI Keratitis pungtata merupakan keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman dengan infiltrat berbentuk bercak-bercak halus. Keratitis ini disebut juga dengan “Thygeson’s disease” karena ditemukan pertama kali oleh dr. Phillip Thygeson di amerika. Keratitis pungtata disebabkan oleh hal yang tidak spesifik dan dapat terjadi pada moluskum kontagiosum, akne rosasea, herpes zoster, herpes simpleks, blefaritis, keratitis neuroparalitik, infeksi virus, dry eyes, vaksinia, trakoma dan trauma radiasi, trauma, lagoftalmus, keracunan obat seperti neomisin, tobramisin dan bahan pengawet lain. 1 Penyakit ini ditandai kekerutan epitel yang meninggi berbentuk lonjong dan jelas, yang menampakkan bintik- bintik pada pemulasan dengan fluoresein, terutama di daerah pupil. Uji fluoresein merupakan sebuah tes untuk mengetahui terdapatnya kerusakan epitel kornea. Dasar dari uji ini adalah bahwa zat warna fluoresein akan

description

Keratitis pungtata superfisial

Transcript of Keratitis Pungtata Superfisial ( Definisi, Kalsifikasi, Manfes)

Page 1: Keratitis Pungtata Superfisial ( Definisi, Kalsifikasi, Manfes)

DEFINISI

Keratitis pungtata merupakan keratitis yang terkumpul di daerah membran

Bowman dengan infiltrat berbentuk bercak-bercak halus. Keratitis ini disebut juga

dengan “Thygeson’s disease” karena ditemukan pertama kali oleh dr. Phillip

Thygeson di amerika. Keratitis pungtata disebabkan oleh hal yang tidak spesifik dan

dapat terjadi pada moluskum kontagiosum, akne rosasea, herpes zoster, herpes

simpleks, blefaritis, keratitis neuroparalitik, infeksi virus, dry eyes, vaksinia, trakoma

dan trauma radiasi, trauma, lagoftalmus, keracunan obat seperti neomisin, tobramisin

dan bahan pengawet lain.1

Penyakit ini ditandai kekerutan epitel yang meninggi berbentuk lonjong dan jelas,

yang menampakkan bintik-bintik pada pemulasan dengan fluoresein, terutama di

daerah pupil. Uji fluoresein merupakan sebuah tes untuk mengetahui terdapatnya

kerusakan epitel kornea. Dasar dari uji ini adalah bahwa zat warna fluoresein akan

berubah berwarna hijau pada media alkali. Zat warna fluoresein bila menempel pada

epitel kornea maka bagian yang terdapat defek akan memberikan warna hijau karena

jaringan epitel yang rusak bersifat lebih basa.. Sebelum dilakukan uji ini, mata

diteteskan anestetikum pantokain 1 tetes. Kemudian zat warna fluoresein 0,5% - 2%

diteteskan pada mata atau kertas fluoresein ditaruh pada forniks inferior seama 20

detik. Zat warna lalu diirigasi dengan garam fisiologik sampai seluruh air mata tidak

berwarna hijau lagi. Kemudian dilakukan penilaian pada kornea yang berwarna hijau.

Bila terdapat warna hijau pada kornea berarti terdapat defek pada epitel kornea. Defek

ini dapat berbentuk erosi kornea atau infiltrat yang mengakibatkan kerusakan epitel.

Kekeruhan ini tidak tampak dengan mata telanjang, namun mudah dilihat dengan slit-

lamp dengan lampu berwarna biru sehingga permukaan kornea terlihat warna hijau.1

Etiologi

Keratitis Pungtata ini disebabkan oleh hal yang tidak spesifik dan dapat terjadi

pada Moluskum kontangiosum, Akne rosasea, Herpes simpleks, Herpes zoster,

Blefaritis neuroparalitik, infeksi virus, vaksinisia, trakoma, trauma radiasi, dry eye,

keratitis lagoftalmos, keracunan obat seperti neomisin, tobramisin dan bahaya

pengawet lainnya.

Klasifikasi keratitis berdasarkan lokasi yang terkena dari lapisan kornea :1

1. Keratitis superfisialis

a. Keratitis epithelial

i. Keratitis pungtata superfisialis

Page 2: Keratitis Pungtata Superfisial ( Definisi, Kalsifikasi, Manfes)

ii. Herpes simplek

iii. Herpes zoster

b. Keratitis subepitelial

i. Keratitis didiformis dari Westhoff

ii. Keratitis numularis dari Dimmer

c. Keratitis stromal

i. Keratitis neuroparalitik

2. Keratitis profunda

a. Keratitis sklerotikan

b. Keratitis intersisial

c. Keratitis disiformis

MANEFESTASI KLINIS

Pasien dengan keratitis pungtata superfisial biasanya datang dengan keluhan iritasi

ringan, adanya sensasi benda asing, mata berair, penglihatan yang sedikit kabur, dan

silau (fotofobia) . Lesi pungtata pada kornea dapat dimana saja tapi biasanya pada

daerah sentral. Daerah lesi biasanya meninggi dan berisi titik-titik abu-abu yang kecil.

Keratitis epitelial sekunder terhadap blefarokonjungtivitis stafilokokus dapat

dibedakan dari keratitis pungtata superfisial karena mengenai sepertiga kornea bagian

bawah. Keratitis epitelial pada trakoma dapat disingkirkan karena lokasinya dibagian

sepertiga kornea bagian atas dan ada pannus. Banyak diantara keratitis yang mengenai

kornea bagian superfisial bersifat unilateral atau dapat disingkirkan berdasarkan

riwayatnya.2

sakit pada mata karena kornea memiliki banyak serabut nyeri, sehingga amat

sensitif. Kebanyakan lesi kornea superfisialis maupun yang sudah dalam

menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. Rasa sakit diperberat oleh kuman kornea

bergesekan dengan palpebra. Karena kornea berfungsi sebagai media untuk refraksi

sinar dan merupakan media pembiasan terhadap sinar yang masuk ke mata maka lesi

pada kornea umumnya akan mengaburkan penglihatan terutama apabila lesi terletak

sentral pada kornea.2

Fotofobia yang terjadi biasanya terutama disebabkan oleh kontraksi iris yang

meradang. Dilatasi pembuluh darah iris adalah fenomena refleks yang disebabkan

iritasi pada ujung serabut saraf pada kornea. Pasien biasanya juga berair mata namun

tidak disertai dengan pembentukan kotoran mata yang banyak kecuali pada ulkus

kornea yang purulen. KPS ini juga akan memberikan gejala mata merah, silau,

merasa kelilipan, penglihatan kabur.2

Page 3: Keratitis Pungtata Superfisial ( Definisi, Kalsifikasi, Manfes)

DAFTAR PUSTAKA

3. Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum. Edisi 17 Cetakan Pertama. Widya

Medika Jakarta, 2015 : 142-3

4. Ilyas S. Anatomi dan Fisiologi Mata. Dalam : Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata.

Edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2008. h. 152-3