KERANGKA KONTROL HORIZONTAL - Share ITS
Transcript of KERANGKA KONTROL HORIZONTAL - Share ITS
Tujuan Umum
• Mahasiswa memahami arti Kerangka Kontrol Horizontal (KKH)
• Mahasiswa memahami cara pengukuran, cara menghitung, cara koreksi dari suatu pengukuran polygon baik polygon sistem terbuka maupun tertutup yang akan dipakai sebagai KKH
Tujuan Khusus
• Mahasiswa diharapkan mampu dan terampil melakukan pengukuran, menghitung dan melakukan koreksi dari suatu pengukuran polygon
• Mahasiswa diharapkan mampu dan terampil menentukan bentuk dan tingkat dari KKH disesuaikan dengan kebutuhan peralatannya.
Digunakan Untuk memindahkan bayangan dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang tidak teratur ke atas suatu bidang datar yang biasa disebut “peta”
Dan Untuk menggambarkan peta tersebut perlu dibuat terlebih dahulu suatu kerangka yang mempunyai posisi lokal atau posisi tetap yang akan melingkupi wilayah yang akan dipetakan untuk menentukan posisi horizontal relatif titik-titik dalam satu sistem “ koordinat ”
Metode KKH
Poligon
Perpotongan ke muka
Perpotongan ke belakang
Triangulasi
Trilaterasi
Triangulaterasi
• Menentukan posisi titik yang belum diketahui koordinatnya dari titik yang sudah diketahui koordinatnya, semua jarak dan sudut dalam polygon di ukur.
Poligon
• koordinat suatu titik dicari dari 2 buah titik tetap yang telah diketahui, kemudian diukur sudut dan jarak dari titik tetap kearah titik yang akan dicari koordinatnya.
Perpotongan ke Muka
• Minimum dibutuhkan 3 (tiga) buah titik tetap, alat ukur sudut diletakkan pada titik yang akan dicari koordinatnya. Dari titik tersebut diukur masing-masing sudut dan jarak antar titik, sehingga koordinat titik akan didapatkan
Perpotongan kebelakang
• Untuk menentukan posisi horizontal dari suatu titik dengan metode triangulasi, semua sudut dalam segitiga harus diukur dan satu basis/ sisi segitiga harus diketahui.
Triangulasi
• Pada metode trilaterasi semua sisi dari segitiga harus diukur jaraknya untuk mendapatkan posisi horizontal dari suatu titik. Jadi jarak setiap sisi segitiga diukur sehingga membentuk rangkaian segitiga-segitiga
Trilaterasi
• Pada metode triangulaterasi semua sisi dan jarak dari segitiga harus diukur untuk mendapatkan posisi horizontal suatu titik
Triangulaterasi
POLIGON (TRAVERS)
Adalah serangkaian garis lurus yang menghubungkan titik-titik yang terletak di permukaan bumi.
Dibutuhkan jarak mendatar dan sudut mendatar yang digunakan untuk menentukan posisi relatif titik-titik poligon dalam satu sistem koordinat.
Gambar Contoh Polygon
MACAM POLIGON
Poligon Tertutup
Poligon Terbuka
Poligon Kombinasi
Poligon Bercabang
Gambar 1.2 : Contoh Poligon Tertutup
Poligon Tertutup :
Titik awal dan titik akhir koordinat berhimpit (satu titik), berawal dan berakhir di satu titik.
Gambar 1.3 : Contoh Poligon Terbuka
Poligon Terbuka :
Titik awal tidak dijadikan sebagai titik akhir
Gambar 1.4 : Contoh Poligon Bercabang
Poligon Bercabang :
Poligon terbuka yang memiliki cabang
Gambar 1.5 : Contoh Poligon Kombinasi
Poligon Kombinasi :
Perpaduan antara poligon terbuka dan poligon tertutup.
Poligon Terikat Sempurna
• Poligon tertutup terikat sempurna
• Poligon terbuka terikat sempurna
Poligon Terikat tidak Sempurna
• Poligon tertutup tidak terikat sempurna
• Poligon terbuka tidak terikat sempurna
• Poligon tertutup terikat sempurna, apabila yang terikat oleh azimuth dan koordinat
• Poligon terbuka terikat sempurna, apabila masing-masing ujungnya terikat azimuth dan koordinat
Poligon Terikat Sempurna:
Suatu poligon yang terikat sempurna dapat terjadi pada polygon tertutup atau terbuka, suatu titik dikatakan sempurna sebagai titik ikat apabila diketahui koordinat dan jurusannya/ azimuthnya minimum 2 buah titik ikat dan tingkatnya berada di atas titik yang dihasilkan
• Poligon tertutup tidak terikat sempurna, yang terikat pada koordinat atau azimuthnya saja
• Poligon terbuka tidak terikat sempurna
Poligon Terikat tidak Sempurna,
Dapat terjadi pada poligon tertutup ataupun terbuka, dikatakan titik ikat sempurna apabila titik ikat tersebut diketahui koordinatnya atau hanya jurusannya/ azimutnya
MAKSUD DAN TUJUAN
PENGUKURAN POLIGON :
MENENTUKAN KOORDINAT TITIK-TITIK YANG BELUM DIKETAHUI
KOORDINATNYA DARI TITIK-TITIK YANG TELAH DIKETAHUI KOORDINATNYA
MERAPATKAN JARINGAN KERANGKA PENGUKURAN YANG TELAH ADA
SEBAGAI KERANGKA PENGUKURAN & PEMETAAN
UNSUR dalam menghitung polygon
SUDUT
JARAK AZIMUTH
Peralatan yang Diperlukan
ALAT UKUR SUDUT THEODOLITE + STATIF
TARGET BIDIKAN : UNTING-UNTING + STATIF
ALAT UKUR JARAK (PITA UKUR)
ALAT TULIS + BUKU UKUR
PAYUNG
PATOK/ PILAR
PELAKSANAAN PENGUKURAN SUDUT
ALAT HARUS DIPUTAR SEARAH
JARUM JAM
PEMBACAAN SUDUT
DILAKUKAN 2 SERI GANDA
DENGAN STELAN AWAL BERBEDA ± 900 ( 1 SERI : B – B
– LB – LB )
BESAR SUDUT YANG
DIPEROLEH DISESUAIKAN
DENGAN POSISI SUDUT POLIGON DI LAPANGAN
HASIL SUDUT LANGSUNG
DIHITUNG DI LAPANGAN
SETELAH SELURUH
SUDUT SELESAI DIUKUR,
KRING SUDUT DICEK
PENGUKURAN JARAK :
JARAK DIUKUR DENGAN PITA UKUR
JARAK DIUKUR PERGI – PULANG
PENGUKURAN JARAK DIBUAT SELURUS MUNGKIN ANTARA TITIK2 POLIGON
PENGUKURAN JARAK PADA TANAH YANG MIRING, DIBUAT SEDATAR MUNGKIN DENGAN MEMBAGI POTONGAN2 YANG PENDEK2
25
PENGERTIAN JARAK
. Titik A dan B terletak di permukaan bumi. Garis penghubung lurus AB disebut Jarak Miring. Garis AA’ dan BB’ merupakan garis sejajar dan tegak lurus bidang datar. Jarak antara kedua garis tsb disebut Jarak Mendatar dari A ke B. Jarak BB” disebut Jarak Tegak dari A ke B atau biasa disebut Beda Tinggi. Sudut BAB” disebut Sudut Miring.
Antara Sudut Miring, Jarak Miring, Jarak Mendatar dan Beda Tinggi, terdapat hubungan sbb :
AB” = A’B’ = AB Cos m
BB” = AB Sin m
(AB)2 = (A’B’)2 + (BB”)2
A
B
Y
X
B”
B’
A’
A’B’ = Jarak Mendatar
AB = Jarak Miring
BB” = Beda Tinggi antara A dan B
m
27
PENGERTIAN SUDUT JURUSAN
.Jadi Sudut Jurusan adalah : Sudut yang dihitung mulai dari sumbu Y+ (arah utara) berputar searah jarum jam sampai titik ybs.
Sudut Jurusan mempunyai harga dari 0o sd. 360o.
Dua sudut jurusan dari dua arah yang berlawanan berselisih 180o
B
B
B
A
A
A
C
aab
aab
aab
aab
U
U
U
b
aac
aba
b =aac - aab
aba – aab = 180o
28
SUDUT JURUSAN
• Sudut Jurusan suatu sisi dihitung dari sumbu Y+ (arah utara)
berputar searah jarum jam sampai titik ybs, harganya 0o - 360o
• Dua sudut jurusan dari dua arah yang berlawanan berselisih 180o
Misalnya aba = aab + 180o atau aba - aab = 180o
aab
A
dab
U BArah suatu titik yang akan dicari dari titik yang
sudah diketahui biasa dikenal dengan sudut jurusan
- dimulai dari arah utara geografis (Y+)
- diputar searah jarum jam
- diakhiri pada arah yang bersangkutan
A
B
C
aab
baac
-aac= sudut jurusan dari A ke C
-aab= sudut jurusan dari A ke B
-b = sudut mendatar antara dua arah
aac = aab + b
ssas
30
MENENTUKAN SUDUT JURUSAN dan JARAK
A
B
O
aab
dab
B’
B”
A’
Arah Utara
aab
aab
(Xb, Yb)
(Xa, Ya)
Apabila diketahui Koordinat Titik A (Xa, Ya) dan B (Xb, Yb),
maka :
dan dari Rumus pitagoras diperoleh :
Xb - XaTg =
Yb - Yaaba
Xb - Xa = arc Tg
Yb - Yaaba
2 2
AB ABd = ( X ) + ( Y )ab
MEMBUAT KERANGKA POLIGON DAN PERHITUNGANNYA
Kalau ada minimal 2 (dua) titik tetap sebagai referensi ( diketahui koordinat dan elevasinya, kring poligon baik tertutup/ terbuka melalui 2 (dua) titik tersebut
Meletakkan alat Theodolith di atas salah satu patok batas poligon, distel kestabilan nivonya dan disentring ( patok persis diatas alat/ dilihat dari lubang sentring )
Mengukur jarak antara patok-patok batas poligon dengan pita ukur.
Memasang patok-patok batas poligon, mengelilingi wilayah yang akan diukur detail
5) Kalau tidak ada dua titik tetap ( dalam praktek
misalnya), dengan alat bantu kompas di atas
Theodolith, kemudian mengatur sudut arah/
AZIMUTH dari titik I ke titik akhir (V) dengan
mengarahkan ke titik V pada sisi bawah (paku)
--> ( α I - V ) dan sudut arah dari titik I ke titik
ke II pada sisi bawah (paku) --> (α I - II ) --->
(β-I) = (α I-II) - ( α I-V)
6) Seterusnya memindahkan alat ke titik II ,
mengatur dan membuat sentring alat terhadap
titik II dan mengatur tetap nivo dalam
kestabilan (ditengah-tengah)
7) Arahkan ke titik I , atur sudut horizontal 0° 0'
00" , kunci piringan bawah, putar se arah jarum
jam ke arah titik III , kunci piringan atas, baca
besar sudut horizontal ….°….' ….."
8) Lakukan hal yang sama seperti no 6 dan 7
pada titik-titik III ; IV dan V (titik akhir)
1) Dari hasil pengukuran sudut poligon seperti diatas, akan didapat data :
α I - V dan α I - II ; d I-II ; d II-III ; d III-IV ; d IV-V dan d I-V
βI ; β II ; β III ; β IV dan β V
2) Misalkan titik I mempunyai koordinat : XI dan YI --> maka koordinat-
koordinat titik lain dapat dihitung dengan mencari dari koordinat titik-titik
sebelumnya
3) Dari data tersebut harus dicek terlebih dahulu sesuai persyaratan yang
ada, yaitu :
a. Syarat Sudut : α ak - α aw = Σ β - n 180° ± fβ
b. Syarat Absis : Xak - Xaw = α ΔX ± fx
c. Syarat Ordinat : Yak - Yaw = Σ ΔY ±fy
d. Poligon tertutup :
n = n + 2 : SUDUT LUAR
n = n - 2 : SUDUT DALAM
X akhir – X awal = 0 = Σ ΔX ± fx
Y akhir – Y awal = 0 = Σ ΔY ± fy
e. Koordinat:
X II = X I + d I-II Sin α I-II
Y II = Y I + d I-II Cos α I-II
f. Hitungan α berikut:
(α II - III) = (α I-II ) - (180° - βII )
(α III - IV) = (α II-III ) + (180°+ βIII ) dst.
RUMUS UMUM PERHITUNGAN POLIGON
Untuk mendapatkan koordinat titik 1, 2, 3 dan 4, maka diadakan
pengukuran sudut ( β1 ; β2 ; β3 ; β4 ) dan pengukuran jarak ( dB1;
d12; d34; d4c).
Rumus koordinat secara umum :
Xn+1 = Xn + dn,(n+1) Sin α n,n+1
Yn+1 = Yn + dn,(n+1) Cos α n,n+1
Xn+1 = Xn + dn,(n+1) Sin α n,n+1
Yn+1 = Yn + dn,(n+1) Cos α n,n+1
Catatan:
Xn+1 = absis yang dicari
Yn+1 = ordinat yang dicari
Xn = absis yang diketahui
Yn = ordinat yang diketahui
d n, n+1 = jarak antara titik yg
diketahui dan titik yg dicari
α n, n+1 = azimuth antara titik yg diketahui
dan titik yg dicari
SPESIFIKASI PENGUKURAN & HITUNGAN SUDUT :
SUDUT HORIZONTAL (DATAR) DIUKUR SEBANYAK 2 SERI GANDA
TOLERANSI PERBEDAAN SERI I & II HARUS
=I√(N/n)
i = BACAAN TERKECIL
N = JUMLAH TITIK
n = JUMLAH SERI
TOLERANSI SALAH PENUTUP SUDUT UKURAN
=I√(N)
SPESIFIKASI PENGUKURAN & HITUNGAN JARAK
a. TOLERANSI PERBEDAAN UKURAN PERGI PULANG =(1/2500)
b. TOLERANSI SALAH PENUTUP KOORDINAT ATAU KETELITIAN RELATIFNYA=( 1/2500).
KETELITIAN RELATIF =fx2+fy2
Datau=
1
2500
DIMANA : √ (fx2 + fy 2) = SALAH LINIER
Σ D = JUMLAH JARAK SISI
SYARAT GEOMETRIS HITUNGAN KOORDINAT :
1. SYARAT SUDUT : αak - α aw = Σ β - n. 1800 ± f β
2. SYARAT ABSIS : Xak - X aw = Σ∆ X ± f X
3. SYARAT ORDINAT : Yak - Y aw = Σ ∆Y ± f Y
4. POLIGON TERTUTUP
n = n + 2 SUDUT LUAR
n = n – 2 SUDUT DALAM
Xak - X aw = 0 = Σ∆ X ± f X
Yak - Y aw = 0 = Σ ∆Y ± f Y
Untuk poligon tertutup yang diukur sudut dalamnya, maka :
Syarat sudut : 0 = ∑β - ( n - 2 )x 180⁰ + fβ
Syarat absis : 0 = ∑ ∆X + fx
Syarat ordinat: : 0 = ∑∆Y + fy
Untuk poligon yang diukur sudut luarnya, maka :
Syarat sudut : 0 = ∑β - ( n + 2 )x 180⁰ + fβ
Syarat absis : 0 = ∑ ∆X + fx
Syarat ordinat: : 0 = ∑∆Y + fy
Syarat sudut : 0 = ∑β - ( n + 2 )
METODE KOORDINAT
TANPA IKATAN
TERIKAT HANYA AZIMUTH
TERIKAT HANYA KOORDINAT
TERIKAT AZIMUTH & KOORDINAT
Contoh Perhitungan Poligon A B C D E F G H I
1
2 CONTOH PERHITUNGAN POLIGON
3 JENIS PENGUKURAN :
5 LOKASI :
6 TANGGAL :
7
8 TEMPAT TITIK YG SUDUT SUDUT
9 ALAT DISIPAT / YANG
10 DIBIDIK DIBACA
11
12 E116+ (F116/60)+(G116/3600) =
13 189+(14/60+(4.20/3600) = 189,234514 Utara 0 0 0,00 0,000
15 A 5
16 B 5 0 0,00 5,000
17
18 D 189 14 4,20 189,2345
19 A 87,508
20 B 276 44 33,00 276,7425
21 276,7425 - 189,2345 = 87,50822 A 45 27 21,60 45,456
23 B 89,839
24 C 135 17 42,00 135,295
25
26 B 220 40 40,80 220,678 276+(44/60)+33/3600) = 276.742527 C 90,511
28 D 311 11 20,40 311,189
29
30 C 25 54 18,00 25,905
31 D 91,678
32 A 117 34 58,80 117,583
33
34
35 A
36 359,536
37
38
39 n = 4
40 (n-2)*180 = 360
41 Koreksi = 0,464 = I40- I36= 360 - 359,536=0,464
SUDUT
YANG
DIBACA
E18 + (F18/60)+(G18/3699)189 + (14/60 + (4.2/3600) = 189,2345
276,7425 - 189,2345 = 87,508
A B C D E F G H I J K L M N
1
2 CONTOH PERHITUNGAN KOREKSI ABSIS
3 JENIS PENGUKURAN :
4 LOKASI :
5 TANGGAL :
6
7 TEMPAT TITIK YG SUDUT SUDUT SUDUT AZIMUTH JARAK D SIN a D SIN a8 ALAT DISIPAT / YANG TERKOREKSI TERKOREKSI
9 DIBIDIK DIBACA ( ) ( C ) ( D ) ( X ) ( X )
10
11
12
13 Utara 0 0 0,00 0,000 D Sin α ab = 14 A 5 5,000 = 45xSin 5
o =3,922
15 B 5 0 0,00 5,000
16
17 D 189 14 4,20 189,2345
18 A 87,508 87,624 5,000
19 B 276 44 33,00 276,7425 -(L20/L219xM35) + M20 =
20 45 3,922 2,062 -(45/177 x 7,315) + 3,922 = 2,062
21 A 45 27 21,60 45,456
22 B 89,839 89,955 95,045
23 C 135 17 42,00 135,295
24 47 46,818 44,875
25 B 220 40 40,80 220,678
26 C 90,511 90,627 184,418
27 D 311 11 20,40 311,189
28 45 -3,466 -5,326
29 C 25 54 18,00 25,905
30 D 91,678 91,794 272,624
31 A 117 34 58,80 117,583
32 40 -39,958 -41,611
33
34 A
35 359,536 360 177 7,315 0,0
36 Σ D = ΣΔX =fx Σ Dsinα Koreksi =
SUDUT
YANG
DIBACA
CONTOH PERHITUNGAN ORDINAT
JENIS PENGUKURAN :
LOKASI :
TANGGAL :
TEMPAT TITIK YG SUDUT SUDUT SUDUT AZIMUTH JARAK D SIN a D SIN a D COS a D COS aALAT DISIPAT / YANG TERKOREKSI TERKOREKSI TERKOREKSI
DIBIDIK DIBACA ( ) ( C ) ( D ) ( X ) ( X ) ( Y ) ( Y )
D Cos α ab =
Utara 0 0 0,00 0,000 =45xCos 5o=44,829
A 5 5,000
B 5 0 0,00 5,000
D 189 14 4,20 189,2345 -(L21/L36)XO36 + O21=
A 87,508 87,624 5,000 -(45/177) x7,315 +44,829 = 45,424
B 276 44 33,00 276,7425
45 3,922 2,062 44,829 45,424
A 45 27 21,60 45,456
B 89,839 89,955 95,045
C 135 17 42,00 135,295
47 46,818 44,875 -4,133 -3,512
B 220 40 40,80 220,678
C 90,511 90,627 184,418
D 311 11 20,40 311,189
45 -3,466 -5,326 -44,866 -44,272
C 25 54 18,00 25,905
D 91,678 91,794 272,624
A 117 34 58,80 117,583
40 -39,958 -41,611 1,831 2,360
A
359,536 360 177 7,315 0,0 -2,339 0,0
Σ D = ΣΔY= fy Σ DCosα Koreksi =
SUDUT
YANG
DIBACA
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
1
2 CONTOH PERHITUNGAN KOORDINAT
3 JENIS PENGUKURAN :
4 LOKASI :
5 TANGGAL :
6
7 TEMPAT TITIK YG SUDUT SUDUT SUDUT AZIMUTH JARAK D SIN a D SIN a D COS a D COS a8 ALAT DISIPAT / YANG TERKOREKSI TERKOREKSI TERKOREKSI
9 DIBIDIK DIBACA ( ) ( C ) ( D ) ( X ) ( X ) ( Y ) ( Y ) X Y
10
11
12
13 Utara 0 0 0,00 0,000
14 A 5 5,000
15 B 5 0 0,00 5,000
16
17 D 189 14 4,20 189,2345
18 A 87,508 87,624 5,000 50,000 -70,000
19 B 276 44 33,00 276,7425
20 45 3,922 2,062 44,829 45,424
21 A 45 27 21,60 45,456
22 B 89,839 89,955 95,045 52,062 -24,576 =+Q18+N20 =
23 C 135 17 42,00 135,295 =50+2,062 = 52,062
24 47 46,818 44,875 -4,133 -3,512
25 B 220 40 40,80 220,678
26 C 90,511 90,627 184,418 96,938 -28,088 HARUS SAMA
27 D 311 11 20,40 311,189
28 45 -3,466 -5,326 -44,866 -44,272
29 C 25 54 18,00 25,905
30 D 91,678 91,794 272,624 91,611 -72,360 = Q26+P28 =
31 A 117 34 58,80 117,583 =-28,088-44,272 = -72,36
32 40 -39,958 -41,611 1,831 2,360
33
34 A 50,000 -70,000
35 359,536 360 177 7,315 0,0 -2,339 0,0
36 Toleransi =
37 1 7,68036 '= √ M35^2 +O35^2 = √ (Σ ΔX)2 + (Σ ΔY)2
n = 4 23,0458 177 = Σ D
(n-2)*180 = 360
Koreksi = 0,464
SUDUT KOORDINAT
YANG
DIBACA